Download - Fiswan Edit (2)
Oleh :Astrini Widyanita (083204011)Dessy Ratna D.K (083204034)Nungki Lukitasari (083204203)Charisma Endrawati (083204206)Nararia Wildani W (083204218)
JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA2011
TUGAS
FISIOLOGI HEWAN
VITAMIN, MINERAL, DAN JALUR METABOLIK ASAM AMINO
VITAMIN
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik yang berperan penting dalam reaksi
metabolisme. Pemenuhan kebutuhan vitamin berguna untuk melangsungkan
petumbuhan normal dalam memelihara kesehatan. Vitamin dibagi dalam dua
golongan, yaitu:
1. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut prakoenzim karena bersifat
larut dalam air, tidak disimpan dalam tubuh, tidak beracun dan diekskresikan
dalam urin, yang termasuk vitamin golongan ini adalah
a. Vitamin C (Asam askorbat)
Struktur:
Senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksenil.
Sumber :
Sayuran segar, buah-buahan (jeruk, nanas, tomat, lombok, pepaya,
semangka, brokoli, strawberi, dll), organ-organ hewan (hati dan ginjal).
Fungsi :
1) Berperan dalam proses pembentukan kolagen.
2) Memelihara keutuhan (integritas) pembuluh darah.
3) Membantu dalam absorbsi unsur-unsur besi dan kalium.
4) Aktivator berbagai enzim, perombak protein dan lemak.
5) Berperan dalam proses oksidasi dan dehidrasi dalam sel-sel.
6) Menjaga gigi melekat kuat pada gusi dan menyembuhkan luka.
7) Berperan dalam metabolisme lemak.
8) Berperan dalam pembentukan trombosit.
Gejala defisiensi :
1) Pembuluh darah kapiler menjadi kurang permeable, sehingga
menimbulkan pendarahan.
2) Sindrom yang dikenal sebagai askorbut, pendarahan pada jaringan-
jaringan, terutama pada persendian dan gusi.
3) Nafsu makan kurang, lesu, otot dan persendian sakit, lekas marah.
Kelebihan:
sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, kelelahan, mengantuk, gangguan
pencernaan, kram usus, diare, insomnia, batu ginjal, iritasi kerongkongan,
hingga pengeroposan gigi.
b. Vitamin B1 (Thiamin)
Struktur:
Sumber :
Tumbuhan polong, kulit ari padi, ragi kering, sayuran hijau, wortel,
kecambah, hati, ginjal, otak, kuning telur, susus, ikan, dan margarin.
Fungsi :
1) Sebagai koenzim dalam metabolisme, terutama metabolisme
karbohidrat.
2) Memelihara nafsu makan, pencernaan dan fungsi syaraf.
3) Mempengaruhi penyerapan lemak dalam usus.
4) Mempengaruhi kondisi air dalam tubuh.
Gejala defisienasi :
1) Beri- beri (peradangan pada saraf, kerusakan jantung).
2) Nafsu makan berkurang,lesu, mual dan muntah.
3) Kaki tangan terasa lemah dan berat, depresi, ganguan jantung dan gaya
jalan tidak normal.
4) Bila penyakitnya parah, jantung membengkak dan otot-otot mata
mejadi lumpuh.
5) Pertumbuhan terhenti.
6) Transport cairan tubuh terganggu.
7) Metabolisme karbohidrat terganggu sehingga terjadi timbunan asam
piruvat dalam sel yang akan menjadi racun dalam sel.
8) Kontraksi otot jantung dan system saraf pusat melemah.
Kelebihan:
Tidak ada bahaya kelebihan Thiamin, karena larut dalam air maka setiap
kelebihan adalah berlalu dalam urin.
c. Vitamin B2 (Ribovlavin)
Struktur:
Sumber :
Hati, ginjal otak, jantung, susu, telur, mentega, sayuran, serealia, roti, ragi,
dan daging.
Fungsi :
1) Menghasilkan energi dalam sel-sel.
2) Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf.
3) Berperan penting dalam berbagai reaksi biologis dalam tubuh;
membebaskan energi dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein; pengaturan DNA secara tidak langsung dan sintesis protein;
pemecahan asam lemak; pembentukan glikogen, produksi sel-sel darah
merah.
4) Pemindahan rangsangan sinar ke mata.
5) Memelihara jaringan sekitar mulut.
6) Pertumbuhan.
7) Merupakan enzim pada oksidasi dalam sel.
Gejala defisiensi :
1) Peradangan mulut dan lidah, diikuti dengan peradangan bibir hingga
berwarna merah dan sering timbul luka disekitar sudut mulut yang
disebut keilosis.
2) Peradangan kulit (dermatitis).
3) Peradangan mata (keratitis) dan lensa sehingga penglihatan menjadi
kabur.
4) Mata menjadi tegang dalam bentuk gatal-gatal, panas, lelah dan
pusing.
Kelebihan:
Tidak ada bahaya kelebihan Rhoboflavin, karena larut dalam air maka
setiap kelebihan adalah berlalu dalam urin.
d. Vitamin B3 (Niasin)
Struktur:
Sumber :
Sayuran, kentang, buah-buahan, gandum, hati, telur, daging, ginjal, ikan,
unggas, susu skim, ragi, beras.
Fungsi :
1) Berperan dalam sintesis hormon.
2) Berperan dalam kestabilan gula darah.
3) Sebagai koenzim A (Co A) dalam metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein.
4) Co A berperan dalam siklus asam sitrat dan melepaskan energi.
5) CoA sangat penting untuk semua sel yang memerlukan energi.
Gejala defisiensi :
1) Kelelahan, nafsu makan hilang, sulit tidur, mual, gangguan
pencernaan, kejang otot, dan infeksi bagian alat atas pernafasan.
2) Radang kulit dan gangguan fungsi saraf.
Kelebihan:
Menyebabkan penyakit panas dan kemerahan pada kulit
e. Biotin
Struktur:
Sumber :
Hati, susu, kedelai, ragi, ikan, bayam, tomat, daging, sayuran hijau,
kacang, kentang, telur, ginjal, unggas.
Fungsi :
1) Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh semua sel
hidup.
2) Memelihara pencernaan yang normal, kulit, dan saraf.
3) Membebaskan energi dari karbohidrat, lemak, protein.
4) Metabolisme sel.
5) Pertumbuhan.
Gejala defisiensi :
1) Pellagra yaitu kulit menjadi kasar.
2) Mulut luka, diare, dan depresi.
3) Dimensia yaitu kekacauan mental, pelupa, letih, dan suka melamun.
4) Pendarahan usus dan gusi.
5) Bila system saraf pusat terserang maka, dapat menyebabkan mengigau,
koma, dan mati.
6) Insominia (sulit tidur ) dan gangguan pada lambung.
Kelebihan:
Apabila kelebihan biotin akan dikeluarkan melalui urin
f. Vitamin B6 (Piridoksin)
Struktur:
Sumber :
Sayuran hijau, kacang hijau, serealia, ragi, hati, ginjal, daging, susu,
kuning telur.
Fungsi :
1) Memelihara unsur fosfor dan sodium.
2) Sebagai koenzim dalam proses metabolisme.
3) Berperan dalam pertumbuhan, kesehatan kulit dan pembuatan darah.
4) Berperan dalam produksi antibody dan reaksi-reaksi dalam system
saraf pusat.
5) Berperan dalam metabolisme lemak.
6) Berperan sebagai penyusun enzim dekarboksilase dan transaminase.
Gejala defisiensi :
1) Anemia, kulit meradang, kehilangan nafsu makan, mual, gelisah.
2) Ketidakmampuan absorpsi oleh usus dan stress klinis.
3) Luka pada kulit, berat badan menurun, depresi dan mudah terkena
infeksi.
4) Kejang-kejang dan amat peka terhadap rangsang.
5) Pertumbuhan terhambat.
Kelebihan:
Dosis piridoksin 1 – 2 g/hr dapat meracuni saraf.
g. Vitamin B9 (Asam Volat)
Struktur:
Sumber :
Hati, ginjal, sayuran, daging sapi, pisang, biji gandum, ragi sayuran hijau,
kacang, tumbuhan polong, buah-buahan.
Fungsi :
1) Pembuatan koenzim yang penting untuk memproduksi sel-sel darah
merah dan molekul-molekul protein.
2) Membentuk asam nukleat,
3) Metabolisme kelompok metil.
Gejala defisiensi :
1) Peradangan lidah, diare, penurunan berat badan, lesu.
2) Anemia
3) Megaloblastasis yaitu, kegagalan sel darah merah menjadi dewasa
yang biasanya terjadi pada sumsum tulang.
h. Vitamin B12 (Kobalamin)
Struktur:
Sumber :
Daging, unggas, ikan, telur, susu, keju, ayam, hati, udang segar, kerang.
Fungsi :
1) Berperan penting dalam metabolisme semua sel dalam pertumbuhan
jaringan.
2) Berperan dalam pembentukan sel-sel darah.
3) Berperan dalam sintesis asam amino.
Gejala defisiensi :
1) Peradangan dan degenarasi saraf.
2) Anemia permisiosa.
3) Kelelahan, pusing, rasa sakit pada saat bernafas.
Kelebihan:
Sama seperti vitamin B lainnya, jarang terjadi.
2. Golongan kedua bersifat larut dalam lemak sehingga disebut alosterin dan
dapat disimpan dalam tubuh, yang termasuk vitamin golongan ini adalah
a. Vitamin A
Struktur:
Sumber :
Sayuran dan buah-buahan berwarna kuning dan merah, hati, susu,
mentega, minyak ikan, kuning telur.
Fungsi :
1) Memelihara kesehatan mata, kulit, tulang dan gigi.
2) Memelihara jaringan epitel.
3) Berperan dalam proses oksidasi dalam tubuh.
Gejala defisiensi :
1) Kulit kasar.
2) Bintik bitot ( kerusakan pada retina).
3) Seroftalmia (kornea mata mongering karena terganggunya kelenjar air
mata).
4) Keratomalasi ( kornea mata rusak sama sekali karena berkurangnya
produksi minyak meibom).
5) Frinoderma ( kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel
kulit terganggu).
6) Perdarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena rusaknya
epitel organ.
7) Proses pertumbuhan terhenti.
Kelebihan:
1. fragilitas tulang
2. disimpan di hati
3. diduga berperan dalam transport dan deposisi Ca
b. Vitamin D
Struktur:
Sumber :
Minyak hati ikan, susu, telur, sinar ultraviolet pada kulit,mentega, ragi.
Fungsi :
1) Penyerapan kalsium dan fosfor di alat pencernaan.
2) Membentuk dan memelihara tulang dan gigi.
3) Aktivitas kelenjar endokrin.
4) Proses osifikasi.
Gejala defisiensi :
1) Rakitis.
2) Osteomalasi.
3) Gangguan metabolisme zat kapur dan fosfor
Kelebihan:
1. bila berlebih selama beberapa bulanà hipervitaminosis
2. fragilitas tulang
3. disimpan di hati
4. diduga berperan dalam transport dan deposisi Ca
c. Vitamin E
Struktur:
α-tokoferol
Sumber :
Biji gandum, minyak tumbuhan, tumbuhan polong, tumbuan hijau,
kecambah, kuning telur, susu, lemak, daging, ragi.
Fungsi :
1) Menjalankan fungsi reproduksi.
2) Membentuk DNA, RNA, dan sel darah merah.
3) Mencegah pendarahan pada ibu hamil dan mencegah keguguran.
4) Pembentukan protrombin.
5) Menjalankan fungsi hati.
Gejala defisiensi :
1) Sel-sel darah merah pecah.
2) Penimbunan lemak pada otot.
3) Keguguran.
4) Mati embrio.
5) Kemandulan.
6) Kemunduran hipofisis dan kelenjar gondok.
7) Layu otot karena saraf rusak.
Kelebihan:
Meningkatkan resiko perdarahan dalam tubuh.
d. Vitamin K
Struktur:
Sumber :
- tumbuhan : sayuran hijau, kol, tomat
- hewan : hati, kuning telur
- sintesa oleh flora usus
Fungsi :
1) Membantu dalam pembekuan darah yang normal.
2) Bertanggung jawab dalam pembentukan protrombin dalam hati.
3) Menjalankna fungsi hati.
Gejala defisiensi :
1) Darah sukar membeku.
2) Pendarahan.
Kelebihan:
Hemolisis sel darah merah, sakit kuning, dan kerusakan pada otak.
MINERAL
Mineral adalah unsur-unsur yang berada dalam bentuk sederhana. Beberapa
mineral diperlukan oleh tubuh baik berupa garam ataupun unsur. Mineral
berperan penting dalam pembentukan hormon, tulang, gigi, dan darah. Mineral
juga membantu regulasi fungsi tubuh, seperti pertumbuhan dan metabolisme.
Mineral dapat digolongkan menjadi dua yaitu
1. Makroelemen
Makrolemen adalah unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah besar,
antara lain :
a. Natrium (Na)
Sumber :
Garam dapur, daging, unggas, ikan, telur, susu, dan mentega.
Sifat:
• Sifatnya sangat reaktif tidak pernah ditemukan sendiri di alam, selalu
bergabung dengan unsur lain/membentuk senyawa
• Logam keperakan, lunak, ringan dan terapung di air
• beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air
• Dapat terbakar spontanitas, suhu di bawah 115 o C
• apinya berwarna kuning
Fungsi :
a) Memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nilai osmotik.
b) Memelihara keseimbangan asam-asam dan pH.
c) Mengatur permeabilitas sel, fungsi alat dan transmisi impuls-impuls
saraf.
d) Berfungsi dalam kontraksi otot.
e) Mempertahankan iritabilitas sel otot.
f) Komponen anorganik cairan ekstra sel.
Gejala defisiensi :
a) Gangguan pada jantung dan ginjal.
b) Mual, kelelahan dan kejang otot.
c) Suhu tubuh naik.
d) Nilai osmotik cairan ekstraseluler turun.
e) Dehidrasi
b. Kalium (K)
Sumber :
Daging, unggas, serealia, buah-buahan, sayur-sayuran, dan kecap.
Sifat:
• Fase solid.
• Cepat teroksidasi dengan udara dan harus disimpan dalam kerosene
(minyak tanah).
• Sangat reaktif terutama dalam air (mudah terbakar). Paling
elektropositif di antara logam-logam.
• Seperti halnya logam-logam alkali, kalium mendekomposisi air dan
menghasilkan gas hidrogen.
• Kalium dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada lidah api.
• Radioaktivitas yang ada pada kalium tidak terlalu berbahaya.
• Titik leleh 63,38 °C, titik didih 759 °C, titik tripel 336,35 K.
Fungsi :
a) Memelihara keseimabangan air di dalam sel-sel tubuh.
b) Transmisi impuls saraf.
c) Memelihara keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
d) Sebagai katalisator dalam reaksi kimia.
e) Memelihara denyut jantung.
f) Mengatur pelepasan insulin dari pankreas.
g) Membantu dalam kontraksi otot dan pertumbuhan.
h) Memelihara permeabilitas membran sel.
Gejala defisiensi :
a) Kelemahan otot.
b) Gangguan pernafasan.
c) Denyut jantung tidak normal.
c. Fosfor (P)
Sumber :
Susu, kuning telur, daging, unggas, ikan, serealia, kacang polong.
Fungsi :
a) Membentuk dan memelihara tulang dan gigi.
b) Mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
c) Mengatur aktivitas hormonal.
d) Berperan dalam metabolisme zat-zat makanan.
e) Penting untuk efektivitas beberapa vitamin.
Gejala defisiensi :
a) Tulang dan gigi menjadi rapuh.
b) Kehilangan nafsu makan.
c) Berat badan turun.
d) Penyakit rakhitis, lesu, anoreksia.
d. Magnesium (Mg)
Sumber :
Kacang-kacangan, sayuran hijau, makanan hasil laut, sereal, biji padi-
padian, dagin dan susu.
Fungsi :
a) Sintesis protein.
b) Respirasi seluler.
c) Sebagai katalisator dalam beberapa reaksi kimia yang melibatkan ATP
dan ADP.
d) Unsur penting tulang, otot, sel darah merah.
Gejala defisiensi :
a) Ganguan mental, otot, dan emosi.
b) Kontraksi otot terganggu.
c) Fungsi ginjal dan peredaran darah terganggu.
e. Klor (Cl)
Sumber :
Garam dapur, daging, susu, telur.
Fungsi :
a) Memelihara keseimbangan air, elektrolit, tekanan osmosis dan asam
basa dalam tubuh.
b) Berperan dalam pembentukan asam hidroksida.
c) Berperan dalam pembentukan HCl dalam lambung, yang berfungsi
dalam penyerapan Fe dan emulsi lemak.
d) Aktivator enzim.
e) Memudahkan transfer CO2 dari darah ke paru-paru.
Gejala defisiensi :
a) Kontraksi otot abnormal.
b) Hilangnya rambut dan gigi.
c) Pencernaan terganggu.
f. Belerang (S)
Sumber :
Buah-buahan, sayuran, tunbuhan polong, kacang, telur, susu, daging, keju.
Fungsi :
a) Meningkatkan kerja enzim tertentu.
b) Berperan dalam penyimpanan dan pembebasan energi.
c) Memelihara otot dan saraf.
d) Meningkatkan proses pembekuan darah.
e) Komponen dalam proses detoksifikasi.
f) Komponen struktural asam nukleat, asam lemak, dan vitamin.
Gejala defisiensi :
a) Anemia
b) Gondok
c) Pendengaran berkurang.
g. Kalsium (Ca)
Sumber :
Susu, kerang, ikan , keju, daging, buah-buahan, sayur, tumbuhan polong,
biji-bijian.
Sifat:
1. unsur yang agak lembut, kelabu dan kelogamanannya diperoleh
melalui elektrolisis kalsium fluorida
2. terbakar dengan nyalaan kuning-kemerahan dan membentuk salutan
nitrida putih apabila terkena udara
3. bertindak balas dengan air, menyesarkan hidrogen dan membentuk
kalsium hidroksida .
Fungsi :
a) Pembentukan tulang dan gigi yang diengaruhi oleh vitamin D.
b) Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.
c) Mengatur aktivitas hormonal.
d) Memelihara otot dan saraf.
e) Meningkatkan proses pembekuan darah.
f) Sebagai komponen struktural asam nukleat dan vitamin.
g) Melindungi tubuh dari absorpsi zat radioaktif.
Gejala defisiensi :
a) Darah sukar membeku.
b) Pertumbuhan terhambat.
c) Hipokalsemia.
d) Rakhitis dan osteoporosis.
Kelebihan:
menghambat penyerapan mineral-mineral lain yang dibutuhkan tubuh
seperti besi, magnesium dan zink.
Kadar kalsium dalam darah tinggi
Hilangnya tekanan usus
Tingkah laku abnormal (psikosa)
2. Mikroelemen
Mikroelemen adalah unsure-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
antara lain :
a. Besi (Fe)
Sumber :
Sayuran, buah-buahan, biji-bijian, aerealia, kentang, daging, hati, susu,
kuning telur.
Sifat:
• Besi sangat mudah mengalami korosi.
• Merupakan komponen enzim sitokrom.
Fungsi :
a) Berperan dalam pembentukan hemoglobin.
b) Mengatur berbagai reaksi kimia dan biologis dalam tubuh.
c) Berperan dalam respirasi seluler.
Gejala defisiensi :
a) Anemia
b) Lesu dan pusing.
c) Berat badan menurun.
d) Pucat pada kulit.
b. Seng (Zn)
Sumber :
Ikan laut, hati, daging, telur, susu, benih gandum.
Fungsi :
a) Membantu penyembuhan luka dan kesehatan kulit.
b) Berperan penting dalam pertumbuhan dan reproduksi.
c) Berperan dalam metabolisme lemak, protein dan karbohidrat.
d) Mempengaruhi ketajaman terhadap rasa dan bau-bauan.
e) Berperan dalam pembentukan enzim.
Gejala defisiensi :
a) Pertumbuhan terhambat.
b) Penyembuhan luka terhambat.
c) Berkurangnya ketajaman terhadap rasa dan bau-bauan.
d) Menjadi kerdil.
e) Anemia.
c. Fluor (F)
Sumber :
Kuning telur, susu, otak, ikan.
Sifat:
• Fluor paling reaktif secara kimia dan elektro-negatif dari seluruh
unsur.
• Fluor dalam bentuk murni sangat berbahaya, dapat menyebabkan
pembakaran kimia parah ketika berhubungan dengan kulit.
Fungsi :
a) Menguatkan tulang dan gigi.
b) Meningkatkan daya tahan terhadap pembusukan atau kerusakan gigi.
c) Melindungi kekurangan Mg, osteoporosis, dan penyalit periodontal.
Gejala defisiensi :
a) Kerusakan gigi yang berlebihan.
d. Yodium (J)
Sumber :
Garam yang diberi jodium, ikan laut, telur, susu, tiram, rumput laut.
Fungsi :
a) Membantu fungsi kelenjar tiroid.
b) Membantu pembentukan hormon dalam kelenjar tiroid.
Gejala defisiensi :
a) Gondok.
b) Berkurangnya fungsi pendengaran.
c) Penyakit kretinisme pada anak-anak yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan.
e. Tembaga (Cu)
Sumber :
Tumbuhan polong, biji padi-padian, kismis, kacang, ginjal, hati, kerang.
Sifat:
• Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Tembaga
memiliki waktu korosi yang lambat sekali.
• Tembaga merupakan logam berwarna merah jambu.
Fungsi :
a) Berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dan sel-sel
darah merah.
b) Merupakan komponen enzim dan protein.
c) Memelihara fungsi system saraf.
d) Berperan dalam sintesis hormon.
e) Mengarbsorpsi unsur besi.
Gejala defisiensi :
a) Sakit kepala, pusing, lesu, mual, diare.
b) Anemia.
c) Gangguan saraf dan tulang.
Perbedaan antara Vitamin dan Mineral
Pembeda Vitamin Mineral
Bentuk Mikronutrien Makronutrien
Jumlah yang
diperlukan dalam
tubuh
Sedikit Banyak
Kesediaan di alam Tidak ada Ada
Kelarutan dalam air Ada yang tidak larut
dalam air.
Dapat larut dalam air
JALUR METABOLISME ASAM AMINO PADA
SIKLUS ASAM SITRAT
Metabolisme asam amino melibatkan pelepasan gugus amino kemudian
diikuti dengan terjadinya perubahan kerangka karbon. Dua proses utama
pelepasan gugus amino, yaitu transaminasi dan deaminasi. Pada gambar 1.
memperlihatkan metabolisme rantai karbon asam amino yang dikaitkan dengan
siklus asam sitrat.
Asam alpha ketoglutarat
Asam isositrat
Suksinil KoA
Asam sitrat
Asam suksinat
Asetil KoA
Asam oksaloasetat Asam fumarat
Asam malat
Gambar 1. Kaitan antara asam-asam amino dengan siklus asam sitrat
Pada gambar dimuka dapat diketahui bahwa Asetil KoA merupakan senyawa
penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. Pada
siklus asam sitrat terdapat lima jalur metabolik asam amino, yaitu :
1. Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolik melalui Asetil KoA
a. Alanin
Alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi
transaminasi dengan asam alpha ketoglutarat. Kemudian asam piruvat
dioksidasi menjadi Asetil KoA. Kemudian Asetil KoA masuk ke siklus
asam sitrat.
b. Sistein
Sistein dapat diubah menjadi asam piruvat melalui tiga tahap, yaitu:
ArgininHistidinGlutaminProlin
Asam glutamat
IsoleusinMetioninValin
TirosinFenilalaninAsam aspartat
Asparagin
AlaninSisteinGlisin SerinTreoninIsoleusinLeusin TriptofanTirosinFenilalanin
- reaksi pengubahan sistein dengan enzim sistein desulfhidrase sehingga
menghasilkan asam piruvat.
- Melalui pembentukan asam sistein sulfinat kemudian diubah menjadi
asam beta sulfinilpiruvat sehingga membentuk asam piruvat.
- Melalui reaksi transaminasi membentuk asam tiolpiruvat kemudian
diubah menjadi asam puruvat.
Kemudian asam piruvat yang dihasilkan dioksidasi menjadi Asetil KoA.
Kemudian Asetil KoA masuk ke siklus asam sitrat.
c. Glisin
Glisin diubah menjadi asetil KoA melalui pembentukan serin dengan jalan
penambahan satu atom karbon, seperti metil, hidroksi metil, dan formil.
Metabolisme serin berlangsung melalui reaksi deaminasi lalu
menghasilkan asam piruvat. Kemudian asam piruvat dioksidasi menjadi
Asetil KoA. Kemudian Asetil KoA masuk ke siklus asam sitrat.
d. Serin
Metabolisme serin berlangsung melalui reaksi deaminasi sehingga
menghasilkan asam piruvat. Kemudian asam piruvat dioksidasi menjadi
Asetil KoA. Kemudian Asetil KoA masuk ke siklus asam sitrat.
e. Treonin
Treonin diubah menjadi glisin dan asetaldehid dengan cara pemecahan
molekulnya. Reaksi pemecahan molekul ini dibantu oleh enzim aldolase
treonin dan piridoksalfosfat sebagai koenzim. Glisin diubah menjadi asetil
KoA melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom
karbon, seperti metil, hidroksi metil, dan formil. Metabolisme serin
berlangsung melalui reaksi deaminasi lalu menghasilkan asam piruvat.
Kemudian asam piruvat dioksidasi menjadi Asetil KoA. Kemudian Asetil
KoA masuk ke siklus asam sitrat.
f. Isoleusin
Isoleusin mengalami reaksi transaminasi oksidatif sehingga terbentuk
asam alpha keto beta metil valerat. Kemudian asam ini melalui beberapa
tahap reaksi diubah menjadi asetil KoA dan propionil KoA. Kemudian
Asetil KoA masuk ke siklus asam sitrat.
g. Leusin
Leusin mengalami reaksi transaminasi oksidatif sehingga terbentuk asam
alpha ketoisokaproat. Kemudian asam keto ini melalui beberapa tahap
reaksi diubah menjadi asetil KoA. Kemudian Asetil KoA masuk ke siklus
asam sitrat.
h. Triptofan
Triptofan melalui jalur kinurenin-antranilat menghasilkan asam alpha
ketoadipat yang kemudian membentuk asetoasetil KoA. Kemudian
asetoasetil KoA diubah menjadi asetil KoA. Kemudian Asetil KoA masuk
ke siklus asam sitrat.
i. Tirosin
Tirosin diubah menjadi asam p-hidroksifenilpiruvat dengan cara
transaminasi dengan bantuan enzim tirosin ketoglutarat transaminasi dan
piridoksal fosfat sebagai koenzim. Selanjutnya melalui beberapa tahap
reaksi asam p-dihidroksifenilpiruvat diubah menjadi asam fumarat dan
asam asetoasetat. Asam asetoasetat diubah menjadi asetil KoA dan asam
asetat. Kemudian Asetil KoA masuk ke siklus asam sitrat.
j. Fenilalanin
Fenilalanin diubah menjadi tirosin yang kemudian melalui beberapa tahap
reaksi diubah menjadi asam formiat dan asam asetoasetat. Asam
asetoasetat diubah menjadi asetil KoA dan asam asetat. Kemudian Asetil
KoA masuk ke siklus asam sitrat.
2. Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolik melalui Asam alpha
ketoglutarat
a. Arginin
Arginin diubah oleh enzim arginase menjadi ornitin dan urea. Selanjunya
sebagian dari ornitin diubah menjadi prolin dan asam glutamat. Asam
glutamat mengalami reaksi transaminasi dengan bantuan enzim glutamat
transaminasi diubah menjadi asam alpha ketoglutarat. Kemudian asam
alpha ketoglutarat masuk ke siklus asam sitrat.
b. Asam glutamat
Asam glutamat mengalami reaksi transaminasi dengan bantuan enzim
glutamat transaminasi diubah menjadi asam alpha ketoglutarat. Kemudian
asam alpha ketoglutarat masuk ke siklus asam sitrat.
c. Glutamin
Glutamin diubah menjadi asam glutamat melalui reaksi deaminasi dengan
bantuan enzim glutaminase. Kemudian Asam glutamat mengalami reaksi
transaminasi dengan bantuan enzim glutamat transaminasi diubah menjadi
asam alpha ketoglutarat. Kemudian asam alpha ketoglutarat masuk ke
siklus asam sitrat.
d. Histidin
Histidin diubah menjadi asam glutamat oleh enzim histidase dan
urokinase. Asam glutamat dibantu enzim glutamat transaminasi diubah
menjadi asam alpha ketoglutarat melalui reaksi transaminasi. Kemudian
asam alpha ketoglutarat masuk ke siklus asam sitrat.
e. Prolin
3. Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolik melalui suksinil KoA
a. Isoleusin
Isoleusin mengalami reaksi transaminasi oksidatif sehingga terbentuk
asam alpha keto beta metil valerat. Kemudian asam ini melalui beberapa
tahap reaksi diubah menjadi asetil KoA dan Propionil KoA. Propionil
KoA diubah menjadi suksinil KoA. Kemudian suksinil KoA masuk ke
siklus asam sitrat.
b. Metionin
Metionin dapat diubah menjadi sistein, reaksi ini mengakibatkan
terbentuknya homoserin. Homoserin yang terbentuk diubah menjadi asam
alpha ketobutirat.
c. Valin
Valin diubah menjadi asam ketoisovalerat dengan cara transaminasi. Lalu
asam ini diubah menjadi isobutiril KoA dan Suksinil KoA. Kemudian
suksinil KoA masuk ke siklus asam sitrat.
4. Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolik melalui asam fumarat
a. Tirosin
Tirosin diubah menjadi asam p-hidroksifenilpiruvat dengan cara
transaminasi dengan bantuan enzim tirosin ketoglutarat transaminasi dan
piridoksal fosfat sebagai koenzim. Selanjutnya melalui beberapa tahap
reaksi asam p-dihidroksifenilpiruvat diubah menjadi asam fumarat dan
asam asetoasetat. Kemudian asam fumarat masuk ke siklus asam sitrat.
b. Fenilalanin
Fenilalanin diubah menjadi tirosin, tirosin diubah menjadi asam p-
hidroksifenilpiruvat dengan cara transaminasi dengan bantuan enzim
tirosin ketoglutarat transaminasi dan piridoksal fosfat sebagai koenzim.
Selanjutnya melalui beberapa tahap reaksi asam p-dihidroksifenilpiruvat
diubah menjadi asam fumarat dan asam asetoasetat. Kemudian asam
fumarat masuk ke siklus asam sitrat.
5. Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolik melalui Asam oksaloasetat
a. Asam aspartat
Asam aspartat diubah menjadi asam oksaloasetat oleh enzim transaminase.
Lalu asam oksaloasetat yang dihasilkan masuk ke siklus asam sitrat.
b. Asparagin
Asparagin diubah menjadi asam aspartat dengan bantuan enzim
asparaginase. Kemudian asam aspartat diubah menjadi asam oksaloasetat
oleh enzim transaminase. Lalu asam oksaloasetat yang dihasilkan masuk
ke siklus asam sitrat.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Seregreg, Wayan. 2002. Biologi Umum Jilid II. Surabaya: Universitas Surabaya Press.