Download - Fatri nikendari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN PEM
ACHIEVEMEN
UNTUK MEN
INGIN
( Studi P
Semester Gena
FAKULT
i
EMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (ST
NT DIVISION) BERBANTUAN MACROME
ENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTA
IN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SIS
Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbo
nap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Ajaran 20
SKRIPSI
Oleh
FATRI NIKENDARI
NIM : K3306017
LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
STUDENT TEAM
MEDIA FLASH
TASI, RASA
ISWA
rbon Kelas X-A
2009/2010)
IKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI, RASA
INGIN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
( Studi Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X-A
Semester Genap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010)
Oleh: FATRI NIKENDARI
K 3306017
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Haryono, M.Pd.NIP. 19520423 197603 1 002
Pembimbing II
Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si.NIP. 19721115 200604 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 29 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. ....................
Sekretaris : Drs. Sulistyo Saputro, M.Si. .....................
Anggota I : Drs. Haryono, M.Pd. ....................
Anggota II : Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si. ......................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Fatri Nikendari. K3306017. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement Division) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI, RASA INGIN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA(Studi Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X-A Semester Genap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Desember 2010.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan motivasi berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash, (2) meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus diawali tahap persiapan dan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap tahun pelajaran 2009/2010. Data diperoleh melalui wawancara dengan guru, observasi, tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode pembelajaran kooperatif
STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash dapat
meningkatkan motivasi berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon. Hal ini
dapat dilihat dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I, motivasi
berprestasi siswa dengan kriteria sangat tinggi sebesar 14,28%, tinggi sebesar
80%, dan rendah sebesar 5,71% yang kemudian meningkat pada siklus II, dengan
kriteria sangat tinggi sebesar 37,2% dan tinggi sebesar 62,8%. (2) metode
pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan
macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tetapi tidak
meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada materi pokok hidrokarbon. Hal ini dapat
dilihat dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I ketuntasan belajar
siswa sebesar 51,4% yang kemudian meningkat menjadi 82,8 % pada siklus II.
Untuk rasa ingin tahu siswa pada siklus I dengan kriteria sangat tinggi sebesar
5,71% tidak mengalami perubahan pada siklus II. Sedangkan untuk kriteria tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
pada siklus I sebesar 77,14% meningkat menjadi 88,57% pada siklus II.
Untuk kriteria rendah sebesar 17,14% pada siklus I menjadi 5,71% pada siklus II.
Kata kunci: STAD, macromedia flash, motivasi berprestasi, rasa ingin tahu, prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Fatri Nikendari. K3306017. COOPERATIVE LEARNING USING STAD(Student Team Achievement Division) METHOD ASSISTED BY MACROMEDIA FLASH TO IMPROVE THE ACHIEVEMENT MOTIVATION, THE QURIOSITY, AND THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT (Study of Chemistry Learning in the Subject Matter of Hydrocarbon of Class X-A SEMESTER 2 of SMA Negeri 3 Cilacap in Academic Year of 2009/2010). Thesis. Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Education of Sebelas Maret University. December. 2010.
The aims of the research are (1) to improve the students’ achievement motivation in the subject matter of hydrocarbon by cooperative learning using STAD (Student Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash, (2) to improve the quriosity and the students’ achievement in the subject matter of hydrocarbon by cooperative learning using STAD (Student Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash.
The research was a Classroom Action Research that was held in two cycles. The cycles are started with preparation phase and execution phase of cycle consisting of action planning, action, observation, evaluation, and reflection. The research subject was the students of class X-A of SMA Negeri 3 Cilacap in academic year of 2009/2010. The data were obtained by observation, interview with teacher, test, questionnaire, and documentation. We use descriptive qualitative technique to analize the data.
The result of the research showed that (1) cooperative learning using STAD (Students Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash can improve the students’ achievement motivation in the subject matter of hydrocarbon. It can be seen from execution of cycle I and cycle II. At cycle I, the students’ motivation with a very high criteria was 14,28%, a high criteria was 80%, and a low criteria was 5,71% then it increased at cycle II where the students’ motivation with a very high criteria became 37,2% and a high criteria became 62,8% (2) cooperative learning using STAD (Students Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash can improve the students’ achievement of chemistry but it doesn’t for curiosity in the subject matter of hydrocarbon. It can be seen from the execution of cycle I and cycle II. At cycle I, the mastery learning of students were 51,4% then became 82,8 % at cycle II. For curiosity aspect, at cycle I with very high criteria was 5,71% and it doesn’t change at cycle II. While, there was an increasing curiosity from 77,14% at cycle I became 88,57% at cycle II. For a low criteria, the curiosity at cycle I was 17,14% and it decreased to 5,71% at cycle II.
Keywords: STAD, macromedia flash, achievement motivation, curiosity, students’ achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Success is the ability to go from failure to failure Success is the ability to go from failure to failure Success is the ability to go from failure to failure Success is the ability to go from failure to failure without losing your enthusiasmwithout losing your enthusiasmwithout losing your enthusiasmwithout losing your enthusiasm
(Sir Winston Churchill)(Sir Winston Churchill)(Sir Winston Churchill)(Sir Winston Churchill)
Hasbunallah wa ni’mal Hasbunallah wa ni’mal Hasbunallah wa ni’mal Hasbunallah wa ni’mal wakilwakilwakilwakil, , , , ni’mal maula wa ni’man natsirni’mal maula wa ni’man natsirni’mal maula wa ni’man natsirni’mal maula wa ni’man natsir (Q.S. Ali Imran:173)(Q.S. Ali Imran:173)(Q.S. Ali Imran:173)(Q.S. Ali Imran:173)
Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah
usahamu dan perketatlah doamuusahamu dan perketatlah doamuusahamu dan perketatlah doamuusahamu dan perketatlah doamu (writer)(writer)(writer)(writer)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Dengan penuh Dengan penuh Dengan penuh Dengan penuh cintacintacintacinta, karya ini, karya ini, karya ini, karya ini kupersembahkan untukkupersembahkan untukkupersembahkan untukkupersembahkan untuk
� Ibu Ibu Ibu Ibu (Sri Handayani) (Sri Handayani) (Sri Handayani) (Sri Handayani) dan Bapakdan Bapakdan Bapakdan Bapak (Suyitno) (Suyitno) (Suyitno) (Suyitno)
tercinta tercinta tercinta tercinta yang tiada henti berdoa untuk yang tiada henti berdoa untuk yang tiada henti berdoa untuk yang tiada henti berdoa untuk
dirikudirikudirikudiriku
� Adikku (Nugroho Wurianto) tersayangAdikku (Nugroho Wurianto) tersayangAdikku (Nugroho Wurianto) tersayangAdikku (Nugroho Wurianto) tersayang
yang selalu mensupport kakakyang selalu mensupport kakakyang selalu mensupport kakakyang selalu mensupport kakak
� Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap
yang telah melukiskan warnayang telah melukiskan warnayang telah melukiskan warnayang telah melukiskan warna----warni warni warni warni
kehidupankukehidupankukehidupankukehidupanku
� Keluarga besarKeluarga besarKeluarga besarKeluarga besar P. Kimia ’06 yang akan P. Kimia ’06 yang akan P. Kimia ’06 yang akan P. Kimia ’06 yang akan
selalu terpatri di hatikuselalu terpatri di hatikuselalu terpatri di hatikuselalu terpatri di hatiku
� AlmamaterAlmamaterAlmamaterAlmamater tercinta, Universitas Sebelas tercinta, Universitas Sebelas tercinta, Universitas Sebelas tercinta, Universitas Sebelas
Maret SurakartaMaret SurakartaMaret SurakartaMaret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada
waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan
perhatian dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan
hati perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan izin penyusunan skripsi.
2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si., selaku Ketua Jurusan P. MIPA yang telah
menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S., selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia
yang telah memberikan izin penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs.Haryono, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Ibu Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II yang telah pula
memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga
memperlancar penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Surono, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 3 Cilacap yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Umi Suprapti, S.Pd., selaku guru Kimia Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Bapak/Ibu guru dan karyawan SMA Negeri 3 Cilacap yang telah banyak
membantu selama penulis melakukan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas X-A. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan yang terbaik, kasih sayang,
dan semangat bagi penulis.
11. Adikku tersayang yang senantiasa menjadi motivator.
12. Sahabat-sahabatku (Eka Handayani Hesti Ningrum, Septina Mardhiani, Nur Fausi
Kusumawati, Ika Nugraha Fitriana) untuk segala dukungan, persahabatan, dan
bantuannya.
13. Teman seperjuanganku di kost en_en (Niyar Candra Agustin, Santi Silfiana
Ashary, Rianita) terima kasih untuk semangat dan bantuan yang luar biasa.
14. Teman-teman pendidikan kimia ’06.
15. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih
jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Desember 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v
HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
C. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8
1. Belajar .............................................................................................. 8
a. Pengertian Belajar .................................................................... 8
b. Teori-teori Belajar .................................................................... 9
c. Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif......................................... .. 11
2. Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division) .......................................................................................... 12
a. Metode Pembelajaran Kooperatif ............................................. 12
b. Metode Kooperatif STAD (Student Team Achievement
Division) ................................................................................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Media Pembelajaran Macromedia Flash ......................................... 16
a. Pengertian Media Pembelajaran .............................................. 16
b. Manfaat Media Pembelajaran .................................................. 17
c. Ciri Media Pembelajaran ......................................................... 18
d. Pengelompokan Media Pembelajaran .................................. ... 18
e. Macromedia Flash ................................................................ .. 19
4. Motivasi Berprestasi ........................................................................ 19
5. Rasa Ingin Tahu ............................................................................... 21
6. Prestasi Belajar ................................................................................ 22
7. Materi Hidrokarbon ........................................................................ 23
a. Kekhasan Atom Karbon ........................................................... 23
b. Penggolongan Hidrokarbon ...................................................... 24
c. Alkana, Alkena, Alkuna ........................................................... 25
d. Keisomeran ............................................................................... 31
e. Sifat-sifat Hidrokarbon ............................................................. 34
f. Kegunaan Senyawa Hidrokarbon ............................................. 36
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 37
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 38
D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 41
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 42
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 42
1. Waktu Penelitian ............................................................................. 42
2. Tempat Penelitian ............................................................................ 43
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 43
C. Metode Penelitian ................................................................................. 43
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 45
1. Data Penelitian ............................................................................... 45
2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45
a. Pengamatan............................................................................... 45
b. Wawancara atau Diskusi .......................................................... 46
c. Angket ...................................................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
d. Tes ............................................................................................ 46
E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 46
1. Instrumen Pembelajaran ................................................................ 46
a. Silabus ...................................................................................... 46
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 46
2. Instrumen Penilaian ...................................................................... 47
a. Instrumen Penilaian Kognitif ................................................... 47
b. Instrumen Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin
Tahu.......................................................................................... 51
c. Angket Balikan Siswa terhadap Proses Belajar Mengajar ....... 54
d. Observasi Siswa dalam PBM ................................................... 54
F. Analisis Data ........................................................................................ 54
G. Pemeriksaan Validitas Data ................................................................. 55
H. Prosedur Penelitian ............................................................................... 56
BAB IV. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN .................................. 59
A. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................................... 59
B. Deskripsi Hasil Siklus I ........................................................................ 61
1. Tahap Perencanaan Tindakan I ...................................................... 61
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I....................................................... 62
3. Tahap Observasi Tindakan I ......................................................... 63
4. Tahap Refleksi Tindakan I ............................................................ 70
C. Deskripsi Hasil Siklus II ...................................................................... 75
1. Tahap Perencanaan Tindakan II .................................................... 75
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II ..................................................... 76
3. Tahap Observasi Tindakan II ......................................................... 76
4. Tahap Refleksi Tindakan II ............................................................ 79
D. Pembahasan ......................................................................................... 85
E. Hasil Tindakan ..................................................................................... 90
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 91
A. Simpulan ............................................................................................... 91
B. Implikasi ............................................................................................... 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
C. Saran ..................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 94
LAMPIRAN ..................................................................................................... 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Nilai Ulangan Harian Hidrokarbon Kelas X ........................ 3
Tabel 2 Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif ...................................... 15
Tabel 3 Pengelompokkan Media Pembelajaran Menurut Anderson .......... 18
Tabel 4 Rumus Struktur dan Nama Alkana dengan jumlah atom C1
sampai C10 .................................................................................... 26
Tabel 5 Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil ................................... 27
Tabel 6 Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkena ... 29
Tabel 7 Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Alkuna .................. 30
Tabel 8 Titik Didih dan Titik Leleh Senyawa Hidrokarbon ...................... 34
Tabel 9 Rancangan Waktu Penelitian ........................................................ 42
Tabel 10 Indikator Keberhasilan Siklus I dan Siklus II ............................... 45
Tabel 11 Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal ............................................ 48
Tabel 12 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Soal ......................................... 49
Tabel 13 Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal .............................. 50
Tabel 14 Rangkuman Hasil Uji IndeksKesukaran Soal ............................... 51
Tabel 15 Skor Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu ........... 51
Tabel 16 Kategorisasi Pengukuran Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin
Tahu Siswa ................................................................................... 51
Tabel 17 Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket ........................................ 53
Tabel 18 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket .................................... 54
Tabel 19 Nilai Ulangan Harian pada Kompetensi Dasar Sebelumnya ........ 60
Tabel 20 Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Pra Siklus .................. 61
Tabel 21 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I ...................... 64
Tabel 22 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3
Cilacap pada Siklus I ................................................................... 64
Tabel 23 Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I .................................... 65
Tabel 24 Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus I ............................................ 66
Tabel 25 Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ............................. 67
Tabel 26 Hasil Tes Siklus I Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
SMA Negeri 3 Cilacap .................................................................................... 71
Tabel 27 Perbandingan Persentase Ketercapaian Motivasi Berprestasi dan
Rasa Ingin Tahu antara Pra Siklus dan Siklus I ............................................... 73
Tabel 28 Target Keberhasilan Siklus I ......................................................... 73
Tabel 29 Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I .............................................. 74
Tabel 30 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap
pada Siklus II .............................................................................. 76
Tabel 31 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II ..................... 77
Tabel 32 Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus II .................................... 77
Tabel 33 Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus II ........................................... 78
Tabel 34 Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ........................... 79
Tabel 35 Hasil Tes Siklus II Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A
SMA Negeri 3 Cilacap .................................................................. 80
Tabel 36 Peningkatan Rata-rata Nilai Tes dari Siklus I dan Siklus II .......... 82
Tabel 37 Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap
pada Siklus I dan siklus II ............................................................. 83
Tabel 38 Rasa Ingin Tahu Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada
Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 83
Tabel 39 Target Keberhasilan Siklus II ........................................................ 83
Tabel 40 Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II ............................................. 84
Tabel 41 Rangkuman Nilai Tiap Kelompok ................................................ 88
Tabel 42 Rangkuman Hasil Penelitian ......................................................... 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Ikatan Rantai Karbon .................................................................. 24
Gambar 2 Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Bentuk Rantai............ 25
Gambar 3 Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Jenis Ikatan ............. 25
Gambar 4 Kerangka Berpikir ....................................................................... 40
Gambar 5 Skema Model Penelitian.............................................................. 44
Gambar 6 Skema Analisis Data ................................................................... 55
Gambar 7 Skema Pemeriksaan Validitas Data............................................. 56
Gambar 8 Diagram Pie Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I .............. 66
Gambar 9 Diagram Pie Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus I ..................... 67
Gambar 10 Diagram Pie Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ................. 67
Gambar 11 Grafik Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 72
Gambar 12 Histogram Ketercapaian Hasil Siklus I ....................................... 73
Gambar 13 Histogram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I .......................... 74
Gambar 14 Diagram Pie Motivasi Berprestasi Siklus II ................................ 78
Gambar 15 Diagram Pie Rasa Ingin Tahu Siklus II ....................................... 78
Gambar 16 Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II .... 79
Gambar 17 Grafik Hasil Belajar Siklus II ...................................................... 81
Gambar 18 Histogram Distribusi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II .......... 81
Gambar 19 Histogram Ketercapaian Hasil Siklus II ………………………... 84
Gambar 20 Histogram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II …...…………... 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ................................................................................... 97
Lampiran 2 Lesson Plan ............................................................................ 99
Lampiran 3 Lembar Wawancara ............................................................... 105
Lampiran 4 Angket Observasi Kesulitan Belajar Kimia ........................... 108
Lampiran 5 Analisis Hasil Perhitungan Angket Observasi Kesulitan
Belajar Kimia ........................................................................ 109
Lampiran 6 Daftar Nilai Kimia Tahun Pelajaran 2007/2008 .................... 110
Lampiran 7 Daftar Nilai Kimia Tahun Pelajaran 2008/2009 .................... 114
Lampiran 8 Daftar Nilai Kelas X-A .......................................................... 118
Lampiran 9 Dasar Pembentukan Kelompok .............................................. 120
Lampiran 10 Daftar Kelompok STAD Kelas X-A ..................................... 121
Lampiran 11 Kisi-kisi Tryout Kognitif Siklus I .......................................... 122
Lampiran 12 Instrumen Tryout Kognitif Siklus I ........................................ 127
Lampiran 13 Kisi-kisi Tryout Angket Motivasi Berprestasi ....................... 136
Lampiran 14 Instrumen Angket Tryout Motivasi Berprestasi ..................... 142
Lampiran 15 Kisi-kisi Tryout Angket Rasa Ingin Tahu .............................. 145
Lampiran 16 Instrumen Angket Tryout Rasa Ingin Tahu ............................ 151
Lampiran 17 Analisis Tryout Kognitif Siklus I ........................................... 154
Lampiran 18 Analisis Tryout Angket Motivasi Berprestasi ........................ 155
Lampiran 19 Analisis Tryout Angket Rasa Ingin Tahu ............................... 157
Lampiran 20 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus .................. 159
Lampiran 21 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus ............... 163
Lampiran 22 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus .................. 165
Lampiran 23 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ........................ 166
Lampiran 24 Instrumen Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ...................... 170
Lampiran 25 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ......................... 172
Lampiran 26 Kisi-kisi Instrumen Kognitif Siklus I ..................................... 173
Lampiran 27 Instrumen Penilaian Kognitif Siklus I .................................... 177
Lampiran 28 Analisis Aspek Kognitif Siklus I............................................ 184
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Lampiran 29 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ...................... 187
Lampiran 30 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ................... 193
Lampiran 31 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ...................... 196
Lampiran 32 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Siklus I ............................ 197
Lampiran 33 Instrumen Angket Rasa Ingin Siklus I ................................... 203
Lampiran 34 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Siklus I ............................. 206
Lampiran 35 Kisi-kisi Tryout Kognitif Siklus II ......................................... 207
Lampiran 36 Instrumen Tryout Kognitif Siklus II ....................................... 212
Lampiran 37 Analisis Tryout Kognitif Siklus II .......................................... 220
Lampiran 38 Kisi-kisi Instrumen Kognitif Siklus II.................................... 221
Lampiran 39 Instrumen Penilaian Kognitif Siklus II .................................. 225
Lampiran 40 Analisis Aspek Kognitif Siklus II .......................................... 231
Lampiran 41 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Siklus II .................... 234
Lampiran 42 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Siklus II .................. 240
Lampiran 43 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Siklus II ..................... 243
Lampiran 44 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ........................... 244
Lampiran 45 Instrumen Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ......................... 250
Lampiran 46 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ............................ 253
Lampiran 47 Soal Diskusi Siklus I .............................................................. 254
Lampiran 48 Soal Diskusi Siklus II ............................................................. 256
Lampiran 49 Soal Kuis Siklus I ................................................................... 257
Lampiran 50 Soal Kuis Siklus II ............................................................... 258
Lampiran 51 Nilai Kelompok ................................................................... .. 259
Lampiran 52 Absensi Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap ............... 261
Lampiran 53 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar .................... . 262
Lampiran 54 Simpulan Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kelas X-A 263
Lampiran 55 Indikator Angket Tanggapan Balikan Siswa ......................... 265
Lampiran 56 Analisis Angket Balikan Siswa ........................................... .. 267
Lampiran 57 Kuesioner Tanggapan Siswa ............................................... .. 268
Lampiran 58 Analisis Kuesioner Tanggapan Siswa ................................. .. 270
Lampiran 59 Contoh Perhitungan............................................................... . 271
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Lampiran 60 Dokumentasi Penelitian....................................................... 276
Lampiran 61 Macromedia Flash ............................................................... 280
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu
bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang
bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan yang bersifat
terus-menerus. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan adalah dengan penyempurnaan sistem kurikulum yang
berkesinambungan. Kurikulum yang berlangsung saat ini adalah KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagai penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya yaitu KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
KTSP mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan. Selain itu, dalam kurikulum ini, guru diberikan kesempatan untuk
mengembangkan indikator pembelajaran sesuai kebutuhan masing-masing
sekolah sehingga guru dituntut untuk kreatif dalam memilih serta
mengembangkan materi pembelajaran yang akan disampaikan di sekolah. Materi
yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan serta tingkat kemampuan masing-
masing sekolah. Dengan kurikulum ini, maka guru sebagai pendidik harus bisa
memilih strategi pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya. KTSP
sesungguhnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Artinya, kurikulum baru ini tetap memberikan tekanan pada
pengembangan kompetensi siswa. Oleh karena itu, pembelajarannya lebih
menekankan pada keaktifan siswa sehingga siswa mampu mencapai kompetensi
yang diharapkan.
Prinsip pengembangan KTSP antara lain: (1) Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, (2)
Beragam dan terpadu, (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh
dan berkesinambungan, (6) Belajar sepanjang hayat, (7) Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah (Imam Hanafie, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan
menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem
mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah faktor guru. Tanpa guru yang profesional, mustahil suatu
sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan. Mutu
pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana PBM (Proses Belajar Mengajar)
yang dilakukan guru di kelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Jadi,
mutu pendidikan ditentukan di dalam kelas melalui PBM (Kunandar, 2009).
Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia
menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu
berada di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Kimia adalah satu mata
pelajaran yang mempelajari mengenai materi dan perubahan yang terjadi di
dalamnya. Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia.
Kesulitan siswa dalam memahami mata pelajaran kimia tidak terlepas
dari materi yang dipelajari dalam kimia lebih bersifat abstrak. Untuk itulah
diperlukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran kimia menjadi
lebih menarik dan menyenangkan. Dengan strategi pembelajaran yang tepat,
diharapkan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran kimia.
Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan. Siswa tidak boleh
lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata, tetapi harus diberikan peran
aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa bertindak
sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator
yang kreatif.
SMA Negeri 3 Cilacap merupakan salah satu sekolah menengah di
Cilacap yang berstatus RSBI. Berdasarkan pengamatan di kelas, khususnya kelas
X, angket observasi kesulitan belajar, wawancara dengan guru kimia di sekolah
tersebut, serta data nilai ulangan kimia, dapat diidentifikasi permasalahan yang
ada. Interaksi dalam pembelajaran hendaknya terjadi dua arah sehingga
mencerminkan proses yang aktif baik guru maupun siswa. Akan tetapi, kenyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang ada menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas cenderung didominasi
oleh guru sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang pasif.
Metode pembelajaran yang selama ini digunakan guru pada materi pokok
hidrokarbon adalah metode ceramah yang sering kali menyebabkan kejenuhan
bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, pemanfaatan fasilitas yang
ada masih belum maksimal. Dengan adanya media berbasis komputer di setiap
kelas, masih sedikit guru yang mampu memanfaatkannya dalam proses
pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung rendah,
dapat dilihat dari tabel nilai ulangan harian hidrokarbon tahun lalu berikut ini.
Tabel 1. Data Nilai Ulangan Harian Hidrokarbon Kelas X Tahun Ajaran
Batas Tuntas
Jumlah Siswa % Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas Total 2007/2008 65 47 33 80 58,75 2008/2009 65 42 38 80 52,5
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia, siswa
kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap tahun ajaran 2009/2010 memiliki motivasi
berprestasi yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari mudah puasnya siswa ketika
mendapat nilai yang cukup. Siswa merasa sudah aman apabila nilai mereka sudah
mencapai batas ketuntasan tanpa ada keinginan untuk meningkatkan prestasi
belajar mereka. Hal ini menyebabkan hasil belajar mereka menjadi kurang
maksimal. Dikarenakan motivasi berprestasi siswa masih rendah, maka
keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran masih kurang. Hal ini dapat dilihat
dari sedikitnya siswa yang bertanya saat pelajaran serta kurang aktifnya siswa
dalam proses belajar.
Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki proses
dan hasil belajar. Sebagai tindak lanjut guna mengatasi permasalahan yang ada,
maka perlu dilakukan penelitian tindakan yang berorientasi perbaikan kualitas
pembelajaran melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kasihani
Kasbolah (2001: 27), untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di
sekolah, relevansi pendidikan, mutu hasil pendidikan, serta efisiensi pengelolaan
pendidikan, dapat dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan metode dan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelajaran yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan dan meningkatkan keaktifkan siswa. Metode mengajar yang baik
yaitu metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kondisi
siswa, sarana dan prasarana yang tersedia, serta tujuan pembelajarannya.
Alternatif pemecahan untuk mengatasi berbagai masalah dalam
pembelajaran kimia khususnya materi hidrokarbon salah satunya dengan
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai. Upaya dalam meningkatkan
motivasi berprestasi, prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa di SMA Negeri 3
Cilacap dapat ditempuh dengan metode kooperatif STAD (Student Team
Achievement Division) berbantuan macromedia flash pada materi pokok
hidrokarbon. STAD (Student Team Achievement Division) merupakan metode
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok-
kelompok kecil. Kelebihan dengan metode STAD ini, yaitu (1) Siswa dapat saling
membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi tersebut
sehingga melatih kerjasama antar siswa; (2) Seluruh siswa menjadi lebih siap
dalam melaksanakan pembelajaran. Disisi lain, metode pembelajaran STAD ini
merupakan metode pembelajaran kooperatif yang kegiatan kelompoknya lebih
mudah dikendalikan dan diawasi. Sedangkan macromedia flash merupakan media
berbasis komputer yang dapat menjadi tutorial terprogram yang memberikan
informasi mengenai materi pelajaran serta memberikan umpan balik bagi jawaban
siswa atas pertanyaan yang muncul dari media tersebut. Dengan penggunaan
macromedia flash, diharapkan mampu mengefektifkan proses pembelajaran.
Selain itu, animasi-animasi yang ditampilkan diharapkan mampu merangsang
keingintahuan siswa serta menjadikan proses pembelajaran lebih menarik.
Pada penggunaan metode pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Division), dapat dilengkapi dengan media elektronik, seperti halnya
macromedia flash. Menurut Hartiningsih (2006), pembelajaran dengan media
elektronik, baik guru maupun siswa sama-sama aktif melaksanakan peran masing-
masing menuju tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu keberhasilan siswa di
dalam belajar mengajar. Pemanfaatan media elektronik juga dapat mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kebosanan siswa yang biasanya hanya mendapat pelajaran kimia dengan metode
ceramah saja.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dipandang perlu bagi penulis
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan metode pembelajaran
STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash dalam
membantu siswa memahami materi pelajaran kimia pada materi pokok
pembelajaran hidrokarbon, sehingga perlu dilakukan suatu Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang diadakan di SMA Negeri 3 Cilacap Kelas X-A semester genap
tahun ajaran 2009/2010. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus
tindakan. Pada siklus 1, siswa berkelompok dan memperhatikan presentasi guru
dengan macromedia flash di depan kelas. Sedangkan pada siklus 2, siswa
berkelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan 1 laptop untuk
mengoperasikan macromedia flash.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dimuka, agar penelitian ini lebih
terfokus dan terarah, maka dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap
Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kooperatif STAD berbantuan macromedia flash.
3. Materi Pelajaran
Materi pelajaran kimia dibatasi pada pokok bahasan hidrokarbon
terutama kekhasan atom karbon dan Alkana, Alkena, serta Alkuna.
4. Objek penelitian
Obyek penelitian meliputi :
a. Motivasi berprestasi siswa yang dikategorikan dalam motivasi sangat
tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Motivasi berprestasi siswa
dihitung menggunakan angket motivasi berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Rasa ingin tahu siswa yang dikategorikan dalam rasa ingin tahu sangat
tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Rasa ingin tahu siswa dihitung
menggunakan angket rasa ingin tahu.
c. Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah ketuntasan belajar siswa
pada aspek kognitif. Nilai aspek kognitif diperoleh dari tes siklus I dan
tes siklus II. .
d. Proses pembelajaran direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II. Jika pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang
direncanakan yaitu motivasi berprestasi sebesar 30%, rasa ingin tahu
25% dan ketuntasan 65% maka dilanjutkan pada indikator keberhasilan
siklus II yaitu motivasi berprestasi sebesar 35%, rasa ingin tahu 30% dan
ketuntasan 75%.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah serta untuk
memperjelas permasalahan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement
Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi
berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon?
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement
Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan rasa ingin tahu
dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon?
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Peningkatan motivasi berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon
dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement
Division) berbantuan macromedia flash.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Peningkatan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa pada materi pokok
hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team
Achievement Division) berbantuan macromedia flash.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan
pengetahuan relevan untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dilihat dari hal-hal berikut:
a. Manfaat bagi Inovasi Pembelajaran
Meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran serta
dapat meningkatkan pendekatan, metode, dan gaya pembelajaran yang
sebelumnya telah dilakukan oleh guru khususnya pada materi pokok hidrokarbon.
b. Manfaat bagi Sekolah
Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam perbaikan proses
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya,
dan perbaikan kualitas sekolah pada umumnya.
c. Manfaat bagi Pengembangan Profesi Guru
Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran,
sehingga dapat memberikan pengajaran yang lebih baik kepada siswa serta dapat
mengembangkan metode STAD ini pada konsep yang lain.
d. Manfaat bagi Siswa
Memberikan pengalaman pembelajaran yang menarik serta dapat
meningkatkan keaktifannya dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang
sebenarnya merupakan gejala belajar. Belajar dapat diartikan sebagai usaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Winkel (1996: 53) mengemukakan bahwa
belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap dimana perubahan-
perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap
hasil yang telah diperoleh.
Menurut pendapat Good dan Brophy dalam Ngalim Purwanto (2004: 85),
mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu “Learning is the
development of new associations as a result of experience”. Good dan Brophy
mengemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat
dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami
belajar. Sehingga yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy
bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi
secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-
hubungan baru (new association).
Menurut Ngalim Purwanto (2004: 85) ada beberapa elemen yang
mencirikan pengertian belajar yaitu: (1) Belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku, (2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan
dan pengalaman, (3) Perubahan yang terjadi dalam belajar relatif mantap dan
merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang, (4) Tingkah laku
yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dari berbagai definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perkembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dilakukan seseorang baik secara individu maupun kelompok untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman dan
latihan dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Teori-teori Belajar
1) Teori Belajar Kognitif
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah
bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang telah tertata
dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan
dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki seseorang. Teori yang termasuk dalam teori belajar
kognitif, antara lain:
a) Teori Belajar Bruner
Bruner dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 103) menyarankan agar dalam
proses belajar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan
prinsip dan melakukan eksperimen–eksperimen yang memberi kesempatan siswa
untuk menemukan prinsip-prinsip sendiri. Jadi siswa tidak menerima informasi
tetapi juga aktif dalam memperoleh informasi.
b) Teori Belajar Gagne
Gagne mengemukakan teori belajarnya yaitu bahwa belajar ialah suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan,
dan tingkah laku. Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar, belajar terdiri dari
tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.
Kondisi eksternal terdiri diri delapan fase belajar, yaitu (1) fase motivasi,
(2) fase pengenalan, (3) fase perolehan, (4) fase retensi, (5) fase pemanggilan, (6)
fase generalisasi, (7) fase penampilan, (8) fase umpan balik. Kondisi internal
merupakan proses yang terjadi di dalam pikiran siswa. Sedangkan hasil belajar,
Gagne menyebutnya sebagai kemampuan-kemampuan (capabilities).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c) Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi.
Dimensi pertama berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian informasi
meliputi penerimaan dan penemuan. Dimensi kedua berhubungan dengan cara
siswa mengaitkan informasi ke dalam struktur kognitif yang ada meliputi belajar
hafalan dan belajar bermakna.
d) Teori Belajar Piaget
Pengertian belajar menurut Jean Piaget yaitu belajar merupakan
pengembangan aspek kognitif sebagai bekal untuk dapat memecahkan persoalan
yang dihadapi siswa dalam kehidupannya dan untuk mengembangkan kehidupan
yang lebih baik. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi
empat, yaitu tahap sensori-motor (0-2 tahun), tahap pra-operasional(2-7 tahun),
tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasi formal (11 tahun- ke
atas)
2) Teori Konstruktivistik
Paul Suparno (1997: 63), dalam paham konstruktivisme menyatakan
bahwa peserta didik harus menemukan sendiri, menyimpan, mengecek, dan
mengorganisasikan suatu konsep (informasi) baru dengan konsep lama dan
merevisinya apabila tidak sesuai lagi. Pandangan konstruktivisme menyatakan
bahwa peserta didik diberi kesempatan agar menggunakan suatu strategi sendiri
dalam belajar secara sadar dan pendidik dalam hal ini membimbing peserta didik
ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Pandangan konstruktivistik sangat
berbeda dengan pandangan behavioristik maupun kognitif yang menekankan
bahwa pikiran peserta didik dapat dipetakan oleh seorang guru. Dalam
konstruktivistik, tujuan pembelajaran bukanlah mengajarkan informasi melainkan
untuk menciptakan situasi sehingga peserta didik dapat menginterpretasikan
informasi dalam pemahaman mereka sendiri.
Konstruktivistik menekankan belajar sebagai proses operatif, bukan
figuratif. Belajar operatif adalah belajar memperoleh dan menemukan struktur
pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam
situasi. Belajar operatif tidak hanya menekankan pada pengetahuan deklaratif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(pengetahuan tentang “apa”), namun juga pengetahuan struktural (pengetahuan
tentang “mengapa”) serta pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang
“bagaimana”). Belajar figuratif adalah belajar memperoleh pengetahuan dan
penambahan pengetahuan.
Konstruktivistik menekankan pada belajar autentik, bukan artifisial.
Belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari
secara nyata. Belajar bukan sekedar mempelajari teks-teks (tekstual), terpenting
ialah bagaimana menghubungkan teks itu dengan kondisi nyata atau kontekstual.
Selain menekankan pada belajar operatif dan autentik, konstruktivisme
juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar
kolaboratif dan kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal balik dan
fungsional antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, serta
kelompok dan kelompok. Singkatnya, belajar adalah interaksi sosial. Secara
sosiologis, pembelajaran konstruktivisme menekankan pentingnya lingkungan
sosial dalam belajar dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam
belajar kolaboratif dan kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara
konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta
didik untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka
bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam
pencarian pemahaman bersama. Kata kunci belajar kolaboratif dan kooperatif
adalah purposeful talk yaitu percakapan yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik menelaah, mengelaborasi, mengakses, dan membangun
pengetahuannya di dalam konteks social (Agus Suprijono, 2009: 39-40).
c. Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif
Pada umumnya, prinsip-prinsip belajar kooperatif meliputi: (1) Adanya
perencanaan, yaitu pembentukkan kelompok-kelompok kecil, anggota dalam
kelompok dipilih secara heterogen yang bertujuan untuk saling membantu setiap
anggota sehingga tiap anggota mampu menguasai materi yang diajarkan; (2)
Pelaksanaan, dalam hal ini guru memberikan bimbingan belajar pada setiap
kelompok. Dalam proses belajar, diharapkan siswa aktif dan terlibat langsung
sehingga hasil belajar melekat dalam ingatan siswa. Tiap siswa bertanggung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
jawab secara individu untuk kemajuan kelompoknya; (3) Evaluasi, dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana penyerapan materi oleh siswa. Evaluasi dapat
dilakukan dengan tanya jawab maupun pemberian kuis.
2. Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi
transaksional yang bersifat timbal balik. Komunikasi transaksional adalah bentuk
komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang
terkait dalam proses pembelajaran (Robinson, 2005: 9.4). Kegiatan belajar dan
pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan
belajar adalah kegiatan primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut,
sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan untuk
dapat tercapainya kegiatan belajar yang optimal.
Metode secara harfiah berarti suatu cara yang teratur atau yang telah
difikirkan secara mendalam untuk mencapai sesuatu. Dengan demikian, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang telah direncanakan oleh guru
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Sebagai cara yang telah direncanakan,
metode harus dapat dijadikan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan
pembelajaran di samping komponen lainnya. Fungsi metode dalam pembelajaran
akan optimal apabila di dalam penggunaannya mampu memberikan kesenangan
dan kegembiraan bagi peserta didik. Hal ini dapat dicapai apabila setiap guru
dapat memilih metode yang tepat dengan tujuan, peserta didik, dan materi
pelajaran.
a. Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang didasarkan pada
pemahaman konstruktivisme. Dalam teori konstruktivisme peserta didik harus
menemukan sendiri dan memecahkan informasi baru dengan aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Sesuai dengan disiplin
ilmu kimia dimana dalam hal ini perkembangan dalam dunia kimia sangat
dinamis maka kondisi seperti ini mutlak diperlukan. Pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2008: 35).
Menurut Anita Lie (2004: 41) dalam pembelajran kooperatif siswa
dikelompokkan secara heterogen dengan memperhatikan keanekaragaman jenis
kelamin, latar belakang sosio ekonomi, serta kemampuan akademis. Dalam
penelitian ini hanya akan memperhatikan faktor keanekaragaman gender dan
kemampuan akademis. Selanjutnya Slavin (2008: 10) menjelaskan bahwa
pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak ditemukan dalam
pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban individual dan
kesempatan sukses yang sama. Dalam kegiatan belajar individual cenderung
mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Menurut Arends (2001: 6-7) terdapat enam fase atau langkah utama yang
terlibat dalam pelajaran yang menggunakan model cooperative learning adalah:
(1) Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pelajaran dan
membangkitkan motivasi belajar siswa, (2) Pada fase kedua diikuti oleh presentasi
informasi, biasanya dalam bentuk teks lebih disukai daripada bentuk ceramah, (3)
Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar, (4) Dalam
langkah berikutnya, siswa dibantu oleh guru, bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan tugas-tugas interdependen, (5) Presentasi hasil akhir kelompok
atau menguji segala yang sudah dipelajari siswa, dan (6) Memberi pengakuan
pada usaha kelompok maupun individu.
Menurut Anita Lie (2004: 31) untuk mencapai hasil maksimal lima unsur
model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu: (1) Saling
ketergantungan positif , untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar
perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
Intinya setiap anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian bertukar
pikiran atau informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota
mengenai seluruh bagian, sehingga dengan cara ini mau tidak mau setiap angota
harus merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota
yang lain juga dapat berhasil, (2) Tanggung jawab perseorangan, unsur ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
merupakan akibat langsung dari unsur pertama. Jika tugas dan prosedur penelitian
dibuat menurut prosedur Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilannya adalah
persiapan pengajar dalam penyusunan tugasnya, (3) Tatap muka, setiap kelompok
harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan
interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa anggota akan lebih
baik daripada hasil pemikiran dari individu saja. Lebih jauh lagi hasil kerjasama
ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi
adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan
masing-masing, (4) Komunikasi antar anggota, unsur ini juga menghendaki agar
para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum
menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara
berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan
berbicara. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat
mereka, (5) Evaluasi proses kelompok, pengajar perlu menjadwalkan waktu
khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerjasama kelompok tersebut agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan efektif.
Terdapat lebih dari sepuluh metode pembelajaran kooperatif yang telah
dikembangkan. Masing-masing metode pembelajaran kooperatif atau tipe
pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pemilihan
metode untuk mengajar harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Untuk melihat dengan jelas perbandingan masing-masing metode pembelajaran
kooperatif berdasarkan kesesuaian materi pembelajaran dapat dilihat pada Tabel
2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tabel 2. Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif Metode Kesesuaian materi STAD Materi yang sudah didefinisikan dengan jelas, seperti
matematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.
TGT Materi yang dapat dibuat permainan (game akademik) TAI Digunakan pada materi yang berkaitan dengan penguasaan
materi sebelumnya. CIRC Digunakan pada materi-materi yang bersifat narasi, yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan
GI Digunakan pada materi yang berhubungan dengan penguasaan, analisis, dan mensintesiskan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek.
Jigsaw Materi yang bersifat penjelasan terperinci, misalnya siswa diminta membaca bab, buku kecil ataupun materi lain biasanya bidang studi sosial, biografi, dan sebagainya.
Complex Instruction
Digunakan pada materi yang berorintasi penemuan, khususnya bidang ilmu pengetahuan ilmiah, matematika, dan ilmu sosial.
b. Metode Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)
STAD (Student Team Achievement Division) merupakan pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin. STAD merupakan salah
satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif.
Metode pembelajaran ini lebih menekankan berbagai ciri pembelajaran
langsung, dan merupakan metode yang mudah untuk diterapkan dalam
pembelajaran sains. Seperti dalam kebanyakan metode pembelajaran kooperatif,
metode STAD didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam
belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri.
Secara umum terdiri dari 5 komponen utama, yaitu:
1) Presentasi Kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di
dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga
memasukkan presentasi audiovisual.
2) Tim/kelompok
Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam
hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini
adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih
khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan
kuis dengan baik.
3) Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi
dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis
individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam
mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual
untuk memahami materinya.
4) Skor Kemajuan Individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan
kepada siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih
giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
5) Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain
dilihat dari nilai rata-rata kuis masing-masing kelompok. Predikat penghargaan
yang akan diperoleh digolongkan menjadi tiga, yaitu Good Teams (Tim Baik),
Great Teams (Tim Hebat), dan Super Teams (Tim Istimewa).
3) Media Pembelajaran Macromedia Flash
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari kata Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang berarti perantara. Oleh karena itu, secara harfiah media diartikan
sebagai perantara atau pengantar pesan. Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad
(2009: 3) mengemukakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli. Association of
Education and Communication Technology (AECT, 1977) memberi batasan
tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Heinich dalam Azhar (2009: 4)
mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut media pembelajaran.
Sementara itu, Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran. Sedangkan menurut Dinje Borman
Rumumpuk dalam Robinson (2005: 7.4) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah setiap alat baik hardware maupun software yang digunakan sebagai media
komunikasi yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar
mengajar.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana dan Rivai dalam Azhar mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa yang dapat dilakukan oleh media
yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya, yaitu:
1) Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
2) Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording.
3) Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
mengenai kejadian itu.
d. Pengelompokan Media Pembelajaran
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi dibagi menjadi dua yaitu media tradisional dan media
mutakhir. Anderson (1976) mengelompokan media menjadi 10 golongan sebagai
berikut:
Tabel 3. Pengelompokkan Media Pembelajaran Menurut Anderson No Golongan Contoh 1 Audio Kaset audio, CD, siaran radio 2 Cetak Buku pelajaran, modul, gambar, brosur 3 Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis 4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi, slide5 Proyeksi audio visual diam Film bingkai bersuara 6 Visual gerak Film bisu 7 Audio visual gerak Film gerak bersuara, VCD, televisi 8 Objek fisik Benda nyata, model, specimen 9 Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran 10 Komputer CAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
e. Macromedia Flash
Salah satu media berbasis komputer yang saat ini banyak digunakan yaitu
macromedia flash. Dalam hal ini, komputer berperan sebagai Computer Assisted
Learning (CAL). Ada dua model penggunaannya yaitu: (1) Model tutor
pengganti, dalam model ini siswa berinteraksi langsung dengan komputer yang
diprogram untuk mereaksi terhadap respon-respon siswa, (2) Model laboratorium
simulasi, Dalam model ini komputer lebih merupakan sumber belajar. Situasi-
situasi praktis dapat dijadikan model pada komputer yang memungkinkan untuk
dipelajari (Oemar Hamalik, 1989: 68-73).
Macromedia flash merupakan sebuah program yang digunakan untuk
membuat animasi multimedia yang interaktif dan website yang dinamis.
Keunggulan macromedia flash antara lain adanya fasilitas timeline yang siap
digunakan untuk membuat game, presentasi multimedia, animator, pembuat
halaman web dan untuk pelajar maupun pengajar multimedia. Pembelajaran
dengan macromedia flash dapat membuat proses belajar mengajar lebih menarik
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa.
4. Motivasi Berprestasi
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Mc. Donald dalam
buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2001: 71) mengemukakan bahwa
motivasi dapat didefinisikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2)
dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan
merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau
pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan yaitu hal yang ingin dicapai oleh seorang
individu.
Dalam proses belajar mengajar, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang
sangat penting karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
jika tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar ini adalah aktivitas yang bersifat fisik
maupun mental. Paul B. Diedrich dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar (2010: 101) mengemukakan delapan macam aktivitas siswa dalam
proses belajar, yaitu: (1) Visual activities, (2) Oral activities, (3) Listening
activities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities, (7)
Mental activities, dan (8) Emotional activities.
Emotional activities sebagai aktivitas dalam proses belajar meliputi
menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang, bergairah, dan memiliki motivasi.
Salah satu faktor yang sangat menentukan prestasi belajar adalah motivasi untuk
berprestasi. Motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis
(kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Sering dijumpai siswa yang memiliki
intelegensi tinggi namun prestasi belajarnya rendah dikarenakan kurang
mempunyai motivasi untuk berprestasi. Oleh karena itu, motivasi berprestasi
siswa sebagai salah satu komponen dalam proses belajar perlu ditingkatkan untuk
memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi maka dia akan
berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan
untuk bekerja mendiri dan bersikap optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap
prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas
perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang mempunyai motivasi
berprestasi yang tinggi pada umumya lebih berhasil dalam menjalankan tugas
dibandingkan dengan mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah.
Tumbuhnya motivasi berprestasi siswa dibutuhkan tiga komponen peran yang
saling terkait, yakni peran siswa sendiri, peran guru, dan peran orang tua siswa
(Lundeto, 2008).
Alat ukur motivasi berprestasi berupa angket. Indikator yang ada
dijabarkan dalam instrumen dengan menggunakan alternatif jawaban berupa skala
sikap yang dikemukan oleh Likert. Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
yang diikuti oleh empat pilihan yang menunjukkan tingkatan yaitu selalu, sering,
jarang, dan tidak pernah.
5. Rasa Ingin Tahu
Kualitas proses belajar yang baik akan berdampak pada kualitas hasil
belajar yang baik pula. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Gagne membagi hasil
belajar dalam lima kategori, yaitu (a) informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual,
(c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) ketrampilan motorik. Sedangkan menurut
Bloom, taksonomi hasil belajar terbagi menjadi 3 aspek yaitu aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Peningkatan hasil belajar siswa dapat
ditandai antara lain dengan (a) peningkatan perasaan puas para siswa, (b)
peningkatan perasaan ingin tahu para siswa, (c) peningkatan jumlah, jenis
dan/atau mutu produk belajar yang dihasilkan siswa, (d) peningkatan prestasi
akademik konvensional, dan (e) penurunan frekuensi terjadinya miskonsepsi
terhadap materi belajar (Depdikbud, 1999: 55).
Proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Salah
satu hal yang menunjukkan adanya perubahan tingkah laku yaitu adanya rasa
ingin tahu dalam diri seorang siswa. Keingintahuan atau curiosity merupakan
salah satu aspek yang bersifat kondisional bagi pengembangan siswa. Dengan
adanya rasa ingin tahu, siswa akan lebih aktif bertanya dan mencari tahu berbagai
hal yang belum dimengerti, khususnya berkaitan dengan materi pelajaran yang
diperoleh. Kegiatan yang dilakukannya dapat berupa bertanya langsung kepada
guru maupun rajin membaca buku untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Proses belajar yang mampu meningkatkan motivasi berprestasi siswa
akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa.
Rasa ingin tahu siswa dapat diukur menggunakan angket. Indikator yang ada
dijabarkan dalam instrumen dengan menggunakan alternatif jawaban berupa skala
sikap yang dikemukan oleh Likert. Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang diikuti oleh empat pilihan yang menunjukkan tingkatan yaitu selalu, sering,
jarang, dan tidak pernah.
6. Prestasi Belajar
Istilah prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Menurut
Zainal Arifin (1990: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha.
Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari
suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang hasilnya dapat
ditentukan dengn memberikan tes pada akhir pendidikan. Prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Menurut Winkel
(1991: 52) bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Prestasi belajar
mempunyai mempunyai fungsi yang penting selain sebagai indikator keberhasilan
belajar dalam mata pelajaran tertentu juga dapat berguna sebagai evaluasi dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Zainal Arifin (1990: 3) prestasi
belajar mempunyai beberapa fungsi utama:
a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
peserta didik.
b. Sebagai bahan informasi dalam motivasi pendidikan.
c. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan
d. Dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) anak didik.
e. Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan
instruksional yang direncanakan guru sebelumnya.
Prestasi belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar atau
penilaian hasil belajar. Dari hasil penilaian hasil belajar tersebut dapat diperoleh
informasi sehingga guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan, ketepatan atau
keefektifan metode mengajar, mengetahui kedudukan siswa di kelas atau
kelompoknya. Jadi prestasi belajar memiliki peranan penting, prestasi belajar
dapat dijadikan umpan balik (feed back) terhadap proses belajar mengajar
selanjutnya. Dengan demikinan proses akan terus menerus ditingkatkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
memperoleh hasil yang optimal. Tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian
prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dalam
maupun faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam siswa misalnya intelegensi,
sikap bakat, motivasi, dan lain-lain. Sedangkan faktor dari luar diri siswa
misalnya metode pembelajaran, materi pelajaran, fasilitas yang ada, kondisi
lingkungan dan lain-lain.
7. Materi Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan materi pokok bidang studi kimia yang diberikan
kepada siswa SMA kelas X semester genap. Standar Kompetensi materi pokok ini
adalah meamahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan
senyawa makromolekul.
a. Kekhasan Atom Karbon
Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom-atom hidrogen
(H) dan karbon (C) sebagai penyusunnya. Keunikan atom karbon antara lain:
1) Dapat membentuk 4 ikatan kovalen
Oleh karena karbon mempunyai 4 elektron valensi, untuk mencapai
konfigurasi oktet, karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen. Unsur golongan lain
tidak dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak itu kecuali jika melebihi
konfigurasi oktet.
2) Atom karbon dapat membentuk rantai karbon
Atom-atom karbon dapat saling berikatan untuk membentuk rantai karbon
lurus, bercabang, dan melingkar. Selain itu, atom karbon juga berikatan dengan
unsur lain seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, halogen, dan beberapa
atom logam. Oleh karena itu, jumlah senyawa karbon menjadi sangat banyak.
Rantai Lurus Rantai Bercabang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Rantai Siklik
Gambar 1. Ikatan Rantai Karbon
Kemampuan karbon mengikat karbon lainnya, menyebabkan atom karbon
mempunyai empat macam kedudukan, yaitu :
1) Atom C primer adalah atom C yang mengikat satu atom C lainnya.
2) Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lain.
3) Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lain.
4) Atom C kwartener adalah atom C yang mengikat empat atom C lain.
Atom C sekunder
CH3
CH3 –C –CH2 –CH2 –CH –CH3
Atom C kuartener CH3 CH3 Atom C primer
Atom C tersier
b. Penggolongan Hidrokarbon
Hidrokarbon digolongkan berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis
ikatannya. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan ke
dalam hidrokarbon alifatik, alisiklik, atau aromatik. Berdasarkan jenis ikatan
karbonnya, hidrokarbon alifatik dan alisiklik dibedakan atas jenuh dan tidak
jenuh.
Contoh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Alifatik Alisiklik Aromatik
Gambar 2. Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Bentuk Rantai
Berdasarkan jenis ikatannya, hidrokarbon dibedakan atas jenuh dan tak
jenuh. Hidrokarbon jenuh adalah hidrokarbon yang semua ikatannya tunggal
sedangkan hidrokarbon tak jenuh adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan
rangkap
(jenuh) (tak jenuh) (tak jenuh)
Gambar 3. Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Jenis Ikatan
c. Alkana, Alkena, Alkuna
1) Alkana
a) Rumus Umum Alkana
Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan
rumus umum molekulnya CnH2n+2
b) Deret Homolog
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan
sifat yang bermiripan disebut satu homolog. Alkana merupakan suatu homolog
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tabel 4. Rumus Struktur dan Nama Alkana dengan jumlah atom C1 sampai C10 Jumlah atom C Rumus Struktur Nama
1 CH4 Metana 2 CH3CH3 Etana 3 CH3CH2CH3 Propana 4 CH3(CH2)2CH3 Butana 5 CH3(CH2)3CH3 Pentana 6 CH3(CH2)4CH3 Heksana 7 CH3(CH2)5CH3 Heptana 8 CH3(CH2)6CH3 Oktana 9 CH3(CH2)7CH3 Nonana
10 CH3(CH2)8CH3 Dekana (Fessenden, J.S. & Fessenden, R.J., 1982: 89)
c) Tata Nama Alkana
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) telah
merumuskan tata nama sistematis untuk senyawa karbon, termasuk alkana
1. Alkana rantai lurus
Contoh :
CH
HH
H
C
HH
C
H
H
C
H
H
C
H
H
Nama: n-pentana
2. Alkana rantai bercabang
Aturan IUPAC untuk penamaan alkana bercabang adalah sebagai berikut:
a) Nama alkana bercabang
Bagian pertama, dibagian depan yaitu nama cabang.
Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk.
Contoh :
CH3 CH2 CH2 CH3CH
CH3
CH2
b) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau
lebih rantai terpanjang maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.
Induk diberi nama alkana bergantung pada panjang rantai.
Cabang
Induk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH3CH
CH3
CH
CH2 CH3
(Benar, jumlah cabang = 2)
CH3 CH2 CH2 CH3CH
CH3
CH
CH2 CH3
(Salah, jumlah cabang = 1)
c) Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti
akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum CnH2n+1 dan
dinyatakan dengan lambang R.
Tabel 5. Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil Gugus Alkil Nama
CH3- Metil CH3 –CH2- Etil CH3 –CH2 –CH2- n-propil CH3 –CH- CH3
Isopropil
CH3 –CH2 –CH2 –CH3- n-butil atau butil CH3 –CH2 –CH- CH3
sek-butil (baca sekunder butil)
CH3 –CH –CH2- CH3
Isobutil
CH3
CH3 –C- CH3
ters-butil (baca tersier butil)
d) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu, rantai induk perlu
dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian
rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Contoh: 5CH3 –4CH2 –
3CH2 –2CH –1CH3
CH3
(cabang pada nomor 2)
Bukan: 1CH3 –
2CH2 –3CH2 –
4CH –5CH3
CH3
(cabang pada nomor 4)
e) Jika terdapat dua atau lebih cabang sejenis, hal ini diawali dengan awalan di,
tri, tetra, penta, dan seterusnya.
Contoh: CH3
1 CH3 – 2CH2 – 3C – 4CH2 – 5CH3 3,3-dimetil pentana
CH3
f) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang
itu.
Contoh : etil ditulis lebih dahulu daripada metil (e mendahului m)
Isopropil ditulis lebih dahulu daripada metil (i mendahului m)
CH3
CH3 –CH2 –CH2 –C –CH –CH3 3-etil-3,4-dimetilheksana
CH3C2H5
g) Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih
sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.
Contoh: 6CH3 -5CH2 -
4CH -3CH -2CH21CH3
CH3 C2H5
3-etil-4-metilheksana (benar)
1CH3 -2CH2 -
3CH -4CH -5CH2 -6CH3
CH3 C2H5
4-etil-3-metilheksana (salah)
Etil ditulis mendahului metil, oleh karena itu penomoran dimulai dari ujung kanan
sehingga etil mendapat nomor lebih kecil
Berdasarkan aturan-aturan tersebut, penamaan alkana bercabang dapat
dilakukan mengikuti tiga langkah sebagai berikut: (1) Memilih rantai induk, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak; (2) Penomoran, dimulai dari
salah satu ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil; (3) Penulisan nama,
dimulai dengan nama cabang (cabang-cabang) sesuai urutan abjad, kemudian
diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan
angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,), antara
angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda (-).
(Michael Purba, 2002: 113)
2) Alkena
a) Rumus Umum Alkena
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap
–C = C – . Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang
mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya. Rumus umum
alkena yaitu CnH2n. jika dibandingkan dengan rumus umum alkana, alkena
mengikat lebih sedikit atom H. Oleh karena itu, alkena disebut tidak jenuh.
Kekurangan atom H alkena ini terjadi karena pembentukan ikatan rangkap
karbon-karbon memerlukan 2 elektron lebih banyak daripada pembentukan ikatan
tunggal. Berikut ini beberapa rumus struktur dan nama dari senyawa alkena:
Tabel 6. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkena Rumus Molekul Rumus Struktur Nama C2H4 H H
C = C H H
Etena
C3H6 H H H C = C –C H H H
Propena
C4H8
C4H8
H H H H C = C –C –C H H H H
H H H H –C –C = C –C –C –H H H
1-butena
2-butena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b) Tata Nama Alkena
1. Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom
karbonnya sama) dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.
2. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
3. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian sehingga
ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
Contoh: 7CH3 –6CH2 –
5CH2 –4CH2 –
3C –CH2 –CH2 –CH3
CH
CH3
4. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka, yaitu nomor dari
atom karbon berikatan rangkap yang paling pinggir (nomor terkecil).
5. Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana.
Contoh: 6CH3 –5CH –4CH2 –
3CH = 2CH –1CH3
CH3
5-metil-2-heksena
3) Alkuna
a) Rumus Umum Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan
rangkap tiga –C = C –C. Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap tiga disebut
alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap dan 1 ikatan rangkap tiga disebut
alkenuna. Rumus umum alkuna adalah CnH2n-1. Berikut ini beberapa rumus
struktur dan nama senyawa alkuna
Tabel 7. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkuna Rumus Molekul Rumus Struktur Nama C2H2 H –C C –H Etuna
C3H4 H H –C C –C –H H
Propuna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 7. Lanjutan
Rumus Molekul Rumus Struktur Nama
C4H6 H H H –C –C C –C –H H H
2-butuna
C5H8 H H H H –C C –C –C –C –H H H H
1-pentuna
C5H8 H H H –C C –C – C –H CH3H
3-metil-1-butuna
b) Tata Nama Alkuna
1. Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti
akhiran ana menjadi una.
2. Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena.
d. Keisomeran
Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda struktur
atau rumus bangunnya disebut isomer (Yunani iso = sama, meros = bagian).
Dengan kata lain isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda strukturnya,
tetapi mempunyai rumus molekul yang sama.
1) Isomer Alkana
Alkana dengan jumlah atom C 1 sampai 3 tidak memiliki isomer. Jadi,
alkana yang mulai isomer adalah butana C4H10 dan seterusnya. Keisomeran
alkana mempunyai keisomeran kerangka, karena perbedaan struktur terletak pada
kerangka atom karbonnya. Makin banyak atom karbonnya, makin banyak pula
kemungkinan ”isomernya”. Perbedaan struktur molekul ini menyebabkan
perbedaan sifat masing-masing senyawa.
Ada dua kemungkinan struktur yang diperoleh dari senyawa butana yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
n-butana (td = -0,5oC)
Isobutana (td = -10°C)
2) Isomer Alkena
Keisomeran pada alkena dapat berupa keisomeran struktur (karena
perbedaan cara atom-atom saling berkaitan, apa mengikat apa). Pada alkena
isomer ini dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap atau perbedaan
kerangka atom karbon.
Contoh pada butena yang mempunyai 3 isomer, yaitu:
1-butena
2-butena
2-metil propena
Keisomeran pada alkena juga dapat berupa keisomeran ruang (karena
perbedaan susunan ruang atom-atom molekul). Keisomeran ini tergolong isomer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
geometris, karena perbedaan orientasi gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap.
Pada 2-butena dikenal: cis-2-butena dan trans 2-butena. Keduanya memiliki
struktur sama tapi berbeda konfigurasinya (orientasi gugus-gugusnya). Pada cis-2-
butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap,
sedangkan pada trans-2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang
bersebrangan. Isomer geometri pada 2-butena dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
cis-2-butena
trans-2-butena
3) Isomer Alkuna
Keisomeran alkuna tergolong keisomeran struktur, alkuna tidak
mempunyai keisomeran geometris. Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang
mempunyai 2 isomer, sebagai berikut:
1-butuna
2-butuna
e. Sifat-sifat Hidrokarbon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1) Sifat Fisik
a) Kelarutan
Pada umumnya, senyawa-senyawa hidrokarbon sukar atau kurang larut
dalam air atau pelarut polar tetapi mudah larut dalam pelarut non polar seperti
tetraklorometana. Sebagai contoh bensin (senyawa hidrokarbon dengan jumlah
atom C dari 5 sampai 12 tidak dapat larut dalam air.
Polimerisasi etena menghasilkan polietena
n ( ) n
b) Titik Didih dan Titik Lebur
Tabel 8. Titik Didih dan Titik Leleh Senyawa Hidrokarbon Nama Rumus
Molekul Titik leleh
Titik didih
Fase pada 25°C
Jumlah isomer
struktur Metana Etana
Propana Butana Pentana Heksana Heptana Oktana Nonana Dekana
Oktadekana
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
C18H38
-182,5 -183,2 -187,7 -138,3 -129,7 -95,3 -90,6 -56,8 -53,6 -25,6 28,2
-161,5 -88,6 -42,1 -0,5 36,1 68,7 98,4
125,7 150,8 174
316,1
Gas Gas Gas Gas Cair Cair Cair Cair Cair Cair
Padat
1 1 1 2 3 5 9
18 35 75
60.523
Semakin besar masa molekul relatif alkana makin tinggi titik didih, titik
leleh, dan massa jenisnya. Pada suhu kamar berwujud gas, suku berikutnya
berwujud cair dan suku tinggi mulai C18H38 berwujud zat padat.
Senyawa-senyawa hidrokarbon tak jenuh mempunyai titik didih lebih
rendah daripada senyawa hidrokarbon jenuh, meskipun jumlah atom C-nya sama.
Sebgai contoh, etana mempunyai titik didih -88,6°C sedangkan etena mempunyai
titik didih -104°C.
(Sunardi, 2007: 256-258)
CH2 CH2 CH2 CH2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Isomer hidrokarbon rantai bercabang mmepunyai titik didih lebih rendah
dibandingkan dengan hidrokarbon rantai lurus. Sebagai contoh, n-butana
mempunyai titik didih sebesar -0,5°C dan isobutana mempunyai titik didih
sebesar -10°C.
2) Sifat Kimia
Sifat-sifat kimia hidrokarbon seperti alkana, alkena dan alkuna dapat
mengalami reaksi-reaksi kimia dengan zat lain dan membentuk zat baru. Sebagai
contoh alkana yang merupakan parafin (sukar beraksi) dapat mengalami reaksi-
reaksi kimia seperti reaksi pembakaran, subtitusi dan perekahan (cracking),
sedangkan alkena dan alkuna dapat beraksi untuk membentuk senyawa lain
diantaranya melaui reaksi–reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi.
Berikut ini beberapa contoh reaksi senyawa-senyawa hidrokarbon.
a) Reaksi alkana
1. Reaksi pembakaran
Misalnya pembakaran propana
C3H8 (g) + 5 O2 (g) bunga api 3 CO2 (g) + 4 H2O (l)
2. Reaksi substitusi metana, umumnya metana disubstitusi oleh halogen sehingga
disebut reaksi halogenasi.
CH4 + Cl2 cahaya CH3Cl + HCl + produk lain
CH3CH2CH3 + Br2 cahaya Br + HBr + produk lain
CH3CHCH3
(Fessenden, J.S. & Fessenden, R.J., 1982: 102)
3. Reaksi perekahan etana menghasilkan etena dan gas hidrogen yang digunakan
dalam industri.
C2H6 C2H4 + H2
b) Reaksi alkena
1. Reaksi pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Pembakaran
sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan air.
cracking
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Reaksi pembakaran etena menghasilkan karbon dioksida dan air
C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O
2. Reaksi adisi
a) Misalnya propena dengan air untuk menghasilkan alkohol.
+ H2O
b) Reaksi adisi propena dengan HCl untuk menghasilkan 2-kloropropana
+ HCl
c) Polimerisasi etena menghasilkan polietena
n ( ) n
c) Reaksi alkuna
Reaksi antara etuna dengan gas hidrogen membentuk etana
C2H2 + 2 H2 C2H6
(Michael Purba, 2007: 226-229)
f. Kegunaan Senyawa Hidrokarbon
1) Kegunaan Senyawa Alkana
Kegunaan senyawa alkana dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
sebagai bahan bakar, pelumas (oli), bahan baku industri petrokimia, pelarut
organik, bahan baku alkohol dan asam cuka dan lain-lain. Senyawa-senyawa
alkana pada umumnya diperoleh hasil pengolahan minyak bumi dan gas alam.
2) Kegunaan Senyawa Alkena
Senyawa alkena disebut juga olefin, yang banyak digunakan dalam
industri petrokimia.
a. Sebagai contoh, polietilena digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.
b. Pembuatan karet sintetik
c. Pipa PVC
d. Etanol (industri alkohol)
CH2 CH2 CH3 CH2OH
CH3CH2 CH
CH2 CH2 CH2 CH2
CH3CH3 CHCl
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3) Kegunaan Senyawa Alkuna
Senyawa alkuna seperti asetilena (etuna) digunakan dalam industri
misalnya untuk mengelas besi atau baja. Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat
dibuat dari reaksi batu karbid dengan air.
CaC2 + H2O Ca(OH)2 + C2H2
(Michael Purba, 2007: 217)
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Sa’adah Ridwan dan Kardiawaman
(2009: 6) dalam jurnalnya yang berjudul ”Action Research to Improve Student
Teacher’s Ability to Use Innovative Instruction in a Physics Classroom in
Indonesia” menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di
SLTPN 12 Bandung mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam kegiatan
laboratorium.
Based on findings mentioned above we can conclude that the three-way conferences and clinical supervision increased these student teachers’ perfomance, particularly in conducting science laboratory activities for field experience program in SLPTN 12 Bandung, Indonesia. The implementaion of the three way conferences in the clinical supervision model and the observations and team teaching with the classroom teachers seemed sufficient to support students’ implementation of more innovative teaching techniques in physics.
Francis A.Adesoji dan Tunde L.Ibraheem (2009: 23) dalam jurnalnya
yang berjudul ”Effects of Student Teams-Achievement Division Strategy and
Mathematics Knowledge on Learning Outcomes in Chemical Kinetics”
menyatakan bahwa kemampuan seseorang dalam aljabar matematika sangat
berpengaruh terhadap kemampuannya dalam kinetika kimia. Pembelajaran dengan
metode kooperatif STAD juga mampu meningkatkan kemampuan dalam kinetika
kimia selain juga mampu meningkatkan sikap yang positif bagi diri sendiri, bagi
kelompoknya, dan dalam pembelajaran pada umumnya.
The superiority of STAD cooperative learning strategy over the conventional technique could be attributed to the fact that it makes students develop more positive attitudes toward self, peer, adults, and learning in general.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Penelitian lain yang mendukung penggunaan media pembelajaran flash
seperti yang dikemukakan oleh Arif Kristanta (2007) dalam penelitiannya yang
berjudul ”Visualisasi Proses Fisika Non Visible dengan Menggunakan Program
Macromedia Flash sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang
Konsep Listrik Statis” menyatakan bahwa dengan penggunaan macromedia flash
untuk memahami konsep fisika yang abstrak, daya serap siswa meningkat hingga
71,13%. Selain itu, dengan penggunaan macromedia flash menjadikan
pembelajaran lebih efektif dalam hal penyajian materi.
C. Kerangka Pemikiran
1. Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)
berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa
pada materi pokok hidrokarbon.
Motivasi berprestasi merupakan salah satu aktivitas belajar siswa yang
tergolong dalam emotional activities (Sardiman, 2010: 101). Motivasi berprestasi
merupakan faktor penting dalam keberhasilan belajar siswa. Sering dijumpai
siswa dengan tingkat intelegensi yang tinggi tetapi memiliki prestasi belajar yang
rendah dikarenakan kurangnya motivasi dalam diri siswa tersebut. Meningkatnya
motivasi berprestasi dalam diri siswa akan mendorong meningkatnya rasa ingin
tahu dan prestasi belajar siswa.
Upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Kualitas proses belajar mengajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain metode pembelajaran dan
media pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan
dengan materi pelajaran dan kondisi siswa. STAD (Student Team Achievement
Division) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan cocok digunakan bagi guru yang baru memulai menerapkan
pembelajaran kooperatif. Dalam STAD, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok
secara heterogen untuk berdiskusi memecahkan suatu permasalahan yang ada.
Setiap individu mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dengan nilai-nilai individu mereka sehingga dapat memacu semangat mereka
untuk meningkatkan prestasi.
Penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Cilacap masih belum
maksimal. Tersedianya LCD di masing-masing kelas masih belum difungsikan
sebagaimana mestinya. Penggunaan macromedia flash dapat meminimalkan
waktu guru dalam menjelaskan serta animasi-animasi yang ada diharapkan dapat
mengurangi kebosanan siswa. Penggunaan macromedia flash diharapkan dapat
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga meningkatkan
antusias siswa. Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran kooperatif
STAD (Student Team Achievemenet Division) berbantuan macromedia flash
diharapkan dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
2. Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)
berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi
belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon.
Hasil belajar siswa merupakan indikator keberhasilan belajar siswa
dalam mencapai tujuan belajar. Menurut Ngalim Purwanto (2004: 106), tinggi
rendahnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar.
Kualitas proses belajar yang baik dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Materi hidrokarbon tergolong materi yang baru bagi siswa kelas X. Materi ini
memiliki karakteristik yaitu banyak konsep yang perlu dipahami sehingga perlu
banyak latihan soal. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang
mempermudah siswa memahami konsep dalam materi hidrokarbon. Pembelajaran
secara berkelompok dapat menjadi solusi karena dengan berkelompok siswa akan
saling bertukar pikiran dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan yaitu metode
kooperatif STAD (Student Team Achievement Division). Dengan metode
pembelajaran STAD diharapkan siswa menjadi lebih aktif berdiskusi dan bekerja
sama dalam kelompoknya. Mereka akan berusaha memahami materi secara
bersama-sama sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu
untuk memahami materi yang disampaikan. Dengan metode kooperatif ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sehingga mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Selain penggunaan metode kooperatif, penggunaan media pembelajaran
perlu juga diterapkan. Dalam penelitian ini digunakan macromedia flash.
Macromedia flash dapat digunakan sebagai tutor pengganti yang akan
menampilkan materi pelajaran dengan animasi-animasi yang mampu menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan sehingga diharapkan dapat menambah
keingintahuan siswa. Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran
kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia
flash diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa.
Skema kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 4.
� � � ��
Gambar 4. Kerangka Berpikir
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Guru: metode ceramah, belum memanfaatkan media yang ada seperti komputer dalam pembelajaran kimia
Siswa: hasil belajar kimia rendah Motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa kurang
Menggunakan metode STAD dilengkapi
macromedia flash dalam pembelajaran kimia
SIKLUS 1Metode STAD dengan memanfaatkan macromedia flash secara berkelompok
SIKLUS 2Metode STAD dengan memanfaatkan macromedia flashsecara berkelompok (1kelompok, 1laptop)
Diduga melalui metode STAD dan dilengkapi macromedia flash dapat
meningkatkan motivasi berprestasi, rasa ingin tahu dan hasil belajar kognitif
materi hidrokarbon bagi siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada semester
genap tahun 2009/2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
A. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat
dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement
Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi
berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon.
2. Penerapan pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement
Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan rasa ingin tahu
dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010
yaitu pada bulan Februari-Agustus 2010. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
Tabel 9. Rancangan Waktu Penelitian
Februari Maret April Mei Juni-
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1-4
Observasi masalah pelajaran kimia
Penyusunan proposal penelitian Bab I, II, III
Pembimbingan proposal penelitian Bab I, II, III
Penyusunan instrumen penelitian
Pembimbingan instrumen penelitian
Seminar proposal
Uji coba instrumen
Analisis hasil uji coba
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data
Pembimbingan Bab IV, V
Kegiatan
Bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Cilacap, pada kelas X-A
semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas X-A semester genap SMA Negeri 3
Cilacap tahun pelajaran 2009/2010. Objek penelitian ini adalah motivasi
berprestasi, rasa ingin tahu, prestasi belajar siswa, dan metode pembelajaran
STAD (Student Team Achievement Division) yang dilengkapi macromedia flash.
C. Metode Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Penelitian tindakan kelas bersifat praktis dengan tujuan utama
untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran yang sehari-hari
dialami oleh guru dan siswa dimana pelaksanaannya dilakukan dalam kawasan
kelas atau sekolah tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sumber data langsung berasal dari
permasalahan yang dihadapi guru atau peneliti dan data deskriptif berupa kata-
kata atau kalimat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penelitian deskriptif bertujuan
membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dan
akan mempermudah dalam proses analisis. Solusi dari permasalahan tersebut
dirancang berdasarkan kajian teori pembelajaran dan input dari lapangan
(Kasihani Kasbolah, 2001: 45).
Rancangan solusi yang dimaksud adalah tindakan berupa penggunaan
metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan
macromedia flash. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilakukan dengan empat aspek pokok yaitu penyusunan rencana, tindakan,
observasi, dan refleksi. Rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 5. Skema Model Penelitian
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Observasi I
Belum Terselesaikan
Observasi II Pelaksanaan Tindakan II
Perencanaan Tindakan II
Refleksi II
SIKLUS I
SIKLUS II
Masalah
Terselesaikan Belum Terselesaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Berikut ini merupakan indikator keberhasilan Siklus I dan Siklus II yang
tertuang dalam Tabel 10.
Tabel 10. Indikator Keberhasilan Siklus I dan II Aspek yang
dinilai Cara Penilaian Target Siklus I
Target Siklus II
Motivasi berprestasi siswa
Dihitung dari:=
%100xsiswaseluruh
gisangattingibermotivassiswa
∑∑
30 %Motivasi sangat tinggi
35 %Motivasi sangat tinggi
Rasa Ingin Tahu siswa
Dihitung dari:
int
waseluruhsis
gisangattingahuankeingsiswa
∑∑=
25 %Keingintahuan sangat tinggi
30 %Keingintahuan sangat tinggi
Prestasi Belajar (aspek kognitif)
Dihitung dari:
%100xwaseluruhsis
ssiswatunta
∑∑=
65 %Tuntas
75 %Tuntas
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi
tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif
berupa data hasil observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, dan
pemberian angket yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas. Aspek
kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar dari materi pokok
hidrokarbon berupa nilai (skor) yang diperoleh siswa dari penilaian kemampuan
berupa aspek kognitif melalui tes awal, tes kognitif siklus I, tes kognitif siklus II,
dan angket rasa ingin tahu baik siklus I maupun siklus II.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
a. Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa
dalam PBM dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Wawancara atau diskusi
Wawancara atau diskusi oleh peneliti dan guru setelah melakukan
pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar-mengajar (KBM) dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran kimia dan untuk refleksi hasil siklus PTK.
c. Angket
Angket diberikan pada siswa untuk memperoleh data mengenai tanggapan
siswa tentang penerapan metode dan media pembelajaran yang diterapkan oleh
guru. Angket diberikan pada akhir penelitian tindakan. Dengan menganalisis
informasi yang diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui ada tidaknya
peningkatan motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa dalam proses
pembelajaran kimia materi pokok hidrokarbon.
d. Tes
Pemberian tes dipergunakan untuk memperoleh data tentang prestasi
belajar siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu instrumen
pembelajaran dan instrumen penilaian.
1. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus
Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus yang telah disusun
oleh sekolah yang diperoleh dari guru kimia sekolah yang bersangkutan dalam
penelitian.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan tujuan
dalam pelaksanaan PBM dapat terstruktur dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
( )( )( ) ( ) ⎟⎠
⎞⎜⎝⎛ −⎟⎠⎞⎜⎝
⎛ −
−=
∑∑∑ ∑∑ ∑∑
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Kognitif
Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes objektif. Adapun
langkah pembuatan tes terdiri dari:
1. Membuat kisi-kisi soal tes
2. Menyusun soal tes
3. Mengadakan uji coba tes (tryout)
Tes objektif tersebut terdiri dari 36 butir soal. Sebelum tes digunakan
untuk mengambil data dalam penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi persyaratan tes yang
baik yaitu dalam hal validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Uji
coba instrumen tes dilakukan pada siswa yang telah memperoleh pelajaran kimia
materi pokok Hidrokarbon.
1) Validitas Tes
Suatu alat ukur dikatakan valid bilamana alat ukur tersebut isinya sesuai
untuk mengukur objek yang seharusnya diukur. Validitas yang diuji dalam
penelitian ini adalah validitas butir soal. Validitas butir soal dari suatu tes adalah
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal.
Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah
menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y
X = skor item
Y = skor total
n = cacah subyek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keputusan uji : xyr > r
xyr ≤ r
Hasil uji validita
secara rinci dapat dilih
Tabel 11. Rangkuman
Variabel
Soal siklus I Soal siklus II
2) Reliabilitas Tes
Reliabilitas adala
sama, dalam waktu y
yang sama. Untuk me
rumus Kuder Richard
rtt = � ����� ���
Keterangan :
: koefisien rea
n : jumlah item
S : deviasi stand
p : indeks kesuk
q : 1-p
Kriteria reliabilitas ad
0,91 ─ 1,00
0,71 ─ 0,90
0,41 ─ 0,70
0,21 ─ 0,40
Negatif ─ 0,20
Hasil uji validita
secara rinci dapat dilih
kritikr item soal tersebut valid
kritikr item soal tersebut tidak valid
itas soal dapat dilihat pada Tabel 11. Hasil
ilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 37.
an Hasil Uji Validitas Soal
Jumlah SoalKrite
Valid36 24 36 26
alah keajegan suatu tes apabila diteskan kepad
u yang berlainan atau kepada subyek tidak sa
menghitung koefisien realibilitas tes bentuk oby
rdson (KR 20) yaitu sebagai berikut :
� ∑ � ��
�
ealibilitas
ndar
ukaran
adalah sebagai berikut :
: Sangat Tinggi (ST)
: Tinggi (T)
: Cukup (C)
: Rendah (R)
: Sangat Rendah (SR)
(Mas
itas soal dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil u
ilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 37.
48
lid
il uji validas soal
iteriaDrop
12 10
pada subyek yang
sama pada waktu
byektif digunakan
asidjo, 1995: 233)
l uji validitas soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Soal siklus I 36 0.978 Tinggi Soal siklus II 36 0,916 Tinggi
3) Taraf Pembeda Soal Suatu Item
Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai di mana jumlah jawaban benar
dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa-siswa
yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai) untuk suatu item (Masidjo,
1995: 196). Perbedaan jawaban benar dari siswa tergolong kelompok atas dan
bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID).
ID = �����
��� ���� ��� � ���� ��������Keterangan :
ID : indeks diskriminasi
KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari
siswa tergolong kelompok atas
KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari
siswa tergolong kelompok bawah
NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas
atau bawah
NKA atau NKB x Skor maksimal : perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa
yang tergolong kelompok atas dan bawah yang
seharusnya diperoleh.
Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :
0,80 ─ 1,00 : Sangat Membedakan (SM)
0,60 ─ 0,79 : Lebih Membedakan (LM)
0,40 ─ 0,59 : Cukup Membedakan (CM)
0,20 ─ 0,39 : Kurang Membedakan (KM)
Negatif ─ 0,19 : Sangat Kurang Membedakan (SKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
(Masidjo, 1995: 198-201)
Hasil uji taraf pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 13. Hasil uji taraf
pembeda soal secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 37.
Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran SoalVariabel Jumlah Soal Kriteria
SM LM CM KM SKM Soal siklus I 36 0 0 4 9 23 Soal siklus II 36 0 0 7 15 14
4) Taraf Kesukaran Suatu Item
Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang
menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks
yang disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil
perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang
seharusnya diperoleh dari suatu item.
IK = �
� � ���� ��������Keterangan : IK : indeks kesukaran B : jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu
item N : kelompok siswa skor maksimal : besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawabab benar dari
suatu item N x skor maksimal : jumlah jawaban yang benar yang harus diperoleh dari suatu
item
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :
0,81 ─ 1,00 : Mudah Sekali (MS)
0,61 ─ 0,80 : Mudah (Md)
0,41 ─ 0,60 : Sedang/Cukup (Sd-C)
0,21 ─ 0,40 : Sukar (Sk)
0,00 ─ 0,20 : Sukar Sekali (SS)
(Masidjo, 1995: 189-192)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Hasil uji indeks kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil uji
indeks kesukaran soal secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran
37.
Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran SoalVariabel Jumlah Soal Kriteria
MS Md Sd S SSSoal siklus I 36 19 9 4 0 4Soal siklus II 36 5 21 3 7 0
b. Instrumen Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu
Instrumen penilaian motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa berupa
angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus
menyediakan jawaban. Siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu
alternatif jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item-item angket
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Angket menggunakan
skala Likert dengan 4 alternatif jawaban yaitu Selalu, Sering, Jarang, dan Tidak
Pernah. Skor penilaian disajikan dalam Tabel 15 di bawah ini.
Tabel 15 . Skor Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Skor untuk aspek
yang dinilai Nilai (Pernyataan Positif) Nilai (Pernyataan Negatif)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
4 3 2 1
1 2 3 4
Jumlah item untuk angket motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu
sebanyak 40 item dengan skor total tertinggi yaitu 4x40 butir = 160 dan skor total
terendah yaitu 1x40 butir = 40. Penentuan kategori hasil pengukuran motivasi
berprestasi dan rasa ingin tahu siswa dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Kategorisasi Pengukuran Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Siswa
No Skor Siswa Kategori 1. 128 sampai 160 Sangat Tinggi 2. 96 sampai 127 Tinggi 3. 64 sampai 95 Rendah 4. Kurang dari 64 Sangat Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
( )( )( ) ( ) ⎟⎠
⎞⎜⎝⎛ −⎟⎠⎞⎜⎝
⎛ −
−=
∑∑∑ ∑∑ ∑∑
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan Tabel 16:
1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi adalah 0,8 x 160 = 128, dan batas
atasnya adalah 160.
2. Skor batas bawah kategori tinggi adalah 0,6 x 160 = 96, dan batas atasnya
adalah 127.
3. Skor batas bawah kategori rendah adalah 0,4 x 160 = 64, dan batas atasnya
adalah 95.
4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah adalah kurang dari 64.
(Depdiknas, 2003: 25)
1) Uji Validitas
Validitas instrumen dari angket ini adalah validitas konstruksi atau konsep.
Validitas konstruksi adalah validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu
tes atau alat pengukur sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes
atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes
tersebut.
Rumus yang dipakai adalah korelasi momen produk dari Karl Pearson,
sebagai berikut:
Dengan :
xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y
X = skor item
Y = skor total
n = cacah subyek
keputusan uji : > item soal tersebut valid
≤ item soal tersebut tidak valid
(Masidjo, 1995: 254)
xyr kritikr
xyr kritikr
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Hasil uji validitas angket dapat dilihat pada Tabel 17. Hasil uji validitas
angket secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19.
Tabel 17. Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket
Variabel Jumlah SoalKriteria
Valid DropAngket Motivasi Berprestasi 40 28 12 Angket Rasa Ingin Tahu 40 35 5
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan
instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan pada orang
yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi
mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang
berlainan.
Untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang
relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subyek yang
sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki
gradualisasi penilaian digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari
reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut:
r11 = � ����� �1 � ∑ ��
�� �
Dengan :
11r : indeks reliabilitas instrument
n : banyaknya butir instrument
Σ σi2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2 : varians total
! = ∑ �� "∑ �#
��
Kriteria realibilitas adalah sebagai berikut :
0,91 – 1,00 : Sangat Tinggi (SR)
0,71 – 0,90 : Tinggi (T)
0,41 – 0,70 : Cukup (C)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
0,21 – 0,40 : Rendah (R)
Negatif – 0,20 : Sangat Rendah (SR)
(Masidjo, 1995: 238)
Hasil uji validitas angket dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil uji validitas
angket secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19.
Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Angket Motivasi Berprestasi 40 0.999 Tinggi Angket Rasa Ingin Tahu 40 0,998 Tinggi
c. Angket Balikan Siswa terhadap Proses Belajar Mengajar
Angket ini berisi tentang tanggapan siswa terhadap metode belajar yang
diterapkan di kelas. Dari angket balikan ini dapat digunakan sebagai indikator
keberhasilan terhadap proses belajar. Sehingga angket ini dapat digunakan sebagai
salah satu sumber penentuan kualitas hasil belajar. Angket ini diisi siswa secara
langsung setelah seluruh proses belajar selesai dilaksanakan di dalam kelas.
d. Observasi Siswa dalam PBM
Observasi terhadap siswa dilakukan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
F. Analisis Data
Analisis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal
sampai berakhirnya pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan
diolah dan dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif yang dimaksud yaitu
analisis deskriptif dengan persentase, setiap indikator dalam soal dihitung
persentasenya seberapa banyak siswa menjawab benar kemudian dideskripsikan..
Analisis deskriptis kualitatif memberikan gambaran sejelas-jelasnya tentang
proses dan pelaksanaan pembelajaran, serta berhubungan dengan prestasi hasil
belajar siswa. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan
Huberman (1995: 16-19) yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian
singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data
dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan
informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat
keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematik
dan perlu diberi makna. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis
data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi
secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran.
Adapun model analisis data yang digunakan adalah interaksi model dapat
dilihat dalam Gambar 6 di bawah ini.
Gambar 6. Skema Analisis Data
G. Pemeriksaan Validitas Data
Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam
pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara
pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat
untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitiannya.
Teknik yang diperlukan untuk memeriksa validitas data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
Pengumpulan Data
Simpulan dan Verifikasi
Sajian Data Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
sebagai pembanding terhadap data itu, yaitu observasi. Teknik triangulasi yang
digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan
mengumpulkan data tetap dengan menggunakan metode pengumpulan data yang
berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan
data melalui teknik observasi, wawancara, angket, dan tes prestasi.
Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat
dilihat dalam Gambar 7 berikut ini.
Gambar 7. Skema Pemeriksaan Validitas Data
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam
Kasihani Kasboelah (2001: 63-65) yaitu berupa model spiral. Perencanaan
Kemmis menggunakan sistem spiral reflektif diri yang dimulai dengan rencana
tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah.
Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah
tersebut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar
mengajar khususnya mata pelajaran kimia di SMA Negeri 3 Cilacap.
b. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
Data
Wawancara
Observasi
Tes/Angket
Sumber Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a. Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa siklus tindakan kelas.
b. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi atau
pengamatan aktivitas siswa, soal tes kognitif, angket berupa angket
motivasi berprestasi dan angket rasa ingin tahu maupun respon siswa
terhadap pembelajaran.
3. Tahap pelaksanaan atau tindakan (acting)
Tindakan yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan
yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain
a. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam
Rencana Pembelajaran.
b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi
langsung dan angket siswa.
c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi siswa.
d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif
tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.
4. Tahap observasi dan evaluasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah:
a. Pengumpulan data.
b. Sumber data.
c. Critical friend dalam penelitian.
d. Analisis data.
Adapun langkah-angkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan pengamatan baik oleh guru maupun peneliti sendiri.
b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.
c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend)
terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai.
d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat-alat evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.
c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi.
d. Kriteria keberhasilan tindakan.
5. Tahap refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan
analisis dapat dilakukan sebagai berikut:
a. menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket.
b. mencocokkan pengamatan oleh guru pada lembar monitoring. Apabila hasil
pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa
aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi
komunikasi multi arah maka model pembelajaran yang dilaksanakan
dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang
ditandai dengan daya serap yang tinggi.
Berdasarkan hasil refleksi peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan
atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil
refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan maka
peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan
menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus II) dalam proses pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang
bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi
pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Tahap persiapan dari penelitian ini yaitu melakukan observasi ke
sekolah. Observasi yang dilakukan berupa wawancara dengan guru mata
pelajaran, observasi kelas, serta penyebaran angket kesulitan belajar. Dari hasil
observasi kelas pada tanggal 8 dan 9 Februari 2010, diketahui bahwa selama ini
metode yang digunakan guru masih berupa metode ceramah. Guru banyak
memberikan penjelasan dan pertanyaan kepada siswa. Siswa yang hanya
mendengarkan penjelasan dari guru menjadi jenuh saat belajar di kelas. Hal ini
mengakibatkan siswa cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya dan tidur-
tiduran di meja. Keadaan yang tidak kondusif ini menyebabkan konsentrasi siswa
dalam memahami materi pelajaran menjadi berkurang. Dampak selanjutnya yaitu
menurunnya prestasi belajar siswa.
SMA Negeri 3 Cilacap telah satu tahun menjadi rintisan sekolah bertaraf
internasional. Fasilitas belajar yang tersedia cukup memadai. Setiap kelas telah
tersedia LCD untuk menunjang pembelajaran di kelas agar lebih menarik. Hanya
saja untuk mata pelajaran kimia, guru belum memanfaatkan fasilitas yang ada.
Siswa hanya berpegang pada buku paket dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang
terkadang membuat siswa bosan karena tidak ada gambar bergeraknya. Siswa
yang merasa bosan dengan buku pegangannya, menjadi malas untuk
mempelajarinya. Akibatnya, siswa menjadi tidak paham materi pelajaran kimia.
Salah satu hal yang meresahkan guru yaitu tingginya nilai KKM untuk
mata pelajaran kimia yaitu 75. Dari beberapa nilai ulangan harian sebelumnya
(dapat dilihat pada Lampiran 8) hanya sedikit siswa yang mampu mencapai KKM.
Mata pelajaran kimia dianggap menjadi salah satu mata pelajaran yang sulit bagi
siswa karena sifatnya yang abstrak dan umumnya mereka baru mengenal kimia di
sekolah menengah ini. Untuk itulah diperlukan strategi pembelajaran yang baru
untuk menumbuhkan motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu terhadap kimia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Deskripsi nilai ulangan harian siswa kelas X-A dapat dilihat pada Tabel 19 di
bawah ini.
Tabel 19. Nilai Ulangan Harian pada Kompetensi Dasar Sebelumnya Kriteria UH KD 2 UH KD 3
Nilai terendah 21 40 Nilai tertinggi 83 85 Nilai rata-rata 49 67
% ketercapaian 11 48
Selama pembelajaran kimia di kelas X-A, guru merasakan bahwa
motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat
dari mudah puasnya siswa ketika mendapat prestasi yang sama dengan prestasi
kebanyakan teman-temannya. Siswa juga masih sedikit yang mengajukan
pertanyaan saat pembelajaran yang menandakan bahwa rasa ingin tahu siswa
masih rendah.
Motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa dapat diukur dengan
menggunakan angket. Angket motivasi berprestasi pra siklus terdiri dari 24 item
dengan skor maksimum yaitu 96 dan skor minimum yaitu 24. Skor batas bawah
kategori sangat tinggi yaitu 0,8 x 96 = 77,dan skor batas atasnya yaitu 96. Skor
batas bawah kategori tinggi yaitu 0,6 x 96 = 58,dan skor batas atasnya yaitu 76.
Skor batas bawah kategori rendah yaitu 0,4 x 96 = 39,dan skor batas atasnya yaitu
57. Sedangkan skor yang tergolong pada kategori sangat rendah yaitu kurang dari
39.
Angket rasa ingin tahu pra siklus terdiri dari 22 item dengan skor
maksimum yaitu 88 dan skor minimum yaitu 22. Skor batas bawah kategori
sangat tinggi yaitu 0,8 x 88 = 71,dan skor batas atasnya yaitu 88. Skor batas
bawah kategori tinggi yaitu 0,6 x 88 = 53,dan skor batas atasnya yaitu 70. Skor
batas bawah kategori rendah yaitu 0,4 x 88 = 35,dan skor batas atasnya yaitu 52.
Sedangkan skor yang tergolong pada kategori sangat rendah yaitu kurang dari 35.
Adapun data mengenai motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa
pada awal pembelajaran (dapat dilihat pada Lampiran 22 dan 25) yang diukur
dengan angket dapat dilihat pada Tabel 20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 20. Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Pra Siklus Kriteria Motivasi Berprestasi Rasa Ingin Tahu
Sangat tinggi 5,7% 2,85% Tinggi 71,43% 65,7% Rendah 22,8% 31,43%
Sangat rendah 0% 0%
Dari hasil angket observasi kesulitan belajar yang diberikan kepada siswa
khususnya yang pernah menerima materi hidrokarbon (dapat dilihat pada
Lampiran 5) diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Sebesar 87,5% siswa tertarik mempelajari kimia
2. Sebesar 47,5% siswa tertarik mempelajari materi hidrokarbon
3. Sebesar 67,5% siswa menyatakan bahwa hidrokarbon merupakan materi kimia
yang sulit
4. Sebesar 57,5% siswa merasa bosan dengan metode ceramah yang selama ini
digunakan oleh guru
Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak
tertarik mempelajari hidrokarbon. Ketidaktertarikan tersebut dapat disebabkan
karena siswa bosan dengan metode ceramah dari guru maupun karena materinya
yang mereka anggap sulit. Beberapa kondisi pembelajaran tersebut apabila tidak
dicari solusinya akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena
itu, dicoba suatu tindakan yang berupa pembelajaran dengan metode STAD dan
menggunakan macromedia flash. Dengan pembelajaran STAD, diharapkan siswa
dapat saling berdiskusi memecahkan masalah secara kelompok kecil sehingga
masing-masing siswa menjadi paham dengan materi yang diajarkan. Sedangkan
penggunaan macromedia flash sebagai media pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan ketertarikan siswa untuk mempelajari hidrokarbon sehingga
motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu siswa dapat meningkat.
B. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Tahap Perencanaan Tindakan I
Perencanaan tindakan pada siklus 1 meliputi penyusunan instrumen-
instrumen antara lain: penyusunan RPP yang didasarkan pada silabus pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
kimia pokok bahasan hidrokarbon, penyusunan penilaian kognitif, penyusunan
angket motivasi berprestasi dan angket rasa ingin tahu siswa, serta penyusunan
soal diskusi dan soal kuis. Berdasarkan silabus yang diperoleh dari guru kimia,
materi hidrokarbon mempunyai alokasi waktu 11 jam pelajaran. Oleh karena itu,
peneliti membuat satuan pembelajaran untuk siklus satu sebanyak 9 jam pelajaran.
Rencana pembelajaran disusun dengan penggunaan metode STAD yang
berbantuan macromedia flash.
Instrumen penilaian kognitif dan angket motivasi berprestasi serta rasa
ingin tahu, sebelum digunakan perlu diuji validitasnya. Instrumen tersebut
diujikan kepada siswa yang pernah menerima materi hidrokarbon. Dari 36 soal
kognitif yang diujikan, diperoleh 25 soal yang akan digunakan untuk tes penilaian
kognitif pada akhir siklus satu ini.
Pada perencanaan siklus I ini, peneliti meminta nilai ulangan tengah
semester siswa kelas X-A sebagai dasar pembagian kelompok. Jumlah siswa kelas
X-A sebanyak 35 orang. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang sehingga jumlah
kelompok sebanyak 7 kelompok.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I, yaitu serangkaian kegiatan belajar
mengajar dengan berpedoman pada syntak metode pembelajaran STAD yang
terdapat pada Rencana Program Pembelajaran (RPP). Kegiatan pembelajaran
diterapkan di kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap tahun pelajaran 2009/2010.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai pada tanggal 12 April 2010.
Pada awal pelaksanaan siklus I, guru menjelaskan tentang sistem
pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu menggunakan metode STAD (Student
Team Achievement Division). Guru juga memberitahukan pembagian kelompok
yang didasarkan heterogenitas nilai tengah semester. Masing-masing anggota
dalam kelompok bertanggung jawab terhadap kemajuan kelompoknya dan yang
utama yaitu dapat saling membantu dalam berdiskusi memahami materi yang
diajarkan sehingga pada akhirnya diharapkan setiap anggota kelompok paham
terhadap materi yang diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 6 kali pertemuan dengan tiga kali
diskusi dan dua kali kuis individual. Pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan macromedia flash, yaitu media berbasis komputer yang berisi
uraian materi pelajaran yang dilengkapi animasi. Dalam pembelajaran, guru
melakukan presentasi tentang materi pelajaran. Selanjutnya diadakan diskusi
kelompok. Masing-masing kelompok mendapat lembar tugas yang sama untuk
didiskusikan penyelesaiannya. Setiap anggota kelompok saling membantu dalam
memahami materi yang didiskusikan. Setelah diskusi selesai, dilakukan
pembahasan mengenai soal diskusi. Siswa diperbolehkan mengerjakan di depan
kelas untuk kemudian ditanggapi oleh teman-temannya. Guru akan memberikan
penjelasan tentang soal diskusi tersebut untuk memantapkan jawaban dari siswa.
Pelaksanaan siklus I ini diakhiri dengan ujian siklus I untuk mengetahui
kemampuan akhir siswa setelah menerima pembelajaran.
3. Tahap Observasi Tindakan I
a. Kegiatan Siswa
Pengamatan terhadap siswa dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Pada awal pembelajaran, siswa masih belum terbiasa dengan metode
pembelajaran STAD yang terlihat dari kebingungan beberapa siswa saat diadakan
diskusi kelompok. Pada diskusi yang pertama, hanya ada dua kelompok yang
semua anggotanya aktif. Belum ada pembagian tugas dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari hasil diskusi mereka dimana hanya satu kelompok yang mampu
menyelesaikannya. Pada diskusi yang berikutnya, siswa sudah mulai terbiasa dan
mengerti apa yang harus mereka kerjakan sehingga pengkondisian siswa tidak
memerlukan waktu yang banyak. Siswa sudah cukup aktif berdiskusi dalam
kelompoknya dan bersama-sama mengerjakan soal diskusi. Tujuan dari belajar
dalam kelompok kecil pun telah tercapai dimana siswa yang telah paham terhadap
materi mengajarkan kepada teman-temannya yang masih kurang mengerti
sehingga semua anggota kelompok dapat menguasai materi tersebut. Hasil
observasi terhadap kegiatan kelompok dapat dilihat pada Tabel 21.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 21. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I
No Observasi Persentase Ketercapaian (%)
Pertemuan Rata-rata
II IV VI 1. Seluruh siswa dalam kelompok aktif bekerja
sama dalam mengerjakan tugas kelompok 28.5 57.1 57.1 47.5
2. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran
57.1 71.4 71.4 66.6
3. Semua siswa dalam kelompok bertanggung jawab terhadap bagian tugasnya masing-masing
28.5 57.1 57.1 47.5
4. Mengerjakan tugas tepat waktu 14.3 100 100 71.4
Hasil observasi mengenai kegiatan siswa selama proses pembelajaran
dapat dilihat pada Tabel 22 di bawah ini.
Tabel 22. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I
No Observasi Rata-rata ( %) 1. Ketidakhadiran siswa di kelas 1.4 2. Keterlambatan siswa masuk kelas 1.4 3. Siswa masih belajar materi pelajaran lain sewaktu guru
mengajar di kelas 0
4. Siswa mengerjakan PR atau tugas lain sewaktu guru mengajar
0
5. Siswa tidak mengerjakan PR atau tugas 0 6. Siswa bertanya mengenai materi pelajaran 5.2 7. Siswa yang tidak memperhatikan sewaktu guru
menerangkan. 4.2
8. Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis. 6.6
Jumlah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap sebanyak 35 siswa yang
terdiri dari 11 siswa putra dan 24 siswa putri. Dari segi kehadiran siswa di kelas,
dari pertemuan pertama hingga terakhir hanya ada 2 orang yang tidak dapat
mengikuti pelajaran dikarenakan sakit. Dalam hal kedisiplinan khususnya
ketepatan siswa masuk kelas, masih ada siswa yang kurang disiplin dikarenakan
jam pelajaran kimia dimulai setelah jam istirahat. Masih banyak siswa yang tidak
membawa buku pegangan kimia dengan alasan malas membawa karena berat.
Pada proses pembelajaran, masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru. Kebanyakan mereka mengantuk dan tiduran di meja. Hal ini dikarenakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
jam pelajaran kimia diajarkan setelah jam pelajaran olahraga sehingga sebagian
siswa merasa capek.
Dalam hal pengerjaan tugas dari guru, siswa kelas X-A SMA Negeri 3
Cilacap dapat dikategorikan sebagai siswa yang rajin. Hal ini dapat dilihat dari
tidak ada siswa yang tidak mengerjakan PR yang diberikan oleh guru. Selain itu,
siswa tidak membagi konsentrasinya saat pelajaran kimia dengan pelajaran yang
lain. Keaktifan siswa meningkat pada setiap pertemuan yang dapat dilihat dari
jumlah siswa yang bertanya serta keberanian siswa dalam mengerjakan soal di
papan tulis.
1. Motivasi Berprestasi Siswa
Salah satu indikator dalam penelitian ini yaitu motivasi berprestasi siswa.
Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berprestasi yang ada dalam diri
siswa. Oleh karena motivasi ada dalam diri siswa, maka hal tersebut sangatlah
sulit untuk dilihat. Pengukuran motivasi berprestasi dapat dilakukan dengan
angket motivasi berprestasi. Salah satu indikator pada angket motivasi berprestasi
yaitu menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Pada Tabel 22 dapat terlihat
bahwa siswa kelas X-A dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa motivasi
berprestasi siswa kelas X-A tinggi.
Angket motivasi berprestasi siklus I terdiri dari 40 item dengan skor
maksimum yaitu 160 dan skor minimum yaitu 40. Skor batas bawah kategori
sangat tinggi yaitu 0,8 x 160 = 128,dan skor batas atasnya yaitu 160. Skor batas
bawah kategori tinggi yaitu 0,6 x 160 = 96,dan skor batas atasnya yaitu 127. Skor
batas bawah kategori rendah yaitu 0,4 x 160 = 64,dan skor batas atasnya yaitu 95.
Sedangkan skor yang tergolong pada kategori sangat rendah yaitu kurang dari 64.
Adapun data-data mengenai motivasi berprestasi siswa pada siklus I dapat dilihat
pada Tabel 23 berikut ini.
Tabel 23. Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I Aspek yang dinilai Kriteria Jumlah siswa Persentase (%)
Motivasi Berprestasi
Sangat tinggi 5 14,28 Tinggi 28 80 Rendah 2 5,71
Sangat rendah 0 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Di bawah ini
yang diukur dengan an
Gambar 8. Diagram P
2. Rasa Ingin Tahu
Indikator lain
ingin tahu merupakan
terhadap materi pela
individu sehingga su
dilihat dari seberapa s
di kelas, dari pertem
meningkat. Hal ini m
Pengukuran rasa ingin
Angket rasa
maksimum yaitu 160
sangat tinggi yaitu 0,8
bawah kategori tinggi
batas bawah kategori
Sedangkan skor yang
Adapun data-data men
Tabel 24 berikut ini.
Tabel 24. Rasa Ingin TAspek yang dinilai Rasa Ingin Tahu
ini dapat dilihat diagram pie untuk motivasi b
angket motivasi berprestasi.
Pie Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I
hu Siswa
lainnya dalam penelitian ini yaitu rasa ingin ta
an keingintahuan siswa terhadap suatu hal, dal
elajaran kimia. Rasa ingin tahu juga terdapa
sulit untuk dilihat. Akan tetapi, rasa ingin ta
a sering siswa bertanya dalam pembelajaran. P
emuan pertama hingga terakhir, jumlah siswa
i menandakan bahwa rasa ingin tahu siswa ke
gin tahu siswa dilakukan dengan angket rasa ing
sa ingin tahu siswa siklus I terdiri dari 40 ite
60 dan skor minimum yaitu 40. Skor batas
0,8 x 160 = 128,dan skor batas atasnya yaitu
ggi yaitu 0,6 x 160 = 96,dan skor batas atasnya
ri rendah yaitu 0,4 x 160 = 64,dan skor batas a
ng tergolong pada kategori sangat rendah yaitu
engenai rasa ingin tahu siswa pada siklus I da
in Tahu Siswa pada Siklus IKriteria Jumlah siswa
Sangat tinggi 2 Tinggi 27 Rendah 6
Sangat rendah 0
������
���
��� �
66
i berprestasi siswa
tahu siswa. Rasa
dalam hal ini yaitu
pat di dalam diri
tahu siswa dapat
. Pada pengamatan
wa yang bertanya
kelas X-A tinggi.
ingin tahu.
item dengan skor
as bawah kategori
tu 160. Skor batas
ya yaitu 127. Skor
s atasnya yaitu 95.
itu kurang dari 64.
dapat dilihat pada
Persentase (%) 5,71
77,14 17,14
0
�� ������ ���
�� ���
�� ���
�� ������ ���
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Di bawah ini
X-A pada siklus I.
Gambar 9. Diagram P
3. Ketuntasan Belaj
Ketuntasan b
salah satu faktor yan
yang mencapai ketun
yang ditentukan sebe
keaktifan siswa dalam
terhadap materi yang
Negeri 3 Cilacap unt
ketuntasan belajar sisw
Tabel 25. Aspek KetuAspek Yang
Dinilai Ketuntasan Belajar
Di bawah in
siklus I.
Gambar 10. Diagram
ini dapat dilihat diagram pie untuk rasa ingin t
Pie Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus I
lajar Siswa
n belajar siswa dalam mengikuti pelajaran ki
ang menentukan penelitian ini berhasil. Pada
untasan hanya 51,4 %. Persentase ini belum m
belumnya yaitu 65 %. Hal ini dapat disebab
lam diskusi kelompok sehingga siswa menjad
ng diajarkan. Dalam hal ini batas minimum ketu
untuk pelajaran kimia yaitu 75. Adapun data
siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 25 b
etuntasan Belajar Siswa pada Siklus ISiswa Yang Tuntas Jumlah Siswa
18 35
ini dapat dilihat diagram pie ketuntasan bela
m Pie Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I
���
����
����� �
���������
67
n tahu siswa kelas
kimia merupakan
ada siklus I siswa
melampaui target
babkan kurangnya
jadi kurang faham
etuntasan di SMA
ta–data mengenai
berikut ini.
Persentase (%)
51,4
elajar siswa pada
�� ������ ���
�� ���
�� ���
�� ������ ���
�� ���
�������� ���
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b. Kegiatan Guru
Berdasarkan observasi terhadap guru, secara umum sudah baik namun
masih perlu adanya perbaikan. Kegiatan yang masih kurang yaitu dalam hal
memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling solid dan berprestasi. Hal
ini dikarenakan keterbatasan waktu serta kondisi yang kurang memungkinkan
dalam pemberian penghargaan kepada siswa. Akan tetapi, guru selalu
memberikan pujian bagi siswa yang mampu menjawab pertanyaan. Hal ini
tentunya dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar kimia. Dalam hal
diskusi kelompok, guru telah beberapa kali mengingatkan siswa untuk aktif
berdiskusi dan menyelesaikan lembar diskusi. Namun, masih ada beberapa siswa
yang tetap pasif dalam kelompok. Dalam hal pemberian materi pelajaran, guru
telah mampu menjelaskan materi dengan baik serta selalu memberikan penekanan
pada hal-hal yang penting selama pelajaran. Guru selalu memberikan pertanyaan
dan latihan soal yang relevan dengan materi yang diajarkan sehingga mampu
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Dalam proses pembelajaran, guru berusaha
menerapkan metode konstruktivistik meskipun belum sepenuhnya konstruktivistik
karena kondisi siswa sendiri yang belum terbiasa dengan metode tersebut.
Pada pertemuan pertama siklus I, guru membagi siswa ke dalam 7
kelompok dan menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilakukan untuk
materi hidrokarbon. Pertemuan pertama yang hanya satu jam pelajaran ini
digunakan guru untuk menjelaskan kekhasan atom karbon, identifikasi unsur C,
H, dan O dalam senyawa karbon, serta membedakan atom C primer, sekunder,
tersier, dan kuartener. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan evaluasi
berupa pertanyaan kepada siswa. Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali
materi sebelumnya dan melanjutkan penjelasan mengenai klasifikasi senyawa
hidrokarbon dan tata nama senyawa hidrokarbon. Selanjutnya, guru membimbing
siswa untuk diskusi kelompok. Masing-masing kelompok mendapat lembar
diskusi yang sama. Pada saat diskusi, guru mengitari meja siswa untuk mengamati
proses diskusi. Guru selalu mengingatkan siswa untuk aktif dalam diskusi
sehingga mampu memahami materi yang diajarkan dan mampu mengerjakan soal
saat kuis maupun ulangan harian. Setelah diskusi kelompok selesai, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
mengulas jawaban dari soal diskusi tersebut dengan memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mencoba mengerjakan di depan kelas kemudian membahasnya
bersama. Pertemuan kedua diakhiri dengan adanya kuis individual. Masing-
masing siswa mengerjakan kuis sesuai kemampuannya secara individu.
Pada pertemuaan ketiga, guru mengulang materi sebelumnya untuk
mengingatkan siswa yang dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai
hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan
strukturnya. Oleh karena hanya satu jam pelajaran, maka pertemuan ketiga tidak
dilakukan diskusi kelompok. Pada pertemuan keempat, guru menjelaskan tentang
isomer senyawa hidrokarbon. Pada pertemuan ini, diadakan diskusi yang kedua.
Siswa mulai terbiasa dengan proses pembelajaran ini sehingga siswa mulai aktif
berdiskusi. Sama halnya dengan diskusi yang pertama, setelah selesai diskusi
diadakan pembahasan dengan bimbingan guru sehingga siswa tidak salah konsep.
Pertemuan keempat ini diakhiri dengan kuis individual dan pengisian angket
motivasi berprestasi.
Pada pertemuan kelima, guru mengecek pemahaman siswa terhadap
materi sebelumnya dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dan menunjuk
siswa untuk menjawab. Pada pertemuan ini, guru menjelaskan tentang sifat fisik
senyawa hidrokarbon. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi berupa tanya jawab.
Pada pertemuan keenam yang merupakan pertemuan terakhir dari siklus I, guru
menjelaskan tentang sifat kimia senyawa hidrokarbon. Pada pertemuan ini, guru
banyak memberikan latihan soal dikarenakan materi tentang sifat kimia senyawa
hidrokarbon tergolong materi yang cukup sulit bagi siswa.
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan tes siklus I yang merupakan
penilaian aspek kognitif, dimana aspek kognitif bertujuan untuk mengetahui
pemahaman dan kemampuan siswa dalam menyerap materi hidrokarbon dan yang
disalurkan dalam penyelesaian soal tes. Selain penilaian aspek kognitif, dilakukan
juga penilaian rasa ingin tahu siswa, dimana penilaiannya menggunakan angket.
Hasil tes siklus I sebagai penentu apakah siklus pembelajaran berhenti atau harus
diulang lagi pada kegiatan pembelajaran siklus II, sebagai upaya perbaikan
pembelajaran. Tes pada siklus I ini, soal dibuat satu tipe dengan jumlah 25 soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
kognitif dan 40 soal untuk angket motivasi berprestasi dan rasa ingin tahu.
Berdasarkan hasil tes siklus I 51.4 % siswa yang tuntas, hal ini menandakan
bahwa tes ini belum mencapai target yang diinginkan. Masih ada beberapa
indikator yang belum dapat dicapai oleh kebanyakan siswa. Indikator-indikator
inilah yang harus diulang kembali pada siklus II untuk meningkatkan persentase
ketuntasan prestasi belajar.
1. Tahap Refleksi Tindakan I
Pembelajaran pada tindakan I dilaksanakan agar siswa menguasai materi
pokok hidrokarbon. Pada siklus I, beberapa hal yang masih kurang diantaranya
siswa masih kurang aktif dalam diskusi kelompok dan siswa masih enggan
mengajukan pertanyaan. Kekurangaktifan siswa disebabkan karena siswa masih
perlu beradaptasi dengan anggota kelompoknya. Selain itu, terdapat faktor
internal dari diri siswa dimana siswa merasa kurang nyaman dengan teman satu
kelompok sehingga menjadi malas untuk berdiskusi.
Setelah pelaksanaan tindakan I selesai dilaksanakan, diadakan tes siklus I
untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pokok hidrokarbon.
Hasil belajar siswa melalui tes siklus I dapat disajikan pada Lampiran 28.
Berdasarkan analisis hasil tes siklus I, indikator kompetensi yang telah mencapai
batas tuntas (persentase ketercapaian di atas 75%) sebanyak enam indikator yaitu
pada indikator satu, dua, tiga, empat, enam dan indikator delapan. Untuk dua
indikator yang lain belum mencapai batas tuntas. Indikator yang belum mencapai
batas tuntas yaitu memberi nama alkana, alkena, dan alkuna serta menentukan
isomer struktur (rangka,posisi) dan isomer geometri (cis,trans). Adapun rincian
hasil tes dari masing – masing indikator kompetensi pada siklus I dapat dilihat
pada Tabel 26 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 26. Hasil Tes Siklus I Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap
NoIndikator Kompetensi
Nomor Soal
Persentase Ketercapaian (%)Setiap Soal
Setiap Indikator kompetensi
1. Mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon
1 82,8 82,8
2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon
2 82,8 82,8
3. Membedakan atom karbon C primer, sekunder, tersier, dan kuartener
3 4 9
20
88,5 88,5 77,1 71,4
81,3
4. Mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya
6 11
88,5 82,8
85,6
5. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna
5 7 8
10 12 15 24 25
82,8 88,5 54,3 88,5 68,5 82,8 17,1 80
70,3
6. Memahami hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan strukturnya
21 22
62,8 91,4
77,1
7. Menentukan isomer struktur (rangka,posisi) dan isomer geometri (cis,trans)
13 14 19
97,1 74,3 20
63,8
8. Menuliskan reaksi sederhana dari alkana, alkena,dan alkuna (oksidasi,adisi,substitusi, dan eliminasi)
16 17 18 23
80 91,4 74,3 54,3
75
Rata-rata 74,8 77,3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adapun diagram hasil
Gambar 11. Grafik Ha
Berdasarkan
pada Lampiran 28 me
% atau sebanyak 18
mengikuti tes siklus I
nilai 75 dari persent
belajar dari penilaian
dari target yang diteta
Pada siklus
menunjukkan hasil y
kelas X-A, 5 siswa m
memiliki motivasi b
berprestasi yang rend
kelas X-A, 2 siswa me
rasa ingin tahu yang
Perbandingan persent
antara pra siklus dan s
�
��
��
��
��
�
��
�
��
��
�
����
������������������ ������
sil tes siklus 1 dapat dilihat pada Gambar 11 be
Hasil Belajar Siklus I
an analisis tes siklus I materi pokok hidrokar
menunjukkan bahwa persentase ketuntasan ke
18 siswa yang mencapai ketuntasan dari
s I. Dimana standar ketuntasan batas minimal (
entase ketuntasan kelas tersebut, menunjukka
an aspek kognitif belum memenuhi 65% tuntas
etapkan pada siklus I.
us I, motivasi berprestasi dan rasa ingin ta
yang baik. Untuk aspek motivasi berprestasi
a memiliki motivasi berprestasi yang sangat t
berprestasi yang tinggi, dan 2 siswa me
ndah. Sedangkan untuk aspek rasa ingin tahu
memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, 27
ng tinggi, dan 6 siswa memiliki rasa ingin tah
entase ketercapaian motivasi berprestasi dan
n siklus I dapat dilihat dari Tabel 27 di bawah i
� � � �
���� �������
�����
����
��������������������
72
berikut ini.
karbon kelas X-A
kelas sebesar 51,4
ri 35 siswa yang
l (SKBM) dengan
kkan bahwa hasil
tas secara klasikal
tahu siswa telah
asi, dari 35 siswa
t tinggi, 28 siswa
emiliki motivasi
hu, dari 35 siswa
27 siswa memiliki
tahu yang rendah.
n rasa ingin tahu
h ini.
�
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 27. PerbandingIngin Tahu
Kriteria Pra S
Sangat tinggi Tinggi Rendah
Sangat rendah
Berdasarkan
maka target keberhas
pada Tabel 28 berikut
Tabel 28. Target Kebe
No. Aspek yang
1. Motivasi berprsiswa
2. Rasa ingin tahu
3. Ketuntasan Bela
Data tersebut
Gambar 12. Histogram
�
��
��
��
��
�
��
�
���
����
��
������������������ ������
ingan Persentase Ketercapaian Motivasi Berprhu antara Pra Siklus dan Siklus I
Motivasi Berprestasi Rasa Ingra Siklus (%) Siklus I (%) Pra Siklus (%)
5,7 14,28 2,85 71,43 80 65,7 22,8 5,71 31,43
0 0 0
an indikator keberhasilan yang telah ditetapka
asilan dari kegiatan pembelajaran pada siklus
ut ini.
eberhasilan Siklus I
ng DinilaiSiklus 1
Target Ketercapaian(%)
rprestasi 30 % motivasi siswa sangat tinggi
14,28
ahu siswa 25 % rasa ingin tahu siswa sangat tinggi
5,71
elajar 65% tuntas 51,4
but dapat digambarkan dengan histogram sebag
ram Ketercapaian Hasil Siklus I
�������
�������
����� �� �!��� "��� ���� ���#�$��
��
�
�����
��
���
73
rprestasi dan Rasa
Ingin Tahu Siklus I (%)
5,71 77,14 17,14
0
kan pada siklus I,
lus I dapat dilihat
Kriteria Keberhasilan an
Belum Berhasil
Belum Berhasil
Belum Berhasil
agai berikut:
!�����
%��#���
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jika ditinjau
siklus 1 dapat menca
dapat dilihat pada Tab
Tabel 29. Refleksi Ha
No. Aspek Penilaian
1. Motivasi berprestasi Siswa
2. Rasa ingin tahusiswa
3. Ketuntasan belajar
Berikut gam
Gambar 13. Histogram
Dalam tinda
kekurangan pada keg
1) Bagi Guru
a) Guru masih k
kelompok.
b) Guru masih ku
�
��
��
��
��
�
��
�����
������
�
������������������ ������
au dari kondisi awal yang ada maka hasil da
capai kenaikan dari kondisi awal siswa. Untuk
abel 29 berikut.
Hasil Pelaksanaan Siklus 1
Kondisi Awal Siklus 1
5,7% motivasi sangat tinggi
14,28 % motivasi
sangat tinggi
Motivassiswa m
hu 2,85% rasa ingin tahu
sangat tinggi
5,71% rasa ingin tahu
sangat tinggi
Rasa inmeningk
48% siswa yang tuntas
51,4% siswa yang tuntas
Ketuntasmeningk
ambar histogram refleksi hasil pelaksanaan siklu
ram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus 1
dakan pada siklus I masih banyak ditemuk
egiatan pembelajaran di antaranya:
kurang memotivasi siswa untuk bekerjasama
kurang dalam hal memberikan penghargaan kel
�����
������
����� �� �!��� "��� ���� �
��#�$��
���
��
�����
��
���
74
dari pembelajaran
tuk lebih jelasnya
Refleksi
asi berprestasi meningkat.
ingin tahu siswa gkat.
tasan belajar siswa gkat
klus I.
ukan kekurangan-
ma dalam diskusi
kelompok.
"� �����&'�#
%��#���
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2) Bagi Siswa
a) Beberapa siswa masih kurang aktif berdiskusi dalam kelompoknya.
b) Hasil belajar siswa dari segi tes kognitif belum mencapai target ketuntasan
yang diharapkan.
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, masih perlu dilakukan
perbaikan pembelajaran yaitu dengan melanjutkan ke tindakan II supaya target
dari aspek hasil belajar dapat terpenuhi sehingga kompetensi pembelajaran dapat
tercapai dengan baik. Selain mengupayakan untuk meningkatkan hasil belajar,
juga diupayakan untuk mempertahankan peningkatan proses belajar yang telah
tercapai dan diupayakan adanya peningkatan yang lebih tinggi dari target yang
sudah dicapai di siklus I.
C. Deskripsi Hasil Siklus II
1. Tahap Perencanaan Tindakan II
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I maka dilakukan perencanaan
untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada siklus II ini materi yang diberikan
adalah indikator yang belum tuntas pada siklus I. Tindakan pada siklus II lebih
difokuskan untuk penyempurnaan dan perbaikan terhadap kendala – kendala yang
terdapat pada siklus I. Adapun kendala yang ada pada siklus I antara lain, masih
ada siswa yang kurang aktif berdiskusi dalam kelompoknya serta masih ada siswa
yang enggan dan malu untuk bertanya. Pada siklus II, guru lebih memotivasi
siswa untuk aktif berdiskusi dalam kelompok. Guru menegaskan bahwa maksud
diadakannya diskusi kelompok adalah agar siswa saling membantu jika ada
kesulitan. Dengan demikian diharapkan semua anggota dalam kelompok menjadi
lebih aktif. Selain itu, guru juga mendorong siswa agar tidak malu untuk bertanya
jika ada materi pelajaran yang belum jelas.
Perencanaan tindakan II meliputi penyusunan instrumen pembelajaran
antara lain, penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), soal diskusi,
soal kuis, soal tes siklus II, dan angket motivasi berprestasi serta angket rasa ingin
tahu siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 27
April 2010 dan terdiri dari satu kali pertemuan. Pada proses pembelajaran guru
menekankan konsep – konsep pokok yang belum dipahami siswa dengan hasil
analisis dari refleksi pada tindakan I. Pada siklus II, masing-masing kelompok
mendengarkan penjelasan guru dengan mengoperasikan macromedia flash sendiri.
Guru menjelaskan tentang tata nama senyawa hidrokarbon dan keisomerannya.
Setelah itu, diadakan diskusi kelompok. Guru menekankan kepada siswa agar
lebih aktif berdiskusi serta menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi berupa kuis individual.
3. Tahap Observasi Tindakan II
a. Kegiatan Siswa
Jumlah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap adalah 35 orang. Pada
pembelajaran siklus II, siswa terlihat lebih aktif dan antusias. Mereka
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh dan langsung bertanya
jika ada hal yang belum jelas. Dalam diskusi, mereka semakin aktif bekerja sama.
Bagi beberapa siswa yang merasa malu bertanya saat guru menjelaskan di depan
kelas, mereka memanfaatkan kegiatan diskusi tersebut untuk bertanya kepada
teman kelompoknya yang sudah paham maupun bertanya kepada guru saat guru
berkeliling memantau tiap kelompok. Untuk simpulan hasil observasi tindakan
pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 30 di bawah ini.
Tabel 30. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus II
No Observasi Persentase (%)
1. Ketidakhadiran siswa di kelas. 0 2. Keterlambatan siswa masuk kelas. 0 3. Siswa masih belajar materi pelajaran lain sewaktu guru mengajar di 0
kelas 4. Siswa mengerjakan PR atau tugas lain sewaktu guru mengajar. 0 5. Siswa tidak mengerjakan PR atau tugas. 0 6. Siswa bertanya mengenai materi pelajaran. 8,57 7. Siswa yang tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan. 0 8. Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis. 28,57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dalam diskusi kelompok, mereka terlihat semakin aktif. Siswa
memanfaatkan diskusi tersebut untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
kepada teman satu kelompok. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka malu
bertanya kepada guru sehingga mereka memilih bertanya kepada temannya.
Untuk simpulan hasil observasi kegiatan kelompok pada siklus II dapat dilihat
pada Tabel 31 di bawah ini.
Tabel 31. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II
No Observasi Persentase
Ketercapaian (%)
1. Seluruh siswa dalam kelompok aktif bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok
71.42
2. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran
71.42
3. Semua siswa dalam kelompok bertanggung jawab terhadap bagian tugasnya masing-masing
71.42
4. Mengerjakan tugas tepat waktu 100
1) Motivasi Berprestasi Siswa
Pada siklus II motivasi berprestasi siswa mengalami peningkatan yang
cukup baik. Pada siklus I, siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi sebanyak
14,28% dan meningkat menjadi 37,2% pada siklus II. Hasil pengamatan pada
siklus II dapat dilihat pada Tabel 32 di bawah ini.
Tabel 32. Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus IIAspek yang dinilai Kriteria Jumlah siswa Persentase (%)
Motivasi Berprestasi
Sangat tinggi 13 37,2 Tinggi 22 62,8 Rendah 0 0
Sangat rendah 0 0
Di bawah ini dapat dilihat diagram pie untuk motivasi berprestasi siswa
yang diukur dengan angket motivasi berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 14. Diagram
2) Rasa Ingin Tahu
Pada siklus I
siswa yang memiliki
pada siklus II menjad
yang rendah menjadi
siklus II. Adapun data
Tabel 33 di bawah ini
Tabel 33. Rasa Ingin TAspek yang
dinilai Rasa Ingin Tahu
Di bawah ini
siklus II.
Gambar 15. Diagram
��
m Pie Motivasi Berprestasi Siklus II
hu Siswa
s II rasa ingin tahu siswa mengalami peningkata
ki rasa ingin tahu yang tinggi sebesar 77,14%
jadi 88,57%, sedangkan siswa yang memiliki
di berkurang yaitu 17,14% pada siklus I menj
ata mengenai rasa ingin tahu pada siklus II da
ini.
in Tahu Siswa pada Siklus IIKriteria Jumlah siswa P
Sangat tinggi 2 Tinggi 31 Rendah 2
Sangat rendah 0
ini dapat dilihat diagram pie untuk rasa ingin
m Pie Rasa Ingin Tahu Siklus II
������
�����
� ��
���
����
����
78
atan. Pada siklus I
% dan meningkat
iki rasa ingin tahu
enjadi 5,71% pada
dapat dilihat pada
Persentase (%)
5,71 88,57 5,71
0
in tahu siswa pada
�� ������ ���
�� ���
�� ���
�� ������ ���
�� ������ ���
�� ���
�� ���
�� ������ ���
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Ketuntasan Belaj
Pada siklus
kelompok dan prosen
82,8%.
Tabel 34. Aspek KetuAspek Yang
Dinilai Ketuntasan Belajar
Di bawah ini
pada proses belajar da
Gambar 16. Diagram
b. Kegiatan Guru
Berdasarkan
pada siklus II terliha
bimbingan kepada sis
Pembelajaran
macromedia flash pad
tindakan I. Berdasark
siklus II dapat disajika
lajar Siswa
s II siswa terlihat semakin aktif terutama pa
sentase ketuntasan siswa meningkat cukup sig
etuntasan Belajar Siswa pada Siklus IISiswa yang Tuntas Jumlah Siswa P
29 35
ini dapat dilihat diagram pie aspek ketuntasan b
dalam sistem pembelajaran.
m Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Sik
an hasil observasi pada proses pembelajaran,
ihat mengalami peningkatan. Guru lebih bany
siswa yang belum memahami materi
4. Tahap Refleksi Tindakan II
ran dengan penerapan metode STAD ya
pada tindakan II diperoleh hasil yang lebih bai
kan tes siklus II pada tanggal 3 Mei 2010 dip
jikan pada Tabel 35 berikut ini.
�����
����
79
pada saat diskusi
signifikan menjadi
Persentase (%)
82,8
n belajar siswa
Siklus II
an, kegiatan guru
nyak memberikan
yang berbantuan
baik dibandingkan
diperoleh hasil tes
�� ���
�������� ���
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 35. Hasil Tes Siklus II Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap
NoIndikator Kompetensi Nomor
Soal
Persentase Ketercapaian (%)
Setiap Soal Setiap Indikator kompetensi
1. Mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon
1 77,1 77,1
2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon
2 97,1 97,1
3. Membedakan atom karbon C primer, sekunder, tersier, dan kuartener
31321
82,885,791,4
86,6
4. Mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya
425
74,397,1
85,7
5. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna
567
1014152223
6091,497,191,442,874,397,191,4
80,6
6. Memahami hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan strukturnya
16 91,4 91,4
7. Menentukan isomer struktur (rangka,posisi) dan isomer geometri (cis,trans)
89
1718
94,362,857,194,3
77,1
8. Menuliskan reaksi sederhana dari alkana, alkena,dan alkuna (oksidasi,adisi,substitusi, dan eliminasi)
1112192024
94,368,657,162,894,3
75,4
Rata-rata 81,1 83,8
Jika dibandingkan dengan tindakan I, maka kemampuan siswa dalam
penguasaan konsep materi pokok hidrokarbon mengalami peningkatan yang
sangat baik. Hal ini terlihat dari rata – rata persentase ketercapaian setiap soal
sebesar 81,1%, sedangkan rata-rata persentase ketercapaian setiap indikator
kompetensi adalah 83,8%. Dari data di atas dapat diketahui bahwa semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
indikator kompetensi
Artinya semua indika
secara grafik ketercap
dapat dilihat pada Gam
Gambar 17. Grafik Ha
Dari hasil te
karena siswa yang tela
% dari 35 siswa yang
sudah mencapai targe
direncanakan hanya d
siklus II. Berdasarkan
histogram peningkata
siklus II sebagai berik
Gambar 18. Histogram
�
��
��
��
��
���
�������������
����� ������
�
��
��
��
��
���
�
������������������ ������
nsi telah mencapai persentase ketercapaian
ikator kompetensi telah mencapai batas ketu
capaian hasil belajar pada siklus 2 tiap indika
ambar 17 berikut.
Hasil Belajar Siklus II
tes siklus II, pembelajaran dapat dikatakan
telah mencapai ketuntasan sebanyak 29 siswa a
ang mengikuti tes siklus II. Jadi, pembelajaran
rget ketuntasan yang telah direncanakan. Pem
a dibatasi sampai siklus II maka pembelajaran
an hasil dari tes siklus I dan siklus II dapat diga
atan ketercapaian tiap indikator kompetensi pa
rikut.
ram Distribusi Hasil Belajar pada Siklus I dan S
� � � � �
��
������� �� ����
����
��
��������������������
� � � � �
��������������������
81
n di atas 75 %.
tuntasan. Adapun
ikator kompetensi
an cukup berhasil
a atau sebesar 82,8
ran pada siklus II
embelajaran yang
n dihentikan pada
igambarkan dalam
pada siklus I dan
n Siklus II
�
��
%��#���
%��#���
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Dari gambar 18 di atas dapat terlihat bahwa dari delapan indikator
kompetensi, tujuh diantaranya mengalami peningkatan persentase ketercapaian.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya perkembangan yang cukup baik mengenai
kemampuan siswa pada penguasaan materi pokok hidrokarbon. Peningkatan juga
terjadi pada prestasi belajar siswa aspek kognitif, nilai rata-rata kelas sebesar 74,7
pada siklus I menjadi 81,1 pada siklus II. Dari kondisi ini dapat disimpulkan
bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa aspek kognitif dan ketuntasan belajar
pada siklus II meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Bila dibandingkan
dengan siklus I yang masih ada beberapa indikator soal yang belum dicapai
dengan maksimal namun pada siklus II ini sebagian besar siswa dapat
mengerjakan semua indikator soal dengan baik.
Sedangkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran
ditunjukkan dari hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata nilai
tes dari siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 36 berikut ini.
Tabel 36. Peningkatan Rata-rata Nilai Tes dari Siklus I dan Siklus II
KelompokRata – rata Nilai Tes
Peningkatan (%)Siklus I Siklus II
Metana 75,2 80,8 7,44Etana 74,4 84 12,9
Propana 72,8 78,4 7,69Butana 80 80,8 0,01Pentana 66,4 79,2 19,27Heksana 79,2 81,6 3,03Heptana 75,2 84 11,7
Rata –rata 74,74 81,25 8,86
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tes dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena pemahaman siswa
terhadap materi hidrokarbon semakin baik. Siswa semakin aktif berdiskusi serta
tidak malu untuk bertanya baik kepada teman maupun guru hingga benar-benar
paham terhadap materi tersebut.
Pada aspek motivasi berprestasi, pada siklus II terjadi peningkatan untuk
siswa yang motivasinya sangat tinggi. Data motivasi berprestasi siswa pada siklus
I dan II dapat dilihat pada Tabel 37 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 37. Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I dan Siklus II
Kriteria Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Persentase(%) Jumlah Siswa Persentase(%) Sangat Tinggi 5 14,28 13 37,2
Tinggi 28 80 22 62,8 Rendah 2 5,71 0 0
Sangat Rendah 0 0 0 0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
memiliki motivasi berprestasi sangat tinggi meningkat sebesar 22,92%. Dapat
terlihat pula saat diskusi kelompok siswa terlihat lebih aktif yang menandakan
keinginan belajar yang cukup tinggi dari siswa. Peningkatan motivasi berprestasi
siswa dibarengi pula dengan peningkatan rasa ingin tahu siswa. Data mengenai
rasa ingin tahu siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 38 di bawah ini.
Tabel 38. Rasa Ingin Tahu Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I dan Siklus II
Kriteria Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Persentase(%) Jumlah Siswa Persentase(%) Sangat Tinggi 2 5,71 2 5,71
Tinggi 27 77,14 31 88,57 Rendah 6 17,14 2 5,71
Sangat Rendah 0 0 0 0
Berdasarkan tabel di atas, rasa ingin tahu siswa meningkat pada siklus II.
Jika pada siklus I siswa yang rasa ingin tahunya rendah ada 6 orang, maka pada
siklus II siswa yang rasa ingin tahunya rendah hanya 2 orang. Hal ini dapat
terlihat dari semakin banyaknya siswa yang bertanya. Target keberhasilan pada
siklus II dapat dilihat pada Tabel 39 berikut ini.
Tabel 39. Target Keberhasilan Siklus II
No. Aspek yang Dinilai Siklus II
Kriteria Keberhasilan Target Ketercapaian
(%) 1. Motivasi berprestasi
siswa 35 % motivasi siswa sangat tinggi
37,2 Berhasil
2. Rasa ingin tahu siswa 30 % rasa ingin tahu siswa sangat tinggi
5,71 Kurang Berhasil
3. Ketuntasan belajar 75% tuntas 82,8 Berhasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari keseluru
tahu siswa yang belum
tahu siswa dengan ka
rendah menurun. Da
peningkatan pada sikl
berikut ini.
Gambar 19. Histogram
Hasil refleksi
Tabel 40. Refleksi Ha
No. Aspek Penilaian
1. Motivasi berprestasi siswa
2. Rasa ingin tahu siswa
3. Ketuntasan belajar
Berikut ini gam
�
��
��
��
��
���
��
����
�
������������������ ������
uruhan target yang ada pada siklus II, hanya a
lum berhasil. Akan tetapi, jika dilihat pada Tab
kategori tinggi meningkat sebesar 11,43% sed
Dapat dikatakan bahwa rasa ingin tahu sis
iklus II ini. Data tersebut dapat digambarkan de
ram Ketercapaian Hasil Siklus II
ksi dari siklus II dapat dilihat pada Tabel 40 ber
Hasil Pelaksanaan Siklus II
Siklus I Siklus II
14,28% motivasi sangat tinggi
37,2 % motivasi sangat tinggi
Motivsiswa
u 5,71% rasa ingin tahu sangat
tinggi
77,14% rasa ingin tahu tinggi
5,71% rasa ingin tahu sangat tinggi
88,57% rasa ingin tahu tinggi
Rasa menin
51,4% siswa yang tuntas
82,8% siswa yang tuntas
Ketunsiswa
gambar histogram refleksi hasil pelaksanaan sik
��������
��������
����� �� �!��� "��� ���� �
(�#�$��
���
���
��
����
84
a aspek rasa ingin
abel 38, rasa ingin
edangkan kategori
siswa mengalami
dengan histogram
berikut ini.
Refleksi
tivasi berprestasiwa meningkat.
sa ingin tahu siswa ningkat.
tuntasan belajar wa meningkat
siklus II.
!�����
%��#���
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 20. Histogram
Berdasarkan
Cilacap, terdapat perm
khususnya pada kelas
masih kurang yang d
yang masih rendah
diperolehnya. Bebera
pelajaran ilmu pen
pengetahuan sosial s
pembelajaran kimia.
metode ceramah. Ha
mid semester kelas X
Mata Pelajaran) untu
tuntas bahkan terkada
Permasalahan
dapat digunakan seba
ceramah serta peman
Cilacap merupakan
fasilitas pembelajara
laboratorium sebagai
�
��
��
��
��
���
��
����
��
���������������� ��������
ram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II
A. Pembahasan
an observasi awal dengan guru kimia di S
ermasalahan yang dirasakan guru dalam prose
las X-A. Guru merasakan bahwa motivasi b
dapat dilihat dari semangat siswa dalam pem
serta mudah puasnya siswa terhadap pres
erapa siswa menyatakan bahwa mereka t
engetahuan alam dan hendak mengambil
l sehingga mereka merasa tidak perlu terlal
a. Siswa yang lain menyatakan bahwa mereka
Hal ini berdampak pada nilai ulangan harian
X-A yang masih rendah. Dengan KKM (Krit
ntuk kimia yaitu 75, hanya 50% siswa yang
dang kurang dari itu.
han tersebut perlu segera dicari solusinya. Salah
ebagai solusi yaitu penggunaan metode pem
anfaatan media pembelajaran yang tersedia.
n Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (
ran yang tersedia cukup memadai. Tidak
ai tempat praktikum, tetapi juga tersedia med
��������
��������
����� �� �!��� "��� ���� �
��#�$��
�����
���
���
��
����
85
i SMA Negeri 3
oses pembelajaran
berprestasi siswa
embelajaran kimia
restasi yang telah
tidak menyukai
bil jurusan ilmu
lalu serius dalam
eka bosan dengan
n serta nilai ujian
riteria Ketuntasan
g mencapai batas
lah satu cara yang
mbelajaran selain
a. SMA Negeri 3
l (RSBI), dimana
k hanya tersedia
edia elektronik di
���#����
���#����
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
setiap kelas yang dapat dimanfaatkan guru untuk menjadikan pembelajaran lebih
menarik. Untuk mata pelajaran kimia, guru belum sepenuhnya memanfaatkan
media yang ada. Guru masih mengandalkan metode ceramah serta buku paket dan
LKS sebagai pegangan siswa.
Dari permasalahan yang ada, dilakukan suatu tindakan untuk
memperbaiki pembelajaran kimia, yaitu dengan penerapan metode pembelajaran
STAD (Student Team Achievement Division) serta penggunaan macromedia flash.
Metode STAD merupakan metode pembelajaran dengan kelompok kecil yang
heterogen. Dengan metode STAD diharapkan adanya kerja sama siswa dalam
mengerjakan soal diskusi serta memahami materi yang diajarkan. Siswa yang
merasa malu untuk bertanya kepada guru, dapat bertanya pada teman
kelompoknya yang lebih pandai sehingga semua siswa memahami materi.
Sedangkan penggunaan macromedia flash diharapkan mampu menarik minat
siswa dalam mempelajari kimia. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka
bosan membaca buku kimia yang banyak tulisannya dan merasa senang belajar
dengan macromedia flash karena banyak animasinya.
Tindakan yang dilakukan pada kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap terdiri
dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam waktu 9x45 menit, dan diakhiri
dengan adanya tes siklus I serta pengisian angket rasa ingin tahu siswa. Siklus II
dilaksanakan dalam waktu 2x45 menit, dan diakhiri dengan adanya tes siklus II
serta pengisian angket rasa ingin tahu siswa.
Pada awal pembelajaran, diadakan pembentukkan kelompok dimana
masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa secara heterogen. Dasar
pembagian kelompok yaitu nilai ulangan tengah semester. Selain pembentukkan
kelompok, guru juga menerangkan tentang metode pembelajaran yang akan
digunakan pada materi hidrokarbon. Guru menekankan agar siswa aktif berdiskusi
dalam kelompok sehingga mampu menguasai materi pelajaran.
Pada proses pembelajaran, guru melakukan presentasi kelas mengenai
materi hidrokarbon yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok serta kuis
individual. Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap kemajuan
kelompoknya dengan cara saling kerja sama dalam berdiskusi dan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
hasil yang memuaskan dalam kuis individual serta tes siklus. Pada pertemuan
keempat, diadakan pengisian angket motivasi berprestasi di akhir pertemuan. Pada
akhir pembelajaran siklus I, diadakan tes siklus I serta pengisian angket rasa ingin
tahu. Dari hasil tes siklus I, siswa yang mencapai batas ketuntasan sebesar 51,4%.
Jumlah ini masih kurang dari target awal yaitu sebesar 65%. Untuk aspek
motivasi berprestasi, 14,28% siswa memiliki motivasi berprestasi sangat tinggi,
80% siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan 5,71% siswa memiliki
motivasi berprestasi rendah. Sedangkan untuk aspek rasa ingin tahu, 5,71% siswa
memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi; 77,14% siswa memiliki rasa ingin tahu
tinggi; dan 17,14% siswa memiliki rasa ingin tahu rendah.
Dari hasil siklus I, masih diperlukan tindakan lebih lanjut untuk
memperbaiki pembelajaran agar ketuntasan siswa dapat memenuhi target yang
diharapkan. Oleh karena itu dilakukan serangkaian perencanaan untuk siklus II.
Pada siklus II, masing-masing kelompok mengoperasikan macromedia flash
secara langsung. Dengan begitu, diharapkan siswa semakin memahami terhadap
materi yang diajarkan. Pembelajaran pada siklus II lebih ditekankan pada
kompetensi yang belum tercapai.
Pada proses pembelajaran siklus II, guru mengingatkan siswa untuk lebih
aktif berdiskusi dan bertanya jika ada materi yang belum dimengerti. Guru juga
memberikan bimbingan yang lebih terhadap siswa yang masih kurang paham.
Dari hasil observasi, terlihat bahwa siswa semakin aktif bertanya. Mereka saling
bekerja sama dalam mengerjakan soal diskusi serta berusaha untuk
memahaminya. Pada akhir pertemuan, diadakan pengisian angket motivasi
berprestasi dan pada akhir siklus II diadakan tes siklus II serta pengisian angket
rasa ingin tahu. Dari hasil tes siklus II, siswa yang mencapai batas ketuntasan
sebesar 82,8%. Hasil ini telah melebihi target yang diharapkan pada siklus II yaitu
75%. Untuk aspek motivasi berprestasi, 37,2% siswa memiliki motivasi
berprestasi sangat tinggi dan 62,8% siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi.
Sedangkan untuk aspek rasa ingin tahu, 5,71% siswa memiliki rasa ingin tahu
yang sangat tinggi, 88,57% siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan 5,71%
siswa memiliki rasa ingin tahu yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Pada akhir proses pembelajaran, siswa diminta untuk mengisi angket
balikan terhadap pembelajaran hidrokarbon. Tanggapan siswa terhadap metode
kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) sangat positif. Sebagian
besar siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Division) berbantuan macromedia flash membuat belajar menjadi
menarik dan tidak membosankan serta mendorong mereka lebih bersemangat
dalam mempelajari hidrokarbon. Untuk analisis angket balikan terhadap
pembelajaran hidrokarbon dapat dilihat pada Lampiran 56.
Dasar untuk menentukan tim yang akan mendapat penghargaan yaitu
skor yang diperoleh kelompok saat kuis individual, serta tes siklus I dan tes siklus
II. Untuk data mengenai peroleh skor tersebut dapat dilihat pada Lampiran 51.
Rangkuman peroleh skor tiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 41 berikut ini.
Tabel 41. Rangkuman Nilai Tiap Kelompok
Kelompok Nilai Rata-Rata
Peringkat Predikat Kuis Tes Siklus
Metana 70 78 5 Etana 70,3 79,2 4 Propana 67,6 75,6 6 Butana 71,07 80,4 2 Tim Hebat Pentana 67,08 72,8 7 Heksana 73,75 80,4 1 Tim Istimewa Heptana 71 79,6 3 Tim Baik
Berdasarkan perolehan skor kelompok, maka skor terbanyak diperoleh
oleh kelompok Heksana sehingga mendapat sebutan “Tim Istimewa”, skor
terbanyak kedua diperoleh oleh kelompok Butana sehingga mendapat sebutan
“Tim Hebat”, sedangkan skor terbanyak ketiga diperoleh oleh kelompok Heptana
sehingga mendapat sebutan “Tim Baik”.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini dapat dirangkum dalam Tabel 42
berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Tabel 42. Rangkuman Hasil Penelitian
Aspek Kondisi Awal Siklus 1
Siklus 2 /
Kondisi
Akhir
Refleksi dari
Kondisi Awal
ke Kondisi
Akhir
Motivasi Berprestasi Siswa
Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru
Motivasi berprestasi siswa sangat tinggi sebesar 5,7% %.
Siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru sedikit.
Motivasi berprestasi siswa sangat tinggi sebesar 14,28%.
Semua siswa memperhatikan penjelasan guru
Motivasi berprestasi siswa sangat tinggi sebesar 37,2%.
Dari kondisi awal ke kondisi akhir jumlah siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru semakin sedikit. Sedangkan motivasi berprestasi siswa meningkat sebesar 31,5%.
Rasa Ingin Tahu Siswa
Tidak ada siswa yang bertanya saat pelajaran
Rasa ingin tahu siswa sangat tinggi 2,85%, sedangkan yang tinggi 65,7%
Siswa mulai berani bertanya saat pelajaran
Rasa ingin tahu siswa sangat tinggi 5,71%, sedangkan yang tinggi 77,14%
Siswa bertambah aktif bertanya saat pelajaran
Rasa ingin tahu siswa sangat tinggi 5,71%, sedangkan yang tinggi 88,57%
Rasa ingin tahu siswa semakin meningkat dapat dilihat dari keberanian siswa bertanya saat pelajaran. Selain itu, rasa ingin tahu siswa meningkat sebesar 2,86%
Ketuntasan Belajar
Rata-rata kelas = 67
Nilai tertinggi = 85
Nilai terendah = 40 Ketuntasan belajar = 48%
Rata-rata kelas = 74,7
Nilai tertinggi = 92
Nilai terendah = 44 Ketuntasan belajar = 51,4%
Rata-rata kelas = 81,1
Nilai tertinggi = 92
Nilai terendah = 68 Ketuntasan belajar = 82,8%
Dari kondisi awal ke kondisi akhir rata-rata kelas meningkat sebesar 21,04%, dan ketuntasan belajar meningkat sebesar 34,8%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan penelitian
penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan
macromedia flash dapat dikatakan berhasil karena pada akhir penelitian, kriteria
keberhasilan yang ditetapkan dapat terpenuhi yaitu dapat meningkatkan kualitas
proses belajar siswa yaitu motivasi berprestasi serta dapat meningkatkan kualitas
hasil belajar siswa yaitu prestasi belajar siswa dan rasa ingin tahu siswa.
D. Hasil Tindakan
Hasil tindakan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
menerapkan metode STAD (Student Team Achievement Division) dilengkapi
macromedia flash pada materi Hidrokarbon siswa kelas X-A SMA Negeri 3
Cilacap, yaitu :
1. Melalui penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division)
dilengkapi macromedia flash dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa
kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap. Dari kondisi awal, motivasi berprestasi
sangat tinggi sebesar 5,7 % , tinggi sebesar 71,4 %, dan rendah sebesar 22,8%
ke kondisi akhir pada siklus II motivasi berprestasi sangat tinggi sebesar 37,2
%, tinggi sebesar 62,8 % dan rendah serta sangat rendah sebesar 0 %.
Motivasi berprestasi siswa sangat tinggi meningkat sebesar 31,5 %.
2. Melalui penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division)
dilengkapi macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif
bagi siswa. Dari kondisi awal, ketuntasan belajar siswa sebesar 48 % ke
kondisi akhir 82,8 % meningkat sebesar 34,8 %.
3. Melalui penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division)
dilengkapi macromedia flash belum cukup mampu meningkatkan rasa ingin
tahu bagi siswa. Dari kondisi awal, rasa ingin tahu siswa sangat tinggi sebesar
2,85 % , tinggi sebesar 65,7 %, rendah 31,43 % dan rasa ingin tahu sangat
rendah 0 % ke kondisi akhir rasa ingin tahu siswa sangat tinggi 5,71 %, tinggi
sebesar 88,57 %, rendah sebesar 5,71 % dan sangat sendah 0 %. Rasa ingin
tahu siswa sangat tinggi hanya meningkat sebesar 2,86 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan yaitu:
1. Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement
Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi
berprestasi siswa pada pokok bahasan hidrokarbon di SMA Negeri 3 Cilacap.
Hal ini dapat dilihat dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pada
siklus I, motivasi berprestasi siswa dengan kriteria sangat tinggi sebesar
14,28%, tinggi sebesar 80%, dan rendah sebesar 5,71%. Pada siklus II terjadi
peningkatan yaitu motivasi berprestasi siswa dengan kriteria sangat tinggi
sebesar 37,2% dan kriteria tinggi sebesar 62,8%.
2. Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)
berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
tetapi tidak meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada pokok bahasan
hidrokarbon di SMA Negeri 3 Cilacap. Hal ini dapat dilihat dari indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Untuk prestasi belajar siswa (ketuntasan
belajar) pada siklus I sebesar 51,4% meningkat menjadi 82,8%. Sedangkan
untuk rasa ingin tahu siswa pada siklus I dengan kriteria sangat tinggi sebesar
5,71% tidak mengalami perubahan pada siklus II, untuk kriteria tinggi pada
siklus I sebesar 77,14% meningkat menjadi 88,57% pada siklus II. Untuk
kriteria rendah sebesar 17,14% pada siklus I menjadi 5,71% pada siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan
implikasi secara teoritis dan praktis.
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengadakan
upaya bersama antara guru, orang tua dan siswa serta pihak sekolah lainnya agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi dan prestasi
belajar kimia secara maksimal.
2. Implikasi Praktis
Secara praktis berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran
kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia
flash dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar kimia untuk meningkatkan
motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Guru
Guru hendaknya dapat menyajikan materi hidrokarbon menggunakan
metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)
berbantuan macromedia flash dengan baik, sehingga dapat meningkatkan
motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa.
2. Siswa
Siswa hendaknya dapat memberikan respon yang baik terhadap guru
dalam menyajikan materi hidrokarbon menggunakan metode pembelajaran
kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia
flash sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa.
3. Sekolah
Sekolah hendaknya dapat memberi masukan kepada guru kimia untuk
menggunakan metode yang bervariasi pada proses pembelajaran kimia khususnya
penggunaan metode STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan
macromedia flash pada materi hidrokarbon untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
4. Peneliti Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya
dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan dan dikembangkan,
antara lain keaktifan siswa, minat, interaksi sosial, dan sebagainya.