perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
STUDI ANALISIS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN KELAS IX BERDASARKAN PRINSIP
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN EVALUASI PENDIDIKAN
DI SMP SURAKARTA
Skripsi
Oleh :
Desy Indar Kusumastuti
K6406019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STUDI ANALISIS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN KELAS IX BERDASARKAN PRINSIP
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN EVALUASI PENDIDIKAN
DI SMP SURAKARTA
Oleh :
Desy Indar Kusumastuti
K6406019
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Surakarta, 3 Maret 2011
Pembimbing I
Dra. Rusnaini, M.Si
NIP.19600229 198803 2 001
Pembimbing II
Winarno, S.Pd, M.Si
NIP. 19710813 199702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Kamis
14 Juli 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT Desy Indar Kusumastuti. AN ANALYTICAL STUDY ON CIVIC EDUCATION STUDENT WORKSHEET (LKS) OF GRADE IX BASED ON THE PRINCIPLE OF LEARNING MATERIAL DEVELOPMENT AND EDUCATION EVALUATION IN JUNIOR HIGH SCHOOLS THROUGHOUT SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, February 2011.
The objectives of research are to find out the relevance, consistency and adequacy of materials and to find out cognitive, affective and psychomotor in the evaluation of Civic Education Student Worksheet of Odd Semester of Grade IX in Junior High Schools throughout Surakarta.
This research employed a descriptive qualitative method and content analysis. The plural was the administrators of MGMP and teachers of Civic Education of Grade X in Junior High School throughout Surakarta. The sample was taken partially. The sampling technique used was purposive sampling. Technique of collecting data used included interview, focus group discussion, and content analysis. The report on research result is revealed in the form of in-depth and factual explanation based on the fact and reality in the field that was then tabulated and presented in table to confirm the result found.
The result of research shows that firstly, the material of Civic Worksheet of Odd Semester Grade X existing in Junior High Schools throughout Surakarta for competency standard “State Defense Attempt and Local Autonomy” has not fully complied with the principle of relevance, consistency and adequacy. It can be seen from the material concepts in such standard competency that still needs to be improved. Such improvement includes: terminology of state protection; adding the example of participation into the public policy formulation in local area; and adding the latest rule into local autonomy. Secondly, the questions in Civic Worksheet of Odd Semester Grade X existing in Junior High Schools throughout Surakarta has not fully complied with the target of education evaluation constituting the cognitive, affective and psychomotor domains. It can be seen from the fact that there should be an improvement of evaluation in independent assignment and elaboration in the basic competency about “Explaining the importance of State Defense Attempt”, the improvement in type and form of evaluation in the basic competency about “Displaying the participation in the State Defense Attempt”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Desy Indar Kusumastuti. STUDI ANALISIS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IX BERDASARKAN PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN EVALUASI PENDIDIKAN DI SMP SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi, konsistensi,dan kecukupan pada materi dan untuk mengetahui kognitif, afektif dan psikomor pada evaluasi LKS Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis isi. Populasinya adalah Pengurus MGMP dan Guru-Guru Kelas IX Mata Pelajaran Kewarganegaraan di SMP Surakarta. Sampel diambil secara sampel sebagian. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, Focuss group discussion, dan mengkaji dokumentasi dan arsip (content analysis). Teknik analisis data yang digunakan adalah model Analisis Interaktif. Laporan hasil penelitian diungkap dalam bentuk penjelasan secara mendalam dan faktual yaitu berdasarkan fakta dan realita di lapangan kemudian ditabulasi disajikan dalam tabel untuk memperjelas hasil yang ditemukan.
Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Pertama, Materi LKS Kewarganegaraan kelas IX semester ganjil yang ada di SMP Surakarta untuk standar kompetensi “Usaha Pembelaan Negara dan Otonomi Daerah” belum sepenuhnya memenuhi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan. Hal itu dibuktikan dengan konsep-konsep materi dalam standar kompetensi tersebut masih perlu diperbaiki. Perbaikan tersebut antara lain : istilah perlindungan negara; penambahan contoh peran serta dalam perumusan kebijakan publik di daerah; dan penambahan aturan terbaru pada otonomi daerah. Kedua, Soal-soal dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya memenuhi sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal itu dibuktikan dengan perlu perbaikan evaluasi tugas mandiri dan uraian pada kompetensi dasar mengenai “Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara”, perbaikan jenis evaluasi dan bentuk evaluasi pada kompetensi dasar mengenai “Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan Negara”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Orang Penyayang akan disayangi oleh yang Maha Pengasih (Allah) maka
sayangilah semua yang ada di bumi, niscahya kamu akan di kasih sayangi oleh
yang di langit”
(H.R. Thabrani)
“Books are not to believed, but to be subjected to inquiry”
(William of Baskerville)
”Belajarlah selalu dengan mengikuti perkembangan ilmu dan kehidupan demi
kemajuan pendidikan”
(Desy Indar Kusumastuti)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
-Bapak Didit Rudi E.W, S.Pd dan Ibu Tri Pudyastuti, tercinta
-Adik-adikku, tersayang
-Seseorang yang aku cintai
-Dra. Rusnaini, M.Si dan Winarno, S.Pd, M.Si,
terimakasih atas bimbingan Ibu dan Bapak
-Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Kewarganegaraan FKIP UNS,
Terimakasih atas ilmu yang Engkau berikan
- Sahabat-sahabatku yang baik, teman-teman, kakak-kakak, adik-adik
tingkatku di Pendidikan Kewarganegaraan FKIP UNS
- FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamater tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk
memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah
memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS Surakarta,
yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FKIP UNS Surakarta, yang memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Pembimbing I, Dra. Rusnaini, M.Si, atas segala bimbingan dan
pengarahannya.
5. Pembimbing II, Winarno, SPd, M.Si, atas segala bimbingan dan
pengarahannya.
6. Berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi
ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Tiada sesuatu yang sempurna di dunia selain yang Maha Kuasa dan Maha
Sempurna. Untuk itu penulis sadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan,
tetapi diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Februari 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN ABSTRACT.............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah........................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 11
1. Pendekatan Konsep................................................................... 11
a. Hakikat Pengembangan Bahan Ajar PKn ........................... 12
1) Pengertian Bahan Ajar PKn........................................... 12
2) Bentuk Bahan Ajar PKn ................................................ 15
3) Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar PKn .............. 17
b. Hakikat Evaluasi Pendidikan PKn....................................... 22
1) Ranah Kognitif.............................................................. 23
2) Ranah Afektif................................................................ 28
3) Ranah Psikomotorik...................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
c. Hakikat Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn............................ 31
1) Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn.................. 31
2) Peran dan Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn ....... 32
2. Pendekatan Teori ...................................................................... 34
a. Tinjauan Teori Kurikulum .................................................. 38
b. Tinjauan Teori Bahan Ajar.................................................. 41
c. Tinjauan Teori Evaluasi Pendidikan.................................... 43
d. Tinjauan Hubungan antara Teori Kurikulum, Bahan Ajar,
dan Teori Evaluasi Pendidikan............................................ 52
B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 53
BAB III METODOLOGI
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................ 55
B. Bentuk dan Strategi Penelitian........................................................ 56
C. Sumber Data................................................................................... 57
D. Teknik Sampling ............................................................................ 58
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 58
F. Validitas Data................................................................................. 61
G. Analisis Data.................................................................................. 62
H. Prosedur Penelitian......................................................................... 63
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 64
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ................................................. 80
C. Temuan Studi ................................................................................. 133
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 141
B. Implikasi ........................................................................................ 143
C. Saran.............................................................................................. 144
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 145
LAMPIRAN ................................................................................................. 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Evaluasi Berbagai Tingkat Pencapaian Tujuan Kurikulum............ 35
Tabel 2. Evaluasi Dalam Konteks Tinjauan Ulang Per Komponen ............. 36
Tabel 3. Evaluasi Dalam Konteks Pencapaian Tingkat Tertentu Dari
Tujuan Kurikulum ...................................................................... 37
Tabel 4. Pendekatan Teori Kurikulum........................................................ 39
Tabel 5. Rencana Waktu Penelitian............................................................ 55
Tabel 6. Standar Kompetens dan Kompetensi Dasar PKn SMP................... 71
Table 7. Daftar SMP di Surakarta ............................................................... 75
Tabel 8. Contoh Daftar Guru SMP di Surakarta.......................................... 78
Tabel 9. Penggunaan LKS di SMP Surakarta.............................................. 82
Tabel 10. Analisis SKL, SK, KD................................................................... 83
Tabel 11. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.1 LKS MGMP ................. 86
Tabel 12. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.2 LKS MGMP ................. 87
Tabel 13. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.3 LKS MGMP ................. 88
Tabel 14. Analisis Relevansi Materi Usaha Pembelaan Negara .................... 89
Tabel 15. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.1 LKS MGMP........... 90
Tabel 16. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.2 LKS MGMP........... 91
Tabel 17. Analisis Relevansi Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah............... 92
Tabel 18. Analisis Konsistensi Materi Usaha Pembelaan Negara dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah ...................................................... 94
Tabel 19. Analisis Kecukupan Materi Usaha Pembelaan Negara dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah ....................................................... 99
Tabel 20. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.1 LKS FOKUS ................ 101
Tabel 21. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.2 LKS FOKUS ................ 102
Tabel 22. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.3 LKS FOKUS ................ 103
Tabel 23. Analisis Relevansi Materi Usaha Pembelaan Negara..................... 103
Tabel 24. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.1 LKS FOKUS .......... 105
Tabel 25. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.2 LKS FOKUS .......... 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Tabel 26. Analisis Relevansi Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah ............... 106
Tabel 27. Analisis Konsistensi Materi Usaha Pembelaan Negara dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah ........................................................ 108
Tabel 28. Analisis Kecukupan Materi Usaha Pembelaan Negara dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah ........................................................ 110
Tabel 29. Analisis Hasil Berdasarkan Perspektif Civics Education............... 116
Tabel 30. Hasil FGD Untuk Materi Dalam LKS........................................... 120
Tabel 31. Hasil Analisis Evaluasi Dalam Modul PKn Kelas IX semester
Ganjil Buatan MGMP................................................................... 123
Tabel 32. Hasil Analisis Evaluasi Dalam LKS Fokus PKn Kelas IX
Semester Ganjil Buatan Penerbit................................................... 126
Tabel 32. Hasil Untuk Evaluasi Dalam LKS ................................................ 131
Tabel 33. Hasil Penemuan Pada Materi LKS MGMP dan FOKUS............... 139
Tabel 34. Hasil Penemuan Pada Evaluasi LKS MGMP dan FOKUS............ 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Bagan Ringkasan Perubahan Struktur Perilaku Belajar
Kognitif .................................................................................... 27
Gambar 2. Bagan Hierarki Perilaku Belajar Afektif ................................... 30
Gambar 3. Bagan Hierarki Perilaku Belajar Afektif ................................... 31
Gambar 4. Bagan Model Evaluasi mengikuti alur struktur kurikulum......... 34
Gambar 5. Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar ...................................... 43
Gambar 6. Skema Kerangka Berpikir......................................................... 54
Gambar 7. Model Analisis Interkatif. ......................................................... 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Deskripstif ............................ 148
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara Materi .................................... 149
Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Evaluasi................................. 150
Lampiran 4. Silabus Mata Pelajaran PKn Kelas IX Semester Ganjil .......... 151
Lampiran 5. Instrumen Penilaian Modul untuk SMP dari BSNP ............... 156
Lampiran 6. Instrumen FGD Materi........................................................... 163
Lampiran 7. Instrumen FGD Evaluasi........................................................ 165
Lampiran 8. Pedoman Wawancara............................................................. 169
Lampiran 9. Pedoman Focus Group Discussion (FGD) ............................. 170
Lampiran 10. Pedoman Analisis Dokumen .................................................. 171
Lampiran 11. Hasil Petikan Wawancara ...................................................... 172
Lampiran 12. Hasil Analisis Instrumen FGD ............................................... 184
Lampiran 13. Hasil Simpulan FGD.............................................................. 185
Lampiran 14. LKS PKn Kelas IX Semester Ganjil buatan MGMP dan ....... 187
Lampiran 15. LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan Penerbit ............... 252
Lampiran 16. Daftar Pengurus dan Anggota MGMP PKn SMP Surakarta ... 319
Lampiran 17. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out ke Rektor............... 327
Lampiran 18. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out ke MGMP PKn
SMP Surakarta....................................................................... 328
Lampiran 19. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.............................. 329
Lampiran 20. Surat Keputusan Dekan tentang Ijin Menyusun Skripsi .......... 330
Lampiran 21. Surat Ijin Penelitian dari Disdikpora Surakarta ...................... 331
Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian................................................... 332
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang memiliki cita-cita dan
tujuan agar menjadi negara yang kuat, berkarakter, dan tetap eksis di mata negara
lain. Cita-cita negara Indonesia adalah menjadi negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Tujuan negara Indonesia adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945, dimana
Cita-cita dan tujuan negara Indonesia tertuang dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Cita-cita negara Indonesia tertuang dalam Undang-Undang Dasar
1945 alinea kedua “... negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur” (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2009:3).
Tujuan Negara Indonesia tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945
alinea ke empat.
… membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, … (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2009:4) Cita-cita dan tujuan tersebut dijadikan sebagai pedoman negara Indonesia
untuk melakukan perbaikan dan pembangunan di segala bidang, baik bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta dalam bidang
pendidikan. Pembangunan di segala bidang inilah yang menjadi tugas bangsa
Indonesia untuk dapat melaksanakannya sebagai sarana mencapai cita-cita dan
tujuan negara tersebut. Pembangunan bidang pendidikan di Indonesia berorientasi
pada tujuan negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsanya.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia. Pendidikan anak didik dipersiapkan menjadi manusia yang bertaqwa,
beriman, berakhlak mulia, memiliki ketrampilan serta dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawab sebagai mahkluk pribadi maupun anggota masyarakat.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
ayat 1 ditetapkan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi
peranannya dimasa yang akan datang ” (http://dpr.go.id/undang-undang, diakses
tanggal 2 Maret 2010). Ada tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan informal,
formal, dan nonformal. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang terjadi
didalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar. Pendidikan formal
merupakan pendidikan yang dilakukan di sekolah secara sengaja dirancang dan
dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan
berkesinambungan. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan dilingkungan
masyarakat seperti kursus dan kelompok belajar yang tidak dipersyaratkan
berjenjang dan berkesinambungan serta dengan aturan yang lebih longgar. Di
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (http://dpr.go.id/undang-undang, diakses tanggal 2 Maret 2010).
Pendidikan hendakanya diimplementasikan melalui sistem pendidikan
yang jelas dan mampu membawa perubahan sesuai dengan perkembangan dan
tujuan dari pendidikan nasional itu sendiri. Menurut Michele Jacobsen (2009:1)
“Educators and the education system need to be responsive to both the
opportunities and challenges….” Menurut Michele Jacobsen tersebut menyatakan
bahwa system pendidikan dan pendidik perlu memperhatikan perubahan dan
kesempatan Hal ini dimaknai bahwa pendidikan harus mampu menghadapi
tantangan perubahan dan dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
masyarakat. Sistem pendidikan tersebut perlu sebuah kurikulum sebagai sarana
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 19 menyatakan bahwa “
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
(http://dpr.go.id/undang-undang, diakses tanggal 2 Maret 2010). Kurikulum tidak
hanya sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi mengembangkan pikiran,
menambah wawasan, serta mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.
Kurikulum yang baik yaitu kurikulum yang memiliki sifat berkesinambungan.
Kurikulum tersebut disusun dengan maksud agar tidak terjadi jurang yang
memisahkan antara jenjang pendidikan dasar dengan jenjang pendidikan
selanjutnya. Pengembangan kurikulum mengacu pada kemampuan dasar siswa
yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di
sekolah.
Pembelajaran menurut Corey dalam Syaiful Sagala (2009:61) adalah
“suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan”. Menurut Jay R. Wilson Richard A.
Schwier (2009:3), ” To create a successful authentic learning experience there is
a need to find a proper mix between the students' world and the world of work
they are about to enter, a sensitive balance that requires flexibility and sensitivity
by all participants to create a successful learning” . Hal tersebut dapat diartikan
bahwa untuk menghasilkan keberhasilan dalam pengalaman pembelajaran
diperlukan mencampur dunia pelajar dan lingkungan luar secara seimbang,
sehingga kepekaan siswa dapat mewujudkan kesuksesan pembelajaran. Selain itu
pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi dua arah mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid. Proses komunikasi tersebut diharapkan guru dapat
membangun siswa dalam mengembangkan kreatifitas berfikir dan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Peningkatan penguasaan terhadap materi pelajaran perlu dilakukan oleh
setiap pendidik melalui pengembangan bahan ajar masing-masing mata pelajaran.
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Menurut
Depdiknas dalam sosialisasi KTSP 2007, ”Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis”. (http://mgmpips.wordpress.com, diambil tanggal 2
Maret 2010). Sedangkan bentuk bahan ajar dapat berupa : a) Bahan cetak seperti:
hand out, buku teks, modul, lembar kerja siswa, b) Bahan noncetak seperti: OHT,
audio ( radio, kaset, CD audio, CD interaktif, PH ), slide, video/film, VCD, dan
komputer (computer Based, Internet), c) Bahan display seperti: flipchart,
adhesive, chart, poster, peta, foto, realita, gambar, model/maket.
Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah agar dapat berhasil mencapai
tujuan yang diharapakan maka diperlukan kemampuan pendidik dalam mengelola
pembelajaran, selain itu juga diperlukan bahan ajar, media pembelajaran dan
sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran tersebut. Menurut
Aunurrahman (2009:79) menyatakan bahwa ”dalam pemilihan bahan ajar ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan”. Pendidik
juga melakukan upaya agar para peserta didik lebih menguasai materi
pembelajaran melalui latihan-latihan kepada siswanya. Latihan tersebut berupa
soal-soal yang merupakan sebuah evaluasi pembelajaran. Menurut Nana Sudjana
(2006:22-23), ”...menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek
penilaian hasil belajar”. Menurut Slameto (2001:145) mengemukakan bahwa
”tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif (cognitive
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
domain), aspek afektif (affective domain), dan psikomotor (psychomotor domain).
Ini sangat berguna bagi evaluasi pendidikan/pengajaran”.
Berdasarkan beberapa ahli bidang pendidikan tersebut maka pendidik
dapat menggunakan salah satu bentuk bahan ajar yang berupa Lembar Kerja
Siswa (LKS) dalam mendukung dan melengkapi proses pembelajaran. Lembar
Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang berupa buku,
berisi ringkasan materi dan evaluasi. Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat digunakan
guru untuk membantu siswa memahami materi yang didapat oleh siswa di
sekolah. Ringkasan materi dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) harus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sehingga jika merujuk pendapat
Aunurruhman (2009:79), maka LKS sebagai salah satu bahan ajar harus
mendasarkan pada prinsip-prinsip pemilihan atau pengembangan bahan ajar ,
sedangkan evaluasi yang berupa butir-butir soal merupakan pengembangan
konsep dari materi yang diajarkan di sekolah, sehingga jika merujuk pendapat
Nana Sudjana (2006:22-23) dan Slameto (2001:145) maka evaluasi yang berupa
soal-soal dalam LKS harus memperhatikan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Menurut Andy, “LKS yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi
dan didaktik”. (http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diambil tanggal 5 Februari
2010). Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan
kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti
oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya
bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif. Lembar kerja
siswa dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri,
percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS
dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman
konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap penanaman konsep (tahap
lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan lembar kerja pada tahap
pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari
pada tahap sebelumnya yaitu penanaman konsep.
Merujuk dari manfaat LKS tersebut sebagai pendukung untuk
memperdalam penelitian mengenai LKS, berikut ini merupakan hasil penelitian
terdahulu yang meneliti mengenai LKS : 1) Penelitian yang dilakukan oleh Ida
Septi Ekosari (2009) tentang “Penerapan Media Lembar Kerja Siswa Dalam
Meningkatkan Efektifitas Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di
Kelas VII (Studi Kasus Di SMP Negeri 2 Sidoharjo, Sragen, Tahun Ajaran
2008/2009” membuktikan bahwa Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih
efektif dan ada pengaruh yang positif dari pada tidak menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) bila digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas
VIIB di SMP Negeri 2 Sidoharjo, Sragen. Hasil penelitian tersebut membuktikan
bahwa LKS merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk
mengefektifkan pembelajaran siswa, sehingga sebagai konsekuensi untuk
keberlanjutannya perlu diperhatikan materi muatan atau subtansi dan latihan-
latihan soal dari LKS yang telah disusun tersebut. Materi muatan dan latihan-
latihan tersebut selalu di sesuaikan dengan perkembangan dalam dunia
pendidikan. 2) Penelitian Wili Astuti dan Anam Sutopo (2007) tentang “Analisis
Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Inggris Untuk SLTP Sebagai Media Proses
Belajar Mengajar Bagi Guru Dan Murid : Studi Kasus Di Surakarta“, memperoleh
hasil bahwa Lembar Kerja Siswa Bahasa Inggris SLTP digunakan sebagai buku
acuan utama dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini membuktikan bahwa guru
kecenderungan menggunakan LKS sebagai sumber utama belajar, sehingga
pengetahuan dan ketrampilam siswa akan terbatas pada subtansi yang ada pada
LKS.
Kedua penelitian tersebut menjadi dasar untuk melakukan penelitian yang
lebih dalam. Penelitian ini meneliti mengenai isi dari LKS yang didasarkan pada
prinsip pengembangan bahan ajar dan evaluasi pendidikan, kedua prinsip tersebut
diarahkan pada disiplip ilmu Pendidikan Kewarganegaraan yaitu civic knoledge,
civic skill, civic disposition. Selama ini belum ada yang meneliti mengenali hal
tersebut sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Laporan penelitian yang sudah ada didukung dengan fakta-fakta yang
muncul disekolah-sekolah, ternyata LKS digunakan oleh semua sekolah baik di
tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas
sebagai sarana membantu guru dalam melengkapi proses pembelajaran. LKS
tersebut ada yang disusun oleh MGMP sendiri, ada pula hasil dari Penerbit yang
mencetak LKS untuk sekolah-sekolah. Perkembangan yang muncul disekolah
ternyata pendidik kecenderungan menggunakan LKS sebagai sarana yang pokok
harus dimiliki oleh setiap peserta didik, sehingga peserta didik minimal
mempunyai LKS sebagai bahan untuk belajar. Pendidik lebih mudah dalam
memberikan latihan atau upaya memperdalam penguasaan materi terhadap peserta
didik. Akan tetapi terdapat hal-hal yang tidak diperhatikan oleh pendidik bahwa
LKS itu dibuat oleh MGMP atau penerbit yang bervariasi, sehingga hasilnya akan
mempunyai karakteristik masing-masing. Pendidik kecenderungan tidak pernah
menganalisa ringkasan materi dalam LKS tentang kesesuaiannya dengan prinsip
pengembangan bahan ajar dan analisa soal-soal latihan yang ada di LKS sudah
tepat atau belum dengan prinsip pengembangan evaluasi pendidikan. Hal itu yang
sering tidak diperhatikan oleh pendidik sehingga kecenderungan yang muncul
hanyalah yang penting ada LKS untuk latihan siswa.
Hasil penelitian terdahulu deskriptif dengan Guru PKn tersebut,
menunjukkan LKS sangat baik jika digunakan dalam proses belajar disekolah
guna membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan
LKS yang digunakan selama ini ditingkat SMP masih banyak pengulangan baik
materi dan soal-soal dari kompetensi dasar satu dengan kompetensi dasar lainnya.
Kedua hal tersebut menjadi inspirasi peneliti untuk menganalisa sebuah LKS PKn
di tingkat SMP. Peneliti mengambil LKS PKn kelas IX untuk dianalisis dengan
alasan bahwa Kelas IX merupakan jenjang pendidikan tingkat SMP yang terakhir
sehingga sangat memerlukan sebuah materi dan evaluasi yang tepat untuk mata
pelajaran PKn sebagai persiapan dalam menghadapi ujian kelulusan di tingkat
SMP.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian mengenai
analisa lembar kerja siswa pendidikan kewarganegaraan melalui telaah prinsip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pengembangan bahan ajar dan evaluasi pendidikannya. Penelitian tersebut
mengambil lokasi di SMP Surakarta, sebab sekolah tersebut merupakan salah satu
sekolah dimana bahan ajar yang digunakan oleh siswa dalam membantu proses
pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan beberapa perumusan masalah, dengan harapan agar lebih
memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini. Adapun beberapa rumusan
masalah tersebut sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengembangan prinsip relevansi, konsistensi, dan
kecukupan pada ringkasan materi di Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP Surakarta untuk semester
ganjil?
2. Bagaimanakah pengembangan evaluasi Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX untuk semester ganjil di SMP
Surakarta dilihat dari sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor untuk semester ganjil?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah jawaban terhadap permasalahan yang dikaji
dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengembangan prinsip relevansi, konsistensi, dan
kecukupan pada ringkasan materi di Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP Surakarta untuk semester
ganjil.
2. Untuk mengetahui pengembangan evaluasi Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP Surakarta dilihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor untuk semester ganjil.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, dapat diambil manfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat penelitian tersebut sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang lebih
terhadap disiplin ilmu yang bersangkutan. Dengan penelitian ini diharapakan
dapat memberikan perbaikan terhadap materi dan soal Lembar Kerja Siswa
(LKS) kewarganegaraan di SMP untuk beberapa standar kompetensi. Sehingga
dengan adanya perbaikan tersebut relevansi, ketepatan dan konsistensi dari materi
Lembar Kerja Siswa (LKS) kewarganegaraan di SMP dapat diciptakan dan soal-
soal Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih merujuk pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh penulis untuk menambah
pengetahuan, memperdalam kajian terhadap materi-materi kewarganegaraan dan
pembuatan soal-soal kewarganegaraan sehingga didalam aplikasi materi-materi
tersebut akan terhindar dari miskonsepsi materi dan soal-soal kewarganegaraan.
Hasil penelitian ini juga digunakan oleh penulis sebagai salah satu persyaratan
guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Jurusan Ilmu pengetahuan Sosial di fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Bagi Pendidik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan bagi pendidik
khususnya di SMP untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam
perbaikan materi yang diajarkan dan soal-soal yang diberikan, serta digunakan
sebagai evaluasi bagi guru atau pendidik terhadap perbaikan materi dan soal yang
akan diberikan kepada siswa-siswinya.
c. Bagi Peserta didik
Hasil penelitian ini diharapakan memberikan manfaat bagi peserta didik
yaitu menghindarkan kesalahan dalam pemahaman konsep dari materi
kewarganegaraan yang diajarakan oleh gurunya dan dapat mengembangkan cara
berfikir siswa dengan penguasaan soal-soal yang diberikan. Peserta didik akan
memperoleh materi yang lebih mendalam dengan maksud siswa tidak hanya
mengetahui konsep materi kewarganegaraan dari segi normatifya saja akan tetapi
juga segi empiris dan penguasaan soal-soal yang bervariatif sehingga teori yang
diajarkan bila dibuktikan dengan prakteknya akan mendukung dan menunjukkan
sinkronisasi.
d. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang
akan mengadakan penelitian lebih lanjut terutama yang berhubungan studi analisis
Lembar Kerja Siswa (LKS) kewarganegaraan di SMP dengan mengembangkan
prinsip bahan ajar dan evaluasi pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendekatan Konsep
Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti mencoba mengkaji mengenai
konsep yang mendukung rencana penelitian mengenai Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX. “Belajar merupakan komponen ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik
eksplisit maupun implisit (tersembunyi)” (Syaiful Sagala, 2009:11). Dari
penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa belajar merupakan bagian dari ilmu
pendidikan yang mempunyai tujuan untuk merubah tingkah laku manusia menjadi
lebih dewasa dan berpedoman pada bahan ajar setiap masing-masing mata
pelajaran.
Bahan ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran. Posisinya
sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Keterangan-
keterangan guru, uraian-uraian yang harus disampaikan guru, dan informasi yang
harus disajikan guru dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, guru akan
dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan pelajaran. Di kelas, guru akan
memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau
membelajarkan siswa.
Pada sisi lain, bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu, penyusunan
bahan ajar hendaklah berpedoman kepada standar kompetensi (SK), kompetensi
dasar (KD), dan standar komepetensi lulusan (SKL). Bahan ajar yang disusun
tidak berpedoman pada SK, KD, dan SKL tentu tidak akan memberikan banyak
manfaat kepada peserta didik.
Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap
Siswa. Pelayanan individual dapat terjadi dengan bahan ajar, melalui bahan ajar
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Siswa tersebut berhadapan dengan bahan yang terdokumentasi. Siswa diharapkan
mendapatkan informasi yang konsisten (taat asas). Siswa yang mampu lebih cepat
berpikir dalam belajar, akan dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan
mempelajari bahan ajar, sebaliknya siswa yang lambat berpikir dalam belajar,
akan dapat mempelajari bahan ajarnya berulang-ulang. Dengan demikian,
optimalisasi pelayanan belajar terhadap siswa dapat terjadi dengan bahan ajar.
Jadi, keberadaan bahan ajar sekurang-kurangnya menempati tiga posisi
penting. Ketiga posisi itu adalah sebagai representasi sajian guru, sebagai sarana
pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, standar kompetensi lulusan,
dan sebagai pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik.
Dari penjelasan diatas mengenai keberadaan bahan ajar yang saat
penting, maka harus dipahami lebih jauh mengenai pengembangan bahan ajar.
Berikut ini penjelasan mengenai pengembangan bahan ajar :
a. Hakikat Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
1) Pengertian Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
”Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis” (National
Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training dalam Depdiknas, 2007:3). Materi yang terdapat dalam bahan ajar
diharapkan dapat dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Materi tersebut merujuk pada ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Dari pengertian diatas agar bahan ajar dapat berfungsi
dengan baik maka harus berciri-ciri sebagai berikut:
a) Menimbulkan minat baca b) Ditulis dan dirancang untuk siswa c) Menjelaskan tujuan instruksional d) Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
e) Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.
f) Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih g) Mengakomodasi kesulitan siswa h) Memberikan rangkuman i) Gaya penulisan komunikatif dan semi formal j) Kepadatan berdasar kebutuhan siswa k) Dikemas untuk proses instruksional l) Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari
siswa m) Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar. (Depdiknas, 2007:11)
Konsep diatas merupakan konsep bahan ajar secara umum, sedangkan
untuk pengembangan bahan ajar pendidikan kewarganegaraan (PKn) meliputi tiga
komponen yang perlu dikembangkan dan diajarkan. Menurut Branson dalam Udin
S. Winataputra dan Dasim Budimansyah, (2007:186) tiga komponen Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu ”civic knowledge, civic skill, dan civic disposition”. Dari
ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan) berkaitan dengan
kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara. Komponen
pertama ini harus diwujudkan dalam bentuk lima hal penting yang secara terus
menerus harus diajaukan sebagai sumber belajar atau materi belajar PKn. Lima
hal tersebut antara lain : kehidupan kewarganegaraan,politik dan pemerintahan;
dasar-dasar sistem politik Indonesia; pengejawantahan tujuan-tujuan, nilai-nilai
dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia; hubungan antara Indonesia dengan
negara-negara lain didunia; dan peran warga negara dalam demokrasi di
Indonesia. Untuk hal yang pertama, membantu warga negara melakukan
pertimbangan-pertimbangan yang matang mengenai hakikat kehidupan
kewarganegaraan, politik, dan pemerintahan serta mengapa politik dan
pemerintahan itu penting, tujuan-tujuan pemerintahan, karakter-karakter utama
pemerintahan terbatas dan tidak terbatas, hakikat dan tujuan konstitusi,dan cara-
cara alternatif mengorganisasi pemerintahan konstitusional. Kedua, membantu
memahami dasar sejarah dan filsafat dari sistem politik Indonesia, karakter-
karakter kahas masyarakat dan kultur Indonesia ; nilai-nilai dan prinsip dasar
dalam demokrasi konstitusional. Ketiga, membantu warganegara memahami dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mengevaluasi pemerintahan terbatas yang didirikan serta penyebaran dan
pembagian kekuasaan yang dilakukan. Warganegara memahami dasar-dasar
justifikasi sistem pembatasan,penyebaran dan pembagian kekuasaan dan mampu
bertanggung jawab memastikan hak-hak individu terlindungi. Keempat,
membantu warganegara untuk memahami peran Indonesia di dunia dengan politik
luar negerinya dan peran pemerintah/non pemerintah dalam bidang sosial, politik,
dan ekonomi. Kelima, membantu warganegara memahami perannya dalam
keterlibatan pada kehiduan politik dan civil society sehingga pencapaian tujuan
individu dan tujuan publik cenderung seiring dengan partisipasi mereka dalam
kehidupan politik dan civil society.
Civic Skill (kecakapan kewarganegaraan) yang meliputi kecakapan
inteektual dan kecakapan partisipatoris. Kecakapan intelektual kewarganegaraan
merupakan kemampua mendeskripsikan yaitu mendeskripsikan fungsi-fungsi dan
proses-proses seperti cheks and balances atau judicial review menunjukkan
adanya pemahaman. Melihat dengan jelas dan mendeskripsikan kecenderungan-
kecenderungan seprti berpartisipasi dalam kehidupan kewarganegaraan, imigrasi,
atau pekerjaan, membantu warga negara untuk selalu menyesuaikan diri degan
peristiwa-peristiwa yang sedang aktual dalam pola jangka waktu yang lama.
Sedangkan kecakapan partisipatoris merupakan kecakapan yang berupa partisipasi
yang bertanggung jawab, efektif, dan ilmiah dalam proses politik dan dalam civil
society. Kecakapan partisipatoris sangat penting dikembangkan sejak awal
sekolah dan berlanjut selama masa sekolah.
Civic Disposition (Watak Kewarganegaraan) merupakan karakter publik
maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi
konstitusional. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan
kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah
dipelajari dan dialami oleh sesorang dirumah, disekola, komunitas, dan
organisasi-organisasi civil society. Karakter publik dan privat dapat
dideskripsikan sebagai berikut : menjadi anggota masyarakat yang independen,
memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi dan
politik, menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
berpartisipasi dalam urrusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan
bijakasana, mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat.
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa bahan ajar pendidikan
kewarganegraan adalah seperangkat materi PKn yang mengandung civic
knowledge, civic skill, dan civic disposition yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar.
2) Bentuk Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegraan (PKn)
Bentuk bahan ajar Pendidikan Kewarganegraan (PKn) dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: “bahan ajar cetak, bahan ajar noncetak, bahan
ajar display”. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Bahan cetak
Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi.
Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan lembar kerja siswa. Bahan ajar
cetak tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan bahan ajar cetak adalah:
(1) mudah diperoleh dan dibawa ke mana-mana
(2) mudah dipelajari kapan dan di mana pun
(3) tidak memerlukan alat khusus untuk menggunakannya
(4) pengirimannya relatif mudah dan murah dibanding media lainnya, serta
(5) merupakan media yang paling canggih untuk mengembangkan kemampuan
siswa untuk belajar tentang fakta dan prinsip-prinsip umum serta abstrak
dengan menggunakan argumentasi yang logis.
Kekurangan bahan ajar cetak adalah:
(1) tidak mampu mempresentasikan gerakan
(2) pemaparan materi dalam bahan ajar cetak cenderung linier
(3) tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan
(4) untuk membuat bahan ajar cetak yang bagus, diperlukan biaya yang tidak
sedikit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(5) membutuhkan kemampuan baca yang tinggi dari pembacanya
(6) tidak dapat atau sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang
mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut
(7) sulit untuk memberikan umpan balik untuk pertanyaan-pertanyaan kompleks
yang memiliki kemungkinan banyak jawaban.
b) Bahan noncetak
Bahan ajar noncetak adalah bahan ajar yang berisi materi materi tulisan
atau gambar yang dapat ditampilkan di dalam kelas dengan menggunakan alat
proyeksi. Bahan ajar noncetak dapat dicontohkan seperti: OHT, audio (radio,
kaset, CD audio, CD interaktif, PH), slide, video/film, VCD, dan komputer
(computer Based, Internet). Bahan ajar noncetak tentu mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Kelebihan bahan ajar noncetak secara umum adalah:
(1) dapat menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak
terhadap topik yang dibahas
(2) dapat dikombinasikan antara gambar dengan gerakan
(3) fleksibel dan mudah diadaptasi.
Kekurangan bahan ajar noncetak secara umum adalah:
(1) pada umumnya membutuhkan alat khusus untuk menggunakannya
(2) tidak kompatibel antarjenis yang ada
(3) aliran informasi yang disampaikan sangat fixed.
c) Bahan ajar display
Bahan ajar display adalah jenis bahan ajar yang berisi materi tulisan atau
gambar yang dapat ditampilkan di dalam kelas, di kelompok kecil atau siswa
secara perseorangan tanpa menggunakan alat proyeksi.
Bahan ajar display dapat dicontohkan seperti: flipchart, adhesive, chart,
poster, peta, foto, realita, gambar, model/maket. Bahan ajar display tentu
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan bahan ajar display secara umum adalah:
(1) dapat diletakkan dengan mudah di kelas atau di ruang-ruang sekolah
(2) harganya relatif murah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(3) dapat dikembangkan sendiri oleh guru yang memiliki bakat seni dan dapat
dikembangkan untuk hampir semua mata pelajaran
(4) display yang bagus mampu menarik perhatian siswa, merangsang minat
(5) mampu memperjelas arti, dan mampu menyederhanakan informasi yang
kompleks.
Kekurangan bahan ajar display secara umum adalah:
(1) terlalu kecil untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, kecuali yang
telah dirancang khusus untuk keperluan itu, serta
(2) jenis bahan ajar display merupakan media diam, sehingga tidak cocok untuk
mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan gerakan.
3) Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu
diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau
materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini
berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu
pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau
bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau
merujuk pada standar kompetensi. Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar,
sampailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar. (http://mgmpips.wordpress.com, diakses tanggal 2 Maret 2010) Hal tersebut dapat dijelaskan secara lengkap, langkah-langkah pemilihan
bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi
tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda
untuk membantu pencapaiannya.
b) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi
pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat
dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth,
1987 : 2).
(1) Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat,
nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen
suatu benda, dan lain sebagainya.
(2) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.
(3) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma,
teorema.
(4) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara
urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin
atau cara-cara pembuatan bel listrik.
(5) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon,
penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
(6) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin,
dan rutin.
c) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi,
langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek
yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi
yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis Kognitif ( fakta,
konsep, prinsip, prosedur), afektif, psikomotor atau gabungan lebih daripada satu
jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan,
maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah
jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis
materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting
untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran
memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem
evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi
kognitif yang berupa fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan
keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk
mengajarkan berupa prosedur adalah “demonstrasi”. Cara yang paling mudah
untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan
jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi
yang harus kita ajarkan berupa kognitif, afektif, atau psikomotorik.
Setelah melakukan langkah pemilihan bahan ajar diatas, kemudian perlu
dilakukan pengembangan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan
mendasarkan prinsip-prinsip yang benar dan tepat. Prinsip yang perlu diperhatikan
dalam menentukan bahan ajar yang berupa materi pokok dan uraian materi pokok
antara lain :
a) Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai
b) Prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c) Prinsip adekuasi (kecukupan), yaitu adanya kecukupan materi ajar yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. (Mimin Haryati, 2007:9)
Ketiga tersebut dijelaskan lebih lengkap oleh Depdiknas (2006 : 6)
sebagai berikut: Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi yang digunakan
harus relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang
diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi yang diajarkan
harus berupa fakta atau bahan hafalan. Tidak hanya merujuk pada satu ranah saja,
tentu harus diketahui apakah standar kompetensi tersebut berupa ranah kognitif,
afektif atau psikomotor. Jika ranah tersebut kognitif maka perlu perlu diketahui
materi yang diberikan harus sesuai atau runtut berdasarkan pada tingkatan materi.
Tingkatan materi tersebut harus dimulai dari tingkatan yang paling dasar. Hal
tersebut berlaku juga pada ranah afektif dan psikomotor.
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus
meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sehingga jika kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa empat macam maka yang diberikan harus
merujuk pada empat kompetensi dasar tersebut. Materi yang diberikan merujuk
pada lingkup masing-masing kompetensi dasar yang ingin dicapai. Jika
kompetensi dasar tersebut pada tingkatan dasar maka materi yang diberikan harus
mengarah pada tingkatan dasar tersebut, begitu juga kompetensi dasar yang
diharapkan pada tingkatan kedua maka materi yang diberikan harus mengarah
pada tingkatan kedua.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup untuk
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya. Jadi materi yang diberikan pada setiap kompetensi dasar harus
mencukupi sehingga siswa dapat belajar sesuai sasaran materi sesuai yang ingin
dicapai dalam kompetensi dasar. Materi yang diharapkan pada setiap kompetensi
dasar yang ingin dicapai harus cukup, misalnya Kompetensi dasar yang ingin
dicapai pada kompetensi dasar pada ranah pengetahuan maka materi yang
diberikan hanya mengarah pada pengetahuan saja, tidak membahas materi pada
tingkatan lain.
Ketiga prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan tersebut dijadikan
pula sebagai dasar oleh BSNP dalam mengembangkan materi atau bahan ajar
yang mengacu kurikulum KTSP. BSNP lebih mengembangkan ke dalam berbagai
indikator yang lebih rinci. Adapun indikator-indikator yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menurut BSNP yaitu :
a) Kelayakan Isi meliputi :
(1) Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD :
(a) Kelengkapan materi
(b) Keluasan materi
(c) Kedalaman materi
(2) Keakuratan Materi :
(a) Keakuratan konsep, prinsip dan model
(b) Keakuratan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
(c) Keakuratan urutan penguasaan kompetensi
(3) Materi Pendukung Pembelajaran :
(a) Aplikasi konsep dilapangan
(b) Penumbuhan Motivasi
(c) Pemecahan Masalah
(d) Kemutakhiran
(e) Pengayaan
b) Kelayakan Penyajian meliputi
(1) Teknik Penyajian :
(a) Sistematika penyajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(b) Keruntutan konsep
(c) Kemenarikan penyajian
(2) Penyajian Pembelajaran :
(a) Keterpusatan pada peserta didik
(b) Penyajian masalah kontekstual
(3) Kelengkapan Penyajian
(a) Bagian Pendahuluan
(b) Bagian Isi
(c) Bagian Penyudah/Penutup
c) Kelayakan Kebahasaan meliputi
(1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik :
(a) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik
(b) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosio-emosional peserta
didik
(2) Penyajian Pembelajaran :
(a) Keterbacaan pesan
(b) Ketepatan tata bahasa, ejaan dan istilah
(3) Keruntutan dan Kesatuan Gagasan
(a) Keruntutan dan keterpaduan antar bab
(b) Keruntutan dan keterpaduan antar paragraf
b. Hakikat Evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Evaluasi mempunyai arti yang berbeda untuk guru yang berbeda, berikut
beberapa arti yang telah secara luas dapat diterima oleh para guru di lapangan.
Menurut Cross dalam Sukardi (2008:1) “Evaluation is process which determines
the extent to which objectives have been achievied”. Evaluasi merupakan proses
yang menentukan kondisi dimana satu tujuan telah dapat dicapai.
Evaluasi yang diberikan tersebut mempunyai karakteristik dan fungsi.
Menurut Sukardi (2008:1) “Karakteristik evaluasi, meliputi :
1) Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi
2) Lebih bersifat tidak lengkap
3) Mempunyai sifat kebermaknaan relative”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menurut Sukardi (2008:2) Fungsi evaluasi, meliputi : 1) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru 2) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar 3) Mengetahui tingkatb ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar 4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru yang bersumber dari siswa 5) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa 6) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa Setelah diketahui karakteristik dan fungsi evaluasi tersebut, maka perlu
dipahami mengenai sasaran evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang
berupa ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dapat diketahui dengan
memahami konsep penilaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut
Mimin Haryati (2008:22-27) “Penilaian aspek kognitif, yaitu penilaian yang
mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi. Penilaian aspek afektif yaitu penilaian yang mencakup penerimaan,
menanggapi atau tanggapan, peneilaian dan penentuan sikap, mengorganisasi atau
mengelola dan menghayati atau karakterisasi. Penilaian aspek psikomotor yaitu
imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, naturalisasi”.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1) Ranah kognitif
Tujuan ranah kognitif ini berorientasi kepada kemampuan berpikir,
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu kemampuan
mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menggabungkan gagasan, metode, atau prosedur yang sebelumnya
dipelajari untuk memecahkan masalah. Dengan demikian aspek kognitif adalah
subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang berawal dari
tingkat rendah yaitu pengetahuan sampai pada tingkat yang paling tinggi yaitu
evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang
berbeda-beda seperti yang diungkapkan taksonomi Benyamin S Bloom yang telah
direvisi oleh Lorin W. Anderson dan David W Krathwohl yaitu :
a) Mengingat
Pada tingkatan yang paling rendah ini siswa dituntut untuk mengingat
informasi atau hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.
Pengetahuan tersebut dapat berkenaan dengan fakta, konsep, peristiwa,
pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode, prosedur. Materi jenis fakta adalah
materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa
sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi
konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa
dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa
langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut Dapat dicontohkan seperti
berikut :
(1) Siswa dapat menjelaskan pengertian Negara
(2) Siswa dapat menyebutkan nama-nama Presidan Indonesia dari
pertama sampai sekarang
(3) Siswa dapat menggambarkan kembali struktur kelembagaan Negara
Indonesia
(4) Siswa dapat menyebutkan tanggal dan tempat terjadinya peristiwa
sejarah
(5) Siswa dapat menyebutkan bunyi pasal 1 ayat 1 di dalam UUD
b) Memahami
Pada tingkatan kedua setelah pengetahuan ini siswa dituntut untuk
menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui atau menangkap sari
dan makna hal-hal yang dipelajari dengan kata-katanya sendiri. Dapat
dicontohkan seperti berikut :
(1) Siswa dapat menjelaskan kembali pengertian Negara dengan kata-
katanya sendiri
(2) Siswa dapat memberikan contoh perubahan akibat globalisasi
(3) Siswa dapat menerangkan akibat pemekaran daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
c) Mengaplikasikan
Pada tingkatan ini siswa dituntut mampu menggunakan atau
menerapakan informasi, metode , kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata
dan baru, serta memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku ini misalnya tampak dalam kemapuan menggunakan prinsip. Dapat
dicontohkan seperti berikut :
(1) Siswa dapat mencegah terjadinya korupsi saat kegiatan ulangan
berlangsung
(2) Siswa dapat menyelidiki hal-hal yang mengakibatkan korupsi
(3) Siswa dapat menyesuaikan diri dalam pelembagaan globalisasi
d) Menganalisis
Pada tingkatan ini siswa dituntut mampu untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik
dan mampu mengidentifikasi, memisahkan, membedakan komponen-konponen
suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan. Dapat
dicontohkan seperti berikut :
(1) Siswa dapat mengaitkan kondisi yang terjadi di dalam masyarakat
dengan aturan yang terdapat di dalam Perda di daerah masing-
masing.
(2) Siswa dapat menyeleksi antara hak dan kewajiban sebagai warga
Negara
(3) Siswa dapat menyimpulkan hal-hal yang terjadi akibat pertikaian
antar suku
e) Mengevaluasi
Pada tingkatan level tertinggi ini siswa mampu membentuk pendapat
tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, membuat penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk dengan kriteria tertentu.
Dapat dicontohkan seperti berikut :
(1) Siswa mampu mengkritik kinerja Pemerintah Daerah di tempat
tinggal siswa
(2) Siswa mampu mengukur keberhasilan pemilu sekarang ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
f) Mencipta
Pada tingkatan ini siswa mampu mengaitkan dan menyatukan berbagai
elemen dan unsur pengetahuan sehingga terbentuk suatu pola baru, misalnya
tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja. Dapat dicontohkan
seperti berikut :
(1) Siswa dapat memadukan antara hak dan kewajiban dalam
kehidupan di masyarakat
(2) Siswa mampu menanggulangi dampak dari globalisasi
Menurut Mimin Haryati (2007:22) tingkatan belajar kognitif diatas dapat
diformulasikan dalam perbandingan jika digunakan sebagai alat untuk menilai
soal-soal latihan untuk setiap tingkat disarankan sebagai berikut :
a) Soal untuk menguji tingkat mengingat peserta didik ..................................40%
b) Soal untuk menguji tingkat memahami peserta didik .................................20%
c) Soal untuk menguji tingkat mengaplikasikan peserta didik ........................20%
d) Soal untuk menguji tingkat menganalisis peserta didik ..............................10%
e) Soal untuk menguji tingkat mengevaluasi peserta didik ...............................5%
f) Soal untuk menguji tingkat mencipta peserta didik ......................................5%
Menggunakan perbandingan diatas mempermudah guru dalam membuat soal-soal
ujian untuk siswa dan terhidar dari kekeliruan dalam membuat soal dalam setiap
tingkatan.
Berdasarkan perkembangan keilmuan yang baru taksonomi Benyamin S
Bloom telah direvisi oleh Lorin W. Anderson dan David W Krathwohl, untuk
ranah kognitif mengalami perubahan seperti ditunjukkan bagan berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dimensi Pengetahuan
Gambar 1. Ringkasan Perubahan Struktur dari Kerangka Pikir Asli ke
Revisinya (Lorin W Anderson dan David W Krathwohl, 2010 : 403)
Revisi tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa perubahan yang
dilakukan oleh Lorin W Anderson dan David W Krathwohl yaitu :
a) Perubahan Penekanan yaitu focus utama revisi pada pengunaan taksonomi
pendidikan dalam merencanakan kurikulum,pembelajaran, asesmen dan
kesesuaian diantara ketiganya; menyasar pada segmen pembaca terutama
guru; contoh-contoh tugas assessment untuk memperjelas makan taksonomi;
menekankan pada subkategori.
b) Perubahan Terminologi yaitu nama-nama kategori pokoknya sesuai dengan
kerangka tujuan pendidikan; sub-sub kategoripengetahua diberi nama baru dan
disusun ulang; sub-subkategori proses kognitif yang berbentuk kata benda
diganti dengan kata kerja; nama kategori komprehensi dan sintesis diubah.
c) Perubahan Struktur yaitu kata kerja dan kata benda dalam rumusan tujuan
menjadi dimensi-dimensi yang terpisah; Dimensi pengetahuan dan proses
kognitif menjadi dasar alat analisis; kategori-kategori proses kognitif tidak
membentuk hierarkhi kumulatif; urutan sintesis/mencipta dan
Evaluasi/Mengevaluasi ditukar
Komponen Kata Kerja
Pengetahuan
Komprehensi
Aplikasi
Analisis
Sintesis
Evaluasi
Mengingat
Memahami
Mengaplikasikan
Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta
Dimensi Tersendiri Komponen Kata Benda
Dimensi Proses
Kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Ranah Afektif
Menurut Pophan dalam Mimin Haryati (2008:36) mengatakan bahwa
”ranah afektif menentukan keberhasilan seorang peserta didik untuk mencapai
ketuntasan belajar. Ranah afektif ini mempunyai tujuan yang berhubungan dengan
perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukan penerimaan atau
penolakan terhadap sesuatu”. Sedangkan menurut Aunurrahman (2009 : 51)
menyatakan ”tujuan dari afektif ini dari tingkat awal yaitu memperhatikan suatu
fenomena sampai pada tingkat yang lebih komplek yang merupakan faktor
internal seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani”.
Ranah afektif ini terdiri dari lima tingkatan dengan aspek belajar yang
berbeda-beda seperti yang dikutip Aunurrahman (2009 : 51-54). Kelima aspek
tersebut meliputi:
a) Penerimaan
Tingkatan ini sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku yang
mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal
tersebut. Dapat dicontohkan seperti berikut :
(1) Kesedian siswa mematuhi rambu-ranbu lalu lintas
(2) Kemauan siswa dalam mengikuti berita politik di televisi
(3) Siswa mampu memilih mana yang baik da mana yang buruk
b) Menanggapi atau tanggapan
Tingkatan ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus
tetapi juga beraksi terhadap fenomena yang ada dan kerelaan, kesediaan
memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Dapat dicontohkan
seperti berikut :
(1) Siswa mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru
(2) Siswa mampu mengajukan pertanyaan
(3) Siswa mengikuti upacara dalam menyambut peringatan Hari
Pendidikan Nasional
c) Penilaian dan penentuan sikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tingkatan ini mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai,
mengakui, dan menentukan sikap dan pengakuan secara objektif (jujur) dari
siswa. Dapat dicontohkan seperti berikut :
(1) Siswa dapat memperjelas kondisi di masyarakat sekarang ini akibat
globalisasi
(2) Siswa mampu mengusulkan solusi dalam memecahkan masalah
pelanggaran peraturan di sekolah
(3) Siswa menyakinkan gura bahwa bahwa ia mampu mengerjakan
tugas di sekolah
d) Mengorganisasi atau mengelola
Tingkatan ini mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup. Jadi tahap ini siswa mampu memilih nilai-
nilai yang terbaik untuk diterapkan, menentukan dan menerima bahwa nilai itu
lebih dominan dibandingkan nilai yang lain. Dapat dicontohkan seperti berikut :
(1) Siswa mampu mengubah sikap dia yang buruk menjadi baik
(2) Siswa mampu mengklisifikasikan nama tugas pribadi dan mana
tugas kelompok
(3) Siswa mampu membangun dirinya menjadi pemimpin di dalam
kelas
e) Menghayati atau karakterisasi
Tingkatan ini mencakup kemampuan menghayati nilai, dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Sikap dan perbuatan yang
secara konsisten dilakukan oleh siswa selaras dengan nilai-nilai yang dapat
diterimanya, sehinnga sikap dan perbuatan itu seolah-olah telah menjadi ciri-ciri
perilakunya. Dapat dicontohkan seperti berikut :
(1) Siswa mendengarkan pendapat teman dalam diskusi di kelas
(2) Siswa mampu mempengarui siswa yang malas menjadi rajin dalam
meningkatkan potensi mata pelajaran yang tidak di sukai
Dari kelima tingkatan belajar afektif diatas dapat dituangkan dalam
bentuk bagan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2. Bagan Hierarki Perilaku Belajar Afektif ( Aunurrahman, 2009 : 54)
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik ini terdiri dari lima tingkatan dengan aspek belajar
yang berbeda-beda seperti yang dikutip Aunurrahman (2009 : 55-59). Kelima
aspek tersebut meliputi:
a) Imitasi
Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan
sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.
Contohnya : menirukan proses musyawarah yang dilakukan oleh para wakil
rakyat.
b) Manipulasi
Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan sederhana yang
belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja.
Contohnya : Siswa dilatih oleh guru untuk melakukan praktek pemilu sesuai
dengan petunjuk.
c) Presisi
Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan yang akurat
sehingga menghasilkan produk kerja yang presisi. Contohnya : Siswa datang tepat
waktu sesuai jadwal sekolah.
d) Artikulasi
5. Menghayati atau karakterisasi
4. Mengorganisasi atau mengelola
3. Penilaian dan penentuan sikap
2. Menanggapi atau tanggapan
1. Penerimaan Rendah
Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan komplek dan tepat
sehingga produk kerjanya utuh. Contohnya : Guru menyuruh siswa mencari
artikel tentang adat istiadat dan siswa mempraktekkan di depan.
e) Naturalisasi
Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan secara reflek.
Contohnya : Seorang siswa yang secara reflek memegang tangan anak kecil yang
sedang berlari di jalan ketika sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi.
Dari kelima tingkatan belajar psikomotorik diatas dapat dituangkan
dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Gambar 3. Bagan Hierarki Perilaku Belajar Psikomotorik (Aunurrahman,2009:59)
c. Hakikat Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegraan (PKn)
1) Pengertian Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegraan
(PKn)
Lembar kerja siswa (LKS) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah
lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian tertentu.. LKS
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat baik dipergunakan dalam rangka
strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS Pendidikan
Kewarganegraan (PKn) dipakai dalam metode penemuan terbimbing, sedangkan
dalam strategi ekspositorik LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipakai
untuk memberikan latihan pengembangan. ”Selain itu LKS Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa
5. Naturalisasi
4. Artikulasi
3. Presisi
2. Manipulasi
1. Imitasi Rendah
Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar yang beroriantasi pada
pengembangan civic knowledge, civic skill, dan civic disposition”
(http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diakses tanggal 5 Februari 2010).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS
Pendidikan Kewarganegraan (PKn) adalah media cetak yang terdiri dari satu atau
dua lembar atau lebih yang diberikan kepada setiap siswa disatu kelas dengan
tujuan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar yang beroriantasi pada
pengembangan civic knowledge, civic skill, dan civic disposition.. LKS harus
disusun dengan tujuan dan prinsip yang jelas. Menurut Andi adapun ”tujuan
meliputi: a) Memberikan pengetahuan dan sikap serta ketrampilan yang perlu
dimiliki siswa, b) Mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disajikan, c) Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit
dipelajari” (http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diakses tanggal 5 Februari 2010).
Menurut Andi prinsipnya meliputi: a) Tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan, b) Mengandung permasalahan, c) Sebagai alat pengajaran, d) Mengecek tingkat pemahaman, e) Pengembangan dan penerapannya, f) Semua permasalahan sudah dijawab dengan benar setelah selesai pembelajaran (http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diakses tanggal 5 Februari 2010)
2) Peran dan Fungsi Lembar Kerja Siswa Pendidikan
Kewarganegraan (PKn)
Peran LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat besar dalam proses
pembelajaran karena dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan
penggunaannya dalam pembelajaran geografi dapat membantu guru untuk
mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri.
Disamping itu LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga dapat
mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat
mengoptimalkan hasil belajar. Menurut Andi ”lembar kerja siswa mempunyai
fungsi antara lain: untuk tujuan latihan, untuk menerangkan penerapan atau
aplikasi, untuk kegiatan penelitian, untuk penemuan, untuk penelitian hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
bersifat terbuka” (http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diakses tanggal 5 Februari
2010). Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Untuk tujuan latihan
Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan dalam pendalaman
konsep Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Lembar kerja seperti ini sering
digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.
b) Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)
Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan
kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal untuk mendalami tujuan standar
kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal ini bermanfaat ketika kita
menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah.
Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab,
dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.
c) Untuk kegiatan penelitian
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian
menganalisis data tersebut. Misalnya dalam penelitian kasus korupsi.
d) Untuk penemuan
Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu
keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu dan kemudian
menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat
diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana.
e) Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka
Penggunaan lembaran kerja siswa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Pendekatan Teori
Menurut pedoman evaluasi kurikulum yang terdapat dalam
(http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011), langkah-
langkah evaluasi kurikulum antara lain sebagai berikut:
a. Dalam konteks komponen kurikulum, maka evaluasi dilakukan terhadap
setiap komponen kurikulum dengan menggunakan hasil belajar sebagai
indikator utama. Maka evaluasi akan meliputi:
1) Evaluasi ketercapaian tujuan kurikuler
2) Evaluasi Bahan Ajar
3) Evaluasi Pendistrian Bahan Ajar
4) Evaluasi Model Pembelajaran
5) Evaluasi atas Model Evaluasi Hasil Belajar
Model Evaluasi mengikuti alur struktur kurikulum berikut:
Tujuan Kurikuler
Bahan Ajar
Distribusi Bahan Ajar
Metoda Pembelajaran
Evaluasi Hasil Belajar
Gambar 4. Bagan Model Evaluasi mengikuti alur struktur kurikulum
(http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011)
b. Dalam konteks Evaluasi berbagai tingkat pencapaian tujuan kurikulum,
evaluasi dilakukan tiga tahap yaitu proses analisis, proses perencanaan dan
proses evaluasi. Proses analisis yang meliputi empat level yaitu analisis level
1, analisis level 2, analisis level 3 dan analisis level 4. Sedangkan proses
perencanaan dimulai dari penentuan tujuan dan kebutuhan sampai dengan
bahan dan latihan pembelajaran secara spesifik. Setelah itu melalui proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
evaluasi dapat diketahui dampak dari tiap tahap masing-masing. Proses
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Evaluasi Berbagai Tingkat Pencapaian Tujuan Kurikulum
(http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011)
c. Bagan Alir Prosedur Operasional Evaluasi Kurikulum karena adanya 2
wacana evaluasi seperti disebut diatas, maka bagan alir prosedur operasional
dapat pula dibuat tersendiri.
1) Wacana I, evaluasi dalam konteks tinjauan ulang per komponen,
merupakan evaluasi pada tingkat mata pelajaran dan melibatkan lebih
banyak pihak. Wacana I tersebut dapat digambarkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 2. Evaluasi Dalam Konteks Tinjauan Ulang Per Komponen
(http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011)
2) Wacana II, evaluasi dalam konteks pencapaian tingkat tertentu dari tujuan
kurikulum, evaluasi ini melibatkan tidak terlalu banyak pihak pada level
evaluasi tingkat. Wacana II tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
tabel sebagai berikut :
• Bahan Ajar ke dalam Mata Pelajaran • Mata Pelajaran dalam satu semester • Beban Studi Mata Pelajaran • Menganalisis hubungan preekuisitas dan
korekusitas antar mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 3. Evaluasi Dalam Konteks Pencapaian Tingkat Tertentu Dari
Tujuan Kurikulum (http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses
tanggal 8 Juni 2011)
Menurut pedoman evaluasi kurikulum (hhtp:thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mp
evaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011), beberapa penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa:
a. Evaluasi kurikulum tidak bermaksud untuk membuktikan sesuatu
melainkan mengembangkan sesuatu
b. Prinsip dasar evaluasi adalah membandingkan data dengan indikator yang
ditetapkan
Tim Evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c. Dalam merancang Evaluasi Kurikulum, Tim Evaluasi harus menguasai
teknik-teknik:
1) Mengukur perubahan jangka panjang atas perilaku belajar siswa
2) Mengukur reaksi serta persepsi siswa terhadap kurikulum yang
berjalan bagi dirinya
3) Mengukur ketrampilan kognitif, psikomotorik dan ketrampilan reaktif
dan interaktif siswa.
a. Tinjauan Teori Kurikulum
Berbicara mengenai kurikulum merupakan sebuah komponen penting
dalam sebuah pendidikan. Kurikulum dapat diartikan sebagai bahan belajar
(curriculum as subject matter), yaitu menggambarkan suatu kurikulum sebagai
kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi yang diajarkan.
Kurikulum sebagai seperangkat pengalaman (curriculum as experience) artinya
semua pengalaman yang telah direncakan secara khusus sebagai bahan penulisan
kurikulum. Kurikulum sebagai wacana-wacana tujuan dan sasaran (curriculum as
intention) artinya kurikulum berisikan tujuan,cita-cita dan sasaran, serta apa yang
harus di dapat anak didik. Kurikulum sebagai refleksi kebudayaan (curriculum as
cultural reproduction) artinya kurikulum harus merefleksikan budaya masyarakat
tertentu. Kurikulum sebagai pembentukan individu kearah yang lebih baik
(curriculum as currere) artinya kurikulum sebagai proses pemberian pemahaman
kepada individu untuk berkembang ke arah yang lebih baik.
Teori Kurikulum telah berusaha dikembangkan oleh para ahli. Teori
kurikulum tersebut antara lain teori Hilda Taba, teori B.F. Skiner, teori Carl
Rogers, teori William Pinar. Penelitian ini mendasarkan pada pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika (KTSP), sehingga dari beberap teori
kurikulum tersebut menurut hemat peneliti sebagai teori yang cocok mendasari
pengembangan KTSP adalah Teori Hilda Taba yaitu teori induktif. Teori ini
cenderung memfokuskan pada proses berpikir. Tiga dalil utama mengenai berpikir
menurut teori Taba yaitu :
1) Thinking can be taught ( berpikir dapat diajarkan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2) Thinking is an transition between the individual and the data (berpikir
merupakan suatu transisi aktif antara individu dan data)
3) The processes of thought evolved by asequence that is lawful (proses
pikiran disusun oleh suatu susunan yaitu menurut hukum). (Abdullah
Idi, 2007 : 110)
Tabel 4. Pendekatan Teori Kurikulum (Abdullah Idi, 2007 : 111)
Adapun Pendekatan Teori Kurikulum Model Taba sebagai berikut :
1. Diagnosis of needs
2. Formulating Objectives
Basic knowledge (concepts and generalizations)
Thinking ( by processes of concept formation,
inductive development of generalizations,
application of principles)
Attitudes, feelings and sensitiveties
Academic and social skills
3. Selection and organization of content
Basic concepts
Main ideas
Specific fact
Patterrns for organizing content
4. Selection and organization of learning experiences
Sequence of learning experiences for cognitive
development
Sequence of learning experiences for affective
development
5 Evaluation
Diagnostic
A range of instruments to evaluate whether
objectives have been achieved
Berdasarkan esensi dari teori Hilda Taba tersebut, KTSP dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman
pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk
pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi,
dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh BSNP .
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
2) Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b. Tinjauan Teori Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National
Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training). Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
Untuk pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar sebagai dasar untuk
menganalisis Selain itu lebih spesifik lagi dengan menggunakan indikator-
indikator penilaian untuk pengembangan bahan ajar bentuk modul berdasarkan
KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP yang telah dikemukakan sebelumnya.
Pengembangan bahan ajar menurut BSNP harus memperhatikan urutan penyajian
(sequencing) sebagai sarana menentukan urutan mempelajari atau
mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi
pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan
menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami
kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa
akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya
dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan
hierarkis.
1) Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-
langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan
kamera video.
2) Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya
harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sosialisasi KTSP
Kompetensi
DasarIndikator
Standar
Kompetensi
Kegiatan
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
ALUR ANALISIS PENYUSUNAN BAHAN AJAR
BAHAN AJAR
1.1. Mendengarkan
Memahami wacana
transaksional dan
interpersonal ringan
dan/atau monolog lisan
terutama berkenaan
dengan wacana
berbentuk report.
1.Mengidentifikasi
kelompok kata sifat
2. …..Lainnya
1. Teks berbentuk
report.
2. Adjective phrase.
1. Mendiskusikan
teks report yang
didengar.
2. Mengidentifikasi
adjective phrase.
1. LKS
2. Modul
3. Kaset
4. dll.
1. Berkomunikasi lisan dan
tertulis menggunakan ragam
bahasa yang sesuai dengan
lancar dan akurat dalam
wacana interaksional
dan/atau monolog terutama
berkenaan dengan wacana
berbentuk naratif, prosedur,
spoof/recount, report, dan
news item.
Gambar 5. Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar (BSNP,2007)
c. Tinjauan Teori Evaluasi Pendidikan
Menurut taksonomi Benjamin Bloom dalam Syaiful Sagala (2009: 34)
”belajar merupakan perubahan kualitas kemapuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, sebagai
masyarakat maupun sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa”. Ketiga ranah
tersebut banyak dipakai sebagai dasar pengembangan tujuan instruksional
diberbagai kegiatan latihan dan pendidikan. Secara eksplisit ketiga ranah tersebut
tidak dapat dipisahlan satu sama lain. Ranah kognitif mengarah pada
pengembangan cara berfikir siswa. Ranah Afektif mengarah pada pengembangan
sikap siswa. Rahah psikomotorik mengarah pada pengembangan praktek/ tingkah
laku siswa.
Untuk itu peneliti menggunakan teori evaluasi pendidikan berdasarkan
taksonomi Benyamin S Bloom yang telah direvisi oleh Lorin W Anderson dan
David R Krathwohl karena teori ini dapat dipergunakan untuk menganalisis soal-
soal dalam Lembar Kerja Siswa PKn sesuai dengan ranah-ranahnya baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik. Selain itu untuk melakukan evaluasi pendidikan ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
peneliti juga memperhatikan ranah-ranah yang dikembangkan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu Civic Knowlede (Pengetahuan Kewarganegaraan), Civic
Disposition (Karakter Kewarganegaraan), dan Civic Skill (Ketrampilan
Kewarganegaraan).
Sebagai dasar pedoman evaluasi di sekolah, baik pendidikan dasar dan
menengah yaitu mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Isi
dari Pemendiknas No 20 tahun 2007 dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Pengertian
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan
satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester tersebut.
8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan
aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.
9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar
(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang
satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.
B. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik.
7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
C. Teknik dan Instrumen Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk
tugas rumah dan/atau proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang
dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada
UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan
melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari
satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat
dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan
mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah.
7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a)
menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c)
melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta
didik dari ujian sekolah/madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan
hasil penilaian.
8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama
dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik
sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan
kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata
pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok
mata pelajaran yang relevan.
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat
keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala
sekolah/madrasah.
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan
deskripsi kemajuan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan
langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
bekerjasama dengan instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah
satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu
pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan
serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan.
E. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi
kegiatan sebagai berikut:
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian
yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk
dan teknik penilaian yang dipilih.
4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang
diperlukan.
5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan
kesulitan belajar peserta didik.
6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik.
7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester
kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan
kompetensi utuh.
9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan
hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan
kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang
baik.
F. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian
tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
3. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.
4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok
mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat
dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil
penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.
7. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian
Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata
pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik
dalam bentuk buku laporan pendidikan.
9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada
dinas pendidikan kabupaten/kota.
10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok
mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
c. lulus ujian sekolah/madrasah.
d. lulus UN.
11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap
peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan
penyelenggara UN.
12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
G. Penilaian oleh Pemerintah
1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan
soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program
dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta
daya serap berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang
berkepentingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan.
5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan
kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun
oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.
d. Tinjauan Hubungan Antara Teori Kurikulum, Bahan Ajar, dan Teori Evaluasi Pendidikan
Teori induktif Hilda Taba dalam Abdullah Idi, (2007: 110) dalam rangka
mengembangkan kurikulum menekankan pada proses berpikir bagi peserta didik,
sehingga berdasarkan teori pendekatan kurikulum model Taba tersebut dapat
mengarah kepada pengembangan dan pertumbuhan ketrampilan-kerampilan
berpikir anak didik. Untuk mendukung proses pembelajaran yang mengarah
kepada pembentukan ketrampilam berfikir bagi perserta didik tersebut maka
diperlukan bahan ajar yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan bahan
ajar serta bentuk evaluasi yang tepat sesuai dengan sasaran evaluasinya. Proses
pembelajaran yang dikembangkan melalui proses berpikir yaitu salah satunya
dengan diberikan soal-soal latihan yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai oleh peserta didik untuk dikerjakan secara
individu. Soal-soal yang diberikan mempunyai hubungan dengan teori evaluasi
pendidikan yang dikembangkan pada sasaran evaluasi. Pada dasarnya sasaran
evaluasi PKn ada 3 yaitu kognitif berupa civic knowledge, afektif berupa civic
disposition, dan psikomotor berupa civic skill.
Melihat keterkaitan yang ada pada kurikulum, bahan ajar dan evaluasi
pendidikan tersebut maka jelas sekali sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan
penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memfokuskan analisis
terhadap bahan ajar yang berbentuk LKS . Subtansi LKS yang paling pokok yaitu
latihan yang berupa soal-soal, disamping soal-soal LKS juga didukung dengan
materi secara singkat sebagai pelengkap. Ringkasan materi yang diberikan harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
memperhatikan pada kurikulum yang digunakan, prinsip pengembangan bahan
ajar sedangkan soal-soal yang diberikan harus memperhatikan sasaran evaluasi
yang ada pada PKn.
B. Kerangka Pemikiran
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
merupakan bahan ajar yang dapat digunakan guru sebagai bahan untuk
memberikan latihan kepada siswa disekolah. LKS Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) berisi materi-materi singkat dan soal-soal latihan. LKS Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) yang digunakan di sekolah-sekolah seharusnya
berorientasi kepada prinsip pengembangan bahan ajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal
itu bertujuan agar LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang digunakan
disekolah dapat menjadi bahan ajar pendukung yang memang dapat digunakan
meningkatkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Materi yang terdapat dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
harus mendasarkan pada prinsip pengembangan bahan ajar yang meliputi prinsip
relevansi, konsistensi dan kecukupan. Berdasarkan prinsip tersebut uraian materi
dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan memberikan sebuah
pengetahuan yang baru dan lebih tepat bagi siswa yang menggunakan. Sehingga
perlu dilakukan sebuah analisa materi LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
yang berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar.
Soal-soal latihan dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) harus
mendasarkan pada sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Soal-soal latihan harus menunjukkan kesesuaian dan
ketepatan dengan ranah masing-masing. Untuk itu perlu sebuah analisa soal-soal
latihan dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berdasarkan sasaran
evaluasi yang berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari konsep pengembangan bahan ajar dan evaluasi Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) diatas diharapkan dapat mengahasilkan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang berorientasi pada pengembangan civic
knowledge, civic skill, civic disposition.
Berdasarkan uraian diatas peneliti mencoba menganalisa LKS PKn Kelas
IX di Kota Surakarta. Kerangka pemikiran tersebut dapat kami sajikan dalam
bentuk bagan sebagai berikut :
Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran
Materi Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn Kelas IX
Semester Ganjil
Soal-Soal Latihan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
1. Relevansi 2. Konsistensi 3. Kecukupan
1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotorik
Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn Kelas IX sebagai bahan ajar pendukung yang berorientasi civic
knowledge, civic skill, civic disposition
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka penelitian ini
mengambil lokasi yaitu SMP di Surakarta. SMP tersebut terdiri dari SMP Negeri
dan Swasta, karena SMP di Surakarta sangat banyak baik negeri maupun swasta
maka penulis akan mengambil beberapa sample dari SMP negeri maupun swasta.
Sampel yang di gunakan untuk penelitian sudah mewakili seluruh SMP di
Surakarta sebab hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan perbaikan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia
khususnya siswa guna membentuk siswa yang berkualitas dan sekolah yang
mempunyai daya saing tinggi. Sehingga berdasarkan pertimbangan tersebut
beberapa sample sekolah tersebut, peneliti gunakan sebagai lokasi atau tempat
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih lima (7) bulan yaitu dimulai
dari bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Adapun pembagian
waktu dan jadwal kegiatannya dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 5. Rencana Waktu Penelitian
Tahun 2010-2011 No Tahap Feb Mar Apr Mei Jun-Des Jan-Mar
1 Pengajuan Judul XX
2 Pengajuan Proposal
XX XX
3 Perizinan Penelitian XX
4 Pelaksanaan
Penelitian
XX
5 Analisis Data XX
6 Penyusunan Laporan XX
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Dalam penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif dan
analisis kontens sebab dalam penelitian ini mengarah pada pendeskripsian secara
rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi
menurut apa adanya di lapangan studinya.
Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (1998:3) mendefinisikan bahwa
“penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan tersebut dalam pada manusia
dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dn peristilahannya”.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998:31) ”Metode deskriptif
merupakan suatu metode penelitian yang dilakasanakan guna mengetahui kondisi
yang sebenarnya”.
2. Strategi Penelitian
Agar masalah yang diteliti dapat diungkap dan dipecahkan maka setelah
menentukan bentuk penelitian selanjutnya menentukan strategi penelitian yang
akan dipakai.
Di dalam penelitian kualitatif, menurut H.B Sutopo (2002:112) bahwa “ Di
dalam penelitian kualitatif di kenal adanya studi kasus tunggal dan studi kasus
ganda, kemudian keduanya masih dibedakan dengan jenis penelitian terpancang
ataupun holistik penuh”.
Jadi berdasarkan uraian diatas penelitian ini menggunakan strategi
penelitian tunggal holistic penuh, artinya bahwa penelitian ini terarah pada satu
karakteristik dan beberapa sample yang mewakili sasaran atau lokasi yaitu Studi
Analisa Lembar Kerja Siswa (LKS) Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX
Berdasarkan Prinsip Pengembangan Bahan Ajar dan Evaluasi Pendidikan di SMP
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
C. Sumber Data
Sumber data dipilih sesuai dengan dengan jenis informasi yang diperlukan
berdasarakan arahan beragam hal yang terdapat dalam rumusan masalah. Sumber
data harus dirumuskan secara rinci yang berkaitan dengan jenisnya, apa, siapa
yang secara langsung berkaitan dengan jenis informasi atau data yang akan digali.
Menurut H.B Sutopo (2002: 49-54) bahwa “Dalam penelitian kualitatif
sumber datanya dapat berupa informan, peristiwa atau aktivitas, tempat atau
lokasi, benda, beragam gambar, rekaman, dokumen dan arsip“.
Berdasarkan uraian diatas sumber data yang kami gunakan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Informan
Informan adalah orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang
akan diteliti dan mengetahui mendalam tentang data-data yang diperlukan.
Informan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Guru-Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Surakarta yaitu
Beberapa Guru PKn di SMP Negeri dan Swasta. Guru tersebut yaitu
Marimin, S.Pd , Sri Suyamtini, M.Pd, Ch. Savitri Sulistyowati, S.Pd,
M. Ambarwati Dwi R, S.Pd.
b. MGMP Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Surakarta meliputi :
Ketua MGMP, Sekretaris MGMP dan Pengurus MGMP yang terkait
yaitu Marimin, S.Pd sebagai Ketua MGMP dari SMP N 12 Surakarta,
Setyo Haryono, S.Pd dari SMP N 9 Surakarta sebagai Sekretaris
MGMP, dan Susniwati, S.Pd sebagai salah satu pengurus MGMP
2. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bersangkutan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.dalam mengkaji dokumen sebaiknya tidak
hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga berusaha menggali dan menangkap
maknanya yang tersirat dari dokumen tersebut.
Adapun dokumen dan arsip yang digunakan peneliti sebagai sumber data :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
c. LKS Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX semester ganjil yaitu LKS
buatan MGMP dan LKS buatan penerbit yaitu Fokus.
d. Dokumen-dokumen yang terkait seperti Bahan-bahan referensi
penyusunan LKS yaitu buku PKn kelas IX.
e. Referensi-referensi kepustakaan yang relevan seperti buku Civic
Education.
D. Teknik Sampling
Sampling atau cuplikan berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis
sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling dalam
penelitian kualitatif sering juga dinyatakan sebagai internal sampling yaitu
sampling diambil untuk mewakili informasinya, dengan kelengkapan dan
kedalamannya yang tidak sangat perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya,
karena jumlah informan yang kecil bias saja menjelaskan informasi tertentu secara
lebih lengkap dan benar daripada informasi yang di peroleh dari jumlah
narasumber yang lebih banyak yang mungkin kurang mengetahui dan memahami
informasi yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive
Sampling . Teknik ini lebih bersifat selektif dalam mengambil sampel. Peneliti
melandaskan kepada kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi,
karakteristik empirik yang dihadapi. Teknik ini mengarah kepada generalisasi
yang bersifat teoritik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yan digunakan yaitu:
1. Wawancara
“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara(interviewweer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberi jawaban atas
pertanyaan itu” ( Moleong, 1998:135).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Menurut HB Sutopo (2002:61-62), teknik dalam wawancara sebagai
berikut :
a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai Kelengkapan data atau informasi dalam penelitian merupakan satu hal yang penting. Sehingga peneliti melalui wawancara ini menentukan informan yang tepat.
b. Persiapan wawancara Setelah penentuan informan, peneliti perlu memepersiapkan diri untuk memahami pribadi dan peran informan dalam konteksnya, sehingga perlu peneliti berusaha menyesuaikan diri dengan karakter dan posisi informannya agar tidak terjadi kesan yang mungkin kurang tepat, selain itu peneliti juga perlu membuat rencana mengenai jenis informasi apa saja yang akan digali. Beragam informasi yang akan digali dalam menghadapi seseorang yang akan diwawancarai, perlu dipersiapkan dalam bentuk tertulis.
c. Langkah Awal Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar memahami konteksnya agar suasana wawancara bias berjalan lancar.
d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap santai tetapi tetap lancar. Peneliti jangan banyak memotong pembicaraan, dan berusah menjadi pendengar yang baik tetapi kritis.Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar lebih banyak dalam kelancaran prosesnya.
e. Penghentian wawancara dan mendapat kesimpulan Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produktifitasnya. Bila peneliti menangkap gejala kelelahan baik pada informan maupun peneliti sendiri, maka ia wajib berfikir apakah sudah waktunya peneliti bisa menghentikan wawancara tersebut, dan sudah menarik simpulan dari semua informasi yang diperolehnya. Bila perlu, peneliti bisa menanyakan beberapa simpulan sementara dari informasi yang didengarnya kepada informan, apakah memang benar demikian yang dimaksudnya.
Sehingga di dalam kegiatan wawancara ini yang utama dalam membuat
daftar pertanyaan agar sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji, kemudian
di dalam pelaksanaannya mencatat hal-hal yang penting dalam wawancara. Dalam
wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan yang telah
dipilihnya dan dianggap mengetahui secara jelas terhadap permasalahan yang
akan di teliti. Wawancara ini dilakukan antara peneliti dengan guru-guru dan
MGMP pendidikan kewarganegaraan di SMP Surakarta .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Focus Group Discussion (FGD)
Teknik pengumpulan data ini sangat bermanfaat dalam menggali data
terutama mengenai sikap, minat,dan kondisi dan juga untuk menggali keinginan
serta kebutuhan peneliti. Dalam FGD menurut HB Sutopo (2002:63)bahwa
“Peneliti harus sudah melakukan persiapan sebelumnya dengan mengembangkan
pedoman tertulis mengenai fokus permasalahannya, atau berbagai hal pokok yang
akan di bahas”.
Melalui teknik ini peneliti melakukan diskusi dengan guru-guru MGMP
PKN yang ada di SMP Surakarta mengenai pembahasan permasalahan yang
diajukan oleh peneliti.
Langkah-langkah peneliti dalam melakukan FGD sebagai berikut :
a. Persiapaan awal
Peneliti menentukan tempat untuk pelaksanaan diskusi dan
perlengkapan untuk pelaksanaan. Peneliti mempersiapkan berbagai
instrumen yang akan didiskusikan Kemudian menentukan nara sumber
yang akan diikut sertakan dalam diskusi,
b. Pelaksanaan FGD
Pelaksanakan dilakukan dalam ruangan tertentu, peneliti sebagai
moderator untuk memberikan berbagai pertanyaan kepada nara
sumber. Nara sumber memberikan berbagai jawaban atas pertanyaan
yang diberikan oleh moderator. Kemudian moderator mencatat hal-hal
yang penting dan mendukung sebagai data hasil penelitian.
c. Menyimpulakan hasil FGD
Peneliti selaku pemegang peran dalam jalannya diskusi menutup
kegiatan tersebut, kemudian peneliti membuat simpulan tersendiri dari
hasil diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (Content Analysis)
Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki
posisi penting dalam penelitian kualitatif.
Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana sampai yang lengkap, dan bahkan bisa berupa benda-benda lainnya sebagai peningalan masa lampau. Demikian pula arsip yang pada umumnya berupa catatan-catatan yang lebih formal bila di bandingkan dengan dokumen. Sebagai catatan formal arsip sering memiliki peran sebagai sumber informasi yang sangat berharga bagi pemahaman suatu peristiwa. Sumber data berupa arsip dan dokumen biasanya merupakan sumber data pokok dalam penelitian kesejarahan, terutama untuk mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang di teliti. (HB Sutopo, 2002: 69) Dalam teknik dokumentasi peneliti melakukan telaah kepustakaan dan
content analysis. Menurut Mestika Zed (2004:17), “Dalam telaah kepustakaan
melalui empat tahap yaitu menyiapkan alat perlengkapan yang diperlukan,
menyiapkan bibliografi kerja (working bibliography), mengorganisasikan
waktu,kegiatan membaca dan mencatat bahan penelitian.Menurut Yin dalam HB
Sutopo, 2002:69-70),”Mencatat dokumen disebut juga content analysis dan yang
dimaksudkan bahwa peneliti bukan hanya sekedar mencatat isi penting yang
tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga tentang maknanya yang tersirat.
Peneliti melakukan telaah kepustakaan khususnya untuk literatur-literatur
yang berhubungan dengan standar kompetensi yang akan di analisis. Kemudian
peneliti melakukan pencatatan dokumen (content analisys) terhadap dokumen
yang ada di SMP Surakarta yang dianggap penting dan mendukung hasil
penelitian.
F. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang dapat dipilih untuk
melakukan uji validitas (kesahihan) data. Cara yang biasa digunakan yaitu
trianggulasi dan review informan.
Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi
peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dalam kaitan ini menurut Patton dalam HB Sutopo (2002:78) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi yaitu 1) trianggulasi data (data triangulation), 2) trianggulasi peneliti (investigator triianggulation), 3) trianggulasi metodologis (methodological trianggulation), 4) trianggulasi teoritis (theoretical triangulation) Sedangkan Review informan merupakan usaha pengembangan validitas
penelitian yang sering digunakan oleh peneliti kualitatif.
Menurut HB Sutopo (2002:83) pada waktu peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin masih belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah disusunya perlu di komunikasikan dengan informannya, khususnya yang dipandang sebagai informan pokok (key informant). Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi data atau
sumber dan trianggulasi metode. Kedua trianggulasi tersebut digunakan oleh
peneliti untuk menguji data yang di peroleh agar diperoleh data yang sahih.
G. Analisis Data
Dalam proses analisis data terdapat tiga komponen yang utama yang harus
dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. “Tiga komponen utama tersebut adalah 1)
reduksi data, 2) sajian data, dan 3) penarika simpulan serta verifikasinya” (HB
Sutopo, 2002:91).
Model analisis data yang di pakai oleh adalah Model Analisis Interaktif,
yang di gambarkan dalam skema sebagai berikut :
Gambar 7. Model Analisis Interaktif (HB Sutopo, 2002 : 96)
PENGUMPULAN DATA
REDUKSI DATA
PENARIKAN SIMPULAN/VERIFIKASI
SAJIAN DATA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan kejelasan langkah-langkah penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dari awal sampai akhir.Adapun prosedur penelitian
dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap ini dilakukan dengan melakukan kegiatan mulai dari penentuan lokasi
penelitian, meninjau lokasi penelitian, membuat dan mengurus proposal serta
mengurus perijinan guna pelaksanaan penelitian di lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan Lapangan
Tahap ini dimulai dengan kegiatan mengumpulkan data di lokasi penelitian
dengan wawancara, forum group discussion, observasi, dan dokumentasi.
3. Tahap Analisis Data
Tahap ini dilakukan dengan menganalisis data, melakukan verifikasi dan
pengayaan untuk selanjutnya merumuskan kesimpulan sebagai teman
penelitian.
4. Tahap Penyususnan Laporan Penelitian
Melakukan tahap pengambilan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti
kemudian hasil dari penelitian ini nantinya akan di tulis laporan dalam bentuk
skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMP di Surakarta
Perkembangan yang ada di Kota Surakarta khususnya bidang pendidikan
memiliki sejarah yang panjang dari awal sampai sekarang. Tingkat pendidikan
untuk Sekolah Menengah Pertama di kota Surakarta diawali dengan
perkembangan dibentuknya SMP Negeri kemudian disusul dengan kemunculan
SMP Swasta yang berkembang.
2. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa di SMP Surakarta
Lingkungan Belajar Siswa di SMP Surakarta dapat dilihat melalui keadaan
nyata yang berkembang dalam proses pendidikan dan pembelajaran yang terjadi
setiap hari. Keadaan lingkungan belajar yersebut dipengaruhi oleh dua faktor yang
sangat signifikan berpengaruh yaitu:
a. Faktor Internal
Keadaan lingkungan belajar siswa SMP di Surakarta pada umumnya
cukup baik. Hal ini terlihat dari tersedianya fasilitas dan pendukung yang
mempengaruhi proses belajar mengajar. Setiap kelas mempunyai fasilitas
tersendiri, seperti meja. Kursi, papan tulis, penggaris, spidol (kapur),
penghapus dan berbagai alat kebersihan seperti sapu, sulak, dan lain-lain.
Setiap kelas mempunyai ukuran ± 7 x 8 meter dan memiliki kapasitas
murid ± 40 siswa. Kondisi ini masih didukung dengan tersedianya
perpustakaan dan laboratorium. Hal-hal inilah yang sangat mendukung
berlangsungnya proses belajar pada siswa SMP di Kota Surakarta.
b. Faktor Eksternal
Ada beberapa faktor eksternal yang mendukung untuk terciptanya suasana
belajar. Secara umum, gedung SMP di Surakarta baik Negeri maupun
Swasta dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai tempat
berlangsungnya proses belajar, hal ini dapat dilihat dari tanahnya yang luas
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
juga didukung dengan tersedianya ruang-ruang kegiatan yang mendukung
fasilitas belajar mengajar.
1) Lapangan olah raga .
2) Lapangan upacara
3) Bangunan / gedung
3. Keadaan Fisik SMP di Surakarta
Secara umum keadaan SMP di Surakarta dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat sebagai tempat berlangsungnya kegiatan proses belajar
mengajar, disamping tanahnya yang luas juga didukung dengan tersedianya
ruang-ruang kegiatan yang mendukung fasilitas belajar-mengajar yaitu:
a. Keliling tanah yang sudah sudah permanen
b. Luas tanah atau persil yang dikuasai menurut status menurut pemilikan
dan penggunakan.
c. Buku dan Alat Pendidikan Menurut Mata Pelajaran yang sudah dimiliki
d. Perlengkapan Sekolah
1) Komputer
2) Mesin ketik
3) Brankas
4) Filling Cabinet
5) Lemari
6) Rak Buku
7) Meja Guru
8) Kursi Guru
9) Meja Siswa
10) Kursi Siswa
e. Ruang Pembelajaran yang tersedia
f. Penggunaan Laboratorium
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
4. Organisasi Guru-Guru PKn SMP di Surakarta
Pengembangan pendidikan di tingkat SMP oleh guru-guru diupayakan
dengan membentuk wadah tersendiri setiap guru mata pelajaran. Organisasi guru-
guru tersebut dinamakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Untuk
Guru-Guru PKn di SMP Surakarta membentuk MGMP PKn SMP Surakarta.
MGMP PKn SMP tersebut terdiri dari seluruh guru-guru PKn di SMP Surakarta
baik negeri maupun swasta. Tujuan dibentuknya MGMP PKn SMP tersebut yaitu
sebagai sebuah wadah atau organisasi yang digunakan sebagai sarana untuk
musyawarah dalam rangka membahas berbgai hal yang berhubungan dengan
pengembangan pendidikan di SMP untuk mata pelajaran PKn.
Adapun Susunan Pengurus MGMP PKn SMP Kota Surakarta Periode
2008-2010 sebagai berikut :
Penasehat : Drs. Maskuri Ka. Subdin SMP Kandikpora Kota Surakarta Konsultan : Drs. H. M. Joko Riyanto, SH, MM Kepala SMP Muh. 1 Surakarta Ketua I : Marimin, S.Pd (SMP N 12 Surakarta)
Ketua II : Drs. Sukendar (SMP Muh. 4 Surakarta)
Ketua III : Drs. Muh. Yahya (SMP Muh. 1 Surakarta)
Sekretaris I : Setyo Haryono, S.Pd (SMP N 9 Surakarta)
Sekretaris II : Drs. Hartanto (SMP N 8 Surakarta)
Sekretaris III : Sri Hastuti, S.H (SMP N 9 Surakarta)
Bendahara I : Dra. Tri Mundaryati (SMP Muh. 7 Surakarta)
Bendahara II : Dra. Tri Agustini ( SMP N 24 Surakarta)
Bendahara III : Dra. Nur Aliyah (SMP Ta’mirul Islam Surakarta)
Anggota merangkap Humas
1. Prasmani, S.Pd (SMP N 7 Surakarta)
2. Drs. Wardoyo (SMP N 14 Surakarta)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Marjono, S.Pd (SMP N 21 Surakarta)
4. Sihono, BA (SMP N 3 Surakarta)
5. Kristini, S.Pd, M.Pd (SMP N 23 Surakarta)
6. Susniwati, S.Pd (SMP N 4 Surakarta)
5. Bidang Pengajaran ( Kurikulum ) di SMP Surakarta
Bidang pengajaran merupakan salah satu unsur sekolah yang memegang
peranan penting, khususnya di SMP Surakarta bahkan bisa dikatakan sebagai
motor penggerak semua kegiatan sekolah. Kurikulum SMP di Surakarta saat ini
(tahun 2010) masih menggunakan kurikulum KTSP 2006. Kurikulum ini
dijadikan sebagai acuan seluruh SMP di Surakarta kemudian dijabarkan oleh
penanggung jawab kurikulum di setiap SMP melalui berbagai kegiatan sebagai
berikut :
a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.
b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.
c. Mengatur penyusunan program pengajaran, meliputi :
1) Program semester.
2) Program satuan pelajaran.
3) Persiapan pengajaran.
4) Penjabaran dan penyesuaian.
d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler.
e. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kriteria
kelulusan, laporan kemajuan belajar siswa, serta raport dan STTB.
f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran.
g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
h. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran.
i. Mengatur mutasi siswa.
j. Melakukan supervisi administrasi dan akademis.
k. Menyusun laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kurikulum KTSP SMP yang digunakan di Kota Surakarta dapat dilihat
sebagai berikut :
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
a. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara
kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara
kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada
semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara
yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,
etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1998].
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan
secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah
diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945]
Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai
dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan
pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap
prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh
komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi
penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang
memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip
demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-
pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi
terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula
ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
b. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah
Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi
dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-
peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan
internasional
3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM,
Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
Persamaan kedudukan warga negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai
ideologi terbuka.
8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tabel 6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn SMP
Kelas VII, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
1.1 Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat
1.2 Menjelaskan hakikat dan arti penting hukum bagi warganegara
1.3 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
2. Mendeskripsikan makna Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi pertama
2.1 Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan
2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi pertama
2.3 Menganalisis hubungan antara proklamasi kemerdekaan dan UUD 1945
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
2.4 Menunjukkan sikap positif terhadap makna proklamasi kemerdekaan dan suasana kebatinan konstitusi pertama
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan penegakan Hak Azasi Manusia (HAM)
3.1 Menguraikan hakikat, hukum dan kelembagaan HAM
3.2 Mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya penegakan HAM
3.3 Menghargai upaya perlindungan HAM
3.4 Menghargai upaya penegakan HAM
4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat
4.1 Menjelaskan hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat
4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
4.3 Mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
Kelas VIII, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
1.1 Menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara
1.2 Menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara
1.3 Menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
1.4 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyakat
2. Memahami berbagai konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia
2.1 Menjelaskan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia
2.2 Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap konstitusi yang berlaku di Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2.3 Menunjukkan hasil-hasil amandemen UUD 1945
2.4 Menampilkan sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 hasil amandemen
3. Menampilkan ketaatan terhadap perundang-undangan nasional
3.1 Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-undangan nasional
3.2 Mendeskripsikan proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional
3.3 Mentaati peraturan perundang-undangan nasional
3.4 Mengidentifikasi kasus korupsi dan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
3.5 Mendeskripsikan pengertian anti korupsi dan instrumen (hukum dan kelembagaan) anti korupsi di Indonesia
Kelas VIII, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan
4.1 Menjelaskan hakikat demokrasi
4.2 Menjelaskan pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
4.3 Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan
5. Memahami kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan di Indonesia
5.1 Menjelaskan makna kedaulatan rakyat
5.2 Mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat
5.3 Menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia
Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
negara 1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Kelas IX, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya globalisasi bagi Indonesia
3.2 Mendeskripsikan politik luar negeri dalam hubungan internasional di era global
3.3 Mendeskripsikan dampak globalisasi terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3.4 Menentukan sikap terhadap dampak globalisasi
4. Menampilkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa
4.1 Menjelaskan pentingnya prestasi diri bagi keunggulan bangsa
4.2 Mengenal potensi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan
4.3 Menampilkan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa
e. Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar
Penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
6. Data SMP di Surakarta
Sampai dengan tahun 2010 jumlah SMP negeri di Solo mencapai 27
SMP Negeri dan tiga puluhan SMP Swasta yang tersebar di kota Solo. Berikut
ini Daftar SMP di Surakarta antara lain :
Tabel 7. Daftar SMP di Surakarta
NAMA SEKOLAH ALAMAT
SMP NEGERI 1 SURAKARTA Jl. MT. Haryono No. 4
SMP NEGERI 2 SURAKARTA Jl. Apel No. 3 Jajar
SMP NEGERI 3 SURAKARTA Jl. Kartini 18
SMP NEGERI 4 SURAKARTA Jl. DI Panjaitan 14
SMP NEGERI 5 SURAKARTA Jl. Diponegoro No. 45
SMP NEGERI 6 SURAKARTA Jl. Kapten Mulyadi 259
SMP NEGERI 7 SURAKARTA Jl. Mr. Sartono 34
SMP NEGERI 8 SURAKARTA Jl. HOS Cokroaminoto No. 51
SMP NEGERI 9 SURAKARTA Jl. Sekar Jagad 1
SMP NEGERI 10 SURAKARTA Jl. Kartini 12
SMP NEGERI 11 SURAKARTA Jl. Sungai Kapuas 30
SMP NEGERI 12 SURAKARTA Jl. A. Yani 370
SMP NEGERI 13 SURAKARTA Jl. Jend. Urip Sumoharjo 49
SMP NEGERI 14 SURAKARTA Jl. Prof. WZ. Yohanes 54
SMP NEGERI 15 SURAKARTA Purwanegaran 60
SMP NEGERI 16 SURAKARTA Jl. Ko. Sutarto 188
SMP NEGERI 17 SURAKARTA Tempurejo Sumber
SMP NEGERI 18 SURAKARTA Jl. Tembus Kadipiro
SMP NEGERI 19 SURAKARTA Jl. Brondongan Serengan
SMP NEGERI 20 SURAKARTA Jl. Surya 155
SMP NEGERI 21 SURAKARTA Jl. Karengan 27 B
SMP NEGERI 22 SURAKARTA Jl. Makam Bergolo
SMP NEGERI 23 SURAKARTA Jl. Kap. Adimumarmo Banyuanyar
SMP NEGERI 24 SURAKARTA Jl. Dr. Muwardi No. 36
SMP NEGERI 25 SURAKARTA Jl. Dr. Muwardi No. 36
SMP NEGERI 26 SURAKARTA Jl. Joyonegaran 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
SMP NEGERI 27 SURAKARTA Jl. Arifin No. 17
SMP AL IRSYAD SURAKARTA
Jl. Kapten Mulyadi 117
SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA
Jl. Mr. Muh. Yamin 125
SMP AL MUAYAD SURAKARTA
Jl. KH. Samanhudi 64
SMP BATIK SURAKARTA Jl. Slamet Riyadi 447
SMP ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA
Jl. Kapten Mulyadi 221 D
SMP KANISIUS 1 SURAKARTA
Jl. Sugiyopranoto 7
SMP KANISIUS 2 SURAKARTA
Jl. Honngowongso 7
SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA
Jl. Kamendungan 2
SMP KRISTEN 1 SURAKARTA Jl. Abdul Rachman Saleh 1
SMP KRISTEN 2 SURAKARTA Jl. Abdul Racman Saleh 78
SMP KRISTEN 3 MARGOYUDAN SURAKARTA
Jl. Mongonsidi 37
SMP KRISTEN 4 MONGINSIDI SURAKARTA
Jl. A. yani No. 2
SMP KRISTEN 5 SURAKARTA Jl. Veteran 120
SMP MARSUDIRINI SURAKARTA
Jl. Alor 20
SMP MIS SURAKARTA Jl. RE Martadinata 293
SMP MUH 1 SURAKARTA Jl. Flores 1
SMP MUH 2 SURAKARTA Jl. Kerinci 15 Sekip Rt 04/23
SMP MUH 4 SURAKARTA Jl. Tempurejo Rt. 05/II
SMP MUH 5 SURAKARTA Jl. Slamet Riyadi 443
SMP MUH 6 SURAKARTA Jl. Pangeran Wijil II No. 1
SMP MUH 7 SURAKARTA Jl. Tentara Pelajar 1
SMP MUH 8 SURAKARTA Jl. Sri Kuncoro 12
SMP MUH 10 SURAKARTA Jl. Srikoyo 3
SMP MURNI 1 SURAKARTA Jl. Dr. Wahidin 33 Laweyan
SMP TA`MIRUL ISLAM Jl. DR. Wahidin 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
SMP WARGA SURAKARTA Jl. Mongonsidi 15
SMP WIDYA BHAKTI SURAKARTA
Jl. Tanjung 75 Karang asem
SMP WIDYA WACANA 1 SURAKARTA
Jl. Lumban Tobing 12
SMP WIDYA WACANA 2 SURAKARTA
Jl. Veteran 174 - 178
SMP DHARMA PANCASILA SURAKARTA
Jl. Tangkuban Perahu 45
SMP PURNAMA 2 SURAKARTA
Jl. Ahmad Yani Sumber
MTSN II SURAKARTA Suronalan Pajang
SMP PL BINTANG LAUT Jl . Slamet Riyadi
Sumber : Data Primer dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta
7. Alat- Alat Pelajaran yang Tersedia di SMP Surakarta
Secara umum alat-alat pelajaran yang tersedia pada tiap-tiap kelas adalah sbb:
a. Papan tulis
b. Meja Guru
c. Meja Murid
d. Kursi
e. Penghapus
f. Penggaris
g. Alat Kebersihan Kelas, seperti sapu, sulak, tempat sampah, dll.
Selain alat-alat tersebut diatas, kegiatan belajar mengajar juga di dukung
dengan adanya sarana dan prasarana yang lain antara lain:
a. Gedung Perpustakaan
b. Lapangan Olah Raga
c. Masjid
d. UKS (Unit Kesehatan Sekolah
e. Ruang BP
f. Kamar Kecil (WC)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
8. Daftar Guru PKn SMP di Surakarta
Berikut ini contoh daftar Guru PKn di SMP Surakarta antara lain :
Tabel 8. Contoh Daftar Guru SMP di Surakarta
Alamat No Nama NIP Sekolah
Sekolah Rumah Telp/ Hp.
1 Ruliana K,
SPd
131277577 SMP N 1
Surakarta
Jl. MT
Haryono 4
Ska
Jl.Singosari
Utara I/ 27
Ska
717476
2 Hj. Sumarni,
S.Pd
132117545 SMP N 1
Surakarta
Jl. MT
Haryono 4
Ska
Jl.Srigunting
IA Kerten
712581/
08121500056
3 Didik
Yuwono,
S.Pd
- SMP N 1
Surakarta
Jl. MT
Haryono 4
Ska
Gebang RT
02 RW
XVII
856027/
08179454736
4 Nunuk S.S,
S.Pd
130890621 SMP N 2
Surakarta
Jl. Apel 3
Surakarta
Jl. Sri
Salendro
No.9 Ska
735849/
085647046003
5 Helmiyah
Rofiah,S.Pd
500113552 SMP N 2
Surakarta
Jl. Apel 3
Surakarta
Pleret
Selatan II/2
Banyuanyar
716639/
08882723643
9. Perpustakaan di SMP Surakarta
a. Secara Umum Tata Tertib Perpustakaan di SMP Surakarta
1) Setiap meminjam harus terlebih dahulu menjadi anggota perpustakaan.
2) Anggota perpustakaan adalah guru atau karyawan atau siswa
3) Setiap anggota harus memiliki kartu anggota perpustakaan.
4) Setiap peminjam tidak boleh diwakilkan dan harus menunjukkan kartu
anggota perpustakaan.
5) Setiap peminjam hanya diperkenankan pinjam max 2 buku dalam satu
minggu (khusus buku fiksi atau buku nonfiksi, tidak berlaku untuk buku
paket).
6) Setiap peminjam yang berkunjung diharuskan berpakaian rapi dan sopan
(berseragam sekolah ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
7) Setiap peminjam harus tenggang rasa dan harus menciptakan suasana
aman, damai, tentram, damai, serta harmonis di ruang perpustakaan.
8) Cintailah buku dan ruangan fasilitas yang ada di ruang perpustakaan.
9) Keterlambatan peminjaman buku dikenakan sanksi denda.
b. Program Perpustakaan yang dikembangakan di SMP Surakarta
1) Program katalog
2) Peminjaman buku
3) Penambahan buku
c. Pelayanan Perpustakaan yang dikembangkan di SMP Surakarta
1) Sistem peminjaman buku
2) Siswa menggunakan kartu peminjaman buku
3) Peminjaman max 2 buku
4) Batas peminjaman satu pekan
5) Apabila terlambat dikenakan denda
d. Sarana Dan Prasarana Perpustakaan yang ada di SMP Surakarta
1) Kipas angin
2) Meja kursi
3) Grafik peminjaman
4) Papan keadaan koleksi buku
5) Lampu
6) Radio
7) Air minum
8) Telepon
9) Globe
10) Buku Papan
11) Papan data personel buku
e. Partisipasi Guru dan Siswa dalam pengembangan Perpustakaan di SMP
Surakarta
Guru mempunyai partisipasi yang besar. Adapun partisipasi guru dalam
memanfaatkan perpustakaan :
1) Menggunakan buku paket/buku pegangan guru untuk mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
2) Menganjurkan siswa untuk aktif di perpustakaan dengan memberikan
tugas pada siswa
Partisipasi siswa dalam memanfaatkan perpustakaan dapat terwujud :
1) Aktif mengunjungi perpustakaan
2) Ikut serta menjaga ketertiban pada waktu peminjaman
f. Perkembangan dan Hambatan
1) Perkembangan
Perpustakaan di SMP Surakarta mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun walaupun jumlahnya relatif sedikit, terbukti dengan bertambahnya
jumlah buku yang ada pada setiap Perpustakaan di SMP Negeri maupun
Swasta.
a) Pengunjung + 40 orang
b) Bacaan buku pelajaran, komik, fiksi, majalah
c) Pengadaan buku dari sekolah.
d) Terdapat kartu perpustakaan
2) Hambatan
Buku yang tersedia terkadang tidak mencukupi dan bertambahnya hanya
sedikit. Hal ini disebabkan karena terbatasnya dana untuk menambah buku
dalam perpustakaan. Selain itu, minat baca siswa terhadap buku pelajaran
sangat kecil.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi ringkasan materi dan latihan-
latihan soal bagi siswa merupakan sebuah alat pembelajaran yang digunakan oleh
Guru dan Siswa dalam proses belajar mengajar di beberapa jenjang pendidikan.
Jika diperhatikan untuk pendidikan taman kanak-kanak sudah menggunakan
latihan-latihan yang dikemas dalam bentuk lembar kerja. Tingkat Sekolah Dasar
(SD) juga mempergunakan latihan-latihan soal yang dikemas dalam bentuk LKS.
Tingkat SMP dan SMA juga menggunakan LKS tersebut sebagai alat
pembelajaran pula. LKS tersebut disusun berdasarkan masing-masing mata
pelajaran. Penyusunan LKS didasarkan pada kurikulum yang dikembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
secara nasional dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sekolah. LKS tersebut
ada yang buatan dari Penerbit ada pula buatan dari kelompok guru yang tergabung
dalam MGMP. Perkembangan yang ada sekarang hampir seluruh sekolah baik
SD, SMP dan SMA mempergunakan LKS sebagai alat pembelajaran. Berdasarkan
perkembangan tersebut maka perlu diperhatikan kualitas LKS yang digunakan
oleh sekolah-sekolah demi menunjang pengembangan kompetensi siswa.
Pembentukan kompentensi siswa merupakan tujuan utama didalam
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Pembentukan kompetensi diperlukan
sebuah alat pembelajaran yang tepat pula. Untuk itu penggunaan LKS oleh
sekolah-sekolah di beberapa jenjang pendidikan harus diperhatikan kualitas
subtansi baik dari ringkasan materi dan latihan-latihan soal yang akan diberikan
kepada siswa. Untuk mengetahui kualitas subtansi yang ada di dalam LKS maka
pendidik perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap setiap LKS yang akan
digunakan. Praktek yang ada ternyata masih banyak pendidik yang kurang
memperhatikan terhadap hal itu. LKS yang digunakan dirasa sudah cocok untuk
digunakan sebagai salah satu alat dalam pembentukan kompetensi siswa.
Perkembangan tersebut perlu disikapi dengan melakukan sebuah tindakan
sebagai langkah dalam memperbaiki berbagai kekurangan-kekuarangan yang ada
dalam penggunaan LKS di setiap sekolah sebagai salah satu alat pembelajaran.
Untuk itu peneliti melakukan sebuah analisis dan evaluasi terhadap LKS yang
digunakan SMP Kelas IX di Kota Surakarta untuk semester ganjil. LKS yang
digunakan di kota Surakarta sebagian besar menggunakan LKS buatan MGMP
yang diberi nama “Modul Pendidikan Kewarganegaraan”, sebagian kecil
menggunakan LKS lain, yaitu “Fokus Pendidikan Kewarganegaraan dan Star
Pijar”. Penelitian ini akan menganalisis LKS dari Modul Pendidikan
Kewarganegaraan dan Fokus Pendidikan Kewarganegaraan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
1. Relevansi, Konsistensi, dan Kecukupan Materi LKS Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas IX Semester Ganjil di SMP Surakarta
Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX semester
ganjil di SMP Surakarta dari hasil data yang diperoleh peneliti dapat diketahui
bahwa penggunaan LKS di SMP Surakarta baik di sekolah negeri maupun swasta
ternyata bervariasi. Data menunjukkan ada sekolah yang menggunakan LKS
buatan MGMP dan ada yang tidak. Akan tetapi mayoritas masih di dominasi
menggunakan LKS buatan dari MGMP. Berikut ini data penggunaan LKS di SMP
Surakarta :
Tabel 9. Penggunaan LKS di SMP Surakarta
LKS MGMP (Modul Pendidikan Kewarganegaraan)
LKS BUKAN MGMP (Fokus Pendidikan Kewarganegaraan dan Star Pijar)
TIDAK MENGGUNAKAN
LKS
57 SMP
2 SMP 1 SMP
Sumber Data : MGMP PKn SMP Kota Surakarta (Tahun 2010)
Data tersebut sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan sebuah analisis
terhadap LKS PKn kelas IX semester ganjil di Kota Surakarta. Hasil wawancara
yang telah peneliti lakukan kepada Ketua MGMP PKn tanggal 14 Agustus 2010
dikemukakan bahwa LKS merupakan sebuah bahan ajar penunjang pembelajaran
yang selalu digunakan oleh para guru untuk memberikan latihan-latihan soal
kepada siswa. Hal tersebut dikatakan demikian, sebab selain LKS guru
menggunakan buku ajar dari BSE dan atau penerbit sebagai bahan untuk
pembelajaran. LKS sebagai bahan yang praktis untuk mendorong pembentukan
kompetensi siswa karena lebih banyak soal-soal latihan untuk mengukur
kemampuan siswa. Hasil wawancara lain dengan beberapa Guru PKn tanggal 14
Agustus 2010 menunjukkan bahwa LKS berisi soal latihan-latihan tersebut sering
dimunculkan dalam ujian semester.
Hasil dari wawancara tersebut digunakan peneliti sebagai dasar untuk
menganalisis subtansi yang ada di LKS PKn Kelas IX semester ganjil. Kajian
subtansi terhadap LKS tersebut merupakan hal penting bagi para guru PKn yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
selalu menggunakan LKS sebagai bahan pembelajaran bagi siswanya.
Berdasarkan data penggunaan LKS yang ada maka peneliti memfokuskan untuk
menganalisis terhadap LKS Kelas IX semester ganjil buatan MGMP dan buatan
diluar MGMP.
Untuk menuju analisis materi maupun evaluasi dalam LKS maka peneliti
terlebih dahulu melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL),Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator untuk mata pelajaran
PKn bagi siswa SMP yang ada dalam KTSP . Analisis terhadap SKL, SK, KD,
dan Indikator dilakukan karena akan berhubungan dengan analisis yang akan
peneliti lakukan terhadap pengembangan materi dan evaluasi dalam LKS. Analisis
SKL degan SK dan KD disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, sehingga
analisis ini hanya pada kelas IX semester ganjil. Analisis tersebut sebagai berikut :
Tabel 10. Analisis SKL, SK, KD
Standar Kompetensi
Lulusan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Tidak ada SKL yang mengarah pada pembelaan negara
1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
1. Menguraikan pengertian pembelaan negara
2. Menguraikan landasan hukum pembelaan negara
3. Menjelaskan hak – hak dan kewajiban-kewajiban warga negara
4. Menjelaskan arti penting pembelaan negara.
1. Menunjukkan bentuk-bentuk dalam usaha pembelaan negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
1. Memberikan
contoh peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara
2. Berpartisipasi langsung dalam kegiatan bela negara di lingkungannya
6. Menjelaskan makna otonomi daerah, dan hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
1. Menguraikan pengertian otonomi daerah
2. Menjelaskan Prinsip-prinsip dan asas pelaksanaan otonomi daerah
1. Menjelaskan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
2. Menganalisis konsekuensi tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik di daerah
Bedasarkan hasil analisis yang ada ditunjukkan untuk standar kompetensi
lulusan tentang pembelaan negara ternyata tidak ada, sehingga hanya ada SK, KD
dan Indikator. Ini berpengaruh terhadap pengembangan SK, KD, Indikator sebab
tidak ada acuan standar kelulusan bagi peserta didik untuk pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
pembelaan negara. Sedangkan standar kompetensi lulusan tentang otonomi daerah
ditunjukkan peserta didik memiliki kompetensi lulusan yaitu menjelaskan makna
otonomi daerah, dan hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah, tetapi di
dalam pengembangan KD tidak ada yang menunjukkan hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah sehingga di dalam indikatornya juga tidak muncul.
a. Hasil Analisis Materi oleh Peneliti
Analisis materi ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan pada prinsip-
prinsip pengembangan bahan ajar dari Depdiknas (2006) dan indikator-indikator
pengembangan bahan ajar dalam instumen penilaian modul dari BSNP (2010).
Analisis tersebut dilakukan dengan tidak lepas melihat hasil dari analisis SKL,
SK, KD, dan Indikator yang sudah dilakukan sebelumnya. Berikut ini hasil
analisis materi terhadap LKS PKn kelas IX semester ganjil buatan MGMP dan di
luar MGMP:
1) Analisis Materi Modul PKn Kelas IX Semester Ganjil Buatan MGMP
LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP disusun oleh beberapa
guru PKn yang tergabung dalam MGMP tersebut. Penyusunan LKS dilakukan
dalam bentuk Tim. Untuk LKS Kelas IX disusun oleh 9 guru PKn. Penyusunan
tersebut dilakukan dengan pembagian tugas melalui kesepakatan 9 guru penyusun
tersebut. Hasil LKS yang disusun tersebut di verifikasi oleh koordinator yang
sekaligus menjadi sekretaris. Setelah di verifikasi naskah tersebut di cetak dan
disebarkan ke seluruh sekolah SMP yang mau menggunakannya. Berdasarkan
sekilas penyusunan LKS tersebut maka peneliti melihat hasil dan melakukan
analisa LKS PKn buatan MGMP yang sudah digunakan oleh SMP di Surakarta
tersebut. Peneliti menganalisa materi dengan mendasarkan pada prinsip relevansi,
konsistensi dan kecukupan. Hasli analisisnya sebagai berikut :
a) Analisis Materi berdasarkan Prinsip Relevansi
Relevansi mempunyai makna yaitu kesesuaian antara materi pokok dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai. (Mimin Haryati, 2007: 9). Prinsip
relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan
harus berupa fakta atau bahan hafalan. (Depdiknas, 2006 : 6). Adapun
indikator-indikator dari prinsip relevansi dalam pengembangan bahan ajar
yaitu sebagai berikut :
(1) Materi terkait dengan Indikator, KD, dan SK
(2) Subtansi materi mencerminkan jabaran dari SK dan KD
(3) Materi sesuai dengan pencapaian kompetensi yang ada pada SK dan KD
LKS PKn kelas IX semester ganjil ada dua ringkasan materi pokok yang
dibelajarkan kepada siswa yaitu Usaha Pembelaan Negara dan Pelaksanaan
Otonomi Daerah. Kesesuaian tersebut dapat kita perhatikan dengan
kompetensi dasar yang menjadi acuan bagi para guru dalam kurikulum KTSP.
Analisis tersebut sebagai berikut :
Tabel 11. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.1
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 1. 1
menjelaskan pentingnya
usaha pembelaan
negara
1. Menguraikan
pengertian
pembelaan negara
2. Menguraikan
landasan hukum
pembelaan negara
3. Menjelaskan hak –
hak dan kewajiban-
kewajiban warga
negara
4. Menjelaskan arti
penting pembelaan
negara.
(1) Pengertian
Perlindungan
terhadap Negara
(2) Persyaratan
Berdirinya Suatu
negara
(3) Landasan Hukum
perlindungan
terhadap negara
(4) Hak dan Kewajiban
bagi warga negara
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang disajikan dalam
kompetensi ini ternyata istilah yang digunakan tidak konsisten dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
kompetensi dasar yang ada yaitu penggunaan istilah perlindungan negara tidak
sesuai dengan kompetensi dasar, dalam kompetensi dasar menggunakan istilah
pembelaan negara. Untuk itu materi pembelajaran yang berupa perlindungan
negara tidak relevan digunakan karena tidak mengarah kepada pencapaian
indikator dan kompetensi dasar tentang pembelaan negara 2) Materi
pembelajaran belum relevan dalam urutannya dengan indikatornya, hal ini
ditunjukkan dari keterkaitan materi pembelajaran ke 1, 2, 3, dan 4 dengan
indikator 1, 2, 3, dan 4. 3) Materi pembelajaran LKS yang diberikan dalam
ringkasan materi belum relevan dengan pencapaian indikator dan KD yang
diinginkan, hal ini ditunjukkan dari materi pembelajaran yang tidak relevan
dengan indikator sehingga berpengaruh terhadap relevansi materi dengan KD.
4) Kesimpulan : Untuk mengarah dan membentuk relevansi secara
sepenuhnya dalam ringkasan materi KD 1.1 dalam LKS tersebut, maka materi
pembelajaran yang disajikan setidaknya memuat : pengertian pembelaan
negara, landasan hukum tentang pembelaan negara, hak dan kewajiban warga
negara dalam pembelaan negara, arti penting pembelaan negara.
Tabel 12. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.2
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 1. 2
Mengidentifikasi
bentuk-bentuk usaha
pembelaan negara
Menunjukkan bentuk-
bentuk dalam usaha
pembelaan negara
(1) Perlindungan
terhadap Bangsa dan
Negara
(2) Perlindungan Negara
sebelum
kemerdekaan
(3) Perlindungan Negara
sesudah kemerdekaan
(4) Wujud Perlindungan
terhadap bangsa dan
negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan
seharusnya tidak perlindungan negara tetapi pembelaan negara sehingga
terjadi relevansi materi dengan kompetensi dasar. 2) Materi pembelajaran
belum relevan dengan indikator yang ingin dicapai, karena indikator
menginginkan menunjukkan bentuk-bentuk usaha pembelaan negara. 3)
Materi pembelajaran LKS yang diberikan dalam ringkasan materi belum
relevan dengan pencapaian indikator dan KD yang diinginkan, hal ini di
tunjukkan dengan materi pembelajaran yang belum mengarah pada
pencapaian indikator maupun KD. 4) Kesimpulan: untuk mengarah dan
membentuk relevansi materi pembelajaran dalam KD 1.2, maka materi yang
disajikan setidaknya memuat secara langsung bentuk usaha pembelaan negara
yang dilakukan bangsa Indonesia sebelum maupun sesudah kemerdekaan
sebagai identifikasi usaha pembelaan negara yang telah dilakukan bangsa
Indonesia, kemudian diberikan pula macam-macam usaha pembelaan negara
baik secara fisik maupun non fisik yang dapat dilakukan oleh warga negara.
Tabel 13. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.3
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 1.3
Menampilkan peran
serta dalam usaha
pembelaan negara
1. Memberikan contoh
peran serta warga
negara dalam usaha
pembelaan negara
2. Berpartisipasi
langsung dalam
kegiatan bela negara
di lingkungannya
(1) Bentuk Ancaman
terhadap Negara
(2) Upaya menghadapi
ancaman terhadap
negara
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran belum menunjukkan
keterkaitan terhadap indikator, hal ini di tunjukkan dengan materi ke 1 dan 2
tidak relevan dengan indikator ke 1 dan 2 . 2) Materi pembelajaran tidak
relevan dengan kompetensi dasar yaitu menampikan peran serta dalam usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
pembelaan negara, karena materi mengarah kepada penjelasan kognitif yang
berupa bentuk ancaman terhadap negara dan upaya menghadapi ancaman
terhadap negara . 3) Materi pembelajaran belum dapat dijadikan sebagai tolak
ukur mencapai indikator dan kompetensi dasar. 4) Kesimpulan : Untuk
mengarah dan membentuk relevansi antara ringkasan materi dalam LKS
dengan indikator dan KD maka materi pembelajaran yang disajikan untuk
kompetensi dasar ini setidaknya memuat tentang contoh-contoh peran serta
warga negara dalam upaya pembelaan negara dan bentuk partisipasi langsung
yang dilakukan setiap individu dalam upaya pembelaan negara.
Berdasarkan deskripsi diatas maka analisa tersebut dapat ditabulasi oleh
peneliti dalam bentuk tabel. Berikut ini tabel analisis relevansi materi usaha
pembelaan negara yaitu :
Tabel 14. Analisis Relevansi Materi Usaha Pembelaan Negara
Kompetensi Dasar (KD)
Relevansi Materi dengan
KD Kelebihan Kekurangan
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
• Materi yang diberikan belum relevan dengan indikator dan kompetensi dasar
• Masih ada materi yang tidak mendukung pencapaian indikator sehingga berpengaruh terhadap ketercapaian kompetensi dasar
Materi yang diberikan berupaya mengarah ke kompetensi dasar
• Istilah yang dipakai tidak sesuai dengan KD
• Materi masih ada yang menggunakan referensi lama.
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
• Materi yang diberikan belum relevan dengan
Materi berupaya mengarah kepada
• Materi ada yang tidak mendukung KD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
indikator dan kompetensi dasar
kompetensi dasar
• Istilah bela negara disamakan dengan perlindungan negara
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
• Materi yang diberikan belum relevan dengan indikator dan kompetensi dasar
• Materi tidak menunjukkan aspek afektif dan psikomotorik
Materi berupaya mengarah kepada kompetensi dasar
Materi yang diberikan jauh berbeda dengan indikator dan KD
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1
Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-
bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha
pembelaan negara, ringkasan materinya masih belum relevan dengan indikator
dan kompetensi dasar.
Tabel 15. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.1
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 2.1
Mendeskripsikan
pengertian otonomi
daerah.
1. Menguraikan
pengertian otonomi
daerah
2. Menjelaskan
Prinsip-prinsip dan
asas pelaksanaan
otonomi daerah
(1) Pengertian Otonomi
Daerah
(2) Kewenangan
Pemerintah Daerah
(3) Pembagian Wilayah
Pemerintah Daerah
(4) Sumber Pembiayaan
Pemerintah Daerah
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan sudah
memberikan penjelasan otonomi daerah dengan mendasarkan peraturan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
terbaru akan tetapi untuk materi pembelajaran ke 3 dan 4 belum mengarah
kepada keterkaitan indikator yang ke 2. 2) Materi tentang otonomi daerah
belum memberikan penjelasan prinsip dan asas otonomi daerah sebagai tindak
lanjut pengembangan indikator yang ke-2. 3) Materi pembelajaran sebagian
sudah mengarah kepada kesesuaian indikator dan kompetensi dasar, hal ini di
tunjukkan dengan materi yang cocok dengan indikator dan KD 4)
Kesimpulan: untuk ringkasan materi LKS yang dikembangkan pada
kompetensi dasar 2.1 ini ditambahkan materi tentang prinsip dan asas otonomi
daerah, serta menghilangkan materi-materi pembelajaran yang kurang sesuai
dengan indikator dan kompetensi dasar, untuk itu setidaknya materi
pembelajaran dalam KD 2.1 ini berisi tentang uraian pengertian otonomi
daerah dan penjelasan prinsip-prinsip dan asas-asas dalam otonomi daerah.
Tabel 16. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.2
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 2.2
Menjelaskan
pentingnya partisipasi
masyarakat dalam
perumusan kebijakan
publik di daerah.
1. Menjelaskan
partisipasi
masyarakat dalam
perumusan
kebijakan publik di
daerah
2. Menganalisis
konsekuensi tidak
aktifnya masyarakat
dalam perumusan
dan pelaksanaan
kebijakan publik di
daerah
(1) Pengertian
Kebijakan Publik
(2) Perumusan
Kebijakan Publik
(3) Peran serta warga
negara dalam
penyusunan Perda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan untuk
kompetensi dasar ini sudah berusaha memberikan bekal kepada siswa untuk
mampu menjelaskan tentang peran serta dalam partisipasi kebijakan publik
didaerah, 2) Materi memberikan penjelasan proses perumusan kebijkan publik
tetapi contoh yang diberikan masih dalam proses perumusan kebijakan publik
di tingkat pusat, 3) Materi peran serta warga negara dalam penyusunan perda
tidak sesuai, materi yang diberikan tentang menyampikan aspirasi terhadap
keputusan nasional. 4) Materi pembelajaran belum mengarah pada keterkaitan
dengan indikator dan KD, hal ini ditunjukkan dengan indikator ke-1 di
uraiakan dalam materi ke- 3 sedangkan indikator yang ke-2 belum diuraikan
dalam materi pembelajaran. 5) Kesimpulan : untuk mengarah dan membentuk
relevansi antara materi pembelajaran, indikator dan kompetensi dasar maka
materi yang diberikan pada kompetensi ini setidaknya memuat pengertian
kebijakan publik dan proses perumusan kebijakan publik khususnya yang ada
didaerah, diberikan contoh konkrit proses perumusan kebijakan publik yang
ada di daerah, selain itu ditunjukkan pula peran serta yang dapat dilakukan
warga negara dalam penyusunan perda secara nyata.
Tabel 17. Analisis Relevansi Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah
Kompetensi Dasar Relevansi Materi dengan KD Kelebihan Kekurangan
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
• Materi yang diberikan belum relevan dengan indikator dan kompetensi dasar
• Materi belum ada penjelasan prinsip dan asas otonomi daearah seperti dalam indikator
Materi yang disajikan berusaha mengarah kepada indikator dan kompetensi dasar
Materi perlu menyampaikan peraturan-peraturan terbaru
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
• Materi belum relevan dengan indikator dan kompetensi dasar
• Materi yang diberikan tidak
Materi berusaha mengarah kepada kompetensi dasar untuk
• Isi Materi belum mencerminkan penguasaan kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
di daerah
memberikan daya dukung pencapaian kompetensi siswa yang diharapkan dalam kompetensi dasar
pokok-pokok subnya.
dasar secara keseluruhan
• Materi belum memberikan contoh konkrit perumusan perda
• Materi belum meunjukkan peran serat warga negara dalam pembuatan perda di daerah
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 2.1
Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah dan kompetensi dasar 2.2
Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan
publik di daerah, ringkasan materinya masih kurang keterkaitan antara materi
pokok dengan indikator dan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
b) Analisis Materi berdasarkan prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi merupakan adanya keajegan antara materi pokok dengan
kompetensi dasar dan standar kompetensi.(Mimin Haryati, 2007 : 9). Prinsip
ini dapat dimaknai bahwa materi harus reliable/ajeg dengan kompetensi dasar
dan standar kompetensinya. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar
yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi
penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang
diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. (Depdiknas, 2006 : 6) Adapun indikator-indikator dari prinsip
konsistensi dalam pengembangan bahan ajar antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
(1) Materi yang disajikan memiliki keajegan dan kelogisan dengan SK dan
KD
(2) Materi menyajikan kebenaran dan ketepatan baik dalam istilah, konsep,
maupun ilustrasi sesuai dengan yang diinginkan SK dan KD
(3) Materi konsisten dengan keilmuan yang dikembangkan
Analisis yang peneliti lakukan dengan mencermati materi yang disajikan
dalam LKS PKn kelas IX semester ganjil buatan MGMP PKn ternyata muncul
beberapa hal ketidak konsistenan antara KD dengan materi pokok antara lain :
penggunaan istilah pembelaan negara dalam SK dan KD akan tetapi dalam
materi menggunakan istilah perlindungan negara. Penggunaan istilah yang
berbeda tersebut akan menimbulkan penjelasan konsep yang berbeda sehingga
isi materi akan menjadi berbeda tidak seperti yang diinginkan SK dan KD; isi
materi yang diberikan muncul ketidak konsistenan khsusunya contoh dalam
perumusan kebijakan publik didaerah seperti yang diinginkan oleh KD tetapi
yang dicontohkan dalam LKS tersebut contoh perumusan kebijakan publik di
tingkat pusat; ketidakkonsistenan muncul juga pada materi dalam memberikan
penjelasan peran serta warga negara dalam penyusunan perda dalam LKS
memberikan penjelasan peran serta warga negara dalam pengambilan
keputusan nasional.
Berikut analisa materi LKS PKn kelas IX semester ganjil buatan MGMP PKn
berdasarkan prinsip konsistensi dalam bentuk tabel :
Tabel 18. Analisis Konsistensi Materi Usaha Pembelaan Negara dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah
Standar Kompetensi Kompetensi
Dasar
Materi Pembelajaran
dalam LKS
Konsistensi Materi dengan
KD
1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
(1) Pengertian Perlindungan terhadap Negara
(2) Persyaratan Berdirinya Suatu negara
(3) Landasan
• Materi pada kompetensi ini tidak konsisten dalam penggunaan istilah pembelaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Hukum perlindungan terhadap negara
(4) Hak dan Kewajiban bagi warga negara
negara. KD menggunakan istilah pembelaan negara tetapi dalam materi pembelajaran menggunakan istilah perlindungan negara
• Penggunaan isitlah perlindungan negara menunjukkan subtansi materi pembelajaran tidak konsisten dengan KD sehingga konsep yang diberikan tidak tepat.
1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.2Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
(1) Perlindungan terhadap Bangsa dan Negara
(2) Perlindungan Negara sebelum kemerdekaan
(3) Perlindungan Negara sesudah kemerdekaan
(4) Wujud Perlindungan terhadap bangsa dan negara
• Materi masih menunjukkan tidak konsisten dalam penggunaan istilah pembelaan negara
• Materi juga tidak kosisten dengan kompetensi dasar seharusnya mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara akan tetapi masih menjelaskan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
pembelaan negara
1.Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.3Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
(1) Bentuk Ancaman terhadap Negara
(2) Upaya menghadapi ancaman terhadap negara
• Materi ini telah menunjukkan tidak konsisten dengan KD, hal tersebut ditunjukkan dalam KD mengarahkan untuk membentuk kemampuan psikomotorik siswa dalam menampilkan peran serta usaha pembelaan negara, tetapi dalam materi yang diberikan sama sekali tidak mengarah ke upaya pembelaan Negara, justru memberikan penjelasan kognitif tentang bentuk ancaman terhadap negara dan upaya menghadapi ancaman terhadap negara
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.1Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
(1) Pengertian
Otonomi
Daerah
(2) Kewenangan
• Materi yang diberikan sudah mengarah kepada konsistensi materi tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Pemerintah
Daerah
(3) Pembagian
Wilayah
Pemerintah
Daerah
(4) Sumber
Pembiayaan
Pemerintah
Daerah
otonomi daerah, tetapi ada sebagian yang tidak konsisten karena materi yang disampaikan ada yang tidak diinginkan dalam KD dan SK seperti pembagian wilayah pemerintah daerah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
(1) Pengertian Kebijakan Publik
(2) Perumusan Kebijakan Publik
(3) Peran serta warga negara dalam penyusunan Perda
• Materi yang diberikan menunjukkan belum konsisten dalam subtansi, hal ini ditunjukkan belum adanya materi yang mengarah pada penjelasan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
• Contoh perumusan kebijakan publik yang disampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
dalam materi pembelajaran bukan yang berada di tingkat daerah tetapi di tingkat pusat
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1
Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-
bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha
pembelaan negara, 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah dan 2.2
Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan
publik di daerah, ringkasan materinya masih kurang adanya keajegan antara
materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Hal ini
ditunjukkan materi-materi yang sampaikan dalam ringkasan materi belum totalitas
konsisten mengarah kepada pembentukan kompetensi menampilkan peran serta
dalam usaha pembelaan negara dan kompetensi memahami pelaksanaan otonomi
daerah.
c) Analisis Materi berdasarkan prinsip Kecukupan
Prinsip kecukupan merupakan adanya kecukupan materi ajar yang diberikan
untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. (Mimin Haryati,
2007 : 9). Prinsip ini memberikan pemahaman bahwa materi yang diberikan
seharusnya menunjukkan kecukupan dalam mencapai kompetensi dasar yang
ditentukan sehingga materi ini tidak terlau singkat dan tidak terlalu panjang,
jadi menunjukkan keterukuran yang tepat guna pencapaian kompetensi dasar.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit
akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang
tidak perlu untuk mempelajarinya.(Depdiknas, 2006 : 6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Adapun indikator-indikator prinsip kecukupan dalam pengembangan bahan
ajar sebagai berikut :
(1) Materi memadai dan menunjukkan keterukuran dalam penguasaan KD
(2) Materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
(3) Materi menunjukkan keseimbangan sajian materi
Analisa yang peneliti lakukan dalam Modul PKn kelas IX semester ganjil
dengan tim penyusun dari MGMP menunjukkan bahwa ada beberapa materi
yang kecukupannya kurang dan ada pula yang berlebih. Berikut ini hasil
analisis yang peneliti lakukan dapat dilihat dalam bentuk tabel :
Tabel 19. Analisis Kecukupan Materi Usaha Pembelaan Negara dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran dalam LKS
Kecukupan Materi
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
(1) Pengertian Perlindungan terhadap Negara
(2) Persyaratan Berdirinya Suatu negara
(3) Landasan Hukum perlindungan terhadap negara
(4) Hak dan Kewajiban bagi warga negara
Materi pembelajaran persyaratan berdirinya negara merupakan materi tidak diharapkan oleh kompetensi dasar, oleh karena itu dapat dilakukan pengurangan materi.
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
(1) Perlindungan terhadap Bangsa dan Negara
(2) Perlindungan Negara sebelum kemerdekaan
(3) Perlindungan Negara sesudah kemerdekaan
(4) Wujud Perlindungan terhadap bangsa dan negara
Materi pembelajaran yang ke 1, 2, dan 3 tidak mengarah pada kompetensi dasar sehingga materi tersebut dapat diperbaiki atau diganti dengan materi yang lebih mengarah kepada kompetensi dasar
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
(1) Bentuk Ancaman terhadap Negara
(2) Upaya menghadapi ancaman terhadap negara
Materi ini belum menunjukkan kecukapan yang mengarah kepada kompetensi menampilakn peran serta dalam usaha pembelaan negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
(1) Pengertian Otonomi Daerah
(2) Kewenangan Pemerintah Daerah
(3) Pembagian Wilayah Pemerintah Daerah
(4) Sumber Pembiayaan Pemerintah Daerah
Materi pembelajaran ke 3 dan 4 tidak secara langsung mengarah kepada pembentukan komptensi dasar sehingga materi tersebut dapat dikurangi.
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
(1) Pengertian Kebijakan Publik
(2) Perumusan Kebijakan Publik
(3) Peran serta warga negara dalam penyusunan Perda
Materi belum memberikan penjelasan dan contoh partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah. Materi yang disajikan juga seolah-olah memenuhi prinsip kecukapan karena diberikan penjelasan dan contoh dalam perumusan kebijakan publik di pusat bukan di daerah padahal kompetensi yang diinginkan yaitu partisipasi dalam kebijakan publik di daerah.
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa untuk kompetensi dasar 1.1
Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-
bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha
pembelaan negara, 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah dan 2.2
Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan
publik di daerah, ringkasan materinya masih kurang adanya kecukupan materi ajar
yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Hal ini
ditunjukkan dengan kekurangan dan atau kelebihan materi yang ada di setiap KD.
2) Analisis Materi LKS Fokus PKn Kelas IX Semester Ganjil diluar
Buatan MGMP
Penggunaan LKS PKn di SMP Surakarta berdasarkan data yang kami
dapat dari MGMP ternyata ada 2 sekolah yang menggunakan buatan LKS penerbit
lain. Untuk kepentingan penelitian, peneliti mengambil satu LKS yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
oleh salah satu sekolah tersebut kemudian peneliti analisa sebagai bahan
pembanding dengan LKS buatan MGMP yang mayoritas digunakan SMP di
Surakarta. LKS tersebut yaitu LKS PKn kelas IX semester ganjil buatan penerbit
CV. Sindunata. LKS dari penerbit ini bernama Fokus.
Peneliti kemudian melakukan analisis terhadap ringkasan materi yang ada
pada LKS Fokus PKn Kelas IX semester ganjil. Adapun hasil analisis yang
peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
a) Analisis Materi berdasarkan Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi mempunyai makna yaitu kesesuaian antara materi pokok
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. LKS Fokus PKn kelas IX
semester ganjil memberikan dua ringkasan materi pokok yang dibelajarkan
kepada siswa yaitu Usaha Pembelaan Negara dan Pelaksanaan Otonomi
Daerah. Jika dibandingkan dengan LKS buatan MGMP, untuk LKS Fokus ini
juga mengacu pada kurikulum KTSP akan tetapi ada perbedaan dalam
pengembangan indikatornya sehingga nanti akan berpengaruh terhadap sajian
materinya. Berikut ini analisis materi yang peneliti lakukan terhadap LKS
Fokus PKn Kelas IX semester ganjil berdasarkan prinsip relevansi :
Tabel 20. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.1 LKS FOKUS
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 1. 1
menjelaskan pentingnya
usaha pembelaan
negara
1. Menguraikan
pengertian
pembelaan negara
2. Menguraikan
landasan hukum
pembelaan negara
3. Menjelaskan hak –
hak dan kewajiban-
kewajiban warga
negara
4. Menjelaskan arti
(1) Makna dan Konsep
Bela Negara
(2) Peraturan Perundang-
undangan Bela
Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
penting pembelaan
negara.
Analisis dar tabel di atas: 1) Materi pembelajaran yang disajikan dalam
kompetensi ini ternyata juga masih belum sepenuhnya relevan, hal tersebut
ditunjukkan dengan subtansi yang ada dalam makna dan konsep bela negara.
2) Materi yang ada dalam makna dan konsep bela negara banyak
menjelaskan konsep negara sehingga konsep bela negara seharusnya dipahami
oleh siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan menjadi kurang 3)
Materi ini juga belum memberikan bahasan tentang hak dan kewajiban warga
negara dalam pembelaan negara, bahasan hak dan kewajiban warga negara
dalam pembelaan negara tersebut akan mendorong kepada pembentukan
kompetensi siwa seperti yang diginkan dalam kompetensi dasar. 4) Materi
pokok pembelajaran yang diberikan dalam ringkasan materi tersebut
seharusnya di spesifikasikan pada pembelaan negara bukan pada pembahasan
negara dan perlu ditambah materi hak dan kewajiban warga negara dalam
pembelaan negara.
Tabel 21. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.2 LKS FOKUS
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 1. 2
Mengidentifikasi
bentuk-bentuk usaha
pembelaan negara
Menunjukkan bentuk-
bentuk dalam usaha
pembelaan negara
(1) Bentuk-Bentuk
Usaha Pembelaan
Negara
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan ini sudah
relevan akan tetapi belum sepenuhnya sehingga perlu ditambah beberapa
ringkasan materi contoh bela negara 2) Materi yang perlu ditambahkan
tersebut adalah contoh bela negara yang riil pada saat sebelum dan sesudah
Indonesia merdeka sehingga dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam
mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara. 3) Materi
pembelajaran dalam kompetensi ini sudah berusaha mengarah kepada prinsip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
relevansi walaupun masih diperlukan tambahan materi yang mendukung
kepada tercapainya pembentukan kompetensi siswa seperti harapan yang ada
dalam kompetensi dasar ini.
Tabel 22. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.3 LKS FOKUS
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 1.3
Menampilkan peran
serta dalam usaha
pembelaan negara
1. Memberikan contoh
peran serta warga
negara dalam usaha
pembelaan negara
2. Berpartisipasi
langsung dalam
kegiatan bela negara
di lingkungannya
(1) Identifikasi terhadap
Ancaman terhadap
Negara
(2) Peran serta dalam
menghadapi ancaman
terhadap negara
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran belum menunjukkan
keterkaitan terhadap indikator, hal ini di tunjukkan dengan materi ke 1 dan 2
tidak relevan dengan indikator ke 1 dan 2 . 2) Materi pembelajaran belum
dapat dijadikan sebagai tolak ukur mencapai indikator dan kompetensi dasar.
3) Materi pembelajaran perlu memberikan bentuk peran serta dalam upaya
pembelaan negara diberbagai lingkungan kehidupan 4) Materi pembelajaran
ini belum mengarah kepada prinsip relevansi walupun masih ada penambahan
beberapa materi yang diperlukan.
Berdasarkan deskripsi diatas maka analisa tersebut dapat ditabulasi oleh
peneliti dalam bentuk table. Berikut ini tabel analisa materi usaha pembelaan
negara untuk LKS Fokus Kelas IX semester ganjil.
Tabel 23. Analisis Relevansi Materi Usaha Pembelaan Negara
Kompetensi Dasar (KD)
Relevansi Materi dengan KD Kelebihan Kekurangan
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan
• Materi yang diberikan belum sepenuhnya
Materi yang diberikan berupaya
• Materi konsep Negara lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
negara
relevan dengan kompetensi dasar
• Masih ada materi yang tidak mendukung kompetensi dasar
mengarah ke kompetensi dasar
mendominasi daripada konsep bela negara
• Materi perlu ditambah bahasan hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela Negara
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
• Materi yang diberikan sudah relevan tetapi perlu penambahan contoh riil tentang bentuk bela negara
Materi berupaya mengarah kepada kompetensi dasar
• Materi perlu ditambah bahasan tentang contoh bentuk bela negara sebelum dan sesudah kemerdekaan
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
• Materi sudah mengarah kepada kompetensi dasar
• Materi tersusun belum sepenuhnya relevan
Materi yang disajikan berupaya mengarah afektif dan psikomotorik siswa sesuai dengan KD
Masih perlu spesifikasi peran serta dalam upaya bela negara di setiap lingkungan kehidupan sehingga akan memperjelas siswa dalam menampilkan peran serta usaha bela negara
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1
Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-
bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
pembelaan negara, ringkasan materinya masih belum relevan dengan indikator
dan kompetensi dasar.
Tabel 24. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.1 LKS FOKUS
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 2.1
Mendeskripsikan
pengertian otonomi
daerah.
1. Menguraikan
pengertian otonomi
daerah
2. Menjelaskan
Prinsip-prinsip dan
asas pelaksanaan
otonomi daerah
(1) Pengertian Otonomi
Daerah
(2) Dasar Hukum
Otonomi Daerah
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan sudah
memberikan penjelasan otonomi daerah dengan mendasarkan peraturan yang
terbaru tetapi belum memberikan penjelasan tentang kewenangan, pembagian
wilayah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah sehingga materi yang
diberikan belum mengarah kepada totalitas memberikan kemampuan siswa
dalam mendeskripsikan pengertian otonomi daerah. 2) Materi ini setidaknya
ditambah dengan penjelasan tentang kewenangan, pembagian wilayah dan
sumber pembiayaan pemerintah daerah untuk membentuk kompetensi siswa
seperti yang diinginkan dalam kompetensi dasar.
Tabel 25. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.2 LKS FOKUS
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
dalam LKS
Kompetensi Dasar 2.2
Menjelaskan
pentingnya partisipasi
masyarakat dalam
1. Menjelaskan
partisipasi
masyarakat dalam
perumusan
(1) Pelaksaan
Otonomi Daerah
(2) Partispasi
masyarakat dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
perumusan kebijakan
publik di daerah.
kebijakan publik di
daerah
2. Menganalisis
konsekuensi tidak
aktifnya masyarakat
dalam perumusan
dan pelaksanaan
kebijakan publik di
daerah
Otonomi Daerah
Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan untuk
kompetensi dasar ini masih belum relevan dengan kompetensi dasar 2) Judul
materi tidak konsisten dengan kompetensi dasarnya. 3) Subtansi materi yang
disajikan sebenarnya sudah memuat tentang kebijakan publik yang
dimasukkan dalam pokok materi partisipasi masyarakat dalam otonomi
daerah. 4) Judul materi pokok sebaiknya disesuaiakan dengan kompetensi
dasar yang ada 5) Materi yang diberikan pada kompetensi ini perlu
ditambahkan pengertian kebijakan publik, proses perumusan kebijakan publik
khususnya yang ada didaerah dengan contoh konkrit proses perumusan
kebijakan publik yang ada di daerah, dan peran serta yang dapat dilakukan
warga negara dalam penyusunan kebijakan publik di daerah yang dibuat
berdiri sendiri sebagai bagian pokok materi dalam kompetensi dasar ini.
Tabel 26. Analisis Relevansi Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah
Kompetensi Dasar Relevansi Materi dengan KD Kelebihan Kekurangan
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
• Materi belum menunjukan relevan dengan kompetensi dasar yang ada
• Materi masih perlu ditambah karena belum menunjukkan
Materi yang disajikan berupaya mengarah kepada kompetensi dasar
Materi yang perlu ditambahkan yaitu kewenangan, pembagian wilayah dan sumber pembiayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
totalitas dalam pembentukan kompetensi siswa
pemerintah daerah
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
• Materi belum relevan dengan kompetensi dasar
• Materi yang diberikan tidak memberikan daya dukung pencapaian kompetensi siswa yang diharapkan dalam kompetensi dasar
Materi berusaha mengarah kepada kompetensi dasar
• Judul materi pokok perlu diganti karena tidak relevan dengan KD
• Isi Materi pokok perlu ditambahkan kebijakan publik, proses perumusan kebijakan publik khususnya yang ada didaerah dengan contoh konkrit proses perumusan kebijakan publik yang ada di daerah, dan peran serta yang dapat dilakukan warga negara dalam penyusunan kebijakan publik di daerah
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa 2.1 Mendeskripsikan
pengertian otonomi daerah dan 2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah, ringkasan materinya
masih kurang kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang
ingin dicapai.
b) Analisis Materi berdasarkan prinsip Konsistensi
Materi pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan prinsip konsistensi.
Prinsip konsistensi merupakan adanya keajegan antara materi pokok dengan
kompetensi dasar dan standar kompetensi. Prinsip ini diartikan bahwa materi
harus reliabel atau memiliki keajegan dengan kompetensi dasar dan standar
kompetensinya.
Hasil analisa materi yang disajikan dalam LKS Fokus PKn kelas IX semester
ganjil ternyata masih ada beberap hal ketidak konsistenan antara KD dengan
materi pokok antara lain : materi untuk kompetensi dasar Menjelaskan
pentingnya usaha pembelaan negara ternyata materi yang disajikan tidak
konsisten kepada pembahasan usaha pembelaan negara tetapi justru lebih
dikonsentrasikan kepada konsep negara; Selain itu adanya judul materi pokok
yang tidak konsisten dengan kompetensi dasarnya, hal ini dapat dilihat dalam
materi pokok untuk kompetensi dasar Menjelaskan pentingnya partisipasi
masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah.
Berikut analisa materi LKS Fokus PKn kelas IX semester ganjil berdasarkan
prinsip konsistensi dalam bentuk tabel :
Tabel 27. Analisis Konsistensi Materi Usaha Pembelaan Negara dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
dalam LKS
Konsistensi Materi
1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
(1) Makna dan Konsep Bela Negara
(2) Peraturan Perundang-undangan Bela Negara
• Materi pada kompetensi ini terjadi tidak konsisten konsep yang disajikan
1. Menampilkan partisipasi dalam usaha
1.2Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan
(1) Bentuk-Bentuk Usaha
• Materi pembelajaran ini konsisten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
pembelaan negara
negara
Pembelaan Negara
dengan Kompetensi dasarnya
1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
(1) Identifikasi terhadap Ancaman terhadap Negara
(2) Peran serta dalam menghadapi ancaman terhadap negara
• Materi ini belum konsistensi dengan kompetensi dasar, karena yang diinginkan adalah peran serta dalam usaha pembelaan negara bukan identifikasi ancaman terhadap negara
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
(1) Pengertian Otonomi Daerah
(2) Dasar Hukum Otonomi Daerah
• Materi yang diberikan sudah menunjukkan konsistensi
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
(1) Pelaksaan Otonomi Daerah
(2) Partispasi masyarakat dalam Otonomi Daerah
• Materi yang diberikan menunjukkan tidak konsisten konsepnya
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1
Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta
dalam usaha pembelaan negara, dan 2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi
masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah, ringkasan materinya
masih kurang adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan
standar kompetensi.
c) Analisis Materi berdasarkan prinsip Kecukupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Materi pembelajaran juga harus dikembangkan berdasarkan pada prinsip
adekuasi atau kecukupan. Prinsip kecukupan merupakan adanya kecukupan
materi ajar yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah
ditentukan. Prinsip ini memberikan pemahaman bahwa materi yang diberikan
seharusnya menunjukkan kecukupan dalam mencapai kompetensi dasar yang
ditentukan sehingga materi ini tidak terlau singkat dan tidak terlalu panjang.
Materi sesuai dengan bobot dalam kompetensi dasar. Jadi materi yang
berdasarkan prinsip kecukupan ini dapat menunjukkan keterukuran yang tepat
guna pencapaian kompetensi dasar.
Analisa yang peneliti lakukan dalam LKS Fokus PKn kelas IX semester ganjil
menunjukkan bahwa ada beberapa materi yang kecukupannya kurang dan ada
pula yang berlebih. Berikut ini hasil analisa yang peneliti lakukan dapat dilihat
dalam bentuk tabel :
Tabel 28. Analisis Kecukupan Materi Usaha Pembelaan Negara dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran dalam LKS
Kecukupan Materi
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
(1) Makna dan Konsep Bela Negara
(2) Peraturan Perundang-undangan Bela Negara
Materi yang disajikan dalam kompetensi ini jika dianalisa dari segi kecukupan perlu penyederhanaan dalam hal persyaratan konsep negara dan perlu penambahan dalam hal hak dn kewajiban warga negara dalam usaha pembelaan negara
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
(1) Bentuk-Bentuk Usaha Pembelaan Negara
Materi dalam kompetensi ini belu memenuhi prinsip kecukupan hal ini ditunjukkan dengan masih perlu tambahan materi dalam memberikan contoh bentuk bela negara sebelum dan sesudah kemerdekaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
(1) Identifikasi terhadap Ancaman terhadap Negara
(2) Peran serta dalam menghadapi ancaman terhadap negara
Materi dalam kompetensi ini berdasarkan analisa yang peneliti lakukan untuk materi perlu diperbaiki. Materi telah memberikan contoh-contoh peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara tetapi hanya perlu dispesifikasi dalam berbagai lingkungan kehidupan
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
(1) Pengertian Otonomi Daerah
(2) Dasar Hukum Otonomi Daerah
Materi dalam kompetensi ini masih perlu pengembangan dengan diberikan materi yang lebih komprehensif yaitu penjelasan tentang kewenangan, pembagian wilayah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah sehingga materi yang diberikan belum mengarah kepada totalitas yang kmprehensif
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
(1) Pelaksaan Otonomi Daerah
(2) Partispasi masyarakat dalam Otonomi Daerah
Materi yang disajikan dalam kompetensi ini jika peneliti analisa dari segi kecukupannya ternyata materi ini belum cukup. Dari judul materi pokoknya sudah tidak tepat sehingga segi kecukupan materinya juga belum terpenuhi, materi masih perlu ditambahkan pengertian kebijakan publik, proses perumusan kebijakan publik khususnya yang ada didaerah dengan contoh konkrit proses perumusan kebijakan publik yang ada di daerah, dan peran serta yang dapat dilakukan warga negara dalam penyusunan kebijakan publik di daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1
Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-
bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha
pembelaan negara, 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah dan 2.2
Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan
publik di daerah, ringkasan materinya masih kurang adanya kecukupan materi ajar
yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Berikut hasil analisis peneliti berdasarkan indikator-indikator
pengembangan bahan ajar dalam instumen penilaian modul dari BSNP (2010)
terhadap LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP dan penerbit di luar
MGMP sebagai berikut :
1) LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP :
a) Kelayakan Isi meliputi :
(1) Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD :
(a) Kelengkapan materi : materi belum menunjukkan kelengkapan pada
setiap kompetensi dasar karena masih banyak yang belum memenuhi
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan
(b) Keluasan materi : materi yang disampaikan terlalu luas sehingga
berdasarkan anailisis prinsip kecukupan, materi ada yang perlu
dikurangi atau diganti
(c) Kedalaman materi : Materi yang disajikan belum sepenuhnya
mengarah kepada inti kompetensi yang akan dicapai
(2) Keakuratan Materi :
(a) Keakuratan konsep, prinsip dan model : masih lemah dengan
ditunjukkan ada beberap konsep yang dikembangkan di materi tidak
sesuai dengan kompetensi dasar
(b) Keakuratan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar :
Materi belum totalitas mengarah kepada pencapaian SK dan KD
sesuai yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
(c) Keakuratan urutan penguasaan kompetensi : disusun dengan berusaha
secara sistematis, walaupun masih ada materi yang tidak relevan
dengan indikator pencapaian.
(3) Materi Pendukung Pembelajaran :
(a) Aplikasi konsep dilapangan : konsep yang dijelaskan memberikan
deskripsi yang terkait dengan praktek kehidupan.
(b) Penumbuhan Motivasi : masih kurang dalam penumbuhan motivasi
(c) Pemecahan Masalah : pemecahan masalah terhadap kasus
pembelajaran masih kurang cenderung kognitif saja.
(d) Kemutakhiran : Sudah berusaha menggunakan referensi yang terbaru
dan akatual sehingga seiring dengan perkembangan keilmuan
(e) Pengayaan : setiap kompetensi dasar terdapat soal pengayaan untuk
menguji pencapaian kompetensi setiap siswa
b) Kelayakan Penyajian meliputi
(1) Teknik Penyajian :
(a) Sistematika penyajian : secara runtut berdasarkan KTSP
(b) Keruntutan konsep : penjelasan konsep sesuai dengan KD sehingga di
susun dari hal yang dasar sampai mengarah kepada pencapaian KD.
(c) Kemenarikan penyajian : masih kurang menarik, karena masih di
dominasi tulisan-tulisan saja.
(2) Penyajian Pembelajaran :
(a) Keterpusatan pada peserta didik : mengarah pada student cemter
learning
(b) Penyajian masalah kontekstual : masalah-masalah kontekstual masih
kurang perlu untuk di tambah kembali.
(3) Kelengkapan Penyajian
(a) Bagian Pendahuluan : lengkap cover, kata pengantar, daftar isi,
(b) Bagian Isi : lengkap ringkasan materi, soal-soal latihan
(c) Bagian Penyudah/Penutup : lengkap daftar pustaka
c) Kelayakan Kebahasaan meliputi
(1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
(a) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik :
bahasa yang digunakan dalam LKS agak susah dipahami peserta didik
(b) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosio-emosional peserta
didik : kurang sesuai, sehingga perlu diperbaiki disesuaikan tingkat
perkembangan peserta didik
(2) Penyajian Pembelajaran :
(a) Keterbacaan pesan : dapat dibaca dan di cerna oleh peserta didik
(b) Ketepatan tata bahasa, ejaan dan istilah : ada yang kurang tepat dalam
penggunaan istilah perlindungan negara
(3) Keruntutan dan Kesatuan Gagasan
(a) Keruntutan dan keterpaduan antar bab : baik, runtut, sisematis
(b) Keruntutan dan keterpaduan antar paragraf : koherensi kurang begitu
baik.
2) LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan penerbit
a) Kelayakan Isi meliputi :
(1) Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD :
(a) Kelengkapan materi : materi belum lengkap karena masih banyak yang
belum memenuhi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan
(b) Keluasan materi : materi yang disampaikan ada yang kurang dan ada
yang terlalu luas sehingga berdasarkan anailisis prinsip kecukupan,
materi ada yang perlu dikurangi atau ditambah
(c) Kedalaman materi : Materi yang disajikan belum sepenuhnya
mengarah kepada inti kompetensi yang akan dicapai
(2) Keakuratan Materi :
(a) Keakuratan konsep, prinsip dan model : sudah baik karena beberapa
konsep, prinsip, dan model sudah mengarah pada kompetensi dasar
(b) Keakuratan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar :
Materi belum totalitas mengarah kepada pencapaian SK dan KD
sesuai yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
(c) Keakuratan urutan penguasaan kompetensi : disusun sistematis,
walaupun masih ada materi yang perlu dikurangi atau ditambah
sesuai indikator pencapaian.
(3) Materi Pendukung Pembelajaran :
(a) Aplikasi konsep dilapangan : konsep yang dijelaskan memberikan
deskripsi yang terkait dengan praktek kehidupan.
(b) Penumbuhan Motivasi : sudah ada dalam upaya penumbuhan motivasi
(c) Pemecahan Masalah : pemecahan masalah terhadap kasus
pembelajaran banyak diberikan.
(d) Kemutakhiran : Sudah berusaha menggunakan referensi yang terbaru
dan akatual sehingga seiring dengan perkembangan keilmuan
(e) Pengayaan : setiap kompetensi dasar terdapat soal pengayaan untuk
menguji pencapaian kompetensi setiap siswa
b) Kelayakan Penyajian meliputi
(1) Teknik Penyajian :
(a) Sistematika penyajian : berdasarkan KTSP
(b) Keruntutan konsep : penjelasan konsep sesuai dengan KD.
(c) Kemenarikan penyajian : memberikan gambar-gambar yang relevan
sehingga menambah daya tarik belajar siswa.
(2) Penyajian Pembelajaran :
(a) Keterpusatan pada peserta didik : mengarah pada student cemter
learning
(b) Penyajian masalah kontekstual : masalah-masalah kontekstual masih
sudah dimunculkan.
(3) Kelengkapan Penyajian
(a) Bagian Pendahuluan : lengkap cover, kata pengantar, daftar isi,
(b) Bagian Isi : lengkap ringkasan materi, soal-soal latihan
(c) Bagian Penyudah/Penutup : lengkap daftar pustaka
c) Kelayakan Kebahasaan meliputi
(1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
(a) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik :
bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami peserta didik
(b) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosio-emosional peserta
didik : sudah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
(2) Penyajian Pembelajaran :
(c) Keterbacaan pesan : dapat dibaca dan dipahami oleh peserta didik
(d) Ketepatan tata bahasa, ejaan dan istilah : mengarah kepada ketepatan
secara totalitas
(3) Keruntutan dan Kesatuan Gagasan
(a) Keruntutan dan keterpaduan antar bab : baik, runtut, sisematis
(b) Keruntutan dan keterpaduan antar paragraf : koherensi antar paragraf
baik.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti maka hasil analisis
tersebut jika diarahkan terhadap civics education dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 29. Analisis Hasil Berdasarkan Perspektif Civics Education
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Berdasar
Civics Education
1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
1. Menguraikan pengertian pembelaan negara
2. Menguraikan landasan hukum pembelaan negara
3. Menjelaskan hak – hak dan kewajiban-kewajiban warga negara
4. Menjelaskan arti penting pembelaan negara.
1. Menunjukkan bentuk-bentuk dalam usaha pembelaan negara
Materi kompetensi dasar 1.1 ini lebih mengarah pada pembentukn Civic Knowledge berupa pemahaman tentang pembelaan negara Materi kompetensi dasar 1.2 ini lebih mengarah pada pembentukan Civic Knowledge berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
1. Memberikan contoh peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara
2. Berpartisipasi langsung dalam kegiatan bela negara di lingkungannya
kemampuan menunjukkan bentuk-bentuk usaha pembelaan negara Materi kompetensi dasar 1.3 ini lebih mengarah pada pembentukan Civic Skills dan Dispositions berupa pembentukan ketrampilan dan karakter individu untuk melakukan atau berperan dalam usaha pembelaan negara
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
1. Menguraikan pengertian otonomi daerah
2. Menjelaskan Prinsip-prinsip dan asas pelaksanaan otonomi daerah
1. Menjelaskan
partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
2. Menganalisis konsekuensi tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik di daerah
Materi kompetensi dasar 2.1 ini lebih mengarah pada pembentukn Civic Knowledge berupa pengetahuan tentang otonomi daerah Materi kompetensi dasar 2.2 ini lebih mengarah pada pembentukn Civic Knowledge dan Skills berupa pengetahuan dan ketrampilan tentang partispasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
b. Hasil Wawancara Materi LKS
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Suyamtini, M.Pd dan Bapak Marimin,
S.Pd tanggal 9 dan 14 Agustus 2010 menunjukkan: a. proses pembuatan Modul
PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP “Modul PKn Kelas IX
semester ganjil dibuat tim yang ditunjuk MGMP, dibagi setiap Kompetensi Dasar
kemudian dikumpulkan sesuai waktu yang ditentukan dan diedit oleh penanggung
jawab”, jadi setiap guru bertugas membuat materi sesuai dengan tugas masing-
masing yang telah ditentukan; b. penyusunan materi yang dilakukan untuk Modul
PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP “materi Modul PKn Kelas IX
semester ganjil yang dibuat sudah sesuai dengan kurikulum dan mengacu pada
buku paket, sehingga materi sudah dirasa baik dan materi yang diberikan sudah
sesuai dengan SK dan KD yang telah ditentukan”; c. materi yang ada pada Modul
PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP sudah ataukah belum
menunjukkan kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasarnya
“sudah sesuai karena materi pokoknya sudah menjabarkan kompetensi dasar
secara mendetail”; d. materi yang ada pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil
yang dibuat MGMP sudah ataukah belum menunjukkan keajegan antara standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya “sudah menunjukan keajekan
karena didasarkan pada silabus”; e. materi yang ada pada Modul PKn Kelas IX
semester ganjil yang dibuat MGMP sudah ataukah belum menunjukkan
kecukupan materi ajar dalam mencapai kompetensi dasar yang ditentukan ”sudah
menunjukan kecukupan bahan ajar”.
Dari hasil wawancaran tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa dalam pembuatan materi dalam modul PKn kelas IX semester ganjil buatan
MGMP secara garis besar sudah menunjukan kesesuian materi dengan SK dan
KD.
c. Hasil FGD Materi LKS
Hasil FGD yang dilakukan dengan Ibu Ch Savitri Sulistyowati, S.Pd dan
Ibu M Ambarwati Dwi R, S.Pd tanggal 26 Agustus 2010 menunjukan: a. proses
pembuatan Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP “bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
materi yang ada di dalam Modul PKn kelas IX semester ganjil dibuat oleh
beberapa guru. Setiap KD dibuat oleh setiap guru, ada lima KD jadi ada lima guru
yang membuat materi. Satu SK, materi dalam setiap KD dibuat oleh beberapa
guru sehingga antara materi KD satu dengan materi KD lainnya saling
bertumbukan, ada materi yang seharusnya untuk KD yang satu dipakai juga untuk
KD lainnya sehingga tidak ada kesingkronan antara KD satu dengan yang
lainnya”; b. penyusunan materi yang dilakukan untuk Modul PKn Kelas IX
semester ganjil yang dibuat MGMP “materi Modul PKn Kelas IX semester ganjil
yang dibuat sudah sesuai dengan kurikulum dan mengacu pada buku paket,
namun dalam buku paket masih banyak kekurangan sehingga materi yang di acu
dirasa kurang baik”; c. materi yang ada pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil
yang dibuat MGMP sudah ataukah belum menunjukkan kesesuaian antara materi
pokok dengan kompetensi dasarnya “materi yang ada dirasa kurang sesuai karena
masing banyak materi yang belum sesuai dengan kompetensi dasar”; d. materi
yang ada pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP sudah
ataukah belum menunjukkan keajegan antara standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan materi pokoknya “materi yang ada dirasa kurang ajeg karena masing
banyak materi yang belum sesuai dengan tujuan dari kompetensi dasar tersebut”;
e. materi yang ada pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP
sudah ataukah belum menunjukkan kecukupan materi ajar dalam mencapai
kompetensi dasar yang ditentukan ” materi yang ada dirasa kurang karena masing
banyak materi yang belum disampaikan dengan melihat tujuan dari kompetensi
dasar tersebut”.
Dari hasil FGD tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
dalam pembuatan materi dalam modul PKn kelas IX semester ganjil buatan
MGMP secara garis besar menunjukan belum ada kesesuian antara materi dengan
KD, karena dalam Satu SK materi KD yang satu sudah digunakan muncul lagi
materi yang sama di KD berikutnya. Hasil kedua teknik pengumpulan data
tersebut yang mendukung analisis penulis adalah hasil FGD karena antara hasil
analisis penulis dengan hasil FGD menunjukan kesesuaian, bahwa materi dalam
setiap kompetensi dasar belum sesuai dan belum mengarah kepada pembentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
kompetensi siswa seperti yang diinginkan oleh kompetensi dasarnya. FGD di ikuti
oleh guru PKn SMP yang ada di kota Solo yang tidak menyusun LKS MGMP
sehingga hasilnya lebih obyektif menilainya.
Secara garis besar hasil FGD dapat ditabulasi dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel 30. Hasil FGD Untuk Materi Dalam LKS
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Responden FGD
Relevansi Konsistensi Kecukupan
1. Menampilkan
partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
1.3 Menampilkan peran serta
Marimin,
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.
Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
Marimin,
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.
Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
Marimin,
S.Pd
Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai
Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai
Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
dalam usaha pembelaan negara
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.
Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Sesuai Sesuai Tidak sesuai
Sesuai Sesuai Sesuai
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.1. Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
2.2. Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Marimin,
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.
Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
Marimin,
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.
Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
2. Pengembangan Evaluasi dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan Kelas
IX Semester Ganjil Berdasarkan Ranah Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik di SMP Surakarta
Evaluasi merupakan hal penting dalam mencapai sasaran dari tujuan
pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk dapat memberikan ketepatan dalam
memberikan evaluasi guna mengetahui keberhasilan pembelajaran dan tingkat
kemampuan peserta didiknya. Evaluasi awal biasanya dilakukan oleh guru dengan
memberikan latihan-latihan atau soal-soal. Latihan-latihan soal biasanya
dilakukan oleh guru degan menggunakan LKS yang merupakan bahan ajar
tambahan bagi guru. LKS berisi ringkasan materi dan soal-soal latihan. Secara
teknis guru lebih efisien menggunakan LKS sebab tidak perlu lagi menyusun
latihan-latihan soal untuk peserta didiknya. LKS biasanya ada yang buatan dari
guru-guru sendiri melalui forum MGMP dan ada pula keluaran dari penerbit
tertentu.
Peneliti melakukan analisis terhadap pengembangan evaluasi dalam LKS
PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP dan LKS PKn Kelas IX semester
ganjil buatan penerbit.
a. Hasil Analisis Evaluasi LKS oleh Peneliti
1) Analisis Evaluasi LKS “ Modul PKn Kelas IX Semster Ganjil” buatan
MGMP
Pengembangan evaluasi PKn yang didasarkan pada taksonomi Bloom
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor mengandung makna bahwa evaluasi yang
didasarkan pada pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap
kewarganegaan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic
skill). Pengembangan evaluasi tersebut harus sesuai dengan pembentukan
kompetensi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan dalam memberikan
soal-soal dalam LKS menjadi sebuah perhatian penting agar evaluasi tersebut
mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa.
Hasil Analisis Evaluasi yang dilakukan peneliti terhadap Modul PKn
Kelas IX Semester Ganjil buatan MGMP sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Tabel 31. Hasil Analisis Evaluasi dalam Modul PKn Kelas IX Semester
Ganjil buatan MGMP
Kompetensi Dasar Jenis Evaluasi
dalam LKS
Bentuk Evaluasi
dalam LKS
Analisis
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
Kognitif (Civic Knowledge)
• Tugas Kelompok
• Tes pilihan ganda
• Tes Uraian
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif atau civic knowledge
• Untuk evaluasi dalam tugas kelompok yang pertama tidak mengarah kepada kemampuan menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
• Untuk tes pilihan ganda sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk tugas uraian sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
Kognitif (Civic Knowledge)
• Tugas Kelompok
• Tes pilihan ganda
• Tes Uraian
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif
• Tugas kelompok sudah mengarah kepada pembentukan kemmapuan siswa dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
pembelaan negara • Tes pilihan ganda
sudah mengarah pada pembentukan kompetensi siswa
• Tes uraian sudah mengarah pada pembentukan kompetensi siswa
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
Kognitif (Civic Knowledge)
• Tugas Kelompok
• Tes pilihan ganda
• Tes Uraian
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini belum sesuai karena menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge) seharusnya untuk kompetensi dasar ini menggunakan evaluasi Afektif dan Psikomotorik (Civic disposition dan civic skills)
• Bentuk evaluasinya diganti dengan non tes yang mampu mengukur sikap dan perilaku
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
Kognitif (Civic Knowledge)
• Tugas Kelompok
• Tes pilihan ganda
• Tes Uraian
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif (Civic Knowledge)
• Untuk evaluasi dalam tugas kelompok sudah mengarah kepada kemampuan mendeskripsikan otonomi daerah
• Untuk tes pilihan ganda sudah mengarah kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
pembentukan kompetensi
• Untuk tugas uraian sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Kognitif (Civic Knowledge)
• Tugas Kelompok
• Tes pilihan ganda
• Tes Uraian
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini belum sesuai yaitu karena hanya menggunakan evaluasi kognitif (Civic Knowledge) dan untuk evaluasi psikomotorik (civic skills) belum ada.
• Untuk evaluasi dalam tugas kelompok belum mengarah kepada pembentukan kompetensi karena perlu diberikan evaluasi yang kearah pembentukan psikomotorik (civic skills)
• Untuk tes pilihan ganda sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk tugas uraian sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1. 1
Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara untuk tugas kelompok yang
pertama tidak ada evaluasi dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
belum dapat digunakan untuk pencapaian kompetensi dasar, 1.3 Menampilkan
peran serta dalam usaha pembelaan negara untuk semua jenis evaluasi hanya
kognitif tidak ada evaluasi dalam bentuk afektif dan psikomotor padahal yang
diinginkan untuk mencapai kompetensi dasar adalah evaluasi dalam bentuk afektif
dan psikomotor, kompetensi dasar 2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi
masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah, untuk tugas kelompok
belum ada soal yang mengarah pada pembentukan civic skills, karena partisipasi
merupakan satu bentuk partisiptory skills.
2) Analisis Evaluasi LKS “Fokus PKn Kelas IX Semester Ganjil” buatan
penerbit
Hasil Analisa Evaluasi yang dilakukan peneliti terhadap LKS Fokus PKn
Kelas IX Semester Ganjil buatan Penerbit sebagai berikut :
Tabel 32. Hasil Analisis Evaluasi LKS “Fokus PKn Kelas IX Semester
Ganjil” buatan penerbit
Kompetensi Dasar Jenis Evaluasi
dalam LKS
Bentuk Evaluasi
dalam LKS
Analisis
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
Kogintif (civic knowledge)
• Tugas Pribadi (kecakapan akademik)
• Tugas Pribadi (kecakapan personal)
• Tugas kelompok (kecakapan sosial)
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge)
• Untuk evaluasi kecakapan akademik sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk evaluasi kecakapan personal belum mengarah kepada pembentukan kompetensi karena menggunakan skala sikap yang merupakan evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
afektif (civic disposition)
• Untuk evaluasi kecakapan sosial sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
Kognitif (civic knowledge)
• Tugas Pribadi (kecakapan akademik)
• Tugas Pribadi (kecakapan personal)
• Tugas kelompok (kecakapan sosial)
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge)
• Untuk evaluasi kecakapan akademik sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk evaluasi kecakapan personal sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk evaluasi kecakapan sosial sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
Kognitif (civic knowledge)
• Tugas Pribadi (kecakapan akademik)
• Tugas Pribadi (kecakapan personal)
• Tugas kelompok (kecakapan sosial)
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini belum sesuai karena menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge) seharusnya kompetensi dasar ini menggunakan evaluasi Afektif dan Psikomotorik.(Civic disposition dan civic
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
skills) • Untuk evaluasi
kecakapan akademik belum mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa
• Untuk evaluasi kecakapan personal sudah mengarah pembentukan kompetensi siswa
• Untuk evaluasi kecakapan sosial belum mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
Kognitif (civic knowledge)
• Tugas Pribadi (kecakapan akademik)
• Tugas Pribadi (kecakapan personal)
• Tugas kelompok (kecakapan sosial)
• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge)
• Untuk evaluasi kecakapan akademik sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk evaluasi kecakapan personal belum mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk evaluasi kecakapan sosial sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa
2.2 Menjelaskan pentingnya
Kognitif dan Psikomotorik (civic
• Tugas Tugas Pribadi
• Evaluasi yang diberikan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
knowledge dan civic skills)
(kecakapan akademik)
• Tugas Pribadi (kecakapan personal)
• Tugas kelompok (kecakapan sosial)
kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif dan psikomotorik (civic knowledge dan civic skills)
• Untuk evaluasi kecakapan akademik sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk evaluasi kecakapan personal belum mengarah kepada pembentukan kompetensi
• Untuk evaluasi kecakapan sosial sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa
Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1. 1
Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara untuk evaluasi kecakapan
personal tidak ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic knowledge); kompetensi
dasar 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara untuk evaluasi
kecakapan akademik dan kecakapan sosial tidak ada evaluasi dalam bentuk afektif
dan psikomotor (civic disposition dan civic skills), 2.1 Mendeskripsikan
pengertian otonomi daerah untuk evaluasi kecakapan personal tidak ada evaluasi
dalam bentuk kognitif(civic knowledge).
b. Hasil Wawancara Evaluasi LKS
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Suyamtini, M.Pd dan Bapak Marimin,
S.Pd tanggal 14 dan 15 Agustus 2010 menunjukan: a. penyusunan latihan soal-
soal pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP “soal-soal
dibuat oleh guru-guru yang bersedia menulis kemudian dikumpulkan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
bank soal, selanjutnya dipilih oleh pengurus MGMP”; b. penyusunan latihan soal-
soal pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP didasarkan
pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik “penyusunannya didasarkan pada
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik tetapi masih banyak yang kognitifnya”;
c. latihan soal-soal pada LKS PKn kelas IX semester ganjil sudah menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan “sudah sesuai dengan
ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan”.
Dari hasil wawancaran tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa pembuatan evaluasi dalam modul PKn kelas IX semester ganjil buatan
MGMP secara garis besar sudah menunjukan kesesuian evaluasi dengan SK dan
KD, sehingga evaluasi yang dibuat sesuai dengan materi yang dibuat.
c. Hasil FGD Evaluasi LKS
Hasil FGD yang dilakukan dengan Ibu Ch Savitri Sulistyowati, S.Pd dan
Ibu M Ambarwati Dwi R, S.Pd tanggal 26 Agustus 2010 menunjukan: a.
penyusunan latihan soal-soal pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang
dibuat MGMP “soal-soal dibuat oleh guru-guru yang bersedia menulis kemudian
dikumpulkan, setiap satu KD dibuat satu evaluasi oleh setiap guru. Evaluasi
dalam setiap KD dibuat oleh beberapa guru sehingga antara materi KD satu
dengan evaluasi KD tersebut dirasa kurang sesuai karena antara materi dengan
evaluasi yang membuat berbeda guru.ada soal yang seharusnya untuk KD yang
satu dipakai juga untuk KD lainnya sehingga belum ada kesesuaian antara
evaluasi dengan KD”; b. penyusunan latihan soal-soal pada Modul PKn Kelas IX
semester ganjil yang dibuat MGMP didasarkan pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik “penyusunannya latihan soal-soal karena antara yang membuat
materi dengan yang membuat soal-soal berbeda guru sehingga ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik masih kurang kesesuaiannya”; c. latihan soal-soal pada
LKS PKn kelas IX semester ganjil sudah menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar yang telah ditentukan “soal-soal belum menunjukan kecapaian kompetensi
dasar yang telah ditentukan karena soal- soal yang ada merupakan hasil kumpulan
bank soal dari guru kemudian dipilih oleh pengurusnya, sehingga terkadang masih
banyak soal yang diulang pada kompetensi dasar lainnya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Dari hasil wawancara dan FGD yang mendukung dengan analisis penulis
adalah hasil FGD karena antara hasil analisis evaluasi penulis dengan hasil FGD
menunjukan kesesuain, bahwa evaluasi soal-soal dalam setiap KD belum sesuai
dengan KD yang ingin dicapai sehingga soal-soal belum menunjukkan tingkat
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil FGD untuk evaluasi dalam LKS secara umum dapat ditabulasi
sebagai berikut :
Tabel 33. Hasil FGD Untuk Evaluasi Dalam LKS
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Responden FGD
Kognitif Afektif Psikomotor
1. Menampilkan
partisipasi dalam usaha pembelaan negara
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
1.3 Menampilka
Marimin,
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
Marimin,
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.
Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
Marimin,
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
ada
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
n peran serta dalam usaha pembelaan negara
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
ada
ada
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah
2.1. Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
2.2. Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Marimin,
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.
Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
Marimin,
S.Pd
Sri Suyamtini,
M.Pd
Ch. Savitri
Sulistyowati,
S.Pd
M.
Ambarwati
Dwi R, S.Pd.
ada
ada
ada
ada
ada
ada
tidak ada
tidak ada
ada
ada
tidak ada
tidak ada
ada
ada
tidak ada
tidak ada
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
3. Temuan Studi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan,dapat dikemukakan
temuan studi sebagai berikut :
Pertama, bahwa prinsip pengembangan bahan ajar meliputi prinsip
relevansi, konsistensi dan kecukupan. Hal ini sejalan dengan Depdiknas (2006 : 6)
yang menyatakan prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi adalah adanya
kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai,
prinsip konsistensi adalah adanya keajegan antara materi pokok dengan
kompetensi dasar dan standar kompetensi, dan prinsip kecukupan adalah adanya
kecukupan materi ajar yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang
telah ditentukan. Sedangkan BSNP lebih mengembangkan prinsip tersebut ke
dalam indiktor-indikator yang lebih spesifik yang digunakan untuk menilai bahan
ajar PKn. Menurut BSNP (2010 : 1-3) menyatakan indikator-indikator penilaian
modul PKn adalah kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan kebahasaan.
Bedasarkan hal tersebut dapat dihasilkan sebuah temuan yaitu ringkasan materi di
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP
Surakarta untuk semester ganjil dalam penyusunannya dilakukan mengarah
kepada ketiga prinsip yang dikemukakan oleh Depdiknas tersebut dengan
memperhatikan indikator-indikator pengembangan bahan ajar dalam penilaian
modul PKn. Untuk Ringkasan Maeri dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil
buatan MGMP dengan nama ”Modul PKn” dan LKS PKn Kelas IX semester
ganjil buatan penerbit dengan nama ”Fokus PKn” dapat ditemukan beberapa hal
penting sebagai berikut:
Tabel 33. Hasil Penemuan Pada Materi LKS MGMP dan FOKUS
Kompetensi Dasar
LKS MGMP (Modul PKn)
Keterangan
LKS Penerbit (Fokus PKn)
Keterangan
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan
Relevansi belum terpenuhi
• Materi dalam LKS berupa Perlindungan
Relevansi belum terpenuhi
• Materi masih di domnasi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
negara
Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi
Negara tidak relevan karena yang dinginkan KD adalah pembelaan Negara sehingga akan memiliki makna konsep yang berbeda
• Istilah Perlindungan Negara yang dipakai dalam materi LKS tidak konsisten dengan KD, karena istilah yang diinginkan adalah pembelaan Negara
• Materi dalamLKS memberikan penjelasan unsur-unsur negara. Materi itu tidak diinginkan dalam KD sehingga diperlukan pengurangan materi
Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi
penjelasan konsep negara, padahal yang diinginkan kompetensi dasar adalah konsep pembelaan negara
• Materi ini terjadi tidak konsisten konsep yang disajikan, materi lebih menyajikan konsep bela negara bukan konsep upaya pembelaan negara
• Materi yang disajikan berupa persyaratan konsep negara tidak diharapkan dalam KD sehingga dapat dihilangkan dan dapat ditambahkanhak dan kewajiban warga negara dalam usaha pembelaan negara
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan
Relevansi belum terpenuhi
• Materi pembelajaran yang diberikan
Relevansi terpenuhi
• Materi sesuai dengan yang diinginkan KD yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
negara
Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi
seharusnya tidak perlindungan negara tetapi pembelaan negara sehingga terjadi relevansi materi dengan kompetensi dasar
• Materi menunjukkan tidak konsisten dalam penggunaan istilah pembelaan negara, materi menggunakan istilah perlindungan negara
• Materi pembelajaran tidak mengarah pada kompetensi dasar sehingga materi tersebut dapat diperbaiki atau diganti dengan materi yang lebih mengarah kepada kompetensi
Konsistensi terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi
bentuk-bentuk usaha pembelaan negara dan sudah mengarah pada pencapaian SK dan KD
• Materi pembelajaran ini konsisten dengan Kompetensi dasarnya, materi memberikan penjelasan bentuk-bentuk negara
• Materi memerlukan penambahan materi dalam memberikan contoh bentuk bela negara sebelum dan sesudah kemerdekaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
dasar
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi
• Materi pembelajaran tidak relevan dengan kompetensi dasar yaitu menampikan peran serta dalam usaha pembelaan negara, karena materi mengarah kepada penjelasan kognitif yang berupa bentuk ancaman terhadap negara dan upaya menghadapi ancaman terhadap negara
• materi yang diberikan sama sekali tidak mengarah ke upaya pembelaan Negara, justru memberikan penjelasan kognitif tentang bentuk ancaman terhadap negara dan
Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi
• Materi tentang identifikasi ancaman terhadap negara tidak sesuai dengan KD
• Materi ini belum konsistensi dengan kompetensi dasar, karena yang diinginkan adalah peran serta dalam usaha pembelaan negara bukan identifikasi ancaman terhadap negara
• Materi telah memberikan contoh-contoh peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara tetapi belum dispesifikasi dalam berbagai lingkungan kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Kecukupan belum terpenuhi
upaya menghadapi ancaman terhadap negara
• Materi Bentuk Ancaman terhadap Negara masih kurang mengarah kepada kompetensi menampilakan peran serta dalam usaha pembelaan negara
2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum
• Materi tentang otonomi daerah belum memberikan penjelasan prinsip dan asas otonomi daerah sebagai tindak lanjut pengembangan indikator dan KD
• Materi pembagian wilayah pemerintah daerah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah tidak knsisten dengan KD
• Materi Pembagian
Relevansi terpenuhi Konsistensi terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi
• Materi mengarah pada penjelasan otonomi daerah sesuai yang diinginkan KD
• Materi yang diberikan sudah menunjukkan konsistensi konsep otonomi daerah
• Materi ditambah menjadi komprehensif yaitu penjelasan tentang kewenangan daerah, pembagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
terpenuhi Wilayah Pemerintah Daerah, Sumber Pembiayaan Pemerintah Daerah tidak secara langsung mengarah kepada pembentukan komptensi dasar sehingga materi tersebut dapat dikurangi.
wilayah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah sehingga materi yang diberikan belum mengarah kepada totalitas.
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi
• Materi memberikan penjelasan proses perumusan kebijkan publik tetapi contoh yang diberikan masih dalam proses perumusan kebijakan publik di tingkat pusat
• Materi yang mengarah pada penjelasan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah belum
Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi
• Materi yang disajikan berupa pelaksanaan otonomi daerah, padahal KD menginginkan patisipasi kebijakan publik di daerah
• Materi yang diberikan menunjukkan tidak konsisten konsepnya yang seharusnya partisipasi kebijakan publik
• Materi yang disajikan tidak ada proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Kecukupan belum terpenuhi
ada.
• Materi belum memberikan penjelasan dan contoh partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah.
perumusan kebijakan publik khususnya yang ada didaerah
Kedua, bahwa pengembangan sasaran evaluasi pendidikan berupa ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. (Benyamin S Bloom dalam Aunurrahman, 2009
: 47). Menurut Mimin Haryati, (2008: 22-27) penilaian aspek kognitif, yaitu
penilaian yang mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
dan evaluasi. Penilaian aspek afektif yaitu penilaian yang mencakup sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral. Penilaian aspek psikomotor yaitu imitasi, manipulasi,
presisi, artikulasi, naturalisasi. Sasaran Evaluasi PKn meliputi civic knowledge,
civic disposition, dan civic skill.(Depdkinas, 2006 : 18). Untuk evaluasi Lembar
Kerja Siswa ( LKS ) Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP Surakarta
semester ganjil diarahkan dengan mengarah pada sasaran evaluasi tersebut.
Berdasarkan hal itu, dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP
dengan nama ”Modul PKn” dan LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan
penerbit dengan nama ”Fokus PKn” dapat ditemukan beberapa hal penting
sebagai berikut:
Tabel 34. Hasil Penemuan Pada Evaluasi LKS MGMP dan FOKUS
LKS MGMP
(Modul PKn)
LKS Penerbit
(Fokus PKn)
Kompetensi dasar 1. 1 Menjelaskan
pentingnya usaha pembelaan
negara :
Kompetensi dasar 1. 1 Menjelaskan
pentingnya usaha pembelaan negara :
Untuk evaluasi kecakapan personal tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Untuk tugas kelompok yang
pertama tidak ada evaluasi dalam
bentuk pengetahuan dan
pemahaman
ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic
knowledge)
Kompetensi dasar 1.3
Menampilkan peran serta dalam
usaha pembelaan negara :
Untuk semua jenis evaluasi dalam
LKS tidak ada evaluasi dalam
bentuk afektif dan psikomotor
(civic disposition dan civic skills)
padahal kompetensi dasar
mengarahakan kepada bentuk
evaluasi tersbut.
Kompetensi dasar 1.3 Menampilkan
peran serta dalam usaha pembelaan
negara :
Untuk evaluasi kecakapan akademik dan
kecakapan sosial tidak ada evaluasi
dalam bentuk afektif dan psikomotor
(civic disposition dan civic skills)
Kompetensi dasar 2.2 Menjelaskan
pentingnya partisipasi masyarakat
dalam perumusan kebijakan publik
di daerah:
Untuk tugas kelompok belum ada
soal yang mengarah pada
pembentukan civic skills, karena
partisipasi merupakan satu bentuk
partisiptory skills.
Kompetensi dasar 2.1 Mendeskripsikan
pengertian otonomi daerah :
Untuk evaluasi kecakapan personal tidak
ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic
knowledge).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang telah diuraikan didepan maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa ringkasan materi dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP
Surakarta baik buatan MGMP dengan nama “Modul PKn” dan buatan penerbit
dengan nama “Fokus PKn” belum sepenuhnya memenuhi prinsip
pengembangan materi yaitu relevansi, konsistensi dan kecukupan. Untuk
“Modul PKn” dibuktikan sebagai berikut : kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan
pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk
usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha
pembelaan negara dan 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah, dan
2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan
kebijakan publik di daerah, dari kelima kompetensi dasar tersebut ringkasan
materinya belum memenuhi prinsip relevansi, konsisitensi dan kecukupan
dengan dibuktikan beberapa hal yaitu materi untuk pembelaan negara
disajikan dengan konsep dan istilah perlindungan negara sehingga tidak
sesuai dengan standar kompetensi maupun kompetensi dasarnya dan untuk
materi partisipasi dalam perumusan kebijakan publik disajikan tanpa
memberikan contoh keterlibatan warga negara dalam perumusan kebijakan
publik di daerah tetapi yang ditunjukkan hanya berupa perumusan kebijakan
publik di tingkat pusat sehingga materi tidak sesuai dengan kompetensi dasar.
Sedangkan untuk “Fokus PKn” dibuktikan sebagai berikut : kompetensi dasar
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan
peran serta dalam usaha pembelaan negara dan 2.2 Menjelaskan pentingnya
partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah, dari
ketiga kompetensi dasar tersebut ringkasan materinya belum memenuhi
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan dengan dibuktikan beberapa hal
yaitu untuk materi pembelaan negara yang disajikan lebih banyak membahas
141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
konsep negara sehingga tidak sesuai kompetensi dasar yang diinginkan, dan
untuk materi partisipasi kebijakan publik di daerah yang disajikan materinya
berupa pelaksanaan otonomi daearh sehingga tidak mengarah pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar.Kemudian untuk komptensi dasar 1.2
Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara dan 2.2 Menjelaskan
pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di
daerah, dari kedua komptensi dasar ini ringkasan mataerinya belum memenuhi
prinsip kecukupan saja dengan dibuktikan beberapa hal yaitu untuk materi
menampilkan peran serta dalam pembelaan negara kurang contoh riil bentuk
pembelaan negara yang dapat dilakukan oleh warga negara dan untuk materi
pengertian otonomi daerah kurang ditambah penjelasan asas dan prinsip
otonomi daerah, kewenangan daerah, pebagian wilayah, dan sumber
pembiayaan pemerintah daerah.
Bahwa evaluasi dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta baik
buatan MGMP dengan nama “Modul PKn” dan buatan penerbit dengan nama
“Fokus PKn” belum secara keseluruhan memenuhi sasaran evaluasi pendidikan
yang berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal itu dibuktikan dengan
kurang adanya ranah kognitif pada . Untuk Modul PKn dibuktikan sebagai
berikut: kompetensi dasar 1. 1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara:
untuk tugas kelompok yang pertama tidak ada evaluasi dalam bentuk
pengetahuan dan pemahaman, kompetensi dasar 1.3 Menampilkan peran serta
dalam usaha pembelaan negara: untuk semua jenis evaluasi tidak ada evaluasi
dalam bentuk afektif dan psikomotor (civic disposition dan civic skills), dan
kompetensi dasar 2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam
perumusan kebijakan publik di daerah: untuk tugas kelompok belum ada soal
yang mengarah pada pembentukan civic skills, karena partisipasi merupakan satu
bentuk partisiptory skills. Sedangkan untuk Fokus PKn dibuktikan sebagai
berikut : kompetensi dasar 1. 1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
untuk evaluasi kecakapan personal tidak ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic
knowledge), kompetensi dasar 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
pembelaan negara untuk evaluasi kecakapan akademik dan kecakapan sosial tidak
ada evaluasi dalam bentuk afektif dan psikomotor (civic disposition dan civic
skills), dan kompetensi dasar 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah :
untuk evaluasi kecakapan personal tidak ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic
knowledge).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti dapat memberikan implikasi
sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
a. Karena ringkasan materi dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP
Surakarta belum sepenuhnya memenuhi prinsip pengembangan materi yaitu
relevansi, konsistensi dan kecukupan, maka ringkasan materi tersebut belum
sepenuhnya mencapai tujuan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b. Karena soal-soal dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta
belum sepenuhnya memenuhi sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah
kognitif (civic knowledge), afektif (civic disposition), dan psikomotorik (civic
skills), sehingga soal-soal tersebut belum sepenuhnya menggukur kemampuan
siswa untuk mencapai tujuan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2. Implikasi Praktis
a. Karena ringkasan materi dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP
Surakarta belum sepenuhnya memenuhi prinsip pengembangan materi yaitu
relevansi, konsistensi dan kecukupan, sehingga ringkasan materi tersebut
belum dapat membentuk kompetensi pada diri setiap siswa.
b. Karena soal-soal dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta
belum sepenuhnya memenuhi sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga soal-soal dalam LKS tersebut
belum dapat menguji kompetensi pada diri setiap siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang ada maka saran yang
diberikan oleh peneliti yaitu :
1. Untuk menghasilkan LKS PKn Kelas IX semester ganjil agar memenuhi
prinsip relevansi, ketepatan dan konsistensi maka guru perlu melakukan
perubahan subtansi materi terhadap LKS yang telah disusun sebelumnya
secara berkesinambungan.
2. Berhubungan dengan sasaran evaluasi kognitif, afektif dan psikomotorik maka
guru perlu mengembangkan soal-soal yang sesuai dengan kompetensi dasar
dan sesuai dengan perkembangan Ilmu PKn untuk perubahan evaluasi dalam
LKS yang akan disusun.
3. Perlu penelitian lebih lanjut untuk kompetensi-kompetensi yang lain, sehingga
bisa dianalisis bahan ajar lain yang digunakan oleh guru-guru PKn.