-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
1/21
1. DASAR-DASAR TEBANG PILIH INDONESIA
Oleh
Ishak Sumantri
Suhanda
Hadi Daryanto
2. PENGANTAR KEHUTANAN TENTANG SISTEM TEBANG PILIH
INDONESIA
Oleh
Nurwanto
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
2/21
I. PENDAHULUAN
Pengusahaan hutan produksi tropika basah di Indonesia di selenggarakan berdasarkan
asas kelestarian yaitu azas dasar bahwa upaya untuk memperoleh manfaat hutan secara optimal
langsung diikuti dengan pembinaan dan pengembangan potensinya dengan metode yang telahdiuji, sehingga manfaat dapat diperole secara berkesinambungan.
Keadaan hutan tropika basah, baik struktur maupun komponen sisinya bervariasi dari
suatu lokasi ke lokasi lainnya. Sehubungan dengan itu pengusahaan hutannya memerlukan
kombinasi antar aspek ekologi di satu pihak dan aspek ekonomi dilain pihak. Keseimbangan ini
dapat dicapai melalui penerapan silvikultur yang tepat.
ntuk menjaga kelestarian hutan, !irektorat "enderal Kehutanan telah mengeluarkan
surat keputusan #o. $%&kpts&!!&I&'()* pada tanggal '$ +aret '()* tentang Pedoman ebang
Pilih Indonesia -PI, ebang /abis dan Permudaan 0lam -/P0, dan ebang /abis dan
Penanaman -/1. Pertimbangan pokok dari segi ekologi dalam memilih system silvikultur
yang menimbulkan perubahan ekosistem alami yang minimal. !ari segi ekonomi pengusahaan
hutan pertimbangan pokoknya adalah dengan masukan -input yang minimal ke dalam system
tersebut memperoleh hasil atau manfaat ekonomis -output yang maksimal.
!engan mengingat pertimbangan pokok dari kedua aspek ekologi dan ekonomi tersebtu
di atas, ebang Pilih Indonesia -PI di pandang sebagai suatu system silvikultur yang cocok
untuk diterapkan dalam pengsahaan hutan alam produksi tropika basah di Indonesia. ntuk
melaksanakan SK. !irjen Kehutanan #o. $%&kpts&!!&I&'()*, !irektur 2eboisasi dan
2ehabilitasi pada tahun '()3 telah mengeluarkan dua petunjuk pelaksanaan PI yaitu 4
'. Pedoman pelaksanaan tentang ebang Pilih Indonesia, Penerbitan #o. 0. '3 tahun '()3
*. Pedoman Pengawasan ebang Pilih Indonesia, Penerbitan #o.0. '( tahun '()3.
1erdasarkan kedua buku petunjuk pelaksanaan tersebut, setelah mengalami
penyempurnaan tertentu , disusun suatu buku pedoman ebang Pilih Indonesia Penerbitan #o.
0. %5 tahun '(36. Sampai sekarang Pedoman ebang Pilih Indonesia tersebut masih mengalami
penyempurnaan seusai dengan perkembangan teknologi dan pembangunan kehutanan Indonesia.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
3/21
II. P72I+10#80#9P72I+10#80# P7+I:I/0# PI
ujuan pengusahaan hutan di Indonesia adalah memperoleh manfaat ekonomis yang
maksimal untuk kepentingan bersama, tanpa meninggalkan asas kelestarian dan kekekalan
bersama, tanpa meninggalkan asas kelestarian dan kekekalan sumberdaya. ;leh karena itupemilihan isstem silvikultur PI atas dasar pertimbangan9pertimbangan sebagai berikut 4
0. 0sas Kelestarian /utan
Penebangan di dalam areal hutan yang dikelola dengan system PI hanya dilakukan
terhadap pohon9pohon yang berdiameter diatas diameter tertentu. Pada system silvikultur PI
diterapkan rotasi tertentu untuk memberikan kesempatan tumbuh kepada tegakan yang sengaja
ditinggalkan -tegakan tinggal, sehingga terciptanya kondisi tegakan yang sama atau lebih baik
dari pada tegakan sebelumnya. Penebangan ulang sebelum akhir rotasi tidak dibenarkan, kecuali
untuk maksud pemeliharaan tegakan tinggal dengan izin khusus dari !epartemen Kehutanan.
1. Penerapan Sistem Silvikultur
!alam menerapkan system silvikultur PI yang pada dasarnya ditunjuan untuk menjamin
kelestarian manfaat sumber daya hutan, harus diperhatikan hal9hal berikut 4
'. keadaan hutan
Komposisi pohonnya menunjukkan lebih dari . Pengusahaan /utan yang +enguntungkan
Pengusahaan hutan dimaksudkan sebagai usaha kegiatan untuk menyelenggarakan
perencanaan, e?ploitasi, pemasaran, pengolahan, dan pembinaannya, sedangkan usaha9usaha
yang dimaksud ialah untuk mendapatkan hasil dan manfaat yang sebesar9besarnya dari hutan
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
4/21
bagi kepentingan bersama. anpa meninggalkan asas kelestarian dan kekekalan sumbernya.
ntuk menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud, dituntut suatu kemampuan dan keterampilan
tersendiri dari pada pelaksana yang terkait didalamnya.
!. Pengawasan yang 7fektif dan 7fisien
!alam rangka pengawasan /P/ sebagai pelaksana pengusahaan hutan dengan system
PI telah dikeluarkan pedoman Pengawasan Pelaksanaan ebang Pilih Indonesia untuk
mengendalikan berbagai tahapan kegiatan pelaksanaan PI, baik administrasi maupun teknis,
disamping itu merupakan kewajiban pemerintah untuk tetap menyelenggarakan bimbingan,
pengarahan dan pengendalian dari seluruh usaha9usaha, sehingga sasaran yang hendak dicapai
dapat terjamin.
III. !0S029!0S02 710#8 PI:I/ I#!;#7SI0
Sesuai dengan tujuan pemanfaatan utan alam di Indonesia, dengan mengingat factor9
faktor ekologi, ekonomi dan social dewasa ini maka perhatian utama dalam mengelola hutannya
adalah dengan system silvikultur PI. !asar9dasar yang dipakai dalam system PI adalah 4
0. 1atas !iameter ertentu
Pada system PI ini terdapat $ ketentuan tentang batas minimum diameter pohon yang
boleh ditebang seperti tercantum dalam abel ', yang dalam keadaan terpaksa dapat diturunkan
secara berurutan dengan memperhatikan jatah tebangan setiap tahun sesuai dengan siklus
tebangan.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
5/21
abel '. 1atas diameter pohon yang boleh ditebang pada system PI
#o
.
1atas minimum
diameter pohon yang
boleh ditebang -cm
"umlah
pohon initi
yang harusditinggalkan
-btng&ha
!iameter
minimum
pohon inti-cm
Siklus
tebangan
ditetapkan-th
"atah
tebangan
pertahun
'. %6 *% $% $% '&$% ? 36=
masa tegakan
*.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
6/21
>. Penanaman Sulaman -7nrichment Planting atau penanaman pengayaan.
Penenaman pengayaan ditujukan untuk memperbaiki komposisi dan penyebaran
permudaan jenis paohon perdangangan dalam tegakan tinggal. 0real yang perlu diperkaya adalah
bagian areal yang tidak mempunya permudaan, yaitu tempat9tempat yang tidak berisi salah satudari permudaan tingkat tiang, pancang atau semai jenis perdangangan atau rusak permudaannya.
!. Pembebasan Permudaan "enis Kayu Perdagangan dari umbuhan Pengganggu -2efining
Pemeliharaan pohon inti dilaksanakan dengan cara membebaskanpohon inti dan ruang
bumbuhnya dari pohon pengganggu, pembebasan dilakukan terhadap pohon inti diseluruh areal
tebagnan tahunan ke $ dan ke 3 -7t A $ dan 7t A3.
umbuhan pengganggu yang dimatikan ialah yang langsung mengganggu pertumbuhan
pohon inti seperti :iana, Bikus dan tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan akar, batang
maupun tajuk pohon inti.
Pembebasan dapat dilaukan dengan cara pembabadan, penebangan, penerasan atau
peracunan. ntuk mengerjakan pembebasan ini tidak perlu membasmi semua pohon pengganggu
yang ada di dalam areal tersebut, akan tetapi cukup di sekitar pohon yang mengganggu langsung
jenis9jenis kayu perdangangan saja.
7. pencegahan 7rosi Parit -gully erosion
!i tempat bekas jalan traktor da lintasan keabel yang berlereng curam dibuat selokan
buntumendatar, agar air yang mengalir diatas tanah tertamping dengan cepat meresap kedalam
tanah, lebar selokan buntu yang satudengan yang lain maksimum '6 meter.
B. Pengamanan /utan
Seluruh wilaya kerja /P/ terutama areal tebangan perlu diamankan dari gangguan
manusia, hewan, api, hama dan penyakit. ntuk itu perlu disediakan tenaga9tenaga khusus gunamencegah terjadinya kebakaran, gangguan hama dan penyakit serta perlahan dengan liar.
IC. P7:0KS0#00# PI
Pelaksanaan PI dapat dimulai jika 4
a Komposisi tegakan dan permudaan hasil inventarisasi memungkinkan pelaksanaannya.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
7/21
b 2K telah disyahkan oleh kanwil kehutanan setempat atas nama !irektur "enderal
Pengusahaan /utan-SK !"P/ #o. 56'&Kpts&IC97ksp&33 gl. % #ovember '(33.c Pohon9pohon inti telah diberi tanda pada SK !irjen Kehutanan #o. $% harus di cat
kuning melingkar pohon selebar % cm pada ketinggian ',
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
8/21
*. Pembagian 1atang.
Pembagian batang dan alat yang diperlukan diatu sedemikian rupa sehngga menghasilkan
sartimen sortimen nilai setinggi mungkin serta membatasi pemborosan kayu. ntuk memperkecil
kerusakan kerusakan terhadap tanah, permudaan dan pohon pohon yang ditinggalkan terjadi pada
waktu penyaradan pembagian batang sejauh meungkin dilaksanakan ditempat rebahnya.
$. Penyaradan dan Pengumpulan.
Penyaradan dari tempat rebah sampai ketempat pengumpulan dilaksanakan sedemikian
rupa hingga kerusakan terhadap permudaan serta pohon yang lain dan tanah seminimal mungkin.
ntuk tujuan ini perlu diperhatikan penetapan jalan sarad dan tempat pengmpulan yang
tepat, menghindari sejauh mungkin penggunaan high lead yarding.
Pengumpulan kayu dilakukan seefisien mingking, sehingga tidak mengganggu lalu lintas
dan kepentingan umum. +emudahkan pelaksanaan pengukuran volume dan pengujian.
+emudahkan pemuatan dan penghematan tempat. empat pengumpulan kayu sedapat mungkin
dibatasi '9* buah untk setiap petak tebang dengan luas maksimal 6,* ha.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
9/21
b. System sampling& pengambilan petak contoh untuk pohon pohon lainnya.
*. Pembebasan permudaan jenis9jenis kayu perdagangan 4
a. Pembebasan dari persaingan akar, ruang tumbuh -tajuk dan cahaya dari jenis9
jenis pengganggu -ditebang, di teras,. ..
b. "enis liana dipotong pada pangkal batangnya
c. Pohon9pohon bukan pohon inti, tetapi tidak mengganggu dapat dibiarkan hidup
sebagai pelindung tanah dan penghasil kayu tambahan kelak pada rotasi yang
akan dating.$. Penanaman sulaman -jenis9jenis berharga4
a. Pada tanah9tanah terbuka akibat penebangan, Pn, jalan sarad, jalan kabel dll.
!engan bibit dari persemaianb. !ilakukan juga pada bagian @ bagian hutan yang tidak ada permudaan tingkat
semai dan pancang jenis9jenis kayu perdagangan.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
10/21
'. 7nrichment, restoking ialah penanaman sulaman dengan bibit kayu perdagangan yang
cepat tumbuuhyang berasal dari persemaian pada tanah tanah terbuka, bekas Pn dan
pada areal yang kurang permudaannya.
*. 2efining ialah pembebasan permudaan jenis9jenis kayu perdagangan dari tumbuhan
pengganggu sehabis penebangan pada suatu kesatuan operasional.$. >utting cycle -rotasi tebang ialah jangka waktu yang menunjukkan lama waktu antara
penebangan pertama dengan penebangan berikutnya pada suatu areal penebangan
- missal $% tahun.
limbers ialah jenis9jenis liana yang mengganggu pertumbuhan pohon jenis kayu
perdagangan.
(. Pohon inti adalah pohon jenis kayu perdaganan berdiameter *6 @ %6 cm yang
ditinggalkan sehabis tebang pilih yang akan membentuk tegakan ytama di masa yang
akan datang.'6. Persemaian ialah tempat& lahan yang diperuntukan untuk pembibitan.''. Perladangan ialah areal hutan yang dipakai oleh penduduk setempat untuk bercocok
tanam dengan cara merusak kelestarian hutan.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
11/21
PENGANTAR KEHUTANAN
TENTANG SISTEM TEBANG PILIH INDONESIA
Oleh
Nurwanto
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
12/21
I. P7#!0/:0#
!alam Peraturan Pemerintah -PP #o. *' tahun '()6 tentang /ak Pengusahaan /utan
dan /ak Pemungutan /asil /utan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan /ak Pengusahaan
/utan -/P/ adalah hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan yangmeliputi kegiatan9kegiatan penebangan kayu, pemudaan dan pemeliharaan hutan, pengolahan
dan pemasaran hasil hutan sesuai dengan rencana karya pengusahana /utan menurut ketentuan9
ketentuan yang berlaku, serta berdasarkan azas kelestarian hutan dan azas perusahaan. :ebih
lanjut disebutkan pula dalam PP #o. *' tahun'()6 tersebut mengenai berbagai kewajiban
Pemegang /P/, anatara lain mengelola areal perusahaan berdasarkan 2encana Karya
Pengusahaan /utan serta mentaati segala ketentuan di bidang Kehutanan yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
ntuk kepentingan pelaksanaan pengelolaan hutan secara baik. 1enar dan lengkap
Pemerintah telah menerbitkan Surat Kepututsan !irektur "enderal Kehutanan #o.
$%&kpts&!!&I&'()* tentang pedoman ebang Pilih Indonesia, ebang /abis dengan Penanaman,
ebang /abis dengan Permudaan 0lam dan Pedoman9pedoman Pengawasannya, Keputusan
!irektur "enderal Kehutanan #o. $%&Kpts&!!&I&'()* ini lebih lanjut merupakan pedoman dalam
melaksanakan PP #o.*' tahun '()6.
Sebagai suatu system silvikultur, PI dianggap merupakan salah satu cara terbaik untukmengatur penebangan dan permudaan hutan tropika basah di Indonesia berdasar kan atas azas
kelestarian hasil yang meningkat - Progressive Sustained Dield Principe. 1eberapa dasar
pertimbangan diterapkannya system silvikultur PI dalam pengelolaan hutan di Indonesia antara
lain sebagai berikut4
'. System PI dapat menjamin kelestarian produksi dan kelestarian lingkungan hutan
dengan lebih baik.*. Pelaksanaan system PI disesuaikan dengan kondisi hutan alam produksi di luar pulau
"awa dan berbagai kondisi yang ada pada perusahaan, seperti peralatan, tenaga ahli dan
pengalaman yang dimiliki.
$. Pelaksanaan system PI secara baik, benar dan lengkap memberikan kepastian ysaha
bagi perusahaan /P/ pada pasca *6 tahun kegiatan pengusahaan hutan yang
dilakukannya.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
13/21
/al tersebut diatas adalah merupakan harapn dan optimisme dasar disaat9saat awal
kegiatan pengusahaan hutan dilakukan diterapkan bagi pemegang /P/, #amun demikian
kenyataan menunjukkan bahwa sampai dengan akhir Pelita IC, berbagai peraturan yang
merupakan kewajiban Pemegang /P/ dalam mengelola hutannya, belum dilaksanakan dengan
baik, bahkan boleh dikatakan terlalaikan. Sebagai contoh misalnya pelaksanaan P yang
semestinya berimbang antar penebangan dan penanaman cenderung hanya menebang saja yang
diutamankan dan diperhatikan.
Semuanya ini merupakan sesuatu yang sudah bukan menjadi rahasian lagi bagi
masyarakat luas, sehingga dalam 8aris9garis 1esar /aluan #egara -81/# sesuai ketetapan
+ajelis Permusyawaratan 2akyat -+P2 #o. II&+P2&'(3%, masalah hutan dan kehutanan
dirumuskan sebagai berikut 4
'. Sasaran pembangunan ekonomi nasional jangka panjang ialah menciptakan struktur
ekonomi dengan titik berat kekuatan industry yang didukung oleh bidang pertanian yang
kuat dalam arti luas termasuk kehutanan.
*. /utan sebagai sumber kekayaan alam yang penting perlu dikelola dengan sebai9baiknya
agar memeberikan manfaat sebesar9besarnya bagi rakyat dengan tetap menjaga
kelongsongan fungsi dan kemampuannya dalam melestarikan lingkungan hidup, dalam
hubungan ini tetap diperhatikan peranan hutan sebagai sumber pendapatan dan lapangan
kerja bagi penduduk sekitarnya.$. Selanjutnya perlu lebih ditingkatkan produksi hutan terutama untuk memenuhi kebutuhan
industry dan energy melalui peningkatan pengusahaan hutan produksi, penyempurnaan,
penertiban dan pengamanan hutan, penanaman kembali, konservasi sebagian hutan alam
menjadi hutan buatan, penyuluhan serta pengembangan system pemasaran perlu
dilanjutkan dan ditingkatkan.
Sesuai dengan ketentuan dalam PP #o. *' tahun '()6 dan Keputusan Presiden -Kepres
#o. *6 tahun '()% tentang kebijakasanaan di bidang Pemberian /ak Pengusahaan /utan, olehPresiden selaku mendataris +P2 pada tanggal ') !esember '(33 dalam puncak acara Pekan
Penghijauan #asional, diingatkan kembali bahwa Pengusaha Pemegang /P selain menyetor
!"2, tetap bertanggungjawab untuk menanam dan memelihara hutan yang ditebang dan
dikelolanya dan wajib melaksanakan PI dengan benar dan lengkap.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
14/21
Peringatan Presiden tersebut diatas dipertegas oleh +enteri Kehutanan dalam acara
pengarahan PI kepada Para Pemegang Pengusaha /P/ se9Indonesian tanggal *6 !esember
'(33, bahwa dalam Pelita C departemen Kehutanan akan lebih mamacu upaya pelestarian alam,
disamping peningkatan produksi kayu untuk memenuhi kebutuhan industry pengolahan yang
kuat. ntuk ini beberapa langkah kebijakan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut 4
'. Pendisiplinan pemanfaatan hutan baik oleh 1+# maupun oleh para pemegang /P/
*. +ensukseskan pembangunan /utan anaman Industri -/I$. +eningkatkan upaya rehabilitasi lahan kritis dan konservasi tanah
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
15/21
II. SIS7+ SI:CIK:2
I. Pengertian Sistem Silvikultur
Silvikultur berasal dari kata Silvi atau Silva yang artinya hutan dan Kultur yang artinya
membina atau memelihara. Sedangkan yang dimaksud dengan system ialah sekumpulan kegiatan
yang mempunyai kaitan satu dengan yang lain dan bersama9sama beraksi menurut pola tertentu
terhadap input dengan tujuan untuk menghasilkan output.
!engan demikian system Silvikultur atau system pembinaan hutan adalah serangkaian
kegiatan yang secar langsung memproduksi dan mereproduksi tegakan hutan dan bersama9sama
dengan system9sistem yang lainnya di dalam system pengelolaan hutan mempunyai tujuan untuk
menghasilkan satu atau beberapa jenis hasil hutan yang bernilai, maksimal dan lestari. !alam
system pengelolaan hutan yang bertujuan untuck menghasilkan kayu, system silvikultur bekerja
secara langsung didalam produksi dan reproduksi tegakan hutan yang menghasilkan kayu.
*. Kegiatan Produksi dan 2eproduksi egakan /utan
Kegiatan produksi tegakan hutan dimulai setelah anakan9anakan pohon yang masih muda
selesai ditegakkan sepenuhnya dilapangan. Kegiatan ini berakhir apabila tegakan muda itu telah
berkembang dengan sebaik9baiknya melalui kegiatan9kegiatan produksi tersebut, yang terdiri
dari kegiatan9kegiatan tebang pelepasan, pamangkasan, tebang perbaikan, tebang penyelamatan
dan penjarangan, sehingga menjadi tegakan yang cukup tua dan bernilai untuk dipungut hasilnya.
Kegiatan reproduksi tegakan hutan adalah kegiatan menggantikan pohon9pohon tua yang
telah ditebang didalam tegakan hutan, untuk dipungut hasilnya, baik secara alam maupun buatan.
Kegiatan ini dimulai pada saat kegiatan persiapan dimulai dan berakhir sampai sejumlah anakan
pohon telah cukup ditegakkan serta hidupnya telah sesuai dengan lingkungan yang baru. 0dapun
kegiatan ini terdiri dari satu atau beberapa kegiatan antara lain persiapan lapangan, persiapan
bahan tanaman, penanaman dan penyulaman.
!engan demikian kegiatan reproduksi tegakan hutan dimulai sesudah atau baik sebelum
maupun sesudah kegiatan pemungutan hasil hutan dilaksanakan sebelum kegiatan reproduksi dan
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
16/21
pemungutan hasil merupakan dua system yang berbeda akan tetapi saling tergantung antara satu
dengan yang lain. Sehingga keduanya harus dilakukan secara harmonis di dalam rangka system
kegiatan kehutanan. 0pabila kegiatan kehutanan merupakan suatu system, maka pengelolaan
hutan dan pemanfaatan hutan, masing9masing merupakan suatu subsistem. Silvikultur dalam hal
ini merupakan system dari subsistem pengelolaan hutan sedangkan subsistem pemungutan hasil
hutan merupakan subsistem dari subsistem pemanfaatan hutan.
$. Penggolongan Sistem silvikultur
Penanaman suatu system silvikultur pada umumnya berdasarkan atas cara reproduksi,
cara pemungutan hasil serta oleh berbagai hal yang khusus dan mempengaruhi reproduksi
tegakan baru seperti factor9faktor sumber biji atau naungan tajuk. Kadang9kadang nama suatu
#egara yang memulai melaksanakan system tersebut juga dipakai sebgai nama suatu systemsilvikultur.
Pembagian system silvikultur berikut ini digolongkan menurut waktu pelaksanaan
reproduksi terfadap waktu pelaksanaan pemungutan hasil. Kemudian masing9masing golongan
ini akan idgolongkan menurut macam bahan asal tegakan baru, yang seterusnya digolongkan lagi
menurut pelaku reproduksi.
Selengkapnya penggolongan system9sistem silvikulur tersebut adalah sebagai berikut 4
0. 2eproduksi tegakan muda dimulai setelah pemungutan tegakan tua
a 1ahan tegakan muda dari benih
i. egakan muda dibuat oleh manusia -''. System ebang /abis dengan Penanaman.
ii. egakan muda dibuat oleh alam
'. System ebang /abis dengan Pemudaan 0lam*. Sistem Pohon 1enih
b 1ahan tegakan muda dari tunas
i. egakan muda dibuat oleh alam'. System unas inggal
1. 2eproduksi tegakan muda dimulai sebelum pemungutan tegakan tuaa 1ahan tegakan muda dari benih
i. egakan muda dibuat dari alam'. Sistem egakan Pelingudng -shelterweed
*. System ebang Pilih
ii. egakan muda dibuat oleh alam dan manusia'. Sistem ebang Pilih Indonesia
b 1ahan tegakan muda dari tunas dan benih
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
17/21
i. egakan muda dibuat oleh alam
'. System unas unggul dengan iang -Standard
ara ini hanya diperlakukan untuk belukar mudaatau
dimana hanya anak9anak pohon dari jenis9jenis yang tumbuhnya cepat akan
ditanam.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
18/21
ntuk hutan murni yang telah selesai ditebang habis atau dimana cara
pemanfaatan kayunya begitu intensif akan meninggalkan belujar yang ringan dan
dapat disiapkan dengan cara ini pula. >ara tersebut sangat sederhana dan murah.
:apangan bekas tebangan habis yang ditinggalkan dengan vegetasi rumputyang tingginya lebih dari ' meter dapat dipersiapkan dengan penyingkiran
sebagian saja yaitumembersihkannya mengikuti jalur9jalur atau petak petak kecil.
*. Persiapan 1ahan anam
1ahan tanam yang akan ditanam harus dicarikan jenis9jenis yang dapat memberikan
harapan nilai yang paling tinggi pada saat hasilnya harus dipungut. Selain itu jenisjenis itupun
harus mempunyai sifat9sifat yang cocok dengan lingkungan hidupnya di lapangan yaitu cocok
dengan iklim, tanah dan benda benda hidup disekitarnya seperti vegetasi yang telah ada di
lapangan. ntuk lapangan yang terbuka harus dicarikan jenis jenis yang mempunyai sifat
memerlukan sinar yang banyak untuk hidupnya pada waktu masih muda.
1ahan tanam dapat berupa benih atau bibit, keduanya harus memiliki mutu yang cukup
tinggi, agar tujuan ekonomi untuk memperoleh pendapatan bersih yang maksimal dapat tercapai
karena nilai tegakan pohon akan menjadi tinggi dan ongkos pembinaan menjadi rendah
1enih pohon yang bermutu baik adalah benih pohon yang murni dari campuran benih
atau benda benda lainnya, mempunyai daya hidup yang tinggi dan bersifat unggul. 1ibit pohon
yang baik adalah bibit yang sehat, segar, mempunyai system perakaran yang komak tanpa akar
tunggang yang panjang tapi akar rambutnya banyak, mempunyai bentuk tajuk normal dan
kompak dengan banyak cabang. +empunyai perbandingan yang seimbang antara panjang bagian
batang dan tajuk dengan akar dan ukuran serta umurnya optimal.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
19/21
C. K2I72I0 P7#87:;:00# /0# 0:0+ P2;!KSI D0#8 10IK
'. >iri9>iri Pengelolaan /utan Dang 1aik
!alam rangka mengingatkan kembali perusahaan pemegan /P/ mengenai pentingnya
dan berartinya pelaksanaan PI guna menunjang kelestarian hutan dan keberlangsungan
perusahaan, telah diterbitkan Surat Keputusan !irektur "enderal Pengusahaan /utan #o.
'%5%&IC97FP;&'(33, tanggal '6 September '(33, tentang Pelaksanaan PI
!alam Surat Kepututsan tersebut telah disebutkan mengenai ciri9ciri atau kriteria bagi
perusahaan pemegang /P/ yang telah mengelola hutannya secara baik, benar dan lengkap. >iri
@ciri tersebut adalah sebgai berikut 4
'. 0danya rencana induk pengusahaan hutan jangka panjang yang mantap, berisi
selain rencana penebangan, juga rencana penanaman, tata batas, penataan hutan,
pengaturan hasil.
*. Pelaksanaan pengusahaan hutan dilaksanakan sendiri atau merger& terikat saham
dengan industry terpadu, tidak dikontrakkan, neraca perusahaan menunjukkan
asset yang terus meningkat.
$. 0danya pemaneangan dan pengukuhan batas kawasan /P/.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
20/21
'$. +emperhatikan sarana dan kesejahteraan karyawannya dengan baik.
-
7/24/2019 DASAR TEBANG PILIH INDONESIA (Terjadi Perubahan Menjadi Sistem TPTI Thn 93-94
21/21
Perbedaan antar PI dengan PI ialah tidak adanya upaya atau usaha kegiatan dalam
melakukan penanaman pohon pada areal hutan yang diproduksi. Seperti penanaman pohon di
bekas Pn, jalan sarad, bahu jalan.