Transcript
Page 1: Etika profesi ( kel )

PRESENTATION

Manusia & Alam Semesta

Disusun Oleh

Garnet Filemon Waluyo 1050200007 Haris Septyanto 1050200008 Terry Setyawan 1050200006

Page 2: Etika profesi ( kel )

HAKIKAT KEBENARAN

Untuk memahami mengapa berbagai disiplin ilmu dan teknologi tidak sepenuhnya mampu memahami misteri keberadaan alam semeta dan tidak lagi sepenuhnya dapat menjelaskan dan memecahkan berbagai permasalahan dunia saat ini, maka perlu kita renungkan apa yang dinyatakan oleh E.F Schumecher ( dalam Eko Wijayanto dkk, 2002 ) sebagai empat kebenaran yaitu,

1. Kebenaran ( hakikat ) tentang eksistensi ( dunia/alam semesta)

2. Kebenaran tentang alat ( tools ) yang dipakai untuk memahami dunia

3. Kebenaran cara belajar tentang dunia4. Yang dimaksud dengan hidup di dunia

Page 3: Etika profesi ( kel )

HAKIKAT EKSISTENSI ( DUNIA/ALAM SEMESTA )

Ada kecenderungan yang disosdorkan oleh saintisme modern, yaitu suatu paham yang sering disebut matrealistik, mekanistik, dan deterministic yang memandang dunia fisik/dunia materi sebagai satu-satunya keberadaan yang di akui oleh ilmu pengetahuan.

Namun Schumecher telah mengingatkan para ilmuan tentang adanya tingkatan-tingkatan eksistensi alam semesta, sebagai berikut,

1. Benda dapat dituliskan ( Subtansi materi ) P2. Tumbuhan ( Kehidupan ) P+X3. Hewan ( Kesadaran ) P+X+Y4. Manusia (Kesadaran transcendental/spiritual ) P+X+Y+Z

Page 4: Etika profesi ( kel )

HAKIKAT MANUSIA

Stevenson dan haberman ( 2001 ) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak hal yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat begitu banyak ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat manusia.

Misalnya, Karl Marx ( dalam Stevenson dan haberman, 2001 ) adalah keseluruhan hubungan social dengan monolak adanya Tuhan dan menganggap tiap pribadi adalah produk dari tahapan ekonomis tertentu dari masyarakat menusia temapat manusia itu hidup.

Page 5: Etika profesi ( kel )

McDavid dan Harari ( dalam Jalaluddin Rakhmat,2001 ) mengelompokkan empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia, sebagai berikut,

1. Psikoanalistis, melukiskan menusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan- keinginan terpendam ( homo

volensi ).2. Behaviorisme, menganggap manusia sebagai makhluk yang

digerakkan semaunya oleh lingkungan ( homo mechanicus ).3. kognitif, menganggap manusia sebagai makhluk befikir yang

aktif mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya ( homo sapiens ).4. Humanisme, melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam

merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya ( homo ludens ).

Page 6: Etika profesi ( kel )

Skema Hubungan Lapisan-lapisan Manusia

Steiner Hawley Schumecher Agustian dan Kustara

FisikTubuh ( body )

PFisik

Eterik X

AstralHati ( Heart )

Y Jiwa ( mind, psikis, mental

Ego

ManasKepala ( head )

Buddhi

Atma Semangat ( spirit ) Z Roh ( soul, spirit )

Page 7: Etika profesi ( kel )

HAKIKAT OTAK ( BRAIN ) DAN KECERDASAN( INTELLIGENCE )

Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan sangat luar biasa.

Menurut Agus Ngermanto ( 2001 ), paling tidak ada 9 subkomponen di dalam otak manusia,

1. Neocortex 4. Otak Reptile 7. Pituitary Gland2. Corpus Callasum 5. Hippocampus 8. Hypothalamus3. Cerebellum 6. Amigdala 9. Thalamus

Page 8: Etika profesi ( kel )

Sebagaimana dikatakan oleh A.M. Rukky Santoso ( 2001 ), pada otak terdapat tiga puluh miliar sel, dan membentuk kerjasama yang rumit melalui bagian-bagian kecil lainnya yang disebut neuron.

Ilmuwan yang pertama kali meneliti tentang otak kiri ( left hemisphere ) dan belahan otak kanan ( right hemisphere ) adalah Roger Wolkott Sperry ( dalam Taugada, 2003 ).

Humphery ( 2000 ) mmbedakan kerja otak berdasarkan gelombang elektro, yaitu gelombang alpha, beta, delta, dan theta.

Page 9: Etika profesi ( kel )

Bila dikaitkan dengan kecerdasan, berkat otaknya manusia mempunyai banyak kecerdasan ( multiple intelligent ).

Gardner ( 1999 ) mendefinisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologis untuk memproses informasi yang dapat diaktifkan dalam suatu latar ( setting ) kebudayaan. Walaupun masig ragu.

Gardner pada awalnya mengidentifikasi ke tujuh kecerdasan manusia, yaitu linguistic logical-mathematical, musicial, bodily-kinesthetical, spatial, interpersonal, dan interpersonal intelligence, dan walau masih ragu Gardner menambahkan kemungkinan tiga potensi kecerdesan, yaitu naturalist, spiritual, dan existencial intelligence.

Page 10: Etika profesi ( kel )

Zohar dan marshal ( 2002 ) melihat fungsi otak dari tiga cara berfikir atau tiga ragam kecerdasan yaitu :

1. Proses berfikir seri ( Intellectual Quotient – IQ )2. Berfikir Asosiatif ( Emotional Quotient - EQ )3. Befikir Menyatukan ( Spiritual Quotient – SQ )

Zohar dan Marshall mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual ( IQ ) merupakan alat yang efektif untuk mengeksplorasi dunia materi serta mengumpulkan modal materiil ( uang dan segala sesuatu yang dapat dibeli dengan uang )

Page 11: Etika profesi ( kel )

Kecerdasan Emosional ( EQ ) pertama kali dicetuskan oleh Peter Salovey, psikolog dari Harvad University dan John mayer dari Unoversity of New Hampshire pada Tahun 1990 ( dalam Shapiro, 2001 )

Istilah kecerdasan Spiritual ( SQ ) pertama kali diperkenalkan oleh Danar Zohar dan Ian Marshall pada Tahun 200 dalam bukunya yang berjudul SQ Spiritual Intellegence – The Unlimited Intellegence. Akan tetapi tidak mudah mendefinisikan tentang SQ.

Page 12: Etika profesi ( kel )

HAKIKAT PIKIRAN ( MIND ) DAN KESADARAN ( CONSCIONUSNESS )

Pikiran memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga Blaise Pascal ( dalam Hart, 1997 ) sampai mengatakan

“Manusia jelas sekali dibuat untuk berfikir. Di dalamnya terletak semua martabat dan kebajikannya dan seluruh kewajibannya adalah berfikir sebagaimana seharusnya”

Drever ( dalam Sudibyo, 2001 ) memberikan batasan mengenai pikiran atau mental sebagai keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan ( baik yang disadari maupun tidak )

Page 13: Etika profesi ( kel )

Jalaluddin Rakhmat ( 2001 ) melihat proses berfikir sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi : sensasi, persepsi, memori, dan berfikir.

Hal ini juga secara jelas disebutkan dalam buku Bhagawad Gita, sloka 6.5 yang terjemahannya sebagai berikut :

“Seseorang harus menyelamatkan diri dengan bantuan pikirannya, dan tidak menyebabkan dirinya merosot. Pikiran adalah kawan bagi roh yang terikat, dan pikiran juga musuhnya. Sifat pikiran adalah liar, tidak ubahnya seperti kuda liar, atau kera, namun manusia juga mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pikiran agar menjadi jinak, tenang. Hanya melalui ketenangan pikiran manusia baru dapat menembus kesadaran yang lebih tinggi.

Page 14: Etika profesi ( kel )

Erbe Sentanu ( 2007 ) mengatakan bahwa pikiran rasional bukanlah kemampuan tertinggi yang dimiliki umat manusia. Di atas pikiran rasional masih ada kesadaran murni ( sering juga disebut kesadaran transcendental, kesadaran tak terbatas, atau kesadaran roh/atma)

Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensai dan berbagai pengalaman yang disadari setiap saat.

Krishna ( 1999 ) membagi kesadaran manusia ke dalam lima tingkat kesadaran/lapisan utama, sebagai berikut :

1. Lapisan kesadaran fisik2. Lapisan kesadaran psikis3. Lapisan kesadaran pikiran4. Lapisan intelegensia5. Lapisan kesadaran murni

Page 15: Etika profesi ( kel )

TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN

Siapapun pasti sependapat dan tidak ada yang membantah bahwa tujuan umat manusia adalah memperoleh kebahagiaan.

Namun dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam era dewasa ini yang dipenuhi oleh filsafat matrealisme, semakin banyak orang yang tidak merasa bahagia. Kebahagiaan seolah-olah menjadi langka.

Page 16: Etika profesi ( kel )

ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM

Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan sistem.

Jogiyanto ( 1988 ), menyebutkan bahwa setiap sistem mempunyai karakteristik/cirri-ciri sebagai berikut,

1. Mempunyai komponen-komponen2. Ada batas suatu sistem ( boundaries )3. Ada lingkungan luar sistem ( environment )4. Ada penghubung ( interface )5. Ada masukan ( inpun ), proses ( process ), dan keluaran (

output )6. Ada sasaran ( objective ) atau tujuan ( goal )

Page 17: Etika profesi ( kel )

SPIRITUALITAS DAN ETIKA

Banyak pakar etika yang masih membedakan antara etika dengan spiritualitas, padahal keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipilah-pilah.

Pemahaman tentang etika yang terpisah dari spiritualitas ini sangat keliru. Dengan pemisahan pemahaman seperti ini, bisa saja seseorang yang telah mempelajari teori-teori etika dan telah berkali-kali mengikuti kode etik, tetapi belum menjamin bahwa perilakunya bersifat etis selama kecerdasan spiritual ( SQ )-nya masih rendah. Sebaliknya orang yang mempunyai SQ tinggi sudah pasti mempunyai perilaku etis yang tinggi pula.

Page 18: Etika profesi ( kel )

Sejatinya, setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup didunia ini hendaknua dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan ( kesadaran transedental/kesadaran spiritual). Bila kesadaran spiritual telah tercapai, maka kesadarn etis pun akan tercapai.

Page 19: Etika profesi ( kel )

Top Related