EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI
MEDIA PROMOSI BATIK SOLO “INASINUL”
HAFID KURNIAWAN
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Efektivitas
Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Batik Solo “Inasinul” adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka di bagaian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Hafid Kurniawan
NIM: I34110081
ABSTRAK
HAFID KURNIAWAN. Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media
Promosi Batik Solo “Inasinul”. Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA.
Promosi melalui media sosial instagram merupakan cara yang digunakan oleh
Batik “Inasinul” untuk menginformasikan produk sehingga dapat membuat
followers mereka terpengaruh untuk melakukan pembelian. Tujuan dari penelitian
ini adalah menganalisis efektivitas promosi produk kain batik “Inasinul” melalui
instagram. Tujuan lainnya adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
efektivitas promosi batik “Inasinul”. Penelitian ini menggunakan metode survei
dengan didukung oleh data kuantitatif berupa kuesioner online dan kualitatif
berupa wawancara dengan pemilik usaha sebagai informan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa media sosial instagram efektif dalam menstimulasi
perhatian, meningkatkan pengetahuan responden akan produk yang dipasarkan,
dan mengubah sikap responden dari tahap memperhatikan (attention) ke tahap
ketertarikan (interest). Selain itu, faktor yang berhubungan dengan efektivitas
promosi melalui tahapan perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan
(desire), dan tindakan (action) yaitu aktifitas promosi yang dilakukan melalui
instagram dan faktor psikologis followers instagram @inasinul.
Kata kunci: efektivitas , promosi, media sosial, instagram
ABSTRACT
HAFID KURNIAWAN. Effectiveness of Social Media Instagram as a Promotion
Media Batik Solo "Inasinul". Supervised by ANNA FATCHIYA.
Instagram as a social media is used by Batik “Inasinul” to promote their product.
The purpose of this study was to analyze the effectiveness of promotional products
Batik "Inasinul" via instagram. Another aim is to analyze the factors related
promotional effectiveness batik "Inasinul". This study uses a survey supported by
quantitative data and qualitative form of an online questionnaire in the form of
interviews with business owners as an informant. The results showed that social
media instagram effective in stimulating attention, increase knowledge of the
respondent will be marketed products, and changing attitudes of respondents from
the stage of attention to the stage of interest . In addition, factors associated with
the effectiveness of the promotion through the stages of attention, interest, desire,
and action that promotional activities conducted via instagram and psychological
factors consumers Batik "Inasinul".
Keywords: effectiveness, promotion, social media, instagram
EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI
MEDIA PROMOSI BATIK SOLO “INASINUL”
HAFID KURNIAWAN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Skripsi : Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media
Promosi Batik Solo “Inasinul”
Nama Mahasiswa : Hafid Kurniawan
NIM : I34110081
Disetujui oleh
Dr Ir Anna Fatchiya, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:__________________
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Efektivitas Instagram sebagai Media Promosi Batik
“Inasinul”.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Anna Fatchiya, MSi
sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama
proses penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan
hormat dan rasa terimakasih kepada Ibu Teny Sutraningsih, Bapak Iwan
Haryawan dan Bapak Rasmin selaku ibu dan ayah tercinta yang selalu mendoakan
dan senantiasa melimpahkan kasih sayang serta dukungannya kepada penulis.
Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Fany Febriyani, Irlan
Yanuar dan Aulia Hakimsyah selaku kakak dan adik saya yang selalu
menyemangati dan mendoakan penulis. Selain itu, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada sahabat sekaligus teman seperjuangan Ami Kusuma
Handayani, Pingkan Citra Amalia, Novia Annisa Putri, Gina Nefstia Shabrina,
Wenny Dwiharyenti, Rizki Nur Fadila, Mutiara Irfarinda, Siti Nadhira, Cynda
Adissa Lianita, Futri Amelia, Lingga Detia Ananda, Yunizar Sri Wulandari, Elsa
Yuliana, dan Renita Intan Cahyani yang telah memberi semangat dan dorongan
kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. Serta tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama SKPM
48 atas kebersamaannya dan senior-senior seluruh angkatan SKPM seluruh
angkatan atas kesediaannya berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran
kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2015
Hafid Kurniawan
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Kegunaan Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA 5
Batik 5
Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi 6
Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi 10
Perilaku Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 11
Kerangka Pemikiran 14
Hipotesis 15
Definisi Operasional
15
PENDEKATAN LAPANGAN 19
Metode penelitian 19
Lokasi dan Waktu 19
Teknik Pemilihan Responden dan Informan 19
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 20
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
21
GAMBARAN UMUM 23
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 23
Media Promosi Batik “Inasinul”
24
KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN MEDIA DAN
FAKTOR PSIKOLOGIS
27
Karakteristik Followers 27
Umur 28
Jenis Kelamin 28
Jenis Pekerjaan 29
Tingkat Pendidikan 29
Tingkat Pendapatan 30
Keterdedahan Media 30
Frekuensi Informasi Terkini 32
Frekuensi Feedback Pesan 33
Daya Tarik Pesan 35
Gaya Pesan 36
Kejelasan Pesan 38
Faktor Psikologis 40
Motivasi 41
Persepsi 41
Pembelajaran 42
Keyakinan dan Sikap
43
EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK BATIK “INASINUL” 45
Efektivitas Promosi Melalui Instagram 45
Attention 46
Interest 46
Desire 47
Action
48
HUBUNGAN KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN
MEDIA, DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN EFEKTIVITAS
PROMOSI
51
Hubungan Karakteristik Followers dengan Efektivitas Promosi 51
Hubungan Keterdedahan Media dengan Efektivitas Promosi 52
Hubungan Frekuensi Informasi Terkini dengan Efektivitas Promosi 53
Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas Promosi 54
Hubungan Daya Tarik Pesan dengan Aktivitas Promosi 55
Hubungan Gaya Pesan dengan Efektivitas Promosi 56
Hubungan Kejelasan Pesan dengan Efektivitas Promosi 57
Hubungan Faktor Psikologis dengan Efektivitas Promosi 58
Hubungan Motivasi dengan Efektivitas Promosi 58
Hubungan Persepsi dengan Efektivitas Promosi 59
Hubungan Pembelajaran dengan Efektivitas Promosi 60
Hubungan Keyakinan dan Sikap dengan Efektivitas Promosi
61
PENUTUP 63
Simpulan 63
Saran
63
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN
69
RIWAYAT HIDUP 81
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbandingan Promosi melalui Cara Konvensional dan Media Sosial 7
2. Karakteristik Jenis Media Sosial dalam Promosi Produk 8
3. Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik 27
4. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan
keterdedahan media
31
5. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
frekuensi informasi terkini melalui akun instagram @inasinul
32
6. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
frekuensi feedback pesan melalui akun Instagram @inasinul
33
7. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
daya tarik pesan melalui akun Instagram @inasinul
35
8. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
gaya pesan melalui akun instagram @inasinul
37
9. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
kejelasan pesan melalui akun instagram @inasinul
38
10. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan faktor
psikologis
40
11. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
motivasi responden
41
12. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
persepsi responden
42
13. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
pembelajaran responden
43
14. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
keyakinan dan sikap responden
44
15. Jumlah dan persentase responden dan penilaian responden dalam
mencapai tahap AIDA
45
16. Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-
indikator pada tahap attention
46
17. Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-
indikator pada tahap interest
47
18. Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-
indikator pada tahap desire
48
19. Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-
indikator pada tahap action
49
20. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara karakteristik
responden dengan efektivitas promosi (AIDA)
51
21. Nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikasi antara jenis kelamin
dan jenis pekerjaan dengan efektivitas promosi (AIDA)
52
22. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi informasi
terkini dengan efektivitas promosi (AIDA)
53
23. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi feedback
pesan dengan efektivitas promosi (AIDA)
54
24. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara daya tarik pesan
dengan efektivitas promosi (AIDA)
55
25. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara gaya pesan dengan
efektivitas promosi (AIDA)
56
26. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara kejelasan pesan
dengan efektivitas promosi (AIDA)
57
27. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara motivasi dengan
efektivitas promosi (AIDA)
58
28. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara persepsi dengan
efektivitas promosi (AIDA)
59
29. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara pembelajaran
dengan efektivitas promosi (AIDA)
60
30. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara keyakinan dan sikap
dengan efektivitas promosi (AIDA)
61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pemikiran 14
2. Logo Produk Batik “Inasinul 23
3. Tampilan instagram Batik “Inasinul” 24
4. Contoh motif batik “Inasinul” 25
5. Foto intagram @inasinul di timeline 33
6. Bentuk feedback dari instagram @inasinul 34
7. Salah satu caption instagram @inasinul 37
8. Bio Instagram @inasinul 39
9. Testimoni dari Konsumen Batik “Inasinul” 44
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Lokasi Gerai Batik ‘Inasinul” 70
2. Hasil Penelitian Jenis dan Penggunaan Media Sosial 71
3. Jadwal Kegiatan Penelitian 73
4. Daftar Responden 74
5. Panduan Pertanyaan Wawancara Informan 76
6. Tampilan Kuesioner online 77
7. Hasil Uji Statistik Rank Spearman 78
8. Hasil Uji Statistik Chi-Square 79
9. Dokumentasi Penelitian 80
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan warisan budaya yang
beragam salah satunya adalah kain khas Indonesia seperti batik, songket, dan tenun.
Semenjak batik diresmikan oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, trend kain
batik semakin meningkat setelah lama tenggelam. Masyarakat mulai berlomba-lomba
menggunakan pakaian dengan sentuhan batik dalam aktivitas sehari-hari mereka. Hal
ini membuat usaha batik menjadi sektor yang menguntungkan bagi para pemilik
usaha terutama para pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM karena
jika lebih dikembangkan lagi bisa memiliki nilai lebih karena membawa warisan
budaya Indonesia.
Tingginya animo masyarakat akan produk kain batik ini membuat banyak
pelaku usaha berlomba-lomba dalam membuat inovasi trend berbusana batik yang
tradisional namun tetap terlihat modern sehingga penggemarnya pun berasal dari
berbagai kalangan dan usia. Promosi sebuah produk batik yang dilakukan pemilik
usaha tentu memerlukan sebuah promosi melalui komunikasi pemasaran agar
konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran dilakukan
melalui bauran pemasaran yang menurut Kotler (2003) terdiri atas product, price,
promotion, dan place atau sering dikenal dengan 4P’s. Penjualan yang biasa
dilakukan dalam memasarkan produk adalah pemasaran konvensional yang
menggunakan cara umum seperti membuat toko sehingga penjualan dilakukan secara
tatap muka. Namun pemasaran konvensional dirasa sudah tidak menarik karena
jangkauannya yang terbatas dan masih mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Dewasa ini, kegiatan penjualan barang dan jasa (direct selling) tidak hanya
dilakukan melalui kegiatan kovensional namun juga dapat dilakukan melalui internet
atau yang biasa disebut dengan E-Commerce. Menurut Morisan (2010) tujuan
komunikasi yang dapat dicapai perusahaan melalui penggunaan internet antara lain
terkait dengan penyebaran informasi, menciptakan kesadaran, tujuan riset,
menciptakan persepsi, percobaan produk, meningkatkan pelayanan, dan
meningkatkan distribusi. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang
menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik salah
satunya dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan perdagangan dan
perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penjualan produk kain batik melalui bisnis online ini membuka jalan bagi
kain batik untuk dikembangkan sampai ke seluruh Indonesia bahkan ke mancanegara.
Penjualan produk dari kain batik melalui internet dapat dilakukan dalam beberapa
cara yaitu transaksi langsung di website, facebook, twitter, dan instagram dengan
sistem pembayaran dan pelayanan yang beragam. Menjamurnya bisnis jual beli
produk kain batiki melalui instagram dikarenakan banyaknya kemudahan yang
ditawarkan bisnis melaui media sosial ini seperti jangkauan konsumen yang sampai
ke mancanegara, lebih efisien, dan lebih mudah dalam penyampaian informasinya.
2
Instagram juga banyak diminati oleh masyarakat karena dapat di akses di smartphone
yang dimiliki oleh masayakat dengan fitur-fitur pendukung di dalamnya seperti
mengunggah foto atau video yang kiranya mendukung para pelaku usaha untuk
menjadikan Instagram sebagai media promosi online mereka. Dengan demikian
kedua belah pihak merasa diuntungkan karena konsumen dapat memilih dan
mendapatkan produk dengan mudah dan konsumen dapat menjual barang atau jasa
dengan praktis dan terjangkau luas.
Sampai dengan saat ini, pengguna internet di Indonesia mencapai pengguna
internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dari data yag ditemukan di
kominfo.co.id. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di
dunia yang pada tahun 2013 masih sekitar 63 juta orang. Hal tersebut juga didukung
oleh data yang didapatkan dari harianaceh.co.id terkait media sosial instagram dalam
satu hari para pengguna instagram memasang dan membagikan 70 juta foto dan
video dengan total pengguna sekitar 300 juta akun di dunia. Dari data tersebut dapat
ditarik pernyataan bahwa pengguna internet di Indonesia semakin hari semakin
bertambah jumlahnya terutama media sosial instagram sekarang ini. Hal tersebut
kembali lagi menjadi peluang besar bagi pelaku usaha produk dari kain batik untuk
bisa memasarkan produknya lebih luas. Dewasa ini beberapa pelaku usaha telah
menggunakan media sosial instagram dalam mempromosikan ataupun memasarkan
produknya kepada konsumen karena dinilai mudah dan tanpa mengeluarkan biaya
pemasaran produknya.
Batik “Inasinul” merupakan salah satu usaha yang menjual produk kain batik
dan memanfaatkan media sosial instagram sebagai media untuk melakukan promosi.
Aktivitas promosi yang dilakukan melalui media sosial instagram berisi pesan berupa
foto terkait informasi-informasi produk, iklan, proses pemesanan produk, hingga
menampung aspirasi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh konsumen
melalui fitur comment yang disediakan. Kelebihan lain dari instagram adalah
konsumen dapat melihat dengan jelas produk batik yang ditawarkan lalu dapat
berkomunikasi melalui comment dan mendapatkan informasi lainnya melalui bio di
profil instagram. Sejak awal pendiriannya, batik “Inasinul” gencar memberikan
informasi produk, informasi tentang promo, serta testimoni-testimoni yang diberikan
oleh para konsumennya. Aktivitas promosi melalui media sosial merupakan salah
satu bentuk bauran komunikasi pemasaran berhubungan langsung dengan tingkat
keterdedahan konsumen hingga konsumen mengambil keputusan untuk membeli
produk Batik “Inasinul”. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk
melihat bagaimana efektivitas promosi produk modifikasi kain batik “Inasinul”
melalui instagram serta faktor-faktor yang berhubugan dengan promosi batik
“Inasinul”.
.
3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram?
2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk batik
“Inasinul”?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Menganalisis efektivitas promosi batik “Inasinul” melalui instagram.
2. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk
batik “Inasinul” melalui instagram.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peran media
sosial instagram dalam aktivitas promosi, keefektivitasan instagram sebagai media
promosi, dan efektivitas promosi melalui instagram dalam memengaruhi konsumen
produk Batik “Inasinul”. Secara lebih khusus, penelitian ini akan bermanfaat bagi
beberapa pihak, yakni:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan komunikasi bisnis.
Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan
dari penelitian ini.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat
untuk mengenal produk kain tradisional khususnya batik, sehingga masyarakat
tertarik untuk membeli. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
dijadikan sebuah penilaian masyarakat mengenai pengaruh promosi melalui media
sosial instagram dalam pemasaran produk Batik “Inasinul”.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan oleh
pelaku usaha batik “Inasinul” dalam rangka mengetahui efektivitas strategi
promosi perusahaan tersebut.
4
5
TINJAUAN PUSTAKA
Batik
Batik merupakan salah satu warisan budaya berbentuk fisik berupa kain
bercorak yang memiliki filosofi berbeda di setiap helai kainnya. Menurut
Widyaningrum (2012) pada awalnya kain batik hanya digunakan oleh keluarga
kerajaan di masanya. Batik di Indonesia telah ada seja zaman Sriwijaya, Tiongkok
pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7 sampai abad 9). Batik awalnya hanya di
produksi di beberapa kota saja seperti Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga,
Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulungagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal,
Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo,
Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri. Namun seiring perkembangannya batik
dapat diumpai hampir di seluruh kota/kabupaten di Indonesia yang memberikan batik
dengan corak-corak khas dari daerahnya. Beberapa daerah yang sudah memiiki batik
khas kota/kabupaten diantarana adalah Bogor dengan ikon batik talas dan Kabupaten
Karawang dengan batik panen raya. Dewasa ini batik yang dikembangkan oleh
daerah-daerah di Indonesia dibuat sesuai dengan kearifan lokal atau ikon khas dari
daerah masing-masing sebagai simbol bahwa batik tersebut menggambarkan keadaan
khas dari suatu daerah.
Sebuah batik tentu identik dengan corak yang tergambar pada sebuah kain.
Pembuatan sebuah batik dapat dilakukan dengan teknik-teknik yang unik mulai dari
yang mudah hingga yang tersulit. Menurut cara pembuatannya batik dibagi menjadi
empat teknik (Widyaningrum 2012) yaitu:
1. Batik tulis
Batik tulis adalah batik yang dibuat dengan menuliskan atau menggambar
langsung corak batik di atas kain. Mula-mula kain digambar menggunakan alat
tulis seperti pensil lalu mulai digambar menggunakan canting yang sudah diisi lilin
panas. Pembuatan batik tulis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan
tergantung dengan tingkat kesulitannya.
2. Batik cap
Batik cap adalah batik yang dibuat dengan menggunakan canting cap atau canting
yang sudah memiliki pola sehingga pembuatannya tidak rumit seperti batik tulis
yang membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya.
3. Batik lukis
Batik lukis adalah batik yang proses pembuatannya langsung melukiskan pola atau
corak batik pada kain yang telah dipersiapkan.
4. Batik printing
Batik printing merupakan batik yang dicetak langsung yang polanya menggunakan
teknologi komputer. Pembuatan batik ini terhitung cepat dan menguntungkan bagi
produsen karena dapat mencetak batik dengan cepat dan jumlah yang besar.
Namun terkadang teknik ini menghilangkan nilai asli dari batik.
6
Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi
Setiap kegiatan pemasaran, baik itu barang atau jasa pasti dalam prosesnya
menggunakan komunikasi pemasaran. Menurut Kusumastuti (2009) komunikasi
pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang fungsinya adalah menjadi faktor
pendorong atau pembantu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Salah satu implementasi dari komunikasi pemasaran adalah bauran promosi
(promotional mix) yang memiliki lima jenis teknik antara lain periklanan
(advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity) dan
pemasaran langsung (direct selling). Batik Indonesia adalah salah satu produk yang
memiliki nilai jual tinggi karena mengandung unsur-unsur keanekaragaman budaya
Indonesia. Namun dalam segi pemasarannya masih menemui kesulitan seperti
terbatas pada wilayah asal dari masing-masing daerah produsen batik yang membuat
konsumen belum megetahui keberadaan produk tersebut. Dalam menanggulangi hal
tersebut perusahaan melakukan promosi terhahap produk barang atau jasa yang
mereka tawarkan.
Promosi merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan
perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awarness),
ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang
dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi yang
dilakukan dalam meningkatkan penjualan batik sekarang ini mulai mengalami
pergeseran yang semula menggunakan cara promosi secara konvensional kini mulai
memanfaatkan fungsi jaringan internet dalam melakukan promosi. Beberapa alasan
berpindahnya strategi promosi menjadi menggunakan jaringan internet antara lain
internet memiliki jangkauan yang luas sehingga dapat menyebarkan informasi terkait
barang yang ditawakan secara cepat, mudah digunakan dan diakses oleh siapa saja
kapan saja selama terhubung dengan jaringan internet, dan tidak mengeluarkan biaya
yang besar sehingga membawa keuntungan kepada pemilik usaha dalam melakukan
promosi.
Media sosial merupakan media yang digunakan para pelaku usaha untuk
melakukan promosi melalui internet dan dari beberapa penelitian sebelumnya media
yang sering digunakan antara lain website, facebook, twitter, instagram, dan
blackberry messenger. Pelaku usaha produk batik melakukan promosi melalui media
sosial seperti memberikan informasi, promo produk dan melakukan perbincangan
dengan konsumen secara intensif dengan tujuan memberikan layanan prima pada
konsumen sampai akhirnya terjadinya transaksi bahkan transaksi berulang.
Sebuah promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari cara
konvensional atau cara langsung dan melalui internet. Sebelum adanya internet,
sebuah promosi dilakukan langsung melalui pembicaraan kepada orang-orang (Word
of Mouth), melalui media cetak, televisi, radio dan lainnya. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi sekarang ini promosi melalui teknik konvensional mulai
ditinggalkan oleh para pelaku usaha karena mulai terlihat kekurangan-kekurangan
promosi melalui jalur konvensional. Sekarang ini banyak pelaku usaha produk batik
yang mulai berpindah melakukan promosi melalui media sosial karena dirasa
7
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan melakukan promosi melalui cara
konvensional. Berikut Tabel 1 yang memaparkan perbedaan promosi melalui cara
konvensional dengan cara promosi melalui media sosial
Tabel 1 Perbandingan Promosi melalui Cara Konvensional dan Media Sosial No. Jenis Promosi Karaktersitik Promosi
1. Konvensional
- Promosi dan pemasaran dilakukan secara tatap muka
- Jangkauannya terbatas
- Perlu memikirkan pengeluaran biaya promosi (contoh: poster
dan leaflet) yang harus disebarkan
- Penyebaran informasi terbatas
- Akses konsumen terbatas
- Waktu promosi terbatas
- Resiko rendah
- Tempat promosi hanya dilakukan di satu titik
2. Media Sosial
- Promosi dan pemasaran dilakukan kapan saja selama
tersambung dengan jaringan internet
- Jangkauan luas dan tak terbatas
- Dapat memilih beragam sosial media yang ada
- Penyebaran informasi cepat
- Akses konsumen mudah
- Waktu promosi 24 jam
- Rawan akan resiko
- Biaya promosi rendah karena tidak perlu mencetak poster
atau memasang iklan di media (contoh : televisi atau radio)
Berdasarkan perbandingan Tabel 1 dapat dilihat walaupun kedua jalur
promosi tersebut sama-sama memiliki kekurangan atauresiko dalam pelaksanaanya,
promosi melalui media sosial memiliki beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh
cara konvensional. Salah satu peran media sosial sebagai media promosi dapat dilihat
pada hasil penelitian Riyantoro dan Harmoni (2013) mengenai Efektivitas Iklan
Melalui Jejaring Sosial sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih.
Pada penelitian tersebut media sosial digunakan sebagai media untuk memberi
informasi dan membuat konsumen menyadari keberadaan produk yang ditawarkan
melalui iklan. Media sosial juga berfungsi dalam membujuk konsumen potensial
untuk melakukan pembelian yang ditandai oleh respon positif konsumen terhadap
iklan yang diberikan tersebut.
Beberapa jenis media sosial yang banyak digunakan dalam pemasaran produk
adalah facebook, twitter, blackberry messanger, instagram dan website. Beberapa
media sosial yang biasa digunakan dalam melakukan promosi tentu memiliki tolok
ukur dalam melihat efektivitasnya seperti frekuensi kunjungan pelanggan terhadap
suatu akun media sosial produk, lama kunjungan, jumlah followers dan retweet pada
twitter, followers dan like pada instagram, friends dan like pada facebook. Media
sosial dalam pemanfaatannya memiliki karakteristik seperti terdapat pada Tabel 2
8
Tabel 2 Karakteristik jenis media sosial dalam promosi produk No. Jenis Media Sosial Karaktersitik Media Sosial
1. Website
- Dapat diakses oleh setiap orang
- Dilengkapi dengan fasilitas berbagi pesan, foto, audio, dan
video
- Memuat informasi secara lengkap dan detail
- Memuat iklan-iklan dalam format banner, sponsorship, pop-
up, link, webcasting, dan iklan Sela
- Dapat menarik perhatian dengan design web yang menarik
- Dapat diakses melalui komputer, laptop, notebook, dan
telepon genggam selama terhubung ke jaringan internet
2. Facebook
- Tidak ada batasan pertemanan
- Fasilitas yang tersedia untuk memasarkan produk beragam
mulai dari pesan teks, foto, audio, dan video
- Fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi dengan
konsumen atau pemasar lainnya bias melalui wall, chat
rooms, message dan membentuk group tertentu dengan
member yang diundang ke dalam group
- Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer,
laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke
jaringan internet
- Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas selama
berteman dengan akun facebook
3. Twitter
- Penyebaran informasi dengan 140 karakter untuk setiap tweet
namun dapat menyisipkan link lain (contohnya masuk ke blog
atau masuk ke laman facebook)
- Dilengkapi dengan fasilitas berbagi foto dan video yang dapat
dilihat oleh khalayak luas
- Terdapat follow dan unfollow sebagai tanda dua buah account
saling berhubungan atau tidak
- Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer,
laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke
jaringan internet
- Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas
- Jika terlalu banyak following, timeline akan berjalan cepat
sehingga besar kemungkinan akan tertinggal informasi
4. Instagram
- Media sosial dengan fasilitas upload foto dan video (durasi
video maksimal 15 detik)
- Menguntungkan konsumen karena dapat melihat secara
langsung produk yang ditawarkan
- Memuat informasi secara lengkap dan detail melalui isi
gambar atau melalui caption yang diberikan pelaku usaha
- Untuk berkomunikasi tersedia fasilitas comment photo
- Untuk foto atau video yang lebih pribadi bisa melalui direct
message
- Dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan informasi
- Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer,
laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke
jaringan internet
- Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas
- Fasilitas Hashtag (tanda pagar) untuk memudahkan
konsumen mencari tahu produk batik Indonesia
9
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa setiap media sosial memiliki
karakteristik tersendiri untuk melakukan kegiatan promosi produk kepada pelanggan.
Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna
mengambil foto, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai layanan
jejaring sosial, termasuk bagi pemiik instagram itu sendiri (Mahendra 2014).
Menurut Diamond (2015) instagram memiliki fitur-fitu pendukung seperti profil,
followers, hashtag, push notification, dapat dihubungkan dengan jejaring sosial
lainnya, tag lokasi dan lainnya. Instagram digunakan oleh lebih dari 100 juta
pengguna di dunia dengan berbagai kepentingan seperti mengikuti tren sampai
dengan melakukan aktivitas promosi bisnis. Seperti pada penelitian Indria (2013) dan
Jayanti (2014) yang menjelaskan bahwa instagram digunakan oleh para pelaku usaha
untuk melakukan promosi usaha mereka dengan berbagi informasi melalui foto
dengan dilengkapi caption sebagai penjelasnya. Sarana comment pada instagram juga
digunakan oleh pelaku usaha untuk berinteraksi dengan konsumennya agar
memunculkan trust pada konsumen. Pada penelitian Andini dkk (2014) dalam
instagram efektif digunakan dengan didukung oleh kekuatan Word of Mouth dalam
melakukan promosi dan memengaruhi konsumen memutuskan pembelian.
Keterdedahan konsumen terhadap media perlu dilihat dalam mengukur
bagaimana sebuah pesan yang terdapat pada media dapat sampai kepada konsumen
tersebut. Keterdedahan menurut Shore dalam Samsi (2005) adalah kegiatan
mendengarkan, melihat, membaca, atau secara lebih umum memberikan sejumlah
perhatian kepada suatu pesan yang disampaikan dengan menggunakan media sebagai
perantara. Menurut Rosengren dan Erick dalam Samsi (2005) menyatakan bahwa
aspek keterdedahan dapat diukur berdasarkan waktu yang digunakan dalam
menggunakan media, jenis-jenis media yang diikuti, dan hubungan yang terdapat
antara individu yang mengonsumsi informasi baik dengan isi media maupun dengan
media. Ditinjau dari isi pesanyang disajikan dalam media, beberapa penelitian yang
telah disebutkan menghasilkan beberapa aspek penting dalam sebuah aktivitas
promosi yaitu frekuensi informasi terkini yang meliputi informasi-informasi berupa
foto yang diunggah pelaku usaha melalui instagram; frekuensi feedback pesan yang
meliputi intensitas pelaku usaha dalam membalas atau memberi respon atas
pertanyaan followers; gaya pesan meliputi isi dari sebuah pesan yangsesuai, lengkap,
dan perusasif; daya tarik pesan yang meliputi logo, profile picture, kualitas dan daya
tarik dari foto yang di posting; kejelasan informasi yang meliputi kejelasan informasi
yang di posting seperti bio, harga, stok barang, lokasi, dan cara pembelian produk.
Salah satu strategi dalam melakukan promosi produk batik adalah pelaku
usaha harus merancang sebuah desain pesan yang persuasif kepada konsumen. Salah
satu model yang dapat mengukur sebuah pesan antara lain model AIDA dan model
EPIC. Pada model AIDA, menurut Kusumastuti (2009) sebuah pesan dikatakan baik
atau berhasil apabila pesan tersebut telah memenuhi tahapan yang ada dalam
karakteristik model komunikasi AIDA yaitu attention (perhatian), interest (minat),
desire (keinginan), dan action (tindakan). Sementara pada model EPIC, menurut
Durianto dkk dalam Riyantoro dan harmoni efektivitas sebuah pesan promosi dapat
diukur dengan model ini dengan mengukurnya pada empat dimensi EPIC yaitu
Empathy (Empati), Persuation (Persuasi), Impact (Dampak), dan Communication
10
(Komunikasi). Pemilik usaha memaksimalkan fungsi media sosial dalam
menyebarkan pesannya untuk memenuhi tahapan demi tahapan agar pesan yang
dirancang baik. Beberapa kegiatan yang dilakukan pelaku usaha melalu media sosial
antara lain memberikan informasi terkait produk yang mereka tawarkan, memasang
iklan dan tata cara bertransaksi melakukan perbincangan dengan konsumen secara
intensif guna membangun citra baik dan memberikan pelayanan prima pada
konsumen, serta hal-hal yang dapat menarik perhatian konsumen.
Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi
Efektivitas adalah hasil akhir berhasil atau tidaknya strategi yang telah
direncanakan sebelumnya. Hasil yang semakin dekat dengan sasaran yang diinginkan
menunjukan derajat efektivitas yang semakin tinggi. Irfan (2014) mengungkapkan
beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efetivitas media promosi
dalam penelitiannya, yaitu pesan persuasi, dan preferensi positif dari konsumen yang
telah melakukan transaksi sebelumnya. Efektivitas media promosi dalam produk
batik yang berkaitan dengan penjualan dapat diukur melalui model AIDA (Attention,
Interest, Desire, Action). Setiap tahap AIDA membutuhkan strategi media yang
berbeda. Adapun secara rinci aspek-aspek AIDA adalah sebagai berikut:
1. Perhatian (Attention)
Perhatian adalah tahap pertama dari menilai suatu efektifitas dengan model AIDA.
Suatu perhatian dapat diperoleh dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau
dapat pula memanfaatkan ukuran dan bentuk iklan. Misalnya, memasang sebuah
iklan produk batik baiknya memperhatikan posisi, bentuk tulisan, warna, dan
konten iklannya semenarik mungkin agar mendapatkan perhatian konsumen
seperti dalam memasang iklan produk kain tradisional dengan memasang tokoh
terkenal yang mengenakan produk yang ditawarkan dengan nama dan logo produk
yang menarik di akun media sosial seperti twitter dan instagram dalam jangka
waktu tertentu sehingga menarik perhatian dan mudah diingat oleh konsumen.
2. Ketertarikan (Interest)
Penggunaan perangkat kreatif tidak secara langsung dapat menarik perhatian orang
kecuali iklan itu sendiri yang berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. Rasa
tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan yang
menarik, gambar dan bahasa yang persuasif serta memasang sebuah promosi
seperti potongan harga atau sejenisnya. Keaslian penampilan dan penyusunan
kalimat dalam pesan juga sangat berpengaruh pada daya tarik suatu produk yang
dipasarkan. Salah satu contoh adalah memasang produk batik Indonesia yang
memiliki corak langka dan keberadannya yang jarang ditemui di media sosial
seperti twitter atau instagram dengan memberikan kata-kata yang persuasif dalam
konten iklan berupa “caption” lalu memberikan promosi dalam jangka waktu atau
momen tertentu seperti saat momen lebaran dan hari batik nasional diberikan
diskon tertentu agar konsumen lebih tertarik.
3. Keinginan (Desire)
Setelah konsumen tertarik akan promosi yang dilakukan konsumen harus dibuat
tertarik dan terdorong untuk menginginkan barang yang ditawarkan. Keinginan
11
tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai keuntungan
yang akan didapat dengan membeli produk yang bersangkutan. Selain itu,
keinginan juga timbul karena adanya proses pertukaran, di mana apabila
konsumen membeli produk tersebut maka yang mereka peroleh akan sebanding
atau lebih baik dari harga yang telah mereka bayarkan. Salah satu contohnya
adalah dalam melakukan sebuah promosi batik Indonesia produsen dapat
menjelaskan kualitas dan keaslian dari kain yang mereka tawarkan sehingga
konsumen merasa tidak segan untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli
produk dengan kualitas yang baik. Contoh lainnya jika menggunakan media sosial
produsen dapat memasang testimoni dari konsumen yang telah membeli
sebelumnya sehingga keinginan membeli konsumen lebih tinggi dengan adanya
testimoni tersebut karena meningkatnya kepercayaan konsumen.
4. Tindakan (Action)
Tindakan konsumen adalah tahap terakhir dari menilai efektivitas promosi sebuah
produk karena pada pada tahap ini konsumen akan memutuskan akan memilih atau
tidak suatu produk yang sebelumnya telah dilihat promosinya. Namun tahap ini
adalah tahap tersulit karena melalui iklan cetak atau elektronik saja tidak cukup
untuk membuat seorang konsumen secara langsung melakukan tindakan untuk
membeli sebuah produk yang diiklankan. Terdapat perangkat-perangkat tertentu
yang dapat secara langsung membuat konsumen bertindak untuk membeli produk,
yaitu mencantumkan kupon berhadiah, mencoba sampel, potongan harga dan
promosi penjualan lainnya.
Perilaku Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Pada kemajuan perekonomian, teknologi dan informasi seperti sekarang ini,
perusahaan atau produsen harus mengembangkan strategi promosi dan pemasaran
produk batik. Pelaku usaha perlu mempelajari dan memahami berbagai perilaku
konsumen terkait dengan perancangan sebuah promosi agar konsumen tertarik
dengan promosi yang telah dibuat. Perilaku konsumen menurut Rangkuti (2010)
adalah studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih,
membeli, memakai, serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan, atau pengalaman
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Pelaku usaha juga harus
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk memilih
suatu produk untuk merancang sebuah promosi di media sosial. Hal tersebut juga
berlaku bagi para pelaku usaha yang menjalankan bisnisnya dan melakukan sebuah
promosi melalui media sosial. Setiap individu memiliki karakteristik yang beragam,
hal tersebut dapat memengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan (Morissan 2010). Beberapa karakteristik individu yang dilihat dari segi
geografi antara lain:
1. Usia
Individu diklasifikasikan dalam beberapa golongan usia seperti usia anak, usia
remaja, usia dewasa, dan usia orang tua sehingga sebuah komunikasi pemasaran
12
atau promosi disesuaikan dengan dengan umur sasaran pasar. Golongan usia
tertentu kadang mendominasi menjadi konsumen produk batik contohnya
golongan usia dewasa yang banyak menjadi konsumen karena banyak digunakan
untuk bekerja. Selain itu pada usia remaja batik juga dipilih karena sudah lebih
modern dan mengikuti model masa kini. Sebuah promosi produk batik di media
sosial, usia produktif dari remaja sampai dengan tua dirasa sudah dapat
menjangkaunya namun usia remaja lebih dominan mencari-cari produk di media
sosial.
2. Jenis kelamin
Sebuah produk dibuat ada yang dikhususkan untuk salah satu jenis kelamin saja
dan ada juga yang dihususkan untuk keduanya. Kedua hal tersebut membuat
strategi komunikasi pemasaran atau promosinya menggunakan teknik yang
berbeda. Produk batik Indonesia dapat digunakan oleh laki-laki maupun
perempuan, namun cara promosi produk batik sangat berpengaruh terhadap
karakteristik jenis kelamin contohnya banyaknya model-model yang ditawarkan
lebih banyak model pakaian perempuan jadi konsumen yang mendominasi adalah
kaum perempuan.
3. Pekerjaan
Individu memiliki beragam jenis pekerjaan yang membuat mereka membutuhkan
produk yang berbeda sesuai dengan jenis pekerjaannya yang masing-masingnya
berbeda satu sama lain. Pekerjaan yang mengharuskan pegawainya mengenakan
produk batik pada hari-hari tertentu seperti kamis dan jumat mempengaruhi tingkat
pembelian produk batik dibandingkan pekerjaan yang sudah mempunyai seragam
kantor pribadi.
4. Pendidikan
Individu juga dapat diklasifikasikan menurut tingkat pendidikan yang mereka
jalani. Pendidikan yang dicapai oleh masing-masing individu menentukan kelas
sosial dan intelektualitas mereka. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap
pemilihan suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Terkadang dalam
memilih suatu produk batik konsumen selektif dalam memilih, hal tersebut sedikit
banyak berkaitan dengan tingkat pedidikan dari konsumen tersebut.
5. Pendapatan
Pendapatan sangat erat kaitannya dengan produk yang akan dipilih konsumen.
Tentu produk dengan harga yang masuk ke dalam perhitungan penghasilan
individu tersebut akan lebih menjadi prioritas. Selain itu, pendapatan juga akan
menentukan kelas sosial dan strata individu tersebut yang memengaruhi akses
individu terhadap sumberdaya yang ada. Konsumen akan memilih produk batik
tentu disesuaikan dengan pendapatan mereka.
Perilaku konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh faktor individu
(motivasi dan kebutuhan, kepribadian dan gaya hidup, dan pengetahuan), faktor
lingkungan (budaya dan demografi, keluarga, kelompok, dan kelas sosial), dan faktor
psikologis (persepsi dan keterlibatan, proses pembelajaran, dan sikap). Menurut
Sukma (2012), faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen antara lain faktor
trust (kepercayaan), faktor security (keamanan), faktor quality of service (kualitas
pelayanan), dan faktor perceived risk (pengambilan resiko).
13
Menurut Irfan (2014) konsumen memutuskan melakukan setelah mereka
melihat orang lain melakukan transaksi sebelumnya. Selain itu konsumen tersebut
juga mencari informasi lebih dalam terkait perusahaan barang atau jasa sebelum
mereka memutuskan akan memilih produk tersebut atau tidak. Menurut Utami dan
Triyono (2012) beberapa hal yang dilakukan oleh pemilik usaha yang berpengaruh
terhadap keputusan konsumen untuk melakukan transaksi adalah strategi dalam
menyampaikan informasi kepada konsumen, merancang sebuah promosi agar
menarik perhatian konsumen, dan membangun komunitas guna menjalin hubungan
baik dengan konsumen dan sebagai wadah promosi produk.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen
dapat dilihat pada penelitian Tjahjono et al (2013) mengenai keputusan pembelian
online pakaian wanita. Hasil penelitian menyebutkan bahwa selain marketing mix,
hasil penelitian ini juga menyebutkan bahwa lingkungan sosial dan psikologi juga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian online pakaian wanita. Penelitian
Tjahjono et al hampir serupa dengan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku
pembelian konsumen yaitu faktor psikologis menurut Rangkuti (2010) antara lain:
1. Motivasi
Motivasi merupakan suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah
konsumen agar dapat mencari pemuasan atas keinginan atau kebutuhannya itu.
Seorang konsumen tentu memiliki tujuan dalam memilih suatu barang baik itu
memang keperluan mendesak atau hanya mengikuti tren mode saja.
2. Persepsi
Persepsi merupakan tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau
produk yang menjadi pilihannya. Persepsi konsumen terhadap suatu perusahaan
atau produk muncul saat adanya proses komunikasi antara konsumen dan pelaku
usaha sampai terjadinya transaksi pembelian produk.
3. Pembelajaran
Pembelajaran menunjukkan perilaku seseorang karena pengalaman. Pembelajaran
terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulan, cues, tanggapan dan
penguatan. Melalui pembelajaran konsumen akan membuat suatu pertimbangan
dalam memilih suatu produk.
4. Keyakinan dan Sikap
Sikap merupakan penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau produk
yang diminati. Sikap akan muncul ketika konsumen telah memiliki keyakinan
seperti akhinya memilih produk batik setelah melewati proses panjang
sebelumnya.
14
Kerangka Pemikiran
Promosi melalui media sosial dilakukan oleh pelaku usaha produk Batik
“Inasinul” dengan menggunakan kejelasan informasi yang diberikan dan gaya pesan
persuasif untuk berkomunikasi dengan konsumen. Promosi melalui media sosial yang
dalam penelitian ini dilakukan melalui instagram kemudian akan berkorelasi dengan
aktivitas promosi yang terdiri dari frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback
pesan, dan tingkat daya tarik pesan, gaya pesan dan kejelasan pesan. Keterdedahan
responden menggunakan media terhadap aktivitas promosi yang dilakukan oleh
pelaku usaha produk Batik “Inasinul” akan berhubungan dengan efektivitas media
promosi yang dilihat melalui konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)
karena bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan keterdedahan produk
kepada konsumen sasaran. Sementara itu, hubungan konsumen terhadap
keefektivitasan media promosi dilihat dari karakteristik followers Batik “Inasinul”
yang terdiri atas umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat
pendapatan. Faktor psikologis juga termasuk dalam variabel penelitian ini dengan
melihat motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap konsumen dalam
melihat promosi “Inasinul” melalui instagram. Karakteristik followers tersebut
kemudian juga dapat memegaruhi efektivitas media promosi, yang pada penelitian ini
adalah instagram dalam mempengaruhi konsumen untuk meningkatkan keterdedahan
konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk Batik “Inasinul”.
Keterangan:
: Berhubungan
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Keterdedahan Media (X2)
X2.1 Frekuensi informasi terkini
X2.2 Frekuensi feedback pesan
X2.3 Tingkat daya tarik pesan
X2.4 Gaya Pesan
X2.5 Kejelasan informasi
Efektivitas Media Promosi (Y1)
Konsep AIDA:
Y1.1 Attention
Y1.2 Interest
Y1.3 Desire
Y1.4 Action
Karakteristik Followers (X1)
X1.1 Umur
X1.2 Jenis kelamin
X1.3 Jenis Pekerjaan
X1.4 Tingkat Pendidikan
X1.5 Tingkat Pendapatan
Faktor Psikologis (X3)
X3.1 Motivasi
X3.2 Persepsi
X3.3 Pembelajaran
X3.4 Keyakinan dan Sikap
15
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka analisis di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif antara karakteristik followers instagram (umur,
tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan) dengan efektivitas promosi produk
batik “Inasinul”
2. Terdapat perbedaan antara jenis pekerjaan followers instagram dengan efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”
3. Terdapat perbedaan antara jenis kelamin followers instagram dengan efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”
4. Terdapat hubungan positif antara keterdedahan media meliputi frekuensi
informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan,
dan kejelasan informasi yang disampaikan melalui instagram dengan efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”.
5. Terdapat hubungan positif antara faktor psikologis meliputi motivasi persepsi,
pembelajaran, keyakinan dan sikap followers instagram dengan efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”.
Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri atas beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa
indikator. Masing-masing variabel dan indikator diberi batasan terlebih dahulu
sehingga dapat ditemukan skala pengukurannya. Definisi operasional untuk masing-
masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik followers instagram merupakan faktor-faktor yang terdapat pada
diri seorang konsumen dan memengaruhi diri konsumen tersebut. Karakteristik
konsumen dapat diukur melalui beberapa variabel. Variabel tersebut meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat motivasi.
a. Umur adalah lama hidup followers instagram pada saat penelitian dilakukan
yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam satuan tahun. Jenis
data pada variabel ini adalah data ordinal dan dikategorikan menjadi Muda,
Sedang, dan Dewasa.
b. Jenis kelamin merupakan sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu
identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin termasuk data nominal
dan diberi kode laki laki (kode 1), dan perempuan (kode 2)
c. Jenis pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang sedang dijalani oleh
followers instagram sampai saat penelitian berlangsung baik itu
berpenghasilan atau tidak. Jenis pekerjaan tersebut diukur dengan skala
nominal dan dikategorikan menjadi Pelajar (kode 1), Mahasiswa (kode 2),
Aparatur Sipil Negara (kode 3), Pegawai Swasta (kode 4), dan Wirausaha
(kode 5).
d. Tingkat Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah
diikuti oleh followers instagram sampai dengan waktu saat penelitian
16
berlangsung. Tingkat pendidikan tersebut diukur dengan menggunakan skala
ordinal dan dikategorikan menjadi Rendah, Sedang dan Tinggi.
e. Tingkat Pendapatan adalah jumlah pendapatan followers instagram dalam
jangka waktu tertentu sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung.
Tingkat pendapatan tersebut diukur dengan menggunakan skala ordinal dan
dikategorikan menjadi Rendah, Sedang, dan Tinggi.
2. Keterdedahan media mencakup aktivitas responden membuka instagram dalam
melihat aktivitas pelaku usaha yang memberikan informasi, menarik perhatian,
dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan produk melalui
pesan-pesan yang dikirim menggunakan media. Keterdedahan media terdiri dari
frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan,
gaya pesan, dan kejelasan informasi. Indikator pada variabel ini meliputi:
a. Frekuensi informasi terkini yaitu banyaknya foto, video dan rutinnya admin
mengirimkan pesan melalui media sosial Instagram. Frekuensi pesan diukur
dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan
tujuh pertanyaan. Kriteria pengukuran menggunakan tiga pilihan jawaban
dengan pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi
skor 2 dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban
kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan
Tinggi.
b. Frekuensi feedback pesan yaitu banyak dan rutinnya admin memberikan
respon atau membalas comment yang berhubungan dengan informasi produk
dan promosi Batik “Inasinul”. Frekuensi feedback pesan diukur dengan skala
ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan tiga
pertanyaan. Kriteria pengukuran menggunakan tiga pilihan jawaban dengan
pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi skor 2
dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi.
c. Tingkat daya tarik pesan merupakan kemampuan pesan untuk menyampaikan
informasi promosi produk kepada followers dilihat logo, profile picture,
kualitas dan desain foto sehingga mendapat respon positif terhadap promosi
penjualan yang disampaikan. Tingkat daya tarik pesan diukur dengan skala
ordinal. Kriteria pengukuran indikator menggunakan tiga pilihan jawaban
dengan pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi
skor 2 dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban
kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan
Tinggi.
d. Gaya pesan merupakan cara penyampaian pesan melalui media meliputi
kesesuaian, kemudahan dalam dimengerti, dan bersifat persuasif. Gaya pesan
diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran indikator menggunakan tiga
pilihan jawaban dengan pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan
jawaban kedua diberi skor 2 dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil
akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu
Rendah, Sedang, dan Tinggi.
17
e. Kejelasan informasi merupakan seberapa jelas pesan disampaikan melalui
instagram seperti deskripsi produk, harga, stok barang, jam opeasional, dan
cara pemesanan barang. Kejelasan informasi diukur dengan skala ordinal.
Kriteria pengukuran indikator menggunakan tiga pilihan jawaban dengan
pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi skor 2
dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi.
3. Faktor psikologis mencakup faktor-faktor yang terdapat dalam dimensi afektif
seorang followers instagram yang dapat mempengaruhi diri konsumen tersebut.
Faktor Psikologis dapat diukur melalui beberapa variabel. Variabel tersebut
meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap.
a. Motivasi adalah faktor yang mendorong konsumen untuk mencari sebuah
produk melalui instagram. Pengukuran indikator dilakukan dengan
memberikan penilaian pada empat pertanyaan dengan variasi jawaban “ya”
(skor 2), dan “tidak” (skor 1). Hasil akumulasi jawaban kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi
b. Persepsi adalah faktor dimana followers instagram memiliki tanggapan terkait
akun instagram Batik “Inasinul”. Pengukuran indikator dilakukan dengan
memberikan penilaian pada empat pertanyaan dengan variasi jawaban “ya”
(skor 2), dan “tidak” (skor 1). Hasil akumulasi jawaban kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi
c. Pembelajaran adalah perilaku followers instagram yang berdasarkan pada
pengalamannya mencari sebuah produk melalui instagram. Pengukuran
indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan
dengan variasi jawaban “ya” (skor 2), dan “tidak” (skor 1). Hasil akumulasi
jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah,
Sedang, dan Tinggi
d. Keyakinan dan Sikap adalah penilaian evaluatif followers instagram saat
mencari sebuah produk melalui instagram. Pengukuran indikator dilakukan
dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan dengan variasi jawaban
“ya” (skor 2), dan “tidak” (skor 1). Hasil akumulasi jawaban kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi.
4. Efektivitas promosi menyatakan keberhasilan dan kinerja dari segi tercapai
tidaknya tujuan pada sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas
promosi mempengaruhi sikap konsumen dalam merespon pesan-pesan yang
disampaikan melalui media sosial instagram. Pengukuran pada variabel ini
menggunakan beberapa indikator:
a. Attention merupakan bentuk perhatian dan kesadaran akan keberadaan suatu
produk. Attention dapat dilihat melalui frekuensi followers instagram
mengakses media sosial dan total waktu mengakses media sosial instagram
sehingga menyadari aktivitas promosi produk Batik “Inasinul” di instagram.
b. Interest merupakan ketertarikan yang muncul dalam diri followers instagram
akan suatu produk karena telah sadar dan terdedah dengan promosi yang
disampaikan melalui instagram. Interest dapat dilihat dari tingkat rasa
18
keingintahuan konsumen yang timbul setelah melihat aktivitas produk Batik
“Inasinul” di instagram.
c. Desire adalah keinginan yang timbul karena adanya proses pertukaran yang
menarik bagi konsumen. Desire dapat dilihat dari keinginan membeli yang
tumbuh setelah melihat instagram “Inasinul”, dan keinginan berkunjung.
d. Action merupakan tindakan untuk membeli dengan melakukan suatu
keputusan pembelian. Action dapat dilihat dari tindakan membeli followers
instagram yang ditandai dengan aksi nyata followers membeli produk setelah
melihat aktivitas promosi produk Batik “Inasinul” di instagram”.
Keterangan:
- Variabel Aktivitas Promosi (X2) dan Faktor Psikologi (X3) dilakukan skoring dengan
menggunakan rumus interval sebagai berikut:
19
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dan
didukung dengan metode kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kualitatif
dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan dan observasi. Pendekatan
kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survai kepada responden. Menurut
Singarimbun dan Effendi (2008), penelitian survai adalah penelitian yang mengambil
sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data
primer. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif dikombinasikan dalam upaya
memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti. Apabila
informasi kuantitatif yang diperoleh dalam bentuk tabel lalu ditambahkan dengan
informasi kualitatif, maka gambaran tentang fenomena sosial yang disajikan dalam
tabel tersebut menjadi semakin jelas dan semakin hidup, dan nuansa-nuansa
fenomena sosial dapat ditampilkan.
Lokasi dan Waktu
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah perusahaan yang menjual
produk kain batik yaitu Batik “Inasinul” yang berlokasi di Solo. Pemilihan Batik
“Inasinul” tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan beberapa
pertimbangan, yang meliputi: Batik “Inasinul” merupakan salah satu perusahaan yang
tergolong baru dan sukses dalam memasarkan batik bernuansa pastel, Batik
“Inasinul” menggunakan instagram sebagai alat promosi utama dalam strategi dan
pengembangan usahanya, penggunaan instagram batik “Inasinul” sangat aktif dan
sudah memiliki lebih dari 1000 followers. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
Januari 2015 sampai dengan Maret 2015. Penelitian ini meliputi penyusunan proposal
skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan
dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan
laporan skripsi. Sementara konsumen yang dijadikan responden yakni followers
instagram Batik “Inasinul” yang menggunakan jejaring sosial instagram untuk
mengakses informasi mengenai produk Batik “Inasinul”.
Teknik Pemilihan Responden dan Informan
Jumlah responden yang diambil berjumlah 68 orang yang didasarkan pada
jumlah responden yang merespon kuesioner yang diberikan sebelumnya. Jumlah
minimum pengambilan responden dalam penelitian sosial adalah 30 responden,
sehingga 68 responden yang diambil pada penelitian ini telah memenuhi syarat
minimum pengambilan responden tersebut. Adapun daftar 68 responden yang
merespon kuesioner pada penelitian ini tercantum pada Lampiran 4. Populasi
responden yang dipilih adalah pengguna aktif media sosial instagram dan mem-
follow akun instagram batik “Inasinul” (@inasinul) sampai pada waktu penyebaran
20
kuesioner, yaitu lebih dari 1000 followers. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan prosedur
accidental sampling, yaitu teknik dimana peneliti memilih sampel secara spontanitas
atau siapa saja yang dianggap dapat mewakili populasi berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan (Unaradjan 2013). Sementara itu, informan dalam penelitian ini
adalah pemilik dan pendiri dari usaha kecil produk Batik “Inasinul” yang juga
berperan sebagai admin dari akun instagram @inasinul.
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer sebagai fokus utama dan
data sekunder sebagai pendukung. Data primer dilakukan dengan menggunakan
instrumen kuesioner online dan panduan wawancara ditujukan kepada pemilik usaha
Batik “Inasinul”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
berbagai litelatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal penelitian,
dan internet.
Penelitian dilaksanakan secara survei dalam periode waktu dua minggu, yaitu
dari 3 Februari 2015 sampai dengan 17 Februari 2015. Pada periode waktu tersebut
kuesioner elektronik (online) berupa link dikirim kepada followers akun instagram
@inasinul dengan cara mengirimkan comment sebanyak-banyaknya kepada followers
@inasinul dan mem-posting foto di iinstagram terkait penelitian yang sedang
dilakukan di akun pribadi penulis maupun akun @inasinul. Pengiriman kuesioner
online juga dilakukan melalui e-mail kepada followers mengingat link tidak dapat
dibuka pada media sosial instagram. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa
followers instagram @inasinul mengetahui informasi menyangkut produk yang
dipasarkan.
Pembuatan kuesioner online menggunakan aplikasi google drive dimulai dari
tahap penyusunan pertanyaan sampai dengan penyebaran alamat url atau link
kuesioner online yang disebarkan kepada calon responden. Followers instagram
@inasinul yang bersedia mengisi kuesioner online dapat langsung membuka url atau
link di alamat http://goo.gl/forms/KXFltj8qry. Setelah penyebaran kuesioner selama
dua minggu, terdapat 68 kuesioner yang direspon oleh followers.
Data primer melalui panduan wawancara diberikan kepada informan untuk
melakukan wawancara mendalam. Informasi yang ingin diperoleh peneliti dari
wawancara dengan pihak pemilik usaha Batik “Inasinul” berupa informasi mengenai
gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi perusahaan, serta media promosi
yang digunakan dalam pemasaran produk Batik “Inasinul”. Sementara itu, informasi
yang lebih khusus berupa wawancara mengenai kegiatan promosi yang dilakukan
Batik “Inasinul”. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan pengamatan timeline
akun instagram @inasinul untuk melihat aktivitas promosi yang dilakukan oleh
pelaku usaha dalam mempromosikan produk Batik “Inasinul” melalui media sosial
instagram.
21
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan setelah hasil kuesioner dari responden yang
membalas kuesioner online terkumpul. Seluruh data di entry ke dalam komputer
dengan menggunakan program Microsoft Excell 2010 dan SPSS (Statistical Program
for Social Sciences) 20.0 for windows. Kuesioner penelitian diuji reabilitas dan
mendapatkan angka cronbach alpha sebesar 0.83 yang berarti bahwa kuesioner
penelitian reliabel digunakan untuk uji selanjutnya. Data kemudian dianalisis
menggunakan uji korelasi Rank Spearman.
Pengolahan data jumlah responden disesuaikan dengan efektivitas promosi
AIDA yang hasilnya dapat dilihat adanya perubahan dari tahapan demi tahapan
dimana setiap perpindahannya mengalami pengurangan jumlah responden.
Pengurangan jumlah responden tersebut terjadi pada tahap attention ke interest yang
mengalami pengurangan sebanyak empat responden, tahap interest ke desire
sebanyak sepuluh responden, dan tahap desire ke action sebanyak tujuh responden.
Hal tersebut terjadi karena saat pengisian kuesioner online pada setiap perpindahan
tahapan responden diberikan batasan jika belum menjalankan tahapan-tahapan
selanjutnya.
Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik konsumen (umur, pendidikan, dan pedapatan) aktivitas promosi dan
faktor psikologis dengan efektivitas promosi melalui media sosial instagram.
Variabel-variabel tersebut menggunakan skala ordinal. Melalui uji Rank Spearman
ini dapat diketahui angka korelasi positif (+) yang memiliki arti hubungan kedua
variabel searah dan negatif (-) yang memiliki hubungan kedua variabel tidak searah
Priyatno (2013).
Sementara itu, Sarwono (2009) membagi nilai koefisien korelasi menjadi
beberapa kriteria untuk memudahkan melakukan intepretasi mengenai kekuatan
hubungan antar dua variabel, yaitu: 1) 0 yang diartikan tidak ada korelasi antara dua
variabel, 2) >0 – 0,25 yang diartikan korelasi sangat lemah, 3) >0,25 – 0,5 yang
diartikan korelasi cukup, 4) >0,5 – 0,75 yang diartikan korelasi kuat, 5) >0,75 – 0,99
yang diartikan korelasi sangat kuat, dan 6) 1 yang diartikan korelasi sempurna.
Pengolahan data untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin dan jenis
pekerjaan dari karakteristik konsumen dengan efektivitas promosi menggunakan
analisis data chi-kuadrat (Chi-square). Analisis tersebut digunakan karena jenis data
pada jenis kelamin adalah data nominal. Sementara itu, data hasil wawancara
kemudian digunakan sebagai penunjang dan data pendukung untuk melengkapi hasil
statistik tersebut.
22
23
GAMBARAN UMUM BATIK “INASINUL”
Sejarah dan Perkembangan Batik “Inasinul”
Batik “Inasinul” merupakan salah satu UMKM yang memasarkan produk
batik handmade khas Solo. Usaha yang telah dimulai sejak Oktober 2014 ini adalah
buah kerjasama antara supplier batik Solo dengan pemilik usaha batik “Inasinul”.
Usaha yang diawali dari menjual kain sprei secara online pada bulan April 2014 dan
tanpa ada niat untuk membuka usaha seperti sekarang ini, Inas Oktiani yang tidak lain
adalah pemilik usaha dari batik “Inasinul” akhirnya mengembangkan usahanya ke
bidang bisnis kain batik.
Usaha batik “Inasinul” hanya menyertakan keluarga dalam menjalankan
proses usaha ini dari menjadi admin, distribusi barang, pembungkusan barang, hingga
tahap pengiriman barang. Usaha yang dijalankan oleh keluarga ini memang memiliki
tujuan agar seluruh kalangan masyarakat lebih percaya diri menggunakan batik dalam
kehidupan sehari-hari dan mempermudah masyarakat mendapatkan batik khas Solo
yang kini mulai menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia setelah diresmikan
UNESCO pada 2 Oktober 2009. Penjualan batik “Inasinul” sendiri sudah sampai ke
banyak daerah di Indonesia seperti Lampung, Sulawesi, Sumatera Barat dan daerah
lain di Indonesia serta sudah sampai ke lintas negara seperti Brunei Darussalam dan
Malaysia. Berkat penjualan batik khas solo ke berbagai daerah tersebut, usaha yang
hampir berjalan selama satu tahun ini sudah menghasilkan keuntungan sebesar
sepuluh juta rupiah.
Gambar 2 Logo produk batik “Inasinul”
Usaha batik ini dinamakan Batik “Inasinul” berawal dari nama panggilan
sehari-hari rekan dari pemilik usaha Batik “inasinul” yaitu Inas Oktiani. Menurut
pemilik usaha nama “inasinul” cenderung mudah diingat dan lebih mencirikan atau
identik bahwa produk ini merupakan usaha batik milik Inas Oktiani. Logo dari
produk batik “Inasinul” digambarkan dengan tulisan “Inasinul Batik” berwarna putih
dengan bentuk tulisan yang indah dengan warna dasar merah muda. Logo ini lebih
menganalogikan bahwa batik merupakan warisan keindahan yang dimiliki oleh
Indonesia dan orang yang akan benar-benar mencirikan orang Indonesia yang lembut
dan ramah.
24
Media Promosi Batik “Inasinul”
Batik “Inasinul” melakukan promosi produknya tidak melalui jalur
konvensional melainkan melalui cara online yaitu dengan media sosial. Media sosial
yang digunakan oleh Batik “Inasinul” meliputi facebook, path, blackberry messanger
dan instagram. Penggunaan instagram sebagai media promosi memudahkan
followers instagram untuk melihat produk yang ditawarkan. Instagram digunakan
oleh pelaku usaha Batik “Inasinul” untuk mempromosikan batik diantaranya
menjelaskan mengenai produk, harga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk
melakukan transaksi jual beli. Penggunaan media sosial instagram membawa
keuntungan bagi pihak batik “Inasinul” dan kemudahan bagi konsumennya karena
dapat melihat secara visual produk-produk yang ditawarkan sehingga mengurangi
kekhawatiran bagi konsumen yang akan membeli produk batik “Inasinul”.
Gambar 3 Tampilan instagram batik “Inasinul”
Instagram “Inasinul” mempromosikan produk batik dalam bentuk gambar
dengan penjelasan berupa caption yang menjabarkan motif produk batik, ukuran
batik, harga batik, dan lainnya. pelaku usaha Batik “Inasinul” menyertakan hashtag
atau tanda pagar yang diikuti dengan kata kunci yang berhubungan dengan produk
batik yang dapat dengan mudah di cari pada menu search hashstag untuk
mempermudah pelanggan dalam mencari produk batik. Promosi batik “Inasinul”
melalui instagram dilakukan pada selang waktu kerja karena pemilik usaha batik
“Inasinul” juga merupakan karyawati dan juga pada saat malam hari ketika sudah
selesai bekerja.
25
Gambar 4 contoh motif batik “Inasinul”
Motif batik yang disajikan sangat beragam, beberapa diantaranya adalah batik
tulis, batik cap, batik kombinasi tulis dan cap, kain tenun ikat, batik print, batik
jumputan handmade, selendang, surjan, jarik sogan, jarik jogja, dan berbagai macam
batik lainnya. Penjualan batik dengan motif beragam juga merupakan strategi
promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” agar konsumen tidak bosan dan lebih
tertarik karena berpikir bahwa batik yang akan dibeli merupakan batik yang jarang
dimiliki oleh orang lain. Batik yang di-posting ke instagram dipilih terlebih dahulu
dan akan di-posting pada waktu yang berbeda-beda agar memberikan kesan bahwa
memang batik yang ditawarkan memang sangat beragam. Penjualan berupa paket
dengan harga yang terjangkau juga merupakan daya tarik tersendiri dalam promosi
Batik “Inasinul” seperti memberikan harga khusus pada paket jumputan dengan
emboss dan paket garutan dengan emboss.
26
27
KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN MEDIA,
DAN FAKTOR PSIKOLOGIS
Karakteristik Followers
Karakteristik followers instagram selaku responden dapat dilihat dari segi
umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan.
Responden dalam penelitian ini adalah followers dari akun instagram Batik
@inasinul yang mengisi kuesioner online yang dilakukan selama dua minggu
terhitung mulai tanggal 3 Februari 2015 sampai dengan 17 Februari 2015. Followers
tersebut diasumsikan melihat,memperhatikan, dan terstimulasi dengan kegiatan
promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” melalui foto di instagram. Karakteristik
followers instagram dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu umur, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan yang dapat
dilihat pada Tabel 3
Tabel 3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik Karakteristik
Followers Kategori Jumlah Persentase (%)
Muda (16-20) 17 25.00
Umur Sedang (21-26) 38 55.89
Dewasa (>26) 13 19.11
Jenis Kelamin Laki-laki 28 41.18
Perempuan 40 58.82
Pelajar 1 1.47
Mahasiswa 37 54.41
Jenis Pekerjaan Aparatur Sipil Negara 5 7.35
Pegawai Swasta 19 27.94
Wirausaha 2 2.94
Lainnya 4 5.89
Rendah (sampai lulus SMP/MTs) 1 1.47
Tingkat Pendidikan Sedang (SMA/SMK/MA) 33 48.53
Tinggi (Diploma, Sarjana, Magister,) 34 50.00
Rendah (<2.000.000) 43 63.32
Tingkat Pendapatan Sedang (2000.000-4.000.000) 15 22.05
Tinggi (>4.000.000) 12 17.63
28
Umur
Umur adalah lama hidup followers instagram pada saat penelitian dilakukan
yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam satuan tahun. Dalam
penelitian ini, umur terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: umur muda (16-20 tahun),
umur sedang (21-26 tahun), dan umur dewasa (>26 tahun). Berdasarkan hasil
penelitian, dari 68 orang responden diketahui bahwa umur termuda yaitu 16 tahun,
sedangkan umur tertua adalah 49 tahun dengan rata-rata umur responden berada di 23
tahun.
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada
kategori umur sedang. Hal tersebut disebabkan oleh pengguna media sosial instagram
yang aktif sebagian besar adalah kalangan muda yang masih didalam masa produktif
sehingga kebanyakan followers dari akun @inasinul terdapat pada kategori kalangan
tersebut. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Prisgunanto (2014) yang
menyatakan bahwa pengguna jejaring sosial berada pada kategori umur 20-23 tahun
karena pada usia tersebut rata-rata telah mengenal gawai internet dalam keidupan
sehari-hari mereka. Pada kategori umur muda terdapat 17 responden. Pada kategori
umur ini, konsumen rata-rata adalah seorang pelajar dan mahasiswa baru yang aktif
menggunakan instagram dalam kesehariannya. Sementara itu, untuk kategori umur
dewasa kebanyakan berasal dari pengguna aktif instagram yang telah bekerja maupun
ibu rumah tangga.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu
identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 68
orang responden, terdapat 40 orang atau 58% responden berjenis kelamin perempuan.
Sementara itu, jumlah responden laki-laki hanya berjumlah 28 orang atau 41%.
Menurut Diamond (2015) presentase pengguna instagram pada tahun 2012 adalah
57% perempuan dan 41% laki-laki. Perbedaan jumlah responden laki-laki dan
perempuan dipengaruhi oleh jenis produk yang ditawarkan yaitu batik. Seorang
perempuan cenderung lebih suka mem-follow akun-akun online shop di media sosial
mereka terutama instagram sebagai referensi belanja mereka. Selain itu perempuan
juga cenderung lebih suka bertanya kepada teman dan akun-akun instagram jika
mereka menginginkan memastikan sesuatu untuk dibeli, lain halnya dengan laki-laki
yang sebagian besar cenderung tidak mengambil repot dalam memilih sesuatu. Hal
tersebut sejalan dengan usaha batik “Inasinul” yang mempromosikan batiknya
melalui instagram terbukti 58% responden yang mengisi kuesioner adalah perempuan
yang cenderung melihat-lihat, bertanya, sampai dengan membeli.
29
Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah kegiatan utama yang sehari-hari dilakukan responden
dalam mengisi waktu dan memperoleh pendapatan. Pada penelitian ini jenis
pekerjaan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pelajar, mahasiswa, aparatur sipil
negara, pegawai swasta, dan wirausaha. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa
sebagian besar responden masih berstatus sebagai mahasiswa dengan jumlah
responden berjumlah 37 atau 54%. Hal tersebut didukung oleh Prisgunanto (2014)
yang menyatakan bahwa mereka yang terjaring gawai internet dalam jejaring sosial
sebesar 48.9% merupakan mahasiswa. Selanjutnya, responden yang masih berstatus
pelajar berjumlah 1 atau 1%, aparatursipil negara sebanyak 5 atau 7%, pegawai
swasta sebanyak orang 19 atau 27%, wirasusaha sebanyak 2 responden atau 2%, dan
lainnya meliputi ibu rumah tangga dan sedang dalam tahap mencari pekerjaan
sebanyak 4 responden atau 5%. Jenis pekerjaan seseorang yang bermacam-macam
tentu memiliki nilai pendapatan yang berbeda. Pendapatan tersebut juga berhubungan
dengan proses pengambilan keputusan seseorang salah satunya untuk berbelanja batik
“Inasinul”. Selain pendapatan, jenis pekerjaan juga akan menghasilkan pola pikir dan
kebutuhan yang berbeda-beda di tiap jenisnya. Contohnya pada pegawai swasta dan
aparatur sipil negara yang memang membutuhkan batik untuk pakaian kerja mereka
di hari-hari yang telah ditentukan.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti
oleh responden sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan
tersebut tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rendah (sampai dengan lulus
SMP/MTs sederajat), sedang (sampai dengan lulus SMA/MA/SMK sederajat), dan
tinggi (Diploma, Sarjana, Magister, Doktor). Berdasarkan tiga kategori tersebut,
sebagian besar responden yaitu berjumlah 34 orang memiliki pendidikan yang
tergolong tinggi yaitu sebesar 50% dari seluruh total jumlah responden.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki
pendidikan yang sedang dan tinggi. Dari data tingkat pendidikan yang telah
dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
maka makin tinggi pula keterdedahan akan teknologi dan informasi. Pada kelompok
pendidikan sedang dan tinggi memang saat dimana responden sudah memiliki smart
phone sehingga mereka dapat mengakses media sosial instagram dan mem-follow
Batik @inasinul untuk mencari produk batik. Hal ini juga dikemukakan oleh
Diamond (2015) yang menyatakan bahwapengguna media sosial pernah merasakan
bangku perguruan tinggi. Pernyataan Diamond tersebut juga selaras dengan
pernyataan Sumarwan (2011) pendidikan tinggi pada seseorang akan membuat
seseorang tersebut responsif terhadap informasi dan juga akan mempengaruhi pilihan
pada sebuah produk.
30
Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh responden dalam
satuan bulan. Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen
dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah (Sumarwan 2011). Tingkat
pendapatan dibagi menjadi tiga kategori yaitu pendapatan rendah (< Rp 2.000.000),
pendapatan sedang (Rp.2000.000-Rp.4.000.000) dan pendidikan tinggi
(> Rp. 4.000.000). Berdasarkan Tabel 4, terdapat hasil pendapatan responden yang
dominan pada kategori pendapatan rendah dengan rata-rata pendapatannya berjumlah
Rp. 2.500.000 yaitu sebanyak 43 responden atau 63%. Jumlah pendapatan akan
menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli akan
menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh
seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya (Sumarwan 2011). Namun dari
data hasil yang telah dipaparkan terkait tingkat pendapatan justru responden yang
termasuk pada kategori pendapatan rendah. Hal tersebut memang dikarenakan profesi
responden/followers instagram @inasinul sebagian besar masih mahasiswa sehingga
belum memiliki pendapatan yang tinggi. Selain itu beberapa responden pun berstatus
ibu rumah tangga dan masih belum memiliki pekerjaan sehingga pendapatan mereka
masih dalam kelompok rendah.
Keterdedahan Media
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selalu melakukan aktivitas promosi
dalam memasarkan produknya karena aktivitas promosi itu sendiri merupakan
komponen utama dalam pemasaran produk agar diminati oleh konsumen. Selain
untuk menarik minat konsumen, promosi juga berperan sebagai penghubung antara
pelaku usaha dan konsumen yang bertujuan akhir pada terjadinya pembelian produk
oleh konsumen. Sebelum terjadinya pembelian atau aksi yang dilakukan oleh
konsumen, promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha akan menstimulasi konsumen
pada beberapa tahapan yaitu mendapatkan kesadaran (awareness), ketertarikan
(interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh
pelanggan terhadap produk atau jasa (Kotler 2003). Aktivitas Promosi yang
dilakukan oleh pelaku usaha tersebut akan dilihat oleh para followers-nya sehingga
mereka akan terdedah oleh informasi yang ada di instagram yang akhirnya merubah
sikap followers tersebut yang awalnya tidak menyadari hingga benar-benar tertarik
pada sebuah produk yang ditawarkan pelaku usaha.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur efektivitas instagram dalam
mempromosikan produk batik “Inasinul” dilihat dari perubahan sikap konsumen yang
merupakan followers dari akun instagram @inasinul. Aktivitas promosi batik
“Inasinul” melalui instagram yang dilakukan oleh seorang admin dengan melakukan
posting foto-foto produk dengan dilengkapi caption, lalu aktivitas membalas
comment dari calon konsumen di akun @inasinul dalam upaya merubah sikap
konsumen sampai dengan teradinya pembelian produk.
31
Efektivitas media sosial instagram dalam melakukan sebuah promosi
kemudian dilihat melalui empat tahapan dari unsur AIDA, yaitu attention (perhatian),
interest (ketertarikan), desire (keinginan), dan action (tindakan). Keterdedahan media
dari followrers terhadap aktivitas promosi melalui media sosial instagram yang
dilakukan oleh produk batik “Inasinul” diukur menggunakan lima variabel, meliputi
frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya
pesan, dan tingkat kejelasan pesan. Berikut ini adalah Tabel 4 yang menyajikan data
jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan keterdedahan media dari
responden terhadap aktivitas promosi batik “Inasinul”.
Tabel 4 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan keterdedahan media
Keterdedahan Media
Penilaian Responden
Rendah Sedang Tinggi
N % n % n %
Frekuensi Informasi Terkini 7 10.29 18 26.47 43 63.23
Frekuensi Feedback Pesan 8 11.76 12 17.67 48 70.58
Tingkat Daya Tarik Pesan 2 2.94 4 5.88 62 91.17
Gaya Pesan 0 0.00 6 8.82 62 91.17
Tingkat Kejelasan Pesan 2 2.94 6 8.82 60 88.23
Berdasarkan Tabel 4 intensitas frekuensi informasi terkini dan frekuensi
feedback pesan tergolong intens. Hal tersebut dibuktikan dengan sebanyak 43
responden (63%) pada variabel frekuensi informasi terkini dan sebanyak 48
responden (70%) pada variabel frekuensi feedback pesan menilai kuesioner online
dengan hasil yang tergolong tinggi. Intensitas tweet dan feedback cukup diperhatikan
oleh followers sebagai bagian dari aktivitas promosi produk batik “Inasinul”. Hasil
penilaian responden dari kedua variabel tersebut didukung oleh informasi dari
pemilik usaha batik yang sekaligus menjadi informan pada penelitian ini. Menurut
informan, saat ini aktivitas promosi akun instagram @inasinul hanya dilakukan oleh
satu orang admin, yaitu oleh informan tersebut sehingga belum dapat bekerja secara
optimal.
Variabel-variabel berikutnya, yang meliputi tingkat daya tarik pesan, gaya
pesan dan tingkat kejelasan pesan pada instagram @inasinul dinilai responden tinggi.
Berdasarkan variabel tingkat daya tarik pesan, sebanyak 62 responden (91%) menilai
bahwa foto yang di posting sudah menarik. Sementara itu, pada variabel gaya pesan
sebanyak 62 responden (91%) menilai bahwa caption sudah menggunakan gaya
pesan yang tepat sehingga mudah dicerna oleh followers yang membaca. Tingkat
keakuratan pesan bagi sebanyak 60 responden (88%) sudah jelas dengan kondisi atau
informasi yang nyata dan sebenarnya. Ketiga variabel tersebut merupakan hal yang
sangat diperhatikan dan penting bagi followers dan bagi konsumen produk batik
“Inasinul”, selaras dengan rutinnya pemberian informasi. Berdasarkan hasil penilaian
pada Tabel 5 tersebut terlihat bahwa aktivitas promosi produk batik “Inasinul”
32
melalui instagram tergolong tinggi pada variabel frekuensi informasi terkini,
frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, dan tingkat
keakuratan pesan.
Frekuensi Informasi Terkini
Promosi senantiasa dilakukan oleh sebagian besar para pelaku usaha dalam
upaya agar produk yang mereka tawarkan diketahui dan disukai oleh calon konsumen
mereka. Frekuensi informasi terkini merupakan salah satu bagian dari aktivitas
promosi produk batik “Inasinul”. Frekuensi informasi terkini mencakup intensitas
akun @inasinul dalam mem-posting foto dan informasi yang berkenaan dengan
produk batik “Inasinul”. Pengukuran frekuensi pesan dilihat melalui beberapa
indikator, seperti intensitas kemunculan foto di timeline followers dan waktu dalam
mem-posting tweet. Pada indikator waktu dalam mem-posting tweet dibagi menjadi
empat waktu, yaitu kemunculan tweet pada pagi hari, siang hari, sore hari dan malam
hari. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kecenderungan waktu akun @inasinul
dalam melakukan aktivitas promosi melalui instagram. Berikut ini Tabel 5 yang
menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
frekuensi informasi terkini yang di-posting oleh @inasinul.
Tabel 5 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi
informasi terkini melalui akun instagram @inasinul
Indikator Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Kemunculan foto pada timeline 7 10.29 26 38.23 35 51.47
Kemunculan foto pada waktu pagi 9 13.23 38 55.88 21 30.88
Kemunculan foto pada waktu siang 8 11.76 33 48.53 26 38.23
Kemunculan foto pada waktu sore 13 19.11 34 50.00 21 30.88
Kemunculan foto pada waktu malam 9 13.23 26 38.23 33 48.53
Seperti yang telah diuraikan pada Tabel 5, frekuensi informasi terkini yang
dilakukan oleh instagram Batik @inasinul dapat diukur melalui intensitas admin
instagram @inasinul mem-posting foto produk mereka disesuaikan dengan waktu
pagi, siang, sore, dan malam hari. Kemunculan foto di timeline followers instagram
@inasinul tergolong tinggi karena sebanyak 35 responden atau 51% menilai bahwa
instagram @inasinul sering melakukan posting foto di instagram.
Diantara beberapa indikator waktu yang ada, intensitas terbesar followers
instagram @inasinul melihat kemunculan posting foto batik “Inasinul” adalah pada
saat malam hari (pukul 19.00-23.00) mencapai 33 responden atau 48%. Membuka
ponsel untuk melihat instagram dapat dilakukan kapan saja, namun memang disaat
malam hari kemungkinan pemilik usaha batik “Inasinul” untuk membuka instagram
lebih besar dibandingkan waktu lainnya karena waktu pagi hingga sore dialokasikan
33
untuk beraktivitas harian seperti sekolah, kuliah dan bekerja. Hal tersebut juga
didukung oleh Wurinanda (2015) yang menyatakan bahwa sebagian besar pengguna
media sosial melihat kemunculan informasi terkini atau pesan yang di-posting oleh
pelaku usaha dilakukan pada saat malam hari.
Gambar 5 Foto intagram @inasinul di timeline
Frekuensi Feedback Pesan
Frekuensi feedback (umpan balik) pesan merupakan indikator dari aktivitas
promosi kedua yang turut dilakukan oleh batik “Inasinul”. Promosi yang dilakukan
oleh pelaku usaha tentu didalamnya terdapat komunikasi antara pelaku usaha dan
juga calon konsumen, hal tersebut menandakan bahwa pesan yang disampaikan oleh
pelaku usaha dalam hal ini adalah batik “Inasinul” melalui foto dan caption di
instagram dapat menarik perhatian calon konsumennya. Feedback pesan diukur
berdasarkan seringnya admin instagram @inasinul membalas comment para
followers dan juga kecepatan dalam membalas comment tersebut. Selain intensitas
dan kecepatan membalas comment, melakukan followback juga menjadi indikator
feedback pesan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di Tabel 6
Tabel 6 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi
feedback pesan melalui akun Instagram @inasinul
Indikator Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Intensitas membalas comment 11 16.17 15 22.05 45 66.17
Kecepatan membalas comment 11 16.17 21 30.88 36 52.94
Instagram Inasinul melakukan followback 0 0.00 37 54.41 31 45.58
34
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa 45 responden atau 66% responden
menilai bahwa instagram @inasinul sering membalas comment followers mereka.
Membalas sebuah comment dari calon konsumen merupakan salah satu cara dari
pelaku usaha untuk berkomunikasi dengan calon konsumen mereka agar hubungan
antara kedua belah pihak lebih dekat dan calon konsumen merasa nyaman dan tidak
canggung untuk bertanya. Hal tersebut didukung oleh Sukma (2012) yng menyatakan
bahwa ha-hal yang mendukung kualitas dalam pelayanan (quaity of service) termasuk
didalamnya membangun komunikasi antara pelaku usaha dan konsumen itu perlu
karena akan meningkatkan penjualan. Selain itu, membalas comment juga merupakan
wadah untuk mendapatkan informasi lebih jelas tentang produk yang ditawarkan oleh
batik “inasinul” sehingga calon konsumen merasa lebih jelas dan yakin untuk
membeli produk tersebut. Keuntungan lainnya adalah followers lain juga dapat
melihat pembicaraan di comment tersebut sehingga followers lain pun dapat
mengetahui informasi-informasi tambahan melalui comment tersebut.
Gambar 6 Bentuk feedback dari instagram @inasinul
Indikator selanjutnya adalah kecepatan admin instagram @inasinul dalam
membalas sebuah comment yang dilontarkan oleh calon konsumen mereka.
Berdasarkan hasil di Tabel 6 sebanyak 36 responden atau 52% menlai bahwa
instagram @inasinul cepat dalam membalas comment calon konsumennya.
Membalas sebuah comment memang merupakan hal penting bagi pelaku usaha di
media online sepert instagram, namun cepat atau lambatnya admin instagram
membalas comment juga merupakan faktor penentu baik buruknya komunikasi yang
terjalin bagi kedua belah pihak. Jika balasan comment cepat tentu calon konsumen
yang bertanya akan menilai bahwa admin instagram sangat tanggap dan cekatan
dalam merespon comment tersebut. Selain itu ketika seseorang memberikan comment
dan admin instagram tersebut memberikan respon cepat, tentu interaksi komunikasi
akan berlangsung saat itu juga, lain halnya jika admin membalas comment setelah
beberapa hari comment itu dilontarkan pasti akan membuat calon konsumen itu
cenderung malas untuk melanjutkan pembicaraan.
35
Indikator terakhir dalam melihat tingkat feedback pesan adalah admin
melakukan followback kepada followers instagram @inasinul. Seberar 37 responden
atau 54% menilai bahwa instagram @inasinul tidak mem-followback mereka.
Beberapa media sosial seperti twitter dan instagram menerapkan sistem follow
sebagai tanda pertemanan. Walaupun instagram merupakan media sosial untuk
individu, namun batik “Inasinul” menggunakan instagram sebagai media promosi
mereka yang berarti bahwa konsumen atau calon konsumen mereka adalah para
followers instagram tersebut. Konsumen yang telah mem-follow instagram
@inasinul pasti mengharapkan followback dari admin terutama jika instagram
tersebut di lock sehingga bagi yang belum diterima permohonan pertemanannya tidak
dapat melihat foto-foto yang ada di dalamnya.
Daya Tarik Pesan
Daya tarik pesan merupakan salah satu aspek dari aktivitas promosi yang
memiliki peranan dalam menarik perhatian calon konsumen. Semakin menarik pesan
yang disampaikan melalui instagram akan semakin menarik perhatian calon
konsumen untuk melihat sampai dengan membeli produk yang ditawarkan di
instagram. Wurinanda (2015) menyatakan bahwa pesan yang disampaikan melalui
media sosial untuk promosi sebuah produk memiliki daya tarik yang tinggi. Seorang
admin memiliki peranan dalam membuat rancangan foto dan caption yang akan di
unggah ke instagram semenarik mungkin dengan berbagai cara agar calon konsumen
tertarik. Instagram menawarkan berbagai fasilitas bagi pelaku usaha sperti unggah
foto dan video yang dilengkapi dengan caption, search engine dengan hashtag,
profile picture, bio instagram sebagai penanda identitas akun instagram. Apabila
unsur-unsur tersebut dikreasikan sedemikian rupa, orang-orang akan tertarik untuk
mem-follow akun instagram tersebut. Beberapa indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat daya tarik pesan meliputi logo instagram, hiasan pada foto,
kualitas foto yang di-posting, profile picture, dan penyesuaian dengan hari besar yang
dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator daya tarik
pesan melalui akun Instagram @inasinul
Indikator Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Daya tarik logo instagram “Inasinul” 2 2.94 18 26.47 48 70.58
Daya tarik hiasan instagram “Inasinul” 3 4.44 17 25.00 48 70.58
Kualitas foto instagram “Inasinul” 1 1.47 6 8.82 61 89.70
Daya tarik profile picture instagram “Inasinul” 3 4.44 10 14.70 55 80.88
Penyesuaian waktu pergantian profile picture 14 20.58 30 44.11 24 35.29
36
Berdasarkan uraian di atas logo instagram @inasinul dinilai menarik bagi
responden terlihat dari hasil data yang ada sebanyak 48 responden atau 70%. Sebuah
usaha terutama yang menggunakan media sosial sebagai media promosinya harus
memiliki logo sebagai pematenan produk tersebut. Sebuah logo memiliki daya tarik
tersendiri bagi konsumen terutama jika logo tersebut unik sehingga mudah diingat
oleh konsumen. Indikator kedua yaitu daya tarik hiasan-hiasan yang terdapat pada
foto di instagram @inasinul. Sebanyak 48 responden atau 70% menilai bahwa hiasan
pada foto yang di-posting di instagram @inasinul menarik. Sebuah foto yang di-
posting di instagram terkadang memerlukan inovasi agar tidak dinilai membosankan
bagi followers yang melihatnya. Memberikan hiasan-hiasan pada foto yang akan di-
posting merupakan salah satu cara agar memberikan kesan menarik di foto yang akan
di-post. Hiasan pada foto tersebut berisi sticker, tulisan harga, dan informasi sekilas
tertang produk yang ditawarkan sehingga jika dilihat selintas konsumen merasa jelas
dengan hanya melihat foto saja.
Indikator ketiga dari daya tarik pesan adalah kualitas foto yang di-posting oleh
instagram @inasinul. Hasil penilaian responden pada indikator ketajaman gambar
mendapatkan nilai tertinggi yaitu 61 responden atau 89% yang mengindikasikan
bahwa kualitas foto yang di-posting berkualitas baik dan tajam. Kualitas foto yang
baik dan tajam di instagram memang lebih disukai oleh orang yang melihatnya
terutama jika instagram tersebut memang memasarkan sebuah produk tentu yang
utama dilihat adalah produk tersebut. Ketajaman sebuah foto juga akan berpengaruh
terhadap kesesuaian dengan barang yang dibeli dan sampai ke tangan konsumen
karena jika kualitas foto baik akang semakin sesuai dengan barang yang dibeli oleh
konsumen.
Indikator terakhir dari daya tarik pesan adalah penyesuaian penggantian
profile picture instagram @inasinul dengan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal,
dll. Berdasarkan hasil penilaian responden, instagram @inasinul dinilai jarang
mengganti profile picture yang disesuaikan dengan hari-hari besar dengan presentase
44% atau 30 responden. Aktivitas promosi yang dilakukan oleh para pelaku usaha
konvensional sering kali menyesuaikan konten-konten promosinya dengan hari-hari
besar, hal tersebut juga dapat kita temukan pada promosi yang dilakukan di media
sosial agar lebih menarik kalangan-kalangan yang berkaitan dengan hari besar
tersebut.
Gaya Pesan
Gaya pesan merupakan strategi dari pelaku usaha yang dituangkan dalam
sebuah pesan yang disampaikan kepada konsumen. Pada promosi produk batik
“Inasinul” melalui instagram, gaya pesan merupakan cara admin instagram
@inasinul menyampaikan informasi, baik informasi yang menyangkut produk
maupun informasi promosi melalui instagram kepada followers dan calon konsumen
produk batik “Inasinul”. Gaya pesan yang diukur menggunakan beberapa indikator
yaitu kemudahan caption untuk dimengerti oleh calon konsumen, sifat persuasif pada
caption foto, kelengkapan dan juga kesesuaian caption foto instagram @inasinul.
Penjelasan terkait gaya pesan dapat dilihat pada Tabel 8
37
Tabel 8 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator gaya
pesan melalui akun instagram @inasinul
Indikator Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Kemudahan caption photo untuk dimengerti 0 0.00 9 13.23 59 86.76
Caption photo bersifat persuasif 7 10.29 11 16.17 50 73.52
Kelengkapan caption photo 0 0.00 18 26.47 50 73.52
Kesesuaian caption photo 3 4.41 3 4.41 62 91.17
Berdasarkan paparan pada Tabel 8, sebanyak 59 responden atau 86% menilai
bahwa caption foto instagram @inasinul mudah untuk dimengerti. Memberikan
penjelasan melalui caption di instagram harus menggunakan kalimat yang mudah
dimengerti oleh calon konsumen, caption tidak perlu terlalu panjang namun jelas dan
langsung dimengerti oleh konsumen. Indikator selanjutnya adalah mengukur sifat
persuasif dari caption instagram @inasinul dan 50 responden atau 73% menilai
bahwa pesan yang disampaikan melalui caption tersebut sudah bersifat mengajak atau
persuasif terhadap calon konsumen yang membaca caption tersebut. Pesan yang
dirancang secara persuasif merupakan strategi yang hampir selalu digunakan oleh
pelaku usaha agar calon konsumen tertarik akan produknya karen bersifat mengajak
konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh Riyantoro dan Harmoi (2013) dimensi
persuasif dalam sebuah promosi atau penjualan merupakan dimensi yang harus
ditingkatkan agarkeinginan konsumen untuk menggali informsi lebih dalam terhadap
sebuah produk semakin meningkat.
Gambar 7 Salah satu caption instagram @inasinul
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa caption pada instagram memang
tidak harus selalu panjang namun harus mencakup keseluruhan informasi penting
yang dibutuhkan konsumen. Kelengkapan caption instagram @inasinul dinilai oleh
50 responden atau 72% sudah lengkap secara keseluruhan informasi yang dibutuhkan
oleh konsumen. Indikator keempat dari variabel gaya pesan adalah kesesuaian
38
caption dengan foto yang di-posting di instagram @inasinul. Dari hasil penilaian
responden diperoleh hasil 62 responden atau 91% berpendapat bahwa caption yang
tertera di bawah foto yang di-posting sudah sesuai. Caption dalam sebuah foto di
instagram merupakan daya dukung untuk mendeskripsikan foto yang di-posting. Jika
caption sudah sesuai dan menjelaskan lebih detail foto diatasnya, proses selanjutnya
yang dilakukan oleh calon konsumen akan lebih cepat karena calon konsumen
tersebut sudah merasa mengerti dan juga jelas akan produk yang ingin dibeli.
Kejelasan Pesan
Sebuah komunikasi memiliki unsur sumber pesan, pesan yang disampaikan,
media komunikasi, dan juga penerima pesan tersebut. Sebuah pesan harus dirancang
dan disampaikan secara jelas agar sampai kepada penerimanya secara utuh. Kejelasan
sebuah pesan merupakan faktor penting dalam merancang sebuah promosi. Semakin
jelas informasi yang disampaikan dalam sebuah foto di instagram akan membuat
calon konsumen mengerti dan tidak muncul pertanyaan sehingga meningkatkan
keinginan calon konsumen tersebut untu membeli produk yang ditawarkan.
Pengukuran kejelasan informasi dapat diukur dengan melihat beberapa indikator yaitu
bio instagram, caption instagram, informasi produk, informasi harga produk,
informasi stok produk, informasi jam operasional dan informasi cara pembelian.
Hasil penilaian responden terkait kejelasan informasi dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator kejelasan
pesan melalui akun instagram @inasinul
Indikator Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Bio penting untuk dicantumkan 1 1.47 3 4.41 64 94.11
Keakuratan bio instagram 1 1.47 7 10.29 60 88.23
Kejelasan informasi produk batik 2 2.94 6 8.82 60 88.23
Kejelasan informasi harga produk 3 4.41 7 10.29 58 85.29
Kejelasan informasi stok produk 8 11.76 21 30.88 39 60.93
Kejelasan informasi jam operasional 9 13.23 30 44.11 29 42.64
Kejelasan informasi cara pembelian 3 4.41 16 23.52 49 72.05
Berdasarkan paparan Tabel 10, sebanyak 64 responden atau 94% menilai
bahwa bio instagram @inasinul penting untuk dicantumkan. Bio dalam instagram
sering digunakan sebagai penjelas informasi yang berisi contact person dari batik
“Inasinul” seperi PIN Blackberry messanger, nomor Whatsapp, dan ID Line sebagai
langkah selanjutnya bagi calon pembeli yang memiliki keinginan untuk bertransaksi.
Indikator kedua adalah keakuratan dari bio instagram @inasinul yang dinilai sudah
akurat dengan presentase 88%. Dalam mencari sebuah produk terkadang konsumen
khawatir akan adanya penipuan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab,
untuk itu keakuratan isi dari bio instagram dianggap penting dalam mengukur
39
kejelasan sebuah pesan karena akan berhubungan dengan jalannya transaksi yang
berlangsung antara pelaku usaha dan juga calon konsumen.
Gambar 8 Bio instagram @inasinul
Indikator selanjutnya adalah informasi produk Batik “inasinul dengan hasil 60
responden atau 88% menilai bahwa informasi tentang produk yang ditawarkan di
instagram @inasinul sudah jelas. Informasi atau deskripsi mengenai produk batik
bermanfaat untuk memberikan pengetahuan kepada calon konsumen misalnya pada
sebuah foto yang di-posting di instagram @inasinul tertera deskripsi batik garutan
dan emboss secara jelas.
Indikator keempat dari kejelasan informasi adalah informasi tentang harga
produk batik “Inasinul” yang dinilai jelas oleh responden dengan hasil 58 responden
atau 85%. Harga merupakan hal yang intim dalam sebuah usaha jual beli karena
dapat mempengaruhi calon konsumen untuk lanjut membeli atau tidak. Semakin
terjangkaunya harga produk maka semakin menarik bagi calon konsumen tentu
diimbangi dengan kualitas barang yang baik. Beberapa akun instagram yang serupa
dengan instagram @inasinul yang mempromosikan batik tidak seluruhnya
mencantumkan harga di caption atau pada foto karena biasanya produk tersebut
memiliki harga yang cukup tinggi dan pemilik usaha tersebut tidak ingin membuat
calon konsumen mengurungkan niatnya untuk membeli sebelum bertanya lebih
lanjut. Hal tersebut berbeda dengan akun yang dengan sengaja memaparkan harga
produk yang mereka tawarkan seperti batik “Inasinul” karena produk batik yang
mereka tawarkan memiliki harga yang terjangkau bagi konsumen.
Informasi mengenai jam operasional merupakan indikator selanjutnya dari
kejelasan pesan yang disampaikan oleh batik “Inasinul”. Berdasarkan hasil paparan
Tabel 7, 30 responden atau 44% menilai bahwa informasi terkait jam operasional dari
instagram batik @inasinul kurang jelas. Walaupun dilakukan melalui media online
yang tidak memiliki batasan waktu dalam aksesnya, namun tetap yang
menjalankannya adalah manusia sehingga sama seperti penjualan melalui jalur
konvensional yang memiliki jam operasional dalam pelaksanaannya. Pemaparan
informasi tentang jam operasional yang jelas akan membuat calon konsumen
mengetahui kapankah mereka dapat menghubungi pihak batik “Inasinul” untuk
bertanya atau melakukan transaksi jual beli.
40
Indikator terakhir dari kejelasan pesan adalah informasi cara pembelian batik
“Inasinul” yang dinilai oleh 49 responden atau 72% sudah jelas. Usaha online
memang menggunakan cara yang berbeda dengan penjualan konvensional, konsumen
harus menghubungi atau memesan sebuah produk lalu membayarnya sebelum barang
yang dipesan dikirim kepada konsumen. Cara pemenasan tersebut penting untuk
diketahui karena memang prosedur pemesanan setiap usaha online memang tidak
selalu sama. Batik “Inasinul” memberikan informasi cara pemesanan barang di
instagram meelalui beberapa comment dan diperjelas kembali saat bertanya kepada
contact person yang tertera di bio instagram @inasinul.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan salah satu faktor yang memengaruhi konsumen
terhadap melihat suatu efektivitas promosi batik “Inasinul” karena melihat dari sisi
kejiwaan dari responden yang merespon terhadap suatu rangsangan yang dalam hal
ini adalah promosi batik “Inasinul” melalui instagram. Faktor psikologis diukur
dalam empat variabel yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap
responden terhadap promosi batik “Inasinul” melalui instagram. Penilaian responden
berdasarkan faktor psikologis dapat dilihat pada Tabel 10
Tabel 10 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan faktor psikologis
Faktor Psikologis Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Motivasi 6 8.82 33 48.25 29 42.64
Persepsi 1 1.47 9 13.23 58 85.29
Pembelajaran 3 4.41 10 14.70 55 80.88
Keyakinan dan Sikap 12 17.64 31 45.58 25 36.76
Berdasarkan data hasil penilaian responden berdasarkan faktor psikologis
motivasi 33 responden atau 48% responden dalam menanggapi promosi hingga
membeli produk batik “Inasinul” masih tergolong sedang. Sementara persepsi
responden tentang promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” sudah baik didukung
oleh penilaian responden sebanyak 58 responden atau 85%. Pembelajaran responden
terhadap promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” juga dinilai oleh 55 responden
atau 80% sudah baik jika dibandingkan dengan akun serupa lainnya. Variabel terakhir
dalam faktor psikologi yaitu keyakinan dan sikap dinilai oleh 31 responden atau 45%
masih pada tahap sedang atau belum terlalu yakin dengan promosi batik “Inasinul”.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kurangnya keyakinan pada responden adalah
resiko besar yang merekat pada bisnis online shop seperti penipuan karena transaksi
tidak dilakukan secara tatap muka.
41
Motivasi
Motivasi merupakan faktor yang mendorong konsumen untuk mencari sebuah
produk melalui instagram. Motivasi responden ini diukur menggunakan beberapa
indikator diantaranya adalah motivasi responden muncul karena keperluan yang
mendesak, motivasi responden muncul karena mengikuti tren terkini, dan motivasi
responden muncul karena keinginan sendiri. Hasil penilaian terkait motivasi
responden dapat dilihat pada Tabel 11
Tabel 11 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator motivasi
responden
Indikator Ya Tidak
N % N %
Motivasi karena keperluan mendesak 15 22.05 53 77.94
Motivasi karena tren terkini 34 50.00 34 50.00
Motivasi karena keinginan sendiri 60 88.23 8 11.76
Berdasarkan data terkait indikator motivasi responden motivasi terbesar
mereka dalam mencari promosi hingga membeli produk batik “Inasinul” muncul
karena keinginan dari responden itu sendiri. Hal tersebut dinilai oleh 60 responden
atau 88%. Motivasi responden lain pun menilai bahwa tren terkini merupakan alasan
mereka dalam mencari, melihat dan membeli produk batik “Inasinul” melalui
instagram mengingat instagram sekarang ini merupakan media sosial yang digemari
oleh masyarakat pengguna smartphone dengan presentase pernilaian sebesar 50%.
Persepsi
Persepsi merupakan faktor dimana konsumen memiliki tanggapan terkait akun
instagram batik “Inasinul”. Menurut Rangkuti (2010) setiap orang akan memiliki
persepsi terhadap sebuah objek karena adanya tiga proses persepsi yaitu perhatian
selektif, distorsi selektif, dam ingatan selektif. Pengukuran persepsi responden
menggunakan beberapa indikator diantaranya akun @inasinul lebih mudah diakses,
pelayanan batik “Inasinul”, promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul”, dan
kemudahan dalam cara pemesanan produk batik. Penilaian responden terkait persepsi
dapat dilihat pada Tabel 12
42
Tabel 12 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator persepsi
responden
Indikator Ya Tidak
N % N %
Akun “inasinul” lebih mudah diakses 64 94.11 4 5.88
Pelayanan baik oleh akun “Inasinul” 64 94.11 4 5.88
Promosi yang dilakukan akun “Inasinul” baik 62 91.17 6 8.82
Kemudahan dalam pemesanan 66 97.05 2 2.94
Berdasarkan penilaian responden terkait persepsi mereka terhadap promosi
batik “Inasinul” di instagram dapat dilhat bahwa menurut 64 responden atau 94%
akun @inaninul lebih mudah diakses dengan pelayanan yang sudah baik dinilai oleh
64 responden atau 94%. Promosi yang dilakukan oleh instagram @inasinul pun
dinilai oleh 62 responden atau 91% sudah baik dan 66 responden atau 97% menilai
bahwa pemesanan produk batik “Inasinul” mudah untuk dilakukan. Menumbuhkan
citra positif dalam suatu usaha merupakan kewajiban terutama pada usaha online
yang penuh dengan resiko. Memberikan berbagai kemudahan dan pelayanan prima
kepada konsumen merupakan langkah yang dilakukan oleh pelaku usaha online batik
“Inasinul” dalam membuat citra positif bagi usaha yang dirintis agar konsumen juga
merasa senang sehingga selalu melakukan pembelian pada batik “Inasinul”.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah perilaku konsumen yang berdasarkan pada proses dan
pengalamannya mencari sebuah produk melalui instagram. Menurut Rangkuti (2010)
pembelajaran meliputi perilaku seseorang yang muncul karena adanya pengalaman.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur pembelajaran responden
diantaranya adalah pemilihan batik “Inasinul” didasarkan pada pembelajaran
sebelumnya, perbandingan terkait dengan kemudahannya, perbandingan terhadap
kecepatan mencari, perbandingan terhadap kecepatan feedback, dan perbandingan
terkait kelengkapan informasi. Hasil penilaian terkait pembelajaran responden dapat
dilihat pada Tabel 13
43
Tabel 13 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
pembelajaran responden
Indikator Ya Tidak
N % N %
Pemilihan batik “Inasinul” karena pembelajaran 50 73.52 18 26.47
Perbandingan terkait dengan kemudahan 63 92.64 5 7.35
Perbandingan terkait dengan kecepatan mencari 58 85.29 10 14.70
Perbandingan terkait dengan kecepatan feedback 57 83.82 11 16.17
Perbandingan terkait kelengkapan informasi 63 92.64 5 7.35
Berdasarkan data hasil penilaian indikator pembelajaran responden dapat
dilihat bahwa 50 responden atau 73% memilih Batik “Inasinul karena pembelajaran
sebelumnya dan hasil perbandingan dengan akun serupa lainnya. Perbandingan
terkait kemudahan oleh 63 responden atau 92% menilai bahwa akun @inasinul lebih
mudah dibandingkan akun serupa lainnya dan akun instagram @inasinul lebih mudah
dicari di search engine instagram didukung oleh penilaian oleh responden sebanyak
58 responden atau 85%. Kemudahan mencari tersebut disebabkan oleh admin
instagram @inasinul menyisipkan hashtag atau tanda pagar di setiap kata kunci pada
caption sehingga memudahkan pencarian produk batik. Sebanyak 57 responden atau
82% pun menilai bahwa feedback yang diberikan pihak batik “Inasinul” lebih cepat
dibandingkan dengan akun instagram serupa. Indikator terakhir yaitu terkait
kelengkapan informasi dinilai oleh 63 responden atau 92% lebih lengkap
dibandingkan dengan akun instagram serupa. batik “Inasinul” sebagai usaha di
bidang online memiliki pesaing bisnis serupa di instagram sehingga dalam proses
promosi dan transaksinya harus memiliki kelebihan dibandingkan akun-akun serupa
lainnya seperti memberikan kemudahan dan cepat dalam memberi feedback kepada
konsumen agar konsumen merasa nyaman bertransaksi di batik “Inasinul”.
Keyakinan dan Sikap
Sikap merupakan penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau
produk yang diminati. Sikap akan muncul ketika konsumen telah memiliki keyakinan
seperti akhinya memilih produk batik setelah melewati proses-proses sebelumnya.
Indikator yang digunakan untuk mengukur keyakinan dan sikap responden yaitu
memilih batik “Inasinul” karena jumlah followers, memilih batik “Inasinul” karena
rancangan promosi, memilih batik “Inasinul” karena intensitas foto di timeline, dan
memilih batik “Inasinul” karena meihat testimoni konsumen lainnya. Hasil penilaian
responden terkait keyakinan dan sikap dapat dilihat pada Tabel 14
44
Tabel 14 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
keyakinan dan sikap responden
Indikator Ya Tidak
N % N %
Memilih Batik “Inasinul” karena jumlah followers 47 69.11 21 30.88
Memilih Batik “Inasinul” karena rancangan promosi 59 86.76 9 13.23
Memilih Batik “Inasinul” karena intensitas posting foto 37 54.41 31 45.58
Memilih Batik “Inasinul” karena melihat testimoni 47 69.11 21 30.88
Berdasarkan data hasil penilaian responden terkait keyakinan dan sikap dapat
dilihat bahwa faktor jumlah followers memang menjadi perhatian responden dalam
meyakinkan diri mereka. Penilaian responden yang memilih Batik “Inasinul” karena
jumlah followers adalah sebesar 47 responden atau 69%. Penilaian responden terkait
rancangan promosi sebanyak 59 responden atau 86%, intensitas mem-posting foto
sebanyak 37 responden atau 54% dan melihat adanya testimoni dari konsumen lain
sebanyak 47 responden atau 69 % juga menjadi penguat responden lebih yakin untuk
melakukan transaksi di Batik “Inasinul”. Keempat indikator tersebut memang akan
meyakinkan responden yang berniat untuk melakukan transaksi di Batik “Inasinul”
seperti adanya testimoni dari konsumen lain akan membuat responden merasa yakin
bahwa Batik “Inasinul” ini asli keberadaannya dan tidak akan melakukan penipuan
atau kejahatan lainnya.
Gambar 9 Testimoni dari konsumen batik “Inasinul”
45
EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK BATIK “INASINUL”
Efektivitas Promosi melalui Instagram
Efektivitas promosi melalui instagram dalam kajiannya adalah melihat kinerja
media sosial instagram melalui karakteristik responden, aktivitas promosi dan faktor
psikologis. Efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram dilihat dari
perubahan sikap yang terjadi pada konsumen. Pengukuran efektivitas promosi batik
“Inasinul” dilakukan dengan melihat keempat tahapan AIDA (Attention, Interest,
Desire, dan Action). Setiap responden mengisi kuesioner online produk batik
“Inasinul” melalui keempat tahapan tersebut secara berurutan. Efektivitas instagram
dilihat dari sudah sampai tahap mana responden melewati tahapan perubahan sikap
tersebut. Berikut ini adalah Tabel 15 yang menunjukkan data jumlah dan persentase
dan penilaian responden dalam mencapai tahap AIDA.
Tabel 15 Jumlah dan persentase responden dan penilaian responden dalam mencapai
tahap AIDA
Efektivitas Promosi Melalui
Jumlah
Responden
Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Attention (Perhatian) 68 16 23.52 25 36.76 27 39.70
Interest (Ketertarikan) 64 3 4.68 14 21.87 47 73.43
Desire (Keinginan) 54 17 31.48 17 31.48 20 37.03
Action (Tindakan) 47 17 36.17 9 19.14 21 44.68
Hasil penilaian responden terkait efektivitas promosi pada tahap attention
dapat dilihat sebanyak 27 dari 68 responden atau 39% menilai bahwa promosi
melalui instagram dalam menarik perhatian responden sudah baik. Hal serupa
ditemukan pada tahap interest yang sebanyak 47 dari 64 responden atau 73% menilai
promosi melalui instagram dalam menimbulkan ketertarikan responden sudah baik.
Tahap desire juga menunjukan angka yang menunjukkan bahwa promosi melalui
instagram dapat menimbulkan keinginan responden untuk menggali lebih dalam
terkait prodk dan cara pemesanannya yait 20 respondenatau 37%. Terakhir pada
tahap action juga menunjukkan penilaian responden sebanyak 21 orang atai 44%
yang berarti bahwa promosi melalui instagram juga mampu menimbulkan tindakan
konsumen untuk membeli, merekomendasikan, dan memasang testimoni produk batik
“Inasinul”.
46
Attention
Attention dalam konteks promosi sebuah produk merupakan perhatian dan
kesadaran calon konsumen terhadap keberadaan sebuah produk batik “Inasinul”.
Bentuk pengetahuan dan perhatian responden terhadap produk batik “Inasinul” diukur
melalui beberapa indikator, seperti memperhatikan foto instagram @inasinul yang
muncul di timeline, memperhatikan profile picture instagram @inasinul,
memperhatikan lokasi gerai, memperhatikan stok produk batik, dan memperhatikan
promosi yang ada (diskon, promo,dll). Berikut ini gambarkan penilaian responden
terhadap tahap attention pada Tabel 16
Tabel 16 Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-indikator
pada tahap attention
Indikator
Penilaian Responden
Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Perhatian pada foto @inasinul ditimeline 6 8.82 33 48.52 29 42.64
Perhatian terhadap profile picture @inasinul 9 13.23 36 52.94 23 33.82
Perhatian terhadap lokasi gerai Batik “Inasinul” 15 22.05 31 45.58 23 33.82
Perhatian terhadap stok produk batik 9 13.23 29 42.64 30 44.11
Perhatian terhadap informasi promosi 7 10.29 32 47.05 29 42.64
Berdasarkan data penilaian pada tahap attention terlihat bahwa perhatian
responden terhadap foto @inasinul di timeline, terhadap profile picture, lokasi gerai
batik dan terhadap informasi tentang promo tergolong sedang. Hal berbeda ditemui
pada indikator perhatian pada stok barang yang dinilai sebanyak 30 dari 68 responden
atau 44% sangat tinggi. Tujuan awal dari tahap attention adalah menimbulkan
kesadaran responden akan keberadaan suatu produk batik “Inasinul” dan setelah
tahap ini tercapai maka akan berlanjut ke tahapan-tahapan selanjutnya. Oleh karena
itu, berdasarkan tahap attention seluruh responden sudah mengetahui aktivitas
promosi produk batik “Inasinul” melalui akun instagram @inasinul.
Interest
Interest dalam sebuah promosi sebuah produk diartikan sebagai ketertarikan
responden untuk lebih tahu karena telah melihat aktivitas promosi di instagram
@inasinul. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur ketertarikan
responden pada promosi yang dilakukan batik “Inasinul” melalui instagram
diantaranya adalah ketertarikan dengan bio instagram, ketertarikan dengan caption
pada foto, ketertarikan untuk memberikan comment, ketertarikan memberi tanda love,
ketertarikan pada varian produk batik dan ketertarikan pada promo yang berlangsung.
Pada tahap interest telah terjadi pengurangan responden sebanyak 4 responden karena
47
hanya baru sampai dengan tahap attention sehingga total responden di tahap ini
berjumlah 64 orang. penilaian responden pada tahap interest dapat dilihat pada Tabel
17
Tabel 17 Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-indikator
pada tahap interest
Indikator
Penilaian Responden
Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Ketertarikan dengan bio instagram @inasinul 2 3.12 20 31.25 42 65.62
Ketertarikan dengan caption foto @inasinul 4 6.25 12 18.75 48 75.00
Ketertarikan untukmemberikan comment 27 42.18 16 25.00 21 32.81
Ketertarikan memberikan tanda love 12 18.7 22 34.37 30 46.87
Ketertarikan dengan varian produk batik 3 4.68 15 23.47 46 71.87
Ketertarikan dengan promo yang tersedia 4 6.25 18 28.12 42 65.62
Berdasarkan hasil penilaian pada tahap interest indikator ketertarikan
responden terhadap bio instagram dan caption foto sudah tinggi dengan masing-
masing indikator sebanyak 42 (65%) dan 48 (75%) responden yang tertarik dengan
kedua indikator tersebut. Bio dan caption dalam instagram memang memiliki daya
tarik tersendiri karena bio menyimpan contact person dan caption berisi informasi
penting terkait dengan produk yag ditawarkan. Namun pada indikator ketertarikan
untuk memberikan comment sejumlah 27 responden atau 42% tidak tertarik untuk
memberikan comment pada foto di instagram @inasinul.
Tiga indikator lainnya yaitu ketertarikan memberi tanda love, ketertarikan
pada varian produk, dan pada promo yang tersedia masing-masing dinilai oleh
responden sebanyak 30 (46%), 46 (71%), dan 42 (65%) responden yang tertarik pada
ketiga indikator tersebut. Tahap interest merupakan lanjutan dari tahap attention,
yaitu saat responden tidak hanya mengetahui dan memberi perhatian akan promosi
produk, tetapi juga mulai memiliki ketertarikan terhadap produk yang dipromosikan
melalui instagram @inasinul.
Desire
Setelah melewati tahapan attention dan interest, tahapan ketiga dalam
mengukur efektivitas promosi adalah desire. Desire diartikan sebagai suatu keinginan
yang timbul karena adanya proses pertukaran yang menarik bagi konsumen. Tahap
desire dapat dilihat dari hasrat yang mucul dari konsumen untuk bertanya lebih dalam
sebelum melakukan pembelian batik “Inasinul”. Indikator-indikator yang digunakan
dalam mengukur tahapan desire yaitu menanyakan harga produk, menanyakan
promo, menanyakan varian batik, menanyakan lokasi gerai batik, dan menanyakan
48
cara pemesanan di batik “Inasinul”. Pada tahap ini responden mengalami
pengurangan sebanyak 10 responden karena belum sampai pada tahap desire
sehingga total responden berjumlah 54 orang. Jumlah perubahan tersebut merupakan
perubahan sikap yang paling besar dibandingkan dengan perubahan sikap dari tahap
lainnya. Pada tahapan inilah instagram berperan besar dalam mengubah sikap
responden. Penilaian responden pada tahap desire dapat dilihat pada Tabel 18
Tabel 18 Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-indikator
pada tahap desire
Indikator
Penilaian Responden
Rendah Sedang Tinggi
n % N % n %
Menanyakan harga produk batik 13 24.07 17 31.48 24 44.44
Menanyakan promo yang tersedia 16 29.62 18 33.33 20 37.03
Menanyakan varian motif batik 16 29.62 16 29.62 22 40.47
Menanyakan lokasi gerai batik “Inasinul” 21 38.88 19 35.18 14 25.92
Menanyakan cara pemesanan 18 33.33 17 31.48 19 35.18
Berdasarkan hasil penilaian pada tahap desire terdapat empat indikator yang
dinilai tinggi oleh responden yaitu menanyakan harga produk batik sebanyak 24
responden (44%), menanyakan promo yang tersedia sebanyak 20 responden (37%),
menanyakan varian motif batik sebanyak 22 responden (40%), dan menanyakan cara
pemesanan sebanyak 19 responden (35%) karena keempat indikator tersebut memang
hal yang penting untuk ditanyakan dalam usaha online shop. Sementara pada
indikator menanyakan lokasi gerai batik “Inasinul” sebanyak 21 responden atau 38%
tidak menanyakan lokasi gerai karena usaha online ini menjangkau area yang besar
yang barangnya dapat dikirimkan melalui paket tanpa harus mendatangi lokasi
gerainya langsung cukup melihat-lihat promosi di instagram saja.
Action
Tahapan terakhir dalam mengukur efektivitas promosi melalui instagram
adalah tahapan action. Action merupakan aksi nyata yang dilakukan oleh responden
ditandai dengan adanya pembelian produk batik “Inasinul” setelah melewati tahapan
tahapan sebelumnya. Indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur tahapan
action diantaranya adalah membeli produk batik “Inasinul” secara online dan delivery
order, memasang foto produk yang dibeli di instagram, memasang foto produk yang
telah dibeli di media sosial lainnya, dan mengajak orang lain untuk ikut membeli
batik di batik “Inasinul”. Pada tahap terakhir ini terjadi pengurangan responden
sebanyak tujuh responden karena ketujuh responden tersebut belum pernah
melakukan pembelian batik “Inasinul” sehingga total responden yang mencapai tahap
action berjumlah 47 responden atau sebesar 69% dari jumlah responden awal. Hasil
49
serupa juga ditemukan pada penelitian Irfan (2014) yaitu sebesar 70% pengguna
media sosial berhasil terjaring hingga tahap action setelah melihat sebuah promosi
pada media online. Hasil penilaian responden pada tahap action dapat dilihat pada
Tabel 19
Tabel 19 Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-indikator
pada tahap action
Indikator
Penilaian Responden
Rendah Sedang Tinggi
N % N % N %
Membeli secara online dan delivery order 19 40.42 6 12.76 22 46.80
Memasang foto produk di instagram 17 36.17 11 23.40 19 40.42
Memasang foto produk media sosial lainnya 15 31.91 10 21.27 22 46.80
Mengajak orang lain membeli batik “Inasinul” 16 34.04 12 25.53 19 40.42
Berdasarkan data penilaian tahap action, dapat dilihat semua indikator
mendapatkan penilaian baik, mulai dari membeli produk batik “Inasinul” sebanyak 22
responden (46%), memasang foto produk yang telah dibeli di instagram sebanyak 19
responden (40%), memasang foto yang telah dibeli di media sosial lain sebanyak 22
responden (46%), dan mengajak orang lain membeli batik “inasinul” sebanyak 19
responden (40%) yang berarti bahwa responden sudah sering melakukan pembelian
produk, memsang testimony dan mengajak orang lain untuk membeli . Berdasarkan
tabel di atas, terlihat bahwa responden yang mencapai tahap action lebih memilih
untuk memesan secara delivery order dibandingkan dengan melakukan pembelian
secara langsung di lokasi penjualan produk. Hal tersebut disebabkan oleh proses yang
lebih praktis dan efisien, apalagi jika lokasi penjualan jauh untuk dijangkau dari
kediaman responden.
50
51
HUBUNGAN KARAKTERISTIK FOLLOWERS,
KETERDEDAHAN MEDIA DAN FAKTOR PSIKOLOGIS
DENGAN EFEKTIVITAS PROMOSI
Hubungan Karakteristik Followers dengan Efektivitas Promosi
Karakteristik responden yang merupakan pengguna media sosial instagram
@inasinul terdiri atas lima variabel yang terdiri dari umur, jenis kelamin, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan responden. Kelima variabel
tersebut terbagi menjadi dua golongan yaitu variabel dengan pengukuran nominal
yaitu jenis kelamin dan jenis pekerjaan yang datanya diolah dengan menggunakan
Chi-square untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin dan jenis pekerjaan terhadap
efektivitas promosi melalui instagram. Tiga variabel lainnya yaitu umur, tingkat
pendidikan dan tingkat pendapatan diukur secara ordinal untuk dilihat korelasi atau
hubungannya dengan efektivitas promosi yang terdiri atas empat tahap AIDA
(attention, interest, desire, dan action) yang diolah menggunakan uji korelasi Rank
Spearman. Hasil uji hubungan karakteristik responden dengan efektivitas promosi
dapat dilihat pada Tabel 20
Tabel 20 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara karakteristik responden
dengan efektivitas promosi (AIDA)
Karakteristik Followers Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Umur
Attention -0.079 0.524
Interest -0.050 0.696
Desire 0.085 0.524
Action -0.022 0.882
Tingkat Pendidikan
Attention 0.030 0.808
Interest 0.077 0.545
Desire 0.118 0.396
Action -0.022 0.883
Tingkat Pendapatan
Attention 0.126 0.306
Interest 0.131 0.302
Desire 0.145 0.297
Action 0.055 0.713
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
52
Berdasarkan hasil pengolahan data variabel umur, tingkat pendidikan, dan
tingkat pendapatan tidak berkorelasi nyata dan signifikan terhadap efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”. Hal tersebut menggambarkan bahwa umur, tingkat
pendidikan, dan tingkat pendapatan tidak menentukan tingginya efektivitas promosi
produk batik “Inasinul” melalui instagram. Pada uji perbedaan jenis kelamin dan
perbedaan jenis pekerjaan juga tidak ditemukan adanya perbedaan pada jenis
kelamin dan jenis pekerjaan terkait dengan efektivitas promosi. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah perbedaan jenis kelamin dan jenis pekerjaan tidak menentukan
besar tingginya efektivitas promosi produk Batik “Insinul”. Berikut Tabel 21 yang
menggambarkan Nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikasi antara jenis kelamin
dan jenis pekerjaan dengan efektivitas promosi (AIDA)
Tabel 21 Nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikasi antara jenis kelamin dan jenis
pekerjaan dengan efektivitas promosi (AIDA)
Karakteristik
Responden
Efektivitas
Promosi
Koefisien Korelasi Chi-
square Signifikansi
Jenis Kelamin
Attention 0.001 0.934
Interest 0.003 0.483
Desire 0.043 0.975
Action 0.265 0.523
Jenis Pekerjaan
Attention 0.498 0.081
Interest 0.546 0.277
Desire 1.469 0.012
Action 0.000 0.056
Berdasarkan data variabel karakteristik followers yang diuji dengan efektivitas
promosi dapat disimpulkan bahwa kelima variabel ini tidak memiliki hubungan yang
nyata terhadap efektivitas promosi produk melalui keempat tahapan pada AIDA
(attention, interest, desire, action).
Hubungan Aktivitas Promosi dengan Efektivitas Promosi
Aktivitas promosi melalui media sosial instagram @inasinul terdiri dari lima
variabel yang terdiri dari frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, daya
tarik pesan, gaya pesan, dan kejelasan pesan. Kelima variabel dari aktivitas promosi
menggunakan pengukuran ordinal dan diolah menggunakan uji korelasi Rank
Spearman untuk melihat hubungan dari kelima variabel tersebut dengan efektivitas
promosi melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, dan action).
53
Hubungan Frekuensi Informasi terkini dengan Efektivitas Promosi
Sebuah pesan dirancang dan disampaikan dalam sebuah promosi agar
meningkatkan minat konsumen dalam pembelian produk. Promosi melalui media
sosial instagram harus memiliki strategi tertentu dalam membuat rancangan promosi
karena menggunakan sarana visual berupa foto dan penjelasan dengan caption.Selain
rancangan pesan yang dibuat secara menarik, frekuensi informasi atau pesan yang
akan dibagikan oleh pelaku usaha tentu memiliki peranan penting dalam jalannya
sebuah promosi di instagram mengingat internet merupakan media yang dapat dilihat
oleh seluruh pengguna smartphone selama 24 jam. Hubungan frekuensi informasi
terkini dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire,
dan action dapat dilihat pada Tabel 22
Tabel 22 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi informasi terkini
dengan efektivitas promosi (AIDA)
Aktivitas Promosi Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Frekuensi Informasi Terkini
Attention 0.596 0.000**
Interest 0.602 0.000**
Desire 0.538 0.000**
Action 0.413 0.004**
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan attention didorong oleh
adanya foto produk dengan caption berisi penjelasan produk yang menarik perhatian
followers atau calon responden dalam menelusuri informasi tentang batik “Inasinul”
lebih dalam. Hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan attention adalah
variabel ini memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-
aspek attention. Hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan interest
memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek
interest. Ketertarikan calon responden untuk melihat-lihat dan membaca informasi
tentang batik “Inasinul” akan muncul seiring dengan intensitas munculnya foto-foto
terbaru yang di-posting instagram @inasinul. Pada hubungan frekuensi informasi
terkini dengan interest terlihat memiliki nilai koefisiensi korelasi terbesar diantara
hubungan dengan tahapan efektivitas lainnya yang menandakan bahwa frekuensi
informasi yang di-posting oleh instagram @inasinul sangat besar peranannya dalam
membuat followers tertarik untuk membuka dan menggali lebih dalam informasi
tentang produk batik “Inasinul”.
Sama seperti hubungannya dengan attention dan interest, hubungan antara
frekuensi informasi terkini dengan desire memiliki hubungan yang sangat nyata,
signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Hal tersebut ditandai dengan
banyaknya responden yang sudah memiliki keinginan untuk membeli produk setelah
melihat-lihat foto-foto yang di-posting oleh instagram @inasinul dan akhirnya
54
bertanya lebih dalam kepada pihak batik “Inasinul”. Hubungan antara frekuensi
informasi terkini dengan action memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan
searah dengan aspek-aspek action. Hal tersebut ditandai dengan tindakan pembelian
yang dilakukan oleh konsumen karena intensitas mereka dalam melihat dan
memperhatikan foto-foto instagram @inasinul.
Melihat uraian hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan efektivitas
promosi melalui tahapan AIDA dapat disimpulkan bahwa hipotesis uji kedua variabel
dapat diterima. Frekuensi informasi terkini menentukan besar tingginya efektivitas
promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram. Hal tersebut juga dikemukakan
oleh Siregar (2012) bahwa frekuensi sebuah pesan yang dipasang melalui media
sosial akan behubungan sampai dengan konsumen bertindak atau melakukan
suatupembelian. Semakin tinggi frekuensi informasi terkini yang dipasang oleh
instagram @inasinul maka semakin tinggi pula efektivitas promosi yang dihasilkan
melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, action).
Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas Promosi
Menjalankan sebuah usaha di media sosial tentu memerlukan adanya
komunikasi antara pelaku usaha dan konsumen. Konsumen akan menghubungi pihak
pelaku usaha seperti bertanya atau memberi respon terhadap pesan atau informasi
yang dipasang oleh admin. Dengan adanya feedback (umpan balik) antara pelaku
usaha dan konsumen akan menimbulkan keintiman antara kedua belah pihak.
Keintiman dalam komunikasi adalah unsur penting yang turut menentukan apakah
komunikasi bisa behasil atau tidak berhasil (Prisgunanto 2014). Hubungan frekuensi
feedback pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest,
desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 23
Tabel 23 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi feedback pesan
dengan efektivitas promosi (AIDA)
Aktivitas Promosi Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Frekuensi feedback pesan
Attention 0.554 0.000**
Interest 0.503 0.000**
Desire 0.436 0.001**
Action 0.326 0.025*
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan
attention memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-
aspek attention. Hal ini ditandai dengan responden yang lebih memperhatikan
keberadaan batik “Inasinul” setelah melihat feedback dari pihak batik “Inasinul”
melalui comment photo di timeline instagram mereka. Hubungan antara frekuensi
feedback pesan dengan interest memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan
searah dengan aspek-aspek interest. Hal tersebut ditandai dengan ketertarikan calon
55
konsumen yang muncul untuk bertanya sepintas melalui comment setelah membuka
akun instagram @inasinul.
Hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan desire memiliki hubungan
yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Keinginan
membeli responden atau calon konsumen akan muncul saat mereka telah bertanya
lebih dalam ke contact person batik “Inasinul” dan merasakan sendiri feedback baik
dan cepat yang diberikan oleh batik “Inasinul”. Hubungan antara frekuensi feedback
pesan dengan action memiliki memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan
searah dengan aspek-aspek action. Tindakan pembelian yang dilakukan oleh
konsumen tentu berhubungan pula dengan feedback yang diberikan oleh batik
“Inasinul” sebelumya karena seorang konsumen akan terdorong untuk membeli jika
didukung dengan respon baik yang diberikan oleh pelaku usaha.
Melihat uraian hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan efektivitas
promosi melalui tahapan AIDA dapat disimpulkan bahwa hipotesis uji kedua variabel
dapat diterima. Frekuensi feedback pesan menentukan besar tingginya efektivitas
promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram. Hubungan sampai dengan tahap
action ini diperkuat dengan pernyataan Diamond (2015) yang menyatakan bahwa
dalam media sosial dapat terjali percakapan sehingga media sosial merupakan
platform yang ampuh dan tidak dapat diabaikan terutama dalam pemasaran di dunia
online. Semakin tinggi dan cepat frekuensi feedback pesan yang diberikan oleh
instagram @inasinul maka semakin tinggi pula efektivitas promosi yang dihasilkan
melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, action).
Hubungan Daya Tarik Pesan dengan Efektivitas Promosi
Sebuah promosi yang dilakukan di media sosial instagram dirancang untuk
menarik perhatian konsumen sehingga mereka akan menggali informasi lebih dalam
dan berakhir pada adanya proses transaksi. Profil, foto dan caption pada instagram
dapat dimanfaatkan dalam menarik perhatian konsumen karena sarana itulah yang
menjadi ikon yang menonjol dalam media sosial instagram. Hubungan daya tarik
pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire,
dan action dapat dilihat pada Tabel 24
Tabel 24 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara daya tarik pesan dengan
efektivitas promosi (AIDA)
Aktivitas Promosi Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Daya Tarik Pesan
Attention 0.300 0.013**
Interest 0.200 0.113
Desire 0.141 0.308
Action 0.205 0.166
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
56
Berdasarkan hasil data hubungan antara daya tarik pesan dengan attention
memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek
attention. Hal ini ditandai dengan logo, profile picture, dan kualitas foto yang di-post
di instagram @inasinul yang menarik perhatian responden dan menyadarkan
responden akan keberadaan instagram @inasinul. Hubungan daya tarik pesan dengan
attention ini memiliki nilai koefisien korelasi yang terbesar diantara hubungan daya
tarik pesan dengan tahapan efektivitas promosi lainnya yaitu. Kesimpulan yang dapat
diambil dari hubungan kedua variabel ini adalah bahwa variabel daya tarik pesan
hanya berhubungan dengan attention atau menarik perhatian calon responden saja.
Hubungan Gaya Pesan dengan Efektivitas Promosi
Foto pada instagram tentu tidak akan lengkap tanpa adanya caption sebagai
pendukungnya. Caption yang yang dituliskan oleh admin tentu haruslah mudah untuk
dimengerti, menarik bagi konsumen serta lengkap mencakup keseluruhan dari produk
yang dipromosikan. Caption yang menarik akan menarik konsumen yang
membacanya untuk tinggal lebih lama dan membaca keseluruhan dari caption sebuah
foto (Diamond 2015). Hubungan gaya pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat
dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 25
Tabel 25 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara gaya pesan dengan
efektivitas promosi (AIDA)
Aktivitas Promosi Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Gaya Pesan
Attention 0.322 0.007**
Interest 0.299 0.016*
Desire 0.174 0.209
Action 0.142 0.341
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara gaya pesan dengan attention memiliki
hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek attention.
Caption pada foto yang dirancang secara lengkap, sesuai dan bersifat persuasif tentu
membuat followers atau calon konsumen menyadari keberadaan instagram @inasinul
di timeline mereka. Nilai koefisiensi korelasi pada hubungan ini juga memiliki nilai
terbesar dibandingkan dengan hubungan gaya pesan dengan tahap efektivitas lainnya
yang berarti bahwa gaya pesan memiliki peranan besar dalam menarik perhatian
followers sehingga menyadari keberadaan instagram @inasinul.
Hubungan antara frekuensi gaya pesan dengan interest memiliki hubungan
yang kuat. Berdasarkan hal tersebut hubungan antara gaya pesan dengan interest
adalah variabel ini memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan
aspek-aspek interest. Ketertarikan konsumen akan muncul ketika mereka membaca
caption yang menarik pada foto instagram @inasinul di timeline mereka. Caption
57
yang menarik tersebut akan membuat calon konsumen membuka instagram
@inasinul dan melihat lebih detail foto-foto batik “Inasinul”. Dapat disimpulkan
bahwa variabel gaya pesan hanya berhubungan dengan attention dan interest atau
hanya sampai menimbulkan ketertarikan pada calon responden saja.
Hubungan Kejelasan Pesan dengan Efektivitas Promosi
Sebuah pesan yang disampaikan dalam sebuah promosi harus mencakup
keseluruhan aspek dari produk yang ditawarkan sehingga konsumen merasa cukup
jelas. Kejelasan pesan pada foto dan caption instagram tersebut akan berimbas pada
keinginan konsumen untuk berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu tahap membeli.
Konsumen tidak akan melakukan pembelian tanpa adanya kejelasan dan jaminan
yang memadai karena jika konsumen mersa tidak adanya kejelasan dan jaminan akan
memunculkan kekhawatiran pada konsumen tersebut (Sukma 2012). Hubungan
antara kejelasan pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention,
interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 26
Tabel 26 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara kejelasan pesan dengan
efektivitas promosi (AIDA)
Aktivitas Promosi Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Kejelasan Pesan
Attention 0.466 0.000**
Interest 0.369 0.003**
Desire 0.283 0.038*
Action 0.232 0.116
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara kejelasan pesan dengan attention
memiliki memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-
aspek attention. Informasi terkait produk seperti deskripsi produk, harga produk,
ukuran produk, jam operasional dan cara pemesanan yang jelas akan membuat calon
konsumen memperhatikan setiap foto yang di-posting oleh instagram @inasinul.
Nilai koefisiensi terbesar juga terdapat pada hubungan ini yaitu sebesar 0.446 yang
berarti bahwa indicator-indikator pesan seperti deskripsi produk, jam operasional,
hingga cara pemesann yang disampaikan secara jelas memiliki peranan besar dalam
menari perhatian followers.
Hubungan antara kejelasan pesan dengan interest memiliki hubungan yang
sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Pesan atau
informasi yang jelas melalui foto, caption, bio dan lainnya akan terasa menarik bagi
calon sehingga diharapkan menumbuhkan keinginan calon responden untuk membeli
produk batik “Inasinul”. Serupa seperti hubungannya dengan attention dan interest,
hubungan antara kejelasan pesan dengan desire memiliki hubungan yang nyata,
signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Hal tersebut ditandai dengan
58
banyaknya responden yang sudah memiliki keinginan untuk membeli produk setelah
mereka sudah merasa informasi yang mereka butuhkan terkait produk batik
“Inasinul” yang mereka inginkan sudah jelas. Dari hasil uji hubungan kedua variabel
dapat disimpulkan bahwa variabel kejelasan pesan hanya berhubungan dengan
attention, interest, dan desire atau dapat dikatakan belum dapat membuat calon
konsumen melakukan pembelian batik “Inasinul”.
Hubungan Faktor Psikologis dengan Efektivitas Promosi
Faktor psikologis yang dilihat untuk mengukur sebuah efektivitas promosi
batik “Inasinul” melalui instagram terdiri dari empat variabel yang terdiri dari
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Keempat variabel dari
faktor psikologis ini menggunakan pengukuran ordinal dan diolah menggunakan uji
korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan dari variabel faktor psikologis
dengan efektivitas promosi melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, dan
action).
Hubungan Motivasi dengan Efektivitas Promosi
Setiap konsumen tentu memiliki motivasi yang berbeda dalam memanfaatkan
media sosial instagram untuk mencari sebuah produk. Dorongan-dorongan yang
muncul pada konsumen tersebut juga akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi
fisiologis dari konsumen tersebut. Hubungan antara motivasi konsumen dengan
efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat
dilihat pada Tabel 27
Tabel 27 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara motivasi dengan efektivitas
promosi (AIDA)
Faktor Psikologis Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Motivasi
Attention 0.261 0.031*
Interest 0.213 0.091
Desire 0.317 0.020*
Action 0.306 0.036*
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Motivasi calon konsumen baik itu muncul dari keinginannya sendiri ataupun
mengikuti tren saat ini dan membuat mereka memperhatikan keberadaan instagram
batik “Inasinul”. Serupa dengan attention hubungan antara motivasi dengan desire
memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire.
Motivasi konsumen dalam mencari Batik di instagram @inasinul mendorong mereka
untuk bertanya lebih dalam terkait produk batik yang mereka inginkan sampai dengan
cara pemesanannya. Nilai koefisiensi korelasi pada hubungan motivasi dan desire
59
lebih besar dibandingkan dengan hubungan motivasi dengan tahapan efektivitas
lainnya yang menandakan bahwa motivasi memiliki peranan besar dalam membentuk
rasa ingin menggali informasi lebih dalam dengan mulai bertanya kepada pihak batik
“Inasinul”.
Hubungan antara motivasi dengan action memiliki memiliki hubungan yang
nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek action. Motivasi yang besar pada
konsumen tersebut ditandai dengan tindakan pembelian yang dilakukan dan
memasang foto barang yang telah mereka beli di instagram @inasinul. Kesimpulan
dari paparan tersebut bahwa motivasi berhubungan dengan attention, desire, dan
action namun tidak berhubungan degan interest atau membuat konsumen tertarik
untuk membuka instagram @inasinul secara lebih detial. Namun demikian tingginya
motivasi konsumen akan tetap berhubungan dengan efektivitas promosi yang
dihasilkan melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, action).
Hubungan Persepsi dengan Efektivitas Promosi
Persepsi seorang konsumen akan berhubungan dengan efektif atau tidaknya
sebuah promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha terutama di media sosial
instagram. Seperti yang dijelaskan oleh Sujoto (2009) dalam Prisgunanto (2014)
selain motivasi dan kepercayaan diri, persepsi juga merupakan sifat individual yang
mempengaruhi konsumen. Hubungan antara persepsi konsumen dengan efektivitas
promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat
pada Tabel 28
Tabel 28 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara persepsi dengan efektivitas
promosi (AIDA)
Faktor Psikologis Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Persepsi
Attention 0.494 0.000**
Interest 0.295 0.010**
Desire 0.341 0.012*
Action 0.281 0.055
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Persepsi konsumen terkait kemudahan dalam mengakses instagram membuat
konsumen memperhatikan keberadaan dari batik “Inasinul” terutama mereka yang
sedang mencari produk batik. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
hubungan antara kejelasan pesan dengan attention adalah variabel ini memiliki
hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek attention.
Hubungan antara persepsi konsumen dengan interest memiliki hubungan yang sangat
nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Persepsi konsumen yang
merasakan kemudahan mengakses dan juga melihat pelayanan baik yang diberikan
oleh batik “Inasinul” kepada konsumen sebelumnya atau telah mereka rasakan
senrdiri akan membut konsumen tersebut tertarik untuk membuka instagram
60
@inasinul dan lebih detil melihat foto-foto yang ada dan memberikan comment jika
ada yang ingin ditanyakan atau hanya sekedar untuk menilai produk batik pada foto.
Hubungan antara persepsi konsumen dengan desire memiliki hubungan yang
nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Hal tersebut ditandai dengan
persepsi konsumen yang menganggap bahwa mengakses batik “Inasinul” mudah dan
melihat pelayanan yang diberikan oleh batik “Inasinul” mendorong konsumen
tersebut untuk bertanya langsung kepada pihak batik “Inasinul” secara lebih
mendalam untuk menanyakan produk dan cara pemesanannya karena mereka sudah
memiliki keinginan untuk membeli di batik “Inasinul”. Dapat disimpulkan bahwa
persepsi konsumen hanya berhubungan dengan attention, interest, dan desire atau
dapat dikatakan hanya sampai dengan menimbulkan keinginan untuk membeli dan
bertanya langsung kepada pihak batik “Inasinul”.
Hubungan Pembelajaran dengan Efektivitas Promosi
Pembelajaran konsumen dalam konteks bisnis online adalah proses
perbandingan yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan dengan pengalaman yang
dialami langsung oleh konsumen tersebut atau merupakan pengalaman orang lain
disekitarnya. Adanya pembelajaran konsumen tidak lain agar konsumen mendapatkan
produk yang mereka inginkan tanpa adanya hambatan atau kesulitan saat bertansaksi
di media sosial instagram. Hubungan antara persepsi konsumen dengan efektivitas
promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat
pada Tabel 29
Tabel 29 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara pembelajaran dengan
efektivitas promosi (AIDA)
Faktor Psikologis Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Pembelajaran
Attention 0.441 0.000**
Interest 0.381 0.002**
Desire 0.395 0.003**
Action 0.281 0.056
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara pembelajaran dengan attention
memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek
attention. Nilai koefisiensi korelasi dari hubungan antara pembelajaran dengan
attention memiliki nilai terbesar dibandingkan dengan tahapan efektivitas lainnya
yang berarti bahwa konsumen yang melakukan perbandingan dengan akun yang
serupa dengan instagram @inasinul tentu akan memperhatikan keberadaan batik
“Inasinul”.
Hubungan antara pembelajaran responden dengan interest memiliki hubungan
yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Perbandingan
61
akun instagram @inasinul dengan akun serupa lainnya yang dilakukan oleh
konsumen tentu akan membuat konsumen tersebut tertarik untuk membuka akun
instagram @inasinul dan mempelajari lebih detail terkait produk sampai dengan cara
pemesanannya.
Serupa dengan attention dan interest, hubungan antara pembelajaran
konsumen dengan desire yakni memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan,
dan searah dengan aspek-aspek desire. Keinginan membeli responden atau calon
konsumen akan muncul ketika mereka sudah merasa bahwa akun instagram
@inasinul memiliki kelebihan dibanding akun serupa lainnya karena konsumen
cenderung akan memilih mana yang menurut mereka lebih mudah dan memiiki
pelayanan yang baik pula.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konsumen hanya berhubungan
dengan attention, interest, dan desire atau dapat dikatakan hanya sampai dengan
menimbulkan keinginan untuk membeli dan bertanya langsung kepada pihak batik
“Inasinul”. Hal tersebut serupa dengan hubungan persepsi konsumen dengan
efektivits promosi yang belum sampai dengan tahap terjadinya pembelian produk
batik “Inasinul”.
Hubungan Keyakinan dan Sikap dengan Efektivitas Promosi
Proses transakasi jual beli antara konsumen dan pelaku usaha dalam bisnis
online tidak akan terjadi jika konsumen merasa tidak yakin akan bisnis online yang
konsumen tersebut inginkan. Sikap konsumen yang sudah siap untuk membeli akan
muncul ketika mereka sudah merasa cukup informasi yang meyakinkan mereka
bahwa mereka tidak akan mengalami erugian seperti tertipu dan pelayanan buruk.
Hubungan antara keyakinan dansikap dapat dilihat pada Tabel 30
Tabel 30 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara keyakinan dan sikap dengan
efektivitas promosi (AIDA)
Faktor Psikologis Efektivitas Promosi Koefisien Korelasi Signifikansi
Keyakinan dan Sikap
Attention 0.545 0.000**
Interest 0.595 0.000**
Desire 0.515 0.000**
Action 0.391 0.007**
** Signifikan pada selang kepercayaan 99%
* Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen
dengan attention memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah
dengan aspek-aspek attention. Jumlah followers, rancangan promosi, intensitas
pemasangan foto dan memasang testimoni konsumen lain akan menguatkan
keyakinan konsumen dan mempengaruhi sikap konsumen tersebut untuk
memperhatikan foto-foto instagram @inasinul yang muncul di timeline instagram
konsumen tersebut.
62
Hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan interest memiliki
hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest.nilai
koefisiensi korelasi terbesar terdapat pada hubungan kedua variabel ini yang akan
berperan besar dalam membuat konsumen tertarik untuk membuka akun instagram
untuk melihat dan mempelajari lebih detail foto dan caption @inasinul setelah
mereka yakin terhadap batik “Inasinul” itu sendiri yang dinilai melalui jumlah
followers, adanya foto batik “Inasinul” dan testimoni di timeline. Serupa dengan
attention dan interest, hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan desire
memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek
desire. Keinginan membeli pada konsumen akan muncul ketika mereka sudah merasa
yakin bahwa Batik “Inasinul” ini memang akun yang terpercaya dalam penjualan
produk batik di instagram.
Hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan action juga memiliki
hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire.
Tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terjadi setelah mereka
mempelajari dan melewati berbagai proses sehingga merek yakin untuk membeli di
batik “Inasinul” karena didukung oleh beberapa indikator yang telah dijelaskan
sebelumnya. Melihat uraian hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan
efektivitas promosi melalui tahapan AIDA dapat disimpulkan bahwa hipotesis uji
kedua variabel dapat diterima. Keyakinan dan sikap konsumen menentukan besar
tingginya efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram. Semakin
tinggi keyakinan konsumen terhadap batik “Inasinul” maka semakin tinggi pula
efektivitas promosi yang dihasilkan melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire,
action).
63
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dibuat beberapa
kesimpulan seperti berikut:
1. Promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” melalui instagram sudah baik.
Promosi Batik “Inasinul” melalui media sosial instagram efektif dalam
menstimulasi perhatian, meningkatkan pengetahuan responden akan produk yang
dipasarkan, menimbulkan ketertarikan followers, menimbulkan keinginan dan
akhirnya membuat followers tersebut membeli produk batik “Inasinul” serta
merekomendasikannya kembali kepada orang lain.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi batik “Inasinul”
melalui instagram antara lain:
a. Keterdedahan media yang meliputi frekuensi informasi terkini dimana
informasi terbaru berupa foto yang dilengkapi dengan caption yang intens
disesuaikan dengan waktu-waktu tertentu akan membuat followers atau
konsumen memperhatikan produk sampai dengan terjadinya proses
pembelian. Selain itu frekuensi feedback pesan juga berhubungan dengan
efektivitas promosi melalui instagram karena melihat feedback yang diberikan
oleh pelaku usaha berupa balasan comment yang dilakukan secara terus-
menerus dan juga dalam waktu yang cepat membuat konsumen membeli
produk Batik “Inasinul”.
b. Faktor psikologis yang meliputi motivasi followers dalam mencari produk
batik di media sosial instagram yang muncul dari diri sendiri akan
mengantarkan followers atau konsumen tersebut sampai kepada tahap
terjadinya transaksi pembelian produk batik. Selain itu keyakinan dan sikap
followers dalam melihat beberapa indikator seperti melihat rancangan promosi
Batik “Inasinul, jumlah followers instagram @inasinul, intensitas memasang
foto, dan melihat testimoni dari konsumen sebelumnya yang akan
menumbuhkan keyakinan untuk melakukan sebuah pembelian produk batik di
Batik “Inasinul” dan merekomendasikan kembali kepada orang lain.
Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, beberapa saran yang diajukan
oleh penulis, antara lain:
1. Batik “Inasinul” perlu membuat menyusun jadwal terstruktur dalam mem-
posting foto pada jam-jam tertentu yang kiranya banyak dilihat oleh followers
agar promosi produk lebih banyak dilihat dan ditanggapi oleh followers.
2. Batik “Inasinul” perlu meningkatkan interaksi dengan followers seperti
membalas comment, memasang foto dan caption yang menyapa responden agar
hubungan antara pelaku usaha dan konsumen lebih dekat.
64
3. Batik “Inasinul” juga perlu melakukan beberapa promo secara berkala seperti
potongan harga agar lebih menarik followers untuk membeli produk batik.
4. Batik “Inasinul” harus mempertahankan kualitas gambar yang di-post karena
kualitas gambar yang tajam merupakan indikator yang paling besar dalam
menarik perhatian responden.
5. Batik “Inasinul” harus tetap mempertahankan gaya pesan yang sesuai, mudah
dimengerti dan bersifat persuasif pada caption foto agar konsumen lebih tertarik.
6. Batik “Inasinul” perlu menonjolkan logo dan profile picture sebagai pendukung
daya tarik bagi konsumen. Profile picture juga perlu diganti secara berkala
terutama pada hari-hari tertentu seperti Idul Fitri, Natal, dan hari besar lainnya.
7. Batik “Inasinul” perlu meningkatkan intensitas pemasangan foto yang berisi
testimoni dari konsumen sebelumnya agar meningkatkan keyakinan pada
konsumen bahwa akun @inasinul merupakan akun yang terpercaya.
65
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Suharyono dan Sunarti. 2014. Pengaruh Viral Marketing Terhadap
Kepercayaan Pelanggan dan Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Angkatan 2013 yang
Melakukan Pembelian Online Melalui Media Sosial Instagram). [internet].
[diunduh tanggal 7 Desember 2014]. Dapat diunduh di
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.../668
Diamond S. 2015. The Visual Marketing Revolution: 26 Kiat Sukses Pemasaran di
Media Sosial. Jakarta (ID): Serambi Ilmu Semesta. 400 hal.
Ekawati NW. 2012. Jejaring Sosial/Facebook Sebagai Media E-Pengecer. [Internet].
[Diunduh tanggal 29 September 2014]. 17 (2): 210-215. Dapat diunduh di
http://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/download/2193/1392
Febe dan Widyastuti DAR. 2014. Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan di Jejaring Sosial
terhadap Minat Beli pada Perempuan (Studi Eksplanatif Pengaruh Daya Tarik
Pesan Iklan Zalora Indonesia di Facebook Fanpage terhadap Minat Beli pada
Perempuan Dewasa Muda). [internet]. [diunduh tanggal 29 September 2014].
Dapat diunduh di http://e-journal.uajy.ac.id/4708/1/e-journal.pdf
[Harian Aceh]. [2014]. Instagram Ungguli Twitter dengan Jumlah Pengguna 300
Juta. [30 Oktober 2014]. Dapat diakses di Pengguna Instagram
http://www.harianaceh.co.id/teknologi/2014/12/11/47562/instagram-ungguli-
twitter-dengan-jumlah-pengguna/?print=pdf
Irfan M. 2014. Efektivitas Penggunaan Media Sosial Twitter Sebagai Media
Komunikasi Pemasaran STRIKE! COURIER di Samarinda. [Internet]. [Diunduh
tanggal 29 September 2014]. 2(2): 28-38. Dapat diunduh di http://portal.fisip-
.unmul.ac.id/site/?p=1863
Indria R. 2013. Penggunaan media sosial pada komunikasi pemasaran l’cheese
faktory di pekanbaru.[Internet]. [diunduh tangga 14 November 2014]. Dapat
diunduh di: http://103.10.169.96/handle/123456789/5254
Jayanti G. 2014. Penerapan E-Commerce dalam Proses Komunikasi Pemasaran di
Toko East Kalimantan Center Samarinda. [internet]. [diunduh tanggal 7
Desember 2014]. 2 (3): 219-228. Dapat diunduh di ejournal.ilkom.fisip-
unmul.ac.id/.../ejournal%20gita%...
[KOMINFO] Kementrian Komunikasi dan Informatika. [2013]. Kominfo: Pengguna
Internet di Indonesia 63 Juta Orang. [internet]. [29 September 2014]. Dapat
diakses di: kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+
Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker#.UxcMDoX0
GZQ
Kotler P. 2003.80 Konsep yang Harus Dipahami Setiap Manajer (Alih bahasa dari
Bahasa Inggris). Jakarta (ID): Erlangga. [Judul asli: Marketing Insight From A
to Z]. 221 hal.
Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. 198 hal.
66
Maharani M, Ali AHN, Astuti HM. 2012. Faktor-faktor pengaruh media sosial
terhadap keunggulan bersaing: studi kasus coffee toffee indonesia. J Teknik
Pomits.[Internet]. [diunduh tanggal 14 November 2014].Dapat diunduh di:
http://www.ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/2049/627
Mahendra D. 2014. Media Jejaring Sosial dalam Dimensi Self Disclosure. [Skripsi].
Yogyakarta [ID]: UIN Yogyakarta.
Manuel Y. 2013. Inovasi dan Dampak Jasa Iklan Berbasis Elektronik (E-Marketing).
[Internet]. [diunduh tanggal 29 September 2014]. 7 (3): 65-69. Dapat diunduh di
lp3m.asia.ac.id/.../Yosan-Manuel_Inovasi-dan-dampak-Jasa-Iklan-berbas...
Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta (ID):
Kencana. 376 hal.
Muningsih E. 2014. Facebook Commerce, E-Commerce Pada Media Sosial Facebook
yang Modern dan Populer. [Internet]. [Diunduh tanggal 29 September 2014]. 2
(1): 11-18. Dapat diunduh di http://lppm3.bsi.ac.id/jurnal/index.php/
biangmatika/article/view/13/14
Prisgunanto I. 2014 Komunikasi Pemasaran Era Digital). Jakarta (ID): Prisani
Cendekia. 273 hal.
Rangkuti F. 2010. Strategi Promosi yang Kreatif &Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta (ID): Gramedia. 286 hal.
Riyantoro A dan Harmoni A. Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial Sebagai Salah
Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih denga Menggunakan Metode
EPIC. [Internet]. [diunduh tanggal 29 September 2014]. Dapat Diunduh di
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/download/923/813
Samsi SN. 2005. Hubungan keterdedahan siaran iklan produk susu balita di televisi
dengan keputusan pembelian (kasus ibu rumah tangga di perumahan Villa Bogor
Indah). [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 98 hal.
Sarwono J. 2009. Statistik itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi
Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta (ID): ANDI OFFSET.
Singarimbun dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): LP3ES. 336
Hal.
Siregar GLC. 2012. Kinerja promosi produk kopi Anomali Coffee melalui media
sosial (kasus twitter dan website). [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor. 51 hal.
Sukma A A. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Melalui
Social Networking Websites. [Internet]. [Diunduh tanggal 29 September 2014].
1-11 Dapat diunduh di http://publication.gunadarma.ac.id
/bitstream/123456789/6151/1/JURNAL.pdf
Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Edisi kedua. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. 468 hal.
Tjahjono A, Semuel H, dan Brahmana RKMR. 2013. Analisa marketing mix,
lingkungan sosial, psikologi terhadap keputusan pembelian online pakaian
wanita. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. [internet]. [5 Oktober 2014]. 1(2):
1-9. Dapat diunduh dari: http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajemen-
pemasaran/article/viewFile/1017/915
67
Unaradjan DD. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta (ID): Universitas Atma
Jaya. 302 hal.
Utami D U dan Triyono R A. 2012. Pemanfaatan Blackbery sebagai sarana
Komunikasi dan Penjualan Batik Online Dengan Sistem Dropship di Batik Solo
85. [Internet]. [diunduh tanggal 29 September 2014]. 9 (3): 19-26. Dapat
diunduh di http://www.unsa.ac.id/ejournal/index.php/speed/article/view/643/ 364
Widyaningrum D E. 2012. Strategi Pemasaran kampong Batik Laweyan Solo.
[Tesis]. [diunduh pada tanggal 20 Desember 2014]. Dapat diunduh di
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20328898-T32170...pdf
Wurinanda I. 2015. Efektivitas promosi produk ayam suwir “si kentung” melalui
twitter. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 81 hal.
68
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1. Lokasi Gerai Batik “Inasinul”
Sumber: https://maps.google.com/maps?oe=utf-8&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a&channel=fflb&um=1&ie=UTF-
8&fb=1&cid=4680455632096772963&q=pasar+klewer&sa=X&ei=P6G8VL
y_LeHCmwWe4YLgDw&ved=0CIUBEPwSMA4&output=classic&dg=brw
71
Lampiran 2 Hasil penelitian jenis dan penggunaan media sosial
No Judul Penelitian
Nama
Penulis dan
Tahun
Jenis
Media
Sosial
Kegunaan Media Sosial
dalam Pemasaran Produk
1. Efektivitas Pnggunaan Mdia
Sosial Twitter Sebagai Media
Pemasaran STRIKE!
COURIER di Samarinda
Muhamad
Irfan (2014)
Twitter Media promosi jasa untuk
menjaring konsumen dan
berinteraksi langsung dengan
konsumen
2. Jejaring Sosial/Facebook
Sebagai Media E-Pengecer
Ni Wayan
Ekawati
(2012)
Facebook Media promosi produk,
pemasaran produk,
memberikan informasi pada
konsumen, dan pemesanan
produk secara online
3. Pemanfaatan Blackberry
sebagai Sarana Komunikasi
dan Penjualan Batik Online
dngan Sistem Dropship di
Batik Solo 85
Agustin
Dyah
Utami,
Ramadian
Agus
Triyono
(2012)
Blacberry
Messanger
dan
Media promosi produk,
penyebaran informasi, media
interaksi dan transaksi produk
secara online
4. Facebook Commerce, E-
Commerce Pada Media Sosial
Facebook yang Modern dan
Populer
Elly
Muningsih
(2014)
Facebook Media promosi produk,
memberi informasi, dan media
interaksi dan transaksi produk
secara online
5. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pembelian
Melalui Social Networking
Websites
Abdurrahma
n Adi
Sukma
(2012)
Website Media promosi dan transaksi
produk secara online
6. Efektivitas Iklan Melalui
Jejaring Sosial sebagai Salah
Satu Strategi Pemasaran
Kripik Pedas Maicih dengan
Menggunakan Metode EPIC
Bagus
Riyantoro
dan Ati
Harmoni
(2013)
Twitter,
Facebook,
dan Blog
Media untuk
menginformasikan produk
kepada konsumen dalam
bentuk iklan
7. Inovasi dan Dampak Jasa Iklan
Berbasis Elektronik (E-
Marketing)
Yosan
Manuel
(2013)
Website Website sebagai wadah
promosi iklan bagi
perusahaan-perusahaan yang
menitipkan iklannya di
ongisnade.co.id
8. Pengaruh Daya Tarik Pesan
Iklan di Jejaring Sosial
terhadap Minat Beli pada
Perempuan (Studi Eksplanatif
Pengaruh Daya Tarik Pesan
Iklan Zalora Indonesia di
Facebook Fanpage terhadap
Minat Beli pada Perempuan
Dewasa Muda)
Febe, Dhyah
Ayu Retno
Widyastuti
(2014)
dan
Website
Fasilitas Facebook fanpage
sebagai sarana promosi dan
pemasangan iklan yang
dihubungkan dengan website
9. Penerapan E-Commerce dalam
Proses Komunikasi Pemasaran
di Toko East Kalimantan
Center Samarinda
Gita Jayanti
(2014)
Blog,
Website,
Twitter,
Facebook,
Foursquare
Media promosi, informasi
produk, interaksi antara pelaku
usaha dan konsumen.
72
,
Instagram,
Blacberry
Messanger
10. Faktor-Faktor Pengaruh Media
Sosial Terhadap Keunggulan
Bersaing : Studi kasus Coffee
Toffee Indonesia
Mutia
Maharani,
Ir. Achmad
Holil Noor
Ali,
M.Kom,
Hanim
Maria
Astuti,
S.Kom,
M.Sc
dan Twitter
Media promosi usaha Coffee
Toffee agar lebih menjangkau
konsumen
11. Penggunaan Media Sosial pada
Komunikasi Pemasaran
L’Cheese Faktory di
Pekanbaru
Ratih Indria
(2013)
Twitter,
Facebook,
Website,
Blackberry
Messanger,
dan
Media promosi, informasi
terkait produk dan interaksi
antara pelaku usaha dan
konsumen/calon konsumen
12. Pengaruh Viral Marketing
Terhadap Kepercayaan
Pelanggan dan Keputusan
Pembelian (Studi pada
Mahasiswa Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas
Brawijaya Angkatan 2013
yang Melakukan Pembelian
Online Melalui Media Sosial
Instagram)
Natasya
Putri
Andini,
Suharyono,
Sunarti
(2014)
Instagram Media promosi produk yang
didukung Word of Mouth
dalam proses promosinya
karena tujuannya adalah
menumbuhkan kepercayaan
konsumen
73
Lampiran 3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Proposal Skripsi
Kolokium
Perbaikan Proposal Skripsi
Pengambilan Data Lapang
Pengolahan dan Analisis Data
Penulisan Draft Skripsi
Uji Petik
Sidang Skripsi
Perbaikan Laporan Skripsi
74
Lampiran 4 Daftar Responden
No
Timeset
Pengisisan
Kuesioner
Nama
Responden Jenis Kelamin Umur Pendidikan
1 2/3/2015 19:30:25 TS perempuan 49 Sarjana/D4 sederajat
2 2/3/2015 19:56:23 DY perempuan 22 SMA/SMK/MA sederajat
3 2/3/2015 20:04:26 SW perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
4 2/3/2015 20:19:46 SN perempuan 20 SMA/SMK/MA sederajat
5 2/3/2015 20:59:22 AK perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
6 2/3/2015 21:28:33 SP perempuan 17 SMP/MTs sederajat
7 2/3/2015 21:49:27 SM perempuan 29 SMA/SMK/MA sederajat
8 2/3/2015 21:49:27 LA perempuan 29 SMA/SMK/MA sederajat
9 2/3/2015 22:11:04 RN laki-laki 20 SMA/SMK/MA sederajat
10 2/3/2015 22:46:28 NMS perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
11 2/4/2015 10:22:16 YZ perempuan 20 SMA/SMK/MA sederajat
12 2/4/2015 21:11:56 RS laki-laki 21 SMA/SMK/MA sederajat
13 2/4/2015 21:14:57 AS perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
14 2/4/2015 21:20:14 FA laki-laki 20 SMA/SMK/MA sederajat
15 2/4/2015 21:31:16 RIM perempuan 21 Sarjana/D4 sederajat
16 2/4/2015 21:49:29 IK laki-laki 30 Sarjana/D4 sederajat
17 2/4/2015 21:56:21 CS perempuan 23 Sarjana/D4 sederajat
18 2/4/2015 22:10:55 EP perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
19 2/4/2015 22:57:27 RH laki-laki 22 SMA/SMK/MA sederajat
20 2/4/2015 23:09:41 QA perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
21 2/4/2015 23:19:20 HJ laki-laki 21 Sarjana/D4 sederajat
22 2/4/2015 23:41:40 AL laki-laki 23 Magister
23 2/5/2015 0:13:39 GP perempuan 28 D1/D2/D3 sederajat
24 2/5/2015 4:29:42 MA perempuan 26 Sarjana/D4 sederajat
25 2/5/2015 7:06:36 IY laki-laki 30 Sarjana/D4 sederajat
26 2/5/2015 7:16:42 FF perempuan 26 Sarjana/D4 sederajat
27 2/5/2015 7:19:59 RA laki-laki 21 Magister
28 2/5/2015 7:26:55 NFW perempuan 19 D1/D2/D3 sederajat
29 2/5/2015 9:09:41 GHI perempuan 21 D1/D2/D3 sederajat
30 2/5/2015 10:32:05 PS perempuan 22 Sarjana/D4 sederajat
31 2/5/2015 13:16:07 CA perempuan 20 SMA/SMK/MA sederajat
32 2/5/2015 16:32:57 GS perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
33 2/5/2015 18:31:50 CH perempuan 20 SMA/SMK/MA sederajat
34 2/5/2015 19:25:14 DRR perempuan 20 SMA/SMK/MA sederajat
35 2/5/2015 20:41:23 AYR laki-laki 23 Sarjana/D4 sederajat
36 2/5/2015 20:43:42 RP perempuan 24 Sarjana/D4 sederajat
37 2/5/2015 21:38:40 RSP laki-laki 23 Sarjana/D4 sederajat
38 2/6/2015 6:39:45 AS perempuan 22 Sarjana/D4 sederajat
39 2/6/2015 8:09:24 ASP laki-laki 20 SMA/SMK/MA sederajat
40 2/6/2015 16:48:29 THMP laki-laki 22 SMA/SMK/MA sederajat
41 2/6/2015 17:02:37 PM perempuan 24 SMA/SMK/MA sederajat
42 2/6/2015 17:04:40 YAK laki-laki 25 Sarjana/D4 sederajat
43 2/6/2015 17:06:20 HSH laki-laki 24 D1/D2/D3 sederajat
44 2/6/2015 17:19:44 MF perempuan 24 Sarjana/D4 sederajat
45 2/6/2015 18:31:16 AM laki-laki 20 SMA/SMK/MA sederajat
46 2/6/2015 21:24:12 EFJ laki-laki 26 Sarjana/D4 sederajat
75
47 2/7/2015 8:31:38 AK laki-laki 20 SMA/SMK/MA sederajat
48 2/7/2015 11:07:39 WFF laki-laki 21 Sarjana/D4 sederajat
49 2/7/2015 20:13:34 AR perempuan 20 SMA/SMK/MA sederajat
50 2/7/2015 21:01:15 NN laki-laki 21 Sarjana/D4 sederajat
51 2/7/2015 23:20:09 AP perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
52 2/8/2015 2:44:26 EP laki-laki 23 Sarjana/D4 sederajat
53 2/8/2015 20:31:18 JC laki-laki 23 Sarjana/D4 sederajat
54 2/8/2015 22:02:12 AH perempuan 25 D1/D2/D3 sederajat
55 2/9/2015 14:15:12 SSS perempuan 26 Sarjana/D4 sederajat
56 2/10/2015 22:13:10 AAY laki-laki 20 Sarjana/D4 sederajat
57 2/11/2015 6:41:43 IDS perempuan 20 SMA/SMK/MA sederajat
58 2/11/2015 9:46:53 AF laki-laki 22 Sarjana/D4 sederajat
59 2/11/2015 13:39:32 MAA laki-laki 26 Sarjana/D4 sederajat
60 2/11/2015 19:27:29 CRT perempuan 26 Sarjana/D4 sederajat
61 2/13/2015 15:46:27 AN laki-laki 35 Sarjana/D4 sederajat
62 2/16/2015 17:29:27 LR perempuan 22 SMA/SMK/MA sederajat
63 2/18/2015 23:11:50 FW perempuan 21 Sarjana/D4 sederajat
64 2/18/2015 23:13:46 ADP perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
65 2/18/2015 23:34:11 FAP laki-laki 20 SMA/SMK/MA sederajat
66 2/18/2015 23:34:43 DA perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
67 2/18/2015 23:44:52 EMB laki-laki 19 SMA/SMK/MA sederajat
68 2/18/2015 23:48:54 SP perempuan 21 SMA/SMK/MA sederajat
76
Lampiran 5 Panduan Pertanyaan Wawancara Informan
Pedoman Wawancara dengan Pemilik Usaha Batik “Inasinul”
Hari/Tanggal Wawancara :
Lokasi Wawancara :
Nama Informan :
Pekerjaan/Jabatan :
Pertanyaan Penelitian :
Gambaran tentang Produk Batik “Inasinul”
1. Bagaimana sejarah tercetusnya produk Batik “Inasinul”?
2. Apa visi, misi, dan tujuan dibentuknya usaha produk Batik “Inasinul”?
3. Apa arti dari nama merek Batik “Inasinul” itu sendiri?
4. Ada berapa jumlah pegawai di gerai-gerai penjualan Batik “Inasinul”?
5. Bagaimana bentuk kerjasama antara perajin batik dalam memenuhi kebutuhan
bahan baku batik?
6. Motif batik apa saja yang ditawarkan di Batik “Inasinul”?
7. Apa saja strategi pemasaran yang dilakukan Batik “Inasinul” dalam menarik
konsumen?
8. Kapan biasanya waktu pengunjung banyak datang?
9. Media-media apa saja yang digunakan dalam pemasaran produk Batik
“Inasinul”?
10. Bagaimana perkembangan pemasaran produk Batik “Inasinul” melalui media-
media promosi?
11. Berapa biaya promosi yang dikeluarkan oleh produsen Batik “Inasinul”?
12. Berapa omset yang didapatkan dari penjualan produk Batik “Inasinul”?
77
Lampiran 6 Tampilan Kuesioner Online
78
Lampiran 7 Hasil Uji Statistik Rank Spearman
Hubungan Umur dengan Attention
Correlations
Umur Attention
Spearman's rho
Umur
Correlation Coefficient 1.000 -.079
Sig. (2-tailed) . .524
N 68 68
Attention
Correlation Coefficient -.079 1.000
Sig. (2-tailed) .524 .
N 68 68
Hubungan Frekuensi Informasi Terkini dengan Attention
Correlations
FrekuensiInform
asiTerkini
Attention
Spearman's rho
FrekuensiInformasiTerkini
Correlation Coefficient 1.000 .596**
Sig. (2-tailed) . .000
N 68 68
Attention
Correlation Coefficient .596** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hubungan Gaya Pesan dengan Interest
Correlations
GayaPesan Interest
Spearman's rho
GayaPesan
Correlation Coefficient 1.000 .299*
Sig. (2-tailed) . .016
N 68 64
Interest
Correlation Coefficient .299* 1.000
Sig. (2-tailed) .016 .
N 64 64
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
79
Lampiran 8 Hasil Uji Statistik Chi-Square
Jenis Kelamin dengan Attention
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .137a 2 .934
Likelihood Ratio .137 2 .934
Linear-by-Linear Association .001 1 .970
N of Valid Cases 68
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 6.59.
Jenis Pekerjaan dengan Attention
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 16.719a 10 .081
Likelihood Ratio 17.274 10 .069
Linear-by-Linear Association .498 1 .481
N of Valid Cases 68
a. 13 cells (72.2%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .24.
80
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian
Bentuk respon yang diberikan
oleh followers @inasinul Bentuk comment permohonan
kepada followers untuk mengisi
kuesioner penelitian
Bentuk strategi yang dlakukan oleh
Batik “Inasinul” agar followers
mengisi kuesioner penelitian
81
RIWAYAT HIDUP
Hafid Kurniawan dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 April 1994. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Teny Sutraningsih dan
Iwan Haryawan. Penulis memulai pendidikan formal di TK Assalam Sumedang pada
tahun 1998-1999, SDN Karapyak 1 Sumedang pada tahun 1999-2004, SDN
Kadumerak 3 Pandeglang pada tahun 2004-2005, SMPN 1 Pandeglang pada tahun
2005-2006, SMPN 15 Sukabumi pada tahun 2006-2008, SMAN 4 Bogor pada tahun
2008-2011. Pada tahun 2011 penulis di terima di Institut Pertanian Bogor
melalui Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan di
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia.
Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan
organisasi dan kepanitian baik di dalam maupun luar kampus. Penulis pernah menjadi
Sekertaris Jendral Asrama C4 Sylvalestari pada saat di Asrama dan aktif dalam klub
asrama Art Dormitory Club. Penulis juga pernah menjadi anggota divisi Broadcasting
HIMASIERA selama periode 2013-2014. Di luar kampus penulis aktif mengikuti
organisasi Mojang Jajaka Kota Bogor dan Mojang Jajaka Jawa Barat. Penulis juga
aktif mengikuti kepanitiaan dalam berbagai acara yang diselenggarakan di kampus
maupun di luar kampus seperti menjadi ketua panitia Pensi ADC 2012, panitia divisi
hubungan masyarakat dalam acara INDEX 2013, panitia sponsorship FRESH 2013,
Panitia Espent 2013 dan lainnya.
Selama menjalani perkuliahan di IPB penulis juga menjuarai berbagai kontes
yang diadakan di kampus maupun di luar kampus seperti menjuarai lomba desain
baju daur ulang, menjadi juara persahabatan di Mojang Jajaka Kota Bogor 2012,
menjadi 1st runner up Duta Komunikasi Indonesia, dan 1st runner up Remaja Ceria
Indonesia 2012. Selain itu penulis juga sering diundang untuk menjadi Master of
Ceremony di berbagai kegiatan kampus sampai dengan tingkat nasional.