BAB II
PEMBAHASAN
Epidemiologi dan deskripsi yang terkait sasaran KIA
1. Definisi
Epidemiologi deskriptif adalah epidemiologi yang memberi gambaran
mengenai suatu keadaan atau suatu penyakit yang terjadu atau terdapat
dalam masyarakat.
Dalam Epidemiologi deskriptif dilajari bagaimana frekuensi penyakit berubah
menurut perubahan variabel-variabel yang berasaldari subjek orang
(person),tempat (place),dan waktu (time).
Orang (person)
Dari subjek orang dibicarakan peranan variabel-variabel umur, jenis kelamin,
kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnyan
keluarga, struktur keluarga, dan paritas.
a. Umur
Variabel umur selalu diperhatikan di dalam penelitian-penelitian
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian dalam hampir
semua keadaan menunjukan hubungannya dengan umur. Hal ini
digunakan juga untuk melihat pola kesakitan atau kematian menurut
golongan umur. Peneliti epidemiologi harus berhati-hati menerima
informasi dari masyarakat pedesaan yang kebanyakan masih
berpendidikan rendah bahkan buta huruf karena informasinya sangat
mungkin tidak adekuat. Karena itulah perlu memanfaatkan sumber data
sekunder, misalkan catatan petugas agama, catatan guru, lurah, dan
sebagainya atau sumber-sumber informasi lainnya.
WHO atau World Healt Organization menganjurkan pembagian-
pembagian umur sebagai berikut :
1) Menurt tingkat kedewasaan, yaitu :
0-14 tahun : bayi dan anak-anak
15-49 tahun : orang muda dan dewasa
50 tahun ke atas : orang tua
2) Interval 5 tahun :
Kurang dari 1 tahun,
1-4
5-9
10-14, dan sebagainya
3) Untuk mempelajari penyakit anak :
0-4 bulan
5-10 bulan
11-23 bulan
2-4 tahun
5-9 tahun
9-14 tahun
b. Jenis kelamin
Data dari beberapa negara menunjukan bahwa angka kesakitan lebih
tinggi di kalangan wanita, sedangakan angaka kematian lebih tinggi di
kalangan pria pada semua golongan umur. Di indonesia hingga kini
belum dapat di peroleh data yang adekuat, karena belom efektifnya
pelaporan dan pencatatan.
Mengenai masalah kematian diantaranya telah dapat diduga.
Pertama, adanya faktor intrinsik. Misalnya faktor keturunan yang berkaitan
dengan jenis kelamin, atau perbedaan hormonal.
Kedua, diduga pengaruh variabel lingkungan, misalnya pria penghisap
rokok lebih banyak di banding wanita, pria lebih banyak menggunakan
minuman keras, narkoba. Pria lebih banyak bekerja keras, melakukan
pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan lain-lain.
Angaka kematian yang lebih rendah dikalangan wanita, di amerika serikat
di hubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk
mencari perawatan di banding pria.
c. Tingkat sosial
Variabel tingkat sosial sering kali ada hubungannya dengan angka
kesakitan atau kematian. Variabel ini melukiskan tingkat kehidupan
seseorang. Tingkat sosial ini ditentukan oleh hal-hal seperti tingkat dan
jenis pendidikan, pekerjaan, dan juga termasuk tempat tinggal. Variabel-
variebel tersebut berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan,
misalnya mengenai pemeliharaan kesehatan dalam pengadaan obat-
obatan di rumah bagi keluarganya, memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, polindes, pustu, penimbangan balita,
kelompok pengembangan gizi,dan sebagainya.
d. Jenis pekerjaan
1. Variabel yang berkaitan dengan lingkungan kesehatan tempat kerja seperti
bahan-bahan kimia,gas beracun,radiasi,dan segala macam yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan atau penyakit. Lebih-lebih bagi ibu
mengandung penyakit tidak saja di derita ibu, tetapi juga mengenai anak
dalam kandungan.
2. Kondisi manajemen organisasi kerja yang tidak kondusif akan menyebabkan
para pegawai mengalami stres juga sangat berperan dalam evaluasi
epideomologi. Hal ini tidak lain karena stres berpengaruh pada terjadinya
keluhan-keluhan psikosomatis. Ibu mengandung dan menyusui yang dalam
kondisi stres akan sangat berpengaruh pada kesehatan fisiknya, dan dengan
demikian juga akan memepengaruhi asupan ASI yang kurang sehat kepada
anaknya. Mekanisme stres yang dimulai oleh kekacauan aliran sistem
hormonal mulai dari kelenjar pituitari, kelenjar adrenal, akan berakibat
terjadinya kekacauan otot lambung dan usus, ini adalah awal munculnya
keluhan psikomatis yaitu terjadinya kelebihan HCL dalam lambung yang
menyebabakan terjadinya ulkus pentrikuli. Stres yang berkepanjangan
berakibat zat-zat kekebalan tubuh produksinya rendah sekali sehingga orang
mudah terinfeksi penyakit. Kekebalan yang rendah yang diderita ibu hamil
dan yang menyusui tentulah akan berakibat pada bayi yang dikandungnya
yakni kekebalan dari ibu yang di turunkan juga rendah. Demikian juga para
ibu yang menyusui ASI namun kekurangan zat kekebalan sehingga asupan
ASI yang diberikan mejadi kurang sehat.
3. Tempat kerja yang terlalu sempit dengan sejumlah pekerja yang banyak
memudahkan terjangkitnya penyakit. Untuk kaum ibu, apalagi ibu yang
sedang mengandung dan menyusui, harus hati-hati dengan kondisi tempat
kerja yang seperti itu.
e. Penghasilan
Tingkat sosial ekonomi dari hasil pekerjaan atau upah sudah banyak
ditelititi ada kaitan erat dengan kesehatan, karena adanya
ketidakmampuan menjaga kesehatan yang berkaitan dengan pengeluaran
dana, sepertimembeli obat, ongkos perjalanan ke pelayanan kesehatan
misalnya puskesmas, poindes, rumah sakit, dokter, dokter gigi, perawat
maupun bidan.
f. Golongan etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan,
susunan genetika, gaya hidup, dan sebagainya yang hal ini dapat
mengakibatkan adanya perbedaan angaka kesakitan atau kematian bagi
ibu dan bayi serta balita.
Tentu saja di dalam meneliti angka kesakitan ibu dan anak-anak atau
angka kematian ibu dan anak-anak, kaitannya dengan etnik ini harus juga
di standarisasikelompok umurnya, jenis kelamin anak,dan fakto-faktor lain
yang berpengaruh dalam meneliti hubungan-hubungan tersebut.
g. Status perkawinan
Status perkawinan yang di maksud adalah apakah sudah kawin atau
belum, janda atau duda, semuanya itu berguna dalam oenelitian-penelitian
epidemiologi, misalnya dari hasil penelitian diperoleh hipotesis bahwa
sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak menikah
dibandingkan yang menikah, karena adanya kecendrungan bahwa orang-
orang yang tidak menikah kurang sehat karena tidak ada yang mengurus
kebutuhan hidupnya. Barangkali terkait pernikahan itu juga karena adanya
perbedaan gaya hidup, yang berhubungan dengan penyebab kematian.
h. Struktur keluarga atau besarnya keluarga
Struktur keluarga yang di maksud ialah apakah keluarga tersebut keluarga
kecil atau keluarga besar. Keluarga tinggal di rumah kecil, akan
memudahkan terjadinya penyebaran bibit penyakit. Di samping itu kondisi
hidupsehri-hari kurang nyaman dan mudah menyebabkan stres. Dan
seterusnya akan tamoak sekali dengan penyebab timbullnya penyakit.
Bukan saja, keluarga miskin, pada keluarga besar yang kaya sekali pun,
akan tampak bahwa dalam manajemen rumah tangga akan lebih sulit
untuk mengurus kondisi sehat fisik dan psikologis di banding pada
keluarga yang kecil jumlahnya.
i. Paritas
Tingkat paritas rendah berarti memiliki kejarangan yang tinggi untuk
melahirkan anak, sehingga jumlah anak terbatas. Keseringannya melahirkan
anak atau berparitas tinggi, akan menjadi menyeba langsung terhadap
kesehatan. Dikatakan umpamanya terdapat kecenderungan ibu yang
berparietas rendah lebih baik dan berparietas tinggi, terdapat asosiasi antara
tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu, seperti asama bronchiale, ulkus
peptikum, pilorik, stenosis, dan seterusnya.
j. Tempat
Geografis erat sekali hubungannya dengan timbulnya penyakit dan jenis
penyakit. Pola penyakit sering kali dibandingkan dengan sifat-sifat tempat
geografis sebagai berikut :
a. Batas daerah pemerintahan.
b. Kota dan pedesaan
c. Daerah atau tempat berdasarkan batas alam ( pegunungan, sungai, laut,
daerah kering, padang rumput dan lain )
d. Negara.
e. Regional.
Dalam membandingkan angka kesakitan atau kematian antar daerah atau
tempat perlu kiranya diperhatika terlebih dahulu untuk tiap-tiap daerah yaitu
hal-hal sebagai berikut.
1. Susunan umum
2. Susunan kelamin
3. Kualitas data
4. Derajat refrensentatif atau keterwakilan data terhadap seluruh penduduk
Seterusnya dalam hal ini Notto Admodjo (2007) menjelaskan, bahwa pariasi
geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mungkin
berhubungan dengan satu atau lebih dan beberapa faktor yaitu :
1. Lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda antara
sesuatu tempat dibanding tempat lainnya.
2. Konstitusi genetis dan eknis antar penduduk yang berbeda serta bervariasi
seperti karakteristik demografis, yaitu dalam hal kelahiran, kematian,
kesakitan dan migrasi
3. Variasi administratif termasuk faktor-faktor tersedianya dan efesiensi
pelayanan medis, program hygiene, imunisasi, sanitas lingkungan,
penyuluhan kesehatan dan lain-lainnya.
Waktu (time)
Berdasarkan pada panjangnya waktu terjadinya perubahan angka
kesakitan maka di bedakan menjadi :
a. Fluktuasi jangka pendek
Fluktuasi jangka pendek ialah perubahan angka kesakitan yang
berlangsung beberapa jam, hari, minggu, dan bulan. Contohnya
epidemi keracunan makanan adalah jangka pendek. Epidemi influenza
berlangsung beberapa minggu. Cacar beberapa bulan. Epidemi jangka
pendek memberi petunjuk bahwa penderita terserang penyakit jenis
yang sama dalam waktu bersamaan atauhampir bersamaan. Di
samping itu, waktu inkubasi juga pendek.
b. Perubahan-perubahan secara siklik (berulang-ulang)
disini, perubahan-perubahan angka kesakitan yang terjadi secara
berulang-ulang yakni terjadinya beberapa hari, bulan (musiman),
tahunan atau beberaap tahun. Hal ini di maksudkan timbulnya dan
memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian yang terjadinya
berulang ulang tiap berapa bulan, tiap tahun, atau tiap beberapa tahun.
c. Perubahan dalam waktu panjang
Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam
periode waktu panjang, yakni beberapa tahun bahkan puluhan tahun, yang
dikenal dengan istilah cekular trends.
Ruang lingkup
a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah
penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan
yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah
keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan
tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya.
Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan
masalah kesehatan secara keseluruhan.
b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan,
akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap
sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,
keluarga berencana atau kesehatan lingkungan.
Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-
upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
a. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah
kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang
masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara
menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat.
Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji
statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah
kesehatan.