DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RESIN AKRILIK
(Literature Review)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat
Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi
PUTRI KUSUMA WARDHANI
J011171539
DEPARTEMEN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Desain Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan Resin Akrilik” sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi S1
pendidikan dokter gigi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan skripsi ini. Untuk itu, iringan do’a dan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya penulis sampaikan dengan penuh hormat dan kerendahan hati
kepada:
1. Prof. Dr. Dwia A. Tina Palubuhu, MA Rektor Universitas Hasanuddin atas
kesempatan yang diberikan kepada saya menjadi Mahasiswi pada Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
2. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D., Sp.BM(K) selaku Dekan yang
senantiasa memberi dukungan dan motivasi kepada seluruh mahasiswa FKG
UNHAS dalam menyelesaikan skripsi.
3. Prof. drg. Moh. Dharma Utama, Ph.D., Sp.Pros(K) selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya, memberikan
arahan serta masukan dari awal penyusunan hingga akhir penyusunan skripsi.
Terima kasih atas bimbingannya, semoga Allah SWT menjadikan amal jariyah
dan senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada prof beserta keluarga.
iv
4. drg. Dwi Putri Wulansari, M.Biomed selaku penasehat akademik yang
senantiasa memberikan dukungan, nasehat serta arahan kepada penulis hingga
dapat menjalankan proses perkuliahan dengan baik hingga saat ini.
5. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Dr.dr. Muh Ilyas, Sp.PD,K-P,Sp.P(K)
dan Ibunda drg. Tri Tawan yang selalu melimpahkan kasih sayang, perhatian,
motivasi dan mendukung penulis dalam keadaan apapun serta selalu
mendoakan penulis agar Allah SWT memberikan kesehatan dan kemudahan
dalam menyelesaikan pendidikan.
6. Kedua saudara kandung saya yang tersayang Asri Darma Setiawan, S.Ked
dan Dzulfachri Kurniawan, S.Ked yang selalu memberi motivasi dalam
menghadapi kendala dalam menyelesaikan tugas selama masa pendidikan.
7. Kepada seluruh Dosen yang telah membagikan ilmunya, mendidik,
membimbing penulis dalam perkuliahan.
8. Kepada sahabatku Yunita Indah Sari, Firda Nirhang, Nurul Adinda
Takwin, Ainun Miftahul Fair¸ Rifqiyanti Ismi, Fadhilla Aulia Anisa Bakti,
Putri Syauqiah, Eva Yanti Ake dan Fadilla Ani Saputri terima kasih telah
membantu, mendampingi serta memberikan dukungan kepada penulis dalam
perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman RAHASIA NEGARA terima kasih telah meluangkan waktunya
dalam setiap proses perkuliahan membantu penulis dan telah mengajarkan
pentingnya sebuah team dalam suatu perjalanan.
v
10. Teman-temanku OBTURASI 2017 yang telah menemani penulis selama
menjadi mahasiswa pre-klinik FKG UNHAS hingga proses perkuliahan
menjadi lebih berwarna.
11. Para staff karyawan FKG UNHAS, baik staf administrasi, akademik, dan
perpustakaan yang juga berperan penting dalam kelancaran perkuliahan
penulis.
12. Semua pihak yang saya tidak sebutkan satu persatu. Semoga semua bantuan
yang telah diberikan dapat bernilai Ibadah dan Allah SWT berkenan
memberikan balasan yang lebih dari hanya ucapan terimakasih oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 27 November 2020
Putri Kusuma Wardhani
vi
DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RESIN AKRILIK
Putri Kusuma Wardhani1
1Mahasiswa Fakultas kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang:. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) adalah salah satu jenis gigi
tiruan yang diindikasikan pada pasien yang kehilangan sebagian gigi aslinya,
klasifikasi kehilangan gigi yang sering digunakan adalah klasifikas Kennedy’s yang
terdiri dari 4 tipe lengkungan kehilangan gigi sebagian. Salah satu jenis GTSL yang
sering digunakan adalah GTSL resin akrilik sehingga perlu diketahui cara pembuatan
desainnya. Tujuan: Untuk mengetahui Desain Gigi tiruan sebagian lepasan resin
akrilik. Metode: Menggunakan Literature Review. Pembahasan: Didapatkan 4 jurnal
yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir dan 2 buku yang relevan. Kesimpulan:
Pembuatan Desain yang tepat merupakan hal penting dan penentu keberhasilan atau
kegagalan gigi tiruan. Desain yang tepat akan mencegah terjadinya kerusakan jaringan
mulut. Desain GTSL masing-masing pasien didasarkan pada kondisi gigi yang tersisa
dan kondisi rongga mulutnya. Dalam pembuatan desain GTSL resin akrilik terdapat
empat tahapan. Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik masih banyak digunakan
karena lebih nyaman , estetik lebih baik dan ekonomis.
Kata kunci : Desain gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan sebagian lepasan akrilik
vii
REMOVABLE PARTIAL DENTURE DESIGN ACRYLIC
Putri Kusuma Wardhani1
1Student Of The Faculty Of Dentistry Hasanuddin University
ABSTRACT
Background: Removable Partial Denture (RPD) is one type of denture indicated in
patients who have lost part of their natural teeth, the most frequently used classification
of tooth loss is the kennedy classification which consists of 4 types of partial tooth loss
arches. One type of GTSL that is often used is acrylic resin, so it is necessary to know
how to make the design. Purpose: To determine the design of acrylic resin removable
partial denture. Method: Using a Literature Review. Discussion: Obtained four
journals published in the last 10 years and 2 of relevant books. Conclusion: Making
the correct design is important and determines the success or failure of the denture. The
right design will prevent damage to oral tissue. The design of each patient's RPD was
based on the condition of the remaining teeth and the condition of the oral cavity. In
making acrylic resin RPD design there are four stages. Acrylic resin removable partial
denture is still widely used because it is more comfortable, aesthetically pleasing and
economical.
Keywords: Removable partial denture design, removable partial denture acrylic
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ...........................................................................................3
1.3 Tujuan penulisan ............................................................................................3
1.4 Manfaat penulisan ..........................................................................................3
1.4.1 Manfaat teoritis .................................................................................... 3
1.4.2 Manfaat praktis .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................4
2.1 Gigi tiruan sebagian lepasan ...........................................................................4
2.1.1 Pengertian gigi tiruan sebagian lepasan ............................................... 4
2.1.2 Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan ..................................................... 4
2.1.3 Indikasi dan kontraidikasi gigi tiruan sebagian lepasan ...................... 5
2.1.4 Bahan basis gigi tiruan sebagian lepasan............................................. 5
2.2 Gigi tiruan sebagian lepasan basis resin akrilik .............................................7
2.2.1 Pengertian resin akrilik ........................................................................ 7
ix
2.2.2 Jenis resin akrilik ................................................................................. 7
2.2.3 Kelebihan dan kekurangan .................................................................. 8
2.1.4 Komponen ........................................................................................... 9
2.3 Klasifikasi kehilangan gigi ................................................................................ 13
2.4 Prinsip desain gigi tiruan sebagian lepasan ..................................................14
2.5 Tahapan pembuatan desain...........................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................17
3.1 Jenis penulisan ..............................................................................................17
3.2 Sumber data ..................................................................................................17
3.3 Kriteria literature eview ...............................................................................17
3.4 Alur penulisan literature review ...................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................................19
4.1 Analisis sintesis jurnal ..................................................................................19
4.1 Analisis persamaan jurnal .............................................................................35
4.1 Analisis perbedaan jurnal .............................................................................35
BAB V PENUTUP ................................................................................................36
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................36
5.2 Saran.................... .........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................37
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik ........................................... 7
Gambar 2.2 Cengkeram 3 jari ............................................................................... 10
Gambar 2.3 Cengkeram jackson ........................................................................... 10
Gambar 2.4 Cengkeram half jackson .................................................................... 10
Gambar 2.5 Cengkeram S ..................................................................................... 11
Gambar 2.6 Cengkeram 2 jari ............................................................................... 12
Gambar 2.7 Klasifikasi kennedy ........................................................................... 13
Gambar 3.1 Diagram alur penulisan literature review .......................................... 18
Gambar 4.1 Contoh kasus kehilangan gigi kelas I applegate-keneddy ................. 24
Gambar 4.2 Memilih cengkeram ........................................................................... 24
Gambar 4.3 Desain lengkap kasus kelas I ............................................................. 24
Gambar 4.4 Alternatif ........................................................................................... 24
Gambar 4.5 Contoh kasus kehilangan gigi kelas II applegate-keneddy ................ 25
Gambar 4.6 Memilih cengkeram ........................................................................... 25
Gambar 4.7 Desain lengkap kasus kelas II............................................................ 25
Gambar 4.8 Alternatif ........................................................................................... 25
Gambar 4.9 Contoh kasus kehilangan gigi kelas III applegate-keneddy .............. 26
Gambar 4.10 Memilih cengkeram ......................................................................... 26
Gambar 4.11 Desain lengkap kasus kelas III ........................................................ 26
Gambar 4.12 Alternatif ......................................................................................... 27
Gambar 4.13 Contoh kasus kehilangan gigi kelas IV applegate-keneddy ............ 27
Gambar 4.14 Memilih cengkeram ......................................................................... 27
Gambar 4.15 Desain lengkap kasus kelas IV ........................................................ 28
Gambar 4.16 Alternatif ......................................................................................... 28
Gambar 4.17 Contoh kasus kehilangan gigi kelas V applegate-keneddy ............. 28
Gambar 4.18 Memilih cengkeram ......................................................................... 29
Gambar 4.19 Desain lengkap kasus kelas V ......................................................... 29
Gambar 4.20 Alternatif ......................................................................................... 29
xi
Gambar 4.21 Contoh kasus kehilangan gigi kelas VI applegate-keneddy ............ 30
Gambar 4.22 Memilih cengkeram......................................................................... 30
Gambar 4.23 Desain lengkap kasus kelas VI ........................................................ 30
Gambar 4.24 Alternatif ......................................................................................... 30
Gambar 2.25 Cengkeram tiga jari ......................................................................... 32
Gambar 2.26 Cengkeram dua jari ......................................................................... 32
Gambar 2.27 Cengkeram jackson ......................................................................... 33
Gambar 2.28 Cengkeram half jackson .................................................................. 33
Gambar 2.29 Cengkeram S ................................................................................... 33
Gambar 2.30 Cengkeram panah ............................................................................ 33
Gambar 2.31 Cengkeram adam ............................................................................. 33
Gambar 2.32 Rush anker crib ............................................................................... 34
Gambar 2.33 Cengkeram meacock ....................................................................... 34
Gambar 2.34 Cengkeram panah anchor................................................................ 34
Gambar 2.35 Cengkeram penahan bola ................................................................ 34
Gambar 2.36 Cengkeram C ................................................................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Seiring bertambahnya usia,
semakin besar pula kerentanan seseorang untuk kehilangan gigi.1
Kehilangan gigi merupakan suatu keadaan lepasnya satu atau lebih gigi dari
soketnya.2 Gigi hilang sebagian adalah hilangnya satu gigi atau lebih tetapi tidak
semua gigi alami hilang pada lengkungan gigi (dental arch), umumnya akibat
karies, masalah periodontal, jejas trauma, impaksi, supernumerary teeth,
neoplasma dan lesi kistik.3 Karies sebagai penyebab utama hilangnya gigi.4
Survei Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 2018 melaporkan bahwa Kehilangan gigi Penduduk Indonesia sebesar
7,9%, Sulawesi selatan (Sulsel) mencapai urutan tertinggi kedua setelah Sulawesi
Tenggara yaitu 14,7% dan terbanyak pada usia 45-55 tahun (8,8%). Angka
pencabutan gigi di Sulsel 14,7% melampaui angka Nasional (7,9%), paling banyak
pada rentan Usia 45-54 tahun (18,8%), sedangkan proporsi pemasangan gigi tiruan
di Indonesia sebanyak 1,4%, Sulsel dan Jambi menempati urutan tertinggi keempat
sebesar 2,1% dan melampaui angka Nasional yaitu 2,1%, pemasangan gigi tiruan
di Indonesia terbanyak pada rentan usia 55-64 tahun sebanyak 3,8%.5
Peningkatan angka harapan hidup dan diikuti peningkatan proporsi populasi
usia lanjut akan berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan perawatan
prosthodontic. Pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan, masih digunakan secara
luas untuk restorasi prostetik sebab umumnya terkait dengan biaya rendah
dibanding dengan manfaat dan kegunaanya.6
Rocha E. dkk menemukan bahwa peningkatan usia berpengaruh pada kesehatan
gigi dan kehilangan gigi diakui akan berpengaruh pada kualitas hidup.7 Akses
2
pelayanan kesehatan gigi berpengaruh signifikan terhadap perbaikan status
kesehatan gigi masyarakat yang akan berdampak pada perbaikan kualitas hidup
secara nasional.8
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) merupakan salah satu jenis gigi tiruan
yang diindikasikan pada pasien yang kehilangan sebagian gigi aslinya. Gigi tiruan
ini dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh peng-gunanya ke mulut, dengan tujuan
untuk menggantikan gigi dan fungsi yang hilang serta mempertahankan struktur
jaringan yang masih tinggal. Memulihkan dan mempertahankan struktur jaringan
merupakan tujuan utama dalam perawatan prostodontik untuk pasien yang
kehilangan sebagian giginya.9
Manfaat utama pemakaian GTSL adalah memperbaiki fungsi pengunyahan,
estetis, pengucapan, menjaga kesehatan jaringan, memperbaiki oklusi, serta
mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat.1 Penelitian
Mangundap GCM dkk, pada masyarakat Desa Pina-sungkulan Kecamatan
Modoinding menyimpulkan bahwa penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan efektif
terhadap fungsi pengunyahan.10
Desain dari GTSL tergantung pada pola kehilangan gigi. Klasifikasi pola
kehilangan gigi yang sering digunakan adalah klasifikasi Kennedy’s dan secara
klinik diterima oleh Dental Community, diantara berbagai metode klasifikasi
seperti Applegate, Avant, Neurohar, Eichner, ACP (American College of
Prosthodontics).11 Selain itu Klasifikasi Kennedy’s yang terdiri dari 4 tipe
partially edentulous arches, yang dikenal sebagai klas I, II, III dan IV diterima
secara luas karena sederhana, mudah diaplikasikan pada seluruh kondisi kehilangan
gigi sebagian, dan visualisasi cepat.12
Memilih beberapa jenis perawatan untuk menangani gigi yang hilang
dipengaruhi oleh faktor dokter gigi dan pilihan pasien. Penggantian gigi hilang
salah satu dari beberapa kebutuhan penting bagi pasien yang datang di klinik untuk
mengembalikan estetika dan atau fungsi pengunyahan. Ada beberapa jenis
perawatan yang tersedia untuk mengganti gigi yang hilang; gigi tiruan sebagian
3
lepasan, gigi tiruan sebagian cekat atau implan. Setiap jenis dapat menjadi pilihan
perawatan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. GTSL menjadi
popular dalam beberapa dekade terakhir dengan diperkenalkannya acrylic
polymers dan chrome cobalt alloy dalam Kedokteran Gigi. Beberapa pasien
memilih gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik disebabkan dari faktor biaya
sampai psikologis.13 Oleh karena itu kajian literature ini akan membahas gigi
tiruan sebagian lepasan resin akrilik
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
kajian literature review ini
1. Bagaimana desain gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari kajian literature review ini
1. Mengetahui desain gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah wawasan dalam perkembangan Ilmu kedokteran gigi modern.
2. Memperluas pemahaman teoritis dalam bidang ilmu prostodonsia
1.4.2 Manfaat Psikis
1. Sebagai dasar pemahaman dalam mengembangkan penelitian bidang
prostodonsia
2. Dapat berkontribusi dalam praktik klinis pada bidang prostodonsia
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi tiruan sebagian lepasan
2.1.1 Pengertian
Gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebuah protesa yang menggantikan
satu atau beberapa gigi yang hilang, pada rahang atas maupun rahang bawah
dan dapat dibuka pasang oleh pasien tanpa pengawasan dokter gigi. Gigi tiruan
sebagian lepasan merupakan alternatif perawatan prostodontik yang tersedia
dengan biaya yang lebih terjangkau untuk sebagian besar pasien dengan
kehilangan gigi.1
Menurut Glossary of Prosthodontic gigi tiruan sebagian lepasan adalah gigi
tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi asli, tetap tidak seluruh
gigi asli dan/atau struktur pendukungnya, didukung oleh gigi serta mukosa,
yang dapat dilepas dari mulut dan dipasangkan kembali oleh pasien sendiri.15
2.1.2 Fungsi
a. Memperbaiki fungsi estetik
Alasan utama pasien mencari perawatan prostodontik karena masalah
estetik, baik yang disebabkan hilangnya gigi geligi, perubahan bentuk
wajah, susunan, warna maupun berjejalnya gigi geligi.16
b. Memperbaiki fungsi pengucapan/bicara
Sistem bicara dapat dibagi dua bagian yaitu pertama, bagian yang bersifat
statis, yaitu gigi, palatum, tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis,
yaitu lidah, bibir, tali suara dan mandibula. Sistem bicara yang tidak
lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara penderita seperti
pasien yang kehilangan gigi depan atas dan bawah. Kesulitan bicara dapat
timbul meskipun hanya bersifat sementara. Gigi tiruan dapat meningkatkan
dan memulihkan kemampuan bicara, artinya pasien mampu kembali
mengucapkan kata-kata dengan jelas.16
5
c. Memperbaiki dan peningkatan fungsi pengunyahan
Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya
mengalami perubahan. Kehilangan beberapa gigi di kedua rahang pada sisi
sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin oleh gigi
geligi asli pada sisi lainnya, sehingga tekanan kunyah akan dipikul oleh
satu sisi atau sebagian saja. Setelah pasien memakai protesa, terjadi
perbaikan karena tekanan kunyah dapat disalurkan lebih merata ke seluruh
bagian jaringan pendukung.16
d. Mempertahankan jaringan mulut
Pada pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat membantu menjaga gigi
geligi yang masih ada agar tidak hilang dan mencegah terjadinya resopsi
tulang alveolar16
2.1.3 Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi GTSL:17
1. Kehilangan satu atau beberapa gigi
2. Trauma dan resorpsi ridge alveolar
3. Estetik yang lebih baik
4. Ekonomis
5. Oral hygiene yang baik
b. Kontraindikasi GTSL:17
1. Pasien dengan retarded mental
2. Pasien dengan oral hygiene yang buruk
2.1.4 Bahan Basis Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan basis gigi tiruan sebagian lepasan
terdiri atas dua yaitu logam dan non logam.
a. Logam
Bahan logam telah digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan sebagian. Ada
beberapa jenis bahan logam yang dapat digunakan, diantaranya: stainless
steel, nikel-kromium, titanium dan cobalt chromium alloy. Diantara bahan-
6
bahan tersebut, bahan yang paling sering digunakan adalah cobalt
chromium alloy karena sifat mekanisnya yang baik. Bahan logam
mempunyai kekurangan yaitu estetik kurang baik karena warna basis yang
tidak sewarna dengan jaringan sekitarnya, pembuatan dan relining yang
lebih sulit, relatif lebih mahal, mudah mengalami korosi, dan tidak dapat
dilakukan rebase.18,19
b. Non logam
Bahan non logam untuk basis gigi tiruan sebagian lepasan yang sering
digunakan adalah resin akrilik. Lebih dari 95% plat gigi tiruan dibuat dari
bahan resin akrilik. Resin akrilik head cured memenuhi persyaratan sebagai
bahan plat gigi tiruan karena tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi
jaringan, sifat fisik dan estetik baik, harga relatif murah, mudah direparasi,
mudah dibersihkan, mudah cara manipulasi dan pembuatannya.20 Bahan
dasar dari gigi tiuan yang sering digunakan adalah polimetil metakrilat jenis
resin akrilik head cured.21
c. Fleksibel
Fleksibel merupakan gigi tiruan dengan basis yang biokompatibel, yaitu
nilon termoplastis memiliki sifat fisik bebas monomer sehingga tidak
menimbulkan reaksi alergi, serta tanpa adanya unsur logam yang dapat
mempengaruhi estetika. Gigi tiruan ini memiliki derajat fleksibilitas dan
stabilitas yang sangat baik, dan dapat dibuat lebih tipis dengan ketebalan
tertentu yang telah direkomendasikan sehingga sangat fleksibel, ringan dan
tidak mudah patah.36
Nilon termoplastis merupakan bahan yang lentur dan fleksibel, sehingga
sangat ideal sebagai basis GTSL. Fleksibilitas bahan sangat
menguntungkan jaringan pendukung, karena akumulasi beban tidak akan
terjadi, artinya adalah basis nilon berperan sebagai stress breaker dan tissue
conditioner. Fungsi stress breaker, tissue conditioner dan functional
7
stimulation berkontribusi terhadap preservasi ridge, yaitu integritas dan
kelestarian ridge beserta jaringan sekitarnya tetap terjaga.36
2.2 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Resin Akrilik
2.2.1 Pengertian Resin Akirlik
Resin akrilik dikembangkan pada tahun 1930-an dan pertama kali
digunakan dalam kedokteran gigi pada tahun 1940-an.22 Resin akrilik adalah
resin sintetik yang merupakan derivat asam akrilat dan dapat digunakan dalam
pembuatan basis gigi tiruan. Resin akrilik terdiri dari monomer (metil
metakrilat) dan polimer (polimetil metakrilik). Resin akrilik akan terjadi
polimerisasi yaitu reaksi eksotermik yang disebabkan oleh panas, cahaya, atau
aktivator kimia dimana molekul monomer tunggal dihubungkan untuk
membentuk rantai polimer molekul panjang. Contohnya saat monomer dan
polimer dicampur hingga homogen dan diaplikasikan dalam cetakan gigi tiruan
lalu dilanjutkan dengan curing, monomer akan berubah menjadi polimer
(padat) dan akan tetap bertahan maka dapat disebut terjadinya polimerisasi.
Resin ini adalah resin transparan dengan kejernihan luar biasa, warna serta sifat
optic tetap stabil dibawah kondisi mulut yang normal dan secara klinis cukup
stabil terhadap panas.23,24
Gambar 2.1 Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik
Wahjuni S, Mandanie SA. Fabrication Of Combined Prosthesis With Castable Extracoronal Attachments (Laboratory Procedure).
Journal of Vocational Health Studies.
2.2.2 Jenis Resin Akrilik
Menurut ADA (American Dental Association) terdapat dua jenis resin akrilik
yaitu head cured acrylic resin, dan self cured acrylic resin.24
8
1. Head cured
Resin akrilik heat-cured yaitu suatu resin akrilik yang polimerisasinya
dengan bantuan panas dan reaksinya bersifat eksotermis. Pada proses
curing, suhu air meningkat dari suhu kamar hingga 100oc dalam waktu
60menit. Jenis ini sering digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan karena
tidak bersifat toksik, mudah didapat, harga relative murah, teknik aplikasi
yang relatif sederhana, sifat fisik dan estetik baik serta sudah sangat
dikenal.25
2. Self cured
Self-Cured Autopolymerizing adalah resin akrilik yang teraktivasi secara
kimia tidak memerlukan penggunaan energy termal dan dapat dilakukan
pada suhu kamar. Aktivasi kimia dapat dicapai melalui penambahan
amintersier terhadap monomer. Bila komponen powder dan liquid diaduk,
amintersier akan menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida sehingga
dihasilkan radikal bebas dan polimerisasi dimulai.26
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan1,27
1. Estetik baik
2. Warna basis menyerupai gingiva
3. Lebih ringan
4. Nyaman digunakan
5. Harga relatife murah
6. Reparasi mudah
b. Kekurangan1
1. Mudah fraktur
2. Dapat menyebabkan alergi
3. Menyerap cairan
9
4. Mempunyai sifat porus yang merupakan tempat ideal untuk
pengendapan sisa makanan sehingga mikroorganisme dapat tumbuh
dan berkembang biak.
5. Perubahan warna pada resin akrilik dapat terjadi karena kebiasaan
mengkonsumsi minuman yang mengandung zat warna.
2.2.4 Komponen
a. Basis gigi tiruan
Basis gigi tiruan merupakan salah satu komponen dari gigi tiruan
sebagian lepasan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum, labial,
bukal dan lingual. Plat dasar gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan
yang berkontak dengan mukosa mulut, tepat menempel dan mendukung
anasir gigi tiruan, menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung
yang memberi retensi dan stabilisasi pada plat gigi tiruan.28,29
Fungsi basis gigi tiruan adalah menggantikan tulang alveolar yang
sudah hilang, memperbaiki estetis wajah, menyalurkan tekanan oklusal ke
jaringan pendukung gigi, mempertahankan tulang alveolar dan tempat
untuk melekatkan komponen gigi tiruan lainnya seperti anasir gigi tiruan,
sandaran oklusal, dan lengan retentif.28
Persyaratan basis gigi tiruan yang ideal adalah adaptasi jaringan yang
akurat dengan perubahan volume yang minimal, memiliki konduktivitas
termal yang baik, dapat dibersihkan, mudah dibuat dan diperbaiki, hemat
biaya, kemampuan untuk mencapai hasil akhir yang baik, tidak berasa, tidak
berbau, tidak beracun dan tidak mengiritas rongga mulut28
b. Gigi artifisial
Gigi artifisial merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang
berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang dan disusun menjadi suatu
rangkaian pada suatu protesa.16 Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pemilihan gigi artifisial, yaitu ukuran, bentuk, dan
warna. Pada pemilihan warna harus menggunakan shade guide untuk
10
menyesuaikan dengan kondisi pasien. Penggunaan shade guide diterangi
dengan cahaya alamiah (matahari) akan memberikan efek yang lebih baik
dan natural dibandingkan dengan apabila menggunakan cahaya lampu.
Selain itu warna, bentuk dan ukuran gigi harus disesuaikan dengan keadaan
yang ada dalam mulut pasien.30
c. Cengkeram
Cengkeram merupakan komponen GTSL yang berfungsi sebagai retensi.
Adapun jenis cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian
yaitu:16
1. Cengkeram paradental
Cengkeram yang berfungsi sebagai retensi dan stabilisasi protesa, juga
sebagai alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan
ke gigi penyangga. Cengkeram paradental umumnya digunakan untuk
kasus bounded edentulous, digunakan jika hanya 1 atau 2 gigi yang
hilang yang mana area edentulous tidak lebih besar dibandingkan area
gigi asli. Untuk bounded edentulous yang panjang biasa digunakan juga
dukungan mukosa. Macam-macam cengkeram paradental:
a. Cengkeram 3 jari terdiri dari: Lengan bukal dan lingual, body, bahu,
oklusal rest, bagian retensi dalam akrilik
Gambar 2.2 cengkeram 3 jari
Gunadi HA, Margo A, Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid 1. Jakarta
: Hipokrates; 1991.
b. Cengkeram Jackson, disain cengkeram ini mulai dari palatal/
lingual, terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke bukal melalui
di bawah lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik kontak,
turun ke lingual masuk retensi akrilik. Indikasi: gigi molar dan
premolar yang mempunyai kontak yang baik di bagian mesial dan
11
distalnya. Bila gigi penjangkaran terlalu cembung, seringkali
cengkeram ini sulit masuk pada waktu pemasangan gigi tiruan.
Gambar 2.3 Cengkeram jackson Gunadi HA, Margo A, Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid 1. Jakarta
: Hipokrates; 1991.
c. Cengkeram half jackson paradental, desainnya mulai dari bukal
terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual dan terus ke
retensi akrilik. Indikasi: gigi molar dan premolar gigi terlalu
cembung sehingga cengkeram jackson sulit melaluinya, ada titik
kontak yang baik di antara 2 gigi.
Gambar 2.4 Cengkeram Half Jackson
Gunadi HA, Margo A, Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid 1. Jakarta
: Hipokrates; 1991.
d. Cengkeram S, desain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke
oklusal/ insisal di atas titik kontak, turun kelingual melalui atas
cingulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam akrilik.
Indikasi: untuk kaninus rahang atas perlu diperhatikan agar letak
cengkeram tidak mengganggu oklusi.
Gambar 2.5 Cengkeram S
Gunadi HA, Margo A, Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid 1. Jakarta
: Hipokrates; 1991.
12
e. Cengkeram roach
Desainnya mulai dari oklusal di daerah titik kontak aproksimal,
turun ke bukal dan lingual terus ke aproksimal di daerah diastema,
masuk dalam akrilik. Indikasi: gigi molar dan premolar yang
mempunyai kontak yang baik
2. Cengkeram gingival
Cengekeram gingival yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk
retensi dan stabilisasi protesa. Cengkeram ini memakai dukungan
mukosa (mukosa borne support). Cengkeram gingival umumnya
digunakan pada kasus free end saddle dan digunakan jika memerlukan
beban kunyah besar. Macam-macam cengkeram gingival:
a. Cengkeram 2 jari, desainnya sama dengan cengkeram 3 jari, hanya
tidak mempunyai rest. Indikasi: gigi molar dan premolar.
Gambar 2.6 cengkeram 2 jari
Gunadi HA, Margo A, Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid 1. Jakarta
: Hipokrates; 1991.
b. Cengkeram ½ jackson
Hampir sama dengan cengkeram ½ Jackson paradental bedanya
cengkeram ini melalui bagian proksimal dekat diastem dan di bagian
lingual lurus ke bawah, tetap di tepi lingual. Indikasi: gigi molar,
premolar, kaninus.
c. Cengkeram vestibular finger
Cengkeram ini berjalan mulai dari sayap protesa ke arah undercut di
vestibulum bagian labial, ujungnya ditutupi akrilik. Indikasi: gigi
sisa hanya gigi anterior yang tidak dapat dilingkari cengkeram, dan
bagian vestibulum bagian labial harus mempunyai undercut yang
cukup. Fungsi: untuk tambahan retensi, tetapi kurang efektif
13
2.3 Klasifikasi Kehilangan gigi
Klasifikasi Kennedy pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Edward Kennedy pada
tahun 1923. Klasifikasi Kennedy merupakan metode klasifikasi yang paling umum
digunakan saat ini karena sederhana, mudah diaplikasikan pada seluruh kondisi
kehilangan sebagian gigi, dapat segera menentukan tipe kehilangan sebagian gigi,
dan dapat menentukan tipe dukungan GTSL (dukungan gigi atau dukungan gigi
dan mukosa). Kennedy membagi kehilangan gigi sebagian menjadi empat klas
yaitu klas I, klas II, klas III, dan klas IV. Daerah edentulus diluar klasifikasi yang
telah ditentukan, dikategorikan sebagai modifikasi.2
1. Klas I,Area edentulous bilateral pada daerah posterior (bilateralfree-end)
2. Klas II, Area edentulous unilateral pada daerah posterior (unilateral freeend)
3. Klas III,Daerah edentulous berada diantara gigi anterior dan posterior
4. Klas IV,Daerah edentulous berada pada daerah anterior dan melewati midline.
A. B C D
Gambar 2.7. Klasifikasi Kennedy: a.Klas I; b.Klas II; c. Klas III; d.Klas IV14
Sakar O. Removable partial denture. New york: Springer International Publishing. 2016.
Syarat klasifikasi Kennedy:14
1. Klasifikasi dilakukan setelah ekstraksi karena dapat mengubah klasifikasi
2. Apabila molar ketiga dan kedua hilang dan tidak diganti, maka tidak
dimasukkan dalam klasifikasi. Tetapi jika ada molar tiga dan dua digunakan
sebagai penyangga, maka dimasukkan dalam klasifikasi.
3. Area edentulous paling posterior menentukan klasifikasi
4. Area edentulous selain yang menentukan klasifikasi, dimasukkan dalam
modifikasi dan dinamakan berdasarkan jumlah
5. Modifikasi ditentukan berdasarkan jumlah, bukan luasnya
6. Klas IV tidak memiliki modifikasi
14
2.4 Prinsip desain gigi tiruan sebagian lepasan
Dokter gigi bertanggung jawab penuh dalam mendesain GTSL disebabkan
dokter gigi yang memahami kondisi biologis rongga mulut pasien dan faktor lain
yang berhubungan dengan desain GTSL. Hal ini sesuai dengan pernyataan The
Academy of Prosthodontics bahwa perencanaan perawatan, preparasi gigi
penyangga, dan mendesain GTSL merupakan tanggung jawab dokter gigi. Desain
GTSL harus didasarkan pada prinsip desain serta pemeriksaan klinis yang teliti.
Desain GTSL untuk masing-masing pasien juga didasarkan pada kondisi gigi yang
tersisa dan kondisi rongga mulutnya.19
Dalam pembuatan desain GTSL, dokter gigi harus mempertimbangkan
kenyamanan pasien, estetis, dan prognosis dari gigi penyangga. Konsep dan desain
gigi tiruan dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan mekanis dari GTSL.
Beberapa prinsip desain GTSL antara lain:19
1. Statis dinamis, mempertimbangkan distribusi gaya vertikal dan horizontal
diantara gigi-gigi penyangga dengan mukosa untuk mempertahankan
stabilitas fungsional gigi tiruan
2. Biologis yaitu gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam didesain agar
memenuhi konsep biologis yaitu mengurangi efek pemakaian jangka
panjang yang merusak, seperti karies
3. Estetis, pertimbangan estetik pada desain GTSL yaitu dengan membuat
bagian-bagian gigi tiruan sebgaian lepasan tidak terlihat.
4. Kenyamanan, pertimbangan kenyamanan pasien pada desain GTSL adalah
desain gigi tiruan tanpa mengalami pergerakan yang berlebih selama
penggunaan, tidak mengiritasi lidah dan tidak terjadi penumpukan sisa
makanan
2.5 Tahapan pembuatan desain
Tahapan pembuatan desain gigi tiruan merupakan salah satu tahap penting dan
salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah gigi tiruan.
Desain yang baik dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan mulut akibat
15
kesalahan yang tidak seharusnya terjadi dan tidak bisa dipertanggung
jawabkan. Terdapat empat tahap pembuatan desain gigi tiruan sebagian, yaitu:31
1. Tahap I. Menentukan klasifikasi dari masing-masing daerah tak bergigi
Menentukan daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi,
dalam hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan
mempengaruhi rencana pembuatan desain gigi tiruan, baik dalam bentuk
sadel, konektor, maupun dukungannya
2. Tahap II. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel. Terdapat tiga
macam jenis dukungan gigi tiruan, yaitu:
a. Tooth borne : dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga/gigi
yang masih dapat dijadikan sebagai pendukung.
b. Mucosa/tissue borne: dukungan gigi tiruan diperoleh dari mukosa.
c. Mucosa and tooth: dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi dan mukosa.
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh
bila faktor-faktor ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor
tersebut adalah kejadian jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel,
dan keadaan rahang yang akan dipasangi geligi tiruan.
3. Tahap III. Menentukan jenis penahan (retainer)
Menentukan macam retainer / penahan yang digunakan dalam pemakaian
gigi tiruan. Terdapat dua macam jenis retainer yang dapat digunakan sesuai
kebutuhan desain gigi tiruan, yaitu:
Direct retainer merupakan bagian dari cengkeram gigi tiruan sebagian
yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung.
Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram dan presisi yang
berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Prinsip desain
cengkeram yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi, stabilisasi, dukungan,
dan pasifitas.
16
Indirect retainer adalah bagian dari gigi tiruan sebagian yang berfungsi
untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Indirect
retainer diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan
dari garis fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual
bar atau lingual plate bar.
4. Tahap IV. Menentukan jenis konektor
Menentukan macam konektor yang akan digunakan sesuai desain dan
kebutuhan bagi pasien pemakaian gigi tiruan. Untuk GTSL resin akrilik,
konektor yang dipakai biasanya berbentuk plat. Pada GTSL kerangka
logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.
Ada dua jenis konektor yang dapat dipilih sesuai kebutuhan dan desain:
konektor utama dan konektor minor. Konektor utama merupakan bagian
dari gigi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan komponen-
komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau
bagian yang menghubungkan basis dengan retainer. Syarat konektor utama
adalah: Rigid, tidak mengganggu gerak jaringan, tidak menyebabkan
tergeseknya mukosa dan gingiva, tepi konektor utama cukup jauh dari
margin gingiva, tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak
menganggu lidah dan pipi.
Konektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan
konektor utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal. Biasanya
diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah
gigi penyangganya.