Oleh:Iqbal Zein Assyidiqie
Pembimbing:Dr. Dadang Hidayat, SpOG
Distosia Kelainan Presentasi Muka dan Dahi pada Janin
SMF Ilmu Obstetri dan GinekologiRSUD Gunung Jati Cirebon
2011
PersalinanDefinisi serangkaian kejadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran palsenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Obstetri Fisiologi, UNPAD)
Eutasia Persalinan normal yang berlangsung spontan, aterm dan hidup
96% Presentasi kepala58% uuk di kiri depan23% uuk di kanan depan11% uuk di kanan belakang8% uuk di kiri belakang
Gerakan Janin pada Persalinan Normal1. Turunnya kepala- Kepala melintasi PAP dalam keadaan
sinklitismus
asinklitismus- Sutura sagitalis melintang + fleksi ringan- Majunya kepala terjadi setelah kepala
masuk ke dalam rongga panggul bersamaan dengan gerakan: fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi
Yang menyebabkan majunya kepala1. Tekanan cairan intauterine2. Tekanan langsung oleh fundus pada
bokong3. Kekuatan mengejan4. Melurusnya badan anak oleh perubahan
rahim
2. FleksiDengan majunya kepala fleksi bertambah
uuk lebih rendah dari uub ukuran kepala jadi lebih kecil melalui diameter suboccipito-bregmatika 9,5 cm
Terjadinya fleksi k/ adanya dorongan pada janin dan terdapat juga tahanan dari PAR, serviks, dinding dan dasar panggul
3. Putaran paksi dalam Pemutaran dari bagian depan bagian
terendah memutar ke bawah simfisisTujuan :- Menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir, yakni bidang tengah dan PBP janin dapat lahir
Putaran paksi dalam tidak terjadi sebelum kepala sd H-III
Akhir gerakan kepala sampai ke dasar panggul
4. Ekstensi/Defleksi Kepala- Sumbu jalan lahir pada PBP mengarah ke
depan atas- Jika tidak ada ekstensi kepala tertekan
pada perineum dan menembusnya- Berturut-turut lahir uub, dahi, hidung,
mulut dan dagu pada pinggir atas perineum
5. Putaran paksi luarSetelah kepala lahir kepala anak berputar
ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam
6. Ekspulsi Bahu melintasi PAP dalam keadaan miring,
dalam rongga panggul, bahu menyelesaikan di dasar panggul apabila kepala telah dilahirkan bahu ada di depan belakang trokanter depan trokanter belakang bayi lahir seluruhnya
Distosia1. Power: kekuatan his dan mengejan.- Inersia uteri: primer, sekunder.- Tetania uteri.- His yang tidak terkoordinasi.- Kelelahan ibu mengejan.- Salah pimpinan kala kedua.2. Passage: jalan lahir.- Kelainan bentuk panggul.- Kesempitan panggul.- Ketidakseimbangan sefalopelvik.- Kelainan jalan lahir lunak.3. Passenger- Kelainan bentuk dan besar janin: anensefalus, hidrosefalus, janin mak-rosomia
- Kelainan pada letak kepala: presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi, kelainan posisi oksiput.- Kelainan letak janin: letak sungsang; letak lintang dan atau letak mengolak presentasi rangkap (kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat).
Presentasi Mukakeadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi
maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap ke bawah
PRIMER sudah terjadi sejak masa kehamilanSEKUNDER baru terjadi saat persalinan
Diagnosa1. Pada Kehamilan- Tonjolan kepala sebagian dengan
punggung dan antara belakang kepala dengan punggung Sudut Fabre
- DJJ terdapat pada bagian-bagian kecil2. Pada Persalinan- Pada pembukaan yang cukup besar
orbita, hidung, tulang pipi, mulut dan dagu
3. Pemeriksaan Rontgen dan MRI
EtiologiTerpenting : Panggul sempit dan Anak yang besar
Letak Muka Primer1.Struma kongenitalis2.Kelainan tulang leher3.Lilitan tali pusat yang banyak4.Meningocele5.anenchepal
Letak Muka Sekunder1.Panggul picak2.Anak besar3.Dinding perut kendor hingga rahim jatuh ke depan4.Bagian-bagian yang menumbung5.Hidramnion
Mekanisme PersalinanKepala turun melalui PAP dengan sirkumferensia
trakelo-parietalis dan dagu melintang hingga muka di dasar panggul putaran paksi dalam dagu memutar ke depan di bawah arkus pubis
Gerakan fleksi berturut-turut lahir dahi, uub, belakang kepala lalu terjadi putaran paksi luar hingga badan lahir
Catatan : Pada putaran paksi dalam jika dagu tetap berada di belakang positio mento posterior persisten tidak bisa lahir spontan, kec jika janin kecil/mati
Prognosis- Dapat lahir spontan jika dagu berada di
depan- Partus berlangsung lebih lama angka
kematian janin lebih tinggi- Ruptur perinei lebih sering terjadi
Penanganan- Periksa ada/tidaknya kelainan panggul- Dalam kehamilan Perasat Thorn- Dalam persalinan jika tidak ada kelainan
panggul, terapi konservatif bisa lahir pervagunam dengan forceps, syarat:
1.Kepala sudah di H-IV2.Dagu berada di sebelah depan- Jika dagu tetap di belakang (positio mento
posterior persistens) SC
mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala memasukkan tangan penolong ke dalam vagina, kemudian menekan muka pada daerah mulut dan dagu ke atas atau dengan Perasat Thorn : “bagian belakang kepala dipegang oleh tangan penolong yang dimasukan ke vagina kemudian ditarik ke bawah, sedang tangan yang lain berusaha meniadakan ekstensi tubuh janin dengan menekan dada dari luar”
Presentasi DahiPresentasi dahi adalah keadaan dimana
kedudukan kepala berada di antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah
SEMENTARA akan berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepala seiring majunya persalinan
Diagnosa1. Pada Kehamilan- Tonjolan kepala sebagian dengan
punggung dan antara belakang kepala dengan punggung Sudut Fabre
- DJJ terdapat pada bagian-bagian kecil2. Pada PersalinanBaru dapat didiagnosa jika pembukaan besar
teraba sutura frontalis, uub, pinggir orbita dan pangkal hidung, dan tidak teraba dagu ( jika teraba presentasi muka)
Mekanisme PersalinanKepala turun dan masuk PAP melalui sirkumferensia
maksillo-patietalis dengan sutura frontalis melintang kepala moulage hingga ukuran terbesar kepala sudah masuk PAP Putaran paksi dalam dagu berputar ke depan di bawah simfisis
Gerakan fleksi ( fossa canina sebagai hipomoklion) lahir uub dan belakang kepala terjadi defleksi mulut dan dagu lahir di bawah simfisis
Catatan : sering terjadi moulage yang berlebihan dan kaput suksedaneum yang besar sulit terjadi penambahan defleksi
Persalinan lama, angka kematian perinatal 20%, persalinan pervaginam perlukaan luas perineum dan jaringan sekitarnya
Prognosak/ bersifat sementara selanjutnya dapat
berputar sebagai letak belakang kepala atau muka
Jika menetap prognosa buruk, kecuali jika ukuran/berat badan janin kecil k/ pada bayi besar atau normal kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia maksilloparietalis (36 cm) yang lebih besar daripada lingkaran pintu atas panggul.
PenangananDalam kehamilan : boleh dicoba Perasat
SchatzDalam persalinan :- Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke
dalam rongga panggul, dapat diusahakan mengubah presentasi dengan perasat Thorn, tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sesarea.
- Meskipun kepala sudah masuk ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak mengalami kemajuan sebaiknya juga dilakukan seksio sesarea
Bayi yang lahir dalam presentasi dahi menunjukkan kaput suksedaneum yang besar pada dahi disertai moulage kepala yang hebat.