EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK METANOL KULIT
BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) “AMBON” PADA KULIT
PUNGGUNG MENCIT TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Valentina Gracia Armastiti
NIM: 168114056
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK METANOL KULIT
BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) “AMBON” PADA KULIT
PUNGGUNG MENCIT TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Valentina Gracia Armastiti
NIM: 168114056
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Masa depan itu milik Tuhan
dan hanya Dia yang dapat mengungkapkannya,
dalam kondisi yang luar biasa.
Jalanilah setiap hari menuju ajaran,
percayalah bahwa Tuhan mencintai hamba-hambanya.
Tiap-tiap hari pada dirinya, membawakan suatu Keabadian”
-PAULO COELHO-
Karya ini kupersermbahkan untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang sangat baik dan selalu setia mendampingi disetiap
langkah hidupku
Bapak dan Ibu serta keluarga besarku atas dukungan, doa dan kasih sayangnya.
Sahabat-sahabat dan teman-temanku yang selalu menyemangati dan menemaniku dalam
proses penyusunan karya ini
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, cinta kasih dan penyertaan-Nya yang melimpah penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Efek
Antiinflamasi Topikal Ekstrak Metanol Kulit Buah Pisang (Musa Paradisiaca L.)
“Ambon” pada Kulit Punggung Mencit Terinduksi Karagenin” dengan baik sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis pergunakan untuk
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan
saran yang sangat membangun dalam penelitian ini.
2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Kepala Program Studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas
segala kesabaran dan waktu untuk selalu memotivasi, membimbing,
mendukung, serta membantu penulisan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang sangat membangun dalam penelitian ini.
5. Bapak Maywan Hariono, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu membimbing, mendampingi, dan memberikan arahan
serta bantuan selama saya berproses di perkuliahan dari awal hingga akhir.
6. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Kepala Laboratorium
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin untuk
menggunakan laboratorium untuk melakukan penelitian skripsi ini.
7. Pak Heru Purwanto, Pak Wagiran, Pak Mus, Mas Bimo, dan Mas Agung yang
telah membantu proses penelitian di laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
8. Pak Mono yang telah membantu mencarikan buah pisang ambon untuk
digunakan sebagai bahan uji dalam penelitian skripsi ini.
9. Ibu Dewi Ismimasitoh dan Ibu Ipung dari Pusat Kajian CE&BU FK–KMK
Universitas Gadjah Mada yang membantu dalam mengolah data penelitian
skripsi ini.
10. Bapak, ibu dan keluarga besar, yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan
kasih sayangnya.
11. Teman-teman seperpisangan Pungki dan Mia, atas kerjasamanya dan
kebersamaannya selama penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
12. Teman-teman skripsi anak ibunda tercinta Pungki, Mia, Intan, Kus, Evi dan
Thessa, atas kerjasamanya dan kebersamaannya selama penelitian sehingga
penelitian ini dapat selesai.
13. Benediktus Gusti Trisna Pramadi, yang senantiasa memberikan dukungan,
motivasi dan doa.
14. Teman-teman Gaspoll Eugene, Putri, Dhea, Eluis, Santi, Handani, Jane dan Lia.
15. Teman-teman FSMB 2016 dan segenap mahasiswa angkatan 2016 Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
16. Semua pihak, yang langsung maupun tidak langsung telah membantu
penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
atas segala kebaikan yang telah dilakukan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua yang membutuhkan.
Yogyakarta, 8 Januari 2020
(Valentina Gracia Armastiti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………….... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ………...................................................... vii
PRAKATA .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
ABSTRAK .................................................................................................. xiv
ABSTRACT ................................................................................................ xv
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ............................................................................ 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 7
KESIMPULAN ........................................................................................... 15
SARAN ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16
LAMPIRAN ................................................................................................ 20
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rata-rata tebal lipat kulit tiap jam konsentrasi 1,5; 3; dan 4,5%.. 9
Tabel II. Rata-rata AUC total dan persen (%) PI pada kelompok uji
antiinflamasi ................................................................................ 12
Tabel III. Hasil uji scheffe AUC total dan persen (%) PI pada kelompok uji
antiinflamasi …………………………………………………….. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rata-rata selisih tebal lipat kulit uji pendahuluan ……........... 10
Gambar 2. Rata-rata selisih tebal lipat kulit uji aktivitas antiinflamasi … 11
Gambar 3. Simplisia Musa paradisiaca L. “Ambon” ………………….. 24
Gambar 4. Serbuk simplisia Musa paradisiaca L. “Ambon” …………... 24
Gambar 5. Ekstrak Musa paradisiaca L. “Ambon” ……………………. 24
Gambar 6. Krim ekstrak Musa paradisiaca L. “Ambon” ………………. 25
Gambar 7. Hasil uji kadar air …………………………………………… 25
Gambar 8. Hasil uji homogenitas krim …………………………………. 26
Gambar 9. Uji kandungan flavonoid ……………………………………. 26
Gambar 10. Pengukuran, penyuntikan dan pengolesan pada mencit ……. 26
Gambar 11. Serbuk karagenin …………………………………………… 27
Gambar 12. Alat spuit injeksi ……………………………………………. 27
Gambar 13. Jangka sorong digital ……………………………………….. 27
Gambar 14. Rotary evaporator ………………………………………....... 28
Gambar 15. Alat destilasi ………………………………………………… 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman Musa paradisiaca L.
“Ambon” ……………………………………………… 20
Lampiran 2. Surat ethical clearance ……………………………………. 21
Lampiran 3. Surat kalibrasi jangka sorong …………………………. 22
Lampiran 4. Simplisia, serbuk, dan ekstrak metanol Musa
paradisiaca L. ………………………………………… 24
Lampiran 5. Uji kadar air, homogenitas dan flavonoid …………….. 25
Lampiran 6. Hewan uji yang digunakan dan cara pengukuran …….. 26
Lampiran 7. Kontrol yang digunakan ………………………………. 27
Lampiran 8. Alat spuit injeksi, jangka sorong digital, dan dan rotary
evaporator …………………………………………….. 27
Lampiran 9. Surat legalitas Penggunaan aplikasi SPSS untuk
pengujian data ………………………………………… 29
Lampiran 10. Hasil Perhitungan AUC (Area Under Curve) ………… 30
Lampiran 11. Hasil Perhitungan persen (%) penghambatan inflamasi.. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” merupakan salah satu
buah yang berkhasiat sebagai obat. Pada kulit buah pisang ambon memiliki
senyawa flavonoid yang memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk
menghambat proses inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti
inflamasi topikal dan konsentrasi paling efektif ekstrak metanol kulit buah pisang
(Musa paradisiaca L.) “Ambon” pada mencit betina galur Swiss yang terinduksi
karagenin.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni acak lengkap
pola searah. Hewan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol
positif, dan 3 kelompok perlakuan ekstrak metanol kulit buah pisang dengan 3
konsentrasi berbeda. Mencit yang digunakan diinduksi terlebih dahulu dengan
karagenin secara subkutan. Tebal lipatan kulit diukur setiap jam selama 6 jam
menggunakan jangka sorong digital selanjutnya dihitung selisih tebal lipatan kulit
punggung tiap mencit, nilai AUC dan % penghambatan inflamasi. Data dianalisis
menggunakan uji dengan Shapiro-Wilk dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA
dan uji Post-hoc Scheffe. Persen penghambatan inflamasi ekstrak metanol kulit
buah pisang ambon dengan konsentrasi 0,5; 1,0; dan 1,5% sebesar 40,038; 53,486;
dan 58,434 %. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit
buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” memiliki efek antiinflamasi topikal pada
kulit punggung mencit terinduksi karagenin.
Kata kunci: kulit buah pisang ambon, antiinflamasi, topikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Musa paradisiaca L. "Ambon" peels is one of the medicinal fruits and
contain flavonoid compound that has many benefits, one of them to inhibit the
inflammatory process. The aim of this study was to determine the topical anti-
inflammatory effects and the optimal concentration of ambon banana peel
methanolic extract in female mice Swiss strain that induced by carrageenan.
This research was purely experimental with completely randomized design
direction. Animals were divided into 5 groups, the negative control group, the
positive control group, and treatment group of ambon banana peel methanolic
extract with 3 different concentrations. The mice used are induced first with
carcenein subcutaneously. Skin thickness are measured every hour for six hours
using a digital caliper than calculated the difference in skin thickness per mice,
AUC values and percent (%) inhibition of inflammation. Data were analyzed using
the Shapiro-Wilk test continued with One Way ANOVA test and Post-hoc Scheffe
test. Percentage of inflammation inhibition of ambon banana peel methanolic
extract with a concentration of 0.5; 1,0; and 1.5% are 40,038; 53,486; and 58.434%.
Thus the results showed that banana peel methanolic extract has topical anti-
inflammatory effect in mice’s back skin induced by carrageenan.
Keyword: ambon banana peel methanolic extract, anti-inflamation, topical.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Inflamasi atau yang sering disebut peradangan adalah perlindungan
terhadap suatu rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa patogen, sel yang
rusak, zat beracun atau iradiasi. Perlindungan ini adalah respon imun dari tubuh
yang memungkinkan pengangkatan rangsangan berbahaya serta penyembuhan
jaringan yang rusak (Ahmed, 2011). Peradangan ditandai dengan kemerahan
(rubor), pembengkakan (tumor), panas (calor), nyeri (dolor), dan hilangnya fungsi
jaringan (functio laesa), yang dihasilkan dari respon sel imun, vaskular dan
inflamasi lokal terhadap infeksi atau cedera (Chen et al, 2018).
Banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi atau mengobati radang
yang terjadi. Salah satunya dengan menggunakan obat antiinflamasi non steroid
secara peroral. Obat antiinflamasi non steroid (AINS) berkerja dengan menghambat
siklooksigenase (COX). Penggunaan obat golongan tersebut secara jangka panjang
dapat menimbulkan efek samping yaitu iritasi lambung. Cara untuk mengatasi hal
tersebut dengan mengubah rute pemberiannya yang semula per oral menjadi topikal
contohnya krim. Pemberian sediaan topikal akan menghasilkan efek yang lebih
cepat dibandingkan peroral karena langsung dioleskan pada daerah peradangan dan
bersifat lokal serta mudah pengaplikasinya (Yanhendri dan Yenny, 2012).
Masyarakat jaman sekarang cenderung beralih ke obat herbal tradisional.
Pisang merupakan salah satu buah yang popular di masyarakat Indonesia karena
mudah ditemukan dan mempunyai berbagai macam jenis. Selain itu, pisang
mempunyai nilai gizi yang lengkap dengan harga yang sangat terjangkau. Data
menunjukkan bahwa konsumsi pisang tahun 2011-2015 mengalami peningkatan
1,32% pertahunnya (Kementrian Pertanian, 2015). Seringkali buah pisang
dimanfaatkan daging buahnya untuk membuat produk makanan atau camilan, tetapi
jarang yang memperhatikan adanya manfaat dari kulit buah pisang. Kulit buah
pisang memiliki banyak manfaat dikarenakan adanya kandungan metabolit
sekunder pada kulit buah pisang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Adhayanti et al (2018) dilakukan skrining fitokimia dan mendapatkan hasil bahwa
ekstrak etanol kulit buah pisang mengandung flavonoid, tannin, polifenol, dan
triterpenoid. Kandungan metabolit sekunder khususnya flavonoid, fenolik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tannin, memiliki aktivitas antiinflamasi yang bertindak menghambat enzim
lipooksigenase yang berperan dalam biosintesis leukotrien (Sukmawati et al, 2015).
Flavonoid merupakan metabolit sekunder dari tanaman yang termasuk
dalam senyawa fenol, yang memiliki mekanisme penghambatan sikloksigenase-2
dan lipooksigenase dari rangkaian proses inflamasi (Panche et al, 2016). Senyawa
ini memiliki fungsi proteksi bagi tanaman seperti melindungi dari sinar ultraviolet,
serangga, jamur, virus, dan juga bakteri. Senyawa flavonoid dapat pula
dimanfaatkan dalam dunia kesehatan karena dapat bekerja antara lain sebagai anti
inflamasi, antioksidan, antisklerosis, serta antitumor (Sonar and Purohit, 2016).
Senyawa tersebut memiliki efek farmakologis terutama sebagai antiinflamasi,
antibiotik dan antioksidan (Kumar et al., 2012). Senyawa flavonoid bersifat polar
sehingga dibutuhkan pelarut yang bersifat polar. Metanol mampu melarutkan
hampir semua senyawa organik, baik polar, semi polar maupun non polar. Selain
itu metanol mempunyai titik didih rendah (64,5oC) sehingga lebih mudah untuk
memisahkan (Tanaya et al, 2015).
Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ekstrak metanol kulit
buah pisang mengandung metabolit sekunder yang berperan dalam menyembuhkan
tukak lambung seperti golongan fenol dan flavonoid. Metabolit sekunder tersebut
dapat menangkal radikal bebas khususnya langsung pada lambung. Penelitian
tersebut menggunakan ekstrak metanol kulit buah pisang secara per oral pada tikus
putih (Rattus norvegicus) (Azlin et al, 2016). Akan tetapi belum terdapat penelitian
lebih lanjut yang menguji efek antiinflamasi ekstrak metanol kulit buah pisang yang
dijadikan sediaan krim pada mencit betina galur Swiss terinduksi karagenin.
Penelitian mengenai efek antiinflamasi ekstrak metanol kulit buah pisang
(Musa paradisiaca L.) “Ambon” pada kulit punggung mencit terinduksi karagenin
bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi topikal ekstrak metanol kulit buah
pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” dan mengetahui konsentrasi paling efektif
ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” yang
menunjukkan aktivitas antiinflamasi topikal pada mencit betina galur Swiss yang
terinduksi karagenin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental
murni dengan menggunakan rangcangan acak lengkap pola searah.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pisau, oven, mesin
penyerbuk, ayakan, alat-alat gelas (labu ukur, gelas beker, erlenmeyer, gelas ukur,
batang pengaduk, cawan porselin, pipet tetes, batang pengaduk, kaca preparat dan
gelas arloji), neraca analitik, alat pencukur bulu, gunting, spuit injeksi 1 ml,
stopwatch, jangka sorong digital caliper merk “Wipro”, mortir, stamper, alat
destilasi air, alat pengekstraksi maserasi dan rotary evaporator. Bahan yang
digunakan pada penelitian ini adalah hewan uji mencit betina, kulit buah pisang
ambon, metanol 70%, karagenin tipe I (Sigma Chemical Co.), Voltaren 1%,
Biocream®, NaCl 0,9% , Veet®, HCl, toluen, dan serbuk magnesium.
Penyiapan dan Determinasi Tanaman
Buah pisang ambon yang sudah berumur 4-5 hari setelah panen (Silsia et
al, 2011), didapatkan dari Lembaga Pendampingan Usaha Buruh Tani dan Nelayan
(LPUBTN) Sleman, Yogyakarta. Tanaman pisang ambon tersebut perlu dilakukan
determinasi terlebih dahulu yang dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas
Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Buah pisang ambon tersebut kemudian diambil kulitnya. Selanjutnya kulit
buah pisang yang telah dikumpulkan disortasi basah terlebih dahulu kemudian
dicuci dengan air mengalir dan ditiriskan. Lalu dipotong kecil-kecil untuk
mempermudah pengeringan. Kemudian kulit buah pisang tersebut dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 40oC selama 3 hari sampai berwarna coklat dan
mudah dihancurkan (Lampiran 4). Setelah kering dilakukan sortasi kering untuk
memisahkan partikel-partikel asing yang masih ada dan tertinggal pada simplisia
kering. Selanjutnya potongan kulit buah pisang yang sudah kering diserbukkan
dengan blender dan diayak dengan ayakan no. mesh 50. Penyerbukan ini akan
memperkecil ukuran partikel dan memperluas permukaan area sehingga interaksi
antara sampel dan pelarut semakin efisien (Kumar, 2016). Hasil ayakan serbuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
terdapat pada lampiran 4. Kemudian serbuk simplisia di uji kadar airnya dengan
menggunakan destilasi toluen.
Pembuatan Ekstrak Metanol Kulit Buah Pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon”
Ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”
diperoleh dengan mengambil 100 gram serbuk simplisia kulit buah pisang (Musa
paradisiaca L.) “Ambon” dan dilarutkan dalam 1000 ml metanol 70% pada
erlenmeyer tersumbat. Kemudian diekstraksi secara maserasi selama 3 hari
terlindung dari cahaya dan sesekali diaduk menggunakan batang pengaduk. Setelah
3 hari, filtrat dipisahkan dari endapannya dan endapannya diremaserasi sekurang-
kurangnya satu kali dengan jenis pelarut yang sama dan jumlah volume pelarut
sebanyak setengah kali jumlah volume pelarut pada awal maserasi (Depkes RI,
2011). Filtrat hasil dari remaserasi kemudian diuapkan dengan rotary evaporator
pada suhu 60ºC hingga diperoleh ekstrak kental dan dengan bantuan oven ekstrak
tersebut diuapkan hingga didapatkan ekstrak yang lebih pekat. Kemudian dilakukan
uji kandungan flavonoid pada ektrak.
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Kemenkes RI,
2014). Pada penelitian ini menggunakan 3 konsentrasi krim ekstrak metanol kulit
buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” yaitu 0,5; 1; 1,5 %. Ekstrak kental
kulit buah pisang ditimbang sebanyak 0,05; 0,1; dan 0,15 g kemudian masing-
masing dicampur ke dalam mortir yang berisi biocream hingga bobot sediaan
menjadi 10 g dan dicampur hingga homogen. Biocream bersifat ambifilik yang
berarti berkhasiat sebagai W/O atau O/W, sehingga dapat dicampur dengan air, zat-
zat yang terlarut dalam air, lemak, maupun zat-zat yang terlarut dalam lemak tanpa
menganggu stabilitasnya (Yanhendri dan Yenny, 2012). Selanjutnya dilakukan uji
organoleptis dan homogenitas pada krim ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa
paradisiaca L.) “Ambon” untuk melihat apakah krim ekstrak yang telah dibuat
sesuai dengan ketentuan krim yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Uji Pendahuluan
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health
Research Ethics Committee (MHREC) Faculty of Medicine Gadjah Mada
University Nomor KE/FK/1379/ec/2019 (Lampiran 2). Hewan uji yang digunakan
ialah 31 ekor mencit betina galur Swiss dengan usia 2-3 bulan yang didapatkan
Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada penelitian ini
dilakukan uji pendahuluan menggunakan 6 ekor mencit dan pengujian aktivitas
antiinflamasi ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”
menggunakan 25 ekor mencit. Uji pendahuluan digunakan untuk menetapkan
konsentrasi karagenin optimal sebelum pengujian aktivitas antiinflamasi. Terdapat
3 konsentrasi karagenin yang digunakan pada uji pendahuluan yaitu 1,5; 3; dan 4,5
%. Karagenin dibuat dengan melarutkan masing-masing 0,15; 0,3; dan 0,45 gram
karagenin dalam larutan NaCl 0,9% pada labu takar 10 mL. Mencit yang digunakan
sebanyak 6 ekor dan dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan konsentrasi
karagenin. Karagenin diinjeksikan secara subkutan pada kulit punggung mencit
yang telah dicukur bulunya sebanyak 0,1 ml. Tebal lipat kulit punggung mencit
diukur sebelum pemberian karagenin dan sesudah pemberian karagenin setiap 1
jam selama 6 jam. Edema yang menunjukkan penebalan lipatan kulit paling optimal
dipilih sebagai konsentrasi yang dipakai pada pengujian aktivitas antiinflamasi.
Pengujian Aktivitas Antiinflamasi
Pada pengujian aktivitas antiinflamasi digunakan sebanyak 25 ekor dan
dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (karagenin),
kontrol positif (krim natrium diklofenak), kelompok krim ekstrak metanol kulit
buah pisang dengan konsentrasi 0,5; 1; 1,5 %. Mencit dicukur bulu pada
punggungnya dan dibiarkan selama 1 hari. Kemudian semua kelompok diinjeksikan
karagenin secara subkutan pada kulit punggung mencit yang telah dicukur bulunya
sebanyak 0,1 ml. Kulit punggung mencit diolesi dengan krim natrium diklofenak
dan 3 konsentrasi ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon”. Krim tersebut dioleskan pada area suntikan karagenin kemudian diukur
sebelum pemberian karagenin dan sesudah pemberian karagenin setiap 1 jam
selama 6 jam untuk melihat penghambatan inflamasinya (Lampiran 6). Jangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sorong digital yang digunakan telah dikalibrasi oleh Balai Penelitian dan
Pengembangan Industri Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik Laboratorium
Pengujian dan Kalibrasi, untuk memastikan keakurasian dan kepresisian data
(Lampiran 3).
Data selisih tebal lipat kulit yang didapat, kemudian dihitung AUC dan
persen (%) penghambatan inflamasinya setiap kelompok perlakuan. Nilai selisih
edema tiap jam diukur dan dihitung nilai AUC total masing-masing perlakuan
menggunakan metode trapezoid.
𝐴𝑈𝐶6−0 = ∑ [(𝑦𝑛−1 + 𝑦𝑛)(𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−1)
2]
6
0
Keterangan:
𝐴𝑈𝐶6−0 = area di bawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-6 (mm. jam)
𝑦𝑛 = selisih tebal lipat kulit pada jam ke n (mm)
𝑦𝑛−1 = selisih tebal lipat kulit pada jam ke n-1 (mm)
𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−1 = selisih waktu (jam)
Perhitungan persen penghambatan dengan rumus sebagai berikut:
% 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖 =(𝐴𝑈𝐶6−0)0− (𝐴𝑈𝐶0−6)𝑛
(𝐴𝑈𝐶6−0)0 X 100%
Keterangan:
(𝐴𝑈𝐶6−0)0= 𝐴𝑈𝐶6−0 rata-rata kelompok kontrol negatif (mm. jam)
(𝐴𝑈𝐶0−6)𝑛= 𝐴𝑈𝐶6−0 masing-masing mencit pada kelompok perlakuan (mm. jam)
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis uji dengan Shapiro-Wilk untuk menguji
normalitas data. Apabila data terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji One Way
ANOVA (taraf kepercayaan 95%) sedangkan apabila data tidak terdistribusi normal
dilanjutkan dengan uji Kruskall-Wallis. Analisis dilanjutkan dengan Post Hoc Test
dengan Scheffe tes untuk data terdistribusi normal dan uji Mann-Whitney untuk data
yang tidak terdistribusi normal. Analisis ini untuk mengetahui apakah perbedaan
yang ditemukan berbeda bermakna atau berbeda tidak bermakna. Apabila diperoleh
dengan nilai p<0,05 maka diartikan perbedaan bermakna secara statistik dan jika
diperoleh nilai p>0,05 diartikan perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.
Data kuantitatif AUC total masing-masing perlakuan dan persen (%) penghambatan
inflamasi disajikan dalam nilai rata-rata ± standar eror (Mean ± SE) (Dahlan, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Determinasi Tanaman Pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”
Pada penelitian ini menggunakan tanaman pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon” yang diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha Buruh Tani dan
Nelayan (LPUBTN) Yogyakarta. Determinasi ini dilakukan untuk memastikan
kebenaran tanaman yang akan digunakan dalam penelitian. Determinasi pada
penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas
Gajah Mada Yogyakarta. Berdasarkan hasil determinasi, terbukti bahwa tanaman
yang akan digunakan benar tanaman pisang ambon dengan nama ilmiah Musa
paradisiaca L. “Ambon” (Lampiran 1).
Hasil Penetapan Kadar Air Serbuk Kulit Buah Pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon”
Penetapan kadar air serbuk kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon” dilakukan dengan cara destilasi toluen di Laboratorium Farmakognosi
Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penetapan kadar air dilakukan
pada serbuk kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” untuk mengetahui
% kandungan air dalam serbuk tersebut dengan persyaratan bahwa serbuk simplisia
yang baik adalah <10% (Depkes RI, 2008). Serbuk simplisia harus memenuhi
persyaratan tersebuk untuk menghindari pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
merusak serbuk simplisia. Dalam penelitian ini didapatkan kadar air serbuk
simplisia Musa paradisiaca L. adalah 7%. Hasil yang didapatkan sudah sesuai
dengan persyaratan dari Depkes RI (2008).
Hasil Ekstraksi Metanol Kulit Buah Pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”
Pada penelitian ini ekstraksi secara maserai menggunakan pelarut metanol
70%, pemilihan pelarut metanol 70% dalam penelitian mengacu pada azwanida
(2015). Metanol 70% diperoleh dari 714 mL metanol 98% dimasukkan kedalam
labu ukur 1 L kemudian ditambahkan aquadest hingga batas tanda. Metanol
digunakan sebagai pelarut maserasi karena mampu melarutkan hampir semua
senyawa organik, baik polar, semi polar maupun non polar. Selain itu metanol
mempunyai titik didih rendah (64,5oC) sehingga lebih mudah untuk memisahkan
(Tanaya et al, 2015). Setelah diekstraksi, kemudian diuapkan menggunakan rotary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
evaporator dengan suhu 60 oC dan dengan bantuan oven ekstrak tersebut diuapkan
hingga didapatkan ekstrak yang lebih pekat. Dari proses ekstraksi didapatkan
ekstrak kental sebanyak 37,0122 gram dengan rendemen sebesar 36,9737 %.
Pada penelitian ini menggunakan 3 konsentrasi krim ekstrak metanol kulit
buah pisang yaitu 0,5; 1; 1,5 %. Ekstrak kental kulit buah pisang setelah mencapai
bobot tetap ditimbang sebanyak 0,05; 0,1; dan 0,15 g kemudian masing-masing
dicampur ke dalam mortir yang berisi biocream hingga bobot sediaan menjadi 10 g
dan dicampur hingga homogen. Selanjutnya dilakukan uji organoleptis dan
homogenitas pada krim ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon” untuk melihat apakah krim ekstrak yang telah dibuat sesuai dengan
ketentuan krim yang baik. Pada pengujian organoleptis didapatkan bahwa krim
ekstrak metanol kulit buah pisang mempunyai bau yang khas, berwarna krem,
bertekstur lembut (Lampiran 4). sedangkan pada pengujian homogenitas
didapatkan bahwa krim tesebut homogen, dikarenakan tidak terdapat gumpalan-
gumpalan (Lampiran 5).
Hasil Uji Flavonoid
Uji flavonoid ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon” dilakukan dengan cara sebagian ekstrak di masukkan dalam tabung reaksi
kemudian ditetesi menggunakan HCl pekat dan ditambahkan dengan serbuk logam
Mg. Hasil positif apabila terjadi warna merah hingga jingga (Afriani et al., 2016).
Menurut penelitian Rusita dan Suhartono (2018), pengujian kualitatif senyawa
flavonoid dapat dilakukan dengan menambahkan HCl dengan Mg pada ekstrak,
hasil positif apabila terjadi perubahan warna merah muda hingga merah tua. Pada
penelitian ini didapatkan hasil setelah penambahan HCl pekat dan serbuk logam
Mg, ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” berubah
warna menjadi jingga oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol
kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” positif mengandung flavonoid
(Lampiran 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Hasil Uji Pendahuluan
Penelitian ini menggunakan karagenin sebagai penginduksi inflamasi
karena dapat membentuk peradangan akut, tidak menyebabkan kerusakan jaringan
dan responnya terhadap obat antiinflamasi lebih peka dibandingkan dengan
antiiritan lainnya (Sukmawati et al, 2015). Sebelum dilakukan pengujian efek
antiinflamasi ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”,
terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan. Uji pendahuluan ini bertujuan untuk
menetapkan konsentrasi karagenin yang paling optimal dalam menginduksi
inflamasi yang akan digunakan pada penelitian ini. Terdapat tiga fase pembentukan
edema yang diinduksi karagenin. Fase pertama (90 menit setelah induksi) adalah
pelepasan histamin dan serotonin. Fase kedua (1,5 hingga 2,5 jam setelah induksi)
adalah pelepasan bradikinin. Fase ketiga (3 jam setelah induksi adalah pelepasan
prostaglandin (Sukmawati et al, 2015). Konsentrasi karagenin yang digunakan
dalam uji pendahuluan ini adalah 1,5 %, 3 % dan 4,5 %. Hasil rata rata tebal lipat
kulit punggung mencit selama 6 jam dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Rata-rata tebal lipat kulit tiap jam konsentrasi 1,5; 3; dan 4,5%
Konsentrasi 1,5 % 3,0 % 4,5 %
Jam ke-0
( x ± SD) 0,92 ± 0,04 0,98 ± 0,01 0,90 ± 0,05
Jam ke-1
( x ± SD) 1,39 ± 0,10 1,57 ± 0,04 1,84 ± 0,04
Jam ke-2
( x ± SD) 1,53 ± 0,35 1,81 ± 0,11 2,46 ± 0,16
Jam ke-3
( x ± SD) 1,41 ± 0,35 1,71 ± 0,06 2,26 ± 0,11
Jam ke-4
( x ± SD) 1,28 ± 0,25 1,58 ± 0,06 1,87 ± 0,24
Jam ke-5
( x ± SD) 1,16 ± 0,38 1,37 ± 0,16 1,60 ± 0,38
Jam ke-6
( x ± SD) 1,11 ± 0,31 1,17 ± 0,02 1,41 ± 0,22
Pada data tersebut menunjukkan bahwa peningkatan tebal lipat kulit pada
puncaknya jam ke 2 konsentrasi 1,5 % sebanyak 1,67 kali; konsentrasi 3% sebanyak
1,85 kali; dan konsentrasi 4,5% sebanyak 2,73 kali. Sehingga dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bahwa karagenin dengan konsentrasi 4,5% menunjukkan peningkatan tebal lipat
kulit yang paling besar. Dapat dilihat pada gambar 1 bahwa pada konsentrasi 4,5 %
memiliki puncak rata-rata selisih tebal lipat kulit pada jam ke 2 dan berangsur-
angsur turun sampai jam ke 6.
Gambar 1. Rata-rata selisih tebal lipat kulit uji pendahuluan
Hasil Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Metanol Kulit Buah Pisang Ambon
Penelitian mengenai efek antiinflamasi ekstrak metanol kulit buah pisang
(Musa paradisiaca L.) “Ambon” pada kulit punggung mencit terinduksi karagenin
bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi topikal ekstrak metanol kulit buah
pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” dan mengetahui konsentrasi paling efektif
ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” yang
menunjukkan aktivitas antiinflamasi topikal pada mencit betina galur Swiss yang
terinduksi karagenin. Pada penelitian ini menggunakan karagenin 4,5 % sebagai
penginduksi edema pada kulit punggung mencit sesuai hasil dari uji pendahuluan.
Metode yang digunakan ialah inflammation associated oedema dengan
menggunakan jangka sorong terkalibrasi (Lampiran 3).
Pada penelitian ini menggnakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5
kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol negatif (karagenin), kelompok II
adalah kelompok kontrol positif (natrium diklofenak) dan kelompok III, IV dan V
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
0 1 2 3 4 5 6 7
Rat
a-ra
ta s
elis
ih t
eb
al li
pat
ku
lit (
mm
)
Waktu (jam)
Karagenin 1,5 % Karagenin 3 % Karagenin 4,5 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
merupakan kelompok perlakuan ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa
paradisiaca L.) “Ambon” dengan konsentrasi 0,5; 1; dan 1,5 %. Efek antiinflamasi
ditunjukkan dengan penurunan tebal lipat kulit punggung mencit setelah
penginduksian dengan karagenin 4,5%. Hasil dari pengukuran tebal lipat kulit tiap
jam selama enam jam masing-masing kelompok dihitung selisih tebal lipat kulit
dengan jam ke-0 untuk melihat penurunan tebal lipat kulit punggung mencit. Hasil
rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit yang terinduksi karagenin 4,5%
dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Rata-rata selisih tebal lipat kulit uji aktivitas antiinflamasi
Pada kurva tersebut terlihat bahwa kelompok kontrol karagenin terjadi
peningkatan tebal edema yang cukup besar, Sedangkan kontrol positif natrium
diklofenak menunjukkan peningkatan tebal lipat kulit yang paling rendah. Pada
perlakuan krim ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”
berturut-turut dari yang memiliki puncak paling rendah adalah konsentrasi 1,5%;
1%; dan 0,5%. Tujuan dari penggunaan peringkat konsentrasi adalah untuk melihat
konsentrasi paling efektif dari ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca
L.) “Ambon” memiliki aktivitas antiinflamasi dan mengetahui bagaimana
perbandingan dari berbagai tingkat konsentrasi ekstrak bila dibandingkan terhadap
kontrol dalam penelitian ini.
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
0 1 2 3 4 5 6 7
Rat
a-ra
ta s
elis
ih t
ebal
lip
at k
ulit
(m
m)
Waktu (jam)Kontrol karagenin Kontrol na-diklofenak Krim ekstrak 0,5 %Krim ekstrak 1 % Krim ekstrak 1,5 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Data selisih tebal lipat kulit kemudian dilakukan perhitungan AUC dan
rata-rata AUC total dari tiap kelompok perlakuan. Rata-rata AUC total merupakan
rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit dari jam ke-0 sampai ke-6.
Kemudian dilakukan perhitungan persen (%) penghambatan inflamasi dari tiap
kelompok perlakuan. Perhitungan persen (%) PI menunjukkan seberapa besar
kemampuan suatu senyawa untuk menghambat proses inflamasi. Kemudian data
AUC dan persen (%) PI dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk menguji
normalitas data dan mendapatkan hasil bahwa data terdistribusi normal ditunjukkan
dengan nilai p>0,05 (Lampiran 10 dan 11). Data yang terdistribusi normal
kemudian dilakukan uji One Way ANOVA (taraf kepercayaan 95%) dilanjutkan
dengan Post Hoc Test dengan Scheffe tes (Lampiran 10 dan 11) untuk menentukan
apakah krim ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”
memiliki efek antiinflamasi atau tidak dengan melihat nilai p. Jika nilai p < 0,05
maka data tersebut memiliki berbedaan bermakna dengan kontrol negatif karagenin
atau dapat diartikan memiliki efek antiinflamasi. Hasil rata-rata total AUC dan
persen (%) PI dapat dilihat pada tabel II dan hasil Scheffe test AUC total dan persen
(%) PI dapat dilihat pada tabel III
Tabel II. Rata-rata AUC total dan persen (%) PI pada kelompok uji antiinflamasi
Kelompok Rerata AUC ± SE Rerata % PI ± SE
I 5,698 ± 0,175 0,000 ± 3,082
II 1,980 ± 0,117 65,264 ± 2,040
III 3,420 ± 0,105 40,038 ± 1,830
IV 2,652 ± 0,203 53,486 ± 3,589
V 2,372 ± 0,144 58,434 ± 2,530
Keterangan :
Kelompok I : Kelompok kontrol negatif (karagenin 4,5%)
Kelompok II : Kelompok kontrol positif (natrium diklofenak 1%)
Kelompok III : Kelompok ekstrak kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 0,5%
Kelompok IV : Kelompok ekstrak kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 1,0%
Kelompok V : Kelompok ekstrak kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 1,5%
SE : Standar Error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel III. Hasil uji scheffe AUC total dan persen (%) PI pada kelompok uji antiinflamasi
Kelompok I II III IV V
I - BB BB BB BB
II BB - BB BTB BTB
III BB BB - BB BB
IV BB BTB BB - BTB
V BB BTB BB BTB -
Keterangan :
Kelompok I : Kelompok kontrol negatif (karagenin 4,5%)
Kelompok II : Kelompok kontrol positif (natrium diklofenak 1%)
Kelompok III : Kelompok ekstrak kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 0,5%
Kelompok IV : Kelompok ekstrak kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 1,0%
Kelompok V : Kelompok ekstrak kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 1,5%
BB : Berbeda bermakna (p < 0,05)
BTB : Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
Berdasarkan hasil uji Scheffe pada tabel III kelompok kontrol positif
(natrium diklofenak) dan 3 konsentrasi perlakuan memiliki rata-rata AUC total
berbeda bermakna (p < 0,05) terhadap kelompok kontrol negatif (karagenin)
sehingga menunjukkan bahwa natrium diklofenak dan 3 konsentrasi perlakuan
memiliki aktivitas antiinflamasi.
Kelompok perlakuan ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca
L.) “Ambon” konsentrasi 0,5; 1,0; dan 1,5% memiliki rata-rata AUC sebesar 3,420
± 0,105; 2,652 ± 0,203; dan 2,372 ± 0,144 dan rata-rata persen (%) PI sebesar
40,038 ± 1,830; 53,486 ± 3,589; dan 58,434 ± 2,530. Menurut data tersebut
kelompok perlakuan ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon” konsentrasi 0,5% memiliki nilai rata-rata AUC lebih tinggi dan persen
(%) PI lebih rendah daripada konsentrasi 1,0% dan 1,5%. Berdasarkan hasil uji
Scheffe pada tabel III, perbandingan nilai rata-rata AUC dan persen (%) PI antara
ekstrak methanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 0,5% dan
1,0% menunjukkan perbedaan bermakna (p < 0,05) sehingga menunjukkan bahwa
ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 1,0 % memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
aktivitas antiinflamasi dan kemampuan PI yang lebih tinggi daripada ekstrak
metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 0,5 %. Perbandingan
nilai rata-rata AUC dan persen (%) PI antara ekstrak metanol kulit buah pisang
(Musa paradisiaca L.) “Ambon” 1,0% dan 1,5% menunjukkan perbedaan tidak
bermakna (p > 0,05) sehingga menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah
pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” 1,0 % dan 1,5% memiliki aktivitas
antiinflamasi yang sebanding. Hal tersebut dapat terjadi kerena sebagian reseptor
menentukan hubungan antara konsentrasi dengan efek farmakologi. Afinitas
reseptor untuk mengikat obat akan menentukan konsentrasi obat yang diperlukan
untuk membentuk sejumlah kompleks reseptor obat, namun jumlah total reseptor
dapat membatasi efek maksimal yang dapat dihasilkan oleh obat (Katzung, 2012).
Menurut Ronald (2011), setiap respon memiliki batasan maksimal, ketika sudah
mendekati batasan maksimal dan semua reseptor telah diduduki maka peningkatan
reseptor yang dihasilkan menjadi sedikit. Reseptor sangat mempengaruhi hubungan
kuantitatif antara konsentrasi obat dengan efek farmakologisnya. Ekstrak metanol
kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” konsentrasi 0,5% dan 1,0%
menunjukkan peningkatan efek, sedangkan pada konsentrasi 1,0% dan 1,5% hanya
sedikit peningkatan efeknya karena kemungkinan telah terjadi kejenuhan reseptor.
Konsentrasi paling efektif dari ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa
paradisiaca L.) “Ambon” dalam penelitian ini sebesar 1,0% karena konsentrasi
1,0% (konsentrasi tengah) memberikan efek antiinflamasi lebih tinggi daripada
konsentrasi 0,5% (konsentrasi rendah) dan memberikan efek antiinflamasi yang
sebanding dengan konsentrasi 1,5%.
Penelitian ini didapatkan bahwa terdapat aktivitas antiinflamasi pada krim
ekstrak metanol kulit buah pisang Musa paradisiaca L. “Ambon” karena terdapat
salah satu metabolit sekunder yaitu senyawa flavonoid. Flavonoid berkerja sebagai
inhibitor COX-2 dan lipooksigenase. COX-2 berfungsi untuk mensisntesis
prostaglandin yang akan menginduksi inflamasi (Panche et al, 2016). Penelitian ini
merupakan penelitian skrining awal untuk menunjukkan bahwa ekstrak metanol
kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” memiliki efek antiinflamasi
topikal. Penelitian ini tidak menggunakan senyawa aktif tunggal sehingga senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
aktif lain yang terkandung dalam ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa
paradisiaca L.) “Ambon” dapat mempengaruhi hasil penelitian. Belum terdapat
juga penelitian tentang alergi atau iritasi yang kemungkinan terjadi setelah
penggunaan krim ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.)
“Ambon”. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa
aktif yang dapat mempengaruhi efek antiinflamasi dan kemungkinan alergi atau
iritasi dari ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”.
KESIMPULAN
Ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”
memiliki efek antiinflamasi pada mencit betina galur Swiss yang terinduksi
karagenin 4,5%, dengan konsentrasi paling efektif dari ekstrak metanol kulit buah
pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon” yang memiliki efek antiinflamasi topikal
sebesar 1,0% dan persen penghambatan inflamasi ekstrak metanol kulit buah pisang
(Musa paradisiaca L.) “Ambon” dengan konsentrasi 0,5; 1,0; dan 1,5% sebesar
40,038; 53,486; dan 58,434 %.
SARAN
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa aktif lain
yang dapat mempengaruhi efek antiinflamasi dan kemunkinan alergi atau iritasi
dari ekstrak metanol kulit buah pisang (Musa paradisiaca L.) “Ambon”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
DAFTAR PUSTAKA
Adhayanti, I., Tajuddin, A., dan Rika, R., 2018. Uji Kandungan Total Polifenol Dan
Flavonoid Ekstrak Etil Asetat Kulit Pisang Raja (Musa Paradisiaca Var.
Sapientum). Media Farmasi., 14 (1), 146-152.
Afriani, N., Idiawati, N., dan Alimudin, A.H., 2016. Skrining Fitokimia dan Uji
Toksisitas Ekstrak Akar Mentawa (Artocarpus anisophyllus) terhadap
Larva Artemia salina. JKK, 5(1), 58-64.
Ahmed., 2011. An overview of inflammation: Mechanism and consequences. Front
Biol., 6(4), 274–281.
Arawande J.O., Amoo I.A. and Lajide L., 2010. Effects of Citric Acid and Methanol
Extracts of Banana and Plantain Peels on Stability of Refined Soybean Oil.
Ethnobotanical Leaflets., 14, 706.
Arief, R., Thahir, Z. dan Kristiana. 2017. Uji Aktivitas Antiinflamasi Sediaan Salep
Ekstrak Daun Awar-Awar (Ficus septica Burm. F) Terhadap Udema Kulit
Punggung Mencit (Mus musculus). Akademi Farmasi Yamasi.
Aygun, D., Suleyman, K., Ersan, O., Mehmet, E. O., and Eyup, A., 2012. Toxicity
of non steroidal anti-inflammatory drugs: a review of melatonin and
diclofenac sodium association. Histol Histopathol., 27, 417-436.
Azlin, E. P., Risna, A., dan Rolan, R., 2016. Aktivitas Ekstrak Methanol Kulit
Pisang (Musa Paradisiaca L) Sebagai Anti Tukak Lambung pada Tikus
Putih (Rattus norvegicus). Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat
Indonesia Ke-50. 168-172.
Azwanida, 2015. A Review on the Extraction Methods Use in Medicinal Plants,
Principle, Strength and Limitation. Med Aromat Plants., 4 (3).
BPOM, 2012. Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak.
BPOM, 2014. Persyaratan Muu Obat Trdisional.
Cahyono, B., 2009. Pisang.
Chen et al., 2018. Inflammatory Responses and Inflammation-Associated Diseases
in Organs. Impact Journal Oncotarget., 9(6), 7204–7218.
Corwin, E. J., 2009. Buku Saku Patofisiologi.
Dahlan, M. S., 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat.
Dalimartha, S., 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia
Edisi I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Farmakope Herbal Indonesia,
Jilid II. Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dhuldwaj, R., Rajender, A., and Mangesh, A., 2016. Banana Peel (Musa
Paradisiaca) : Can It be a Revolunationary Change in Periodontal Therapy?
- A Review. International Journal of Scientific Research., 5 (7), 357-359.
Gan, T. J., 2010. Diclofenac: an update on its mechanism of action and safety
profile. Current Medical Research & Opinion., 26 (7), 1715-1731.
Hasan, H., Tomagola, M. I. dan Mayasari, S., 2018. Pemanfaatan Ekstrak Etanol
Kulit Rambutan ( Nephelium lappaceum. L ) Sebagai Krim Antioksidan.
Jurnal Farmasi FIK UINAM., 6(1).
Imam, M. Z., and Akter, S., 2011. Musa paradisiaca l. and musa sapientum l. : A
phytochemical and pharmacological review. Journal of Applied
Pharmaceutical Science., 1(5), 14–20.
Irianti, Y. D. W. S. 2017. Perlindungan dan Pemanfaatan Varietas Tanaman Melalui
Perjanjian Benefit Sharing. Rechtidaee. 12(1), 1-26.
Katzung, B.G., Masters, S.B., dan Trevor, A.J., 2012. Basic and Clinical
Pharmacology, diterjemahkan oleh Pendit, B.U., Ed. 12. EGC. Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun
2015-2019.
Kołodziejska, J. and Michał, K. 2018. Diclofenac in the treatment of pain in patients
with rheumatic diseases. Reumatologia., 56 (3), 174-183.
Kumar, K. P. S., Debjit, B., Duraivel, S., and Umadevi, M., 2012. Traditional and
Medicinal Uses of Banana. Journal of Pharmacognosy and
Phytochemistry., 1 (3), 51-63.
Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., and Aster, J.C.A., 2015. Robbins and Cotran
Pathologic Basis of Disease Ninth edition.
Kumar, S., 2016. Analytical Techniques for Natural Product Research. CABI.
Boston, 11-17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
McLafferty et al, 2012. The integumentary system: anatomy, physiology and
function of skin. Nursing Standard., 27(3), 35-42.
Necas, J. and Bartosikova, L., 2013. Carrageenan: a review. Veterinarni Medicina.,
58 (4), 187–205.
Osafo, N., Christian, A., David, D. O., and Aaron, O. A., 2017. Mechanism of
Action of Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs. Intech.
Panche, A. N., Diwan, A. D. and Chandra, S. R. 2016. ‘Flavonoids: an overview’.
Journal of Nutritional Science., 5 (47), 1–15.
Priyanto., 2010. Farmakologi Dasar Edisi II.
Ronald, M.D., 2011. Pharmacodynamics: The Study of Drug Action In: Richard
G.O. and Joseph A.J., ed. Pharmacology for Nurse Anesthesiology. UK:
Jones & Bartlett Learning International.
Rusita, Y.D dan Suhartono. 2016. Flavonoid Content in Extracts Secang
(Caesalpinia Sappan L.) Maceration Method Infudation Analysis and
Visible Ultraviolet Spectrophotometer. International Journal of Medical
Reseacrh & Health Sciences, 5(4), 176-181.
Silsia, D., Yessy, R., dan Firman, M., 2011. Pemanfaatan Asap Cair untuk
Mempertahankan Kesegaran Buah Pisang Ambon Curup. Jurnal
AgroIndustri. 1 (1), 8-15.
Sonar, K. and Purohit, D., 2016. Therapeutic Effect of Flavonoids as Anti-
Inflammatory Agents. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences., 5(12), 532–543.
Spooner et al., 2003. Plant Nomenclature and Taxonomy An Horticultural and
Agronomic Perspective.
Sukmawati, Yuliet, dan Ririen, H., 2015. Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak
Etanol Daun Pisang Ambon (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Tikus Putih
(Rattus Norvegicus L.) Yang Diinduksi Karagenan. GALENIKA Journal
of Pharmacy., 1(2), 126 – 132.
Suyanti dan Supriyadi, A., 2008. Pisang, Budidaya, Pengolahan, dan Prospek
Pasar.
Tanaya, V., Rurini, R., dan Suratmo., 2015. Fraksi Semi Polar dari Daun Mangga
Kasturi (Mangifera casturi Kosterm). Kimia Student Journal. 1 (1). 778-
784.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tiarani, 2014. Perbandingan Kadar Total Flavonoid Dari Ekstrak Metanol Pisang
Ambon Kuning ( Musa Paradiciaca L. varsapientum) Dengan Berbagai
Jenis Tingkat Kematangan.
Verdiana, M., Widarta, I. W. R., dan Permana, I. D. G. M., 2018. Pengaruh Jenis
Pelarut Pada Ekstraksi Menggunakan Gelombang Ultrasonik Terhadap
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Lemon (Citrus Limon (Linn.)
Burm F.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan., 7(4), 213-222.
Wulansari, E. D., Wahyuono, S. dan Widyarini, S., 2018. Aktivitas Antiinflamasi
Topikal Ekstrak Etanolik Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)
pada Mencit yang Diinduksi Karagenin. Traditional Medicine Journal.,
23(6), 122-126.
Yahendri dan Yenny, S. W., 2012. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam
Dermatologi. Cermin Dunia Kedokteran., 39(6), 423–430.
Yousef. H, Alhajj M, and Sharma. S., 2019. Anatomy, Skin (Integument),
Epidermis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman Musa paradisiaca L. “Ambon”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 2. Surat ethical clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 3. Surat kalibrasi jangka sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 4. Simplisia, serbuk, dan ekstrak metanol Musa paradisiaca L.
Gambar 3. Simplisia Musa paradisiaca L. “Ambon”
Gambar 4. Serbuk Simplisia Musa paradisiaca L. “Ambon”
Gambar 5. Ekstrak Musa paradisiaca L. “Ambon”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 6. Krim Ekstrak Musa paradisiaca L. “Ambon”
Lampiran 5. Uji kadar air, homogenitas dan flavonoid
Gambar 7. Hasil uji kadar air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 8. Hasil uji homogenitas krim
Gambar 9. Uji kandungan flavonoid
Lampiran 6. Hewan uji yang digunakan dan cara pengukuran
Gambar 10. Pengukuran, penyuntikan dan pengolesan pada mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 7. Kontrol yang digunakan
Gambar 11. Serbuk karagenin
Lampiran 8. Alat spuit injeksi, jangka sorong digital, dan rotary evaporator.
Gambar 12. Alat spuit injeksi
Gambar 13. Jangka sorong digital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 14. rotary evaporator
Gambar 15. Alat destilasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 9. Surat Legalitas Penggunaan Aplikasi SPSS untuk Pengujian Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 10. Hasil Perhitungan AUC (Area Under Curve)
Case Processing Summary
Kelompok perlakuan
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
AUC Kontrol negatif 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Kontrol positif 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Perlakuan dosis 0,5% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Perlakuan dosis 1,0% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Perlakuan dosis 1,5% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Descriptives
Kelompok Perlakuan Statistic Std. Error
AUC Kontrol negatif Mean 5,6980 ,17483
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 5,2126
Upper Bound 6,1834
5% Trimmed Mean 5,6989
Median 5,7300
Variance ,153
Std. Deviation ,39092
Minimum 5,14
Maximum 6,24
Range 1,10
Interquartile Range ,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Skewness -,102 ,913
Kurtosis 1,809 2,000
Kontrol positif Mean 1,9800 ,11692
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1,6554
Upper Bound 2,3046
5% Trimmed Mean 1,9844
Median 1,9900
Variance ,068
Std. Deviation ,26144
Minimum 1,58
Maximum 2,30
Range ,72
Interquartile Range ,42
Skewness -,706 ,913
Kurtosis 1,682 2,000
Perlakuan dosis
0,5%
Mean 3,4200 ,10498
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 3,1285
Upper Bound 3,7115
5% Trimmed Mean 3,4239
Median 3,4300
Variance ,055
Std. Deviation ,23473
Minimum 3,11
Maximum 3,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Range ,55
Interquartile Range ,46
Skewness -,325 ,913
Kurtosis -1,822 2,000
Perlakuan dosis
1,0%
Mean 2,6520 ,20336
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2,0874
Upper Bound 3,2166
5% Trimmed Mean 2,6683
Median 2,9000
Variance ,207
Std. Deviation ,45472
Minimum 2,00
Maximum 3,01
Range 1,01
Interquartile Range ,83
Skewness -,893 ,913
Kurtosis -1,454 2,000
Perlakuan dosis
1,5%
Mean 2,3720 ,14371
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1,9730
Upper Bound 2,7710
5% Trimmed Mean 2,3811
Median 2,3800
Variance ,103
Std. Deviation ,32136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Minimum 1,88
Maximum 2,70
Range ,82
Interquartile Range ,57
Skewness -,890 ,913
Kurtosis ,606 2,000
Tests of Normality
Kelompok perlakuan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AUC Kontrol negatif ,257 5 ,200* ,933 5 ,618
Kontrol positif ,254 5 ,200* ,951 5 ,745
Perlakuan dosis 0,5% ,215 5 ,200* ,929 5 ,588
Perlakuan dosis 1,0% ,307 5 ,138 ,829 5 ,137
Perlakuan dosis 1,5% ,199 5 ,200* ,937 5 ,647
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
AUC
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,953 4 20 ,455
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
ANOVA
AUC
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 43,799 4 10,950 93,378 ,000
Within Groups 2,345 20 ,117
Total 46,144 24
Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC
Scheffe
(I) Kelompok
perlakuan
(J) Kelompok
perlakuan
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
negatif
Kontrol positif 3,71800* ,21658 ,000 2,9847 4,4513
Perlakuan dosis 0,5% 2,27800* ,21658 ,000 1,5447 3,0113
Perlakuan dosis 1,0% 3,04600* ,21658 ,000 2,3127 3,7793
Perlakuan dosis 1,5% 3,32600* ,21658 ,000 2,5927 4,0593
Kontrol
positif
Kontrol negative -3,71800* ,21658 ,000 -4,4513 -2,9847
Perlakuan dosis 0,5% -1,44000* ,21658 ,000 -2,1733 -,7067
Perlakuan dosis 1,0% -,67200 ,21658 ,083 -1,4053 ,0613
Perlakuan dosis 1,5% -,39200 ,21658 ,528 -1,1253 ,3413
Perlakuan
dosis 0,5%
Kontrol negative -2,27800* ,21658 ,000 -3,0113 -1,5447
Kontrol positif 1,44000* ,21658 ,000 ,7067 2,1733
Perlakuan dosis 1,0% ,76800* ,21658 ,037 ,0347 1,5013
Perlakuan dosis 1,5% 1,04800* ,21658 ,003 ,3147 1,7813
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Perlakuan
dosis 1,0%
Kontrol negative -3,04600* ,21658 ,000 -3,7793 -2,3127
Kontrol positif ,67200 ,21658 ,083 -,0613 1,4053
Perlakuan dosis 1,0% -,76800* ,21658 ,037 -1,5013 -,0347
Perlakuan dosis 1,5% ,28000 ,21658 ,794 -,4533 1,0133
Perlakuan
dosis 1,5%
Kontrol negative -3,32600* ,21658 ,000 -4,0593 -2,5927
Kontrol positif ,39200 ,21658 ,528 -,3413 1,1253
Perlakuan dosis 0,5% -1,04800* ,21658 ,003 -1,7813 -,3147
Perlakuan dosis 1,0% -,28000 ,21658 ,794 -1,0133 ,4533
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 11. Hasil Perhitungan Persen (%) Penghambatan Inflamasi
Case Processing Summary
Kelompok perlakuan
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
% PI Kontrol negative 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Kontrol positif 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Perlakuan dosis 0,5% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Perlakuan dosis 1,0% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Perlakuan dosis 1,5% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Descriptives
Kelompok perlakuan Statistic Std. Error
% PI Kontrol negatif Mean ,0000 3,08172
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -8,5562
Upper Bound 8,5562
5% Trimmed Mean -,0183
Median -,5800
Variance 47,485
Std. Deviation 6,89093
Minimum -9,53
Maximum 9,86
Range 19,39
Interquartile Range 10,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Skewness ,119 ,913
Kurtosis 1,813 2,000
Kontrol positif Mean 65,2640 2,04035
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 59,5991
Upper Bound 70,9289
5% Trimmed Mean 65,1828
Median 65,0700
Variance 20,815
Std. Deviation 4,56237
Minimum 59,72
Maximum 72,27
Range 12,55
Interquartile Range 7,41
Skewness ,737 ,913
Kurtosis 1,705 2,000
Perlakuan
dosis 0,5%
Mean 40,0380 1,83022
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 34,9565
Upper Bound 45,1195
5% Trimmed Mean 39,9728
Median 39,8800
Variance 16,748
Std. Deviation 4,09249
Minimum 35,84
Maximum 45,41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Range 9,57
Interquartile Range 7,94
Skewness ,306 ,913
Kurtosis -1,878 2,000
Perlakuan
dosis 1,0%
Mean 53,4860 3,58943
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 43,5202
Upper Bound 63,4518
5% Trimmed Mean 53,1983
Median 49,1000
Variance 64,420
Std. Deviation 8,02620
Minimum 47,17
Maximum 64,98
Range 17,81
Interquartile Range 14,66
Skewness ,889 ,913
Kurtosis -1,475 2,000
Perlakuan
dosis 1,5%
Mean 58,4340 2,53048
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 51,4083
Upper Bound 65,4597
5% Trimmed Mean 58,2722
Median 58,3100
Variance 32,017
Std. Deviation 5,65833
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Minimum 52,69
Maximum 67,09
Range 14,40
Interquartile Range 10,05
Skewness ,887 ,913
Kurtosis ,574 2,000
Tests of Normality
Kelompok perlakuan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
% PI Kontrol negatif ,257 5 ,200* ,933 5 ,615
Kontrol positif ,256 5 ,200* ,950 5 ,734
Perlakuan dosis 0,5% ,215 5 ,200* ,928 5 ,585
Perlakuan dosis 1,0% ,308 5 ,137 ,829 5 ,136
Perlakuan dosis 1,5% ,198 5 ,200* ,936 5 ,635
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
% PI
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,982 4 20 ,440
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ANOVA
% PI
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13503,181 4 3375,795 93,005 ,000
Within Groups 725,940 20 36,297
Total 14229,121 24
Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable: % PI
Scheffe
(I) (J) Data
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
negatif
Kontrol positif -65,26400* 3,81035 ,000 -78,1655 -52,3625
Perlakuan dosis 0,5% -40,03800* 3,81035 ,000 -52,9395 -27,1365
Perlakuan dosis 1,0% -53,48600* 3,81035 ,000 -66,3875 -40,5845
Perlakuan dosis 1,5% -58,43400* 3,81035 ,000 -71,3355 -45,5325
Kontrol
positif
Kontrol negative 65,26400* 3,81035 ,000 52,3625 78,1655
Perlakuan dosis 0,5% 25,22600* 3,81035 ,000 12,3245 38,1275
Perlakuan dosis 1,0% 11,77800 3,81035 ,085 -1,1235 24,6795
Perlakuan dosis 1,5% 6,83000 3,81035 ,537 -6,0715 19,7315
Perlakuan
dosis
0,5%
Kontrol negative 40,03800* 3,81035 ,000 27,1365 52,9395
Kontrol positif -25,22600* 3,81035 ,000 -38,1275 -12,3245
Perlakuan dosis 1,0% -13,44800* 3,81035 ,038 -26,3495 -,5465
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Perlakuan dosis 1,5% -18,39600* 3,81035 ,003 -31,2975 -5,4945
Perlakuan
dosis
1,0%
Kontrol negative 53,48600* 3,81035 ,000 40,5845 66,3875
Kontrol positif -11,77800 3,81035 ,085 -24,6795 1,1235
Perlakuan dosis 0,5% 13,44800* 3,81035 ,038 ,5465 26,3495
Perlakuan dosis 1,5% -4,94800 3,81035 ,791 -17,8495 7,9535
Perlakuan
dosis
1,5%
Kontrol negative 58,43400* 3,81035 ,000 45,5325 71,3355
Kontrol positif -6,83000 3,81035 ,537 -19,7315 6,0715
Perlakuan dosis 0,5% 18,39600* 3,81035 ,003 5,4945 31,2975
Perlakuan dosis 1,0% 4,94800 3,81035 ,791 -7,9535 17,8495
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Efek Antiinflamasi
Topikal Ekstrak Metanol Kulit Buah Pisang (Musa
Paradisiaca L.) “Ambon” pada Kulit Punggung Mencit
Terinduksi Karagenin” memiliki nama lengkap
Valentina Gracia Armastiti, merupakan anak pertama
dari pasangan Robertus Puji Harjanta dan Bernadetha
Susiyati. Penulis dilahirkan di Sleman pada tanggal 24
Juli 1998. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh
penulis yaitu Sekolah Dasar di SD Kanisius Klepu
(2004-2010), tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Budi Mulia Minggir
(2010-2013), dan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Pangudi Luhur Van Lith
Muntilan (2013-2016). Pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan sarjana
di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam melaksanakan
perkuliahan, penulis juga aktif berpartisipasi dalam kepanitiaan seperti Pharmacy
Performance 2016 sebagai divisi keamanan, LCC 2016 sebagai divisi keamanan,
Pharmalympic 2017 sebagai divisi keamanan, dan faction#3 2018 sebagai divisi
keamanan. Penulis juga pernah berperan sebagai asisten pratikum yakni asisten
pratikum Kimia Dasar (2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI