EFEKTIVITAS KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TEBO DALAM
MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PEDESAAN
( Studi Di Desa Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir)”.
SKRIPSI
OLEH:
MUZAMMIL
(SIP152031)
PEMBIMBING
Siti Marlina, S.Ag.,M.HI
Irsyadunnas Noveri, SH.,MH
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
MOTTO
انر حيىبشى الله انر ح
ا إنيهى فعم انخيرات وإقاو بأيرا وأوحي ة يهذو اهى أئ وجعه
ا عابذي ( ٣٧) انصهاة وإيتاء انزكاة وكاىا ن
Artinya :
kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan kepada mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya
kepada kamilah mereka selalu menyembah.(QS.Al-Anbiyaa‟:73)1
1 Al-Jumanatul ‘Ali, Al-Qur’an Dan Terjemahannya. (Bandung : Cv J-ART, 2003), Hlm. 5
ABSTRAK
Skripsi saya yang berjudul tentang “Efektivitas Kinerja Pemerintah Kabupaten
Tebo Dalam Meningkatkan Pembangunan Wilayah Pedesaan ( Studi Di Desa
Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir)”. Penelitian ini dilakukan karena
Pembangunan pedesaan kini menjadi perhatian utama dalam dimensi studi
pembangunan daerah. Berbagai program telah digulirkan oleh pemerintah pusat
untuk mempercepat pembangunan daerah kabupaten dan kota hingga pada
menyentuh sektor pedesaan. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana
kinerja pemerintah dalam melakukan pembangunan di desa teluk rendah
Kecamatan Tebo Ilir, dan ingin mengetahui partisipasi masyarakat terhadap
pembangunan di Desa Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten tebo ini.
Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif yaitu analisis data model interaktif, yang di awali dengan proses
pengumpulan data, penyederhanaan data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa Kinerja
pemerintahan desa dalam melaksanakan program pembangunan infrastruktur
Pedesaan di Desa Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir sudah berjalan dengan baik,
Namun terdapat di beberapa tempat jalannya belum di beton (jalan setapak) dan
juga got (tempat pembuangan air kotor) yang belum terealisasi di beberapa
tempat. Serta kurangnya partisipasi dari masyarakat karena di sibukkan oleh
kesibukan masing-masing dalam kehidupan sehari-hari, karena kebanyakan
masyarakat pergi bekerja demi kebutuhan hidup. beberapa masalah tersebut yang
menjadi penghambat dalam melakukan pembangunan, sehingga proses
pembangunan mengalami hambatan dan tidak terealisaikan dengan tepat waktu.
Kata Kunci : Efektivitas, Pembangunan Infrastruktur, Pedesaan
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Dengan segala rasa syukur yang begitu banyak dan besar kepada ALLAH
SWT dan Sholawat atas baginda Nabi Muhammad SAW.Kupersembahkan
Skripsi ini kepada Kedua orang tua ku yang tak pernah berhenti
mendo’akanku dan selalu memberi semangat kepada ku. untuk ibuku
(ARIFAH) tiada banyak kebahagiaan yang bisa anakmu ini berikan
kepadamu melainkan dari kesuksesanku nanti, Terimakasih ibuku telah
menjadi ibu yang terbaik di dalam hidupku, berkat do’a-do’a mu saya
MUZAMMIL bisa menyelesaikan tugas akhir ini, Semoga Allah Swt
senantiasa memberikan kesehatan kepadamu. Ter-untuk Ayahku
(HAIRUL ANWAR) Yah, ku persembahkan skripsi yang ku buat dengan
letih ku untukmu, dari hasil pikiran ku dan kerja keras ku. Tapi ini masih
belum sebanding dengan kerja kerasmu demi memberikan pendidikan
terbaik kepadaku,aku sangat menyayangimu, peluh keringatmu begitu
membuatku ingin dan sangat ingin keras untuk membahagiakanmu.
Skripsi ini juga ku persembahkan untuk adik-adikku,semoga kelak mereka
bisa lebih baik lagi dariku. Dan aku berterima kasih banyak untuk orang-
orang terdekatku yang selalu menyemangatiku. Untuk sahabatku dan teman
dekatku yang tak pernah letih memberikan semangat kepadaku. Aku sangat
beruntung memiliki sahabat yang baik.
Kepada teman-temanku IP ’15 yang berkenan meluangkan waktunya untuk
sekedar berbagi dan bertukar pikiran dalam penyusunan skripsi ini. Semoga
perjalanan kita selepas ini bisa menghantarkan kita ke pintu kesuksesan .
Semoga pengorbanan dan motivasi yang kalian berikan membawa berkah
dan rahmat terhadap karya ini dikemudian hari. Dan semoga Allah swt
senantiasa mencurahkan kasih dan sayangnya kepada kita semua.
Aamiin.
KATA PENGANTAR
الحود الله الذ أز ل الهدي ف قلى ب العلن. والصلا ة والسلا م عل اشزف الا با ء والوز سلي سد ا
بعي لهن با حسا ى ال ىم الد ي. أشهد اى لا اله الا الله وأشهد اى سد ا هحود وعل اله و صحبه والتا
هحودا عبده ورسى له.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadiran Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “Efektivitas Kinerja Pemerintah Kabupaten
Tebo Dalam Meningkatkan Pembangunan Wilayah Pedesaan ( Studi Di Desa
Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir)”
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, penulis temui
banyak kendala baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya,
dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan
yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, sebagai Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI. Ph. D, sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademik, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI, sebagai Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr.
Yuliatin, S.Ag,.M.HI, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama di Lingkungan UIN STS Jambi.
4. Ibu Mustiah RH,S. Ag, MSy. dan Ibu Tri Endah Karya, S.IP,M,IP, sebagai
Ketua dan Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan UIN STS Jambi.
5. Ibu Siti Marlina, S.Ag.,M.HI dan Irsyadunnas Noveri, SH.,MH sebagai
Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
7. Perpustakaan fakultas Syariah Dan Juga Perpustakaan UIN STS Jambi.
8. Pemerintahan Desa Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
C. Batasan Masalah................................................................................. 10
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian .......................................................... 11
E. Kerangka Teori..................................................................................... 12
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 2
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................. 29
A. Tempat dan Jadwal Penelitian .............................................................. 29
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 29
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 29
D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 31
E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 32
F. Jadwal Penelitian .................................................................................. 34
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 35
A. Sejarah desa teluk rendah kecamatan tebo ilir .................................... 35
B. Gambaran Umum Desa Teluk Rendah ............................................... 42
C. Struktur Organisasi Pemerintah Teluk Rendah .................................. 47
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN .............................. 49
A. Kinerja Pemerintah Kabupaten dalam Meningkatkan Pembngunan
Wilayah Pedesaan ............................................................................... 49
B. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan di DesaTeluk
Rendah ................................................................................................. 57
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 61
A. Kesimpulan ......................................................................................... 61
B. Saran .................................................................................................... 63
C. Penutup ................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR SINGKATAN
1. UU : Undang-Undang
2. SDM : Sumber Daya Manusia
3. IPTEK : Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
4. PERDA : Pemerintahan Daerah
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : tinjauan Pustaka .............……………………………………….26
Tabel 2 : Jadwal Penelitian ..........…………………………………….….34
Tabel 3 : Jumlah Penduduk Desa Teluk Rendah ...……………………....46
Tabel 4 : jenis Sarana Pendidikan ………………………………………..46
Tabel 5 : Data Guru dan siswa ...................………………………………47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Teluk Rendah......……….. 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang memiliki wilayah yang sangat luas dan
sedang membangun, dituntut untuk melakukan yang terbaik untuk mencapai
tujuan pembangunan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Oleh karena itu,
diperlukan strategi pembangunan yang tepat dan terarah. Penerapan otonomi
daerah dan desentralisasi fiskal yang tertuang dalam UU nomor 22 dan 25 tahun
1999 telah mulai dilaksanakan mulai 1 Januari 2001.2 Pelaksanaan otonomi
daerah ini merupakan babak baru dalam pembangunan dan pemerataan daerah.
Terlepas dari belum siapnya pemerintah daerah, otonomi daerah diyakini
merupakan cara terbaik untuk mendorong pembangunan daerah, dalam
menggantikan sistem pembangunan terpusat yang dinilai kurang bisa
mempercepat pembangunan dan memperbesar ketimpangan pembangunan
masing-masing daerah. Dalam memperkecil ketimpangan maka diperlukan
indikator-indikator tambahan yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan
pembangunan daerah secara komprehensif, seperti :
1. Kualitas sumber daya manusia (SDM), semakin tinggi kualitas SDM suatu
daerah maka kecenderungan pendapatannya akan semakin tinggi pula. Kualitas
SDM penduduk dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu kualitas pendidikan dan
kesehatan.
2 Prahasta, E., Sistem Informasi Geografis ( Bandung : Penerbit Informatika 2002), Hlm.
125
2. Ketersediaan prasarana atau infrastruktur, kegiatan sosial ekonomi penduduk
suatu wilayah mutlak ditunjang oleh ketersediaan akses transportasi, fasilitas
pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
Ketimpangan pembangunan antara wilayah perkotaan dengan wilayah
perdesaan terjadi karena pembangunan yang lebih terfokus pada wilayah
perkotaan dibandingkan dengan pembangunan wilayah perdesaan. Ketimpangan
pembangunan tersebut mengakibatkan terhambatnya perkembangan wilayah
perdesaan. Selain ketimpangan pembangunan wilayah, faktor internal perdesaan
seperti sebaran spasial penduduk perdesaan yang terpencar-pencar dan minimnya
kesempatan kerja, juga menghambat perkembangan wilayah perdesaan. Sebaran
spasial penduduk perdesaan yang terpencar-pencar menyebabkan mahalnya biaya
penyediaan barang dan jasa publik secara efektif untuk masyarakat perdesaan.
Relatif melimpahnya jumlah tenaga kerja yang tanpa disertai ketersediaan
kesempatan kerja dibandingkan dengan kawasan non-perdesaan, menjadikan
masyarakat perdesaan tidak produktif.3
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. (UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang). Definisi kawasan perdesaan berdasarkan UU No. 26 Tahun
2007 menegaskan bahwa perdesaan merupakan kawasan yang secara komparatif
3 Ibid, hlm. 126
pada dasarnya memiliki keunggulan sumberdaya alam khususnya pertanian dan
keanekaragaman hayati. Peran penting wilayah perdesaan yaitu :
a. Wilayah perdesaan adalah tempat tumpuan mata pencaharian penduduk
perdesaan dan perkotaan utamanya bagi penduduk yang tidak mempunyai
kesempatan menjadi bagian daripada usaha ekonomi formal di perkotaan.
b. Wilayah perdesaan adalah tempat konservasi lingkungan dan sumberdaya
alam seperti sumber mata air, bio energi, dan keanekaragaman hayati.
Manakala kondisi lingkungan perdesaan tidak mendapat perhatian maka akan
menimbulkan ketidakseimbangan lingkungan.
c. Wilayah perdesaan adalah tempat produksi pangan (beras, jagung, kedelai
dan sebagainya). Distribusi dan kecukupan stok pangan tersebut menjadi
penting untuk menghindari kelaparan dan kekurangan gizi di masyarakat.
d. Sumberdaya alam perdesaan merupakan aset yang sangat berharga dan
strategis untuk menjamin kelestarian mata pencaharian masyarakat perdesaan
yang pada gilirannya meningkatkan kehidupan ekonomi.4
Kondisi riil di lapangan menggambarkan masyarakat perdesaan sebagai
suatu kelompok masyarakat yang sebagian besar bertumpu pada aktivitas berbasis
sumberdaya alam baik pertanian dalam arti luas maupun perikanan. Akan tetapi,
keunggulan komparatif (comparative advantage) masyarakat perdesaan tidak serta
merta mampu menempatkan perdesaan tumbuh dan sejajar dengan perkotaan.
Beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perdesaan menyejajarkan posisinya
dengan perkotaan antara lain akibat kualitas sumberdaya manusia, dan kualitas
4 Rustiadi Dan Pranoto, Sistem Pemerintahan Desa, ( Jakarta : TT, 2007 ), Hlm. 57
dan ketersediaan infrastruktur. Kualitas sumberdaya manusia di perdesaan
mengalami perkembangan yang sangat lamban. Terjadi kecenderungan adanya
urbanisasi masyarakat perdesaan yang tidak hanya dilakukan oleh sumberdaya
manusia berkualitas rendah, tetapi juga sumberdaya manusia berkualitas cukup
tinggi dari perdesaan yang terkuras menuju perkotaan. Hal ini terkait erat dengan
masalah infrastruktur perdesaan yang terbatas yang tidak memberikan ruang gerak
lebih bebas bagi sumberdaya manusia perdesaan berkualitas untuk
mengekspresikan kemampuannya. Keterbatasan alternatif ruang gerak ini menjadi
salah satu daya dorong kuat bagi sumberdaya manusia berkualitas untuk
melakukan mobilitas menuju perkotaan. 5
Ditambahnya indikator tersebut merupakan upaya dalam melengkapi
indikator yang selama ini digunakan (pertumbuhan ekonomi). Tercapainya tujuan
pembangunan tidak hanya bergantung pada pembangunan ekonomi saja, tetapi
juga harus didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta
infrastruktur yang memadai untuk menjamin berjalannya proses pembangunan
yang baik. Ketiga komponen saling berkaitan dan mempengaruhi. SDM dan
infrastruktur merupakan penunjang bagi pembagunan ekonomi dan secara timbal
balik, pembangunan ekonomi yang berjalan baik akan semakin mempercepat laju
peningkatan kualitas infrastruktur dan kualitas SDM suatu wilayah. Berdasarkan
hal tersebut, dapat dilihat bahwa pengukuran kinerja pembangunan daerah tidak
cukup hanya dilihat dari perkembangan ekonomi saja, namun perlu indikator yang
mencerminkan ketiga komponen pembangunan daerah secara komprehensif, yaitu
5 Ibid, Hlm. 58
pembangunan ekonomi, Sumber Daya Manusia serta infrastruktur. Hal ini
diperlukan karena capaian pembangunan ekonomi yang tinggi seringkali tidak
disertai dengan capaian pembangunan SDM dan infrastrutur yang tinggi pula.
Manajemen pemerintahan dan pembangunan sekarang ini dihadapkan
kepada tantangan besar yaitu tuntutan otonomi daerah, reformasi dan globalisasi.
Konsekuensi logis dari semua ini, adalah perlunya dilakukan penataan
kelembagaan khususnya pada level pemerintahan daerah. Ujung tombak birokrasi
lokal pada pemerintahan daerah adalah kelembagaan pemerintahan desa dan
kecamatan. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, dalam penelitiannya
menemukan bahwa reformasi birokrasi publik di Indonesia menunjukkan bahwa
tingkat akuntabilitas aparatur birokrasi dalam kondisi buruk.6
Pembangunan perdesaan mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan nasional dan daerah, didalamnya terkandung unsur pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, termasuk pemenuhan kebutuhan masyarakat
yang bermukim di perdesaan untuk meningkatkan kesejahteraan. Upaya
mendukung program pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan dan
memperkuat implementasi tata kelola pemerintahan dalam pembangunan yang
berbasis langsung dari inisiatif dan partisipasi aktif masyarakat dalam
membangun infrastruktur dasar perdesaan. Dua faktor ketertinggalan
perekonomian pedesaan dibandingkan dengan kota yaitu : (1) Konteks struktural
dan (2) konteks kultural. Konteks struktural menujukkan pada kebijakan
6 Abdullah DKK, Daya Saing Daerah, Konsep Dan Pengukurannya Di Indonesia,
(Yogyakarta : BPFE UGM, 2002), Hal 5-94.
pembangunan (ekonomi & politik) yang lebih mengutamakan pembangunan
perkotaan ketimbang perdesaan.7
Ketimpangan pembangunan khususnya di perdesaan, termasuk di
dalamnya pembangunan prasarana dan sarana transportasi di perdesaan, tidak
terlepas dari implementasi kebijakan pembangunan yang biasa diperkotaan
dengan negara sebagai aktor utama. Dalam konteks ini negara menjadi inisiator,
pelaksana, sekaligus pengawas dari keseluruhan pembangunan. Melalui aparat
birokrasi sebagai kepanjangan tangan pemerintah, hampir semua proses
pembangunan baik yang sifatnya fisik maupun non fisik ditentukan, diarahkan
dan didorong oleh mereka. Model pembangunan yang top down ini tidak saja
telah menciptakan ketergantungan masyarakat kepada negara, lebih dari itu telah
mematikan inisiatif dan parsitisipasi Masyarakat menjadi pasif sekaligus obyek
pembangunan.
Dalam melaksanakan tujuan pembangunan, maka segala potensi yang ada
harus dikembangkan, seperti potensi manusia berupa penduduk yang harus
ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga, mampu menggali,
mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam secara maksimal, dan
tercapainya pelaksanaan program pembangunan. Pembangunan yang efektif
sangat membutuhkan keterlibatan (partisipasi) awal dan nyata pada seluruh pihak
pemangku kepentingan (stakeholders) dalam penyusunan rancangan kegiatan
yang akan mempengaruhi mereka. Sewaktu masyarakat yang terlibat merasa
7 Ali Nurdin. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Dalam
Pemeliharaan Prasarana Pada Program P3DT, (Tasikmalaya :TT, 2000), Hlm. 70
bahwa partisipasi mereka penting, mutu, efektifitas dan efisiensi pembangunan
akan meningkat. Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa tersebut di
atas peran serta masyarakat untuk berpartisipasi di dalamnya sudah sangat besar,
hal ini ditandai dengan adanya sumbangan berupa tenaga, pendanaan, tanah
pekarangan, material.8
Isu sentralnya adalah masih diperhadapkan pada masalah-masalah umum
yang sifatnya fundamental, seperti masalah kejelasan visi misi, kefiguran,
kuantitas dan kualitas SDM aparatur, kultur, pembinaan dan pengembangan,
aspek kepemimpinan, partisipasi, good governance, kebijakan pemberdayaan
masyarakat, pelayanan publik, kompetensi dan budaya kerja, motivasi, kepedulian
dan kepekaan aparat, optimalisasi sumberdaya, profesionalisme birokrasi,
masyarakat madani yang mandiri dan lain-lain. Keseluruhan masalah ini perlu
dikaji secara mendalam guna mendapatkan gambaran yang jelas sebagai tahapan
awal dalam upaya memperbaiki kinerja aparatur pemerintahan, karena sering
terjadi hal-hal tersebut di atas berkaitan dengan adanya hambatan dan penyebab
banyaknya program pembangunan perdesaan yang belum berhasil secara
maksimal.
Apabila masalah di atas dicermati dalam kaitannya dengan pelaksanaan
program pembangunan perdesaan di Provinsi Jambi, tampaknya masih merupakan
hal yang sangat memprihatinkan, dalam arti keterbatasan dalam banyak hal, baik
dari aspek karakteristik individual aparat, maupun dari segi profil kelembagaan.
8 Hetifa Sj Sumarto. Inovasi , Partisipasi Dan Good Governace. (Jakarta : TT, 2003),
Hlm. 86
Rancangan Pembangunan Daerah 2001 – 2005, Provinsi Jambi memuat tentang
arah kebijakan pembangunan daerah yaitu: percepatan pembangunan perdesaan
dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dilakukan dengan pendekatan
profesionalisme aparat pemerintahan desa, mengembangkan kelembagaan,
penguasaan teknologi tepat guna dan pemanfaatan sumberdaya alam. Sepintas
dapat dikatakan bahwa wilayah perdesaan provinsi jambi memiliki potensi segala
macam sumberdaya yang memungkinkan seluruh sektor kehidupan tumbuh secara
meyakinkan. Hanya saja fakta di lapangan menunjukkan kelemahan utama yang
menonjol adalah kelemahan kelembagaan, kelemahan SDM dan hambatan
pendanaan pembangunan. Umumnya ketertinggalan masyarakat di berbagai
belahan bumi berada di perdesaan, termasuk di Indonesia. Untuk mengatasi hal
ini, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah peningkatan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan.
Pembangunan pedesaan pun harus dilakukan agar tidak ada ketimpangan
pembangunan antara pembangunan pedesaan dan perkotaan. Dalam pembangunan
pedesaan harus ada kerangka yang jelas apa yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu serta adanya kesamaan gerak dan langkah pemerintah diberbagai
tingkatan, dalam artian lain adanya kesamaan gerak dan langkah pembangunan
perkotaan dan pedesaan.
Teluk Rendah merupakan Desa yang geografisnya berada di Wilayah
Kabupaten Tebo, dan berada di daerah perbatasan antar Kabupaten Batang Hari-
Tebo. Dalam menjalankan mobilitas ekonomi dan sosial masyarakat tentu perlu
adanya pembangunan infrasruktur yang layak digunakan. Dimana dalam hal ini
infrastruktur merupakan salah satu sarana penting yang berperan dalam
menjembatani aktivitas masyarakat guna menjalankan roda perekonomian dan
sosial. Akan tetapi pembangunan infrastruktur di Desa Teluk Rendah masih jauh
dari apa yang diharapkan oleh masyarakat setempat, banyaknya jalan yang
berlobang dan jalan tanah dalam jarak tempuh yang cukup jauh masih menjadi
sesuatu yang sering dikeluhkan masyarakat, untuk itu perlu adanya perhatian
pemerintah setempat terkait pembangunan infrastruktur di Desa Teluk Rendah.9
Selanjutnya untuk meningkatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat ini
diperlukan efektivitas peran kelembagaan. Hasil temuan menunjukkan bahwa, ada
tiga aspek penting yang paling menentukan tingkat keberhasilan peran aparatur
pemerintahan dalam pelaksanaan pembangunan perdesaan di Kabupaten Tebo
yaitu: aspek kepemimpinan, derajat good governance serta aspek kepedulian dan
kepekaan aparat. Memang diakui pula bahwa masih banyak hal yang perlu
dibenahi secara tepat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Wasistiono yang
menyarankan agar organisasi abad 21, khususnya organisasi pemerintahan lebih
mengutamakan kemampuan profesional dibandingkan kewenangan yang
dimilikinya. Selain itu. Sedarmayanti DKK menyatakan bahwa implementasi
aspek kewenangan kelembagaan, kewenangan daerah, dan sumberdaya manusia
aparatur, dalam kenyataannya, otonomi daerah acapkali diinterpretasikan sebagai
otonomi pemerintahan daerah dengan mengabaikan masyarakat.
9 Observasi Awal Di Lingkungan Desa Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten
Tebo, Januari 2019
Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan
penelitian tentang : “Efektivitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Tebo Dalam
Meningkatkan Pembangunan Wilayah Pedesaan ( Studi Di Desa Teluk
Rendah Kecamatan Tebo Ilir)”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kinerja Pemerintah Kabupaten Dalam Meningkatkan
Pembangunan Wilayah Pedesaan di Desa Teluk Rendah Kab. Tebo Kec.
Tebo Ilir ?
2. Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap pembangunan di Desa Teluk
Rendah ?
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan ini maka penulis
membatasi masalah pada penelitian yang berkenaan dengan pembangunan
infrastruktur wilayah perdesaan di Desa Teluk Rendah yang menjadi objek
penelitian Pada Tahun 2017-2019.
D. Tujuan dan kegunaaan penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian pada hakekatnya mengungkapkan apa yang di capai
oleh peneliti. Tujuan penelitian ini penulis klarifikasikan kedalam dua sifat,
pertama bersifat umum yang terdiri:
a. Ingin Mengetahui kinerja Pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan
pembangunan wilayah perdesaan di desa teluk rendah.
b. Ingin mengetahui partisipasi masyarakat dalam melakukan pembangunan
di Desa Teluk Rendah.
Dan sifat kedua khusus, dari penelitian yang penulis lakukan, ini
merupakan syarat untuk menyelesaikan studi stara satu ( S1 ) pada jurusan
ilmu pemerintahan, Fakultas Syariah UIN STS JAMBI.
2. Kegunaan penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan
kepada pembaca pada umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan
Efektivitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Tebo Dalam Meningkatkan
Pembangunan Wilayah Pedesaan ( Studi Di Desa Teluk Rendah
Kecamatan Tebo Ilir)”.
b. Bagi penulis, penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna
memperoleh gelar serjana stara satu ( S1 ) pada jurusan ilmu pemerintahan
fakultas Syariah UIN STS JAMBI dan tulisan ini bias menambah
pembendaharaan referensi keperpustakaan di fakultas syariah dan bagi
mahasiswa yang mengkaji permasalahan tentang Efektivitas Kinerja
Pemerintah Kabupaten Dalam Meningkatkan Pembangunan Wilayah
Pedesaan.
c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait topic penelitian
penulis.
E. Kerangka teori
Kerangka teori merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan
dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian.10
Agar
penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran, maka penulis menganggap perlu
menggunakan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna mendapatkan konsep
yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut :
1. Efektivitas
Menurut devung evektifitas adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
tujuan dengan tepat dan baik. Dalam pengertian lain, efektivitas merupakan
suatu keterkaitan hubungan antara hasil (outcome) yang diharapkan dengan
hasil yang sesungguhnya dicapai.11
Menurut Indrawijaya : “efektivitas adalah
sumber pemanfaatan sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
10
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah, (Jambi: Syariah Press
2014), Hlm. 14 11
Mimi Asliani, Skripsi: “Efektivitas Kinerja Aparatur Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Surat Izin Usaha” (Jambi: IAIN STS Jambi,2016), 10
sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada
waktunya.
Efektivitas menurut Siagian efektivitas pemanfaatan sumber daya, sarana
dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya
untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa kegiatan yang dijalankannya.12
Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang
telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendaki sasaran, berarti semakin
tinggi efektivitasnya.
2. Pemerintah Daerah
Istilah “ pemerintah “ ini pula yang oleh kebanyakan kalangan
mengedepankan dengan istilah governent (bahasa inggris) dan gouvernment
(bahasa Perancis) yang keduanya berasal dari perkataan latin gubermaculun,
yang artinya “ kemudi “. Istilah Pemerintah ini sering disinonimkan dengan
penguasa, kadang juga diartikan sama dengan ekeskutif, yakni pemegang atau
yang melaksanakan pemerintahan secara riil dan ada pula yang mengistilahkan
pemerintah dengan jawatan atau aparatur dalam susunan pemerintah.
Dalam pengertian sederhana pemerintah merupakan upaya mengelola
kehidupan bersama secara baik dan benar guna mencapai tujuan yang disepakati
bersama. Untuk mencapai tujuan tadi pemerintah membutuhkan instrumen
berupa organisasi yang berfungsi merealisasikan semua konsesus yang dimaksud.
Dalam kegiatan itu pemerintah dapat ditinjau dari sejumlah aspek penting seperti
12
Http://Yunithaardha.Blogspot.Com/2012/04/Kumpulan-Teori-Efektivitas.Html?M=1
Diposkan Oleh Yunitha Ardha Tanggal 07 Februari 2015, Dikutip Tanggal 18 November 2018
kegiatan (dinamika), struktur fungsional maupun tugas dan kewenangannya.
Kegiatan pemerintahan berkaitan dengan segala aktivitas yang terorganisasi,
bersumber pada kedaulatan dan berlandaskan pada dasar negara, mengenai
rakyak dan negara, serta demi tujuan negara. Struktur fungsional menyangkut
pemerintahan sebagai sebagai seperangkat fungsi negara yang satu sama lain
berhubungan secara fungsional dan melaksanakan fungsinya atas dasar tertentu
demi tujuan negara. Sementara tugas dan kewenangannya berhubungan dengan
keseluruhan tugas dan kewenangan negara yang dilakukan secara konkret oleh
pemerintah.
Istilah Pemerintah Daerah menurut Bagir manan sebagaimana yang
dikutip oleh Syarifudin, berasal dari kata dasar perintah yang mendapat sisipan “
em “ yang berarti “suatu system dalam menjalankan wewenang dan kekuasaan
untuk mengatur kehidupan social, ekonomi dan politik suatu negara atau bagian–
bagiannya, atau sekelompok orang yang secara bersama–sama memikul
tanggung jawab terbatas untuk memikull tanggung jawab terbatas untuk
menggunakan kekuasaan atau penguasa suatu negara”13
Menurut Bagir Manan dengan mengacu kepada beberapa pendapat para
sarjana, menjelaskan pula bahwa secara yuridis ada perbedaan yang sangat nyata
antara “ negara “ dan “ pemerintah “. Negara adalah sebuah badan (body),
sedangkan pemerintah adalah alat kelengkapan negara (organ). Pemerintah
sebagai alat kelengkapan negara dapat diberi pengertian luas atau dalam arti
13
Arifin Tahir. Kebijakan Publik & Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
(Bandung : Alfabeta, 2014) Hlm. 117
sempit. Pemerintah dalam arti luas mencakup semua alat kelengkapan negara
yang pada pokoknya terdiri dari cabang–cabang kekuasaan eksekutif, legislatif,
dan yudikatif atau alat–alat kelengkapan negara lain yang juga bertindak untuk
dan atas nama negara.14
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa :
a. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan Pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1995.
b. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggara urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1995.
c. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, khususnya pemerintahan
daerah terdapat asas-asas yang menjadi pedoman pelaksanaan otonomi daerah.
Tiga asas dalam pelaksanaan otonomi daerah, yakni sebagai berikut :
14
Ibid, Hlm. 118
a. Asas Desentralisasi adalah penyerahan urusan Pemerintah oleh Pemerintah
Pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi. Asas otonomi adalah
prinsip dasar penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan otonomi
daerah.
b. Asas Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat, kepada instansi vertikal diwilayah tertentu, dan/atau
kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum.
c. Asas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah provinsi.15
Semua negara pada hakikatnya memiliki keinginan untuk membentuk
pemerintahan yang kuat. Pemerintahan yang kuat tidaklah sekedar diukur dari
kekuatan militer yang banyak dan terlatih, tetapi lebih dari itu seberapa besar
akseptabilitas masyarakat dalam menyokong penyelenggaraan pemerintahan itu
sendiri. Hal ini hanya dapat tercipta apabila pemerintahan dapat memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat. Terkait dengan itu, maka pemerintah
menggunakan perangkat birokrasi dari puncak kekuasaan (pusat) hingga level
terendah (daerah).
Untuk mengemban tugas negara tersebut, menurut Ndraha, pemerintah
memilki dua fungsi dasar, yaitu fungsi primer atau fungsi pelayanan, dan fungsi
15
Ibid, Hlm. 119
sekunder atau fungsi pemberdayaan. Fungsi primer, yaitu fungsi pemerintah
sebagai provider jasa-jasa publik yang tidak dapat diprivatisasikan termasuk
jasa hankam, layanan sipil, dan layanan birokrasi. Sementara fungsi sekunder
sebagai provider kebutuhan dan tuntutan yang diperintah akan barang dan jasa
yang tidak dapat dipenuhi sendiri karena masih lemah dan tak berdaya
(powerless) termasuk penyediaan dan pembangunan sarana dan prasarana.16
Fungsi primer secara terus-menerus berjalan dan berhubungan positif
dengan keberdayaan yang diperintah. Artiya semakin berdaya masyarakat
semakin meningkat pula fungsi primer pemerintah. Sebaliknya, fungsi sekunder
berhubungan negatif dengan tingkat keberdayaan yang diperintah. Maknanya
semakin berdaya masyarakat semakin berkurang fungsi sekunder pemerintah
dari rowing (pengaturan) ke steering (pengendalian). Fungsi sekunder secara
perlahan-lahan dapat diserahkan pada masyarakat untuk dipenuhi sendiri.
Pemerintah berkewajiban secara terus-menerus berupaya memberdayakan
masyarakat agar meningkatkan keberdayaannya sehingga pada gilirannya
sendiri atau memenuhi kebutuhannya secara mandiri terlepas dari campur
tangan pemerintah.
Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu
sistem ketertiban di dalam mana masyarakat bisa menjalani kehidupannya
secara wajar. pemerintahan modern dengan Akata lain, pada hakekatnya adalah
pelayanan kepada masyarakat. pemerintahan tidaklah diadakan untuk melayani
16
Labolo Muhadam. Memahami Ilmu Pemerintahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2014), Hlm. 37
dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama.
Secara umum, tugas-tugas pokok pemerintahan mencakup tujuh
bidang pelayanan : pertama, menjamin keamanan negara dari segala
kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan
dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah melalui cara-cara
kekerasan. Kedua, memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya gontok-
gontokan di antara warga masyarakat agar perubahan apapun yang terjadi di
dalam masyarakat dapat berlangsung secara damai. Ketiga, menjamin
diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap warga masyarakat tanpa
membedakan status apapun yang melatarbelakangi keberadaan mereka. jaminan
keadilan ini terutama harus tercermin melalui keputusan-keputusan pengadilan,
di mana kebenaran diupayakan pembuktiannya secara maksimal, dan di mana
konstitusi dan hukum yang berlaku dapat ditafsirkan dan diterapkan secara adil
dan tidak memihak, serta di mana perselisihan bisa didamaikan.17
Keempat, melakukan pekerjaan umum dan memberi pelayanan dalam
bidang-bidang yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non-pemerintah,
atau atau yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh pemerintah. ini antara lain
mencakup pembangunan jalan, penyediaan fasilitas pendidikan yang terjangkau
oleh mereka yang berpendapatan rendah, pelayanan pos dan pemcegahan
penyakit menular.
17
Ibid, Hlm. 38
Kelima, melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
sosial, membantu orang miskin dan memelihara orang-orang cacat, jompo dan
anak-anak terlantar, menampung serta menyalurkan para gelandangan ke sektor
kegiatan yang produktif, dan semacamnya. Keenam, menerapkan kebijakan
ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas, seperti mengendalikan laju
inflasi, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, memajukan perdangangan
domestik dan antar bangsa, serta kebijakan lain yang secara langsung menjamin
penigkatan ketahanan ekonomi negara dan masyarakat. Ketujuh, menerapkan
kebijakan untuk pemeliharaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
pemerintah juga berkewajiban mendorong kegiatan penelitian dan
pengembangan untuk pemanfaatan sumber daya alam yang mengutamakan
keseimbangan antara exploitasi dan reservasi.18
Tujuh bidang yang terekam di atas menggambarkan adanya jangkaun
tugas yang luas dan kompleks, dengan tanggung jawab yang sangat berat,
terpikul di atas pundak setiap pemerintahan. untuk mengemban semua beban
itu, selain diperlukan konstitusi, hukum, etika dan lembaga-lembaga yang
canggih, juga dibutuhkan dukungan aparatur yang tangguh dan kualifaid. Untuk
yang terakhir ini, secara mendasar seyogianya pembinaan terhadap mereka
ditujukan pada upaya memahami misi, fungsi, dan tugas pokok pemerintahan.
Pada saat yang sama setiap aparatur sejak awal rekrutmennya perlu
menjernihkan motivasi dibalik keputusannya untuk masuk ke bidang
pemerintahan.
18
Ibid, Hlm. 39
Para aparatur pemerintahan, pada tingkat tertentu, harus menjadikan
semangat untuk melayani kepentingan umum sebagai dasar dari motivasi
mereka memilih karier di bidang pemerintahan. Seseorang yang masuk bekerja
kelapangan pemerintahan dengan motivasi untuk menjadi orang kaya,
pemerintah bahkan bukan lapangan pekerjaan yang menjanjikan kesenangan
hidup material yang berlebihan bagi para aparatur, karena komitmen pengabdian
dan pelayanan yang diharapkan dari mereka justru adalah bagaimana memberi
kesenangan kepada orang banyak.
Pemahaman tentang misi pemerintahan untuk memelihara ketertiban
dan mengusahakan tegaknya keadilan akan secara langsung menjadikan
pelayanan sebagai fungsinya yang utama. Tetapi, pelayanan yang baik, melalui
kemampuan optimal untuk melaksakan tugas pokok yang dikemukakan di atas,
hanya mungkin terwujud jika pemerintahan memiliki power yang cukup. Disini,
pemerintahan yang kuat jelas diperlukan, dengan catatan bahwa kekuatan itu
untuk mengutamakan pelayanan dan perlindungan kepada kelompok-kelompok
masyarakat yang paling lemah posisinya dalam masyarakat, baik secara sosial
ekonomi, budaya, maupun politik.19
3. Good governance pemerintahan yg baik
Governance diartikan sebagai kualitas hubungan antara pemerintah
dan masyarakat yang dilayani dan dilindunginya, governance mencakup 3
domain yaitu state (negara/pemerintahan), private sectors (sektor swasta/dunia
19
Labolo Muhadam. Memahami Ilmu Pemerintahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2014), Hlm. 40
usaha), dan society (masyarakat). “good governance adalah penyelenggaraan
pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan
efektif, dengan menjaga kesinergian interaktif yang konstruktif diantara
domain negara, sektor swasta dan masyarakat. 20
Sedarmayanti yang mengutip
dari UNDP (United Nation Development Progamme) tahun 1997, prinsip-
prinsip good governance yaitu :
a. Partisipasi
b. Penegakan Hukum
c. Transparansi
d. Responsive
e. Orientasi kesepakatan
f. Keadilan
g. Efektifitas
h. Akuntablitis
i. Visi strategis
4. Pembangunan
Pada hakekatnya pembangunan Nasional merupakan rangkaian
upaya pembangunan berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara.21
Pembangunan dilaksanakan
untuk mewujudkan tujuan Nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
20Sedarmayanti, Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dan Good Corporate
Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik), ( Bandung : CV. Mandar Maju, 2007) . Hlm
36 21
Ibid, Hlm. 50
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pembangunan Nasional dilaksanakan
secara terencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap, dan berkelanjutan
untuk memacu peningkatan kemampuan Nasional, dalam rangka mewujudkan
kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju.
Pembangunan Nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan
pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pebangunan, dan pemerintah
berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana
yang menunjang sehingga akan saling mengisi, saling melengkapi dalam
kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan Nasional.
Pada dasarnya pembangunan merupakan suatu proses perubahan
yang dilakukan secara sadar dan terencana melalui tahapan pembangunan
yang bertujuan meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat. Konsep
ini sejalan dengan tujuan nasional yaitu untuk mewujudkan suatu masyarakat
yang adil, makmur dan merata material atau spiritual berdasarkan pancasila.22
Sementara itu, keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa. Berdasarkan
ketentuan ini desa diberi pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
22
Ibid, Hlm. 51
masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisonal yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penyusunan rencana pembangunan desa dilakukan berdasarkan
prinsip perencanaan dari bawah atau dari, oleh, dan untuk rakyat. Hal ini
berarti apabila perencanaan yang dibuat pemerintah haruslah dikelola dengan
baik, agar kesejahteraan masyarakat akan lebih terasa melalui pembangunan
infrastruktur yang menjembatani kelangsungan kehidupan masyarakat.
Kartasamita mengatakan pembangunan adalah usaha meningkatkan
harkat martabat masyarakat yang dalam kondisinya tidak mampu melepaskan
diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Membangun
masyarakat berarti memempukan atau memandirikan mereka. Dimulainya
proses pembangunan dengan berpijak pada pembangunan masyarakat,
diharapkan akan dapat memacu partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan itu sendiri.23
Safi‟i mengatakan pembangunan kerap kali dikaitkan dengan
modernisasi. Modernisasi adalah salah satu bentuk perubahan sosial yang
diharapkan terjadi. Dalam perspektif modernisasi, pembangunan dianggap
sebagai sarana menuju kehidupan yang ditinggalkan aspek tradisionalisme
suatu masyarakat.
Pembangunan desa merupakan suatu hal yang berlangsung terus
menerus di Indonesia, pembangunan desa di seluruh wilayah nusantara
23
Kartasasmita, Ginandjar, 1996. Pembangunan Untuk Rakyat:Memadukan Pertumbuhan
Pembangunan, (Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1996), Hlm. 19
berorientasi pada hasil yaitu menentaskan kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan. Dalam merealisasikan pembangunan
nasional yang pada tahun 2017 bertitik fokus pada pemerataan pembangunan
di seluruh wilayah di Indonesia, pemerintah dalam hal ini melakukan estafet
pembangunan dari pemerintahan sebelumnya. Dalam program program yang
dilakasanakan oleh pemerintah dalam pembangunan nasional, berkaitan
dengan penelitian ini konsep program pembangunan infrastruktur pedesaan
(PPIP), dapat dirasakan masyarakat desa. Hasil dari pembanguan desa yang
terlaksana dapat dirasakan masyarakat, bukan hanya kelompok kelompok
tertentu saja yang merasakan hasil dari proyek-proyek tersebut.
Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses yang
mengarah pada suatu yang lebih baik. Alexander mengartikan pembangunan
sebagai proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial seperti:
politik, ekonomi, infrastruktur pertahanan, pendidikan dan teknologi,
kelembagaan dan budaya. Sedangkan Kartasasmita mendifinisikan
pembangunan sebagai suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui
upaya yang dilakukan secara terencana.24
Tentu saja, pembangunan akan
menunjukkan hasil yang optimal ketika perecanaan, perancangan, dan
implementasi dilakukan secara matang, terkonsep dan penuh pertimbangan
yang cukup baik.
Pembangunan prasarana atau infrastruktur merupakan bagian
terpenting dalam upaya pembangunan dan pengembangan wilayah, utamanya
24
Ibid, Hlm. 20
wilayah perdesaan. Tersedianya prasarana yang memadai dapat meningkatkan
perkembangan kegiatan sosial ekonomi, sehingga akan lebih mendorong
kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya, dengan kondisi sosial ekonomi yang
baik, masyarakat akan lebih memiliki kemampuan untuk terlibat dalam
penyediaan prasarana di lingkungannya.25
Infrastruktur adalah aset fisik yang juga sangat penting dalam
memberikan pelayanan publik. Infrastruktur yang kurang atau bahkan tidak
berfungsi akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi masyarakat,
yaitu terganggunya aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang pada akhirnya
akan memperlambat pertumbuhan wilayah dan upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Penyediaan prasarana yang memadai jelas menjadi salah satu solusi
yang sangat urgen dalam penanggulangan masalah-masalah pembangunan.
Tetapi langkah penanggulangan tersebut dihadapkan pada suatu kenyataan,
bahwa kemampuan pemerintah dalam penyediaan prasarana perdesaan sangat
terbatas, sedang perhatian masyarakat terhadap penyediaan prasarana juga
tidak selalu muncul dengan sendirinya.
Dibanyak hal pemerintah harus terus-menerus mendorong,
menggerakkan, bahkan terkadang diperlukan suatu kebijaksanaan melalui
peraturan-peraturan yang mengharuskan masyarakat terlibat dalam proses
25
Anggrahini, CH. Nina. Kinerja LKMD Dalam Pembangunan Prasarana Dasar
Perkotaan Di Kota Karanganyar, Magister Teknik Pembangunan Kota, (Semarang : Universitas
Diponegoro, 2003), Hlm 145
pembangunan. Program, ide atau inovasi pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah tidak selalu mendapat dukungan atau berimbas pada
terserapnya partisipasi masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi,
karakteristik, serta latar belakang masyarakat yang bersangkutan. Sehingga
kebutuhan akan format komunikasi pembangunan yang tepat menjadi sangat
relevan. Perlu diterapkan model komunikasi pembangunan yang berbeda, jika
memang kondisi, karakteristik dan latar belakang masyarakatnya berbeda.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, langkah terpenting yang harus
dilakukan seorang peneliti adalah melakukan tinjauan pustaka atau penelusuran
terhadap hal-hal yang dikaitkan dengan permasalahan yang akan diteliti bahkan
tinjauan pustaka sangat diperlukan sebelum penelitian menemukan
permasalahan. Tinjauan pustaka perlu di lakukan untuk menambah wawasan
penelitisebelum meneliti melangkah lebih jauh dari permasalahan yang dalam
prmasalahan yang telah di kemukakan dalam penelitian ini, peneliti melakukan
tinjauan pustaka terhadap mahasiswa/i terdahulu yaitu Sodri Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi (2013) dengan
judul implementasi pemerintah desa terhadap pembangunan jangka menengah
desa studi desa panca bakti sungai bahar V kabupaten muaro jambi.26
Dan
penelitian yang kedua yang juga membahas mengenai pembangunan oleh
Zainal Abidin Syariah Institut Agama Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
26
Sodri, “Implementasi Pemerintah Desa Terhadap Pembangunan Jangka Menengah
Desa Studi Desa Panca Bakti Sungai Bahar V Kabupaten Muaro Jambi”,Skripsi IAIN STS
JAMBI,(2013)
Jambi (2014) dengan judul peran pemerintah desa dalam mewujudkan
pembangunan infrastruktur desa tebo jaya kecamatan limbur lubuk mengkuang
kabupaten bungo, penelitian ini menunjukkan peran pemerintah desa dalam
mewujudkan pembangunan infrastruktur desa.27
Dan yang ketiga oleh Murdani
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
(2013) dengan judul strategi pemerintahan desa pulau lintang kecamatan bathin
VIII kabupaten sarolangun dalam mensukseskan pembangunan, penelitian ini
menunjukkan strategi pemerintahan desa dalam mesukseskan pembangunan.28
Dari ketiga penelitian terdahulu Yang membedakan penelitian penulis
dengan penelitian terdahulu yaitu dimana objek penelitian ini dilakukan
terhadap kepemimpinan dan kinerja pemerintahan desa sedangkan penelitian
terdahulu dimana objek penelitian dilakukan kepada pemerintahannya. penulis
mengkaji tentang Efektivitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Tebo Dalam
Meningkatkan Pembangunan Wilayah Pedesaan (Studi Di Desa Teluk Rendah
Kecamatan Tebo Ilir).
27
Zainal Abidin, “Peran Pemerintah Desa Dalam Mewujudkan Pembangunan
Infrastruktur Desa Tebo Jaya Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo”. Skripsi
IAIN STS JAMBI,(2014) 28
Murdani, “Strategi Pemerintahan Desa Pulau Lintang Kecamatan Bathin VIII
Kabupaten Sarolangun Dalam Mensukseskan Pembangunan”. Skripsi IAIN STS JAMBI,(2013)
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Teluk Rendah Kec. Tebo Ilir
Kabupaten Tebo. Pemilihan tempat ini disengaja dengan mempertimbangkan
hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh penulis yang melihat bahwa lokasi
penelitian ini sangat cocok dan dapat membantu penulis untuk menjawab
rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini mengkaji
tentang Evektifitas kinerja pemerintah kabupaten tebo dalam miningkatkan
pembangunan wilayah perdesaan. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei
2019.29
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan ini mengunakan pendekatan Yuridis Empiris, dan kualitatif
deskriptif yaitu penelitian yang sikapnya utuh dan sitematik terkait dengan
suatu keseluruahan, tidak bertumpuh pada pengukuran, sebab penjelasan
mengenai suatu gejala diproleh dari para pelaku (sasaran penelitian). Pada
penelitian ini membutuhkan data-data yang berupa pemaparan dan bukan
dalam bentuk data statistik.
C. Jenis dan Sumber Data
a. jenis data
Secara umum data dapat dikelompokan menjadi dua bagian:
29
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah, (Jambi: Syariah Press
2014), Hlm. 178
1) data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya dilapangan.30
Karena penelitian ini peneliti kualitatif dimana
peneliti merupakan instrumen penelitian maka data primer pada penelitian
ini diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Dalam hal ini peneliti
mencari dan mengumpulkan data yang berkenaan dan langsung berkaitan
dengan pokok permasalahan dalam penelitian.
Seperti dalam firman Allah dibawah ini yang menjelaskan tentang
pemerintahan :
ا انهه ع ىا بانعذل إ تحك اناس أ تى بي تؤدوا انأياات إنى أههها وإرا حك انهه يأيركى أ إ
يعا بصيرا )٥٥( س انهه كا يعظكى به إ
Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (QS. An-Nisa : 58).31
Data primer dari penelitian ini adalah data yang berkenaan dengan
kinerja pemerintah kabupaten dalam meningkatkan pembangunan wilayah
pedesaan di desa teluk rendah kecamatan tebo ilir kabupaten tebo. Dalam hal
ini sumber data primernya adalah sebagai berikut :
30
Ibid, hlm. 178 31
Al-Qur’an Dan Terjemahannya (QS. An-Nisa : 58).
a) Kepalah desa
b) Sekretaris desa
c) Kaur pembangunan
d) Ketua BPD
e) Ketua RT 1
f) Tokoh Masyarakat
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain
sebagai pendukung data primer yang dipandang berkaitan dengan pokok
kajian yang diteliti. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen, baik
berupa dokumen-dokumen resmi maupun bahan perpustakaan lainnya.32
Walaupun data tersebut diperoleh dari orang lain atau dokumen lain tetapi
data tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pendukung sumber data utama.
b. Sumber Data
Sumber data berupa responden dan informan dikatakan juga sebagai
sumber data berupa orang (person). Sumber data peristiwa-peristiwa atau
kejadian selama observasi berlangsung dikatakan juga sebagai sumber data
berupa tempat (palce). Sedangkan sumber data berupa dokumen-dokumen
atau berupa literatur-literatur pustaka dikatakan juga sebagai sumber data
berupa huruf, angka, gambar dan simbol-simbol.33
Jadi sumber data yang
diambil oleh peneliti adalah manusia dan materi.
32
Ibid., hlm. 179 33
Ibid., hlm. 180
D. Instrument Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan
hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diproleh melalaui Observasi. Sebuah penelitian sudah
mengamati fenomena relevan dengan pokok bahasa yakni penelitian
melakukan pengamatan tentang Pembangunan Wilayah Perdesaan di Desa
Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir Kabuapten Tebo.34
b. Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkrontruksi mengenai orang, kejadian, kegitan, organisasi, motivassi,
persaan dan sebagainya dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai (interview).
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang amat popular, yaitu
banyak yang digumakan berbagi penelitian. Wawancara dilaksanakan
tidak hanya oleh satu orang, begitu juga yang diawancarai bisa beberapa
orang dengan satu pewawancara.35
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan langsung dengan apa
yang telah peneliti lakukan, dengan proses wawancara ini peneliti benar-
34
Burhan Bugun Metode Penelitian Kualitatif,( Jakarta PT. Raja Grafindo Persada 2008),
hlm. 155 35
Sayuti Una, Mh, Pedoman Penulis Skripsi: Edisi Revisi, Hlm.39
benar mendapatkan data. Oleh karena itu, secara khusus wawancara ini di
tunjukkan kepada :
1) Kepalah desa
2) Sekretaris desa
3) Kaur pembangunan
4) Ketua BPD
5) Ketua RT 1
6) Tokoh Masyarakat
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan, criteria, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film, dan lain-lain. Metode dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.36
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan
metode dokumentasi atau keputusan untuk memperkuat kebenaran data
yang akan dianalisis. Metode yang bersifat resmi dan diakui seperti buku,
36
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), Hml. 82
dan lain sebaginya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh
data-data yang mampu melengkapi serta memperkuat penelitian.37
E. Sistematiska Penulisan
Agar skripsi ini tidak keluar dari pembahasan, maka penulis
membuat sitematiska penulis yang akan menjadi panduan dalam penulisan
skripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahsan-pembahasan yang ada di
setiap bab nya seperti berikut ini:
Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan tinjauan
pustaka.
Bab II Merupakan bab yang membahas mengenai metode
penelitian yang didalamnya membahas tentang pendekatan penelitian,
jenis dan sumber data, instrument pengumpulan data, teknik analisis data,
dan serta sistematis penulis.
Bab III Merupakan bab-bab yang membutuhkan gambaran lokasi
Bab IV Pembahasan yang akan menjawab rumusan masalah yang
di dalam penelitian
Bab V Penutup yang terdri dari kesimpualan dan saran
37
Suharsimi, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D,( Bandung:
Alfabeta,2009), Hlm. 24
F. Jadwal Penelitian
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2019
April Mei Juni Juli Agus Sept
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Pengajuan
Judul dan
Pembuatan
Proposal
X x x X X X
2. Perbaikan
Sebelum
Seminar dan
Hasil Seminar
x X x x X
3. Pengumpulan
Data
X x x X x x
4. Verifikasi dan
Analisa Data
x X x x x x
5. Konsultasi
pembimbing
x x X x x x X X x x X
6. Perbaikan X x x
7. Penggandaan
Skripsi
x
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Teluk Rendah Kecamatan Tebo Ilir
Pada abad ke-16 Masehi atau zaman kerajaan Hindu, datanglah 5 (lima)
orang bersaudara ke Rantau Kederas (sekarang dikenal) Pangkal Beloteng Desa
Teluk Rendah Ulu yaitu : 1. Datuk Bedarah Putih, 2. Datuk Makam Rendah, 3.
Datuk Makam Tinggi, 4. Datuk Calegah, dan 5. Datuk Muara Suluk. Tujuan
mereka ingin menyebarkan agama yang mereka anut atau agama Hindu. Saat itu
masyarakat masih berpencar belum merupakan kesatuan dan masih memakai
system kelompok-kelompok yang saling bermusuhan. Mereka masih
mempergunakan ilmu-ilmu bathin atau ilmu hitam yang dapat mengalahkan
lawan atau musuh, sebagai contoh menjemur padi pada malam hari dibulan
terang, memasang lukah diatas bumbun, daging dimasak dalam kancah (kawah)
bisa melompat keluar, dan nasi ditanak tidak masak-masak, artinya menantang/
mencari lawan atau musuh. Diantara datuk-datuk tersebut, salah seorang dari
mereka atau Datuk Makam Rendah meninggalkan agama lamanya dan memeluk
agama Islam dengan nama H. Abdul Hamid.38
Nama asli Teluk Rendah adalah Teluk Pinang Bajek (sekarang dikenal
Desa Teluk Rendah Pasar). Selama tinggal ditempat ini, masyarakatnya tidak
dapat berkembang dengan baik, pertikaian selalu terjadi, dan masih
menunujukkan ilmunya masing-masing, sebagai contioh : ayam belago dengan
lesung dan batang pisang dapat belago dengan antan, dan sebagainya. Karena
38
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
kehidupan disini tidak aman dan damai, maka pada Abad ke-18 M. tuo-tuo dan
pemimpin kelompok secara mufakat ingin mencari tempat baru yang lebih aman
dengan kata mufakat mulai mencari tempat baru dengan cara menyusuri Sungai
Batang Hari menggunakan perahu (sampan) bersama-sama dengan membawa
seekor ayam sebagai pedoman atau petunjuk. Dimana ayam yang dilepas tadi
terbang dan turun kedaratan, berarti disitulah tempat membuat kampung yang
baru, dan tempat ini disebut Ujung Tanjung atau Surau Tanjung Desa Teluk
Rendah Ulu sekarang. Setelah kampung ini dibenahi sedemikian rupa dan
masyarakatnya mulai berkembang, datanglah 5 (lima) orang penyebar agama
Islam dari Aceh dibawah pimpinan Syaikh Husin Albaiti. Mula-mula mereka
memperkenalkan diri dan menyampaikan kepada masyarakat setempat bahwa
tujuan mereka ketempat ini adalah untuk menyebar dan memperluas ajaran agama
ini. Kedatangan mereka langsung mendapat tempat dihati masyarakat dan ajaran
ini mulai diajarkan dari rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi karena takut
diketahui oleh tentara penjajah Belanda.39
Pada saat bersamaan datang pula raja Sultan Thaha Saifuddin dari Jambi
ke daerah ini dan membuat Benteng di Sungai Mangkuan (daerah Tanah Garo)
sekarang, maka agama Islam ini makin diperluas. Untuk menghimpun
kekuatannya menghadapi tentara Belanda, maka didirikanlah Serikat Islam (SI).
Hampir semua tuo Dusun Teluk Rendah bergabung menjadi Debalang Sultan
Thaha Saifuddin secara bahu-membahu melawan penjajahan Belanda. Di dalam
dusun mulai dibenahi dengan membuat peraturan berdasarkan agama maupun
39
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
Adat-Istiadat. Untuk mendalami dan memperluas ajaran agama, maka
didirikanlah rumah tempat megaji dan belajar agama dengan sebutan RUMAH
KUTAB. Sejak berdiri Rumah Kutab, putra Teluk Rendah dikirim ke Mekkah
Arab Saudi untuk memperdalam ilmunya, ada yang belajar di Madrasah Darul
Ullum dan adapula yang belajar di Madrasah Assyafi‟iyah. Sekembalinya putra
Teluk Rendah dari Mekkah, Rumah Kutab ini dirubah menjadi Rumah Gedang
(Besar), ditempat ini pelajar putra dengan pelajar putri terpisah satu dengan
lainnya.
Untuk mengatur hubungan orang dengan orang, hubungan orang dengan
kerajaan, hubungan orang dengan pemerintah yang dikenal Adat Bersendikan
Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah.
Dari uraian diatas nama Desa Teluk Rendah berasal dari keadaan tempat
daerah tersebut, dimana di daerah pasar terdapat teluk/tebing, sedangkan di daerah
Ulu/Ilir daerahnya rendah. Sehingga daerah ini disebut daerah Teluk Rendah yang
sebelumnya disebut Kampung Alur. Untuk nama desa teluk rendah berasal dari
posisi daerahnya yang berada di bagian Ilir Teluk Rendah.40
Teluk Rendah merupakan daerah pertanian yang luas khususnya pertanian
sawah (payo) dan dikenal sebutan Bumbung padi di kewidaan Muara Tebo
dulunya, luas sawah (payo) mencapai 3.000 Ha yang tersebar dimanamana seperti
: sawah dibelakang Dusun, Rawabento, Lubuklimas, Cempunik, Payotulung,
Gelugur, Semut gatal, Kalendang, Pulai, Pelajauh, Limaumanik, Sungai pangkat,
40
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
Lebak putu, Tanah dialai, pelayangan, Tabakar, Kasai dan Lebak labi (Sawah/
Payo ini luasnya 1.500.Ha.). Sampai hari ini baru sebagian yang dapat digarap
para petani, karena tali airnya belum sampai ketengahnya sedangkan DAM sudah
dibangun dan diresmikan langsung pada hari Selasa tanggal 19 Mei 1968 oleh
Bapak M.Abd.Manap Gubernur KD.TK I Jambi.41
Pada zaman penjajah Jepang warga Teluk Rendah tetap mengerjakan
sawahnya yang tidak pernah berhenti, dalam keadaan serta suasana serba sulit
pada masa itu, dimana-mana terjadi kelaparan, Busung lapar (kurang makan,
penyakit menular meraja lela. Teluk Rendah dibawah Pimpinan Usman
Al.Bujang/lurah Kepala Dusun, warganya tetap mengerjakan sawah bahkan
menjelang menuai (panen) semua warga di perintahkannya memanen tanaman
muda, ubi kayu, jagung, talas dan tanaman lainnya. Pemerintah Jepang bahkan
memberi bantuan bibit Jarak untuk dikebunkan, buahnya dibawa ke negaranya
untuk diolah menjadi minyak. Biarpun zaman Jepang terkenal sangat kejam,
sadis, sewenang-wenang. Akan tetapi berkat pimpinan yang bijaksana oleh
Usman Al. Budjang tidak pernah di jumpai warga yang di siksa. Pekerja
Romusha, Rodi dan Gendrongshi hanya sebagian saja yang ikut, apabila ketahuan
warganya dibawa militer untuk bekerja, langsung menghadap komandan
TJODANTJO minta warga tersebut dikembalikan. Atas kepemimpinanya yang
bijak dan bertanggung jawab ia mendapat tanda jasa atau piagam penghargaan
dari pemerintah Jepang berupa SOERAT POEDJIAN dengan nama DEPATI
DOESOEN TELOEK RENDAH tertanggal, Snowa 20, SNOGATU 8, DJAMBI
41
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
SUSETYO, Moera Tebo TYUZUKAIKAI ditanda tangani oleh SEIOMI
(setingkat pidana).
Pada masa perang kemerdekaan (AGRESI BELANDA KE II di Indonesia)
yang ingin menjajah kembali di Indonesia, para pejuang dan pemuda-pemuda ikut
mengangkat senjata bersama pejuang kemerdekaan dibawah komando BKR,
TKR, dan TP tidak ketinggalan warga Teluk Rendah bersama Lurah Kepala
Dusun Usman Al.Bujang. Para pejuang membuat markas di sini di bawah
pimpinan : 1. Letnan A. Hasyim Alamlah. 2.Letnan Aziz Larose. 3. Letnan A.
Aziz Pulungan dan Inspektur Polisi A. Hutahuruk dan lainnya, selama bermarkas
dari tahun 1948 s/d 1949, ribuan pasukan pejuang kemerdekaan yang menjadi
tanggungjawab, seluruh lapisan masyarakat tidak ada yang berkhianat
seorangpun.42
Berkat kepemimpinan lurah kepala dusun, para pejuang merasa aman dan
tidak ada keluhan dalam segala hal, semua keperluan dan kepentingan bekal
berperang selalu di persiapkan semuanya. Keberhasilan ini tidak terlepas dari
peran tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama, cerdik pandai, pemuda dan lainya
seperti : M. Abubakar syaifuddin, H.M.Saleh.Azhari, H.M.Agel, H.Mahiddin dan
tokoh tua yang banyak berjasa dalam membangun dusun Teluk Rendah. Untuk
mengenang jasa dan pengorbanan warga ini, hari Jumat tanggal 2 Agustus 1952
datang utusan Panglima TTR II Sriwiajaya Palembang pimpinan Operste. M.
Nawawi, dari Jambi Rasiden Inukartapati dan opertste Abunjani dan tidak
42
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
ketinggalan rombongan Bupati Merangin bersama widana Muara tebo, serta
pembesar-pembesar yang di undang.
Kedatangan mereka untuk menyampaikan tanda penghargaan PIAGAM
TANDA JASA kepada Usman Al.Bujang beserta warganya atas bantuan dan
pengorbanan selama pasukan TJINDOR MATO berada di tempat ini. Piagam ini
di tanda tangan oleh Panglimanya Let.Kol Bambang Utoyo dan gubernur Sumatra
Selatan Drs. M. Isa, di hadapan ribuan warga yang hadir,utusan dari palembang
berjanji membuatkan Tugu kenang-kenangan Di Dusun Teluk Rendah akan tetapi
sampai saat ini belum juga terwujud. Seterusnya pada tanggal 17 Agustus 1958
Usman Al.Bujang mendapat tanda jasa dari Pemerintah Pusat berupa Tanda Jasa
Setya Lancana Perang Kemerdekaan Pertama Dan Tanda Jasa Setya Lancana
Perang Kemerdekaan Kedua, kemudian pada tanggal 25 Desember 1963 diangkat
menjadi anggota veteran Republik Indonesia dengan Nomor pokok/ Induk
N.V.8555/J.43
Untuk mewujudkan janji yang belum ada kenyataannya, maka pada
tanggal 19 Agustus 1965 Usman Al.Bujang diutus oleh Guberbur Jambi
Kol.M.Yusuf Singadikane bersama operste Azis Larose untuk menghadap
Presiden Ir. Soekarno dan Jenderal Abd. Haris Nasution ke Jakarta dan pimpinan-
pimpinan Angkatan Darat yang pernah bertugas zaman Revolusi di Teluk Rendah
antara lain. Harun Sohar, Burlian, Zulkifli Lubis dan yang pernah bersama-sama
dalam kesatuan Tjindor Mato. Keputusan yang dibawa telah disepakati bahwa,
dalam waktu secepatnya Tugu tersebut akan dibangun dan di resmikan pada hari
43
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
Angkatan Perang 5 Oktober 1965. Tetapi sayang sekali sebelum hal ini terlaksana,
terjadilah pemberontakan PKI ke Tanah Air dengan sebutan Gerakan 30
September 1965 (GETAPU PKI), sejak peristiwa tersebut Tugu yang di janjikan
tidak pernah lagi di suarakan sampai sekarang.44
Pada Tanggal 21 Maret 1982, Bendera Merah Putih yang pernah berkibar
di Markas TJINDOR MATO Teluk Rendah di ambil di rumah Usman AL.Bujang
oleh pak A. Azis Pulungan dan di pajangkan di Gedung Juang (Legium Veteran
Sipin Ujung Jambi). Sejak tanggal 7 November 1950 Usman AL.Bujang diangkat
dan di percaya menjadi Pasirah Kepala Marga Petajin Ilir di Sungai Bengkal
sampai tanggal 8 Mei 1968.
Sejak tanggal 7 November 1950 Lurah Kepala Dusun Teluk Rendah
dipimpin oleh Ramli Djailani, Abubakar Bakir, M. Saidi, Moh.Saleh Dung,
M.Zaini dan A.Rasyid mereka semua tidak lain adalah keponakan sepupu, putra
dan keponakan dari Usman Al.Bujang. Semua Kepala Dusun tersebut terus
membangun dusunnya di segala bidang, baik dibidang pemerintahan dusun,
pendidikan agama maupun umum terus di tingkatkan, pasar getah (karet) setiap
hari jumat tetap di pelihara dengan baik. Sebab pasar ini merupakan sumber dana
(keuangan), karena dengan dana ini dapat membangun untuk kepentingan umum
lainnya.
Siapa saja yang menjadi Lurah Kepala Dusun tetap membangun apakah
melalui swadaya masyarakat ataupun melalui bantuan pemerintah tidak pernah
44
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
berhenti. Pada pertengahan tahun 1967/68 secara swadaya membangun 1(satu)
unit gedung Madrasah Ibtidaiyah secara swadaya,kemudian pada tahun pelajaran
1975/76 Dusun Teluk Rendah mendapat jatah bangunan SD.INPRES sebanyak 3
(tiga) unit masing-masing terdiri 6(enam) lokal yaitu: Dusun Teluk Rendah Ulu,
Dusun Teluk Rendah Ilir dan Dusun Teluk Rendah Pasar, semua bantuan tersebut
berasal dari pemerintah pusat.45
Semenjak tahun 1955 lalu, sudah ada persatuan pemuda ditiap-tiap tempat
di Teluk Rendah. Desa Teluk Rendah Ulu mempunyai persatuan pemuda
Raudatussubyan dan Hubbul Wathan, Desa Teluk Rendah Ilir dengan nama
Nahdatul Ummah dan Wuslahtussuban dan Desa Teluk Rendah Pasar dengan
nama Imaratul Insyaf, kemudian pada Tahun 1982 di tambah didepannya kata-
kata Karang Taruna hingga sekarang.
Semua karang taruna ini berlomba-lomba meningkatkan kelompoknya
masing-masing terutama di bidang sosial masyarakat, keberadaan Organisasi
Pemuda sangat membantu sekali bagi kepentingan kelompoknya seperti :
kematian, pengantenan, cukuran dan kepentingan sosial lainnya. Organisasi
Pemuda ini tidak pernah (ada) istilah Diskriminasi dengan warga pendatang atau
memandang kesukuan (Etnis), semua sama dengan logo duduk sama rendah
berdiri sama tinggi atau tegak sepematang duduk sehamparan artinya tidak ada
perbedaan satu sama lain, logo yang sudah dipatri dari nenek moyang maupun
dari datuk-datuk pendahulu dipegang erat yakni Bersatu Teguh Bercerai Runtuh.
45
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
B. Gambaran Umum Desa Teluk Rendah
Desa Teluk Rendah Ilir merupakan salah satu desa dalam kecamatan Tebo
Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi dengan batas Wilayah Desa Teluk Rendah
Kecamatan Tebo Ilir sebelah :
1. Barat Berbatasan dengan Desa Teluk Rendah Ulu
2. Timur Berbatasan dengan Desa dusun Tuo
3. Utara Berbatasan dengan Desa Teluk Rendah Pasar
4. Selatan Berbatasan dengan Desa Muaro Tabir
Jarak antara Desa Teluk Rendah dengan:
a. Ibu Kota Kecamatan : 20 km
b. Ibu Kota kabupaten : 75 km
c. Ibu Kota Provinsi : 140 km
Desa Teluk Rendah terdiri dari 9 Rukun Tetangga dan terdiri dari 4
Dusun, yaitu Dusun Pulau Batu I & II, dan Dusun Pulau Pasir I & II dengan
jumlah penduduk 2034 orang. Keadaan Sosial Ekonomi masyarakat desa Teluk
Rendah sebagian besar terdiri dari masyarakat cukup, hanya sebagian kecil yang
berkehidupan mampu dan miskin.46
46
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
Pada tahun 1898 Dusun Teluk Rendah sudah dibentuk pemerintahan
dusun oleh pemerintah Belanda dengan gelar Lurah Kepala Dusun yang setiap 5
(lima) tahun dipilih oleh penduduk, aturan ini sampai sekarang tetap dipakai.
Setiap Kepala Dusun yang dipilih oleh masyarakat terus membenahi diri dan
membangun Dusun agar masyarakatnya hidup dengan aman, damai, dan sejahtera.
Pada tanggal 17 Mei 1927 – 1950 Usman Alias Budjang diangkat menjadi Lurah
Kepala Dusun dengan Gelar SINGO DILAGO, dibawah pimpinan yang baru ini
mulai membenahi dusun disemua bidang. Pimpinan dibagi menjadi : 1. Kepala
Dusun disebut Lurah, 2. Wakil Kepala Dusun disebut Pengulu Mudo, dan 3.
Wakil Pengulu Mudo disebut Mangku (pemangku adat).47
Adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah memerintah di Desa Teluk
Rendah adalah :
1. 1898 – 1916 : Abd. Hamid (Orang Tua) Usman Al. Budjang
2. 1916 – 1921 : M. Saleh (Abang Abd. Hamid/ Paman) Usman Al. Budjang
3. 1921 – 1924 : Idris (Sepupu Abd. Hamid/ Paman) Usman Al. Budjang
4. 1924 – 1926 : Mahiddin (Sepupu Abd. Hamid/ Paman) Usman Al. Budjang
5. 1926 – 1927 : H. Agel (Sepupu) Usman Al. Budjang
6. 1927 – 1950 : Usman Al. Budjang
7. 1950 – 1960 : M. Ramli Djalani (Keponakan) Usman Al. Budjang
8. 1960 – 1966 : Abubakar Bakir (Sepupu) Usman Al. Budjang
9. 1966 – 1969 : M. Sadik (Sepupu) Usman Al. Budjang
10. 1969 – 1972 : Mohd. Saleh Dung (Putra) Usman Al. Budjang
47
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
11. 1972 – 1977 : H.M. Zaini (Keponakan) Usman Al. Budjang
12. 1977 – 1979 : A. Rasid Naim (Keponakan) Usman Al. Budjang
13. 1979 – 1982 : A. Riva‟i Saleh (Sepupu)Usman Al. Budjang
14. 1982 – 1995 : A,. Rasid Naim (Keponakan) Usman Al. Budjang.
15. 1995 – 2000 : Yazid Bustami (Keponakan) Usman Al. Budjang
16. 2000 – 2008 : Buchari Sadik (Keponakan) Usman Al. Budjang
17. 2008 -2014 : Hapiz Yunus(Cucu)Usman Al. Budjang.
18. 2014- 2016 : Pj. Ulpa, S.Aq (Cucu) Usman Al. Budjang.
19. 2016- Sekarang : Jasmi Saleh Dung(Cucu) Usman Al. Budjang.48
Pada tahun 1982 masa pimpinan Lurah Kepala Dusun A.Rasid, terjadilah
pemekaran Dusun menjadi 3 (tiga) dengan sebutan Kepala desa Lurah Kepala
Dusun dihapus atau dihilangkan dan diganti menjadi Kepala Desa. Tiga (3) desa
tersebut adalah : 1). Desa Teluk Rendah Ulu, 2). Desa Teluk Rendah , dan 3).
Desa Teluk Rendah Pasar. Nama-nama tersebut diambil berdasarkan posisi dari
masing-masing daerah tersebut, dimana Teluk Rendah Ulu berada di bagian Ulu
dan Teluk Rendah berada di bagian Ilir sedangkan Teluk Rendah Pasar berada di
seberang yang merupakan tempat pasar lelang.
Kepala Desa Teluk Rendah Ulu pada saat setelah pemekaran adalah
M.Yusuf AR, Desa Teluk Rendah adalah A. Rasyid Naim, sedangkan Teluk
Rendah Pasar Abd Hamid Usman. Semua Kepala Desa terus membangun desa
seperti adanya sekarang. Adapun periodesasi kepemimpinan Desa Teluk Rendah
adalah :
48
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
1. 1982 – 1995 : A. Rasid Naim(Keponakan) Usman Al. Budjang
2. 1995 – 2000 : Yazid Bustami(Keponakan) Usman Al. Budjang
3. 2000 – 2008 : Buchari Sadik(Keponakan) Usman Al. Budjang
4. 2008 – 2014 : Hapiz Yunus(Cucu)Usman Al. Budjang
5. 2014- 2016 : Ulpa, S.Ag (Cucu)Usman Al. Budjang
6. 2016-Sekarang : Jasmi(Cucu)Usman Al. Budjang49
Desa Teluk Rendah pada awal pembentukannya dibagi menjadi 2 Dusun
yaitu:
1. Dusun Pulau Batu I ( Daerah Tengah )
2. Dusun Pulau Batu II ( Daerah Tengah )
3. Dusun Pulau Pasir I ( Daerah Ilir )
4. Dusun Pulau Pasir II( Daerah Ilir )
Penamaan daerah tersebut berasal dari posisi dusun tersebut apabila air
sungai batanghari surut, dimana daerah bagian tengah apabila airnya surut akan
timbul batu-batu yang menyerupai pulau, sedangkan daerah Ilir akan timbul pasir.
a. Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Teluk Rendah Tahun 2017 –2019 adalah sebagai
berikut :
49
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Desa Teluk Rendah Tahun 2017 –201950
No Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju
Pertumbuhan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2017 977 1002 1979 -
2 2018 988 1015 2003 1,2
3 2019 1001 1033 2034 1,5
Sumber : Kantor Desa Teluk Rendah Ilir, 2019
b. Pendidikan
Tabel 2.2
Data Jenis Sarana Pendidikan51
No JENJANG
PENDIDIKAN JUMLAH LOKASI
1 TK / PAUD / RA 1 RT 04 Dusun Pulau Pasir
2 SD 1 RT 06 Dusun Pulau Batu
3 MI Persiapan Negri 1 RT 07 Dusun Pulau Pasir
4 MI Sore 1 RT 01 Dusun Pulau Batu
5 SLTP/MTs 1 RT 07 Dusun Pulau Pasir
6 SLTA/MA 1 RT 06 Dusun Pulau Batu
Jumlah 6
50
Jumlah Penduduk Desa Teluk Rendah Tahun 2019 51
Data Jenis Sarana Pendidikan Di Desa Teluk Rendah Tahun 2019
Tabel 2.3
Data Guru dan Siswa berdasarkan tingkatan Pendidikan52
No URAIAN JUMLAH
GURU
JUMLAH
MURID
1 TK 6 48
2 SD 10 84
3 MI 8 61
4 MTs 20 175
5 MA 21 236
Jumlah 65 604
C. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Struktur organisasi disini berarti kerjasama atau pembagian tugas antara
personil pemerintah serta masyarakat untuk melakukan pembangunan. Sebagai
organisasi kerja, maka untuk mencapai tujuan organisasi itu harus di susun
sebagai tata laksana yang dapat melaksanakan tugasnya masing-masing, baik
tujuan umum maupun tujuan khusus menurut jenis dan tingkat masing-masing.
Agar tujuan yang hendak di capai itu terlaksana, maka perlu adanya kerjasama
antara pemerintahan desa dengan masyarakat desa, saling memiliki tanggung
jawab dalam mengelola desa. Apabila hal tersebut terlaksana dengan baik, akan
terciptalah adanya kerja sama yang harmonis dan lancar antara masing-masing
52
Data Guru Dan Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Teluk Rendah Tahun
2019
pengurus sehingga akan dapat terjamin suksesnya penyelenggaraan program
kegiatan pemerintah desa sesuai dengan yang telah di tetapkan.
Adapun struktur organisasi pemerintahan Desa Teluk Rendah Kecamatan
Tebo Ilir Kabuapten Tebo adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Teluk Rendah53
53
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Teluk Rendah
BPD HASAN SAZALI,
S.Pd. SD
KADES
JASMI
KAUR KEUANGAN
MUAMMAR
SEKDES
M. HASBI ASSIDIKI, S.Pd
KAUR PEMP
NAJIB
KAUR UMUM
BUNYANI
KADUS PB I
SIRWANI
KAUR
PEMBANGUNAN
SARHAKI
KADUS PB I
ANDI TAMIM
Ka RT 05 SAKRANI
Ka RT 06 MUSAI’DI
Ka RT 07 ZUHDI
Ka RT 01
JAUHARI
Ka RT 02
JADAWI
Ka RT 03
A.RANI
Ka RT 04 KAMARUZZAMA
N
KADUS PB II
AHYAR
…………..
KADUS PB II
SUBHAN
Ka RT 08 ZULYADEN
Ka RT 09 MURSIPI
64
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Kinerja Pemerintah Kabupaten Dalam Meningkat Pembangunan Wilayah Pedesaan
Pembangunan desa akan semakin menantang di masa depan dengan kondisi
perekonomian daerah yang semakin terbuka dan kehidupan berpolitik yang lebih
demokratis. Akan tetapi desa sampai saat ini masih belum beranjak dari profil lama, yakni
terbelakang dan miskin. Meskipun banyak pihak mengakui bahwa desa mempunyai
peranan yang besar bagi kota, namun tetap saja desa masih dipandang rendah dalam hal
ekonomi ataupun yang lainnya.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang penyelenggaraan
otonomi daerah dengan titik berat daerah tinggat II, Kondisi Otonomi Daerah selama ini,
terutama pada Daerah tingkat II, Masih karena kemandirian yang di cita-citakan berbalik
menjadi ketergantungan pada Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah tingkat I.54
Hak otonomi Yang diperlukan sebagai landasan politik untuk memberi peluang
bagi masyarakat berpartisipasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksaan
program pembangunan belum dapat terealisasikan mengakibatkan daerah otonom selalu
dalam posisi yang serba rikuh. Keadaan seperti ini tentu saja tidak dapat dipertahankan
terus menerus, apabila kita ingin maju sesuai dengan perkembangan IPTEK yang cepat
dan era Globalisasi.55
Pemerintah desa merupkan pemegang kekuasaan di Desa yang
manatelah diberikan wewenang terhadap pemerintah desa untuk mengatur, mengurus,
menyusun keaadaan pembangunan didesa sendiri. Pemerintah desa merupakan pemegang
54
Peraturan Pemerintah Nomor 45tahun 1992, Tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah 55
Tim suara pembaruan, otonomi daearah peluang dan tantangan, ( jakarta : pustaka sinar harapan, 1995),
hlm. 3
65
kendali pembangunan desa, serta pemerintah desa bertugas dan bertanggung jawab atas
proses pemerintahan di desa, serta pemerintah bertanggung jawab terhadap pembangunan
di desa agar pembangunan desa lebih maju.
Di Desa Teluk Rendah sebenarnya banyak sekali sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencukupi kehidupan sehari-
hari masyarakat. Hanya saja desa sangat memerlukan peran pemerintah khususnya peran
dari kepala desa itu sendiri. Kepala desa sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang
kemajuan desa, karena kepala desa berfungsi dan bertugas serta bertanggung jawab
terhadap pembangunan suatu desa. Kemajuan suatu desa dapat dilihat dari peran serta
kinerja dari pemerintah daerah itu sendiri.56
Sayangnya di Desa teluk rendah pemerintah desa kurang dan tidak mempunyai
program kerja yang bisa menjadi suatu barometer dalam mewujudkan pembangunan di
desa teluk rendah, padahal desa teluk rendah termasuk salah satu desa yang maju akan
penghasilan perkebunannya. Tapi karena kurangnya perhatian dan kinerja pemerintah desa
sehingga pembangunan infrastuktur di desa teluk rendah tidak menunjukkan
perkembangan dalam sektor pembangunan untuk kedepan.
1. Peranan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Infrastruktur Desa
Ndraha, menyatakan bahwa peranan pemerintah dalam pembangunan masyarakat
amat luas, berawal dari hal yang bersifat pelayanan operasional sampai pada hal yang
bersifat ideologi dan spiritual dengan ini peran pemerintah akan mempunyai wewenang
dan kemampuan seseorang tersendiri untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
seorang pemimping, karena tuntutan dari tugas pokok dan fungsinya sendiri bisa
56
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Januari 2019
66
menyelesaikan persoalan-persoalan dilingkungan masyarakat maupun pemerintah. Rasyid
(2000 : 48) menyampaikan bahwa pelaksanaan pemerintahan yang baik selalu berpatokan
pada tugas pokok dan fungsi yang diatur oleh peraturan yang ditentukan dan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya tergantung pihak pemimpinnya sendiri.57
Dalam hal ini
kegiatan yang harus dilaksanakan / dijalankan terdapat tiga fungsi yang hakiki yaitu :
pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development).”
dalam hubungan tersebut menegaskan bahwa, pelayanan yang baik akan membuahkan
keadilan bagi masyarakat bangsa dan negara, sedangkan pemberdayaan adalah mendorong
kemandirian masyarakat dan pembangunan akan menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran dalam masyarakat.
Sebagaimana diketahui penyelenggaraan pemerintahan di desa yang diatur dalam
pasal 14 ayat (1) PP nomor 72 tahun 2005 disebutkan bahwa kepala desa mempunyai
tugas penyelenggaraan urusan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan.58
Sebagai
pemimpin dan orang yang bertanggung jawab terhadap pembangunan, pemerintah desa
harus bisa mewujudkan apa yang di inginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat dalam
bidang pembangunan, khususnya pembangunan infrastruktur yang sampai saat ini belum
nampak hasil yang maksimal di desa ini.
Seperti yang dikatakan oleh bapak Jasmi selaku kepala desa teluk rendah,
kecamatan tebo ilir kabupaten tebo :
“Kalau pembangunan di desa teluk rendah iko sudah lumayan baik dalam jangka
selama 5 (lima) tahun belakangan iko dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnyo terutamo Pembangunan Infrastruktur, akan tetapi memang ado
sebagian pembangunan yang memang belum terlaksana (terealisasikan) di tahun
57
Rasyid Ryaas. Otonomi Daerah Dalam Kesatuan. (Yogyakarta : Penerbit, 2002), Hlm. 13 58
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, Pasal 14
67
iko kami dari pemerintahan desa umumnyo dan khususnyo sayo sebagai kepala
desa akan tetap terus berusaho melakukan yang terbaik untuk kepentingan Umum
dan Kami akan Meningkatkan mutu Kinerja pemerintah di desa teluk rendah iko
agar pembangunan bisa lebih baik lagi untuk kedepannyo”.59
Dari hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa kinerja pemerintah desa belum
bisa dikatakan maksimal dikarenakan masih banyak pembangunan infrastruktur yang
belum terlaksana.
Kemudian ditambahkan oleh bapak M. Hasbi Assidiki, S.Pd selaku sekretaris
desa teluk rendah dikantor kepala desa teluk rendah mengatakan :
"didalam pembangunan infrastruktur di desa teluk rendah ini memang sudah
cukup baik akan tetapi memang masih ada beberapa pembangunan infrasturktur
yang belum terlaksana seperti kerusakan jalan yang lama, pembangunan jalan
setapak beton, dan aliran limbah yang belum terealisasi. Tetapi kami akan tetap
mengusahakan dan mengusulkan pembangunan demi mewujudkan pembangunan
infrastruktur yang lebih baik lagi bagi masyarakat”.60
Kemudian hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Sarhaki selaku
Kaur Pembangunan di Desa Teluk Rendah mengatakan :
“Tentunya Infrastruktur merupakan sarana yang penting bagi kehidupan
masyarakat. selain dari pada pembangunan jalan Desa, pembangunan infrastruktur
seperti gedung Madrasah yang merupakan sekolah pembelajaran agama di sore
hari, alhamdulillah sudah lebih layak lagi untuk digunakan dibandingkan gedung
sebelumnya.”61
Dari hasil wawancara ini menunjukkan bahwa pemerintah di desa teluk rendah ini
belum dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam hal pembangunan infrastruktur di
desa dan pemerintah desa akan terus berusaha untuk meningkatkan pembangunan
59
Wawancara Dengan Bapak Jasmi Kepala Desa Teluk Rendah, Tanggal 8 Juli 2019 60
Wawancara Dengan Bapak M. Hasbi Assidiki, S.Pd Sekretaris Desa Teluk Rendah, Tanggal 8 Juli 2019 61
Wawancara Dengan Bapak Sarhaki Kaur Pembangunan Di Desa Teluk Rendah, Tanggal 10 Juli 2019
68
infrastruktur di desa teluk rendah kecamatan tebo ilir kabupaten tebo. Kepala desa disini
sebagai pemimpin pemerintahan di desa/dusun belum menunjukkan perannya dalam
pembangunan infrastruktur desa dengan baik, serta disini Kepala Desa sebagai kepala
pemerintahan desa yang mana bertugas dan bertugas dan bertanggung jawab memimpin
masyarakat di desa. Kedudukannya sangatlah penting bagi kelancaran untuk
pembangunan sehingga pemerintah seharusnya memiliki perangkat dan pemimpin desa
memiliki kapabilitas yang baik serta berkompeten dan ahli pada bidangnya. Sehingga
program serta tugasnya sebagai pemerintahan desa dapat terlaksana dengan sebaik-
baiknya. Kemudian pemimpin seharusnya juga memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap
masyarakatnya agar dapat mendukung pembangunan didesa teluk rendah, khususnya
pembangunan infrastruktur.
Adapun dalam hal ini yang menjadi arah dan kebijakan Pembangunan Desa Teluk
Rendah yaitu pembangunan bidang sarana dan Prasarana Pembangunan bidang
Pendidikan, Pembangunan bidang kesehatan, Pembangunan bidang sosial dan budaya.62
Beberapa hal yang menjadi arah kebijakan pembangunan desa Teluk Rendah
antara lain :
a. Pembangunan bidang sarana dan prasarana
Kebijakan pembangunan bidang sarana dan prasarana ini diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan prasarana yang mendukung peningkatan
produktifitas ekonomi masyarakat contohnya pembangunan yang telah telah terealisasi di
Desa Teluk Rendah seperti Pembangunan jalan setapak dan pembangunan Parit/Got
(Aliran air kotor).
62
Dokumentasi RPJM Desa Teluk Rendah Tahun 2017-Sekarang
69
b. Pembangunan Bidang Pendidikan
Kebijakan pembangunan di Bidang pendidikan yaitu memberikan kesempatan dan hak
untuk semua anak yang berusia wajib belajar 12 Tahun yaitu pada usia 7-18 Tahun.
Memberikan penyuluhan pada orang tua untuk turut memantau anak dan menyemangati
anak untuk merasakan pendidikan yang baik. Contoh pembangunan yang telah terealisasi
di Desa Teluk Rendah adalah pembangunan TK,SD,MI,SMP,dan MA Serta madrasa sore
khusus pengajian Agama.
c. Pembangunan kesahatan
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, papan, pangan, sarana air bersih, sanitasi, mampu menggunakan layanan
kesehatan, mampu mendapatkan layanan kesehatan sehingga derajat kesehatan
masyarakat meningkat. Contohnya pembangunan puskesmas.
d. Pembangunan bidang ekonomi
Pembangunan ekonomi diarahkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, selain itu menghidupkan dan meningkatkan
kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat. Contohnya pembanguanan yang telah terealisasi
pembangunan irigasi sawah.
e. Pembangunan bidang sosial dan budaya
Pembangunan bidang sosial dan budaya diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan
sosial dan partisipasi pemuda dalam pembangunan serta mengembangkan kebudayaan
yang berdasarkan pada nilai-nilai luhur serta kearipan lokal.63
63
Dokumentasi RPJM Desa Teluk Rendah Tahun 2017-Sekarang
70
Untuk pelaksanaan pembangunan infarastruktur di Dea Teluk Rendah, kepala
desa mengacu pada arah kebijakan pembangunan di desa Teluk Rendah dengan
memperhatikan potensi dan masalah yang ada di lingkungan Desa Teluk Rendah.
Sebagaimana yang disampaikan oleh bapak Jasmi selaku kepala desa teluk
rendah:
“ Arah kebijakan pembangunan di desa Teluk Rendah diantaranya di bidang
sarana dan Prasarana, Bidang ekonomi, dan bidang sosial dan Budaya. Sebelum
menentukan arah kebijakan pembangunan, terlebih dahulu saya selaku kepala
desa menampung setiap aspirasi dari masyarakat desa teluk rendah kemudian
melihat atau mengkaji kembali potensi dan masalah yang ada didesa setelah itu
barulah membuat kebijakan dan program kerja.”64
Hal ini juga disampaikan oleh bapak Hasan Sazali, S.Pd selaku Ketua BPD desa
Teluk Rendah :
“Memang Ada beberapa bidang yang menjadi arah kebijakan Pembangunan di
desa Teluk Rendah ini diantaranya yaitu Bidang Sarana Dan Prasarana, Bidang
pendidikan, bidang Kesehatan, Bidang ekonomi, Dan bidang sosial dan Budaya.
Dengan terlaksananya pembangunan Tersebut Tentunya akan mensejahterakan
masyarakat.”65
Begitu pula yang disampaikan oleh bapak Jauhari selaku Ketua Rt 01 di Desa
Teluk Rendah, Beliau mengatakan :
“Sebelum pelaksanaan Pembangunan, Pemerintah desa khusunya kepala Desa
telah berkorodinasi dengan perangkat desa lainya hingga sampai dengan utusan
terbawah beliau, di tingkat RT yang ada di desa Teluk Rendah. Mencari potensi
dan masalah yang ada dilingkungan desa Teluk Rendah dibidang sarana dan
prasarana maupun dibidang lainnya untuk ditemukan solusinya secara bersama-
sama demi mendapatkan hasil yang baik.”66
64
Wawancara Dengan Bapak Jasmi Kepala Desa Teluk Rendah, Tanggal 8 Juli 2019 65
Wawanca Dengan Hasan Sazali, S.Pd Ketua BPD Desa Teluk Rendah, Tanggal 10 Juli 2019 66
Wawancara Dengan Bapak Jauhari Ketua Rt 01 Di Desa Teluk Rendah, Tanggal 10 Juli 2019
71
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa telah mengkoordinasikan setiap
rencana pembangunan di desa, baik itu pembangunan jangka menengah desa dan rencana
kegiatan pembangunan desa dengan aparatur desa lainnya seperti sekretaris desa, kaur
desa, staff desa, kepala dusun, ketua RT, dan masyarakat meskipun belum partisipasif.
Pembangunan infrastruktur desa masih belum berjalan sesuai rencana pembangunan desa
dikarenakan masyarakat belum sepenuhnya mendukung dan turut aktif dalam proses
pelaksanaan pembangunan di desa teluk rendah ini. Oleh karena itu, sebelum melakukan
pembangunan dan menentukan arah kebijakan pembangunan, kepala desa terlebih dulu
melihat potensi dan masalah yang ada di Desa Teluk Rendah sebelum mentukan arah
kebijakan pembangunan tersebut demi terjadinya pembangunan yang lebih baik.
B. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Di Desa Teluk Rendah
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu bagian proses dari pembangunan
desa. Dalam hal ini, keterlibatan pemerintah desa sangat penting untuk mendorong dan
membangkitkan kesadaran untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat diperlukan, sehingga masyarakat pun
menjadi peduli terhadap pembangunan yang ada. Masyarakat akan berperan aktif dalam
kegiatan pembangunan tersebut karena mereka merasa bertanggungjawab atas
pembangunan yang akan dilaksanakan.67
Dalam melaksanakan tujuan pembangunan, maka segala potensi yang ada harus
dikembangkan, seperti potensi manusia berupa penduduk yang harus ditingkatkan
pengetahuan dan keterampilannya sehingga, mampu menggali, mengembangkan dan
memanfaatkan potensi alam secara maksimal, dan tercapainya pelaksanaan program
67
Dokumentasi Di Desa Teluk Rendah, Juli 2019
72
pembangunan. Akan tetapi dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur desa tidak
terlepas dari bebagai kendala dan tantangan, antara lain kendala yang dihadapi
pemerintah desa teluk Rendah dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur desa
yaitu :
1. Kurangnya partisifasi masyarakat dalam mewujudkan pembangunan
Dengan adanya beberapa kendala, maka sudah jelas sangat mempengaruhi kinerja
pemerintah desa dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur. Maka selaku
pemerintah desa telah sepatutnya pemerintah harus tau akan kondisi yang selama ini
Dapat menghambat pembangunan desa. Sebab dengan mengetahui itu semua, maka
pemerintahan desa bisa cepat mengambil solusi dan keputusan untuk mengatasi masalah
yang ada di desa Teluk Rendah.
Sesuai dengan hasil wawancara saya dengan bapak jasmi selaku kepala desa teluk
rendah kecamatan tebo ilir kabupaten tebo :
“Kondisi yang menjadi kendala dalampelaksanaan pembangunan di Desa ini salah
satunya dikarenakan kurangnya partisifasi masyarakat, dikarenakan hampir 95%
mata pencarian masyarakat Desa adalah petani, sehingga masyarakat disibukkan
oleh pekerjaannya sehari-hari dengan berkebun sawit, dan karet serta banyak juga
yang pergi ke sawah yang menyebabkan sulitnya masyarakat untuk berpartisifasi
langsung dengan pemerintah di desa teluk rendah.”68
Hal ini ditambahkan oleh bapak M. Ridwan Selaku tokoh masyarakat di Desa
Teluk Rendah :
“Saya melihat selama berjalannya kepemimpinan desa yang sekarang belum
melihatkan sebagai seorang pemimpin desa yang ulet dan bertanggung jawab,
yang mana selama ini kurang terlihat kerja sama antara pemerinthan desa dan
68
Wawancara Dengan Bapak Jasmi Kepala Desa Teluk Rendah, Tanggal 8 Juli 2019
73
masyarakat, dan tidak dapat memberikan panutan kepada masyarakatnya, beliau
jarang sekali terlihat merangkul masyrakat untuk bekerja sama membangun desa
khususnya pembangunan infrastruktur”.69
Agar tercapainya pelaksanaan program pembangunan tersebut, hal yang paling
dibutuhkan adalah kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat agar
pelaksanaan program pembangunan berjalan dengan baik. Selain partisipasi aktif dari
masyarakat ternyata peran pemerintah juga diperlukan untuk mengarahkan, membimbing,
mengawasi, dan memberikan anggaran sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap
pembangunan pedesaan.
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dapat mendorong
keterlibatan masyarakat secara optimal dalam semua tahapan kegiatan, mulai dari
pengorganisasian masyarakat, penyusunan rencana program, penentuan jenis kegiatan
pembangunan infrastruktur perdesaan serta rencana pengelolaannya. Disamping itu
dengan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya maka
diharapkan terjadi percepatan proses kemandirian masyarakat dan terwujudnya sinergi
berbagai pelaku pembangunan dalam rangka penanggulangan kemiskinan di perdesaan.
Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari yang berupa
keikutsertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun yang sifatnya
tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun pendapat dalam
pembuatan kebijakan pemerintah. Namun demikian ragam dan kadar partisipasi
seringkali ditentukan secara massa yakni dari banyaknya individu yang dilibatkan.
Padahal partisipasi masyarakat pada hakikatnya akan berkaitan dengan akses masyarakat
69
Wawancara Dengan Bapak M. Ridwan Tokoh Masyarakat Desa Teluk Rendah, Tanggal 9 Juli 2019
74
untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini partisipasi masyarakat masih belum
menjadi kegiatan tetap dan terlembaga khsususnya dalam pembuatan keputusan. Sejauh
ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada keikutsertaan dalam pelaksanaan program-
program atau kegiatan pemerintah, padahal partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan
pada saat pelaksanaan tapi juga mulai tahapan perencanaan, pengambilan keputusan
bahkan pendanaan.70
Dalam melaksanakan perencanaan pembangunan, pelaksanaannya harus
melibatkan semua masyarakat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring
dalam pembangunan di tingkat daerah. Demi kelancaran pelaksanaan pembangunan,
masyarakat harus ikut serta dalam pembangunan tersebut. Pemerintah perlu membina
masyarakat dalam merencanakan apa yang dibutuhkan, melaksanakan program yang
telah direncanakan, dan menjaga/melestarikan program yang telah dilaksanakan. Pelaku
utama dalam pembangunan adalah masyarakat itu sendiri, sehingga pemerintah hanya
berperan sebagai fasilitator. Semua kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi, masyarakat lah yang berperan dan mempunyai hak dalam memberikan ide, dan
pengambilan keputusan.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di tingkat Desa pada dasarnya ditentukan
oleh sejauh mana komitmen dan konsistensi pemerintahan dan masyarakat Desa saling
bekerjasama membangun Desa. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara
partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring evaluasi akan
lebih menjamin keberlangsungan pembangunan di Desa.
70
Observasi Dan Wawancara Di Desa Teluk Rendah Pada Bulan Juli 2019
75
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang penulis uraikan pada bab-bab terdahulu,
maka bab yang kelima ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan
saran-saran berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Desa Teluk Rendah
Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo. penulisan yang telah penulis lakukan dapat di
ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja pemerintah dalam Pelaksanaan pembangunan infrastruktur di desa teluk
rendah kecamatan tebo ilir kabupaten tebo yaitu :
a. Pembangunan bidang sarana dan prasarana, contohnya seperti Pembangunan
jalan setapak dan pembangunan Parit/Got (Aliran air kotor).
b. Pembangunan Bidang Pendidikan, contohnya pembangunan TK, SD, MI,
SMP, dan MA Serta madrasah sore khusus pengajian Agama.
c. Pembangunan kesahatan, Contohnya pembangunan puskesmas dan posyandu.
d. Pembangunan bidang ekonomi, Contohnya pembanguanan irigasi sawah.
e. Pembangunan bidang sosial dan budaya, contohnya pembangunan lapangan
untuk kegiatan sosial masyarakat teluk rendah.
2. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Di Desa Teluk Rendah kecamatan
Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
Kurangnya partisifasi Masyraakat dikarenakan Banyaknya kesibukan
masing-masing membuat masyarakat tidak ikut serta dalam pembangunan di
76
karenakan kebanyakan masyarakat pergi bekerja untuk kebutuhan hidup sehari-
hari, Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari yang berupa
keikutsertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun yang
sifatnya tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun
pendapat dalam pembuatan kebijakan pemerintah. Namun demikian ragam dan
kadar partisipasi seringkali ditentukan secara massa yakni dari banyaknya individu
yang dilibatkan. Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada
keikutsertaan dalam pelaksanaan program-program atau kegiatan pemerintah,
padahal partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan tapi
juga mulai tahapan perencanaan, pengambilan keputusan bahkan pendanaan.
B. SARAN
Setelah penulis menguraikan masalah ini, maka penulis menunjukkan beberapa
saran-saaran sebagai berikut :
1. Pembangunan infrastruktur yang belum terlaksana hendaknya agar cepat
dilaksanakan agar masyarakat bisa mengunakan dan menikmati hasil
pembangunan tersebut dengan sebaik-baiknya.
2. Pemerintahan desa tentunya harus lebih tingkatkan lagi kinerja dalam
mewujudkan pembangunan desa yang lebih baik, baik dari segi pembangunan
ekonomi, sosial, maupun infrastruktur di Desa guna untuk kemajuan bangsa
indonesia ini.
C. Kata Penutup
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt.
karena atas berkat rahmat taufik, inayah dan keridhaan-Nya lah akhirnya penulis
77
dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan serta
masih memerlukan perbaikan, namun berkat keridhaan Allah semuanya dapat
terselesaikan.
Selanjutnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri
maupun pihak-pihak yang terkait bagi pembaca serta bagi para aparat yang
menjalankan pemerintah. Serta aparat desa maupun masyarakat di samping itu,
penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan
saran demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis hanya dapat
berharap dan mendo‟akan semoga Allah swt. memberkahi serta senantiasa selalu
dalam lindunga-Nya. Aamiin yaa rabbal „Aalamin
78
Dokumentasi
79
80
81
82
83
84
CURICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Muzammil
NIM : SIP152031
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Teluk Rendah ilir, 10 september 1997
Agama : Islam
Alamat Asal : Dusun pulau batu RT. 01 Kel. Sei. Bengkal.
Kecamatan Tebo Ilir. Kabupaten Tebo.
Alamat Sekarang : Perumnas Aur Duri Blok. E RT. 18 Kel. Penyengat
Rendah. Kecamatan Telanai Pura.
No Hp : 082376955233
Email : [email protected]
Nama Ayah : Hairul Anwar
Nama Ibu : Arifah
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 50/VIII Desa Teluk Rendah Ilir
2. Mts Tsanawiyah Nurussaadah Teluk Rendah Ilir
3. SMA Negeri 4 Muara Bungo
Jambi, Oktober 2019
Penulis
Muzammil
SIP152031