EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN KPR
SYARIAH BERSUBSIDI TERHADAP KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH PADA PT
BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK, KANTOR
CABANG PEMBANTU SYARIAH CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos )
Oleh :
RIZQA DIAN UMAMI
NIM: 11150530000004
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 1440 / 2019 M
i
ABSTRAK
Rizqa Dian Umami, NIM 11150530000004. “Efektivitas
Penyaluran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Terhadap
Kesejahteraan Mayarakat Berpenghasilan Rendah Pada PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCPS Ciputat”. Konsentrasi
Manajemen Lembaga Keuangan Syariah, Program Studi Manajemen
Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya presentase
efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi pada BTN
Syariah sebagai bank penyalur dana subsidi dan menyejahterakan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah dengan menyediakan hunian yang
layak. Pada penelitian ini penulis memilih objek penelitian di PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCPS Ciputat. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang
disebar ke nasabah sebanyak 96 responden yang telah di tentukan melalui
metode slovin. Untuk mengukur efektivitas penyaluran pembiayaan KPR
Syariah bersubsidi penulis menggunakan metode Artificial Neuron
Network (ANN).
Hasil penelitian menunjukan ada sedikit ketidaksesuaian antara
peraturan kementerian perumahan rakyat No. 48/PRT/M/2015 pasal 20
ayat 7 tentang pencairan dana subsidi dengan hasil pencairan subsidi.
Sebagian besar nasabah memilih ragu-ragu pada indikator ketepatan waktu
pencairan subsidi, karena nasabah merasa pencairan dana subsidi tidak
menentu. Pernyataan ini tidak sesuai dengan peraturan kemenpera yang
menyatakan bahwa proses pencairan paling lambat dua hari kerja setelah
dokumen diterima, maka dari itu penulis menyarankan agar di penelitian
selanjutnya agar mengevaluasi peraturan kementerian perumahan rakyat
tentang pencairan dana. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan metode Artificial Neuron Network (ANN) penyaluran
Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi sudah efektif dengan tingkat
efektivitas 0,9994 atau sebesar 9,94%. Nilai sebesar ini sudah cukup
efektif namun harus tetap terus dilajutkan agar dapat menghasilkan tingkat
efektivitas yang lebih tinggi dalam menyalurkan pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi agar masyarakat lebih mengenal apa itu KPR Syarih Bersubsidi
yang dapat membantu menyejahterakan masyarakat berpenghasilan rendah
dalam memiliki rumah yang layak dengan harga terjangkau.
Kata Kunci: Efektivitas, KPR Syariah Bersubsidi, Artificial Neuron
Network (ANN)
Pembimbing: Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, MA
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua,
dengan izin-Nya Skripsi yang berjudul “Efektivitas
Penyaluran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Pada PT
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCPS Ciputat” dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga-Nya, Sahabat-Nya, dan Umat-Nya sampai akhir
zaman.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
trimakasih dan penghargaan yang setingg-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA, selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M. Ed, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Dakwah yang telah memberikan arahan dan telah
banyak membantu dalam hal akademik terkait dengan
penyelesaian studi penulis.
iii
4. Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekretaris Program Studi
Manajemen Dakwah yang telah membantu dalam hal
akademik terkait dengan penyelesaian studi penulis.
5. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Dosen
Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu serta
memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini terselesaikan
dengan baik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmunya, serta karyawan/karyawati UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuannya kepada penulis.
7. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Indah Rahmawati selaku Financing Manager dan seluruh
Staf PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCPS Ciputat
yang telah banyak membantu dan memberikan izin untuk
melakukan penelitian di BTN KCPS Ciputat serta telah
meluangkan waktu dalam memberikan tanggapan dan jawaban
wawancara sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan baik.
9. Teristimewa kedua orangtua penulis Bapak Imam Syafei dan
Ibu Fatmawati Abd Basyir, Trimakasih selalu mendoakan
penulis, mendukung penulis baik secara moril maupun materil
serta kasih sayang yang tulus dan tiada hingga, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan dapat
iv
menyelesaikan pendidikan selama ini, Semoga Allah SWT
memberikan kehidupan yang penuh keberkahan dan membalas
segala kebaikan, Amiin.
10. Sahabat penulis SyifaHidayatulloh, Afifah Fauziyyah,
Briggita Frissila, Adinda Dirgahayu Putri Panggabean, dan
Akika Mega Fadhillah, trimakasih atas segala bantuan,
kebaikan, dukungan, semangat, dan hal positif lainnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
11. Teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah 2015 yang telah
berjuang bersama selama 8 semester ini semoga selalu terjalin
silaturrahmi kita.
12. Semua pihak yang telah mendoakan dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan
satu persatu trimakasih yang tak terhingga semoga Allah SWT
membalas kebaikan kalian, Amiin.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah banyak membantu dan
mendoakan penulis dan penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya Ilmu Manajemen Lembaga keuangan Syariah, dan
juga diharapkan dapat membantu Masyarakat Berpenghasilan
Rendah agar lebih mengetahui KPR Subsidi yang telah
disediakan pemerintah untuk menyejahterakan masyarakatnya.
Ciputat, 06 Maret 2019
RIZQA DIAN UMAMI
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK.........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................ 1
B. Batasan Masalah..................................................... 8
C. Rumusan Masalah................................................... 8
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.............. 8
E. Review Studi Terdahulu........................................ 10
F. Sistematika Penulisan........................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Tentang Efektivitas Pembiayaan, KPR
Syariah Bersubsidi, dan Kesejahteraan
Masyarakat............................................................ 14
1. Efektivitas Pembiayaan................................... 14
a. Pengertian Efektivitas............................... 14
b. Pengertian Pembiayaan............................. 16
c. Kriteria Penilaian Efektivitas.................... 18
d. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah....... 23
vi
e. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan................ 28
2. KPR Syariah Subsidi....................................... 29
a. Pengertian KPR Syariah Subsidi............... 29
b. Dasar Hukum KPR Syariah Subsidi.......... 32
3. Kesejahteraan Masyarakat.............................. 33
a. Pengertian Kesejahteraan.......................... 33
b. Pengertian Masyarakat Berpenghasilan
Rendah...................................................... 33
B. Kerangka Pemikiran.............................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel............................................. 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................... 39
C. Sumber Data.......................................................... 39
D. Instrumen Penelitian............................................. 40
E. Teknik Pengumpulan data..................................... 41
F. Variabel Penelitian................................................ 44
G. Pedoman Penulisan............................................... 46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian....................................... 47
1. Aplikasi Produk Pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi........................................................ 47
2. Karakteristik Responden................................. 55
3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.................... 59
4. Tingkat Efektivitas Penyaluran Pembiayaan
KPR Subsidi BTN Syariah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah............................................................ 77
vii
B. Pembahasan........................................................... 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................... 79
B. Saran...................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Penilaian Tingkat Efektivitas ........................... 44
Tabel 3.2 Indikator Variabel........................................................ 45
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin.. 55
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia................. 56
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan...... 56
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan........ 57
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
perbulan........................................................................ 58
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen....................................... 59
Tabel 4.7 Reliability Statistics..................................................... 64
Tabel 4.8 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB membantu masyarakat dalam memiliki
rumah yang layak......................................................... 64
Tabel 4.9 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB membantu masyarakat dalam mendapatkan
rumah dengan harga terjangkau................................... 65
Tabel 4.10 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB memenuhi kebutuhan pokok nasabah...... 66
Tabel 4.11 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB hanya diperuntukkan bagi masyarakat
berpenghasilan tidak lebih dari Rp. 4.000.000/bulan... 66
ix
Tabel 4.12 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang
belum pernah menerima bantuan rumah dari
pemerintah.................................................................... 67
Tabel 4.13 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB sudah tepat sasaran.................................. 68
Tabel 4.14 Ruang lingkup pembiayaan KPR Subsidi: Tahapan atau
prosedur dalam pengajuan produk pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB mudah dan cepat............................. 69
Tabel 4.15 Ruang lingkup pembiayaan KPR Subsidi: Persyaratan
dalam pengajuan produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB harus lengkap........................................... 69
Tabel 4.16 Efektivitas biaya pembiayaan KPR Subsidi: Margin
dalam produk KPR BTN Sejahtera iB tidak
memberatkan nasabah.................................................. 70
Tabel 4.17 Efektivitas biaya pembiayaan KPR Subsidi: Biaya
angsuran KPR BTN Sejahtera iB tergolong ringan dan
tidak memberatkan nasabah......................................... 71
Tabel 4.18 Efektivitas biaya pembiayaan KPR Subsidi: Jangka
waktu pembayaran angsuran KPR BTN Sejahtera iB
tergolong lama.............................................................. 71
Tabel 4.19 Akuntabulitas pembiayaan KPR Subsidi: Tujuan KPR
BTN Sejahtera iB yaitu untuk dihuni, tidak untuk
disewakan..................................................................... 72
Tabel 4.20 Akuntabulitas pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB sudah berdasarkan prinsip syariah........... 73
Tabel 4.21 Ketepatan waktu pembiayaan KPR Subsidi: Pencairan
produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB pada PT
BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat tergolong cepat.... 74
x
Tabel 4.22 Ketepatan waktu pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah
produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB harus tepat
waktu dalam membayar cicilan.................................... 74
Tabel 4.23 Ketepatan waktu pembiayaan KPR Subsidi:
Keterlambatan dalam membayar cicilan pembiayaan
KPR BTN Sejahtera iB dikenakan denda.................... 74
xi
LAMPIRAN
Tabel 4.24 ANN Efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi
BTN KCPS Ciputat bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah
Tabel 4.25 Transformasi ANN Efektivitas Penyaluran Pembiayaan
KPR Syariah Bersubsidi terhadap Masyarakat
Berpenghasilan Rendah pada PT BTN (Persero) Tbk,
KCPS Ciputat
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran................................................ 35
Gambar 4.1 Mekanisme Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi
BTN Sejahtera iB....................................................52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab dari
munculnya permasalahan perekonomian pada masyarakat,
karena definisi kemiskinan adalah lemahnya sumber penghasilan
yang mampu diciptakan individu masyarakat yang juga
mengimplikasikan akan lemahnya sumber penghasilan yang ada
dalam masyarakat itu sendiri, dalam memenuhi segala
kebutuhan perekonomian dan kehidupannya.1
Peningkatan jumlah penduduk miskin akibat krisis ekonomi
menunjukan semakin meningkatnya ketidakmampuan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan.
Rumah termasuk dalam kebutuhan papan, dan merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia. Pembangunan perumahan
ditujukan agar seluruh rakyat Indonesia dapat menempati rumah
yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, dan teratur.
Tidak ada seorang pun yang tidak menginginkan rumah.
Usaha untuk memiliki tempat tinggal yang layak sudah tertanam
dalam benak masyarakat, namun hal tersebut tidaklah mudah
apalagi untuk daerah sekitar jabodetabek, harga rumah terus
meninggi. Ketika pemerintah Jokowi mencanangkan sejuta
rumah untuk rakyat, maka menjadi kabar gembira bagi seluruh
rakyat Indonesia.
1Yusuf Qardhawi, Spektrum Zakat, Dalam Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2005), cet. 1, h. 21.
2
Mengingat bahwa harga tanah dan rumah dari tahun ke tahun
semakin meningkat, seluruh masyarakat berbondong-bondong
untuk dapat mewujudkan keinginan agar dapat memiliki rumah
tersebut masyarakat melakukan berbagai macam cara mulai dari
menabung agar dapat membeli tanah kemudian sedikit demi
sedikit membangun rumah impiannya.
Negara memang memiliki tanggung jawab dalam hal
pemenuhan kebutuhan rumah bagi rakyat Indonesia, khususnya
yang berpenghasilan rendah. Tanpa adanya campur tangan
pemerintah, rasanya cukup mustahil bagi masyarakat
berpenghasilan rendah untuk bisa memiliki rumah tinggal yang
layak, megingat pendapatan yang rendah. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 58 :
إن الله يأمركم أن تـؤدوا األمانات إىل أهلها وإذا حكمتم بـني الناس أن حتكموا
يعا بصريابالعدل إن الله نعما يعظكم به إن الله كان مس
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS. An-Nisa :
58)
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut salah satu
upaya pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya adalah
dengan memberikan bantuan keringanan dana pembiayaan KPR
3
Syariah Bersubsidi, sebagaimana tujuannya yaitu
menyejahterakan masyarakat. Melalui Kementerian Perumahan
Rakyat (KEMENPERA) pemerintah melakukan tindakan dalam
bentuk pemberian subsidi untuk pendanaan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah. Dengan adanya KPR
bersubsidi ini dapat membantu masyarakat berpenghasilan
rendah atau masyarakat menengah ke bawah dalam memperoleh
rumah layak huni. Pemerintah memberikan dana subsidi dengan
cara bekerja sama dengan bank pelaksana, salah satunya adalah
PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciiputat untuk memberikan
pembiayaan dengan uang muka dan cicilan yang ringan serta
margin yang rendah dan tetap selama masa pengembalian
pembiayaan.
Akan tetapi, pengaplikasian undang-undang ini ternyata
tidak semulus yang dikira karena ternyata ada perbedaan yang
cukup mencolok antara rumah hunian yang tersedia dengan
permintaan yang ada di masyarakat. Data dari BPS pada tahun
2010 saja bahwa terdapat blocklog akan kebutuhan rumah yang
jumlahnya mencapai 13,5 juta unit. Dengan melihat kondisi
itulah, pemerintah merasa perlu untuk mengambil langkah yang
lebih jauh yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk
pemberian bantuan subsidi kepemilikan rumah dan juga
kemudahan proses.2
2https://sejutarumah.id/99/yuk-pelajari-seluk-beluk-kpr-flpp-asal-
muasalnya-sistem-kerjanya-dan-peruntukkannya, diakses pada tanggal 06 November 18, pukul 22:03 WIB
4
Inilah yang menjadi cikal bakal program bantuan dan juga
kemudahan yang di gagas pemerintah. Pada saat itu, ide program
bantuan ini muncul pada saat Suharso Monoarfa menjabat
sebagai Menteri Perumahan. Dari ide beliau, tercetuslah
program KPR FLPP. Nama sistem KPR ini sendiri mengacu
pada skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Gagasan ini kemudian disambut baik dan disetujui oleh Agus
Martowardojo yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Keuangan. Kemudian kedua menteri tersebut menetapkan
keputusan Menteri Keuangan Nomor 290/KMK.05/2010 pada
tanggal 15 Juli 2010 yang membahas tentang Badan Layanan
Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU PPP) mengenai
pembiayaan untuk program KPR FLPP ini.
Dengan menggunakan skema kredit, masyarakat yang sudah
mendapatkan hak sebagai nasabah KPR Subsidi akan dibebani
bunga kredit dengan nilai yang tetap. Jadi margin yang dibebani
kepada nasabah KPR Subsidi bersifat flat hingga masa angsuran
berakhir. Tentu saja hal ini sangat meringankan para nasabah
KPR Subsidi, mengingat KPR Subsidi ini diperuntukan untuk
masyarakat berpenghasilan rendah.
Kelompok sasarannya adalah keluarga atau perorangan baik
yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, belum pernah
memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan
dan termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang
berpenghasilan perbulan maksimal sebesar Rp. 4.000.000,-
peraturan mengenai bantuan subsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah ini tertuang di dalam Peraturan Menteri
5
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015
tentang bantuan uang muka bagi masyarakat berpenghasilan
rendah untuk meningkatkan aksesibilitas kredit atau pembiayaan
pemilikan rumah bersubsidi.3
Dalam perkembangan KPR tidak hanya dijalankan oleh bank
konvensional saja, tetapi juga sudah dijalankan oleh bank
syariah. Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah merupakan unit
usaha syariah milik Bank Tabungan Negara (BTN) konvensional
salah satu bank pelaksana yang ikut mendukung program
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang
diterbitkan oleh Kementerian Perumahan Rakyat
(KEMENPERA) dan telah mendapatkan penghargaan Bank
Syariah Terbaik Pertama menurut KEMENPERA yang sukses
melaksanakan program KPR Syariah Bersubsidi yang ditujukan
bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk memiliki
rumah sebagai hunian yang layak. Pembiayaan Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) syariah bersubsidi merupakan produk yang
dimiliki oleh BTN Syariah yang sudah disesuaikan dengan
konsep syariah baik mengenai akadnya ataupun mekanisme
transaksinya. Pada BTN Syariah Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) syariah bersubsidi yang dikenal dengan “KPR BTN
Sejahtera tapak iB”, dengan program ini masyarakat
berpenghasilan rendah atau yang memiliki penghasilan tidak
3Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat No.
42/PRT/M/2015 Diakses pada tanggal 09 November 2018 dari www.perpustakaankemenpera.htm
6
lebih dari Rp. 4.000.000 perbulan dapat mengajukan KPR
bersubsidi dengan cara mencicil selama maksimal 20 tahun.
BTN mempunyai visi “Menjadi bank yang terkemuka dalam
pembiayaan perumahan.” Tujuan yang ingin di capai BTN
secara umum adalah untuk menjadi bank yang terkemuka dalam
pembiayaan perumahan, yakni tidak hanya untuk perumahan
komersil tetapi juga untuk pembiayaan perumahan bersubsidi.4
Untuk mewujudkan tujuan tersebut salah satu cara yang dapat di
gunakan adalah dengan cara mengevaluasi penyaluran dan
prosedur pembiayaan yang selama ini digunakan BTN Syariah,
kemudian melihat tingkat efektivitas penerapan dari penyaluran
dan prosedur tersebut, hasil dari analisa efektivitas ini dapat
dilihat seberapa berpengaruhnya terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia.
Dalam memenuhi kebutuhan rumah nasabah yang akan
melakukan proses pembiayaan perumahan di BTN khususnya
pada produk KPR Subsidi ini, diperlukan sistem pembiayaan
dalam penyediaan perumahan yang dapat mengakomodasi
kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah tersebut. BTN
perlu menilai penyaluran pembiayaan, di mana penyaluran
pembiayaan ini dipandang efektif untuk mendukung kelancaran
proses pembiayaan dan pemenuhan kebutuhan nasabah KPRS
Subsidi dari segi pelayanannya, serta dapat memudahkan
4BTN, “Profil BTN Syariah”, dari http://www.btn.co.id/syariah/tentang-
kami/profil-BTN-syariah.aspx diakses pada tanggal 09 November 2018, Pukul 21:05 WIB.
7
nasabah dalam mengajukan pembiayaan KPRS subsidi agar
masyarakat berpenghasilan rendah dapat hidup sejahtera.
Penyaluran pembiayaan yang efektif dapat dilihat dari
Keberhasilan program, Keberhasilan sasaran, Keputusan
terhadap program, Tingkat input dan output dan Pencapaian
tujuan menyeluruh.5 Jika semua sasaran dapat tercapai dengan
baik maka tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan
rendahpun akan meningkat sesuai dengan kefektivitasan
pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui
tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah melalui
efektivitas dari penyaluran pembiayaan yang digunakan PT BTN
(Persero) Tbk, KCPS Ciputat dalam menyalurkan pembiayaan
KPR Subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Maka
penulis ini melakukan penelitian mengenai hal tersebut yang
dituangkan penulis dalam skripsi dengan judul:
“Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah pada PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Syariah Ciputat”.
5Cambel, JP Riset dalam Efektivitas Organisasi, terjemahan Salut
Simamonar. (Jakarta: Erlangga 1989) h. 121.
8
B. Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan membatasi ruang
lingkup permasalahan yaitu membahas sejauh mana efektivitas
program pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi pada BTN
Syariah dalam mensejahterakan masyarakat berpenghasilan
rendah. Mengingat banyaknya jumlah bank syariah di Indonesia
maka penulis membatasi objek permasalahan hanya pada PT
BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan Pembatasan Masalah di atas, maka
permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apakah penyaluran dana KPR Syariah bersubsidi pada
PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat berjalan dengan
efektif?
2. Seberapa besar efektivitas pembiayaan KPR Syariah
bersubsidi terhadap kesejahteraan masyarakat
berpenghasilan rendah pada PT BTN (Persero) Tbk,
KCPS Ciputat?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengatahui efektivitas penyaluran pembiayaan
KPR Syariah Bersubsidi.
b. Untuk mengetahui tingkat keefektivitasan pembiayaan
KPR Syariah Bersubsidi terhadap masyarakat
berpenghasilan rendah.
9
2. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan ada manfaat
yang dapat diambil baik bagi penulis sendiri, perusahaan
yang diteliti, maupun bagi akademisi atau peneliti lainnya.
a. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
bagaimana penyaluran pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi terhadap kesejahteraan masyarakat
berpenghasilan rendah serta dapat mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan dunia
kerja.
b. Bagi Akademis
Diharapkan mampu memperluas informasi dalam rangka
menambah serta meningkatkan khazanah pengetahuan di
bidang perbankan syariah dan dapat dijadikan sebagai
sumber informasi serta menambah daftar pustaka baru
bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
c. Bagi Lembaga Terkait
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat
secara umum dan menjadi bahan kajian tim pelaksana
mengenai masalah ini secara khusus, agar mampu
mempertahankan dan memaksimalkan kinerja secara
optimal dalam keikutsertaan program menyejahterakan
masyarakat berpenghasilan rendah.
10
d. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wacana dalam perkembangan Ekonomi Islam yang
semakin pesat serta menjanjikan, dan pada umumnya
menyadarkan masyarakat tentang pentingnya
kepemilikan rumah untuk tempat tinggal serta mudahnya
proses untuk mewujudkan memiliki rumah impian bagi
setiap ummat di dunia dan khususnya untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan di Indonesia.
E. Review Studi Terdahulu
Dari beberapa penelitian dan pembahasan kajian pustaka
terdahulu yang telah penulis kaji ternyata ada yang telah
membahas tentang efektivitas penyaluran dana KPR Subsidi
bagi masyarakat berpenghasilan rendah, namun bertempat pada
BTN Syariah Cabang Tangerang dan yang ingin penulis kaji
pada penelitian ini yaitu bertempat pada BTN Syariah Kantor
Cabang Pembantu Ciputat. Dan ada pula dari penelitian
terdahulu penulis menemukan hal-hal yang berkaitan dengan
KPR Subsidi dan pembahasan yang berbeda, antara lain yaitu:
Pertama, skripsi milik Ramadhani Eka Utami Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011, tentang “Pengaruh Efektivitas Pelatihan Program
Cake House Senyum Mandiri Rumah Zakat Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Mustahik di Empowering Certer
Pilogadung”. Kesamaan dengan skripsi penulis adalah meneliti
tentang efektivitas yang terkait dengan kesejahteraan
11
masyarakat, sedangkan perbedaannya adalah tolak ukur
penilaian efektivitas dengan melihat ketepatan penggunaan
input (unsur-unsur penelitian) dan dalam skripsi penulis ada
beberapa kriteria efektivitas yang menjadi tolak ukur penilaian.
Kedua, skripsi milik Anis Khaerunnisa fakultas Ekonomi
dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, tentang
“Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi
BTN Syariah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah”.
Kesamaan dengan skripsi penulis yaitu membahas efektivitas
penyaluran pembiayaan KPR Subsidi dan menggunakan metode
Artificial Neuron Network (ANN), sedangkan perbedaannya
adalah dalam skripsi ini membahas akad KPR Subsidi yang
menggunakan akad mudharabah.
Ketiga, skripsi milik Vera Mintarsih, universitas Gajah
Mada, 2014, tentang “Pelaksanaan Pemberiaan Kredit
Pemilikan Rumah yang Menggunakan Fasilitas KPR
Bersubsidi”. Persamaannya dengan skripsi penulis adalah
membahas mekanisme penyaluran pembiayaan KPR Subsidi,
sedangkan perbedaannya adalah dalam skripsi ini membahas
tentang faktor yang menyebabkan terjadinya pemberian
pembiayaan kredit pemilikan rumah bersubsidi dan dalam
skripsi penulis menganalisis prosedur dan mekanisme serta
mengukur keefektifan penyaluran pembiayaan KPR Subsidi.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi, penulis
menyusunnya ke dalam 5 (lima) bab. Dimana setiap babnya
12
terdiri dari beberapa sub bab tersendiri. Bab-bab tersebut secara
keseluruhan saling berkaitan satu sama lain. Dimana di awali
dengan pendahuluan dan diakhiri dengan bab penutup yang
berupa kesimpulan dan saran. Adapun gambaran sekilas
mengenai bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, terdiri dari keterangan secara garis besar
mengenai latar belakang penelitian yang merupakan alasan
pemilihan judul penelitian, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
review studi terdahulu dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, terdiri dari paparan mengenai teori
dasar dari penelitian. Pemaparan ini dimaksudkan untuk
memberitahu pembaca bahwa penelitian ini memiliki landasan
awal sehingga pembaca mengetahui landasan teori penelitian ini
yang nantinya memudahan pembaca dalam memahami hasil
penelitian. Landasan teori ini terdiri dari teori efektifitas, teori
pembiayaan, teori KPR Syariah Bersubsidi, dan teori
kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah.
Bab III Metode Penelitian, terdiri dari penjelasan dan
pemaparan tentang metode penelitian yang akan penulis
gunakan. Metode tersebut berisi jenis dan pendekatan penelitian,
jenis data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan
pedoman dalam penulisan skripsi.
Bab IV Hasil dan Pembahasan, terdiri dari pemaparan
seluruh hasil penelitian dan memberikan berbagai macam
13
jawaban dari pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Bab
ini terdiri dari tingkat efektivitas penyaluran pembiayaan KPR
Syariah Bersubsidi, dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan
masyarakat berpenghasilan rendah.
Bab V Kesimpulan dan Saran, terdiri dari kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan ini
berdasarkan data dan analisis penulis yang merupakan jawaban
dari perumusan masalah dalam penelitian. Selain itu juga penulis
memberikan saran guna memberikan masukan untuk kemajuan
objek dan penelitian selanjutnya.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Tentang Efektivitas Pembiayaan, KPR Syariah
Bersubsidi, dan Kesejahteraan Masyarakat
1. Efektivitas Pembiayaan
a. Pengertian Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektivitas
berasal dari kata efektif yang memiliki beberapa makna, yaitu:
a. Adanya suatu efek (akibat, pengaruh, kesan)
b. Manjur atau mujarab (mengenai obat)
c. Membawa hasil, berhasil guna (mengenai usaha, tindakan)
d. Mulai berlaku (mengenai peraturan, perundang-undangan)1
Sedangkan Sondang P. Siagian menulis bahwa efektivitas
berkaitan erat bukan hanya dengan penggunaan sumber daya,
dana, sarana dan prasarana yang telah ditentukan sebelumnya
dalam batas waktu yang telah ditetapkan untuk pencapaiannya.2
Dalam Kamus Manajemen, efektivitas memiliki arti yakni
suatu besaran atau angka untuk menunjukkan sampai seberapa
jauh sasaran (target) tercapai.3
H. Emerson yang dikutip langsung oleh Soewarno
Handayaningrat menjelaskan pengertian efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang
1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h. 284.
2Sondang P. Siagian, Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Prilaku Organisasi, (Jakarta : PT Toko Gunung Agung, 1995), cet. Ke-5, h. 3.
3B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005), cet. Ke-2, h. 71.
15
telah ditentukan sebelumnya, jelasnya apabila sasaran atau
tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya adalah efektif. Jadi, apabila tujuan dan sasaran itu
tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka
pekerjaan itu tidak efektif.4
Prof. Dr. Mardiasmo, dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Sektor Publik, memaparkan bahwa pengertian
efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian
tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan
hubungan antara keluaran (output) dengan tujuan atau sasaran
yang harus di capai. Kegiatan operasional dikatakan efektif
apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir
kebijakan (spending wisely). Indikator efektivitas
menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari
keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program.5
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan efektivitas adalah
ukuran standar tercapainya tujuan atau sasaran dari suatu
program dengan melihat beberapa indikator sebagai berikut:
1) Ketepatan penyaluran sumber daya, dana, sarana dan
prasarana kerja serta waktu (input).
2) Tercapainya tujuan dan sasaran program.
4Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1990), cet. Ke-10, h. 16. 5Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, (Yogyakarta : ANDI, 2009), h. 132.
16
b. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank,
yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.6 Dalam
perbankan syariah tidak mengenal istilah kredit, karena bank
syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank
konvensional dalam menyalurkan dananya kepada pihak
yang membutuhkan, bank syariah mengenalnya dengan
istilah pembiayaan. Dan juga terdapat perbedaan mendasar
mengenai penyaluran dana, dalam perbankan syariah
pembiayaan dilakukan dengan prinsip atau dasar tolong-
menolong sehingga aspek ibadah dan akhlak menjadi hal
yang fundamental dalam kegiatan bisnis terutama bisnis
syariah.
Dasar penyaluran dana hanya sekedar bisnis untuk
mencari keuntungan, namun sebagai upaya meningkatkan
kesejahteraan untuk masyarakat atau dalam ekonomi islam
sering disebut sebagai maqasid syariah. Hal tersebut
dinyatakan secara nyata dalam Al-Quran suarah Al-Jumu’ah
ayat 10, yaitu:
فإذا قضيت الصلوة فانتشروا ىف األرض وابـتـغوا من فضل الله واذكروا الله
كثريا لعلكم تـفلحون
6Syafii Antonio, Muhammad “Bank Syariah dari Teori ke Paktek” (Jakarta :
Gema Insani), 2001.
17
“Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Atas dasar tersebut, maka pelaksanaan penyaluran
pembiayaan yang dilakukan bank syariah lebih menekankan
pada moral, etika dan spiritual.7 Menurut Muhammad pada
bukunya Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, pendanaan
yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga.8 Sedangkan pengertian
lainnya menyebutkan bahwa pembiayaan adalah pendanaan
yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga.9
Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. Dalam UU No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah “Pembiayaan adalah penyediaan dana
atau tagihan yang dipersamakan itu berupa:
1) Transaksi bagi hasil berupa Mudharabah dan
Musyarakah
2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa
beli dalam bentuk Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT)
7Ikatan Bankir Indonesia “Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah” (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014) edisi ke-1, h. 27.
8Muhammad, “Manajemen Pmbiayaan Bank Syariah” (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005), h. 24.
9M. Nur Rianto Al-Arif, “Dasar-dasar Ekonomi Islam” (Solo : PT Era Adicitra Intermedia, 2011), h. 335.
18
3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah,
Salam dan Istishna’
4) Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang
Qardh
5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk Ijarah
untuk transaksi Multijasa
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
syariah dan atau UUS dan pihak lainnya yang mewajibkan
pihak yang dibiayai dan /atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil”.10
Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa
pembiayaan adalah suatu pendanaan yang diberikan satu
pihak yang kelebihan uang kepada pihak lain yang
membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya baik
dalam bentuk investasi atau konsumtif.
c. Kriteria Penilaian Efektivitas
Berikut beberapa kriteria:11
1) Kegunaan, agar berguna bagi manajemen dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi yang lain, suatu rencana harus
fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.
Agar masyarakat berpenghasilan rendah dapat
dengan mudah mengakses dan mendapatkan pembiayaan
KPR Subsidi maka diperlukan kegunaan ini, baik dari
10Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tentang perbankan
Syariah. 11 T.Hani Handoko, Manajemen (Yogyakrta: BPFE, 1998), h. 103-105.
19
segi penghasilan maupun juga prosedur pengajuan yang
mudah.
2) Ketepatan sasaran, semua rencana harus dievaluasi
untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan
akurat.
Program KPR Subsidi ini harus tepat sasaran, yaitu
diperuntukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Begitu pula menurut Peraturan Kementerian Perumahan
Rakyat Nomor 20 pasal 7 tahun 2014 KPR subsidi
diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
yang mempunyai gaji pokok maksimal Rp. 4.000.000,-
sebulan, belum pernah memiliki rumah sebelumnya, dan
belum pernah mendapatkan rumah subsidi dari
pemerintah.
3) Ruang lingkup, yaitu memperhatikan prinsip-prinsip
kelengkapan, kepaduan, dan konsistensi.
Dalam hal ini meliputi pernyaratan dalam pengajuan
pembiayaan dan pemberian fasilitas yang memadai pada
KPR Subsidi. Masyarakat berpenghasilan rendah yang
ingin mengajukan pembiayaan KPR Subsidi harus
memenuhi syarat, sebagaimana yang tertuang dalam
Peraturan Kementerian Perumahan Rakyat Nomor
48/PRT/M/2015 pasal 3 ayat 1 harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) Tidak memiliki rumah yang dibuktikan dengan surat
pernyataan dari yang bersangkutan dan diketahui oleh
kepada desa atau lurah setempat;
20
b) Belum pernah menerima subsidi Pemerintahan untuk
pemilikan ruamah;
c) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan
d) Menyerahkan fotocopy SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
atau surat pernyataan bahwa penghasilan yang
bersangkutan tidak melebihi batas penghasilan yang
dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri ini.
4) Efektivitas biaya, yaitu menyangkut waktu, usaha, dan
aliran emosional.
Program KPR Subsidi ini diperuntukan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah maka sudah
seharusnya biaya yang dibebani pada nasabah ringan dan
sesuai dengan kemampuan nasabah. Demikian juga
dengan penetapan margin harus sesuai dengan ketentuan
Peraturan Kementerian Perumahan Rakyat Nomor
48/PRT/M/2015 pasal 10 ayat 3, yaitu sebasar 5%, dan
dalam membayar angsuran pembiayaan, jangka waktu
yang di berikan kepada nasabah cukup lama, yaitu 10-20
tahun.
5) Akuntabilitas, yaitu terdiri dari tanggung jawab atas
pelaksanaan dan tanggung jawab atas implementasi.
Bank berkewajiban sebagai perantara untuk
menyalurkan dana pembiayaan KPR Subsidi dari
pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah,
sedangkan pemerintah berkewajiban untuk memenuhi
kebutuhan seluruh rakyatnya, yaitu salah satunya dengan
memberikan bantuan berupa hunian yang layak, dan
21
nasabah berkewajiban untuk menempati hunian yang
diberikan oleh pemerintah tidak diperbolehkan untuk
disewakan ataupun diinvestasikan. Sebagaimana
peraturan kementerian perumahan rakyat Nomor
48/PRT/M/2015 Pasal 12 tentang pemanfaatan rumah
sejahtera tapak disebutkan bahwa:
1. Rumah tapak sejahtera atau satuan rumah sejahtera
susun dimanfaatkan sebagai tempat tinggal atau hunian
oleh debitur atau nasabah.
2. Jika debitur atau nasabah tidak menempati rumah
sejahtera tapak atau satuan rumah sejahtera susun secara
terus-menerus dalam waktu 1 (satu) tahun, dapat
dilakukan pemberhentian KPR selisih angsuran dan
debitur atau nasabah wajib mengembalikan biaya selisih
angsuran yang telah diperoleh.
3. Ketentuan mengenai kewajiban debitur atau nasabah
mengembalikan biaya selisih angsuran yang telah
diperoleh wajib dicantumkan dalam surat pernyataan.
4. Rumah sejahtera tapak atau satuan rumah sejahtera
susun hanya dapat disewakan dan atau di alihkan
kepemilikannya dalam hal:
a. Pewarisan,
b. Telah dihuni lebih dari 5 (lima) tahun untuk rumah
setahtera tapak,
c. Telah dihuni lebih dari 20 (dua puluh) tahun untu
satuan rumah sejahtera susun, dan
22
d. Pindah tempat tinggal akibat peningkatan sosial
ekonomi atau untuk kepentingan bank pelaksana
dalam rangka penyelesaian kredit atau pembiayaan
bermasalah.
5. Pengalihan kepemilikan sebagaimana dimaksud pada
ayat 4 huruf b, huruf c, dan huruf d hanya dapat
dilakukan kepada MBR sesuai ketentuan perundang-
undangan.
6. Pindah tempat tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat
4 huruf d dibuktikan dengan:
a. Surat keterangan pindah dari pihak yang berwenang
dilokasi rumah sejahtera tapak atau satuan rumah
sejahtera susun berada, dan
b. Surat pernyataan bahwa yang bersangkutan telah atau
akan memiliki rumah lain.
7. Pelaksanaan ketentuan pada ayat 4 huruf e dilakukan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
6) Ketepatan waktu, dengan membuat perencanaan yang
sesuai dengan perubahan yang sedang terjadi.
Sebagaimana peraturan kementerian perumahan
rakyat Nomor 48/PRT/M/2015 Pasal 20 ayat 7 dijelaskan
bahwa Pencairan biaya selisih angsuran sebagaimana
dimaksud pada ayat 4 dilakukan selambat-lambatnya dua
hari kerja setelah dokumen permintaan pencairan biaya.
23
d. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah
Pembiayaan pada bank syariah memiliki beberapa jenis.
Secara garis besar, produk pembiayaan syariah terbagi dalam
empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan
penggunaannya yaitu :12
1) Pembiayaan dengan prinsip Jual beli ( Ba’i )
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan
adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda,
tingkat keuntungan ditentukan didepan sebelum terjadi
akad jual beli dan keuntungan tersebut menjadi bagian
harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dapat
dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu
penyerahan yakni sebagai berikut:
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah merupakan akad transaksi jual-beli,
dengan melakukan penjualan pada tingkat
keuntungan yang disepakati. Berikut skema
pembiayaan Murabahah, skema Pembiayaan Rumah
dengan akad Murabahah.13 Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga
jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan. Kedua belah pihak harus menyepakati
harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual
dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah
12Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah” (Yogyakarta : UPP
AMP YKPN, 2005), h. 91. 13Rosly, saiful Azhar, Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets.
Dinamas Publishing. Kuala Lumpur. 2007, h. 87-90.
24
disepakati tidak dapat berubah selama
berlangsungnya akad.
2) Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang
yang diperjualbelikan belum ada. Bank bertindak
sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.
Sekilah mirip seperti ijon, namun dalam transaksi
Salam ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
3) Pembiayaan Istishna
Istishna merupakan akad jual-beli dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dengan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan dan penjual.14 Skema Istishna dalam bank
syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan
manufaktur dan konstruksi.
2) Pembiayaan dengan prinsip bagi Hasil
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas
prinsip bagi adalah sebagai berikut:
1) Pembiayaan Musyarakah
Transaksi musyarakah didasari adanya
keinginan dari dua belah pihak atau lebih untuk
bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang
mereka miliki, dengan memadukan kemampuan
14Dr. Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalan Teori dan Praktik. (Yogyakarta :
Deepublish, 2014), h. 156.
25
masing-masing pihak untuk mewujudkan tujuan
awal dari transaksi musyarakah tersebut.
2) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kejasama antara dua
pihak atau lebih, di mana pemilik modal (shahibul
maal) mempercayakan sejumlah modal kepada
pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan yang telah disepakati
bersama.
3) Pembiayaan dengan prinsip Sewa (Ijarah)
Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) merupakan sewa
(Ijarah) dari suatu aset riil, yaitu pembeli rumah meyewa
rumah yang telah dibeli oleh bank, dan di akhiri dengan
perpindahan kepemilikan dari bank kepada pembeli
rumah. Dalam akad IMBT ini berdapat dua akad, yaitu
akad Jual-Beli (Al-Ba’i), dan akad IMBT sendiri, yang
merupakan akad sewa-menyewa yang diakhiri dengan
perpindahan kepemilikan di akhir masa sewa.15
4) Pembiayaan dengan Akad Pelengkap
Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan, tetapi ditujukan untuk mempermudah
pelaksanaan pembiayaan, meskipun tidak ditujukan
untuk mencari keuntungan, namun dalam akad
pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti
15Dr. Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalan Teori dan Praktik.
(Yogyakarta : Deepublish, 2014), h. 157.
26
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad
ini.
Adapun jenis-jenis akad pelengkap ini adalah:16
a) Hiwalah (Alih Hutang-Piutang)
Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang
piutang. Dalam praktek perbankan syariah fasilitas
hiwalah lazimnya untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan
produksinya.
b) Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan
jaminan pembayaran kepada bank untuk
memberikan pembiayaan. Atas persetujuan bank,
nasabah dapat menggunakan barang tertentu yang
digadaikan dengan tidak mengurangi nilai dan
merusak barang yang digadaikan.
c) Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh
dalam perbankan biasanya dalam empat hal, yaitu:
a) Sebagai pinjaman talangan haji.
b) Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu
kredit syariah.
c) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil.
d) Sebagai pinjaman kepada pengurus bank.
16Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan.
Rajagrafindo Persada. Edisi Ke-3. 2006, h. 105).
27
d) Wakalah (Perwakilan)
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi
apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank
untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa
tertentu.
e) Kafalah (Garansi Bank)
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan
untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban
pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah
untuk mendapatkan sejumlah dana untuk fasilitas
ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana
tersebut dengan prinsip wadi’ah. Bank
mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang
diberikan.
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:17
1) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi
dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik
usaha produktif, perdagangan, maupun investasi.
2) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang
dipergunakan untuk memenuhi konsumsi, yang
akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
17Syafii Antonio, Muhammad, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 167.
28
e. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank
syariah. Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan
syariah terkait dengan stake holder, yakni:18
1) Pemilik, dari sumber pendapatan pada pemilik
mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang
ditanamkan pada bank tersebut.
2) Pegawai, mereka mengharapkan dapat memperoleh
kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.
3) Masyarakat, sebagai pemilik dana mengharapakan dari dana
yang diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil.
4) Pemerintah, terbantu dalam pembiayaan pembangunan
negara dari penghasilan pajak yang diperoleh.
5) Bank, hasil dari penyaluran pembiayaan diharapkan bank
dapat meneruskan dan mengembangkan usahannya agar
tetap bertahan dan meluaskan jaringan usahanya, sehingga
semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.
Ada beberapa fungsi pembiayaan yang di berikan bank
syariah kepada masyarakat penerima diantaranya:
1) Meningkatkan daya guna uang, yaitu seperti yang digunakan
oleh perusahaan melalui pembiayaan dapat memperluas
usahanya.
2) Meningkatkan daya guna barang, dengan adanya
pembiayaan membantu perusahaan untuk memproduksi
18Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah” (Yogyakarta: UPP
AMPYKPN, 2005), h. 20.
29
barang mentah menjadi barang jadi yang dapat digunakan
oleh masyarakat.
3) Meningkatkan peredaran uang, melalui pembiayaan yang
disalurkan kepada pengusaha dapat meningkatkan peredaran
uang giral dan sejenisnya.
4) Menimbulkan kegairahan berusaha, bantuan pembiayaan
yang diterima oleh pengusaha dari bank akan meningkatkan
produktivitas.
5) Stabilitas ekonomi, dalam ekonomi yang kurang sehat,
langkah-langkah stabilitas pada dasarnya diarahkan pada
usaha-usaha untuk antara lain:
a) Pengendalian inflasi
b) Peningkatan ekspor
c) Rehabilitasi prasarana
d) Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat
6) Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional,
para pengusaha yang mendapat pembiayaan tentu berusaha
untuk meningkatkan usahanya, peningkatan usaha berarti
peningkatan profit atau pendapatan, dan melalui itulah
devisa negara akan mneingkat secara otomatis.
2. KPR Syariah Subsidi
a. Pengertian KPR Syariah Subsidi
KPR atau Kredit Kepemilikan Rumah merupakan salah satu
jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada pada
nasabah yang menginginkan pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan dalam pembangunan rumah atau renovasi rumah. KPR
30
sendiri muncul karena adanya keinginan dan kebutuhan memiliki
rumah yang semakin lama semakin tinggi tanpa diimbangi daya
beli yang mumpuni oleh masyarakat. KPR Syariah adalah
pembiayaan yang digunakan untuk pembelian rumah secara
kredit dan berprinsip syariah. Sistem yang digunakan oleh
Syariah Islam jauh lebih unggul dan lebih aman, bebas riba serta
tidak ada pihak yang dirugikan.19
Harga jual rumah ditetapkan diawal ketika nasabah
menandatangani perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan
angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Dengan adanya
jumlah pasti dan jadwal angsuran bulanan yang harus dibayar
hingga masa angsuran selesai, nasabah tidak akan dibebani
dengan naik atau turunnya angsuran ketika suku bunga tidak
stabil. Di Indonesia yang saat ini dikenal ada dua janis KPR,
yaitu:20
a. KPR Subsidi, yaitu suatu pembiayaan perumahan yang di
peruntukkan untuk masyarakat berpenghasilan menengah
kebawah atau rendah dalam rangka memenuhi kebutuhan
perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Kredit
subsidi ini diatur oleh pemerintah, sehingga tidak setiap
masyarakat yang mengajukan pembiayaan perumahan dapat
diberikan fasilitas ini. Secara umum pembatasan yang
ditetapkan oleh pemerintah dalam memberikan subsidi
19 Hardjono, “Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR” (Jakarta : PT Pustaka Grahatama,
2008), h. 25. 20 "Pembiayaan Bank Syariah" http://guntala.wordpress.com/kredit-perumahan-
rakyat-di-bank diakses pada tanggal 10 November 2018, Pukul 19:34 WIB.
31
adalah penghasilan pemohon dan maksimal kredit yang di
berikan.
b. KPR non Subsidi, yaitu suatu pembiayaan KPR yang
diperuntukan bagi seluruh masyarakat yang ketentuannya di
tetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit
maupun suku bunga dilaksanakan sesuai kebijakan bank
yang bersangkutan.
Kelompok sasaran KPR subsidi ini adalah kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah, gaji pokok bulanan
maksimal sebesar Rp. 4.000.000,-. Peraturan mengenai bantuan
subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut
tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015 tentang pembiayaan
pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1
ayat 3 disebutkan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah atau
yang disebut dengan MBR adalah masyarakat yang mempunyai
keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan dan
bantuan pemerintah untuk memperoleh rumah.21
Sebagaimana yang tertuang dalam peraturan
KEMENNPERA Nomor 20 pasal 7 tahun 2014, masyarakat
berpenghasilan rendah yang ingin mengajukan pembiayaan KPR
subsidi ini harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya:
Masyarakat yang boleh mengajukan KPR subsidi ini adalah
21 Peraturan Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat N. 42/PRT/M/2015
tentang pembiayaan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1
ayat 3 www.perpustakaankemenpera.htm diakses pada tanggal 10 November 2018, Pukul
10:24 WIB.
32
keluarga atau perorangan baik yang berpenghasilan tetap maupun
tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum pernah
menerima subsidi perumahan, dan termasuk kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah yang berpenghasilan perbulan
maksimal Rp. 4.000.000,-.22
b. Dasar Hukum KPR Syariah Subsidi
Pembiayaan KPR subsidi merupakan suatu fasilitas
pembiayaan perumahan yang di salurkan oleh pemerintah, yang
mengacu pada suatu Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
(PERMENPERA) Nomor 20/PRT/M/2014 Tentang Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan dalam Rangka Peroleh
Perumahan Melalui kredit atau Pembiayaan pemilikkan Rumah
Sejahtera Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Dalam pasal
1 ayat 1 disebutkan bahwa fasilitas likuiditas pembiayaan
perumahan (FLPP) atau disebut dengan KPR Subsidi adalah
dukungan pembiayaan perumahan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh
kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Kemudian
pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa KPR Subsidi disebut juga KPR
Sejahtera merupakan Pembiayaan Pemilikan Rumah yang
meliputi KPR sejahtera Tapak dan KPR Sejahtera Susun yang
diterbitkan oleh bank pelaksana secara konvensional maupun
dengan prinsip syariah.23
22 peraturan Kementerian Perumahan Rakyat NOMOR 48/PRT/M/2015 pasal 7
Tentang Ketepatan Sasaran KPR Subsidi. 23 Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (PERMENPERA) No 3 dan 4 tahun 2014.
33
Pembiayaan Pemilikan Rumah dalam konsep syariah
haruslah terhindar dari praktek Maisir (perjudian), Gharar
(ketidakjelasan), Riba (tambahan), dan Batil (ketidakadilan).
Bank membeli rumah yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Bank
kemudian menjual rumah tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga beli ditambah dengan
keuntungannya. Dengan demikian bank harus memberitahu
secara jujur harga pokok rumah kepada nasabah berikut biaya
tambahannya. Nasabah kemudian membayar harga rumah yang
telah disepakati tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau
kerusakan akad, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus
dengan nasabah.24
3. Kesejahteraan Masyarakat
a. Pengertian Kesejahteraan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “sejahtera” berarti
aman, sentosa dan makmur, selamat (terlapas dari segala macan
gangguan).25
Kesejahteraan dalam arti yang sangat luas mencakup
berbagai hal dan tindakan yang dilakukan manusia untuk
mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan hidup yang layak.
Dalam artian, setidaknya dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
24 Muhammad, “Lembaga Keuangan Umat kontemporer” (Yogyakarta : UII Press,
2002), h. 147. 25 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 2002), cet. Ke-3, h. 1011.
34
mendasar yaitu tempat tinggal yang aman dan layak untuk diri
dan keluarganya.
Sedangkan menurut Undang-undang Kesejahteraan Sosial
No. 6 tahun 1974, kesejahteraan sosial merupakan suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual
yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman
lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk
mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani,
rohani dan sosial sebaik-baiknya, keluarga serta masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia
sesuai dengan Pancasila.26
Dari beberapa penjelasan diatas mengenai kesejahteraan,
penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
kesejahteraan adalah suatu kehidupan yang mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk keluarganya.
b. Pengertian Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR menurut pasal
1 ayat 24 UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Pemukiman, yaitu masyarakat yang mempunyai
keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan
pemerintah untuk mendapatkan rumah. Sedangkan masyarakat
berpenghasilan rendah atau MBR menurut pasal 1 ayat 14 UU
Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Rusun, yaitu masyarakat
26 Kusmana (editor), Bunga Rampai Islam & Kesejahteraan Sosial, (Jakarta : IAIN
Indonesian Social Equity Project, 2006), h. 184.
35
yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat
bantuan pemerintah untuk memperoleh sarusun umum.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat berpenghasilan
rendah adalah mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
pokoknya yaitu mempunyai rumah yang layak huni dan
membutuhkan bantuan pemerintah untuk bisa mendapatkan
rumah yang layak huni tersebut.
Negara berkewajiban memberikan penghidupan yang layak
bagi seluruh rakyatnya, tak terkecuali masyarakat berpenghasil
rendah. Dalam usaha, pemerintah membantu masyarakat
berpenghasilan rendah untuk bisa mendapatkan rumah yang
layak huni dengan cara memberikan dana subsidi pembiayaan
perumahan melalui perbankan dengan syarat dan ketentuan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat berpenghasilan rendah untuk bisa
mendapatkan dana subsidi pembiayaan perumahan dari
pemerintah tersebut.
B. Kerangka Pemikiran
Indonesia termasuk Negara yang berpenduduk dengan
jumlah yang cukup besar, dengan demikian permintaan untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya tiap tahun kian
meningkat seperti permintaan rumah namun harga rumah
semakin lama semakin tinggi menyebabkan banyak masyarakat
yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok hidupnya,
mengingat angka kemiskinan di Indonesia. Hal ini dapat
dikatakan sebagai sebuah masalah karena ketebatasan
masyarakat bepenghasilan rendah dalam memiliki rumah.
36
Dalam mengatasi masalah tersebut pemerintah melalukan
tindakan dengan memberikan bantuan subsidi. KPR Subsidi
adalah salah satu program bantuan yang di gagas pemerintah
dalam memberikan bantuan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. Untuk mendukung kelancaran proses
pembiayaan KPR Subsidi maka diperlukan adanya penyaluran
bantuan yang efektif dan optimal.
Permasalahan diatas merupakan kerangka pemikiran yang
perlu dicarikan jawabannya dalam penelitian ini. Oleh sebab itu
berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Bank Syariah
Pembiayaan
Produktif Konsumtif KPRS Bersubsidi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Implementasi
Pengukuran Efektivitas Penyaluran KPRS Bersubsidi
Pendekatan Artificial Neuron Network (ANN)
Efektif
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu
yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
akan diteliti.1 Dalam penelitian ini populasi yang digunakan
untuk menyebutkan seluruh elemen atau anggota dari suatu
yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan
dari objek penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah nasabah pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi di PT
BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat, yaitu dalam kurun waktu
2017-2018 jumlah nasabah KPR Subsidi berjumlah 127.3
1. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah cuplikan tertentu yang
diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci.4 Sampel
adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan
lengkap yang bisa mewakili populasi.
1 M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya.
(jakarta:Ghalia Indonesia, 2002), h. 58. 2 Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,
(jakarta:Kencana Prenada Media Group), h. 147. 3 Wawancara pribadi dengan Indah Rahmawati, Financing Service Officer BTN
KCPS Ciputat pada tanggal 22 Januari 2019. 4 Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, h.161.
38
Rumus perhitungan besaran sampel menggunakan Metode
Slovin, yaitu5
N n = ──── 1+Ne2
Keterangan:
n = Jumlah Sampel yang dicari
N = Jumlah Populasi
e = Nilai kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
penganbilan Sampel yang masih dapat di tolelir.
127 n = ─────── 1+127(0,05)2
127 n = ──── = 96,3 → 96 Orang Responden 1,3175
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik Non Probability Sampling,
yaitu mengambil sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.6 Metode Non Probability Sampling
5 Husen Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi kedua
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 78. 6 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta 2008), cet 13 h. 61
39
yang digunakan adalah Accidental Sampling, artinya teknik
penentuan sampel dengan memilih sumber responden secara
kebetulan bertemu dan cocok sebagai sumber data dengan
berbagai pertimbangan yaitu responden merupakan nasabah
pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi pada PT BTN (Persero)
Tbk, KCPS Ciputat.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Januari
2019 sampai Maret 2019. Sedangkan tempat penelitian sesuai
dengan judul penelitian yaitu “Efektivitas Penyaluran
Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah pada PT BTN (Persero)
Tbk, KCPS Ciputat”, maka tempat penelitian ini bertempat pada
PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat.
C. Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
primer dan data sekunder:
1) Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber asli di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data
ini diperoleh secara langsung dari responden, yaitu nasabah
pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi melalui penyebaran
kuesioner dan diperoleh secara langsung melalui
wawancara dengan staf bagian pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat.
2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak
terkait dengan penelitian yaitu berupa jumlah nasabah
40
pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi dan arsip-arsip
lainnya serta mengumpulkan data dengan membaca
literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan data
1. Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-
hal yang responden ketahui.7 Pertanyaan pada kuesioner
sebagian bersifat tertutup dimana pilihan atau alternatif
jawaban tersedia. Hal itu dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada nasabah pembiayaan KPR
Syariah Bersubsidi di PT BTN (Persero) Tbk, KCPS
Ciputat yaitu dengan cara menjawab setiap pertanyaan
yang terdapat pada kuesioner.
Dalam penyusunan kuesioner ini penulis menggunakan
Linkert Scale, dimana responden menyatakan setuju atau
tidak setuju mengenai berbagai pertanyaan tentang prilaku,
objek, orang, tempat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai fenomena sosial dengan skala
linkert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik
tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan.8
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian ( jakarta: PT.Rikena Cipta 2010), h. 128. 8 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga,
2009) h.178.
41
Kuesioner didasarkan pada skala linkert melalui
pemberian bobot sebagai berikut:9
Sangat tidak setuju Bobotnya 1
Tidak setuju Bobotnya 2
Ragu-ragu Bobotnya 3
Setuju Bobotnya 4
Sangat setuju Bobotnya 5
2. Wawancara
Wawancara (interview), yaitu percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak,
yaitu penulis (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan pihak atau staf PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.10
3. Studi Kepustakaan
Penulis mengumpulkan data yang terkait dengan
masalah penelitian yaitu berupa buku-buku, majalah artikel
dan karya ilmiah lainnnya dengan mempelajari, memahami
dan mencatat teori-teori lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
E. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah akurasi alat yang diukur walaupun
dilakukan berkali-kali. Untuk mencapai tingkat validitas
9 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, h. 133. 10 Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004), h. 5.
42
instumen penelitian, maka alat ukur yang dipakai dalam
instrumen juga harus memiliki tingkat validitas yang baik. Uji
validitas bertujuan untuk melihat ketepatan instrumen pengukur
penelitian. Validitas terkait dengan keabsahan apakah butir-butir
pertanyaan alat ukur secara tetap mengukur apa yang hendak
diukur.11
Uji validitas ini menentukan akurasi instrumen penelitian,
yaitu menunjukan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa
yang diukur.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat
ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukan
sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap permasalahan yang
sama. Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan
yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas. Reliabilitas
menunjukan konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukur
dikatakan konsisten apabila untuk mengukur sesuatu berulang
kali, alat pengukur itu menunjukan hasil yang sama, dalam
kondisi yang sama.12
Pada uji instrumen ini penulis menggunakan Reliasbility
Analysis dengan metode Cronbach Alpha melalui perhitungan
statistik menggunakan SPSS. Metode Cronbach Alpha
sebenarnya sudah ditentukan batasannya, yaitu sebagai berikut:
11 Sofren & Yonathan Natanel, Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak,
(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013), h.53. 12 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah., h.
130-131.
43
a. Koefisien alpha diatas 0,8 : Baik
b. Koefisien alpha diatas 0,7 : Dapat Diterima
c. Koefisien alpha diatas 0,6 : Kurang Baik/Tidak reliabel
3. Artificial Neuron Nerwork (ANN)
Untuk mengukur tingkat keefektivitasan penulis
menggunakan Analisis Artificial Neuron Network (ANN).
Pendekatan ANN ini digunakan untuk mengukur keterkaitan
antara input, proses dan output. Untuk menilai keefektifan suatu
program maka diperlukan untuk mengetahui outputnya. Output
diperoleh dari interaksi berbagai input setelah melalui beberapa
proses.
Output ini di transformasikan kedalam suatu fungsi yang
mengikuti kurva pembelajaran (activation function). Hasil dari
output yang ditransformasikan inilah yang merupakan akhir dari
keseluruhan proses penelitian.13 Dalam penelitian ini penulis
menggunakan Microsoft Excel 2010 untuk menghitung ANN.
Fungsi transformasi ANN sebagai berikut:14
1 Yt = [ ] (1+e-y)
Diketahui :
13 Murasa Sarkaniputra, Ruqyah Syar’iyyah: Teori dan Sistem Ekonomi, (Jakarta: Al:
Islah Press & STIE, 2009), h. 122. 14 Dr. Euis Amalia, M. Ag., Keadilan Distribusi dalam Ekonomi Islam Penguatan
Peran UKM dan LKM di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2009) h. 180.
44
Y : Output dari proses hubungan yang saling mempengaruhi
antar variabel yang telah mengalami pembobotan.
e-y : Epsilon output.
W : Pembobotan setiap variabel w = Jumlah Indikator Yang Digunakan
Jumlah Indikator tersedia
Tabel 3.1 Daftar penilaian tingkat efektivitas
Efektivitas
(%)
>90 80 s.d 90 70 s.d 80 <70
Skor
3 2 1 0
Sumber: Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002
Skor yang diperoleh untuk masing-masing kategori
menunjukan tingkat efektivitas program pembiayaan KPR
subsidi adalah sebagai berikut:
0 (nol) : Kurang Efektif 2 (dua) : Efektif
1 (satu) : Cukup Efektif 3 (tiga) : Sangat Efektif
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari seseorang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik
45
kesimpulan.15 Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
untuk mengukur efektivitas adalah:
Tabel 3.2 Indikator Variabel
Variabel Dimensi Indikator-indikator
Efektivitas
Penyaluran
Pembiayaan
KPR Syariah
Bersubsidi
1. Kegunaan
2. Ketepatan Sasaran
3. Ruang lingkup
4. Efektivitas biaya
5. Akuntabilitas
6. Ketepatan waktu
a. Pentingnya KPR Subsidi
b. Penggunaan KPR Subsidi
a. Ketepatan sasaran KPR Subsidi
a. Kelengkapan dalam prosedur pengajuan KPR Subsidi
a. Besarnya margin b. Angsuran
a. Kesesuaian produk dengan syariah
a. Pencairan dana b. Waktu pelunasan
pembiayaan c. Denda
keterlambatan
15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 38.
46
G. Pedoman Penulisan
Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi,
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No 507
Tahun 2017.
47
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Aplikasi Produk Pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah merupakan unit usaha
syariah milik Bank Tabungan Negara (BTN) konvensional salah
satu bank pelaksana yang mengikuti program pemerintah dalam
menyalurkan fasilitas pembiayaan perumahan murah atau KPR
Subsidi yang dicanangkan oleh Kementerian Perumahan Rakyat
(KEMENPERA). Pada BTN Syariah, produk KPR Bersubsidi ini
disebut KPR BTN Sejahtera iB. Menurut Indah Rahmawati
(Financing Service Officer BTN KCPS Ciputat), KPR BTN
Sejahtera iB merupakan pembiayaan pemilikan rumah berdasarkan
prinsip syariah yang ditujukan kepada Masyarakat Berpenghasilan
Rendah dengan dukungan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan dari Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan
Rakyat (Kemenpupera).1
Kelompok sasaran KPR subsidi ini adalah kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah, gaji pokok bulanan
maksimal sebesar Rp. 4.000.000,-. Peraturan mengenai bantuan
subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut
tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 42/PRT/M/2015 tentang pembiayaan pemilikan rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1 ayat 3 disebutkan
1 Wawancara pribadi dengan Indah Rahmawati, Financing Service Officer BTN
KCPS Ciputat pada tanggal 22 Januari 2019.
48
bahwa masyarakat berpenghasilan rendah atau yang disebut dengan
MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli
sehingga perlu mendapat dukungan dan bantuan pemerintah untuk
memperoleh rumah.2
Pemerintah tidak mematok batas terendah penghasilan para
pekerja yang termasuk dalam golongan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah untuk mendapatkan KPR Subsidi. Hal ini bertujuan agar
semua lapisan Masyarakat Berpenghasilan Rendah bisa berpeluang
mendapatkan pembiayaan KPR Subsidi. Namun yang menjadi
patokan adalah peraturan dalam porsi cicilan kredit atau tanggungan
KPR maksimal 30% dari penghasilan seseorang per bulan. Dengan
adanya pembiayaan KPR dengan cicilan rendah, maka akan semakin
banyak kesempatan Masyarakat Berpenghasilan Rendah bisa
mendapatkan pembiayaan KPR Subsidi. Maka jika tanggungan KPR
maksimal 30% dari penghasilan seseorang per bulan tidak dapat
terpenuhi, sudah pasti permohonan pembiayaan KPR Subsidi akan
ditolak oleh bank, karena bank mematok besaran angsuran 30% dari
gaji pokok pemohon.3
Dalam mengajukan produk pembiayaan KPR Subsidi, calon
nasabah diharapkan mengetahui bagaimana prosedur dan
mekanisme pembiayaan KPR Subsidi serta dokumentasi persyaratan
2 Peraturan Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat N. 42/PRT/M/2015
tentang pembiayaan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1
ayat 3 www.perpustakaankemenpera.htm diakses pada tanggal 10 November 2018, Pukul
22:06 WIB. 3 Wawancara pribadi dengan Indah Rahmawati, Financing Service Officer BTN
KCPS Ciputat pada tanggal 22 Januari 2019.
49
yang harus disiapkan oleh nasabah pembiayaan KPR Syariah
Subsidi.
1) Prosedur dan Mekanisme Pengajuan Pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB:4
Berikut Prosedur yang harus diikuti calon nasabah yang ingin
mengajukan Pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB:
a. Mengisi formulir permohonan pembiayaan dan disertai
dengan Surat Pemesanan Rumah (SPR) dari developer atau
pengembang,
b. Melampirkan dokumen kelengkapan KPR dan surat
pernyataan,
c. Verifikasi calon nasabah (BI Checking dan verivikasi via
telepon),
d. Wawancara calon nasabah,
e. Analisa kelayakan nasabah,
f. Appraisal (Analisa harga pasar dari agunan),
g. Persetujuan pembiayaan oleh Branch Manager,
h. Akad pembiayaan,
i. Serah terima rumah,
j. Surat pernyataan verifikasi (kelengkapan dokumen direkap
dan diregister), dan
k. Kirim dokumen ke Kementerian Perumahan Rakyat
(KEMENPERA).
Adapun mekanisme penyaluran pembiayaan KPR Syariah
bersubsidi pada BTN KCPS Ciputat sebagai berikut:
4 Wawancara pribadi dengan Indah Rahmawati, Financing Service Officer BTN
KCPS Ciputat pada tanggal 22 Januari 2019
50
a. Nasabah mengajukan permohonan awal pembiayaan KPR
Bersubsidi secara kolektif dengan melampirkan surat
keterangan bahwa nasabah belum mempunyai rumah dari
kelurahan setempat serta surat keterangan diri kecamatan,
b. Berikan penjelasan dan wawancara secara terperinci kepada
nasabah mengenai pembiayaan yang diinginkan, setelah itu
nasabah dianjurkan untuk melengkapi dokumen-dokumen
yang dipersyaratkan dalam pengajuan pembiayaan KPR
Subsidi,
c. Apabila dokumen-dokumen dan persyaratan yang telah
diajukan tersebut telah terpenuhi, maka langsung dipelajari
serta dianalisis oleh Financing Service Officer (FSO),
d. Setelah dipelajari dan sesuai dengan standar operasional
produksi (SOP) maka langsung diberikan kepada seksi
Operational Head (OH) dengan memberikan
tandatangannya,
e. Setelah dirasa aman dan memenuhi semua syarat, maka
FSO dan kepala seksi OH membuat memo dan proposal
pembiayaan yang kemudian langsung diserahkan kepada
kepala cabang Bank BTN Syariah, inti dari kegiatan yang
telah disebutkan diatas untuk menilai tingkat kepercayaan
dan prinsip kehati-hatian bank terhadap nasabah serta
dilakukan untuk menjamin kelancaran pembayaran nasabah
pada pembiayaan ini,
f. Selanjutnya proposal dan memo yang telah dibuat, kembali
dianalisis dan dievaluasi lagi oleh kepada cabang apabila
ada pernyataan ataupun hal yang ingin dibahas didalam
51
memo maupun proposal tersebut maka kepala cabang dapat
mengadakan rapat untuk membahas hal tersebut. Maksimal
1 (satu) minggu kepala cabang dapat memberikan keputusan
apakah pembiayaan tersebut dapat dilanjutkan kerjasamanya
ataupun tidak,
g. Bila tidak disetujui bisa dilakukan pengulangan kembali
oleh FSO dan kepala OH atau dapat langsung menghentikan
permohonan dan memberikan informasi penolakan tersebut
kepada nasabah,
h. Dan apabila disetujui, maka langsung diadakan akad antara
nasabah dengan pihak Bank BTN Syariah yang menyatakan
bahwa perjanjian tersebut sah hingga perjanjian tersebut
berakhir dan ini pula harus berpedoman pada perjanjian
yang telah dibuat oleh kedua belah pihak, setelah itu FSO
memberikan surat SP3 kepada nasabah,
i. Mempersilahkan nasabah untuk menuju petugas notaris
untuk menandatangani SKMHT/APHT (surat tentang hak
tanggung) dan akta-akta lain yang dibutuhkan, dan
j. Setelah semua prosedur dilaksanakan maka nasabah sudah
dapat menerima pembiayaan KPR Subsidi.
52
Gambar 4.1 Mekanisme Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi BTN Sejahtera iB
2) Dokumen Persyaratan Pengajuan KPR BTN Sejahtera iB
Berikut persyaratan dokumen yang dibutuhkan untuk
mengajukan pembiayaan KPR bersubsidi pada BTN Syariah:5
a. Persyaratan Umum:
1) Warga Negara Indonesia,
2) Menjadi Nasabah BTN Syariah,
5 Wawancara pribadi dengan Indah Rahmawati, Financing Service Officer BTN KCPS Ciputat pada tanggal 22 Januari 2019.
1. Formulir Pembiayaan
2. Dokumen Kelengkapan
3. Verifikasi Calon Nasabah
4. Wawancara 5. Analisis Kelayakan
6. LPA/ Appraisal
7. Persetujuan Pembiayaan
8. Akad Pembiayaan
9. Serah Terima Rumah Subsidi
10. Surat Pernyataan
11. Penyerahan Dokumen ke
KEMENPERA
53
3) Telah berusia minimal 21 tahun dan maksimal 70 tahun,
4) Pada saat pembiayaan lunas usia pemohon tidak melebihi
70 tahun atau usia pensiun,
5) Belum memiliki rumah,
6) Memiliki penghasilan yang cukup menurut perhitungan
Bank (Maksimal gaji pokok 4 juta rupiah berbulan).
7) Mempunyai pekerjaan/usaha dengan masa kerja minimal
1 (satu) tahun,
8) Tidak memiliki pembiayaan bermasalah, dan
9) Melampirkan SPT tahunan atau NPWP.
b. Kelengkapan Data Permohonan Pembiayaan:
1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP),
2) Fotokopi Nomor Induk Wajib Pajak (NPWP),
3) Fotokopi SPT tahunan PPh Orang Pribadi atau surat
pernyataan penghasilan yang ditandatangani pemohon
diatas materai yang diketahui pimpinan perusahaan
tempat bekerja (bagi nasabah berpenghasilan tetap) dan
TTD lurah (bagi nasabah berpenghasilan tidak tetap),
4) Surat keterangan penghasilan dari instansi tempat
bekerja/slip gaji untuk MBR berpenghasilan tetap,
5) Surat keterangan belum memiliki rumah dari RT/RW
setempat atau instansi tempat bekerja atau Surat
Keterangan Sewa/Kwitansi Sewa Rumah,
6) Surat pernyataan yang ditandatangani pemohon diatas
materai yang mencakup:
54
a) Berpenghasilan tidak melebihi ketentuan kelompok
sasaran KPR Subsidi,
b) Belum pernah memiliki rumah,
c) Menggunakan sendiri Rumah Sejahtera iB sebagai
tempat tinggal,
d) Tidak akan memindahtangankan Rumah Sejahtera iB
sebelum 5 (lima) tahun, dan
e) Belum pernah menerima subsidi perumahan melalui
kredit/pembiayaan pemilikan rumah.
7) Sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertahanan
Nasional, dan
8) Dalam hal sertifikat sebagaimana dimaksud butir 7 belum
dapat dipenuhi, maka dapat diganti dengan dokumen
pendahuluan kepemilikan tanah yang berupa:
a) Akta Jual Beli (AJB) atau Perjanjian Perikatan Jual
Beli (PPJB) yang disertai Berita Acara Serah Terima
(BAST) apabila perolehan tanahnya berasal dari jual
beli,
b) Akta/Surat Keterangan Hibah apabila perolehan
tanahnya berasal dari hibah, dan
c) Akta/Surat Keterangan Waris apabila perolehan
tanahnya berasal dari pewaris.
Pembiayaan KPR Syariah bersubsidi ini sudah sesuai dengan
ketentuan dan prinsip syariah, karena produk pembiayaan atau
pendanaan yang dikeluarkan atau dipasarkan ke masyarakat sudah
mendapatkan persetujuan dari DPS (Dewan Pengawas Syariah), jika
sudah mendapatkan persetujuan dari DPS, maka dapat dipastikan
55
sudah sesuai syariah, selain itu karena KPR Syariah bersubsidi itu
sendiri menggunakan akad jual-beli yang sesuai dengan prinsip
syariah, seperti murabahah dimana pihak BTN Syariah membeli
rumah yang dibutuhkan nasabah dari pengembang kemudian bank
menjual kembali kepada nasabah tersebut dengan harga jual,
ditambah dengan margin keuntungan yang telah disepakati oleh
pihak Bank dan Nasabah.6
2. Karakteristik Responden
Setelah kuesioner disebar kepada 96 Responden yang sudah
menjadi Nasabah pembiayaan KPR Sejahtera iB, dilakukan
identifikasi terhadap responden yang menjadi sampel sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persen
Laki-laki 52 54,16%
Perempuan 44 45,83%
Total 96 100%
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa berdasarkan jenis kelamin
responden Laki-Laki yang mendominasi pembiayaan KPR Subsidi
yaitu sebanyak 52 orang atau 54,16% sedangkan responden
Perempuan sebanyak 44 orang atau 45,83%.
6 Wawancara pribadi dengan Indah Rahmawati, Financing Service Officer BTN
KCPS Ciputat pada tanggal 22 Januari 2019
56
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persen
<25 tahun 20 20,83%
26-35 tahun 44 45,83%
36-45 tahun 25 26,04%
46-55 tahun 7 7,29%
>55 tahun 0 0%
Total 96 100%
Pada tabel diatas responden berdasarkan usia didominasi pada
usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 44 orang atau 45,83%, selanjutnya
nasabah dengan usia 36-45 tahun sebanyak 25 orang atau 26,04%,
nasabah dengan usia <25 tahun sebanyak 20 orang atau 20,83%, dan
yang terakhir nasabah dengan usia 46-55 tahun sebanyak 7 orang
atau 7,29%.
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan Frekuensi Persen
Tidak sekolah 0 0%
SD 0 0%
SMP 7 7,29%
SMA 18 18,75%
Perguruan tinggi 71 73,95%
Total 96 100%
57
Pada tabel diatas responden berdasarkan tingkat pendidikan
didominasi oleh tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak
71 orang atau 73,95%, kemudian pada tingkat pendidikan SMA
sebanyak 18 orang atau 18,75%, dan yang terakhir yaitu tingkat
pendidikan SMP sebanyak 7 orang atau 7,29%.
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persen
Pegawai swasta 58 60,41%
Guru 12 12,5%
Ibu Rumah Tangga 6 6,25%
Wirausaha 13 13,54%
Lainnya 7 7,29%
Total 96 100%
Pada tabel diatas responden berdasarkan pekerjaan didominasi
oleh pekerja swasta sebanyak 58 orang atau 60,41%, selanjutnya
nasabah dengan pekerjaan wirausaha sebanyak 13 orang atau
13,54%, nasabah yang bekerja sebagai guru sebanyak 12 orang atau
12,5%, nasabah dengan pekerjaan lainnya sebanyak 7 orang atau
7,29%, dan terakhir ibu rumah tangga sebanyak 6 orang atau 6,25%.
58
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan perbulan
Gaji pokok perbulan Frekuensi Persen
<Rp.1.000.000 3 3,12%
Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 11 11,45%
Rp.2.000.000-Rp.3.000.000 29 30,20%
Rp.3.000.000-Rp.4.000.000 53 55,20%
>Rp.4.000.000 0 0%
Total 96 100%
Pada tabel diatas karakteristik responden berdasarkan pendapatan
(gaji pokok) perbulan didominasi pada pendapatan Rp.3.000.000-
Rp.4.000.000 sebanyak 53 orang atau 55,20%, kemudian
pendapatan Rp.2.000.000-Rp.3.000.000 sebanyak 29 orang atau
30,20%, tingkat pendapatan Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 sebanyak
11 orang atau 11,45%, dan yang terakhir pendapatan kurang dari
Rp.1.000.000 yaitu sebanyak 3 orang atau 3,12%. Nasabah dengan
pendapatan diatas Rp.4.000.000 sebesar 0%, ini bukti bahwa
pembiayaan KPR Subsidi yang dilakukan atas kerjasama
KEMENPERA dengan bank BTN KCPS Ciputat tepat sasaran
karena tidak ada nasabah yang memiliki gaji pokok diatas batas
pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu Rp.4.000.000,-
59
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validasi
Untuk uji validitas ini penulis melakukan penelitian kepada 96
orang responden yang sudah menjadi nasabah KPR Sejahtera iB
dengan mengajukan 16 butir pernyataan untuk melakukan uji
validitas dan reliabilitas dari semua butir pernyataan tersebut.
Untuk menilai tingkat validitas dilakukan uji signifikansi dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Untuk degree of
freedom (df) = n-k dalam penelitian ini n adalah jumlah sampel
atau responden dan k adalah jumlah konstruk. Pada penelitian ini
besarnya df yaitu 96-2 atau df = 94 dengan alpha 0,05 atau 5%
maka didapat r tabel sebesar 0,201.
Jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir pernyataan
tersebut dikatakan valid. Untuk menentukan validitas tiap butir
pernyataan maka perlu dilakukan perbandingan output corrected
item-total correlation dengan r tabelnya.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen
Pernyataan Corrected Item
Pertanyaan
Total Correlation
R
tabel
Keterangan
Produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
hanya
diperuntukkan
0,662 0,201 Valid
60
bagi masyarakat
berpenghasilan
tidak lebih dari
Rp.
4.000.000/bulan.
Biaya angsuran
KPR BTN
Sejahtera iB
tergolong ringan
dan tidak
memberatkan
nasabah.
0,258 0,201 Valid
Produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
membantu
masyarakat dalam
memiliki rumah
yang layak.
0,327 0,201 Valid
Tujuan KPR BTN
Sejahtera iB yaitu
untuk dihuni,
tidak untuk
disewakan.
0,350 0,201 Valid
Produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
0,336 0,201 Valid
61
memenuhi
kebutuhan pokok
masyarakat.
Produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
hanya
diperuntukkan
bagi masyarakat
yang belum
pernah menerima
bantuan rumah
dari pemerintah.
0,437 0,201 Valid
Produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
sudah berdasarkan
prinsip syariah.
0,470 0,201 Valid
Pencairan produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
pada PT BTN
(Persero) Tbk,
KCPS Ciputat
tergolongan cepat.
0,346 0,201 Valid
Keterlambatan
dalam membayar 0,538 0,201 Valid
62
cicilan
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
dikenakan denda.
Produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
membantu
masyarakat dalam
mendapatkan
rumah dengan
harga terjangkau.
0,372 0,201 Valid
Tahapan atau
prosedur dalam
pengajuan produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
mudah dan cepat.
0,336 0,201 Valid
Nasabah produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
harus tepat waktu
dalam membayar
cicilan.
0,668 0,201 Valid
Program KPR
BTN Sejahtera iB
sudah tepat
0,455 0,201 Valid
63
sasaran.
Besarnya margin
dalam produk
KPR BTN
Sejahtera iB tidak
memberatkan
nasabah.
0,408 0,201 Valid
Jangka waktu
pembayaran
angsuran KPR
BTN Sejahtera iB
tergolong lama.
0,304 0,201 Valid
Persyaratan dalam
pengajuan produk
pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB
harus lengkap.
0,409 0,201 Valid
Sumber data: output SPSS yang diolah, 2019
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing butir
pernyataan didominasi memiliki r hitung > dari r tabel (0,201) dan
bernilai positif.
2) Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
metode alpha cronbach, dimana batasan reliabilitas sudah
ditentukan yaitu:
64
a. Koefisien alpha mendekati 0,8 = Sangat Baik
b. Koefisien alpha diatas 0,7 = Baik/ Reliabel
c. Koefisian alpha dibawah 0,6 = Tidak Baik/Tidak Reliabel
Tabel 4.7 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.818 16
Sumber data: output SPSS yang diolah, 2019
Dari hasil uji reliabilitas diatas didapatkan nilai alpha cronbach
sebesar 0,818 atau > 0,6. Maka dengan demikian dapat dikatakan
instrumen penelitian reliabel.
1. Frekuensi Efektifitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi
Pada Aspek Kegunaan
Tabel 4.8 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB membantu masyarakat dalam memiliki rumah yang
layak.
K1
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 18 18.8 18.8 18.8
Sangat Setuju 78 81.2 81.2 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa program pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB membantu masyarakat berpenghasilan rendah
dalam memiliki rumah yang layak didominasi oleh responden yang
65
memilh sangat setuju yaitu sebanyak 78 responden atau sebesar
81,2%, kemudian responden yang memilih setuju sebanyak 18
responden atau sebesar 18,8%. Banyaknya responden yang memilih
sangat setuju dapat menandakan bahwa produk pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB sangat berguna sehingga dapat membantu
masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan rumah yang
layak.
Tabel 4.9 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB membantu masyarakat dalam mendapatkan rumah
dengan harga terjangkau.
K2
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 1 1.0 1.0 1.0
Setuju 28 29.2 29.2 30.2
Sangat Setuju 67 69.8 69.8 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat program pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB membantu masyarakat dalam mendapatkan rumah
dengan harga terjangkau didominasi oleh responden yang memilih
sangat setuju yaitu sebanyak 67 responden atau sebesar 69,8%,
kemudian responden yang memilih satuju sebanyak 28 responden
atau 29,2%, dan hanya ada satu responden yang milih ragu-ragu
atau sebesar 1,0%. Banyaknya responden yang memilih pilihan
sangat setuju menandakan bahwa produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB sangat berguna sehingga dapat membantu masyarakat
66
berpenghasilan rendah dalam mendapatkan rumah dengan harga
terjangkau.
Tabel 4.10 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB memenuhi kebutuhan pokok nasabah.
K3
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 51 53.1 53.1 53.1
Sangat Setuju 45 46.9 46.9 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB memenuhi kebutuhan pokok nasabah didominasi oleh
responden yang memilih satuju yaitu sebanyak 51 responden atau
sebesar 53,1%, dan responden yang memilih sangat setuju sebanyak
45 responden atau 46,9%. Banyaknya responden yang memilih
setuju dapat menandakan bahwa produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB sangat berguna sehingga dapat membantu masyarakat
berpenghasilan rendah memenuhi kebutuhan pokok, salah satunya
yaitu memiliki rumah yang layak dengan harga terjangkau.
2. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi
Pada Aspek Ketepatan Sasaran
Tabel 4.11 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan
tidak lebih dari Rp. 4.000.000/bulan.
KS4
67
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 41 42.7 42.7 42.7
Sangat Setuju 55 57.3 57.3 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan
tidak lebih dari Rp. 4.000.000/bulan didominasi oleh responden
yang memilih sangat setuju yaitu sebanyak 55 responden atau
sebanyak 57,3%, dan responden yang memilih setuju sebanyak 41
responden atau 42,7%. Banyaknya responden yang memilih sangat
setuju menandakan bahwa memang produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dengan gaji pokok tidak lebih dari Rp.4.000.000
perbulannya.
Tabel 4.12 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: KPR
BTN Sejahtera iB hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang
belum pernah menerima bantuan rumah dari pemerintah.
KS5
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 29 30.2 30.2 30.2
Sangat Setuju 67 69.8 69.8 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang belum
68
pernah menerima bantuan rumah dari pemerintah didominasi oleh
responden yang memilih sangat setuju yaitu sebanyak 67 responden
atau sebesar 69,8%, dan responden yang memilih setuju sebanyak
29 responden atau 30,2%. Banyaknya responden yang memilih
sangat setuju menandakan bahwa produk KPR Subsidi ini benar-
benar diperuntukan bagi masyarakat yang belum pernah menerima
bantuan rumah subsidi dari pemerintah.
Tabel 4.13 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN Sejahtera iB sudah tepat sasaran.
KS6
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Setuju 52 54.2 54.2 54.2
Sangat setuju 44 45.8 45.8 100.0 Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB sudah tepat sasaran didominasi oleh responden yang
memilih setuju yaitu sebanyak 52 responden atau sebesar 54,2%,
dan responden yang memilih sangat setuju sebanyak 44 responden
atau 45,8%. Banyaknya responden yang memilih setuju dapat
menandakan bahwa produk pembiayaan KPR Subsidi tepat sasaran
karena nasabah yang memiliki KPR Subsidi merupakan masyarakat
berpenghasilan rendah.
3. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi
Pada Aspek Ruang Lingkup
69
Tabel 4.14 Ruang lingkup pembiayaan KPR Subsidi: Tahapan
atau prosedur dalam pengajuan produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB mudah dan cepat.
RL7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 2 2.1 2.1 2.1
Setuju 62 64.6 64.6 66.7
Sangat setuju 32 33.3 33.3 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
tahapan atau prosedur dalam pengajuan produk pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB mudah dan cepat didominasi oleh responden yang
memilih setuju yaitu sebesar 62 responden atau sebesar 64,6%,
kemudian responden yang memilih sangat setuju sebanyak 32
responden atau 33,3%, dan responden yang memilih ragu-ragu
sebanyak 2 responden atau 2,1%. Banyaknya responden yang
memilih setuju dapat menandakan bahwa tahapan atau prosedur
dalam pengajuan pembiayaan KPR Subsidi cepat dan mudah.
Tabel 4.15 Ruang lingkup pembiayaan KPR Subsidi:
Persyaratan dalam pengajuan produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB harus lengkap.
RL8
70
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 15 15.6 15.6 15.6
Sangat setuju 81 84.4 84.4 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
bahwa persyaratan dalam pengajuan produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB harus lengkap didominasi oleh responden yang
memilih sangat setuju yaitu sebanyak 81 responden atau sebesar
84,4%, dan responden yang memilih setuju sebanyak 15 responden
atau 15,6%. Banyaknya responden yang memilih sangat setuju
menandakan bahwa persyaratan dalam pengajuan KPR Subsidi
memang harus lengkap khususnya pada bank BTN KCPS Ciputat.
4. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi
Pada Aspek Efektivitas Biaya
Tabel 4.16 Efektivitas biaya pembiayaan KPR Subsidi: Margin
dalam produk KPR BTN Sejahtera iB tidak memberatkan
nasabah.
EB9
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Setuju 46 47.9 47.9 47.9
Sangat setuju 50 52.1 52.1 100.0 Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
margin dalam produk KPR BTN Sejahtera iB tidak memberatkan
71
nasabah didominasi oleh responden yang memilih sangat setuju
yaitu sebanyak 50 responden atau sebesar 52,1%, kemudian
responden yang memilih setuju sebanyak 46 responden atau 47,9%.
Banyaknya responden yang memilih sangat setuju menandakan
bahwa biaya angsuran KPR Subsidi ringan dan tidak memberatkan
nasabah.
Tabel 4.17 Efektivitas biaya pembiayaan KPR Subsidi: Biaya angsuran KPR BTN Sejahtera iB tergolong ringan dan tidak
memberatkan nasabah. EB10
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 43 44.8 44.8 44.8 Sangat setuju 53 55.2 55.2 100.0 Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
biaya angsuran KPR BTN Sejahtera iB tergolong ringan dan tidak
memberatkan nasabah didominasi oleh responden yang memilih
sangat setuju yaitu sebanyak 53 responden atau sebesar 55,2%, dan
responden yang memilih setuju sebanyak 43 responden atau 44,8%.
Banyaknya responden yang memilih sangat setuju menandakan
bahwa biaya angsuran KPR Subsidi ringan dan tidak memberatkan
nasabah.
Tabel 4.18 Efektivitas biaya pembiayaan KPR Subsidi: Jangka
waktu pembayaran angsuran KPR BTN Sejahtera iB tergolong
lama.
EB11
72
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Setuju 17 17.7 17.7 17.7
Sangat setuju 79 82.3 82.3 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
jangka waktu pembayaran angsuran KPR BTN Sejahtera iB
tergolong lama didominasi oleh responden yang memilih sangat
setuju yaitu sebanyak 79 responden atau sebesar 82,3%, dan
responden yang memilih setuju sebanyak 17 responden atau 17,7 %,
banyaknya responden yang memilih sangat setuju dapat
menandakan bahwa jangka waktu angsuran KPR Subsidi khususnya
pada bank BTN KCPS Ciputat tergolong lama sesuai yang
ditetapkan KEMENPERA yaitu 15-20 tahun.
5. Frekuensi Efektivitas Pennyaluran Pembiayaan KPR
Subsidi Pada Aspek Akuntabilitas
Tabel 4.19 Akuntabulitas pembiayaan KPR Subsidi: Tujuan
KPR BTN Sejahtera iB yaitu untuk dihuni, tidak untuk
disewakan.
AK12
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 21 21.9 21.9 21.9
Sangat setuju 75 78.1 78.1 100.0
Total 96 100.0 100.0
73
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
tujuan KPR BTN Sejahtera iB yaitu untuk dihuni, tidak untuk
disewakan didominasi oleh responden yang memilih sangat setuju
yaitu sebanyak 75 responden atau sebesar 78,1%, dan responden
yang memilih setuju sebanyak 21 responden atau 21,9%. Banyaknya
responden yang memilih sangat setuju dapat menandakan bahwa
nasabah mengajukan pembiayaan KPR Subsidi dengan tujuan untuk
dihuni sesuai dengan prosedur pengajuan KPR Subsidi.
Tabel 4.20 Akuntabulitas pembiayaan KPR Subsidi: KPR BTN
Sejahtera iB sudah berdasarkan prinsip syariah.
AK13
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 2 2.1 2.1 2.1
Setuju 58 60.4 60.4 62.5
Sangat setuju 36 37.5 37.5 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
bahwa produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB sudah
berdasarkan prinsip syariah didominasi oleh responden yang
memilih satuju yaitu sebanyak 58 responden atau sebanyak 60,4%,
kemudian responden yang memilih sangat satuju sebanyak 36
responden atau 37,5%, dan responden yang memilih ragu-ragu
sebanyak 2 responden atau 2,1%. Banyaknya responden yang
memilih setuju dapat menandakan bahwa produk pembiayaan KPR
74
BTN Sejahtera iB khususnya pada bank BTN KCPS Ciputat sudah
berdasarkan prinsip syariah.
6. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Pada Aspek Ketepatan Waktu
Tabel 4.21 Ketepatan waktu pembiayaan KPR Subsidi: Pencairan produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB pada PT BTN (Persero)
Tbk, KCPS Ciputat tergolongan cepat. KW14
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 1 1.0 1.0 1.0 Setuju 62 64.6 64.6 65.6 Sangat setuju 33 34.4 34.4 100.0 Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
bahwa pencairan produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB pada
PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat tergolongan cepat didominasi
oleh responden yang memilih setuju yaitu sebanyak 62 responden
atau sebesar 64,6%, kemudia responden memilih sangat setuju
sebanyak 33 responden atau sebanyak 34,4%, dan responden
memilih ragu-ragu hanya ada satu responden atau 1,0%. Banyaknya
responden yang memilih setuju dapat menandakan bahwa proses
pencairan produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB khususnnya
pada bank BTN KCPS Ciputat cepat.
Tabel 4.22 Ketepatan waktu pembiayaan KPR Subsidi:
Nasabah produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB harus tepat
waktu dalam membayar cicilan.
75
KW15
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 38 39.6 39.6 39.6
Sangat setuju 58 60.4 60.4 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
bahwa nasabah produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB harus
tepat waktu dalam membayar cicilan didominasi oleh responden
yang memilih sangat setuju yaitu sebanyak 58 responden atau
sebesar 60,4%, kemudia responden memilih setuju sebanyak 38
responden atau sebanyak 39,6%, Banyaknya responden yang
memilih sangat setuju dapat menandakan bahwa nasabah tepat
waktu dalam membayar cicilan KPR Subsidi.
Tabel 2.23 Ketepatan waktu pembiayaan KPR Subsidi:
Keterlambatan dalam membayar cicilan pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB dikenakan denda.
KW16
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 27 28.1 28.1 28.1
Sangat setuju 69 71.9 71.9 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menyatakan
bahwa keterlambatan dalam membayar cicilan pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB dikenakan denda didominasi oleh responden
76
yang memilih sangat setuju yaitu sebanyak 69 responden atau
sebesar 71,9%, kemudian responden memilih setuju sebanyak 27
responden atau sebanyak 28,1%, Banyaknya responden yang
memilih sangat setuju dapat menandakan bahwa nasabah yang
terlambat dalam membayar cicilan atau angsuran dalam pembiayaan
maka harus dikenakan denda.
Dari hasil pengumpulan data diatas dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata pada skor angket didominasi responden memilih setuju
ataupun sangat setuju pada setiap indikator kriteria efektivitas.
Dimana perolehan skor tertinggi terdapat pada indikator Ruang
Lingkup yang memperoleh nilai rata-rata atau mean sebesar 4,84,
kemudian pada indikator Efektivitas Biaya yang memperoleh nilai
rata-rata atau mean sebesar 4,82, kemudian pada indikator
Kegunaan memperoleh nilai rata-rata atau mean sebesar 4,81,
selanjutnya pada indikator Akuntabilitas memperoleh nilai rata-rata
atau mean sebesar 4,78, selanjutnya pada indikator Ketepatan Waktu
memperoleh nilai rata-rata atau mean sebesar 4,72, dan yang
terendah pada indikator Ketepatan Sasaran yang memperoleh nilai
rata-rata atau mean sebesar 4,70.
Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
tingkat efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi pada bank
BTN KCPS Ciputat yang berdasarkan enam indikator berada dalam
kategori efektif.
77
4. Tingkat Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR
Subsidi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
Berdasarkan tabel 4.24 indikator efektivitas berupa kegunaan,
ketepatan sasaran, ruang lingkup, efektivitas biasa, akuntabilitas,
dan ketepatan waktu dari penyaluran pembiayaan KPR Subsidi,
dapat dijelaskan tingkat efektivitas dengan melakukan pengukuran
pada aspek-aspek tersebut dengan menggunakan pendekanatan
Aritificial Neuron Network (ANN).
Selanjutnya berdasarkan tabel 4,25 tingkat efektivitas berada
pada kisaran 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 maka semakin
efektif suatu pembiayaan, namun sebaliknya semakin mendekati 0
maka semakin tidak efektif suatu pembiayaan yang disalurkan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode
ANN nilai efektivitas yang dihasilkan yaitu sebesar 0,9999 atau
99,99% nilai tersebut mendekati 1. Hal ini dapat menunjukan bahwa
penyaluran pembiayaan KPR Subsidi yang dilakukan oleh PT BTN
(Persero) Tbk, KCPS Ciputat kepada nasabah yang tergolong
masyarakat berpenghasilan rendah dinyatakan efektif yaitu sebesar
99,99%.
B. Pembahasan
Berdasarkan temuan data di atas dapat disimpulkan bahwa
tingkat efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi yang
dihasilkan dari keenam indikator berada dalam kategori efektif.
Namun perolehan skor terendah terdapat pada indikator ketepatan
waktu yang menunjukkan angka lebih rendah dibandingkan
indikator lainnya, yaitu pada poin “Pencairan produk pembiayaan
78
KPR BTN Sejahtera iB pada PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat
tergolongan cepat” yaitu memperoleh angka sebesar 4,33.
Sebagian besar responden memilih ragu dikarenakan nasabah
merasa waktu pencairan dana subsidi yang tidak menentu. Hal ini
tidak sesuai dengan peraturan kementerian perumahan rakyat No
48/PRT/M/2015 Pasal 20 ayat 7 yang menjelaskan bahwa
“Pencairan biaya selisih angsuran sebagaimana dimaksudkan pada
ayat (4) dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah
dokumen perrmintaan pencairan”. Disini terjadi ketidaksesuaian
antara peraturan yang diterbitkan dengan apa yang dialami nasabah
KPR Subsidi.
Menurut Indah Rahmawati (Financing Service Officer PT
BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat) Pencairan dana subsidi tidak
bisa dipastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan, hal ini karena
proses pencairan dana subsidi yang harus melewati beberapa
tahapan yang dilakukan oleh kementerian keuangan dan kemenpera
dalam menyalurkan dana subsidinya serta mengecek kembali
kesesuaian dokumen pemohon yang mengajukan, sampai pada
akhirnya diberikan ke BTN pusat. Namun biasanya, proses
pencairan dana subsidi paling cepat 10 hari kerja setelah dokumen
pemohonan diberikan BTN kepada kemenpera. Kami pihak BTN
hanya sebagai pihak perantara antara nasabah yang mengajukan
KPR Subsidi dengan pemerintah. Dengan demikian, terkait waktu
pencairan dana subsidi pihak BTN tidak bisa memastikan waktu
karena BTN hanya menunggu konfirmasi dari kemenpera. Tanpa
instruksi dari kemenpera BTN tidak memiliki wewenang untuk
mencairkan dana kepada nasabah pemohon.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan tingkat
efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah pada PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat
dapat dinyatakan efektif. Adapun simpulan hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Prosedur dan Mekanisme penyaluran pembiayaan KPR Subsidi
pada PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat melalui beberapa
tahapan, yaitu: Mengisi formulir permohonan pembiayaan,
Melampirkan dokumen kelengkapan, Verivikasi BI checking,
Wawancara, Analisa kelayakan nasabah, Analisa harga pasar
dari agunan, Persetujuan pembiayaan, Akad pembiayaan, Serah
terima rumah, Memberikan surat pernyataan verfikasi dan yang
terakhir mengirim dokumen ke Kementerian Perumahan
Rakyat, dalam pelaksanaan mekanisme pemberian pembiayaan
KPR Subsidi telah sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.
2. Efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi terhadap
masyarakat berpenghasilan rendah. Dari hasil penelitian dengan
mengukur tingkat keefektivitasan penyaluran pembiayaan KPR
Subsidi pada PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat dengan
menggunakan pendekatan Artificial Neuron Network (ANN)
dapat disimpulkan sudah efektif dengan tingkat efektivitas
sebesar 0,9996 atau 99,96%. Ini menunjukan bahwa penyaluran
pembiayaan KPR Subsidi yang disalurkan oleh PT BTN
80
(Persero) Tbk, KCPS Ciputat kepada nasabah yang tergolong
dalam masyarakat berpenghasilan rendah sudah cukup efektif
sesuai dengan Standart Operasional Prosedur yang sudah
ditetapkan oleh Kementerian Perumahan Rakyat
(KEMENPERA).
B. Saran
1. Pemerintah harus lebih aktif dalam mendukung program
pembiayaan KPR Subsidi dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat berpenghasilan rendah dengan cara meningkatkan
koordinasi dengan bank penyalur pembiayaan KPR Subsidi
sebagai upaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
2. Bagi bank penyalur KPR Subsidi (BTN Syariah) diharapkan
kedepannya lebih mengoptimalkan peran bank sebagai bank
penyalur KPR Subsidi agar penyaluran pembiayaan KPR
Subsidi lebih efektif lagi, dan meningkatkan pelayanan, serta
meningkatkan sosialisasi produk-prosuk BTN Syariah
khususnya program KPR Subsidi ini kepada masyarakat baik
melalui media masa, elektronik maupun dilakukan secara
langsung, agar masyarakat berpenghasilan rendah dapat
memiliki rumah layak huni dengan bantuan subsidi dari
pemerintah.
3. Bagi peneliti selanjutkan yang ingin meneliti terkait KPR
Subsidi penulis merekomendasikan untuk mengevaluasi
peraturan kementerian perumahan rakyat No 48/PRT/M2015
Pasal 20 ayat 7 tentang pencairan dana subsidi
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Hadist
Al-arif M. Nur Rianto. 2011. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra Intermedia.
Amalia, Euis. Keadilan Distribusi dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran UKM dan LKM di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: PT.Rikena Cipta.
B. N, Marbun. 2005. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. cet-2.
Cambel, JP. 1998. Riset dalam Efektivitas Organisasi: terjemahan Salut Simamonar. Jakarta: Erlangga.
Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat. Bogor: Pustaka Lentera Antarnusa, 1996. . Spektrum Zakat, Dalam Membangun Ekonomi Rakyat, Jakarta : Zikrul Hakim, 2005, cet-1.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Handayaningrat, Soewarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung. cet-10.
Handoko, T.Hani. 1998. Manajemen.Yogyakrta: BPFE.
Hardjono. 2008. Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR. Jakarta: PT Pustaka Grahatama.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. jakarta: Ghalia Indonesia.
Hejazziey, Djawahir. 2014. Perbankan Syariah dalan Teori dan Praktik. Yogyakarta : Deepublish.
81
82
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. edisi-1.
Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajagrafindo Persada. Edisi-3.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Kusmana (editor). 2006. Bunga Rampai Islam & Kesejahteraan Sosial. Jakarta: IAIN Indonesian Social Equity Project.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta: ANDI.
Syafii Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Paktek. Jakarta: Gema Insani.
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muhammad. 2002. Lembaga Keuangan Umat kontemporer. Yogyakarta: UII Press.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Muhammad. 2008. Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif. Yogyakarta: Rajawalu Pers.
Noor, Juliansyah. 2012. Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. jakarta: Kencana Prenada Media Group.
peraturan Kementerian Perumahan Rakyat NOMOR 48/PRT/M/2015 pasal 7 Tentang Ketepatan Sasaran KPR Subsidi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat No. 42/PRT/M/2015 Tentang pembiayaan pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (PERMENPERA) No 3 dan 4 tahun 2014
Rosly, saiful Azhar. 2007. Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets. Kuala Lumpur: Dinamas Publishing.
Sarkaniputra, Murasa. 2009. Ruqyah Syar’iyyah: Teori dan Sistem Ekonomi. Jakarta: Al: Islah Press & STIE.
Siagian, Sondang P. 1995. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Prilaku Organisasi. Jakarta : PT Toko Gunung Agung. cet-5.
Sofren dan Yonathan Natanel. 2013. Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sugiono. 2008. Statistik Untuk Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta 2008), cet-13.
Umar, Husen. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tentang perbankan Syariah
Internet
BTN, “Profil BTN Syariah”. diakses pada tanggal 09 November 2018 dari http://www.btn.co.id/syariah/tentang-kami/profil-BTN-syariah.aspx
https://sejutarumah.id/99/yuk-pelajari-seluk-beluk-kpr-flpp-asal-muasalnya-sistem-kerjanya-dan-peruntukkannya, diakses pada tanggal 06 November 18, pukul 22:03 WIB.
Pembiayaan Bank Syariah. http://guntala.wordpress.com/kredit-perumahan-rakyat-di-bank diakses pada tanggal 10 November 2018.
Wawancara
Wawancara pribadi dengan Indah Rahmawati, Financing Service Officer BTN KCPS Ciputat pada tanggal 22 Januari 2019.
83
1
KUESIONER PENELITIAN
Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi
Terhadap Kesejahteaan Masyaakat Berpenghasilan Rendah
Pada PT Bank Tabungan Negara (Pesero) Tbk, Kantor
Cabang Pembantu Syariah Ciputat
1. Trimakasih sebelumnya atas kesediaan Saudara/i untuk
mengisi kuesioner ini.
2. Kuesioner ini sangat berguna bagi peneliti sebagai data
penelitian dalam penulisan skripsi yang merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Peneliti mengharapkan agar pengisian kuesioner ini benar-
benar sesuai dengan pendapat dan hati nurani anda.
Lingkarilah jawaban yang telah disediakan sesuai dengan
pilihan anda.
A. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin
a. Laki – laki
b. Perempuan
2. Usia
a. < 25 tahun
b. 26 - 35 tahun
c. 36 - 45 tahun
d. 46 - 55 tahun
e. > 55 tahun
3. Pendidikan Terakhir
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Perguran Tinggi
4. Pekerjaan
a. Pegawai Swasta
b. Guru
c. Ibu Rumah Tangga
d. Wirausaha
e. Lainnya, sebutkan:.................
5. Tingkat pendapatan rata-rata perbulan
a. < Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
d. Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000
e. > Rp. 4.000.000
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan yang diajukan.
2. Perhatikan petunjuk pengisian kuesioner yang berlaku.
1 = STS = Sangat Tidak Setuju
2 = TS = Tidak Setuju
3 = RR = Ragu-Ragu
4 = S = Setuju
5 = SS = Sangat Setuju
3. Berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang telah
disediakan sesuai dengan pilihan anda.
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB hanya
diperuntukkan bagi masyarakat
berpenghasilan tidak lebih dari
Rp. 4.000.000/bulan.
2 Biaya angsuran KPR BTN
Sejahtera iB tergolong ringan
dan tidak memberatkan nasabah.
3 Produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB membantu
masyarakat dalam memiliki
rumah yang layak.
4 Tujuan KPR BTN Sejahtera iB
yaitu untuk dihuni, tidak untuk
disewakan.
5 Produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB memenuhi
kebutuhan pokok nasabah.
6 Produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB hanya
diperuntukkan bagi masyarakat
yang belum pernah menerima
bantuan rumah dari pemerintah.
7 Produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB sudah berdasarkan
prinsip syariah.
8 Pencairan produk pembiayaan
KPR BTN Sejahtera iB pada PT
BTN (Persero) Tbk, KCPS
Ciputat tergolongan cepat.
9 Keterlambatan dalam membayar
cicilan pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB dikenakan denda.
10 Produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB membantu
masyarakat dalam mendapatkan
rumah dengan harga terjangkau.
11 Tahapan atau prosedur dalam
pengajuan produk pembiayaan
KPR BTN Sejahtera iB mudah
dan cepat
12 Nasabah produk pembiayaan
KPR BTN Sejahtera iB harus
tepat waktu dalam membayar
cicilan.
13 Program KPR BTN Sejahtera iB
sudah tepat sasaran.
14 Besarnya margin dalam produk
KPR BTN Sejahtera iB tidak
memberatkan nasabah.
15 Jangka waktu pembayaran
angsuran KPR BTN Sejahtera iB
tergolong lama.
16 Persyaratan dalam pengajuan
produk pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB harus lengkap.
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Narasumber : Indah Rahmawati
Jabatan : Financing Service
Tanggal : 22 Januari 2019
Tempat : PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat
1. Menurut anda apa yang dimaksud apa yang dimaksud dengan
KPR Syariah bersubsidi?
Jawaban:
KPR Syariah Subsidi adalah pembiayaan pemilikan rumah
berdasarkan prinsip syariah yang ditujukan kepada Masyarakat
Berpenghasilan Rendah dengan dukungan dana Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kemenpupera).
2. Disebut apa produk KPR Subsidi di BTN Syariah?
Jawaban:
Pelaksanaan akad KPR BTN Bersubsidi iB tahun 2019
menggunakan 2 (dua) skim, yaitu: KPR BTN Sejahtera iB dan KPR
BTN SSM. KPR BTN Sejahtera iB yaitu pembiayaan dengan
dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang
diterbitkan oleh Bank Pelaksana kepada MBR dalam rangka
pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari pelaku pembangunan
dan KPR Sejahtera dikelola oleh PPDPP Kementerian PUPR.
Sedangkan yang kedua yaitu KPR BTN SSM, yaitu pembiayaan
pemilikan rumah yang diterbitkan Bank pelaksana yang
mendapatkan pengurangan margin melalui Subsidi Selisih Margin,
dana subsidi selisih margin yang diterima Bank adalah selisih suku
bunga KPR BI rate atau instrumen moneter yang dikeluarkan Bank
Indonesia berjangka waktu 12 (dua belas) bulan ditambah 5% per
tahun dengan margin KPR yang dibayar nasabah.
3. Apa dasar hukum produk pembiayaan KPR Subsidi pada BTN
Syariah?
Jawaban:
KPR BTN Sejahtera iB memiliki dasar hukum sebagai pedoman
pelaksanaannya, yaitu:
a. Undang-Undang No. 01 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Pemukiman;
b. Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 20/PRT/M/2014 tanggal 10
Desember 2014;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 21/PRT/M/2014 tanggal 10
Desember 2014;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 32/PRT/M/2015 tanggal 24 Juni
2015.
4. Untuk golongan apa saja yang bisa mengajukan pembiayaan
KPR Syariah bersubsidi?
Jawaban:
KPR BTN Sejahtera iB ditujukan untuk golongan masyarakat yang
berpenghasilan tetap atau tidak tetap setiap bulan maksimal
Rp.4.000.000 (empat juta rupiah).
5. Sebutkan persyaratan nasabah untuk mengajukan pembiayaan
KPR Syariah bersubsidi?
Jawaban:
Persyaratan Umum:
a. Warga Negara Indonesia,
b. Menjadi Nasabah BTN Syariah,
c. Telah berusia minimal 21 tahun dan maksimal 70 tahun,
d. Pada saat pembiayaan lunas usia pemohon tidak melebihi 70
tahun atau usia pensiun,
e. Belum memiliki rumah,
f. Memiliki penghasilan yang cukup menurut perhitungan
Bank (Maksimal gaji pokok 4 juta rupiah berbulan),
g. Mempunyai pekerjaan/usaha dengan masa kerja minimal 1
(satu) tahun,
h. Tidak memiliki pembiayaan bermasalah, dan
i. Melampirkan SPT tahunan atau NPWP.
Kelengkapan Data Permohonan Pembiayaan:
a. Aplikasi permohonan,
b. Copy KPT, kartu keluarga, surat nikah/cerai. 2 lembat pas
fofo terbaru pemohon dan pasangan ukuran 3X4,
c. Copy slip gaji 3 bulan terakhir atau surat keterangan
penghasilan yang telah disahkan oleh pejabat berwenang
(Untuk pemohon berpenghasilan tetap/karyawan),
d. Surat keterangan penghasilan (Untuk pemohon
berpenghasilan tidak tetap/wiraswasta),
e. Surat keterangan bekerja dari perusahaan calon nasabah
bekerja/SK peengangkatan pegawai tetap (Untuk pemohon
berpenghasilan tidak tetap/wiraswasta),
f. Copy akta perusahaan, ijin usaha (SIUP/TDP), izin praktek,
dll (Untuk pemohon berpenghasilan tidak
tetap/wiraswasta),
g. Surat kuasa pemotongan gaji yang ditandatangani oleh
Pimpinan bagi angsuran kolektif (Untuk pemohon
berpenghasilan tidak tetap/wiraswasta),
h. Laporan keuangan perusahaan (Untuk pemohon
berpenghasilan tidak tetap/wiraswasta),
i. Copy rekening simpanan di Bank minimal 3 (tiga) bulan
terakhir, dan
j. Copy sertifikat, IMB dan PBB.
Biaya-Biaya
a. Administrasi,
b. Appraisal (bayar awal),
c. Biaya notaris untuk Akad dan Pengikat, dan
d. Blokir angsuran terakhir dan saldo minimum.
6. Bagaimana alur dan mekanisme lengkap pengajuan KPR
Syariah bersubsidi?
Jawaban;
Alur dan mekanismenya, yaitu:
a. Mengisi formulis permohonan pembiayaan dan disertai
dengan Surat Pemesanan Rumah (SPR) dari developer atau
pengembang,
b. Melampirkan dokumen kelengkapan KPR dan surat
pernyataan,
c. Verifikasi calon nasabah (BI Checking dan verivikasi via
telepon),
d. Wawancara calon nasabah,
e. Analisa kelayakan nasabah,
f. Appraisal (Analisa harga pasar dari agunan),
g. Persetujuan pembiayaan oleh Branch Manager,
h. Akad pembiayaan,
i. Serah terima rumah,
j. Surat pernyataan verifikasi (kelengkapan dokumen direkap
dan diregister), dan
k. Kirim dokumen ke Kementerian Perumahan Rakyat
(KEMENPERA).
7. Kendala apa saja yang dihadapi BTN KCPS Ciputat dalam
memasarkan produk KPR Syariah bersubsidi?
Jawaban:
Kendala-kendalanya antara lain:
a. Untuk wilayah Ciputat dan sekitarnya perumahan subsidi
masih jarang ditemui oleh Tim Marketing kami,
b. Lokasi perumahan subsidi yang dianggap sebagian orang
kurang strategis,
c. Sangat terbatasnya rumah subsidi untuk wilayah Jabodetabek
dari developer/pengembang,
d. Developer/pengembang kesulitan membangun perumahan
subsidi karena naiknya biaya produksi rumah (bahan
bangunan, upah buruh, dan harga tanah),dan
e. Tidak adanya controlling dari pemerintah untuk memantau
pergerakan harga property khususnya harga tanah yang terus
mengalami kenaikan dibatas kewajaran.
8. Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan KPR Syariah
bersubsidi pada Bank Tabungan Negara Syariah (BTN
Syariah)?
Jawaban:
Prosedur pengajuan antara lain:
a. BI checking,
b. Pemberkasan,
c. Wawancara dengan Financing Service,
d. Analisa menggunakan 5C,
e. Approval/SP3, dan
f. Persiapan akad KPR Subsidi.
9. Apakah pembiayaan KPR Syariah bersubsidi ini telah sesuai
dengan ketentuan syariah?
Jawaban:
Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi ini tentu saja sudah sesuai
dengan ketentuan syariah, karena apapun produk pembiayaan atau
pendanaan yang kami keluarkan atau kami pasarkan ke masyarakat
atau sebellumnya sudah mendapatkan persetujuan dari DPS (Dewan
Pengawas Syariah), tentu saja jika sudah mendapatkan opini dari
DPS maka sudah sesuai dengan prinsip syariah karena KPR Syariah
Bersubsidi itu sendiri menggunakan akad jual-beli yang berprinsip
syariah seperti murabahah, bahwa kami ingin membeli rumah yang
dibutuhkan nasabah dari pengembang kemudian Bank menjual
kembali kepada nasabah tersebut dengan harga jual, ditambah
dengan margin keuntungan, jadi sudah sesuai dengan perinsip
syariah.
Ciputat, 22 Januari 2019
PT BTN (Persero) Tbk, KCPS Ciputat
Indah rahmawati
Finance Service
Tabel 4.24 ANN Efektivitas penyaluran pembiayaan KPR
Subsidi BTN KCPS Ciputat bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah
NORES X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 4,33 4,66 5,00 4,66 4,50 4,33 2 4,00 5,00 4,50 4,33 4,50 4,33 3 5,00 5,00 4,50 4,33 4,50 4,33 4 4,66 4,66 4,50 4,33 4,50 4,66 5 4,66 4,66 4,50 4,66 4,50 4,66 6 4,66 5,00 4,50 4,33 4,50 4,66 7 5,00 5,00 4,50 4,33 4,50 5,00 8 4,33 4,33 4,00 4,66 4,50 4,00 9 5,00 4,66 4,50 4,66 4,50 4,66 10 4,33 4,66 4,50 5,00 4,00 4,66 11 4,33 4,00 4,50 4,66 4,50 4,00 12 4,33 4,33 4,50 4,66 4,00 4,33 13 4,66 4,33 4,50 4,33 5,00 4,33 14 4,33 4,33 4,00 4,66 4,50 4,33 15 4,33 4,33 4,50 4,66 4,50 4,33 16 4,00 4,33 4,50 4,33 4,50 4,33 17 4,33 4,66 4,50 4,33 4,50 4,33 18 4,33 4,00 4,50 4,33 4,50 5,00 19 4,66 4,00 4,50 4,33 5,00 4,33 20 4,66 4,00 4,50 4,66 4,50 4,00 21 4,33 4,00 4,50 4,66 4,00 4,66 22 5,00 4,33 4,50 4,66 4,50 4,00
23 5,00 4,00 4,50 5,00 4,00 4,66 24 4,00 4,66 4,50 4,33 4,00 4,66 25 4,66 4,00 5,00 4,66 4,00 4,33 26 5,00 4,33 5,00 5,00 4,50 4,66 27 4,33 4,33 4,50 4,66 4,50 4,66 28 4,33 4,66 4,50 4,33 5,00 4,33 29 4,33 4,33 4,50 4,66 4,50 4,33 30 4,00 4,00 5,00 4,66 4,50 5,00 31 4,00 4,33 4,50 5,00 4,00 4,33 32 5,00 4,33 5,00 4,66 4,00 4,33 33 4,66 4,33 4,50 5,00 4,50 4,00 34 4,66 4,33 4,50 4,33 4,50 4,66 35 5,00 4,00 4,50 4,66 4,50 4,33 36 4,33 5,00 4,50 4,66 4,00 4,66 37 4,33 4,66 4,50 4,33 4,50 4,00 38 4,66 4,66 5,00 4,66 4,00 5,00 39 4,66 4,66 5,00 4,66 4,50 4,66 40 4,33 4,33 4,00 4,33 5,00 5,00 41 4,66 4,00 4,50 4,66 4,00 4,33 42 5,00 5,00 5,00 5,00 4,50 5,00 43 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 44 5,00 5,00 4,50 4,66 4,50 4,66 45 5,00 5,00 5,00 5,00 4,50 5,00 46 5,00 4,66 5,00 4,66 5,00 5,00 47 4,66 4,66 4,50 5,00 5,00 4,66 48 4,33 4,66 5,00 4,33 5,00 4,66 49 4,66 4,66 5,00 5,00 4,50 4,66 50 4,66 5,00 5,00 4,66 5,00 4,66 51 5,00 5,00 5,00 4,66 5,00 5,00 52 4,33 4,66 4,50 4,66 5,00 4,66 53 4,66 5,00 4,50 4,33 5,00 5,00 54 4,33 4,33 4,50 5,00 4,00 4,66 55 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 56 4,66 5,00 4,50 4,66 5,00 4,66
57 5,00 5,00 4,50 5,00 5,00 4,66 58 5,00 5,00 4,50 5,00 5,00 4,66 59 5,00 4,66 4,50 5,00 4,50 4,66 60 4,66 5,00 4,50 4,33 5,00 4,66 61 5,00 5,00 5,00 4,66 4,50 5,00 62 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 63 5,00 5,00 4,50 5,00 5,00 4,66 64 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 65 5,00 5,00 5,00 4,66 5,00 5,00 66 4,66 4,33 4,50 4,66 4,50 4,00 67 5,00 5,00 4,50 5,00 5,00 5,00 68 5,00 4,33 4,00 4,33 5,00 4,33 69 4,66 5,00 4,50 4,33 4,50 4,66 70 4,66 4,66 4,50 4,66 5,00 4,66 71 5,00 5,00 4,50 5,00 4,50 4,66 72 5,00 5,00 5,00 5,00 4,50 5,00 73 4,33 4,66 4,50 5,00 5,00 4,66 74 4,66 4,66 4,50 4,00 4,50 4,33 75 5,00 4,00 4,50 4,00 4,50 4,33 76 4,33 4,33 4,50 4,00 4,50 4,00 77 4,33 4,66 4,50 4,33 5,00 4,66 78 4,66 4,00 4,00 4,66 4,00 4,00 79 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 80 4,33 4,00 4,00 4,66 4,00 4,00 81 5,00 4,66 4,00 4,33 4,50 4,33 82 4,33 4,33 4,50 4,33 4,00 4,00 83 5,00 4,00 5,00 4,66 5,00 5,00 84 5,00 4,33 4,00 4,33 4,50 4,00 85 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 86 4,33 4,00 4,00 4,33 4,00 4,00 87 4,66 4,00 4,50 4,33 4,00 4,00 88 4,33 4,33 4,00 4,00 4,00 4,00 89 4,66 4,00 4,00 4,00 4,50 4,00 90 4,33 4,33 4,50 4,33 4,00 4,00
91 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,66 92 4,66 4,66 4,50 5,00 5,00 4,66 93 4,33 4,00 4,50 4,00 4,00 4,00 94 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 95 4,66 4,66 4,00 5,00 4,50 5,00 96 5,00 4,66 5,00 5,00 5,00 5,00
Tabel 4.25 Transformasi ANN Efektivitas Penyaluran
Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi terhadap Masyarakat
Berpenghasilan Rendah pada PT BTN (Persero) Tbk, KCPS
Ciputat
Bobot Y Efektivitas
W No. X1.
W1
X2.
W2
X3.
W3
X4.
W4
X5.
W5
X6.
W6
(Xn.Wv) YT=[1/(1+e-Y)]
0,3 1 1,30 2,33 1,00 1,86 1,35 1,30 9,14 0,9999
0,5 2 1,20 2,50 0,90 1,73 1,35 1,30 8,98 0,9999
0,2 3 1,50 2,50 0,90 1,73 1,35 1,30 9,28 0,9999
0,4 4 1,40 2,33 0,90 1,73 1,35 1,40 9,11 0,9999
0,3 5 1,40 2,33 0,90 1,86 1,35 1,40 9,24 0,9999
0,3 6 1,40 2,50 0,90 1,73 1,35 1,30 9,18 0,9999
7 1,50 2,50 0,90 1,73 1,35 1,50 9,48 0,9999
8 1,30 2,16 0,80 1,86 1,35 1,20 8,67 0,9998
9 1,50 2,33 0,90 1,86 1,35 1,40 9,34 0,9999
10 1,30 2,33 0,90 2,00 1,20 1,40 9,13 0,9999
11 1,30 2,00 0,90 1,86 1,35 1,20 8,61 0,9998
12 1,30 2,16 0,90 1,86 1,20 1,30 8,72 0,9998
13 1,34 2,16 0,90 1,73 1,50 1,30 8,93 0,9999
14 1,30 2,16 0,80 1,86 1,35 1,30 8,77 0,9998
15 1,30 2,16 0,90 1,86 1,35 1,30 8,87 0,9999
16 1,20 2,16 0,90 1,73 1,35 1,30 8,64 0,9998
17 1,30 2,33 0,90 1,73 1,35 1,30 8,91 0,9999
18 1,30 2,00 0,90 1,73 1,35 1,50 8,78 0,9998
19 1,40 2,00 0,90 1,73 1,50 1,30 8,83 0,9998
20 1,40 2,00 0,90 1,86 1,35 1,20 8,71 0,9998
21 1,30 2,00 0,90 1,86 1,20 1,40 8,66 0,9998
22 1,50 2,16 0,90 1,86 1,35 1,20 8,97 0,9999
23 1,50 2,00 0,90 2,00 1,20 1,40 9,00 0,9999
24 1,20 2,33 0,90 1,73 1,20 1,40 8,76 0,9998
25 1,40 2,00 1,00 1,86 1,20 1,30 8,76 0,9998
26 1,50 2,16 1,00 2,00 1,35 1,40 9,41 0,9999
27 1,30 2,16 0,90 1,86 1,35 1,40 8,97 0,9999
28 1,30 2,33 0,90 1,73 1,50 1,30 9,06 0,9999
29 1,30 2,16 0,90 1,73 1,35 1,30 8,74 0,9998
30 1,20 2,00 1,00 1,86 1,35 1,50 8,91 0,9999
31 1,20 2,16 0,90 2,00 1,20 1,30 8,76 0,9998
32 1,50 2,16 1,00 1,86 1,20 1,30 9,02 0,9999
33 1,40 2,16 0,90 2,00 1,35 1,30 9,11 0,9999
34 1,40 2,16 0,90 1,73 1,35 1,40 8,94 0,9999
35 1,50 2,00 0,90 1,86 1,35 1,30 8,91 0,9999
36 1,30 2,50 0,90 1,86 1,20 1,40 9,16 0,9999
37 1,30 2,33 0,90 1,73 1,35 1,20 8,81 0,9998
38 1,40 2,33 1,00 1,86 1,20 1,50 9,29 0,9999
39 1,40 2,33 1,00 1,86 1,35 1,40 9,34 0,9999
40 1,30 2,16 0,80 1,73 1,50 1,50 8,99 0,9999
41 1,40 2,00 0,90 1,86 1,20 1,30 8,66 0,9998
42 1,50 2,50 1,00 2,00 1,35 1,50 9,85 0,9999
43 1,50 2,50 1,00 2,00 1,50 1,50 10,0 0,9999
44 1,50 2,50 0,90 1,86 1,35 1,40 9,51 0,9999
45 1,50 2,50 1,00 2,00 1,35 1,50 9,85 0,9999
46 1,50 2,33 1,00 1,86 1,50 1,50 9,69 0,9999
47 1,40 2,33 0,90 2,00 1,50 1,40 9,53 0,9999
48 1,30 2,33 1,00 1,73 1,50 1,40 9,26 0,9999
49 1,40 2,33 1,00 2,00 1,35 1,40 9,48 0,9999
50 1,40 2,50 1,00 1,86 1,50 1,40 9,66 0,9999
51 1,50 2,50 1,00 1,86 1,50 1,50 9,86 0,9999
52 1,30 2,33 0,90 1,86 1,50 1,40 9,29 0,9999
53 1,40 2,50 0,90 1,73 1,50 1,50 9,53 0,9999
54 1,30 2,16 0,90 2,00 1,20 1,40 8,96 0,9999
55 1,50 2,50 1,00 2,00 1,50 1,50 10,0 0,9999
56 1,40 2,50 0,90 1,86 1,50 1,40 9,56 0,9999
57 1,50 2,50 0,90 2,00 1,50 1,40 9,80 0,9999
58 1,50 2,50 0,90 2,00 1,50 1,40 9,80 0,9999
59 1,50 2,33 0,90 2,00 1,35 1,40 9,48 0,9999
60 1,40 2,50 0,90 1,73 1,50 1,40 9,43 0,9999
61 1,50 2,50 1,00 1,86 1,35 1,50 9,71 0,9999
62 1,50 2,50 1,00 2,00 1,50 1,50 10,0 0,9999
63 1,50 2,50 0,90 2,00 1,50 1,40 9,80 0,9999
64 1,50 2,50 1,00 2,00 1,50 1,50 10,0 0,9999
65 1,50 2,50 1,00 1,86 1,50 1,50 9,86 0,9999
66 1,40 2,16 0,90 1,86 1,35 1,20 8,87 0,9999
67 1,50 2,50 0,90 2,00 1,50 1,50 9,90 0,9999
68 1,50 2,16 0,80 1,73 1,50 1,30 8,99 0,9999
69 1,40 2,50 0,90 1,73 1,35 1,40 9,28 0,9999
70 1,40 2,33 0,90 1,86 1,50 1,40 9,39 0,9999
71 1,50 2,50 0,90 2,00 1,35 1,40 9,65 0,9999
72 1,50 2,50 1,00 2,00 1,35 1,50 9,85 0,9999
73 1,30 2,33 0,90 2,00 1,50 1,40 9,43 0,9999
74 1,40 2,33 0,90 1,60 1,35 1,30 8,88 0,9999
75 1,50 2,00 0,90 1,60 1,35 1,30 8,65 0,9998
76 1,30 2,16 0,90 1,60 1,35 1,20 8,51 0,9998
77 1,30 2,33 0,90 1,73 1,50 1,40 9,16 0,9999
78 1,40 2,00 0,80 1,86 1,20 1,20 8,46 0,9998
79 1,50 2,5 1,00 2,00 1,50 1,50 10,0 0,9999
80 1,30 2,00 0,80 1,86 1,20 1,20 8,36 0,9998
81 1,50 2,33 0,80 1,73 1,35 1,30 9,01 0,9999
82 1,30 2,16 0,90 1,73 1,20 1,20 8,49 0,9998
83 1,50 2,00 1,00 1,86 1,50 1,50 9,36 0,9999
84 1,50 2,16 0,80 1,73 1,35 1,20 8,74 0,9998
85 1,50 2,50 1,00 2,00 1,50 1,50 10,0 0,9999
86 1,30 2,00 0,80 1,73 1,20 1,20 8,23 0,9997
87 1,40 2,00 0,90 1,73 1,20 1,20 8,43 0,9998
88 1,30 2,16 0,80 1,60 1,20 1,20 8,26 0,9997
89 1,40 2,00 0,80 1,60 1,35 1,20 8,35 0,9998
90 1,30 2,16 0,90 1,73 1,20 1,20 8,49 0,9998
91 1,50 2,50 1,00 2,00 1,50 1,40 9,90 0,9999
92 1,40 2,33 0,90 2,00 1,50 1,40 9,53 0,9999
93 1,30 2,00 0,90 1,60 1,20 1,20 8,20 0,9997
94 1,50 2,50 1.00 2,00 1,50 1,50 9,00 0,9999
95 1,40 2,33 0,80 2,00 1,35 1,50 9,38 0,9999
96 1,50 2,33 1,00 2,00 1,50 1,50 9,83 0,9999
0,999869