Download - Direktorat Statistik Industri
Direktorat Statistik Industri
Subdirektorat Statistik Industri Besar dan Sedang
Subdirektorat Statistik Industri Kecil dan Eumahtangga
Subdirektorat Statistik Pertambangan dan Energi
Subdirektorat Staistik Konstruksi
1
2
SURVEI INDUSTRI BESAR SEDANG
(IBS)
Sub. DirektoratStatistik Industri Besar & SedangDirektorat Statistik Industri
BPS
Pokok Bahasan
Tahapan-tahapan Pelaksanaan Survei IBS
Updating Direktori Perusahaan
IBS
KLUI/ KBLI/ISIC
3
Tahapan-tahapan Pelaksanaan Survei IBS
Gambaran umum Industri pengolahan
Updating DirektoriPengumpulan DataPengolahan DataPenyajian dan TabulasiPublikasiBahan Analisis
4
Pengumpulan Data
Yang dicakup adalah perusahaan industri pengolahan yang berskala besar dan sedang yaitu mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih
Pendekatannya Establishment Periode pengumpulan data adalah tahunan (Januari s/d Desember) Pencacahan dilakukan secara lengkap (Complete enumeration) di
seluruh wilayah Indonesia Metode pengumpulan data adalah kombinasi antara wawancara
langsung terhadap contact person di perusahaan dan atau dengan self enumeration
Pelaksanaan di lapangan diawali dengan memberikan daftar pertanyaan (Questioner) ke perusahaan industri dimulai Januari s/d April untuk perusahaan aktif lama dan April s/d Juni untuk perusahaan aktif baru
Questioner yang sudah diisi lengkap oleh perusahaan dikembalikan/ diambil oleh petugas BPS mulai Februari s/d Oktober tahun survei
5
Pengolahan Data Data diolah di level BPS Provinsi, bahkan untuk Provinsi
tertentu di level BPS Kab/Kota dengan tujuan untuk mendekatkan ke sumber data sehingga kalau ada keraguan terhadap isian akan mudah untuk pengecekan.
Data yang sudah diolah di BPS Provinsi dikirim ke BPS Pusat, untuk dicek kembali kekonsistensiannya baik antar wilayah maupun antar waktu.
Jadwal pengolahan di daerah mulai Juni s/d Desember Pengiriman data ke BPS pusat via email atau cd mulai
Agustus s/d Desember Terhadap data-data perusahaan yang tidak masuk
dokumennnya dilakukan estimasi oleh BPS Pusat
6
Penyajian dan Tabulasi
Data yang disajikan mencakup level:- Nasional- Provinsi
- Kabupaten/KotaDikelompokkan menjadi industri skala besar
dan sedang dan kelompok ISIC 5 digit versi 3Data yang pernah disajikan dari tahun 1975 s/d
2005Tingkat penyajiannya adalah tahunan
7
Publikasi
1. Direktori Industri Pengolahan
Data yang disajikan berupa nama, alamat, jenis produksi utama dan jumlah tenaga kerja Perusahan Industri di Indonesia.
2. Statistik Industri Besar dan Sedang Bagian I
Data yang disajikan berupa table-tabel agregatif mengenai jumlah perusahaan, tenaga kerja, pengeluaran tenaga kerja, biaya input, nilai output, dan nilai tambah menurut kelompok industri 5 digit ISIC Revisi 3.
3. Statistik Industri Besar dan Sedang Bagian II
Data yang disajikan berupa table-tabel mengenai banyaknya dan nilai pemakaian bahan baku menurut kelompok industri 5 digit ISIC Rev-3
4. Statistik Industri Besar dan Sedang Bagian III
Data yang disajikan berupa table-tabel mengenai banyaknya dan nilai barang yang dihasilkan menurut kelompok industri 5 digit ISIC Revisi 3
5. Indikator Industri Besar Sedang
Data yang disajikan dalam bentuk series data 5 tahunan menurut 2, dan 3 digit ISIC Revisi 3
8
Bahan Analisis
Data rinci atas permintaan (on request) Konsentrasi rasio menurut ISIC 5 digit
(CR2, CR4, dan CR8) Nilai taksiran barang modal tetap (Fixed
capital) Effisensi, Produktifitas menurut ISIC 5 digit Profil komoditi penting industri pengolahan Konsumsi dan produksi barang-barang pokok
hasil industri pengolahan
9
10
Daftar Isian
Nama Tujuan Kerangka Pekerjaan di lapangan
Jadwal Waktu
I-SL WoksheetI-SLP (provinsi)I-SLK (kab/kota)
Mencatat calon perusahaan tambahan hasil matching
Sumber instansi lain yg tidak ada di Direktori I-A
Tidak ada Nov-Des: matching mendapatkan
Calon
I-A Direktori Menjaga kelengkapan, kemutakhirkan nama dan alamat
Direktori tahun lalu ditambah daftar I-B sekarang
Tidak ada, dikerjakan melalui I-B, II-B
April-Mei: Direktori Sementara
Okt-Nov: Direktori Final
I-B Survei Calon Tambahan
Identifikasi semua perusahaan baru/terlewat
Daftar perush instansi lain I-SL
Cek di lapangan Jan-Apr : Cek di Lapangan
II-A Kuesioner survei Tahunan
Mendapatkan data yang benar dari responden
I-A Staf/KSK mengirim ke perusahaan
Jan-Apr: drop kues prsh lama
Apr-Jun drop kues prsh baru
Feb-Okt: kuesioner diambil
II-B Laporan ringkas Data minimal dari perush non respon, tutup, berubah skala dsb
I-A dikurangi yang respon
Diisi Staf / KSK atau pejabat struktural
Jan-Mei: melaporkan yg tutup, kecil,
dobel, bukan industri Nov:
melaporkan yg non respon
II-C Kuesioner perush terlewat cacah
Mendapatkan data minimal di tahun-tahun terlewat cacah
I-A aktif baru yang penah terlewat
cacah
Wawancara dengan perusahaan
April-Oktober
Daftar Isian/Kuesioner & Jadwal Pelaksanaannya di Lapangan Survei I B S
Subdit Stat IBSSubdit Stat IBS
12
UPDATING DIREKTORI INDUSTRI BESAR & SEDANG
UPDATING: Pemutakhiran, Pembaruan, Perbaikan, dst.
DIREKTORI: Daftar nama, alamat, dan beberapa karakteristik penting seperti tenaga kerja, status usaha, contac person, dll yang melekat pada suatu unit observasi. Hasil Updating Direktori yang dilakukan setiap awal tahun (Januari s/d April) digunakan
sebagai FRAME (kerangka sample) survei industri tahunan dan survei2 yang berkaitan dengan data industri.
Ada minimal 3 kegiatan penting dalam updating Direktori IBS:
Menjaring Perusahaan Baru
Melaporkan Perusahaan Non Aktif dan Non Respon
Mengupdate nama dan alamat serta karakteristik lainnya sesuai dengan keadaan yang terbaru/terkini.
12
Kegiatan penting dalam Updating Direktori1. Menjaring perusahaan baru (dilakukan di BPS Prov dan BPS KabKot)
melakukan matching antara direktori yg di miliki BPS dengan direktori dari instansi lain (Depprin, BKPM/BKPMD, Depkes, Dinas terkait, dll), dan temuan KSK/Staf di lapangan2. Memutakhirkan direktori (dilakukan di BPS Pusat dan Daerah)
yaitu melaporkan perusahaan tutup, pindah, berubah nama, badan hukum/usaha, alamat, TK, contac person, dll3. Sebagai salah satu sarana dalam manajemen survei
contoh 1. dalam hal penerimaan / pengiriman dokumen2. monitoring pemasukan dokumen survei
Catatan:1.Matching yaitu membandingkan daftar perusahaan yang berasal dari instansi lain
dengan direktori BPS yg disusun menurut abjad, untuk mencari nama perusahaan yg belum tercantum di direktori BPS
2.Direktori selalu diupdate dengan memperbaiki nama, alamat, no telp, contac person, dll sesuai dengan keadaan yg terbaru dan melaporkan perusahaan yang tutup, berubah kegiatan atau berubah skala tenaga kerja dengan daftar II-B
13
•1.1 Garis Besar Menjaring Perusahaan BaruKunci utama menjaring perusahaan baru adalah proses matching dan keseriusan Mantis/KSK dalam melaporkan perusahaan baru di wilayah tugasnya.Sumber utama calon perusahaan tambahan adalah daftar perusahaan dari instansi lain dan temuan KSK di lapangan.
•1.1 Garis Besar Menjaring Perusahaan BaruKunci utama menjaring perusahaan baru adalah proses matching dan keseriusan Mantis/KSK dalam melaporkan perusahaan baru di wilayah tugasnya.Sumber utama calon perusahaan tambahan adalah daftar perusahaan dari instansi lain dan temuan KSK di lapangan.
1.2.Urutan MatchingUrutan matching dilakukan seperti digambarkan pada Diagram 1 yaitu: 1. BPS Pusat melakukan matching, memisahkan menurut propinsi, dan
mengirimkannya dalam komputer software atau print-out nya dengan bentuk daftar I-SL-C ke BPS Propinsi.
2.BPS Propinsi melakukan matching, menambahkan pada daftar perusahaan yang diterima dari Pusat, dalam komputer, dan mengirimkannya dalam disket dengan bentuk I-SL(P) ke BPS Kabupaten/Kota 3.BPS Kabupaten/Kota melakukan matching, menambahkan pada daftar perusahaan yang diterima dari BPS Propinsi dalam computer/Printout, mencetak menurut kecamatan, dan meneruskannya ke masing-masing KSK dalam daftar I-SL(K).BPS Kab/Kota memberi keterangan tambahan pada calon yang diberikan oleh tingkat diatasnya yang kurang lengkap. Sebagai contoh, jika calon yang berasal dari BPS Propinsi tidak memiliki alamat yang jelas, BPS Kabupaten/Kota dapat menambah alamat yang bersumber dari instansi tingkat Kabupaten/Kota
1.2.Urutan MatchingUrutan matching dilakukan seperti digambarkan pada Diagram 1 yaitu: 1. BPS Pusat melakukan matching, memisahkan menurut propinsi, dan
mengirimkannya dalam komputer software atau print-out nya dengan bentuk daftar I-SL-C ke BPS Propinsi.
2.BPS Propinsi melakukan matching, menambahkan pada daftar perusahaan yang diterima dari Pusat, dalam komputer, dan mengirimkannya dalam disket dengan bentuk I-SL(P) ke BPS Kabupaten/Kota 3.BPS Kabupaten/Kota melakukan matching, menambahkan pada daftar perusahaan yang diterima dari BPS Propinsi dalam computer/Printout, mencetak menurut kecamatan, dan meneruskannya ke masing-masing KSK dalam daftar I-SL(K).BPS Kab/Kota memberi keterangan tambahan pada calon yang diberikan oleh tingkat diatasnya yang kurang lengkap. Sebagai contoh, jika calon yang berasal dari BPS Propinsi tidak memiliki alamat yang jelas, BPS Kabupaten/Kota dapat menambah alamat yang bersumber dari instansi tingkat Kabupaten/Kota
14
1.3. Persiapan MatchingDiperlukan 4 hal pokok untuk persiapan matching yaitu: Foto copy daftar perusahaan dari instansi lain, Direktori BPS yang disusun menurut abjad, daftar perusahaan yang gagal tahun lalu yang perlu dicek lagi dan yang tidak perlu dicek lagi.1. Foto Copy Daftar Perusahaan
Staf BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota lebih baik membuat foto copy daftar dari instansi lain untuk dibandingkan di Kantor Statistik, dari pada memakai daftar tersebut di kantor instansi lain. Jika daftar perusahaan dari instansi lain telah di-foto copy, Kantor Statistik dapat memulai matching kapan saja. Kalau daftar calon dari tingkat di atasnya tidak terlalu terlambat, BPS bisa tetap menunggu kiriman daftar calon dari tingkat diatasnya sebelum menyelesaikan daftar calon untuk Daftar Isian I-SL.
2. Penggunaan Direktori Menurut Abjad Pertama-tama sumber harus di match dengan Direktori BPS yang sudah tersedia. Hanya nama perusahaan yang tidak ada dalam Direktori dicatat (dalam komputer) menjadi calon. Supaya matching menjadi mudah dan dapat dipercaya, tiap propinsi perlu mencetak Direktori menurut abjad. Direktori menurut abjad ini mencakup semua perusahaan yang pernah ada di propinsi tersebut, termasuk yang sekarang tutup.
1.3. Persiapan MatchingDiperlukan 4 hal pokok untuk persiapan matching yaitu: Foto copy daftar perusahaan dari instansi lain, Direktori BPS yang disusun menurut abjad, daftar perusahaan yang gagal tahun lalu yang perlu dicek lagi dan yang tidak perlu dicek lagi.1. Foto Copy Daftar Perusahaan
Staf BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota lebih baik membuat foto copy daftar dari instansi lain untuk dibandingkan di Kantor Statistik, dari pada memakai daftar tersebut di kantor instansi lain. Jika daftar perusahaan dari instansi lain telah di-foto copy, Kantor Statistik dapat memulai matching kapan saja. Kalau daftar calon dari tingkat di atasnya tidak terlalu terlambat, BPS bisa tetap menunggu kiriman daftar calon dari tingkat diatasnya sebelum menyelesaikan daftar calon untuk Daftar Isian I-SL.
2. Penggunaan Direktori Menurut Abjad Pertama-tama sumber harus di match dengan Direktori BPS yang sudah tersedia. Hanya nama perusahaan yang tidak ada dalam Direktori dicatat (dalam komputer) menjadi calon. Supaya matching menjadi mudah dan dapat dipercaya, tiap propinsi perlu mencetak Direktori menurut abjad. Direktori menurut abjad ini mencakup semua perusahaan yang pernah ada di propinsi tersebut, termasuk yang sekarang tutup.
15
1.4 Proses Menjaring Calon Perusahaan Tambahan. Pusat mengirim daftar calon untuk dicek di tiap propinsi (I-SLC). Tiap Propinsi mengumpulkan daftar perusahaan dari instansi lain, kemudian mengambil calon yang belum ada dalam Direktori dan belum dijadikan calon oleh Pusat. Dirangkum dalam daftar I-SLP. Propinsi mengirimkan daftar calon terpilih ke Kabupaten/Kota dan menambahkan pada daftar perusahaan dari instansi lain di tingkat kabupaten/Kota yang belum ada dalam daftar calon yangditerima Propinsi maupun dari Pusat. Dirangkum dalam daftar I-SLK. Seluruh calon tersebut dicek di lapangan dan dilaporkan dalam daftar I-B. KSK menambahkan perusahaan hasil pengamatan langsung yang belum ada dalam daftar calon. Skema urutan pemilihan calon dapat dilihat pada diagram .
1.4 Proses Menjaring Calon Perusahaan Tambahan. Pusat mengirim daftar calon untuk dicek di tiap propinsi (I-SLC). Tiap Propinsi mengumpulkan daftar perusahaan dari instansi lain, kemudian mengambil calon yang belum ada dalam Direktori dan belum dijadikan calon oleh Pusat. Dirangkum dalam daftar I-SLP. Propinsi mengirimkan daftar calon terpilih ke Kabupaten/Kota dan menambahkan pada daftar perusahaan dari instansi lain di tingkat kabupaten/Kota yang belum ada dalam daftar calon yangditerima Propinsi maupun dari Pusat. Dirangkum dalam daftar I-SLK. Seluruh calon tersebut dicek di lapangan dan dilaporkan dalam daftar I-B. KSK menambahkan perusahaan hasil pengamatan langsung yang belum ada dalam daftar calon. Skema urutan pemilihan calon dapat dilihat pada diagram .
16
Tingkat Daftar Dibuat
BPS I-SL (C)Calon dari sumber nasinal
BPS Pusat(Fakultatif)
TK I I-SL (P)Calon dari BPS
Calon tahun lalu yang perlu dicek lagi
Tambahan dari sumber Tk I
BPS Provinsi
TK II I-SL (K) Calon yang diterima dari Tk ITambahan dari sumber Tk I
BPS Kab/Kota
K S K I-B Calon yang diterima dari Tk IITambahan hasil pengamatan langsung
DIAGRAM 1URUTAN IDENTIFIKASI CALON MELALUI MATCHINGDIAGRAM 1URUTAN IDENTIFIKASI CALON MELALUI MATCHING
17
1.5. Memutakhirkan Direktori Dengan Daftar Isian I-B:
Daftar I-B digunakan untuk melaporkan hasil pengecekan calon perusahaan tambahan di lapangan. Kegiatan ini dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota tiap tahun pada bulan Januari-April. Kerangkanya adalah daftar perusahaan dari instansi lain yang dirangkum dalam daftar I-SLK. Terdiri dari perusahaan industri besar/sedang yang baru berdiri, baru pindah dari propinsi lain, baru berubah tenaga kerjanya menjadi 20 atau lebih, atau terlewat pada tahun sebelumnya, perusahaan yang tahun sebelumnya diketahui hanya baru ada lokasinya atau masih dibangun.
18
1.5. Memutakhirkan Direktori Dengan Daftar Isian I-B (lanjutan):Hasil pengecekan di lapangan yang dituliskan dalam daftar I-B, setelah diperiksa untuk mencegah dobel dengan perusahaan yang sudah ada di Direktori, datanya dipindahkan ke komputer. Data tiap kasus dicatat komputer dalam empat kolompok:1. Kelompok sudah berproduksi komersil dengan tenaga kerja 20 atau lebih Karenanya memenuhi syarat untuk ditambahkan ke dalam Direktori. 2. Kelompok calon yang perlu dicek kembali tahun berikutnya karena sedang dalam masa percobaan.3. Kelompok calon perusahaan yang akan dicek kembali beberapa tahun kemudian karena masih tergolong Industri kecil, sedang dibangun, atau hanya baru ada lokasi.4. Kelompok calon yang tidak perlu dicek kembali tahun berikutnya yaitu perusahaan yang dulu ada tapi sekarang tutup, berada di kabupaten/Kota lain, ternyata bukan perusahaan industri pengolahan, atau tidak ditemukan.
19
20
Keadaan Cek dobel oleh Direktori I-A Tahun depan
Perusahaan (KSK) Staf Propinsi
1. Produksi Komersil, Belum ada di I-A (kode 1) Tambahan baruSudah ada di I-A, tutup, kecil (kode 2)
Diaktifkan kembali
Sudah ada di I-A, aktif (kode 3)
Industri dengan TK 1–19 Cek lagi
2.Produksi percobaan Cek
lagi
3. Dalam pembangunan Cek
lagi
4. Baru ada lokasi Cek
lagi
5. Dulu ada sudah tutup
6. Ada di luar kabupaten
7. Diluar Cakupan
8. Tidak ditemukan
•Diagram 2•Hasil Cek Lapang dan Tindak Lanjutnya.
•Diagram 2•Hasil Cek Lapang dan Tindak Lanjutnya.
IkhtisarTahapan paling sulit dalam pelaksanaan updating adalah tahap pertama: matching, yang memerlukan perhatian penuh dari para pejabat struktural. Proses matching memerlukan ketelitian yang tinggi untuk menentukan calon perusahaan yang paling mungkin memenuhi syarat untuk masuk Direktori. Tujuannya adalah supaya terjaring semua perusahaan baru, terutama yang besar-besar.
IkhtisarTahapan paling sulit dalam pelaksanaan updating adalah tahap pertama: matching, yang memerlukan perhatian penuh dari para pejabat struktural. Proses matching memerlukan ketelitian yang tinggi untuk menentukan calon perusahaan yang paling mungkin memenuhi syarat untuk masuk Direktori. Tujuannya adalah supaya terjaring semua perusahaan baru, terutama yang besar-besar.
21
2.1 Melaporkan Non-Aktif dan Non-Respon( Pendataan Perusahaan yang Nonaktif, Pindah & Nonrespon)Daftar II-B digunakan untuk melaporkan keadaan perusahaan yang tidak dapat mengisi kuesioner survei tahunan (termasuk perusahaan yang baru ditambahkan ke Direktori pada pemutakhiran terakhir). Ada empat kelompok perusahaan yang keadaanya harus dilaporkan dengan daftar II-B:(1) nonaktif yaitu: tutup, atau usang/tidak terpakai,(2) pindah keluar kab/kodya, Khusus Perusahaan Industri digunakan juga untuk :(3) perusahaan aktif tetapi non respon(4) menjadi industri kecil
22
Direktori I-A
Perusahaan yang respon
PerusahaanBaru saja
Non aktif
Perusahaan non aktif (tutup, kecil, usang)
Perusahaan aktif yang non-respon (Daftar II-B)
Diagram 4. I-B adalah pintu masuk, II-B adalah pintu keluarDiagram 4. I-B adalah pintu masuk, II-B adalah pintu keluar
23
Direktori 2001 diurutkan menurut
abjad
Non Aktif Aktif
Daftar Perusahaan dari Instansi pemberi ijin: Deperindag, BKPM,
Pemda, Depkes, Depnaker, dsb
Aktif Kembali
Pengamatan
Calon Perusahaan Tambahan (I-SL)
Tidak terpilih sebagai calon
tambahan
Cek di lapangandilaporkandg Daftar I-B
Matching
Matching
Perusahaan Tambahan
Gagal menjadi
perusahaan tambahan
Direktori 2002
Pemutakhiran Direktori Industri Besar dan sedang
AktifTutup, Kecil, Bukan Industri
24
Data Entry I-B
Regenerasi
CekLapangan
Antar KuesionerPerusahaan Lama
Matching
Antar KuesionerPerusahaan Baru
No
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
Lapor KeadaanTutup, Kecil, Usang
DirektoriSementara Final
NonRespon
Time Schedule and Activities Interaction
I-A
I-B
II-A
II-B
KABSISKK & KI
Ambil kuesioner II-A
25
Kesimpulan:Updating Direktori Kegiatan mengupdate nama dan alamat perusahaan industri
yang sudah dimiliki oleh BPS Dilakukan setiap tahun, yaitu di awali dengan melakukan
matching (membandingkan daftar nama dan alamat perusahaan yang berasal dari instansi lain seperti Deperind, Depdag, BKPM, BKPMD, dll) dengan Direktori BPS. Daftar nama perusahaan yang ada di Instansi tetapi tidak ada di Direktori BPS akan dijadikan sebagai calon tambahan untuk kelengkapan Direktori BPS
Pelaksanaan matching dilakukan di bulan November s/d Desember sebelum tahun survei
Pengecakan lapangan terhadap calon perusahaan tambahan dilakukan pada Januari-April tahun survei
26
27
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI 2009 disusun untuk menyediakan satu set kerangka klasifikasi kegiatan ekonomi yang komprehensif di Indonesia agar dapat digunakan untuk penyeragaman pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data statistik menurut kegiatan ekonomi, serta untuk mempelajari keadaan atau perilaku ekonomi menurut kegiatan ekonomi. Dengan penyeragamanan tersebut, data statistik kegiatan ekonomi dapat dibandingkan dengan format yang standar pada tingkat internasional, nasional, maupun regional.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI 2009 disusun untuk menyediakan satu set kerangka klasifikasi kegiatan ekonomi yang komprehensif di Indonesia agar dapat digunakan untuk penyeragaman pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data statistik menurut kegiatan ekonomi, serta untuk mempelajari keadaan atau perilaku ekonomi menurut kegiatan ekonomi. Dengan penyeragamanan tersebut, data statistik kegiatan ekonomi dapat dibandingkan dengan format yang standar pada tingkat internasional, nasional, maupun regional.
Latar Belakang
untuk keperluan analisis ekonomi pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan untuk penentuan jenis kegiatan usaha dalam Surat Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan penentuan kualifikasi perijinan investasi
untuk keperluan analisis ekonomi pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan untuk penentuan jenis kegiatan usaha dalam Surat Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan penentuan kualifikasi perijinan investasi
Peranan & Kegunaan KBLI
28
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B Pertambangan dan Penggalian C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang, Pembuangan dan Pembersihan Limbah dan Sampah F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil; dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estat,M Jasa ptrofesional, Ilmiah dan TeknisN Jasa persewaan, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha LainnyaO Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial WajibP Jasa PendidikanQ Jasa Kesehatan dan Kegiatan SosialR Kebudayaan, Hiburan dan rekreasiS kegiatan Jasa LainnyaT Jasa Perorangan yang melayani Rumahtangga, Kegiatan yg menghasilkan Brang dan jasa Rumahtangga yg Digunakan Sendiri untuk memenuhi kebutuhanU kegiatan Badan Internasional dan Bdan Extra Internasional Lainnya
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B Pertambangan dan Penggalian C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang, Pembuangan dan Pembersihan Limbah dan Sampah F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil; dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estat,M Jasa ptrofesional, Ilmiah dan TeknisN Jasa persewaan, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha LainnyaO Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial WajibP Jasa PendidikanQ Jasa Kesehatan dan Kegiatan SosialR Kebudayaan, Hiburan dan rekreasiS kegiatan Jasa LainnyaT Jasa Perorangan yang melayani Rumahtangga, Kegiatan yg menghasilkan Brang dan jasa Rumahtangga yg Digunakan Sendiri untuk memenuhi kebutuhanU kegiatan Badan Internasional dan Bdan Extra Internasional Lainnya
Struktur KBLI 2009
29
KBLI 2009 Dasar Hukumnya adalah Perka BPS No.57 Tahun 2009
tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
KBLI 2009 disusun berdasarkan ISIC revisi 4
Struktur KBLI 2009 terdiri dari
1. Kategori: menunjukkan penggolongan kegiatan ekonomi
2. Golongan Pokok : Terdiri dari 2 digit angka
3. Golongan : Terdiri dari 3 digit angka
4. Sub golongan : Terdiri dari 4 digit angka
5. Kelompok : Terdiri dari 5 digit angka
Perbandingan KBLI 2005 dengan KBLI 2009
KBLI 2005
KBLI 2009
Keterangan
Kategori
D C Industri Pengolahan
Tabel 1 : Banyaknya Kategori, Golongan Pokok, Golongan,Subgolongan, dan Kelompok pada KBLI 2005 &
KBLI 2009Uraian KBLI2005Jumlah
KBLI2009Jumlah
Kategori alfabet 18 21
Golongan Pokok 2 digit 63 88
Golongan 3 digit 186 241
Subgolongan 4 digit 409 514
Kelompok 5 digit 1.148 1.459
Untuk Industri Pengolahan:
Uraian KBLI2005Jumlah
KBLI2009Jumlah
Kategori alfabet 1 ( D ) 1 ( C )
Golongan Pokok 2 digit 23 24
Golongan 3 digit 67 71
Subgolongan 4 digit 130 177
Kelompok 5 digit 367 43131
Beberapa Kode KBLI 2005 yang bukan Kategori Industri Pengolahan lagi di KBLI 2009
KBLI 22 (industri penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman) masuk ke Kategori J di KBLI 2009 (Informasi dan Komunikasi)
Produksi kompos dan sampah organik, kelompok 24121 Industri Pupuk Alam/Non Sintesis Hara Makro Primer pada KBLI 2005, dari kategori D Industri Pengolahan, pindah ke kategori E Pengadaan Air, Pengelolaan,Pembuangan, dan Pembersihan Limbah dan Sampah, kelompok usaha 38212 Produksi Kompos Sampah Organik
Pengolahan Daur Ulang Barang-barang Logam, kelompok 37100, Daur
Ulang Barang-barang Bukan Logam, kelompok 37200, kategori C Industri
Pengolahan pada KBLI 2005, pindah ke kategori E Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang, Pembuangan Dan Pembersihan
Limbah Dan Sampah, kelompok 38301 Daur Ulang Barang Logam, dan
kelompok 38302 Daur Ulang Barang Bukan Logam pada KBLI 2009. Begitu
pula kelompok 35114 pemotongan kapal, pindah ke kelompok 38303
Pemotongan Kapal (Ship Breaking).
Lapangan usaha Penerbitan Buku, Brosur, Surat Kabar, Jurnal, Tabloid dan Majalah, subgolongan 2211, 2212, kategori Industri Pengolahan pada KBLI2005, pindah ke kategori J Informasi dan Komunikasi, golongan 581Penerbitan Buku, Majalah dan Terbitan Lainnya. Begitu pula juga penerbitanpiranti lunak software pada KBLI 2005, pada KBLI 2009 masuk ke golonganusaha 582 Penerbitan Piranti Lunak (Sofware).
33
Usaha menjahit pada kelompok 93091 Jasa Penjahitan dari kategori O JasaKemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan lainnya pada KBLI 2005, subgolongan 9309 Jasa lainnya menjadi kategori C IndustriPengolahan pada KBLI 2009, golongan pokok 14 Industri Pakaian Jadi, subgolongan Industri Pakaian Jadi dan Perlengkapannya, Kecuali PakaianJadi dari Kulit, golongan 1412 Penjahitan dan Pembuatan Pakaian SesuaiPesanan, kelompok 14120 Penjahitan dan Pembuatan Pakaian SesuaiPesanan. Untuk vermak pakaian masih tetap pada kategori S Kegiatan Jasa
Perawatan Dan Reparasi Mesin-mesin Kantor, dari kelompok 72500 kategori K pada KBLI 2005, pindah ke kategori C Industri Pengolahan,subgolongan 3312 Jasa Reparasi Mesin di KBLI 2009.
Beberapa KBLI 2005 yg bukan Kategori Industri Pengolahan masuk
Menjadi Kategori Industri Pengolahan Pada KBLI 2009
34
No KODE JUDUL KBLI 2009KODE KBLI
2005
1 10 Industri Makanan2 11 Industri Minuman3 12 Industri Pengolahan Tembakau4 13 Industri tekstil5 14 Industri Pakaian Jadi6 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
7 16
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
8 17 Industri Kertas dan Barang Dari Kertas9 18 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman
10 19Industri Produk Dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi
11 20 Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia12 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisional
Kategori C (Industri pengolahan)Golongan Pokok
35
No KODE JUDUL KBLI 2009Kode KBLI 2005
13 22 Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik14 23 Industri Barang Galian Bukan Logam15 24 Industri Logam Dasar16 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin Dan Peralatannya17 26 Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik18 27 Industri Peralatan Listrik19 28 Industri Mesin Dan Perlengkapan ytdl20 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi Trailer21 30 Industri Alat Angkutan Lainnya22 31 Industri Furnitur23 32 Industri pengolahan lainnya24 33 Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan
36
KIP Baru & KIP Lama
KIP Lama: 31 151 003031 : Kode Provinsi (2 digit)
151: Kode KBLI 2005/2000 (ISIC rev.3) pertama kali perusahaan
tercacat di Direktori (3 digit)
0030 : Nomor perusahaan (4 digit)
KIP BARU: 31 101 003031 : Kode Provinsi (2 digit)151 : Kode KBLI 2005/2000 (ISIC rev.4) pertama kali perusahaan tercacat di Direktori (3 digit)0002 : Nomor perusahaan (4 digit)
Proses pemberian / penomoran KIP di buat otomatis oleh Komputer
38
EXIT