Dosen PembimbingIr. Hera Widyastuti, MT. PhD
TUGAS AKHIR ( RC09 – 1380 )
Dosen PembimbingIr. Hera Widyastuti, MT. PhD
MahasiswaSheellfia Juni Permana
3110 106 036
JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi SepuluhNopember
Surabaya 2013
Perkembangan aruslalu lintas udara dari –menuju Malang raya
selalu meningkat
Pesawat terbesar yangmampu dilayani
landasan bandara iniadalah tipe B733
Rumusan Masalah Berapa kebutuhan panjang runway seharusnya di
bandara Abdulrachman Saleh Malang dengan kondisilalu lintas udara saat ini ? Berapa kebutuhan panjang runway, letak dan jumlah
taxiway di bandara Abdulrachman Saleh Malanguntuk kondisi pelayanan 15 tahun mendatang ? Berapa tebal perkerasan landasan di bandara
Abdulrachman Saleh Malang untuk kondisi 15 tahunmendatang ?
Berapa kebutuhan panjang runway seharusnya dibandara Abdulrachman Saleh Malang dengan kondisilalu lintas udara saat ini ? Berapa kebutuhan panjang runway, letak dan jumlah
taxiway di bandara Abdulrachman Saleh Malanguntuk kondisi pelayanan 15 tahun mendatang ? Berapa tebal perkerasan landasan di bandara
Abdulrachman Saleh Malang untuk kondisi 15 tahunmendatang ?
TUJUAN Melakukan kontrol terhadap panjang runway di
bandara Abdulrachman Saleh Malang dengan kondisilalu lintas saat ini. Menghitung kebutuhan panjang runway, dan taxiway
di bandara Abdulrachman Saleh Malang untukkondisi 15 tahun mendatang dengan melakukanperamalan volume lalu lintas penerbangan dari datayang ada pada bandara Abdulrachman Saleh Malang. Menghitung tebal perkerasan landasan di bandara
Abdulrachman Saleh Malang untuk kondisi 15 tahunmendatang.
Melakukan kontrol terhadap panjang runway dibandara Abdulrachman Saleh Malang dengan kondisilalu lintas saat ini. Menghitung kebutuhan panjang runway, dan taxiway
di bandara Abdulrachman Saleh Malang untukkondisi 15 tahun mendatang dengan melakukanperamalan volume lalu lintas penerbangan dari datayang ada pada bandara Abdulrachman Saleh Malang. Menghitung tebal perkerasan landasan di bandara
Abdulrachman Saleh Malang untuk kondisi 15 tahunmendatang.
Batasan Masalah Untuk analisa tebal perkerasan runway menggunakan
metode FAA. Tidak melakukan perbaikan tanah, karena kondisi tanah
sudah baik. Tidak membahas masalah drainase. Tidak membahas analisa biaya. Arah perpanjangan runway mengikuti runway eksisting Tidak menghitung kapasitas runway eksisting Tidak melakukan evaluasi kinerja runway maupun taxiway
sebelum dan setelah dilakukan penambahan. Usulan exit taxiway (bila diperlukan) hanya berupa
perhitungan letak ideal, jumlah dan besar sudut.
Untuk analisa tebal perkerasan runway menggunakanmetode FAA. Tidak melakukan perbaikan tanah, karena kondisi tanah
sudah baik. Tidak membahas masalah drainase. Tidak membahas analisa biaya. Arah perpanjangan runway mengikuti runway eksisting Tidak menghitung kapasitas runway eksisting Tidak melakukan evaluasi kinerja runway maupun taxiway
sebelum dan setelah dilakukan penambahan. Usulan exit taxiway (bila diperlukan) hanya berupa
perhitungan letak ideal, jumlah dan besar sudut.
Layout BandaraTaxiway
Eksisting(330 x 11) m
RunwayEksisting
(2.350 x 45) m
Diagram Alirpengerjaan TA
MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATASEKUNDER
ANALISA DATASEKUNDER
PERHITUNGAN TEBALPERKERASAN LANDASAN
PERHITUNGAN KEBUTUHAN LANDASANPADA TAHUN RENCANA
(Panjang runway, letak & Jumlah taxiway)
KESIMPULAN & SARAN
ANALISA DATASEKUNDER
Analisa Kondisi Eksisting [1]Tipe pesawat yang beroperasi
No. Maskapai Type ICAO1. Sriwijaya B737 - 200 B7322. Garuda B737 – 300 B7333. Batavia B737 – 300 B7334. Wings Air ATR72 - 500 AT72
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, 2012
Pergerakan Penumpang dan Pesawat
Arr Dep Total Arr Dep Total1 2005 221 221 442 51.465 51.456 102.9212 2006 365 365 730 84.999 84.981 169.9803 2007 1.201 1.202 2.403 279.321 279.320 558.6414 2008 917 917 1.834 219.249 219.238 438.4875 2009 1.307 1.307 2.614 304.811 304.809 609.6206 2010 1.631 1.631 3.262 374.592 374.584 749.1767 2011 2.284 2.283 4.567 498.060 498.058 996.118
Pergerakan Pesawat Pergerakan PenumpangTahun Ke- Tahun
Pergerakan Penumpang dan Pesawat
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, 2012
Analisa Kondisi Eksisting [3]Pergerakan tiap tipe Pesawat Pada Tahun 2005 – 2011 di Bandara Abdulrachman Saleh Malang
NO. TAHUNTIPE A/C
B732 B733 AT72
1 2005
ARR 221 0 0DEP 221 0 0TOT 442 0 0
2 2006
ARR 365 0 0DEP 365 0 0TOT 730 0 0
3 2007
ARR 638 580 0DEP 639 580 0TOT 1277 1160 0
4 2008
ARR 330 587 0DEP 330 587 0TOT 660 1174 0
5 2009
ARR 495 830 0DEP 495 830 0TOT 990 1660 0
6 2010
ARR 619 1016 0DEP 619 1016TOT 1238 2032 0
7 2011
ARR 939 1053 275DEP 939 1053 275TOT 1878 2106 550
TOTAL 7215 8132 550
Jenis B733 palingbanyak beroperasi padabandara Abdulrachman
Saleh Malang
Sumber : Dinas Perhubungan ProvinsiJawa Timur, 2012
NO. TAHUNTIPE A/C
B732 B733 AT72
1 2005
ARR 221 0 0DEP 221 0 0TOT 442 0 0
2 2006
ARR 365 0 0DEP 365 0 0TOT 730 0 0
3 2007
ARR 638 580 0DEP 639 580 0TOT 1277 1160 0
4 2008
ARR 330 587 0DEP 330 587 0TOT 660 1174 0
5 2009
ARR 495 830 0DEP 495 830 0TOT 990 1660 0
6 2010
ARR 619 1016 0DEP 619 1016TOT 1238 2032 0
7 2011
ARR 939 1053 275DEP 939 1053 275TOT 1878 2106 550
TOTAL 7215 8132 550
Jenis B733 palingbanyak beroperasi padabandara Abdulrachman
Saleh Malang
Analisa Kondisi Eksisting [4]Karakteristik Pesawat Yang Beroperasi Di Bandara Abdulrachman Saleh
AEROPLANE REF
TYPE CODE ARFL(m)
Wingspan(m)
OMGWS(m)
Lenght(m)
MTOW(kg)
B 737 - 200 4C 1.990 28,4 6,4 30,6 53070B 737 - 300 4C 2.109 28,9 6,4 33,4 61230
ATR 72 - 500 3C 1.355 27 4,1 27,2 22000
AEROPLANE CHARACTERISTICS
Terlihat bahwa jenis pesawat terbanyak yang beroperasi di bandaraAbdulrachman Saleh Malang dan membutuhkan panjang runwayterpanjang adalah pesawat tipe B 737 – 300 dengan ARFL (AeroplaneReference Field Length) sebesar 2.109 m sebelum dikoreksi dengan beberapafaktor koreksi.
Landas pacu bandara Abdulrachman Saleh yang ada panjang dan lebarmasing – masing 2350 m dan 45 m, dimensi RESA 90 × 90 m, serta stopway60 × 45 m
(Sumber : http://www.airlines-inform.com)
Pengolahan DataData Pertumbuhan Lalu lintas Angkutan Udara dan Hasil Peramalandengan Analisa Regresi Linear
Arr Dep Total Arr Dep Total1 2005 221 221 442 51.465 51.456 102.9212 2006 365 365 730 84.999 84.981 169.9803 2007 1.201 1.202 2.403 279.321 279.320 558.6414 2008 917 917 1.834 219.249 219.238 438.4875 2009 1.307 1.307 2.614 304.811 304.809 609.6206 2010 1.631 1.631 3.262 374.592 374.584 749.1767 2011 2.284 2.283 4.567 498.060 498.058 996.1188 2012 2.393 2.393 4.786 536.709 536.711 1.073.4209 2013 2.708 2.708 5.416 606.154 606.158 1.212.312
10 2014 3.023 3.023 6.046 675.599 675.605 1.351.20411 2015 3.339 3.338 6.677 745.044 745.052 1.490.09612 2016 3.654 3.653 7.307 814.489 814.499 1.628.98813 2017 3.969 3.968 7.937 883.934 883.946 1.767.88014 2018 4.284 4.283 8.567 953.379 953.393 1.906.77215 2019 4.599 4.598 9.198 1.022.824 1.022.840 2.045.66416 2020 4.915 4.914 9.828 1.092.269 1.092.287 2.184.55617 2021 5.230 5.229 10.458 1.161.714 1.161.734 2.323.44818 2022 5.545 5.544 11.089 1.231.159 1.231.181 2.462.34019 2023 5.860 5.859 11.719 1.300.604 1.300.628 2.601.23220 2024 6.175 6.174 12.349 1.370.049 1.370.075 2.740.12421 2025 6.491 6.489 12.980 1.439.494 1.439.522 2.879.01622 2026 6.806 6.804 13.610 1.508.939 1.508.969 3.017.908
Tahun Ke- TahunPergerakan Pesawat Pergerakan Penumpang
Arr Dep Total Arr Dep Total1 2005 221 221 442 51.465 51.456 102.9212 2006 365 365 730 84.999 84.981 169.9803 2007 1.201 1.202 2.403 279.321 279.320 558.6414 2008 917 917 1.834 219.249 219.238 438.4875 2009 1.307 1.307 2.614 304.811 304.809 609.6206 2010 1.631 1.631 3.262 374.592 374.584 749.1767 2011 2.284 2.283 4.567 498.060 498.058 996.1188 2012 2.393 2.393 4.786 536.709 536.711 1.073.4209 2013 2.708 2.708 5.416 606.154 606.158 1.212.312
10 2014 3.023 3.023 6.046 675.599 675.605 1.351.20411 2015 3.339 3.338 6.677 745.044 745.052 1.490.09612 2016 3.654 3.653 7.307 814.489 814.499 1.628.98813 2017 3.969 3.968 7.937 883.934 883.946 1.767.88014 2018 4.284 4.283 8.567 953.379 953.393 1.906.77215 2019 4.599 4.598 9.198 1.022.824 1.022.840 2.045.66416 2020 4.915 4.914 9.828 1.092.269 1.092.287 2.184.55617 2021 5.230 5.229 10.458 1.161.714 1.161.734 2.323.44818 2022 5.545 5.544 11.089 1.231.159 1.231.181 2.462.34019 2023 5.860 5.859 11.719 1.300.604 1.300.628 2.601.23220 2024 6.175 6.174 12.349 1.370.049 1.370.075 2.740.12421 2025 6.491 6.489 12.980 1.439.494 1.439.522 2.879.01622 2026 6.806 6.804 13.610 1.508.939 1.508.969 3.017.908
Tahun Ke- TahunPergerakan Pesawat Pergerakan Penumpang
Pengolahan DataPergerakan Pesawat dan Penumpang Pada Tahun
Rencana (Tahun Ke - 22)Arr Dep Total Arr Dep Total
22 2026 6.806 6.804 13.610 1.508.939 1.508.969 3.017.908
Pergerakan Pesawat Pergerakan PenumpangTahun Ke - Tahun
Selanjutnya akan dilakukan perhitungan volume maksimum pada kondisi peakhour sebagai acuan kondisi maksimum pergerakan
Peak hour rencana keberangkatan pesawat tahun 2026 didapat jumlahpergerakan yang terjadi sebanyak 3 pesawat
Sumber : Hasil pengolahan data
Peak hour rencana keberangkatan pesawat tahun 2026 didapat jumlahpergerakan yang terjadi sebanyak 3 pesawat
Dengan Metode TPHP didapatkan Jumlah Keberangkatan Penumpang PeakHour 2026 = 0.04 % × 1.508.969 = 604 penumpang
Sehingga untuk memperkirakan jenis pesawat rencana yang akan digunakanadalah Jumlah keberangkatan penumpang saat peak hour 2026
Jumlah keberangkatan pesawat rencana pada peak hour 2026= 604 / 3 = 202 penumpang
direncanakan menggunakan pesawat B 737 900 ER kapasitas penumpang 213 seat.
Peak hour rencana keberangkatan pesawat tahun 2026Berikut ini perhitungan untuk mendapatkan volume total peak hour
rencana pesawat saat keberangkatan :Volume rata - rata pergerakan bulanan.
Average monthly = 0,08417 × 6.804 = 573 pesawatVolume harian rata – rata (average day).Volume harian rata – rata = 0,03226 × 573 = 19 PesawatVolume harian maksimum (Peak day movemenet)Volume harian maksimum = 1,26 × 19 = 24 pesawatVolume pada jam puncak (peak hour)Volume jam puncak = 0,0917 × 24= 3 pesawat
Dari perhitungan peak hour rencana pesawat didapat jumlahpergerakan yang terjadi sebanyak 3 pesawat.
Berikut ini perhitungan untuk mendapatkan volume total peak hourrencana pesawat saat keberangkatan :Volume rata - rata pergerakan bulanan.
Average monthly = 0,08417 × 6.804 = 573 pesawatVolume harian rata – rata (average day).Volume harian rata – rata = 0,03226 × 573 = 19 PesawatVolume harian maksimum (Peak day movemenet)Volume harian maksimum = 1,26 × 19 = 24 pesawatVolume pada jam puncak (peak hour)Volume jam puncak = 0,0917 × 24= 3 pesawat
Dari perhitungan peak hour rencana pesawat didapat jumlahpergerakan yang terjadi sebanyak 3 pesawat.
Peak Hour Rencana Penumpang Data yang diperlukan untuk perhitungan ini adalah data jumlah
penumpang pertahun hasil forcasting. Besarnya nilai TPHPberdasarkan volume tahunan menurut FAA adalah sebagai berikut :
Arr Dep Total Arr Dep Total22 2026 6.806 6.804 13.610 1.508.939 1.508.969 3.017.908
Pergerakan Pesawat Pergerakan PenumpangTahun Ke - Tahun
Total Annual PassangerTPHP as a %
Annual Passanger
20 million and over 0.0310.000.000 - 19.999.999 0.0351.000.000 - 9.999.999 0.04
500.000 - 999.999 0.05100.000 - 499.999 0.065
Under 100.00 0.12
Arr Dep Total Arr Dep Total22 2026 6.806 6.804 13.610 1.508.939 1.508.969 3.017.908
Pergerakan Pesawat Pergerakan PenumpangTahun Ke - Tahun
Jumlah Keberangkatan PenumpangPeak Hour 2026
= 0.04 % × 1.508.969 = 604 penumpang
Pengolahan DataPanjang Runwaykarakteristik teknis Boeing 737-900 ER sebagai berikut :ARFL : 2.256 mWingspan : 35,79 mOverall lenght : 42,1 m(Sumber : http://www.airlines-inform.com)
Data – data kondisi lapangan yang dibutuhkan untuk perencanaanadalah sebagai berikut :Ketinggian lokasi dari muka : 526 mair laut (h) diatas permukaan laut (MSL)Gradien efektif (GE) : 0,3 %Suhu lapangan (T) : 31 °CSumber : Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, 2012
Panjang Runwaykarakteristik teknis Boeing 737-900 ER sebagai berikut :ARFL : 2.256 mWingspan : 35,79 mOverall lenght : 42,1 m(Sumber : http://www.airlines-inform.com)
Data – data kondisi lapangan yang dibutuhkan untuk perencanaanadalah sebagai berikut :Ketinggian lokasi dari muka : 526 mair laut (h) diatas permukaan laut (MSL)Gradien efektif (GE) : 0,3 %Suhu lapangan (T) : 31 °CSumber : Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, 2012
Sumber : Hasil pengolahan data
Perhitungan Panjang Runway Akibat Pengaruh Kondisi Lokal Bandara1. Koreksi Elevasi = = 1 + 0,07 = 1,123 m
2. Koreksi Temperatur (Ft) = 1 + (0,01 × (T- (15 - 0,0065×h))= 1 + (0,01 × (31 – (15 – 0,0065 × 526)) = 1,190 m
3. Koreksi kemiringan (gradien) runway (Fs) = 1 + 0,1 x S = 1 + 0,1 × 0,3 %= 1,00026 m
Maka, ARFL =
2.256 =Lr0 = 2.256 1,123 1,190 1,00026Lr0 = 3.015 m
30007,01
hFe
300
526
FsFtFe
Lr
0
Perhitungan Panjang Runway Akibat Pengaruh Kondisi Lokal Bandara1. Koreksi Elevasi = = 1 + 0,07 = 1,123 m
2. Koreksi Temperatur (Ft) = 1 + (0,01 × (T- (15 - 0,0065×h))= 1 + (0,01 × (31 – (15 – 0,0065 × 526)) = 1,190 m
3. Koreksi kemiringan (gradien) runway (Fs) = 1 + 0,1 x S = 1 + 0,1 × 0,3 %= 1,00026 m
Maka, ARFL =
2.256 =Lr0 = 2.256 1,123 1,190 1,00026Lr0 = 3.015 m
FsFtFe
Lr
0
00026,1190,1123,10
Lr
Sumber : Basuki, 1986
Pengolahan DataLebar Runway
Berdasarkan kode ARC (Aerodrome Reference code) diatasuntuk pesawat Boeing 737-900 ER memiliki kode 4C,sehingga diperoleh lebar runway sebesar 45 m (150 ft) dengandilengkapi bahu landasan, lebar total landasan dan bahulandasannya paling kurang 60 m (200 ft).
UNSUR KODE 1 UNSUR KODE 2
Nomor Panjang Lapangan Huruf BentangBentang Roda
Pendaratan
KodeAcuan Pesawat
TerbangKode Sayap Utama Bagian Luar
(1) (2) (3) (4) (5)1 < 800 m A < 15 m < 4,5 m2 800 m < L < 1200 m B 15 m < B < 24 m 4,5 m < B < 6 m3 1200 m < L < 1800 m C 24 m < B < 36m 6 m < B < 9m4 L > 1800 m D 36 m < B < 52 m 9 m < B < 14 m
E 52 m < B < 60 m 9 m < B < 14 m
Lebar Runway
Berdasarkan kode ARC (Aerodrome Reference code) diatasuntuk pesawat Boeing 737-900 ER memiliki kode 4C,sehingga diperoleh lebar runway sebesar 45 m (150 ft) dengandilengkapi bahu landasan, lebar total landasan dan bahulandasannya paling kurang 60 m (200 ft).
Sumber : Basuki, 1986
UNSUR KODE 1 UNSUR KODE 2
Nomor Panjang Lapangan Huruf BentangBentang Roda
Pendaratan
KodeAcuan Pesawat
TerbangKode Sayap Utama Bagian Luar
(1) (2) (3) (4) (5)1 < 800 m A < 15 m < 4,5 m2 800 m < L < 1200 m B 15 m < B < 24 m 4,5 m < B < 6 m3 1200 m < L < 1800 m C 24 m < B < 36m 6 m < B < 9m4 L > 1800 m D 36 m < B < 52 m 9 m < B < 14 m
E 52 m < B < 60 m 9 m < B < 14 m
Pengolahan Data [4]Kemiringan Memanjang Landasan Pacu Standart ICAO
Untuk landasan dengan kode angka 4, kemiringan memanjang padaseperempat pertama dan seperempat terakhir dari panjang landasantidak boleh lebih 0.8 %.
Kemiringan melintang landasan adalah 1.5 % pada landasan dengankode huruf C, D atau E.
KriteriaKode Angka Landasan
1 2 3 4Kemiringan efektif
memanjang1,0 % 1,0 % 1,0 % 1,0 %
Kemiringan memanjangMaksimum
2,0 % 2,0 % 1,5 % 1,25 %
Perubahan kemiringanmemanjangMaksimum
2,0 % 2,0 % 1,5 % 1.5 %
Perubahan kemiringanper 30 m (100 ft)
0,4 % 0,4 % 0,2 % 0,1 %
Kemiringan Memanjang Landasan Pacu Standart ICAO
Untuk landasan dengan kode angka 4, kemiringan memanjang padaseperempat pertama dan seperempat terakhir dari panjang landasantidak boleh lebih 0.8 %.
Kemiringan melintang landasan adalah 1.5 % pada landasan dengankode huruf C, D atau E.
Sumber : Basuki, 1986
KriteriaKode Angka Landasan
1 2 3 4Kemiringan efektif
memanjang1,0 % 1,0 % 1,0 % 1,0 %
Kemiringan memanjangMaksimum
2,0 % 2,0 % 1,5 % 1,25 %
Perubahan kemiringanmemanjangMaksimum
2,0 % 2,0 % 1,5 % 1.5 %
Perubahan kemiringanper 30 m (100 ft)
0,4 % 0,4 % 0,2 % 0,1 %
KriteriaKode Angka Landasan
4 3 2 1Jarak min. Dari ujung landasan atauStopway
60 m(200 ft)
60 m(200 ft)
60 m(200 ft)
Lihatcatatan a
Lebar Strip landasan untuk landasaninstrument
300 m(1000 ft)
300 m(1000 ft)
150 m(500 ft)
150 m(500 ft)
Lebar Strip landasan untuk landasannon instrument
150 m(500 ft)
150 m(500 ft)
80 m(260 ft)
60 m(260 ft)
Lebar area yang diratakan untuklandasan instrument
150 m(500 ft)
150 m(500 ft)
80 m(500 ft)
60 m(500 ft)
Kemiringan memanjang max. Untukarea yang diratakan (%)
1,5 1,75 2,0 2,0
Kemiringan Transversal max. Dariareal yang diratakan (%) (lihat catatanb dan c)
2,5 2,5 5,0 3,0
Pengolahan Data [5]Panjang, Lebar, Kemiringan, dan Perataan Strip Landasan
Kemiringan transversal pada tiap bagian dari strip di luar diratakankemiringannya tidak boleh lebih dari 5 %
Untuk membuat saluran air, kemiringan 3m pertama arah ke luarlandasan, bahu landasan, stopway harus sebesar 5 %.
KriteriaKode Angka Landasan
4 3 2 1Jarak min. Dari ujung landasan atauStopway
60 m(200 ft)
60 m(200 ft)
60 m(200 ft)
Lihatcatatan a
Lebar Strip landasan untuk landasaninstrument
300 m(1000 ft)
300 m(1000 ft)
150 m(500 ft)
150 m(500 ft)
Lebar Strip landasan untuk landasannon instrument
150 m(500 ft)
150 m(500 ft)
80 m(260 ft)
60 m(260 ft)
Lebar area yang diratakan untuklandasan instrument
150 m(500 ft)
150 m(500 ft)
80 m(500 ft)
60 m(500 ft)
Kemiringan memanjang max. Untukarea yang diratakan (%)
1,5 1,75 2,0 2,0
Kemiringan Transversal max. Dariareal yang diratakan (%) (lihat catatanb dan c)
2,5 2,5 5,0 3,0
Panjang, Lebar, Kemiringan, dan Perataan Strip Landasan
Kemiringan transversal pada tiap bagian dari strip di luar diratakankemiringannya tidak boleh lebih dari 5 %
Untuk membuat saluran air, kemiringan 3m pertama arah ke luarlandasan, bahu landasan, stopway harus sebesar 5 %.
Sumber : Basuki, 1986
Pengolahan Data [6]Blastpad dan RESADimensi Blast pad
Dimensi RESA
KodeHuruf
PenggolonganPesawat
Lebar Stopways(m)
PanjangStopways (m)
KemiringanStopway(%)/(m)
A I 18 30B II 23 30C III 30 60 0.3 per 30D IV 30 60 0.3 per 30E V 45 60 0.3 per 30F VI 45 60 0.3 per 30
Blastpad dan RESADimensi Blast pad
Dimensi RESA
(Sumber : SKEP 77-VI-2005 Dirjen Perhubungan)
KodeHuruf
PenggolonganPesawat
Lebar Stopways(m)
PanjangStopways (m)
KemiringanStopway(%)/(m)
A I 18 30B II 23 30C III 30 60 0.3 per 30D IV 30 60 0.3 per 30E V 45 60 0.3 per 30F VI 45 60 0.3 per 30
KodeHuruf
PenggolonganPesawat
Lebar Taxiway Jarak bebasminimum dari sisiterluar roda utama
dengan tepi taxiway(m)
(m)
A I 7.5 1.5B II 10.5 2.25
C III15 A 3 A18 B 4.5 B
D IV18 C
4.523 D
E V 25 4.5F VI 30 4.5
Pengolahan Data [7]Dimensi Taxiway
Taxiway Shoulder
A. Bila taxiway digunakanpesawat dengan roda dasar
kurang dari 18 m.
Code LetterPenggolongan
PesawatLebar Minimum Bahu Taxiway Pada
Bagian Lurus (m)
A I 25
B II 25
C III 25
D IV 38
E V 44
F VI 60
KodeHuruf
PenggolonganPesawat
Lebar Taxiway Jarak bebasminimum dari sisiterluar roda utama
dengan tepi taxiway(m)
(m)
A I 7.5 1.5B II 10.5 2.25
C III15 A 3 A18 B 4.5 B
D IV18 C
4.523 D
E V 25 4.5F VI 30 4.5
Dimensi Taxiway
Taxiway Shoulder
(Sumber : SKEP 77-VI-2005 Dirjen Perhubungan)
Lebar minimum bahutaxiway sebesar 25 m
(termasuk lebar taxiway)
Code LetterPenggolongan
PesawatKemiringan
Melintang (%)
A I 2
B II 2
C III 1,5
D IV 1,5
E V 1,5
Pengolahan Data [8]Kemiringan Memanjang Taxiway
CodeLetter
PenggolonganPesawat
KemiringanMemanjang
(%)
PerubahanMaksimumKemiringan
(%) / (m)
Jari – jariPeralihanMinimum
(m)A I 3 1/25 2500B II 3 1/25 2500C III 1,5 1/30 3000D IV 1,5 1/30 3000E V 1,5 1/30 3000
Kemiringan Melintang Taxiway
E V 1,5
F VI 1,5
(Sumber : SKEP 77-VI-2005 Dirjen Perhubungan)
E V 1,5 1/30 3000F VI 1,5 1/30 3000
Taxiway StripsKode huruf /
Penggolonganpesawat
Jarak lurussetelah belokan
(m)A/I 35B/II 35C/III 75D/IV 75E/V 75F/VI 75
Taxiway Strips
Pengolahan DataPerencanaan Exit TaxiwayPenggolongan Kategori Pesawat Yang beroperasi di bandara Abdulrachman SalehBerdasarkan Kecepatan Menurut FAA
KategoriPesawat
Vot Vtd Ve (m/dt) a1 a2
(m/dt) (m/td) 30° 45° 90° (m/dt2) (m/dt)
A 46.94 44.17 30.87 20.58 7.72 0.76 1.52
(Sumber : Basuki, 1986)
Sumber : http://elearning.ians.lu/aircraftperformance
A 46.94 44.17 30.87 20.58 7.72 0.76 1.52
B 61.67 50 30.87 20.58 7.72 0.76 1.52
C 71.94 61.67 30.87 20.58 7.72 0.76 1.52
D 85 71.94 30.87 20.58 7.72 0.76 1.52
Dari data di atas, didapatkan nilai jarak dari ujung runway ke aiming point(D1) dan jarak dari titik touchdown ke lokasi exit taxiway (D2) berdasarkan Ve30 °, 45 °, 90 ° sebagai berikut : Kategori
Pesawat Sudut 30° Sudut 45° Sudut 90°C 400 938 1.112 1.231D 400 1.389 1.563 1.683
D1 (m)D2 (m)
Pengolahan DataMenurut Basuki, 1986. Nilai D2 harus ditambahkan faktor koreksi elevasidan faktor koreksi temperature dengan beberapa ketentuan berikut : Untuk setiap penambahan ketinggian 300 meter dari MSL
perpanjangan sebesar 3%. Elevasi runway Bandara AbdulrachmanSaleh Malang berada pada ketinggian 526 meter di atas MSL.Faktor koreksi = = 1.0526
Untuk setiap kenaikan suhu 5,6°C dari 15°C. Suhu di runway adalah31°C, Faktor koreksi = = 1,0286
Maka D2 terkoreksi yaitu D2 x 1,0526 x 1,0286 untuk masing – masingsudut adalah sebagai berikut :
300
52603,01
Menurut Basuki, 1986. Nilai D2 harus ditambahkan faktor koreksi elevasidan faktor koreksi temperature dengan beberapa ketentuan berikut : Untuk setiap penambahan ketinggian 300 meter dari MSL
perpanjangan sebesar 3%. Elevasi runway Bandara AbdulrachmanSaleh Malang berada pada ketinggian 526 meter di atas MSL.Faktor koreksi = = 1.0526
Untuk setiap kenaikan suhu 5,6°C dari 15°C. Suhu di runway adalah31°C, Faktor koreksi = = 1,0286
Maka D2 terkoreksi yaitu D2 x 1,0526 x 1,0286 untuk masing – masingsudut adalah sebagai berikut :
%16,5
15311
(Sumber : Basuki, 1986)
KategoriPesawat Sudut 30° Sudut 45° Sudut 90°
C 400 1.015 1.204 1.333D 400 1.504 1.692 1.822
D1 (m)D2 (m)
Pengolahan DataSehingga, jarak total dari ujung runway ke exit taxiway menjadi :(S) = D1 + D2 terkoreksi . Didapatkan nilai S untuk masing – masingkategori pesawat sebagai berikut :
Tipe pesawat yang beroperasi dan tipe pesawat rencana yang akandigunakan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang adalah pesawatdengan kategori C dan D. Maka jarak exit taxiway yang dipakai padaperencanaan ini adalah untuk pesawat dengan kategori C digunakan (S)sebesar 2.236 m dengan sudut 90° dan untuk pesawat kategori D sejarak2.852 meter dengan sudut 30°.
KategoriPesawat Sudut 30° Sudut 45° Sudut 90°
C 1.415 1.604 1.733D 1.904 2.092 2.222
D2 (m)
Sehingga, jarak total dari ujung runway ke exit taxiway menjadi :(S) = D1 + D2 terkoreksi . Didapatkan nilai S untuk masing – masingkategori pesawat sebagai berikut :
Tipe pesawat yang beroperasi dan tipe pesawat rencana yang akandigunakan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang adalah pesawatdengan kategori C dan D. Maka jarak exit taxiway yang dipakai padaperencanaan ini adalah untuk pesawat dengan kategori C digunakan (S)sebesar 2.236 m dengan sudut 90° dan untuk pesawat kategori D sejarak2.852 meter dengan sudut 30°.
Sumber : Hasil Pengolahan data
KategoriPesawat Sudut 30° Sudut 45° Sudut 90°
C 1.415 1.604 1.733D 1.904 2.092 2.222
D2 (m)
Pengolahan DataUntuk Pemarkaan Landasan menggunakan dasar dari :SKEP 77-VI-2005 Dirjen PerhubunganSNI 03-7095-2005 – Marka dan Rambu Pada Daerah
Pergerakan Pesawat Udara di Bandar Udara -
Pengolahan DataPerencanaan Perkerasan Runway Perhitungan Forecast Annual Departure
Dari data diatas akan dilakukan peramalan untuk menghitung annualdeparture masing – masing pesawat dengan menggunakan analisa
regresi linear.
Tahun Frekuensi Pergerakan per tahunB 737 - 200 B 737 - 300 ATR 72 - 500
2005 221 0 02006 365 0 02007 429 596 0
Perencanaan Perkerasan Runway Perhitungan Forecast Annual Departure
Dari data diatas akan dilakukan peramalan untuk menghitung annualdeparture masing – masing pesawat dengan menggunakan analisa
regresi linear.
2007 429 596 02008 330 587 02009 495 830 02010 619 1016 02011 939 1053 275
(Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, 2012)
Pengolahan DataPerencanaan Perkerasan Runway Perhitungan Ramalan Annual Departure B 737 – 200
Didapatkan persamaan regresi y = -180.061,143+ 89,929 Xi
No. x y x.y x²2
yy 210 )( xaay
1 2005 221 443.105,000 4.020.025,000 86.688,184 607,270
2 2006 365 732.190,000 4.024.036,000 22.628,755 866,041
3 2007 639 1.282.473,000 4.028.049,000 15.269,898 45.582,250
4 2008 330 662.640,000 4.032.064,000 34.383,755 34.383,755
5 2009 495 994.455,000 4.036.081,000 417,327 12.178,699
6 2010 619 1.244.190,000 4.040.100,000 10.727,041 5.819,510
7 2011 939 1.888.329,000 4.044.121,000 179.412,755 23.650,046
∑ 14056 3.608 7.247.382,000 28.224.476,000 349.527,714 123.087,571
Perencanaan Perkerasan Runway Perhitungan Ramalan Annual Departure B 737 – 200
Didapatkan persamaan regresi y = -180.061,143+ 89,929 Xi
No. x y x.y x²
1 2005 221 443.105,000 4.020.025,000 86.688,184 607,270
2 2006 365 732.190,000 4.024.036,000 22.628,755 866,041
3 2007 639 1.282.473,000 4.028.049,000 15.269,898 45.582,250
4 2008 330 662.640,000 4.032.064,000 34.383,755 34.383,755
5 2009 495 994.455,000 4.036.081,000 417,327 12.178,699
6 2010 619 1.244.190,000 4.040.100,000 10.727,041 5.819,510
7 2011 939 1.888.329,000 4.044.121,000 179.412,755 23.650,046
∑ 14056 3.608 7.247.382,000 28.224.476,000 349.527,714 123.087,571
Pengolahan DataPerencanaan Perkerasan Runway Peramalan Annual Departure sampai dengan tahun rencana (15 tahun)
untuk pesawat B 737-200 Tahun ke- Tahun y = -180.061,143 + 89,929 Xi
8 2012 875,143
9 2013 965,071
10 2014 1055,000
11 2015 1144,929
Perencanaan Perkerasan Runway Peramalan Annual Departure sampai dengan tahun rencana (15 tahun)
untuk pesawat B 737-200
12 2016 1234,857
13 2017 1324,786
14 2018 1414,714
15 2019 1504,643
16 2020 1594,571
17 2021 1684,500
18 2022 1774,429
19 2023 1864,357
20 2024 1954,286
21 2025 2044,214
22 2026 2134,143
Pengolahan DataPerencanaan Perkerasan Runway dengan Metode FAA
No. Tipe PesawatForcestAnnual
Departure
TipeRoda
FaktorKonversi
KonversiAnnual
Departure(R2)
MTOW
JumlahRoda
Pendaratan(n)
BebanSatuRoda
Pendaratan (W2)
BebanRoda
PesawatRencana
(W1)
EquivalentAnnual
Departure hasilKonversi dari
PesawatRencana (R1)
1 B 737 - 200 2134,143 DWG 1 2134,143 53070 2 25.208,25 40.441,03 425,508
Perencanaan Perkerasan Runway dengan Metode FAA
25.208,25 40.441,03
2 B 737 - 300 4078,463 DWG 1 4078,463 61230 2 29.084,25 40.441,03 1153,115
3 ATR 72 - 500 1057,8 DWG 1 1057,8 22000 2 10.450,00 40.441,03 34,467
4 B 737 - 900 ER DWG 85139 2 40.441,03Total Equivalent Annual Departure 1612,663
Pengolahan DataPerencanaan Perkerasan RunwayUntuk menentukan tebal lapis perkerasan di perlukan beberapa datasebagai berikut : Nilai CBR Subbase : 32,78 % Nilai CBR Subgrade : 10,78 % Nilai Equivalent Annual Departure : 1.612,663 MTOW : 85.139 Kg (187.700 lbs)
Maka data tersebut di plotkan ke dalam grafik untuk mendapatkan tebalperkerasan rencana sebagai berikut :
Perencanaan Perkerasan RunwayUntuk menentukan tebal lapis perkerasan di perlukan beberapa datasebagai berikut : Nilai CBR Subbase : 32,78 % Nilai CBR Subgrade : 10,78 % Nilai Equivalent Annual Departure : 1.612,663 MTOW : 85.139 Kg (187.700 lbs)
Maka data tersebut di plotkan ke dalam grafik untuk mendapatkan tebalperkerasan rencana sebagai berikut :
Pengolahan DataCBR Subbase : 32,78 %CBR Subgrade : 10,78 %
Gambar 5.5 Kurva perencanaan tebal perkerasan lentur untuk pesawat roda ganda
Tebalperkerasan
total sebesar= 22, 6 inch
≈58 cm
Pengolahan DataDari grafik diatas, didapat tebal perkerasan total sebesar = 22, 6 inch ≈58 cm Tebal Subbase
Untuk mendapatkan ketebalan lapisan permukaan (surface) dan base di ataslapisan subbase, digunakan pula grafik 5.5. Dengan ploting nilai CBR 32,78 %diperoleh ketebalan sebesar 27 cm.Maka untuk ketebalan lapis subbase adalah (58 – 27) cm = 31 cm.
Tebal Permukaan (Surface)Berdasarkan persyaratan yang tertera pada grafik 5.5 bahwa untuk teballapisan surface daerah kritis = 4 inchi = 100 mm, sedangkan untuk daerahnon kritis = 3 inchi = 75 mm.
Tebal Base CourseKetebalan base course adalah 27 cm – 10 cm = 17 cm
Tebal minimum BaseUntuk menentukan tebal minimum base, dengan ploting nilai tebalperkerasan total pada grafik perencanaan tebal minimum base coarse yangdiperlukan, lalu tarik garis horizontal hingga menyentuh CBR subgrade 10,78%, setelah itu tarik garis ke arah bawah hingga menyentuh absis bawah. Darihasil ploting pada grafikdi bawah ini, didapat nilai tebal minimum basesebesar 9,8 inch. Oleh karena itu digunakan tebal minimum base.
Dari grafik diatas, didapat tebal perkerasan total sebesar = 22, 6 inch ≈58 cm Tebal Subbase
Untuk mendapatkan ketebalan lapisan permukaan (surface) dan base di ataslapisan subbase, digunakan pula grafik 5.5. Dengan ploting nilai CBR 32,78 %diperoleh ketebalan sebesar 27 cm.Maka untuk ketebalan lapis subbase adalah (58 – 27) cm = 31 cm.
Tebal Permukaan (Surface)Berdasarkan persyaratan yang tertera pada grafik 5.5 bahwa untuk teballapisan surface daerah kritis = 4 inchi = 100 mm, sedangkan untuk daerahnon kritis = 3 inchi = 75 mm.
Tebal Base CourseKetebalan base course adalah 27 cm – 10 cm = 17 cm
Tebal minimum BaseUntuk menentukan tebal minimum base, dengan ploting nilai tebalperkerasan total pada grafik perencanaan tebal minimum base coarse yangdiperlukan, lalu tarik garis horizontal hingga menyentuh CBR subgrade 10,78%, setelah itu tarik garis ke arah bawah hingga menyentuh absis bawah. Darihasil ploting pada grafikdi bawah ini, didapat nilai tebal minimum basesebesar 9,8 inch. Oleh karena itu digunakan tebal minimum base.
Pengolahan Data [19]Dari hasil perhitungan ketebalanlapis perkerasan lentur denganmetode FAA di atas, diperoleh hasilsebagai berikut Ketebalan lapis permukaan
(surface) = 4 inch ≈10 cm Ketebalan base = 9,8 inch = 25 cm Ketebalan Sub base = 31 cm
Dari hasil perhitungan ketebalanlapis perkerasan lentur denganmetode FAA di atas, diperoleh hasilsebagai berikut Ketebalan lapis permukaan
(surface) = 4 inch ≈10 cm Ketebalan base = 9,8 inch = 25 cm Ketebalan Sub base = 31 cm
Gambar 5.6 Kurva perencanaan tebal minimum basecoarse yang diperlukan
Perhitungan tebal perkerasan Detail perkerasan belokan landasan berkecepatan tinggi- Lapisan Base Coarse = 0,9 x 25 cm = 23 cm- Lapisan Sub Base = 0,9 x 31 cm = 28 cm- Lapisan Surface = 10 cm Detail perkerasan tepi luar landasan- Lapisan Base Coarse = 0,7 x 25 cm = 17,5 cm- Lapisan Sub Base = 31 cm- Lapisan Surface = 10 cm
Detail perkerasan belokan landasan berkecepatan tinggi- Lapisan Base Coarse = 0,9 x 25 cm = 23 cm- Lapisan Sub Base = 0,9 x 31 cm = 28 cm- Lapisan Surface = 10 cm Detail perkerasan tepi luar landasan- Lapisan Base Coarse = 0,7 x 25 cm = 17,5 cm- Lapisan Sub Base = 31 cm- Lapisan Surface = 10 cm
Gambar Detail PerkerasanAspal (AC-BC) t= 10 cm
Base Coarse > 90 %
Sub Base >25%
Sub Grade > 6 %
10 cm
23 cm
28 cm
Detail Perkerasan Taxiway 30°SKALA 1:20
Aspal (AC-BC) t= 10 cm
Base Coarse > 90 %
Sub Base >25%
Sub Grade > 6 %
10 cm
23 cm
28 cm
Detail Perkerasan Taxiway 30°SKALA 1:20
Aspal (AC-BC) t= 10 cm
Base Coarse > 90 %
Sub Base >25%
Sub Grade > 6 %
10 cm
17 cm
31 cm
Detail Perkerasan Shoulder LandasanSKALA 1:20
PENUTUPKESIMPULAN1. Dari kondisi eksisting dengan koreksi ARFL terhadap pesawat terpanjang yang
beroperasi di Bandara Abdulrachman Saleh Malang, didapatkan panjang landasanminimum yang seharusnya adalah 2.819 meter. Sedangkan panjang runway yang adahanya sepanjang 2.350 meter, sehingga panjang runway tersebut tidak memenuhistandar panjang minimum berdasarkan koreksi ARFL.
2. Pada 15 tahun rencana yaitu pada tahun 2026, hasil peramalan total pergerakanpesawat sebesar 13.610 pergerakan dan total pergerakan penumpang sebesar 3.017.908penumpang Dari hasil perhitungan peak hour rencana pada total pergerakan di tahun2026 didapatkan volume keberangkatan pesawat saat jam puncak adalah sebanyak 3pesawat dan volume keberangkatan penumpang sebanyak 604 penumpang pada jampuncak. Maka didapatkan jumlah penumpang untuk satu kali keberangkatan padavolume puncak yaitu sebesar 202 penumpang, sehingga didapatkan jenis pesawatrencana yaitu pesawat tipe Boeing 737 – 900 ER dengan kapasitas penumpangsebanyak 213 seat. Berdasarkan analisa geometrik landasan didapatkan bahwa panjangdan lebar runway adalah 3.015 meter dan 45 meter dengan dilengkapi bahu landasan,untuk lebar taxiway didapat 25 meter dan berdasarkan hasil perhitungan didapatkanletak exit taxiway yang dapat digunakan dalam perencanaan adalah jarak totalminimum dari ujung runway ke lokasi exit taxiway (s) sebesar 1.904 m dengan sudut30° dan 2.222 meter dengan sudut 90°.
3. Pada perencanaan tebal perkerasan landasan dengan metode FAA menghasilkanketebalan lapis surface dengan ketebalan 10 cm, lapisan base setebal 25 cm danketebalan sub base adalah 31 cm.
KESIMPULAN1. Dari kondisi eksisting dengan koreksi ARFL terhadap pesawat terpanjang yang
beroperasi di Bandara Abdulrachman Saleh Malang, didapatkan panjang landasanminimum yang seharusnya adalah 2.819 meter. Sedangkan panjang runway yang adahanya sepanjang 2.350 meter, sehingga panjang runway tersebut tidak memenuhistandar panjang minimum berdasarkan koreksi ARFL.
2. Pada 15 tahun rencana yaitu pada tahun 2026, hasil peramalan total pergerakanpesawat sebesar 13.610 pergerakan dan total pergerakan penumpang sebesar 3.017.908penumpang Dari hasil perhitungan peak hour rencana pada total pergerakan di tahun2026 didapatkan volume keberangkatan pesawat saat jam puncak adalah sebanyak 3pesawat dan volume keberangkatan penumpang sebanyak 604 penumpang pada jampuncak. Maka didapatkan jumlah penumpang untuk satu kali keberangkatan padavolume puncak yaitu sebesar 202 penumpang, sehingga didapatkan jenis pesawatrencana yaitu pesawat tipe Boeing 737 – 900 ER dengan kapasitas penumpangsebanyak 213 seat. Berdasarkan analisa geometrik landasan didapatkan bahwa panjangdan lebar runway adalah 3.015 meter dan 45 meter dengan dilengkapi bahu landasan,untuk lebar taxiway didapat 25 meter dan berdasarkan hasil perhitungan didapatkanletak exit taxiway yang dapat digunakan dalam perencanaan adalah jarak totalminimum dari ujung runway ke lokasi exit taxiway (s) sebesar 1.904 m dengan sudut30° dan 2.222 meter dengan sudut 90°.
3. Pada perencanaan tebal perkerasan landasan dengan metode FAA menghasilkanketebalan lapis surface dengan ketebalan 10 cm, lapisan base setebal 25 cm danketebalan sub base adalah 31 cm.
PENUTUP Saran
Pada Perencanaan ini, tahun rencana yang digunakan adalah selama15 tahun dimulai dari tahun 2012. Oleh karena itu perencanaanpengembangan ini hanya dapat hingga tahun 2026, maka setelah tahun2026 bandara Abdulrachman Saleh Malang ini perlu dievaluasi ulangmengenai pertumbuhan pergerakan maupun kondisi perkerasanlandasan di tahun-tahun berikutnya.
SaranPada Perencanaan ini, tahun rencana yang digunakan adalah selama
15 tahun dimulai dari tahun 2012. Oleh karena itu perencanaanpengembangan ini hanya dapat hingga tahun 2026, maka setelah tahun2026 bandara Abdulrachman Saleh Malang ini perlu dievaluasi ulangmengenai pertumbuhan pergerakan maupun kondisi perkerasanlandasan di tahun-tahun berikutnya.
SEKIANTERIMA KASIHWassalamualaikum Wr.Wb