A. Judul Penelitian
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama
Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi.
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan telah
menetapkan delapan standar nasional pendidikan yang satu di antaranya
tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan. Guru sebagai tenaga
pendidik memegang peran yang sangat strategis dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah/madrasah.
Sejalan dengan PP 19/2005, dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
(UU 14/2005) tentang Guru dan Dosen bab IV pasal 8 (delapan)
mengamanatkan bahwa, "Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional".1 Kompetensi
guru sebagaimana dimaksud pasal di atas dijelaskan dalam pasal 10 ayat 1
(satu), meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.2
Adapun yang dimaksud dengan kompetensi, sebagaimana dijelaskan
dalam pasal 3 (tiga) ayat 1 (satu) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
(PP 74/2008) tentang Guru, kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,
1 Sekretariat Negara RI, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Bandung:Citra Umbara, 2005), hal. 28.
2 Ibid.
1
2
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 3
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap pekerjaan menuntut
adanya kompetensi sesuai dengan keahliannya, begitu halnya dengan guru
sebagai jabatan profesional seorang guru dituntut untuk memiliki keahlian dan
kemampuan mengajar sesuai dengan kualifikasi akademik atau latar belakang
pendidikan.
Selanjutnya dalam penjelasan pasal bab 28 ayat 3 (tiga) PP 19/2005
dinyatakan bahwa:
a. Kompetensi pedagogik adalah, kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikiya.
b. Kompetensi kepribadian adalah, kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia.
c. Kompetensi profesional adalah, kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi stándar kompetensi yang ditetapkan
dalam Stándar Nasional Pendidikan.
e. Kompetensi Sosial adalah, kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
3 Sekretariat Negara RI, Undang-undang Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Bandung:Citra Umbara, 2008), hal. 5.
3
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar. 4
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai tenaga profesional,
guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik dan
profesional yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran serta
kompetensi kepribadian dan sosial yang meskipun tidak berhubungan
langsung tetapi berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran.
Sebagai tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan atas, Menteri
Agama telah mengeluarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun
2011 (KMA 211/2011) tentang Pedoman Pengembangan Standar Pendidikan
Agama Islam Pada Sekolah. Dalam bab IV huruf B nomor 2 dinyatakan
bahwa ruang lingkup pengembangan standar kompetensi guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) pada PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK meliputi:
a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;
b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik;
c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar;
d. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam;
e. Kompetensi spiritual adalah kemampuan guru untuk menjaga semangat bahwa mengajar adalah ibadah;
f. Kompetensi leadership adalah kemampuan guru untuk mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada dalam mewujudkan budaya Islami (Islamic religious culture) pada satuan pendidikan. 5
4 Sekretariat Negara RI, Op. Cit., hal. 76-78.5 Kementerian Agama RI, Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Pada Sekolah (Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2011) hal. 76-77.
4
Jauh sebelum dikeluarkannya peraturan perundaang-undangan di atas,
Muhammad Athiyyah Al Abrasy (seorang pemikir pendidikan Islam Mesir)
telah melontarkan karakteristik dan sifat yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Dalam bukunya yang berjudul, "Ruh Al Tarbiyah Wal Ta‘lim " Al
Abrasy menyatakan 13 karakteristik guru6 dan salam buku "At Tarbiyyah Al
Islamiyyah", Al Abrasy menyatakan 7 (tujuh) sifat yang harus dimiliki oleh
guru serta dengan mengutip pendapat Al Ghazali, Al Abrasy menyatakan 8
(delapan) kewajiban guru. 7
Rumusan kompetensi guru sebagaimana uraian di atas sangat ideal dan
harus dimiliki serta diaktualisasikan oleh setiap guru terlebih guru PAI.
Namun dalam realitasnya, kompetensi guru di atas terasa luntur dan terkikis
oleh arus perkembangan globalisasi jaman. Banyak fenomena terjadi terkait
dengan kompetensi guru yang menodai dunia pendidikan dewasa ini termasuk
guru PAI. Seperti kasus penganiayaan guru terhadap murid, pelecehan seksual
guru terhadap murid, kasus kriminalitas guru, laporan orang tua (wali murid)
terkait dengan kekurangpuasannya terhadap guru dan kasus-kasus lain yang
tidak sesuai dengan kompetensi seorang guru. Kejadian ini dapat diidentifikasi
sebagai minimnya kompetensi guru PAI dalam dunia pendidikan. 8
Minimnya kompetensi guru PAI tersebut terjadi atas beberapa sebab,
antara lain kurangnya pengetahuan dari guru itu sendiri tentang kompetensi
guru yang harus dipenuhi seperti yang disebutkan dalam KMA 211/2011, 6 Muhammad Athiyat Al Abrashi, Ruh Al Tarbiyah Wal Ta‘lim (Beirut:Isa Al Babi Al
Halabi, 1950), hal. 207.7 Muhammad Athiyat Al Abrashi, At Tarbiyyah Al Islamiyyah, Terj.‘Abdullah Zakiy Al-
Kaaf (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hal. 146 dan 158.8 http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/contoh-
proposal-penelitian-kajian.html, diakses 25 Pebruari 2013 pukul 23.15 WIB.
5
kurangnya tingkat kesejahteraan ekonomi guru, banyaknya tugas yang
diemban dan dikerjakan guru, banyaknya masalah keluarga (intern), serta
terbatasnya sarana dan prasarana.
Kondisi demikian menimbulkan pertanyaan “Sudah sesuaikah KMA
211/2011 dengan pandangan pakar pendidikan Islam sehingga dapat memberi
sumbangan kepada praktisi pendidikan dalam mengatasi problematika
kompetensi guru PAI tersebut?”. Beberapa pokok pikiran di atas, menarik
perhatian penulis untuk meneliti kompetensi guru PAI pada KMA 211/2011
dalam Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi, yang dituangkan dalam
proposal skripsi, "Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif
Muhammad Athiyyah Al Abrasyi".
2. Fokus Kajian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
fokus kajian sebagai berikut:
a. Bagaimana kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI
dalam KMA 211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al
Abrasy?
b. Bagaimana kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru PAI dalam
KMA 211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy?
c. Bagaimana kompetensi spiritual dan kompetensi leadership guru PAI
dalam KMA 211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al
Abrasy?
6
3. Tujuan Kajian
Berdasarkan fokus kajian di atas, maka kajian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan:
a. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI dalam KMA
211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy.
b. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru PAI dalam KMA
211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy.
c. Kompetensi spiritual dan kompetensi leadership guru PAI dalam KMA
211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy.
4. Manfaat Kajian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain:
a. Secara teoristis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran terhadap pengembangan pendidikan Islam.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada pihak-pihak tertentu, antara lain :
1) Bagi guru PAI, sebagai bahan pertimbangan tentang pengembangan
kompetensi mereka.
2) Bagi kepala sekolah/madrasah, sebagai bahan pertimbangan dalam
mengatasi problema yang timbul terutama masalah kompetensi guru.
3) Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran dalam melatih diri dalam
dunia penelitian.
4) Bagi STAI Al Khoziny, sebagai bahan pertimbangan dan sumber
informasi untuk penelitian sejenis.
7
B. Kajian Pustaka
1. Deskripsi Teori
a.Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam KMA 211/2011
1)Pengertian Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris, ”Competence” yang berarti
kecakapan atau kemampuan. 9 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kompetensi berarti kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu. 10
Menurut bab I pasal 1 (satu) ayat 10 Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 11
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, bab VI pasal 28, menyatakan bahwa, pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran. Kompetensi
sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan kompetensi sosial. Selanjutnya dalam penjelasan pasal
tersebut dinyatakan bahwa :
9 Hassan Shadily dan John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1995), hal. 132.
10 Depdiknas, op. cit., hal. 584.11 Sekretariat Negara RI, op. cit., hal. 3.
8
a) Kompetensi pedagogik adalah, kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikiya.
b) Kompetensi kepribadian adalah, kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia.
c) Kompetensi profesional adalah, kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi stándar kompetensi yang ditetapkan
dalam Stándar Nasional Pendidikan.
d) Kompetensi Sosial adalah, kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik dan masyarakat sekitar. 12
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa sebagai tenaga
profesional, guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi
pedagogik dan profesional yang berhubungan langsung dengan proses
pembelajaran serta kompetensi kepribadian dan sosial yang meskipun tidak
berhubungan langsung tetapi berpengaruh terhadap jalannya proses
pembelajaran.
Dalam konsep Islam, kompetensi merupakan satu hal yang sangat penting.
Pekerjaan apapun menuntut kompetensi dari pelakunya agar mendapat hasil 12 Sekretariat Negara RI, ibid, hal. 76-78.
9
yang maksimal. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al An’am ayat
135 dan Hadits Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
”Katakanlah:"Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya Akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”.13
اعة اذا وسداالمر الى غير اهله فانتظرالس“Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”.14
2)Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam KMA 211/2011dijelaskan bahwa ruang lingkup pengembangan
standar kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada PAUD/TK, SD,
SMP, SMA/SMK meliputi:
a) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;
b) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik;
c) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar;
d) Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam;
e) Kompetensi spiritual adalah kemampuan guru untuk menjaga semangat bahwa mengajar adalah ibadah;
f) Kompetensi leadership adalah kemampuan guru untuk mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada dalam mewujudkan budaya Islami (Islamic religious culture) pada satuan pendidikan. 15
13 Departemen Agama, Al Qur'an dan Terjemahnya (Semarang: Tanjung Mas Inti, 2000), hal. 190.
14 Hasyimi Beik, Hadits Syarif (Kairo: Al Azhar, 1949), hal. 19.15 Kementerian Agama RI, Op. Cit., hal. 76-77.
10
Penjabaran dari keenam kompetensi guru PAI di atas, tercantum dalam
tabel berikut: 16
Tabel 1Kompetensi Guru PAI
No.
Kompetensi Inti Kompetensi Guru PAI
1. Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, akhlak, spiritual, sosial, budaya, emosional dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan PAI.
4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan PAI.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi PAI untuk kepentingan pembelajaran.
Lanjutan tabel 1No.
Kompetensi Inti Kompetensi Guru PAI
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama Islam, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia.
2. Memiliki kemampuan untuk menjaga integritas diri sebagai GPAI.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
4. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, 16 Ibid, hal. 114-121.
11
stabil, dewasa, arif dan berwibawa.5. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi GPAI dan rasa percaya diri.
6. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.3. Kompetensi
Sosial1. Bertindak objektif, dan tidak diskriminatif.2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4. Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran PAI.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi/ bidang pengembangan PAI.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
5. KompetensiSpiritual
1. Menyadari bahwa mengajar adalah ibadah dan harus dilaksanakan dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh.
2. Meyakini bahwa mengajar adalah rahmat dan amanah.
3. Meyakini sepenuh hati bahwa mengajar adalah panggilan jiwa dan pengabdian.
4. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa mengajar adalah aktualisasi diri dan kehormatan.
Lanjutan tabel 1No.
Kompetensi Inti Kompetensi Guru PAI
5. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa mengajar adalah pelayanan.
6. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa mengajar adalah seni dan profesi.
6. Kompetensi Leadership
1. Bertanggung jawab secara penuh dalam pembelajaran PAI di satuan pendidikan.
2. Mengorganisir lingkungan satuan pendidikan demi terwujudnya budaya yang Islami.
12
3. Mengambil inisiatif dalam mengembangkan potensi satuan pendidikan.
4. Berkolaborasi dengan seluruh unsur di lingkungan satuan pendidikan.
5. Berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan di lingkungan satuan pendidikan.
6. Melayani konsultasi keagamaan dan sosial.
b. Pemikiran Pendidkan Muhammad Athiyyah Al Abrasy
Muhammad Athiyyah Al Abrasy (seorang pemikir pendidikan Islam
Mesir) telah melontarkan karakteristik dan sifat yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Dalam bukunya yang berjudul, "Ruh Al Tarbiyah Wal Ta‘lim "
Al Abrasy menyatakan bahwa karakteristik guru adalah:
1) Seorang guru harus menjadi seorang ayah sebelum menjadi guru.
2) Harus terjalin hubungan yang baik antara guru dan para murid.
3) Guru harus peduli dengan anak-anak dan masa belajar kanak-kanak.
4) Guru harus merasa berkewajiban terhadap masyarakat.
5) Seorang guru harus menjadi contoh terhadap keadilan, kejujuran dan
kesempurnaan.
6) Seorang guru harus setia dan ikhlas.
7) Guru harus mengkaitkan dengan kehidupan.
8) Guru harus terus mengadakan penelitian dan penemuan.
9)Seorang guru harus mampu mendidik, bagus dalam manajemen, bijaksana
dalam karya atau amalnya.
10)Guru harus menyerap dengan semangat sekolah modern.
11)Seorang guru harus memiliki pendirian yang tetap.
12)Seorang guru harus mempunyai tubuh yang sehat.
13
13)Seorang guru harus memiliki kepribadian yang kuat. 17
Dalam buku "At Tarbiyyah Al Islamiyyah", Al Abrasy menyatakan bahwa
sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru adalah :
1) Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridaan
Allah semata.
2) Kebersihan guru.
3) Ikhlas dalam pekerjaan.
4) Pemaaf.
5) Seorang guru merupakan seorang bapak sebelum ia seorang guru.
6) Harus mengetahui tabiat murid.
7) Harus menguasai pelajaran. 18
Pada pembahasan lain dengan mengutif pendapat Al Ghazali, Al Abrasy
menyebutkan tujuh kewajiban guru, antara lain: 19
1) Kasih sayang terhadap murid dan memperlakukannya seperti anak sendiri.
2) Tidak mengharapkan balas jasa atau ucapan terimakasih, kecuali
mengharap ridha dan taqarrub kepada Allah SWT.
3) Gunakan setiap kesempatan untuk menasehati dan membimbing murid.
4) Mencegah murid dari akhlak tercela dengan jalan sindiran (isyarat).
5) Perhatikan perkembangan intelegensi murid dan berbicara sesuai kadar
akalnya.
6) Jangan memberikan kesempatan kepada murid untuk menjauhi suatu ilmu
pengetahuan, berikan kemudahan kepada mereka untuk mempelajarinya.
17 Muhammad Athiyat Al Abrasyi, Op. Cit., hal. 207-229.18 Muhammad Athiyat Al Abrasyi, Op. Cit., hal. 146-150.19 Ibid., hal. 158.
14
7) Menyampaikan pelajaran sesuai dengan perkembangan usia dan
intelegensinya.
8) Selalu mengamalkan ilmunya dan berperilaku sesuai derajat keilmuannya.
2. Kerangka Pemikiran
Kompetensi guru wajib dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dan dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Guru adalah sosok yang digugu (diperhatikan
ucapannya) dan ditiru (diikuti perilakunya), untuk itu guru harus berperan
sebagai pembimbing, pengayom dan pelindung baik bagi siswa-siswanya
maupun bagi masyarakat sekitarnya.
KMA 211/2011 tentang Kompetensi Guru PAI merupakan upaya
pemerintah melalui Kementerian Agama untuk dijadikan acuan oleh setiap
guru PAI dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dan dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat sehingga benar-benar menjadi sosok yang
digugu dan ditiru.
Pendidikan agama Islam sebagai bagian dari pendidikan Islam perlu
menyesuaikan konsep dengan konsep pendidikan Islam yang dibangun oleh
para pakar pendidikan Islam. Muhammad Athiyyah Al Abrasy sebagai pakar
pendidikan Islam yang visioner merupakan tokoh yang tepat untuk dijadikan
acuan dalam menyesuaikan konsep PAI dengan konsep pendidikan Islam
termasuk konsep tentang kompetensi guru PAI.
3. Penelitian Terdahulu
15
Penelitian kepustakaan tentang kompetensi guru belum banyak dilakukan
oleh peneliti terdahulu. Dari penelusuran yang dilakukan, penulis menemukan
hasil penelitian yang terkait dengan karya Muhammad Athiyyah Al Abrasy,
sebagai berikut:
a. Rofi’i (2007, STAIN Ponorogo), meneliti tentang Relevansi Konsep Guru
dan Murid Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy dalam Kitab Al
Tarbiyah Al Islamiyah dalam Kontek Pendidikan Berbasis Kompetensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Konsep guru dibagi menjadi dua yaitu, guru umum dan guru khusus
(muaddib). Guru umum membahas tentang sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh guru dalam pendidikan Islam. Dan hal ini dikelompokkan
sebagai berikut: a) Sifat zuhud, tidak mengutamakan materi, kurang
relevan dengan konsep pendidikan berbasis kompetensi sebagaimana
dijelaskan bahwa guru merupakan pekerjaan profesi. b) Sifat
kebersihan guru, ikhlas dalam pekerjaan, pemaaf, berkepribadian dan
memiliki harga diri relevan dengan konsep pendidikan berbasis
kompetensi sebagaimana dijelaskan dalam kompetensi pribadi. c) Sifat
seorang guru merupakan seorang bapak sebelum ia menjadi seorang
guru, harus mengetahui tabiat murid dan harus menguasai mata
pelajaran relevan dengan konsep pendidikan berbasis kompetensi
sebagaimana dijelaskan dalam kompetensi profesional. Sedangkan
berkaitan dengan guru khusus (muaddib) konsep tersebut relevan
16
dengan konsep pendidikan berbasis kompetensi yang didasarkan pada
syarat-syarat guru profesional.
2) Konsep murid. Berkaitan dengan hak-hak murid maupun kewajiban
mereka dalam pendidikan Islam, konsep tersebut tidak relevan dengan
pendidikan berbasis kompetensi. Hal ini didasarkan bahwa dalam
konsep Al Abrasy menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran,
sedangkan dalam pendidikan berbasis kompetensi menempatkan murid
sebagai pusat pembelajaran.
Perbedaan hasil penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah pada penelitian di atas terfokus pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
dan pembahasan guru terbatas pada guru umum (bukan guru PAI).
b. Mahmud (2009, STAIN Ponorogo), meneliti tentang, Kompetensi Guru
dalam PP 74/2008 Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy dalam
Kitab Ruh Al Tarbiyah wal Ta'lim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Kompetensi Pedagogik dalam perspektif Al Abrasy dijelaskan bahwa:
a) Guru harus peduli dengan anak-anak dan masa belajar kanak-
kanak, b) Harus terjalin hubungan yang baik antara guru dan para
murid, c) Guru harus menjadi seorang ayah sebelum menjadi guru.
2) Kompetensi Kepribadian dalam perspektif Al Abrasy dijelaskan
bahwa: a) Guru harus memiliki kepribadian yang kuat, b) Guru harus
menjadi contoh terhadap keadilan, kejujuran dan kesempurnaan, c)
Guru harus setia dan ikhlas, d) Guru harus memiliki pendirian yang
tetap, e) Guru harus mempunyai tubuh yang sehat.
17
3) Kompetensi Sosial dalam perspektif Al Abrasy dijelaskan bahwa: a)
Guru harus merasa berkewajiban terhadap masyarakat, b) Guru harus
mengkaitkan dengan kehidupan.
4) Kompetensi Profesional dalam perspektif Al Abrasy dijelaskan bahwa:
a) Guru harus mampu mendidik, bagus dalam manajemen, bijaksana
dalam karya atau amalnya, b) Guru harus menyerap dengan semangat
sekolah modern, c) Guru harus terus mengadakan penelitian dan
penemuan.
Perbedaan hasil penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah pada penelitian di atas terfokus pada kompetensi guru secara umum
dan pembahasan kompetensi terbatas PP 74/2008.
C. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan
pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini berupaya untuk mengumpulkan
data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan subyek penelitian atau
pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Telaah yang dilaksanakan untuk
memecahkan suatu masalah pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis
dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. 20
Penggunaan metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad karena
metode deskriptif tertuju pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada
masa sekarang”. 21 Lebih lanjut A. Hamid Syarif mengemukakan bahwa, 20 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hal. 60-61.21 Winarno Surakhmad , Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2005), hal. 139.
18
“Analisa deskriptif dilakukan bila peneliti hanya ingin mengetahui situasi-
situasi atau kejadian-kejadian tertentu” 22.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data utama yang dijadikan sumber data dalam kajian
penelitian. Data primer dalam penelitian ini berasal dari KMA 211/2011
tentang Kompetensi Guru PAI dan kitab Al Tarbiyah Al Islamiyah dan
kitab Ruh Al Tarbiyah wal Ta'lim karya Muhammad Athiyyah Al Abrasy.
b. Sumber Data Sekunder,
Data sekunder adalah data penunjang yang dijadikan sumber data dalam
kajian penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari PP 19/2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen,
PP 74/2008 tentang Guru dan buku-buku yang membahas tentang kompetensi
guru dan pendidikan Islam.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan data literer
yaitu bahan-bahan pustaka yang koheren dengan objek pembahasan yang
dimaksud.23 Data yang ada dalam kepustakaan tersebut dikumpulkan dan
diolah dengan cara:
22 Hamid Syarif, Panduan Skripsi, (Pasuruan: Garuda Buana Indah, 2005), hal. 32.23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hal. 24.
19
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi
kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasan makna antara yang satu
dengan yang lain.
b. Organizing, yaitu mengorganisir data-data yang diperoleh dengan
kerangka yang sudah diperlukan.
c. Penemuan hasil penelitian, yaitu melakukan analisis lanjutan terhadap
hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan
metode yang telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang
merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.
4. Teknik Analisa Data
Analisis data dalam kajian pustaka (library research) ini adalah analisis
isi (content analysis) yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak. Analisis isi adalah suatu
teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru
(replicabel) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.
Adapun tahapan analisis isi yang ditempuh dengan langkah-langkah:
a. Menentukan permasalahan.
b. Menyusun kerangka pemikiran.
c. Menyusun perangkat metodologi yang mencakup :
1) Menentukan metode pengukuran (prosedur operasional konsep).
2) Menentukan universe (populasi yang akan diteliti serta pengambilan
sampel).
3) Menentukan metode pengumpulan data dan membuat cooding sheet.
20
4) Menentukan metode analisis.
d. Analisis data.
e. Interpretasi data. 24
E. Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama tiga bulan (12 minggu)
dengan jadwal penelitian sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Minggu Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Proposal x2 Seminar Proposal x3 Perbaikan Proposal x4 Penyusunan Bab I dan Bab III x5 Revisi Bab I dan Bab III x6 Penyusunan Bab II x7 Revisi Bab II x8 Penyusunan Bab IV x9 Revisi Bab IV x
10 Penyusunan Bab V x11 Revisi Bab V x12 Penyusunan Laporan x
F. Daftar Pustaka
Agama, Departemen, 2000, Al Qur'an dan Terjemahnya, Semarang, Tanjung Mas Inti.
Al Abrasyi, Muhammad Athiyyah, 1950, Ruh Al Tarbiyah Wal Ta‘lim, Beirut, Isa Al Babi Al Halabi.
_____, tjm. Abdullah Zakiy Al Kaaf, 2003, At Tarbiyyah Al Islamiyyah, Bandung, Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta.
24 Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 139-142.
21
Beik, Hasyimi, 1949, Hadits Syarif, Kairo, Al Azhar.
Bungin, Burhan (Ed.), 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Echols, John M dan Hassan Shadily, 1995, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2007, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Surakhmad,Winarno, 2005, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali.
Syarif, A. Hamid, 2005, Panduan Skripsi, Pasuruan, Garuda Buana Indah.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.
Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Pada Sekolah.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/contoh-proposal-penelitian-kajian.html, diakses 25 Pebruari 2013 pukul 23.15 WIB.
Lampiran
Outline Penelitian
Halaman Sampul
22
Halaman Judul
Persetujuan Pembimbing
Lembar Pengesahan
Lembar Originalitas (Pernyataan Keaslian Tulisan)
Motto dan Persembahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran (Jika Ada)
Abstraksi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Kajian
C. Tujuan Kajian
D. Manfaat Kajian
BAB II Kajian Teori, Kerangka Pemikiran dan Penelitian Terdahulu
A. Kajian Teori
B. Kerangka Pemikiran
C. Penelitian Terdahulu
BAB III Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
B. Sumber Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
23
Lampiran (Jika Ada)
Daftar Riwayat Hidup