MODUL XI
TEKHNIK ANALISA DATA
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah perkuliahan berakhir, mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
Tehnik analisa data
2. Materi
1. Definisi Analisis Kualitatif
2. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
3. Sistematika Penelitian Kualitatif
4. Metode Pengumpulan Data
5. Analisis Kuantitatif
6. Paradigma kualitatif paradigma kuantitatif
7. Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif
8. Statistik Deskriptif dan Inferensial
9. Statistik Parametris dan Non Parametris
3. Indikator Pencapaian
1. Mahasiswa dapat mengemukakan Definisi Analisis Kualitatif
2. Mahasiswa dapat menjelaskan Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
3. Mahasiswa dapat mengemukakan Sistematika Penelitian Kualitatif
4. Mahasiswa dapat menjelaskan Metode Pengumpulan Data
5. Mahasiswa dapat mengemukakan dan menjelaskan Analisis Kuantitatif
6. Mahasiswa dapat mengemukakan dan menjelaskan Paradigma kualitatif
paradigma kuantitatif
7. Mahasiswa dapat mengemukakan Langkah-Langkah Penelitian
Kuantitatif
8. Mahasiswa dapat menjelaskan Statistik Deskriptif dan Inferensial
9. Mahasiswa dapat mengemukakan dan menjelaskan Statistik Parametris
dan Non Parametris
119
A. TEKNIK ANALISIS DATA
Patton menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar . Sedangkan menurut Taylor, mendefinisikan analisis data sebagai
proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya
definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang
ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian
definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis
data bermaksud pertama- tama mengorganisasikanm data. Data yang
terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar
peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan
sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya.
Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema
dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.
Akirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam
suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak
pengumpulan data dilakukan dan dikerjakjan secara intensif, yaitu sudah
meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha
pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain
menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami
kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan
adanya teori baru yang barangkali ditemukan.
120
1. Analisis Kualitatif
a. Definisi Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan
pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan
konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak berproses
dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks
dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan
distandardisasi.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data
diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.
Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi,
mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan
data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
analisis interaktif . Pada penelitian kualitatif, verifikasi data
dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian
dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses
pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan
mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola
tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan
dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.
Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi
analisis kualitatif. Mereka sudah mengenal empat pola analisa utama
yang lebih tepat sasaran, sistematis, dan distandardisasi, dan pada
ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif,
hubungan, dan interpretive. empat prototypical model-model yang
mereka uraikan adalah sebagai berikut:
“Model Quasi-statistical”. Peneliti menggunakan statistik
secara khas mulai dengan pertimbangan analisa, dan menggunakan
ide-ide untuk memilih jenis data. Pendekatan ini adalah kadang
dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data naratif,
121
mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam
suatu codebook. Hasil pencarian adalah informasi yang dapat
digerakkan secara statistik dan disebut Quasi statistik. Sebagai
contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema
spesifik. Model ini adalah serupa dengan pendekatan kwantitatif
tradisional sampai melakukan analisa isi.
“Model Analisa Template”. Di model ini, peneliti
mengkembangkan analisa cetakan untuk data naratif yang
digunakan. Unit-unit template adalah secara khas perilaku-perilaku,
kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan
dapat menyesuaikan diri dibanding suatu codebook di dalam model
Quasi statistik. Peneliti dapat mulai dengan template bersifat
elementer sebelum mengumpulkan data, template mengalami revisi
tetap sebanyak data dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model
jenis ini adalah bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa
meneliti etnografi, etologi, analisa ceramah, dan ethnoscience.
“Model Analisa Editing” . Peneliti menggunakan model editing
bertindak sebagai interpreter yang membaca sampai habis data
mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-unit. Suatu ketika
segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu
rencana pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan
untuk memilih jenis dan mengorganisir data. Peneliti kemudian
mencari-cari struktur dan pola-pola yang menghubungkan kategori-
kategori pokok. Pendekatan teori yang khas menyertakan model ini.
Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi, hermeneutics,
dan ethnomethodology menggunakan prosedur pola analisa editing.
“Model Immersion/crystallisasi”. Model ini melibatkan
pembaptisan total analis di dalam dan cerminan bahan-bahan teks,
menghasilkan satu kristalisasi data yang intuitif.
122
b. Sistematika Penelitian Kualitatif
Judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
Konteks Penelitian
Fokus Kajian Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
Pendekatan
Batasan Istilah
Unit Analisis
Deskripsi Setting Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Keabsahan data
Bab IV Hasil dan pembahasan
Bab VI Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran
123
c. Jenis-jenis Penelitian KualitatifPenelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:1. Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.
2. FenomenologiPenelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau
mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
3. Grounded theoryWalaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari
suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
124
4. EtnografiEtnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau
sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
5. Studi kasusPenelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi
suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
d. Metode Pengumpulan DataBeberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif,
yaitu:1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan
125
berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
2. ObservasiBeberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi
adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Bungin mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.
e. Keabsahan DataBanyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya
karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:
126
1. KredibilitasApakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada
c. hal-hal tersebut secara rinci.d. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
e. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
f. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk,
127
dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
f. ReliabilitasReliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi
konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.
2. Analisis KuantitatifPenelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya
secara umum memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi ke dalam riset-riset ilmu sosial . Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang menekankan pada studi kasus, penelitian kuantitatif bermuara pada survey.
Richard dan Cook mengemukakan perbedaan paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut :
3. Paradigma Kualitatif Paradigma KuantitatifMenganjurkan pemakaian metode kualitatif Bersandar pada
fenomenologisme dan verstehen; perhatian tertuju pada pemahaman tingkah laku manusia dari sudut pandangan pelaku itu sendiri. Pengamatan
128
berlangsung secara alamiah (naturalistic) dan tidak dikendalikan (uncontrolled)
1) Bersifat subyektifa. Dekat dengan data; bertolak dari perspektif dari “dalam” individu
atau masyarakat yang diteliti.b. Penelitian bersifat mendasar (grouned), ditujukan pada penemuan
(discovery-oriented), menekankan pada perluasan (expansionist), bersifat deskriptif, dan induktif.
2) Berorientasi pada prosesa. Valid; data bersifat ‘mendalam’, ‘kaya’, dan ‘nyata.b. Tidak dapat digeneralisasikan; studi di atas kasus tunggal
3) Bersifat holisticMengasumsikan adanya realitas yang bersifat dinamik Menganjurkan pemakaian metode-metode kuantitatif. Bersandar pada positivisme logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala sosial dengan mengesampingkan keadaan individu-individu. Pengamatan ditandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan (obtrusive)
4) Bersifat obyektifJauh dari data; bertolak dari sudut pandangan dari “luar” Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada pengujian (verification-oriented), menekankan penegasan (confirmatory), reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik.
5) Berorientasi pada hasilReliabel; data ‘keras’ dan dapat diulang. Dapat digeneralisasikan; studi atas banyak kasus Bersifat partikularistik. Mengasumsikan adanya realitas yang stabil
129
4. Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif
A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi
dilakukannya penelitian, apa hal yang menarik untuk melakukan
penelitian biasanya karena adanya kesenjangan antara kesenjangan antara
yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat deskripsi
singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian
peneliti sebelumnya. Secara rinci latar belakang (Wardi Bachtiar:1997)
berisi:
1) Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti
dipandang dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
2) Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak
dipecahkan.
3) Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian
4) Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan sesuai dengan
situasi dan kebutuhan zaman
5) Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya
6) Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau
negara dan bagi perkembangan ilmu.
B. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
1) Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan
antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan,
adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.
2) Pemilihan Masalah
a) Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji)
b) Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
c) Sesuai dengan kualifikasi peneliti
d) Menghubungkan dua variabel atau lebih
130
3) Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian
terdahulu, dan lain-lain.
4) Perumusan Masalah
a) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
b) Jelas dan padat
c) Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul
penelitian
5) Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan
kita cari/ capai dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang
paling mudah adalah dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam
rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.
Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis.
6) Telaah Pustaka
a) Manfaat Telaah Pustaka
b) Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti
c) Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran
d) Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga
memudahkan perumusan hipotesa
e) Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian
7) Pembentukan Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah
penelitian, pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi
kerangka orientasi untuk klasifikasi dan analisis data . Kerangka
teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan
pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri.
131
Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai
relevansi yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya
mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang diteliti
tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk
penelitian hubungan dua variabel atau lebih maka dalam landasan
teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua
variabel tersebut.
8) Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan
teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis
merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian.
9) Definisi Operasional Variabel Penelitian
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang
akan diteliti). Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti
konsep meja, kursi dan sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan
tak dapat dilihat seeprti konsep partisipasi, peranan dan sebagainya.
Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct. Karena construct
bergerak di alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang
dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi
operasional.
Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat
diuji kebenarannya oleh orang lain.
Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel
dibagi menjadi dua:
132
a) Variabel deskrit/katagorikal misalnya : variabel jenis kelamin.
b) Variabel Continues misal : variabel umur
Proses pengukuran variabel merupakan rangkaian dari empat
aktivitas pokok yaitu:
(1) Menentukan dimensi variabel penelitian. Variabel-variabel
penelitian sosial sering kali memiliki lebih dari satudimensi.
Semakin lengkap dimensi suatu variabel yang dapat diukur,
semakin baik ukuran yang dihasilkan.
(2) Merumuskan dimensi variabel. Setelah dimensi-dimensi suatu
variabel dapat ditentukan, barulah dirumuskan ukuran untuk
masing-masing dimensi. Ukuran ini biasanya berbentuk
pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi.
(3) Menentukan tingkat ukuran yang akan digunakan dalam
pengukuran. Apakah skala: nominal, ordinal, interval, atau ratio.
(4) Menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari alat pengukur
apabila yang dipakai adalah alat ukur yang baru.
Contoh yang bagus proses pengukuran suatu variabel dikemukakan
oleh Glock dan Stark yang mengembangkan suatu konsep untuk
mengukur tingkat religiusitas. Menurut pendapat mereka konsep
religiusitas mempunyai lima dimensi sebagai berikut :
a. Ritual Involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang
mengerjakan kewajiban ritual di dalam agama mereka. Seperti
sholat, puasa, membayar zakat, dan lain-lain, bagi yang
beragama Islam. atau pergi ke gereja dan kegiatan ritual lainnya
bagi yang beragama Kristen.
b. Ideologi Involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang
menerima hal-hal yang dogmatik di dalam agama mereka
masing-masing. Misalkan apakah seseorang yang beragama
percaya tentang adanya malaikat, hari kiamat, surga, neraka, dan
lain-lain hal yang sifatnya dogmatik.
133
c. Intellectual Involvement, sebenarnya jauh seseorang mengetahui
tentang ajaran agamanya. Seberapa jauh aktivitasnya di dalam
menambah pengetahuan agamanya, apakah dia mengikuti
pengajian, membaca buku-buku agama, bagi yang beragama
Islam. bagi yang beragama Kristen apakah dia menghadiri
Sekolah Minggu, membaca buku-buku agama, dan lain-lain.
Demikian pula dengan orang pemeluk agama lainnya, apakah
dia mengerjakan hal-hal yang serupa.
d. Experiential Involvement, yaitu dimensi yang berisikan
pengalaman-pengalaman unik dan spektakuler yang merupakan
keajaiban yang datang dari Tuhan. Misalnya, apakah seseorang
pernah merasakan bahwa doanya dikabulkan Tuhan; apakah di
apernah merasakan bahwa jiwanya selamat dari bahaya karena
pertolongan Tuhan, dan lain-lain.
e. Consequential Involvement, yaitu dimensi yang mengukur
sejauh mana perilaku seseorang dimotifikasikan oleh ajaran
agamanya. Misalkan apakah dia menerapkan ajaran agamanya
di dalam kehidupan sosial. misalnya, apakah dia pergi
mengunjungi tetangganya yang sakit, mendermakan sebagian
kekayaannya untuk kepentingan fakir miskin. Menyumbangkan
uangnya untuk pendirian rumah yatim piatu, dan lain-lain.
Dimensi-dimensi yang disebut di atas kemudian diperinci dalam
aspek yang lebih kecil dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut kemudian dijadikan komponen alat pengukur
yang terhadap dimensi tingkat religiusitas.
5. Statistik Deskriptif dan Inferensial
Statistika deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi. Misalnya penyajian data menggunakan table, grafik,
134
diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, desil,
persentil, rata-rata, standar defiasi, porsentasi, korelasi, dan regresi tanpa
pengujian signifikasi.
Statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat
digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik
(misalnya menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam
bentuk tabel atau grafik), untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai
data tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna.
Statistika inferensial adalah teknik statistic untuk menganalisis data
sampel data dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Suatu kesimpulan dari
data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang
kesalahan dan kebenaran (kepercayaan). Bila peluang kesalahan sebesar 5
persen, maka taraf kepercayaannya sebesar 95 persen. Ini disebut sebagai
taraf signifikasi yang mencerminkan kemampuan suatu sampel untuk
dilakukan generalisasi terhadap suatu populasi dengan taraf kesalahan
tertentu. Dengan menggunakan uji t dan uji F diperoleh taraf signifikasi
tertentu.
Statistika inferensial berkenaan dengan permodelan data dan
melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data, misalnya
melakukan pengujian hipotesis, melakukan estimasi pengamatan masa
mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan
(korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.
6. Statistik Parametris dan Non Parametris
A. Statistika Parametris
Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.
Ukuran uji dalam Statistik parametris antara lain :
T-test
Anova
Korelasi.
135
Contoh :
Rumusan masalah : berapa rata-rata penayangan iklan di TV ?
Hypotesis : rata-rata penayangan iklan di TV paling lama 120 menit.
Uji hypoteis : t-test
B. Statistika Non Parametris
Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya
berbentuk nominal dan ordinal dan tidak berlandaskan asumsi bahwa
distribusi data harus normal. Sehingga kita kenal beberapa tes yang
digunakan dalam penelitian hipotesis antara lain :
1) Test binomial
Tes binomial digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi
terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan
jum,lha sampelnya kecilnya (kurang dari 25).
2) Chi kuadrat
Chi kuadrat satu sampel, adalah teknik statistik yang digunakan
untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas
dua atau lebi kelas, data berbentuk nominal dan smapelnya besar.
yang dimaksud hipotesis deskriptif diatas adlah merupakan
estimasi gugaan terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi anatra
kategori satu dan kategori lainnya dalam sebuah sampel tentang
suatu hal.
3) Run test
Test ini digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu
sampel, bial datanya berbentuk ordina. pengujian dilakukan
dengan dengancara mengukur kerandoman populasi yang
didasarkan atas data hasil pengamatan melalui data sampel.
136
4) McNemar Test
Teknik statistik digunakan untk mengji hipotesa komparatif dua
sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal/diskrit.
dancangan peneitianya biasanya bebentuk before after. jadi
hipotesa penelitian merupakan perbandaingan antara nilai
sebelum dan sesudah ada perlakuan.
5) Sign Test
test ini digunakan untuk menguji hipotesa komparatif dua sampel
yang berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. teknik ini
dianamakan uji tanda karena data yang akan dianalisis dinyatakan
dalam bentuk tanda-tanda yaitu tanda positif dan negatif.
6) Wilcoxon Match Pairs Test
Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test).
kalau dalam uji tnada besarnya selisih nilai angka antara positif
dan negatif tidak diperhitungkan sedangkan dlaam uji wilcoxon
ini diperhitungkan, teknik digunakan untuk menguji signifikansi
hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya
berbentuk ordinal.
7) Chi kuadrat dua sampel
Chi kuadrat dua sampel digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif dua smapel bila datanya berbentuk nominal dan
sampelnya besar. cara perhitungan dapat menggunakan rumus
yang telah ada atau dapat menggunakan tabel kontingensi 2×2.
8) Fisher Exact Probability Test
Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis
komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk
nominal untuk sampel yang besar duigunakan chi kuadrat.
137
9) Test median
Tes median digunakan untuk menguji signifikansi hipoteis
komparatif dua smapel independen bila datanya bernbentuk
nominal atau ordinal. pengjuijan didasarkaan atas median dari
smapel yang diambil secara random. dengan demikian Ho yang
akan diuji berbunyi : tidak terdapat perbedaan dua kelompok
populasi berdasarkan mediannya.
10) Mann-Whitney U-Test
U-test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis
komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal
test ini merupakan test yang terbaik untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel indenden bila datanya berbentuk ordinal.
11) Test Kolmogorov-Smirnov dua sampel
Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel independen bila datanya bernetuk ordinal yang telah
tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan
menggunakan kela-kelas interval.
12) Test Run Wald-Wolfowitz
Tes ini dibgunakan untuk meguji signifikasin hipotesis
komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal
dan disusun dalam bentuk run. oleh karena itu sebelum dtaa dua
sampel (n1 + n2) dianalisis maka perlu disusun terlebih dahulu
kedlaam bentuk ranking.
13) Test Cochran
Tes ini digunakan untuk hipotesis komparatif k sampel
berpasangan bila datanya benrbnuk nominal dan frekuensi
dikotomi.
138
14) Test Friedman
Friedman two way anova (analisi varian dua jalan Friedman)
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang
berpasanga (related) bila datany aberebntuk ordinal (ranking),
bila datany terkumpul berbntuk interval atau ratio maka data
tersebut diubah kedalam ordinal.
15) Chi-kuadrat k Sampel
Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif lebih dari
dua sample, bila datanya benrbntuk diskrit atau nominal.
16) Median Extention
test median extension digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif median k sampel independen bila datanya berbentuk
ordinal dan dalam tes ini ukuran sampel tidak harus sama.
17) Analisis Varian satu jalan Kruskal-Walls
teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis k sampel
inedependen bila datanya berbentuk ordinal. bila dalam
pengukuran ditemukan data berbentuk interval atau ratio maka
perlu dirubah dulu kedlam ordinal (data berbentukr
anking/peringkat).
18) Koefiisen Kontingensi
koefisien ini digunakan untuk menghitung hubungan antar
variabel bila datanya berbentuk nominal. teknik mempunyai
kaitan eratdengan chi kuadrat yang digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif k sampel independen, oleh karena itu rumus
yang digunakan mengandung nilai cjhi kuadrat.
139
19) Korelasi Spearman Rank
Korelasi spearman rank digunakan mencari hubungan atau uji
signifikansi hipotesisi asosiatif bila amsing-masing variabel yang
dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data aantar variabel
tidak harus sama.
20) Korelasi Kendal Tau
Sepertinya dalam korelasi spearman rank, korlasi kendal tau
digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara
dua variabel atau lebih bila datanya berbentuk ordinal atau
ranking
140