Download - Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
1/44
1
BAB I
PENDAHULUAN
Menua didefinisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga meningkatkan
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial.1
Peningkatan perubahan-perubahan anatomis dan fisiologis tubuh tersebut akan
terlihat nyata pada usia lanjut (diatas 60 tahun) sehingga pasien dengan usia lanjut
sering mengalami suatu penyakit multiorgan. Hasil sensus penduduk tahun 2010
di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia
mencapai 18,57 juta jiwa, dimana mengalami peningkatan sekitar 7,93 % dari
tahun 2000.2 WHO memprediksi pada tahun 2025 , populasi penduduk usia lanjut
akan mencapai 1,2 milyar seiring dengan peningkatan usia harapan hidup.3
Meningkatnya penduduk usia lanjut akan mengakibatkan peningkatan pada
kebutuhan penanganan yang holistik terkait masalah kesehatan, psikologis dan
masalah-masalah lain yang dihadapi pada usia lanjut.
Salah satu penyakit yang meningkat prevalensinya seiring dengan umur
terutama umur diatas 60 tahun adalah Diabetes Melitus Tipe II (Non Insulin
Dependent Type II Diabetes). Menurut American Diabetes Association (ADA)
pada tahun 2010, Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya4.
Diabetes dapat menimbulkan komplikasi makroangiopati (pembuluh darah
jantung dan otak), neuropati, dan mikroangiopati seperti diabetik nefropati dandiabetik retinopati. Peningkatan usia pada orang dengan Diabetes Melitus,
dikaitkan dengan meningkatnya komplikasi terkait DM salah satunya Diabetik
Nefropati.4 Diabetik Nefropati dimulai dengan adanya dengan adanya
mikroalbuminuria, dan kemudian berkembang menjadi proteinuria dan
be rla njut dengan penurunan fungsi laju filtrasi glomerulus dan berakhir dengan
keadaan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal kronis merupakan suatu keadaan klinis
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
2/44
2
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversible pada suatu derajat
yang memerlukan terapi ginjal yang tetap berupa dialysis dan transplantasi ginjal.
Dalam pengelolaan pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi Diabetik
Nefropati pada usia lanjut, diperlukan kompetensi berbagai disiplin ilmu dimana
hal tersebut dibutuhkan karena kebutuhan jenis pelayanan kesehatan pada
populasi usia lanjut beragam di samping karakteristik multipatologis yang melekat
pada pasien dengan usia lanjut. Aspek fisik, emosional, psiko-sosial, kognitif,
hubungan interpersonal dan aspek material saling mempengaruhi pada saat
mengelola pasien usia lanjut dengan DM II disertai komplikasi Diabetik
Nefropati. Oleh karena itu lewat hasil Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang
telah dilakukan ini diharapkan praktisi kesehatan khususnya dokter muda mampu
memahami dengan baik permasalahan pasien usia lanjut dengan DM tipe II di
lapangan agar mampu memberikan penanganan yang komprehensif dengan
mengutamakan aspek bio, psiko, sosial khususnya pada pasien dengan usia lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Diabetes
Menurut American Diabetes Association (ADA) pada tahun 2010,
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
3/44
3
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya4
2.2 Diagnosis Diabetes Melitus Tipe II
Pada dasarnya, prinsip diagnosis DM adalah dengan penghitungan kadar
glukosa darah baik puasa, sewaktu, ataupun 2 jam post prandial, penghitungan
kadar HbA1c, dan menemukan adanya keluhan klasik DM.4
Tabel 1. Kriteria diagnosis diabetes melitus4
1 Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
(Glukosa sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terahir)
Atau
2 Gejala klasik DM
+
Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
(puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam)
Atau
3 Kadar glukosa darah 2 jam pada test toleransi glukosa oral (TTGO) > 200 mg/dL
(11,1 mmol/L)
(TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke air)
Atau4 Kadar HbA1c serum > 6,5%
2.3 Definisi Nefropati Diabetik
The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of the
National Kidney Foundation (NKF) mendefinisikan penyakit ginjal kronis sebagai
kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau
tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan5:
- Kelainan patologik
- Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan
pencitraan
atau; LFG < 60 ml/menit/1,73m selama > 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan
ginjal.
PGK yang disebabkan oleh diabetes melitus disebut juga Nefropati
Diabetik (ND). Pada penyakit ini terjadi kerusakan pada filter ginjal atau yang
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
4/44
4
dikenal dengan glomerulus. Oleh karena terjadi kerusakan glomerulus maka
sejumlah protein darah diekskresikan ke dalam urin secara abnormal.. ND dapat
dibedakan menjadi dua kategori utama berdasarkan jumlah albumin yang hilang
pada ginjal, yaitu:4,5
1. Mikroalbuminuria
Albumin dalam urine sebesar 30-300 mg/hari. Mikroalbuminuria juga
dikenal sebagai tahapan nefropati insipien.
2. Proteinuri
Albumin dalam urine lebih dari 300 mg/hari. Keadaan ini dikenal sebagai
makroalbuminuria atau nefropati overt. Progresi umum dari
mikroalbuminuria menjadi nefropati overt menyebabkan banyak yang
menganggap mikroalbuminuria sebagai tanda nefropati tahap awal
Tabel 2. Klasifikasi PGK atas Dasar Derajat Penyakit6
2.4 Penatalaksanaan DM tipe II dan Diabetik Nefropati
Terdapat 4 pilar penatalaksanaan DM tipe II yaitu edukasi, terapi gizi medis,
latihan jasmani, dan intervensi farmakologis.4
1. Edukasi.
Hal ini dilakukan untuk mencapai perubahan prilaku, melalui pemahaman
tentang penyakit DM, makna dan perlunya pemantauan dari pengendalian DM,
penyulit DM, intervensi farmakologis dan non-farmakologis, hipoglikemia,dan
masalah khusus yang dihadapi.
Derajat Penjelasan LFG
1
2
3
4
5
Kerusakan ginjal dengan LFG
normal /
Kerusakan ginjal ringan
Kerusakan ginjal sedang
Kerusakan ginjal berat
Gagal ginjal
90
60 89
30 59
15 29
< 15 atau dialisis
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
5/44
5
2. Terapi Gizi Medis
Perencanaan makan pada penderita DM dengan komplikasi penyakit ginjal
diabetik disesuaikan dengan penatalaksanaan diet pada penderita gagal ginjal
kronis. Perencanaan diet yang diberikan adalah diet tinggi kalori, rendah protein
dan rendah garam. Dalam upaya mengurangi progresivitas nefropati maka
pemberian diet rendah protein sangat penting. Pada penderita PGK konsumsi
protein yang direkomendasikan adalah 0,6-0,8 gr/kgBB/hari (50% protein
dianjurkan yang mempunyai nilai biologi tinggi) dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari.2 Diet tinggi protein pada pasien PGK akan mengakibatkan
penimbunan substansi nitrogen dan ion anoganik lain dan mengakibatkan
gangguan klinis dan metabolik yang disebut uremia. Selain itu, asupan protein
berlebih akan mengakibatkan perubahan hemodinamik ginjal berupa peningkatan
aliran darah dan tekanan intraglomerulus yang akan meningkatkan perburukan
fungsi ginjal.
Pembatasan asupan protein juga berkaitan dengan pembatasan asupan
fosfat, karena protein dan fosfat selalu berasal dari sumber yang sama.
Dibutuhkan pemantauan yang teratur terhadap status nutrisi pasien. Jika terjadi
malnutrisi, jumlah asupan protein dan kalori dapat ditingkatkan dianjurkan 0,9
gr/kgBB.8 Penderita DM sendiri cenderung mengalami keadaan dislipidemia.
Keadaan ini perlu diatasi dengan diet dan obat bila diperlukan. Dislipidemia
diatasi dengan statin dengan target LDL kolesterol < 100mg/dl pada penderita
DM dan < 70 mg/dl bila sudah ada kelainan kardiovaskuler.4
3. Latihan Jasmani.
Dilakukan teratur 3-4 kali seminggu, selama kurang lebih 30 menit.
Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitasterhadap insulin, tapi tetap harus disesuaikan dengan umur dan status kesegaran
jasmani penderita. Contoh latihan jasmani yang dimaksud adalah jalan, sepeda
santai, joging, berenang. Prinsipnya CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval,
Progressive, Endurance).
4. Terapi Farmakologis
Diabetes terkendali adalah pengendalian secara intensif kadar gula darah,
lipid kadar HbAlc sehingga mencapai kadar yang diharapkan. Selain itu
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
6/44
6
pengendalian status gizi dan tekanan darah juga perlu diperhatikan.4 Terapi
farmakologis untuk pengendalian kadar gula darah yang biasanya dapat diberikan
adalah pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): (sulfonilurea dan glinid),
peningkat sensitivitas terhadap insulin (metformin dan tiazolidindion),
penghambat glukoneogenesis (metformin), penghambat absorpsi glukosa dan
penghambat glukosidase alfa, dan DPP-IV inhibitor. Selain terapi farmakologis
oral, dapat juga diberikan terapi injeksi insulin sesuai dengan pertimbangan klinis
dan kadar pengendalian gula darah.
Gambar 1 . Algoritma Pengelolaan DM tipe 2 Menurut PERKENI4
Tabel 3 Target Pengendalian DM4
Indikator keberhasilan Target
Glukosa darah puasa
Glukosa darah 2 jam pp
A1C
Kolesterol total
Kolesterol LDL
Kolesterol HDL
TrigliseridaTekanan Darah
- Proteinuria > 1 g/24 jam
70-130 mg/dL
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
7/44
7
Angiotensin Reseptor Blocker (ARB), dikenal mempunyai efek antiprotein uric
maupun renoproteksi yang baik.
Tabel 4.Penatalaksanaan pasien PGK Diabetik Nefropati GFRnya.7
Derajat GFR
(ml/min/1,73
m2)
Rencana Tatalaksana
1 90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi perburukan fungsi ginjal,
memperkecil resiko kardiovaskular
2 60-89 Menghambat perburukan fungsi ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
8/44
8
DM pada lansia umumnya bersifat asimptomatik, kalaupun ada gejala,
seringkali berupa gejala tidak khas seperti kelemahan, letargi, perubahan tingkah
laku, menurunnya status kognitif atau kemampuan fungsional (antara lain
delirium, demensia, depresi, agitasi, mudah jatuh, dan inkontinensia urin). Inilah
yang menyebabkan diagnosis DM pada lansia seringkali agak terlambat.9
Target terapi DM yang dianjurkan adalah HbA1c
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
9/44
9
Pengurangan lemak tubuh
Perbaikan profil lipid
Karena pada lansia, seringkali dijumpai juga penyakit penyerta seperti
osteoartritis, parkinson, gangguan penglihatan, dan gangguan keseimbangan,
maka olah raga sebaiknya dilakukan di lingkungan yang memang dekat, dan jenis
olah raga yang dilakukan lebih bersifat isotonik daripada isometrik.8
2. Terapi Farmakologis
Salah satu kontraindikasi terhadap pemakaian metformin adalah antara
lain gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >133 mmol/L atau 1,5 mg/dL pada
pria dan >124 mmol/L atau 1,4 mg/dL pada wanita). Namun, karena kreatininserum tidak menggambarkan keadaan fungsi ginjal yang sebenarnya pada usia
sangat lanjut, maka metformin sama sekali tidak dianjurkan pada lansia >80
tahun. Penggunaan metformin pada lansia dibatasi oleh adanya efek samping
gastrointestinal berupa anoreksia, mual, dan perasaan tidak nyaman pada perut
(terjadi pada 30% pasien). Untuk mengurangi kejadian efek samping ini, dapat
diberikan dosis awal 500 mg, kemudian ditingkatkan 500 mg/minggu untuk dapat
mencapai kadar gula darah yang diinginkan.8,9
Sulfoniliurea generasi kedua dengan masa kerja singkat lebih dipilih untuk
lansia dengan DM. Sedangkan klorpropramid dipilih untuk tidak digunakan pada
lansia karena masa kerja yang panjang, efek antidiuretik, dan berhubungan dengan
hipoglikemia berkepanjangan. Di antara sulfonilrea generasi kedua, glipizid
mempunyai risiko hipoglikemia yang paling rendah sehingga merupakan obat
terpilih untuk lansia10
Keputusan untuk memulai pemberian insulin dibuat berdasarkan
pertimbangan akan kemampuan penderita untuk menyuntikkan sendiri insulin,
dan keutuhan fungsi kognitif. Pada lansia yang bergantung pada orang lain untuk
memberikan insulin, maka gunakan insulin masa kerja panjang (long-acting)
dengan dosis sekali sehari. Jika kontrol gula darah atau glukosa postprandial
target tidak tercapai dengan pemberian basal insulin, maka dapat diberikan insulin
kerja singkat (short-acting). Namun, pada pemberian bolus insulin short acting,
saatnya makan merupakan faktor penting, dan sering menimbulkan masalah pada
pasien yang renta yang tidak dapat menyuntikkan insulinnya sendiri. Lansia
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
10/44
10
merupakan kelompok populasi yang rentan terhadap efek samping hipoglikemia.
Oleh sebab itu, diperlukan edukasi bagi lansia dan pengasuhnya tentang
pengenalan gejala hipoglikemia dan penanganannya.11
Lansia merupakan populasi yang rentan terhadap terjadinya komplikasi
kronik DM yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Oleh sebab itu,
tata laksana komprehensif terhadap lansia penderita DM tidak dapat terlepas dari
upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi kronik DM.
a. Kontrol Gula Darah
Dengan kontrol gula darah yang baik, risiko komplikasi makrovaskular
dapat dikurangi. Kontrol gula darah ini tidak perlu terlalu ketat pada lansia
mengingat risiko hipoglikemia pada lansia penderita DM. Target kontrol gula
darah ditentukan oleh status kesehatan serta kemampuan fisik & mental. 12
b. Kontrol Tekanan Darah
Kejadian hipertensi pada lansia penderita DM meningkat, prevalensi 40%
pada usia 45 tahun meningkat menjadi 60% pada usia 75 tahun. Hipertensi
merupakan salah satu faktor yang berperanan dalam terjadinya komplikasi
makrovaskular dan mikrovaskular pada DM12
c. Kontrol Lemak Darah
DM dianggap sebagai faktor risiko yang setara dengan penyakit jantung
koroner, sehingga dislipidemia pada DM harus dikelola secara agresif yaitu harus
mencapai target kadar kolesterol LDL
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
11/44
11
- Penggunaan aspirin. Aspirin sebanyak 75-162 mg dianjurkan untuk digunakan
sebagai pencegahan primer terhadap komplikasi kronik DM, serta dianjurkan
untuk pasien DM berusia >40 tahun dengan riwayat keluarga menderita
komplikasi DM atau mempunyai komponen sindrom metabolic lain.12
- Penggunaan penghambat b-adrenergik. Studi menunjukkan bahwa setelah
infark miokard, pasien yang menyandang kontraindikasi relatif terhadap peng-
hambat b-adrenergik (asma, penyakit paru obstruktif kronik, tekanan darah
rendah dan fraksi ejeksi ventrikel kiri yang rendah) ternyata dapat
mentoleransi dan memperoleh manfaat kardioproteksi dari penggunaan
penghambat b-adrenergik. Berdasarkan studi ini, kecuali adanya
kontraindikasi absolut (bradikardia, blok jantung, hipotensi berat, gagal
jantung yang tidak terkontrol, penyakit paru berat), maka pasien DM dengan
riwayat infark miokard sebaiknya diberi penghambat b-adrenergik.12
2.5 Sindrom Geriatri
Selain manifestasi klinik yang telah disebutkan, pada lansia juga terdapat
aspek khusus berkenaan dengan DM yang dikenal dengan sindrom geriatri. Tata
laksana DM harus memperhatikan semua aspek dalam sindrom geriatri ini.
1. Depresi
Kejadian depresi pada lansia penderita DM adalah 2 kali lipat
dibandingkan dengan lansia pada umumnya, dan prevalensi pada wanita lebih
banyak (28%:18%). Sayangnya, depresi pada lansia ini seringkali tidak terdeteksi.
Depresi tentu meningkatkan biaya pelayanan kesehatan dan memberi pengaruh
buruk pada pengobatan DM karena tata laksana DM yang efektif memerlukan
partisipasi pasien. Sebuah studi memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yangbermakna antara keparahan depresi dan keberhasilan pengobatan. Jadi, tata
laksana DM kurang berhasil pada pasien yang menderita depresi. Mekanisme
hubungan antara DM dan depresi belum jelas, tetapi hiperglikemia dapat
menyebabkan depresi dan sebaliknya, depresi dapat menyebabkan hiperglikemia.
Metaanalisis dari 24 studi memperlihatkan bahwa terdapat hubungan signifikan
antara nilai HbA1C dan gejala depresi. Tata laksana depresi dapat meningkatkan
proporsi pasien dengan kontrol gula darah yang baik. Karena depresi dapat
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
12/44
12
mengganggu tata laksana DM, sebaiknya dilakukan skrining berkala atas depresi
pada lansia penderita DM. Saat ini tersedia berbagai modalitas skrining antara lain
Geriatric Depression Scale, Beck Depression Inventory, atau Zungs Mood Scale.
Pada lansia penderita DM yang mengalami depresi rekuren, perlu ditelaah
kembali obat yang diterimanya, adakah obat yang menyebabkan depresi di antara
obat-obatan tersebut.13
2. Gangguan Fungsi Kognitif
Berbagai studi telah melaporkan hubungan antara DM dan gangguan
fungsi kognitif yang meningkatkan risiko terjadinya demensia. Hubungan
gangguan fungsi kognitif pada lansia penderita DM cukup kuat, dan wanita
mengalami penurunan fungsi kognitif yang lebih bermakna dibandingkan pria.
Studi lain membuktikan bahwa lansia dengan kontrol gula darah yang baik lebih
lambat mengalami gangguan fungsi kognitif. Seperti hal depresi, gangguan fungsi
kognitif dapat menganggu kemampuan pasien berpartisipasi dalam tata laksana
DM, baik dalam hal modifikasi gaya hidup maupun dalam minum obat. Oleh
sebab itu, penting dilakukan skrining atas gangguan fungsi kognitif pada awal
pengobatan dan setiap ada perubahan pada kemampuan lansia di dalam mengurus
diri sendiri.13
3. Keterbatasan Fisik dan Risiko Terjatuh
DM merupakan faktor risiko utama untuk gangguan fungsi tungkai bawah,
gangguan keseimbangan, dan kemampuan gerak. Dibandingkan dengan lansia
laninnya, risiko keterbatasan fisik 2-3 kali lipat pada lansia penderita DM, dan
risiko ini lebih besar pada wanita . Dampak semua ini adalah lebih banyak lansia
wanita penderita DM yang mengalami jatuh dan fraktur. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengkajian berkala terhadap faktor risiko terjatuh pada lansia penderitaDM agar dapat diupayakan pencegahannya.13,14
4. Polifarmasi
Polifarmasi adalah penggunaan 5 atau lebih obat-obatan sekaligus. Pada
penderita DM, polifarmasi mungkin tak dapat dihindari karena selain diperlukan
untuk pengendalian gula darah, obat juga diperlukan untuk mengatasi gangguan
tekanan darah, dispipidemia, dan komplikasi vaskular. Pada kenyataannya, selain
meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat, pada lansia polifarmasi
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
13/44
13
meningkatkan kerentanan terhadap depresi, gangguan fungsi kognitif dan risiko
terjatuh. Salah satu efek samping pada lansia penderita DM yang paling serius
adalah hipoglikemia. Predisposisi untuk keadaan ini antara lain berupa makan
tidak teratur, penurunan berat badan, aktivitas berlebih, gangguan hati, gangguan
ginjal, penggunaan alkohol, dan kebingungan akan regimen pengobatan. Risiko
ini terutama tinggi pada penggunaan sulfonilurea atau insulin sekretogogue, maka
sulfonilurea kerja panjang tidak boleh digunakan pada lansia dengan DM. Pilihan
obat untuk lansia penderita DM tergantung dari fungsi hati, fungsi ginjal, obat lain
yang dipakai, dan kemampuan untuk monitor diri sendiri. Untuk meminimalisasi
risiko polifarmasi, daftar obat-obatan perlu ditinjau secara berkala, yang tidak
terlalu bermanfaat dapat dihentikan pemberiannya.13
5. Inkontinensia Urin
Kejadian inkontinensia urin meningkat pada lansia penderita DM, dan
wanita berisiko 2 kali lebih banyak daripada pria. Faktor yang berperanan dalam
hal ini antara lain poliuria, glikosuria, neurogenic bladder, infeksi saluran kemih,
efek samping pengobatan dan impaksi feces. Inkontinensia urin persisten perlu
dievaluasi dan diatasi karena dapat menurunkan kualitas hidup dan memicu
terjadinya isolasi sosial.13
BAB IIILAPORAN KASUS
3.1 Identitas pasien
Nama : INP
Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Bali
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
14/44
14
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Tamat SD
Status perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Freelancer Konsultan Pajak
Alamat : Jalan Raya Pemogan Gang Antariksa
Tanggal pemeriksaan : 27/6/2013
Tanggal kunjungan : 28/6/2013
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Sering kencing di malam hari.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh anaknya ke Divisi Geriatri RSUP Sanglah
untuk kontrol serta cek up rutin. Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan
yang berarti, pasien hanya mengatakan bahwa ia merasa sedikit terganggu
dengan frekuensi buang air kecil pasien yang meningkat terutama di malam
hari. Pada malam hari saat pasien sedang tertidur, pasien mengatakan bisa
buang air kecil 3 sampai 4 kali. Kencing dikatakan berwarna kuning dengan
volume kurang lebih gelas untuk sekali buang air kecilnya. Tidak ada
darah dan tidak ada rasa nyeri sebelum, saat dan sesudah buang air kecil.
Selain keluhan tersebut, pasien tidak ada mengeluh mengenai masalah
kesehatannya.
Pasien mengatakan masih sering mengkonsumsi daging dan banyakmengkonsumsi buah-buahan. Selain itu pasien juga mengatakan bahwa di
setiap pagi hari, pasien selalu sarapan jaje bali seperti laklak, injin, bubur
sumsum dan sebagainya. Pasien mengatakan susah untuk mengatur nafsu
makannya karena memang dari awal pasien memang sudah memiliki hobi
makan dimana pasien juga mengatakan bahwa pasien mendapatkan suatu
kepuasan dengan makan.
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
15/44
15
Ditanyakan mengenai keluhan yang lain, pasien mengatakan ia tidak
pernah merasakan kesemutan, mati rasa atau keram pada kakinya. Pasien
juga menyangkal bila ia sering merasa mengantuk atau tidak bertenaga.
Pasien mengakui bahwa aktivitasnya sat ini sudah berkurang dari
sebelumnya karena pasien merasa mulai cepat lelah, namun hal ini disadari
pasien sebagai bagian dari proses penuaan yang wajar dialami oleh semua
orang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penderita terdiagnosis diabetes melitus sejak 5 bulan yang lalu. Saat
itu dikatakan pasien mengalami keluhan sering kencing dimana frekuensi
kencing lebih dari sepuluh kali per hari, dengan volume kurang lebih
seperempat gelas setiap kali kencing dan sering kencing pada malam hari
sehingga menggangu tidur penderita. Dikatakan pula saat itu pasien sering
merasa haus sehingga terus menerus minum air dan cepat merasa lapar
sehingga pasien sering kali makan. Namun proporsi berat badan pasien
mengalami penurunan >5 kg. Pasien kemudian memeriksakan dirinya ke
puskesmas setempat dimana kemudian pasien diperiksa gula darahnya.
Selain terdiagnosis diabetes melitus, pasien juga terdiagnosis hipertensi.
Riwayat penyakit jantung, riwayat penyakit infeksi terutama infeksi
kulit, gigi serta kaki diasangkal oleh pasien.
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah terdiagnosis diabetes melitus serta hipertensi sekitar 4
bulan lalu dan sudah mendapat obat dari puskesmas. Pasien juga rutin pergike puskesmas setiap seminggu sekali untuk mendapatkan obat dan rutin
memeriksa kadar gula darah setiap sebulan sekali. Pasien mengatakan lupa
nama obat yang diberikan dan dosis obat. Pasien hanya ingat kalau ia hanya
mendapatkan pengobatan untuk hipertensi karena pasien bisa mengatur
kadar gula darah hanya dengan diet dan pola hidup yang baik saja.
Riwayat Penyakit Keluarga
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
16/44
16
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
seperti pasien. Di keluarga pasien dikatakan tidak ada keluarga yang
menderita penyakit kencing manis maupun tekanan darah tinggi. Riwayat
penyakit lain seperti penyakit jantung, riwayat penyakit infeksi terutama
infeksi kulit, gigi serta kaki diasangkal oleh pasien.
Riwayat sosial
Pasien awalnya bekerja sebagai konsultan seorang buruh namun saat
ini sudah tidak bekerja lagi. Pasien tinggal bersama kedua anak bersama
istri serta 3 cucu. Pasien sehari-hari bekerja sebagai freelancer konsultan
pajak dan hanya mengurus pekerjaan rumah tangga dan seringkali aktif
dalam kegiatan lingkungan sekitar rumah.
Pasien mengatakan bahwa sebelum tahu akan penyakitnya, pasien
sangat suka makan dan minum yang mengandung gula. Pasien mengatakan
sangat suka makan. Pasien akan makan sesuai dengan selera dan tidak
tebang pilih dalam hal jenis makanan. Pasien juga mengaku di rumah lebih
suka minum minuman yang bersoda. Namun saat mengetahui pasien
menderita kencing manis, pasien sudah tidak lagi mengkonsumsi makanan
dan minuman yang manis lagi dan sudah mulai mengatur pola makan yang
benar.
3.3 Penapisan
1. ADL Barthel (BAI)
No. Fungsi Skor Keterangan
01 Mengontrol BAB
0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema)
1 Kadang-kadang inkontinen (1 x seminggu)
2 Kontinen teratur
02 Mengontrol BAK
0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol
1 Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24 jam)
2 Kontinen teratur
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
17/44
17
03
Membersihkan diri
(lap muka, sisir
rambut, sikat gigi)
0 Butuh pertolongan orang lain
1 Mandiri
04
Penggunaan toilet
pergi ke dalamdari WC (melepas,
memakai celana,
menyeka,
menyiram)
0 Tergantung pertolongan orang lain
1 Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi dapatmengerjakan sendiri aktivitas yang lain
2 Mandiri
05 Makan
0 Tidak mampu
1 Perlu seseorang menolong memotong makan
2 Mandiri
06Berpindah tempat
dari tidur ke duduk
0 Tidak mampu
1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
07Mobilisasi/berjala
n
0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan satu orang
3 Mandiri
08Berpakaian
(memakai baju)
0 Tergantung orang lain
1 Sebagain dibantu (mis. mengancing baju)
2 Mandiri
09 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan orang lain
2 Mandiri (naik turun)
10 Mandi0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total Skor 20
Skor ADL (BAI)
20 : Mandiri
12 19 : Ketergantungan ringan
9 11 : Ketergantungan sedang
5 8 : Ketergantungan berat
0 4 : Ketergantungan total
Total skor = 20 Mandiri
2. IADL
No AktivitasIndependen (tidak perlu
bantuan orang lain)Nilai = 0
Dependen (perlu
bantuan orang lain)
Nilai = 1
Nilai
1 Telepon Mengoperasikan telepon Tidak bisa0
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
18/44
18
sendiri
Mencari dan menghubungi
nomer
Menghubungi beberapa
nomer yang diketahui
Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
menggunakan
telepon sama sekali
2 Belanja Mengatur semua
kebutuhan belanja sendiri
Perlu bantuan untuk
mengantar belanja
Sama sekali tidak
mampu belanja
0
3Persiapan
makanan
Merencanakan,
menyiapkan, dan
menghidangkan makanan
Menyiapkan
makanan jika sudah
disediakan bahan
makanan Menyiapkan
makanan tetapi tidak
mengatur diet yang
cukup
Perlu disiapkan dan
dilayani
1
4
Perawatan
rumah
Merawat rumah sendiri
atau bantuan kadang-
kadang
Mengerjakan pekerjaanringan sehari-hari
(merapikan tempat tidur,
mencuci piring)
Perlu bantuan untuk
semua perawatan
rumah sehari-hari
Tidak berpartisipasi
dalam perawatan
rumah
0
5 Mencuci baju
Mencuci semua pakaian
sendiri
Mencuci pakaian yang
kecil
Mencuci hanya
beberapa pakaian
Semua pakaian
dicuci oleh orang lain
1
6 Transport
Berpergian sendiri
menggunakan kendaraan
umum atau menyetirsendiri
Mengatur perjalanan
sendiri
Perjalanan menggunakan
transportasi umum jika
ada yang menyertai
Perjalanan terbatas
ke taxi ataukendaraan dengan
bantuan orang lain
Tidak melakukan
perjalanan sama
sekali
1
7 Pengobatan Meminum obat secara
tepat dosis dan waktu
tanpa bantuan
Tidak mampu
menyiapkan obat
sendiri
0
8 Manajemen Mengatur masalah
Tidak mampu0
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
19/44
19
keuangan
finansial ( tagihan, pergi
ke bank)
Mengatur pengeluaran
sehari-hari, tapi perlu
bantuan untuk ke bankuntuk transaksi penting
mengambil
keputusan finansial
atau memegang uang
TOTAL 3
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan
2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3 - 8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
Pada pemeriksaan IADL pada pasien didapatkan total skor adalah 3,
dimana dalam kehidupan sehari-hari pasien : Tidak beraktivitas / dikerjakan
oleh orang lain.
3. Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test)
a. Umur: 73 tahun
b. Waktu/jam sekarang: 12.00 WITA
c. Alamat tempat tinggal: Jl. Raya Pemogan
d. Tahun ini: 2013
e. Saat ini berada di mana : Rumah sakit
f. Mengenali orang lain di RS (dokter, perawat,dll)
g. Tahun kemerdekaan RI
h. Nama presiden RI
i. Tahun kelahiran pasien: 1939
j. Menghitung terbalik (20 s/d 1)
0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar
Skor AMT:
0 3 : Gangguan kognitif berat
4 7 : Gangguan kognitif sedang
8 10 : Normal
Total Skor :
10
Perasaan hati (afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi
oCemas
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
20/44
20
4. MMSE (Mini Mental State Examination)
SKOR
Maks
Skor
Lansia
Jam Mulai :
ORIENTASI
5
5
5
5
Sekarang (hari), (tanggal),(tahun), berapa, (musim) apa?
Sekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)
REGISTRASI
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,,
1 detik untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda
tersebut. Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.
Bila masih salah, ulangi penyebutan ke 3 nama benda
tersebut sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah(bola,kursi,
sepatu)
Jumlah Percobaan : 2
ATENSI DAN KALKULASI
5 3 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100,
kebawah berilah 1 angka untuk jawaban yang benar,
berhenti setelah 5 hitungan (93, 86, 79,72,65)
kemungkinan lain ejalah kata dunia dari akhir ke awal
(a-i-n-u-d)
MENGINGAT
3 3 Tanyalah kenbali nama ke 3 benda yang telah disebutkan
di atas. Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA9 8 Apakah nama benda-benda ini? Peerlihatkan pensil dari
arloji (2 angka)
Ulanglah kalimat berikut : Jika Tidak, dan Atau Tapi. (1
angka)
Laksanakan 3 buah perintah ini : peganglah selembar
kertas dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada
pertengahandan letakkanlah di lantai . (3 angka )
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
21/44
21
Bacalah dan laksanakan perintah berikut PEJAMKAN
MATA ANDA, (1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
Tirulah gambar ini (1 angka)
.:. Total skor: 26 Kognitif: Tidak ada gangguan
5. Penapisan Depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)
No. Keterangan YA TIDAK
01Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan
anda?
0 1
02Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan
dan minat atau kesenangan anda?1 0
03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0
04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
05Apakah anda sangat berharap terhadap masa
depan?0 1
06Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran
bahwa anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?1 0
07 Apakah anda merasa mempunyai semangat yangbaik setiap saat?
0 1
08Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi pada diri anda?1 0
09Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian
besar hidup anda?0 1
10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0
12
Apakah anda lebih senang berada di rumah
daripada pergi ke luar rumah dan melakukan hal-
hal yang baru?
1 0
13Apakah anda sering merasa khawatir terhadap
masa depan anda?1 0
14
Apakah anda merasa memiliki banyak masalah
dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan
orang?
1 0
15Apakah menurut anda hidup anda saat ini
menyenangkan?0 1
16 Apakah anda sering merasa sedih? 1 0
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
22/44
22
17 Apakah saat ini anda merasa tidak berharga? 1 0
18Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu
anda?1 0
19 Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik danmenyenangkan?
0 1
20Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal
yang baru?1 0
21 Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1
22Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak
ada harapan?1 0
23Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan
yang lebih baik dari anda?1 0
24Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal
kecil? 1 0
25 Apakah anda sering merasa ingin menangis ? 1 0
26Apakah anda mempunyai masalah dalam
berkonsentrasi?1 0
27Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi
hari?0 1
28Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti
pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat?1 0
29
Apakah mudah bagi anda untuk membuat
keputusan? 0 1
30 Apakah pikiran anda secerah biasanya? 0 1
TOTAL 0
Skor antara 0-9 : Normal
Skor antara 10-19 : Mild depression
Skor antara 20-30 : Severe depression
Total skor = 0 Normal
6. Penapisan Inkontinensia
Pertanyaan :Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?
0 Tidak pernah
1,0Kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ menggunakan alat
bantu untuk berkemih &BAB
2,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam sebulan
4,0Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan /kadang-
kadang kehilangan kontrol BAB
5,0 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
23/44
23
5,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam seminggu
6,5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan
8,0Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/kehilangan
kontrol berkemih sedikitnya sekali tiap hari
10 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali sehari
10,
5Tidak bisa mengontrol fungsi berkemih sama sekali
11,
5Tidak bisa mengontrol BAB sama sekali
Inkontinensia dikelompokkan menjadi :
0 : Tidak ada inkontinensia
1-2,5 : Inkontinensia ringan
4,0-6,5 : Inkontinensia sedang
8 : Inkontinensia beratTotal skor = 0 Tidak ada inkontinensa
7. Penapisan Nutrisi Mini (Mini Nutritional Assessment)
No. Penilaian Nilai
1
Indeks masa tubuh : BB/TB (m2)
a. < 19 =0
b. 19-21= 1
c. 21-23 = 2
d. >23 = 3
3
2
Lingkar lengan atas (cm)
a. < 21 = 0 c. >22 = 1b. 21-22 = 0.5
1
Lingkar betis (cm)
a. 31 = 0 b. >31 = 11
4
BB selama 3 bulan terakhir :
a. Kehilangan > 3kg = 0
b. Tidak tahu = 1
c. Kehilangan antara 1-3 kg = 2
d. Tidak kehilangan BB = 3
3
5
Hidup tidak tergantung (tidak di tempat perawatan atau RS) :
Tidak = 1 / Ya = 0 0
6Menggunakan lebih dari 3 obat perhari
Tidak = 1 / Ya = 00
7Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln terakhir :
Tidak = 1 / Ya = 01
8
Mobilitas
a. Hanya terbaring atau di atas kursi roda = 0
b. Dapat bangkit dari tempat tidur tapi tidak keluar rumah =1
c. Dapat pergi keluar rumah = 2
2
9 Masalah neuropsikologis 2
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
24/44
24
a. Demensia berat dan depresi = 0
b. Demensia ringan =1
c. Tidak ada masalah psikologis = 2
10Nyeri tekan atau luka kulit
Tidak = 1 / Ya = 0 1
11
Berapa banyak daging yang dikonsumsi setiap hari ?
a. 1 x makan = 0
b. 2 x makan = 1
c. 3 x makan = 2
2
12
Asupan protein terpilih
a. Minimal 1x penyajian poduk-produk susu olahan (susu,
keju, yoghurt, es krim) perhari.
Ya = 1 / Tidak = 0
b. Dua atau lebih penyajian produk kacang-kacangan (tahu,tempe, susu kedelai ) dan telur perminggu
Ya = 1 / Tidak = 0
c. Daging, ikan, unggas tiap hari
Ya = 1 / Tidak = 0
3
13Konsumsi 2 atau lebih penyajian sayur atau buah-buahan per hari
Ya = 1 / Tidak = 01
14
Bagaimana asupan makanan 3 bulan terakhir
a. Kehilangan nafsu makan berat = 0
b. Kehilangan nafsu makan sedang = 1
c. Tidak kehilangan nafsu makan = 2
2
15
Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi per
hari.
a. < 3 cangkir = 0
b. 3 - 5 cangkir = 0,5
c. > 5 cangkir = 1
0,5
16
Pola makan
a. Tidak dapat makan tanpa bantuan = 0
b. Dapat makan sendiri dengan sedikit kesulitan = 1
c. Dapat makan sendiri tanpa masalah = 2
2
17
Apakah mereka tahu bahwa mereka memiliki masalah gizi ?
a. Malnutrisi = 0,
b. Tidak tahu atau malnutrisi sedang = 1
c. Tidak ada masalah gizi = 2
2
18
Dibandingkan dengan orang lain dengan usia yang sama, bagaimana
mereka menilai kesehatan mereka sekarang ?
Tidak baik = 0, Tidak tahu = 0.5, Baik = 1, Lebih baik = 2
1
TOTAL 27,5
Interpretasi:
Skor > 24 : Gizi baik
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
25/44
25
Skor 17-23,5 : Berisiko malnutrisi
Skor < 17 : Malnutrisi
Total Skor > 24 = Gizi Baik
3.4 Assesment Lingkungan (Hasil Kunjungan Rumah)
1. Apakah tersedia kamar khusus penderita : Ya
2. Kamar Tidur : dipakai bersama istri
3. Kamar Mandi : dipakai bersama dengan keluarga
4. WC : dipakai bersama dengan keluarga
5. Dapur : dipakai bersama dengan keluarga
6. Kamar duduk : dipakai bersama dengan keluarga
7. Jumlah ruang yang ada di rumah penderita : 6 ruang
8. Apakah rumah mempunyai tangga : Tidak
9. Apakah lingkungan rumah cukup nyaman : Ya
10. Kebersihan rumah : Bersih
11. Apakah rumah berventilasi : Ya
12. Apakah terdapat tanda-tanda neglected
1. Makanan basi di almari : Tidak
2. Alat makan yang tidak dicuci : Tidak
3. Tumpukan pakaian kotor : Tidak
4. Sampah berserakan : Tidak
Keamanan
1. Apakah penderita dapat
a. Membuka / mengunci pintu : Ya
b. Mencapai sakelar lampu : Ya
c. Mencari pertolongan bila perlu : Yad. Berjalan di dalam rumah dengan aman : Ya
2. Apakah terdapat bahaya yang jelas/nyata : Tidak
a. Fitting lampu yang bertumpuk : Tidak
b. Kabel-kabel listrik yang telanjang : Tidak
c. Penyinaran yang tidak terang (siang/malam) : Ya
d. Perabotan (besar/kecil) yang berserakan : Ya
e. Perabotan/mebel yang tidak aman : Ya
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
26/44
26
(mudah patah/ringkih, mudah terguling dan sebagainya)
f. Karpet, keset atau lantai yang tidak rata : Ya
Bahaya / penyebab jatuh
1. Lingkungan rumah
a. Lantai dan karpet dalam keadaan baik dan
tidak menonjol sana-sini, yang mungkin menyebabkan terpeleset/jatuh
: Ya
b. Pencahayaan cukup terang dan tidak silau : Ya
c. Penempatan lampu cukup baik, terutama di dekat tangga dan antara
tempat tidur dan kamar mandi : Ya
d. Sakelar lampu di tempat beresiko tinggi, kalau perlu dari jenis yang bisa
berpendar : Tidak
e. Telepon ditempatkan sedemikian sehingga tidak perlu bergegas untuk
menjawab panggilan : Ya
f. Kabel-kabel listik tidak terletak di lantai : Ya
g. Bila perlu harus diperpendek dan dipakukan ke dinding : Ya
h. Tak terdapat barang berserakan di jalan : Ya
tempat lampu
2. Kamar mandi
a. Terdapat ril pegangan di daerah toilet dan bak mandi dan mudah didapat
bila diperlukan : Tidak
b. Permukaan lantai pancuran atau bak rendam tidak licin : Ya
c. Bila mempergunakan pelapis bak rendam
ada harus dari kwalitas baik : Ya
d. Belakang keset harus berlapis karet yang tidak bisa licin : Yae. Drainase air harus baik hingga mencegah tergenang : Ya
3. Kamar tidur
a. Keset tidak merupakan hambatan yang memungkinkan terpeleset atau
tergelincir, terutama yang di jalan lalu ke kamar mandi : Ya
b. Terdapat meja di samping tempat tidur untuk meletakkan
kacamata atau barang lain, sehingga tidak diletakkan
di lantai di samping tempat tidur : Ya
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
27/44
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
28/44
28
BMI : 27,68 kg/m2
Tinggi lutut : 48 cm
Lingkar lengan atas: 34 cm (kanan dan kiri)
Lingkar kaki (calf) : 41 cm (kanan dan kiri)
Komposisi tubuh
IMT (BMI) 28,30 kg/m2
Kesimpulan: Gizi baik, Overweight
6. Kulit
Kekeringan : Biasa
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
7. Pendengaran
Dengar suara nomal : Biasa
Pakai alat bantu dengar : Tidak ada
8. Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak ada
Jarak penglihatan : Terganggu
Jarak baca : Terganggu
Katarak : Tidak ada
Temuan funduskopi : Tidak dilakukan
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Refleks pupil : +/+ Isokor Edema palpebra : Tidak ada
9. Mulut
Hygiene mulut : Baik
Gigi palsu : Tidak ada
Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada
Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada
Kelainan yang lain : Tidak ada
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
29/44
29
10. Leher
Derajat gerak : Normal
Kelenjar tiroid : Normal
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfa membesar : Tidak ada
JVP : PR + 0 cmH2O
11. Thorax
Massa teraba : Tidak ada
Kelainan lain : Tidak ada
12. Paru
Inspeksi : Simetris statis dinamis
Palpasi : TF N/N
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar : Vesikuler +/+
Auskultasi suara tambahan : Ronkhi -/-
13. Jantung dan pembuluh darah
Irama : Reguler
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba pada
ICS V MCL S
Perkusi :batas atas : ICS II,
batas kiri : MCL S,
batas kanan : PSL D
Bising : Tidak adaGallop : Tidak ada
Bising A. Karotis : Tidak ada
Bising A. Femoralis : Tidak ada
Denyut A. Dorsalis pedis : Tidak ada
Edema pedis : Tidak ada
Edema tibia : Tidak ada
Edema sacrum : Tidak ada
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
30/44
30
14. Abdomen
Hati membesar : Tidak ada,
Liver span 10 cm
Massa perut : Tidak ada
Bising : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan ascites : Tidak ada
Limpa membesar : Tidak ada
15. Otot dan kerangka
Deformitas : Tidak ada
Gerak terbatas : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Benjol/ radang : Tidak ada
16. Saraf
Penghidu : Kesan normal
Ketajaman penglihatan : Ada
Lapangan penglihatan : Kesan normal
Fundus : Kesan normal
Pupil : Kesan normal
Ptosis : Kesan normal
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Kesan normal
Sensasi kulit occuli : Kesan normal
Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal
Sensasi kulit maksilaris : Kesan normalOtot mengunyah : Kesan normal
Refleks kornea : Normal
Jerk jaw : Normal
Saraf muka simetris : Normal
Kekuatan otot wajah : Normal
Pendengaran : Kesan normal
Uvula : Normal
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
31/44
31
Refleks trapesius : Kesan normal
Otot trapesius : Normal
Sternokleidomastoideus : Normal
Lidah : Normal
17. Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Siku (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Anggota tubuh bawah
Paha (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Lutut (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan kaki (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
18. Sensorik
Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah
Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
19. Koordinasi
Jari ke hidung : Normal
Tumit ke lutut : Normal
3.6 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (26/06/2013)Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
WBC
%NEU
%LYM
%MONO
%EOS
%BASO
#NEU
8,45
55,20
35,70
4,60
1,50
0,60
4,66
x103/L
%
%
%
%
%
x103/L
4,10 11,00
47,0 80,0
13,0 40,0
2,0 11,0
0,0 5,0
0,0 2,0
2,5 7,5
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
32/44
32
#LYM
#MONO
#EOS
#BASO
3,02
0,38
0,13
0,05
x103/L
x103/L
x103/L
x103/L
1,0 4,0
0,1 1,2
0,0 0,5
0,0 0,1
RBC 5,36 x103/L 4,0 5,2
HGB 16,10 g/dL 12,0 16,0
HCT 48,40 % 36,0 46,0
MCV 90,30 fL 80,0 100,0
MCH 29,90 Pg 26,0 34,0
MCHC 33,20 g/dL 31,0 36,0
RDW 12,80 % 11.60 14,80
PLT 110,00 x103/L 140,0 440,0 Rendah
Kimia Klinik (26/06/2013)
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
BUN 27,00 mg/dL 8,00 23,00 Tinggi
Creatinin 1,61 mg/dL 0,70 1,20 Tinggi
Albumin 4,49 g/dL 3,40 4,80
SGOT 22,80 U/L 11,00 33,00
SGPT 28,30 U/L 11,00 50,00
Asam Urat 8,10 mg/dL 2,00 7,00 Tinggi
Cholesterol 171,00 mg/dL < 200
HDL Direk 36,00 mg/dL 40,00 65,00LDL Kolesterol Direk 133,00 mg/dL < 100 Tinggi
Triglyserida 155,00 mg/dL < 150 Tinggi
Glukosa darah puasa 142,00 mg/dL 80,00 100,00 Tinggi
Glukosa darah 2 jam 200,00 mg/dL 80,00 140,00 Tinggi
Natrium 149,00 mmol/L 136,00 145,00 Tinggi
Kalium 5,80 mmol/L 3,50 5,10 Tinggi
GFR (Menurut Cockroft Gault Formula )
(140- umur) x BB (kg) / 72 x serum creatinin
(140-73) x 80 / 72 x 1,61 = 46,24 mL/menit
CKD stage III
Urinalisis (26/06/2013)
Parameter Nilai Nilai Normal Keterangan
pH 5,00 5 8
Leukosit Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Protein 25,00 Negatif 1+
Glukosa Normal Normal
Ketone Negatif Negatif
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
33/44
33
Urobilinogen Normal 1 mg/dL
Bilirubin 1,00 Negatif 1+
Eritrosit Negatif Negatif
SG 1,02 1,005 1,020
Warna Amber Kuning Pucat -
Kuning
SEDIMEN
Leukosit 0 1 < 6/lp
Eritrosit - < 3/lp
Sel Epitel - -
Sel Gepeng 0 1 -
Silinder - /lp
Kristal Amorph + -
Lain-lain Bakteri + /lp
EKG (26/06/2013)
3.7 Daftar Masalah
Dari data-data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa penderita memiliki
masalah sebagai berikut :
ADL Barthel : Mandiri
IADL : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang
-Normal sinus rhytm-Normal axis-Non ST elevation
Kesimpulan : normal sinus rhtym
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
34/44
34
lain
AMT : Normal
MMSE : Kognitif : Tidak ada gangguan
GDS : Normal
Mini Nutritional : Gizi baik
Assessment
Pasien mengaku sering merasa terganggu dengan banyaknya frekuensi
buang air kecil di malam hari
A. Rekapitulasi Assessment Perorangana) Disease:
Diabetes Melitus Tipe 2 (Kontrol gula darah dengan diet)
o Dislipidemia
Chronic Kidney Disease stage III ec susp DKD dd/ PNC
o Hipertensi grade I
o Hiperuricemia
o Hiperkalemi
b) Impairment:
Tidak ada
b) Disabilitas:
Tidak ada
c) Handicap:
Tidak ada hambatan untuk melakukan aktifitas sosial baik di rumah
maupun di lingkungan sosialnya. Ada sedikit hambatan jika pasien ingin
keluar rumah dengan jarak yang jauh karena pasien tidak bisa menaiki
motor maupun mobil.
B. Rekomendasi Penatalaksanaan
a. Terapi suportif
a) Valsartan 1 x 80 mg
b) Disinopril 1 x 10 mg
c) Aspilet 1 x 80 mg
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
35/44
35
d) Simvastatin 1 x 20 mg
e) Kalitake sachet 3 x I + Laxadine 3 x
f) Allupurinol 1 x 100 mg
b. Terapi psikososial
a) Berikan informasi tentang penyakitnya secara lengkap, termasuk di
dalamnya yaitu definisi penyakit, gejala klinis, penanggulangan,
komplikasi, dan pencegahan.
b) Berikan edukasi tentang modifikasi gaya hidup, yakni terapi diet dan
olahraga.
c) Berikan edukasi tentang obat yang diminum.
d) Menghindari paparan zat yang memperburuk penyakitnya, seperti
rokok, polusi, debu dan lain-lain.
e) Menjaga kebersihan diri, lingkungan, terutama untuk makanan dan
minuman sehari-hari.
f) Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang.
g) Penyediaan ruangan yang aman bagi lansia, menjaga kebersihan lantai
kamar mandi agar tidak licin karena tertutup lumut, menyediakan ril
pegangan di toilet, dan menjaga kebersihan lantai dapur dan dijaga
tetap kering serta menyediakan tempat pijakan yang stabil untuk
mencapai barang yang letaknya agak tinggi di dapur.
h) Pelaksanaan screening dan tinjauan berkala untuk skala depresi,
gangguan fungsi kognitif, keterbatasan fisik dan resiko jatuh,
peninjauan kembali daftar obat-obatan yang sudah tidak diperlukan,
dan ada tidaknya inkontinensia urin.c. Monitor
Gula darah puasa dan 2 jam PP setiap bulan
Hb A1C ( Setiap 3 bulan)
Elektrolit Natrium dan Kalium
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
36/44
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
37/44
37
4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total
dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak.
5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema,
asites, oliguria, atau anuria. Banyaknya natrium antara 1-3 g.
6. Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada
hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mE1), oliguria, atau anuria.
7. Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urin
sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (
500 ml).
8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen
pitidoksin, asam folat, vitamin C, dan vitamin D.
Kalori yang dibutuhkan oleh Pasien :
Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm 100) x 1 kg
90% x (170-100) x 1 kg = 63 kg
Kebutuhan energi = Berat badan ideal x 35 kal/kgBB
63 x 35 = 2205 kal
20% untuk umur diatas 70 tahun = 20% x 2135 = -441 kal
+ 10% untuk aktivitas ringan = 10% x 2135 = 220,5 kal
Total kebutuhan 1984,5 kalori
Jadi kebutuhan energi untuk pasien ini adalah 1984,5 kalori digenapkan
menjadi 1985 kalori.
Adapun distribusi makanan yang diperlukan pasien:
- Karbohidrat 60% = 60% x 1985 kalori = 1191 kalori darikarbohidrat yang setara dengan 298 gram karbohidrat.
- Protein 0,8/kgBB (0,8/63) = 50 gram protein.
- Lemak 20% = 20% x 1985 kalori = 397 kalori dari lemak yang
setara dengan 44 gram lemak.
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
38/44
38
Selain distribusi makanan pokok, pasien juga sebaiknya mengkonsumsi
makanan ringan 2-3 kali dalam sehari sebesar 10-15% Dengan penghitungan 10%
x 1985 kalori = 198 kalori.
Dengan perhitungan dibawah ini maka dicoba untuk memberikan suatu pola
jadwal yang mencakup pilihan jenis makanan dan jumlah makanan. Berdasarkan
data dari Poliklinik Gizi RSUP Sanglah maka, penulis mencoba menyusun pola
makanan yang sudah diubah dalam bentuk ukuran yang dapat dimengerti oleh
pasien. Pemilihan jenis makanan pun disesuaikan dengan makanan yang tersedia
di pasien.
Waktu Nama Masakan Nama
Bahan
Berat
(g)
Energ
i (kal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
Pagi Nasi putih Beras 50 178 2,1 0,1
Sup sawi+wortel+tahu Sawi 50 11 1,15 0,15
Wortel 100 42 1,2 0,1
Tahu 50 24 3,9 2,3
Minyak 7,5 65,25 0,8 7,35
Pepaya Pepaya 100 46 0,5 0
Snack Pastel Pastel 45 100 2,6 7,7
Siang Nasi putih Beras 70 249,2 2,94 0,14
Kembang kol+jamur Kembangkol
50 12,5 1,2 0,1
Jamur 25 3,75 0,95 0,15
Pisang Pisang
ambon
100 173,25 2,1 0,35
Snack Martabak telur Martabak
telur
50 100 4,45 2,55
Malam Nasi putih Beras 70 249,2 2,94 0,14
Semur telur Telur 60 97,2 7,7 6,9
Kecap 25 11,5 1,43 0,15Cah kangkung+jagung Kangkung 50 14,5 1,5 0,3
Minyak
goreng
7,5 65,25 0,03 7,35
Jagung
muda
100 140 4,7 1,3
Apel Apel 100 58 0,3 0,4
Jumlah
total
1900 45 40
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
39/44
39
Terapi gizi medik merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
penatalaksanaan penyakit yang diderita pasien. Tujuan diet adalah memberikan
nutrisi yang cukup untuk mempertahankan status gizi, mempertahankan
(menormalkan) kadar gula darah dalam batas normal, menurunkan kadar creatinin
dan BUN darah, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah
timbulnya komplikasi lebih lanjut serta dapat melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
Pada pasien yang terdiagnosis DM type II , pola makan yang baik sangatlah
menjadi prioritas utama untuk tetap mempertahankan metabolisme tubuh dengan
baik. Selain itu, pasien juga menderita CKD st.III dimana distribusi makanan
sebaiknya rendah protein untuk menghindari hiperfiltrasi glomerulus dan menjaga
fungsi ginjal dengan baik. Untuk hipertensi yang juga diderita oleh pasien, asupan
garam sebaiknya dikurangi dengan tujuan untuk menghilangkan retensi
(penahanan) garam atau air dalam jaringan tubuh dam menurunkan tekanan darah
pada hipertensi. Selama ini pasien sudah melakukan konsultasi ke ahli gizi dan
asupan gizi pasien sudah mendapatkan pengawasan dari istri saat berada di rumah.
Selain terapi gizi klinis, latihan jasmani merupakan salah satu pilar dari 4 pilar
terpenting dalam penatalaksanaan DM tipe II. Menurut saran dari PERKENI 2011
latihan jasmani sebaiknya dilakukan teratur 3-4 kali seminggu, selama kurang
lebih 30 menit.4 Contoh latihan jasmani yang dimaksud adalah jalan, sepeda
santai, joging, berenang. Prinsipnya CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval,
Progressive, Endurance). Pasien mengaku sudah melakukan latihan jasmani yang
baik dimana setiap pagi pasien lari keliling kompleks rumah selama 30 menit.
b. Akses pelayanan kesehatan
Saat ini pasien terdiagnosis menderita Diabetes Melitus type 2, CKD st III,
serta hypertension grade I. Diabetes Melitus merupakan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan namun dapat dikontrol dengan mengendalikan gula darah, kadar
lipid, dan tekanan darah. Komplikasi DM tidak dapat dihindari, namun dapat
perkembangannya dapat dihambat. Untuk mengetahui perkembangan
penyakitnya, penderita harus rutin memeriksakan diri ke dokter. Mengingat
penderita tinggal di kawasan Pemogan yang terletak di pusat kota, dimana sudah
tersedia layanan Puskesmas sehingga akses pelayanan kesehatan sangat mudah
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
40/44
40
untuk dicapai. Untuk monitor kendali glukosa darah pasien dan hipertensi
sebaiknya pasien rutin kontrol ke puskesmas untuk melakukan pengecekkan kadar
gula darah puasa dan 2 jam setelah makan minimal dua kali dalam sebulan.
Untuk pengecekkan HbA1C sebagai indikator kendali glukosa yang rutinnya
dilakukan setiap 3 bulan sekali, minimal 2 kali selama setahun, menurut pasien
tidak bisa dilakukan karena di puskesmas masih belum bisa mengukur HbA1C.
c. Lingkungan
Penderita tinggal bersama istrinya, anaknya beserta menantu dan cucunya.
Pasien bekerja sebagai konsultan pajak selama puluhan tahun dan saat ini pasien
bekerja freelancer dan hanya melakukan aktivitas ringan di dalam rumah. Rumah
penderita terdiri dari 1 lantai, seluas 5 are, permanen dimana atap, dinding, dan
lantai terbuat dari bahan permanen dengan lantai keramik. Terdapat sebuah garasi
disamping rumah. Halaman rumah terdapat taman dan sanggah.
Keadaan rumah yang dihuni penderita tergolong bersih dan rapi, lantai rumah
dari bahan keramik, dengan ventilasi kamar penderita tergolong cukup baik.
Untuk kamar utama pasien terdapat AC yang hanya digunakan ketika pasien tidur
di malam hari. Saat pagi hari dan siang hari pasien selalu membuka jendela kamar
sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Untuk ruang keluarga dan sekitarnya,
barang-barang tertata rapi sehingga seluruh anggota keluarga merasa nyaman.
Dalam rumah terdapat 5 ruangan yaitu: 1 kamar tidur utama untuk pasien
beserta istri, 1 kamar tidur untuk anak pasien, 2 kamar mandi dan 1 ruang makan
dan ruang tamu. Sumber air MCK berasal dari PDAM, dan sumber air minum
keluarga penderita berasal dari air mineral galon. Dibelakang rumah pasien
terdapat lahan kosong yang berguna sebagai tempat menjemur pakaian. Diataslahan tersebut terdapat tangga yang menuju ke merajan pasien. Jumlah tangga
menuju merajan lumayan banyak namun pasien dan istrinya merasa masih mampu
untuk menaiki tangga tersebut. Tempat pembuangan sampah menggunakan
tempat sampah dan bila sudah terkumpul banyak biasanya langsung dikumpulkan
dan dibakar di lahan kosong sebelah rumah pasien. Hubungan pasien dengan
tetangga sekitar tergolong baik, dimana penderita sendiri merupakan orang yang
cukup disegani di kalangan sekitar. Terlihat saat pasien sakit, banyak para
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
41/44
41
tetangga yang menjenguk dan saat pasien pergi ke rumah sakit pun diantar juga
oleh para tetangga.
2. Kebutuhan Bio-Psikososial
a. Lingkungan biologis
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan baik, karena pasien bisa
melakukan semua aktivitas dasar seperti makan, minum, berjalan, membersihkan
diri, mengontrol BAB dan BAK tanpa ada masalah dan tidak perlu bantuan.
Seharinya harinya pasien hanya melakukan aktivitas ringan.
Dari segi genetik penderita tidak terdapat resiko untuk mengidap penyakit DM.
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat obesitas,
penyakit jantung maupun hipertensi. masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri.
b. Faktor psikososial
Pasien awalnya bekerja sebagai seorang konsultan pajak di sebuah
perusahaan, namun sekarang pasien bekerja sebagai freelancer dan hanya
melakukan aktivitas ringan di rumah. Semula saat pasien tahu menderita penyakit
DM, pasien tidak percaya karena pasien sama sekali tidak merasakan bahwa
dirinya sakit. Namun setelah mendapat penjelasan dari dokter puskesmas serta
medapat dukungan dari istri dan keluarga, pasien mulai mengerti dan menerima
penyakit yang dideritanya. Saat ini pasien sudah mulai kembali memperhatikan
kesehatannya. Karena penyakit DM tidak bisa disembuhkan namun dapat
dikontrol sehingga memperlambat terjadi komplikasi maka harus diupayakan agar
pasien tetap menjaga pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan, rajinmelakukan olahraga, dan kontrol serta berobat secara teratur. Untuk mencapai hal
tersebut diperlukan keinginan yang kuat dari pasien sendiri untuk menjaga
kesehatan sendiri serta perlunya dukungan dari keluarga. Keluarga pasien
tampaknya termasuk keluarga yang harmonis dimana interaksi pasien dengan
anggota keluarga yang lain sangat baik walaupun anak-anak pasien berada jauh,
namun pasien seringkali menelpon untuk tetap saling menjaga hubungan satu
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
42/44
42
sama lainnya. Keluarga penderita juga sangat mendukung dalam pengobatan
penderita.
4.3 KIE
a. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya mengenai Diabetes
Melitus tipe 2 (faktor risiko, perjalanan penyakit,gejala klinis, pilihan terapi,
dan komplikasi yang mungkin dialami), sehingga penderita dan keluarganya
semakin paham akan pentingnya pengendalian dan pemantauan DM. Keluarga
penderita juga menjadi lebih paham bahwa dukungan mereka memiliki andil
yang cukup besar guna membantu penderita dalam hal pengendalian
penyakitnya.
b. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya bahwa untuk dapat
mengendalikan penyakitnya, diperlukan kombinasi antara terapi gizi medis,
latihan jasmani, dan intervensi farmakologis. Penderita juga dapat berperan
aktif dalam pemantauan gula darahnya secara mandiri serta menginformasikan
kepada penderita mengenai target pencapaian yang diharapkan.
c. Penyakit Diabetes Melitus memiliki komplikasi yang salah satunya adalah
kaki diabetes. Dan untuk menghindari hal tesebut, maka pemeriksa
memberikan edukasi mengenai pentingnya perawatan kaki, seperti selalu
menggunakan alas kaki bila berjalan, memperhatikan bila terdapat perubahan-
perubahan pada kaki, selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih dan
mengoleskan lotion pelembab ke kulit yang kering.
d. Memberikan edukasi mengenai hipoglikemia sebagai efek samping
pengkonsumsian obat-obatan, baik tanda-tandanya maupun cara
mengatasinya.
4.4 Saran
a. Disarankan pada pasien agar banyak mengkonsumsi makanan yang rendah
karbohidrat, lemak terutama rendah protein mengingat pasien juga selain
menderita DM, pasien juga menderita CKD st.III sehingga diet rendah
protein sangat perlu diperhatikan guna tetap menjaga fungsi ginjal bekerja
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
43/44
43
dengan baik. Selain itu konsumsi garam juga sebaiknya dikurangi karena
pasien juga menderita hypertension grade I.
b. Menyarankan pada pasien agar tidak terlalu memikirkan penyakitnya serta
berusaha untuk relaksasi dan rekreasi minimal seminggu sekali.
c. Menjelaskan pada pasien bahwa kunci keberhasilan dari pengobatan
diabetes adalah dalam pengaturan pola hidup dimana didalamnya termasuk
juga pola makan pasien, sehingga pasien mau mengontrol pola makannya.
e. Menjelaskan kepada pasien akan komplikasi yang dapat terjadi pada
penyakit DM. Salah satu komplikasi tersering dari penyakit diabetes
adalah kaki diabetes, dimana sering kali terdapat luka pada kaki pasien
yang sering tidak disadari dan lama kelamaan menjadi ulkus. Sehingga
penting bagi pasien dalam memperhatikan perawatan kakinya.
e. Memberikan penjelasan pentingnya berolahraga pada pasien diabetes.
penderita tetap dapat bersemangat dalam berolahraga yang telah
dijalaninya selama ini dengan melakukan jalan santai seputaran
lingkungan rumah pasien. Diingatkan pada penderita agar melakukan
olahraga setelah makan menghindari kemungkinan adanya hipoglikemia.
f. Kontrol ke puskesmas terdekat secara reguler dan teratur, dan selalu
terbuka serta rajin melaporkan perkembangan penyakitnya kepada dokter.
Catat hasil pemeriksaan gula darah puasa maupun sewaktu yang rutin
dilakukan di Puskesmas dalam sebuah catatan kecil untuk dapat
mengetahui kendali glikemik pasien.
h. Banyak berdoa, melakukan ibadah, serta lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan untuk menciptakan kedamaian hati dan ketenangan pikiran pada
penderita.
-
7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut
44/44
DapurDapur
44
4.5 Denah Rumah
Ruang makandan ruang
keluarga
garasi
Kamarmandi
Kamartidur
Ruang tamuKamar
tidur
Halaman depan rumah
DapurKamar
mandi