Download - DocumentFF
1
Laporan Skill Lab Family Folder Blok 26Yogie Rinaldi
102011213/ A1
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan
Terusan Arjuna Utara no. 6, Jakarta 11510
Email: [email protected]
Pendahuluan
Rabu, 22 Juli 2015, saya berserta kelompok Family Folder 01 diberi tugas melakukan
kunjungan rumah pasien Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
didampingi dosen pembimbing kami Dr. William. Family Folder merupakan dokumen
lengkap suatu keluarga terutama dalam hubungannya dengan derajat kesehatan. Derajat
kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama menurut Blum, keempat faktor tersebut
adalah genetik, pelayanan kesehatan, perilaku manusia, dan lingkungan. a) Factor
genetik: Paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat. b)
Faktor pelayanan kesehatan: Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan, pelayanan kesehatan yang berkualitas akan berpengaruh pada derajat
kesehatan masyarakat. c) faktor perilaku: di negara berkembang faktor ini paling besar
pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan atau masalah kesehatan masyarakat. Perilaku
individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada faktor
lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit. d) faktor lingkungan:
lingkungan yang terkendali akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat yang baik akan
menekan berkembangnya masalah kesehatan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengkaji dan membahas penyakit hipertensi dan
asam urat pada masyarakat dan kaedah tatalaksana terhadap penyakit tersebut dengan
berbasiskan pendekatan kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga adalah dokter praktek
umum yang dalam prakteknya melayani pasien menerapkan prinsip-prinsip kedokteran
keluarga. Kompetensi dokter keluarga tercermin dalam profile the five stars doctor.
Pelayanan kedokteran yang menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga meliputi:
komprehensif (pelayanan kedokteran yang menyeluruh/integral yaitu meliputi usaha
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan mengutamakan pencegahan,
kontinyu (dalam proses dan waktu), kolaboratif dan koordinatif dengan pasien dalam
2
menentukan keputusan untuk kepentingan pasien, berdasarkan evidence based medicine
misalnya dengan cara mengikuti seminar/pendidikan kedokteran berkelanjutan. Pasien
yang dilayani adalah peribadi/perorangan seutuhnya (bio-psiko-sosial) yang unik serta
harus dipandang sebagai satu kesatuan dengan keluarganya dalam segala aspek
(keturunan, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, keamanan dan
lingkungannya). Pelayanan dokter keluarga menunjang setiap orang sadar, mau dan
mampu hidup sehat dalam arti sejahtera jasmani, rohani dan sosial yang memungkinkan
setiap orang bekerja produktif secara sosial dan ekonomi (UU no. 23/92 tentang
kesehatan).
Seorang dokter berkompetensi dengan profil yang direkomendasikan WHO yaitu
‘five stars doctor’ yang dijabarkan sebagai berikut:
Health provider: Memberikan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan pasien
sebagai manusia yang utuh (holistic) baik individu, maupun sebagai bagian integral
keluarga dan masyarakat, layanan berkualitas, menyeluruh, berkesinambungan dan
layanan secara perseorangan jangka panjang dan hubungan saling percaya.
Decision maker: Mampu membuat keputusan secara ilmiah berkaitan dengan
pemeriksaan, pengobatan, dan penggunaan teknologi tepat guna sesuai dengan
harapan pasien, etis, pertimbangan cost effective dan adanya kemungkinan layanan
yang terbaik.
Communicator: Mampu menjelaskan dan memberikan nasehat untuk berperilaku
sehat dengan cara yang efektif sehingga kelompok atau individu dapat meningkatkan
dan melindungi kesehatan mereka.
Community leader: Sebagai orang yang dipercaya oleh masyarakat ditempat
bekerjanya, dan dapat mempersatukan kebutuhan-kebutuhan akan kesehatan baik
pada perseorangan maupun kelompok, melakukan sesuatu dengan mengatasnamakan
masyarakat.
Manager: Dapat bekerja sacara harmonis dengan individu dan organisasi baik di
dalam maupun diluar system kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan pasien
secara individu dan masyarakat, menggunakan data-data kesehatan secara tepat.
Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kedokteran menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien
3
yang menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu
diperlukan adanya kunjungan rumah. Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah
pasien antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien
2. Meningkatkan hubungan dokter pasien
3. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien
Manfaat kunjungan ke puskesmas dan bertemu sendiri dengan pasien adalah agar
mahasiswa dapat mengaplikasikan sendiri praktek pendekatan kedokteran keluarga.
Latar Belakang
Saat ini umumnya masih banyak gaya hidup masyarakat yang masih belum
memahami tentang pentingnya kesehatan. Mereka pada umumnya mengkonsumsi segala
jenis makanan, seperti : makanan tinggi lemak dan kolesterol tanpa diimbangi dengan
olahraga atau aktifitas fisik untuk membakar lemak dan gaya hidup yang salah, seperti :
kebiasaan merokok dan minum - minuman keras ataupun mengkonsumsi narkoba yang
kesemuanya itu dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Diantara
masalah kesehatan tersebut akan mengakibatkan timbulnya penyakit Asam Urat, Diabetes
Mellitus, Jantung, Hipertensi, Ginjal dan sebagainya. Hipertensi dan asam urat
merupakan penyakit yang paling sering terjadi di masyarakat yang dikarenakan pola
makan yang tidak baik, seperti makan tinggi lemak dan kolesterol. Penyakit ini jika tidak
ditangani dengan baik serta tidak mengubah pola makan akan menyebabkan berbagai
macam komplikasi, seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Metode yang dipakai
untuk meninjau kasus hipertensi dan asam urat ini adalah dengan observasi kerumah-
rumah pasien yang terdaftar dalam data Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.
Definisi
1. Hipertensi sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.1 Menurut WHO, penyakit hipertensi
merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan
atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg.2
2. Asam Urat atau Gout merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat
deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di
4
dalam cairan ekstraseluler.3
Klasifikasi
1. Hipertensi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi
derajat I, dan derajat II.1
Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat 2 >160 >100
Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 72
2. Asam Urat
Kriteria Klasifikasi Gout Akut4
Ditemukan kristal urat yang karakteristik dalam cairan sendi.
Tofus yang terbukti mengandung kristal urat dengan cara kimia atau mikroskop
polarisasi.
Ditemukan 6 hingga 12 fenomena klinis, laboratories dan radiologis
1. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
2. Melebihi 1 kali serangan arthritis akut.
3. Serangan arthritis monoartikular
4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan
5. Nyeri atau bengkak pada sendi metatarsalphalanges (MTP-1)
6. Serangan unilateral yang melibatkan sendi MTP-1
5
7. Serangan sendi unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8. Dugaan adanya tofus
9. Hiperurikemia
10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan tidak simetris di antara sendi, tampak
kista sucortical tanpa erosi.
11. Hasil negatif pada kultur cairan sendi untuk mikroorganisme
Etiologi
1. Hipertensi
Pada 90-95% orang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi esensial) yang
sebabnya tidak diketahui yang ditingkatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif, merokok,
berat badan berlebih, diet tinggi lemak, konsumsi alcohol dan stress.1 Pada 5-10% orang
(hipertensi sekunder) mempunyai penyakit lain yang mendasari menyebabkan tingginya
tekanan darah dan memerlukan pengobatan segera.2
Terdapat faktor-faktor risiko yang berperan dalam hipertensi. Faktor resiko yang dapat
diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor-Faktor yang dapat diubah termasuk gaya hidup, antara lain :
Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebih
Kurang aktivitas fisik dan kelebihan berat badan
Diet tinggi lemak
Asupan garam berlebih
Faktor-Faktor yang tidak dapat diubah, antara lain :
Riwayat keluarga dengan hipertensi
Usia > 45 tahun pada pria dan >55 tahun pada wanita
Etnik / suku bangsa
2. Asam Urat
Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout adalah:3
a. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga
b. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa
6
purin lainnya.
c. Konsumsi alkohol berlebih, karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yang
juga dapat menghambat pembuangan urin melalui ginjal.
d. Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama gangguan
ginjal. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak. Minum air
sebanyak 2 liter atau lebih tiap harinya membantu pembuangan urat, dan
meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
e. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika
(furosemid dan hidroklorotiazida)
f. Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan
Epidemiologi
1. Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena
dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara
berkembang. Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO)
pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar
26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan
meningkat menjadi 29,2%.1,2 Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi
peningkatan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar
21% menjadi 26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan
meningkat lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025.
Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat menjadi 34,1% tahun 2010.2
2. Asam Urat merupakan penyakit dominan pada pria dewasa. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Hippocrates bahwa gout jarang pada pria sebelum remaja (adolescens)
sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause. Pada tahun 1986 dilaporkan
prevalansi gout di Amerika Serikat adalaah 13,6/1000 pria dan 6,4/1000 perempuan.
Prevalensi penyakit ini bertambah seiring dengan meningkatnya taraf hidup. Di Indonesia
belum banyak publikasi epidemiologi tentang arthritis pirai. Pada tahun 1935 seorang
dokter kebangsaan Belanda bernama Van der Horst telah melaporkan 15 pasien arthritis
pirai dengan kecacatan (lumpuh anggota gerak) dari suatu daerah di Jawa Tengah.
7
Penelitian lain mendapatkan bahwa pasien gout berobat, rata-rata sudah mengidap
penyakit ini selama lebih dari 5 tahun. Hal ini mungkin disebabkan banyak pasien gout
yang mengobati sendiri (self medication).3
Gejala Klinis
1. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang
timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan
baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata,
otak dan jantung. Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun, dan berupa :1,2
Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
2. Asam Urat
Gambaran klinik gout disebabkan adanya deposisi kristal asam urat dalam berbagai
jaringan. Pada sendi, suatu arthritis akut yang nyeri sebagai hasil dari fagositosis kristal
oleh neutrofil polimorf, yang sebaliknya mengakibatkan pelepasan enzim lisosom di
sepanjang kristal yang dicerna, sehingga meningkatkan dan merangsang terjadinya reaksi
radang. Khas yang pertama terpengaruh ialah sendi metatarsofaringeal 1 yaitu ibu jari
kaki sebanyak 75% kasus, pergelangan kaki atau tarsus sebanyak 35%, dan lutut
sebanyak 20%. Pada 40% kasus terdapat lebih dari satu sendi yang terkena. Onsetnya
biasanya mendadak dan sendi tampak kemerahan, panas, mengkilat, sensitif, dan nyeri
tekan hebat. Pasien mengalami demam, mudah tersinggung, dan anoreksik. Serangan
yang awalnya monoartikular pada sebagian besar pasien, cenderung rekuren dan
kemudian berkembang menjadi poliartikulaar. Bisa dipicu oleh trauma (termasuk
pembedahan), olahraga, kelebihan makanan, alcohol, dan kelaparan. Artritis gout kronis
tetap asimetris dan timbul tofi, khususnya pada kartilago telinga dan dekat sendi pada
8
20% pasien yang tidak diobati.5
Pengumpulan data
Tempat : Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ibu Panem
Tanggal lahir : Solo, 2 Maret 1952
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kampung Gusti RT.009 RW.005
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SD
Nama Anggota Keluarga yang serumah
No Nama TTL Status Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
1 Alm Bpk.Sugiatno Solo, 03-07-1947
Suami Tamat SMP Buruh Tidak tahu
2 Ibu Panem Solo, 02-03-1952
Istri Tamat SD Ibu rumah tangga
Tidak tahu
3 Ibu Sa’ama Solo, 25-05-1952
Adik Ipar
Tamat SD Ibu Rumah Tangga
Tidak tahu
4 An. Iqbal Jakarta,07-09-1993
Anak SMA Karyawan Swasta
Lengkap
Tingkat ekonomi : Penghasilan sebulan Rp.2.000.000, standar UMR
Status imunisasi dasar pasien : Pasien lupa
Status imunisasi keluarga : Anak-anaknya imunisasi lengkap (tapi kartu
imunisasi lupa taruh dimana)
Status gizi keluarga : Gizi cukup
Jaminan pemeliharaan kesehatan: BPJS dan KJS (kartu Jakarta Sehat)
9
2. Anamnesis
Keluhan utama pasien : tangan kaku dan pegal-pegal pada kedua kaki, Asam urat
dan Hipertensi terkontrol
Riwayat penyakit sekarang :
- Tangan kaku dan Pegal-pegal terjadi pada kaki jika ia berjalan terlalu jauh hingga
menyebabkan nyeri.
-Pasien dulu senang makan asin, emping, santan (makanan padang), namun sejak
terdiagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas ia mengurangi dan menghindari makanan-
makanan pemicu serta tidak minum air es terlalu sering.
- Pasien teratur berobat ke puskesmas jika ada keluhan tidak enak badan, sejak
terdiagnosis hipertensi (145/100 mmHg) pasien sudah sering ke puskemas dan minum
obat selalu rutin sehingga sekarang tekanan darahnya menjadi terkontrol yakni 130/80
mmHg.
-Pasien selain terdiagnosis hipertensi juga terdiagnosis asam urat
Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan keadaan penyakit sekarang
Pasien pada tahun 2013 pernah menderita stroke
Perilaku pasien yang berhubungan dengan penyakitnya sekarang
Pasien dulunya senang makan makanan padang, jeroan, emping, minum air es. Tapi
setelah terdiagnosis penyakit hipertensi dan asam urat pasien mengatakan mengontrol
pola makannya
Perilaku keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang
Keluarga menyukai makanan asin-asin dan sedap (mecin), jadi mempengarui timbulnya
hipertensi
Riwayat penyakit dahulu yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang: -
Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang
Tidak ada, keluarga pasien dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan, keluhan yang
biasanya terjadi hanya masuk angin dan demam serta flu biasa
Riwayat penyakit keluarga yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang
Suami dari Ibu Panem meninggal karena menderita penyakit Diabetes Melitus
3. Perilaku sosial pasien dan keluarga
10
Merokok: Anaknya yang bernama Iqbal, 22 th. Perhari bisa menghabiskan 9-10 batang
Minum yang mengandung alcohol: Tidak
Pola jajan (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga):
Pasien sering membeli lauk dan sayuran matang untuk dikonsumsi
Pola makan (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga)
Pola makan teratur 2 kali sehari
Pola penyimpanan atau memasak makanan
Tidak pernah menyimpan atau memasak makanan, selalu memberi dari warteg
Pola minuman sehari hari
Banyak minum, sumbernya dari air pam yang dimasak sendiri
Olahraga (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga): -
Kebersihan hygiene:
Kebersihan cukup baik, karena pasien sadar akan kebersihan diri dan lingkungan. Pasien
mandi 2 kali sehari, cuci tangan sebelum makan dan kukunya pendek
Rekreasi : Jarang
Ibadah : Rajin dan aktif ke masjid
Pola membersihkan rumah/ lingkungan : Setiap hari lantai di sapu dan di pel
Pola pengobatan (tradisional, puskesmas dll): -
Pola hubungan sosial: Hubungan sosial baik, beliau bertetangga dengan baik. Ketika
mencari alamat pasien pun banyak tetangga dan warga sekitar mengenali beliau
Pola aktifitas kemasyarakata: Cukup aktif jika ada kegiatan kemasyarakatan. Suka ikut
gotong royong dan kerja bakti
Pola kunjungan ke Posyandu: Rutin memeriksakan diri ke Puskemas
4. Keadaan psikologis pasien dan keluarga yang mempengaruhi atau dipengaruhi
penyakit dalam keluarga : Keadaan psikologis pasien dalam keadaan baik, tidak stress.
5. Adat istiadat/ social budaya yang mempengaruhi : Jawa
6.Keadaan rumah yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga atau dapat
menimbulkan penyakit di kemudian hari
Kebersihan rumah : Cukup bersih, namun keadaan dapur agak sedikit berantakan.
Vector penyakit : Nyamuk dan lalat
Keadaan udara/ polusi dalam rumah: Agak pengap, karena sirkulasi udara di rumah
11
pasien kurang baik, ada ventilasi namun jarang sekali dibuka.
Luas rumah/bangunan : 10x5 m2
Luas tanah : 10x5 m2
Jumlah orang yang tinggal dalam rumah : 3 orang
Luas kamar pasien atau yang sakit: 2x2 m2
Jumlah orang yang tinggal sekamar dengan yang sakit : 1 orang
Jenis lantai : Keramik
Jenis tembok : Bata + semen
Jenis atap : Genteng + asbes
Perbandingan Ventilasi rumah (udara, sinar matahari dll): Tidak memadai, ada
ventilasi akan tetapi jarang dibuka
Perbandingan Ventilasi kamar (udara, sinar matahari dll): Tidak memadai, tidak ada
ventilasi di kamar
Keadaan dapur dan kebersihan: Kurang bersih, dan alat masak berantakan, dapur agak
kotor dan dekat kamar mandi
Tempat penyimpanan makanan (tercemar debu, kotoran, vector dll): -
Tempat penyimpanan alat makan: Disimpan di lemari kecil
Tempat cuci tangan (air mengalir, sabun dan lap tangan bersih dll) : Air mengalir
Keadaan kamar mandi ( kebersihan, sabun, air, bak,dll): Ada bak mandi dan ember
untuk tempat menampung air. Keadaan air dan bak mandi cukup bersih
Tipe kakus dan system pembuangan : Menggunakan WC pribadi
Keadaan wc : cukup bersih
Sumber air sehari hari : Air PAM
Tempat penyimpanan air : Di dalam bak dan ember
Sumber air minum : Air PAM yg dimasak sendiri
Kebersihan tempat penyimpanan air minum : Cukup
Tempat sampah di dalam rumah (tertutup atau terbuka , vector, bau dll)
- Mereka tidak memiliki tempat sampah, hanya mengunakan plastik yang digantung di
depan rumah, nanti ada petugas yang mengambil sampah nya
Sumber Pencahayaan dalam rumah (jenis dan keadaan pencahayaan)
Pencahayaan berasal dari lampu, namun untuk sinar matahari jarang masuk karena
12
ventilasi rumah merekajarang dibuka
Sistem pembuangan air limbah: Air limbah dibuang lagsung ke selokan, mereka
mencuci baju dan piring di kamar mandi
Kebersihan sekitar rumah: agak sedikit kotor pada sisi sebelah kanan rumah dimana
terdapat gang kecil terdapat sedikit sampah dan untuk kebersihan lingkungan sekitar
cukup bersih
Tempat sampah di luar rumah: Tidak ada tempat sampah, hanya menggunakan plastik
Keadaan udara/ polusi luar rumah: Sirkulasi udara cukup baik dimana ada beberapa
tempat ditanami pohon dan tidak ada pabrik disekitar wilayah rumah
Keadaan pekarangan (tanaman, keb ersihan, tanah dll) : Tidak ada pekarangan
8. Pemeriksaan kesehatan pasien dan keluarga oleh mahasiswa
Keadaan umum : Baik
Tanda vital : - TD = 130/80 mmHg
- Nadi = 76x/menit
- Pernafasan = 18 x/menit
- Suhu = 36,5oC
Status gizi : Cukup
Pemeriksaan fisik : Inspeksi = kaki tidak udem dan pada ibu jari didapatkan tofus
Palpasi = Tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan hygiene : Hygiene cukup baik pasien mandi 2x sehari, kuku terpotong
pendek, namun kebersihan pakaian kurang
9. Hasil pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan
- Hasil lab Asam urat : 4,7 (sudah terkontrol dengan minum obat dan pola makan)
- Hasil pemeriksaan golongan darah = O
- Pasien belum memeriksakan kadar gula darah dan kolestrol
10.Diagnosis pasien : Asam urat/ gout + Hipertensi terkontrol
11. Diagnosis banding : Hiperkolestrol dan Diabetes melitus
12. Diagnosis keluarga: Tidak ada
13. Usulan pemeriksaan penunjang untuk pasien dan keluarga mulai tingkat
pelayanan primer (pemeriksaan di puskesmas) hingga rujukan
Pemeriksaan Penunjang : -Darah rutin
13
- Pemeriksaan gula darah dan kolestrol
14. Resume masalah kesehatan keluarga dan factor risikonya
Kesehatan keluarga Ibu Panem cukup baik, istri dan anak-anaknya jarang sakit dan
tidak memiliki penyakit kronis maupun penyakit keturunan. Penyakit yang pernah di
alami oleh keluarga Ibu Panem tidak pernah yang berat hanya sesekali demam, flu
ataupun masuk angin.
Untuk Ibu Panem sendiri sudah menjaga pola makan sesuai anjuran dimana ia
mengurangi makanan asin-asin, emping, jeroan dan yang lain karena, beliau sadar akan
pentingnya kesehatan. Pasien juga rutin memeriksakan diri ke puskemas akan
penyakitnya untuk mengontrol hipertensi dan asam urat yang di deritanya
15. Prognosis penyakit pasien dan keluarga
Prognosis hipertensi dan asam urat pasien baik jika pasien mengontrol pola makan
dan minum obat sesuai anjuran dokter.
Prognosis keluarga baik jika pakaian-pakaian yang digantung dapat rapikan karena
hal tersebut dapat mengudang nyamuk DBD, lalu alat makan di bersihkan dan ditutup
dengan baik agar menhindari kontaminasi dari lalat serta makan makanan yang bersih
sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya diare.
16. Perkiraan akan timbulnya keadaan penyakit ditinjau dari perilaku dan
lingkungan
1. DBD : Karena rumah pasien banyak sekali tergantung pakaian-pakaian, sarung, tas di
dalam rumah serta ada ember terbuka di dalam kamar mandi yang merupakan tempat
hidup vektor nyamuk Aedes Aegepty
2. Diare : Karena hygiene di dapur kurang bersih dan tidak memiliki bak sampah dan
hanya digantung di plastik yang pastinya akan mengundang lalat untuk berkumpul.
3. ISPA : Jika anggota keluarga di rumah mengalami influenza/ batuk/ penyakit yang bisa
menular akan menjadi mudah untuk menularkan ke anggota keluarga lainnya karena tidak
adanya ventilasi di rumah.
17. Strategi intervensi mahasiswa ke pasien dan keluarga:
Psikobiologi: Pasien diharapkan lebih merilekskan diri dengan berolahraga, senam,
berinteraksi dnegan tetangga serta mendekatkan diri ke Tuhan. Jangan sampai stress
karena nanti akan mengundang penyakit datang, serta istirahat yang cukup.
14
Sosial: Pasien diharapkan menjaga hubungan sosial dengan tetangga, melakukan kegiatan
kemasyarakatan bersama-sama, menjaga kesatuan, saling gotong royong dalam segala
aspek seperti membersihkan lingkungan sekitar
Gaya hidup dan perilaku: Menjaga pola makan yang bersih dan seimbang, melalukan
perilaku hidup bersih dan sehat seperti mandi teratur, cuci tangan dengan sabun,
mengenakan pakaian yang bersih, serta memotong kuku.
Lingkungan rumah dan sekitar rumah: Pasien diharapkan menjaga kebersihan rumah
dan lingkungan, membuat bak sampah selain plastik di lingkungan rumah dan jangan ada
sampah yang berserakan di lingkungan.
Pelayanan kesehatan: Pasien diharapkan rutin mengontrol/ check up ke puskemas, bila
merasa badan kurang enak/ fit
Pendekatan Keluarga
Dokter keluarga merupakan dokter yang memiliki tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang
menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan
apabila berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu
ditanggulangi , meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai. Sedangkan
Praktek dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit pada mana tanggung jawab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak di batasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit. Dokter keluarga
mempunyai peranan yang unik dan terpadu dalam menyelenggarakan peantalaksanaan
pasien , penyelesaian masalah , pelayanan konseling serta dapat bertidank sebagai dokter
pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.
Prinsip dasar pelayanan Dokter Keluarga (DK):
1. Memberikan pelayanan secara komprehensif adalah pelayanan yang paripurna. DK
menggunakan segenap kemampuan ilmunya, serta sarana dan prasarana medis yang
tersedia untuk sebesar-besarnya kepentingan pasien. Dokter keluarga bukan hanya
menyembuhkan pasien dari sakitnya, tetapi juga menyehatkannya serta menjadi mitra,
konsultan, atau penasihat di kala sakit dan sehat. Jika masalahnya dinilai memerlukan
15
pendapat atau penanganan spesialistis, DK akan mengkonsultasikan atau bahkan merujuk
pasien ke dokter spesialis yang tepat.
2. Memberikan pelayanan secara bersinambung(kontinu) berarti pasien harus
dipantau secara terus menerus, boleh dikatakan mulai dari konsepsi (pembuahan/dalam
rahim) sampai mati dan tentu saja selama sakit sampai sembuh dan sehat kembali. Wujud
kontinuitas pelayanannya itu berupa pemantauan bersinambung, antara lain melalui
penyelenggaraan rekam medis yang handal dan kerjasama profesional dengan
“naramedik” (medical professionals) lainnya.
3. Memberikan pelayanan yang koordinatif.
DK akan mengkoordinasikan keperluan pasien dengan DK yang lain, dengan para
spesialis yang diperlukan, dengan paramedik, dengan fasilitas kesehatan yang diperlukan,
dan bahkan dengan keluarganya. Koordinasi ini pun merupakan salah satu bentuk
kesinambungan pelayanannya. Dengan koordinasi yang baik dapat dihindari tumpang-
tindih penggunaan obat, duplikasi pemeriksaan penunjang, atau perbedaan pendapat
mengenai manajemen pasien.
4. Memberikan pelayanan yang kolaboratif.
Kerjasama dengan para spesialis yang dikoordinasikan oleh DK ini akan menjadikan
kolaborasi saintifik yang handal untuk meningkatkan kepercayaan pasien kepada
pelayanan medis yang disediakan. Dengan demikian terjadi saling kontrol sehingga
efektivitas pengobatan dan efisiensi biaya dapat terwujud.
5. Mengutamakan pencegahan.
Pencegahan di sini berarti luas; DK harus melakukan upaya peningkatan kesehatan
misalnya melalui ceramah kesehatan. Selain itu DK juga akan melakukan upaya
pencegahan penyakit melalui vaksinasi. Jika pasien datang dalam keadaan sakit, DK
harus dapat membuat diagnosis dini dan memberikan pengobatan yang cepat dan tepat
agar penyakit tidak semakin parah. Jika penyakit sudah parah, DK harus segera bertindak
cepat misalnya dengan segera merujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih tinggi dengan
persiapan yang memadai, agar jangan sampai terjadi cacat permanen. Seandainya
diperkirakan akan terjadi cacat, DK harus berusaha agar jangan sampai kecacatan itu
menjadi penghalang besar bagi pasien nantinya. Di sini juga dituntut partisipasi DK untuk
membantu upaya rehabilitasi bagi pasien penyandang cacat, baik secara fisik, psikologik,
16
maupun sosial, agar keterbatasannya dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
6. Mempertimbangkan keluarganya.
Sekalipun unit terkecil pasiennya adalah individu, artinya pekerjaan DK berawal dari
keluhan individu setiap pasien, DK tidak pernah mengabaikan bahwa pasien adalah
bagian dari keluarganya.Saling-aruh (interaksi) antara pasien dan keluarganya merupakan
salah satu fokus perhatian DK.
7. Evidence Based Medicine merupakan keterpaduan antara bukti-bukti ilmiah yang
berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence); dengan keahlian klinis
(clinical expertise) dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values). Suatu
sistem atau cara untuk menyaring semua data dan informasi dalam bidang kesehatan.
Sehingga seorang dokter hanya memperoleh informasi yang sahih dan mutakhir untuk
mengobati pasiennya.
Pada prinsipnya, pelayanan dokter keluarga mencakup 4 hal yakni :
1. Promotif
Promotif merupakan suatu tindakan yang lebih memberikan informasi - informasi sebagai
edukasi mengenai kesehatan, termasuk masalah penyakit, sehingga keluarga mengetahui
bahaya-bahaya dari suatu penyakit dan bagaimana cara menghindari dan mengatasinya
termasuk tindakan preventifnya yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan
anggota keluarga.
1. Jaga kebersihan diri dan lingkungan
2. Olah raga teratur
3. Kurangi makan garam atau daging kambing
4. Rutin cek kesehatan ke puskesmas
5. Hindari stress
6. Hindari makanan mengandung kolesterol dan lemak tinggi
2. Preventif
Tindakan preventif merupakan tindakan atau program yang dilakukan untuk mencegah
agar tidak terjadi penyakit.
1. Pola makan sehat
2. Mengurangi minum air es, makan emping, jeroan
17
3. Aktif secara fisik
3. Kuratif:- Minum obat anti hipertensi ( Captopril 12,5 mg / Amlodipin )
- Minum obat nyeri karena asam urat ( Piroxicam )
Kesimpulan
Kunjungan ke rumah penduduk yang dilakukan pada hari Rabu, 22 Juli 2015, dengan
pasien atas nama Ibu Panem. Terdiagnosis hipertensi terkontrol dan asam urat (Gout).
Pasien telah mendapatkan pengobatan yang teratur dari upaya kesehatan Puskesmas dan
pasien juga sudah mulai mengubah pola hidup dan pola makan sesuai anjuran dokter
puskesmas. Karena itu, perlu juga peninjauan pasien dari sisi keluarga dan lingkungan
sekitar dalam menentukan prognosis pasien ini.
Daftar Pustaka
1. Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi V Jilid III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.
2. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsesus Penatalaksanaan Hipertensi Dengan
Modifikasi Gaya Hidup. Jakarta : InaSH, 2011.
3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Jakarta: InternaPublishing; 2009. h.2556-73.
4. Robbins & Cotran. Buku saku dasar patologis penyakit. Ed 7. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009. h.747-8.
5. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Kedokteran klinis. Ed 6. Jakarta: Erlangga; 2005.
h.212-3.