-
DRAF RENCANA STRATEGIS
TAHUN 2020-2024
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
-
i
KATA PENGANTAR
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kepulauan Bangka Belitung
yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penjaminan mutu pendidikan dasar
dan menengah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung perlu dituangkan ke dalam rumusan
kebijakan lembaga berbentuk Rencana Strategis (Renstra). Dalam menyusun Renstra, LPMP
Kepulauan Bangka Belitung merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) dan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah
Tahun 2020 - 2024.
Renstra sebagai dokumen utama yang memuat visi, misi, kebijakan, tujuan strategis, sasaran
program, dan indikator kinerja program (IKP) pembangunan bidang pendidikan dasar dan
menengah, menjadi salah satu pedoman pelaksanaan kinerja organisasi untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Selain itu, Renstra ini lebih lanjut dijabarkan ke dalam rencana
kinerja atau program kerja tahunan yang sekaligus juga menjadi rujukan untuk mengevaluasi
capaian program dan kegiatan dalam periode lima tahunan.
Penyusunan Rencana Strategis LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini telah melalui
beberapa proses dan tahapan. Proses tersebut antara lain dengan melibatkan partisipasi
jajaran di LPMP Kepulauan Bangka Belitung, baik dari struktural maupun pegawainya, serta
mempertimbangkan seluruh capaian kinerja LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
hingga saat ini. Renstra ini telah mencoba mengakomodasi tugas dan fungsi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang diturunkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, memelihara kesinambungan dan keberlanjutan
program, memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan masyarakat, serta mengantisipasi
masa depan. Penyederhanaan, keefektifan dan efisiensi juga menjadi dasar pertimbangan
dalam penyusunannya. Diharapkan dengan proses dan tahapan tersebut dapat menjadikan
Rencana Strategis LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020 - 2024
merupakan pedoman yang membumi dan mudah dilaksanakan.
Renstra ini juga diharapkan bisa dipahami dan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran di LPMP
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pemangku kepentingan, dan masyarakat. Dengan
demikian banyak pihak yang terlibat secara aktif efektif dan konstruktif, termasuk memberi
kritik, evaluasi dan rekomendasi. Pelibatan publik secara aktif dan terintegrasi diharapkan
-
ii
mampu meningkatkan kualitas pendidikan, terutama hasil penjaminan mutu pendidikan di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Renstra ini secara periodik akan direviu untuk disempurnakan dan dilakukan perubahan yang
diperlukan, terkait dengan kebijakan internal dan capaian target tahunan. Oleh karena itu,
semua pihak yang berkepentingan sangat diharapkan berpartisipasi dalam memberikan saran
dan masukan yang positif dan relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan jaman.
Pangkalpinang, Agustus 2020
Kepala LPMP Kep Bangka Belitung,
Hendri Gunawan, ST, MT
NIP. 197106262003121001
-
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. iv
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………….……....v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….…vi
.BAB I PENDAHALUAN ..................................................................................................... 4
A. Kondisi Umum Pendidikan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah ............... 4
B. Potensi dan Permasalahan Pendidikan Dasar dan Menengah. ................................ 25
C. Tantangan ................................................................................................................. 34
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN ................................................................................... 41
A. Visi LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................... 41
B. Misi Ditjen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................... 44
C. Tata Nilai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ..................................................... 44
D. Tujuan Strategis LPMP Kepulauan Bangka Belitung .............................................. 48
E. Sasaran Program Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .......................................... 49
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN ........................................................................................ 55
A. Arah kebijakan dan Strategi ..................................................................................... 55
B. Kerangka Regulasi .................................................................................................... 62
C. Kerangka Kelembagaan ............................................................................................ 71
D. Reformasi Birokrasi .................................................................................................. 75
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN……………….………………………………………………………….…78
A. Target Kinerja ........................................................................................................... 78
B. Kerangka Pendanaan ................................................................................................ 82
BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 84
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 86
Lampiran 1 : Neraca Pendidikan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2019 .............................................................................................................. 86
-
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran PMP SD 3 Tahun Terakhir .............................. 5
Tabel 2 Sebaran Capaian SNP Jenjang SD Kab/KotaTahun 2016 .............................. 6
Tabel 3 Sebaran Capaian SNP Jenjang SD Kab/KotaTahun 2017 .............................. 7
Tabel 4 Sebaran Capaian SNP Jenjang SD Kab/KotaTahun 2018 .............................. 7
Tabel 5 Capaian Nilai Rata-Rata per Standar pada SD 3 Tahun
Terakhir .............................. 9
Tabel 6 Capaian per SNP Jenjang SD Kab/Kota Tahun 2016 .............................. 10
Tabel 7 Capaian per SNP Jenjang SD Kab/Kota Tahun 2017 .............................. 10
Tabel 8 Capaian per SNP Jenjang SD Kab/Kota Tahun 2018 .............................. 10
Tabel 9 Sebaran Capaian SNP terhadap Jumlah SMP .............................. 11 Tabel 10 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2016 .............................. 12
Tabel 11 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2017 .............................. 13
Tabel 12 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2018 .............................. 13
Tabel 13 Nilai Rata-Rata per Standar pada SMP 3 Tahun Terakhir .............................. 15
Tabel 14 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2016 .............................. 15
Tabel 15 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2017 .............................. 15
Tabel 16 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2017 .............................. 16
Tabel 17 Sebaran Capaian SNP terhadap Jumlah SMA .............................. 16 Tabel 18 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2016 .............................. 17
Tabel 19 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2017 .............................. 18
Tabel 20 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2018 .............................. 18
Tabel 21 Nilai Rata-Rata per Standar pada SMA 3 Tahun Terakhir .............................. 20
Tabel 22 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2016 .............................. 21
Tabel 23 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2017 .............................. 21
Tabel 24 Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2018 .............................. 22
Tabel 25 Rekapitulasi Jumlah Sekolah Prov. Kepulauan Bangka
Belitung - Tahun 2019 .............................. 23
Tabel 26 Rekapitulasi Jumlah Guru Prov. Kepulauan Bangka
Belitung - 2019 .............................. 23
Tabel 27 Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Prov. Kepulauan
Bangka Belitung - 2019 .............................. 24
Tabel 28 Tantangan Pemajuan Pendidikan Pendidikan Dasar dan
Menengah .............................. 34
Tabel 29 Hasil Akreditasi Sekolah Dasar .............................. 37
Tabel 30 Hasil Akreditasi Sekolah Menengah Pertama .............................. 38
Tabel 31 Hasil Akreditasi Sekolah Menengah Atas .............................. 39
Tabel 32 Tujuan Srategis Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen tahun
2020-2024 .............................. 49
Tabel 33 Program dan Sasaran Program (SP)
Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen Tahun 2020-2024 .............................. 50
Tabel 34 Tujuan Strategis LPMP Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung .............................. 51
Tabel 35 Daftar ASN di LPMP Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung .............................. 74
Tabel 36 8 (Delapan) Area Perubahan .............................. 76
Tabel 37 Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja
LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .............................. 78
Tabel 38 Indikator Kinerja Program (IKP) .............................. 80
Tabel 39 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) .............................. 80
Tabel 40
Kerangka Pendanaan Rencana Strategis
LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2020 .............................. 82
Tabel 41 Proyeksi Kebutuhan Pendanaan LPMP Kep. Bangka
Belitung 2021 - 2024 .............................. 83
-
v
DAFTAR GRAFIK
Grafik1 Sebaran Capaian SNP terhadap Jumlah SD .............................. 6
Grafik 2 Prosentase Sebaran Capaian SNP Jenjang SD .............................. 8
Grafik 3 Radar PMP SD .............................. 9
Grafik 4 Sebaran PMP SMP 3 Tahun Terakhir .............................. 12
Grafik 5 Prosentase Sebaran PMP SMP .............................. 14 Grafik 6 Radar PMP SMP .............................. 14
Grafik 7 Sebaran Capaian SNP terhadap Jumlah SMA .............................. 17
Grafik 8 Prosentase Sebaran PMP SMA .............................. 18 Grafik 9 Radar PMP SMA .............................. 20
Grafik 10 Hasil Persentase Akreditasi Sekolah Dasar .............................. 37
Grafik 11 Hasil Persentase Akreditasi Sekolah Menengah
Pertama .............................. 38
Grafik 12 Hasil Persentase Akreditasi Sekolah Menengah
Atas .............................. 39
-
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Profil Pelajar Pancasila .............................. 42
Gambar 2 Struktur Organisasi LPMP .............................. 72
-
1 |Hal
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan pendidikan merupakan amanat konstitusi, sehingga menjadi suatu kewajiban
bagi pemerintah untuk melaksanakannya. Negara, dalam Pembukakan UUD 1945
memberikan janji kepada bangsa ini untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia”. Di dalam pasal 28c
UUD 1945 dinyatakan bahwa setiap warga negara berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia. Lebih lanjut, pasal 31 menyatakan (1) Setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan, (2) Setiap warga negara wajib mengikuti Pendidikan
Dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang. Konstitusi memberikan landasan yang kuat sebagai dasar bagi
setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.
Dalam periode yang lalu (2015-2019), Kemendikbud telah mengimplementasikan Nawacita
dalam berbagai program kerja prioritas kementerian, seperti Program Indonesia Pintar (PIP),
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan, serta Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK). Memasuki periode selanjutnya (2020-2024), Kemendikbud kembali mengelola sektor
pendidikan tinggi. Oleh karena itu, pembangunan SDM yang menjadi kewenangan Kemendikbud
akan memperhitungkan tren
global terkait kemajuan pesat teknologi, pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan hidup,
dan perbedaan dunia kerja masa depan dalam bidang pendidikan pada setiap tingkatan dan
bidang kebudayaan. Pertama, kemajuan teknologi yang mendorong Revolusi Industri 4.0
bersama dengan terobosan-terobosan yang menyertainya mempengaruhi segala sektor kehidupan.
Di seluruh dunia dan di segala industri, diterapkan otomatisasi, kecerdasan buatan, big data,
3D printing dan lain sebagainya. Keterhubungan antar manusia juga semakin meningkat,
difasilitasi oleh teknologi, seperti
-
2 |Hal
konektivitas 5G yang memungkinkan munculnya kendaraan otonom (autonomous vehicle),
dan delivery drone. Kedua, secara sosio-kultural, terjadi pergeseran demografi dan profil sosio-
ekonomi populasi dunia. Semakin banyak orang yang harapan hidupnya lebih panjang dan
oleh karenanya dapat bekerja semakin lama. Negara-negara berkembang akan mengalami
peningkatan migrasi, urbanisasi, keragaman budaya, dan jumlah kelas menengah. Tenaga kerja
akan memiliki fleksibilitas dan mobilitas yang semakin tinggi, sehingga mengaburkan batasan
antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Konsumen akan semakin peduli akan persoalan etika,
privasi, dan kesehatan.
Ketiga, pada bidang lingkungan hidup, kebutuhan akan energi dan air akan terus naik,
sedangkan sumber daya alam akan menipis dalam 20 (dua puluh) tahun ke depan. Penggunaan
energi alternatif atau energi bersih akan meningkat untuk melawan dampak dari perubahan iklim
dan polusi. Upaya yang dikerahkan untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan hidup
dan mengatasi berbagai permasalahan lingkungan juga akan semakin besar. Keempat, dunia
kerja masa depan akan sangat berbeda dari keadaan sekarang. Ketiga perubahan besar yang
telah disebutkan sebelumnya membentuk dunia kerja yang berbeda dalam hal struktur, teknologi,
dan konsep aktualisasi diri. Struktur pekerjaan akan semakin bersifat fleksibel, tak
mengenal batas geografis dan tak terikat akan mengakibatkan pekerja tidak akan terikat pada satu
institusi saja sepanjang kariernya. Pekerja lepas dan sementara (freelance dan temporary)
akan bertumbuh pesat. Pekerja dari berbagai usia dapat bekerja bersama karena harapan hidup
makin panjang, sehingga menuntut penghargaan atas keragaman latar belakang. Teknologi
mempermudah pekerjaan sehari-hari, namun juga menuntut penguasaan keterampilan dan
pengetahuan baru. Tenaga kerja masa depan juga lebih mampu mengendalikan arah kariernya
dan mencari kepuasan pribadi dalam pekerjaannya. Agar dapat berhasil di lingkungan kerja masa
depan, Kemendikbud telah menetapkan 6 (enam) profil Pelajar Pancasila yang harus
ditumbuhkembangkan di antara peserta didik saat ini: (1) kebinekaan global, (2) bergotong
royong, (3) kreatif, (4) bernalar kritis, (5) mandiri, dan (6) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia .
Dengan mempertimbangkan empat antisipasi di atas, Kemendikbud, melalui kebijakan
Merdeka Belajar, berupaya merangkul semua pemangku kepentingan pendidikan dan
kebudayaan antara lain keluarga, pendidik dan tenaga kependidikan, lembaga pendidikan,
industri dan pemberi kerja, serta masyarakat untuk menghela semua potensi bangsa
menyukseskan pemajuan pendidikan dan kebudayaan yang bermutu tinggi bagi semua
rakyat sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Rencana strategis (Renstra)
-
3 |Hal
Kemendikbud Tahun 2020-2024 berfokus pada kebijakan Merdeka Belajar sebagai
pedoman bagi pembangunan SDM dalam menata dan memaksimalkan bonus demografi
yang menjadi kunci tercapainya bangsa maju yang berkeadilan sosial, seperti yang dicita-
citakan oleh para Pendiri Bangsa.
Berdasarkan hal tersebut diatas Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
berkedudukan di provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk
supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan
menengah, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai
standar nasional pendidikan.
Rencana Strategis ini memuat rencana kerja dan program tahunan yang lebih operasional,
sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menentukan ketercapaian sasaran
jangka menengah organisasi. Sedangkan rencana operasional digunakan untuk menentukan
kegiatan yang lebih rinci yang merupakan proses dalam menghasilkan output. Rencana
Strategis juga memuat visi, misi, tujuan arah kebijakan dan strategi LPMP Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dalam mencapai tujuan organisasi. Peranan LPMP dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang
tercantum Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26 Tahun 2020 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disingkat LPMP merupakan Unit
pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan mempunyai
tugas melaksanakan penjaminan mutu, pengembangan model dan kemitraan penjaminan
mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu untuk menjalannya tugas yang diembannya
LPMP Menyelenggara fungsinya sebagai berikut :
a. Pemetaan Mutu Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
b. Pelaksanaan Supervisi Satuan Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan;
c. Pelaksanaan Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Nasional;
-
4 |Hal
d. Pengembangan Model Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah Secara Nasional;
e. Pengembangan Dan Pelaksanaan Kemitraan Di Bidang Penjaminan Mutu
Pendidikan Secara Nasional;
f. Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Informasi Mutu Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah; dan
g. Pelaksanaan Urusan Administrasi.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara terarah dengan perencanaan yang
matang, maka LPMP Kepulauan Bangka Belitung memandang perlu menyusun suatu
rencana strategis (Renstra) sebagai panduan untuk menyusun perencanaan ke depan, sesuai
dengan kebutuhan Pemangku Kepentingan Pendidikan dalam kerangka sistem penjaminan
mutu pendidikan.
A. Kondisi Umum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
1. Berdasarkan Raport Mutu
LPMP merupakan unit pelaksana teknis kegiatan penjaminan mutu di tingkat
provinsi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang melaksanakan tugas dan fungsi
penjaminan mutu pendidikan melalui pemetaan mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah, pelaksanaan supervisi satuan pendidikan dasar dan
pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan, pelaksanaan
fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
penjaminan mutu pendidikan nasional, pengembangan model penjaminan mutu
pendidikan dasar dan pendidikan menengah secara nasional, pengembangan dan
pelaksanaan kemitraan di bidang penjaminan mutu pendidikan secara nasional,
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah; dan pelaksanaan urusan administrasi.
Kinerja LPMP diukur melalui pencapaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu
persentase satuan pendidikan yang telah melakukan penjaminan mutu internal melalui
evaluasi diri sekolah (EDS) mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan
menengah. LPMP Kepulauan Bangka Belitung telah melaksanakan program EDS di 7
(tujuh) kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada pada satuan
pendidikan. Program EDS dilaksanakan dengan menggunakan beberapa strategi berikut:
-
5 |Hal
1) Pendekatan integrasi proses, artinya EDS online berbasis sistem Dapodik, 2) integrasi
SDM dengan melibatkan pihak LPMP dan pengawas sebagai fasilitator pendampingan
EDS di daerah, 3) pemanfaatan IT melalui instrumen EDS yang mudah digunakan
hingga tingkat sekolah, dan 4) instrumen yang digunakan berbasis kuantitatif sehingga
mudah dianalisis.
Profil Mutu Pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari tahun
2016– 2018 sebagai berikut:
a. Capaian Standar Nasional Pendidikan SD
Capaian SNP hasil pemetaan mutu pendidikan Jenjang Sekolah Dasar berdasar
Rapor PMP tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 : Sebaran PMP SD 3 Tahun Terakhir
Apabila diihat dari prosentase kategori pencapaian SNP, pada tahun 2016 modusnya
terdapat pada kategori SNP3 sebanyak 69,50%, sedangkan pada tahun 2017
modusnya terdapat pada kategori SNP4 sebanyak 81, 82%., begitu juga pada pada
tahun 2018 modusnya pada kategori SNP4 sebanyak 84,37%. Dengan demikain ada
kecenderungan positif bahwa pada jenjang sekolah dasar terdapat kenaikan mutu
capaian SNP, akan tetapi selama tiga tahun pemetaan PMP belum ada sekolah dasar
yang mencapai kategori SNP, sehingga pada jenjang sekolah dasar sangat perlu
mendapatkan supervisi sekolah dan program kegiatan peningkatan mutu.
Sebaran hasil Pemetaan Mutu Pendidikan jenjang Sekolah Dasar di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung juga dapat kita sajikan dalam grafik berikut:
TAHUN 2016 2017 2018 2016 2017 2018
PROGRES JUMLAH SEKOLAH
TERPETAKAN PROSENTASE
Jumlah Sekolah 800 803 755 100 100 100
SNP1 55 17 13 6,88 2,12 1,72
SNP2 11 5 24 1,38 0,62 3,18
SNP3 556 124 81 69,50 15,44 10,73
SNP4 178 657 637 22,25 81,82 84,37
SNP 0 0 0 0 0 0
-
6 |Hal
5511
556
178
017 5
124
657
013 2481
637
00
100
200
300
400
500
600
700
Menuju SNP 1 Menuju SNP 2 Menuju SNP 3 Menuju SNP 4 SNP
SEBARAN PMP
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Grafik 1 : Sebaran Capaian SNP terhadap Jumlah SD
Adapun untuk sebaran capaian standar nasional pendidikan/SNP per
kabupaten/kota selama tiga tahun berturut-turut bisa dilhat pada berikut:
Tabel 2 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SD Kab/KotaTahun 2016
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2016
SNP1 SNP2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 82 1 2 59 20 0
2 Bangka 179 27 2 104 46 0
3 Bangka Barat 133 7 1 95 30 0
4 Bangka
Tengah 94 10 1 66 17 0
5 Bangka
Selatan 89 5 1 68 15 0
6 Belitung 119 4 3 95 17 0
7 Belitung Timur 104 1 1 69 33 0
Provinsi
(TOTAL) 800 55 11 556 178 0
Prosentase 100 6,88 1,38 69,5 22,25 0
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016, jumlah sekolah dasar yang
terpetakan sebanyak 800 sekolah dengan sebaran; 55 sekolah atau 6,88%
sekolah pada kategori SNP1; 11 sekolah atau 1,38% sekolah pada kategori
SNP2; 556 sekolah atau 69,5% sekolah pada kategori SNP3 dan merupakan
-
7 |Hal
Modus capaian SNP; dan 178 sekolah atau 22,25% sekolah pada kategori
SNP4.
Tabel 3 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SD Kab/KotaTahun 2017
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2017
SNP1 SNP2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 83 3 0 13 67 0
2 Bangka 176 6 1 17 152 0
3 Bangka Barat 132 2 1 18 111 0
4 Bangka Tengah 96 1 0 16 79 0
5 Bangka Selatan 91 2 1 19 69 0
6 Belitung 120 3 1 31 85 0
7 Belitung Timur 105 0 1 10 94 0
Provinsi
(TOTAL) 803 17 5 124 657 0
Prosentase 100 2,12 0,62 15,44 81,82 0
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017, jumlah sekolah dasar
yang terpetakan sebanyak 803 sekolah dengan sebaran; 17 sekolah atau
2,12% sekolah pada kategori SNP1; 5 sekolah atau 0,62% sekolah pada
kategori SNP2; 124 sekolah atau 15,44% sekolah pada kategori SNP3; dan
647 sekolah atau 81,82% sekolah pada kategori SNP4 dan merupakan
Modus Capaian SNP.
Tabel 4 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SD Kab/Kota Tahun 2018
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2018
SNP
1
SNP
2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 82 1 3 7 71 0
2 Bangka 165 1 5 16 143 0
3 Bangka Barat 127 7 4 20 96 0
4 Bangka Tengah 95 0 3 12 80 0
5 Bangka Selatan 79 0 5 14 60 0
6 Belitung 119 4 4 10 101 0
7 Belitung Timur 88 0 0 2 86 0
Provinsi (TOTAL) 755 13 24 81 637 0
Prosentase 100 1,72 3,18 10,73 84,37 0
-
8 |Hal
69,50
0
81,82
0
84,37
00,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
M1 M2 M3 M4 SNP
PROSESNTASE SEBARAN PMP SELAMA 3 TAHUN TERAKHIR
2016 2017 2018
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018, jumlah sekolah dasar
yang terpetakan sebanyak 755 sekolah dengan sebaran; 13 sekolah atau
1,73% sekolah pada kategori SNP1; 24 sekolah atau 3,18% sekolah pada
kategori SNP2; 81 sekolah atau 10,3% sekolah pada kategori SNP3; dan 637
sekolah atau 84,37% sekolah pada kategori SNP4. Adapun prosesntase
sebaran pemetaan mutu pendidikan selama 3 tahun terakhir dapat dilihat
pada grafik berikut:
Grafik 2 : Prosentase Sebaran Capaian SNP Jenjang SD
Grafik menunjukkan bahwa ada trend positif pencapaian sekolah pada
kenaikan kategori standar. Tahun 2016 modus capaian standar pada kategori
SNP3 sebanyak 69,50%, selanjutnya pada tahun 2017 modusnya pada kategori
SNP4 sebanyak 81,82% dan pada tahun 2018 modusnya pada kategori SNP4
juga dan meningkat menjadi 84,37%.
-
9 |Hal
0
2
4
6
8
Standar KompetensiLulusan
Standar Isi
Standar Proses
Standar PenilaianPendidikan
Standar Pendidikdan Tenaga
Kependidikan
Standar Sarana danPrasarana
Pendidikan
Standar PengelolaanPendidikan
Standar Pembiayaan
Radar PMP
Prop. Bangka Belitung 2016 Prop. Bangka Belitung 2017 Prop. Bangka Belitung 2018
Capaian Per Standar
Capaian nilai rata-rata per standar dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 3 : Radar PMP SD
Lebih jelasnya capaian nilai rata-rata per standar pada standar nasional
pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5 : Capaian Nilai Rata-Rata per Standar pada SD 3 Tahun Terakhir
No Standar Nasional Pendidikan 2016 2017 2018
1 Standar Kompetensi Lulusan 5,61 5,93 6,23
2 Standar Isi 4,95 5,54 5,87
3 Standar Proses 5,28 6,32 6,5
4 Standar Penilaian Pendidikan 4,46 5,95 6,07
5
Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan 3,93 4,38 4,18
6
Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan 5,06 4,25 4,13
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4,85 5,71 5,96
8 Standar Pembiayaan 4,2 5,62 5,82
Rata-rata 4,79 5,46 5,60
Kategori SNP3 SNP4 SNP4
-
10 |Hal
Rata-rata standar nasional pendidikan/SNP per kabupaten/kota selama tiga tahun
berturut-turut bisa dilhat pada berikut:
Tabel 6 : Capaian per SNP Jenjang SD Kab/Kota Tahun 2016
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan RATA-
RATA
KATE-
GORI 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkalpinang 5,84 5,02 5,38 4,39 3,85 4,93 4,9 4,26 4,82 SNP3
2 Bangka 5,54 4,98 5,41 4,58 3,68 5,13 4,66 4,5 4,81 SNP3
3 Bangka Barat 5,62 5 5,33 4,46 4 5,27 4,97 4,07 4,84 SNP3
4 Bangka Tengah 5,46 5,1 5,09 4,41 4,12 4,91 4,8 3,97 4,73 SNP3
5 Bangka Selatan 5,55 4,99 5,26 4,34 4,07 4,96 4,88 4,05 4,76 SNP3
6 Belitung 5,65 4,69 5,16 4,25 3,83 4,96 4,8 4,15 4,69 SNP3
7 Belitung Timur 5,6 4,84 5,32 4,8 3,94 5,26 4,98 4,4 4,89 SNP3
Rata-rata 5,61 4,95 5,28 4,46 3,93 5,06 4,86 4,20 4,79 SNP3
Kategori SNP4 SNP3 SNP4 SNP3 SNP3 SNP3 SNP3 SNP3 SNP3
Tabel 7 : Capaian per SNP Jenjang SD Kab/Kota Tahun 2017
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan RATA-
RATA
KATE-
GORI 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkal-pinang 5,9 5,39 6,25 5,99 4,21 4,22 5,68 5,42 5,38 SNP4
2 Bangka 5,92 5,7 6,33 6,13 4,29 4,32 5,78 5,86 5,54 SNP4
3 Bangka Barat 6,12 5,7 6,45 5,96 4,54 4,29 5,83 5,49 5,55 SNP4
4 Bangka Tengah 6,05 5,55 6,39 5,98 4,45 4,14 5,75 5,64 5,49 SNP4
5 Bangka Selatan 5,83 5,42 6,16 5,73 4,39 4,24 5,51 5,5 5,35 SNP4
6 Belitung 5,72 5,28 6,07 5,56 4,39 4,25 5,41 5,56 5,28 SNP4
7 Belitung Timur 5,98 5,58 6,53 6,18 4,39 4,18 5,93 5,68 5,56 SNP4
Rata-rata 5,93 5,52 6,31 5,93 4,38 4,23 5,70 5,59 5,45 SNP4
Kategori SNP4 SNP4 SNP4 SNP4 SNP3 SNP3 SNP4 SNP4 SNP4
-
11 |Hal
Tabel 8 : Capaian per SNP Jenjang SD Kab/Kota Tahun 2018
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan RATA-
RATA
KAT
E-
GORI 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkal-pinang 6,32 5,78 6,51 6,03 4,16 4,09 5,97 5,71 5,57 SNP4
2 Bangka 6,32 6,06 6,62 6,27 4,07 4,22 6,14 6,13 5,73 SNP4
3 Bangka Barat 6,21 5,76 6,42 5,86 4,03 4,05 5,86 5,49 5,46 SNP4
4 Bangka Tengah 6,29 5,91 6,55 6,17 4,29 4,03 5,99 5,84 5,63 SNP4
5 Bangka Selatan 6,13 5,87 6,4 5,92 4,22 4,1 5,84 5,83 5,54 SNP4
6 Belitung 6,09 5,7 6,4 5,91 4,2 4,13 5,8 5,73 5,50 SNP4
7 Belitung Timur 6,2 5,9 6,57 6,25 4,45 4,22 6,06 5,95 5,70 SNP4
Rata-rata 6,22 5,85 6,50 6,06 4,20 4,12 5,95 5,81 5,59 SNP4
Kategori SNP
4
SNP
4
SNP
4
SNP
4
SNP
3
SNP
3
SNP
4
SNP
4 SNP4
Keterangan:
1. Standar Kompetensi Lulusan 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2. Standar Isi 6. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
3. Standar Proses 7. Standar Pengelolaan Pendidikan
4. Standar Penilaian Pendidikan 8. Standar Pembiayaan
b. Capaian Standar Nasional Pendidikan SMP
Capaian SNP hasil pemetaan mutu pendidikan Jenjang SMP berdasar Rapor PMP
tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9 : Sebaran PMP SMP 3 Tahun Terakhir
TAHUN 2016 2017 2018 2016 2017 2018
PROGRES
JUMLAH SEKOLAH
TERPETAKAN PROSENTASE
Jumlah
Sekolah
199 209 188 100 100 100
SNP1 12 2 1 6,03 0,96 0,53
SNP2 8 1 7 4,02 0,48 3,72
SNP3 131 53 39 65,83 25,36 20,74
SNP4 48 153 141 24,12 73,21 75
SNP 0 0 0 0 0 0
Apabila diihat dari prosentase kategori pencapaian SNP, pada tahun 2016
modusnya terdapat pada kategori SNP3 sebanyak 65,83%, sedangkan pada tahun
2017 modusnya terdapat pada kategori SNP4 sebanyak 73, 21%., begitu juga pada
pada tahun 2018 modusnya pada kategori SNP4 sebanyak 75%. Dengan demikain
ada kecenderungan positif bahwa pada jenjang SMP terdapat kenaikan mutu
capaian SNP, akan tetapi selama tiga tahun pemetaan PMP belum ada SMP yang
mencapai kategori SNP, sehiangga pada jenjang SMP sangat perlu mendapatkan
supervisi sekolah dan program kegiatan peningkatan mutu.
-
12 |Hal
12 8
131
48
02 1
53
153
017
39
141
00
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Menuju SNP 1 Menuju SNP 2 Menuju SNP 3 Menuju SNP 4 SNP
SEBARAN PMP SMP
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Capaian SNP hasil Pemetaan Mutu Pendidikan jenjang SMP di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung juga dapat kita sajikan dalam grafik sebaran PMP
SMP berikut:
Grafik 4 : Sebaran Capaian SNP terhadap Jumlah SMP
Adapun untuk sebaran capaian standar nasional pendidikan/SNP per kabupaten/kota
selama tiga tahun berturut-turut bisa dilhat pada berikut:
Tabel 10 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2016
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2016
SNP1 SNP
2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 24 3 2 18 1 0
2 Bangka 43 4 1 30 8 0
3 Bangka Barat 32 1 0 16 15 0
4 Bangka Tengah 22 1 2 15 4 0
5 Bangka Selatan 30 1 3 19 7 0
6 Belitung 26 1 0 19 6 0
7 Belitung Timur 22 1 0 14 7 0
8 Provinsi (TOTAL) 199 12 8 131 48 0
9 Prosentase 100 6,03 4,02 65,83 24,12 0
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016, jumlah SMP yang terpetakan
sebanyak 199 sekolah dengan sebaran; 12 sekolah atau 6,03% sekolah pada kategori
SNP1; 8 sekolah atau 4,02% sekolah pada kategori SNP2; 131 sekolah atau 65,83%
sekolah pada kategori SNP3; dan 48 sekolah atau 24,12% sekolah pada kategori
SNP4.
-
13 |Hal
Tabel 11: Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2017
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2017
SNP1 SNP2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 24 0 0 7 17 0
2 Bangka 43 0 0 8 35 0
3 Bangka Barat 35 1 0 8 26 0
4 Bangka Tengah 23 0 0 5 18 0
5 Bangka Selatan 32 1 0 7 24 0
6 Belitung 29 0 0 11 18 0
7 Belitung Timur 23 0 1 7 15 0
8 Provinsi (TOTAL) 209 2 1 53 153 0
9 Prosentase 100 0,96 0,48 25,36 73,21 0
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017, jumlah SMP yang terpetakan
sebanyak 209 sekolah dengan sebaran; 2 sekolah 0,96% sekolah pada kategori SNP1;
1 sekolah atau 0,48% sekolah pada kategori SNP2; 53 sekolah atau 25,36% sekolah
pada kategori SNP3; dan 153 sekolah atau 73,21% sekolah pada kategori SNP4.
Tabel 12 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun Tahun 2018
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2016
SNP1 SNP2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 23 0 0 3 20 0
2 Bangka 38 0 2 8 28 0
3 Bangka Barat 33 1 2 8 22 0
4 Bangka Tengah 23 0 0 4 19 0
5 Bangka Selatan 28 0 2 5 21 0
6 Belitung 26 0 1 7 18 0
7 Belitung Timur 17 0 0 4 13 0
8 Provinsi
(TOTAL) 188 1 7 39 141 0
9 Prosentase 100 0,53 3,72 20,74 75 0
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018, jumlah SMP yang terpetakan
sebanyak 188 sekolah dengan sebaran; 1 sekolah atau 0,53% sekolah pada kategori
SNP1; 7 sekolah atau 3,18% sekolah pada kategori SNP2; 3) 39 sekolah atau 20,74%
sekolah pada kategori SNP3; dan 141 sekolah atau 75% sekolah pada kategori
SNP4.
-
14 |Hal
65,83
0
73,21
0
75,00
00,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
M1 M2 M3 M4 SNP
PROSESNTASE SEBARAN SNP SMP SELAMA 3 TAHUN TERAKHIR
2016 2017 2018
01234567
Standar KompetensiLulusan
Standar Isi
Standar Proses
Standar PenilaianPendidikan
Standar Pendidik danTenaga Kependidikan
Standar Sarana danPrasarana Pendidikan
Standar PengelolaanPendidikan
Standar Pembiayaan
Radar PMP
Prop. Bangka Belitung 2016 Prop. Bangka Belitung 2017 Prop. Bangka Belitung 2018
Adapun prosesntase sebaran pemetaan mutu pendidikan selama 3 tahun terakhir
dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 5 : Prosentase Sebaran PMP SMP
Capaian Per Standar
Capaian nilai rata-rata per standar dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 6 : Radar PMP SMP
-
15 |Hal
Lebih jelasnya capaian nilai rata-rata per standar pada standar nasional pendidikan
pada jenjang SMP dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Capaian 13 : Nilai Rata-Rata per Standar pada SMP 3 Tahun Terakhir
No Standar Nasional Pendidikan 2016 2017 2018
1 Standar Kompetensi Lulusan 5,36 5,9 6,39
2 Standar Isi 4,86 5,43 5,75
3 Standar Proses 5,2 6,29 6,43
4 Standar Penilaian Pendidikan 4,19 5,72 5,95
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3,72 4,45 3,57
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 5,06 4,18 4,19
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4,89 5,61 5,82
8 Standar Pembiayaan 4,3 5,47 5,69
Rata-rata 4,70 5,38 5,47
Kategori SNP3 SNP4 SNP4
Adapun untuk nilai rata-rata standar nasional pendidikan/SNP per kabupaten/kota
selama tiga tahun berturut-turut bisa dilhat pada berikut:
Tabel 14 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2016
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan RATA-
RATA KATEGORI 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkal-pinang 5,44 4,8 5,24 4,21 3,57 5,22 4,69 4,35 4,69 SNP3
2 Bangka 5,37 4,73 5,33 4,38 3,37 5,03 4,67 4,29 4,65 SNP3
3 Bangka Barat 5,47 5,21 5,4 4,47 3,78 5,32 5,19 4,41 4,91 SNP3
4 Bangka Tengah 5,19 5,01 4,84 3,94 3,77 4,94 4,81 4 4,56 SNP3
5 Bangka Selatan 5,21 4,49 4,9 3,79 3,84 4,92 4,63 4,06 4,48 SNP3
6 Belitung 5,59 4,86 5,3 4,25 3,87 4,82 5,05 4,43 4,77 SNP3
7 Belitung Timur 5,27 4,91 5,39 4,29 3,86 5,18 5,17 4,54 4,83 SNP3
Rata-rata 5,36 4,86 5,20 4,19 3,72 5,06 4,89 4,30 4,70 SNP3
Kategori SNP4 SNP3 SNP4 SNP3 SNP3 SNP3 SNP3 SNP3 SNP3
Tabel 15 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2017
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan
RATA
-RATA
KATE
-GORI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkal-pinang 5,98 5,48 6,22 5,56 4,29 4,25 5,54 5,42 5,34 SNP4
2 Bangka 6,16 5,78 6,58 6,08 4,24 4,33 5,91 5,63 5,59 SNP4
3 Bangka Barat 5,84 5,24 6,27 5,69 4,54 4 5,65 5,25 5,31 SNP4
4 Bangka Tengah 5,89 5,39 6,27 5,71 4,76 4,16 5,65 5,66 5,44 SNP4
5 Bangka Selatan 5,77 5,34 6,15 5,74 4,54 4,14 5,51 5,37 5,32 SNP4
6 Belitung 5,77 5,31 6,13 5,44 4,41 4,33 5,38 5,55 5,29 SNP4
7 Belitung Timur 5,75 5,35 6,24 5,53 4,52 4 5,48 5,38 5,28 SNP4
Rata-rata 5,88 5,41 6,27 5,68 4,47 4,17 5,59 5,47 5,37 SNP4
Kategori SNP4 SNP4 SNP4 SNP4 SNP3 SNP3 SNP4 SNP4 SNP4 SNP4
-
16 |Hal
Tabel 16 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SMP Kab/Kota Tahun 2018
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan RATA
-
RATA
KATE
-
GORI 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkalpinang 6,43 5,83 6,36 5,9 3,71 4,31 5,79 5,79 5,52 SNP4
2 Bangka 6,4 5,78 6,42 5,92 3,47 4,21 5,8 5,61 5,45 SNP4
3 Bangka Barat 6,39 5,64 6,43 5,84 3,5 4,09 5,8 5,6 5,41 SNP4
4 Bangka Tengah 6,39 5,81 6,44 5,91 3,53 4,09 5,87 5,74 5,47 SNP4
5 Bangka Selatan 6,33 5,76 6,39 5,99 3,48 4,2 5,86 5,6 5,45 SNP4
6 Belitung 6,44 5,74 6,52 6,09 3,65 4,26 5,82 5,82 5,54 SNP4
7 Belitung Timur 6,34 5,76 6,41 6,1 3,78 4,23 5,78 5,79 5,52 SNP4
Rata-rata 6,39 5,76 6,42 5,96 3,59 4,20 5,82 5,71 5,48 SNP4
Kategori SNP4 SNP4 SNP4 SNP4 SNP3 SNP3 SNP4 SNP4 SNP4
Keterangan:
1. Standar Kompetensi Lulusan 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2. Standar Isi 6. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
3. Standar Proses 7. Standar Pengelolaan Pendidikan
4. Standar Penilaian Pendidikan 8. Standar Pembiayaan
3. Capaian Standar Nasional Pendidikan SMA
Capaian SNP hasil pemetaan mutu pendidikan Jenjang SMA berdasar Rapor
PMP tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17 : Sebaran PMP SMA 3 Tahun Terakhir
TAHUN 2016 2017 2018 2016 2017 2018
PROGRES
JUMLAH SEKOLAH
TERPETAKAN PROSENTASE
Jumlah
Sekolah 65 68 53 100 100 100
SNP1 2 3 1 3,08 4,41 1,89
SNP2 4 0 1 6,15 0 1,89
SNP3 37 16 12 56,92 23,53 22,64
SNP4 22 49 39 33,85 72,06 73,58
SNP 0 0 0 0 0 0
Apabila dilihat dari prosentase kategori pencapaian SNP, tahun 2016
modusnya terdapat pada kategori SNP3 sebanyak 56,92%, sedangkan tahun
2017 modusnya terdapat pada kategori SNP4 sebanyak 72,06%., begitu juga
tahun 2018 modusnya pada kategori SNP4 sebanyak 73,58%. Dengan
demikain ada kecenderungan positif bahwa pada jenjang SMA terdapat
kenaikan capaian SNP, akan tetapi selama tiga tahun pemetaan PMP belum
ada SMA yang mencapai kategori SNP, sehingga pada jenjang SMA sangat
perlu mendapatkan supervisi sekolah dan program kegiatan peningkatan mutu.
Sebaran hasil Pemetaan Mutu Pendidikan jenjang SMA di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung juga dapat kita sajikan dalam grafik berikut:
-
17 |Hal
2 4
37
22
03
0
16
49
01 1
12
39
00
10
20
30
40
50
60
Menuju SNP 1 Menuju SNP 2 Menuju SNP 3 Menuju SNP 4 SNP
SEBARAN PMP
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Grafik 7 : Sebaran Capaian SNP terhadap Jumlah SMA
Adapun untuk sebaran capaian standar nasional pendidikan/SNP per
kabupaten/kota selama tiga tahun berturut-turut bisa dilhat pada berikut:
Tabel 18 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/KotaTahun 2016
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2016
SNP1 SNP2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 10 1 2 6 1 0
2 Bangka 16 0 1 8 7 0
3 Bangka Barat 10 0 0 7 3 0
4 Bangka Tengah 6 0 0 3 3 0
5 Bangka Selatan 10 1 0 8 1 0
6 Belitung 6 0 0 3 3 0
7 Belitung Timur 7 0 1 2 4 0
8 Provinsi
(TOTAL) 65 2 4 37 22 0
9 Prosentase 100 3,08 6,15 56,92 33,85 0
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016, jumlah SMA yang
terpetakan sebanyak 65 sekolah dengan sebaran; 2 sekolah atau 3,08% sekolah
pada kategori SNP1; 4 sekolah atau 6,15% sekolah pada kategori SNP2; 37
sekolah atau 56,92% sekolah pada kategori SNP3 dan merupakan Modus
capaian SNP; dan 22 sekolah atau 35,85% sekolah pada kategori SNP4.
-
18 |Hal
Tabel 19 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/KotaTahun 2017
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2017
SNP1 SNP2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 10 1 0 3 6 0
2 Bangka 17 1 0 3 13 0
3 Bangka Barat 10 0 0 1 9 0
4 Bangka Tengah 7 1 0 0 6 0
5 Bangka Selatan 11 0 0 5 6 0
6 Belitung 6 0 0 0 6 0
7 Belitung Timur 7 0 0 4 3 0
8 Provinsi
(TOTAL) 68 3 0 16 49 0
9 Prosentase 100 4,41 0 23,53 72,06 0
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017, jumlah SMA yang terpetakan
sebanyak 68 sekolah dengan sebaran; 3 sekolah atau 4,41% sekolah pada kategori
SNP1; tidak ada sekolah atau 0% sekolah pada kategori SNP2; 16 sekolah atau
23,53% sekolah pada kategori SNP3; dan 49 sekolah atau 72,06% sekolah pada
kategori SNP4 dan merupakan Modus Capaian SNP.
Tabel 20 : Sebaran Capaian SNP Jenjang SMA Kab/KotaTahun 2018
No Kab/Kota Jumlah
Sekolah
SEBARAN PMP TAHUN 2018
SNP
1 SNP2 SNP3 SNP4 SNP
1 Pangkalpinang 7 1 0 2 4 0
2 Bangka 13 0 1 3 9 0
3 Bangka Barat 9 0 0 3 6 0
4 Bangka Tengah 6 0 0 2 4 0
5 Bangka Selatan 7 0 0 1 6 0
6 Belitung 5 0 0 0 5 0
7 Belitung Timur 6 0 0 1 5 0
8 Provinsi
(TOTAL) 53 1 1 12 39 0
9 Prosentase 100 1,89 1,89 22,64 73,58 0
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018, jumlah SMA yang terpetakan
sebanyak 53 sekolah dengan sebaran; 1 sekolah atau 1,89% sekolah pada kategori
SNP1; 1 sekolah atau 1,89% sekolah pada kategori SNP2; 12 sekolah atau 22,64%
-
19 |Hal
56,92
0
72,06
0
73,58
00,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
M1 M2 M3 M4 SNP
PROSESNTASE SEBARAN SNP SMP SELAMA 3 TAHUN TERAKHIR
2016 2017 2018
sekolah pada kategori SNP3; dan 39 sekolah atau 73,58% sekolah pada kategori
SNP4. Adapun prosentase sebaran pemetaan mutu pendidikan selama 3 tahun
terakhir dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 8 : Prosentase Sebaran PMP SMA
Grafik menunjukkan bahwa ada trend positif pencapaian sekolah pada kenaikan
kategori standar. Tahun 2016 modus capaian standar pada kategori SNP3
sebanyak 56,92%, selanjutnya pada tahun 2017 modusnya pada kategori SNP4
sebanyak 72,06%, dan pada tahun 2018 modusnya juga pada kategori SNP4 juga
dan meningkat menjadi 73,58%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
selama tiga tahu dilakukan pemetaan mutu pendidikan mutu sekolah secara umum
juga semakin meningkat.
-
20 |Hal
01234567
Standar KompetensiLulusan
Standar Isi
Standar Proses
Standar PenilaianPendidikan
Standar Pendidikdan Tenaga…
Standar Sarana danPrasarana…
Standar PengelolaanPendidikan
Standar Pembiayaan
Radar PMP
Prop. Bangka Belitung 2016 Prop. Bangka Belitung 2017 Prop. Bangka Belitung 2018
Capaian Per Standar
Capaian nilai rata-rata per standar jenjang SMA dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:
Grafik 9 : Radar PMP SMA
Lebih jelasnya capaian nilai rata-rata per standar pada standar nasional
pendidikan pada jenjang SMA dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21 : Capaian Nilai Rata-Rata per Standar pada SMA 3 Tahun Terakhir
No Standar Nasional Pendidikan 2016 2017 2018
1 Standar Kompetensi Lulusan 5,95 5,81 6,59
2 Standar Isi 4,89 5,05 5,52
3 Standar Proses 5,27 6,11 6,48
4 Standar Penilaian Pendidikan 4,34 5,75 6,07
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3,86 4,42 3,67
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 5,26 4,45 4,65
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4,96 5,43 5,87
8 Standar Pembiayaan 3,93 5,4 5,85
Rata-rata 4,81 5,30 5,59
Kategori M3 M4 M4
Rata-rata standar nasional pendidikan/SNP per kabupaten/kota selama tiga tahun
berturut-turut bisa dilhat pada berikut:
-
21 |Hal
Tabel 22 : Capaian per SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2016
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan
RATA-
RATA
KATE-GORI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkal-pinang 5,6 4,14 4,7 3,76 3,97 4,94 4,76 3,97 4,48 SNP3
2 Bangka 5,83 4,78 5,31 4,49 3,37 5,45 4,75 4,05 4,75 SNP3
3 Bangka Barat 6,12 4,99 5,49 4,73 3,88 5,19 5,06 3,83 4,91 SNP3
4 Bangka Tengah 6,19 5,83 5,46 4,87 4,09 5,29 5,06 3,9 5,09 SNP3
5 Bangka Selatan 5,81 4,39 5,39 4,2 3,62 5,08 4,76 3,68 4,62 SNP3
6 Belitung 6,25 5,17 5,58 4,23 4,21 5,32 5,43 4,1 5,04 SNP3
7 Belitung Timur 5,88 4,93 4,98 4,07 3,88 5,56 4,88 3,95 4,77 SNP3
Rata-rata 5,95 4,89 5,27 4,34 3,86 5,26 4,96 3,93 4,81
Kategori SNP4 SNP3 SNP4 SNP3 SNP3 SNP4 SNP3 SNP3 SNP3
Tabel 23 : Capaian per SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2017
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan
RATA-
RATA
KATE-
GORI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkal-pinang 5,46 4,96 5,81 5,85 4,93 4,26 5,16 5,35 5,22 SNP4
2 Bangka 5,57 4,92 5,94 5,61 3,95 4,58 5,28 5,59 5,18 SNP4
3 Bangka Barat 6,19 5,4 6,57 5,97 4,74 4,59 6 5,7 5,65 SNP4
4 Bangka Tengah 5,31 4,73 5,55 5,9 4,45 4,74 4,89 4,75 5,04 SNP4
5 Bangka Selatan 6,06 5,43 6,39 5,98 3,89 3,8 5,82 5,19 5,32 SNP4
6 Belitung 6,15 5,25 6,43 5,63 5,16 5,04 5,67 5,9 5,65 SNP4
7 Belitung Timur 6,14 4,56 6,13 5,27 4,58 4,42 5,09 5,09 5,16 SNP4
Rata-rata 5,84 5,04 6,12 5,74 4,53 4,49 5,42 5,37 5,32
Kategori SNP4 SNP3 SNP4 SNP4 SNP3 SNP3 SNP4 SNP4 SNP4
-
22 |Hal
Tabel 24 : Capaian per SNP Jenjang SMA Kab/Kota Tahun 2018
NO KAB/KOTA Standar Nasional Pendidikan RATA
-
RATA
KATE-
GORI 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pangkal-pinang 6,74 6,04 6,65 6,18 4,02 4,54 5,94 5,71 5,73 SNP4
2 Bangka 6,6 5,3 6,37 5,98 3,39 4,54 5,87 5,86 5,49 SNP4
3 Bangka Barat 6,35 5,24 6,24 5,62 3,78 4,69 5,43 5,98 5,42 SNP4
4 Bangka Tengah 6,41 5,6 6,48 6,33 3,73 4,75 5,98 5,26 5,57 SNP4
5 Bangka Selatan 6,74 5,97 6,78 6,53 3,44 4,62 6,19 6,06 5,79 SNP4
6 Belitung 6,86 5,72 6,66 6,3 4,12 4,88 6,11 6,04 5,84 SNP4
7 Belitung Timur 6,51 5,04 6,39 5,72 3,55 4,69 5,75 5,99 5,46 SNP4
Rata-rata 6,60 5,56 6,51 6,09 3,72 4,67 5,90 5,84 5,61 SNP4
Kategori SNP4 SNP4 SNP4 SNP4 SNP3 SNP3 SNP4 SNP4 SNP4
Keterangan:
1. Standar Kompetensi Lulusan 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2. Standar Isi 6. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
3. Standar Proses 7. Standar Pengelolaan Pendidikan
4. Standar Penilaian Pendidikan 8. Standar Pembiayaan
2. Kondisi Sekolah, Pendidik dan Peserta didik di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Berikut ini data Sekolah, Pendidik dan Peserta didik yang telah dihimpun di LPMP
Kepulauan Bangka Belitung hingga Tahun 2019 sebagai berikut :
-
23 |Hal
Tabel 25 : Rekapitulasi Jumlah Sekolah Prov. Kepulauan Bangka Belitung - Tahun 2019
No Wilayah Total SD SMP SMA SMK SLB
Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S
1 Kab. Bangka 256 214 42 181 166 15 45 32 13 17 10 7 11 5 6 2 1 1
2 Kab. Bangka Barat 190 166 24 134 127 7 36 27 9 10 6 4 9 5 4 1 1 0
3 Kab. Belitung 164 145 19 120 114 6 29 21 8 7 4 3 7 5 2 1 1 0
4 Kab. Bangka Selatan 145 134 11 93 90 3 33 29 4 11 8 3 7 6 1 1 1 0
5 Kab. Belitung Timur 144 135 9 105 104 1 23 21 2 7 5 2 8 4 4 1 1 0
6 Kab. Bangka Tengah 136 123 13 97 90 7 25 20 5 8 7 1 5 5 0 1 1 0
7 Kota Pangkalpinang 131 86 45 86 66 20 24 10 14 10 4 6 9 5 4 2 1 1
Total 1166 1003 163 816 757 59 215 160 55 70 44 26 56 35 21 9 7 2
Tabel 26 : Rekapitulasi Jumlah Guru Prov. Kepulauan Bangka Belitung - 2019
No Wilayah Total SD SMP SMA SMK SLB
Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S
1 Kab. Bangka 3158 1018 2140 1725 503 1222 722 231 491 374 139 235 302 133 169 35 12 23
2 Kab. Bangka Barat 2216 784 1432 1342 437 905 467 169 298 204 76 128 192 100 92 11 2 9
3 Kota Pangkalpinang 2189 702 1487 1083 255 828 454 170 284 250 99 151 353 166 187 49 12 37
4
Kab. Bangka
Selatan 2144 893 1251 1164 474 690 502 212 290 276 113 163 187 90 97 15 4 11
5 Kab. Belitung 1964 696 1268 1112 341 771 444 165 279 171 81 90 217 103 114 20 6 14
6
Kab. Bangka
Tengah 1935 685 1250 1117 370 747 423 145 278 183 75 108 198 92 106 14 3 11
7 Kab. Belitung Timur 1621 563 1058 907 259 648 356 147 209 185 80 105 155 73 82 18 4 14
Total 15227 5341 9886 8450 2639 5811 3368 1239 2129 1643 663 980 1604 757 847 162 43 119
-
24 |Hal
Tabel 27 : Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Prov. Kepulauan Bangka Belitung - 2019
No Wilayah Total SD SMP SMA SMK SLB
Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml N S
1 Kab. Bangka 60444 31012 29432 35921 18758 17163 13163 6653 6510 6175 2789 3386 5010 2699 2311 175 113 62
2 Kota Pangkalpinang 42723 21694 21029 23220 12016 11204 9499 4739 4760 4316 1908 2408 5352 2832 2520 336 199 137
3 Kab. Bangka Barat 39095 19925 19170 24696 12775 11921 7486 3712 3774 3918 1714 2204 2921 1681 1240 74 43 31
4 Kab. Bangka Selatan 38742 19918 18824 24052 12587 11465 8178 4132 4046 4232 1875 2357 2195 1274 921 85 50 35
5 Kab. Bangka Tengah 36368 18664 17704 22468 11828 10640 7735 3816 3919 3005 1360 1645 3080 1615 1465 80 45 35
6 Kab. Belitung 33683 17087 16596 19037 9854 9183 7807 3851 3956 3128 1481 1647 3574 1811 1763 137 90 47
7 Kab. Belitung
Timur 22531 11533 10998 12735 6605 6130 5151 2581 2570 2591 1118 1473 1950 1162 788 104 67 37
Total 273586 139833 133753 162129 84423 77706 59019 29484 29535 27365 12245 15120 24082 13074 11008 991 607 384
-
25 |Hal
B. Potensi dan Permasalahan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Walaupun ada peningkatan capaian-capaian Pendidikan dasar dan Menengah di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan peta mutu pendidikan dari tahun 2016 – 2018,
tetapi masih banyak permasalahan-masalahan yang ada di satuan pendidikan berdasarkan
hasil analisis peta mutu dan potensi yang masih belum optimal dikembangkan sebagai
berikut :
1. Jenjang Sekolah Dasar
a. Pemahaman Standar
1. Pemahaman warga sekolah terhadap PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang
perubahan ke dua atas PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pada capaian belum mampu menjelaskan secara tegas dan lugas
2. Masih ada Sekolah belum memahami Kurikulum 2013.
3. Sekolah belum mampu menjelaskan secara tegas dan lugas tentang tingkatan
Taxonomi Bloom (C.1 - C.6), macam-macam model pembelajaran, ciri-ciri soal
HOTS.
4. Masih Banyak Sekolah belum memiliki dokumen Kurikulum muatan lokal
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik.
5. Belum semua Sekolah melibatkan Tokoh Masyarakat, DUDI, Pegiat
Pendidikan, Pelaku Seni, Budaya, dan Sastra dalam PPK berbasis masyarakat
6. Sekolah belum Optimal melibatkan orangtua dalam penyelenggaraan
pendidikan.
7. Sekolah belum semuanya melaksanakan pengembangan literasi pada tahap
pengembangan dan pembelajaran.
8. Belum semua Sekolah menerima sosialisasi tentang (Sistem Penjaminan Mutu
Internal) SPMI.
9. Sekolah belum optimal memanfaatkan hasil EDS untuk pengembangan
Sekolah.
10. Sekolah belum memiliki semua Sarana Prasarana pendukung sekolah
menyenangkan, ramah anak, dan sehat (MARAS) .
b. Lulusan
1. Masih ada Siswa belum memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya
diri.
2. Belum semua Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap pembelajar
sepanjang hayat.
-
26 |Hal
3. Belum semua Siswa memiliki pengetahuan metakognitif.
4. Siswa belum semua memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif.
5. Belum semua Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis.
6. Siswa belum memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri
7. Siswa belum semuanya memiliki keterampilan berpikir dan bertindak
komunikatif.
c. Proses
1. Penyusunan RPP yang dilakukan sekolah belum semuanya memperhatikan
potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan
lingkungan/daerah .
2. Pembelajaran di sekolah belum memicu keterlibatan siswa secara optimal.
3. Guru melakukan penilaian proses pembelajaran di sekolah berdasarkan baru
buku guru dan buku siswa
4. Teknik penilaian yang dilakukan guru belum beragam sesuai karateristik materi.
5. Pendokumentasian nilai dalam proses dan hasil belajar belum rapi dan optimal.
6. Guru belum semuanya membuat kisi-kisi ranah pengetahuan dan keterampilan
penilaian harian.
7. Rubrik penilaian ranah keterampilan sudah dibuat guru, tetapi belum terlaksana
secara maksimal.
d. Pengelolaan
Hasil supervisi mutu yang telah dilakukan pada jenjang SD pada komponen
pengelolaan adalah sebagai berikut:
1. Sekolah masih banyak yang belum memiliki dokumen RKS dan Program
Kerja Sekolah.
2. Kepala Sekolah belum semuanya memiliki Program dan Laporan
Pelaksananan Sekolah.
3. Sekolah masih ada yang belum memiliki area baca.
4. Masih ada sekolah yang belum melaksanakan ekstrakurikuler wajib Pramuka.
5. Masih ada sekolah yang belum melaksanakan ekstrakurikuler bidang olahraga
prestasi dan rekreasi.
6. Sekolah masih banyak belum melaksanakan ekstrakurikuler bidang seni dan
pengembangan bakat lainnya.
7. Sekolah belum semuanya memberikan penghargaan kepada PTK dan siswa
yang berhasil meraih prestasi.
-
27 |Hal
8. Sekolah masih banyak yang belum memiliki progran tahunan, bulanan,
mingguan dan harian sebagai pedoman Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
9. Sekolah masih banyak yang belum memiliki Branding sesuai dengan potensi
sekolah.
10. Sekolah belum melibatkan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
11. Sekolah belum menjadi sumber belajar bagi masyarakat.
12. Sekolah belum mengembangkan lingkungan sekolah yang nyaman bagi warga
sekolah.
13. Kebanyakan Sekolah belum memiliki taman kelas yang nyaman bagi peserta
didik.
14. Sekolah belum menjadikan raport mutu sebagai salah satu rujukan penyusunan
RKS .
2. Sekolah Menengah Pertama
a. Pemahaman Standar
Hasil supervisi mutu yang telah dilakukan pada jenjang SMP pada komponen
pemahaman standar adalah sebagai berikut:
1. Masih banyak Sekolah belum memahami semua butir-butir dan uraian
Standar Nasional Pendidikan (SNP.
2. Warga sekolah belum semuanya memahami tentang taksonomi Bloom C1 –
C6.
3. Warga sekolah masih banyak belum memahami tentang pengetahuan faktual,
konseptual dan prosedural, melalui penguatan materi dan pemberian tugas
warga sekolah telah memahami pengetahuan faktual, konseptual dan
prosedural.
4. Warga sekolah belum memahami tentang konsep sekolah MARAS
(menyenangkan, aman, ramah anak,dan sehat).
b. Lulusan
1. Masih banyak sisiwa di sekolah belum memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
2. Masih ada siswa yang belum memiliki perilaku berkarakter (menghormati
sesama teman dan mengikuti kerja bakti).
3. Siswa masih banyak yang belum memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap disiplin, jujur, peduli dan percaya diri serta bertanggungjawab.
-
28 |Hal
4. Siswa masih banyak yang belum memiliki perilaku yang mencerminkan
pembelajar sejati sepanjang hayat.
5. Masih ada siswa yang belum mencerminkan perilaku sehat jasmani dan
rohani.
6. Masih banyak siswa yang belum memiliki pengetahuan konseptual, faktual,
prosedur.
7. Masih ada siswa yang belum memiliki keterampilan berpikir kreatif,
bertindak produktif dan mandiri
c. Proses
1. Sebagian guru belum melaksanakan pra pembelajaran, mengarahkan
kepada penguasaan materi, menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran
sesuai dengan karakteristik.
2. Sebagian guru belum melaksanakan pemannfaatan sumber belajar/media
pembelajaran, memelihara keterlibatan siswa, melaksanakan penilaian
proses dan hasil belajar, menggunakan bahasa yang mudah dipahami,
melakukan refleksi dan tindak lanjut setelah pembelajaran, melakukan
penilaian sesuai IPK, dengan supervisi kelas.
d. Pengelolaan
1. Masih ada beberapa kegiatan sekolah yang dilakukan tidak sesuai dengan
Rencana Kerja Sekolah.
2. Sekolah belum memiliki sarana percepatan mutu pendidikan secara lengkap
(sudut baca, area baca, papan pajangan atau tempat hasil karya siswa, dan
lain-lain).
3. Masih banyak belum mempunyai tim SPMI ( Sistem Penjaminan Mutu
Internal) sesuai amanat Permendikbud no 28 tahun 2016.
4. Kepala sekolah belum memasukkan kegiatan literasi secara nyata.
5. Sebagian sekolah belum memberikan penghargaan kepada PTK.
6. Masih terdapat sekolah yang belum melibatkan peran masyarakat dalam
kegiatan sekolah.
7. Belum semua sekolah menjadi sumber belajar bagi masyarakat sekitar
sekolah.
8. Sebagian sekolah belum mengembangkan lingkungan sekolah yang
nyaman bagi warga sekolah (lingkungan hijau, sehat, dan aman dan lain
sebagainya).
-
29 |Hal
9. Sebagian sekolah belum mengembangkan budaya saling toleransi bagi
warga sekolah (bebas dari bullying, isu SARA dan lainnya)
3. Sekolah Menengah Atas
a. Pemahaman Standar
Hasil supervisi mutu yang telah dilakukan pada jenjang SMA Cabang Dinas
Pendidikan Wilayah III, untuk pemahanan standar yang terkait dengan SNP,
implementasi Kurikulum 2013, PPK, GLS, SPMI dan sekolah MARAS adalah
sebagai berikut :
1. Sekolah belum mensosialisasikan delapan SNP kepada warga. Pengawas
memfasilitasi kegiatan sosialisasi delapan SNP bagi warga sekolah.
2. Warga sekolah khusunya PTK jarang membaca dan mengkaji delapan SNP,
serta belum mengevaluasi pemahaman PTK terhadap delapan SNP. Pengawas
melakukan pembinaan kepada warga sekolah untuk mengkaji dan
mengevaluasi pemahaman PTK terhadap delapan SNP.
3. Sekolah belum mengkaji PP nomor 35 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Pengawas melakukan
pembinaan kepada warga untuk melakukan IHT bedah PP nomor 35 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 24
tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
4. RPP yang disusun belum mengaplikasikan IPK sesuai dengan taksonomi (C1-
C6) dan belum sepenuhnya memahami dimensi pengetahuan (faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif). Pengawas bertindak sebagai
fasilitator untuk memberikan pemahaman kepada warga sekolah dalam
memahami dimensi pengetahuan.
5. RPP yang disusun belum sepenuhnya memahami pendekatan pembelajaran
saintifik dan model-model pembelajaran. Pengawas sekolah memfasilitasi
sekolah untuk melaksanakan Workshop Pendekatan Pembelajaran Saintifik
dan Model-model Pembelajaran.
6. Sekolah belum sepenuhnya memahami Peraturan Presiden Republik Indonesia
nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Pengawas
sekolah membimbing warga sekolah dalam sosialisasi Peraturan Presiden
-
30 |Hal
Republik Indonesia nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter.
7. RPP yang disusun belum sepenuhnya terintegrasi PPK dalam pembelajaran
dan menyesuaikan metode pembalajaran dengan karekteristik siswa.
Pengawas melaksanakan supervisi akademik dan pembinaan kepada guru
untuk memastikan RPP yang disusun terintegrasi dengan PPK dan sesuai
dengan karakteristik siswa.
8. Warga sekolah belum sepenuhnya memahami dan melaksanakan 5 nilai utama
PPK (Religius, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong Royong dan Integritas).
Pengawas sekolah melakukan pembinaan kepada warga sekolah untuk
membuat program monitoring pelaksanaan nilai-nilai PPK.
9. Muatan lokal yang dikembangkan di sekolah masih bersifat umum, belum
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Pengawas sekolah melakukan pembinaan
kepada warga sekolah untuk menyesuaikan muatan lokal dengan kebutuhan
dan karakteristik satuan pendidikan.
10. Masih ada warga sekolah yang belum memberikan contoh teladan antar warga
sekolah dan melanggar norma, peraturan dan tradisi sekolah. Pengawas
sekolah membimbing warga sekolah untuk melakukan evaluasi dan
monitoring terkait pelaksanaan tata tertib sekolah.
11. Sekolah belum sepenuhnya memahami cara mengembangkan minat, bakat
dan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler serta belum memahami cara
mengembangkan keunikan, keunggulan dan daya saing sekolah sebagai ciri
khas sekolah. Pengawas sekolah meminta warga sekolah untuk menyusun
program ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat siswa.
12. Sekolah belum sepenuhnya melibatkan orang tua dan komite sekolah dalam
penyusunan RKS dan belum sepenuhnya memberdayakan tokoh masyarakat
dalam mengembangkan sekolah. Pengawas sekolah memfasilitasi sekolah
dalam pelibatan orang tua dan komite sekolah dalam penyusunan RKS.
13. Sekolah belum sepenuhnya membuat MOU dengan DUDI serta belum
sepenuhnya melibatkan pegiat pendidikan, pelaku seni, budaya, bahasa dan
sastra. Pengawas sekolah melakukan pembinaan kepada warga sekolah untuk
merancang program kerjasama dengan DUDI.
-
31 |Hal
14. Kegiatan GLS tidak dilakukan secara konsisten dan kontinyu, misalnya
penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca sebelum
pembelajaran. Pengawas sekolah membimbing warga sekolah untuk
menyusun program literasi di sekolah dan mengevaluasinya.
15. Sekolah belum sepenuhnya melaksanakan tahap pengembangan
(meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan membacai buku
pengayaan secara kontinyu dan konsisten). Pengawas sekolah melakukan
pembinaan kepada warga sekolah untuk memahami tahapan pengembangan
kegiatan literasi.
16. Sekolah belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk
mewujudkan sekolah MARAS seperti lingkungan sekolah indah, tertib,
rindang dan memiliki penghijauan yang memadai, tempat pembuangan dan
pengelolaan sampah yang memadai dan representatif, air bersih yang memadai
dan memenuhi syarat kesehatan, kantin yang bersih dan rapi, serta
menyediakan menu bergizi seimbang. Pengawas sekolah meminta warga
sekolah untuk berkomitmen dalam mewujudkan sekolah MARAS.
17. Tujuan pelaksanaan EDS belum sepenuhnya dipahami oleh sekolah dan
dijadikan acuan dalam penyusunan RKS. Pengawas memfasilitasi sekolah
dalam kegiatan Workshop Penyusunan RKS berbasis EDS.
b. Lulusan
Kondisi sekolah jenjang SMA terkait kompetensi lulusan adalah sebagai berikut
:
1. 20%-30% siswa berperilaku yang belum menceminkan sikap beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sopan bicara dan berpakaian sopan
sesuai aturan.
2. 10%-40% siswa belum memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
berkarakter (menghormati sesame teman, mengikuti kerja bakti).
3. 10% siswa belum memiliki perilaku santun (menghormati guru, orang lebih
tua, sasama teman, bicara sopan).
4. 40%- 60% siswa belum berperilaku jujur (mengaku atas kesalahan yang
dilakukan dan tidak mencontek).
5. 10%-40% siswa belum memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli
(menjenguk dan mendoakan orang yang sakit, membuang sampah pada
tempatnya).
-
32 |Hal
6. Masih banyak siswa yang belum percaya diri (berani presentasi, menjawab
pertanyaan, berpendapat dan bertanya dalam berbagai kesempatan dan lain-
lain).
7. Masih ada siswa yang belum memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
bertanggungjawab (melaksanakan tugas individu dengan baik, menerima
risiko dari tindakan yang dilakukan, meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan).
8. Masih ada siswa yang belum memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang
hayat (membaca/menulis buku dan bacaan lainnya, membuat karya tulis, mau
mencari bahan/sumber belajar,rajin berkunjung ke perpustakaan dan lain-
lain).
9. Masih ada siswa yang belum memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani
(tidak merokok, bebas narkoba, dan lain-lain).
10. Masih ada siswa yang belum memiliki pengetahuan faktual, prosedural,
konseptual, metakognitif.
11. Masih banyak siswa yang belum memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak produktif (merangkum hasil bacaan, meniru karya orang lain dan
lain-lain).
12. Masih banyak siswa yang belum memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak produktif (merangkum hasil bacaan, meniru karya orang lain dan
lain-lain).
13. Masih banyak siswa yang belum memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak mandiri (keterlibatan dalam kepanitiaan, keterlibatan dalam
penyusunan program sekolah dan lain-lain).
14. Sebagian besar siswa belum memiliki keterampilan berpikir dan bertindak
komunikatif (menyampaikan dengan ide kreatif dari hasil penyimakan,
membuat karya tulis dan lain-lain).
c. Proses
Kondisi sekolah jenjang SMA terkait proses pembelajaran yang meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Perumusan IPK belum memperhatikan karakteristik masyarakat dan
lingkungan/daerah.
-
33 |Hal
2. Pembelajaran belum mengarahkan pada penguasaan untuk siswa secara
individu, namun hanya dilakukan secara global.
3. Pendekatan pembelajaran yang dipilih belum sesuai dengan karakteristik
siswa.
4. Guru belum menggunakan media elektronik dan social media untuk
membuka wawasan peserta didik dan mempermudah penyampaian materi.
5. Guru belum memperhatikan keaktifan siswa secara keseluruhan.
6. Rubrik penilaian belum dipakai pada penilaian proses.
7. Instrumen penilaian sikap belum diisi baik pada proses maupun pada akhir
pembelajaran.
8. Soal yang digunakan belum bervariasi dari segi bentuk di setiap ranah sikap
pengetahuan dan keterampilan.
d. Pengelolaan
Kompetensi pengelolaan sekolah untuk jenjang SMA adalah sebagai berikut
1. Masih ada dokumen RKS, RKT, RKJM yang belum lengkap dan belum
melaksanakan sosialisasi. Pengawas sekolah melakukan pembimbingan
penyusunan RKS, RKT, RKJM serta melakukan sosialisasi.
2. Sekolah belum menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut kegiatan
supervisi.
3. Sekolah belum mengoptimalkan pemanfaatan sarana prasarana (Lab. Fisika,
Lab. Multi Media, Sarana Olahraga dan Lab. Kimia).
4. Sekolah belum memiliki sudut baca, papan pajangan atau tempat hasil karya
siswa.
5. Pemantauan dan evaluasi program sudut baca belum dilaksanakan.
6. Sekolah menyediakan area baca dan tempat hasil karya siswa.
7. Masih ada sekolah yang belum membentuk TPMPS.
8. TPMPS yang dibentuk belum dibuat rincian tugasnya.
9. Sekolah belum memiliki peraturan/norma sekolah untuk PTK.
10. Masih ada sekolah yang belum memiliki program ekstrakurikuler.
11. Sekolah belum membuat program evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler.
12. Satu sekolah belum memberikan penghargaan kepada PTK dan siswa yang
berhasil atau berupaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
13. Satu sekolah belum memiliki program tahunan pendidikan karakter.
-
34 |Hal
14. Sekolah belum memiliki program bulanan, mingguan dan harian dalam
pelaksaan penguatan pendidikan karakter.
15. Sekolah belum membuat program evaluasi dan tindak lanjut penguatan
pendidikan karakter.
16. Sekolah belum memiliki Branding sekolah sesuai dengan potensi atau
keunggulan sekolah.
17. Sekolah belum dijadikan sumber belajar masyarakat sekitar sekolah.
18. Sekolah belum mengembangkan lingkungan yang aman dengan
mengaktifkan Satpam.
19. Sekolah belum mengembangkan lingkungan sekolah yang nyaman bagi
warga sekolah (lingkungan hijau dan sehat).
20. Masih ada PTK yang belum menjadi contoh teladan bagi peserta didik
(kehadiran, kedisiplinan dan perilaku merokok di lingkungan sekolah).
21. Sekolah belum menjadikan EDS sebagai rujukan dalam menyusun RKS.
C. Tantangan
Dari berbagai potensi dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, tantangan
yang dihadapi dalam pemajuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan menengah
berkenaan dengan ekosistem pendidikan, guru, pedagogi, dan kurikulum/program.
menunjukkan tantangan-tantangan tersebut tersebut.
Tabel 28 : Tantangan Pemajuan Pendidikan Pendidikan Dasar dan Menengah
No. Tantangan
1. Memerdekakan pembelajaran sebagai beban menjadi pembelajaran sebagai
pengalaman menyenangkan
2. Memerdekakan sistem pendidikan yang tertutup (pemangku kepercayaan
bertindak sendiri-sendiri) menjadi sistem pendidikan yang terbuka
(pemangku kepercayaan bekerja sama)
3. Memerdekakan guru sebagai penerus pengetahuan menjadi guru sebagai
fasilitator pembelajaran
4. Memerdekakan pedagogi, kurikulum, dan asesmen yang dikendalikan oleh
konten menjadi berbasis kompetensi dan nilai-nilai
5. Memerdekakan pendekatan pedagogi yang bersifat pukul rata (one size fits
all) menjadi berpusat pada pelajar dan personalisasi
-
35 |Hal
6. Memerdekakan pembelajaran manual/tatap muka menjadi pembelajaran yang
difasilitasi oleh teknologi
7. Memerdekakan program-program pendidikan yang dikendalikan oleh
pemerintah menjadi program yang relevan bagi industri
8. Memerdekakan pendidikan yang dibebani oleh peraturan dan perangkat
administrasi menjadi bebas untuk berinovasi
9. Memerdekakan ekosistem pendidikan yang dikendalikan pemerintah menjadi
ekosistem yang diwarnai oleh otonomi dan partisipasi aktif (agency) semua
pemangku kepentingan
Permasalahan dan Tantangan Penjaminan Mutu Pendidikan di Kepulauan Bangka
Belitung
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas dan fungsi di lingkungan
LPMP Kepulauan Bangka Belitung antara lain:
a. Peran Pelaku Pembangunan Pendidikan belum Optimal
Meskipun sebagian pelaku sudah mengalami peningkatan peran yang cukup besar
di era sebelumnya, namun sebagaian yang lain masih perlu upaya penguatan peran
dan keterlibatan di dalam meningkatkan kualitas layanan dan mutu pendidikan.
Peran orang tua dalam mendukung kemajuan pendidikan anak masih terbatas pada
urusan administrasi dan penyediaan sarana pribadi siswa saja. Satuan pendidikan
hendaknya menempatkan siswa sebagai subjek pendidikan agar dapat terlibat aktif
dalam proses pembelajaran; penguatan peran guru dan tenaga pendidikan sebagai
fasilitator yang memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang baik.
Hasil pemetaan penjaminan mutu melalui evaluasi diri sekolah di Kepulauan
Bangka Belitung juga memperlihatkan hal tersebut, dimana capaian standar proses
dan standar kompetensi lulusan untuk seluruh jenjang masih menjadi area yang
harus diprioritaskan untuk ditingkatkan mutunya. Selain itu, penguatan peran
pelaku pada keseluruhan jenjang pendidikan juga masih kurang disinergikan
sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.
b. Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun
Wajib belajar pendidikan 12 tahun bertujuan untuk memberikan layanan,
perluasan, dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan sampai dengan
jenjang pendidikan menengah yang bermutu bagi setiap warga Negara Indonesia
usia s.d 21 tahun. Ketika Wajib Belajar (Wajar) 12 tahun ditetapkan sebagai salah
-
36 |Hal
satu agenda prioritas pembangunan pendidikan, sebenarnya masih ada beberapa
masalah dalam pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang belum
terselesaikan, seperti masih ada anak-anak usia pendidikan dasar dan menengah
yang belum mendapat pelayanan pendidikan, masih ada anak-anak yang
mengalami putus sekolah. Permasalahan itu harus segera diatasi agar seluruh
siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang SMP/MTs dan paket
Paket B dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
c. Capaian mutu pendidikan di Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan hasil
akreditasi
Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis
dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi)
untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah.
Fungsi akreditasi sekolah adalah: (a) untuk pengetahuan, yakni dalam rangka
mengetahui bagaimana kelayakan & kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur
yang terkait, mengacu kepada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan
indikator-indikator amalan baik sekolah, (b) untuk akuntabilitas, yakni agar
sekolah dapat mempertanggungjawabkan apakah layanan yang diberikan
memenuhi harapan atau keinginan masyarakat, dan (c) untuk kepentingan
pengembangan, yakni agar sekolah dapat melakukan peningkatan kualitas atau
pengembangan berdasarkan masukan dari hasil akreditasi.
Berdasarkan Hasil akreditasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan
berdasarkan hasil pengolahan dan analis data akreditasi yang dilakukan oleh
Badan Akreditasi Sekolah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai berikut :
-
37 |Hal
1. Sekolah Dasar
Tabel 29 : Hasil Akreditasi Sekolah Dasar
Kabupaten/kota SD JUMLAH SEKOLAH
TERAKREDITASI TOTAL
A B C TT
Pangkalpinang 36 47 4 2 89
Bangka 78 73 9 160
Bateng 34 50 8 1 93
Basel 39 41 7 1 88
Babar 25 109 15 1 150
Belitung 12 104 4 120
Beltim 16 85 2 103
JUMLAH 240 509 49 5 803
Sumber data : BAN/M Prov. Kep. Babel
Grafik 10 : Persentase Hasil Akreditasi Sekolah Dasar
Permasalahan adalah :
a. Pengalaman pembelajaran seni dan budaya lokal rendah.
b. Pengalaman belajar berkomunikasi lisan maupun tulisan rendah.
c. Pengalaman belajar keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis,
dan berhitung rendah.
d. Rata-rata hasil ujian nasional sekolah di bawah 6,0.
e. Kepemilikan IMB dan izin peruntukan rendah.
f. Kepemilikan laboratorium IPA rendah.
g. Sarana laboratorium IPA tidak lengkap.
h. Kepemilikan tempat ibadah dan UKS tidak sesuai ketentuan.
i. Kepemilikan gudang tidak sesuai ketentuan.
j. Kepemilikan ruang sirkulasi tidak sesuai ketentuan.
A B C TT
29,89%
63,39%
6,10% 0,62%
AKREDITASI
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DASAR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
-
38 |Hal
2. Sekolah Menengah Pertama
Tabel 30 : Hasil AKreditasi SMP
Kabupaten/kota SMP JUMLAH SEKOLAH TERAKREDITASI TOTAL A B C TT
Pangkalpinang 17 6 1 24 Bangka 30 12 2 44 Bateng 7 12 3 3 25 Basel 13 17 1 1 32 Babar 19 9 4 2 34 Belitung 15 13 28 Beltim 13 11 24 JUMLAH 114 80 11 6 211
Sumber Data : BAN/M Prov. Kep. Babel
Grafik 11 : Hasil Akreditasi SMP
Permasalahan adalah :
a. Pengalaman pembelajaran keterampilan membaca dan menulis naskah secara
sistematis dan estetis siswa rendah.
b. Pengalaman keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara
siswa baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris rendah.
c. Pengalaman belajar dalam mengembangkan iptek seiring dengan
perkembangannya rendah.
d. Lemahnya kemampuan kewirausahaan kepala sekolah.
e. Pemenuhan kualifikasi akademik kepala administrasi rendah.
A B C TT
54,03%
37,91%
5,21%2,84%
AKREDITASI
HASIL AKREDITASI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
A
B
C
TT
-
39 |Hal
f. Pemenuhan kualifikasi akademik tenaga administrasi rendah.
g. Latar belakang pendidikan tenaga administrasi belum sesuai.
h. Pemenuhan kualifikasi akademik teknisi laboratorium rendah.
i. Pemenuhan kualifikasi akademik laboran rendah.
3. Sekolah Menengah Atas
Tabel 31 : Hasil Akreditasi SMA
Kabupaten/kota SMA JUMLAH SEKOLAH TERAKREDITASI TOTAL A B C TT BT
Pangkalpinang 4 5 1 10 Bangka 11 6 17 Bateng 5 2 1 1 9 Basel 8 2 2 12 Babar 7 3 10 Belitung 4 3 7 Beltim 5 2 7 JUMLAH 44 23 3 70
Sumber data : BAN/M Prov. Kep Babel
Grafik 13 : Hasil Akreditasi SMA
Permasalahan adalah :
a. Penguasaan materi serta pengembangan ilmiah guru rendah.
b. Pemenuhan kualifikasi akademik tenaga administrasi rendah.
c. Pemenuhan kualifikasi akademik kepala perpustakaan rendah.
d. Pemenuhan kualifikasi akademik laboran rendah.
e. Latar belakang pendidikan laboran belum sesuai dengan tugasnya.
A B C TT
62,86%
32,86%
0% 4,29%
AKREDITASI
HASIL AKREDITASI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
A
B
C
TT
-
40 |Hal
f. Pemenuhan ruang laboratorium Biologi, Fisika, Kimia, Komputer, dan
Bahasa yang dapat menampung minimum satu rombongan belajar dengan
luas dan sarana sesuai ketentuan masih rendah.
-
41 |Hal
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN LPMP
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
mengemban amanat dalam memajukan pembangunan SDM melalui usaha bersama semua
anak bangsa untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen dalam menentukan visi
berdasarkan pada visi kementerian dalam pencapaian kinerja, potensi dan permasalahan, Visi
Presiden pada RPJMN Tahun 2020-2024, serta Visi Indonesia 2045. Berdasarkan Visi dan Misi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, maka
LPMP merumuskan visi dan misi sebagai berikut:
A. Visi LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Visi LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020 - 2024 :
“LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif,
mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong
royong, dan berkebinekaan global”
Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud mendukung terwujudnya visi dan misi
Presiden melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara konsisten,
bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan mengedepankan profesionalitas dan
integritas. Oleh karena itu, perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan bidang
pendidikan dan kebudayaan akan mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan dan
kemandirian Indonesia. Sesuai dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong
royong, LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen,
Kemendikbud dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, bekerja
bersama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi
Presiden tersebut.
-
42 |Hal
Gambar 1 Profil Pelajar Pancasila
Sejalan dengan perwujudan visi dan misi Presiden tersebut, Kemendikbud sesuai dengan
tugas dan kewenangannya, juga berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila. Pelajar
Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak
kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global
meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural
dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebine