Download - Ekstra & Intra.pdf
31
BAB III
KURIKULUM PENDIDIKAN DI PPTMI DARUL AMANAH DAN
KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA NGADIWARNO KEC. SUKOREJO
KAB. KENDAL
A. GAMBARAN UMUM PPTMI DARUL AMANAH
1. Letak Geografis
PPTMI Darul Amanah (PPTMI DA) berdiri tahun 1990 adalah
Fillial Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta dan satu-satunya pondok
pesantren alumni Gontor di Kabupaten Kendal.(14) Program pendidikan,
kurikulum aktifitas santri, disiplin dan tata tertibnya secara bertahap akan
disamakan dengan pondok pesantren Darunnajah Jakarta dan pondok
pesantren modern Gontor.(2) PPTMI DA terletak di atas tanah wakaf
seluas ± 5 Ha, yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Plantungan-
Sukorejo km 4. Kabunan, Ngadiwarno, Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah.
Letak semacam ini sangatlah strategis, karena terletak di tepi jalan raya
(jalur bebas) Magelang-Pekalongan via Sukorejo.(3)
Secara geografis letak PPTMI DA di atas ketinggian 1500 m dari
permukaan air laut. Suhu udara berkisar 15 s/d 28 0 C. di sebelah timur
PPTMI DA adalah perkampungan Kabunan Desa Ngadiwarno, sedangkan
sekelilingnya adalah perkebunan, sawah dan hutan pinus.
Batas wilayah Desa Ngadiwarno yaitu : sebelah timur berbatasan
dengan Desa Selokaton, sebelah barat berbatasan dengan Desa Jurang
Agung Kec. Plantungan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Peron,
sebelah utara berbatasan dengan Desa Gondoharum Kec. Pageruyung.(4)
14 Wawancara dengan KH. Mas’ud Abdul Qodir, Pengasuh PPTMI DA dan Kepala MA DA
pada tanggal 17 Juni 2004 2 Studi Dokumentasi, KH. Mas’ud Abdul Qodir, Khutabul Arsy, pekan perkenalan di
PPTMI DA, (Kendal : PPTMI DA, 2001/2003), hlm. 7 3 Studi Observasi pada tanggal 17 Juni 2004 4 Ibid
32
2. Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan dan pengelolaan santri yang mukim 24 jam
dilaksanakan oleh assatid (para guru) yang mukim. Untuk pelajaran dan
pendidikan formal(5) diselenggarakan pada siang hari mulai dari jam 07.00
s/d 13.00 WIB adalah pelajaran TMI yaitu perpaduan kurikulum Depag,
Kulliyyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) Gontor dan pondok
pesantren Salaf. Pendidikan formal siang hari mengikuti Ujian Negara
MTs dan MA keduanya bersatus diakui. Sementara sore harinya para
santri mengikuti kegiatan ekstra,(6) seperti kursus Bahasa Arab, Bahasa
Inggris, pramuka, bela diri, menjahit, seni baca Al-Qur’an, sablon,
Marching Band, Tahfidul Qur’an dan sebagainya.
Guna menunjang keberhasilan pendidikan di PPTMI DA,
pesantren merekrut tenaga pengajar dari berbagai disiplin ilmu, baik yang
berbasis Pesantren Salaf, Pesantren Modern, Perguruan Tinggi Islam
maupun Perguruan Tinggi Umum.
Bahasa yang digunakan di PPTMI DA adalah Bahasa Indonesia,
Arab dan Bahasa Inggris. Nama Darul Amanah ini didasarkan pada
kronologi berdirinya PPTMI DA, yaitu pada tahun 1990 tiga orang alumni
Pondok Modern Gontor, yaitu KH. Jamhari Abdul Jalal, S. Pd. i,(7) serta
KH. Mas’ud Abdul Qodir, dan ustad Junaidi Abdul Jalal, S. Pd. i,(8) serta
tokoh masyarakat yaitu Slamet Prawiro, mereka sepakat untuk mendirikan
sebuah pondok pesantren di atas tanah wakaf dan amanat dari Hj. Aminah
dan suaminya H. Sulaiman, maka pondok tersebut dinamakan “Darul
Amanah”.(9)
5 Di ikuti oleh semua santri yang mukim maupun yang pulang pergi (laju) 6 Kegiatan ekstra ini ada yang diharuskan untuk diikuti oleh semua santri dan ada yang
merupakan pilihan mereka sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 7 Adalah Ketua Yayasan PPTMI DA dan Pengurus Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta 8 Yang pertama adalah Pengasuh dan Kepala Madrasah Aliyah PPTMI DA, sedangkan
yang kedua adalah Wakil Pengasuh, Kepala Madrasah Tsanawiyah PPTMI DA dan Ketua Pusat Informasi PPTMI DA.
9 Wawancara dengan KH. Junaedi Abdul Jalal, , S. Pd. i, pada tanggal 18 Juni 2004
33
Adapun visi, misi dan tujuan PPTMI adalah sebagai berikut :
1. Visi : terbentuknya lembaga pendidikan agama yang Islami dan
bermutu yang mampu melahirkan generasi yang menguasai ilmu-ilmu
agama dan menguasai IPTEK dan kebebasan berfikir, mandiri,
berakhlak mulia dan kerangka karangan konstruktif dan inovatif.
2. Misi
a. Melaksanakan pendidikan dan Proses Belajar Mengajar (PBM)
yang mengarah pada pendidikan yang Islami.
b. Melaksanakan pendidikan dan PBM yang menyeimbangkan
pengajaran ilmu agama dan ilmu umum dan teknologi.
c. Menyelenggarakan pendidikan keterampilan yang tepat guna
santri.
d. Menyelenggarakan pendidikan yang memberi ruang bagi
santri/siswa untuk berfikir bebas, berinovasi dan berkreasi.
3. Tujuan
Ikut serta (berpartisipasi aktif) dalam pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya, khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan,
sosial untuk mewujudkan manusia Indonesia yang sehat, sejahtera,
berpandangan luas, berakhlak luhur, beramal ikhlas, cinta kepada nusa
dan bangsa serta bertakwa kepada Allah SWT dan mampu
mengamalkan ajarannya.(10)
Menurut Junaedi Abdul Jalal,(11) secara umum kurikulumnya
menitik beratkan pada kemampuan berbahasa Arab secara aktif
maupun pasip (Maharotul Kalam, Khitabah, Qiro’ah dan Istima’)
begitu pula dengan Bahasa Inggris untuk menguasai ketrampilan
speaking, reading, listening, dan writing.
Sejak tahun ajaran 1999/2000 telah dibuka Perguruan Tinggi
Agam Islam Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI, Sekolah Tinggi Agama
Islam Wali Sembilan (SETIA WAS) Program SI dan PGSD program
10 Studi Dokumentasi, Drs. Isnanto, Compani Profile PPTMI DA, (Kendal PPTMI DA, 2004), hlm 2-3
11 Wawancara dengan KH. Junaedi Abdul Jalal, , S. Pd. i, pada tanggal 18 Juni 2004
34
D2 dengan Sertifikasi Diknas, dan di tahun ke-14 ini dibuka SMKN I
Kendal di PPTMI DA dengan spesialisasi Tata Busana.(12)
B. KURIKULUM PENDIDIKAN DI PPTMI DARUL AMANAH
1. Materi pendidikan di PPTMI Darul Amanah
Materi pendidikan yang diajarkan di PPTMI Darul Amanah
merupakan perpaduan materi Depag, KMI Gontor dan pondok serta
pesantren Salaf.
a. Materi Depag meliputi :
1) Pengetahuan Agama Islam
- Al-Qur’an Hadist,
- Aqidah Akhlaq,
- Fiqih,
- Bahasa Arab /Ta’limullugah,
- Sejarah Kebudayaan Islam.
2). Pengetahuan umum sosial dan eksak
- Bahasa Inggris - Ekonomi /Akuntansi
- Sejarah Nasional Umum - Geografi
- Bahasa Indonesia - Sosiologi
- PPKN - Antropologi
- Matematika - Tata Negara
- Fisika - Penjaskes
- Biologi - Kertangkes (menjahit,
- Kimia elektronik dan komputer)
b. Materi KMI Gontor (Muatan Lokal), meliputi :
- Mahfudat - Tamrinat
- Tajwid - Nahwu
- Al-Hadis - Shorof
12 Wawancara dengan Ustadz Damami, adalah mahasiswa semester VI SETIA WS, pada
tanggal 18 Juni 2004
35
- Usul Al-Fiqh - Khot (Kaligrafi)
- Ibadah Amaliyah - Grammar
- Durrussullugah - Didaktif Metodik
- Mutala’ah - Qiro’aturrasyidah
- Insya’ - Komputer(13)
c. Materi Pesantren Salaf, meliputi :
- Al-Qur’an + Hidayah Al-Sibyan - Al-Fiyah
- Safinah Al-Najah `` - Nasaihul Ibad
- Riyadul Badi’ah - Fathul Mu’in
- Ta’lim Muta’alim - Majalisus Saniyyah
- Jurumiyyah - Tafsir Jalalain
- Amriti - Tafsir Yasin.(14)
2. Proses Belajar Mengajar di PPTMI Darul Amanah
Proses belajar mengajar di PPTMI berlangsung selama 24 jam,
yaitu pola pembelajaran tuntas (mastery learning) didasarkan pada
panca jiwa dan panca bina pesantren,(15) Adapun perinciannya adalah
sebagai berikut :
a. Panca jiwa pondok pesantren
1).Jiwa Keikhlasan
Semua aktivitas, jasa maupun karya harus didasarkan
pada jiwa keikhlasan, jiwa ini meliputi segenap suasana dalam
proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dimana Kyai dan para
ustad ikhlas dalam mendidik dan mengajar, para santri ikhlas
dalam belajar, pengurus ikhlas mengurus organisasinya tanpa
ada imbalan materiil dan ikhlas menerima perbaikan (kritik)
dari bawahannya, begitu juga anggota ikhlas menjalankan
peraturan yang berlaku.
13 Studi Dokumentasi, Drs. Isnanto, OP.Cit, hlm. 10 14 Ibid, hlm. 2 15 Dokumentasi dan wawancara dengan ustadz Junaedi Abdul Jalal, S. Pd. i, pada tanggal
18 Juni 2004
36
Menurut ustad Junaedi jiwa keikhlasan ini jangan hanya
diartikan sebagai sesutau “barang mati” tanpa ada kreatifitas.
Seharusnya keikhlasan harus dipahami sebagai kerelaan dan
tanggug jawab yang harus dijunjung tinggi, sehingga akan
tercipta suasana yang kondusif dalam PBM, suasana yang
harmonis antar kyai, guru dan santri, dan hal ini akan
meminimalisir ambisi dan sentimen pribadi. Dari rutinitas
yang didasari jiwa keikhlasan yang mendalam diharapkan agar
setiap santri mampu mengimplementasikannya pada
kehidupan masa mendatang.
2).Jiwa Kesederhanaan
Jiwa kesederhanaan adalah jiwa yang mendorong
seseorang untuk hidup bersama tanpa kemewahan.
Menurutnya dibalik kesederhanaan itu tersimpan kekuatan dan
ketabahan hati serta penguasaan diri dalam menghadapi
perjuangan hidup dengan segala kesulitannya. Dengan jiwa
kesederhanan antara yang kaya secara materiil dengan yang
kurang mampu secara materiil akan terjadi hubungan yang
harmonis antar sesamanya. Dengan demikian suasana PBM
berlangsung secara elegan dalam mencapai tujuan.
3).Jiwa Berdikari
Kehidupan santri di pondok pesantren tentulah sangat
jauh dari orang tua dan keluarga, hal ini akan menumbuhkan
pada diri setiap santri untuk hidup tidak menggantungkan
kepada orang lain. Mereka mengerti dan memahami tugas dan
tanggungjawabnya masing-masing.(16) Kondisi seperti inilah
yang akan membangkitkan suasana PBM yang kompetitif,
16 Hal ini bukan berarti bahwa harus bersifat dan bersikap kaku sehingga tidak mau
menerima bantuan orang lain, bahkan tetap diterima dengan tangan terbuka sepanjang hal itu tidak mengikat.
37
sportif antara sesama santri untuk berkreasi berinovasi dan
berprestasi.
4).Jiwa Ukhuwah Islamiyah
Keberadaan para santri dalam suatu komunitas yang
sama di pondok pesantren dijalin oleh ikatan persahabatan
yang akrab dan harmonis sehingga kesulitan nasib dan
masalah-masalah kehidupan sehari-sehari dalam pondok
pesantren dirasakan bersama. Menurut ustadz Junaedi konsep
hidup secara kekeluargaan ini merupakan impelementasi nyata
sari ayat-ayat Allah dalam kehidupan sehari-hari dalam
pondok pesantren. Diantara ayat-ayat tersebut adalah surat Al-
Hujurat ayat 10
����� ������� ������ ��� ������ ���� �������� ����
������ “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”(17)
Ayat di atas memberikan pengertian bahwa orang Islam
yang satu adalah saudara orang Islam yang lainnya (satu
iman), maka diantara mereka tidak diperbolehkan saling
menghina, mengejek, maupun mengainiaya justru sebaliknya
saling membantu dan saling menasehati sehingga dengan
demikian akan mendapatkan rahmat Allah sehingga.(18)
Sehingga dengan demikian bentuk fanatisme (golongan,
kesukuan dan lain-lain) akan terkikis oleh jiwa ukhuwah
17 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op. Cit, hlm. 412 18 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, tafsir Al-Maraghi, terj Bahrun Abu Bakar, et. al., (semarang
: CV Toha Putra 1993), hlm. 218-219
38
islamiyah yang mampu menembus setiap “pojok-pojok”
kehidupan sehari-hari di pondok pesantren, maka PBM-nya
berlangsung tanpa adanya diskriminasi antara sesama santri
bahkan sebaliknya penuh rasa cinta kasih.
5).Jiwa Kebebasan
Jiwa ini dapat dikatakan merupakan suatu “barang
langka” dalam PBM dan semua aktivitas kehidupan sehari-
hari, PPTMI DA dengan motto “berdiri di atas dan untuk
semua golongan”, maka kebebasan ini bukan diartikan secara
negatif, yaitu apabila kebebasan tersebut disalah gunakan,
maka akan kehilangan prinsip serta arah dan tujuan, jiwa
kebebasan diajarkan kepada para santri dalam dua hal, yaitu
bermu’amalah (kehidupan dalam suatu komunitas) dan
bermadhab, dalam mu’amalah para santri didik untuk bebas
berfikir, berbuat, berkreasi dalam menentukan masa depannya,
dan dalam memilih jalan hidup di masyarakat dengan penuh
tanggungjawab, sedangkan dalam bermadhab tidak hanya
mengikuti pada salah satu madhab saja, akan tetapi santri
diberi keleluasaan dalam memilih, menentukan dan bahkan
menjalankan ajaran-ajaran madhabnya. Di akui oleh ustad
Junaedi walaupun aktivitas keagamaannya didominasi oleh
madhab Syafi’iyah,(19) tetapi bukan berarti serta merta
mengikuti madhab tersebut, karena para santri tidak pernah
diajarkan produk-produk ajaran suatu golongan (madhab,
ormas, orsospol, dan lain-lain).
Menurut ustad Sahrul Azis,(20) kelima pokok ajaran
tersebut juga sebagai bakal santri dalam menghadapi
kehidupan di masyarakat. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa
19 Sholat subuh dengan Qunut, tarawih 20 rakaat dengan 3 rakaat witir tahlilan, maulud
barzanji, kitab-kitab yang diajarkan versi Madhab Syafi’i dan lain-lain. 20 Wawancara dengan ustad Sahrul Azis, staf pengajar kitab kuning, dan mahasiswa
semester VII Setia WS, pada tanggal 19 Juni 2004
39
PBM-nya, selain didasarkan pada panca jiwa pondok
pesantren juga modelling (uswatun hasanah), diharapkan para
ustad tidak hanya membina dan mengajar para santri hanya
sebatas pada transfer of knowledge (transmisi ilmu
pengetahuan) tetapi juga sampai pada tranfer of vileuw
(transmisi nilai) dan transfer of civilization (transmisi
peradaban). Dengan demikian para ustad tidak hanya mampu
memberi contoh akan tetapi harus berusaha sungguh-sungguh
agar mampu menjadi contoh (uswatun hasanah/modelling)
bagi santri dan lingkungannya.
b. Panca Bina Pesantren
1).Pembinaan Taqwa kepada Allah SWT
Ketaqwaan merupakan sesuatu yang mendasar oleh
karenanya PPTMI Darul Amanah selalu berusaha
meningkatkan dan menanamkan keimanan dan ketakwaan para
santrinya yang tercermin pada aktifitas para santri yang tekun
beribadah dengan kesadaran dirinya bukan karena para guru
atau bagian keamanan tetapi karena akidah yang kokoh. Setiap
sholat fardu, para santri mengikuti sholat dengan berjamaah
dan para santri tulus ikhlas membantu pesantren baik secara
moril maupun materiil.
2).Pembinaan Akhlak Mulia
PPTMI DA memandang akhlak dan kehidupan yang
bersahaja amat perlu bahkan merupakan implementasi dan
manifestasi dari kualitas keimanan seseorang. Di PPTMI DA
pendidikan akhlak sangat intensif hal ini dapat dilihat dari
materi yang diajarkan secara hidden atau tersembunyi yang
dijumpai hampir seluruh mata pelajaran, materi yang diajarkan
secara khusus melalui kitab-kitab dan materi tersebut
diaplikasikan dalam kehidupan nyata di pesantren, hal tersebut
tercermin pada penampilan para santri yang sopan dan taat
40
melakukan disiplin pesantren, terhadap gurunya dan sesama
teman.
3).Pembinaan Kesehatan Fisik
Di PPTMI DA tidak hanya pendidikan rohani saja yang
dikembangkan akan tetapi pendidikan fisik pula, dimana para
santri dalam aktifitas sehari-hari tetap menjaga badannya
dengan berolahraga dan kegiatan lainnya. Kegiatan olahraga
tersebut antara lain : bola voli, sepak bola, badminton, seni
bela diri, senam kesegaran jasmani, sepak takraw dan lain-lain.
4).Pembinaan Wawasan Ilmu yang Luas
PPTMI DA sebagai lembaga pendidikan Islam dengan
kurikulum yang terpadu sehingga tidak hanya mengajarkan
ilmu-ilmu agama saja namun sekaligus ilmu-ilmu umum
sehingga akan memberikan pemahaman yang integral tentang
hakikat ilmu kepada para santrinya serta memaksimalkan dan
memahami penggunaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
5).Pembinaan Kreatifitas dan Ketrampilan
Sejak pertama para santri tinggal di PPTMI DA, sejak itu
pula para santri diberi kesempatan untuk mengembangkan
kreatifitas dan ketrampilannya. Para santri diberi kesempatan
untuk melatih diri sebagai pemimpin organisasi di kamar dan
di kelasnya. Dengan kegiatan-kegiatan dalam keorganisasian,
baik organisasi pelajar darul amanah (OPDA) maupun
organisasi siswa intra sekolah (OSIS), dengan demikian
diharapkan para santri menjadi seorang pemimpin yang dapat
memimpin umat bangsa dan agama.
Kedua panca tersebut (jiwa dan bina pondok pesantren)
merupakan kesatuan yang integral dan sekaligus merupakan cerminan
dari manifestasi panca darma pesantren (peningkatan kualitas
41
beribadah, kemasyarakatan, kader umat, dakwah islamiyah dan cinta
tanah air).
3. Metode Pendidikan di PPTMI Darul Amanah
Metode merupakan salah satu komponen dalam proses belajar
mengajar (PBM).(21) Agar suatu PBM berlangsung secara efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan, maka seorang pengajar harus mengerti
dan mampu menggunakannya sesuai dengan materi yang diajarkan,(22)
dan tidak menutup kemungkinan seorang pengajar untuk
menggunakan lebih dari satu metode dalam suatu proses belajar
mengajar.
Adapun metode pengajaran yang terdapat di PPTMI DA pun
cukup beragam sesuai dengan materi yang diajarkan, metode-metode
tersebut antara lain sebagai berikut :
a) Materi pada Kurikulum Depag
Pada materi ini digunakan beberapa mtode pengajaran antara lain,
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, hafalan,
eksperimen, dan resitasi (individu dan kelompok).(23)
b) Materi pada Kurikulum KMI Gontor (Muatan Lokal)
Pada materi ini digunakan metode pengajaran, antara lain metode
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, eksperimen, resitasi (individu
dan kelompok) diskusi, dan hafalan.(24)
c) Materi pada kurikulum pesantren salaf
Pada materi ini digunakan beberapa metode pengajaran, antara lain
metode sorogan, bandungan, musyawarah/bahsul masa’il, hafalan,
lalaran dan metode demonstrasi.(25)
21 Ibrahim Nasir, Mukadimah Fi Al-Tarbiyyah, (Fakultas Tarbiyah Universitas Ardaniyah,
1983), hlm. 191 22 Ibid 23 Wawancara dengan ustad Drs. Istanto, Op.Cit. 24 Menurut ustad Istanto pada materi pada kurikulum muatan lokal lebih ditekankan pada
metode demonstrasi, hafalan dan resitasi, sedangkan metode lainnya tidak begitu mendominasi bahkan metode diskusi jarang digunakan.
42
Sedangkan untuk pengembangan bahasa sehari-hari (Bahasa
Indonesia,(26) Bahasa Arab dan Bahasa Inggris) digunakan metode
muhadatsah dan resistasi (individu maupun kelompok) yang
biasanya dibentuk club bahasa yang terdiri dari 4 santri.
4. Evaluasi Pendidikan Di PPTMI Darul Amanah
Semua aktifitas termasuk pendidikan agar dapat diketahui
berhasil, sesuai, maupun keefektifan suatu proses belajar mengajar
dengan tujuan yang akan dicapai,(27) maka evaluasi adalah suatu
keharusan.
Di PPTMI Darul Amanah proses belajar mengajar
berlangsung selama 24 jam. Maka evaluasinya dilakukan secara
komprehensif terhadap 3 aspek (kognitif, afektif dan psikomotorik).
Mekanisme evaluasi-evaluasi secara lesan dan tertulis, adapun
deskripsi evaluasinya adalah sebagai berikut :
a). Tes Diagnostik(28)
Tes ini digunakan untuk membandingkan aktifitas sehari-
hari para santri terhadap loyalitas pada peraturan-peraturan
maupun problem-problem yang dihadapi para santri dalam
memecahkan permasalahnya (problem solving), serta potensi yang
dimiliki para santri lebih lanjut menurut ustad Herlan, maka
pendekatannya adalah preventif,(29) preservatif(30) dan korektif, (31)
25 Wawancara dengan ustad Sahrul Azis, pada tanggal 19 Juni 2004 26 Bagi santri baru selama 1 bulan s/d 3 bulan 27 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :
Remaja Karya, 1986), cet I, hlm. 3 28 Tes diagnostik adalah tes digunakan untuk mengetahui tiga aspek (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) secara komprehensif serta faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti fisik, psikologi, dan lingkungan, lihat Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999) cet I, hlm. 45
29 Preventif adalah mencegah/menghindari dari kemungkinan timbulnya permasalahan di kemudian hari, lihat Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta, Rineka Cipta, 2000), hlm. 26
30 Preservatif adalah mendampingi para santri, baik ketika tidak ada masalah, lebih-lebih ketika menghadapi masalah, ibid hlm 24
31 Korektif adalah memperbaiki manakala ada perkembangan pada para santri yang salah, ibid
43
berupa teguran, mendatangkan orang tua bahkan sampai pada
dikeluarkannya santri dari almamaternya, semuanya sesuai dengan
kriteria pelanggaran/penyimpangan yang dilakukannya. Tes ini
tidak dideskripsikan dalam suatu raport (penilaian secara
tertulis).(32)
b). Tes Formatif(33)
Tes ini merupakan umpan balik bagi siswa, guru maupun
program, guna mengetahui prestasi siswa yang dapat
dideskripsikan pada suatu laporan (raport) berhasil maupun gagal
dalam penguasaan terhadap materi. Tes ini dibuat oleh departemen
yang mempunyai kewenangan akan hal tersebut (Depag, Diknas
dan lain-lalin), di PPTMI Darul Amanah untuk muatan lokal setia
pengajar (ustad) berhak untuk mengadakan evaluasi (membuat
soal, menentukan gagal maupun berhasil dalam penguasaan
materi).(34) PPTMI Darul Amanah dalam hal ini membuat laporan
hasil belajar (raport) menjadi 3 (tiga), kurikulum Depag dan
Diknas yaitu kurikulum madrasah, Kurikulum Depag, Diknas, dan
muatan lokal, dan kurikulum Pesantren Salaf (pengajian Al-
Qur’an dan kitab kuning), yang ke tiga khusus untuk santri yang
mukim.
c). Tes Sumatif(35)
Tes ini tidak hanya sekedar untuk mengetahui tingkat
hafalan atau hafalan saja tetapi keseluruhan materi yang telah
dipelajari (tujuan instruksional umum), dilaksanakan pada ujian
akhir oleh negara melalui departemen yang mempunyai
kewenangan akan hal tersebut, sedangkan untuk muatan lokal dan
32 Wawancara dengan ustad Herlan Sumadi, Waka BP pada tanggal 22 Juni 2004 33 Tes ini lebih menekankan pada aspek kognitif, lihat Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 45 34 Wawancara dengan ustad Drs. Istanto, pada tanggal 22 Juni 2004 35 Tes ini pada umumnya menekankan pada aspek kognitif, tetapi tidak menutup
kemungkinan meliputi aspek yang lain, lihat, Suharsimi Arikunto, Loc. Cit, hlm 45
44
materi pada kurikulum pesantren salaf merupakan hak masing-
masing pengajar.(36)
5. Kegiatan Intra Kurikuler di PPTMI Darul Amanah
Kegiatan intra kurikuler ini dikuti oleh semua santri (mukim
dan laju). Program TMI lama belajar 6 tahun, 3 tahun mengikuti ujian
MTs dan mereka tidak keluar dan selesai di Darul Amanah, tetapi
masih melanjutkan/naik kelas IV (I MA). Dengan demikian program
TMI ini menonjolkan pesantrennya bukan MTs atau MA-nya,
sehingga istilah yang dipakai kelas I sampai VI. Raport dan STTB
santrinya ada 2 macam yaitu negeri (kurikulum Depag) dan kurikulum
Gontor,(37) semuanya berlangsung dari pukul 07.00–14.00 WIB
dengan menggunakan bahasa resmi Pondok Pesantren.(38)
Agar semua aktivitas berjalan secara sitematis dan efektif
dibentuklah Organisasi Siswa Sekolah Intra Sekolah (OSIS), sebagai
latihan kepemimpinan serta partisipasi santri dalam melaksanakan
program (kurikulum pendidikan).
6. Kegiatan Ekstra Kurikuler Di PPTMI Darul Amanah
Kegiatan ekstra kurikuler ini diikuti oleh semua yang
mukim(39) dibawah bimbingan kyai, dewan asatid dan Organisasi
Pelajar Darul Amanah (OPDA) yang berlangsung selama 24 jam.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut dapat peneliti deskripsikan dalam
sebuah tabel sebagai berikut :
36 Wawancara dengan ustad Drs. Istanto, Op. Cit 37 Ibid 38 Bahasa Indonesia, Arab dan Inggris 39 Kecuali pramuka diikuti yang mukim dan yang laju dan keterampilan-keterampilan lain
yang sesuai dengan bakat dan minatnya yang sifatnya pilihan, wawancara dengan ustad. Sobirin, S. Ip, staff pengajar Kitab Kuning dan KABAG Tu, pada tanggal 22 Juni 2004
45
a) Jadwal Kegiatan Harian:(40)
No Jam Aktifitas Harian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
04.00
06.00
07.00 – 14.00
12.00
14.00 – 15.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30
20.30
22.00
Bangun pagi, jama’ah shalat Subuh,
mufradat (kosa kata Arab dan Inggris)
selama 30 menit.
Mengulang pelajaran pagi, mandi, dan
makan pagi
Belajar di kelas
Jama’ah Dhuhur
Makan siang dilanjutkan istirahat
Jama’ah Ashar
Aktifitas luar sekolah
Mandi sore
Jama’ah Maghrib, tadarrus Al-Qur’an
diteruskan pengajian kitab kuning, mengajar
Al-Qur’an bagi pengurus (OPDA) di
masyarakat sekitar PPTMI Darul Amanah.
Jama’ah Isya’ kultum dari pengurus
(OPDA), evaluasi (pemanggilan pada para
pelangar peraturan) dan makan malam.
Mengulang pelajaran pagi
Tidur/istirahat.
b) Jadwal Kegiatan Mingguan
40 Studi dokumentasi
46
Aktifitas mingguan ini terbagi menjadi dua, (1) aktifitas luar
sekolah yang dimulai pukul 15.30 (setelah jama’ah Ashar) dan
(2) Pengajian mingguan. Semuanya dapat peneliti deskripsikan
dalam tabel dibawah ini :
* Aktifitas Luar Sekolah.(41)
No Hari Aktifitas Mingguan Sifat Kegiatan
1. Sabtu 1. a. Seni bela diri (persida)
bagi putra
b. Kurus bahasa arab dan
bahasa inggris bagi
putri.
1. a. Wajib bagi semua
santri
b. Wajib bagi semua
santri.
2. Ahad 2. a. Hafalan Al-Qur’an bagi
putra
b. Seni baca Al-Qur’an
bagi putri
2. a. Pilihan (berdasarkan
seleksi)
b. Wajib bagi seluruh
santri
3. Senin 3. a. Seni bela diri bagi
putra
b. Hafalan Al-Qur’an
bagi putri
3. a. Pilihan.
b. Pilihan berdasarkan
seleksi.
4. Selasa 7. a. Seni baca Al-Qur’an
bagi putra
b. Kursus Bahasa arab
dan bahasa inggris
bagi putri
4. a. Wajib bagi seluruh
santri.
b. Wajib bagi semua
santri.
5. Rabu 5. Pramuka bagi putra dan
putri
8. Wajib bagi semua
santri (dilaksanakan
secara terpisah).
41 ibid
47
6. Kamis 9. a. Olah raga bagi putra
dan putri
b. Menjahit bagi putri
c. Kaligrafi bagi putra
dan putri.
d. Sablon bagi putra
e. Marching band bagi
putra dan putri
6. a. Pilihan (dilaksanakan
secara terpisah)
b. Pilihan
c. Pilihan (dilaksanakan
secara terpisah)
d. Pilihan
e. Pilihan (dilaksanakan
secara terpisah)
7. Jum’at Libur Libur
Jadwal Pengajian Mingguan Pesantren Darul Amanah (42)
Kegiatan No Hari
Di kampung Di pesantren
1. Senin Libur Muhadlorah/Latihan
Pidato
(diikuti seluruh santri
dengan jadwal ditentukan)
2. Selasa Libur Istighosah Bersama (43)
(diikuti seluruh santri dan
ustadz)
3. Rabu Pengajian :
(diisi oleh ustadz dengan
jadwal ditentukan)
Mengaji Al-Qur’an dan
Kitab Kuning :
(diikuti seluruh santri
dengan jadwal ditentukan)
4. Kamis Membaca Tahlil
(diikuti seluruh santri putra
dan ustadz dengan jadwal
ditentukan)
Mengaji Al-Qur’an
(diikuti seluruh santri putri
dengan jadwal ditentukan)
5. Jum’at Pengajian Membaca Maulid Barzanji
42 Ibid 43 Khusus kelas III dan IV dua kali dalam satu minggu
48
(diisi oleh pengurus dengan
jadwal ditentukan)
(diikuti seluruh santri
dengan jadwal ditentukan)
6. Sabtu Pengajian
(diisi oleh pengurus dengan
jadwal ditentukan)
Mengaji Al-Qur’an dan
Kitab Kuning :
(diikuti seluruh santri
dengan jadwal ditentukan)
7. Ahad Pengajian
(diisi oleh pengurus dengan
jadwal ditentukan)
Mengaji Al-Qur’an dan
Kitab Kuning :
(diikuti seluruh santri
dengan jadwal ditentukan)
Selain kegiatan-kegiatan tersebut juga ada Kuliah Subuh dari
pengasuh dan ustadz pada hari selasa, lari pagi hari minggu dan
puasa senin kamis bagi putri (dianjurkan).(44)
c) Jadwal Kegiatan Bulanan
Kegiatan ini tidak diikuti oleh semua santri, tetapi hanya
kepada mereka yang berkepentingan dan berkonsentrasi pada
kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut adalah aneka lomba yang
dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren dan di luar
lingkungan pondok pesantren, seperti turnamen olah raga (sepak
bola, bola voli, MTQ, kaligrafi dan lain-lain) antar sekolah
sekecamatan Sukorejo dan sekitarnya. Selain aneka lomba juga
muasyawarah organisasi pelajar (OPDA, OSISI, Pramuka, Bela
Diri (Persida) dan lain-lain).
d) Jadwal Kegiatan Tahunan
Kegiatan ini diselenggarakan kadang kala diawal tahun,
pertengahan maupun akhir tahun, kegiatan tersebut dapat peneliti
deskripsikan sebagai berikut :
44 Wawancara dengan ustadzah Fikriyah, Mahasiswa Semester VIII SETIA WS, pada
tanggal 23 Juni 2004
49
No Aktifitas Tahunan Waktu Tujuan
1. a. Khutbatul–Arsy (masa
orientasi santri)
b. Porseka (Pekan Olah
Raga Seni dan Pramuka)
a. Awal
tahun
b. Awal
tahun
a. Memperkenalkan
pesantren pada para
santri
b. Menggali potensi
santri baru
2. a. Pergantian
pengurus
organisasi pelajar
b. Training
(pembekalan) kelas
VI
a. Akhir
tahun
b. Akhir
tahun
a. Latihan
bertanggung
jawab loyalitas
dan
profesionalisme
b. Penyiapan kader
(output) yang
inovatif
berbudaya dan
kompetitif
3. Memperingati hari besar
Islam dan nasional
- Sesuai dengan
waktunya
- Mengambil hikmah
pada peristiwa masa lalu
pada peringatan tersebut.
4. Pengajian umum dalam
rangka perpisahan
(khataman siswa kelas VI)
dan akhirussanah
- Akhir tahun - Sebagai perpisahan dan
pelepasan serta evaluasi
pondok pesantren.
5. Pengajian pasaran Bulan Ramadhan Pengajaran-pengajaran
kitab-kitab tertentu di
PPTMI
50
C. KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA NGADIWARNO KEC.
SUKOREJO45
1. Kebutuhan Nilai/ Norma
Era globalisasi yang mengagung-agungkan kebebasan dalam
segala bidang dan mendewa-dewakan rasionalitas telah meracuni mental
dan moral masyarakat, termasuk masyarakat desa Ngadiwarno terutama
generasi mudanya, sehingga dengan mudah terjerumus kejurang
kemungkaran dan kemaksiatan, hal tersebut merupakan cerminan
lunturnya nilai / norma kemasyarakatan lebih-lebih norma agama, yang
pada umumnya dialami oleh masyarakat modern, kecuali bagi orang-
orang yang terpelajar yang tingkat kecerdasan dan kadar keimananya
cukup tinggi yaitu mereka yang tergolong orang-orang yang saleh, yang
selalu mengabdi kepada Allah dan selalu berusaha membersihkan
dirinya dari perilaku dan akhak yang tercela.
2. Ilmu Pengetahuan Dan Tekniologi
Salah satu ciri masyarakat ialah perubahanya yang cepat akibat
perkembangan ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dalam teknologi,
yang sering tidak dapat diprediksi akibatnya. Produksi mobil yang
jutaan jumlahnya mengakibatkan masalah jalan raya, keamanan,
kecelakaan, dan sebagainya. Perubahan-perubahan yang berlangsung
secara cepat berakibat pada perubahan struktur sosial dalam masyarakat,
termasuk masyarakat desa Ngadiwarno. Pada sektor ekonomi bergeser
dari sektor pertanian ke sektor lainya, lahan pertanian semakin
menyempit, sedangkan disisi lain yaitu sektor industri, jasa,
pertambangan dan lain sebagainya mulai bermunculan, maka sudah
45 Wawancara pada 30 responden, terdiri dari 10 alumni, 5 tokoh masyarakat, dan 15
warga setempat, pada tanggal 25 Juni-2juli 2004
51
seharusnya taraf pendidikan perlu ditingkatkan, baik pendidikan umum
maupuan pendidikan agama serta penguasaan teknologi.
3. Ketrampilan (Skill)
Dalam era globalisasi yang menuntut pola tatanan kehidupan
individual yang kompetitif dan menyempitnya lapangan pekerjaan dan
kemampuan pemerintah dalam hal ini masih sangat minim, maka
ketrampilan tertentu sangat di butuhkan masyarakat desa Ngadiwarno,
diantaranya: industri dan kerajinan rumah tangga, kesenian,
kewirausahaan yang merupakan keahlian dasar yang akan
menumbuhkan jiwa kemandirian guna memenuhi kebutuhan hidup yang
terus berubah setiap saat.