perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN EKSPOSITORI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL
SMA NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/ 2011
SKRIPSI
Oleh:
WINDA RETNOSARI
K7407157
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN EKSPOSITORI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL
SMA NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh:
WINDA RETNOSARI
K7407157
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Winda Retnosari. EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN
EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA
KELAS XI ILMU SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010/ 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Sebelas Maret Surakarta. April 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas hasil prestasi belajar
secara kuantitatif dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model
pembelajaran ekspositori untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada pokok
bahasan laporan keuangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA
Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011 yang berjumlah 147 siswa. Sampel
diambil dari seluruh populasi yaitu terdiri dari 36 siswa kelas eksperimen dan 36
siswa kelas kontrol yang diambil dengan teknik random sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi untuk
memperoleh nilai awal siswa dan metode tes untuk memperoleh nilai akhir prestasi
belajar akuntansi siswa setelah diberi perlakuan. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah tes obyektif bentuk pilihan ganda. Teknik prasayarat analisis yang
digunakan adalah uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji
homogenitas. Teknik untuk menguji hipotesis adalah uji-t dua pihak pada taraf
signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, metode TAI lebih
efektif meningkatkan prestasi belajar akuntansi karena 92% siswa kelas eksperimen
telah mencapai nilai ≥ 70 dengan rata-rata nilai 78,53. Sedangkan pada kelas kontrol
dengan model pembelajaran ekspositori hanya 72% siswa yang mencapai nilai ≥ 70
dengan rata-rata nilai 71,86. Jadi, penerapan metode TAI lebih efektif sebesar 20%
meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
ekspositori. Hasil analisis data juga menunjukkan harga thitung sebesar sebesar 3,30
kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai ttabel dengan db=70, dan taraf
signifikansi 5% sebesar 2,022, sehingga dapat diketahui bahwa nilai thitung > ttabel atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
3,30 > 2,022. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis,
“penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI) lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi dibandingkan
dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan laporan
keuangan siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/
2011” teruji kebenarannya dan diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Winda Retnosari. K7407157. THE EFFECTIVINESS OF COOPERATIVE
LEARNING MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) AND
EXPOSITORY APLLICATION TOWARDS LEARNING ACHIEVEMENT
ON ACCOUNTING FOR THE STUDENTS OF XI IS AT SMA NEGERI 6
SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Skripsi, Surakarta:
Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta. April
2011.
The purpose of this research is to know the effectiveness of the learning
achievement result qualitatively from the application of cooperative learning model
type TAI and expository learning model to improve accounting learning achievement
on financial report subject. The research method used is the experimental method.
The population on this research are the students of XI IS at SMA Negeri 6 Surakarta
academic year 2010/2011 numbering 147 students. The sample taken from all
population consisting of 36 students for experimental class and 36 students for
control class which taken by random sampling technique. Data collection technique
were calculated using documentary method to get the students’ pre-score and test
method to get the students’ final accounting learning achievement score after the
given action. The research instrument used is objective test in multiple choice form.
Precondition technique analysis used is normality test using Lilliefors test and
homogenity test. The technique to testing the hypothesis is two parties t-test at 5% of
significance level.
Based on the result of data analysis which has been done, TAI method is
more effective to improve accounting learning achievement because 92% students on
experimental class already reach ≥70 with the mean is 78.53. In other side, control
class with expository learning model only 72% students can reach ≥70 with the mean
is 71.86. So the application of TAI method more effective about 20% to improve
students’ learning achievement compared with expository learning model. The result
of data analysis shows that tcount = 36,11 then th e result consulted with the ttable with
degrees of freedom (db) = 70, and significance level is 5% obtained as 2.022, so the
result known as tcount > ttable or 3.30 > 2.022. Based on this data analysis result it can
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
be concluded that hypothesis, “ application of cooperative learning model type Team
Assisted Individualization (TAI) more effective to improve accounting learning
achievement compared with the usage of expository learning model on financial
report subject students of XI IS at SMA Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011
“ verified and acceptable.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan;
tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.
(James Thurber)
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan
anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan anda tak akan mengetahui masa
depan jika anda menunggu-nunggu.
(William Feather)
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling
setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
(Andrew Jackson)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah
berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)
Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran
menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih.
(Lao Tse)
Ada Obsesi, Ada Jalan!
(Penulis)
Jika manusia itu mampu mengulang maka tiada manusiapun yang akan diam. Jika manusia
diberi satu maka tiada manusiapun yang akan diam. Kecuali bagi mereka yang Ikhlas. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
1. Mami dan Papi, luv u all.
2. Saudaraku Lala dan Krucil.
3. Ibu Siswandari dan Ibu Laily selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing.
4. Huruhara Friend’s, yang selalu memberi semangat
dan canda tawa.
5. Elex Mbok Band Grup dan Simbok Kuskus, yang
saling mendukung dan memberi dorongan.
6. Rekan-rekan seperjuangan BKK Akuntansi dan
Kelas C1 angkatan 2007.
7. Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena atas rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas
segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan izin penulisan sripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua BKK Akuntansi yang telah memberikan
izin penulisan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Siswandari, MStats, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
5. Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat, dan bimbingan dengan baik.
6. Tim Penguji Skripsi yang bersedia menguji dan memberikan kritik dan saran.
7. Drs. Yusmar Setyobudi, M.M, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 6 Surakarta
yang memberikan izin penelitian skripsi ini.
8. Drs. Mustakim dan Dra. Hestrini, selaku guru pamong yang memberikan
bimbingan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini, serta kepada seluruh
guru, staf karyawan, dan siswa-siswi XI IS 1 dan XI IS 4 SMA Negeri 6
Surakarta yang membantu penulisan skripsi ini.
9. Mami, Papi, Lala, Krucil, Om Nono, dan semua keluargaku yang selalu memberi
dukungan dan semangat.
10. Drs. Budi Santoso, selaku pimpinan PT. Cinta Sejati yang memberi kesempatan
penulis bekerja dan selalu memberi izin.
11. Huruhara Friend’s, Bunda, Bantet, Chrisjohn, Tante, Kambing, Situl, dan Martini
yang selalu menghadirkan canda tawa dan semangat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
12. Elex Mbok Band Grup dan Simbok Kuskus, Admin Sucry, Bhothy’, Kucritz,
Yuyul, Iska’y, Tik-wa, Wochan, Tuembem yang selalu menemaniku dalam
kebersamaan dari awal perjuangan di kampus.
13. Teman-teman seperjuangan di BKK Akuntansi dan Kelas C1 angkatan 2007.
14. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Alloh SWT, amin ya Rabb.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii
HALAMAN REVISI .............................................................................. iv
PENGESAHAN ...................................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................. vi
MOTTO................................................................................................... x
PERSEMBAHAN ................................................................................... xi
KATA PENGANTAR ............................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xviii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Prestasi Belajar ..................................................................... 7
a. Pengertian Prestasi Belajar .............................................. 7
b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .................. 8
c. Penilaian Prestasi Belajar ................................................ 9
2. Mata Pelajaran Akuntansi .................................................... 10
a. Pengertian Akuntansi ....................................................... 10
b. Laporan Keuangan ........................................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
3. Belajar .................................................................................. 12
a. Pengertian Belajar ........................................................... 12
b. Tujuan Belajar ................................................................. 13
c. Prinsip-Prinsip Belajar ..................................................... 14
4. Mengajar............................................................................... 14
a. Pengertian Mengajar ........................................................ 14
b. Azaz-Azaz Mengajar ....................................................... 16
5. Model Pembelajaran ............................................................. 17
a. Pengertian Model Pembelajaran ...................................... 17
b. Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran................ 18
6. Model Pembelajaran Kooperatif .......................................... 18
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ................... 18
b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif............. 20
c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif .................................. 21
d. Keunggulan dan Kelemahan ............................................ 22
7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI .......................... 22
8. Model Pembelajaran Ekspositori ......................................... 25
a. Pengertian Model Pembelajaran Ekspositori ................... 25
b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Ekspositori ............ 27
c. Prosedur Pembelajaran Ekspositori ................................. 28
d. Keunggulan dan Kelemahan ........................................... . 29
e. Macam-Macam Model Pembelajaran Ekspositori .......... 30
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 36
D. Hipotesis ...................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 39
1. Tempat Penelitian ................................................................... 39
2. Waktu Penelitian..................................................................... 39
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 39
1. Populasi .................................................................................. 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
2. Sampel ................................................................................... 40
3. Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 40
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41
1. Variabel Penelitian .............................................................. 41
2. Metode Pengumpulan Data .................................................... 41
3. Instrumen Penelitian .............................................................. 41
D. Rancangan Penelitian .................................................................. 45
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 47
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 47
a. Uji Normalitas ................................................................. 47
b. Uji Homogenitas .............................................................. 48
2. Pengujian Hipotesis .............................................................. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Umum ................................................................. 51
1. Sejarah SMA Negeri 6 Surakarta ........................................... 51
2. Visi dan Misi SMA Negeri 6 Surakarta.................................. 51
3. Keadaan Lingkungan SMA Negeri 6 Surakarta ..................... 52
4. Pelaksanaan Kurikulum .......................................................... 53
B. Deskripsi Data Khusus ................................................................ 53
1. Data Nilai Kemampuan Awal................................................. 53
2. Data Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi .......................... 55
3. Data Efektivitas Hasil Prestasi Belajar ................................... 57
4. Data Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi ........................ 58
C. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 60
1. Uji Normalitas ...................................................................... 60
2. Uji Homogenitas .................................................................... 61
D. Uji Hipotesis ................................................................................ 61
E. Pembahasan ................................................................................. 62
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 64
B. Implikasi ...................................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
1. Implikasi Teoretis ................................................................. 65
2. Implikasi Praktis .................................................................... 65
C. Saran ............................................................................................ 65
1. Bagi Guru ............................................................................. 65
2. Bagi Siswa ............................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ..................................................... 37
Gambar 2. Pola Penelitian ....................................................................... 46
Gambar 3. Histogram Nilai Kemampuan Awal Kelas Eksperimen........ 53
Gambar 4. Histogram Nilai Kemampuan Awal Kelas Kontrol.............. 54
Gambar 5. Histogram Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas
Eksperimen............................................................................ 55
Gambar 6. Histogram Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas
Kontrol .................................................................................. 56
Gambar 7. Histogram Distribusi Peningkatan Prestasi Siswa Kelas
Eksperimen............................................................................ 58
Gambar 8. Histogram Distribusi Peningkatan Prestasi Siswa Kelas
Kontrol .................................................................................. 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rata-rata Nilai Ulangan Harian Mandiri Mata Pelajaran
Akuntansi …...……………………………………………………. 3
Tabel 2. Jadwal Rencana Penelitian ............................................................. 39
Tabel 3. Ringkasan Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran Soal ...................... 43
Tabel 4. Ringkasan Hasil Try Out Uji Daya Beda Soal ............................... 44
Tabel 5. Ringkasan Hasil Try Out Uji Validitas Soal .................................. 44
Tabel 6. Ringkasan Hasil Try Out Uji Reliabilitas Soal ............................... 45
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Eksperimen... 52
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Kontrol ........ 53
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas
Eksperimen ..................................................................................... 54
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas
Kontrol ............................................................................................ 55
Tabel 11. Efektivitas Hasil Kelas Eksperimen ............................................... 56
Tabel 12. Efektivitas Hasil Kelas Kontrol ...................................................... 57
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas
Eksperimen ..................................................................................... 57
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Peningkatan Prestasi Belajat Siswa Kelas
Kontrol ............................................................................................ 58
Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Normalitas ................................................... 59
Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas ............................................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Peserta Try Out SMA N 5 Surakarta ......... 69
Lampiran 2. Daftar Nama Kelas Eksperimen SMA N 6 Surakarta ..... 70
Lampiran 3. Daftar Nama Kelas Kontrol SMA N 6 Surakarta ............ 71
Lampiran 4. Daftar Nilai Akuntansi Semester I .................................. 72
Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Tes Prestasi .............................................. 73
Lampiran 6. Soal Try Out .................................................................... 74
Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Try Out ........................................... 88
Lampiran 8. Lembar Jawab Try Out .................................................... 89
Lampiran 9. Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran,
Daya Beda Soal ............................................................... 90
Lampiran 10. Contoh Perhitungan Validitas, Reliabilitas,
Tingkat Kesukaran, Daya Beda Soal ............................... 96
Lampiran 11. Daftar Nama Kelompok TAI ........................................... 96
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 97
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol... ..... 104
Lampiran 14. Materi Laporan Keuangan ............................................... 110
Lampiran 15. Soal Latihan ..................................................................... 117
Lampiran 16. Kuis Kelas Eksperimen ................................................... 127
Lampiran 17. Soal Tes Prestasi .............................................................. 129
Lampiran 18. Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi .................................... 141
Lampiran 19. Lembar Jawab Tes ........................................................... 142
Lampiran 20. Data Penghargaan Tim .................................................... 143
Lampiran 21. Perhitungan Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen
......................................................................................... 146
Lampiran 22. Perhitungan Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol..... 147
Lampiran 23. Perhitungan Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas
Eksperimen ..................................................................... 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Lampiran 24. Perhitungan Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas
Kontrol............................................................................... 149
Lampiran 25. Data Efektivitas Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol..................................................... 150
Lampiran 26. Data Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas
Eksperimen.......................................................................... 152
Lampiran 27. Data Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas
Kontrol................................................................................ 153
Lampiran 28. Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen....... 154
Lampiran 29. Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Kontrol............. 155
Lampiran 30. Uji Normalitas Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen......... 156
Lampiran 31. Uji Normalitas Nilai Tes Prestasi Kelas Kontrol .............. 157
Lampiran 32. Tabel Persiapan Uji Homogenitas Kemampuan Awal ..... 158
Lampiran 33. Tabel Persiapan Uji Homogenitas Nilai Tes Prestasi ....... 161
Lampiran 34. Tabel Persiapan Uji Homogenitas Nilai Tes Prestasi ....... 164
Lampiran 35. Hasil Uji Hipotesis Berbantuan Minitab ........................... 166
Lampiran 36. Foto Kegiatan .................................................................... 167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dan memerlukan
perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah yang
bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan di Indonesia, akan
tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung
jawab. Sekolah merupakan salah satu instansi atau lembaga pendidikan yang
berperan dalam proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi tingkah
laku ke arah yang lebih baik.
Permasalahan utama yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini adalah
rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini merupakan koreksi bagi kinerja dunia
pendidikan, khususnya bagi elemen-elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan
seperti guru, siswa, dan pemerintah. Prestasi belajar yang rendah mencerminkan
proses pembelajaran yang kurang berhasil. Berkaitan dengan hal tersebut, sedikitnya
terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan agar memberikan kontribusi
terhadap peningkatan prestasi belajar adalah fasilitas belajar, guru yang
berkompeten, dan pemilihan model pembelajaran. Kenyataan yang muncul, banyak
sekolah yang tidak memiliki fasilitas penunjang belajar mengajar seperti media,
koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap, buku yang digunakan guru sudah
tidak relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Masih ada guru yang kurang
memiliki kompetensi memadai mengembangkan metode pembelajaran dan ilmu
pengetahuan, sehingga pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton dan kurang
berisi. Pemilihan model pembelajaran yang diterapkan kurang memperhatikan
beberapa hal seperti bahan atau materi, waktu, tujuan dan karakteristik siswa.
Selain tiga syarat utama tersebut, kemampuan intelektual siswa sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui
berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,
tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya
aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses,
sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Keberhasilan siswa meraih prestasi belajar optimal, tidak terlepas dari
kemampuan guru mengembangkan metode-metode pembelajaran yang berorientasi
pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam kegiatan
belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran yang sekarang masih banyak digunakan
masih berpusat pada guru, siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Pada proses belajar mengajar selama ini, siswa lebih
ditekankan pada proses penerimaan informasi dari guru. Siswa dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diterimanya.
Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa dapat meraih
prestasi belajar yang optimal. Untuk dapat mengembangkan metode pembelajaran
yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan
dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian metode-metode tersebut dalam
proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan
dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di
kelas. Tanpa pemahaman terhadap kondisi proses belajar mengajar, maka metode
pembelajaran yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan
peranserta siswa secara optimal dalam proses belajar mengajar, dan pada akhirnya
tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian prestasi belajar
siswa.
Akuntansi merupakan salah satu jenis pengetahuan prosedural yang
mempunyai kegiatan bersifat hierarkis, dari bukti transaksi sampai pembuatan
laporan keuangan yang akan digunakan untuk mengambil sebuah keputusan. Untuk
memahami mata pelajaran akuntansi membutuhkan ketrampilan mengerjakan soal
dengan cepat yang menjadi tuntutan utama, tetapi selain terampil dalam
mengerjakan, fungsi mengingat dan memahami juga menjadi hal yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diperhatikan. Selama ini model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
belajar mengajar akuntansi adalah model pembelajaran ekspositori dengan metode
ceramah, demonstrasi, latihan, dan tanya jawab. Model pembelajaran ekspositori
merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga kurang
efektif digunakan karena semua materi pelajaran sudah disiapkan oleh guru, siswa
hanya memperoleh bahan yang sudah jadi tanpa melakukan pengolahan informasi.
Akibatnya, pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa rendah. Terbukti dari
hasil ulangan harian mandiri semester gasal, sebesar 40,14% dari 147 siswa kelas XI
IPS belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Rata-rata nilai murni
ulangan harian mandiri mata pelajaran akuntansi semester gasal SMA Negeri 6
Surakarta tahun ajaran 2010/2011, dapat dilihat dari data berikut.
Tabel 1. Rata-rata Nilai Ulangan Harian Mandiri Mata Pelajaran Akuntansi
No Kelas Rata-rata Nilai >KKM <KKM % Ketuntasan
1. XI IPS 1 69,26 18 siswa 18 siswa 50%
2. XI IPS 2 67,95 26 siswa 12 siswa 68%
3. XI IPS 3 65,46 22 siswa 15 siswa 59%
4. XI IPS 4 70,431 22 siswa 14 siswa 61%
Untuk itu, dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memilih model
pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat
tercapai, penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat
tercapainya tujuan pembelajaran dan pencapaian prestasi belajar siswa khususnya
mata pelajaran akuntansi tidak maksimal. Alternatif model pembelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa dalam belajar diantaranya dengan menganjurkan siswa
belajar secara kelompok atau dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada siswa saling bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang
terstruktur.
Terdapat banyak model pembelajaran kooperatif, pada penelitian ini akan
digunakan untuk mengembangkan metode pembelajaran akuntansi adalah metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Team Assisted Individualization (TAI). Dalam metode ini, siswa dituntut menguasai
suatu materi secara berkelompok dengan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki
masing-masing individu untuk bekerja sama dalam sebuah tim. Metode ini dapat
mempermudah siswa dalam mempelajari akuntansi. Kesulitan pemahaman pada
materi pelajaran yang tidak dapat dipecahkan secara individual dapat dipecahkan
bersama dengan anggota tim serta dengan bantuan guru.
Pemilihan dan penerapan model pembelajaran yang tepat, maka akan dapat
mempermudah mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa
untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas atau materi
pembelajaran. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted
Individualization (TAI) diharapkan akan dapat membantu siswa dalam mencapai
prestasi belajar yang optimal, khususnya prestasi belajar akuntansi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul yang berjudul “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Ekspositori
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 6
Surakarta Tahun Ajaran 2010/ 2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran akuntansi yang selama ini digunakan berpusat pada guru.
2. Model pembelajaran ekspositori yang digunakan guru, belum mampu
meningkatkan prestasi belajar khususnya mata pelajaran akuntansi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian dikaji dapat lebih
terarah dan mendalam maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dibatasi pada metode Team
Assisted Individualization (TAI) untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ekspositori dibatasi pada metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan latihan
untuk kelas kontrol.
2. Prestasi belajar akuntansi dibatasi pada prestasi belajar kognitif siswa pada pokok
bahasan laporan keuangan perusahaan jasa.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi
dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori pada pokok
bahasan laporan keuangan siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 6 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui
efektivitas hasil prestasi belajar secara kuantitatif dari penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran ekspositori untuk meningkatkan prestasi
belajar akuntansi pada pokok bahasan laporan keuangan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat baik teoritis maupun
praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada dunia
pendidikan dalam pengajaran akuntansi terutama dalam hal penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penerapan model pembelajaran ini dapat mempermudah siswa untuk cepat
memahami materi serta menumbuhkan minat, keaktifan, dan kreativitas siswa dalam
proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
b. Bagi Guru
Memberikan guru variasi strategi belajar mengajar yang dapat digunakan
sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Peneliti
Menjadi sarana menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
perkuliahan, dan dapat dijadikan peneliti sebagai bahan untuk menerapkan model
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi ajar sesuai dengan
karakteristik siswa pada proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Setiap siswa pada dasarnya memiliki perbedaan kemampuan antara satu
dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan kemampuan siswa membawa akibat yang
berbeda pada proses belajar mengajar di sekolah. Misalnya kebiasaan belajar siswa
dapat membawa akibat yang berbeda dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
Mengenai perbedaan kemampuan ini, guru harus memahaminya. Berkaitan dengan
hal ini, salah satu cara guru harus mampu menilai prestasi belajar siswa untuk
kepentingan pembelajaran. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru dapat
mengambil tindakan yang tepat untuk mempersempit perbedaan kemampuan tiap
siswa.
Syaiful Bahri Djamarah (2002:88) mendefinisikan, “Prestasi belajar adalah
hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”. Zaenal Arifin (2010:12)
menyatakan, bahwa “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, yang
kemudian diserap dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.
Zaenal Arifin menjelaskan “prestasi” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar”
(learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta
didik.
Berdasarkan pendapat di atas diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil usaha belajar yang telah dicapai siswa berupa peningkatan
kemampuan dan pemahaman serta terjadi perubahan perilaku individu setelah
mengikuti proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2005:132-139), faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam macam, yaitu :
1) Faktor internal siswa
Faktor internal siswa merupakan faktor yang berasal dari dalam siswa
sendiri yang terdiri dari beberapa aspek meliputi:
a) Aspek fisiologis
Aspek fisiologis mencakup kondisi umum jasmani dan tegangan otot
yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam belajar.
b) Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan prestasi belajar siswa.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
(1) Intelegensi siswa
(2) Sikap siswa; sikap siswa terhadap rangsangan yang diberikan.
(3) Bakat siswa; kemampuan yang menonjol pada bidang tertentu.
(4) Minat siswa; kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa
tertarik pada bidang studi/ pokok bahasan tertentu dan senang
mempelajari materi itu.
(5) Motivasi siswa; keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar itu demi tercapai satu tujuan.
2) Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam yaitu :
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa. Selain itu lingkungan
masyarakat atau tempat tinggal juga mempengaruhi semangat belajar,
lingkungan sosial yang baik akan berdampak pula pada pencapaian
prestasi belajar siswa.
b) Lingkungan nonsosial
Lingkungan non-sosial merupakan lingkungan fisik yang dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan non-sosial meliputi
gedung sekolah dan letaknya, rumah tinggal keluarga siswa, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar
Merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Penilaian Prestasi Belajar
Menurut Aunurrahman (2009:207), “Penilaian (assesment) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian
kompetensi peserta didik”. Menurut Oemar Hamalik (2008:146), “Assessment adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar (achievement)
siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional”. Lebih lanjut, Cartono & Toto
Sutarto ((2006:1) menyatakan, “Penilaian juga digunakan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, misalnya apakah proses pembelajaran
sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan”.
Salah satu alat untuk melakukan penilaian prestasi belajar aspek kognitif
adalah bentuk tes tertulis. Menurut Wina Sanjaya (2008:187), “Tes adalah teknik
penilaian yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
pencapaian suatu kompetensi tertentu”. Sejalan dengan pernyataan tersebut, menurut
Suharsimi Arikunto (2005:32), “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Hasil tes dapat
diolah dalam bentuk angka (kuantitatif) dan atau dengan pernyataan naratif
(kualitatif).
Menurut Zainal Arifin (2010:12-13), penilaian prestasi belajar mempunyai 5
fungsi utama antara lain :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta
didik.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi belajar
adalah cara menilai ketercapaian kompetensi siswa dalam proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan menggunakan beragam alat penilaian. Penilaian dilakukan dengan tes. Tes ini
berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman materi dan
kemampuan yang dimiliki siswa serta dapat digunakan sebagai salah satu indikator
keberhasilan proses belajar mengajar.
2. Mata Pelajaran Akuntansi
a. Pengertian Akuntansi
Achmad Tjahjono & Sulastiningsih (2003:2) berpendapat, “... akuntansi
dapat didefinisikan sebagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk mengukur,
memproses dan mengkomunikasikan informasi keuangan suatu unit organisasi atau
kesatuan ekonomi untuk digunakan oleh para pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi”.
Sedangkan pendapat para ahli lain seperti yang dikutip oleh Akhmad
Widodo (2006:3) yaitu :
1) Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu
informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk
mengendalikan organisasi. (Akuntansi Keuangan PPPA, DEPDIKBUD)
2) Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu system untuk
menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi
tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung
jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi
Perusahaan), pemerintah (Akuntansi Pemerintah), ataupun organisasi
masyarakat lainnya (Akuntansi Publik). (Kurikulum Berbasis Kompetensi,
2003)
3) Suatu proses pengidentifikasian (pengkajian), pengukuran, dan
pengkomunikasian informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan
keputusan-keputusan. (terjemahan bebas definisi akuntansi “A Statemant
basic accounting theory”, American Accounting Accociation)
4) Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data
akuntatif, terutama yang bersifat keuangan adri kesatuan usaha ekonomi yang
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam pemilihan
alternatif suatu keadaan. (terjemahan bebas definisi akuntansi dari : American
Institute of Certified Public Accountant)
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, akuntansi merupakan
disiplin ilmu memberikan informasi kepada pengelola perusahaan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melaksanakan kegiatan secara efisien serta pengambilan kebijakan perusahaan dan
sebagai pertanggungjawaban organisasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan
informasi akuntansi. Sedangkan dari proses kegiatan, akuntansi merupakan satu
siklus pencatatan akuntansi yang dimulai dari identifikasi data sampai memproses
data menjadi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
b. Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya dinyatakan sebagai hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komuniksai antara data keuangan atau
kegiatan suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan
kegiatan perusahaan tersebut. Menurut Zaki Baridwan (2004:17), “Laporan
keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan”. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilik perusahaan. Disamping itu, laporan keuangan dapat juga digunakan untuk
memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan.
Laporan keuangan dibagi menjadi 3 dalam pokok bahasan ini, yaitu:
1) Laporan laba/ rugi
Laporan laba/ rugi memuat informasi mengenai penghasilan yang diperoleh
perusahaan selama satu periode dan beban-beban yang secara langsung atau tidak
langsung berhubungan dengan usaha memperoleh penghasilan dalam periode yang
bersangkutan sehingga laporan laba/ rugi dapat disusun dari data yang terdapat pada
kolom ikhtisar laba/ rugi dalam neraca lajur. Dengan demikian, laporan laba/ rugi
merupakan ringkasan pendapatan dan beban-beban dalam jangka waktu tertentu.
Pengurangan pendapatan dengan beban-beban yang terjadi selama periode yang
bersangkutan akan diperoleh laba/rugi. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka
diperoleh laba, dan jika pendapatan lebih kecil daripada bebannya maka akan
diperoleh rugi.
2) Laporan Perubahan Ekuitas
Transaksi yang mengakibatkan perubahan ekuitas adalah transaksi
terjadinya penghasilan, beban, penarikan, atau tambahan setoran modal sehingga
untuk menyusun laporan perubahan modal adalah modal pemilik pada awal periode,
saldo akun ikhtisar laba/rugi (laba/ rugi bersih) dan saldo akun prive. Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perubahan ekuitas (modal) merupakan ringkasan perubahan modal ekuitas suatu
perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini disajikan untuk melengkapi laporan
keuangan lainnya, yaitu menjelaskan perubahan baik penambahan atau pengurangan
atas ekuitas (modal) selama periode tertentu.
3) Neraca
Neraca adalah suatu daftar yang memuat unsur-unsur aktiva, kewajiban,
ekuitas (akhir) yang telah disusun secara sistematis sehingga menggambarkan
keadaan keuangan pada suatu waktu tertentu. Aktiva dan kewajiban harus
diklasifikasikan sendiri-sendiri misal aktiva lancar dan aktiva tetap, kewajiban lancar
dan kewajiban jangka panjang. Penyusunan neraca tinggal melihat saldo-saldo akun
di neraca lajur dan di pindahkan di laporan keuangan.
(Agus Suranta dkk, 2005:47-52)
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses dan unsur yang sangat mendasar dalam
penyelenggaraan pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mencapai
tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa,
baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Menurut Sardiman (2001:2), “Belajar
diartikan sebagai suatu perubahan tingkah-laku karena hasil dari pengalaman yang
diperoleh”. Menurut W. Gulo (2002:8), “Belajar adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah
laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat”.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar terjadi apabila timbul tanda-tanda perubahan perilaku manusia sebagai hasil
pengalaman yang diperoleh dari proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku yang
muncul akibat keadaan emosi, lelah, jenuh tidak dapat dianggap sebagai akibat dari
proses pembelajaran.
Belajar bukanlah sekadar mengumpulkan pengetahuan. Belajar merupakan
proses mental yang terjadi pada diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya
perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu
dengan lingkungan yang disadari. Dengan demikian belajar sebagai perubahan
tingkah laku manusia, menurut Syaiful Sagala (2009:53) memiliki ciri-ciri perubahan
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang
berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya.
2) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual.
3) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai
melalui proses belajar.
4) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan
tingkah laku secara integral.
5) Belajar adalah proses interaksi.
6) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada kompleks.
b. Tujuan Belajar
Tujuan belajar tidak hanya digunakan untuk menambah pengetahuan atau
mengubah tingkah laku, tetapi juga agar yang dipelajari siswa dapat digunakan
dalam berbagai situasi, sehingga secara berkesinambungan terus digunakan. Menurut
Sardiman (2001:26), tujuan belajar ada tiga jenis sebagai berikut.
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain
tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,
sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih
kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan
menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau
meniru.
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan hati dalam pendekatannya. Pembentukan sikap mental dan
perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai kepada anak
didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai, anak didik akan tumbuh kesadaran dan
kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa secara optimal. Upaya untuk
mendorong terwujudnya perkembangan potensi siswa tersebut tentunya merupakan
proses yang tidak singkat. Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses belajar
mengajar terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara kesinambungan, maka
proses belajar mengajar harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip belajar
yang benar, berdasarkan dari kebutuhan siswa untuk belajar. Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2009:165-167), prinsip umum belajar sebagai berikut.
1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan.
2) Belajar berlangsung seumur hidup.
3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor
lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri.
4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan.
5) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu.
6) Belajar berlangsung dengan guru dan tanpa guru.
7) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.
8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan
yang sangat kompleks.
9) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.
10) Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan
dari orang lain.
4. Mengajar
a. Pengertian Mengajar
Pandangan mengajar yang hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan dari
guru kepada siswa, dianggap sudah tidak lagi sesuai dengan keadaan zaman
sekarang. Menurut Wina Sanjaya (2008:76), ada tiga alasan mengapa konsep
mengajar tersebut kurang tepat digunakan zaman sekarang yaitu :
1) siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah
organisme yang sedang berkembang;
2) ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang
tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan;
3) penemuan-penemuan baru khususnya terhadap konsep perubahan tingkah
laku manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi
juga dapat dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Hal
ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa dijadikan sebagai
pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan
meningkatkan mutu kehidupan siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.
Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku
khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan
mewujudkan masyarakat belajar. Meskipun siswa sebagai pusat dari kegiatan, namun
peran guru sebagai pengajar tidak langsung hilang dalam pembelajaran. Guru dapat
berperan sebagai fasilitator, mengatur berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari
siswa.
Konsep mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan dengan
harapan agar siswa belajar. Hal yang terpenting dari konsep ini adalah mengajar
merupakan proses mengubah perilaku. Dalam pengertian ini, mengajar tidak
ditentukan oleh lamanya serta banyaknya materi yang disampaikan, tetapi dampak
dari proses pembelajaran itu sendiri. Wina Sanjaya (2010: 98-100) menyatakan,
terdapat beberapa karakteristik dari konsep mengajar sebagai proses mengatur
lingkungan sebagai berikut.
1) Mengajar berpusat pada siswa
Mengajar tidak hanya ditentukan berdasarkan kemauan guru, akan tetapi
sangat ditentukan kemauan siswa itu sendiri dengan arahan dari guru. Mengenai
topik yang ingin dipelajari siswa, cara mempelajarinya, bukan hanya guru yang
menentukan tetapi juga siswa. Di sini, peran guru berubah dari sumber belajar
menjadi sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu
siswa untuk belajar.
2) Siswa sebagai subjek belajar
Dalam konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan. Siswa tidak
dianggap sebagai individu yang pasif yang hanya sebagai penerima informasi, akan
tetapi dipandang sebagai individu yang aktif, yang memiliki potensi untuk
berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Proses pembelajaran berlangsung di mana saja
Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat
memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi
pelajaran.
4) Pembelajaran berorientasi pada tujuan
Penguasaan materi bukanlah akhir dari proses pengajaran, akan tetapi
hanya sebagai tujuan antara pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Artinya,
sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku
siswa itu sendiri.
b. Azaz-Azaz Mengajar
Proses mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memiliki tujuan,
yaitu menciptakan suasana menyenangkan siswa dan mewujudkan prestasi belajar
yang tinggi. Keberhasilan proses mengajar menuntut perhatian guru untuk
mempertimbangkan dan menyakinkan bahwa sejumlah komponen yang terlibat
benar-benar kondusif terhadap pencapaian tujuan itu sendiri. Moh. Ali dalam
Mulyani Sumantri & Johar Permana (2001:107), menyatakan guru-guru untuk
berpegang pada azaz-azaz mengajar sebagai berikut.
1) Mengajar sepatutnya mempertimbangkan pengalaman belajar (peserta
didik) sebelumnya.
2) Proses pengajaran dimulai bila peserta didik dalam keadaan siap untuk
melakukan kegiatan belajar.
3) Bahan pelajaran seharusnya menarik minat peserta didik untuk
mempelajarinya.
4) Dalam melaksanakan pengajaran, guru seharusnya berusaha agar peserta
didik terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.
5) Proses pengajaran sepatutnya memperhatikan perbedaan-perbedaan
individual yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
6) Pengajaran sepatutnya mengantarkan peserta didik untuk melakukan proses
belajar secara aktif.
7) Pelaksanaan pengajaran sepatutnya berpegang pada prinsip-prinsip
pencapaian hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam
menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan
(PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada
minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di
kelas serta pencapaian prestasi belajar siswa. Tuntutan untuk mengembangkan model
pembelajaran kreatif, mewajibkan guru mampu mengikuti tuntutan perkembangan
dunia pendidikan terkini. Guru harus berani berinovasi dan beradaptasi dengan
beragam model pembelajaran.
Agus Suprijono (2010:46), “Model pembelajaran didefinisikan sebagai
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Aunurrahman (2009:146),
menyatakan bahwa
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan pendapat diatas, model pembelajaran pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan sebagai pedoman guru
dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
b. Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan
kemampuan baru. Guru harus cermat dalam menentukan model pembelajaran yang
akan digunakan. Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru dengan menyesuaikan kondisi sekolah dan siswa. Menurut Hamzah (2009:88),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode
pembelajaran, yaitu :
1) tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam
semua kondisi;
2) metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang
berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran;
3) kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang konsisten
pada hasil pengajaran.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2010:130), pertimbangan-pertimbangan
pemilihan model pembelajaran sebagai berikut.
1) Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran.
3) Pertimbangan dari sudut siswa.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan tidak semua model
pembelajaran sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga
diperlukan pertimbangan-pertimbangan khusus yang harus dipahami oleh guru
seperti karakteristik siswa dan materi pembelajaran, karena model pembelajaran
yang diterapkan akan membawa dampak yang berbeda terhadap prestasi belajar
siswa.
6. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan
belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan
yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak bisa bekerja sama
dengan orang lain, siswa yang acuh terhadap siswa lain dan lingkungan.
Menurut Slavin (2008:4), ada dua alasan yang membuat pembelajaran
kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung
penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi
para siswa, dan juga akibat-akibat positif yang dapat mengembangkan
hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah
dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah
tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir,
menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan
kemampuan dan pengetahuan mereka.
Berdasarkan dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran di sekolah yang selama
ini menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru.
Menurut Wina Sanjaya (2010:242), “Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/ tim kecil, yaitu
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen)”. Sistem penilaian
dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika
kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian,
setiap anggota kelompok mempunyai saling ketergantungan positif. Ketergantungan
yang positif ini akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok.
Setiap individu akan saling membantu dan mempunyai motivasi untuk keberhasilan
kelompok, sehingga setiap anggota kelompok akan memiliki kesempatan yang sama
untuk memberikan konstribusi terhadap keberhasilan kelompok/ tim.
Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi
seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi
dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka. Dengan
melaksanakan model pembelajaran kooperatif, memberi kesempatan siswa meraih
keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga melatih siswa untuk memiliki
keterampilan, baik keterampilan berpikir maupun keterampilan sosial seperti
kemampuan mengemukakan pendapat, memberi saran, menghargai pendapat orang
lain, bekerja sama, rasa setia kawan, dan mengurangi munculnya perbedaan kelas
sosial dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya (2010:246), terdapat empat prinsip dasar
pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
1) Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)
Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan suatu penyelesaian tugas
sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh
sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian
tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan
demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.
2) Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota
kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota
harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus
memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
3) Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada
setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan
saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang
berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap
perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi
kekurangan masing-masing.
4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam
kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru
perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa
mempunyai kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan
kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi
setiap anggotanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya (2010:248), prosedur pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu:
1) Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok
materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap
ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru
memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang
selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).
2) Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi
pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing
yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan pembelajaran kooperatif bersifat
heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap
anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik
serta perbedaan kemampuan akademik.
3) Penilaian
Penilaian dilakukan dengan tes atau kuis, tes atau kuis dapat dilakukan baik
secara individual maupun kelompok. Tes individual akan memberikan informasi
kemampuan setiap siswa. Sedangkan tes kelompok akan memberikan informasi
kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap kelompok adalah memiliki nilai
sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama
dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
4) Pengakuan Tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau
tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.
Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih
mampu meningkatkan prestasi mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2010:24), keunggulan dan kelemahan pembelajaran
kooperatif sebagai berikut.
1) Keunggulan pembelajaran kooperatif :
a) Saling ketergantungan positif.
b) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
c) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
d) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
e) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru.
f) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan.
2) Kelemahan pembelajaran kooperatif :
a) Guru harus menyiapkan pembelajaran secara matang.
b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan
topik permaslahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang
tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
7. Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization
Menurut Slavin (2008:187), dasar pemikiran pembelajaran kooperatif Team
Assisted Individualization (TAI) adalah “...untuk mengadaptasi pengajaran terhadap
perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian
prestasi siswa”. Metode ini merupakan metode pembelajaran secara kelompok,
terdiri dari seorang siswa yang mempunyai kemampuan lebih berperan sebagai
asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang lamban dalam satu
kelompok. Siswa saling berinteraksi melalui diskusi kelompok untuk menyelesaikan
masalah yang akan meningkatkan kemampuan siswa baik yang berkemampuan awal
tinggi, sedang, dan rendah. Metode TAI juga menekankan tugas individu, sehingga
siswa akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Siswa juga dituntut
menguasai suatu materi secara berkelompok dengan memaksimalkan kemampuan
yang dimiliki masing-masing individu untuk bekerja sama dalam sebuah tim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Metode TAI akan memotivasi siswa untuk saling membantu anggota
kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih
mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Pemilihan
pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dalam kegiatan
belajar mengajar dimaksudkan untuk :
a. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
b. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar
kelompok-kelompok kecil.
c. Meningkatkan kemampuan siswa untuk kerja sama dengan kelompok belajar.
d. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalam interaksi sosial dan
komunikasi siswa.
e. Siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan
cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan
pintas.
Tahapan pembelajaran Team Assisted Individualization, menurut Slavin
(2008:195-200) sebagai berikut.
a. Team atau kelompok
Kelompok yang dibentuk beranggotakan 3-5 orang siswa. Kelompok
tersebut merupakan kelompok heterogen, yang mewakili hasil-hasil akademis dalam
kelas, jenis kelamin dan ras. Fungsi kelompok adalah untuk memastikan bahwa
semua anggota kelompok ikut belajar dan lebih khusus adalah mempersiapkan
anggotanya untuk mengerjakan tes dengan baik.
b. Placement Test atau Tes Penempatan
Para siswa diberi pretest pada permulaan program. Hal ini dimaksudkan
untuk menempatkan siswa pada kelompok belajar yang didasarkan pada hasil tes
mereka.
c. Materi Kurikulum
Pada proses pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat pada
kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan masalah
untuk penguasaan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Belajar Kelompok
Setelah guru menjelaskan materi pokok pada tiap pertemuan, siswa
ditempatkan pada kelompoknya masing-masing. Tujuan dari kelompok ini adalah
agar semua siswa aktif untuk belajar dan lebih khusus siswa menyelesaikan tugas
secara mandiri. Setiap siswa dalam setiap kelompok bekerja dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1) Siswa membentuk pasangan untuk saling memeriksa.
2) Siswa mempelajari materi pokok dan bertanya kepada rekan kelompok atau guru
jika ada yang tidak dimengerti.
3) Setelah itu, siswa mengerjakan tugas pada modul yang dibagikan.
e. Skor Tim dan Rekognisi Tim
Setiap akhir pokok bahasan, guru menghitung skor kelompok. Skor ini
diperoleh dari rata-rata nilai kuis dan nilai tes tiap pokok bahasan yang diperoleh tiap
anggota kelompok. Kemudian guru mengumumkan predikat untuk tiap kelompok
berdasarkan skor yang diperoleh. Kriteria yang dianut untuk prestasi kelompok yaitu
kriteria tinggi untuk kelompok super (super team), kriteria menengah untuk
kelompok hebat (great team) dan kriteria minimum untuk kelompok baik (good
team).
f. Kelompok Pengajaran
Pada tiap pertemuan, guru memberikan bimbingan selama 10 sampai 15
menit dalam suatu kelompok yang anggotanya diambil dari tiap-tiap kelompok yang
terbentuk yang memiliki tingkat penguasaan yang sama dilihat dari modul yang
diselesaikan. Tujuan dari pengajaran kelompok ini adalah agar siswa dapat
mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru yang diberikan oleh guru dengan
pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga mereka dapat
memahami konsep yang diajarkan dengan baik. Pada saat guru memberikan
pengajaran kelompok ini, siswa yang lain tetap melanjutkan untuk mengerjakan soal
pada kelompoknya masing-masing.
g. Tes Fakta
Para siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta selama tiga menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
h. Unit seluruh kelas
Pada akhir materi pembelajaran, guru menghentikan pengajaran individual
dan pengajaran kelompok, kemudian menggunakan waktu satu kali pertemuan untuk
memberikan materi kepada siswa secara keseluruhan yang berhubungan dengan
strategi pemecahan soal, sehingga mereka lebih siap untuk menghadapi tes.
8. Model Pembelajaran Ekspositori
a. Pengertian Model Pembelajaran Ekspositori
Menurut Dimyati & Mudjiono (2002:172), “Model pembelajaran
ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru”. Siswa hanya
dipandang sebagai objek penerima informasi yang diberikan oleh guru. Sehingga
komunikasi yang terbangun antara guru dan siswa adalah komunikasi satu arah,
artinya guru sangat dominan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada pembelajaran
ekspositori, keterlibatan siswa kurang optimal, sebab terbatas hanya mendengarkan,
mencatat, dan kadang bertanya kepada guru pada saat kegiatan belajar berlangsung.
Kegiatan belajar yang bersifat menerima terjadi karena model pembelajaran
ekspositori merupakan pendekatan yang bersifat berpusat pada guru. Guru lebih aktif
memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan
ketrampilannya, contoh soal, memberi kesempatan siswa bertanya, memberi
pertanyaan, serta aktivitas lainnya dalam pembelajaran.
Menurut Muhibbin Syah (2005:245), “Sistem expository digunakan guru
untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan
sistematis, dengan penyampaian secara verbal”. Pendapat serupa juga dikemukan
oleh Wina Sanjaya (2010:179), “Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal”.
Model pembelajaran ekspositori menunjukkan bahwa guru berperan lebih
aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya. Pada model
pembelajaran ini, guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengelolaan
bahan, karena hanya menerima bahan ajar yang disampaikan guru.
Pada model pembelajaran ini, guru tidak hanya terus-menerus memberikan
informasi. Guru dapat memberikan informasi saat tertentu jika diperlukan, seperti
awal pelajaran, memberi contoh soal, latihan, menjawab pertanyaan siswa, dan
sebagainya. Meskipun dalam model pembelajaran ekspositori digunakan metode
selain ceramah tetapi penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan
bukan pada proses pencarian dan konstruksi pengetahuan.
Penerapan model pembelajaran ekspositori akan lebih efektif pada saat :
1) Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan
dan harus dipelajari siswa.
2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan kurang tepat untuk dipresentasikan
siswa.
3) Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur
tertentu untuk kegiatan praktik.
4) Apabila seluruh siswa memiliki kesulitan yang sama terhadap suatu materi
sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
5) Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat
pada siswa, misalnya tidak ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
6) Tidak mempunyai target alokasi waktu untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.
Berdasarkan pendapat di atas diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru, siswa
hanya pasif menerima informasi dari guru karena semua materi yang disajikan telah
dipersiapkan oleh guru.
b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada satu model pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan
dengan model pembelajaran lain. Baik tidaknya suatu model pembelajaran bisa
dilihat dari efektif tidaknya model tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang ditentukan. Menurut Wina Sanjaya (2010:181-183), dalam menggunakan
model pembelajaran ekspositori terdapat empat prinsip yang harus diperhatikan guru
yaitu :
1) Berorientasi pada Tujuan
Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan
guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan
tingkah laku yang spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar atau kompetensi
yang harus di capai siswa. Melalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa
dalam menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi
penggunaan model pembelajaran ini.
2) Prinsip Komunikasi
Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah
ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip
yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa
dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa
mengganggu proses komunikasi.
3) Prinsip Kesiapan
Prinsip ini menekankan, jangan memulai menyajikan saat siswa belum siap
untuk menerimanya. Sebelum memulai pelajaran, guru harus memosisikan siswa
dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis.
4) Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Artinya pembelajaran bukan hanya
berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang
berhasil adalah melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan, sehingga mendorong siswa untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui belajar mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Prosedur Pembelajaran Ekspositori
Menurut Muhibbin Syah (2005-246), prosedur penyajian materi pelajaran
dengan model pembelajaran ekspositori sebagai berikut :
1) Persiapan (preparation), yakni guru mempersiapkan pelajaran yang
lengkap dan sistematis.
2) Apersepsi (apperception), yakni guru bertanya atau menguraikan materi
untuk mengarahkan perhatian para siswa terhadap materi yang hendak
disajikan.
3) Penyajian (presentation), yakni guru menyajikan bahan pelajaran secara
lisan atau dengan cara menyuruh siswa membaca bahan yang berkenaan
dari buku teks, diktat, atau tulisan di papan tulis.
4) Penyebutan kembali (recitation), yakni guru menyuruh siswa menyatakan
kembali pokok kandungan materi pelajaran yang telah disajikan dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Syaiful Sagala (2009:79)
mengenai prosedur model pembelajaran ekspositori sebagai berikut.
1) Persiapan (preparation) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara
sistematik dan rapi.
2) Pertautan (aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau
memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada
materi yang telah diajarkan.
3) Penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan
dengan cara memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang
telah dipersiapkan diambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh guru.
4) Evaluasi (resitation) yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai
dengan bahan yang dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan kembali
dengan kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau
tulisan.
Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan, prosedur model
pembelajaran ekspositori yaitu :
1) guru menyiapkan materi secara menyeluruh dan sistematis
2) guru mengaitkan materi baru dengan materi sebelumnya yang sudah
diberikan.
3) guru menyajikan materi dengan cara menyampaikan secara lisan maupun
siswa diminta membaca bahan dari buku.
4) mengadakan evaluasi untuk memantau penguasaan materi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dan sering digunakan. Menurut Wina Sanjaya (2010:190-191), pembelajaran
ekspositori memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui
sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk
jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Menurut Wina Sanjaya (2010:191), disamping memiliki keunggulan,
pembelajaran ekspositori juga memiliki kelemahan, antara lain:
1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa
yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk
siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi
yang lain.
2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat bergantung kepada
apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin
berhasil.
5) Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi
satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Disamping itu, komunikasi
satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan
terbatas pada apa yang diberikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Macam-Macam Pembelajaran Ekspositori
1) Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan model pembelajaran ekspositori. Metode ceramah merupakan
metode yang sampai sekarang sering digunakan oleh setiap guru di sekolah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik
dari guru maupun siswa. Menurut Muhibbin Syah (2005:203), “Metode ceramah
ialah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif”.
Sedangkan menurut Hasibuan & Moedjiono (2000:13), “Metode ceramah adalah
cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan”.
Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah
adalah suatu metode mengajar yang menyampaikan informasi atau bahan pelajaran
dengan menggunakan komunikasi secara lisan dari guru kepada siswa. Sehingga
terlihat jelas, peranan siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan
teliti mencatat pokok penting yang dikemukan oleh guru.
Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran secara tidak langsung ada
unsur paksaan bagi siswa. Siswa hanya melihat, mendengar, serta mencatat tanpa
komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar. Sehingga
menimbulkan kesan siswa hanya sebagai objek belajar. Padahal, posisi siswa dalam
kegiatan belajar sebagai subjek belajar, dalam arti sebagai individu yang berhak
untuk aktif mencari dan memperoleh sendiri pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan.
Menurut W. Gulo (2002:138-140), keunggulan metode ceramah adalah
sebagai berikut.
a) Hemat dalam penggunaan waktu dan alat.
b) Mampu membangkitkan minat dan antusias siswa.
c) Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan mendengarnya.
d) Merangsang kemampuan siswa untuk mencari informasi dari berbagai
sumber.
e) Mampu menyampaikan pengetahuan yang belum pernah diketahui siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan kelemahan metode ceramah, menurut W. Gulo (2002:140-142)
adalah sebagai berikut.
a) Ceramah cenderung pada pola strategis ekspositorik yang berpusat pada
guru.
b) Metode ceramah cenderung menempatkan siswa sebagai pendengar dan
pencatat.
c) Keterbatasan kemampuan pada tingkat rendah.
d) Proses ceramah berlangsung menurut kecepatan bicara dan logat bahasa
yang dipakai oleh guru.
2) Metode Tanya Jawab
Bertanya dan menjawab pertanyaan sering dilakukan orang jika tidak
mengetahui atau tidak memahami suatu hal atau peristiwa. Begitu juga dalam proses
belajar mengajar, tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan
materi pelajaran dengan cara guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa atau
sebaliknya siswa bertanya kepada guru. Menurut Mulyani Sumantri & Johar
Permana (2001:120), “Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau “two way traffics” dari guru
ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian
materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik”.
Semua metode mengajar yang diterapkan memiliki kelebihan dan
kelemahan. Menurut Mulyani Sumantri & Johar Permana (2001:122), kelebihan dan
kelemahan metode tanya jawab sebagai berikut.
Kelebihan metode tanya jawab :
a) Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran;
b) Mengetahui kedudukan peserta didik dalam belajar di kelas dari aktivitas
tanya jawab dan dari jawaban-jawaban serta tanggapan-tamggapan yang
dilontarkannya secara kontinyu;
c) Lebih merancang peserta didik untuk mendayagunakan daya pikir dan daya
nalarnya;
d) Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban;
e) Pembuka jalan bagi proses belajar yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kelemahan metode tanya jawab :
a) Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta
didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
menjawab maupun bertanya;
b) Peserta didik yang tidak aktif tidak mempertahankan bahkan terlibat secara
mental;
c) Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki
keberanian menjawab dan bertanya (kemampuan lisan);
d) Dapat membuang waktu bila peserta didik tidak responsif terhadap
pertanyaan.
3) Metode Latihan
Metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara mengajar
yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana
untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau
ketrampilan dari apa yang telah dipelajari.
Menurut Syaiful Sagala (2009:217-218), metode latihan memiliki kelebihan
dan kelemahan sebagai berikut.
Kelebihan metode latihan :
a) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan metode
ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan;
b) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi
dalam pelaksanaannya; dan
c) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit
menjadi otomatis, habitation makes complex movement more automatic.
Kelemahan metode latihan :
a) Metode ini dapat menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih
banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas;
b) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan;
c) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak ditunjukan
untuk mendapatkan kecakapan memberikan respons secara otomatis, tanpa
menggunakan intelegensia; dan
d) Dapat menimbulkan verbalisme karena murid-murid lebih banyak dilatih
menghapal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau
menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat
hanya dijelaskan dengan kata-kata saja. Menurut Roestiyah (2008:83), “metode
demostrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/ atau tim guru
menunjukkan, memperlihatkan suatu proses”. Sedangkan menurut Wina Sanjaya
(2010:152), “Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan”.
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau
prosedur yang harus dilakukan, seperti proses mengatur sesuatu, proses mengerjakan
dan menggunakan, komponen-komponen yang membentuk sesuatu. Dengan metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam. Sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa juga
dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama
pelajaran berlangsung.
Sebagai metode penyajian, guru tetap menjelaskan secara lisan saat
mendemonstrasikan materi pelajaran. Meskipun peran siswa hanya memperhatikan
penjelasan dari guru, akan tetapi penyajian bahan pelajaran akan lebih konkret
karena disertai demonstrasi. Disamping itu, dengan metode demonstrasi siswa
berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang
terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan yang diharapkan.
Menurut Mulyani Sumantri & Johar Permana (2001:134), metode
demonstrasi memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.
Kelebihan metode demonstrasi :
a) Membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit dan menghindari
verbalisme;
b) Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran;
c) Proses pengajaran akan lebih menarik;
d) Merangsang peserta didik untuk lebih efektif mengamati dan dapat
mencobanya sendiri;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan metode yang lain.
Kelemahan metode demonstrasi :
a) Memerlukan keterampilan guru secara khusus;
b) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus
dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan sesuatu;
c) Memerlukan waktu yang banyak;
d) Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Yuni Wijayanti pada tahun 2007 dengan judul “Perbandingan Prestasi Belajar
Akuntansi antara Metode TAI (Team Assisted Individualization) dengan Metode
Ceramah Bervariasi pada Siswa Kelas XI Semester I SMA Negeri 1 Mojolaban
Tahun 2006/2007”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimental semu. Hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa rata-rata nilai tes
pada kelas eksperimen yang menggunakan metode TAI lebih tinggi daripada
kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah bervariasi. Kelas eksperimen
mempunyaiu rata-rata nilai tes akhir sebesar 73,87 sedangkan kelas kontrol
mempunyai rata-rata nilai tes akhir sebesar 69,29. Hasil analisis data juga
menunjukkan harga thitung sebesar 3,308 kemudian hasil tersebut dikonsultasikan
dengan nilai ttabel dengan db=73, dan taraf signifikasi 5% sebesar 1.96, sehingga
dapat diketahui bahwa nilai thitung > ttabel atau 3,308 > 1,96. Berdasarkan hasil
analisis data tersebut disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat
perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa kelas XI semester I SMA
Negeri Mojolaban tahun ajaran 2006/2007 yang menggunakan metode TAI
(Team Assisted Individualization) dengan metode ceramah bervariasi” teruji
kebenarannya dan dapat diterima.
2. Dedi Rohendi, Heri Sutarno, dan Devy R. Waryuman pada tahun 2010 dengan
judul jurnal “Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran TAI dengan metode pembelajaran konvensional. Metode penelitian
yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan desain penelitian The
Nonequivalent Control Group Design. Berdasarkan hasil analisis data gain
diketahui bahwa : (1) Hasil Belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran TAI lebih besar daripada hasil belajar siswa dengan metode
konvensional. (2) Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran TAI lebih besar daripada peningkatan hasil belajar dengan metode
konvensional. (3) Sikap siswa positif terhadap pembelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi dengan metode TAI.
3. Ayse Elitok Kesier pada tahun tahun 2010 dengan judul jurnal “The Effect Of
Cooperative Learning Method On Academic Success”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengungkapkan pengaruh teknik kelompok penelitian dalam
metode pembelajaran kooperatif pada proses pengajaran unit "tipe bahan"
pelajaran "Teknologi dan Bahan Pengajaran Desain" dari siswa kelas tiga di SD
Departemen Pendidikan. Penelitian ini dirancang dengan jenis eksperimental.
Ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini. Pada
akhir penelitian, ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
keberhasilan akademik siswa dalam kelompok eksperimen menggunakan metode
pembelajaran kooperatif dan keberhasilan akademis siswa dalam kelompok
kontrol. Temuan ini menunjukkan bahwa perbedaan ini adalah untuk keuntungan
siswa dalam kelompok eksperimen. Melalui wawancara dengan siswa dalam
kelompok eksperimen, para siswa memiliki pandangan positif mengenai metode
pembelajaran kooperatif.
C. Kerangka Berpikir
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan efektif merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Tidak semua metode
pembelajaran cocok digunakan untuk setiap materi bidang studi. Pada dasarnya
setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Maka pemilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, waktu, tujuan
dan materi pelajaran.
Metode pembelajaran yang selama ini diterapkan di sekolah adalah model
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan metode ceramah, metode
demonstrasi, metode latihan dan metode tanya jawab. Pendekatan pembelajaran
ekspositori, menempatkan guru sebagai pusat informasi dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi yang telah
disajikan guru, tanpa melakukan pengolahan informasi yang diperoleh. Adapun
interaksi yang terjadi, hanya sesekali terjadi tanya jawab. Selebihnya siswa
cenderung pasif.
Mengingat pembelajaran ekspositori lebih berpusat pada aktivitas guru,
maka diperlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan dan
perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa. Salah
satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan
interaksi siswa dalam proses pembelajaran dan pencapaian prestasi belajar siswa
yaitu metode TAI (Team Assisted Individualization).
Pada metode TAI siswa bukan lagi sebagai objek belajar tetapi sebagai
subjek belajar. Metode TAI mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang dipimpin seorang ketua kelompok yang mempunyai pengetahuan yang
unggul dibandingkan anggota lainnya. Kesulitan pemahaman yang tidak dapat
dipecahkan secara individual dapat dipecahkan bersama secara kelompok serta
dengan bimbingan guru. Metode ini, dapat memotivasi siswa untuk saling kerjasama
membantu anggota kelompoknya sehingga memunculkan semangat persaingan
dengan sedikit menonjolkan peran individu tanpa mengorbankan prinsip dasar
pembelajaran kooperatif. Sehingga hasil belajar yang diperoleh akan lebih bermakna.
Melalui metode TAI diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya mata pelajaran akuntansi.
Pada penelitian ini siswa dibagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang akan menggunakan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran kooperatif tipe TAI dan kelas kontrol merupakan kelas yang akan
menggunakan model pembelajaran ekspositori. Kemudian peneliti mengadakan tes
untuk mengetahui efektivitas kedua metode terhadap peningakatan prestasi belajar
setelah ada perlakuan.
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran
D. Hipotesis
Iqbal Hasan (2004:31) mendefinisikan, “Hipotesis adalah pernyataan atau
dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang
kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris”. Jadi hipotesis
merupakan kesimpulan sementara dan masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui
penelitian. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas maka peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI) lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi dibandingkan
dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan laporan
keuangan siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/
2011”.
Pembelajaran
dengan metode
TAI
Prestasi
Belajar
Kelompok
Eksperimen
dibandingkan Sampel
Pembelajaran
dengan model
ekspositori
Prestasi
Belajar
Kelompok
Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011. Alasan penulis mengadakan penelitian di SMA Negeri 6 Surakarta antara
lain :
a. Peneliti ingin mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI dan model pembelajaran ekspositori terhadap prestasi belajar akuntansi.
b. SMA Negeri 6 Surakarta bersedia memberikan data yang diberikan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan diadakan mulai bulan Desember 2010-April 2011.
Tabel 2. Jadwal Rencana Penelitian.
Keterangan 2010 2011
Des Jan Feb Maret April Mei
1. Persiapan Penelitian
a. Pengajuan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Ijin Penelitian
d. Penyusunan Instrumen Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Mengumpulkan Data
b. Mengolah Data
c. Penarikan Hasil
3. Penyusunan Laporan
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Nurul Zuriah (2006:116),”Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Ilmu
Sosial SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011 sejumlah 148 orang siswa.
2. Sampel
S. Nasution (2003:86) menyatakan, “Bila populasi terlampau besar kita
ambil sejumlah sampel yang representatif, yaitu yang mewakili kesuluruhan populasi
itu”. Menentukan sampel dalam penelitian sangat perlu diperhitungkan secara cermat
karena hasil penelitian terhadap sampel akan berlaku bagi seluruh anggota populasi.
Menurut Rusdin Pohan (2007:48), yang harus diingat dalam menentukan sampel
adalah :
a. Anggota sampel yang diambil haruslah mencerminkan ciri-ciri populasi
dan kalau bisa kelompok sampel harus menjadi miniatur dari populasi.
b. Adanya kesalahan dalam menarik sampel atau salah memperlakukan
sampel berarti kesalahan tertimpa bagi seluruh populasi.
c. Jumlah anggota sampel yang akan diambil hendaknya dalam jumlah yang
ideal. Jika anggota-anggota populasi relatif berciri homogen, dapat
diizinkan mengambil sampel minimal 20%. Idealnya, semakin besar jumlah
sampelnya semakin sempurna datanya, berarti semakin baik hasil
penelitiannya.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil siswa dari dua kelas XI
Ilmu Sosial sejumlah 72 orang siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik random sampling, yaitu cara pengambilannya dilakukan secara acak (random),
artinya semua objek atau elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel. Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut :
a. Menentukan dua kelas secara acak yang akan dijadikan objek penelitian di SMA
Negeri 6 Surakarta.
b. Berdasarkan pengambilan secara acak, diperoleh satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati
seluruh variabel yaitu:
a. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan
perubahan pada variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran ekspositori.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Dalam peneltian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar akuntansi. Prestasi
belajar yang digunakan adalah hasil tes prestasi yang dicapai siswa setelah diberikan
perlakuan metode TAI pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan laporan
keuangan.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk
mcmperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dengan menggunakan alat-
alat tertentu dalam rangka menguji hipotesis. Untuk memperoleh data yang relevan
dengan masalah yang akan diteliti perlu teknik atau cara pengumpulan data yang
tepat dan baik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
a. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2002:206) menyatakan, “Metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.
Bertolak dari definisi tersebut, dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data mengenai profil SMA Negeri 6 Surakarta, daftar nama siswa yang
menjadi sampel, data nilai ulangan harian mandiri akuntansi semester I kelas XI
SMA Negeri 6 Surakarta, dan data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Metode Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:127), “Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Metode tes digunakan untuk memperoleh prestasi belajar akuntansi. Tes dilakukan
setelah siswa selesai menerima perlakuan pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran
ekspositori. Hasil tes pada siswa yang diberi dua metode pembelajaran yang berbeda
dibandingkan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian disusun relevan dengan variabel penelitian dan metode
pengumpulan data, yakni berupa tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda. Tes
obyektif tersebut digunakan untuk mengungkapkan prestasi belajar kognitif siswa
terhadap materi laporan keuangan perusahaan jasa. Sebelum digunakan untuk
mengambil data penelitian, instrumen tes obyektif tersebut diujicobakan terlebih
dahulu untuk mengetahui kualitas soal.
Untuk menguji item, soal tes harus memenuhi empat persyaratan yaitu taraf
kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas.
a. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkatan tidak terlalu mudah
maupun terlalu sukar. Soal yang mudah tidak akan memberikan siswa tantangan
untuk memceahkan. Sebaliknya soal yang sukar dapat menyebabkan siswa patah
semangat untuk mengerjakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:208), untuk
menguji tingkat kesukaran butir tes, digunakan rumus :
P =
Di mana :
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Klasifikasi indeks kesukaran soal :
0,00 ≤ P ≤ 0,30 : soal sukar
0,30 ≤ P ≤ 0,70 : soal sedang
0,70 ≤ P ≤ 1,00 : soal mudah
Ringkasan taraf kesukaran soal setelah dilakukan try out dapat dilihat pada
Tabel 3 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.
Tabel 3. Ringkasan Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran Soal
No. Jumlah Soal Taraf Kesukaran
Mudah Sedang Sukar
1 35 Soal 11 18 6
b. Daya Pembeda
Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika kelompok siswa
yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok siswa yang kurang pandai.
Menurut Suharsimi Arikunto (2005:213-214), untuk mengetahui daya beda suatu
butir soal digunakan rumus :
D = – = –
Di mana :
J : jumlah peserta tes
: banyaknya peserta kelompok atas
: banyaknya peserta kelompok bawah
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab salah
= : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda :
D : 0,00 – 0,20 : jelek
D : 0,20 – 0,40 : cukup
D : 0,40 – 0, 70 : baik
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ringkasan taraf kesukaran soal setelah dilakukan try out dapat dilihat pada
Tabel 4 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.
Tabel 4. Ringkasan Hasil Try Out Uji Daya Beda Soal
No. Jumlah Soal Daya Beda
Jelek Cukup Baik Baik Sekali
1 35 Soal 5 13 17 0
c. Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen penelitian. Soal tes yang baik adalah soal yang memiliki validitas
yang tinggi. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 72), untuk mengukur validitas
instrumen menggunakan korelasi product moment dengan rumus :
=
Di mana :
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : jumlah subjek uji coba
X : skor item soal
Y : skor total soal
Kriteria pengujian :
Jika > (taraf signifikansi 5%), maka item dinyatakan valid.
Jika < (taraf signifikansi 5%), maka item dinyatakan tidak valid.
Penentuan validitas didasarkan pada harga rhitung yang melampaui harga
kritik (rtabel) sebesar 0,349. Hasil selengkapnya uji validitas try out dapat dilihat pada
lampiran 9. Ringkasan hasil uji validitas soal setelah dilakukan try out dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Ringkasan Hasil Try Out Uji Validitas Soal
No. Jumlah Soal Kriteria
Valid Invalid
1 35 soal 30 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama dalam waktu berlainan atau kepada subjek yang tidak sama pada waktu yang
sama. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:100-101), untuk menghitung koefisien tes
bentuk obyektif digunakan rumus Kuder-Richardson 20 (KR-20) yaitu:
= ( )( )
Di mana :
: reliabilitas
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q = 1 – p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
K : banyaknya item soal
S2 : variansi
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes
(r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut :
r11 ≥ 0,70 = reliabel
r11 < 0,70 = tidak reliabel
(Anas Sudijono, 2008:209)
Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal try out dapat dilihat pada
lampiran 9 dan ringkasan hasil try out instrumen penelitian untuk uji reliabilitas
pada tabel 6.
Tabel 6. Ringkasan Hasil Try Out Uji Reliabilitas Soal
No. Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
1 35 soal 0,9095 Reliabel
D. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, eksperimen ini
diadakan untuk mengetahui efektivitas hasil secara kuantitatif dari penerapan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran ekspositori terhadap
prestasi belajar akuntansi. Efektivitas hasil secara kuantitatif dalam penelitian ini
adalah banyaknya siswa (dalam persen) yang berhasil, yaitu yang memperoleh nilai
70 ke atas. Menurut Sugiyono (2008:72), “...metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen semu karena
peneliti tidak mungkin menempatkan subjek secara acak ke dalam kelompok-
kelompok. Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti memilih dua kelompok
yang sudah ada kemudian memberikan perlakuan eksperimental.
Ke Xe O1
M Dibandingkan
Kk Xk O2
Gambar 2. Pola Penelitian
Keterangan :
M : Menguji kesetaraan dua kelas
Ke : Kelas Eksperimen
Kk : Kelas Kontrol
Xe : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Xk : Penerapan Model Pembelajaran Ekspositori
O1 dan O2 : Tes akhir setelah perlakuan selesai
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memilih sejumlah 2 subjek secara acak dari suatu populasi.
2. Menggolongkan subjek secara acak menjadi dua kelompok yaitu kelas/ kelompok
eksperimen dan kelompok/ kelas kontrol.
3. Menguji kesetaraan kedua kelas dengan membandingkan nilai ulangan harian
murni mata pelajaran akuntansi siswa pada semester sebelumnya, yaitu semester
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kedua kelas telah seimbang
sehingga kedua kelas berangkat dari titik yang sama.
4. Melakukan eksperimen dengan memberi perlakuan yang berbeda antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan kelas
kontrol diterapkan model pembelajaran ekspositori.
5. Mengadakan tes terhadap kedua kelas pada akhir pembelajaran.
6. Hasil tes kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
prestasi yang dicapai antara kelas eksperimen (tipe TAI) dengan kelas kontrol
(model pembelajaran ekspositori).
7. Menganalisis hasil tes dari kedua kelas dengan tes statistik yang tepat untuk
menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelas sampel.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menaksir selisih rata-rata menggunakan
pendekatan statistik. Sebelum melakukan uji hipotesis harus dilakukan uji normalitas
sebagai salah satu pengujian prasyarat. Disamping itu, uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui keadaan awal kelompok. Untuk uji normalitas digunakan uji Liliefors,
yaitu :
)()(max0 ii ZSZFL
Dimana : L0 = harga paling besar dari )()( ii ZSZF
Zi = harga baku dari Xi
(Sudjana, 2005:466)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Menghitung rerata dan simpangan baku
n
XX i
)1(
)( 22
nn
xxnS
2) Menghitung nilai Zi, dengan rumus :
( X dan Si merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)
S
XXZ i
i
3) Mencari nilai F (Zi) dari tabel distribusi F
F (Zi) = peluang Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi
= P (Zn ≤ Zi)
4) Menghitung S (Zi), yaitu :
S (Zi) = proporsi Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi
5) Menentukan nilai )()( ii ZSZF
yang paling besar sebagai L0
6) Menentukan nilai kritik tabel uji Liliefors, taraf signifikansi 5%
7) Keputusan uji :
L0 < Ltabel berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang homogen atau tidak. Agar uji kesetaraan dua kelas dapat dilakukan
maka diasumsikan bahwa kedua populasi mempunyai varians yang sama. Rumus uji
homogenitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
terkecil
terbesarF
2
2
(Siswandari, 2009:109)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Statistik uji
terkecilVarians
terbesarVariansF
2) Taraf signifikansi 5%
3) Nilai kritik F α (n1-1; n2-1)
4) Keputusan uji
Fhitung ≥ F α (n1-1; n2-1), berarti sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.
Fhitung < F α (n1-1; n2-1) , berarti sampel berasal dari populasi yang homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang telah dikemukakan harus diuji kebenarannya untuk dapat
diperoleh jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti, sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis data-data yang
dikumpulkan. Pengujian hipotesis digunakan uji statistik berbantuan aplikasi minitab
13, yaitu dengan rumus t-test atau uji-t dua pihak. Adapun langkah-langkah
pengujian hipotesis sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis
Atau dengan kata lain :
H0 : model pembelajaran kooperatif tipe TAI tidak lebih efektif atau sama
efektifnya meningkatkan prestasi belajar akuntansi jika dibandingkan dengan
model pembelajaran ekspositori.
H1 : model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif meningkatkan prestasi
belajar akuntansi dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori.
Keputusan uji :
ttabel > thitung maka H0 diterima
ttabel < thitung maka H0 ditolak
Taraf signifikansi : = 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Statistik uji
t =
dimana
=
Untuk variansi tidak sama atau ≠ (Unequal Variance) dengan
DF =
Sedangkan untuk = (Equal Variance)
=
Jika =
Dengan DF = ( + ) – 2 atau,
=
Jika ≠
maka DF = ( + - 2
(Siswandari, 2009:25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Umum
1. Sejarah SMA Negeri 6 Surakarta
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Surakarta pada awalnya bernama
Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) No. 40 Surakarta berdiri pada
tahun 1976. SMPP berdiri dan dirintis oleh SMA Negeri 5 Surakarta yang pada saat
itu kepala sekolahnya bernama Drs. R.M. Soepeno sedangkan kepala sekolah SMPP
yang pertama adalah Drs. Soekijo. Perubahan nama sekolah dari SMPP 40 Surakarta
menjadi SMA Negeri 6 Surakarta ditetapkan pada tahun 1985, selanjutnya perubahan
SMA Negeri 6 Surakarta menjadi SMU Negeri 6 Surakarta ditetapkan pada tahun
1997. Seiring dengan perubahan kurikulum, maka nama tersebut berubah menjadi
SMA Negeri 6 Surakarta.
Kurikulum yang pernah digunakan oleh SMA Negeri 6 Surakarta antara lain
Kurikulum 1975, 1984, 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jabatan Kepala Sekolah saat ini dijabat oleh Drs.
Yusmar Setyobudi, M.M, M.Pd. SMA Negeri 6 Surakarta beralamatkan di jalan Mr.
Sartono No. 30 Surakarta. Berdasarkan letaknya yang berada di tepi jalan raya, maka
lokasi sekolah mudah dijangkau oleh kendaraan umum dan dapat dikatakan strategis,
sehingga akan mendukung kelancaran proses belajar mengajar.
2. Visi dan Misi SMA Negeri 6 Surakarta
a. Visi
Berprestasi dalam mutu, unggul dalam bahasa, dan santun dalam budaya.
b. Misi
1) Meningkatkan sumber kreativitas guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
2) Mendorong siswa lebih aktif dalam kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Menanamkan keunggulan sekolah secara efektif khususnya kepada semua
warga sekolah dan masyarakat pada umumnya.
4) Menanamkan budi pekerti yang luhur, cinta tanah air, dan santun sesuai
dengan budaya bangsa (3S: senyum, sapa, santun).
5) Mendorong dan membentuk setiap siswa untuk mengerti atau menguasai
bahasa Nasional / Internasional.
3. Keadaan Lingkungan SMA Negeri 6 Surakarta
Secara umun, gedung SMA Negeri 6 Surakarta dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Gedung SMA Negeri 6
Surakarta terbagi menjadi dua bagian yaitu gedung utara dan selatan. Gedung utara
khusus digunakan untuk kegiatan belajar mengajar kelas XII, sedang gedung selatan
dipergunakan kelas X dan XI. Di atas tanah yang luas yaitu 6.254 m didirikan
ruangan-ruangan yang menunjang kegiatan belajar mengajar terdiri dari :
a. Ruang Kepala Sekolah : 1
b. Ruang Wakil Kepala Sekolah : 1
c. Ruang TU : 1
d. Aula : 1
e. Ruang Guru : 2
f. Ruang BP : 2
g. Ruang Kelas : 34
h. Ruang Komputer : 2
i. Ruang UKS : 1
j. Ruang Ganti : 2
k. Ruang Agama : 1
l. Ruang Perpustakaan : 2
m. Kantin : 4
n. Koperasi : 2
o. Mushola : 1
p. Masjid : 1
q. Ruang Inventaris : 1
r. Kamar mandi guru : 3
s. Kamar mandi siswa : 3
t. Laboratorium : 6
u. Gudang Peralatan : 1
v. Pos Jaga : 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SMA Negeri 6 Surakarta memiliki kelas 9 kelas X, 9 kelas XI terdiri dari 2
kelas bahasa, 4 kelas IPS, dan 3 kelas IPA, 9 kelas XII terdiri dari 2 kelas bahasa, 4
kelas IPS, dan 3 kelas IPA. Jumlah siswa secara keseluruhan 952 siswa. Tenaga
edukatif (guru) yang dimiliki SMA Negeri 6 Surakarta berjumlah 79 guru, dengan
rincian 68 guru berstatus PNS dan 11 guru tidak tetap. Sedangkan karyawan yang
dimiliki berjumlah 26, dengan rincian 6 karyawan berstatus PNS dan 20 karyawan
honorer dan tidak tetap.
4. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran
2010/2011 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan sebuah kurikulum yang benarbenar
dibuat oleh sekolah yang melibatkan unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru, konselor, komite sekolah dan nara sumber, sehingga dengan sinerginya unsur-
unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam proses penyusunan kurikulum.
B. Deskripsi Data Khusus
1. Data Nilai Kemampuan Awal
Data nilai awal kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan diambil dari
nilai ulangan murni mata pelajaran akuntansi semester I. Data nilai kemampuan
awal, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol digunakan untuk
menguji kesetaraan kedua kelas sebelum diberi perlakuan. Data nilai awal untuk
kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 69,26 dengan standar deviasi 8,68. Data
nilai awal untuk kelas kontrol mempunyai rata-rata 70,43 dengan standar deviasi
7,50. Hasil perhitungan terdapat pada lampiran 21 dan 22. Untuk melengkapi
deskripsi data tersebut disajikan distribusi frekuensi masing-masing kelompok dalam
bentuk distribusi frekuensi dan histogram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Eksperimen
Kelas Kelas f f f f-relative
Ke Interval relative kumulatif kumulatif 1 44-48 2 0,056 2 0,056
2 49-53 1 0,028 3 0,083
3 54-58 1 0,028 4 0,111
4 59-63 3 0,083 7 0,194
5 64-68 11 0,306 18 0,500
6 69-73 6 0,167 24 0,667
7 74-78 6 0,167 30 0,833
8 79-83 6 0,167 36 1,000
Gambar 3. Histogram Nilai Kemampuan Awal Kelas Eksperimen
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol
Kelas Kelas f f f f-relative
Ke Interval
relative kumulatif kumulatif
1 49-53 2 0,056 2 0,056
2 54-58 1 0,028 3 0,083
3 59-63 3 0,083 6 0,167
4 64-68 8 0,222 14 0,389
5 69-73 9 0,250 23 0,639
6 74-78 7 0,194 30 0,833
7 79-83 6 0,167 36 1,000
0
2
4
6
8
10
12
44-48 49-53 54-58 59-63 64-68 69-73 74-78 79-83
fre
kuen
si
Kelas Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4. Histogram Nilai Kemampuan Awal Kelas Kontrol
2. Data Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi
a. Kelas Eksperimen
Nilai tes akhir akuntansi siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
dengan metode TAI, nilai tertinggi yang berhasil dicapai 97 dan terendah 60. Pada
tabel 9 menunjukkan panjang kelas 5, banyaknya kelas 8, mean sebesar 78,53 dengan
standar deviasi 7,94. Hasil perhitungan terdapat pada lampiran 23.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas
Eksperimen
Kelas Kelas f f f f-relative
Ke Interval relative kumulatif kumulatif
1 59-63 2 0,056 2 0,056
2 64-68 1 0,028 3 0,083
3 69-73 8 0,222 11 0,306
4 74-78 9 0,250 20 0,556
5 79-83 6 0,167 26 0,722
6 84-88 8 0,222 34 0,944
7 89-93 1 0,028 35 0,972
8 94-98 1 0,028 36 1,000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
49-53 54-58 59-63 64-68 69-73 74-78 79-83
fre
kuen
si
Kelas Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5. Histogram Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen
b. Kelas Kontrol
Nilai tes akhir akuntansi siswa kelas kontrol, nilai tertinggi yang berhasil
dicapai 87 dan terendah 57. Pada tabel 10 menunjukkan panjang kelas 4, banyaknya
kelas 8, mean sebesar 71,53 dengan standar deviasi 9,15. Hasil perhitungan terdapat
pada lampiran 24.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol
Kelas Kelas f f f f-relative
Ke Interval relative kumulatif Kumulatif
1 56-59 3 0,083 3 0,083
2 60-63 6 0,167 9 0,250
3 64-67 1 0,028 10 0,278
4 68-71 10 0,278 20 0,556
5 72-75 2 0,056 22 0,611
6 76-79 3 0,083 25 0,694
7 80-83 9 0,250 34 0,944
8 84-87 2 0,056 36 1,000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
59-63 64-68 69-73 74-78 79-83 84-88 89-93 94-98
fre
kun
si
Kelas Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 6. Histogram Nilai Akhir Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol
3. Data Efektivitas Hasil Prestasi Belajar
a. Kelas Eksperimen
Efektivitas hasil prestasi belajar akuntansi secara kuantitatif dalam
penelitian ini adalah banyaknya siswa (dalam persen) yang berhasil, yaitu yang
memperoleh nilai 70 ke atas. Dari data tes prestasi belajar siswa setelah dilakukan
eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sebanyak
92% siswa telah mencapai nilai ≥ 70. Hasil perhitungan pada lampiran 25.
Tabel 11. Efektivitas Hasil Kelas Eksperimen
NO Kriteria %
1 ≥ 70 92%
2 < 70 8%
b. Kelas Kontrol
Efektivitas hasil prestasi belajar akuntansi secara kuantitatif dalam
penelitian ini adalah banyaknya siswa (dalam persen) yang berhasil, yaitu yang
memperoleh nilai 70 ke atas. Dari data tes prestasi belajar siswa setelah dilakukan
eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran ekspositori, sebanyak 72%
siswa telah mencapai nilai ≥ 70. Hasil perhitungan pada lampiran 25.
0123456789
10
56-59 60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83 84-87
fre
kue
nsi
Kelas Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 12. Efektivitas Hasil Kelas Kontrol
NO Kriteria %
1 ≥ 70 72%
2 < 70 28%
4. Data Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi
a. Kelas Eksperimen
Data mengenai frekuensi peningkatan nilai siswa kelas eksperimen
diperoleh dari nilai tes akhir setelah diberi perlakuan dengan metode TAI dikurangi
dengan nilai kemampuan awal sebelum memperoleh perlakuan. Berdasarkan hasil
perhitungan pada lampiran 26, perubahan nilai siswa kelas eksperimen terbesar 38
dan terendah -8 dengan peningkatan rata-rata 9,26. Untuk memperjelas distribusi
frekuensi tersebut disajikan tabel 13 dan histogram pada gambar 7.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Peeningkatan Prestasi Siswa Kelas Eksperimen
Kelas Kelas f f f f-relative
Ke Interval relative kumulatif Kumulatif
1 (-8)-(-1) 8 0,222 8 0,222
2 0-7 7 0,194 15 0,417
3 8-15 12 0,333 27 0,750
4 16-23 5 0,139 32 0,889
5 24-31 3 0,083 35 0,972
6 32-40 1 0,028 36 1,000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 7. Histogram Distribusi Peningkatan Prestasi Siswa Kelas Eksperimen
b. Kelas Kontrol
Data mengenai frekuensi peningkatan nilai siswa kelas kontrol diperoleh
dari nilai tes akhir dikurangi dengan nilai kemampuan awal. Berdasarkan hasil
perhitungan pada lampiran 27, perubahan nilai siswa kelas kontrol terbesar 33 dan
terendah -18,5 dengan rata-rata 1,43. Untuk memperjelas distribusi frekuensi tersebut
disajikan tabel 14 dan histogram pada gambar 8.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Peningkatan Prestasi Siswa Kelas Kontrol
Kelas Kelas f f f f-relative
Ke Interval Relative kumulatif Kumulatif
1 (-19)-(-14) 3 0,083 3 0,083
2 (-13)-(-8) 4 0,111 7 0,194
3 (-7)-(-2) 6 0,167 13 0,361
4 (-2)-3 7 0,194 20 0,556
5 4-9 7 0,194 27 0,750
6 10-15 6 0,167 33 0,917
7 16-21 2 0,056 35 0,972
8 22-27 0 0,000 35 0,972
9 28-33 1 0,028 36 1,000
0
2
4
6
8
10
12
(-8)-(-1) 0-7 8-15 16-23 24-31 32-40
fre
kuen
si
Kelas Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 8. Histogram Distribusi Peningkatan Prestasi Siswa Kelas Kontrol
C. Uji Prasyarat Analisis
Prasyarat analisi data yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah Uji
Normalitas dan Uji Homogenitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nilai murni ulangan harian mata pelajaran akuntansi semester I.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh
berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors
pada taraf signifikansi 5%. Rangkuman hasil uji normalitas nilai awal, dan nilai akhir
prestasi belajar akuntansi dapat dilihat pada Tabel 15 dan data selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 28, 29, 30, dan 31 .
Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Kelas Kategori Lmaks Ltabel Kesimpulan
Eksperimen Nilai Awal 0,0883 0,1477 Normal
Nilai Akhir
Prestasi Belajar 0,1319 0,1477 Normal
Kontrol Nilai Awal 0,0888 0,1477 Normal
Nilai Akhir
Prestasi Belajar 0,1362 0,1477 Normal
0
1
2
3
4
5
6
7fr
eku
en
si
Kelas Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil di atas, maka untuk setiap kelas eksperimen dan kontrol
diperoleh harga Lmaks yang lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Setelah mengetahui tingkat kenormalan data, maka selanjutnya dilakukan
uji homogenitas. Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
tingkat kesamaan varians antara dua kelompok, yakni kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hasil uji homogenitas nilai awal, dan nilai akhir tes prestasi
belajar akuntansi menggunakan statistik F pada taraf signifikansi 5% dapat dilihat
pada Tabel 16 dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32 dan 33.
Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Kategori Fhitung Ftabel Kesimpulan
Nilai Awal 1,339 1,703 Homogen
Nilai Akhir Prestasi
Belajar 1,328 1,703 Homogen
Dari tabel diatas diperoleh harga statistik uji yang tidak melebihi harga
kritik (Fhitung < Ftabel). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada
penelitian berasal dari populasi yang homogen.
D. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi minitab 13.
Hasil analisis data menggunakan uji-t dua pihak diperoleh harga thitung = 3,30
sedangkan harga ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = 70 adalah 2,022.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut berarti thitung > ttabel (3,30 > 2,022) maka dapat
disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih efektif untuk
meningkatkan prestasi belajar akuntansi dibandingkan dengan menggunakan model
pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan laporan keuangan siswa kelas XI Ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sosial SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011. Hasil perhitungan dapat
dilihat pada lampiran 34.
E. Pembahasan
Pada penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol
sebagai sampel dari populasi yang ada, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan metode TAI dan kelas kontrol dengan model pembelajaran ekspositori
(ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan latihan). Sebelum diberi perlakuan, kedua
kelas harus dilakukan uji kesetaraan , untuk memastikan kedua kelas mempunyai
kemampuan yang seimbang. Untuk itu diadakan uji prasyarat analisis dengan
menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, perhitungan dilakukan dengan
data nilai kemampuan awal siswa. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas
dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas, kedua kelas merupakan
sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan, kemudian
diadakan tes prestasi untuk mengambil data nilai prestasi setelah diberi perlakuan.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji-t dua pihak. Hasil analisis
uji-t dua pihak menujukkan thitung > ttabel (3,30 > 2,022). Berdasarkan hasil analisis
tersebut H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi dibandingkan dengan
menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari efektivitas
hasil prestasi belajar menunjukkan kelas eksperimen dengan metode TAI sebanyak
92% siswa mencapai nilai ≥ 70. Sedangkan efektivitas hasil prestasi belajar kelas
kontrol dengan model pembelajaran ekspositori sebanyak 72% siswa mencapai nilai
≥ 70. Artinya ada perbedaan efektivitas hasil prestasi belajar sebesar 20%,
membuktikan bahwa metode TAI lebih efektif meningkatkan prestasi belajar
akuntansi. Disamping itu, nilai tes prestasi kelas eksperimen meningkat
dibandingkan sebelum diberi perlakuan yaitu dari nilai rata-rata kemampuan awal
69,26 menjadi 78,53. Sedangkan kelas kontrol sedikit meningkat dari rata-rata kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70,43 menjadi 71,86. Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi kedua kelas
tersebut membuktikan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial
yang diberi perlakuan dengan metode TAI lebih baik dibandingkan dengan prestasi
belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial dengan model pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan data yang diperoleh kedua kelas tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi
dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hasil ini sesuai
dengan pendapat Wina Sanjaya, Isjoni, Slavin yang telah dibahas sebelumnya. Slavin
(2008:4), mengemukakan alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki
jalur utama praktik pendidikan yaitu :
Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung
penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi
para siswa, dan juga akibat-akibat positif yang dapat mengembangkan
hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah
dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah
tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir,
menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan
kemampuan dan pengetahuan mereka.
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif khususnya metode
TAI, siswa memiliki kesempatan untuk saling berinteraksi melalui diskusi kelompok
untuk menyelesaikan masalah yang akan meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berkemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Fungsi kelompok dalam model
pembelajaran kooperatif tipe TAI, untuk memastikan bahwa semua anggota
kelompok ikut belajar dan lebih khusus adalah mempersiapkan anggotanya untuk
mengerjakan tes dengan baik. Sehingga pencapaian prestasi belajar siswa dengan
metode TAI dapat optimal. Disamping itu, model pembelajaran kooperatif tipe TAI
juga menekankan tugas individu, sehingga siswa akan lebih bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri. Sedangkan pada proses belajar mengajar menggunakan
model pembelajaran ekspositori, siswa kurang aktif karena seluruh kegiatan telah
dipersiapkan dan berpusat pada guru. Sehingga guru akan sulit melakukan kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada pencapaian kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, karena
siswa cenderung tidak mau mengajukan pertanyaan mengenai materi yang sulit
dipahami meskipun guru telah memberikan kesempatan bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, penerapan metode TAI
lebih efektif meningkatkan prestasi belajar akuntansi karena 92% siswa kelas
eksperimen telah mencapai nilai ≥ 70 dengan rata-rata nilai 78,53. Sedangkan pada
kelas kontrol dengan model pembelajaran ekspositori hanya 72% siswa yang
mencapai nilai ≥ 70 dengan rata-rata nilai 71,86. Jadi, penerapan metode TAI lebih
efektif sebesar 20% meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran ekspositori.
Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa “Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih efektif
untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi dibandingkan dengan menggunakan
model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan laporan keuangan siswa kelas
XI Ilmu Sosial SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011” teruji
kebenarannya dan diterima. Hal ini ditunjukkan dari thitung > ttabel (3,30 > 2,022) pada
taraf signifikansi 5% dan db=70.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian, maka
peneliti menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoretis maupun secara
praktis sebagai upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi.
1. Implikasi Teoretis
Penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penerapan metode
TAI lebih mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran ekspositori. Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran kooperatif
tipe TAI siswa saling berinteraksi melalui diskusi kelompok untuk menyelesaikan
masalah yang akan meningkatkan kemampuan siswa baik yang berkemampuan awal
tinggi, sedang, dan rendah. Disamping itu, model pembelajaran kooperatif tipe TAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
juga menekankan tugas individu, sehingga siswa akan lebih bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru
dan calon guru dalam memilih metode pembelajaran khususnya metode TAI dapat
menjadi salah satu alternatif dalam proses pemecahan masalah dan membantu
meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Memilih model pembelajaran yang tepat dan efektif harus mempertimbangkan
beberapa hal, antara lain tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, bahan atau
materi pembelajaran dan memperhatikan kondisi siswa.
b. Guru sebaiknya mempertimbangkan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh
siswanya, sehingga dalam proses belajar mengajar guru dapat memberikan
bantuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya mengikuti proses belajar mengajar secara aktif dengan
cara memperhatikan, bertanya, berdiskusi mengenai materi pembelajaran dengan
siswa lain atau pada guru secara langsung. Karena penerapan model pembelajaran
kooperatif yang berpusat pada siswa, dapat mempermudah siswa untuk cepat
memahami materi serta menumbuhkan minat, keaktifan, dan mampu mengatasi
kesulitan materi yang dihadapi sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.