1
EFEKTIVITAS BERKUMUR MENGGUNAKAN OBAT KUMUR DARI
BAHAN BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) UNTUK MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN PLAK, PEMBENTUKAN KOLONI BAKTERI DAN
CANDIDA ALBICANS PADA MAHKOTA AKRILIK
Oleh :
ERWIN SUTONO
J101210105
TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian
Guna memperoleh gelar Spesialis Prostodonsia
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bidang Studi Prostodonsi
PEMBIMBING:
1. Dr.drg. Edy Machmud.,Sp.Pros(K)
2. Prof. drg. HM. Dharmautama ,Ph.D., Sp.Pros(K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS PROSTODONSI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2 0 1 3
2
Abstrak
Pendahuluan : Salah satu alternatif perawatan gigi yang mengalami karies yang luas,
yaitu menggunakan mahkota. Namun seiring penggunaan mahkota , akumulasi plak
akan terbentuk di sekitar mahkota dan dapat menimbulkan adanya gingivitis. Obat
kumur diyakini dapat mencegah pembentukan plak gigi dan gingivitis. Pada
umumnya obat kumur di pasaran mengandung alkohol, sehingga tidak semua
individu mau menggunakannya. Untuk itu diperlukan suatu obat kumur alternatif
yang bebas dari alkohol sehingga bisa digunakan oleh semua individu dalam
mencegah terjadinya gingivitis. Penggunaan tanaman obat dari bahan alami saat ini
semakin luas dan menjadi salah satu bagian dari kehidupan sehari-hari di kalangan
masyarakat. Salah satu jenis tanaman obat tradisional yang sekarang banyak
dikonsumsi di masyarakat adalah bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.).
Tujuan penelitian : Untuk meneliti efektivitas berkumur dengan menggunakan
bahan obat kumur yang terbuat dari seduhan rosella (Hibiscus sabdarifa L) terhadap
pembersihan plak pada mahkota akrilik.
Bahan dan metode : Sebanyak 5 orang pemakai mahkota akrilik diminta berkumur
menggunakan 4 jenis konsentrasi seduhan infusa Rosella yang berbeda selama 30
detik serta menggunakan kontrol berkumur dengan akuades dengan jarak antara
selama 1 minggu untuk tiap konsentrasi kemudian dilakukan pemeriksaan jumlah
plak, koloni bakteri, dan koloni Candida albicans
Hasil Penelitian : Pada obat kumur dari bahan seduhan kelopak bunga rosella
konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% menunjukkan pengaruh yang bermakna terhadap
penurunan jumlah plak, koloni bakteri dan Candida albicans (p<0.05)
Simpulan : Terdapat pengaruh berkumur dengan seduhan bunga rosella (Hibiscus
sabdarifa L) untuk menghambat pembentukan plak, koloni bakteri, dan koloni
Candida albicans pada mahkota akrilik . Pada konsentrasi 20%, dapat menurunkan
jumlah plak, pada konsentrasi 10% dapat menghambat koloni bakteri sedangkan
pada konsentrasi 5% dapat menghambat pembentukan koloni Candida albicans .
Kata kunci : seduhan, kelopak bunga rosella, obat kumur
3
Abstract
Introduction: An alternative for treatment in extensive dental caries is using crown.
But after using crown restoration, plaque accumulation will form around the crown
restoration and can cause gingivitis. Mouthwash believed can prevent the formation
of dental plaque and gingivitis. In general, mouthwash usually containing alcohol, but
not all people want to use it. For that we need an alternative free alcohol mouthwash
so that it can be used by all individuals in preventing gingivitis. The use of medicinal
plants from natural materials is increasingly widespread and be a part of everyday life
in the community. One type of traditional medicinal plants are now widely consumed
across the world is Rosella flower (Hibiscus Sabdariffa L.).
Objective: To study the effectiveness of gargling with mouthwash materials made
from Rosella (Hibiscus Sabdarifa L) for cleaning acrylic plaque on acrylic crown
surface.
Materials and methods: Five subjects participate in this study. Each subjects were
using acrylic crown were given to rinse using 4 different kinds concentration of
Rosella mouthwash for 30 seconds and rinse with distilled water using the controls
within interval of one week for each concentration. Plaque number, bacterial and
Candida albicans colony measured every after one treatment.
Results: Gargling using mouthwash from rosella with concentration of 5%, 10%,
20%, 40% showed significant effect on decreasing the number of plaques, colonies of
bacteria and Candida albicans (P <0.05)
Conclusion: Gargling with mouthwash which made from Rosella (Hibiscus
Sabdarifa L) can inhibiting plaque formation, bacterial colonies, and colonies of
Candida albicans on acrylic crown. At a concentration of 20%, can reduce the amount
of plaque, at a concentration of 10% may inhibit bacterial colonies , and at
concentrations of 5% can inhibit the formation of colonies of Candida albicans.
Keywords: gargling, rosella flower, mouthwash
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga atas rahmat dan berkah dari Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan Tesis yang berjudul “Pengaruh Berkumur Dengan
Seduhan Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Dalam Menghambat Pembentukan
Bakteri Dan Candida Albicans Pada Plak Setelah Insersi Mahkota Akrilik”.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada Dr. drg. Edy
Machmud., Sp.Pros(K) dan Prof. drg. H. Moh. Dharmautama, Ph.D, Sp.Pros(K)
selaku pembimbing dalam penyusunan tesis ini yang telah memberikan banyak
kebaikan, perhatian, serta masukan untuk penulis.
Terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak terlepas pula dari perhatian dan
dukungan yang diberikan, dan penulis haturkan ucapan terima kasih yang tulus pula
kepada :
1. Prof. drg. Mansjur Natsir, Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin yang selama ini telah banyak memberikan saran
dan arahan yang positif
2. Seluruh staf dosen PPDGS Prostodonsia (drg. Elizabeth Mailoa.,
Sp.Pros; drg.Eri H. Jubhari., M.Kes, Sp.Pros , drg. Hj.Ike Damayanti
Habar., Sp.Pros) dan semua staf dosen Bagian Prostodonsia FKG
Universitas Hasanuddin yang sudah mendoakan dan membantu penulis
selama menempuh masa pendidikan.
3. Prof. Dr. M. Natsir Djide, MS., Apt. ; Ahli Bidang Biofarmasi dan
Farmakologi selaku pembimbing penulis selama pembuatan sediaan
Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
5
4. Dr. dr. Burhanuddin Bahar, MS ; Ahli Biometri, Staf Pengajar FKM
UNHAS , selaku penasehat bidang statistik dan pengolahan data
5. Kedua orang tua penulis dr. Ferdy Sutono dan Lenny Chandra yang
telah begitu banyak berkorban untuk penulis sehingga tesis ini mampu
terselesaikan.
6. Ketiga adik penulis dr. Erwiani Sutono, drg. Eriana Sutono dan Erfan
Sutono., S.Ft., Physio yang senantiasa selalu mendukung penulis.
7. Senior-senior di Residen PPDGS Prostodonsia (drg. Abd.Karim, drg.
Cencen, drg. Hera, drg. Asma, drg. Tenri ) yang telah memberikan doa
kepada penulis
8. Kawan-kawan seangkatan sebagai Residen di PPDGS Prostodonsia 2010
(drg. Abdullah Mugan, drg. Amie, drg. Rahmat, drg. Irfany,dan drg
Mardi Sesa Arief ) yang telah membantu dan mendukung penulis
melewati perjalanan sejak menjadi Residen di PPDGS Prostodonsia dalam
suka maupun duka.
9. Teman-teman Residen angkatan 2011 ( drg. Adriana, drg. Evan, drg.
Riri) dan angkatan 2012 (drg. Nurung, drg. Vinsensia, drg. Irfan, drg.
Vethy, drg. Myra, dan drg. Evelyn) yang telah meluangkan waktu
membantu penulis.
10. Teman – teman S1 angkatan 2004 (IMPAKSI ’04) Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin yang senantiasa memberikan
semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan.
11. Seluruh staf dosen dan karyawan Fakultas Kedokteran Gigi yang telah
memberikan bantuan dalam perkuliahan, akademik, dan perpustakaan.
12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis baik dari segi moril maupun
materil dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini yang tidak dapat
dituliskan satu per satu.
6
Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak” , penulis menyadari penyusunan
tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penyusunan tesis ini. Kritik dan saran sangat diharapkan
demi penyempurnaan di masa yang akan datang.
Makassar, 25 Juli 2013
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 3
1.5 Manfaat Praktis ………………………………………….. 4
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5
II.1. Jenis Bahan Restorasi Cekat ....................................................... 5
II.2. Plak dan substansinya ................................................................... 7
II.3. Bahan Kontrol Plak, Antiseptik, dan Kandungannya .................. 7
II.4. Pemanfaatan tanaman Rosella ..................................................... . 12
BAB III KERANGKA TEORI ............................................................................. 17
KERANGKA KONSEP ......................................................................... 17
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 19
IV.1. Bagan Alur Penelitian ............................................................... 19
IV.2. Desain Penelitian ....................................................................... 20
IV.3. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 20
IV.4. Subyek Penelitian ..................................................................... 20
IV.5. Sampel Penelitian ..................................................................... 21
IV.6. Variabel Penelitian .................................................................... 21
IV.6. 1. Variabel bebas .................................................................. 21
IV.6. 2. Variabel terpengaruh ........................................................ 21
IV.6. 3. Variabel terkendali ........................................................... 21
IV.7. Definisi Operasional Variabel ................................................... 22
IV.7. 1. Infusa Rosella (Hibiscus sabdariffa L) ............................ 22
IV.7. 2. Berkumur ......................................................................... 22
9
IV.7. 3. Plak pada mahkota akrilik ................................................... 22
IV.7. 4. Indeks Plak .......................................................................... 23
IV.7. 5. Mahkota akrilik ................................................................... 23
IV.8. Alat dan Bahan Penelitian .............................................................. 24
IV.8.1. Pembuatan obat kumur dari bahan kelopak bunga rosella. .. 24
IV.8.2. Pengambilan Apusan .......................................................... . 27
IV.8.3. Uji koloni bakteri dan Candida albicans ............................ . 28
IV.8.3.1. Cara pembuatan medium NA ...................................... . 29
IV.8.3.2. Cara pembuatan medium PDA .................................... . 30
IV.8.4. Prosedur Uji Efektivitas berbagai konsentrasi ....................... . 31
IV.9. Analisis data .................................................................................... 32
BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................... 33
V.1. Data Penelitian ................................................................................. . 32
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 41
BAB VII PENUTUP ........................................................................................ 47
VII.1 Simpulan ................................................................................... 47
VII.2 Saran ......................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
2.1 Kandungan senyawa kimia bunga rosella ................................................... 15
5.1 Hasil Pengukuran Jumlah Plak Pada Mahkota Akrilik menggunakan
berbagai konsentrasi infusa seduhan Rosella (Hibiscus sabdariffa L)
saat pre test dan post test….…………………………………….…………. 32
5.2 Hasil Pengukuran Jumlah Koloni Bakteri Pada Mahkota Akrilik
menggunakan berbagai konsentrasi infusa seduhan Rosella (Hibiscus
sabdariffa L) saat pre test dan post test …….…….………………………. 33
5.3 Hasil Pengukuran Jumlah Koloni Candida albicans Pada Mahkota
Akrilik menggunakan berbagai konsentrasi infusa seduhan Rosella
(Hibiscus sabdariffa L) saat pre test dan post test………………………… 34
5.4 Hasil Pengukuran Jumlah Plak Pada Mahkota Akrilik sebelum dan
setelah berkumur dengan infusa seduhan Rosella (Hibiscus sabdariffa L)
berbagai konsentrasi …………………………………………………….. 35
5.5 Hasil Pengukuran Jumlah Bakteri Pada Mahkota Akrilik sebelum dan
setelah berkumur dengan infusa seduhan Rosella (Hibiscus sabdariffa L)
berbagai konsentrasi …………………………………………………….. 36
5.6 Hasil Pengukuran Jumlah Candida albicans Pada Mahkota Akrilik
sebelum dan setelah berkumur dengan infusa seduhan Rosella
(Hibiscus sabdariffa L) berbagai konsentrasi……………………………. 38
11
DAFTAR GAMBAR
1 Kelopak Bunga Rosella ................................................................................ 12
2 Indeks Plak Pada Mahkota Akrilik .............................................................. 23
3 Panci Infusa ................................................................................................. 24
4 Potong Rosella menjadi kecil dan dimasukkan di panci ............................. 25
5 Hasil Infusa Rosella ..................................................................................... 25
6 Penambahan aroma strawberry dan menthol ............................................... 26
7 Sediaan infusa obat kumur rosella yang telah jadi ....................................... 26
8 Medium transport .......................................................................................... 27
9. Teknik pemberian disclosing solution .......................................................... 28
10. Medium NA, PDA dam Inkubator ................................................................ 28
11. Sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa 10% ………………………. 36
12. Sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa 20% ………………………. 37
13. Sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa 40% ………………………. 37
14. Sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa 5% ………………………. 39
15. Sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa 20% ………………………. 39
16. Sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa 40% ………………………. 36
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan data statistic
Lampiran 2. Lampiran Surat Ijin Untuk Melakukan Penelitian dari Komite Etik
Kedokteran Universitas Hasanuddin
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Penelitian
Jaringan penyangga gigi terdiri dari jaringan gusi, tulang alveolar,
ligamentum periodontal dan sementum yang melekat pada akar gigi. Kerusakan
jaringan gigi geligi pada umumnya disebabkan karena kurangnya kesadaran dalam
menjaga kesehatan gigi. Salah satu alternatif perawatan gigi yang mengalami karies
yang luas, yaitu menggunakan gigitiruan mahkota untuk merehabilitasi permukaan
gigi yang rusak. Gigitiruan mahkota adalah jenis restorasi gigi yang menutupi atau
mengelilingi gigi atau implant, dan terikat pada gigi dengan bantuan semen. Mahkota
jaket umumnya digunakan untuk meningkatkan kekuatan atau penampilan gigi .
Tujuan utama perawatan gigi geligi dengan gigitiruan mahkota adalah
mempertahankan dan merehabilitasi kesehatan gigi yang telah rusak supaya dapat
berfungsi kembali dengan baik .1
Namun seiring penggunaan restorasi mahkota , akumulasi plak akan terbentuk
disekitar restorasi mahkota dan dapat menimbulkan adanya gingivitis.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan pertanyaan-
pertanyaan penelitian berikut :
1. Apakah ada pengaruh berkumur dengan seduhan bunga rosella (Hibiscus
Sabdarifa L) terhadap pertumbuhan plak pada permukaan mahkota akrilik ?
2. Apakah penggunaan seduhan rosella dapat menghambat pembentukan
bakteri pada permukaan mahkota akrilik.?
3. Apakah penggunaan seduhan rosella dapat menghambat pembentukan
Candida albicans pada permukaan mahkota akrilik?
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Jenis Bahan Restorasi Cekat
Pemakaian restorasi cekat, khususnya gigi tiruan cekat secara ideal
menyebabkan timbulnya karies gigi atau kelainan jaringan penyangganya. Karena itu
upaya terbaik untuk membantu menjaga kesehatan gigi dan jaringan mulut pasien
sebelum dan sesudah pemakaian gigi tiruan cekat adalah tindakan pencegahan
terjadinya kelainan dengan pemeriksaan awal secara teratur serta pembuatannya yang
memenuhi syarat-syarat terutama syarat histologis.
Jenis bahan gigitiruan yang umumnya digunakan oleh pasien adalah akrilik,
hal ini mungkin dikarenakan oleh akrilik yang terbilang ekonomis dan estetiknya baik
serta tahan lama. Mahkota atau umumnya disebut jaket merupakan restorasi yang
dibuat untuk gigi yang belum dicabut tetapi mengalami kerusakan yang parah
sehingga sudah tidak bisa ditambal lagi namun masih memiliki akar sehat yang
tertanam didalam tulang alveolar. Gigi yang rusak tersebut dikurangi sedemikian rupa
dengan bentuk tertentu, kemudian diganti dengan bahan akrilik, porselen, atau
kombinasi logam-porselen yang menyerupai selubung dengan bentuk dan warnanya
disesuaikan gigi alami atau menggunakan gigi sebelahnya sebagai panduan. Gigi
tiruan ini tidak dapat dilepas oleh pasien karena ditempelkan langsung ke gigi dengan
semen khusus.2
Dalam penggunaannya, suatu bahan restorasi sangat berpengaruh terhadap
kesehatan jaringan gingiva dan periodontal, terutama dalam hubungannya
terhadap pertumbuhan plak di sekitar permukaan gigitiruan. Beberapa sifat bahan
harus dipertimbangkan ketika bahan tersebut dipilih untuk digunakan secara
klinis. Pertimbangan ini termasuk biokompatibilitas, sifat fisik dan kimia,
karakteristik penanganan, estetik, dan segi ekonomis.2
15
Lebih dari 60% elemen gigitiruan di Amerika Serikat dibuat dari resin
akrilik atau resin vinil akrilik. Sebagian besar elemen gigitiruan resin memiliki
basis dengan susunan linier poli (metil metakrilat). Resin poli (metil metakrilat)
yang digunakan dalam pembuatan elemen gigitiruan adalah serupa dengan yang
digunakan untuk pembuatan basis protesa. Namun besarnya ikatan silang dalam
elemen gigitiruan adalah lebih besar dibandingkan dengan basis protesa yang
terpolimerisasi. Peningkatan ini diperoleh dengan meningkatnya jumlah ikatan
silang dalam cairan basis protesa, yaitu monomer. Polimer hasilnya menunjukkan
peningkatan stabilitas dan sifat klinis yang disempurnakan.6
Resin akrilik dipakai sebagai basis gigitiruan oleh karena bahan ini memiliki
sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik balk, mudah
dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil.5,7
Poli(metil metakrilat) murni adalah tidak berwarna, transparan dan padat.
Untuk mempermudah penggunaannya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai untuk
mendapatkan warns dan derajat kebeningan. Warna serta sifat optik tetap stabil di
bawah kondisi mulut yang normal dan sifat-sifat fisiknya telah terbukti sesuai untuk
aplikasi kedokteran gigi. Satu keuntungan poli(metil metakrilat) sebagai bahan basis
gigitiruan adalah relatif mudah pengerjaannya. Kurang kuat, mudah patah, tidak
cukup tegar dan menyerap cairan mulut, merupakan beberapa kelemahan resin.8
Menurut ADA No.12, resin akrilik dapat dibedakan menjadi heat cured dan
self cured.9 Jenis resin akrilik yang banyak dipakai adalah heat cured karena
memenuhi syarat : stabilitas warna baik, tidak mengiritasi, tidak toksik, harga relatif
murah, cara manipulasi mudah, pembuatan dan reparasi yang mudah. Resin akrilik
heat cured memiliki sifat fisik, mekanik, kimia dan biologis. Sifat fisik yaitu,
memiliki berbagai variasi shade (warna) dan opasitas sehingga cocok untuk penderita
berbagai ras, sebagai isolator terhadap suhu panas dan dingin. Sifat mekanik yaitu
cenderung memiliki crazing atau retak-retak halus dan dapat menyebabkan perubahan
warna. Sifat kimia dan biologis antara lain dapat menyerap air secara lambat dan
dapat menimbulkan reaksi alergi.9 Keuntungan resin akrilik mempunyai fitting yang
16
baik, nyaman dan kuat tetapi kekurangannya adalah dapat menyerap air atau cairan,
sisa makanan atau bahan kimia, serta mudah patah bila terjatuh dari permukaan yang
keras.6
II.2. Pemanfaatan tanaman rosella
Tanaman rosella sejak abad sembilan belas mulai dikembangkan di Indonesia.
Serat rosella digunakan sebagai bahan baku pembuat karung goni, permadani dan
tali. Namun di Indonesia tanaman rosella dikembangkan hanya sebagai bahan
pembuat karung goni Delanggu (Klaten), pabrik karung goni Pacangan (Jepara) dan
pabrik karung goni rosella (Surabaya)3.
Kelopak Bunga rosella
(Sumber: Koleksi pribadi, 2013)
Klasifikasi dari rosella ; 3
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceaea
17
Marga : Hibiscus
Jenis : Hibiscus Sabdarifa Linn.
rosella disetiap negara penyebutannya berbeda-beda. Jericho rose (Jerman),
Basap (Senegal), Karkade (Mesir, Italia,Sudan), Krachiap daeng (Thailand), Lal
ambari (India), Mesta (Bangladesh), Roselle (Irak, Jepang, Meksiko), Satui (Sierra
Leone), Sudan tea (Afrika timur), Susur (Indonesia), Oseille rouge (Perancis),
Quimbombo chino (Spanyol). 5 Nama daerah bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) :
merambos ijo (Jawa Tengah), kesew jawe (Sumatera Selatan), asam rejang (Muara
Enim), gamet walanda (sunda), asam jarot (Padang).
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
IV.1. Bagan Alur Penelitian
Infusa rosella
Konsentrasi 10%
Infusa rosella
Konsentrasi 20%
Infusa rosella
Konsentrasi 40%
Aquades
Populasi
Sampel
Infusa rosella
Konsentrasi 5%
Pengumpulan data
Pengambilan apusan untuk
pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
jumlah bakteri
Pemeriksaan jumlah
Candida albicans
Pengolahan data
Hasil penelitian
Pemeriksaan plak dengan
disclosing solution sebelum
berkumur dengan rosella
Skor Plak menurut
Tarbet
Pengambilan apusan untuk
pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan plak dengan disclosing
solution setelah berkumur dengan rosella Skor Plak menurut
Tarbet
Pemeriksaan
jumlah bakteri
Pemeriksaan jumlah
Candida albicans
19
IV.2 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental klinis pre dan post
test design
IV.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG UNHAS
bagian Prostodonsia, Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Farmasi UNHAS pada bulan Juni – Juli 2013.
IV.4. Subyek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah pasien yang datang di Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Bagian Prostodonsi.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
IV.5. Sampel Penelitian
Jumlah sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi untuk
memperoleh maksud dan tujuan penelitian yaitu sebanyak 5 orang dengan
berkumur menggunakan 4 jenis konsentrasi seduhan infusa rosella
IV.6. Variabel Penelitian
Jenis-jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
IV.6.1.Variabel bebas
IV.6.2.Variabel terpengaruh
IV.6.3.Variabel terkendali
20
IV.7. Definisi Operasional Variabel
IV.7.1. Infusa rosella (Hibiscus Sabdarifa L)
Infusa merupakan suatu teknik yang paling sederhana dalam
mengekstrak suatu simplisia
IV.7.2. Berkumur
Yang dimaksud berkumur dalam penelitian ini adalah berkumur dengan
seduhan infusa rosella konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% dan akuades selama
kira-kira 30 detik sebanyak 10 ml.
IV.7.3. Plak pada mahkota akrilik
Deposit lunak yang melekat pada permukaan gigitiruan yang mengandung
banyak mikroorganisme
IV.7.4 Indeks Plak
Penilaian plak pada permukaan mahkota berdasarkan modifikasi indeks
plak pada mahkota yang dipakai oleh Tarbet dan Modified Quigley Hein
Plaque Index.
.
21
BAB V
HASIL PENELITIAN
V.1 . Data Penelitian
Uji pengaruh berkumur dengan seduhan rosella (Hibiscus sabdariffa l.) dalam
menghambat pertumbuhan plak dan pembentukan bakteri dan Candida setelah
insersi mahkota akrilik telah dilakukan di Laboratorium MIkrobiologi Farmasi
Universitas Hasanuddin Makassar dan menunjukkan hasil sebagai berikut
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan jumlah plak pada tiap
konsentrasi saat pre tes dan post test. Hal ini perlu diketahui terlebih dahulu sehingga
menjadi titik acuan awal untuk melakukan perhitungan statistik. Hasil ini
menunjukkan pada pre test , nilai p jumlah plak berbagai konsentrasi sebesar 0.041
(nilai p<0.05) menunjukkan adanya perbedaan jumlah plak. Pada post test, nilai p
jumlah plak berbagai konsentrasi 0.030 ( nilai p< 0.05) juga menunjukkan adanya
perbedaan jumlah plak
Dari tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa setelah berkumur menggunakan infusa
rosella (Hibiscus sabdariffa L) dengan berbagai jenis konsentrasi 5%, 10%, 20% dan
40%. menunjukkan adanya pengaruh berkumur terhadap penurunan jumlah plak
pada konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40%. Tetapi penurunan terbesar mulai terjadi
pada konsentrasi 20% (pre test =3.00, post test=1.00) , hal ini sama efektifnya dengan
konsentrasi 40% (pre test= 3.40, post test= 1.40). Sedangkan pada kontrol tidak
ditemukan perbedaan jumlah plak p>0,05
22
BAB VI
PEMBAHASAN
Cara infusa diyakini sebagai cara yang efektif untuk menyari daun atau bunga
dari suatu jenis simplisia dan hasil sari ini dapat langsung dikonsumsi. Panci infusa
yang digunakan dalam penelitian ini harus tetap ditutup rapat selama proses
penangasan karena sediaan herbal yang mengandung kandungan tertentu akan
berkurang khasiatnya apabila tidak menggunakan penutup pada pembuatan infus.
Pemberian zat tambahan antara lain sakarin 1 gram/1000 ml, menthol 0,5
gram /1000 ml, Natrium Benzoat 2 gram/1000 ml berguna untuk memberikan rasa
nyaman ketika berkumur dengan infusa rosella ini. Hal ini sangat perlu dilakukan
karena suatu seduhan rosella alami memiliki rasa asam sehingga dapat menyebabkan
ketidaknyamanan selama penggunaan. Pemberian zat tambahan ini tidak memberikan
efek samping terhadap hasil penelitian karena tidak berdampak terhadap konsentrasi
infusa rosella dan zat aktifnya.
Pada tabel 5.2 untuk pengukuran jumlah koloni bakteri pada mahkota
akrilik dan menggunakan uji Kruskall Wallis dapat dilihat perbedaan antara pre dan
post tes sehingga dapat disimpulkan pula bahwa adanya perbedaan jumlah bakteri pre
dan post tes masing – masing sebesar 0.001 dan 0.010.
Umumnya pada teh memiliki golongan polyphenolic katekin yang
diantaranya: epigallocathecine-3-gallate (EGCG), epigallocathecine (EGC),
epicatechine-3 gallate (ECG), dan epicathecine. Katekin pada teh, secara umum
merupakan kandungan utama pada daun teh. Kandungan ini teroksidasi selama proses
fermentasi dan bercampur membentuk senyawa polifenol sekunder yaitu theaflavins,
theasinensins, dan oolongtheanins. 22
Penelitian lain terhadap bahan anti plak untuk pencegahan karies yang
menggunakan berbagai jenis sediaan teh dan kandungannya secara individual
terhadap sintesis glukan yang terkatalisasi oleh glucosyltransferase (GTF) dari
S.mutan. Ekstrak teh hijau dan campuran polifenol menunjukkan adanya inhibisi
23
sintesis terhadap kelarutan glukan. Ketika dilakukan isolasi terhadap infusa teh,
theaflavin dan senyawanya memiliki potensi menghambat pembentukan GTF. 27
Pada penelitian lain yang menggunakan jenis bakteri berbeda dan diisolasi
dari saliva dan gigi pada pasien dengan tingkat karies tinggi serta diidentifikasi oleh
berbagai bentuk variasi dan uji biokimiawi, ekstrak teh hijau secara signifikan
menghambat bakteri Eschericia coli, S. salivarius, dan S. mutans. Sebuah penelitian
lain yang menunjukkan daya hambat aktivitas amilase pada saliva yang diberikan
ekstrak teh komersial menunjukkan adanya efektivitas konsumsi teh dalam
mengurangi efek kariogenik dari makanan yang mengandung tepung atau gula . 28,29
24
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
VII.1. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Efektivitas berkumur dengan obat kumur dari seduhan kelopak
Bunga rosella (Hibiscus Sabdarifa L) dalam membersihkan plak pada
mahkota resin akrilik pada konsentrasi minimal 20%
2. Efektivitas obat kumur dari seduhan kelopak bunga rosella (Hibiscus
Sabdarifa L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada mahkota resin
akrilik pada konsentrasi minimal yaitu 10%
3. Efektivitas berkumur dengan obat kumur dari seduhan kelopak bunga
rosella (Hibiscus Sabdarifa L) untuk menghambat pertumbuhan Candida
albicans pada mahkota resin akrilik pada konsentrasi minimal 5%
VII.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas obat kumur dari bahan
seduhan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dalam menghambat
pertumbuhan plak, pembentukan bakteri dan Candida albicans yang terdapat
pada mahkota akrilik dengan masa penggunaan obat kumur yang lebih lama.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas obat kumur dari bahan
seduhan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dalam menghambat
pertumbuhan plak dan pembentukan bakteri dan pertumbuhan Candida albicans
yang terdapat pada mahkota akrilik setelah disimpan dalam jangka waktu tertentu
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Zanatta FB, Antiniazzi, Rosing CK. Staining and calculus formation after 0.12%
chlorhexidine rinses in plaque-free and plaque covered surfaces: a randomized trial., J
Appl Oral Sci. 2010;18(5):515-21
2. DePaola LG, Spolarich AE. Safety and efficacy of antimicrobial mouthrinse in clinical
practice. Journal of Dental Hygiene 2007: 13-22
3. Dharmautama M,Tanjong A. Pengaruh konsentrasi ekstrak bunga rosella (Hibiscus
sabdarifa L) terhadap koloni Candida albicans yang terdapat pada plat gigitiruan;
2011.76
4. Dharmautama., Kurniadi, Pengaruh Perendaman dengan Ekstrak Kelopak Bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Perubahan Warna Plat Resin Akrilik . Makassar:
Universitas Hasanuddin; 2013 [skripsi].
5. Mahanani SH., efektifitas obat kumur yang mengandung infus siwak (salvadora persica),
ekstrak sirih (piper bitle. Linn) dan chlorhexidine terhadap penurunan plak
(eksperimental klinis). Tesis., http://digilib.fk.umy.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read
&id=yoptumyfkpp-gdl-ervitatrip-510. Accessed Mar 2 2013
6. Yining W, Xiao M, Dullea C, Min T, Hong G, Adusimilli P, dkk . Evaluation of denture
cleanser effectiveness in plaque removal. Beijing; GSK-TSKf Oral Care R&D Center:
[internet]. Available from: URL:http://www.gskdentalscience.com. Accessed Mar 2 ,
2012.
7. Najib MA, Permana HJ, Sari VP. Peran enzim bromealin pada bonggol nanas (ananas
comosus) sebagai pengurai perlekatan bakteri plak. JITEKGI; 2011: 9(1): 33-4.
8. Kristiana D. Kekuatan transversa (transversal strength) akrilik self cured dan akrilik heat
cured direndam rebusan daun sirih (piper bitle) sebagai bahan pembersih gigitiruan
lepasan. M I Kedokteran Gigi; 2007: 22(4): 121-2.
9. Albert-Kiszley A, Pjetursson BE, Salvi GE, et al. Comparison of the effects of
cetylpyridinium chloride with an essential oil mouthrinse on dental plaque and gingivitis-
a six month randomized controlled clinical trial. 2007; 34: 658
10. Akande OO, Alada ARA, Aderinokun GA, et al. Efficacy of diferent brands of
mouthwash rinses on oral bacterial loud count in healthy adults. African Journal of
Biomedical Research. 2004; 7: 125-6
11. McCullough MJ, Farah CS. The role of alcohol in oral carcinogenesis with particular
reference to alcohol-containing mouthwashes. ADJ. 2008: 304
12. Prijantojo. Peranan chlorhexidine terhadap kelainan gigi dan rongga mulut. Cermin
Dunia Kedokteran. 1996; 113: 33- 36
13. Eley BM. Antibacterial agents in the control of supragingival plaque- review. British
dent J. 1999; 186(6):286-93
14. Elza NS. Perbandingan Efektifitas Obat Kumur Bebas Alkohol yang Mengandung
Cetylpyridinium Chloride (CPC) dengan Chlorhexidine (CHX) terhadap Streptococcus
mutans (Penelitian In Vitro). Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/
123456789/25049
15. Prijantojo. Antiseptik sebagai obat kumur- peranannya terhadap pembentukan plak gigi
dan radang gusi. Cermin Dunia Kedokteran. 1996; 113: 28-31
16. Latief KH. Perbandingan Efektivitas berkumur dengan larutan the hijau seduh
konsentrasi 100% dan 25% dalam menghambat pembentukan plak gigi secara klinis
26
pada enam permukaan gigi (penelitian klinis pada mahasiswa FKG UI angkatan 2005-
2008) . Universitas Indonesia, 2009 Tesis, Available from: http://lontar.ui.ac.id. Accessed
Feb 5 2013
17. Baraas F, 2006. Kardiologi Molekuler. Kardia Iqratama Jakarta.
18. Hartoyo Arif, 2005. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan: Sebuah Tinjauan Ilmiah.
Kanisius, Yogyakarta.
19. Chang YC, Huang KX, Huang AC, Ho YC, Wang CJ, 2004. Hibiscus Anthocyanins -
Rich Extract Inhibited LDL Oxidation and ox-LDL Mediated Macrophages Apoptosis.
Food Chem Toxicol 44: 1015-23. 20. Hirunpanich Vilasinee, Anocha U, Noppawan PM, Nuntavan B, Hithoshi S, Angkana H,
Chutamanee S, 2006. Hypocholesterolemic and Antioxidant Effect of Aqueous Extract
From The Dried Calyx of Hibiscus sabdariffa L. in Hypercholesterolemic Rats. Journal of
Ethnopharmacology 103: 252-60. 21. Ferrazzano G, Amato I, Ingentito A. Anti-cariogenic effects of polyphenols from plant
stimulant beverages(cocoa, coffee, tea) . Fitoterapia 80 (2009) 255–62
22. Harborne JB, Simmonds NW. The natural distribution of the phenolic aglycones. In:
Harborne J, editor. Biochemistry of phenolic compounds.London-New York: Academic
Press; 1964. p. 77. 23. Middleton Jr E, Kandaswami C. The impact of plant flavonoids on mammalian biology:
implications for immunity, inflammation and cancer. In: Harborne JB, editor. The
flavonoids. Advances since 1986. London: Chapman and Hall; 1986. p. 619. 24. Li JY, Zhan L, Barlow J, Lynch RJ, Zhou XD, Liu TJ. Effect of tea polyphenol on the
demineralization and remineralization of enamel in vitro . Journal Of Shichuan
University 2004;vol. 35(3):364. 25. Ooshima T, Minami T, Aono W, Izumitani A, Sobue S, Fujiwara T, et al. Oolong tea
polyphenols inhibit experimental dental caries in SPF rats infected with mutans
streptococci. Caries Res. 1993; 27:124-9.
26. Goyal P, Anggarwal BK. A Study on Combinatorial Effects of Various Flavonoids for
Their Antibacterial Potential Against Clinically Significant Bacterial Species. Hacettepe
J. Biol.Chem., 2010, 38 (4) 255-8
27. Hattori M, Kusumoto IT, Namba T, Ishigami T, Hara Y. Chem Pharm Bull,
Antimicrobial properties of tea (Camellia sinensis L.). Tokyo 1990;38(3):717.
28. Rasheed A, Haider M. Antibacterial activity of Camellia sinensis extracts against dental
caries. Arch Pharm Res 1998;21(3):348.
29. Kashket S, Paolino VJ. Inhibition of salivary amylase by water-soluble extracts of tea.
Arch Oral Biol 1988;33(11):845.
30. Astill C, Birch MR, Decombe C. Factors Affecting the caffeine and polyphenol contents of black
and green tea Infusions. J Agric Food Chem 2001; 49: 5340-7