MODUL
3
PRINSIP DASAR SISTEM TEKNOLOGI BIM
DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA
BAB 1 - PENDAHULUAN
MATERI POKOK DAN SUB MATERI
POKOK
INDIKATOR KEBERHASILAN
KOMPTENSI DASAR
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini
peserta diharapkan dapat memahami prinsip
dasar sistem teknologi BIM dan
implementasinya di Indonesia yang meliputi
Paradigma Baru dalam Industri Konstruksi,
Definisi BIM dan Manfaat BIM secara umum,
Adopsi BIM dalam Organisasi, dan
Implementasi BIM dalam Proyek terkait.
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat
ini peserta mampu memahami:
• Paradigma Baru dalam Industri Konstruksi
• Definisi BIM dan Manfaat BIM secara
umum
• Adopsi BIM dalam Organisasi
• Implementasi BIM dalam Proyek Terkait
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Paradigma Baru dalam Industri Konstruksi
a. Situasi Perekonomian Indonesia Tahun 2018
b. Konsep dan Best Practice di Industri
Konstruksi
c. Era Baru Industri Konstruksi di Indonesia
d. Evaluasi
2. Definisi BIM dan Manfaat BIM secara umum
a. Definisi BIM
b. Manfaat BIM
c. Perbedaan BIM dan CAD
d. Dimensi BIM
e. Evaluasi
3. Adopsi BIM dalam Organisasi
a. Pentingnya BIM dalam Organisasi
b. Adopsi BIM dalam Organisasi
c. Evaluasi
4. Implementasi BIM dalam Proyek terkait
a. Implementasi BIM di Negara Lain
b. Implementasi BIM di Indonesia
c. Evaluasi
BAB 2 - PARADIGMA BARU DALAM
INDUSTRI KONSTRUKSI
6PARADIGMA BARU DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI
• Pemerintah Indonesia memprediksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia mencapai angka 5,2%-5,6% yang
akan didorong oleh peningkatan domestik melalui
investasi dan konsumsi rumah tangga. Pemerintah
Indonesia menargetkan pertumbuhan investasi sebesar
6,0%-6,6% dan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1%-
5,2% pada tahun 2018.
• Sektor konstruksi sebagai salah satu penyumbang
terbesar terhadap PDB Indonesia dan salah satu industri
terbesar di dunia, ditargetkan akan mengalami
pertumbuhan 6,7%-7,1% yang didukung oleh
pembangunan infrastruktur sebesar 90% dari target
program pemerintah.
• Pembangunan infrastruktur juga diharapkan akan
memberikan pengaruh terhadap penciptaan lapangan
pekerjaan yang nantinya diharapkan dapat mendorong
peningkatan daya beli masyarakat.
SITUASI PEREKONOMIAN
INDONESIA 2018
7PARADIGMA BARU DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI : Konsep
dan Best Pract ice
• Saat ini kompetisi bisnis tidak lagi dianggap sebagai
kompetisi antar perusahaan melainkan sudah dianggap
sebagai kompetisi antar jaringan. Tidak ada satupun
intitusi yang berdiri sendiri mampu bertahan tanpa
membangun relasi dengan para mitra usahanya.
• Munculnya SCM (supply chain management) yang
bermanfaat untuk mencapai linkage dan koordinasi
antar proses dari semua elemen dalam sebuah mata
rantai (supplier/vendors dan customers). Bertujuan
meningkatkan competitive advantage perusahaan yang
berorentasi pada customer value sehingga dapat
menghasilkan tingkat efiesiensi yang tinggi.
• Saat ini SCM telah diadopsi secara luas dalam
berbagai macam industri diseluruh dunia, termasuk
juga di konstruksi. Penerapan SCM dalam industri
sangat tergantung dan membutuhkan penyesuaian
dengan sifat dan karakteristik dari masing-masing
industri
KONSEP DAN BEST PRACTICE SCM
No Item Kontraktor Nasional Kontraktor Multi Nasional
1 Visi Supply Chain Ada. Sedikit jelas tertuang
di strategi dasar Ada. Jelas dan spesifik
2 Proses Pengadaan Dilakukan di Pusat, di
Proyek untuk minor items
Dilakukan di Pusat, di Proyek
untuk minor items
3
Struktur Organisasi
SCM
Di bawah Direktur Legal
dan Logistik
Di bawah Direktur Supply
Chain
4
Strategi Pengadaan
Sangat selektif (Sedikit
Vendors &Strategis)
Memilih hanya ‘Best
Performance Vendors’
5 Informasi Teknologi Integrated, In House Integrated, Build Up
6
SC atau Tim Pengadaan
Berlatar belakang
teknik & MM Integrated, Build Up & SCM
7 Produktifitas per Orang 1,8 milyar/org 3,7 milyar/org
Resume Best Practices Supply Chain Management
di Industri Konstruksi
8
• Peningkatan permintaan di bidang konstruksi
terkait dengan berbagai permasalahan dan
tantangan khususnya di bidang kinerja dan
produktivitas, keuntungan perusahaan,
maupun keberlanjutan lingkungan.
• Munculnya perkembangan teknologi digital
memberikan dampak besar dalam
melakukan percepatan pembangunan
infrastruktur sehingga menjadi lebih efisien
dan produktif, salah satunya dengan Building
Information Modelling (BIM), selain printing
3D, virtual reality, dll.
PARADIGMA BARU DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI
ERA BARU INDUSTRI KONSTRUKSI
9
Konflik dankesalahpaham-an antar pihak terkait
karena alurinformasi kurang
jelas
Pengerjaan ulangdan keterlambatanwaktu pelaksanaanpekerjaan karena
permasalahan barudiketahui setelahproyek berjalan;
Biaya yang membengkak danmutu pekerjaan
kurang akibat re-work dan
keterlambatanwaktu pengerjaan;
Ketidak akuratandalam perhitungan
material danpekerjaan;
Penggunaansoftware
konvensional yang beragam untuk satu
proyek
Pemakaian/konsumsi kertas untukmengeprint danmengevaluasigambar kerja.
Permasalahan pada industri konstruksi tradisional
PARADIGMA BARU DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI
BAB 3 – DEFINISI DAN MANFAAT BIM
11
“BIM is a digital representation of the physical and
functional characteristics of a building. As such, it
serves as a shared knowledge resource for
information about a building, forming a reliable basis
for decisions during its life cycle from inception
onward”1
BIM adalah representasi digital dari karakter fisik dan karakter
fungsional suatu bangunan (atau obyek BIM). Karena itu, di
dalamnya terkandung semua informasi mengenai elemen-
elemen bangunan tersebut yang digunakan sebagai basis
pengambilan keputusan dalam kurun waktu siklus umur
bangunan, sejak konsep hingga demolisi.
DEFINISI DAN MANFAAT BIM
3.1. DEFINISI BIM
1 Sumber: Definisi BuildingSmart.org dalam Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi
(Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018)
12
Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi (Tim BIM PUPR, 2018)
BIM adalah pendekatanbaru, melibatkan proses
perancangan danpembuatan aset bangunanmenggunakan representasi
3D dari atribut fisik danfungsional.
BIM adalah proses membuatdata set digital yang
membentuk model 3D daninformasi yang melekat padamodel tersebut dalam sebuahlingkungan kolaborasi yang
disebut Common Data Environment (CDE).
Prinsip BIM adalah bukan sekedarproses singular atau pembuatan
model 3D dengan bantuan komputersemata, melainkan proses
pembuatan model dan data secarabersamaan dan dikolaborasikanantar para pelaku sejak proses
perencanaan, perancangan, fabrikasi, hingga pembangunan dan
pemeliharaan
KARAKTERISTIK BIM :
DEFINISI DAN MANFAAT BIM
13
• Dalam BIM, para stakeholder (owner, arsitek,
kontraktor, engineer) saling bekerjasama, secara
efisien bertukar informasi (baik data maupun geometri),
berkolaborasi dalam mengefisienkan proses
pembangunan/konstruksi sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan mempercepat proses
konstruksi, menghasilkan pengoperasian bangunan
yang lebih mudah, meminimalisir produksi limbah
sekaligus mengeluarkan biaya yang lebih murah.
• Proses manajemen lebih accesible dan actionable
karena bermuara pada 1 model informasi sehingga
dapat meminimalisir konflik informasi diantara berbagai
pihak.
• Dengan demikian, kunci BIM tidak hanya ditekankan
pada model 3 dimensi akan tetapi bagaimana suatu
informasi dikembangkan, dikelola, dibagi, melalui
kolaborasi yang lebih baik.
Dukungan terhadapproses pengambilan
keputusan proyek
Pemahaman antarstakeholder lebih jelas
Visualisasi solusi desain, bantuan terhadap proses
dan koordinasi desain
Peningkatan keselamatanselama konstruksi dansepanjang siklus hidup
bangunan
Dukungan analisis biayadan siklus hidup proyek
Dukungan transfer data proyek ke perangkat lunak
pengelolaan data
Penekanan biaya denganmeminimalisir jumlah
anggota tim
Minimalisir penggunaankertas karena interaksi
secara digital
Peningkatan kecepatankerja karena otomatisasikoordinasi dalam proyek.
Kualitas lebih tinggi karenaperencanaan dan
pengelolaan informasiyang terkontrol sehingga
proses konstruksi lebihefektif dan efisien
Deteksimitigasi/pengurangan risikodalam proses perencanaan, ketidakpastian, peningkatan
keselamatan, analisa dampakpotensial
Peningkatanproduktivitas karena
koordinasi dan kolaborasiinformasi yang terintegrasi
DEFINISI DAN MANFAAT BIM
3.2. MANFAAT BIMKARAKTERISTIK BIM :
3.3. PERBEDAAN BIM DAN CAD
3.4. DIMENSI BIM
16
3D
3D Building data & Informasi
Existing model Data
Prefabrikasi BIM
Reinforcement &
strukturanalysis
Field layout & civil
data
4D
Project Schedule & Phasing
Just in Time schedule
Installation schedule
Payment Visual
Approval Last
Planner schedule
Critical Point
5D
Conceptual Cost
Planning Quantity
Extraction tocost estimation
Trade Verification
Value Engineering
Prefabrication
6D
Energy analysis
Green Building
Element Green
Buildingcertification Tracking
Green Building Point tracking
7D
Building Life Cycles
BIM As built data
BIM cost Operation&Maintenance
BIM Digital lend lease planning
DIMENSI BIM
17
• 3D BIM merupakan proses menciptakan informasi grafis dan nongrafis serta menyebarkannya melalui
CDE. Informasi akan semakin kaya dan mendetail sampai data proyek diserahkan pada klien setelah
proyek selesai.
• 3D memperlihatkan kondisi eksisting serta memvisualisasikan keluaran proyek konstruksi.
• Contoh software: Autodesk Revit Architecture, Autodesk Revit Structure, Autodesk Revit MEP,
Graphisoft ArchiCAD, Bentley Architecture, Bentley Structural Modeler, Bentley Hevacomp Mechanical
Designer.
DIMENSI BIM: 3D MODELLING
18
• Model 4D dihasilkan dengan kemampuan memvisualisasikan urutan konstruksi, yaitu
mengintegrasikan tahap konstruksi proyek dan urutannya ke dalam model tiga
dimensi. Dapat mengandung berbagai tingkat rincian untuk digunakan dalam berbagai
tahapan konstruksi oleh pemilik, subkontraktor, dan lainnya.
• Contoh software: Autodesk Naviswork, Synchro, Navigator, Vico Control, dll
Keterangan kode warna:
oranye = telah selesai, biru = minggu ini, hijau = minggu depan, kuning =
dijadwalkan lebih dari dua minggu mendatang, ungu = dijadwalkan lebih dari dua
minggu mendatang dan kontraktor yang berbeda
DIMENSI BIM: 4D (T IME/SCHEDULING)
19
• Dengan menambahkan biaya
proyek terhadap model, BIM
dapat mencetak Quantity Take-
Off (QTO) dan biaya estimasi
termasuk menyusun hubungan
antara kuantitas, biaya dan
lokasi.
• Contoh software: Tekla
Structures, Autodesk Quantity
Takeoff
DIMENSI BIM: 5D (ESTIMASI B IAYA)
20
• Menguji model untuk menemukan konflik tata ruang. Dalam kasus apapun,
pemberitahuan otomatis akan terlihat. Selain itu dengan kemampuan analisis energi,
BIM akan memberikan informasi mengenai pemodelan energi yang akurat secara
terinci.
• Contoh software: Autodesk Navisworks, Autodesk Ecotect Analysis, Autodesk Green
Building Studio, Graphisoft EcoDesigner, dll.
DIMENSI BIM: 6D ( S U S TA I N A B I L I T Y, T E R M A S U K C O L L I S I O N
D E T E C T I O N D A N E N E R G Y A N A LY S I S )
21
• Digunakan oleh manajer dalam
operasi dan pemeliharaan fasilitas
sepanjang siklus hidupnya.
Memungkinkan user untuk
mengekstrak dan melacak data
seperti status komponen,
spesifikasi, pemeliharaan / manual
operasi, data garansi dan lainnya
sehingga penggantian lebih
mudah dan lebih cepat.
• Tersedia pula proses untuk
mengelola data supplier
subkontraktor / dan komponen
fasilitas melalui seluruh siklus
hidup fasilitas.
• Contoh software: Bentley Facilities,
Vintocon ArchiFM (For ArchiCAD),
Onuma System, EcoDomus, dll.
DIMENSI BIM: 7D FACIL ITY MANAGEMENT APPLICATION
BAB 4 – ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI
23
ROADMAP IMPLEMENTASI BIM DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN PUPR
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia,
2018).
ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI
24
TINGKAT MATURITY LEVEL ORGANISASI DALAM BIM
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018).
ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI
Level 3 BIM
Kolaborasi penuh, pelaku menggunakan shared object, bersifat OpenBIM
Level 2 BIM
Adanya kolaborasi model/objek namun semua pelaku bekerja dengan sistem dan lingkungan sendiri, dan dipertukarkan dengan protokol dan format yang disetujui seperti IFC, misalnya, atau COBie
Level 1 BIM
Kombinasi antara desain konseptual 3D model dan gambar 2D CAD, dimana setiap disiplin/pelaku memiliki standar sendiri-sendiri
Level 0 BIM
Tidak ada kolaborasi dan menggunakan 2D CAD untuk drafting
25
LANGKAH ADOPSI BIM
DALAM ORGANISASI
KEPEMIM
PINAN
PEREN-
CANAAN
INFOR-
MASI
PROSESSDM DAN KAPABILI-
TAS
KETERLI-BATAN STAKE-
HOLDER
HASIL
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018).
Langkah Adopsi BIM dalam Organisasi
ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI
26
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018).
Peran dan Tanggungjawab Tim BIM
ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI : Kepemimp inan
27ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI : Perencanaan
• Visi BIM
• Tujuan BIM
dimana pada setiap Tujuan dan Sasaran harus ada indikasi bagaimana pencapaian diukur
dalam suatu rentang waktu tertentu.
• Tema penting
diperlukan agar adopsi BIM dalam suatu organisasi menjadi lebih fokus. Contoh fokus
misalnya pembelajaran (learning focus) atau inovasi untuk penciptaan nilai baru
• Manajemen Perubahan/Change Management
membantu organisasi bermigrasi dari kondisi eksisting sekarang ke kondisi di masa datang
dengan sedikit “disrupsi” dan “resistensi”. Manajemen perubahan ditetapkan menurut jangka
waktu tertentu, misal penciptaan iklim perubahan (3-6 bulan), membangun momentum
perubahan (6-12 bulan); implementasi dan keberlanjutan proyek (12-24 bulan).
• Sumber Daya BIM
mencakup daftar software dan hardware yang diperlukan sesuai fungsinya serta sistem
pengelolaan dokumen utnuk mengelola aset-aset BIM.
PERENCANAAN
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018).
28ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI : I n fo rmas i
1. Standar BIM, merupakan definisi dari “apa” dan “bagaimana” mengembangkan model-model BIM pada
setiap tahap proyek untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan. Beberapa Negara memiliki standar
sendiri yang bersumber dari BIM National Standard. Standar BIM ini dapat dibuat berbeda pada setiap
disiplin ilmu.
2. Quality Assurance BIM, berperan sangat penting dalam menjamin keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan kualitas yang diharapkan. Contoh QA untuk BIM diantaranya adalah: Validasi model (cek secara
visual), Validasi Dataset, Validasi Antar-muka (cek dengan bantuan computer) untuk mendeteksi bentrok
(clash detection), Validasi Koordinasi Eksternal (Exchange Validation) untuk kesesuaian dengan BEP.
3. Quality Control BIM, bertujuan untuk memverifikasi semua deliverables yang sesuai dengan standar
proyek, mencakup: Verifikasi metadata; Validasi versi software, format dan jenis file, penamaan file;
Validasi model final; Validasi model terkoordinasi berikut laporan clash detection; Pengecekan semua
model yang diterima; penggunaan Project Data Submission Log.
4. Manajemen informasi BIM, terkait dengan standar pengelolaan informasi BIM pada proyek yang
dikerjakan, contoh adanya BIM Execution Plan (BEP); Dokumen Laporan Kemajuan BIM; Rapat-rapat
koordinasi BIM; Koleksi Library BIM per disiplin; Kontraktual mencakup addendum, RFI, dan change
order.
INFORMASI
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018).
29ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI : Proses
Proses mencakup apa saja deliverable yang harus dikeluarkan dalam setiap tahapan
pelaksanaan BIM pada setiap proyek . Berikut contoh menurut masing-masing disiplin (contoh
Arsitektur)
Sumber: Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultants, BCA Singapore, 2013
30ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI : SDM dan Kapab i l i t as
Pengembangan kapasitas (capacity building) terkait pemetaan kompetensi sumber daya manusia dan
diantaranya melalui pelaksanaan rangkaian training sesuai rencana adopsi dan implementasi BIM.
1. Peta Kompetensi
Peta kompetensi (Competency Map) adalah cetak biru SDM dalam sebuah organisasi yang memperlihatkan
jenis ketrampilan (skill set) yang harus dikembangkan untuk memenuhi target tujuan dan sasaran program
adopsi dan implementasi BIM.
2. Rencana dan Peta Jalan Pelatihan (Training)
Suatu organisasi harus memiliki peta jalan dan program pelatihan berkesinambungan yang meliputi
perencanaan SDM, jenis pelatihan, waktu dan penyedia layanan. Program pelatihan dapat disesuaikan
menurut jenis personil (senior management, principal, arsitek, project manager, engineer, drafter) dan model
pelatihan BIM seperti apa yang dibutuhkan (BIM Awareness, BIM Management, BIM Modelling, BIM
Analysis).
Jenis proses pembelajaran BIM dapat berupa:
− Kursus dan pelatihan formal BIM dengan target keterampilan (skill) yang diinginkan.
− Mentoring dimana staf yang sudah dilatih sebelumnya, membimbing staf yang lain.
− Forum dimana isu-isu teknis dan lessons learned disampaikan dan dibagi diantara rekan.
− Dokumentasi berupa manual dan kumpulan good practices.
CAPACITY
BUILDING
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018).
31ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI : BIM EXECUTION PLAN (BEP)
BIM Execution Plan (BEP) adalah dokumen pegangan yang disetujui oleh pemilik proyek untuk memandu
Tim Proyek mencapai tujuan dan sasaran, termasuk deliverable BIM dalam rentang waktu pelaksanaan
proyek.
Secara khusus dokumen ini menetapkan peran dan tanggung jawab anggota proyek dalam penggunaan BIM
pada setiap tahapan proyek yang berisi hal-hal teknis dan detail terkait deliverable dan prosesnya, yang mana
terkait dengan proses pembuatan, koordinasi, distribusi informasi.
Dokumen BEP umumnya berisi hal-hal berikut:
• Informasi Proyek
• Anggota Pelaksana Proyek
• Tujuan Proyek dan Penggunaan BIM di Setiap Tahapan Proyek
• Deliverable BIM di Setiap Tahapan Proyek
• Pembuat Model (Model Author) dan Pengguna Model (User) untuk Setiap Deliverable BIM
• Elemen-elemen Model, Tingkat Kelengkapan Informasi (Level of Development/LOD) dan atribut untuk
setiap Deliverable BIM
• Proses pembuatan model BIM, pemeliharaan dan kolaborasinya
• Protokol atau prosedur distribusi informasi, format submisi
• Sarana dan prasarana, software yang digunakan
BEP
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018).
32ADOPSI BIM DALAM ORGANISASI : SDM dan Kapab i l i t as
Hasil dari program adopsi BIM harus dapat dimonitor secara reguler melalui Key Performance Indicators (KPI).
Indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Tingkat Proyek
− % proyek yang dilaksanakan menggunakan BIM
− % pihak-pihak luar yang terlibat
− Tahapan proyek yang menggunakan BIM (konsep, skematik, DED, As-Built, dst)
− Jumlah layanan tambahan yang ditawarkan
− Tingkat akurasi dari deliverable BIM (tingkat error) o % waktu tunda (delay) dan penambahan biaya
• Tingkat Organisasi
− Kepemimpinan, perencanaan dan hasil
− Proses dan informasi
− SDM dan kapabilitas
− Keterlibatan stakeholder dan customer
− Cara baru atau metode baru dalam pelaksanaan pekerjaan
• Tingkat Kapabilitas Karyawan
− % karyawan yang ditraining BIM
− % karyawan yang bersertifikat BIM
− Tingkat ketrampilan BIM (BEP planning, authoring, analysis, collaboration, dst)
− % jenis keterampilan BIM yang diaplikasikan dalam proyek
− % karyawan yang detraining sebagai: manajer BIM, coordinator BIM, pemodel BIM
HASIL
(Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia, 2018).
BAB 5 –IMPLEMENTASI BIM
1. Implementasi BIM Di Negara Lain
2. Implementasi BIM Di Indonesia
IMPLEMENTASI BIM DALAM PROYEK TERKAIT: IMPLEMENTASI
B IM
DI NEGARA LAIN Singapura• Sejak 1997 telah
mempromosikan dan
kemudian mewajibkan
penggunaan BIM untuk
berbagai jenis perijinan seperti
persetujuan rencana
pembangunan dan sertifikasi
keselamatan kebakaran
(Khemlani, 2005).
• Pemakaian BIM dalam proyek
konstruksi didukung oleh
adanya berbagai panduan
yang dibuat oleh Building
Construction Authority (BCA)
Singapura.
• Layanan informasi (e-
Information System,
penawaran sistem penyerahan
terintegrasi dalam bentuk e-
Submission dan Integrated
Plan Checking System)
disediakan oleh CORENET.
Amerika Serikat• Diinisiasi melalui Program 3D-
4D BIM tahun 2003 oleh GSA
(US General Service
Administration), penggunaan
BIM berkembang dengan pesat,
mengemban mandat
pengadopsian BIM bagi seluruh
proyek bangunan publik.
• Diperkirakan 72% perusahaan
konstruksi saat ini sudah
menggunakan teknologi BIM
untuk penghematan biaya
proyek.
• Didukung oleh The National BIM
Standard-United States®
(NBIMS-US™) yang
menyediakan consensus-based
standards melalui standar yang
sudah ada, dokumentasi
mengenai pertukaran informasi,
serta best practice
pengembangan lingkungan
terbangun
Inggris• Th 2011, Pemerintah Inggris di
bidang Konstruksi memberikan
madat penggunaan Level 2
BIM pada semua proyek sektor
publik, menghasilkan
kerjasama antara pemerintah
dan industri konstruksi untuk
mengembangkan keterampilan
industri, standar, dan alat bantu
dalam mereduksi biaya
infrastruktur sosial.
• Selanjutnya, Inggris
memproklamirkan diri sebagai
negara BIM th 2016, dimana
proyek sektor publik harus
diserahkan dalam format BIM,
mengikuti spesifikasi PAS 1192
yang dibuat oleh NBS (National
Building Specification).
Skandinavia• Norwegia, Denmark, Finlandia dan
Swedia merupakan negara-negara
awal yang mengadopsi BIM.
• Finlandia mengimplementasikan
BIM (2002), diikuti oleh mandat
bahwa semua software harus lolos
sertifikasi IFC (th 2007).
• Di Norwegia (sejak th 2010),
semua proyek pemerintah untuk
kepentingan publik di bawah
Statsbygg menggunakan format
IFC dan BIM untuk semua siklus
pembangunan. SINTEF sebagai
leading litbang berperan aktif
dalam penelitian BIM.
• Denmark memberikan mandat
adopsi BIM pada unit-unit
organisasi pemerintah.
• Adopsi BIM di Swedia begitu tinggi
walaupun belum ada panduan
khusus dari pemerintah. Publikasi
artikel BIM pada jurnal akademis
kedua tertinggi setelah AS.
35
Adanya roadmap pelaksanaan BIM th 2017-2024 tahun oleh Kementerian PUPR dengan titik berat 5 tahun pada tahap adopsi.
Telah dirilisnya Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi oleh Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia.
Puslitbang PUPR sebagai 'dirigen' dalam penerapan BIM di lingkungan PUPR berperan dalam:
•Melakukan pelatihan bagi ASN PUPR dengan jenis training basic, design engineering, dan konstruksi.
•Melakukan pilot project di Morotai di tahap detailing design.
Dari sudut pelaku jasa usaha konstruksi, pada umumnya implementasi BIM masih dalam tahap awal, yaitu pembuatan model 3D dengan bantuan komputer semata.
Sebagai pelopor penggunaan BIM di Indonesia, PT PP sudah menerapkan BIM dalam pelaksanaan konstruksi sejak tahun 2015.
•Tahun 2018 seluruh divisi sudah mengimplementasikan BIM sehingga aspek teknologi, proses, dan kebijakan yang dijalankan secara kolaboratif dan terintegrasi dalam model digital.
•Metode yang dipakai adalah metode Design and Built
•Pengembangan teknologi BIM untuk berkolaborasi dengan teknologi 3D printing, serta memadukan ERP sebagai platform dasar dengan BIM.
•Contoh proyek Menara BNI Pejompongan, Apartemen Springwood Serpong, Apartemen Pertamina RU V Balikpapan, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo, pengembangan Pelabuhan Sibolga dan Tol Pandaan-Malang.
Pengembangan BIM didukung oleh Institut BIM Indonesia yang merupakan inisiatif dari para penggiat, praktisi dan akademisi di ranah BIM di Indonesia.
Saat ini telah dibentuk beberapa center of excellence BIM di berbagai universitas di Indonesia, misalnya UII dan ITB.
IMPLEMENTASI BIM DI NEGARA
TERIMA KASIH
Sampai jumpa di Modul selanjutnya