( Allium ascalonicum L )
KABUPATEN BIMA PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
2009
SPO Produksi Benih Bawang Merah 1
I. PENDAHULUAN
Bawang merah merupakan sayuran umbi yang popular di masyarakat
mengingat fungsinya sebagai bumbu/penyedap masakan sehari–hari dan
juga banyak dimanfaatkan sebagai obat. Dalam pengembangan bawang
merah, peran benih sebagai sarana produksi tidak dapat digantikan oleh
sarana lain, sehingga upaya pengembangannya sangat ditentukan oleh
mutu benihnya. Upaya meningkatkan ketersediaan benih bermutu
bawang merah dari dalam negeri perlu dilakukan dengan cara
meningkatkan ketersediaan benih sumber dan memperbaiki penerapan
teknologi produksinya.
Varietas bawang merah yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian Republik
Indonesia sudah cukup banyak yang mayoritas merupakan unggulan daerah,
antara lain : Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Super Philip, Bauji,
Kramat-1, Kramat-2, Kuning, Tiron, Keta Monca, Batu Ijo, Palasa, Tinambo,
Tuk-Tuk, Sembrani dan Katumi.
Ketersediaan benih bermutu varietas-varietas unggul tersebut perlu
ditingkatkan dan disosialisasikan ke masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan produksi benih yang bermutu, maka proses
produksinya harus dilakukan secara baik sesuai Prosedur Operasional
Standar (POS) berbasis norma budidaya yang baik dan benar (Good
Agriculture Practices/GAP).
SPO Produksi Benih Bawang Merah 2
Target yang akan dicapai melalui penerapan SOP produksi benih bawang
merah adalah diperolehnya benih bersertifikat dengan standar sebagai
berikut:
Tabel 1. Standar lapang
SPO Produksi Benih Bawang Merah 3
PARAMETER SATUAN KELAS BENIH
BD BP BR
a.
b.
c.
Campuran varietas dan tipe
simpang (maks)
Isolasi jarak
Kesehatan tanaman yang terserang
OPT (maks)
Virus
• Onion Yellow Dwarf Virus
(OYDV)
• Shallot Laten Virus (SLV)
• Leak Yellow Tripe Virus
(LYTV)
Jamur
• Bercak ungu (Alternaria
porii)
• Embun buluk
(Peronospora
destruktor)
%
m
%
%
%
0,0
1,0
0,1
0,5
1,0
0,5
1,0
0,5
0,5
1,0
1,0
1,0
1,0
0,5
1,0
SPO Produksi Benih Bawang Merah 4
Tabel 2. Standar mutu umbi di gudang
PARAMETER SATUAN KELAS BENIH
BD BP BR
a.
b
.
Campuran varietas lain (maks)
Kesehatan umbi
Jumlah umbi yg terserang OPT
(maks)
Jamur
• Busuk leher batang
(Botrytis allii)
• Bercak ungu (Alternaria
porii)
• Busuk pangkal
(Fusarium sp)
• Antracnose
(Colletotricum
gloesporoides)
Bakteri busuk lunak
(Erwinia carotovora)
%
%
%
%
%
%
0,0
0,5
0,5
1,0
1,0
0,5
0,5
1,0
1,0
3,0
1,0
1,0
1,0
2,0
2,0
5,0
1,0
2,0
SPO Produksi Benih Bawang Merah 5
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERBENIHAN BAWANG MERAH
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. II
Di buat :
Agustus 2009
"Pemilihan Lokasi" Halaman
1 – 2
Revisi Ke ……….
Tanggal …………..
Di sahkan Oleh :
……………………
…………………...
II. PEMILIHAN LOKASI
A. Definisi :
Pemilihan lokasi adalah memilih lokasi tanam yang sesuai dengan
persyaratan tumbuh untuk benih bawang merah dan untuk
mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan
benih bawang merah sesuai dengan target yang ditetapkan.
B. Tujuan
Agar diperoleh lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh untuk
memproduksi benih bawang merah.
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP
NTB serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat
Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) pH meter untuk mengukur tingkat derajat keasaman tanah.
b) Altimeter untuk mengukur ketinggian lokasi.
c) Data curah hujan untuk mengetahui intensitas jumlah dan hari hujan
d) Peta wilayah untuk mengetahui lokasi penangkaran.
e) Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bawang Merah.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 6
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Mengukur pH tanah dan tidak memilih lahan bekas tanaman bawang
merah.
b) Melakukan pemetaan lokasi yang akan di gunakan sebagai areal
penangkaran
c) Dan memberi tanda batas areal / lahan di maksud.
d) Setiap kegiatan harus tercatat pada format yang telah di tetapkan.
Tabel : 3 Format pemilihan lokasi
Tgl Petak Luas (Ha)
Kondisi Lahan Riwayat
Penggunaan Lahan Petugas
Tinggi tempat :
- Ph Tanah :
- Suhu :
- Batas Lahan :
- Sumber Air :
F. Sasaran
Di peroleh lokasi / lahan pertanaman yang sesuai dengan persyaratan
tumbuh dan sertifikasi benih bawang merah, antara lain :
a) Ketinggian tempat tumbuh 50 – 1.100 m dpl.
b) pH tanah 6,0 – 6,5 serta berdrainase baik.
c) Suhu berkisar 20 – 32 oC.
d) Lahan tidak ternaungi.
e) Ber irigasi teknis atau tersedia sumber air.
f) Areal / lahan bukan bekas tanaman bawang merah atau yang sefamili.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 7
Gambar 1 : Calon lokasi / areal sertifikasi benih bawang merah.
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM.
III
Di buat :
Agustus 2009
"Penentuan Waktu
Tanam"
Halaman
2 – 2
Revisi Ke
………..
Tanggal ……..
Di sahkan Oleh :
………………..
III. PENENTUAN WAKTU TANAM
A. Definisi
Penentuan waktu tanam adalah menetapkan waktu tanam yang tepat
bagi penanaman benih sumber /penangkaran bawang merah.
B. Tujuan
Tujuan penentuan waktu tanam adalah menentukan waktu tanam
yang tepat sehingga benih sumber bawang merah dapat tumbuh baik
diawal pertumbuhannya sampai saat panen.
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan petunjuk
dari Dinas Pertanian setempat.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Data curah hujan minimal selama 5 tahun terakhir.
b) Data pola tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan
c) Alat tulis dan blanko isian
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Lakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi curah hujan
b) Lakukan diskusi untuk menentukan waktu tanam yang disepakati sesuai
dengan kebutuhan, umumnya penanaman di lakukan pada akhir Maret
s/d pertengahan April, Mei s/d Agustus s/d Desember.
c) Lakukan pencatatan pada format yang telah ditetapkan.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 8
Tabel 4. Format penentuan waktu tanam
Tgl Petak Luas (Ha)
Waktu penanaman MK/MH Petugas
F. Sasaran
Menentukan waktu tanam yang tepat sesuai dengan kondisi lapangan
sehingga pertumbuhan optimal.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 9
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. IV
Di buat :
Agustus 2009
"Permohonan
Sertifikasi Benih"
Halaman
3-2
Revisi Ke
…………
Tanggal
…………..
Di sahkan Oleh :
……………..
IV. PERMOHONAN SERTIFIKASI BENIH
A. Definisi
Mengajukan permohonan sertifikasi benih ke Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk produk yang
akan dihasilkan.
B. Tujuan
Mengikuti proses sertifikasi benih bagi produk yang akan di hasilkan
sehingga mutu benihnya berkualitas dan tidak bertentangan dengan hukum
dan peraturan serta perundangan yang berlaku.
C. Validasi
a) Undang-undang No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
b) Pedoman Sertifikasi Benih Tanaman Bawang Merah tahun 2004.
c) Permentan No. 39 Tahun 2006, tentang Produksi Benih.
d) SK Dirjen Hortikultura No 31-A Tahun 2007 tentang Sertifikasi Benih.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Blanko permohonan sertifikasi benih bawang merah.
b) Peta lokasi penangkaran.
c) Label / keterangan dari benih sumber yang di gunakan.
d) Alat tulis.
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Lakukan pengisian blanko permohonan sertifikasi benih sesuai dengan
realita di lapangan serta di lengkapi dengan peta lokasi dan label atau
keterangan dari benih sumbernya.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 10
b) Kirimkan blanko permohonan sertifikasi benih tersebut beserta
kelengkapannya ke BPSBTPH setempat.
c) Ajukan permohonan tersebut 2 – 3 minggu sebelum tanam.
d) Lakukan pencatatan seperlunya pada format yang telah di tentukan.
F. Sasaran
Mengikuti prosedur dan proses sertifikasi benih sehingga mutu benih yang
dihasilkan berkualitas sesuai standar yang ditetapkan serta tidak
bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku.
Tabel 5. Format contoh blangko permohonan sertifikasi benih.
Kepada Yth.
Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Propinsi …………………………
Di ……………………………….
Nomor :
Paraf :
PERMOHONAN SERTIFIKASI / PELABELAN BENIH BAWANG MERAH*)
Nama dan Alamat Pemohon Alamat Lokasi Penangkaran
Nama : Blok : Kampung : Kampung :
Desa : Desa :
Kecamatan : Kecamatan : Kabupaten : Kabupaten :
Rotasi Tanaman / Sejarah Lapangan Satu musim sebelumnya :
Dua musim sebelumnya : Tiga musim sebelumnya :
Benih yang akan dihasilkan
Varietas : Kelas Benih :
Tanggal Tanam : Luas Areal :
Benih Sumber
Asal / sumber : Varietas :
Kelas benih : No. Lot :
Tonase Benih :
Jumlah wadah : ........,........................... 2009
Pemohon,
..............................................
SPO Produksi Benih Bawang Merah 11
Tembusan : Kepada Yth. :
1. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten ................................................
2. Penanggung Jawab Pengawas Benih Kabupaten ...........................
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. V
Di buat :
Agustus 2009
"Penyiapan
Lahan"
Halaman
4-
Revisi Ke
…....................
Tanggal
…………………
Di sahkan Oleh :
……………..
V. PENYIAPAN LAHAN
Sub Kegiatan : Pengolahan Tanah / Lahan
A. Definisi
Mengolah / membuka lahan tanam dan membersihkan hal-hal yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
B. Tujuan
Agar di peroleh lahan yang siap di tanami dan terbebas dari gangguan
fisik (batu-batuan, kayu) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa
tanaman) yang sesuai dengan standar pertumbuhan tanaman bawang
merah.
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP
NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari
Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Sabit untuk memotong dan membersihkan sisa tanaman sebelumnya
yang dapat menghalangi saat pengolahan tanah / lahan.
b) Bajak dan garu untuk membuka / mengolah tanah / lahan
E. Prosedur Pelaksanaan
SPO Produksi Benih Bawang Merah 12
a) Bersihkan lahan dari bebatuan, gulma, sisa tanaman sebelumnya
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dengan
menggunakan sabit dan cangkul. Bebatuan dikumpulkan dan
dibuang pada tempat tertentu yang aman di luar areal tanam, sisa
tanaman dibuang dan dibakar.
b) Tanah diolah sedalam 20-30 cm dengan menggunakan bajak dan
kemudian digaru, kegiatan ini dilakukan minimal 2 (dua) kali hingga
tanah menjadi gembur.
c) Pengolahan lahan di lakukan 15 – 20 hari sebelum tanam.
d) Tanah di lab/disiram sampai agak becek untuk mempermudah
melakukan penanaman.
e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di gunakan.
F. Sasaran
Tersedianya lahan untuk pertanaman yang bebas dari bebatuan, gulma
dan sisa tanaman sebelumnya, yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman.
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. V
Di buat :
Agustus 2009
"Penyiapan
Lahan"
Halaman
4-
Revisi Ke
…....................
Tanggal
…………………
Di sahkan Oleh :
……………..
Sub Kegiatan : Pembuatan Bedengan, Pemberian Pupuk Organik
dan Dolomit
A. Definisi
Membuat dan membentuk bedengan untuk media pertanaman yang
sebelumnya telah di olah dengan bajak dan garu serta di beri pupuk
organik dan kapur dolomit.
B. Tujuan
Agar di peroleh lahan pertanaman yang baik dan gembur sesuai dengan
syarat untuk pertumbuhan tanaman.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 13
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan
petunjuk dari Dinas Pertanian setempat.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Pupuk Organik (pupuk kandang, bokasi atau kompos) dan dolomit.
b) Bajak dan garu konvensional atau traktor untuk mengolah tanah.
c) Cangkul untuk membuat bedengan.
d) Meteran untuk menentukan ukuran calon bedengan dan parit.
e) Garpu, cangkul dan sekop untuk membuat parit drainage.
f) Tali dan ajir untuk meluruskan bedengan.
g) Alat tulis dan blanko isian.
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Bedengan di buat dengan ukuran lebar 150 – 200 cm sedangkan
panjangnya menyesuaikan lahan, untuk meluruskan bedengan
gunakan tali dan ajir.
b) Parit di buat dengan ukuran lebar 40 – 50 cm.
c) Taburkan pupuk organik sebanyak 10 – 15 ton / Ha, dan kapur
dolomit sesuai kebutuhan di atas bedengan yang telah terbentuk.
d) Pemberian kapur dolomit di rekomendasikan hanya untuk lahan
yang mempunyai pH di bawah 6.
e) Bedengan yang telah terbentuk tersebut, selanjutnya bagian atasnya
di olah dan di haluskan lagi dengan cangkul sedalam 10-15 cm
hingga pupuk organik dan kapur dolomit tercampur dan struktur
tanah menjadi lebih gembur.
f) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan.
F. Sasaran
Tersedianya bedengan sebagai media tanam sesuai syarat tumbuh yang di
kehendaki hingga tanaman dapat tumbuh optimal.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 14
Gambar 2 : Pengolahan tanah / lahan dan pembuatan bedengan
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. V
Di buat :
Agustus 2009
"Penyiapan
Lahan"
Halaman
4-
Revisi Ke
…....................
Tanggal
…………………
Di sahkan Oleh :
……………..
Sub Kegiatan : Pembuatan Lubang Tanam dan Jarak Tanam
A. Definisi
Membuat lubang tanam dan jarak tanam dengan cara di tugal atau di
larik sesuai besarnya benih dan jarak tanam yang di rekomendasi.
B. Tujuan
Agar di peroleh lubang tanam yang seragam dengan jarak tanam yang
sesuai rekomendasi dan pertumbuhan tanaman.
C. Validasi
SPO Produksi Benih Bawang Merah 15
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan
Dinas Pertanian setempat.
D. Bahan dan Alat
a. Tugal dari kayu.
b. Tali yang berukuran (Bima : Ai Tala).
c. Alat tulis dan blanko isian.
E. Prosedur Pelaksanaan
a. Bedengan di airi (Bima : di owa) secukupnya sambil meratakan
permukaan bedengan.
b. Kedalaman lubang tanam 2 cm dengan jarak tanam sesuai
rekomendasi 10 cm x 15 cm, 15 x 18 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20
cm.
c. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan.
F. Sasaran
Adanya kesesuaian antara lubang tanam dengan ukuran umbi dan
jarak tanam dengan pertumbuhan tanaman.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 16
Gambar 3. Pemberian air pada Bedengan
IV – 6
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. VI
Di buat :
Agustus 2009
"Penyiapan Benih
Sumber"
Halaman
1 – 2
Revisi Ke…
Tanggal ….
Di sahkan Oleh :
……………..
VI. PENYIAPAN BENIH SUMBER
A. Definisi
Menyiapkan benih sumber bermutu varietas Ketamonca yang bersertifikat
dan berlabel sesuai dengan klas benih yang akan di hasilkan.
B. Tujuan
Menjamin benih yang ditanam berkualitas ( memiliki keseragaman,
kekuatan tumbuh, dan sehat ) dan menghasilkan benih dengan klasifikasi
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 17
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP
NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat
Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Benih bermutu yang bersertifikat dan berlabel dari varietas unggul
b) Pikulan untuk membawa benih.
c) Keranjang / kantong jala untuk menampung benih.
d) Pisau untuk memotong ujung umbi.
e) Alat tulis dan blanko isian
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Pilih varietas bawang merah unggul nasional yang telah dilepas oleh
Menteri Pertanian.
b) Memilih dan menentukan benih dari varietas dimaksud yang
bersertifikat dan berlabel dengan kelas benih yang lebih tinggi dari yang
akan diproduksi.
c) Benih yang dimaksud telah siap tanam (berumur 2 – 3 bulan dari
panen).
d) Bersihkan benih dari kulit ari yang kering dan potong ujung umbi
maksimal ¼ bagian dari umbi, Bila menggunakan benih berumur 2-3
bulan dipotong 2/4 bagian umbi dan bila menggunakan benih yang
berumur kurang dari 2 bulan (masa penyimpanan benih belum
mencapai 2 bulan).
e) Benih yang telah dipotong diangin – anginkan diatas para – para atau
diatas lantai yang dialasi lastik selama 2 -3 hari estela itu baru dilakukan
penanaman.
f) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang telah ditentukan.
Tabel 6. Contoh Form Catatan Kegiatan Penyediaan Benih Sumber Nama Pemilik : …………………..
SPO Produksi Benih Bawang Merah 18
Alamat Lahan : …………………..
F. Sasaran
Benih sumber bawang merah yang akan di tanam sesuai dengan peraturan
perbenihan yang berlaku dan juga sesuai dengan permintaan pasar.
Gambar 4.
Benih bawang merah siap tanam.
V – 2
Tanggal Kelas Benih Jumlah
(Kg) Petugas
Keterangan
SPO Produksi Benih Bawang Merah 19
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM.
VII
Di buat :
Agustus 2009
"Permohonan Pemeriksaan
Lap. Pendahuluan" Halaman
1 – 2
Revisi Ke
………….
Tanggal
……………
Di sahkan Oleh :
……………..
VII. PERMOHONAN PEMERIKSAAN LAPANGAN
PENDAHULUAN
A. Definisi
Mengajukan permohonan pemeriksaan lapangan pendahuluan kepada Balai
Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura
untuk produk yang di tangkarkan.
B. Tujuan
Mengikuti tahapan sertifikasi benih bagi produk yang akan di hasilkan
sehingga mutu benihnya berkualitas dan tidak bertentangan dengan hukum
dan peraturan serta perundangan yang berlaku.
C. Validasi
a) Undang-undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman.
b) Pedoman Sertifikasi Benih Tanaman Bawang Merah tahun 2004.
c) Permentan No. 39 Tahun 2006, tentang Produksi Benih.
d) SK Dirjen Hortikultura No 31-A Tahun 2007 tentang Sertifikasi Benih.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Kertas HVS folio kalau bisa yang beridentitas produsen benih.
b) Mesin ketik / computer dan printer.
c) Stampel / cap dari produsen benih.
d) Alat tulis.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 20
E. Prosedur pelaksanaan
a) Buat surat permohonan pemeriksaan lapangan pendahuluan sesuai
dengan realita di lapangan dan kirim ke BPSBTPH Setempat.
b) Ajukan permohonan tersebut 1 minggu sebelum tanam.
c) Lakukan pencatatan seperlunya pada format yang telah di tentukan.
F. Sasaran
Mengikuti prosedur dan tahapan sertifikasi benih sehingga mutu benih
yang di hasilkan dapat berkualitas sesuai standar yang di tetapkan serta
tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang
berlaku.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 21
Tabel 7. Format contoh blanko permohonan pemeriksaan lap pendahuluan.
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura
Propinsi …………………………
Nomor Induk :
Musim Tanam :
HASIL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
SERTIFIKASI / PELABELAN BAWANG MERAH *)
Unit Penangkaran
Varietas : ………………………………………………………………………….
Kelas : …………………………………………………………………………..
Luas : ……………………………………………………………………… Ha
Rancana Tanggal Tanam : ………………………………………………………………………….
Blok :
Kampung :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Produsen / Penangkar
Nama :
Alamat :
Pemeriksaan
Tanggal :
Hasil Pemeriksaan
Rotasi Tanaman Isolasi Catatan
1. Musim sebelumnya Barat
2. Musim sebelumnya Timur
3. Musim sebelumnya Utara
Selatan
Benih Sumber Pemeriksa :
Asal sumber Pengawas Benih Tanaman
Kelas yang ditanam
Varietas
No. Lot
Tonase benih ( ……………………………..)
Jumlah Wadah
Kesimpulan : Memenuhi / Tidak Memenuhi *) syarat untuk sertifikasi / pelabelan *)
Dikeluarkan di :
……………………………………..
Tanggal :
………………………………………
Mengetahui, Pengawas Benih
( ……………………………………. ) ( ……………………………………. )
Nip. ……………………………….. Nip. ………………………………..
SPO Produksi Benih Bawang Merah 22
VI – 2
Standar Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. VIII
Di buat :
Agustus 2009
"Penanaman" Halaman
1 - 2
Revisi Ke
…………..
Tanggal
…………….
Di sahkan Oleh :
………………………
..
VIII. PENANAMAN
A. Definisi
Menanam benih pada lahan dan lubang tanam yang telah di siapkan sesuai
dengan rencana tanam yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih.
B. Tujuan
Agar tanaman dapat tumbuh optimal dan sesuai dengan rencana tanam
yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih.
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP
NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat
Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta serta petunjuk dari
pengawas benih dari tanaman BPSB TPH setempat.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Benih bawang merah berlabel yang ujungnya telah di potong.
b) Tempat benih (kantong / sak).
c) Alat tulis dan blanko isian.
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Benih di benamkan ¾ bagian ke dalam lubang tanam.
b) Padatkan sisi luar lubang tanam yang telah terisi benih.
c) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan.
Tabel 8. Contoh Form Kegiatan Penanaman
SPO Produksi Benih Bawang Merah 23
Nama Pemilik : ………………….. Alamat Lahan : …………………..
Tanggal Petak Luas (Ha) Alat Cara Waktu
Penanaman Petugas
F. Sasaran
Benih bawang merah dapat segera tumbuh dengan optimal sesuai
rencana yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih.
VII - 1
SPO Produksi Benih Bawang Merah 24
Gambar 5 : Penanaman umbi Bawang merah.
VII - 2
Standar
Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. IX
Di buat :
Agustus 2009
"Pemeliharaan
Tanaman"
Halaman
1 – 6
Revisi Ke …
Tanggal ….
Di sahkan Oleh :
……………..
IX. PEMELIHARAAN TANAMAN
Sub kegiatan : Pemupukan tanaman
A. Definisi
Menambahkan unsur hara kedalam tanah.
B. Tujuan
Agar unsur hara di dalam tanah tersedia cukup sesuai kebutuhan untuk
pertumbuhan tanaman.
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP
NTB serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat
Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta dan petunjuk
Dinas Pertanian setempat.
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a. ZA 250 kg/ha
SPO Produksi Benih Bawang Merah 25
b. UREA 250 kg/ha.
c. SP 36 sebanyak 250 kg/ha.
d. KCL sebanyak 200 kg/ha.
e. Ember plastik yang di gunakan untuk tempat mencampur dan
mengangkut pupuk selama pelaksanaan pemupukan.
f. Koret / ajir untuk membuat larikan tempat pupuk di antara
tanaman.
g. Alat tulis, catatan dan blanko isian.
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Pupuk di berikan 2 (dua) kali, yaitu dengan cara di tabur dan di
tugal pada larikan di antara tanaman.
b) Buat larikan di antara tanaman.
c) Pemupukan pertama di berikan pada umur 5 – 7 hari setelah
tanam dengan cara pupuk SP-36 200 kg di campur sampai rata
dengan pupuk ZA 150 kg, Urea 50 kg dan KCL 200 kg,
kemudian campuran pupuk tersebut taburkan secara merata.pada
larikan yang telah di buat dan tutup dengan tanah.
d) Pemupukan kedua di lakukan dengan cara di tugal /ditabur pada
saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam, menggunakan
sisa pupuk yang belum di berikan, yaitu pupuk SP-36 50 kg, ZA
100 kg, Urea 200 kg, kemudian lubang pupuk tutup dengan
tanah.
e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan.
Tabel 9. Catatan Kegiatan Pemeliharaan tanaman
Tanggal Petak Luas (Ha)
Jenis Kegiatan
Cara Hasil Akhir dan Hal yang Perlu Diperhatikan
Petugas
SPO Produksi Benih Bawang Merah 26
F. Sasaran
Pupuk dapat diserap oleh tanaman sesuai dengan tingkat kebutuhan pada
setiap tahapan pertumbuhannya.
Gambar 6. Pemupukan pada areal penangkaran bawang merah.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 27
VII - 2
Standar
Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. IX
Di buat :
Agustus 2009
"Pemeliharaan
Tanaman"
Halaman
1 – 6
Revisi Ke …
Tanggal ….
Di sahkan Oleh :
……………..
Sub Kegiatan : Pengairan tanaman
A. Definisi
Mengatur pemberian air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
B. Tujuan
Memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP
NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Air irigasi.
b) Cangkul untuk membendung dan membedah air di petakan.
c) Alat tulis dan blanko isian.
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Tutup saluran pembuangan pada petakan yang akan diairi/digenangi,
kemudian buka saluran air yang ke petakan.
b) Ketinggian air pengairan hingga 3/4 guludan, dan upayakan
pengairan sampai kapasitas lapang, selanjutnya air di buang melalui
parit pembuangan dan di lanjutkan pada petakan berikutnya.
c) Pengairan berikutnya berselang 5 - 7 hari tergantung kondisi lahan.
d) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di gunakan
F. Sasaran
Tanaman memperoleh air sesuai dengan kebutuhan.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 28
VII - 2
Standar
Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. IX
Di buat :
Agustus 2009
"Pemeliharaan
Tanaman"
Halaman
1 – 6
Revisi Ke …
Tanggal ….
Di sahkan Oleh :
……………..
Sub Kegiatan : Penyiangan dan PembumbunanTanaman
A. Definisi
Melakukan pembersihan gulma dan membumbun tanaman.
B. Tujuan
Agar tanaman dan lahan pertanaman terbebas dari gulma atau tanaman
inang sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal.
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP
NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Sabit, untuk membersihkan gulma di sisi luar bedengan.
b) Pencukil gulma dari alat yang dibuat khusus yang menyerupai
pisau kecil ( Bima : Subi )
c) Subi /kored untuk.membumbun tanaman.
d) Karung plastik untuk tempat gulma yang telah di cabut.
e) Alat tulis, catatan dan blanko isian.
E. Prosedur Pelaksanaan
a) Persiapkan peralatan yang akan di gunakan..
b) Lakukan penyiangan gulma yang tumbuh disekitar tanaman dengan
menggunakan sabit/subi (bhs. bima)
c) Bumbun larikan tanaman dengan menggunakan kored/subi
(bhs.Bima).
d) Bersihkan sisi luar bedengan dengan menggunakan sabit.
e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan.
SPO Produksi Benih Bawang Merah 29
F. Sasaran
Agar tanaman dan lahan terbebas dari gulma sehingga pertumbuhan
tanaman dan umbi dapat terbentuk dan berkembang dengan optimal
serta bebas dari tanaman inang.
Gambar 7 : Penyiangan dan pembumbunan tanaman.
VII - 2
Standar
Prosedur
Operasional
Nomor:
SPO BBM. IX
Di buat :
Agustus 2009
"Pemeliharaan
Tanaman"
Halaman
1 – 6
Revisi Ke …
Tanggal ….
Di sahkan Oleh :
……………..
Sub Kegiatan : Perbaikan bedengan dan saluran air
SPO Produksi Benih Bawang Merah 30
A. Definisi
Memperbaiki seluruh bedengan yang rusak dan saluran air pengairan.
B. Tujuan
Agar bedengan tetap terjaga dengan baik dan tidak longsor yang dapat
merusak tanaman sehingga dapat mengurangi hasil serta air pengairan
berjalan lancar.
C. Validasi
Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima
(Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP
NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat
D. Bahan dan alat serta fungsinya
a) Cangkul dan sekop untuk memperbaiki bedengan dan saluran air.
b) Alat tulis, catatan dan blanko isian
E. Prosedur pelaksanaan
a) Persiapkan peralatan yang akan di pergunakan.
b) Lakukan pembersihan dan pendalam saluran air dengan
menggunakan cangkul.
c) Ambil tanah hasil pembersihan / pendalaman dengan cangkul atau
sekop dan tempatkan disisi luar (samping) bedengan.
d) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan.
F. Sasaran
Agar bedengan tetap terjaga dengan baik dan tidak longsor serta air
pengairan dapat berjalan lancar sehingga produksi tetap terjamin.