i
EVALUASI KINERJA PUSKESMAS
TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG I
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2019
Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen
Diajukan Oleh:
EMBRIYOWATI CATIYAS NIM: 172903832
Kepada MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2019
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ii
EVALUASI KINERJA PUSKESMAS
TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG I
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2019
Oleh:
EMBRIYOWATI CATIYAS NIM: 172903832
Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada tanggal:
Dosen Penguji,
Dr. Syeh Asseri, SE, MM.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Wahyu Purwanto, MSIE Drs. Achmad Tjahjono, MM.Akt
Dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Magister
Yogyakarta,
Mengetahui, PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA, DIREKTUR
Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Kebumen,..........................................
EMBRIYOWATI CATIYAS NIM: 172903832
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iv
Motto
Hidup sekali harus bermanfaat
P ersembahan:
Teruntuk suami mas Mugi, Ghozi dan Ahnaf, Bapak dan Alm. Ibu
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha
Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Tesis sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen dengan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini dapat terselesaikan dengan bimbingan,
pengarahan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Terimakasih yang tidak
terhingga, penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D, selaku Direktur Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
2. Dr. Wahyu Purwanto, MSIE, selaku Pembimbing I yang telah membantu dan
membimbing dalam penyusunan Tesis ini.
3. Drs. Achmad Tjahjono, MM, Akt, selaku Pembimbing II yang telah
membantu dan membimbing dalam penyusunan Tesis ini.
4. Kepala UPTD Puskesmas Gombong I beserta staf, yang telah banyak
memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.
5. Suamiku Mas Mugi, anak-anakku Ghozi, Ahnaf, serta Bapak Bohid tercinta
atas pengorbanan dan kasih sayang serta doanya yang selalu ada bersama
penulis.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan
memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan kritik membangun
akan penulis terima demi perbaikan kesempurnaan tesis ini.
Akhir kata penulis hanya dapat kembali mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah ikut serta
membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. Semoga Alloh memberikan
balasan yang terbaik untuk semua. Aamiin.
Kebumen, September 2019
Penulis,
EMBRIYOWATI CATIYAS
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. ii
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………. v
DAFTAR ISI…………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xii
INTISARI……………………………………………………………….. xiii
ABSTRACT…………………………………………………………….. xiv
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………….. 1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………….. 7
C. PERTANYAAN PENELITIAN………………………………… 7
D. TUJUAN PENELITIAN………………………………………... 8
E. MANFAAT PENELITIAN……………………………………... 8
BAB II. LANDASAN TEORI………………………………………….. 9
A. KINERJA…………………….…………………………………. 9
B. POSYANDU LANSIA………………………………………….. 16
C. LANSIA…………………………………………………………. 19
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
viii
D. PENELITIAN TERDAHULU………………………………….. 21
E. KERANGKA PIKIR PENELITIAN…………………………… 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 24
A. DESAIN PENELITIAN………………………………………… 24
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIA………………………… 24
C. INFORMAN PENELITIAN…………………………………..... 24
D. METODE PENGUMPULAN DATA…………………………… 25
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA……………………………. 25
F. TEKNIK ANALISIS DATA……………………………………. 26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 27
A. HASIL PENELITIAN…………………………………………… 27
1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN………………………. 27
A) GEOGRAFI……………………………….. …………….. 27
B) DEMOGRAFI…………………………………………… 28
C) VISI DAN MISI…………………………….................... 31
D) SARANA DAN PRASARANA………………………... 32
E) TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS……………… 33
2. KARAKTERISTIK INFORMAN………………………….. 34
3. PELAKSANAAN FGD…………………………………….. 34
4. SOLUSI DARI PERMASALAHAN………………….……. 45
B. PEMBAHASAN………………………………………………... 50
BAB V. PENUTUP…………………………………………………….. 57
A. SIMPULAN……………………………………………………… 57
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ix
B. SARAN………………………………………………………….. 59
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 61
LAMPIRAN……………………………………………………………… 64
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Gambaran Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan
Puskesmas Gombong I Tahun 2018……………………….. 32
Tabel 4.2. Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Gombong I
Tahun 2018………………………………………………… 33
Tabel 4.3. Data Informan Penelitian……………………………………….. 34
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian………………………………… 23
Gambar 4.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Gombong I……………… 28
Gambar 4.2. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Desa Wilayah Kerja
Puskesmas Gombong I Tahun 2018……………………….. 28
Gambar 4.3. Grafik Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2018………………………………………………… 29
Gambar 4.4. Grafik Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Wilayah Kerja Puskesmas
Gombong I Tahun 2018…………………………………… 30
Gambar 4.5. Grafik Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
Puskesmas Gombong I Tahun 2018………………………. 31
Gambar 4.6. Hasil Pelaksanaan FGD……………………………………… 54
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman dan Pertanyaan FGD………………………… 58
Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan dalam FGD………………………….. 61
Lampiran 3. Foto-Foto Kegiatan…………………………………….. 67
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
xiii
INTISARI
EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG I
KABUPATEN KEBUMEN
Oleh: EMBRIYOWATI CATIYAS
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Puskesmas tentang pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia, untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi latar belakang, menunjang, dan menghambat kinerja puskesmas dalam pemanfaatan Posyandu Lansia, dan untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kinerja Puskesmas Gombong I dalam pemanfaatan Posyandu Lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif, menggunakan data primer yang diperoleh dari FGD (Focus Group Discussion), data sekunder/dokumen dan studi kepustakaan. Sebagai informan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, Pengelola Program Lansia, Pengelola Program Promosi Kesehatan, dan lima orang Pelaksana Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I. Hasil penelitian ini adalah Kinerja Puskesmas Gombong I tentang pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.44 tahun 2016. Faktor yang menunjang pelaksanaan program Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I adalah adanya dana dari berbagai sumber. Faktor yang menghambat: kurangnya SDM dan tenaga yang handal, peralatan, sarana prasarana yang terkadang belum lengkap, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat dan kurangnya kesadaran dari para lansia untuk mengikuti program ini. Cara mengatasi hambatan yaitu pemantauan rutin, diadakan pola pendidikan dan pelatihan secara rutin, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam mengatasi kurangnya SDM dan tenaga yang handal. Kata Kunci: Kinerja, Puskesmas, Posyandu Lansia, FGD
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
xiv
ABSTRACT
EVALUATION OF PUSKESMAS PERFORMANCE CONCERNING THE UTILIZATION OF POSYANDU ELDERLY IN GOMBONG I
PUSKESMAS AREA KEBUMEN DISTRICT
By: EMBRIYOWATI CATIYAS The purpose of this study is to determine the performance of the Puskesmas on the implementation of the elderly Posyandu activities, to find out the factors that are background, support, and inhibit the performance of the puskesmas in the utilization of the Posyandu Elderly, and to find out how to overcome obstacles in implementing the performance of the Gombong I Puskesmas in the utilization of Posyandu I Elderly. The study was using a qualitative research design, using primary data obtained from FGD (Focus Group Discussion), secondary data / documents and literature studies. As informants in this study were the Head of the Community Health Center, the Manager of the Elderly Program, the Manager of the Health Promotion Program, and five Elderly Posyandu Organizers in the Gombong I Health Center. The results of this study are the performance of Puskesmas Gombong I regarding the implementation of the elderly Posyandu activities not in accordance with the Minister of Health Regulation No.44 2016. Factors supporting the implementation of the Posyandu Seniors program at Puskesmas Gombong I are the existence of funds from various sources. Factors hampering: lack of human resources and reliable personnel, equipment, infrastructure which is sometimes incomplete, lack of socialization to the community and lack of awareness from the elderly to join this program. How to overcome obstacles namely direct routine monitoring, holding a regular pattern of education and training, including science and health technology in overcoming the lack of reliable human resources and personnel. Keywords: Performance, Puskesmas, Elderly Posyandu, FGD
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian kinerja (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Mankunegara, 2009). Kinerja (performance) merupakan hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
(Prawirosentono, 1999).
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya
disebut SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
SPM Kesehatan terdiri atas SPM Kesehatan Daerah Provinsi dan SPM
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Jenis pelayanan dasar pada SPM
Kesehatan Daerah Provinsi terdiri atas: a. pelayanan kesehatan bagi penduduk
terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana
provinsi; dan b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian
luar biasa provinsi.
1
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
terdiri atas:
a) Pelayanan kesehatan ibu hamil;
b) Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
c) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
d) Pelayanan kesehatan balita;
e) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
f) Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
g) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
h) Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i) Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
j) Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
k) Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
l) Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)
yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif.
Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan pelayanan
kesehatan usia lanjut sesuai standar. Pemerintah Daerah Tingkat
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk
edukasi dan skrining usia lanjut sesuai standar pada Warga Negara usia 60
tahun ke atas di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan
kesehatan usia lanjut sesuai standar meliputi :1) Edukasi Perilaku Hidup
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
Bersih dan Sehat, 2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit
tidak menular.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia
di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia adalah bentuk
pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk
oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat, khususnya
pada penduduk lanjut usia.
Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia,
Komisi Nasional Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut
usia di masyarakat, yang proses pembentukan danpelaksanaannya dilakukan
oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain,
dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan
preventif. Disampingpelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga
dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga
dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatandan
kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan
mengembangkan potensi diri.
Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), selama ini lebih banyak
dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
kesehatan di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang
dikhususkan untuk melayani para lanjut usia. Pemerintah telah merumuskan
berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang diantaranya seperti
tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada
pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap
produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia
lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Dengan
diberlakukannya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut
menegaskan komitmen Indonesia untuk menjamin dan melindungi lanjut usia.
Pemerintah RI melalui Depkes telah mengembangkan berbagai kebijakan,
program dan kegiatan yang dapat menunjang derajat kesehatan lanjut usia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016,
disampaikan bahwa Upaya kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara
merata dan bermutu sesuai standar, diwujudkan dengan bukti adanya
perbaikan dan peningkatan pencapaian target indikator kesehatan masyarakat
dan perseorangan.
Kebijakan yang diberlakukan dalam pelaksanaan pelayanan lanjut usia
adalah meningkatkan kesehatan dan kemampuan untuk mandiri selama
mungkin. Pelayanan kesehatan diberikan di tingkat pelayanan dasar dan
rujukan, pendekatan holistic, meningkatkan peran serta lintas program dan
lintas sector, promotif, preventif, rehabilitative, dan kuratif dilaksanakan
secara komprehensif, peningkatan peran serta masyarakat, swasta, dan lanjut
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
usia, menerapkan gugus kendali mutu pelayanan di setiap jenjang,
penyusunan prosedur tetap pelayanan, penerapan standar pelayanan dan
pelayanan tenaga kesehatan bagi kesehatan lanju usia (Departemen Sosial,
2003)
Untuk mewujudkan kebijakan dan program kesehatan bagi lanjut usia
pemerintah Kabupaten Kebumen mencanangkan pelayan pada lansia yaitu
mulai dari jenjang Posyandu Lansia di tingkat masyarakat, pelayanan lanjutan
yaitu Rumah Sakit. Sebagai pelayan di tingkat masyarakat, Posyandu Lansia
juga merupakan suatu kegiatan kesehatan dasar untuk para lansia yang
diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masayarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Jadi, Posyandu Lansia merupakan kegiatan swadaya dari
masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa.Oleh
sebab itulah pemerintah Kabupaten Kebumen mencanangkan Posyandu
Lansia pada setiap kelurahan di tiap-tiap kecamatan, salah satunya Posyandu
Lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gombong I, Kecamatan
Gombong.
Posyandu Lansia yang berada di bawah wilayah Puskesmas Gombong
I yaitu
a. Desa Banjarsari yaitu Posyandu Salma, Posyandu Salwa, Posyandu
Assyifa.
b. Desa Kedungpuji yaitu Posyandu Assyifa 1, Posyandu Assyifa 2,
Posyandu Assyifa 3.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
c. Desa Panjangsari, yaitu Posyandu Lansia Sejahtera 1 , Posyandu Lanisa
Sejahtera 2, Posyandu Lestari.
d. Desa Patemon yaitu Posyandu Annisa 1,Posyandu Lansia Annisa 2,
Posyandu Annisa 3.
e. Desa Wero yaitu Posyandu Amongrogo, Posyandu Waluyoningjati,
Posyandu Barokah, Posyandu Ngesti Waluyo.
Berdasarkan indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) tentang
pelayanan kesehatan pada usia lanjut sesuai standar, realisasi di Puskesmas
Gombong I pada bulan Desember 2018 (target 100%) baru 22,26% dimana
sudah dilakukan deteksi hipertensi, DM, kolesterol. Untuk deteksi gangguan
mental dan gangguan perilaku belum dilakukan. Menurut Kepala Puskesmas
Gombong I rendahnya penggunaan atau kunjungan lansia ini disebabkan
karena berbagai faktor, diantaranya adalah faktor jarak rumah dengan lokasi
posyandu, pengetahuan lansia yang masih kurang, tidak ada dukungan
keluarga dan pekerjaan, serta kurangnya peran petugas kesehatan dan kader
posyandu. Ketidaktahuan lansia ini mungkin disebabkan penyuluhan sosial
yang kurang dilakukan oleh petugas kesehatan dan kader posyandu lansia
serta belum adanya sinergitas dengan kepala lingkungan, tokoh
agama/masyarakat untuk informasi program posyandu lansia.
Belum adanya evaluasi yang dilakukan terkait pelaksanaan Posyandu
Lansia di Puskesmas Gombong I menyebabkan petugas Posyandu Lansia
tidak mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaan Posyandu
Lansia. Padahal jika diadakan evaluasi kinerja maka dapat dilakukan inovasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
untuk mengatasi kekurangan dari Posyandu Lansia, sehingga kunjungan
lansia ke Posyandu dapat ditingkatkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan
masalahnya adalah Kinerja Puskesmas Gombong I tentang pemanfaatan
Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I Kabupaten Kebumen belum
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.44 tahun 2016.
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja Puskesmas Gombong I tentang pelaksanaan kegiatan
Posyandu Lansia ?
2. Faktor apa saja yang menjadi latar belakang, menunjang, dan menghambat
kinerja puskesmas dalam pemanfaatan Posyandu Lansia?
3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kinerja
Puskesmas Gombong I dalam pemanfaatan Posyandu Lansia.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kinerja Puskesmas Gombong I tentang pelaksanaan
kegiatan Posyandu Lansia.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi latarbelakang, menunjang,
dan menghambat kinerja puskesmas dalam pemanfaatan Posyandu Lansia
3. Untuk merumuskan upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan
kinerja Puskesmas Gombong I dalam pemanfaatan Posyandu Lansia.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu di bidang sumber daya
manusia yaitu mengenai kinerja,
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengambil
kebijakan dan Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan Posyandu
Lansia.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja
1. Pengertian
Kinerja sebagai hasil–hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang
atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kemampuan yang di berikan kepadanya. (Munir, 2013: 45)
Istilah kinerja mengandung berbagai macam pengertian. Kinerja dapat
ditafsirkan sebagai arti penting suatu pekerjaan; tingkat keterampilan
yang diperlukan; kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu pekerjaan.
(Panggabean, 2012: 72)
Menurut Prawirosentono (dalam Simamora , 2013: 88) menyatakan
bahwa: Kinerja atau performance adalah usaha yang dilakukan dari hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan kemampuan masing-
masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Defenisi kinerja menurut (Mahsun, 2006: 24) mendefinisikan kinerja atau
performance yaitu merupakan gambaran mengenai tingkat atau
9
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan
melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Menurut Ilyas (dalam Suswati, 2012:67) mendefinisikan: Kinerja
adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas
dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu
maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas
kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural,
tetapi juga kepada keseluruhan jabatan personel di dalam organisasi.
Rivai (2004: 54) menyebutkan Kinerja adalah kesediaan seseorang
atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil
seperti yang diharapkan. Kinerja tidak berdiri sendiri tapi berhubungan
dengan kepuasan kerja dan kompensasi, dipengaruhi oleh ketrampilan,
kemampuan dan sifat-sifat individu.
Sedangkan menurut Bangun (2012: 32) kinerja adalah hasil
pekerjaan yang dicapai karyawan berdasarkan persyaratan-persyaratan
pekerjaan. Kinerja sebagai suatu pekerjaan yang mempunyai persyaratan
tertentu untuk mendapatkan tujuan demi kemajuan lembaga/perusahaan.
Kinerja sebagai hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja
individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya
kerja dan dukungan organisasi. (Mangkunegara, 2006: 77)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
Dengan kata lain kinerja ditentukan oleh kemampuan, keinginan
dan lingkungan. Oleh karena itu agar mempunyai kinerja yang baik,
seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan
dan mengetahui pekerjaannya serta dapat ditingkatkan apabila ada
kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan.
Hasibuan dalam Sujak (1990:15) dan Sutiadi (2003:18)
mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya
sesuai dengan criteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad (dalam
Agustina , 2002: 20) dan Sutiadi (2003:19) mengemukakan bahwa kinerja
seseorang merupakan ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam
melakukan tugas pekerjaannya.
Tugas pelayanan bidan dalam pelayanan kebidanan telah diatur
melalui SK Menkes RI No.900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi
dan Praktik Bidan serta uraian tentang kinerja bidan yaitu hasil kerja
yang dicapai oleh bidan dalam melaksanakan tugasnya yang
berhubungan dengan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak terdiri
dari cakupan pelayanan antenatal (sebelum kelahiran), cakupan
pelayanan persalinan, cakupan pelayanan nifas dan neonatal termasuk
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
kegiatan pencatatan dan kegiatan pelaporan sesuai dengan pelayanan
yang diberikan. (Menkes, 2002).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Menurut Gibson (dalam Dharma , 1997: 34), menyatakan bahwa
terdapat tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku
yaitu: (1) variabel individu, yang meliputi kemampuan dan ketrampilan,
fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur
dan jenis kelamin, etnik dan sebagainya. Kemampuan dan ketrampilan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu, sedangkan
demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan
kinerja, (2) variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur dan desain pekerjaan, (3) variabel psikologis, yakni
persepsi, sikap, kepribadian, belajar, kepuasan kerja dan motivasi.
Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang
komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar
dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung ke dalam suatu
organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan
yang berbeda satu sama lainnya.
Ketiga kelompok variabel tersebut mempengaruhi perilaku kerja
yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja personel. Perilaku yang
berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas
pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan
atau tugas.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan
dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Sub variabel
kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel demografis
mempunyai efek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu.
(Rahmawati, 2012:33)
Variabel organisasi dikelompokkan pada sub variabel sumber daya
(tenaga, dana), kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.
Dubrin (2005:65) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah upaya
mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan,
cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, kekuatan
dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi
dalam rangka mencapai tujuan. Siagian (2002:76) mengemukakan bahwa
peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi ada tiga bentuk
yaitu peranan yang bersifat interpersonal, informasional, dan peranan
pengambilan keputusan. Peranan interpersonal artinya seorang pemimpin
adalah simbol akan keberadaan organisasi, bertanggungjawab
memberikan arahan kepada bawahan dan sebagai penghubung. Bersifat
informasional artinya sebagai pemberi, penerima dan penganalisa
informasi.
Sedangkan peranan pengambilan keputusan artinya sebagai
penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi yang
mampu mengembangkan motivasi, mengambil peluang, bernegosiasi dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
menjalankan usaha organisasi dengan konsisten. Sedangkan menurut
Tika (2006:45) mengemukakan bahwa ada sembilan peranan
kepemimpinan dalam organisasi antara lain sebagai perencana, pembuat
kebijakan, ahli, pelaksana, pengendali/pengawas, pemberi hadiah atau
hukuman, teladan, tempat menimpakan kesalahan, dan pengganti peran
orang lain.
Variabel psikologis terdiri dari sub variabel persepsi, sikap,
kepribadian dan belajar. Menurut Gibson (1987:99) kinerja merupakan
hal yang komplek dan sulit diukur serta sukar mencapai kesepakatan
pengertian variabel tersebut, karena individu masuk dan bergabung
dalam organisasi, kerja pada usia, etnis, latar belakang budaya dan
keterampilan yang berbeda satu dengan yang lain. Kinerja pegawai
merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut
adalah faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal,
dan faktor internal karyawan atau pegawai (Wirawan, 2009: 32) yaitu:
a. Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai
yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh
ketika ia berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat
pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor
yang diperoleh, misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja,
pengalaman kerja, dan motivasi kerja.
b. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan
tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
bekerja. Dukungan tersebut sangat memengaruhi tinggi rendahnya
pegawai. Sebaliknya, jika sistem kompensasi dan iklim kerja
organisasi buruk, kinerja karyawan akan menurun. Faktor internal
organisasi lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem
manajemen dan kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi
harus menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif
sehingga dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas
karyawan.
c. Faktor lingkungan eksternal organisasi. Faktor-faktor lingkungan
eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang
terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja
karyawan.
Untuk mengetahui baik atau buruk kinerja seorang pegawai maka
perlu dilakukan penilaian kinerja, yang pada dasarnya penilaian kinerja
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara
efektif dan efisien.
Peningkatan kinerja karyawan di instansi pemerintah dapat
ditempuh dengan beberapa cara, misalnya melalui pemberian imbalan
yang layak, pemberian motivasi, penegakan disiplin, serta peningkatan
pengetahuan melalui pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu,
karyawan diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan mereka setelah
dibekali dengan pengetahuan yang berkaitan dengan implementasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
pekerjaan mereka, penegakan disiplin serta adanya motivasi secara
berkelanjutan yang diimbangi imbalan yang memadai perlu dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Disadari sepenuhnya bahwa cukup banyak variabel yang terkait
dengan kinerja perawat atau aparat pemerintah. Namun dengan
memperhatikan lokasi, kondisi dan pengamatan awal, maka kinerja yang
dibahas dalam penelitian ini, dihubungkan dengan faktor disiplin,
motivasi, imbalan dan pengetahuan perawat.
B. Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah
pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya
masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta,
organisasi sosial, dan lain-lain, dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan
pada upaya promotif dan preventif.
Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat
diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olahraga, dan
seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktivitas dan
mengembangkan potensi diri (Komnas Lansia, 2010)
1. Tujuan Pembentukan dan Pelayanan Posyandu Lansia
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
Menurut Azizah (2011) tujuan pembentukan dan pelayanan
Posyandu Lansia adalah:
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia,
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut,
c. Meningkatkan kesadaran pada lansia untuk mengenali masalah
kesehatan dirinya sendiri dan bertindak untuk mengatasi masalah
tersebut terbatas kemampuan yang ada dan meminta pertolongan
keluarga atau petugas jika diperlukan,
d. Meningkatkan mutu derajat kesehatan lansia,
e. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif dari lansia.
2. Manfaat Posyandu Lansia
Secara umum Posyandu Lansia mempunyai beberapa manfaat
yaitu: (Depkes, 2010)
a. Meningkatkan status kesehatan lansia,
b. Meningkatkan kemandirian pada lansia,
c. Memperlambat aging proses,
d. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia,
e. Meningkatkan harapan hidup.
3. Sasaran Posyandu Lansia
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
Sasaran Posyandu Lansia (Depkes, 2010) terdiri dari sasaran
langsung dan tidak langsung. Adapun sasarn yang dimaksud adalah:
a. Sasaran langsung
1) Kelompok pra usia lanjut (45-54 tahun)
2) Kelompok lanjut usia (60-69 tahun)
3) Kelompok lanjut usia dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
b. Sasaran tidak langsung
1) Keluarga dimana usia lanjut berada
2) Masyarakat di lingkungan lanjut usia
3) Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan lanjut
usia
4) Petugas kesehatan yang melayani kesehatan lanjut usia
5) Petugas lain yang menangani kelompok lanjut usia.
4. Kegiatan Kesehatan di Posyandu Lansia
Adapun kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia menurut
Azizah (2011) adalah:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar
dalam kehidupan sehari-hari seperti makan, minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau air kecil dan
sebagainya,
b. Pemeriksaan status mental,
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan tinggi
badan, pencatatan dalam grafik indeks masa tubuh (IMT)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit,
e. Pemeriksaan Hemoglobin,
f. Pemeriksaan gula darah air seni sebagi deteksi awal adanya penyakit
DM,
g. Pemeriksaan kandungan zat putih telur (protein) dalam air seni
sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal,
h. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ada rujukan,
i. Penyuluhan dilakukan diluar atau didalam posyandu atau kelompok
usia lanjut,
j. Kunjungan rumah oleh kader didampingi petugas puskesmas bagi
anggota lansia yang tidak hadir di posyandu,
k. Pemberian makanan tambahan (PMT) dan penyuluhan contoh menu
makanan,
l. Kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia dan jalan santai.
C. Lansia
1. Pengertian Lansia
Menurut UU No.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut,
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas,
a. Menurut Depkes RI(2003), klasifikasi Lansia adalah:
1) Pra lansia: seseorang yang berusia antara 45-59 tahun,
2) Lansia: seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,
3) Lansia resiko tinggi: seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
4) Lansia potensial: lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
atau kegiatan yang dapat menghasilkan uang, barang, dan jasa,
5) Lansia tidak potensial: lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
2. Tanda – tanda lanjut usia
Tanda-tanda lanjut usia adalah sebagai berikut (Depkes, 2005)
a. Kemunduran-kemunduran biologis
Yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara
lain:
1) Kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-
garis yang menetap,
2) Rambut mulai beruban dan menjadi putih,
3) Gigi mulai ompong,
4) Penglihatan dan pendengaran berkurang,
5) Mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah.
b. Kemunduran kemampuan kognitif
Antara lain:
1) Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik,
2) Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik daripada kepada
hal-hal yang baru terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-
nama,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
3) Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang serta
tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya ingat yang
sudah mundur.
4) Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman, skor yang
dicapai dalam tes-tes intelegensi menjadi lebih rendah,
5) Tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.
3. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia
Penyakit Lanjut Usia yang sering ditemukan di Indonesia adalah :
a. Penyakit sistem pernafasan
b. Penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah
c. Penyakit pencernaan makanan
d. Penyakit sistem Urogenital
e. Penyakit gangguan metabolik/endokrin
f. Penyakit pada persendian tulang
g. Penyakit yang disebabkan proses keganasan
D. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Widya Septiani tahun 2018 yang berjudul
“Implementasi Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan
Lansia Pada Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya
Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bentuk pelayanan yang dilakukan kader kesehatan di
Posyandu Bougenvil seperti persiapan pelayanan kesehatan, pelaksanaan
pelayanan kesehatan dan pelayanan informasi, edukasi dan motivasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
kesehatan. meskipun dalam pelayanan kesehatan lansia pada Posyandu
Lansia Bougenvil masih terdapat faktor penghambat dan pendukung,
tetapi diharapkan seluruh lansia dapat mengikuti kegiatan posyandu agar
mendapat manfaat dari semua kegiatan yang dilakukan di Posyandu
Bougenvil.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bety Siwi Kartika Wati pada tahun 2018
yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Posyandu Lansia di Wilayah
Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo”. hasil penelitian yaitu
pelaksanaan posyandu lansia di Puskesmas Bulu dalam segi tenaga, dana,
sarana dan prasarana, Standar Operasional Prosedur (SOP), angka
kunjungan lansia masih belum maksimal. Sehingga Puskesmas Bulu perlu
melakukan evaluasi terhadap kinerja dan program lansia setiap tahun.
Selain itu, meningkatkan fasilitas dan dana yang diperlukan di Posyandu
Lansia.
3. Penelitian oleh Noerfitri yang berjudul “Sistem Infomasi Rekam Medis
Lansia di UPTD Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi”. Hasil penelitian
yaitu system informasi rekam medis lansia dapat diterapkan di UPTD
Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi.
Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama membahas
tentang posyandu lansia. Perbedaannya adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi serta lokasi penelitian yang berbeda.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
E. Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui informasi yang mendalam
tentang pemanfaatan posyandu lansia oleh para lansia di kecamatan Gombong
Kabupaten Kebumen, sudah optimal/belum. FGD adalah salah satu metode
riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara, yaitu diskusi
terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam
suasana informal dan santai. Keputusan diambil dalam suatu forum rapat
yang dipimpin oleh moderator, membahas pelaksanaan program Posyandu
Lansia serta strategi apa yang akan diterapkan dalam memperbaiki kerja yang
belum optimal tersebut.
Adapun kerangka pikir penelitian kami sajikan dalam gambar berikut.
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Kinerja Puskesmas Tentang Pemanfaatan Posyandu Lansia
Evaluasi Kinerja melalui FGD
Strategi untuk memperbaiki Kinerja Puskesmas Tentang
Pemanfaatan Posyandu Lansia
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui serta memahami masalah-masalah yang dihadapi dalam
pencapaian kinerja Puskesmas Gombong I dalam pemanfaatan Posyandu
Lansia. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari FGD
(Focus Group Discussion), data sekunder/dokumen dan studi kepustakaan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September
2019 di Puskesmas Gombong I.
C. Informan Penelitian
Sebagai informan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas,
Pengelola Program Lansia, Pengelola Program Promosi Kesehatan, dan lima
orang Pelaksana Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I Kecamatan
Gombong Kabupaten Kebumen.
D. Metode Pengumpulan Data
a. FGD (Focus Group Discussion)
FGD adalah salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal
selain teknik wawancara, yaitu diskusi terfokus dari suatu group untuk
membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai.
24
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
Dalam penelitian ini informannya adalah Kepala Puskesmas,
Pengelola Program Lansia, Bagian Promosi Kesehatan dan lima orang
Pelaksana Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I Kecamatan
Gombong Kabupaten Kebumen. FGD dilakukan di Puskesmas Gombong
I Kabupaten Kebumen. FGD ini berfungsi untuk menggali dan mendapat
informasi yang lebih mendalam dari informan.
b. Dokumentasi
Untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini
digunakan metode dokumentasi sebagai alat bantu dan alat penunjang.
Menurut Arikunto (2002: 236) yang dimaksud metode dokumentasi yaitu
“Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
sebagainya”. Jadi, metode dokumentasi merupakan metode yang
digunakan untuk memperoleh data yang berupa bahan tulis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
FGD dan dokumentasi sebagai pedoman untuk memberikan gambaran
informasi secara mendalam tentang penggunaan posyandu lansia oleh
masyarakat sehingga dapat memberikan gambaran sesuai dengan tujuan
khusus penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui
FGD (Focus Group Discussion). FGD adalah salah satu teknik pengumpulan
STIEW
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
data kualitatif yang didesain untuk memperoleh informasi keinginan,
kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta tentang
suatu topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator. FGD
bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi dan pandangan
peserta terhadap sesuatu, tidak berusaha mencari konsensus atau mengambil
keputusan mengenai tindakan apa yang akan diambil. Oleh karena itu dalam
FGD digunakan pertanyaan terbuka (open ended), yang memungkinkan
peserta untuk memberikan jawaban yang disertai dengan penjelasan-
penjelasan. Dari FGD ini, peneliti mendapatkan informasi-informasi penting
sebagai hasil penelitian.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta Azizah, ML. 2011. “Keperawatan Lanjut Usia”. Graha Ilmu Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT
Erlangga Burhan, Bungin. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Dharma, Surya. 1997. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Direktorat Bina Kesehatan Komunitas Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia
Dubrin, Andrew J. 2005. The Complete Ideal’s Guides: Leadership, Edisi Kedua.
Jakarta: Prenada. Elfindri, Hasnita & Abidin,R, E. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Baduose Media EVK.Theresia & Jomima & Syafrudin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : CV.Trans Info Media. Fitrah & Wahyunita D.Vina. 2010. Memahami Kesehatan Pada Lansia. Jakarta:
CV. Trans Info Media Fitriasih, Nina. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Posyandu Lansia Wilayah KerjaPuskesmas Semuli Raya Kabupaten Lampung Utara Tahun 2010”. Tesis. Depok : Universitas Indonesia.
Gibson, dkk. 1987. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid I,
Alih Bahasa Djarkasih. Jakarta: Erlangga. <http://www.Depkes.go.id/download/publikasi/profil%20kesehatan%20Indonesia %202010.pdf.diakses tanggal 25 Juli 2019> Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan Di
Kelompok Lanjut Usia
61
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
62
Lawgreen W.Green. 1980. Health Education Planning A Diagnostic Approach.
California: Mayfield Publishing Campany Malik Saepudin. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat. Pontianak:
CV. Trans Info Media
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama.
Maryam R.Siti & Tim . 2010. Buku Panduan Bagi Kader Posbindu Lansia.
Jakarta: CV.Trans Info Media Moleong, J.Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Munir. 2013. Multimedia dan Konsep Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Najamuddin, Muhammad. 2010. Tanya Jawab Kesehatan Harian Untuk Lansia.
Yogyakarta: Tunas Publishing. Noerfitri. 2011. “Sistem Informasi Rekam Medis Lansia di UPTD Puskesmas
Pondok Gede Kota Bekasi”. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT.Rineka Cipta ________________________. Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta:
PT.RinekaCipta. ________________________. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT.Rineka Cipta Pabundu, Tika. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Panggabean, Mutiara Sibarani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Ghalia Indonesia. Prastowo, Andi. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif
Rancangan Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Rahmawati. 2012. Pengaruh Kinerja Lingkungan. Semarang: Universitas
Diponegoro.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
63
Septiani, Widya. 2018. “Implementasi Peran Kader Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia Pada Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung”. Tesis. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Siagian, S.P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka
Cipta. Simamora, Henry. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1. Yogyakarta:
STIE YKPN Sujak, Abi. 1990. Kepemimpinan Manager (Eksistensi dalam Perilaku
Organisasi). Jakarta: PT.Gramedia. Sumantri Arif.H. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Prenada
Media Group Suswati. 2012. Komitmen Organisasi Sebagai Salah Satu Penentu Kinerja
Pegawai. Malang: Universitas Gajayana. Sutiadi. 2003. Motivasi Karyawan dan Aktivitas Manajerial Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan. Malang: Pasca Sarjana Universitas Brawijaya.
Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wati, Beti Siwi Kartika. 2018. “Evaluasi Pelaksanaan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo”. Tesis. Surakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at