Drugs therapy, exs use
permetrin Pencegahan penularan oleh nyamuk
Comment: Penggunaan repelen/ spray dg insektisida
Quinin,
klorokuin,hidroksi
kloroquin,
meflokuin,pirimeta
min
Untuk penanganan serangan akut
Comment:
a. Agen schizontisidal darah yang beraksi pada fase eritrositik infeksi
P.vivax, P.ovale
b. Tidak rekomen utk infeksi P. Falciparum, P. malaria
Primakuin,
tafenokuin
Untuk penyembuhan secara radikal
Comment:
a. Agen schizontisidal jaringan, aksi thd parasit dalam hati
b. Kedua obat ini memiliki aksi mengahncurkan gametosit dan
menurunkan penyebaran infeksi (aksi pada seksual)
Klorokuin,
meflokuin,
proguanil,pirimeta
min,dapson,
doksisiklin
Untuk kemoprofilaksis –causal prophylactic agents
Comment:
Mengeblok link antara fase eksoeritrositik (dalam hati) dan fase eritrositik
(dalam darah) sehingga mencegah serangan malaria.
Primakuin, proguil,
pirimetamin
Untuk mencegah penularan
Comment :
a. Mengahancurkan gametosit (aksi pada fase seksual)
b. Pencegahan penularan oleh nyamuk thd manusia
Adverse effect
• Mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, anoreksia, malaise, kaburnya penglihatan, dan urtikaria jarang terjadi.
• Aturan minum setelah makan dapat mengurangi beberapa efek samping.
• Amoebiasis-- infeksi oleh Entamaoeba histolyca
karena masuknya kista dari amoeba dalam saluran
pencernaan manusia.
• Dalam usus, kista berkembang– tropozoit--- menempel
pada sel epitelium kolon.
• Tropozoit tsb melisis sel inang dan menginvasi menuju
kelapisan submukosa, dan menghambat makrofag yang
diaktivasi IFNg sehingga mengakibatkan disentri.
Treatment pada amoebiasis 1. Obat untuk amoebiasis usus infasif akut meghasilkan
disentri amoea parah dan akut, contoh metronidazole
atau tinidazole dengan dilosanid
2. Obat untuk amoebiasis usus kronik, contoh diloxsanid
3. Obat untuk amoebiasis hepatik yaitu metronidazole
dengan diloxsanid
4. Obat untuk status karier, contoh diloxsanid
Antivirus 2. Pembukaan
lapisan menyelimuti
genom virus dalam sel inang
3. Pembentukan komponen virus dalam sel inang
4.Pembentukan komponen virus
dalam sel inang---5.penyusunan partikel virus
6. Pelepasan virus,
penyebaran virus ke sel
lainya
1. Virus menempel dan masuk
pada sel inang
Treatment virus 1. Vaksinasi untuk mencegah penyebaran penyakit
2. Kemoterapi untuk mengobati virus dan
menghilamgkan virus dari tubuh
3. Merangsang mekanisme resistensi dari inang
sehingga dapat memperpendek durasi penyak
A. Obat Influenza Obat ini mampu menghentikan virus untuk memasuki
atau meninggalkan sel pejamu
1. Amantadin dan riantadin
untuk mengeblok pelepasan virus influenza dari sel
terinfeksi oleh neuraminidase inhibitor
Untuk pencegahan dan penanganan virus influenza
tipe A
2. Zanamivir
Obat baru yang menghambat neuraminidase influenza
A dan B, pelepasan virus dari sel yang terinfeksi
Jenis obat ARV
1. Reverse transcriptase nucleus (RTIs)
a. Golongan NRTIs, menghalangi pembentukan reverse transcriptase sehingga tidak terjadi pembentukan yang sempurna dari RNA virus menjadi DNA, Cth. ZDV, 3Tc,d4T,ABC dll
b. Golongan Non nucleus RT Inhibitors, mengikat reverse transcriptase sehingga tidak berfungsi, cth. EVP, NVP
2. Protoase Inhibitors (Pis),
menghalangi kerja enzim protoase yang berfungsi memotong DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran benar untuk memproduksi virus baru.
OUtline • Pada manusia, cacing parasit berada disaluran
pencernaan atau mempunyai siklus hidup yang
kompleks berpindah diseluruh tubuh manusia
• Siklus hidup cacing sangat tergantung pada
koordinasi neuromaskular, energi yang diproduki dan
integritas mikrotubulus
• Pembagian antelmintika didasarkan pada jenis cacing
parasit, dan jenis cacing parasit.
Jenis cacing parasit 1. Cestoda (tapeworm dan flatworm) contoh Taenia
saginata, Taenia solium, Hymenolepis nana
2. Nemotoda (roundworm) contoh Ascaris
lumbricoides (common roundworm), Enterobius
vermicularis (hookworm).
3. Trematoda (flukes) contoh schistosoma
haematobium, schistosoma mansoni, schistoma
japonicum
Therapy yang digunakan terhadap castoda dan trematoda
• Larva cestoda diusus halus sehingga penggunaan obat ditujukan pada usus halus
• Trematoda dapat berpindah pindah dala tubuh sehingga penggunaan obatnya harus mampu mencapai sirkulasi sistemik
Contoh obat adala praziquantel. • Aksi obat ini dengan meningkatka permeabilitas cacing parasit terhadap ion
kalsium sehingga terjadi kontraksi muskulatur tubuh, paralisis dan kematian pada cacing parasit
• Obat ini merupakan kategori drug of choice pada semua schistoma dan efektif pada cysticercosis
Therapy terhadap nematoda • Pengobatan pada cacing ini menggunakan mebendazol,
pirantel
• Mebendazol aksi menghambat fungsi protein cacing, dan
mebendazol berikatan beta tubulin bebas sehingga
menghambat glukosa.
• Obat ini mengakibatkan penghambatan pada pengambila
glukosa, obat ini merupakan spektrum luas
• Pirantel aksi mendepalorasi neuromuscular junction pada
cacing parasit, menyebabkan spasme dan paralisis cacing
parasit
Therapy terhadap filaria • Filariasis terapi dengan dietilkarbamazin atau ivermektin
• Prognosis, filaria merupakan cacing menyerupai benang yang
sering dijumpai didarah atau jaringan--- ditularkan dengan
bantuan nyamuk atau lalat
• Dietilkarbamazin merupakan senyawa turunan piperazin aktif
terhadap infeksi filariasis yang disebabkan oleh wuchereria
bancrofti dan loa loa.
• Ivermektin merupakan obat pilihan utama terhadap
onchocerciasis (cutaneous filariasis), obat ini memiliki aksi
dengan cara memblok transmisi yang diperantarai GABA
(GABA- mediated transmission). Atau berikatan pada sisi
alokterik pada reseptor asetilkolin nikotinik menghasilkan
paralisis motorik pada cacing parasit
Cont......
• INH :
Mekanisme: Menghambat bioseintesis asam mikolat yang merupakan unsur penting penyusun dinding sel mikobakterium
E.s : gatal, ikterius
• Rifampisi
a. Mekanisme: Bakterisid, membunuh kuman semi dormant yang tidak dapat dibunuh oleh INH
b. Menghambat DNA dependent RNA polymerase dari mikobakteria dan mikrorganisme lain dengan menekan terbentuk rantai dalam sintesis RNA
E.S : Gangguan saluran cerna, mual dan muntah
Cont.....
• Etambutol
Mekanisme: bakterisid, menghambat pemasukan asam mikolat kedalam dinding sel bakteri
E.S : gangguan penglihtan, buta warna
• Pyrazinamide
Mekanisme: Bakterisid, membunuh kuman dalam sel dengan suasana asam.
E.S : kerusakan hati apabila dosis melebihi 200 mg/hari, gangguan lambung, anemia
• Streptomisin
Mekanisme : bakterisid, menghambat sitesis protein sel mikroba
E.S : pendengaran, gangguan keseimbanagan