Download - DINAMIKA PERILAKU

Transcript

DINAMIKA PERILAKU

A. Pengertian Dinamika Perilkau Dinamika perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. Menurut perspektif kognitif lebih menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Menurut perspektif behaviorisme manusia adalah mesin (homo mechanicus) yang perilakunya dikendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan. Pada dasarnya individu mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan dalam memenuhi kebutuhannya individu memerlukan perilaku-perilaku yang dinamis. Untuk mendapatkan perilaku yang dinamis, individu perlu menyesuaikan dan menggunakan segala aspek yang ada dalam dirinya. Apabila semua aspek dalam diri individu dapat berjalan dinamis, individu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya tetapi juga dapat mengembangkan diri ke arah pengembangan pribadi. Pengembangan pribadi yang dimaksud adalah individu dapat menguasai kemampuan-kemampuan social secara umum seperti keterampilan komunikasi yang efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima toleran, mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap demokratis, memiliki rasa tanggung jawab social seiiring dengan kemandirian yang kuat dan lain sebagainya. Dalam Pendidikan pun dinamika perilaku perlu diterapkan agar kegiatan bimbingan dan konseling kelompok bisa berjalan dengan lancar, dinamis dan tujuan yang diingkan tercapai. Misalnya dalam bimbingan dan konseling kelompok semua anggota dan konselor bersikap pasif maka kegiatan tersebut tidak akan hidup dan tidak berjalan dengan lancar. Begitu pula sebaliknya.Menurut pandangan humanistic, manusia adalah makhluk yang aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya. Perilaku manusia berpusat pada konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta mengaktualisasikan dirinya. Psikologi memberikan sumbangan terhadap pendidikan, karena subjek dan objek pendidikan adalah manusia (individu). Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu, proses pendidikan serta bagaimana membantu individu agar dapat berkembang optimal. Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini (organo biologi, psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan yang banyak dianut oleh ahli psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini unsur ruhani sama sekali tidak masuk hitungan karena dianggap termasuk penghayatan subjektif semata-mata.Selain itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah manusia. Pandangan ini mengangkat derajat manusia teramat tinggi ia seakan-akan memiliki kausa prima yang unik, pemilik akal budi yang sangat hebat, serta memiliki kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap baik dan sesuai baginya. Sampai dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran besar psikologi, yakni : Psikoanalisis, psikologi Perilaku, Psikologi Humasnistik, Psikologi Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang yang berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia.B. Bentuk-bentuk Perilaku dan Contohnya Ada beberapa jenis perilaku yang ditinjau dari sudut pandangan yang berbeda, antara lain:a. Perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup artinya perilaku itu tidak dapat ditangkapmelalui indera, melainkan harus menggunakan alat pengukuran tertentu, seperti psikotes. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain (Notoatmodjo, 2003). Contohnya:berpikir; berfantasi, kreatifitas, dll. Contoh : Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. Contoh lain seorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana meskipun ia sendiri tidak ikut keluarga berencana. Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa ibu telah tahu gunanya imunisasi dan contoh kedua orang tersebut telah mempunyai sikap yang positif untuk mendukung keluarga berencana meskipun mereka sendiri belum melakukan secara konkret terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih terselubung (covert behaviour) atau perilaku tertutup.

Sedangkan perilaku terbuka yaitu perilaku yang bisa langsung dapatdiobservasi melalui alat indera manusia. Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2003). Contohnya: tertawa, berjalan, berbaring, dll.Contoh : Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada kedua contoh di atas, si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi dan orang pada kasus kedua sudah ikut keluarga berencana dalam arti sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt behavior atau perilaku terbuka.

b. Perilaku reflektif dan perilaku non reflektif. Perilaku Reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang diterima oleh individu tidak sampai ke pusat susunan saraf atau otak, tapi langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh reseptor respon timbul melalui afektor tanpa melalui pusat kesadaran atau otak (Walgito, 2004). Misal reaksi kedip mata bila kenasinar, menarik jari bila kena panas, dan sebagainya. Perilaku reflektif ini terjadi dengan sendirinya secaraotomatis tanpa perintah atau kehendak orang yang bersangkutan, sehingga di luar kendali manusia. Lainhalnya dengan perilaku non reflektif. Perilaku Non Reflektif merupakan perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Setelah stimulus diterima oleh reseptor akan diteruskan ke otak dan terjadi respon melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut sebagai proses psikologi. Perilaku atau aktivitas atas dasar psikologis disebut sebagai aktivitas psikologi atau perilaku psikologis (Branca, 1994 dalam Walgito).Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadarn atau otak.Proses perilaku ini disebut proses psikologis.

c. Perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perilaku kognitif atau perilaku yang melibatkan prosespengenalan yang dilakukan oleh otak, yang terarah kepada obyektif, faktual, dan logis, seperti berpikirdan mengingat. Perilaku afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau emosi manusia yangbiasanya bersifat subyektif. Perilaku motorik yaitu perilaku yang melibatkan gerak fisik seperti memukul,menulis, lari, dan lain sebagainya.

C. Proses Pembentukan Perilaku Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.2. Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.3. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (Notoatmodjo: 2003).

Ada beberapa cara pembentukan perilaku, antara lain sebagai berikut.

a. Melalui kondisioning atau pembiasaan, yaitu dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, yang akhirnya terbentuklah perilaku tersebut. Misalnya anak dibiasakan bangun pagi, atau menggosok gigi sebelum tidur, mengucapkan terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain, membiasakan diri untuk tidak terlambat datang ke sekolah, dan sebagainya.. Cara ini didasarkan pada teori behaviorisme, terutama teori konditioningPavlov, Thorndike, dan Skinner.

b. Melalui pengertian (insight), yaitu memberikan dasar pemahaman atas alasan tentang perilaku yang akan dibentuk, misalnya datang kuliah jangan terlambat, karena hal tersebut dapat mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik sepeda motor pakai helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri, Salah seorang tokoh yang menganut teori ini adalahKohler,yang juga merupakan tokoh psikologi Gestalt.. Dia menemukan dalam eksperimennya bahwa dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insight.

c. Melalui penggunaan model, yaitu pembentukan perilaku melaui model atau contoh teladan.Orang mengatakan bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, peminpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut menunjukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Cara ini disarakan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan olehBandura

DAFTAR PUSTAKAhttp://bedande.blogspot.com/2012/01/bentuk-bentuk-perilaku-dan-proses_08.htmlhttps://adingpintar.wordpress.com/2012/03/19/25/http://antonmuzaenisyukur.blogspot.com/2014/06/prinsip-dasar-umum-perilaku.htmlhttp://fazan.web.id/2012/05/dinamika-perilaku-manusia-dalam-perspektif psikologibiologisbehaviorisme.html 6


Top Related