I: ' I
111111111111111 I II Ill I 2085 425061
-fRAN t -,·ATU '
ORMASI BISNIS ENISCAVi
WAWANCARA
>\NL . MADJA: ) MANAGING ¥OPLT,·
MAN1ellV'G l'IINDSET ,~i PASAR
MENGGANTI BRAND:
COMPEl
RISIKO DAN PENGELOLAANNYA
INFORMASI
KONTRIBUSI 'VE INTELLIGENCE
TAHUN I · MARET - APRIL 2010 · Rp 27 .000
knowledge management
TALLCONSULTING. cOM
Kontribusi Competitive Intelligence terhadap Knowledge Management PAUL LUMBANTOBING *)
ompetitive Intelligence (CI) dan Knowled-
ge Management (KM) memiliki banyak kesamaan. Keduanya bertujuan untuk
meningkatkan kinerja bisnis dengan
menciptakan value dari hal-hal yang ber- sifat intangibles. CI merupakan enabler
yang menyediakan informasi atau intelligence yang di-
butuhkan untuk pengambilan keputusan, sementara KM merupakan enabler yang mendukung pengem-
bangan dan pemanfaatan knowledge. Cl dapat dilihat
sebagai bagian dari KM, karena KM dan CI mengguna-
kan dan memproduksi intangible assets yang ditujukan untuk mengekstraksi value dari aset-aset tersebut un- tuk kepentingan organisasi. Karena begitu banyak ti-
tik-titik temu antara CI dan KM (seperti contoh pada
tabel), seharusnya merupakan hal yang mudah untuk mengintegrasikannya. Namun faktanya operasi kedua
insiatif ini sering berjalan sendiri-sendiri, memiliki tool
yang berlainan, dan dikemudikan orang-orang yang berbeda dengan koordinasi yang minimal dan melaya-
Tabel 1 Proses KM dan CI
Knowledge Management (KM) Develop KM Strategy
Capture Knowledge Classify Knowledge Store Knowledge Maintain Knowledge Distribute Knowledge Distribute Knowledge
Competitive Intelligence Plan
Gathering Information Analyze Information Manage Database Manage Database
Coordinate Report
Beberapa Faktor yang "Membedakan" KM dan Cl
Khususnya dalam suatu organisasi yang besar, perbe- daan ini terjadi karena asal-usul dari kedua inisiatif ini
berlainan. Misalnya, inisiatif CI berasal dari unit marke- ting atau yang berkaitan erat dengan itu, sementara ini-
siatif KM berasal dari unit human capital. Akhirnya, la-
hirlah dua tim atau unit yang berbeda dengan banyak
kesamaan.
Hal yang kedua, perlu disadari bahwa kedua inisiatif ini memang memiliki perbedaan yang khas. CI lebih fo- ni pengguna yang berbeda.
88 INSPIRE I MARET-APRIL 2010
knowledge management
kus pada penyediaan inteligence dalam rangka mendu-
kung pengambilan keputusan strategis maupun opera- sional. Pekerjaan CI lebih berat kepada pengumpulan,
Demrosesan, analiss, dan penyampaian informasi eks-
ternal sesuai dengan pesan yang dikandung oleh KIT
(Key Intelligence Topics). Sedangkan KM lebih luas, ya- itu melayani seluruh anggota organisasi dengan menye-
diakan knowledge yang mereka butuhkan, memfasilita- si learning dan kolaborasi, serta mengelola proses knowledge sharing dan knowledge development.
Faktor ketiga yang memisahkan KM dan CI adalah bentuk dan dinamika knowledge yang mereka kelola. KM biasanya lebih fokus pada pengelolaan tacit know-
ledge yang sebagian besar berada dalam mind manusia dan berupaya mengalirkan knowledge ini dari people to
people, people to system, system to people, dan dari sys-
tem to system. CI agak berbeda, CI fokus pada pemro-
tuk mengakumulasikan dan mengembangkan pengeta huan. Proses CI yang dilakukan secara kontinyu akan
meningkatkan kuantitas dan kualitas knowledge, sama
seperti yang dilakukan salah satu proses dalam KM, ya-
itu knowledge acquisition dan knowledge development.
Knowledge acquisition dalam KM dilakukan dengan
mengimpor pengetahuan dari luar sebagaimana proses
pengumpulan informasi yang dilakukan pada salah sa-
tu proses dalam siklus CI. Sedangkan knowledge deve-
lopment adalah pengembangan pengetahuan yang dila-
kukan sendiri, antara lain melalui riset dan pengem-
bangan, yang juga dilakukan dalam proses CI (dan bah-
kan sering diistilahkan sebagai market research and
analysis). Kontribusi selanjutnya, CI dapat melibatkan karya-
wan dalam proses konversi knowledge individu menjadi
knowledge organisasi. Dalam era knowledge ini, semua
knowledge worker kebanyakan
menghabiskan waktu dan tena-
ganya untuk hal-hal yang ber-
kaitan dengan informasi dan pe-
ngetahuan. Dengan demikian,
setiap karyawan sebenarnya me-
miliki informasi pada tingkat ter-
tentu tentang pelanggan, produk, dan kompetitor, yang sebenarnya dapat menjadi masukan yang
berharga bagi Cl. Di sisi lain, me reka juga membutuhkan know-
ledge untuk membantu mereka
dalam melaksanakan pekerjaan mereka, dan CI dapat menjadi sa-
lah satu pemasok kebutuhan
knowledge ini. Dengan demikian, jika CI dapat melibatkan karyawan sebagai pemasok in-
formasi bagi proses CI dan pengguna knowledge yang dihasilkan CI, maka CI secara tidak langsung sudah ikut
mengakselerasi proses KM yaitu proses akuisisi, distri-
sesan data dan informasi dan me-
nyarikannya dalam bentuk erplicit
knowledge. Faktor keempat adalah dari sisi
knowledge supply. CI biasanya
mencari informasi tentang kompe-
Tindakan yang perlu di-
lakukan adalah memas- tikan semua proses CI
titor, sehingga CI banyak melaku- dan KM berjalan efektif. kan aktivitas yang lebih berorien-
tasi ke luar dalam mengumpulkan informasi. Sedangkan KM biasa-
nya lebih melihat kepada kebutuh-
an knowledge organisasi agar lebih
berhasil dalam menerapkan strate-
gi bisnis perusahaan, dan asupan
knowledge KM bisa berasal dari
dalam maupun dari luar.
Hanya hubungan kontri-
buriflah yang secara riil menyatukan suatu ele-
men organisasi dengan elemen lainnya.
Kontribusi CI terhadap KM
Awalnya saya ingin membuat tulisan dengan judul:
Integrasi CI dengan KM. Walau sudah banyak literatur
yang membahas masalah pengintegrasian ini, bukan
berarti masalah jadi tersolusikan. Akhirnya saya memu-
tuskan mengambil pendekatan dari apa kontribusi CI
terhadap KM, dan sebaliknya, karena proses integrasi,
atau lebih tepat proses sinergi, terjadi hanya jika CI dan
KM saling memberi kontribusi.
Pertama, proses
busi, dan pemanfaatan pengetahuan. Lantas, apa kontribusi KM terhadap CI? Satu elemen
penting dalam CI adalah tersedianya analis. Berbagai
perusahaan yang menerapkan Cl sering mengeluh ten-
tang langkanya orang-orang yang memiliki kompeten-
si analis di perusahaannya. Tool Cl yang canggih akan
menjadi timpang jika tidak diawaki oleh analis yang
memiliki kompetensi. Pembentukan kompetensi analis
tidak semata-semata terjadi karena seseorang mengua-
sai metode-metode analisis, tetapi juga karena mereka memiliki akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang
membentuk tacit knowledge yang mengendap di kepa-
akan menghasilkan knowledge. Dari perspektif CI, terminologi knowledge memang agak
lebih jarang digunakan dibandingkan dengan intelli-
gence dan informasi. Proses Cl menghasilkan actionable
nformation yang merupakan salah satu definisi know-
ledge. Misalnya, proses analisis yang dilakukan dalam
akan mengungkapkan berbagai informasi tentang manuver-manuver kompetitor, karakteristik demand lanya, dengan demikian seorang analis CI akan mamou
terhadap produk tertentu dan sejenis, yang tentu meru-
pakan informasi yang dapat digunakan untuk menyu-
sun rencana aksi pemasaran. Kedua, proses CI memungkinkan pengakumulaslan dalam perusanaan, antara lain dengan memberi akses
pengetahuan. CI dapat diposisikan sebagai tool KIM un- yang luas terhadap berbagai bidang pengetahuan kepa-
menambahkan konteks yang tepat untuk setiap proses
analisis yang dilakukannya. Adalah tugas KM untuk melakukan proses pengakumulasian pengetahuan ini di
MARET-APRIL 2010 I INSPIRE I 89
knowledge managemern
www.POSTYOURTEST.cOM
da seluruh karyawan.
Sebagaimana kita ketahui, proses pengambilan kepu-
tusan tidak hanya membutuhkan erplicit knowledge da-
lam bentuk laporan CI. Karena itu, kontribusi KM ber-
ikutnya adalah mempertemukan informasi yang dipe-
roleh dari luar dengan informasi internal perusahaan.Sering informasi yang sangat bernilai di dalam perusa-
haan berada di dalam kepala para pekerja, sehingga proses CI tidak boleh berhenti dengan hanya mengakui-
sisi informasi dari media atau membeli dari konsultan, tetapi juga harus mengintegrasikannya dengan infor-
san overlapping. Cl lebih ditekankan untuk menangani isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan eksternal, sedangkan KM lebih berorientasi untuk meningkatkan kapasitas organisasi secara menyeluruh, misalnya de-ngan mentransformasikan organisasi menjadi learning organization. Dalam upaya mengintegrasikan CI, bebe-rapa perusahaan menempatkan organisasi CI dan KM pada unit yang menangani performansi bisnis.
Melihat begitu banyaknya kesamaan antara CI dan KM, maka proses pengintegrasian KM dan CI sebenar nya tidak perlu menjadi beban pemikiran dari perenca- na strategi di perusahaan. Tindakan yang perlu dilaku kan adalah memastikan semua proses CI dan KM berja- lan efektif. Hanya hubungan kontributiflah yang seca ra ril menyatukan suatu elemen organisasi dengan ele-
men lainnya. Tanpa kontribusi (dari CI ke KM, ataupun sebaliknya), maka integrasi riil tidak akan ada. Dengan demikian, CI harus memberi nilai tambah kepada KM
masi internal.
Kontribusi ketiga KM adalah menyediakan pekerja yang kompeten untuk mengeksekusi keputusan-kepu- tusan strategis yang dibuat berdasarkan informasi dari CI. Kegagalan mengeksekusi suatu keputusan strategis biasanya berhubungan dengan rendahnya kompetensi karyawan suatu perusahaan. Adalah tugas utama KM untuk memastikan tersedianya orang-orang yang kom- dan KM juga harus memberi nilai tambah kepaaa peten dalam mengeksekusi keputusan-keputusan strate- dan pemberian nilai tambah/kontribusi dapat berjalan gis perusahaan, antara lain dengan melakukan identiti-fikasi adanya kesenjangan knowledge atau kompetensi, dan melakukan inisiatif untuk menghilangkan kesen- jangan itu, antara lain dengan akuisisi atau pengem-bangan knowledge.
jika ada proses bisnis lateral (workflow) yang menghu bungkan KM dan CI. Jika proses ini sudah berjalan akan terjadi proses integrasi secara alamiah. Memper-debatkan siapa di bawah siapa, itu hanya akan membu- ang-buang waktu dan energi.
Perlukah Upaya Integrasi? Dalam bisnis sehari-hari CI dan KM sering terkesan
jalan sendiri-sendiri walau objek yang ditangani terke-
) Praktisi Knowledge Management dan Mahasiswa Program Doktor Manajemen Sains
Universitas Padjadjaran
90 INSPIRE I MARET-APRIL 2010