DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KOTA CIMAHITAHUN 2018
PEMERINTAH KOTA CIMAHIDINAS LINGKUNGAN HIDUP
2018
DIKPLHDKOTA CIMAHI
2018
EXECUTIVESUMMARY
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -1 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
BAB I
I. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap orang berhak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagaian dari hak asasi manusia dan
setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi,
akses partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi lingkungan hidup yang baik
dan sehat. Kota Cimahi merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang
sedang berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Pemerintah Daerah
memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup
suatu daerah. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Status Lingkungan
Hidup Daerah sesuai pada Pasal 62 dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa mulai tahun
2016 pemerintah pusat memberikan penghargaan Nirwasita Tantra kepada Kepala
Daerah yang memiliki kinerja terbaik dalam pengelolaan lingkungan hidup di
daerahnya. Penilaian dimaksud dilaksanakan melalui penilaian kualitas Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD). Selain
menjadi kewajiban, melalui penghargaan tersebut diharapkan pemerintah daerah
Kota Cimahi menjadi terpacu dalam meningkatkan kualitas dokumen informasi
kinerja pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga dokumen tersebut nantinya dapat
digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan/pengendalian isu
lingkungan hidup yang terjadi dan menjadi pertimbangan dalam menetapkan
kebijakan lingkungan.
Tujuan penyusunan DIKPLHD Kota Cimahi Tahun 2018 yang terdiri atas buku
Ringkasan Eksekutif dan buku Laporan Utama adalah;
a. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi lingkungan baik dalam
bentuk data dasar dan analisis dari data yang disampaikan.
b. Menentukan isu prioritas tahun 2018, status kualitas lingkungan hidup kritis
dan perubahannya, sumber tekanan terhadap lingkungan dan dampaknya serta
upaya yang telah dilakukan oleh Kota Cimahi selama kurun waktu tahun 2018
(analisis pressure-state-response).
c. Menyiapkan dokumen yang mendorong inisiatif berbagai stakeholder dalam
menyusun program dan kegiatan peningkatan keberlanjutan pembangunan
sesuai dengan kompetensinya dan atau secara sinergis dengan pelaku lain.
II. PENENTUAN ISU PRIORITAS
Proses penyusunan dan perumusan isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
EXECUTIVE SUMMARY
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA CIMAHI
TAHUN 2018
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -2 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
Langkah review literatur meliputi kajian
terhadap pustaka dan konsep-konsep
pengelolaan lingkungan yang telah ada.
Tahap ini sangat penting sebagai dasar
berpijak dalam penentuan isu prioritas
lingkungan di Kota Cimahi. Diantara
literatur yang diacu adalah Visi Misi Kota
Cimahi, DIKPLHD Kota Cimahi 2017,
Renstra DLH Kota Cimahi dan Sustainable
Development Goals.
Langkah penetapan kriteria dilakukan
untuk memberikan landasan dalam langkah
berikutnya, yakni penetapan isu lingkungan
potensial. Kriteria yang akan digunakan
adalah sesuai dengan pedoman Nirwasita Tantra dari Kemen LHK, UU
Lingkungan Hidup No. 32 tahun 2009 dan juga berdasarkan dokumen
pengelolaan kualitas lingkungan hidup di Kota Cimahi, sehingga didapatkan
kriteria sebagai berikut, kerusakan sumber daya alam, dampak signifikan,
perhatian publik, kinerja jasa ekosistem, pemanfaatan sumber daya alam, ancaman
keanekaragaman hayati, dampak dan resiko lingkungan, perubahan iklim, daya
dukung lingkungan, RPPLHD Kota Cimahi, KLHS RTRW Kota Cimahi, dan
KLHS RPJMD Kota Cimahi.
Langkah penetapan isu lingkungan potensial merupakan hasil isu lingkungan
dari penetapan kriteria sebelumnya. Isu lingkungan tersebut merupakan isu yang
tertuang di dalam RPPLHD Kota Cimahi, KLHS RTRW Kota Cimahi, RPJMD
Kota Cimahi dengan di perkuat dengan review literatur sebelumnya.
Langkah verifikasi dan klarifikasi dilakukan untuk mengerucutkan isu
lingkungan potensial yang sudah diidentifikasi pada langkah sebelumnya. Hal ini
diperlukan sebagai upaya mengakomodasi dan cross-check isu lingkungan
potensial terhadap stakeholder lingkungan di Kota Cimahi. Metoda yang
dilakukan adalah dengan cara Focus Group Discussion, yang kemudian
dilanjutkan dengan rapat intensif dengan Tim DIKPLHD Dinas Lingkungan
Hidup Kota Cimahi.
Langkah penetapan isu lingkungan prioritas merupakan langkah terakhir dalam
penentuan isu lingkungan prioritas, yakni menentukan 3-5 isu lingkungan prioritas
di Kota Cimahi berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya.
Hasil dari FGD, skoring dan diskusi intensif yang dilakukan, menghasilkan
ketetapan isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi sebagai berikut :
1. Persampahan dan Limbah B3
2. Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat
3. Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Selanjutnya isu prioritas lingkungan di Kota Cimahi yang telah ditetapkan akan
menjadi landasan utama dalam pembahasan inovasi pemerintah Kota Cimahi.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -3 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
III. PRESSURE – STATE – RESPONSE
Aspek utama dalam kerangka PSR yang akan dianalisis, yaitu:
1. Tekanan terhadap lingkungan (pressure). Indikator ini menggambarkan
tekanan dari kegiatan manusia terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
2. Kondisi lingkungan (state). Indikator ini menggambarkan kualitas dan
kuantitas sumberdaya alam dan lingkungan yang menggambarkan situasi,
kondisi, dan pengembangannya di masa depan.
3. Respons (response). Indikator ini menunjukkan tingkat kepedulian stakeholder
terhadap perubahan lingkungan yang terjadi, baik dari kalangan pemerintah,
industri, LSM, lembaga penelitian, maupun masyarakat umum.
Dalam laporan ini, analisis P-S-R akan dilakukan untuk 3 isu lingkungan prioritas
yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni:
1. Persampahan dan Limbah B3
2. Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat
3. Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
A. PERSAMPAHAN DAN LIMBAH B3
Pressure
a. Pertumbuhan Penduduk
Peningkatan jumlah penduduk setiap
tahunnya dapat menjadi tekanan bagi
persoalan isu persampahan, karena jumlah
penduduk dan timbulan sampah adalah
berbanding lurus. Semakin banyak penduduk,
maka semakin banyak juga timbulan sampah
yang di hasilkan di suatu daerah tersebut
khususnya untuk Kota Cimahi.
b. Tingkat Kemiskinan Masyarakat
Tingkat ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi cara dalam mengelola sampah,
dimana masyarakat miskin biasanya banyak yang bertempat tinggal di tempat
yang kurang layak huni, seperti sempadan sungai yang biasanya tidak memiliki
temat pembuangan sampah yang baik di tambah dengan kebiasaan masyarakat
yang membuang sampah secara langsung ke sungai. Di Kota Cimahi terdapat
162.245 rumah tangga. Dari jumlah tersebut, 32.197 atau 19,84% rumah tangga
tergolong pada rumah tangga miskin.
c. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
Fasilitas tempat pembuangan sementara sampah (TPS) tersebar di 3 kecamatan
terdiri dari 31 unit TPS terbuka, 10 unit TPS tertutup dan 10 unit merupakan TPS
dengan pemilahan sesuai jenis sampah. Sarana TPS yang terdapat di Kota Cimahi
masih terdapat beberapa yang kondisinya berupa TPS terbuka yang berjumlah 31
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -4 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
dan jumlah tersebut menjadi yang paling dominan jika di bandingkan dengan TPS
tertutup dan TPS dengaan pemilahan sesuai dengan jenisnya (TPS 3R).
d. Penyakit Utama Yang Diderita Penduduk
Berdasarkan penyakit yang paling banyak di derita yaitu infeksi, hal tersebut
dapat terjadi akibat lingkungan yang tidak sehat,salah satunya berasal dari lokasi-
lokasi yang terdapat penumpukkan sampah, selain infeksi, penyakit diare, malaria
dll, dapat di sebabkan dari lingkungan yang kurang baik. lokasi tersebut menjadi
tempat favourite bagi hewan penyebar penyakit seprti, lalat, nyamuk, tikus dan
bakteri-bakteri pathogen penyebab penyakit.
e. Industri Penghasil Limbah B3
Perusahaan penghasil limbah B3 di Kota Cimahi sebagian besar merupakan
industri tekstil yang menghasilkan jenis B3 berupa fly ash dan bottom ash, lumpur
IPAL, dan oli bekas. Di Kota Cimahi terdapat beberapa perusahaan yang
mendapat izin untuk mengelola limbah B3. Pengelolaan disini hanya meliputi
penyimpanan B3. Pada tahun 2017 terdapat 18 Perusahaan/Instansi yang
diberikan ijin mengelola limbah B3. Pemerintah memberikan syarat maksimal
penyimpanan di TPS milik perusahaan masing-masing adalah selama 90 hari, hal
ini mempertimbangkan waktu peluruhan kontaminan dalam limbah.
State
a. Perkiraan Timbulan Sampah Per Hari
Pada tahun 2017 tercatat jumlah timbulan sampah di Kota Cimahi adalah sebesar
257.126 kg/hari (Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, 2018). Berdasarkan data
BPS Kota Cimahi jumlah penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga dapat menyebabkan jumlah timbulan sampah di Kota Cimahi semakin
bertambah, karena jumlah penduduk dan jumlah timbulan sampah berbanding
lurus. Ketika jumlah penduduk meningkat, diikuti oleh pola konsumsi masyarakat,
sehingga timbulan sampah semakin bertambah.
b. Volume Limbah Padat B3 Yang Dihasilkan Instansi
Dari 11 industri yang melaporkan, total volume limbah B3 padat yang dihasilkan
adalah sebsar 14.612,63 m3/h. Selain karena faktor administrasi yang
mengharuskan setiap perusahaan/instansi melaporkan jumlah timbulan limbah B3
yang di hasilkan, Pelaporan data timbulan/volume limbah padat B3 sangat
diperlukan untuk dilakukan monitoring sekaligus evaluasi dalam penanganan
limbah B3.
c. Kualitas Udara Ambient di Kota Cimahi
Sarana pengangkutan sampah Kota Cimahi yang tidak tertutup dengan baik juga
berpotensi menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama
akibat bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Selain itu juga, penumpukkan
sampah di TPS yang dilakukan secara kontinu akan dihasilkan gas seperti CO,
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -5 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
CO2, CH4, H2S dan lain sebagainya yang secara langsung akan menganggu
komposisi gas alamiah di udara dan mendorong terjadinya pemanasan global yang
nantinya akan berdampak pada kesehatan manusia di sekitarnya.
Response
a. Optimalisasi Composting Plant di Kota Cimahi
Pemerintah daerah Kota Cimahi dalam upaya mengurangi sampah sejak dari
sumber, merancang dan mengoptimalkan TPS dengan sistem 3R yang ada di Kota
Cimahi. Selain itu juga, saat ini dilakukan optimalisasi atau mengaktifkan kembali
beberapa composting plan di beberapa wiayah rukun warga yang sebelumnya
dalam kondisi tidak aktif. Dengan begitu, akan membantu pemerintah daerah
dalam menekan angka timbulan sampah Kota Cimahi yang setiap tahunnya
mengalami kenaikan, akibat tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat.
b. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada saat ini sedang dicanangkan untuk
dioptimalkan, diantaranya komposter-komposter yang di buat atau di tempatkan di
beberapa sumber domestik maupun non domestik seperti instansi pendidikan,
kesehatan, perdagangan dan lain-lain. Selain dari komposter, ada juga Bank
Sampah yang menjadi pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang pada saat ini
melibatkan masyarakat yang bekerja sama dengan instansi-instansi yang ada di
Kota Cimahi.
c. Sosialisasi Pengelolaan Persampahan
Respon ataupun upaya yang lain dari pemerintah
Kota Cimahi adalah dengan melakukan “Sosialisasi
Pengelolaan Persampahan” ke setiap wilayah di Kota
Cimahi. Sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan pe ntingnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat,
yang kemudian di lanjutkan dengan praktik
pengelolaan persampahan berbasis masyarakat.
Sosialisasi pengelolaan persampahan terus dilakukan oleh pemerintah Kota
Cimahi, sampai seluruh masyarakat dapat menerima dan mempraktikkan langsung
di wilayahnya masing-masing.
d. Penghargaan Lingkungan
Dalam kurun waktu tahun 2017 DLH Kota Cimahi telah mengapresiasi RW 03
Kelurahan Cibeber sebagai pemenang Lomba RW Hijau dan Bersih dan juga
kepada RW 01 Kelurahan Pasirkaliki sebagai pemenang Lomba Pengomposan.
Kegiatan-kegiatan tersebut akan terus dilakukan DLH Kota Cimahi untuk
mengapresiasi masyarakat yang telah berpartisipasi dalam mengurangi sampah
sejak dari sumber. Dengan darapan dari kegiatan dan pengharagaan yang di
berikan, masyarakat semakin sadar bahwa pentingnya pengelolaan sampah yang
di mulai sejak dari sumber. Sehingga masyarakat mengerti bahwa dengan adanya
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -6 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
pengelolaan berbasis mayarakat dapat mengurangi jumlah timbulan sampah di
Kota Cimahi
B. KUALITAS, KUANTITAS AIR DAN SANITASI MASYARAKAT
Pressure
a. Keberadaan Industri
Keberadaan industri dapat berpengaruh terhadap kualitas air sungai, hal tersebut
jika industri-industri yang ada belum melakukan pengeolahan limbah cair secara
baik yang berdasarkan syarat hukum yang berlaku. Pada dasarnya, setiap pabrik
yang beroperasi telah memiliki izin untuk membuang limbahnya dengan beberapa
syarat seperti salah satunya harus sesuai dengan baku mutu. Selain itu, pabrik-
pabrik yang ada juga diharuskan memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
yang digunakan untuk tujuan mengolah limbah hasil produksi sebelum dibuang ke
lingkungan agar kandungan limbah tidak terlalu mencemari lingkungan.
b. Domestik
Kebutuhan air minum erat kaitannya dengan
ketersediaan fasilitas sanitasi yang layak.
Untuk masalah fasilitas sanitasi, dari 164.903
rumah tangga di Kota Cimahi, sebanyak
100.029 rumah tangga sudah memiliki
Fasilitas tempat buang air besar sendiri
(60,65%). Masih terdapat 4.874 rumah
tangga (39,34%) tidak memiliki fasilitas
tempat buang air besar sendiri.
c. Beban Pencemar di Area Tangkapan Sungai Kota Cimahi
Dari total potensi beban pencemar 34.812,31 kg/hari sebesar 2.278,09 (6,54%)
merupakan beban pencemar yang berasal dari parameter BOD yang masuk ke
sungai. Sedangkan untuk parameter COD dari total potensi beban pencemar
50.288,79 kg/hari sebesar 7.593,64 (15,1%) merupakan beban pencemar yang
masuk ke sungai. Kemudian dari total potensi beban pencemar 8.820,87 kg/hari
sebesar 2.278,09 (625,82%) merupakan beban pencemar yang berasal dari
parameter TSS yang masuk ke sungai. Parameter COD adalah parameter yang
paling mendominasi sebagai beban pencemar yang masuk ke sungai yaitu sekitar
62,5%. Besarnya beban pencemar COD disebabkan aktivitas industri dan
domestik yang berada di sekitar sungai di Kota Cimahi.
d. Kebutuhan Air Masyarakat
Kebutuhan air di Kota Cimahi yang paling tinggi yaitu sebesar >50 ribu m3/tahun
tersebar di sebagian kecil wilayah Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi
Selatan, dan Kecamatan Cimahi Tengah. Kebutuhan akan air memang tidak bisa
dihindarkan, namun perlu juga memperhatikan kondisi dari keterdiaan air yang
berada di wilayah tersebut, kebutuhan air di beberapa wilayah Kecamatan Cimahi
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -7 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
Utara sangat tinggi, terutama ada beberapa penggunaan yang selain untuk
kebutuhan masyarakat, melainkan kebutuhan air untuk keperluan industri, hal
tersebut yang menjadi tekanan bagi ketersediaan air di Kota Cimahi.
State
a. Status Mutu Air Sungai
Pada tahun anggaran 2017, Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, telah
melaksanakan Pemantauan dan Pengujian Kualitas Air Sungai yang ada di Cimahi
dengan 2 periode pemantauan. pemantauan tersebut meliputi pengambilan sampel
air sungai, analisa sampel air sungai di lapangan dan laboratorium pada 15 (lima
belas) titik pantau yang tersebar di 5 (lima) sungai yaitu sungai Cisangkan,
Cibaligo, Cibeureum, Cimindi dan Cimahi dengan masing-masing 3 (tiga) titik
pantau. Dalam kurun waktu setahun dalam 2 (dua) kali periode pemantauan
kualitas air sungai yang ada di Kota Cimahi, hampir seluruh titik pantau adalah
cemar berat.
b. Daya Tampung Beban Pencemar Sungai
Parameter BOD di titik pantau Cibaligo Hulu dan Cisangkan hulu dan tengah
telah melampaui data tampung beban pencemar yang di perbolehkan. kemudian
parameter COD di titik pantau di Cibaligo hulu juga telah melampuai. Sedangkan
parameter TSS di seluruh titik pantau masih dapat menerima beban pencamar.
Perlu di perhatikan lokasi di titik pantau Cibaligo hulu yang berdasarkan data,
lokasi tersebut telah melampui daya tampung beban pencemaran sungai untuk
parameter BOD dan COD
c. Kualitas Air Tanah
Sumur yang memenuhi baku mutu dapat disebut sebagai sumber air yang layak
minum sedangkan sumur yang tidak memenuhi baku mutu sebagai sumber air
yang tidak layak minum. 47 % air sumur di Kota Cimahi tidak layak dijadikan
sumber air minum. Parameter yang tidak memenuhi adalah mangan dan pH. Air
tanah sering mengandung mangan (Mn) cukup besar. Adanya kandungan Mn
dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah
beberapa saat kontak dengan udara.
d. Ketersediaan Air Tanah
Ketersediaan air beberapa wilayah Kota Cimahi, hanya sebagain kecil wilayah
yang mempunyai ketersediaaan air sebesar 26-36 ribu m3/tahun, selebihnya adalah
di bawah dari jumlah tersebut, sehingga perlu di perhatikan penggunaan air di
wilayah tersebut. Daerah yang memiliki ambang batas tinggi hampir tersebar di
seluruh bagian wilayah Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Selatan, dan
Kecamatan Cimahi Tengah. Sedangkan ambang batas terendah tersebar di
sebagian kecil wilayah Kecamatan Cimahi Utara sebelah utara dan Kecamatan
Cimahi Selatan. Daerah dengan ambang batas rendah rentan terhadap kelangkaan
air dimasa mendatang.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -8 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
Response
a. Pemantauan Air Sungai dan Air Tanah
Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi
melakukan pemantauan kulaitas air sungai secara berkala yaitu dalam setahun
melakukan pemantauan 2 (dua) kali periode. Pemantauan kualitas air sungai
dilakukan di 5 Sungai dengan 3 titik pemantauan di setiap sungainya, sungai yang
dilakukan pemantauan yaitu Sungai Cisangkan, Sungai Cibaligo, Sungai
Cibeureum, Sungai Cimindi dan Sungai Cimahi. Selain air sungai, DLH Kota
Cimahi melakukan pemantauan air tanah dalam setahun yaitu 1 (satu) kali periode
pemantauan. Lokasi pemantauan air tanah sebanyak 15 (lima belas) titik sampling
yang dilakukan pemantauan di Kota Cimahi, diantaranya Kelurahan Citeureup,
Kelurahan Cimahi, Kelurahan Pasirkaliki, Kelurahan Melong (3 titik), Kelurahan
Leuwigajah (2 titik), Kelurahan Padasuka, Kelurahan Cigugur Tengah (2 titik),
Kelurahan Utama (2 titik), Kelurahan Baros, Kelurahan Cibeureum
Tujuan dari pemantauan air tanah tersebut, sama halnya dengan pemantauan
kualitas air sungai, yaitu sebagai upaya dari DLH Kota Cimahi secara objektif
mengetahui kualitas dari air tanah di Kota Cimahi.
b. Peningkatan Fasilitas Sanitasi Masyarakat
Dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, jumlah
penduduk yang terlayani fasilitas pengolahan
limbah domestik terus meningkat setiap
tahunnya, pada tahun terakhir, Kota Cimahi
telah terlayani sebesar 70,27%. Fasilitas
tersebut berupa, tangki septic individu, IPAL
Komunal, ajmban keluarga dan MCK umum.
c. Pengawasan Izin Lingkungan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan, setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib membuat
Izin Lingkungan jika dokumen lingkungan yang dimilikinya disetujui setelah
tanggal 23 Februari 2012. Secara umum, kepemilikan dokumen lingkungan pada
industri di Kota Cimahi ada sekitar 48 industri dan seluruhnya telah melaksanakan
UKL/UPL dan 299 telah terdapat SPPL pada periode tahun 2017. (DLH Kota
Cimahi, 2018)
d. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup
Respon atau upaya selanjutnya yang dilakukan oleh Pemerintah kota Cimahi yaitu
melalui program peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan hidup yang
terdaat di dalamnya beberapa kegiatan penunjang. Kegiatan tersebut diantaranya
Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Undustri (Analisis Emisi Cerobong 15
Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair (Analisis
Sludge IPAL 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan
Limbah Cair (Analisis Air Limbah 40 Outlet Pelaku Usaha), Pengawasan
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -9 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO)
Bimbingan Teknis Operator Boiler), Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang
Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO) Bimbingan Teknis Operator
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL))
C. PERUBAHAN LAHAN DAN KETERSEDIAAN RTH
Pressure
a. Permukiman
Tekanan dari sektor permukiman erat kaitannya dengan faktor kemiskinan
terhadap perumahan kumuh dan ketersediaan air bersih, sarana dan prasarana
pembuangan sampah dan tinja. Kondisi lingkungan permukiman akan sangat
mempengaruhi kondisi kesehatan suatu masyarakat. Biasanya kondisi
permukiman yang buruk diakibatkan oleh kondisi penduduknya yang miskin,
dimana fokus kegiatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal,
yaitu kebutuhan minimal untuk mengkonsumsi makanan dalam takaran 2.100
kalori per orang perhari dan kebutuhan minimal non makanan seperti perumahan,
pendidikan, kesehatan dan transportasi. Dan juga pemukiman selain memberikan
tekanan terhadap kebutuhan lahan juga memberikan dampak terhadap pencemaran
lingkungan baik dari masalah sanitasi, masalah pengelolaan sampah dan
kebutuhan akan sumber air minum.
b. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah akan diikuti dengan terjadinya
perubahan pemanfaatan lahan dari kawasan hijau menjadi kawasan terbangun
guna memenuhi kebutuhan permukiman dan infrastruktur dasar bagi penduduk.
Hal tersebut menjadi tekanan bagi kawasan ekoregion karena berkurangnya lahan
untuk keberlanjutan ekosistem yang berakibat pada kerusakan ekosistem dan
terganggunya struktur dan fungsi ekosistem untuk memproduksi jasa ekosistem
secara optimal.
c. Indikasi Konflik RTRW dan Penggunaan Lahan
Konflik penggunaan lahan masih menjadi salah satu permasalahan utama dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Tumpang tindih area penggunaan lahan dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan, terutama apabila pemanfaatan yang
dilakukan tidak memperhatikan fungsi ekologi atau jasa ekosistem di suatu
kawasan.
State
a. Komposisi Penggunaan Lahan
Peruntukkan lahan Kota Cimahi tidak memiliki
lahan hutan, sehingga penghasil oksigen di
Kota Cimahi sangat bergantung terhadap ruang
terbka hijau dan tutupan vegetasi yang ada di
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -10 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
Kota Cimahi.Penggunaan lahan di Kota Cimahi mengalami banyak perubahan
yang dipengaruhi oleh masyarakat yang jumlahnya semakin bertambah setiap
tahunnya
b. Luas tutupan Vegetasi
Berdasarkan fungsinya, lahan vegetasi di Kota Cimahi masih di dominasi oleh
pekarangan. Lahan pekarangan disini dapat tersebar di rumah-rumah ataupun
perkantoran yang ditanami tumbuhan. Luas pekarangan yang berada di Kota
Cimahi adalah sebesar 851,41 Ha atau 20,03 % dari luas total lahan vegetasi di
Kota Cimahi sebesar 2.250,83 Ha atau 52,96%.
c. Banjir
Pada tahun 2017, Kota Cimahi mengalami banjir di sebagain kecil wilayahnya
beberapa lokasi tersebut jika dihubungkan dengan ketersediaan RTH, dapat
berpengaruh, karena lokasi tersebut kurang memiliki lahan yang diperuntukkan
sebagai ruang terbuka hijau sehingga infiltrasi air menjadi sedikit/sulit dan air
lebih dominan sebagai air larian dan dengan mudah dapat menggenang jika hujan
datang dengan intensitas yang besar dan dalam waktu yang lama.
Response
a. Penambahan Ruang Terbuka Hijau
Peningkatan RTH di wilayah Kota Cimahi akan direncanakan oleh pemerintah
Kota Cimahi, guna memehui 30% lahan untuk RTH, dengan acuan adalah RTRW
yang telah ada untuk lokasi-lokasi penambahan RTH di Kota Cimahi. diharapkan
dengan adanya penambahan RTH ini dapat menyeimbangkan ekosistem yang ada
antara lingkungan sosial dan ekonomi yang saat ini sedang berkembang di Kota
Cimahi
b. Opsi-opsi Resolusi Konflik RTRW dan Penggunaan Lahan
Berdasarkan identifikasi konflik
penggunaan lahan dan RTRW, maka
beberapa opsi resolusi konflik yang
dimungkinkan untuk dilaksanakan
adalah seperti yang tertera pada gambar
disamping. Dengan adanya opsi-opsi
tersebut di harapkan meminimalisir
tumpang tindih antara tataguna lahan
eksisting dan tataguna lahan berdasarkan
RTRW.
c. Penghijauan dan Pembuatan Taman Lingkungan
Upaya selanjtunya yang dilakukan Pemerintah kota Cimahi dalam ketersediaan
RTH adalah diantaranya dengan melakukan penghijauan dengan penanaman
RTRW Kawasan Budidaya
Kawasan
Lindung
Penambahan RTH disekitar industri dan
permukiman; penanaman pohon disekitar permukiman untuk mengurangi dampak
bencana banjir dan longsor serta
pembuatan terasering di sekitar daerah pertanian
Kawasan Budidaya
Pembuangan limbah industri tidak diarahkan di dekat wilayah permukiman
dan pertanian, serta pemakaian filter
cerobong asap agar tidak menganggu
penduduk di wilayah permukiman
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -11 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
pohon-pohon dan pembuatan Taman Lingkungan di beberapa lokasi di seluruh
kecamatan di Kota Cimahi.
D. INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) KOTA CIMAHI
a. Indeks Kualitas Air (IKA)
Indeks kualitas air Kota Cimahi Tahun 2017 memiliki nilai sebesar 18,67. Nilai
tersebut sangat kecil, dikarenakan hasil penentuan status mutu air, dari 15 titik
pantau dengan 2 kali periode pemantauan 22 diantaranya berstatus cemar berat.
b. Indeks Kualitas Udara (IKU)
Perhitungan indeks kualitas udara Kota Cimahi tahun 2017 diperoleh nilai indeks
sebesar 39,21. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat hasil bahwa Indeks Kualitas
Udara model referensi EU di Kota Cimahi pada pemantauan tahun 2017 melebihi
nilai maksimum yang dipersyatkan berdasarkan referensi EU.
c. Indeks Tutupan Vegetasi (ITV)
Dari hasil perhitungan, diperoleh Indeks Tutupan Vegetasi (ITV) Kota Cimahi
Tahun 2017 adalah sebesar 71,12
d. Indeks Kualitas Lingkungan Hiudp (IKLH) Kota Cimahi
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai IKLH Kota Cimahi adalah sebesar
45,81. Nilai tersebut berada pada range nilai 50 ≤ x < 58, yang termasuk ke dalam
kategori “waspada”. Dengan nilai tersebut Kota Cimahi perlu melakukan
pengendalian terhadap setiap indikator kualitas lingkungan, terutama terhadap
kualitas air.
IV. INOVASI
Inovasi yang ditawarkan adalah berupa Program “Cimahi Zero Waste City
2037”, Dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah (RPPLHD Kota Cimahi), Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT),
Bemara Nurseries, Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup, Coaching Kompetensi Pengawas Lingkungan Hidup,
Malam Anugerah PROPER, Pengadaan Sarana Penungjang Pengawasan
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -12 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
Lapangan (Alat Pengaman Diri dan Penunjang Analisis Lapangan) dan School
Campaign – Adaptasi dan Mitigasi Perubahan iklim.
A. Cimahi Zero Waste City 2037
Salah satu inovasi lingkungan yang menjadi andalan pemerintah Kota Cimahi
adalah suatu program jangka panjang yaitu “Cimahi Zero Waste City 2037”. Latar
belakang Cimahi Zero Waste City 2037 adalah pengalaman dari kondisi eksisting
dari Kota Cimahi dan juga pengalaman berharga di tahun sebelumnya terkait
permasalahan persampahan baik teknis maupun non teknis, diantaranya adalah :
Longsor Leuwigajah (2005), Kota Cimahi darurat sampah (2005-2006),
Penolakan warga sarimukti (2010)
Berawal dari permasalahan tersebut,
Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas
Lingkungan Hidup mencanangkan inovasi
suatu program jangka panjang dalam
mengelola sampah di Kota Cimahi yaitu
“Cimahi Zero Waste 2037”. Inovasi
tersebut berisikan perencanaan jangka
pendek hingga jangka menengah-panjang
langkah pergerakan dari pemerintah Kota
Cimahi bersama dengan Stakeholder baik teknis maupu non teknis mengenai
pengelolaan sampah dan stategi dalam menekan angka timbulan sampah dengan
mengurangi sampah sejak dari sumber.
B. Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(RPPLHD) Kota Cimahi
Inovasi selanjutnya yang di lakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi yaitu dengan
adanya penyusunan dokumen RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup) Kota Cimahi. Dengan adanya dokumen RPPLHD Kota
Cimahi, isu-isu prioritas yang sedang di hadapi Kota Cimahi dapat mengacu
terhadap dokumen RPPLH tersebut, karena di dalam dokumen tersebut berisikan
rencana perlindungan dan pengelolaan terhadap isu-isu lingkungan yang sedang
dihadapi Kota Cimahi.
RPPLHD Kota Cimahi disusun berdasarkan analisis data dan informasi yang
memperhatikan jangka waktu pelaksanaan RPPLHD selama 30 tahun, adapun
ruang lingkup muatan RPPLHD Kota Cimahi:
Rencana pemanfaatan dan/atau pencadangan
sumberdaya alam.
Rencana pemeliharaan dan perlindungan
kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup.
Rencana pengendalian, pemantauan, serta
pendayagunaan dan pelestarian sumber daya
alam.
Rencana adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -13 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
Keempat muatan tersebut dianalisis berdasarkan fokus masalah dan tantangan di
wilayah ekoregion yang berada di Kota Cimahi. Fokus masalah mengacu pada
ketidaksesuaian antara karakteristik ekoregion dengan perencanaan, sedangkan
tantangan mengacu pada langkah-langkah yang harus ditentukan dalam
menangani fokus masalah. Dengan hadirnya dokumen RPPLHD Kota cimahi,
dapat menintegrasikan setiap isu prioritas yang ada terhahap kondisi saat ini dan
kemudian hari yang tersaji terhadap informasi-informasi yang tertuang
didalamnya melalui beberapa sebaran peta spasial.
C. Layanan Lumpur Tinja Terjadwal
Inovasi selanjutnya yang di lakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu Layanan Lumpur Tinja Terjadwal
(LLTT). Inovasi tersebut berkaitan dengan isu prioritas di Kota Cimahi, yaitu
terhadap Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat. Berdasarkan kondisi
sebelumnya perilaku buang air besar sembarangan dan kurangnya fasilitas buang
air besar yang dimiliki oleh masyarakat secara pribadi, maka hadirnya Unit
Pelaksana Teknis Pengelola Air Limbah Domestik (UPT PALD) dengan inovasi
yang didalamnya terdapat Call Center dan Sistem Informasi Manajemen yang
bertujuan untuk melayani dan mempermudah masyarakat Kota Cimahi.
UPT PALD merupakan unit pelaksana teknis pada
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman yang
mempunyai fungsi tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas teknis Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman dalam bidang pengelolaan air limbah
domestik, pelatihan, penelitian, pendataan serta tugas
perbantuan yang di tugaskan kepada Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan semakin berkembangnya teknologi
dibutuhkan beberapa inovasi yang dilakukan oleh UPT PALD salah satunya
adalah dengan adanya call center dengan nomor 081214000055 yang
mempermudah bagi pelanggan. Call center berfungsi sebagai media informasi
bagi para pelanggan untuk bertanya mengenai berbagai hal tentang UPT PALD,
antara lain, mekanisme pelaksanaan penyedotan kakus, program LLTT (layanan
lumpur tinja terjadwal), melayani pelayanan on call, retribusi, laporan dan keluhan
adanya sumbatan pada jaringan komunal, kritik dan saran.
D. Bemara Nurseries
Pengembangan pembibitan tanaman hias berbasis
masyarakat (Bemara Nurseries) di Kota Cimahi sebagai
bentuk koordinasi dan kolaborasi antara Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan
masyarakat dalam hal pemanfaatan pengomposan sampah
sebagai media tanam dan kebutuhan akan minimnya lahan
pembibitan tanaman hias untuk penyulaman taman Kota
Cimahi. Luasan taman Kota Cimahi pada tahun 2015 adalah seluas 6,6 Ha di 89
lokasi yang tersebar di Kecamatan Cimahi Utara, Tengah dan Selatan. Sedangkan
untuk taman lingkungan yang dikelola oleh masyarakat adalah sebesar 1,87 Ha
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -14 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
yang tersebar di 12 kelurahan. Taman lingkungan yang tersebar di beberapa
Kelurahan di Kota Cimahi merupakan bentuk nyata dari koordinasi dan
kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
E. Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup
Inovasi selanjutnya yang dilakukan adalah dengan membuat program yang
didalamnya terdapat kegiatan penunjang dalam meningkatkan pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan. Program tersebut erat kaitannya dengan
isu lingkungan Kualitas dan Kuantitas Air dan Limbah B3. Kegiatan tersebut
diantaranya adalah, Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Undustri (Analisis
Emisi Cerobong 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan
Limbah Cair (Analisis Sludge IPAL 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi
Limbah Padat dan Limbah Cair (Analisis Air Limbah 40 Outlet Pelaku Usaha),
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even
Organizer (EO) Bimbingan Teknis Operator Boiler), Pengawasan Pelaksanaan
Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO) Bimbingan
Teknis Operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL))
F. Coaching Kompetensi Pengawas Lingkungan Hidup
Inovasi selanjutnya yang dilakukan pemerintah Kota Cimahi berkaitan dengan
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah Coaching Kompetensi Pengawas
Lingkungan Hidup. Maksud dari kegiatan Coaching Kompetensi Pengawas
Lingkungan Hidup ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai amanat
undang-undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah, Meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia bidang lingkungan hidup, Meningkatkan pelaksanaan
fungsi-fungsi pengawasan lingkungan hidup dan Meningkatkan pengawasan
dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
G. Malam Anugerah PROPER
Inovasi selanjtunya yaitu bentuk apresiasi pemerintah Kota Cimahi terhadap
stakeholder pelaku usaha melalui kegiatan Malam Anugerah Proper. Salah satu
bentuk kegiatan DLH Kota Cimahi untuk mendorong peningkatan ketaatan
usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah Penilaian Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Usaha dan/atau Kegiatan Daerah (PROPER).
Kegiatan ini merupakan aplikasi dari mekanisme pengawasan secara terpadu dan
komprehensif yang melibatkan instansi teknis tingkat Kabupaten/Kota. Adapun
tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup melalui instrumen insentif reputasi/ citra bagi perusahaan yang
mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang baik (berperingkat biru, hijau
dan emas) dan instrumen disinsentif reputasi/ citra bagi perusahaan yang
mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang buruk (berperingkat merah dan
hitam).
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi
I -15 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018
H. Pengadaan Sarana Penungjang Pengawasan Lapangan (Alat Pengaman
Diri dan Penunjang Analisis Lapangan)
Salah satu upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup dalam Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
pengawasan dan penegakan hukum. Dengan adanya pengadaan sarana dan
prasarana tersebut, dapat memaksimalkan kegiatan penunjang dalam pengawasan
lapangan yang dilakukan Pemerintah Kota Cimahi.
I. School Campaign – Adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim
Inovasi lain yang telah dilakukan Pemerintah Kota Cimahi adalah pelaksanaan
School Campaign dalam rangka adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Bentuk
school campaign yang dilakukan adalah melalui Earth Our, yang merupakan
program global diprakarsai oleh WWF (World Wide Fund For Nature).
V. PENUTUP
Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan hidup Daerah
Kota Cimahi telah menyelesaikan tujuan dari disusunya dokumen ini berupa :
a. Data dan informasi mengenai kondisi lingkungan baik dalam bentuk data dasar
dan analisis dari data yang disampaikan, telah berhasil dikumpulkan dari
berbagai sumber. Adanya pengumpulan data ini selain memberikan informasi
lingkungan di daerah Kota Cimahi juga memberikan kesempatan kepada
stakeholder di Cimahi untuk bekerja sama dalam pengumpulan data yang
diperlukan.
b. Tersusunnya isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi untuk tahun 2018, yaitu
Persampahan dan Limbah B3; Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat;
Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau yang dianalisa
berdasarkan status kualitas lingkungan hidup kritis dan perubahannya, sumber
tekanan terhadap lingkungan dan dampaknya serta upaya yang telah dilakukan
oleh Kota Cimahi selama kurun waktu tahun 2018.
c. Tersusunnya dokumen yang mendorong inisiatif berbagai pemangku
kepentingan dalam menyusun program dan kegiatan peningkatan keberlanjutan
pembangunan sesuai dengan kompetensinya dan atau secara sinergis dengan
pelaku lain, khususnya terkait dengan isu prioritas lingkungan, yang
dituangkan dalam Inovasi Lingkungan di Kota Cimahi.
Sebagai rencana tindak lanjut dari penyusunan dokumen informasi lingkungan ini,
maka pemerintah Kota Cimahi akan memfokuskan pada isu prioritas lingkungan
yang ada, tanpa mengesampingkan isu-isu lingkungan lain yang mungkin perlu
mendapatkan perhatian.