perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA
INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA
KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
TESIS
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Magister Program Studi
Magister Teknologi Pendidikan
Oleh :
RUSWADI S 810809220
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS
BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA
KELAS XII TPTL 2 SMK NEGERI 2 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun oleh:
RUSWADI NIM: S 810809220
Disetujui oleh:
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama
Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
……………… 23-2-2011
Pembimbing II Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd.
……………… 25-2-2011
Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN TESIS
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS
BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA
KELAS XII TPTL 2 SMK NEGERI 2 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun oleh:
RUSWADI NIM: S 810809220
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Prof. Samsi Haryanto, M.Pd. …………… 17-3-2011
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. …………… 17-3-2011
Anggota 1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. …………… 17-3-2011
2. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. ……………. 17-3-2011
Mengetahui,
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Direktur,
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, PhD. NIP. 195708201985031004
Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd NIP. 194307121973011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Sesungguhnya setelah kesusahan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan). Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu menggantungkan.
(QS. Al-Insyiroh: 6-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulisan tesis yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL
PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK
NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011” dapat diselesaikan dengan
lancar oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak
dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Moch Syamsulhadi, Sp Kj, selaku rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Bapak Prof. Drs. Suranto, M. Sc. Ph.D selaku direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
sekaligus sebagai pembimbing I.
4. Ibu Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, selaku sekretaris Program Studi Teknologi
Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd, selaku pembimbing II, yang dengan sabar
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
6. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu selama ini.
7. Seluruh karyawan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah membantu dan memberikan pelayanan dengan baik selama ini.
8. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan pengarahan dan perbaikan tesis ini.
9. Bapak Drs. Subono, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen
yang telah memberikan kesempatan penulis dan ijin untuk mengadakan
penelitian.
10. Rekan guru dan karyawan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen yang
telah membantu kelancaran dalam penelitian ini.
11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu demi
kelancaran penyusunan tesis ini.
Peneliti sadar bahwa laporan penelitian ini banyak memiliki kekurangan.
Karena itu, peneliti berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dengan lebih
sempurna. Mudah-mudahan laporan penelitian ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Maret 2011
Penulis,
Ruswadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………………..
PENGESAHAN PEMBIMBING .………………………………………………
PENGESAHAN PENGUJI TESIS ...……………………………………………
MOTTO ....................……………………………………………………………
PERSEMBAHAN ....……………………………………………………………
PERNYATAAN ...................................................................................................
KATA PENGANTAR ..…………………………………………………………
DAFTAR ISI .. ………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL ........... ………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
ABSTRAK .....................……………………………………………………….
ABSTRACT .................………………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xii
xiii
xiv
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................
B. Rumusan Masalah .........................................................
C. Tujuan Penelitian ..........................................................
D. Manfaat Penelitian ........................................................
1
9
9
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............. ……………………………..
1.Belajar dan Pembelajaran Efektif ............... ...……….
a. Teori Belajar ......................……………………….
b. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar .....
11
11
11
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
c. Hasil Belajar .............................................................
d. Teori Pembelajaran ...................................................
e. Pembelajaran Efektif ..................................................
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK .....................
3.Pembelajaran Kooperatif ...............................................
a. Definisi Pembelajaran Kooperatif .............................
b. Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif .........
4. Teori Menulis .... ..........................................................
5. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ................................
B. Penelitian yang Relevan ................................................
C. Kerangka Berpikir .........................................................
D. Hipotesis ........................................................................
14
16
20
21
22
22
23
24
32
34
37
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian ..........……………………………….
1. Lokasi Penelitian .....................................................
2. Waktu Penelitian .....................................................
B. Subjek Penelitian ..........……………………………….
C. Methode Penelitian…………………………………….
D. Prosedur Penelitian ...............………………………….
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................
1. Sumber Data ............................................................
2. Teknik Pengumpulan Data ......................................
F. Indikator Keberhasilan ..................................................
38
38
40
40
41
46
49
49
49
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
G. Teknik Analisa Data ...................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................
1. Kegiatan Pra Tindakan ............................................
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas ...................................
a. Siklus Pertama ..................................................
b. Siklus Kedua ......................................................
c. Sklus Ketiga ......................................................
3. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................
54
54
60
60
74
86
92
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ..……………………………………………
B. Implikasi ......................................................................
C. Saran ….........…………………………………….
98
100
100
DAFTAR PUSTAKA ...……………………………………………………… 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..…………………………………………………. 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Peningkatan Nilai pada Siklus 1 .................................................. 71
Tabel 4.2 Aspek Penilaian Tes Siklus 1 ....................................................... 71
Tabel 4.3 Peningkatan Nilai pada Siklus II .................................................. 82
Tabel 4.4 Aspek Penilaian Tes Siklus II ...................................................... 82
Tabel 4.5 Peningkatan Nilai pada Siklus III ................................................ 89
Tabel 4.6 Aspek Penilaian Tes Siklus III ..................................................... 90
Tabel 5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian .................................................. 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Pre-Tes) …………….. 106
Lampiran 2 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 1) ………... 107
Lampiran 3 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 2) ………... 108
Lampiran 4 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 3) ………... 109
Lampiran 5 : Silabus Pembelajaran ......................................………... 110
Lampiran 6 : RPP Siklus 1 ....................................................………... 112
Lampiran 7 : RPP Siklus 2 ....................................................………... 116
Lampiran 8 : RPP Siklus 3 ....................................................………... 120
Lampiran 9 : Catatan Lapangan 1. Hasil Observasi Pratindakan .........123
Lampiran 10 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 1
Pertemuan 2 ................................................................... 124
Lampiran 11 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 2
Pertemuan 1 ................................................................... 127
Lampiran 12 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 3
Pertemuan 2 ................................................................... 130
Lampiran 13 : Foto-Foto Penelitian ....................................................... 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
ABSTRAK
Ruswadi, S 810809220. 2011. UPAYA MENINGKATKAN HASIL
PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS
XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/201. Tesis :
Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan mutu proses
pembelajaran menulis surat resmi siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen dan
(2) meningkatkan hasil kemampuan menulis surat resmi siswa setelah diberi
pelajaran melalui strategi belajar kooperatif jigsaw.
Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode
Classroom Action Research yang biasa disebut CAR atau lebih dikenal dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu merupakan kegiatan penelitian yang
bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersiklus. Dalam
setiap siklus memiliki empat langkah yaitu : (1) tahap perencanaan (planning), (2)
tahap pelaksanaan tindakan (acting), (3) tahap observasi (observing), dan (4) tahap
refleksi (reflecting). Sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas XII berjumlah
34 Siswa SMK Negeri 2 Sragen terdiri dari Siswa putra 34 dan 1 orang guru. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1) pengamatan, 2) wawancara, 3)
dokumen, dan 4) keterampilan menulis surat resmi digunakan tes menulis. Pengujian
analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara trianggulasi sumber data
trianggulasi metode pengumpulan data. Teknik analisis data kualitatif menggunakan
deskriptif komparatif, teknik analisis data kuantitatif menggunakan teknik statistic
deskriptif.
Hasil penelitian adalah : 1) Penggunaan strategi koooperatif learning
jigsaw dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran menulis siswa kelas XII SMK
Negeri 2 Sragen. 2) Penggunaan strategi kooperatif learning dapat meningkatkan
kemampuan menulis siswa kelas XII SMK Negeri 2 Sragen. Penerapan strategi
pembelajaran kooperatif learning – Jigsaw ternyata mampu meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
kemampuan siswa dalam menulis/mengarang. Hal ini terindikasi adanya peningkatan
jumah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus I hingga siklus III.
Disamping itu juga adanya peningkatan nilai rata – rata kemampuan menulis narasi
dari siklus I hingga siklus III. Siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 11 siswa
(32.35%) dan nilai rata – ratanya adalah 65.64, Pada siklus II siswa yang tuntas
sebanyak 24 siswa (75%). Dan nilai rata – rata mencapai 69.5 Sehingga dilanjutkan
tindakan siklus III. Hasilnya cukup memuaskan, karena jumlah siswa tuntas
mencapai 31 siswa (91.17%). Dan reratanya mencapai 73.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRACT
Ruswadi, S 810809220 2011. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2
SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/201. Thesis : The Graduate Program in
Education Technology, Graduate Program, Sebelas maret University, Surakarta
2011.
The aims of this research to improve : (1) the quality of formal letters
writing learning process of the students in Grade XII of SMK Negeri 2 Sragen, and
(2) the results of formal letters writing ability of the students following the writing
learning with Jigsaw cooperative learning strategy.
This research is a classroom action research aimed at solving the
problems in the learning through four cycles. Each cycle covered (1) planning, (2)
action, (3) observation, and (4) reflection. The subjects of the research were 34
students and all of them are male in Grade XII SMK Negeri 2 Sragen and a class
teacher. Its data were gathered through 1) observation, 2) in-depth interview, 3)
content analysis (document analysis), and 4) test of formal letters writing skill. The
data were validated through data source and data gathering method triangulations.
The data were then analyzed by means of qualitative and quantitative technique of
analysis. The former used the comparative descriptive technique, whereas the latter
used the descriptive statistic one.
The results of the research are as follows: 1) The use of Jigsaw
Cooperative Learning strategy can improve the writing interest of the students in
Grade XII SMK Negeri 2 Sragen. 2) The use of Jigsaw Cooperative Learning
strategy can improve the writing skill of the students in Grade XII SMK Negeri 2
Sragen. The application of Jigsaw cooperative learning strategy apparently is able to
improve the students’ writing ability as indicated by the increased number of the
students completing their writing subject matter from Cycle I through Cycle III.
Besides, the average scores of their narration writing also increase from Cycle I
through Cycle III. In Cycle I, the number of students completing their writing subject
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
is 11 (32.35%), and their average scores are 65.64. In cycle II, the number of
students completing their writing subject matter is 24 (75 %), and their average
scores are 69.5. In Cycle III, the number of students completing their writing subject
matter is 31 (91.17 %), and their average scores are 73.2; this result is somewhat
satisfactory compared to the first and second cycles.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang penting,
yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar hingga perguruan
tinggi. Hakikat diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia dijenjang
pendidikan menengah adalah sebagai wahana komunikasi dan alat ekspresi
budaya telah terbukti mampu mempersatukan dan memelihara eksistensi bangsa
Indonesia. Setiap berbahasa yang positif harus melandasi kemahiran berbahasa.
Pengembangan kemahiran berbahasa Indonesia di jalur pendidikan formal
(sekolah) dilaksanakan melalui mata diklat Bahasa Indonesia. Dengan demikian,
pada hakikatnya mata diklat Bahasa Indonesia adalah wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan kemahiran berbahasa Indonesia, menumbuhkan
kesadaran berbahasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan
bernalar dan membangun karakter, kesetiaan, kebanggan, dan kecintaan terhadap
bahasa dan bangsa Indonesia.
Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia bagi
kehidupan bangsa dan negara Indonesia, pembinaan bahasa Indonesia menjadi
hal yang penting pula. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dapat
dilakukan beberapa jalur, antara lain jalur media massa, media cetak, maupun
elektronik, jalur pendidikan, dan jalur kelembagaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Di antara jalur-jalur tersebut jalur pendidikan merupakan jalur yang
paling efektif dan efisien. Oleh karenanya, bahasa Indonesia menjadi mata
pelajaran pokok dan menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam
Ujian Akhir Nasional (UAN). Pembinaan san pengembangan Bahasa Indonesia
di jalur pendidikan saat ini diatur dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun 2006.
Sejalan dengan fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia, maka hakikat
diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia dijenjang pendidikan menengah
adalah sebagai wahana komunikasi dan alat ekspresi budaya telah terbukti
mampu mempersatukan dan memelihara eksistensi bangsa Indonesia. Setiap
berbahasa yang positif harus melandasi kemahiran berbahasa. Pengembangan
kemahiran berbahasa Indonesia di jalur pendidikan formal (sekolah)
dilaksanakan melalui mata diklat Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pada
hakikatnya mata diklat Bahasa Indonesia adalah wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan kemahiran berbahasa Indonesia, menumbuhkan kesadaran
berbahasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan bernalar dan
membangun karakter, kesetiaan, kebanggan, dan kecintaan terhadap bahasa dan
bangsa Indonesia.
Tujuan utama pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan dan Madrasah Aliyah adalah untuk:
(1) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa untuk mengetahui dan membekali
keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
(2) Membekali siswa dengan konsep bahasa untuk mengatasi masalah bahasa
dalam kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan setingkat
individu, rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional.
(3) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa Indonesia yang diperlukan untuk
mendalami ilmu bahasa Indonesia pada jenjang selanjutnya.
(4) Membekali siswa nilai-nilai serta etika berbahasa dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK,
terutama kelas XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang
dikembangkan dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca.
Standar Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII
adalah “berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan kualifikasi
Unggul”, dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis
surat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa
kelas XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan
kriteria kinerja yaitu:
(1) Surat pemberitahuan / edaran, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan
dan tujuan komunikasi.
(2) Surat undangan, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan
komunikasi.
(3) Surat penawaran dan pesanan ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan
dan tujuan komunikasi.
(4) Pesan ditulis oleh peserta diklat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
(5) Perjanjian sederhana ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan
tujuan komunikasi.
(6) Surat lamaran kerja ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan
tujuan komunikasi (Sumber: Memahami Bahasa Indonesia untuk SMK
Tingkat 3).
Tetapi, realitas menunjukkan bahwa kemampuan menulis surat resmi
siswa kelas XII-Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik (TPTL) SMK Negeri 2
Sragen tahun ajaran 2010/2011 sangat rendah. Hal tersebut tentu saja
menimbulkan keprihatinan tersendiri, mengingat mereka telah memperoleh
materi menuis surat resmi sejak bangku Sekolah Menengah Tingkat Pertama.
Rendahnya kemampuan menulis mereka tercermin dari :
(1) Siswa merasa enggan dan merasa kesulitan apabila diberi tugas menulis.
(2) Sebagian besar hasil tulisan siswa tidak sesuai dengan ketentuan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
(3) Struktur kalimat yang tidak jelas, serta kekurangan kemampuan siswa
membedakan secara hakiki surat dinas, resmi dan pribadi.
(4) Siswa kesulitan di dalam mengembangkan ide di dalam menulis.
(5) Nilai rata-rata kelas untuk pelajaran menulis tidak memenuhi KKM. Nilai
rata-rata kelas mata pelajaran menulis pada semester 1 hanya 5.9. Padahal,
KKM untuk mata pelajaran menulis adalah 7.0.
Peneliti mencoba untuk menemukan penyebab rendahnya kemampuan
menulis siswa dengan melakukan observasi di kelas, tes tertulis, wawancara pre-
riset terhadap beberapa siswa, guru, dan orang tua siswa. Penulis melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
observasi di kelas selama pelajaran bahasa Indonesia terutama pada saat peajaran
menulis. Selain itu, peneliti juga meminta siswa untuk membuat surat resmi.
Pre-tes dilaksanakan untuk mengukur tingkat kemampuan menulis siswa.
Siswa diminta untuk menulis surat resmi, yaitu surat undangan dari Ketua OSIS
kepada para pengurus OSIS untuk mengadakan rapat Panitia Idul Adha. Kriteria
penilaian tulisan siswa meliputi; sistematika penulisan, penulisan sesuai EYD, isi
sesuai perintah, dan kebersihan dan kerapihan. Hasil tes tertulis siswa
menunjukkan bahwa lebih dari 50% tulisan siswa tidak sistematis, hasil tulisan
siswa tidak sesuai dengan EYD (36%), isi tulisan tidak sesuai dengan perintah
(67%), dan tulisan kurang bersih dan rapi (40%).
Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa kelas XII-TPTL
SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM. KKM menulis pada mata
pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34 siswa, hanya 11.7% siswa atau
hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Sementara itu, nilai rata-rata pre-
tes untuk pelajaran menulis adalah 59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata
kelas dan nilai KKM, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat
resmi siswa kelas XII-TPTL tergolong rendah.
Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat, peneliti melakukan
wawancara informal terhadap beberapa siswa terkait dengan kesulitan mereka
dalam menulis. Peneliti menanyakan penyebab kesulitan mereka pada pelajaran
menulis. Berdasarkan hasil wawancara, kebanyakan siswa merasa kesulitan
dalam menulis karena mereka jarang praktik menulis, tidak terbiasa menulis, dan
juga tidak suka menulis. Selama pelajaran bahasa Indonesia dalam kelas, maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
belajar di rumah, siswa lebih banyak fokus untuk mengerjakan soal-soal
persiapan ujian atau tes. Waktu mereka untuk menulis sangat terbatas.
Berdasarkan hasil pengamatan latar belakang social ekonomi keluarga
siswa, fakta menunjukkan bahwa sekitar 50% siswa berasal dari Keluarga Pra
Sejahtera. Hal tersebut menyiratkan bahwa kemungkinan mereka memperoleh
tambahan pengetahuan di luar sekolah sangat kecil. Siswa yang mengikuti les,
atau tambahan pelajaran di luar sekolah sangat sedikit. Bahkan beberapa dari
mereka ada yang harus membantu orang tua bekerja setelah sekolah. Jadi,
mereka hanya mengandalkan memperoleh ilmu di sekolah. Dan apabila ilmu
yang diperoleh dari guru dan sekolah kurang maksimal, maka kemampuan
mereka juga menjadi kurang maksimal juga.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas XII-TPTL pada saat diampu guru lain, peneliti menemukan
fakta bahwa penyampaian materi kurang kondusif. Guru hanya menerangkan
materi secara satu arah, siswa mendengarkan dan menulis penjelasan guru, dan
untuk mengukur kemampuan siswa, guru meminta mereka mengerjakan soal-soal
latihan atau mengadakan ulangan harian.
Apa yang telah dilaksanakan oleh guru seperti tersebut diatas memiliki
beberapa kelemahan antara lain; (1) siswa tidak memiliki kesempatan untuk
berekspresi, (2) siswa menjadi tidak kreatif, dan (3) ruang lingkup siswa secara
social selama pelajaran menjadi terbatas. Siswa tidak dapat beriskusi, bertukar
pikiran, berekspresi dengan teman mereka selama pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Selain itu, guru mengajar dengan melakukan aktifitas yang rutin dan
sama, tanpa menyadari bahwa hal tersebut menyebabkan siswa menjadi bosan.
Akibatnya, siswa tidak dapat memahami materi sepenuhnya karena motivasi dan
partisipasi mereka turun atau hilang karena rasa bosan tersebut. Hal tersebut
sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Brown, “Routine activities in
learning can make the students bored. As a result, their motivation and
participation in learning will decrease” (Brown, 2001: 48).
Guru-guru juga mengalami kesulitan di dalam memberikan pelajaran
menulis surat. Hambatan yang dialami oleh guru adalah rendahnya minat siswa
dalam pembelajaran menulis. Metode pembelajaran yang kurang variatif serta
kurang menarik minat siswa, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
Jadi, secara umum, hasil pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa
Indonesia di tingkat SMK masih rendah. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran
bahasa Indonesia juga tercermin dari hasil belajar mata pelajaran siswa kelas XII
TPTL, SMK Negeri 2 Sragen. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata nilai teori
serta berlatih memecahkan masalah bahasa Indonesia di lingkungan pendidikan
dan masyarakat.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, maka peneliti merencanakan
untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengattasi masalah
kesulitan menulis surat resmi pada siswa kelas XII-TPTL SMK Negeri 2 Sragen
tahun ajaran 2010/2011. Menurut Muslikah, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui
refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
belajar siswa akan meningkat (Muslikah, 2010: 33). Sementara menurut
Suwandi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suwandi, 2008: 15-16).
Peneliti merencanakan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Jigsaw adalah metode
pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin di Universitas John Hopkins
(Trianto, 2009: 73). Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan
pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru menanyakan siswa apa
yang mereka ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan sumbang saran tersebut
dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa agar siap menghadapi
pelajaran yang baru.
Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok. Guru membagi topik
kepada tiap kelompok untuk dipelajari. Kemudian tiap kelompok mengirim 1
orang untuk menjadi tim ahli (expert team). Tim ahli akan berdiskusi mengenai
topik mereka dalam kelompok tersebut sehingga menjadi pengetahuan yang utuh
yang mengintegrasikan pengetahuan antar konsep. Selanjutnya mereka kembali
ke kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan pengetahuan yang
mereka peroleh (Suprijono, 2009: 89-90). Lebih lanjut, menurut Slavin dalam
Supriyanto (2009: 91), langkah-langkah pembelajaran Jigsaw adalah:
(1) Pendahuluan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok (home group). Setiap siswa
diberi tugas untuk menguasai dan memahami bagian tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
(2) Pembentukan kelompok (Focused Exploration)
Anggota home group yang sudah memahami materi membentuk kelompok
fokus yang mendiskusikan materi yang dikuasainya.
(3) Pelaporan dan Penajaman (Reporting and Resharping)
Para siswa kembali pada kelompok semula. Kemudian ia melaporkan hasil
penguasaan materi dari kelompok fokus.
(4) Integrasi dan Evaluasi
Guru mengevaluasi tentang materi yang didapatkan pada pembelajaran dan
diskusi saat itu.
Manfaat dari metode Jigsaw ini adalah siswa dapat memperoleh lingkup
pembelajaran yang lebih luas dan mendalam mengenai beberapa topik dalam satu
sesi pembelajaran (Trianto, 2009: 156).
Melalui penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan guru, diharapkan
akan ada peningkatan pada beberapa poin. Pertama, kemampuan menulis siswa
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia akan meningkat. Kedua, nilai rata-rata
ulangan harian yang diharapkan setelah penelitian adalah 70 atau mencapai nilai
batas ketuntasan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, siswa menjadi
aktif dan termotivasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di
SMKN 2 Sragen?
2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di SMKN 2 Sragen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII
TPTL di SMKN 2 Sragen.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII
TPTL di SMKN 2 Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dalam menjawab masalah-masalah yang dihadapi di sekolah dalam
mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, oleh sebab itu penulis secara rinci
mengemukakan manfaat penelitian ini adalah mendorong guru untuk
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan manfaat :
1. Manfaat Teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw bagi siswa SMK Negeri 2 Sragen.
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa
kelas XII TPTL SMK Negeri 2 Sragen.
b. Manfaat bagi Guru
Melatih guru dalam memvariasi model pembelajaran terutama penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
c. Manfaat bagi Sekolah
Memberikan pengetahuan umum tentang model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah
Menengah Atas sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru lain.
d. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah
Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaya meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Teori-teori yang melatar belakangi penelitian ini antara lain adalah teori
tentang pembelajaran, teori tentang pembelajaran kooperatif, dan teori tentang
pembelajaran tipe Jigsaw.
1. Belajar dan Pembelajaran yang Efektif
Belajar dan pembelajaran adalah satu kesatuan. Pembelajaran berasal dari
kata dasar ’belajar’. Pembelajaran merupakan terjemahan dari ’learning’, baik
belajar maupun pembelajaran berpusat pada peserta didik.
a. Teori Belajar
Definisi belajar secara lengkap dikemukakan oleh Slavin (2000) seperti
dikutip oleh Trianto (2009 yang mendefinisikan belajar sebagai;
Learning is usually defined as a chane in individual caused by
experience. Changes caused by development (such as growing taller)
are not instances of learning. Neither are characteristics of
individuals that are present as birth (such as reflexes and respons to
hunger or pain). However, humans do so much learning from the day
of their birth (and some say earlier) that learning and development
are inseparably linked (Slavin dalam Trianto, 2009: 16).
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja
dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada perubahan pada diri
pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh
individu, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.
Menurut Morgan dalam Dimyati dan Mudjiono (1994: 98) belajar
didefinisikan sebagai setiap hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi ini
mencakup tiga unsur, yaitu: (1) belajar adalah perubahan tingkah laku (2)
perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman bukan karena
unsur kedewasaan, dan (3) perubahan tersebut harus relatif permanen dan
tetap ada untuk waktu yang cukup lama Secara psikologi, belajar merupakan
proses jiwa yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus
dikembangkan. Fungsi-fungsi jiwa itu antara lain merasa, berfikir, minat,
kemampuan dan sebagainya yang semuanya itu dapat dilatih.
Menurut Hamalik (2007) belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu hasil
latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2007: 27).
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar memiliki ciri-ciri:
1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4) Positif atau berakumulasi.
5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6) Permanen atau tetap.
7) Bertujuan da terarah.
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan (Trianto, 2009: 4).
b. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar
Menurut Staton dalam Suprijono (2009: 26-27), ada enam faktor
psikologis yang mempengaruhi proses belajar, yaitu:
(1) motivasi, yakni keinginan untuk belajar. Motivasi terjadi dari dua faktor
yaitu: a) pengertian yang jelas tentang apa yang akan dipelajari dan, b)
pengertian yang jelas tentang alasan-alasan mengapa mempelajarinya itu
penting,
(2) konsentrasi, yakni pemusatan segenap perhatian pada situasi belajar
tertentu. Proses belajar bertambah cepat bila konsentrasi diperkuat,
(3) reaksi, yakni penyerahan sesuatu bantuan untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar,
(4) organisasi, yakni menempatkan bagian-bagian ke dalam suatu
keseluruhan yang berarti,
(5) Comprehension, yakni langkah terakhir dalam proses belajar dan,
(6) repetisi (ulangan), yakni pengawetan terbesar dari proses belajar. Ulangan
adalah pencegah kelupaan, tetapi harus disertai pemikiran dan tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Sementara itu, menurut Hamalik (2007), belajar yang efektif sangat
dipengaruhi faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor tersebut
adalah:
(1) Faktor kegiatan, pengunaan dan ulangan.
(2) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan
reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan
pelajaran yang belum dikuasai dapat lebih mudah dipahami.
(3) Belajar akan lebih berhasil bila siswa merasa berhasil dan mendapat
kepuasannya.
(4) Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil dalam belajarnya
atau tidak.
(5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar.
(6) Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian
yang dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar.
(7) Faktor kesiapan belajar
(8) Faktor minat dan usaha.
(9) Faktor-faktor fisiologis.
(10) Faktor intelegensi (Hamalik, 2007: 32-33).
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana 1999:3). Pada dasarnya
kemampuan kognitif merupakan hasil belajar, sebagaimana diketahui bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh
lingkungan (Sudjana, 1999:11).
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu kata “prestasi” dan
“belajar”. Poerwadarminta (2004: 787) “prestasi adalah hasil yang telah
dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan”. Selanjutnya Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud RI (1995 : 787)
merumuskan “bahwa pada hakekatnya belajar adalah penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran
lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh
guru”.
Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil maksimal dari suatu
pekerjaan atau kecakapan untuk menambah atau mengumpulkan sejumlah
pengetahuan atau kecakapan. Prestasi belajar juga dapat dikatan sebagai
hasil yang dicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan
merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan, maupun kecakapan daalm situasi tertentu. Dapat juga dikatakan
hasil maksimal dari apa yang diupayakan oleh siswa. Pretasi ini secara nyata
dapat dilihat dalam bentuk kuantitatif yakni angka. Prestasi belajar ini antara
siswa satudgn yang lainnya berbeda. Siswa yang belajar baik, tepat dalam
menggunakan waktu belajar cenderung akan mempunyai prestasi belajar
yang baik. Begitu juga sebaliknya.
Pengertian prestasi belajar disini diartikan dengan prestasi belajar
bahasa indonesia. Nilai atau prestasi belajar bahasa Indonesia ditekankan
pada vocabulary, reading, listening, writing, dan speaking. Prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pengajaran pada waktu tertentu dalam bentuk nilai (Depdikbud, 1990: 140).
Hasil belajar siswa adalah akumulasi nilai pada raport. Bermacam-macam
prestasi diantaranya adalah: prestasi baik, prestasi cukup, prestasi kurang.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam prestasi belajar antara lain: faktor
individu, faktor lingkungan belajar, dan faktor materi pembelajaran.
Beberapa cara untuk menentukan hasil belajar dengan menggunakan tes
tertulis, tes lisan, tes perbuatan atau ketrampilan proses.
Untuk mencapai suatu hasil belajar yang baik dan memuaskan,
banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu para pendidik
diharapkan mengetahuinya, sehingga dapat mengatur dan atau menggunakan
faktor-faktor tersebut agar sedapat mungkin menguntungkan dalam proses
interaksi belajar-mengajar.
Suryabrata (2001: 183), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
itu dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor yang
berasal dari luar diri pelajar (faktor eksogen), dan juga faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri pelajar (faktor indogen). Faktor-faktor yang berasal
dari luar (eksogen) dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : faktor-
faktor non sosial dan faktor-faktor sosial. Sedangkan faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri pelajar (endogen) dapat dibedakan pula menjadi dua
golongan, yaitu faktor-faktor fisiologis serta faktor-faktor psikologis.
d. Teori Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa
itu secara sadar dan terarah keinginan untuk belajar dan memperoleh hasil
belajar sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar maksimal perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.
Sesungguhnya terlalu banyak faktor yang dapat diketahu yang
mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu. Semua faktor yang
mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu dapat pula digolongkan
menjadi faktor-faktor yang berasal dari orang yang belajar mandiri maupun
yang berasal dari luar orang yang bersangkutan.
Menurut Morgan dan kawan-kawan (2006 : 98) belajar didefinisikan
sebagai setiap hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga
unsur, yaitu (1) belajar adalah perubahan tingkah laku (2) perubahan tersebut
terjadi karena latihan atau pengalaman bukan karena unsur kedewasaan, dan
(3) perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang
cukup lama Secara psikologi, belajar merupakan proses jiwa yang
didalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus dikembangkan. Fungsi-
fungsi jiwa itu antara lain merasa, berfikir, minat, kemampuan dan
sebagainya yang semuanya itu dapat dilatih.
Pada uraian diatas dinyatakan bahwa seseorang belajar dengan melalui
aktivitas dalam suatu sistem penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan,
pemikiran, kegiatan fisik atau ,aktivitas motor. Siswa harus aktif berusaha
dalam belajar, apakah suatu keterampilan menerima informasi, pengertian,
kebiasaan, suatu pendapat, sikap, minat atau tuntutan dari lingkungan.
Belajar adalah suatu proses yang diawali dengan aktivitas-aktivitas atau
suatu perubahan yang diakhiri dengan reaksi untuk menghadapi situasi baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
yang dapat memberikan perubahan pada karakteristik anak sesuai dengan
kematangannya. Kimble and Garmezy yang dikutip oleh Snelbecker (2004 :
75), Learning is a relatively permanent change in a behavioral tendency that
occurs a result of reinforced practice.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari
penguatan praktek. Garry and Kingsley yang dikutip oleh Snelbecker (2004:
98) menyatakan, bahwa learning is the process by which behavior (in the
broad sense) is originated or changed trough practice or training.
(Snelbecker; 2004: 121). Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas)
yang diubah melalui praktek atau latihan. Bigge yang dikutip oleh Snelbecker
(2004 : 57), memberi definisi belajar sebagai; learning. in contrast with
matl/ration. is a change iniliving individua which is not heralded by his
genetic in heritance. It may be a change in insight, behavior, perception, or
motivation. or a combination of these [Snelbecker 2004: 13]. Belajar yang
diaktifkan dengan kematangan adalah suatu perubahan dalam kehidupan
individu yang tidak dipengaruhi oleh faktor warisan. Be1ajar memungkinkan
adanya perubahan dalam insight, tingkah laku, persepsi, motivasi atau
gabungan dari semuanya.
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak adapat
dipisahkan dari kegiatan manusia, sebab kebutuhan manusia makin lama
makin bertambah banyak, baik kuantitas maupun kualitas. Tanpa belajar
manusia tidak akan mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
seseorang yang menghasilkan perubahan pada dirinya, baik dalam bentuk
pengetahuan dan ketrampilan maupun dalam bentuk sikap dan nilai positif
selama berlangsung kegiatan pembelajaran. Pembelajaran sebagai pengganti
istilah mengajar, pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara
sadar oleh seorang atau tim untuk melakukan kegiatan belajar sehingga
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. (Tohar,
2004: 1). Kegiatan mengajar mencakup tahap-tahap: perencanaan, strategi
mengajar, persiapan pelaksanaan, termasuk penciptaan iklim belajar mengajar
yang serasi dan pemberian motivasi belajar, penilaian prestasi belajar hingga
pelaksanaan pengajaran remidial bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
Bagi tenaga kependidikan ada beberapa tahapan yang dilakukan supaya
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, menurut Tohar (2004: 36)
tahap-tahap dalam pembelajaran adalah :
1) Perumusan tujuan pengajaran, merupakan pernyataan tentang apa yang
diharapkan untuk diketahui, dilakukan dan dihayati oleh siswa setelah
menyelesaikan suatu kegiatan belajar.
2) Pengembangan alat evaluasi, adalah suatu yang digunakan untuk mempermudah
seseorang untuk mengumpulkan informasi dan memanfaatkannya sebagai
penimbang dan pengambilan keputusan. Untuk mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan, pengajaran disusun alat evaluasi dengan perubahan tingkah
laku diantaranya adalah : tes lisan, tertulis, perbuatan. Jika tertulis berbentuk
essei, obyektif, melengkapi angket studi kasus.
3) Analisis Tugas Belajar dan Identifikasi Kemampuan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Kemampuan yang ingin dicapai sebagai tujuan pengajaran, diurai atas
unsur-unsur tingkah laku yang membentuk kemampuan tersebut. Unsur-
unsur yang telah diidentifikasi tersebut diseleksi sehingga hanya unsur-
unsur yang diidentifikasi karakteristik individual siswa seperti :
kecerdasan, bakat, kebiasaan belajar, motivasi belajar, kemampuan awal
dan kebutuhan belajar siswa terutama menyangkut kesulitan belajar.
4) Penyusunan Strategi Belajar Mengajar
Strategi belajar mengajar hakekatnya ialah rencana kegiatan belajar
yang dipilih guru untuk dilaksanakan baik oleh siswa maupun oleh guru
dalam rangka usaha pencapaian tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Penyusunan strategi belajar ini menyangkut uraian tentang
jadwal kegiatan, tempat pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, format
lama waktu pertemuan. Kriteria yang digunakan dalam memilih strategi
ialah : efisiensi, efektifitas dan keterlibatan siswa.
5) Diskusi atau tanya jawab, kerja kelompok, perorangan. Diskusi dilakukan di
dalam kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan dilakukan oleh
guru dan siswa baik secara individu maupun kelompok.
6) Monitoring belajar mengajar. Melakukan monitoring terhadap kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa apakah bisa berjalan sesuai tujuan yang
ditetapkan atau tidak (Tohar, 2000 : 38).
e. Pembelajaran Efektif
Untuk menumbuhkan motivasi belajar dalam rangka untuk meraih
prestasi, dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Menumbuhkan keyakinan dan percaya diri bahwa seseorang dapat
melaksanakan tugas atau belajar dengan baik, dan keyakinan tersebut
akan mampu berkembang bila ada upaya yang bersungguh-sungguh.
2) Dalam melaksanakan tugas atau belajar untuk mencapai prestasi
dilakukan dengan rasa ikhlas dan senang, serta mempunyai tujuan yang
jelas.
3) Antara tujuan yang ingin dicapai dan keberhasilan yang dicapai pada diri
seseorang ada keterkaitannya.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Tujuan utama pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan dan Madrasah Aliyah adalah untuk:
1) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa untuk mengetahui dan
membekali keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis.
2) Membekali siswa dengan konsep bahasa untuk mengatasi masalah bahasa
dalam kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan setingkat
individu, rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional.
3) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa Indonesia yang diperlukan untuk
mendalami ilmu bahasa Indonesia pada jenjang selanjutnya.
4) membekali siswa nilai-nilai serta etika berbahasa dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK,
terutama kelas XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang
dikembangkan dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Standar Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII
adalah “berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan kualifikasi
Unggul”, dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis
surat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa
kelas XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan
kriteria kinerja yaitu:
(1) Surat pemberitahuan / edaran, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan
aturan dan tujuan komunikasi.
(2) Surat undangan, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan
komunikasi.
(3) Surat penawaran dan pesanan ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan
aturan dan tujuan komunikasi.
(4) Pesan ditulis oleh peserta diklat.
(5) Perjanjian sederhana ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan
tujuan komunikasi.
(6) Surat lamaran kerja ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan
tujuan komunikasi (Sumber: Memahami Bahasa Indonesia untuk SMK
Tingkat 3).
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Definisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009: 54). Pembelajaran kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam
mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di
masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama
anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan
belajar (Solihatin, 2007:5).
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru
harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami
berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa
untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran
yang mendukun pembelajaran kontekstual. Dalam format pembelajaran
kooperatif, setelah guru menyampaikan materi pelajaran, para siswa
tergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi dan
menyelesaikan soal latihan, kemudian menyerahkan hasil kerja kelompok
kepada guru. Selanjutnya guru memimpin diskusi tentang pekerjaan
kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan atau klarifikasi.
b. Unsur – Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif
Roger dan Johnson (dalam Suprijono: 2009) mengatakan bahwa tidak
semua belajar kelompok bisa dianggap pemelajaran kooperatif. Untuk
mencapai hasil yang maksimal, lima unsure dalam pembelajaran kooperatif
harus diterapkan. Lima unsure tersbut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Positive Interdepence ( saling ketergantungan positif).
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu
menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota
kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas
selanjutnya dalam kelompok bias dilaksanakan.
2) Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan).
Tugas dalam pembelajaran kooperatif dibuat sedemikian rupa sehingga
setiap anggota kelompok harus masing-masing anggota kelompok harus
melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam
kelompok bias dilaksanakan.
3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif).
Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan
kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini
akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.
4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota).
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai
keteramipaln berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga
bergantung pada kesediaan anggotanya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat.
5) Group processing (pemrosesan kelompok).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi hasil kerja sama agar selanjutnya dapat bekerjasama
dengan lebih efektif
4. Teori Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak berlangsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan
menulis ini tidaklah akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan
dan praktek yang banyak dan teratur.
Menulis juga merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu
atau intregatif, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut
karangan. Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok kemampuan yang
tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu :
a. Penguasaan bahasa tertulis yang akan berfungsi sebagai media karangan,
meliputi: kosakata, struktur, ejaan,. Pragmatik, dan sebagainya.
b. Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan dikarang
c. Penguasaan tentang jenis-jenis karangan dan teknik menulis yaitu tentang
bagaimana merangkai isi karangan dengan menggunakan bahasa tertulis
sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti makalah,
cerpen, puisi, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Seseorang tidak mungkin terampil menulis kalau hanya menguasai
satu atau dua saja di antara ketiga komponen diatas. Betapa banyak orang
yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis tetapi tidak dapat
menghasilkan karangan karena tidak tahu apa yang akan dikarang dan
bagaimana menulisnya. Betapa banyak pula orang yang yang mengetahui
banyak hal untuk dikarang dan tahu pula bagaimana bahasa tertulis, tetapi
tidak dapat menulis karena tidak tahu caranya.
Dalam kehidupan modern keterampilan menulis sangat dibutuhkan.
Kiranya tidaklah berlebihan bila dikataan bahwa keterampilan menulis
merupakan suatu ciri orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.
Menulis dipergunakan oleh seorang terpelajar untuk mencatat /merekam,
meyakinkan, melaporkan/ memberitahukan, dan mempengaruhi, dan maksud
serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang
yang dapat menyusyn pikiran dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan
ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur
kalimat yang jelas.
Untuk memberikan gambaran pembelajaran menulis dengan baik,
berikut disajikan konsep pembelajaran menulis. Secara garis besar, konsep
pembelajaran menulis sebagai berikut:
a. Kemampuan menulis itu pada hakikatnya merupakan hasil dari sebuah
proses. Dengan konsep dasar seperti ini maka kesempatan menulis akan
diperoleh siswa dengan melalui proses, yang antara lain adalah pelatihan.
Sungguh omong kosong belaka bila seorang mampu menulis tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
melalui proses pelatihan. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran menulis,
kegiatan pelatihan perlu mendapat perhatian yang cukup memadai dari
guru sebagai pengelola pembelajaran menulis. Semakin banyak porsi
pelatihan maka semakin besar kemungkinan siswa untuk mampu menulis.
b. Kemampuan menulis itu pada hakikatnya kemampuan untuk
mengorganisasikan pikiran sehingga kejernihan dalam penalaran
merupakan hal yang esensial. Keruntutan dalam pengaturan jalan pikiran
perlu mendapatkan perhatian yang cukup.
c. Kemampuan menulis secara hakiki merupakan kemampuan menggunakan
diksi dan struktur bahasa. Kecermatan dalam pemilihan kata serta
penggunaan struktur secara benar pada hakikatnya merupakan hal yang
sangat penting peranannya dalam proses penulisa.
d. Meskipun menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif,
dilihat dari proses pelaksanaannya menulis dapat merupakan respons dari
sebuah stimulus, baik itu melalui penyimakan, pembicaraan, maupun
pembacaan. Dengan demikian pelatihan keterampilan menulis dapat
dilakukan melalui kegiatan awal aeperti menyimak, berbicara, maupun
membaca (Adidarmojo, 2001)
Pembelajaran keterampilan menulis tidak dapat dipisahkan dengan
pembelajaran bahasa Indonesia. Sesuai dengan kedudukan dan fungsinya,
pada dasarnya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa
mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam
berbagai peristiwa komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Pembelajaran
keterampilan menulis berkenaan dengan pembinaan kemampuan
menggunakan bahasa secara tertulis.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut
dapatlah dikemukakan tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah agar
siswa mampu :
a. Mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan
dalam berbagai ragam tulisan nonsastra; dan
b. Mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan
dalam berbagai ragam tulisan sastra
Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dipisahkan
dari pembelajaran bahasa. Jadi, pembelajaran menulis tidak merupakan
kegiatan sampingan. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran
keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis.
Keterampilan menulis hasil keterampilan mendengar, berbicara, dan
membaca. Komunikasi pada abad ke-21 ini lebih banyak berlangsung secara
tertulis, khususnya bagi masyarakat maju. Dalam pembelajaran menulis perlu
diperhatikan beberapa prinsip berikut ini.
a. Menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan
dasar, pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serentak.
b. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin
berbahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan dan tanda
baca.
d. Pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang. Bermula dari
menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
Kondisi atau keadaan awal pembelajaran kompoetensi menulis siswa
mengalami kesulitan itulah sebabnya penulis melaksanakan penelitian
tindakan kelas untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis.
Berdasarkan identifikasi masalah ditemukan bahwa kesulitan siswa dalam
dalam menulis dapat diklarifikasikan menjadi enam kelompok, yaitu:
kesulitan menentukan topik pidato yang akan ditulis, kesulitan memilih kata,
kesulitan dalam menerapkan ejaan, kesulitan menyusun kalimat efektif,
kesulitan menghubungkan kalimat-kalimat menjadi paragraf yang baik, dan
kesulitan dalam menulis wacana yang koheren. Dari tahun ke tahun,
persoalan tersebut selalu dihadapi guru dan siswa dan belum mendapatkan
terapi yang baik.
Salah satu solusi untuk mengurangi kesulitan tersebut supaya
kompetensi menulis meningkat digunakan pembelajaran menulis dengan
metode kontektual yang meimplementasikan elemen- elemen bertanya,
inkuiri, diskusi, pemodelan, konstruktiristik penilaian dan refleksi pada tahap
kegiatan pramenulis, menulis dan revisi (menyunting)
Keterampilan menulis merupakan pengungkapan gagasan atau
perasaan secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Agar
yang diungkapkan secara tertulis dapat dipahami oleh pembaca atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
komunikatif, maka penggunaan diksi (pilihan kata), struktur kalimat,
kepaduan kalimat, serta ejaan dan tanda baca memiliki peranan yang cukup
besar dalam kaitannya dengan menulis. Adapun materi pokok dari
kompetensi dasar menulis indikatornya adalah mampu menulis dengan
sistematika dan bahasa yang efektif.
Johnson dan Medinus (2004: 87) mengemukakan bahwa banyaknya
stimulus informasi tentang menulis yang diberikan pada anak sebelum masuk
sekolah lebih berpengaruh daripada pengaruh perkembangan aspek atau
fungsi ontogenik. Salah satu stimulus informasi tentang membaca adalah
kesadaran fonologis pada anak-anak sekolah menengah. Menurut Bryant,
dkk. (2003: 69) kesadaran fonologis pada anak sekolah menengah merupakan
salah satu perolehan peningkatan keterampilan menulis yang dapat menjadi
prasyarat atau fasilitator bagi keterampilan menulis selanjutnya.
Jika dihubungkan dengan konsep dasar menulis, pernyataan dan
temuan tersebut sangat relevan. Hirsh dalam Alsa (2004: 16) misalnya,
mengemukakan bahwa menulis merupakan proses asosiatif antara huruf
dengan bunyi-bunyi yang mewakili huruf atau kata-kata tersebut yang
terutama akan tampak bila diamati pada individu yang sedang belajar menulis
dengan berusaha menciptakan auditory-image terhadap simbol-simbol
tersebut. Menulis adalah mengeja atau melafalkan sesuatu yang tertulis dan
mengucapkannya. Menulis merupakan perkembangan keterampilan yang
bermula dari kata dan berlanjut kepada menulis kritis. Membaca juga
merupakan suatu proses psikologis dan sensoris (Harjasujana dan Mulyati,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2006, 2007: 5-25). Proses-proses yang menjadi dasar konsep menulis tersebut
menurut Hirsh dalam Alsa (2004: 16) akan tampak jelas diamati pada
individu yang sedang belajar membaca dengan berusaha menciptakan
auditory-image terhadap simbol-simbol tersebut.
Menulis di sekolah merupakan salah satu aspek yang sangat penting
sebab hasilnya akan menjadi landasan untuk memahami ilmu-ilmu yang amat
luas, lebih khusus lagi untuk pengajaran bahasa Indonesia (Dardjowidjojo,
2005: 19). Oleh karena itu, penyiapan peningkatan kesadaran fonologis pada
anak usia sekolah menengah menjadi sesuatu yang amat bermanfaat bagi
mereka pada saat membaca permulaan. Seperti dijelaskan Dardjowidjojo
(2005: 19) bahwa keterampilan menulis permulaan merupakan salah satu
kunci keberhasilan karena dengan cara seperti itu para siswa akan lebih
mampu menggali informasi dari berbagai sumber tulisan.
Menulis adalah dasar bagi kegiatan menulis lanjutan. Selain itu,
menulis merupakan bagian pengajaran yang penting untuk ditekankan di
kelas-kelas rendah (1 dan 2). Tujuan membaca permulaan adalah (1)
mengenalkan pada siswa huruf-huruf dalam abjad, sebagai tanda suara atau
bunyi; (2) melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam
kata menjadi suara; dan (3) mengetahui huruf-huruf dalam abjad dan melatih
keterampilan siswa untuk menyuarakan dan dalam waktu singkat dapat
mempraktikkannya dalam menulis lanjut.
Ehri (Torgessen dan Wagner, 2004:183) menunjukkan empat
kemungkinan hubungan antara kesadaran fonologis dengan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menulis (dalam hal ini kesadaran sintaksis termasuk ke dalam kemampuan
sintaksis), yakni: (1) kemampuan membaca, (2) kemampuan fonologis
spesifik dapat menjadi fasilitator dalam mempercepat pemerolehan
keterampilan membaca anak, (3) kemampun fonologis spesifik kemungkinan
berkorelasi dengan keterampilan membaca.
Teori-teori permulaan menunjukkan bahwa kemampuan anak-anak
menunjukkan bunyi-bunyi yang diucapkan diperlukan mereka untuk
mempelajari pemetaan/pengenalan bunyi-bunyi huruf ke dalam bunyi-bunyi
ujaran. Karena bunyi-bunyi dari suatu kata yang diucapkan digabung ke
dalam unit akustik (bunyi), bunyi-bunyi secara tersendiri dalam suatu kata
tidak dengan mudah/cepat kelas kelihatan. Anak-anak yang tidak mampu
menunjukkan bunyi-bunyi dari suatu kata dan yang tidak mampu
memisahkan suatu kata yang diucapkan ke dalam komponen bunyi cenderung
memiliki tingkat kesulitan dalam belajar menulis.
Chomsky (2005: 78) memandang bahwa pemerolehan dan
perkembangan bahasa anak-anak terjadi melalui interaksi-interaksi anak
dengan lingkungannya, khususnya lingkungan bahasa, yang dikenal dengan
S-R. Strateginya dikenal dengan tiruan dan uji-coba. Namun, kebenaran
pandangan Behavioris ini tidak seratus persen benar. Karena pembuktian
berikutnya menunjukkan bahwa terdapat kelemahan mendasar, yakni anak-
anak usia 3,0-5,0 sudah mampu memproduksi kalimat yang belum pernah
didengarnya di lingkungannya. Di samping itu, jauh sebelumnya dia sudah
dapat memahami ujaran-ujaran orang dewasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
5. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin
di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73). Pembelajaran dengan metode
Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru
menanyakan siswa apa yang mereka ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan
sumbang saran tersebut dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif
siswa agar siap menghadapi pelajaran yang baru.
Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok. Guru membagi topik
kepada tiap kelompok untuk dipelajari. Kemudian tiap kelompok mengirim 1
orang untuk menjadi tim ahli (expert team). Tim ahli akan berdiskusi mengenai
topik mereka dalam kelompok tersebut sehingga menjadi pengetahuan yang
utuh yang mengintegrasikan pengetahuan antar konsep. Selanjutnya mereka
kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan
pengetahuan yang mereka peroleh (Suprijono, 2009: 89-90).Langkah-langkah
pembelajaran Jigsaw menurut Slavin dalam Trianto (2009: 56-61) adalah
sebagai berikut :
1) Pendahuluan
Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang
dinamakan home group, sampai dengan home group disesuaikan dengan
materi yang akan dibahas dan memberikan alasan pentingnya topik
tersebut, guru berupaya membuat siswa tertarik. Setiap siswa kemudian
diberi tugas untuk menguasai dan memahami bagian tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2) Pembentukan Kelompok (Facused Ecploration)
Anggota dari focus group ini berasal dari anggota home group dimana
mereka sudah membawa dan memahami sub pokok bahasan yang dibahas
di dalam home group-nya. Dalam mendiskusikan materi, masing-masing
anggota harus berani mengutarakan idenya sebagai bentuk klarifikasi
terhadap materi yang telah dikuasainya, sehingga setiap anggota memiliki
konsep yang sama tentang materi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru
diharapkan menyiapkan soal yang terkait dengan materi yang dibahsanya.
Materi baru ini, siswa harus mengerjakan/menyelesaikan tes atau soal yang
terkait dengan penjelasan guru. Hasil dari tes tersebut akan sangat terkait
dengan posisi kelompoknya.
3) Pelaporan dan Penajaman (reporting and resharping)
Para siswa kembali kepada kelompoknya semula (home group). Dalam
kelompoknya ini dia melaporkan hasil penguasaan materi dari masing-
masing anggota focus group dan meminta rekan-rekan lainnya untuk
menanyakan atau meminta penjelasan tentang materi yang telah berhasil
dikuasai.
4) Integrasi dan Evaluasi
Dalam fase ini guru menyusun tugas/tes yang diberikan kepada setiap
kelompok dengan fokus utama mengingatkan mereka pada materi yang
telah dikuasai secara kelompok. Evaluasi mencakup pada materi yang telah
di kuasai secara kelompok. Evaluasi mencakup pada materi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dibahas dengan cara menyelesaikan soal-soal latihan baik secara kelompok
maupun individu.
Kelompok Asal 5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokan
Kelompok Ahli (Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal)
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain berjudul ”Using
Think-Pair-Share in the College Classroom” (2001) oleh Sarah Ledlow.
Penelitian ini juga menggunakan metode pembelajaran kooperatif, tetapi dengan
menggunakan tipe Think-Pair-Share (TPS).
Penelitian internasional pertama sebagai bahan bandingan yang ditulis
oleh Shear pada tahun 2006 dengan judul Poe’s Fiction: The Hypnotic Magic of
The Senses. Penelitian ini berisikan tentang analisis unsur2 dramatis penting dari
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
novel-novel karya Edgar Alan Poe, yaitu pikiran individual, dibentuk dan dibuat
oleh hidupnya perasaan. Sedangkan pikiran yang didisiplinkan dari karakter2nya
cenderung untuk menilai lingkungan sekitarnya sebagai masalah yang harus
diselesaikan, pikiran sebagai sebuah repon emosional pada dasarnya adalah
sebuah reaktor yang mengubah dan menyerap data sensorik menjadi pengalaman,
membentuk proses pematangan sebuah karakter yang secara meyakinkan
menjadikannya meyakinkan secara dramatis.
Penelitian internasional ke dua dilakukan oleh Goldberg pada tahun 2003
dengan judul Writing Away From Home: Migratory Moments In Short Strories.
Penelitian ini mensurvey karya Sonia Guralnik, yang secara jelas
menggambarkan secara paralel pengalaman penulis sendiri sebagai imigran muda
rusia keturunan yahudi di chile. Dia meneliti bahwa karya2 guralnik
menunjukkan gambaran kontras antara nilai2 kemanusiaan pada cerita2 awal
hingga penggambaran tentang ketidakseimbangan sosial, eksploitasi, dan
meneriakkan tentang sikap2 interpersonal pada karya-karya selanjutnya. Golberg
menggaris bawahi semua karakter utama pada karya2 guralnik mempunyai sikap
ambigu tentang eksistensi dirinya sendiri yang disebabkan oleh perpindahan
benua atau perpindahan dari kondisi tertentu yang digambarkan oleh gulanik
dalam karya2 nya, perasaan tentang perpindahan psikologis dan tubuh sangatlah
terasa.
Penelitian ke tiga yang dilakukan oleh Konrad dan Test pada tahun 2007
dengan judul Effects of GO 4 IT … NOW! Strategy Instruction on the Written IEP
Goal Articulation and Paragraph – Writing Skills of Middle School Students with
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Disabilities, mengetengahkan tentang Gerakan reformasi pada standar sekarang,
yang menekankan pada kemampuan pengajaran akdemis pada siswa,
memberikan harapan pada siswa dengan keterbatasan. Tetapi, ada kekhawatiran
bahwa gerakan ini akan terlalu berfokus pada kemampuan akademis dan
mengesampingkan kemampuan kemandirian diri. Salah satu solusi yang mungkin
adalah dengan mengadakan intervensi dimana kemampuan kemandirian diri dan
kemampuan akdemis diajarkan secara bersamaan. Penelitian ini menemukan efek
dari pola pembelajaran tersebut (LAKUKAN SEKARANG) dengan 12 siswa
dengan keterbatasan fisik yang tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
adanya hubungan fungsional antara strategi pembelajaran dengan kemampuan
siswa dalam mengartikulasi tujuan program pembelajaran individual (IEP) dalam
menulis dan kemampuan menulis paragraf pada paragarf IEP tujuan Siswa.
Penelitian keempat dilakukan oleh Norton pada tahun 2004 dengan judul
Student Learning Portofolios: How They Are Being Implemented In Educational
Administration Programs. Penelitian ini berisikan tentang Variasi belajar murid
telah menjadi sangat populer pada administrasi pendidikan diakrenakan oleh
banyaknya kegunaan dan aplikasinya. Disini, Norton mendokumentasikan sifat
dan pengembangan kegunaanya di seluruh dunia.
Penelitian internasional terakhir sebagai pembanding adalah yang
dilakukan oleh Simpson pada tahun 2004 dengan judul Voicing The Text: The
Making of An Oral Poetics in Olive Senior’s Short Fiction. Penelitian ini
berisikan tentang Pembuatan puisi lisan atau perkembangan dari keindahan
bahasa lisan, sebagaimana diekspresikan secara bebas, pada karya fiksi india
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
barat mengubah dari budaya tutur menjadi budaya tulis dimana karya sastra
ditulis demi menyesuaikan dengan dengan kondisi2 dan keadaan paska kolonial.
Dengan menliti cerita pendek olive Senior, yang dibaca pada cahaya terang pada
esaynya dan komen wawancara, simon menggaisbawahi bahwa ada kemungkinan
olive mnggunakan sumber2 lisan untuk mengembangkan dan memperkaya
penulisan ceruta pendek kontemporer.
Posisi penelitian yang dilakukan penulis dengan kelima penelitian di atas
adalah penelitian ini bersifat memperkuat dan menambah perbendaharaan tulisan
tentang ‘menulis’. Kelima penelitian di atas juga dijadikan sebagai bahan acuan
tentang teknik dan strategi menulis bagi siswa di sekolah menengah kejuruan.
C. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran tipe Jigsaw dapat melatih siswa bekerjasama dan
berpikir logis terstruktur dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulus bahasa Indonesia siswa
kelas XII TPTL1 SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
D. Hipotesis
Berdasarkan paparan teori pembelajaran dan deskripsi metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah
bahwa diduga melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
meningkatkan hasil pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas XII-TPTL di SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010 / 2011.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Sragen dalam pembelajaran
bahasa Indonesia kelas XII TPTL1 tahun pelajaran 2010/2011. SMK Negeri
2 Sragen beralamat di Jl. Dr. Sutomo No.4 Sragen, kode pos 57212 dan
nomor telepon (0271) 891316. Sekolah ini memiliki website
www.smkn2sragen.sch.id dan memiliki email [email protected].
Status sekolah ini adalah negeri dan merupakan salah satu Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional (RSBI) di kabupaten Sragen. SMK 2 Sragen
memiliki visi; “Menghasilkan tamatan yang beriman dan bertakwa,
kompeten, kompetitif, berkepribadian nasional dan berwawasan global”.
Sedangkan misi SMK Negeri 2 Sragen adalah; “(1) Membentuk
kepribadian yang berakhlak mulia dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, (2) Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui peningkatan
knowledge, skills, dan attitude, (3) Menyiapkan tamatan yang berkualitas
seutuhnya dan mampu bersaing ditingkat nasional maupun internasional,
(4) Membentuk sikap dan perilaku peserta didik yang berakar pada nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia, (5) Menyiapkan tamatan agar
mampu mengadaptasikan diri terhadap perkembangan ilmu dan teknologi,
dan (6) Menyiapkan tamatan yang mandiri dan berjiwa entrepreneur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
SMK Negeri 2 Sragen menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
ISO 9001: 2008, dan dilengkapi dengan manajemen berbasis IT
(Information Technology), sehingga semua manajemen sekolah diatur
secara online dan realtime dengan SIM (Sistem Informasi dan Manajemen)
Sekolah. Sedangkan kurikulum yang dimiliki SMK Negeri 2 Sragen adalah
melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan
Kurikulum Spektrum 2008 dengan pendekatan: (1) Kurikulum Berbasis
Dunia Kerja, Pelatihan Berbasis Kompetensi, Pelatihan Berbasis Produksi,
(2) Kurikulum Muatan Lokal, (3) Kurikulum hasil sinkronisasi
program, (4) SKKNI, (5) Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan, (6)
Menerapkan pembelajaran berbasis IT, dan (7) Menggunakan
Bahasa Inggris pada pelajaran sains, kecuali bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.
Hingga tahun diklat 2010/2011 jumlah rombongan kelas mencapai 43
kelas, dan tiap kelas berjumlah rata-rata 32 siswa yang terbagi dalam 5
program keahlian yaitu; (1) Teknik Konstruksi Kayu, (2) Teknik
Pemanfaatan Energi Listrik, (3) Teknik Permesinan, (4) Teknik Mekanik
Otomotif, (5) Teknik Komputer dan Jaringan.
Dengan luas tanah seluruhnya 27.410 m2 dan luas bangunan 5.856
m2, SMK Negeri 2 Sragen memiliki fasilitas sekolah anatara lain; ruang
kelas lengkap dengan PC dan proyektor, laboratrium bahasa, laboratorium
computer, laboratorium CNC, laboratorium PLC, mushola, bengkel Suzuki,
lapangan sepakbola, sport center, dan free hotspot 24 jam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 2 tahun
pelajaran 2010/2011, dimulai bulan Oktober 2010 hingga bulan Februari
2011. bulan Oktober 2010 hingga awal Januari 2011 merupakan kegiatan
persiapan yang meliputi perizinan, 0bservasi awal, penyusunan proposal,
dan seminar proposal. Sedangkan pada pertengahan bulan Januari 2011
sampai dengan bulan Februari 2011 peneliti akan melakukan penelitian di
lapangandan penyusunan laporan akhir.
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Oktober 2010
sampai dengan Februari 2011. Adapun jadwal penelitian meliputi:
(1) Pembuatan proposal: Oktober 2010
(2) Pengembangan Landasan Teoretis: Oktober 2010-November 2010
(3) Penyusunan Instrumen: Desember 2010-Januari 2011
(4) Pengambilan Data: Januari 2011-Februari 2011
(5) Analisis Data: Februari 2011
(6) Penyusunan Laporan: Februari 2011
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII TPTL1 SMK Negeri 2 Sragen
tahun pelajaran 2010/2011 terdiri dari 36 siswa, yang semuanya adalah laki-
laki.
Dasar pertimbangan dipilihnya di SMK Negeri 2 Sragen adalah bahwa
penulis adalah salah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tersebut. Dengan demikian hasil yang diperoleh nantinya dapat dijadikan acuan
dalam pengembangan pengelolaan kualitas pembelajaran terutama pelajaran
bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Sragen..
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Setting penelitian adalah SMK Negeri 2 Sragen yang berada di
lokasi lingkungan masyarakat menengah ke atas. Objek penelitian adalah
proses pembelajaran keterampilan menulis dengan strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, sedangkan subjek penelitian adalah guru yang memiliki
permasalahan dalam pembelajaran keterampilan menulis dengan menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Bentuk penelitian tindakan ini
bersifat koloboratif partisipatorik, melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Rancangan penelitian: Tindakan dilakukan putaran demi putaran sampai
tercapainya tujuan PTK. Pada setiap akhir putaran atau siklus dilakukan
evaluasi dan refleksi. Tujuannya adalah untuk melihat hal-hal yang telah
dicapai dan yang belum dicapai pada setiap tindakan. Berdasarkan evaluasi
dan refleksi kemudian dilakukan penyempurnaan terhadap hal-hal yang
kurang, guna mengatasi secara keseluruhan masalah-masalah dalam
pembelajaran keterampilan menulis menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
2. Langkah-langkah tindakan: sebelum melakukan tindakan di kelas, disusun
langkah-langkah yang akan ditempuh, yaitu: (1) melatih guru yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
melakukan tindakan, yaitu latihan pelaksanaan model konsiderasi dengan
materi: (a) konsep, perinsip-prinsip model konsiderasi, (b) membuat
skenario pembelajaran, (c) memilih materi pembelajaran dan
mengaitakannya dengan masalah-masalah yang ada disekitar peserta didik,
terutama masalah-masalah yang mengandung situasi konflik moral yang
akan di konsiderasikan. Situasi ini disesuaikan dengan pokok bahasan yang
akan disampaikan, (d) cara melakukan pengajaran model konsiderasi, (e)
melatih keterampilan tanya jawab dan diskusi guna mengungkap sikap,
pendapat, wawasan guru dan peserta didik tentang nilai moral dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, dan (f) membuat catatan lapangan; (2)
mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan, seperti
buku-buku teks, RPP, dan media pengajaran, (3) mempersiapkan alat
observasi berupa lembar observasi kegiatan guru dan peserta didik,
menyediakan notebook untuk catatan lapangan, alat-alat tulis, dan camera
foto, dan (4) membuat skenario pembelajaran.
3. Perencanaan waktu; waktu yang direncanakan dalam kegiatan ini selama 5
bulan dengan rincian waktu; a) pertemuan awal,nb) pengurusan izin
tindakan, c) penetapan jadwal kegiatan, d) pelatihan guru, e) melakukan
tindakan, f) monitoring/ evaluasi.
4. Pelaksanaan kegiatan dan pengamatan: kegiatan di kelas dilakukan oleh
guru bidang studi bersama peneliti secara koloborasi. Kegiatan ini
dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada kegiatan guru maupun pada
peserta didik. Setiap pelaksanaan tahapan yang dilakukan guru maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
peserta didik dilakukan pemantauan yang berbentuk lembaran pedoman
observasi yang telah disiapkan. Pemantauan ini dilakukan oleh peneliti
bersama guru kolaborator.
5. Refleksi: dilakukan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Dalam refleksi
ini guru dan peneliti membahas pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan,
mengevaluasi setiap tidakan dan hasil yang telah dicapai dari tindakan yang
dilakukan di dalam kelas. Bila terdapat kekurangan dan kelemahan, maka
dicarikan solusinya agar lebih meningkatnya kualitas pembelajaran pada
tindakan berikutnya. Namun bila terdapat kekuatan dan kebaikan
pelaksanaan, maka hal tersebut makin ditingkatkan dan dipertahankan pada
tindakan berikutnya.
6. Revisi rancangan: penyempurnaan rancangan dilakukan dengan
mempertimbangkan dan melihat hasil diskusi dan evaluasi peneliti dan
guru. Kemudian dibuat rancangan baru dengan perbaikan pada hal-hal yang
memiliki kelemahan guna pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
7. Kriteria keberhasilan: indikator keberhasilan yang diperkirakan dalam
penelitian tindakan ini sebagai berikut: (1) meningkatnya hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dilihat dari keseriusan
dan gairah peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, (2)
meningkatnya keterlibatan peserta didik, dilihat dari keaktifan peserta didik
pada saat diskusi antar peserta didik, peserta didik dengan guru pada saat
tanya jawab antara guru dan peserta didik, (3) meningkatnya hasil belajar
peserta didik, dilihat dari perubahan sikap dan perilaku mereka di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
kelas, di lingkungan sekolah, dan dari hasil tes formatif peserta didik, dan
(4) keberhasilan lainnya adalah meningkatnya kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan model konsiderasi
dan meningkatnya kemampuan guru dalam melakukan PTK yang pada
gilirannya meningkatkan keprofesionalan guru yang bersangkutan.
Peneliti menggunakan PTK karena alasan sebagai berikut. Pertama,
peneliti sebagai guru di kelas XII TPTL1 ingin meneliti permasalaan yang
dihadapi siswa terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kedua, peneliti
berusaha membantu siswa memecahkan masalah dalam pelajaran Bahasa
Indonesia dengan mengadakan action research.n Adapun skema penelitian
tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Skema Kerangka Berpikir
KONDISI
AWAL
Guru: Menerapkan metode konvesional dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia
Siswa : Hasil pembelajaran bahasa Indonesia rendah
TINDAKAN
Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia
Tahap tindakan tiap siklus Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara terstruktur dalam berkelompok (1 kelompok 5-6 anak) pada pelajaran bahasa Indonesia
KONDISI AKHIR
Diduga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XII TPIL2 SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
D. Prosedur Penelitian
1. Refleksi awal
Fase ini dilakukan melalui pengamatan di sekolah secara keseluruhan.
Yaitu meliputi pengamatan proses pembelajaran di kelas, wawancara dan
berdiskusi dengan guru kolaborator pada kelas yang bersangkutan.
Permasalahan yang ada kemudian didaftar dan dikelompokkan menjadi
fokus penelitian di kelas XII TPTL2. Akhir-akhir ini peneliti merasa siswa
merasa kesulitan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama menulis
terutama menulis surat-surat resmi yang bersifat formal. Sebelum penelitian
tindakan kelas dimulai, peneliti terlebih dahulu bertemu dengan guru
kolaborator untuk mempertegas keterlibatannya sebagai bagian dari
penelitian. Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan keterlibatannya,
apa yang harus dilakukan, serta bagaimana melakukannya..
2. Fact finding analysis
Dari hasil pre tes diketahui bahwa nilai rata-rata kelas hanya 59.35 .
penyebab utamanya adalah kurangnya waktu untuk menulis dan cara
penyampaian materi pembelajaran menulis yang kurang kondusif. Pada fase
ni, permasalahn sudah dikelompokkan, kemudian didiskusikan dengan
pihak terkait dan dilakukan pemilihan berdasarkan kemungkinan
pemecahannya, serta berada dalam jangkauan kemampuan untuk
dipecahkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3. Perencanaan tindakan
Atas dasar masalah dan penyebabnya, peneliti berencana menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Secara rinci permasalahan yang terpilih berdasarkan
kemungkinan pemecahannya yaitu;
(a) Siswa mengalami kesulitan dalam menulis.
(b) Siswa kurang bersemangat dalam pelajaran menulis.
(c) Siswa kurang menguasai perbendaharaan kata, diksi, struktur dalam
kalimat.
(d) Siswa kurang berani menyatakan ide.
(e) Siswa kurang percaya diri.
(f) Siswa kurang termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan fase-fase diatas, maka disusunlah tindakan-tindakan yang
diberikan dalam kerangka prosedur mengutamakan aktifitas siswa yaitu:
(1) penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dengan cara membangun
iklim yang merangsang perilaku kerjasama
(2) menggunakan materi yang berbeda
(3) pengelolaan kelas yang mengutamakan aktifitas siswa
(4) pemberian motivasi yang tinggi
tindakan diatas dilaksanakan selama tiga siklus, dengan perincian waktu
selama delapan kali tatap muka, da alokasi waktu untuk tiap tatap muka
adalah 2 X 45 menit atau 90 menit. Jumlah tatap muka secara keseluruhan
adalah 8 X 90 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
4. Pelaksanaan tindakan
Peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ketika
mengajar, khususnya untuk topik menulis surat dinas resmi. Setiap siklus
terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
kegiatan refleksi. Tahap ini adalah tahap pelaksanaan atas rancanagan atau
rencana tindakan yang telah disusun. Peneliti adalah sebagai guru pelaksana
tindakan kelas sekaligus guru pengamat, sedangkan guru kolaborator
sebagai pengamat atas segala aktifitas yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung.
5. Pengamatan hasil tindakan
Peneliti menggunakan teknik tes, wawancara, dan pengamatan/observasi
untuk melihat efek penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada saat
pelaksanaan, sesuai sifat rencana yang fleksibel, maka rencana dapat
berubah sesuai kondisi lapangan. Bersama dengan tahap ini dilakukan pula
pengamatan pada proses tindakan, efeknya, serta efektivitasnya dalam
mengatasi masalah
6. Refleksi
Tahap ini merupakan pengkajian terhadap proses yang terjadi dan masalah
yang muncul, serta segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang
dilakukan. Pelaksanaan refleksi ini adalah melalui hasil diskusi atau urun
pendapat dari pihak yang terkait dalam penelitian. Peneliti mengkaji hasil
implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw beserta kelebihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dan kelemahannya. Refleksi dilaksanakan bersama-sama dengan
kolaborator.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data penelitian ini meliputi a) tempat dan peristiwa, yakni
kegiatan pembelajaran menulis surat resmi yang berlangsung di dalam kelas
dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b)
informan, yaitu guru kelas XII TPTL2 teman sejawat dan siswa kelas XII
TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen, c) dokumen yang berupa foto kegiatan
pembelajaran menulis, hasil tes siswa, buku pelajaran, silabus dan RRP.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil tes pembelajaran menulis
mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan data kualitatif berupa
informasi tentang keefektifan pembelajaran di dalam kelas ketika guru
mengajar bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
2. Teknik Pengumpulan data
Data kuantitatif (nilai) dikumpulkan dengan teknik tes, dan data
kualitatif dikumpulkan dengan teknis pengamatan dan wawancara.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan tergantung pada ruang
lingkup dan tujuan penelitian yang dilakukan. Metode dasar dalam
penelitian kualitatif adalah observasi dan wawancara (Muhadjir, 2002: 58).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sehingga teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan studi kepustakaan dan dokumentasi.
a. Teknik Observasi
Teknik Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman
gambar (Sutopo, 2002: 64). Tujuan dari observasi adalah untuk
mendeskripsikan setting kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat dalam
kegiatan, waktu dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati
tentang peristiwa yang bersangkutan (Muhadjir, 2002: 58). Observasi
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung. Dalam hal ini
peneliti melakukan observasi langsung dengan mendatangi peristiwanya,
yaitu melakukan pengamatan ke lokasi penelitian di SMK Negeri 2
Sragen.
b. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh
keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu. Wawacara ini
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia
serta pendapat-pendapat mereka (Muhadjir, 2002: 95). Secara umum ada
dua jenis wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang
disebut wawancara mendalam (Sutopo, 2002: 58).
Dalam wawancara ini dilakukan dengan mengadakan komunikasi
langsung dengan pihak-pihak yang dapat mendukung diperolehnya data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna memperoleh data
baik lisan ataupun tulisan atas sejumlah data yang diperlukan.
Metode wawancara yang digunakan adalah metode campuran,
dengan menggabungkan metode terpimpin (terstruktur) dengan metode
bebas (tidak terstruktur) dengan cara peneliti membuat panduan
wawancara dalam mengembangkan secara bebas sebanyak mungkin
sesuai kebutuhan data yang diperoleh. Metode wawancara ini dilakukan
dalam rangka memperoleh data primer serta pendapat-pendapat dari
Kepala Sekolah dan para guru di SMK Negeri 2 Sragen tentang
peningkatan kompetensi dan hasil belajar mata pelajaran bahasa
Indonesia siswa kelas XII TPTL.
c. Analisis Dokumentasi
Studi dokumen dilakukan dengan penelitian mengenai dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar mata pelajaran
menulis bahasa Indonesia siswa kelas XII TTL SMK Negeri 2 Sragen.
Penggunaan keempat metode dalam penelitian ini, dilakukan untuk saling
melengkapi. Metode dokumentasi diharapkan melengkapi metode
observasi atau sebaliknya. Metode wawancara untuk mendalami dan
melakukan cek ulang terhadap sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah 80 % atau lebih siswa
kelas XII TPTL2 mencapai nilai lebih dari 70 atau lebih dari 80 % atau lebih
siswa masuk dalam kategori nilai B.
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Pembelajaran
No Nilai Kategori Catatan
1. X ≥ 80 A Sangat Baik
2. 70 – 79 B Baik
3. 60 – 69 C Sedang
4. Dibawah 60 D Kurang
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam PTK ini bersifat deskriptif analitik kritik
dan analistis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data penelitian
adalah :
1. Klasifikasi Data
Klasifikasi data merupakan pengelompokan data berdsakn kriteria tertentu
untuk mencari homogenitas yang dinginkan. Dalam penelitian ini klasifikasi
digunakan untuk mengelompokan hasil belajar siswa dari kegiatan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Penafsiran Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Penafsiran data bertujuan untuk mengambil kesimpulan sementara data yang
telah diperoleh. Penafsiran merupakan langkah awal untuk pembahasan
masalah secara mendalam.
3. Evaluasi Data
Data yang telah diklasifikasikan kemudian dievaluasi untuk mendapatkan
kebenaran antara hasil penafsiran denagn ralitas sesungguhnya. Apakah data
tersebut dapat dipertanggungjawabakan dalam penelitian atau tidak, apakah
penafsiran yang disampaikan sesuai dengan rumusan yang telah ditetapkan
dan sebagainya. Hasil evaluasi dapat dipergunakan sebagai feed back (umpan
balik) untuk mengukur sejauh mana data yang diperoleh dalam penelitian
tersebut merupakan sesuatu yang bermanfat ataukah tidak. Apabila dirasa
kurang dapat mencapai KKM yang diinginkan, maka prosedur penelitian
dapat dilakukan secara berulang.
4. Penarikan Kesimpulan
Tujuan akhir dari setiap penelitian adalah mendapatkan kesimpulan
mengenai apa yang telah disampaikan dengan hasil penelitian. Kesimpulan
merupakan hasl tertinggi dalam suatu penelitian. Dengan diperolehnya
kesimpulan, maka masalah yang disajikan, dibahas dan dicarikan jalan
keluarnya akan nampak dengan jelas. Dengan demikian maka kesimpulan
merupakan penjabaran sistematis dari seluruh kegiatan penelitian.
Cara pengambilan kesimpulan berdasarkan sifat interaktif berada pada
semua model analisis yang terdiri dari reduksi data, sajian data dan verifikasi
tersebut saling berkaitan dan berinteraksi, tak bisa dipisahkan dari kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pengumpulan data. Dalam bentuk ini guru tetap tidak bergerak di antara tiga
komponen analisis (reduksi data, sajian data, verifikasi) dengan proses
pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi penelitian ini merupakan jawaban atas permasalahan yang
dijelaskan pada bab sebelumnya. Secara garis besar, Bab IV menguraikan tiga hal
pokok yaitu: (1) Kegiatan pratindakan, (2) Pelaksanaan tindakan siklus I sampai
dengan siklus III, dan (3) Pembahasan penelitian.
1. Kegiatan Pratindakan
a. Pembahasan tentang Permasalahan dalam Pembelajaran Menulis
Surat Resmi
Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti melakukan konsultasi
dengan teman-teman sejawat pada minggu pertama bulan Oktober 2010
untuk membahas permasalahan yang dihadapi selama proses
pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Dari hasil konsultasi dengan
teman-teman sejawat diketahui bahwa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia khususnya mengarang/menulis surat resmi, siswa memperoleh
nilai yang sangat rendah. Lebih dari 80 % dari jumlah siswa kelas XII
TPTL 2 tidak memenuhi nilai KKM yang ditentukan yaitu 62.
Dalam diskusi tersebut, guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
secara terbuka mengungkapkan masalah yang dihadapi terutama pada
pengajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kesulitan siswa
dalam menulis disebabkan beberapa faktor, yaitu factor situasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pembelajaran menulis di kelas, faktor guru, dan juga faktor siswa sendiri.
Banyak siswa beranggapan bahwa belajar menulis kurang memberi
manfaat dalam kehidupan nyata, terutama dunia kerja mereka yang
didominasi praktek perteknikan. Pendapat siswa tersebut harus segera
diluruskan karena kalau tidak, akan berakibat kurangnya minat siswa
pada pembelajaran menulis. Berkurangnya minat mengakibatkan siswa
semakin malas menulis dan membuat pelajaran menulis menjadi
bertambah sulit.
Hasil pengamatan pratindakan adalah;
(1) Siswa tersibukkan dengan kegiatan praktik sehingga mereka
cenderung mengabaikan pelajaran menulis.
(2) Siswa banyak yang tidak menyukai kegiatan tulis menulis.
(3) Pembelajaran yang sering dilakukan di kelas adalah metode ceramah
yang berpusat pada guru sehingga kurang memberi kesempatan
kepada siswa untuk banyak menulis, dan berakibat pada hasil yang
sangat kurang.
(4) Guru masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan
keterampilan menulis, aktivitas dan sikap karena penggunaan strategi
pembelajaran yang kurang tepat.
(5) Aktivitas siswa belum tampak karena siswa sebagai pendengar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
b. Pembahasan tentang Upaya Peningkatan Kualitas Proses
Pembelajaran
Berdasarkan uraian permasalahan yang dihadapi guru dalam
pembelajaran sebagaimana tersebut diatas, maka peneliti dan teman
sejawat berusaha untuk menemukan solusinya sebagai upaya perbaikan
kualitas pembelajaran sehingga keterampilan menulis dapat meningkat
secara optimal.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran yang
terfokus pada upaya melibatkan secara aktif sehingga siswa bukan lagi
sebagai objek, tetapi sebagai subjek belajar dan ini sesuai dengan tuntutan
kurikulum saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jadi guru diharapkan dapat mengorganisir proses pembelajaran menulis
sedimikian rupa sehingga akhir tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
efektif sesuai pa yang diharapkan. Oleh karena itu, pembelajaran menulis
harus dirancang dan disajikan dengan lebih menarik melalui proses
pembelajaran yang bernuansa kooperatif untuk mengembangkan
keterampilan, sikap dan aktivitas siswa sehingga hasil belajar yang
tercapai lebih optimal.
c. Menyusun Perencanaan Pembaharuan Pembelajaran
1) Pelaksanaan Pratindakan
Pelaksanaan pratindakan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal
terhadap siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen tahun
pelajaran 2010 / 2011. Materi pre tes adalah menulis surat undangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Siswa diminta untuk menulis surat resmi, yaitu surat undangan dari
Ketua OSIS kepada para pengurus OSIS untuk mengadakan rapat
Panitia Idul Adha. Kriteria penilaian tulisan siswa meliputi;
sistematika penulisan, penulisan sesuai EYD, isi sesuai perintah, dan
kebersihan dan kerapihan.
Hasil tes tertulis siswa menunjukkan bahwa lebih dari 50% tulisan
siswa tidak sistematis, hasil tulisan siswa tidak sesuai dengan EYD
(36%), isi tulisan tidak sesuai dengan perintah (67%), dan tulisan
kurang bersih dan rapi (40%).
Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa kelas XII-
TPTL SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM. KKM menulis
pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34 siswa, hanya
11.7% siswa atau hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM.
Sementara itu, nilai rata-rata pre-tes untuk pelajaran menulis adalah
59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata kelas dan nilai KKM,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat resmi
siswa kelas XII-TPTL tergolong rendah.
Berdasarkan hasil observasi kelas sebelum pretes, diketahui
bahwa kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini masih
berorientasi pada metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan dan
mencatat materi sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa juga
kurang pro aktif, kurang bergairah dalam pembelajaran menulis
karena mereka beranggapan nenulis kurang memberi manfaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Ditambah lagi, kesibukan mereka dalam praktek perteknikan
menjadikan pelajaran menulis semakin dikesampingkan oleh mereka.
Sikap siswa semacam ini ternyata membawa akibat terhadap
rendahnya kemampuan menulis di sekolah sebagaimana hasil tes awal
terurai di atas. Hal ini perlu segera mendapat erhatian guru dan
mengatasinya dengan cara mengubah paradigma pembelajaran.
Pembelajaran yang digunakan haruslah dapat menarik minat siswa
dalam pembelajaran dan siswa bertindak sebagai subjek belajar dan
bukan lagi sebagai objek dalam belajar.
2) Menetapkan Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis
Solusi pembelajaran yang dipilih oleh peneliti dalam hal ini
adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Strategi pembelajaran tipe
jigsaw dipilih karena peneliti mempertimbangkan kondisi dan sikap
siswa yang kurang tertarik dalam pembelajaran menulis.
Selanjutnya guru kolaborator dan peneliti sepakat untuk
menerapkan strategi ini pada siswa kelas XII TPTL2 agar kebiasaan
belajar siswa dapat terpola sanpai pada tingkat berikutnya. Proses
pembelajaran ini mengoptimalkan peran serta siswa dan
membekalinya dengan sikap saling ketergantungan positif,
tanggungjawab individu dan kerjasama serta dapat mengembangkan
jiwa sosial siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang sering dilakukan
sebagai jawaban tuntutan kurikulum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3) Penyamaan Persepsi antara Peneliti sebagai Guru Pelaksana
Tindakan dan Guru Kolaborator tentang Strategi Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
Agar memperoleh persepsi yang sama tentang tujuan penelitian,
peneliti dan kolaborator mendiskusikan hal pokok terlebih dahulu
sebelummenyusun rancangan dan melaksanakan tindakan. Dari hasil
diskusi penyamaan strategi, peneliti dan guru kolaborator sama-sama
mencatat point-point materi dan aktivitas yang harus dilaksanakan
siswa serta merancang pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya mereka
juga melakukan proses untuk menetapkan sistem penilaian.
Di samping itu, guru menentukan jumlah kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang
heterogen. Guru membagi siswa kelas XII TPTL 2 menjadi 6
kelompok, yang masing-masing kelompok diketuai oleh siswa yang
menduduki ranking 1 sampai 6.
Selain itu, peneliti juga memberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran kepada siswa, membagi tugas yang harus dikerjakan
dalam kelompok, menyampaikan tata cara siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Guru dan kolaborator juga menyiapkan
peralatan dan strategi untuk memantau efektifitas kerja kelompok
secara bergiliran dan membantu siswa untuk memaksimalkan kerja
kelompok, dan merangkum materi pelajaran. Guru dan kolaborator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
akhirnya merancang desain pembelajaran kooperatif dengan teknik
jigsaw.
d. Menyusun Rancangan Tindakan Pembelajaran Menulis Surat Resmi
Rancangan tindakan yang dbuat oleh guru dan kolaborator adalah
rancangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam desain
pembelajaran ini peran guru disamping sebagai fasilitator juga sebagai
manajer dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok. Guru
bertugas mengawasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran yaitu
keterampilan kooperatif yang muncul. Adapaun keterampilan kooperatif
yang dimaksud adalah sikap bekerjasama dan saling membantu dalam
diskusi, saling menghargai pendapat teman, berani berpendapat sopan,
adil, jujur, sabar, dan memiliki azas konsistensi yang tinggi.
Rancanagn pembelajaran disusun sebanyak 3 siklus dengan 2 kali
pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali untuk melaksanakan tes dengan
tema surat resmi.
Setelah akhir penerapan tindakan, guru dan kolaborator berdiskusi
sebagai langkah refleksi dari tindakan. Dari hasil pengkajian refleksi
maka guru dan kolaborator melakukan revisi rancangan sesuai
permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan sebelumnya.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pelaksanaan tindakan kelas melalui 3 siklus yang berulang dan
berkelanjutan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (a) tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
perencanaan (planning), (b) implementasi tindakan (acting), (c) observasi
(observing), dan tahap refleksi (reflecting).
a. Siklus Pertama
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kolaborator menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi menulis
‘Surat Undangan Resmi’. Materi tersebut diterapkan dalam dua kali
pertemuan dengan kegiatan perubahan yang berbeda. Pertemuan
pertama merupakan diskusi kelompok ahli, pertemuan kedua
merupakan diskusi dan presentasi kelompok asal, dan pertemuan
ketiga digunakan untuk tes. Pada saat diskusi kelompok ahli, kegiatan
pelatihan difokuskan pada penyusunan draf surat undangan resmi.
Pada diskusi kelompok asal, kegiatan difokuskan pada menulis
mengembangkan draf dan kegiatan presentasi pengembangan
kerangka. Setelah itu dilakukan penilaian secara individu untuk
mengukur kemampuan siswa.
Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berjalan
lancar sesuai harapan, peneliti memberikan penjelasan dan masukan
kepada guru kolaborator tentang tata cara pembelajaran kooperatif
learning tipe jigsaw. Instrumen yang dipersiapkan antara lain adalah
lembar pengamatan dan lembar kerja siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2) Implementasi Tindakan
Langkah-langkah pembelajaran siklus I mencakup kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pelaksanaan strategi pembelajaran menulis
dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dilaksanakan pada
hari Selasa, tanggal 30 November 2010 pada jam keenam dan
ketujuh yaitu pukul 11.00 sampai dengan pukul 12.45. Guru
terlebih dahulu membuka pelajaran dengan salam kemudian
mengabsen siswa dengan memanggil nama mereka satu persatu.
Sebelum memasuki materi pokok, guru bertanya jawab ringan
tentang menulis.
Guru kemudian menyampaikan kompetensi dasar yang harus
dilalui oleh siswa melalui beberapa indikator. Guru
menyampaikan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan
agar siswa tertarik dengan pembelajaran tersebut guru
menyampaikan manfaat penerapan model pembelajaran tersebut.
Guru menyampaikan bahwa manfaat model pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran ini dapat memupuk
kerjasama siswa, menonjolkan nilai gotong royong, dan
menanamkan keyakinan pentingnya membina kerjasama dengan
orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Sifat individualisme akhirnya akan merugikan diri sendiri.
Dengan penjelasan seperti diatas maka siswa diharapkan akan
lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Selanjtnya
siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum
mereka pahami mengenai tata cara dan strategi pembelajaran yang
akan mereka laksanakan.
Selanjutnya guru membagi siswa dalam 7 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan
yang heterogen. Masing-masing kelompok dipimpin oleh siswa
yang menduduki ranking 1 sampai dengan ranking 6 di kelas.
Kemudian guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing
kelompok.
Setiap kelompok mendapatkan tugas membuat draft surat
undangan resmi. Kelompok-kelompok tersebut mengirimkan satu
orang perwakilan untuk menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli
berkumpul dan berdiskusi untuk membahas draft karangan surat
undangan resmi. Dalam pembahasan kelompok ahli, guru
memberikan bimbingan kepada siswa sebagai pengetahuan untuk
disampaikan ketika siswa kembali ke kelompok semula.
Setelah mengadakan diskusi dalam kelompok ahli, siswa
diminta kembali ke kelompok masing-masing untuk memperbaiki
hasil kerja kelompoknya. Di dalam kelompok tersebut mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
saling memberi dan menerima masukan dari hasil kerja mereka
masing-masing.
Dalam kelompoknya siswa saling memperbaiki dalam
membuat draft surat undangan resmi. Apabila ada penulisan yang
kurang baik, mereka melakukan revisi dan penambahan apabila
ada yang kurang. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta untuk
mengumpulkan hasil kerja mereka. Pada siklus pertama
pertemuan pertama ini, pembelajaran sampai pada tahap
pembuatan draft dan mulai mengembangkan draft. Presentasi,
revisi dan proses pengeditan akan dilanjutkan pada pertemuan
kedua.
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja mereka.
Kemudian guru membuat resume tentang surat-surat resmi. Guru
mengukur kemampuan siswa pada pembelajaran saat itu dengan
bertanyajawab tentang pengertian surat resmi, macam-macam
surat resmi, dan cirri-cirinya. Guru memberi pertanyaan secara
lisan. Siswa yang bersedia menjawab mengangkat tangan dan
menjawab pertanyaan guru. Apabila jawaban mereka kurang tepat
maka teman yang lain memperbaiki jawaban mereka.
Seteah sesi tanya jawab selesai, guru memberi kesempatan lagi
kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
tentang materi tersebut. Setelah siswa mengerti penjelasan dari
guru kemudian pelajaran diakhiri dengan mengucapkan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b) Pertemuan Kedua
Siklus pertama pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Jumat, 3 Desember 2010 pada pukul 7.45 sampai dengan pukul
9.15. Pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari pertemuan
pertama yaitu tentang menulis surat undangan resmi. Dipilihnya
materi ini karena siswa banyak menemui ragam surat-surat resmi
dalam kehidupan sehari-hari dan juga akan menemuinya di dunia
kerja nanti. Siswa akan lebih mudah memahami dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apabila sejak
sekolah sudah diperkenalkan dan mampu membuat, memahami,
dan mengenali macam-macam surat resmi. Pembelajaran saat ini
berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Fokus
kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah menulis
surat undangan resmi dan melakukan presentasi hasil kerja mereka
di depan kelas per kelompok untuk saling berbagi ilmu
pengetahuan dan menyamakan persepsi. Disini siswa melakukan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru meminta siswa
menyiapkan materi sebagai bahan diskusi draft surat undangan
resmi pada pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan inti, setelah guru menyampaikan indikator
kompetensi yang harus dikuasai siswa, tanpa diperintah lagi, siswa
membentuk anggota kelompok untuk melaksanakan presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum
selesai yaitu melakukan presentasi hasil karangannya.
Sebelumnya, siswa berdiskusi dahulu dengan anggota
kelompoknya. Mereka mematangkan rumusan draft surat
undangan resmi, membahas formatnya dan melakukan perbaikan
terhadap hasil pengedraftan mereka. Setelah proses diskusi
kelompok selesai, siswa mengadakan presentasi per kelompok.
Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan danb kerja masing-
masing kelompok tentang surat undangan resmi. Guru kolaborator
mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan mengisi
blangko pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru memberikan
bantuan apabila ada kelompok yang memerlukan bimbingan.
Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja mereka,
siswa diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai surat
undangan resmi.
Berdasarkan hasil diskusi, siswa menyempurnakan atau
melakukan revisi terhadap hasil menulisnya. Alokasi kegiatan ini
adalah 20 menit untuk sesi diskusi masing-masing kelompok, 40
menit untuk presentasi tiap-tiap kelompok, 10 menit untuk
merumuskan bersama hasil presentasi kelas.
Kemudian di akhir waktu pembelajaran, guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis
untuk siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengingatkan siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan
akhirnya guru menutup kelas dengan salam.
c) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus pertama dilaksanakan pada hari
Jumat, 10 Desember 2010 pukul 10.30 sampai dengan pukul
12.45. Pertemuan ketiga ini akan digunakan untuk melaksanakan
tes siklus 1. Setelah mengadakan tes, guru dan kolaborator
bermaksud mengadakan refleksi pembelajaran siklus 1 dan
wawancara formal terhadap beberapa siswa. Refleksi
dimaksudkan untuk meninjau kembali kegiatan pembelajaran
selama 1 siklus, menganalisis kelebihan dan kelemahannya untuk
dapat diperbaiki di siklus selanjutnya.
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama dan
mengabsen kehadiran siswa. Pada hari tersebut, siswa yang hadir
lengkap berjumlah 34 orang. Kemudian sebelum memulai tes,
guru memulai kegiatan pembelajaran dengan melakukan review
pembelajaran tentang surat menyurat. Setelah itu, guru memberi
informasi kepada siswa bahwa mereka akan melakukan tes
menulis secara individu. Guru membagikan lembar soal dan
lembar jawab. Siswa diminta mengerjakan soal secara individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Mereka diminta membuat surat undangan resmi, yaitu surat
undangan kepada anggota panitia masjid sekolah untuk
berkumpul di sekretariat dan membahas tentang pembagian zakat
fitrah di sekolah.
Siswa mengerjakan tes dengan tenang dan serius. Tidak ada
siswa yang berbuat gaduh atau menggangu temannya, sehingga
dalam waktu tidak lebih dari 20 menit, siswa mampu menulis
surat undangan resmi hingga selesai. Setelah selesai membuat
surat undangan resmi, mereka mengumpulkan hasil tulisan mereka
di meja guru dan kembali ke bangku mereka masing-masing. Guru
mengumpulkan hasil tulisan siswa, menghitungnya, dan
menyusunnya sesuai nomor urut siswa.
Pada akhir pembelajaran, guru melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran selama siklus pertama. Dalam refleksi ini, guru dan
kolaborator bertanya jawab dengan siswa mengenai kelebihan dan
kekurangan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Siswa juga diminta untuk memberikan kritik dan saran
selama kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai perbaikan bagi
pelaksanaan siklus selanjutnya.
Guru dan kolaborator meninggalkan kelas tepat pada saat bel
berbunyi. Sebelum meninggalkan kelas, guru tidak lupa
mengingatkan siswa untuk lebih rajin belajar dan mengucapkan
salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
3) Observasi dan Monitoring.
Pengamatan dan monitoring sungguh sangat penting untuk
lakukan sebab dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk
mengetahui tiap-tiap kemajuan siswa. Hal itu telah dilaksanakan oleh
penulis sebagai peneliti dan peninjau sepanjang implementasi
tindakan ketika para siswa sedang lakukan aktivitas mereka. Dengan
pengamatan dan monitoring pelajaran dan pengajaran siklus yang
pertama, penulis mengetahui berapa banyak efektivitas mengajar
berhubungan dengan teknik dan pendekatan guru sedang
menggunakan. Pengamatan lakukan oleh penulis dalam rangka
mengamati keikutsertaan para siswa dan menguji permasalahan
mereka selama menulis di kelas. Teknik adalah pengamatan aktif,
wawancara informal, analisis dokumen, terdiri dari tape rekaman.
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran siklus I diamati oleh
guru dan kolaborator dan dicatat dalam blangko pengamatan. Dari
hasil pengamatan selama 3 pertemuan di siklus pertama didapatkan
hasil sebagai berikut;
a) Pengamatan terhadap Siswa
Siklus pertama pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 30 November 2010 ada jam keenam dan ketujuh,
yaitu pada pukul 10.30 sampai dengan 12.45. pembelajaran
berlangsung di kelas XII TPTL2. Pada siklus 1 pertemuan pertama
dilaksanakan, banyak siswa terlihat belum terlalu aktif dan agak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
canggung karena baik guru maupun siswa belum terbiasa
melaksanakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Terlihat ada beberapa siswa yang kurang focus dalam mengikuti
diskusi kelompok. Setelah guru maupun kolaborator mendekati
dan menasehati, siswa tersebut kembali mengikuti pelajaran
dengan baik. Meskipun demikian, aktivitas siswa dalam menerima
penjelasan guru masih cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam
berdiskusi membuat kelas menjadi gaduh dan ramai. Guru masih
terlihat kesulitan mengatasi situasi tersebut. Siswa masih saling
berkomentar ketika diberi tugas untuk menulis atau
mengarang.kebanyakan siswa merasa kesulitan, namun guru
memberi motivasi kepada siswa, misalnya ungkapan seperti
layaknya seorang teman memberi saran kepada temannya. Guru
mendorong siswa agar tidak lekas putus asa. Mereka harus saling
membantu dan bekerjasama dengan temannya, yang diam dan
pasif harus berupaya untuk menyumbangkan pendapatnya.
Demikian upaya guru dalam memotivasi para siswa. Ternyata
upaya ini cukup berhasil, siswa berusaha untuk aktif dalam diskusi
dan memberikan pendapatnya dalam diskusi dan presentasi
kelompok.
Hasil pengamatan pada pengamatan kedua siklus 1 adalah
bahwa siswa sudah mulai aktif dan menikmati kegiatan
pembelajaran kooperatif. Rasa malu atau canggung untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
berbicara di hadapan orang lain mulai berkurang. Akan tetapi
siswa terlihat kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini
terlihat pada saat siswa diminta untuk merebisis draft tulisan,
mereka tidak segera melaksanakan perintah guru, tetapi masih
berbincang-bincang dengan teman-temannya. Mereka kurang
menyadari bahwa alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan tiap
sesi sangat terbatas, sehingga mereka kurang bias memanfaatkan
waktu dengan baik.
Kefiatan siswa selama menulis juga tidak luput dari
pengamatan guru dan kolaborator. Dari hasil pengamatan pada
saat menulis, banyak siswa yang kurang siap. Beberapa dari
mereka hanya sekedar mengamati hasil pekerjaan teman satu
kelompoknya tanpa segera melaksanakan tugas dari guru. Terlihat
juga beberapa siswa yajg kurang berminat atau kurang
bersemangat menulis. Ada kesan bahwa mereka belum tahu apa
yang akan dituliskan, siswa tersebut belum benar-benar
memahami tugas yang diberikan.
Akan tetapi secara umum, siswa sudah aktif dalam kegiatan di
kelompoknya. Untuk membuat draft penulisan. Draft yang
disususn siswa terlihat belum sistematis. Siswa kurang
memanfaatkan waktu untuk menuiskan hasil karangannya.
Demikian pula pada saat siswa mengembangkan draft karangan
menjadi tulisan surat undangan resmi. Tulisan yang dihasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
kurang begitu baik karena dikerjakan tanpa memperhitungkan
waktu yang sesuai.
Pada kegiatan diskusi, beberapa siswa masih terlihat pasif
dalam diskusi. Mereka belum banyak komentar atau memberikan
saran dan komentar sebagai kontribusinya dalam kerja
kelompok.hal tersebut dikarenakan mereka kurang terbiasa
melakukan diskusi kelas. Siswa belum banyak mengeluarkan
pendapat atau berbicara secara formal di depan teman-temannya.
b) Pengamatan terhadap Hasil Tes Siklus 1
Selama proses kegiatan pembelajaran siklus 1, banyak dari
para siswa adalah pasif. Kebanyakan mereka namun mngerjakan
tes dan mereka banyak bertanya kepada temannya, meskipun
guru meminta mereka untuk melakukannya secara individu..
Tetapi, ada beberapa para siswa yang mulai mempertunjukkan
minat mereka pada pembelajaran menulis. Tabel yang berikut
adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka melaksanakan Tes
Siklus 1.
FASE PRE-TES SIKLUS 1 PENINGKATAN
Nilai rata-Rata 59.35 65.64 6.29
Perolehan KKM 11.7% 32.35% 20.65%
Table 4.1. Peningkatan Nilai pada Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Peningkatannya adalah 20.65%. Data dianalisa untuk
menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk
tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;
Aspek Isi Organisasi Penulisan Wacana Kosakata Syntaksis
Mekanisme Penulisan
Nilai
Rata-Rata 66.6 67.6 63 65.4 65 64.4
Tabel 4.2. Aspek Penilaian Tes Sklus 1
Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa para siswa
mendapat skor yang paling tinggi dalam aspek organisasi. Tulisan
mereka dapat dimengerti. Pilihan kata-kata mereka cukup. Tetapi,
beberapa siswa masih menemui kesulitan mengembangkan
gagasan mereka dalam bentuk tertulis.
4) Refleksi
Refleksi hasil implementasi di siklus yang pertama meliputi
peningkatan dan permasalahan sepanjang aplikasi mengajar menulis
dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Refleksi juga memberi
beberapa rekomendasi pada guru dan kolaborator tentang apa yang
mereka perlu lakukan untuk siklus yang berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan guru kolaborator yang
dituangkan dalam catatan lapangan dapat diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia selama ini masih berorientasi pada
metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa juga kurang pro aktif,
kurang bergairah dalam pembelajaran menulis karena mereka
beranggapan nenulis kurang memberi manfaat. Ditambah lagi,
kesibukan mereka dalam praktek perteknikan menjadikan pelajaran
menulis semakin dikesampingkan oleh mereka. Sikap siswa semacam
ini ternyata membawa akibat terhadap rendahnya kemampuan menulis
di sekolah sebagaimana hasil tes awal terurai di atas. Hal ini perlu
segera mendapat perhatian guru dan mengatasinya dengan cara
mengubah paradigma pembelajaran.
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa siswa sangat
menyukai belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Mereka menyatakan bahwa dengan belajar dengan
menggunakan tipe jigsaw, belajar menjadi lebih hidup dan
menyenangkan.
a) Peningkatan Siklus 1
(1) Tulisan mereka menjadi lebih bervariasi dan cara mereka
mengembangkan gagasan itu bervariasi juga.
(2) Aktivitas kelas menjadi semakin aktif.
(3) Motivasi siswa meningkat.
(4) Mereka tampak senangan dan nyaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
b) Kelemahan Siklus 1
(1) Beberapa para siswa masih pasif dalam proses belajar
mengajar. Beberapa di antara mereka merasa ragu untuk
menjawab pertanyaan guru secara lisan.
(2) Beberapa para siswa masih pasif dan diam sepanjang diskusi
dan tidak mengungkapkan gagasan bagi kelompoknya.
(3) Di (dalam) melakukan aktivitas, para siswa cenderung ramai.
(4) Ketika guru meminta mereka untuk melakukan tugas secara
individu, beberapa siswa hanya tergantung pada teman
mereka.
c) Rekomendasi
(a) Penting untuk melanjut siklus yang kedua masalah siswa
masih belum dipecahkan masih.
(b) Menyediakan dukungan penuh pada siswa untuk membangun
kepercayaan diri mereka sedemikian sehingga mendukung
mereka dalam menulis.
(c) Guru perlu memberi suatu motivasi tinggi dan untuk
mendukung mereka.
e) Meningkatkan peran guru untuk membuat kelas aktif.
b. Siklus Kedua
Setelah menyelesaikan siklus 1, guru dan kolaborator membahas hasil
yang telah diperoleh di siklus 1. Mereka menyimpulkan bahwa mereka
akan melanjutkan penelitian tersebut ke siklus berikutnya. Di siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
berikutnya, guru melakukan serangkaian aktivitas terdiri dari perencanaan
tindakan (planning), menerapkan tindakan (implementing the action)
yang terdiri dari tiga pertemuan dan masing-masing terdiri dari untuk
membuka kelas (Opening the class), aktivitas utama (main activities), dan
penutup (closing). Berikut adalah informasi detil tentang hal di atas;
1) Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan, guru melakukan beberapa
aktivitas. Aktivitas itu adalah: (a) berdiskusi dengan kolaborator; (b)
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (c)
menyiapkan materi; (d) menyiapkan media; (e) menyiapkan evaluasi;
(f) menyiapkan kerja kelompok untuk masing-masing pertemuan.
Yang berikut adalah informasi yang detil tentang aktivitas diatas;
(a) berdiskusi dengan kolaborator
Tujuannya adalah untuk memperoleh persepsi yang sama tentang
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penulis dan kolaborator
membahas bagaimana cara menerapkan strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam proses belajar mengajar. Setelah
memahami tentang strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
kemudian mereka membahas tentang kondisi psikologis siswa.
Tujuannya adalah untuk memahami karakteristik siswa di kelas
tersebut sehingga penulis mempunyai persepsi sama dengan
kolaboratornya.
(b) merancang RPP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Guru dan kolaborator merancang tiga pertemuan untuk siklus
kedua ini. Dua pertemuan untuk diskusi dan presentasi dan satu
pertemuan untuk tes.
(c) menyiapkan materi
Materi yang dipersiapkan adalah pembelajaran menulis surat
undangan dinas.
(d) menyiapkan evaluasi
Guru dan kolaborator menyiapkan lembar evalusi dan
pengamatan untuk mencatat kegiatan dan perkembangan siswa
selama pembelajaran berlangsung.
(e) menyiapkan kerja kelompok
Untuk merencanakan kerja kelompok, guru membagi siswa
dalam 7 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 atau 4
siswa dengan kemampuan yang heterogen dalam masing-masing
kelompok. Anggota kelompok diubah lagi dari siklus yang
pertama.
2) Implementasi Tindakan
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus kedua berlangsung pada hari Selasa,
tanggal 27 Desember 2010. Tema pembelajaran menulis pada
siklus kedua ini adalah menulis surat undangan dinas.
Setelah bel berbunyi pada pukul 11.00, penulis dan
kolaborator masuk kelas bersama-sama. Guru duduk di depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
kelas dan menghadap siswa, sedang kolaborator duduk di sudut
kelas. Ia bermaksud mengamati semua aktivitas terjadi di dalam
kelas itu. Guru memberi salam terlebih dahulu, "Selamat pagi,
anak-anak!" dan mereka menjawab dengan semangat. Setelah
salam, guru kemudian mengecek kehadiran siswa satu persatu.
Dia meminta mereka untuk mengacungkan jari tangan mereka
ketika namanya dipanggil. Sementara itu, untuk siswa yang absen,
guru meminta mereka mengatakan 'Absen'. Total siswa kelas XII
TPTL2 adalah 34 para siswa. Selanjutnya guru membagi siswa
dalam 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5
siswa dengan kemampuan yang heterogen. Masing-masing
kelompok dipimpin oleh siswa yang menduduki ranking 1 sampai
dengan ranking 6 di kelas. Kemudian guru membagikan lembar
kerja kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok
mendapatkan tugas membuat draft surat undangan dinas. Guru
menjelaskan, surat undangan resmi, yang telah dibahas dalam
siklus 1, agak berbeda dengan surat undangan dinas. Surat
undangan dinas biasanya menyertakan kop surat dan stempel
instansi pembuat surat. Bahasa yang digunakan surat undangan
dinas sama resminya dengan surat undangan resmi.
Setelah memberikan penjelasan detil mengenai surat undangan
dinas, guru meminta siswa membentuk kelompok ahli. Kelompok
ahli beranggotakan 6 orang yang terdiri dari perwakilan tiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
kelompok yang mengirimkan satu orang perwakilan untuk
menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli berkumpul dan berdiskusi
untuk membahas draft karangan surat undangan dinas. Diskusi
berjalan dengan lancer dan dalam pantauan penuh guru kelas.
Dalam pembahasan kelompok ahli, guru memberikan bimbingan
kepada siswa sebagai pengetahuan untuk disampaikan ketika
siswa kembali ke kelompok semula. Sementara kelompok ahli
berdiskusi, guru kolaborator membagikan lembar kerja kepada
anggota kelompok lainnya. Mereka diminta membuat draft
karangan surat undangan resmi. Perintah dan petunjuk pengerjaan
sudah tercantum dalam lembar kerja dan soal yang dibagikan.
Setelah mengadakan diskusi dalam kelompok ahli, siswa
diminta kembali ke kelompok masing-masing untuk memperbaiki
hasil kerja kelompoknya. Di dalam kelompok tersebut mereka
saling memberi dan menerima masukan dari hasil kerja mereka
masing-masing. Dalam kelompoknya siswa saling memperbaiki
dalam membuat draft surat undangan resmi. Apabila ada penulisan
yang kurang baik, mereka melakukan revisi dan penambahan
apabila ada yang kurang. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta
untuk mengumpulkan hasil kerja mereka. Pada pertemuan
pertama ini, pembelajaran sampai pada tahap pembuatan draft dan
mulai mengembangkan draft. Presentasi, revisi dan proses
pengeditan akan dilanjutkan pada pertemuan kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Pada akhirnya kegiatan, guru memberi beberapa latihan
berhubungan dengan topik yang telah mereka pelajari. Latihan
dilaksanakan secara individu. Guru memberi waktu 15 menit
untuk menyelesaikan latihan. Setelah 15 menit, guru menyuruh
siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan kelompok dan
individu ke meja tulis guru. Setelah menyelesaikan semua
aktivitas pada hari itu, kemudian guru mengakhiri kelas dengan
mengatakan terima kasih kepada siswa yang telah berpartisipasi
di kelas tersebut dengan aktif dan dengan penuh perhatian. Di
samping, ia juga mengingatkan mereka untuk mempersiapkan
pertemuan mendatang dengan sesi presentasi. Guru kemudian
mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 31
Desember 2010. Pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari
pertemuan pertama yaitu tentang menulis surat undangan dinas.
Pembelajaran saat ini berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45
menit). Siswa melakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Guru meminta siswa menyiapkan materi sebagai bahan diskusi
draft surat undangan dinas pada pertemuan sebelumnya.
Kemudian, guru menyampaikan indikator kompetensi yang harus
dikuasai siswa. Siswa membentuk anggota kelompok untuk
melaksanakan presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum
selesai yaitu melakukan presentasi hasil karangannya.
Sebelumnya, siswa berdiskusi dahulu dengan anggota
kelompoknya. Mereka menyempurnakan rumusan draft surat
undangan dinas, membahas formatnya dan melakukan beberapa
perbaikan terhadap draft hasil diskusi mereka. Setelah proses
diskusi kelompok selesai, siswa mengadakan presentasi per
kelompok. Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan dan kerja
masing-masing kelompok tentang surat undangan dinas. Diskusi
berjalan dengan lancer, bahkan lebih lancar daripada diskusi
siklus sebelumnya. Sesekali terdengar kegaduhan dan tawa karena
ada beberapa anak yang melontarkan lelucon di kelas. Guru dan
kolaborator bertugas sebagai fasilitator dan pengontrol jalannya
diskusi dan presentasi di kelas agar berjalan sesuai pokok
pembahasan.
Guru kolaborator mengadakan pengamatan terhadap
aktivitas siswa dan guru pengajar dengan mengisi blangko
pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan
apabila ada kelompok yang memerlukan bimbingan. Setelah
semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja mereka, siswa
diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai surat
undangan dinas. Kemudian berdasarkan hasil diskusi, siswa
menyempurnakan atau melakukan revisi terhadap hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
menulisnya. Alokasi kegiatan ini adalah 20 menit untuk sesi
diskusi masing-masing kelompok, 40 menit untuk presentasi tiap-
tiap kelompok, 10 menit untuk merumuskan bersama hasil
presentasi kelas.
Kemudian di akhir waktu pembelajaran, guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada
pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis
untuk siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengingatkan siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan
akhirnya guru menutup kelas dengan salam.
c) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus kedua dilaksanakan tanggal 3 Januari
2011 pada hari Selasa. Guru memberi informasi kepada siswa
bahwa hari ini adalah pertemuan terakhir siklus kedua, dan
mereka akan melaksanakan tes menulis secara individu. Setelah
tes, beberapa di antara mereka akan diminta untuk melaksanakan
wawancara dengan guru kolaborator. Setelah membagi lembar
soal dan lembar jawaban, siswa diminta untuk menulis surat
undangan dinas dengan tema dan instansi yang telah ditentukan
die mbar soal. Para siswa mengerjakan tes dengan serius. Guru
berpindah dari satu meja ke meja lain untuk memeriksa dan
mengawasi para siswa. Dalam hal ini, guru tidak memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
bantuan kepada mereka. Mereka mengerjakan tes secara individu
dan bebas. Kelas menjadi tenang. Tidak ada siswa yang gaduh
atau bercakap-cakap dengan siswa lain.
Hanya 40 menit yang diperlukan siswa untuk menyelesaikan
tugas tersebut. Setelah mereka telah menyelesaikan tes, mereka
mengumpulkan hasil kerja mereka ke meja tulis guru dan kembali
ke kursi mereka dengan tenang. Para siswa membicarakan tes
dengan teman mereka dengan suara rendah.
Setelah melakukan semua aktivitas, guru menutup kelas
dengan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan dan
kehadiran siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelas itu dengan
baik. Tetapi, sebelum menutup kelas, guru tidak lupa untuk
mengingatkan mereka untuk belajar lebih keras, agar mereka bisa
menguasai menulis dengan baik. Akhirnya guru mengucapkan
salam perpisahan pada siswa.
3) Observasi
Secara umum kegiatan belajar mengajar di siklus 2 berjalan lebih
baik dibandingkan dengan siklus pertama. Para siswa lebih
bersemangat mengikuti pelajaran menulis. Mereka juga lebih
termotivasi dan aktif dalam pelajaran. Mereka nampak tertarik dalam
proses belajar bersama-sama, berdiskusi, dan presentasi serta
memecahkan masalah bersama-sama. Hasil kerja mereka juga lebih
baik daripada siklus sebelumnya. Nilai siswa terutama pada mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
pelajaran menulis menjadi lebih baik pada siklus kedua ini. Siswa
juga lebih memperhatikan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut
dinilai baik karena kondisi pembelajaran menjadi semangat dan hidup.
Sebagai hasilnya, siswa tidak merasa bosan karena variasi kegiatan
pembelajaran yang mereka lakukan.
Tabel yang berikut adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka
melaksanakan Tes Siklus 2.
FASE SIKLUS 1 SIKLUS 2 PENINGKATAN
Nilai rata-Rata 65.64 69.5 3.86
Perolehan KKM 32.35% 71% 42.65%
Table 4.3: Peningkatan Nilai pada Siklus 2
Peningkatannya adalah 42.65 %. Data dianalisa untuk
menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk
tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;
Aspek Isi Organisasi Penulisan
Wacana Kosakata Syntaksis Mekanisme Penulisan
Nilai
Rata-Rata 70 68.3 71.1 67.9 68.8 72
Tabel 4.4. Aspek Penilaian Tes Siklus 2
Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa para siswa
mendapat nilai yang paling tinggi dalam aspek mekanisme
penulisan. Tulisan mereka dapat tersusun dengan baik. Pilihan
kata-kata mereka cukup. Kesulitan dalam mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
gagasan mereka dalam bentuk tertulis sudah berkurang karena
mereka terus dilatih untuk menulis dengan rapi dan terorganisir.
4) Refleksi
Tujuan refleksi ini adalah untuk menguji hasil akhir siklus kedua.
Refleksi ini digunakan sebagai suatu rekomendasi untuk
menyelesaikan masalah yang ada di siklus sebelunya.
Materi pembelajaran menulis masih sama dengan siklus I yaitu
menulis surat resmi. Hanya saja pada siklus II ini siswa belajar
menuls surat undangan resmi. Dipilihnya materi ini karena siswa
banyak menemui ragam surat-surat resmi dalam kehidupan sehari-hari
dan juga akan menemuinya di dunia kerja nanti. Siswa akan lebih
mudah memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari apabila sejak sekolah sudah diperkenalkan dan mampu membuat,
memahami, dan mengenali macam-macam surat resmi.
Fokus kegiatan pembelajaran adalah menulis surat undangan
resmi dan melakukan presentasi hasil kerja mereka di depan kelas per
kelompok untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan menyamakan
persepsi. Disini siswa melakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Guru meminta siswa menyiapkan materi sebagai bahan diskusi draft
surat undangan resmi pada pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan inti, setelah guru menyampaikan indikator
kompetensi yang harus dikuasai siswa, tanpa diperintah lagi, siswa
membentuk anggota kelompok untuk melaksanakan presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum selesai yaitu
melakukan presentasi hasil karangannya. Sebelumnya, siswa
berdiskusi dahulu dengan anggota kelompoknya. Mereka
mematangkan rumusan draft surat undangan resmi, membahas
formatnya dan melakukan perbaikan terhadap hasil pengedraftan
mereka. Setelah proses diskusi kelompok selesai, siswa mengadakan
presentasi per kelompok. Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan
danb kerja masing-masing kelompok tentang surat undangan resmi.
Guru kolaborator mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa
dengan mengisi blangko pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru
memberikan bantuan apabila ada kelompok yang memerlukan
bimbingan. Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja
mereka, siswa diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai
surat undangan resmi.
Berdasarkan hasil diskusi, siswa menyempurnakan atau
melakukan revisi terhadap hasil menulisnya. Alokasi kegiatan ini
adalah 20 menit untuk sesi diskusi masing-masing kelompok, 40
menit untuk presentasi tiap-tiap kelompok, 10 menit untuk
merumuskan bersama hasil presentasi kelas.
Kemudian di akhir waktu pembelajaran, guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada
pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengingatkan
siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan akhirnya guru
menutup kelas dengan salam.
a) Peningkatan Kemampuan Siswa di Siklus 2
(1) Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan berjalan dengan baik
apabila siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
menulis kelas.
(2) Ada interaksi yang erat antar siswa selama diskusi. Mereka
melaksanakan diskusi untuk memecahkan masalah secara
tertulis. Hal tersebut menimbulkan peningkatan aspek menulis
antara lain isi, organisasi, sintaksis dan wacana.
(3) Meningkatnya perhatian siswa, pemahaman dan motivasi di
dalam) pembelajaran menulis.
(4) Banyak siswa menjadi aktif untuk mengungkapkan gagasan
selama diskusi.
(5) Motivasi dan rasa percaya diri siswa meningkat.
b) Kelemahan Pelaksanaan Siklus 2
(1) Perlu untuk lebih meningkatkan kemandirian siswa, banyak
siswa yang masih tergantung pada temannya.
(2) Ada beberapa siswa yang masih pasif dan tertutup.
(3) Motivasi siswa dalam menulis masih perlu ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
c) Rekomendasi
(1) Berdasarkan analisa peningkatan dan masalah yang ada pada
siklus kedua ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan
menulis siswa.
(2) Siswa perlu lebih banyak berlatih menulis.
c. Siklus Ketiga
1) Perencanaan
Seperti halnya dilakukan di siklus kedua, di siklus ketiga ini guru
dan kolaborator melaksanakan serangkaian aktivitas antara lain; (1)
berdiskusi dengan kolaborator tentang pelaksanaan kegiatan di siklus
ketiga, (2) menyiapkan RPP dan materi pembelajaran, (3) menyiapkan
lembar observasi dan evaluasi dan (4) menyiapkan kelompok-
kelompok diskusi.
Berdasarkan observasi dan refleksi siklus 2, maka rencana
kegiatan siklus 2 antara lain adalah: (a) mengurangi dominasi guru
sehingga siswa belajar lebih bebas dan mandiri, (b) memberi
kesempatan pada siswa untuk berpikir bersama kelompoknya.
Berdasarkan hasil kajian peneliti, guru harus benar-benar membuat
desainpeelitian dengan baik.
2) Implementasi Tindakan
Pembelajaran tindakan ketiga merupakan pelatihan ulang dari
siklus sebelumnya. Hal ini dilakukan agar siswa memperoleh nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
maksimal dalam pembelajaran menulis dan nilainya mencapai KKM.
Siklus 3 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan selama 4 jam pelajaran.
Pelaksanaan siklus 3 ini didasari refleksi siklus 2 dengan nilai rata-
rata 69.5 yang menunjukkan belum tercapainya KKM untuk mata
pelajaran menulis bahasa Indonesia.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus 3 dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 11 Januari 2011 di ruang kelas XII TPTL2. materi menulis
pada siklus ketiga ini adalah menulis surat lamaran kerja.
Pemilihan topik ini karena siswa akan dihadapkan pada membuat
surat lamaran kerja pada saat mendatang di dunia kerja.
Pada pertemuan pertama, guru terlebih dahulu mengadakan
apersepsi yaitu review pembelajaran menulis pada pertemuan
sebelumnya. Apersepsi dilakukan untuk menyegarkan kembali
ingatan siswa pada pembelajaran sebelumnya, sekaligus
meningkatkan motivasi siswa terhadap pelajaran menulis. Guru
memberikan pernyataan dan pertanyaan yang serta mendorong
siswa untuk tidak bosan menulis dan guru berdialog dengan siswa
untuk mengulas masalah penulisan. Guru kemudian menjelaskan
kembali tata cara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus
ketiga ini.
Pada kegiatan ini guru mengarahkan materi menulis surat
lamaran kerja pada kelompok ahli dan meminta mereka untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
membuat draft tulisan. Sementara itu pada kelompok asal, guru
juga memberikan tugas yang sama.
Kemudian siswa yang termasuk dalam kelompok ahli kembali
ke dalam kelompok asal. Selanjutnya siswa yang tergabung dalam
kelompok-kelompok tersebut mempunyai tugas mengembangkan
draft tersebut menjadi surat lamaran pekerjaan. Masing-masing
anggota kelompok berdiskusi, mengemukakan pendapat sehingga
pekerjaan yang dihasilkan adalah sebuah tulisan yang utuh dan
padu. Siswa dengan arahan guru saling memberi arahan dan
masukan pada temannya bila ada kalimat-kalimat yang janggal
dan tidak pas.
Metode yang digunakan adalah metode menemukan, bertanya,
masyarakat belajar, dan penilaian yang sebenarnya. Waktu yang
dialokasikan untuk tahap ini adalah 50 menit. Dalam hal ini siswa
dan guru menyimpulkan dan memberi penguatan pada hasil
tulisan siswa.
Pada 10 menit terakhir, guru melaksanakan sesi tanya jawab
dengan siswa. Dan setelah tanya jawab selesai, guru kemudian
menutup pelajaran dengan salam.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Jumat tanggal 14 Januari
2011 di ruang kelas XII TPTL2. Pertemuan kedua ini merupakan
kelanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan materi yang sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
yaitu menulis surat lamaran kerja.pada pertemuan kedua, kegiatan
diawali dengan dialog dan pengarahan mengenaii seputar
pengembangan draft karangan menjadi karangan yang utuh dan
padu. Waktu yang digunakan adalah 10 menit. Kemudian, siswa
melanjutkan aktivitas menyusun surat lamaran kerja berdasarkan
draft yang telah disusun. Selama siswa melakukan aktivitas, guru
mengamati dan memberikan arahan terhadap siswa yang
memerlukan bimbingan.
Setelah menyelesaikan tulisannya, mereka mendiskusikannya
dalam kelompok. Mereka saling mengoreksi pekerjaan siswa lain
dan saling memberi masukan agar hasil tulisannya menjad lebih
baik. Bersama temannya siswa akan lebih berani mengemukakan
pendapat dan bekerjasama.
Pada akhir pembelajaran guru bersama-sama dengan siswa
mengadakan refleksi mengenai pembelajaran yang dilaksanakan.
Alokasi waktu yang digunakan untuk menutup pelajaran adalah 10
menit.
3) Observasi
Dalam hal ini, penulis dan kolaborator melakukan pengamatan
implementasi pembelajaran ketika siswa sedang melakukan aktivitas
mereka. Teknik yang digunakan untuk mengamati adalah sebagai
berikut: (1) pretes dan postes, (2) wawancara, dan (3) pengamatan
kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Berdasarkan pengamatan dari pertemuan pertama dan pertemuan
kedua, bisa jadi diketahui bahwa; (1) Kemampuan menulis siswa
meningkat, terutama menulis surat resmi. Hasil post-test telah
memenuhi KKM walaupun ada beberapa siswa yang gagal; (2) Para
siswa menjadi lebih aktif dalam melakukan aktivitas dan
berpartisipasi tinggi dalam pelajaran; (3) Situasi kelas menjadi lebih
hidup dan menyenangkan.
Tabel yang berikut adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka
melaksanakan Tes Siklus 3.
FASE SIKLUS 2 SIKLUS 3 PENINGKATAN
Nilai rata-Rata 69.5 73.2 3.7
Perolehan KKM 75 % 91.17 % 16.17 %
Table 4.5: Peningkatan Nilai pada Siklus 3
Peningkatannya adalah 16.17 %. Data dianalisa untuk
menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk
tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;
Aspek Isi Organisasi Penulisan Wacana Kosakata Syntaksis
Mekanisme Penulisan
Nilai
Rata-Rata 73 70.6 68 68 70 70.8
Tabel 4.6. Aspek Penilaian Tes Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa nilai siswa
telah memenuhi KKM. Tulisan mereka dapat tersusun dengan baik.
Pilihan kata-kata mereka cukup baik.
4) Refleksi
Hasil proses proses belajar mengajar dengan menggunakan stratrgi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan peningkatan dari
siklus satu ke siklus tiga. Peningkatan yang terjadi cukup signifikan
terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis surat resmi. Hal
tersebut bisa dilihat dari hasil kondisi kelas dimana secara psikologis
para siswa telah didukung dan termotivasi untuk menguasai menulis.
Di samping itu]dapat juga dilihat dengan membandingkan pretes,
post tes siklus yang pertama dan kedua dan post-tes siklus yang
ketiga.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa motivasi siswa mengalami
peningkatan. Jumlah siswa pasif dalam pelajaran berkurang. Rasa
percaya diri mereka dalam menjawab pertanyaan guru meningkat.
Banyak di antara mereka bisa melakukan tugas dari guru dengan baik.
Mereka juga aktif dalam melaksanakan diskusi, presentasi, dan tugas
menulis dari guru tepat waktu. Para siswa bisa mematuhi aturan
aturan yang berlaku dalam diskusi dan presentasi dengan bak pula.
Dari hasil refleksi, bisa disimpulkan bahwa siklus yang ketiga
mencapai hasil terbaik dalam hal peningkatan motivasi siswa terutama
dalam menulis meskipun masih ada beberapa para siswa yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
diberi perhatian lebih, sedemikian sehingga mereka akan
mendapatkan hasil optimal dalam pelajaran menulis.
Berdasarkan hasil temuan dari siklus pertama sampai ketiga,
didapatkan rekomendasi bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sangat disarankan dengan memperhatikan beberapa kondisi yaitu: (1)
guru harus mampu mengatur kelas sebaik-baiknya, (2) guru harus
mempunyai kreativitas dan inovasi untuk menciptakan kondisi agar
siswa mampu belajar dan melakukan segala aktivitas, (3) guru tidak
harus selalu berada di kursinya atau berdiri di satu tempat, dan (4)
guru harus memberi instruksi secara tegas/eksplisit.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis
Menulis surat resmi merupakan kompetensi dasar dalm kurikulum yang
diajarkan pada siswa kelas XII di sekolah menengah kejuruan. Pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK, terutama kelas
XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang dikembangkan
dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca. Standar
Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII adalah
“berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan kualifikasi Unggul”,
dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis surat
sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan
kriteria kinerja.
Tindakan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jigsaw adalah metode
pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin di Universitas John
Hopkins. Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan
topik yang akan dibahas oleh guru. Guru menanyakan siswa apa yang mereka
ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan sumbang saran tersebut dimaksudkan
untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa agar siap menghadapi pelajaran
yang baru. Manfaat dari metode Jigsaw ini adalah siswa dapat memperoleh
lingkup pembeajaran yang lebih luas dan mendalam mengenai beberapa topik
dalam satu sesi pembelajaran.
Melalui penelitian tindakan kelas ini ada peningkatan pada beberapa poin.
Pertama, kemampuan menulis siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
akan meningkat. Kedua, nilai rata-rata ulangan harian yang diharapkan
setelah penelitian adalah 70 atau mencapai nilai batas ketuntasan belajar mata
pelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, siswa menjadi aktif dan termotivasi
dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan interaksi
personal yang efektif di dalam kelompok melalui diskusi. Model
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang mendukun
pembelajaran kontekstual. Dalam format pembelajaran kooperatif, setelah
guru menyampaikan materi pelajaran, para siswa tergabung dalam kelompok-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
kelompok kecil untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan, kemudian
menyerahkan hasil kerja kelompok kepada guru. Selanjutnya guru memimpin
diskusi tentang pekerjaan kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan
atau klarifikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah dilaksanakan sebanyak tiga
siklus dan masing-masing siklus sebanyak 3 pertemuan. Berdasarkan hasil
obseravsi dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 pembelajaran menulis surat
resmi dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengalami penningkatan.
Peningkatan mencakup peningkatan kualitas pembelajaran meulis dan
peningkatan kemampuan menulis siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen.
Sampai pada akhir siklus tiga, penulis telah mewawancarai beberapa
siswa terkai dengan penerapan tindakan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sebagai strategi mengajar untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh strategi ini dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Berdasarkan pada hasil wawancara, dan pengamatan, penulis menyimpulkan
bahwa kkeefektifan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
sebagai berikut:
a. Ketika siswa ditanya bagaimana mereka belajar dengan menggunakan
jigsaw learning, kebanyakan mereka menyukai penggunaan jigsaw
learning. Pertimbangan mereka adalah jigsaw learning sebagai variasi
belajar dan lebih menyenangkan, sebab mereka dapat belajar dengan
berdiskusi, membuat presentasi, dan menulis bebas. Mereka tidak menjadi
bosan sebab mereka dapat belajar dengan bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
b. Ketika mereka ditanya apakah mereka merasakan kemajuan kemampuan
belajar dengan menggunakan jigsaw learning, mereka menjawab bahwa
dengan menggunakan jigsaw learning mereka belajar dengan lebih rileks,
kreatif dan mandiri. Mereka juga mempunyai banyak waktu untuk belajar
dengan bebas dalam diskusi dan aktivitas presentasi. Ini berarti bahwa ada
suatu kemajuan dalam hal belajar.
c. Ketika mereka ditanya apakah mereka mendapatkan gangguan dengan
penggunaan jigsaw learning, mereka menjawab bahwa mereka tidak
merasakan manapun gangguan.
2. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis
Setelah strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan dalam
pembelajaran menulis, didapat peningkatan kemampuan siswa dalam
menulis. Hal ini terlihat dari catatan hasil observasi yaitu;
a. Kemampuan menulis siswa meningkat
Sebelum tindakan, siswa kelas XII TPTL2 memiliki kemampuan
menulis yang rendah. Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80%
siswa kelas XII-TPTL SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM.
KKM menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34
siswa, hanya 11.7% siswa atau hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi
KKM. Sementara itu, nilai rata-rata pre-tes untuk pelajaran menulis
adalah 59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata kelas dan nilai KKM,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat resmi siswa
kelas XII-TPTL tergolong rendah. Hal ini tercermin dari perolehan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
rata-rata kelas yang senantiasa meningkat dari siklus 1 sampai dengan
siklus 3. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas adalah 11 siswa
(32.35%), sebelumnya pratindakan hanya 4 siswa (11.71 %). Ada
peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai rata-rat yang dicapai
pada siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai rata-rata yang
dicapai siswa hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan sebanyak
13 siswa (42.65%) sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa
(75%), dengan nilai rata-rata mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus
ketiga, nilai rata-rata siswa adalah 73.2. hasilnya cukup memuaskan.
Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, artinya 91.17 % nilai siswa
memenuhi KKM. Peningkatan yang diraih adalah 16.17 %. Secara detil
dapat dilihat pada table dibawah ini;
Tabel 5: Rekapitulasi Data Hasil Penelitian
Catatan Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Tuntas 11 32.35% 24 71% 31 91.17%
Tidak Tuntas
23 67.65% 10 29% 3 8.83%
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pengajaran menulis
dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas XII TPTL2
SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
b. Siswa menjadi aktif dalam melaksanakan aktivitas dalam kelas dan
mereka mempunyai motivasi tinggi
Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran menulis dilakukan dengan
menggunakan pendekatan konvensional. Pembelajaran ini didominasi
oleh segi-segi teoretik. Guru banyak menjelaskan tentang draft karangan,
memnentukan tema tulisan, menyusun kerangka dan mengembangkan
karangan. Siswa mencatat semua penjelasan guru dan pembelajaran hanya
berjalan searah. Dengan demikian siswa menjadi sangat pasif dalam
pembelajaran. Namun setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw diterapkan dalam karangan, siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Siswa menjalin komunikasi secara langsung dengan guru
dan teman sekelompok. Keterlibatan siswa selama siklus I, II, dan III
berangsunr angsur meningkat.
c. Situasi kelas lebih hidup dan menyenangkan
Karena siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, maka suasana
kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Mereka saling bertukar pikiran,
menyatakan pendapat dan saran kepada teman. Terjadi hubungan
interaktif antar siswa maupun siswa dengan guru. Dalam hal ini, guru
bertindak sebagai fasilitator dan sumber. Siswa dapat belajar dengan
bebas, mandiri, bertanggungjawab dan dengan cara yang menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan sebanyak tiga siklus antara lain adalah: 1) Penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen dalam hal meningkatkan
kualitas pembelajaran menulis surat resmi dan mningkatkan keaktifan dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 2) Penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diketahui dari hasil pengamatan
keaktifan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis. Sedangkan
peningkatan kemampuan menulis dapat dilihat dari hasil tes selama tiga siklus.
Peningkatan-peningkatan tersebut antara lain adalah:
1. Peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilihat dari pelaksaaan
pembelajaran interaktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
sehingga terjadi komunikasi yang hidup. Pembelajaran dengan proses bekerja
secara berkelompok berlangsung dengan terstruktur dan heterogen. Pada awal
pembelajaran, yaitu pada siklus pertama, memang ada hambatan dan
pembelajaran belum berjalan dengan optimal, tetapi pada siklus selanjutnya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
proses kerja kelompok berjalan dengan lancar. Proses kerja kelompok dapat
dilaksanakan oleh semua siswa dengan bersemangat dan penuh motivasi.
Aktivitas dan dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai
tampak pada siklus kedua. Pembelajarn berjalan semakin optimal pad siklus
ketiga dimana siswa sudah memahami tentang manfaat pembelajaran. Jumlah
siswa aktif semakin meningkat. Mereka saling membantudan memecahkan
masalah, saling bertanya dan mengemukakan pendapat dilaksanakan dengan
lancar.
2. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ternyata mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis terutama menulis surat
resmi. Hal ini terindikasi dari meningkatnya jumlah siswa yang lulus
memenuhi Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) yaitu 70 untuk mata
pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peningkatan ini
dapat dilihat dari hasil tes dari siklus 1 sampai siklus 3. Pada siklus 1 jumlah
siswa yang tuntas adalah 11 siswa (32.35%), sebelumnya pratindakan hanya
4 siswa (11.71 %). Ada peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai rata-
rat yang dicapai pada siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai
rata-rata yang dicapai siswa hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan
sebanyak 13 siswa (42.65%) sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa
(71%), dengan nilai rata-rata mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus
ketiga, nilai rata-rata siswa adalah 73.2. hasilnya cukup memuaskan. Jumlah
siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, artinya 91.17 % nilai siswa memenuhi
KKM. Peningkatan yang diraih adalah 16.17 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
B. Implikasi
Dalam kesimpulan telah dinyatakan bahwa Peningkatan kualitas
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat dilihat dari pelaksaaan pembelajaran interaktif antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, sehingga terjadi komunikasi yang hidup. Pembelajaran
dengan proses bekerja secara berkelompok berlangsung dengan terstruktur dan
heterogen. Pada awal pembelajaran, yaitu pada siklus pertama, memang ada
hambatan dan pembelajaran belum berjalan dengan optimal, tetapi pada siklus
selanjutnya, proses kerja kelompok berjalan dengan lancar. Proses kerja
kelompok dapat dilaksanakan oleh semua siswa dengan bersemangat dan penuh
motivasi. Aktivitas dan dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah
mulai tampak pada siklus kedua. Pembelajarn berjalan semakin optimal pad
siklus ketiga dimana siswa sudah memahami tentang manfaat pembelajaran.
Jumlah siswa aktif semakin meningkat. Mereka saling membantudan
memecahkan masalah, saling bertanya dan mengemukakan pendapat
dilaksanakan dengan lancar.
Disamping itu penerapan strategi pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kemapuan menulis siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen. Hal
ini tercermin dari hasil tes yang senantiasa meningkat secara signifikan mulai
dari siklus 1 sampai dengan siklus 3. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas
adalah 11 siswa (32.35%), sebelumnya pratindakan hanya 4 siswa (11.71 %).
Ada peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai rata-rata yang dicapai pada
siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai rata-rata yang dicapai siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan sebanyak 13 siswa (42.65%)
sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa (75%), dengan nilai rata-rata
mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus ketiga, nilai rata-rata siswa adalah
73.2. hasilnya cukup memuaskan. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa,
artinya 91.17 % nilai siswa memenuhi KKM. Peningkatan yang diraih adalah
16.17 %.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti efektif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XII TPTL2 SMKN2 Sragen. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran ini perlu diterapkan dan dikembangkan dalam pembelajaran
manapun terutama pembelajaran menulis. Guru harus menguasai strategi
pembelajaran ini agar dapat dipraktikkan secara efektif pada kegiatan
pembelajaran.guru hendaknya tidak hanya mengandalkan system pembelajaran
menulis yang diketahuinya saja, tetapi juga harus secara aktif belajar dan
menimba ilmu sehingga pembelajarannya lebih efektif dan berdaya guna.
Dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran menulis dapat mengantarkan siswa sehingga memiliki kemampuan
menulis sebagaimana tuntutan KKM 70, dan ketuntasan klasikal 80 %. Dengan
demikian strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dipilih sebagai
metode pilihan dalam rangka mengantarkan siswa untuk memperoleh
kemampuan menulis.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas selama tindakan, pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ternyata mampu menarik keterlibatan siswa secara aktif
dalam pembelajaran. Pembelajaran dapat benar-benar diminati siswa. Mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
dapat belajar dengan senang, tidak tertekan, tidak bosan, dan merasa bahwa
materi yang dipelajarinya bermanfaat bagi dirinya. Disamping itu pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat memupuk rasa kerjasama siswa, saling menunjang,
mandiri, percaya diri, bertanggung jawab dan berani mengemukakan gagasan.
Pembelajaran menjadi aktif, siswa bias saling sharing dengan teman maupun
dengan guru.
Hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk memotivasi siswa sebagai
implikasi dari penelitian ini adalah:
1. Melibatkan emosi siswa.
Karena kegiatan menulis tidak hanya terkait dengan logika (perencanaan,
outline, tata bahasa, penyuntingan dsb) tetapi juga terkait dengan emosi
(semangat, imajinasi), maka peran emosi harus didahulukan karena dengan
emosi inilah gagasan-gagasan baru bias muncul dan berkembang.
2. Kerjasama.
Iklim kerjasama antar guru perlu dibangun dan ditingkatkan. Guru sebaiknya
melibatkan teman sejawat dalam menyiapkan pembelajaran di kelas. Dengan
adanya kerjasama segala kelemahan dan masalah bias diselesaikan.
3. Reflektif
Kemampuan reflektif mendorong guru unrtuk mengkaji kemajuan dan
perkembngan siswa, sehingga dapat memberikan jalan keluar yang efektif
untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran.guru
juga dapat memberi support dan penghargaan bagi siswa yang dapat menulis
dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
4. Senang Menulis
Siswa perlu didorong untuk senantiasa menyukai menulis. Apabila hal ini
dilakukan, maka siswa akan terbiasa dan senang menuls yang pada akhirnya
tidak mustahil mereka menjadi ahli dalam bidang tulis menulis.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan dan implikasi diatas dapat diajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Guru-guru yang belum pernah menerapkan strategi pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw hendaknya berusaha menambah wawasan terkait dengan
pembelajaran tersebut.
2. Guru-guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena
pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
3. Guru hendaknya menilai tulisan siswa tidak hanya dari hsilnya saja, tetapi
juga proses kreatifnya.
4. Siswa hendaknya banyak belajar dan menulis, sebagaiman belajar dengan
strategi kooperatif agar kemampuannya semakin maksimal.
5. Kepala sekolah hendaknya mendorong guru-gurunya agar meningkatkan
pemahaman tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan demikian
siswa tidak hanya belajar menulis dari tema atau judul yang disampaikan
saja, tetapi dapat menulis secara bebas dan kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1987. Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung
Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles. Longman, San Francisco
State University.
Depdikbud. 1990. Peraturan Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Armas Duta Jaya.
Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Depdikbud
Hamalik,O. 200 I. Media Pendidikan. Citra Aditya Bhakti. Bandung
Jamaludin. 2001. Pembelajaran yang Efektif Seri Informasi Pendidikan Agama
Islam No.7. Departemen Agama RI. Jakarta.
Kusumo, l.W. dan Mulyadi,U. 1988. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.
Bina Aksara. Jakarta
Ledlow, Susan. 2001. Using Think-Pair-Share in the College Classroom.
Arizona State University
MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Sragen. 2009. Memahami Bahasa
Indonesia untuk SMK Kelas 3. Sragen
Maimun.A.dkk.2001. Sekolah for Tomorrow Sekolah Masa Depan. Seri Informasi Pendidikan Agama Is/am no. /3. f)cpartclllcn Agama Rl.Jakarta
Mastuki. 2001. Menelusuri Pertumbuhan Sekolah di Indonesia. Seri Informasi
Pendidikan Agama Islam No.6. Departemen Agama RI. Jakarta. Mudhoffir. 1999. Teknologi Instruksional. Remaja Rosda Karya Offset. Jakarta.
Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta. Interprebook
Nasution. 1991. Pengembangan Kurikulum. Citra Aditya Bhakti. Bandung __________.1999. Teknologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Reigeluth.C.M. and Garfinke. 1994. Systemic Change in Education. Educational
Technology Publication Englewood Cliffs. New Jersey
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Siberman, Mel. (Pengantar: Prof. Dr. Komaruddin Hidayat). 2009. Active
Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. Pustaka Insan
Madani
Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta. Bumi Aksara
Sells.B.B. and Rickey. R.C. 1994. Instructional Technology: The Definition Domain of Field. Edisi Terjemahan oleh Mahasiswa S2 Program Studi Tekno1ogi Pembelanjaan PPS IKIP Malang Angkatan 1996. AECT. Wangshiton DC.
Snelbecker, G. E. 1974. Learning Theory. Instructional Theory and
Psychoeducational Design. Me. Graw Hill Book Company. New York. Soekamto, T. dan Winataputra, U. S. 1996. Teori Belajar dan Model-model
Pembelajaran. PAU-PPAI. Jakarta. Soenaewan. 1991. Pendekalan Sistem dalam Pendidikan. UNS Press. Surakarta. Suparman, A.. 1996. Design lnstruksional. PAU-PPAI. Jakarta.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar
Baru Algesindo
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Suwandi, Sarwiji. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
Surakarta. Panitia Setifikasi Guru Rayon 13 Surakarta
Tim Dosen FKIP-IKIP Malang. 1987. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan.
Usaha Nasional. Surabaya
Trianto, M.Pd. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif.
Konsep Dasar, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Prenada Media Grup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113