FUNGSI, KATEGORI, DAN PERAN, PRONOMINA PERSONA
BAHASA MUNA DIALEK KAMBOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Kependidikan Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
OLEH
ERNI
A1D1 11 100
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
ii
iii
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Swt karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Fungsi Kategori
dan Peran Pronomina Persona Bahas Muna Dialek Kambowa”. Skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai tantangan,
hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun, atas bimbingan, kesehatan,
tekad, dan kemauan yang keras, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati yang tulus dan ikhlas penulis
menyampaikan terima kasih kepada Dr. La Ino,S.Pd., M. Hum., selaku
pembimbing I dan Yunus S.Pd., M.Pd ., selaku pembimbing II, yang telah
memberikan arahan dan bimbingan sejak awal sampai dengan selesainya
penyusunan skripsi ini. Semoga ketulusan dan kesediaan beliau meluangkan
waktu untuk membimbing penulis dapat bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Teristimewa penulis sampaikan penghormatan, penghargaan dan ucapan
terima kasih yang tiada tara untuk kedua orang tua dan kedua mertua penulis,
kepada ayahanda La Ubemba yang selalu memberi dukungan dari jauh untuk
penulis. Kepada Ibunda tercinta Wa Iaa yang telah memberi dukungan, motivasi,
kasih sayang, restu, dan doa yang tulus disetiap sujudnya yang tak bisa penulis
v
balas, serta kepada ayah mertua La Majia yang selalu memberi dukungan,
motivasi, doa dan restu kepada penulis. Kepada ibu mertua Wa Bay memberi doa
dan restu kepada penulis serta berkorban baik moril maupun materil demi
kesuksesan penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Suami
tersayang La Maji S.Pd., I yang selalu memberi perhatian, dukungan, motivasi
serta doa yang tulus kepada penulis. Anaku yang tercinta Miftahul Jannah dan
Magfiratun Nisya, yang selalu membuat penulis termotivasi dan tanpa putus
semangat. Penulis juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Juwiati, Masia,
Sadaria, Sinawati, Jumriah dan Tesnanton selaku kakak dan adik yang selalu
memberikan motivasi selama proses penyusunan hasil proposal ini. Walaupun
selama ini penulis belum bisa menjadi saudara yang baik buat kalian tapi penulis
bangga memiliki kalian, sebab tidak mungkin penulis melewati semua ini tanpa
dukungan kalian dalam segala hal. .
Tak lupa pula dengan segala kerendahan hati kepada seluruh pejabat
struktural di lingkup Universitas Halu Oleo yang telah banyak memberikan
bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
penulis selama menempuh perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Dr. H. Jamiludin, M. Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Halu Oleo.
3. Dra. Sri Suryana Dinar, M.Hum., selaku Ketua Jurusan/ Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia.
vi
4. Bapak Yunus, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan/Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia.
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
serta seluruh staf administrasi dalam lingkup FKIP Universitas Halu Oleo.
Kepada sahabat-sahabatku mahasiswa dan keluarga besar PBSI spesial
buat Zulmiati S.Pd., Andi irfan, serta anak Linguist 011 dan anak Leksikal 011
tanpa terkecuali yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
Terima kasih atas segala ukiran hati bertemakan persahabatan yang tulus murni
sepanjang masa pendidikan Jurusan/Program Studi PBSI sejak awal hingga
terselesainya pendidikan. Terima kasih atas segala canda, tawa dan tangisan
haru serta bahagia yang telah dibagi dan turut dirasa. Terima kasih atas rasa
kekeluargaan yang begitu besar meski tanpa ikatan darah. Jalinan persahabatan
ini semoga selamanya.
Kepada rekan-rekan KKN Nusantara III Desa Bungi, Kecamatan
Kontunaga, Kabupaten Muna tahun 2015, Desyi Arisandi, Marliana, Budiman,
Edi Husman, Farman Saanudin, Hasriani, Nindi Ayu Kartini, Eka Dewi
Yuliani, Sawaludin. Terima kasih atas doa, kebersamaan dalam suka maupun
duka, terima kasih karena kita selalu berbagi kisah dan saling menyemangati.
Terakhir, penulis hendak menyapa setiap nama yang tidak dapat
penulis cantumkan satu persatu, terima kasih atas doa yang senantiasa mengalir
tanpa sepengetahuan penulis. Sebagai manusia biasa, tentunya penulis masih
memiliki banyak kekurangan pengetahuan dan pengalaman pada topik yang
diangkat dalam tugas akhir ini, begitu pula dengan penulisannya yang masih
vii
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan merasa senang
apabila menerima berbagai masukan dari para pembaca baik berupa kritik
maupun saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan-
penulisan di masa yang akan datang.
Kendari, 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... iV
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN .................................................. xi
ABSTRAK ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah .................................................... 1
1.1.1. Latar belakang ............................................................. 1
1.1.2. Rumusan Masalah ........................................................ 5
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5
1.2.1. Tujuan Penelitian ........................................................ 5
1.2.2. Manfaat Penelitian ....................................................... 6
1.3. Defenisi Operasional ................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sintaksis ............................................................... 8
2.2. Fungsi Sintaksis ..................................................................... 8
2.2.1. Fungsi Subjek ............................................................. 9
2.2.2. Fungsi Predikat .......................................................... 9
2.2.3. Fu ngsi Objek ............................................................. 10
2.2.4. Fungsi Pelengkap/Komplemen .................................. 10
2.2.5. Fungsi Keterangan ..................................................... 11
2.3. Kategori ................................................................................. 11
2.3.1. Pembagian Kata ........................................................ 12
2.4. Peran Sintaksis ...................................................................... 14
2.5. Pronomina ............................................................................. 15
2.5.1. Pengertian Pronomina Persona .................................. 15
2.5.2. Pembagian Pronomina ............................................... 19
2.6. Pembagian Bentuk Pronomina Persona ................................ 20
2.6.1. Pronomina Persona Pertama ...................................... 20
2.6.2. Pronomina Persona Kedua ........................................ 25
2.6.3. Pronomina Persona Ketiga ......................................... 28
2.7. Fungsi Pronomina Persona ..................................................... 29
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
3.1. Metode dan Jenis Penelitian .................................................. 31
ix
3.1.1. Metode Penelitian ...................................................... 31
3.1.2. Jenis Penelitian .......................................................... 31
3.2. Data dan Sumber Data .......................................................... 31
3.2.1. Data ............................................................................ 31
3.2.2. Sumber Data .............................................................. 32
3.3. Instrumen Penelitian .............................................................. 32
3.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................. 33
3.4.1. Metode Pengumpulan Data ....................................... 33
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 33
3.5. Metode dan Teknik Analisis Data .......................................... 33
3.5.1. Metode Analisis Data ................................................. 33
3.5.2. Teknik Analisis Data ................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pronomina Persona Bahasa Muna (BM) Dialek Kambowa ... 35
4.1.1. Fungsi Kategori dan Peran Pronomina Persona
Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa ........................ 35
1. Pronomina Persona Pertama Tunggal (1T)
Inoi „saya‟............................................................. 36
2. Persona Pertama Tunggal (1T) „Noi-‟ ................. 39
3. Persona Pertama Tunggal (1T) „Ae‟ ..................... 41
4. Prsona Pertama Tunggal (1T) „-ku‟...................... 43
4.1.2. Fungsi Kategori dan Peran Pronomina Persona
Pertama Jamak (1J) ................................................... 45
2. Pronomina Persona Pertama Jamak (1J)
Insami „kami‟ ....................................................... 45
3. Persona Pertama Jamak (1J) „-mami ‟ ................. 49
4. Persona Pertama Jamak (1J) intano „kita‟ ............ 50
5. Persona Pertama Jamak (1J) „-Nto‟ ..................... 52
4.1.3. Fungsi Kategori dan Peran Pronomina Persona
Kedua Tunggal (2T) .................................................. 54
3. Pronomina Persona Kedua Tunggal (2T)
Indutu „kamu‟ ....................................................... 54
4. Persona Kedua Tunggal (2T) „ko-„ ..................... 58
5. Persona Kedua Tunggal (2T) ) „o- dan –o‟ ......... 59
4.1.4. Fungsi Kategori dan Peran Pronomina Persona
Kedua Jamak (2J) ...................................................... 63
4. Pronomina Persona Kedua Jamak (2J)
insimiu „kalian‟..................................................... 63
5. Persona kedua Jamak (2J) „ngkomiu‟ ................... 66
6. Persona Kedua Jamak (2J ) „ngkomiu‟ ................. 68
7. Persona Kedua Jamak (2J ) „Kobhari- ‟ .............. 70
4.1.5. Fungsi Kategori dan Peran Pronomina Persona
Ketiga Tunggal (3T) .................................................. 70
x
5. Pronomina Persona Ketiga Tunggal (3T)
Anoa „dia‟ ............................................................ 70
6. Persona Ketiga Tunggal (3T) „no- dan –no‟ ........ 73
7. Persona Ketiga Tunggal (3T) „-e‟ ........................ 76
4.1.6 Fungsi Kategori dan Peran Pronomina Persona
Ketiga Jamak (3J) ...................................................... 78
6. Pronomina Persona Ketiga Jamak (3J)
Andoa „mereka‟ .................................................... 78
4.2. Relevansi Hasil Penelitian di Sekolah.................................... 81
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 84
5.2. Saran ....................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
Simbol
„...‟ Glos mengapit makna atau terjemahan suatu unsur leksikal ke dalam
bahasa Indonesia.
Diturunkan
Analisis top down
Singkatan
BM : Bahasa Muna
S : Subjek
P : Predikat
O : Objek
Ket : Keterangan
Prep : Preposisi
N : Nomina
V : Verba
PP : Pronomina Persona
IT : Orang Pertama Tunggal
IIT : Orang Kedua Tunggal
IIIT : Orang Ketiga Tunggal
IJ : Orang Pertama Jamak
IIJ : Orang Kedua Jamak
IIIJ : Orang Ketiga Jama
xii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelangi oleh peranan penting bahasa dalam
kehidupan manusia, karena bahasa sebagai alat untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dalam daerah harus dijaga dan dilestarikan karena bahasa daerah
adalah salah satu unsur kebudayaan nasional. Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan kata ganti : fungsi kategori peran pronomina bahasa Muna dialek
Kambowa. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah
data lisan. Sumber data adalah bahasa Muna dialek Kambowa yang dituturkan
penutur asli bahasa Kambowa masyarakat kambowa yang dipilih sebagai
informan. Metode pengumpulan data adalah cakap dan simak. Teknik
pengumpulan data adalah rekam, catat, intropeksi, dan elisitasi. Teknik analisis
data dengan menggunakan metode pilah unsur dan distribusional melalui tahapan
identifikasi dan klasifikasi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa pronomina
persona pertama tunggal yakni inoi, noi, ae-, dan ku. pronomina pertama jamak
yakni insami, -mami, intano, dan nto. pronomina kedua tunggal yakni induthu, ko,
dan o-, -o. Pronomina persona kedua jamak insimiu, ngkomiu-, -ngkomiu, dan
Kobhari-bharing ngkomiu. pronomina persona ketiga tunggal Anoa, no-, -no, dan
–e. pronomina persona ketiga jamak Andoa.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia karena
sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok sosialnya. Dengan
bahasa, memungkinkan terjadinya interaksi dalam masyarakat. Konsepsi dasarnya
adalah keterhubungan antarpersonal dalam suatu kelompok yakni komunitas.
Keterhubungan antarpersonal dalam suatu kelompok menjadikan bahasa sebagai
alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Adapula pernyataan bahwa bahasa
menunjukan identitas seseorang. Hal ini terlihat dengan jelas ketika
berkomunikasi dengan bahasa daerah yang masih kental dengan dialek masing-
masing. Itu sebabnya kedudukan bahasa sebagai unsur kebudayaan selalu
ditempatkan pada peringkat pertama, hal ini bersifat universal yaitu berlaku pada
setiap suku bangsa.
Upaya pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar memang
selayaknya dilakukan oleh siapa pun, khusus warga masyarakat bahasa (language
community) Indonesia sendiri. Jadi, bukan wartawan media cetak dan media
elektronik saja yang memang jelas-jelas berkiprah dangan kebahasaindonesiaan
2
dalam karya kesehariannya, yang perlu meningkatkan kualitas penguasaan dan
pemakaiannya. Kita semua selalu berusaha meningkatkan kualitas itu sepanjang
waktu, demikian pula tokoh-tokoh yang sering muncul di media massa, yang
notabene karena power yang dimiliki maka pemakaian bahasanya diperhatikan
dan diacu banyak orang. “Pemerkosaan” dan “penyelewengan” pemakaian bahasa
mestinya memang tidak dilakukan oleh tokoh-tokoh yang pemakainya bahasanya
diacu oleh banyak orang (Rahardi, 2001: 24)
Bangsa Indonesia terdiri dari beberapa suku bangsa yang mempunyai latar
belakang sosial kultural yang berbeda. Salah satu kekayaan budaya yang
dimaksud adalah keragaman bahasa yang kemudian kita kenal sebagai bahasa
daerah. Dalam hubungannya bahasa Indonesia dengan bahasa daerah berfungsi
sebagai (1) pendukung bahasa Indonesia, (2) bahasa pengantar di daerah tertentu
pada tingkat permulaan untuk memperlancar bahasa Indonesia, (3) alat
pengembangan dan pendukung kebudayaan daerah (Halim dalam
Soegianto 1986: 2).
Masyarakat di Indonesia selain menggunakan bahasa Indonesia juga
menggunakan bahasa daerah sebagai alat untuk berkomunikasi. Misalnya,
masyarakat kecamatan kambowa Desa Bubu menggunakan bahasa Kambowa
untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Ibu kota Kabupaten Buton
Utara adalah Buranga. Luas wilayah : 1.923,03 km² (belum termasuk wilayah
perairan) dan berpenduduk sebanyak 48.184 jiwa. http://www.butonutarakab.go.id
Pronomina persona Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa terdiri atas
bentuk tunggal dan bentuk jamak. Bentuk pertama tunggal inoi,noi, ae-, -ku,
3
pertama jamak insami, intano, kedua tunggal „indutu, ko, -o, „kedua jamak
insimiu, kobhari-bharingkomiu, ketiga tunggal anoa, no-, ketiga jamak andoa.,
Sedangkan fungsinya dapat menduki posisi subjek dan objek dalam kalimat.
Pronomina persona Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa dapat
digambarkan sebagai berikut.
1. Inoi lumao wae dhaoa
1T pergi di pasar
Saya pergi di pasar
Analisis.
Inoi lumao wae dhaoa
F S P Ket
K N (PP1T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Saya pergi di pasar
2. Insami taepontadhe lambu
mendirikan 1J. rumah
Kami mendirikan rumah
Analisis.
Insami taepontadhe lambu
F S P Ket
K N V N
P Pelaku tindakan tujuan
Kami mendirikan rumah
4
3. Indutu hawo welambu
2T pulang di rumah
Kamu pulang di rumah.
Analisis.
Indutu hawo wae lambu
F S P Ket
K N V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Kamu pulang di rumah
2. Anoa neholi kenta.
3T membeli ikan
Dia membeli ikan
Analisis.
Anoa neholi kenta
F S P O
K N (PP3T) V N
P Pelaku tindakn tujuan
Dia membeli ikan
Pada kalimat (1) pronomina persona pertama tunggal terletak pada bentuk
inoi „saya‟ berfungsi sebagai subbjek, tetapi bentuk proklitik a- yang melekat
pada kata verba lumao. Juga merupakan pronomina persona pertama tunggal yang
artinya „saya‟. kalimat (2) pronomina persona pertama jamak terletak pada
bentuk insami „kami‟ berfungsi sebagai subjek, sedangkan pada kalimat (3)
5
pronomina persona ketiga tunggal mempunyai dua fungsi yang terletak pada
bentuk entlitik „-ku‟ berfungsi sebagai subjek dan bentuk proklitik inoi „saya‟
yang berfungsi sebagai objek.
Berdasarkan gagasan tersebut, maka perlunya dilakukan penelitian
terhadap bahasa Muna (BM) dialek Kambowa mengenai pronomina persona dari
segi bentuk dan fungsinya. Pendeskripsian dan pendokumentasiaan bahasa
dipandang perlu, karena mengingat fungsi bahasa Muna dialek Kambowa begitu
besar khususnya bagi penuturnya, maka usaha pengkajian unsur-unsur yang
terdapat di dalamnya perlu terus dilakukan. Salah satu unsurnya yang perlu dikaji
adalah kategori fungsi dan bentuk pronomina persona dalam bahasa Muna (BM)
dialek Kambowa agar tetap dikenal oleh masyarakat di dalam maupun di luar
penuturnya. Penelitian ini merupakan salah satu upaya pelestarian kebudayaan
daerah yang pada akhirnya bertujuan untuk memperkaya khasanah
perbendaharaan kata bahasa Indonesia selanjutnya.
1.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kategori fungsi dan peran pronomina
persona dalam Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa ?
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kategori fungsi dan peran pronomina persona dalam Bahsaa
Muna (BM) dialek Kambowa.
6
1.2.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis,
pembaca, dan pengajaran bahasa baik secara teoretis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai
kajian kategori fungsi dan peran pronomina dalam bahasa Muna dialek
Kambowa.
b. Sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai
kajian linguistik terutama kajian pragmatik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru atau pengajar dapat dijadikan acuan sebagai fasilitator mata
pelajaran Mulok khususnya mata pelajaran bahasa daerah.
b. Bagi masyarakat umum dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah
pengetahuan.
c. Bagi peneliti; sebagai khasanah untuk menambah ilmu pengetahuan dan
sumber informasi sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya sesuai
dengan kajian penelitian ini.
1.3. Definisi Operasional
Berikut diberikan batasan operasional, agar tidak terjadi kesalahan
interprestasi dalam penelitian ini .
1. Pronomina adalah kata yang dipergunakan untuk mengacu pada
nomina lain.
7
2. Pronomina persona adalah pronomina yang digunakan untuk mengacu
pada orang.
3. Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa adalah alat komunikasi yang
digunakan oleh Masyarakat yang berada di Kecamatan Kambowa,
Kabupaten Buton Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sintaksis
Kata sintaksis (Inggris. syntax) berasal dari kata Yunani (sun=
„dengan‟+tattein „menentapkan‟). Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti
istilah tersebut berarti menetapkan atau menyusun secara bersama-sama antara
kata dengan kata atau kata dengan kelompok kata Verhaar (dalam Marafad, 2012:
21). Kata sintaksis dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa
Belanda syntaxis.
Penjabaran lebih lanjut ialah pengertian sintaksis meliputi hubungan kata
dengan kata kelompok kata ,kata dengan unsur-unsur suprasegmental bahasa, kata
dengan situasi dan tempat, dan lain-lain. Selanjutnya, Ramlan (Marafad, 2012:21)
mengatakan bahwa, sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana kalimat, klausa, dan frasa. Dalam pandangan
struktur, sintaksis membicarakan seluk beluk stuktur frasa dan kalimat. Jadi saya
simpulkan sintaksis ialah kata yang memiliki hubungan dangan kelompok kata.
2.2 Fungsi Sintaksis
Fungsi sintaksis ini meliputi subjek, predikat, objek, komplemen, dan
keterangan. Istilah ini sudah lazim didengar, tak asing lagi bagi orang yang pernah
mengenyam pendidikan. Hal penting, bukan kelaziman atau ketidak laziman,
9
tetapi keterampilan menetapkan fungsi-fungsi itu berdasarkan struktur bahasa
yang bersangkutan. Bagian pola atau struktur kalimat bahasa Indonesia, itulah
yang menjadi dasar di dalam menempatkan fungsi sintaksis itu (Marafad, 2013:
170).
2.2.1 Fungsi Subjek
Marafad (2012: 83) menjelaskan bahwa, subjek adalah salah satu fungsi
kalimat yang secara struktur berada didepan predikat. Berikut contohnya.
1. Hujan lebat tercurah dikawasan hutan.
2. Adiknya bermain bola.
3. Gunung tinggi itu, meletus tahun lalu.
4. Gunung itu, tinggi.
Sekiranya subjek kalimat (1) tidak diketahui, cukup kita bertanya apa yang
tercurah dikawasan hutan? Jawaban kalimat itu ialah hujan lebat. Dengan
demikian, subjek kalimat (1) ialah hujan lebat. Begitupula dengan kalimat lainnya.
2.2.2 Fungsi Predikat
Marafad (2012 : 85) menjelskan bahwa predikat adalah salah satu fungsi
sintaksis yang secara struktur berbeda setelah subjek. Untuk mengetahui predikat
sebuah kalimat perlu menggunakan pertanyaaan mengapa, bagaimana, dan dalam
situasi apa?
Contoh.
1. Adiknya bermain bola.
2. Pikirannya melayang-layang.
10
3. Angin keras menerpa kampus baru UHO.
Sekiranya predikat kalimat (1) tidak deketahui Cukup kita bertanya
mengapa adiknya? Jawaban kalimat itu ialah bermain. Dengan demikian, predikat
kalimat (1) ialah bermain. Begitupula dengan kalimat lainnya.
2.2.3 Fungsi Objek
Objek adalah salah satu fungsi sintaksis yang secara struktur berada
sesudah. predikat. Selain itu, objek biasa dijadikan objek. Marafad (2012: 87)
fungsi objek kalimat dapat dibedakan atas objek langsung dan tidak langsung
yang biasa disingkat (OLA dan OTALA). Kalimat yang memiliki OLA atau
OTALA bergantung pada sentral predikatnya. Ciri lain dari objek ialah selalu
berada di belakang verba transitif.
Contoh.
1. Ali menulis puisi.
2. Dudi merakit komputer.
3. Budi memancing ikan kakap.
Jika demikian, maka untu menentukan objek pada kalimat (1) cukup kita
A-P atau P-A kalimatnya kalau berterima itulah objeknya. Pada kalaaimat (1)
yang menjadi objek adalah puisi.
2.2.4 Fungsi Perlengkapan(Komplemen)
Komplemen adalah salah satu fungsi sintaksis yang secara struktur berada
sesudah predikat atau verba. Alieva, dkk (Marafad, 2012: 89) menjelaskan bahwa
yang dinamakan pelengkap ialah anggota sekunder nominal yang dalam kalimat
11
secara langsung bertalian dengan verba yang diterangkannya. Selanjutnya, Alieve
dkk (Marafad, 2012: 89) membedakan komlemen dalam tiga jenis, yaitu (1)
pelengkap langsung, (2) pelengkap damping dan (3) pelengkap berpreposisi.
Contoh.
1. Rudi bermain bola.
2. Asni berjalan kaki.
3. Adiknya belajar membaca.
2.2.5 Fungsi Keterangan
Keterangan kalimat adalah salah satu fungsi sintaksis yang
karakteristiknya bisa dilesapkan tanpa mempengauhi keutuhan makna sebuah
tuturan. Alieve dkk (Marafad 2012: 91) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan keterangan kaliamt adalah anggota sekunder kalimat yang tidak memiliki
kaitan khusus dengan salah satu anggota kalimat, melainkan dengan kalimat
secara keseluruhan, lebih tepat, dengan inti predikat (pokok + sebutan).
Berdasarkan pengertian tersebut,dapat disimpulkan bahwa kehadiran keterangan
dalam sebuah kalimat sifatnya oprasional, artinya mana suka. Dengan kata lain,
keterangan kalimat tidak merupakan argument kalimat itu sendiri.
2.3 Kategori
Marapad (2012: 17) Kata-kata yang termasuk kategori ialah kata-kata yang
dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna tanpa bantuan morfem lain. Morfem
lain itu berupa prefiks, sufiks, infiks, atau morfem bebas
12
Misalnya:
rumah salah satu jenis tempat tinggal orang pada umumnya berdinding
beratap.
gergaji selempengan besi yang salah satu sisinya bergeligi dan dapat
dipakai sebagai alat pemotong.
akar bagian tumuhan paling dasaryang mencekeram di tanah atau di
batu pada umumnya.
mata salah satu indera manusia yang dipakai untuk melihat.
besi salah satu jenis ta,bang yang dapat dibuat menjadi parang,
kampak, gergaji.
2.3.1 Pembagian Kata
Pembagian kata mula-mula diperkenalkan oleh Aristoteles, ia membagi
delapan jenis kata. Kemudian para ahli bahasa Eropa ditambahkan lagi dua jenis
kata, yaitu kata sandang dan kata seru, jadi jumlahnya menjadi sepuluh. Adapun
kesepuluh jenis kata itu adalah: (1) kata benda (nomina), (2) kata kerja (verba),
(3) kata sifat (adjektiva), (4) kata (pronomina), (5) kata bilangan (numeralia),
(6) kata keterangan (adverbia), (7) kata sambung (conjucktio), (8) kata depan
(praeposotio), (9) kata sandang (articula), (10) kata seru (interjection).
Selanjutnya, menurut Mulyono (2013: 18), membagi kata atas sepuluh
jenis kata yaitu:
1. Kata benda atau nomina.
13
2. Kata kerja atau verba.
3. Kata sifat atau adjektiva.
4. Kata ganti atau pronomina.
5. Kata bilangan atau numeralia.
6. Kata keterangan atau adverbial.
7. Kata sambung atau conjunction.
8. Kata depan atau praeposition.
9. Kata sandang atau articula.
10. Kata seru atau interjection.
Menurut Alisjahbana (dalam Mulyono, 2013: 22), menyebutkan enam
jenis kata dalam bahasa Indonesia, yaitu :
1. Kata benda
2. Kata kerja
3. Kata keadaan
4. Kata sambung
5. Kata sandang
6. Kata seru
Menurut Keraf (dalam Mulyono, 2013: 25), menggolongkan jenis kata
berdasarkan kesamaan perilaku kata, kesamaan fungsi kata dalam kalimat, dan
kesamaan struktur kata. Berdasarkan morfologinya kata-kata depan dibagi atas
empat jenis kata yaitu:
1. Kata benda atau (nomina).
2. Kata kerja atau (verba).
14
3. Kata sifat atau (adjektiva).
4. Kata tugas atau (function words).
Menurut Kridalaksan (dalam Putrayansa, 2008: 45), membagi kelas kata
menjadi tiga belas kelompok yaitu:
1. Verba.
2. Adjectiva.
3. Nomina.
4. Pronomina.
5. Adverbia.
6. Numeralia.
7. Interogativa.
8. Demostrativa.
9. Artikula.
10. Preposisi.
11.Konjungsi.
12. Kategori fatis.
13. Interjeksi.
2.4 Peran Sintaksis
Achmad (2013: 82) Dalam pembentukan suatu konstruksi, misalnya
kalimat, tiap unsur memiliki andil dalam membentuk makna secara keseluruhan.
Dengan kata lain kontituen itu memiliki peran gramatikal masing-masing jenis
peran itu ada banyak. Beberapa diantaranya antara lain pelaku (agentif), tujuan
(objektif), penerima (benefaktif), penyebab (kausatif), alat (instrumental), waktu
15
(temporal), tempat (lokatif), tindakan (aktif), sandang (pasif), dan pemilikan
(posensif).
Berikut ini beberapa contoh peran
Adik mencari ibu
(pelaku) (tindakan) (tujuan)
Ibu dibari adik
(tujuan) (sandangan) (pelaku)
Adik membelikan ibu jarum
(pelaku) (tindakan) (penerima) (tujuan)
2.5 Pronomina
2.5.1 Pengertian Pronomina Persona
Secara linguistik dapat dijelaskan bahwa saya, kami, dan kita tergolong
dalam kelas kata pronomina. Pronomina adalah kata yang digunakan untuk
menunjukan nomina lain misalnya Vendi dengan pronomina ia, Reni dan Julian
dengan pronomina mereka. Jadi, Verdi, Reni, dan Julian adalah nomina
sedangkan ia dan mereka adalah pronomina. (Rahardi, 2001: 24).
Apa yang dimaksud dengan nomina penyapa dan nomina pengacu secara
eksplisit tidak dijelaskan dalam buku Tata Bahasa Baku itu. Hanya dikatakan
bahwa nomina penyapa digunakan untuk pendengar atau pembaca, alias orang
kedua sedangkan nomina pengacu digunakan orang merujuk pada orang
dibicarakan, yaitu orang tiga. Konsep nomina penyapa dan pengacu ini
dikemukakan sehubungan dengan adanya kendala sosial dan budaya dalam
16
basyarakat Indonesia yang menyebabkan tidak dapat digunakannya pronomina
persona secara konsisten, seperti didalam bahasa Inggris, sehingga harus
digunakan butir leksikal dari istilah perkrabatan (seperti saudara dan bapak), nama
gelar (seperti raden dan professor), nama pangkat (seperti letnan dan kopral),
nama jabatan (seperti lurah dan ustaz), nama diri (seperti Hasan dan Siti), untuk
mengganti pronomina persona itu (Chaer, 2003: 83).
Pronomina persona sering disebut kata ganti. Berdasarkan pengertian,
pronomina adalah semua kata yang digunakan untuk mengganti kata yang
diacunya. Nomina guru dapat diacu dengan pronomina dia, ia atau beliau.
Pronomina –nya dapat mengacu terhadap seseorang atau beberapa orang, seperti
dalam kalimat pakaiannya seragam. Pronomina persona atau kata ganti orang
adalah pronomina yang mengacu terhadap orang. Pronomina, saya, aku, kita,
kami engkau ,kamu, kalian, Anda, Anda sekalian, Bapak, Ibu, dia, ia, beliau,
mereka. Pronomina kau-dalam kau baca, ku-dalam kutulis, -ku dalam olehku, -mu
dalam olehmu,-nya dalam bukunya lazim digunakan disebut klitik yang terbagi
atas proklitik dan enklitik. Untuk kepentingan tertentu kadang-kadang digunakan
juga kata ganti orang seperti beta, hamba, patik, Adinda, Kakanda,
Bunda,Ayahanda, dan lain-lain (Mulyono,2013: 33).
Salah satu jenis pronomina adalah pronomina persona. Pronomina persona
atau kata ganti orang adalah pronomina yang mengacu terhadap orang. Pronomina
persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang (Kadir dkk,
1996: 125). Semua pronomina hanya dapat mengganti nomina orang, nama orang,
atau hal-hal lain yang dipersonifikasikan. (Kridalaksana,2005: 77). Pronomina
17
yang mengacu pada orang pertama, kedua dan ketiga (Zainuddin dkk,2011: 27).
(Rahardi,2001: 53) Pronomina merupakan kata yang dipakai untuk mengacu
kepada nomina lain. (Fatimah dkk, 2002:63) disebut demikian karena fungsinya
mengantikan diri orang. Kata ganti orang pertama,kedua dan ketiga (Chaer,1993:
97). Perbedaan istilah tersebut hanya merupakan variasi istilah pronomina
persona, kajiannya tetap memiliki titik sentral yang sama, beberapa linguis
sepakat bahwa hanya pronomina persona pertama dan kedua yang sepenuhnya
mengganti diri orang, sedangkan pronomina persona ketiga, boleh menyatakan
orang dan boleh juga menyatakan benda (termasuk binatang) (Fatimah, 2002:63).
Jadi kesimpulan saya mengenai pronomina persona ialah kata yang dapat
mengacu pada diri,teman bicara dan orang yang dibicarakan.
Secara etimologis, kata persona berasal dari bahasa latin persona yang
merupakan terjemahan dari kata Yunani prosopan, yang artinya „topeng‟ yang
juga berarti „peranan atau watak‟ yang dibawakan oleh pemain drama. Referensi
yang ditunjukan oleh kata ganti persona berganti-ganti tergantung pada peranan
yang dibawakan oleh peserta tindak ujaran, orang yang berbicara mendapat
peranan yang disebut persona pertama, apabila ia tidak berbicara lagi dan
kemudian menjadi pendengar maka ia berganti memakai „topeng‟ yang disebut
persona kedua, orang yang tidak hadir pada tempat terjadinya pembicaraan (tetapi
menjadi bahan pembicaraan)atau yang hadir dekat dengan tempat pembicaraan
(tetapi tidak terlibat dalam pembicaraan itu sendiri secara aktif) diberi „topeng‟
yang disebut persona ketiga.
18
Dengan demikian, orang pertama sebagai pembicara dapat berubah
menjadi orang kedua atau teman bicara, manakala dia sudah menjadi pendengar
bahkan bisa menjadi orang ketiga, manakala dia sudah beralih menjadi hal yang
dibicarakan. Bagan dibawah ini menunjukan peralihan situasi bicara dari
pembicara menjadi pendengar atau teman bicara, kemudian menjadi orang yang
dibicarakan.
Aku, Saya/Kita Kami (Pembicara)
Engkau, Kamu Dia, Ia/Mereka
(Kawan Bicara) (Yang dibicarakan)
Pronomina aku/saya, kita, kami mula-mula bertindak sebagai pembicara
dan engkau/kamu merupakan kawan bicara dan dia/ia, mereka adalah orang yang
dibicarakan. Namun dalam peralihan situasi, pembicara bisa menjadi pendengar
atau orang yang dibicarakan dan begitu seterusnya.
Menurut pandangan para linguis terdahulu, pengertian pronomina
persona (PP) adalah salah satu sub kategori yang dalam fungsinya dapat
menggantikan posisi nomina. Para linguis dewasa ini agaknya tidak sepenuhnya
sependapat dengan pengertian seperti itu. Pronomina persona dalam fungsinya
tidak selamanya dapat menggatikan posisi nomina.
19
Meskipun pendapat mereka tehadap konsep pentingan (PP) tersebut
berbeda-beda subtansinya, tetap sama karena persona juga termasuk nomina,
yakni nomina persona.
Contoh :
„Pak Guru akan membantu kalian‟
Frase pak guru bisa digantikan dengan saya ketika beliau berbicara di
depan murid-murid, pak guru juga bisa diganti dengan anda ketika berbicara
dengan temannya atau pak guru bisa diganti dengan dia/beliau jika yang berbicara
temannya dan teman berbicara bukanlah pak guru.
2.5.2 Pembagian Pronomina
Pembagian pronomina menurut Mulyono (2013: 33-35) membagi
pronominal atau kata ganti menurut sifat dan fungsinya di bedakan atas lima
bagian yaitu:
1. Kata ganti orang atau pronomina persona.
2. Kata ganti petunjuk atau pronomina petunjuk.
3. Kata ganti penanya atau pronomina penanya.
4. Kata ganti milik atau pronomina pemilikan.
5. Kata ganti penghubung atau pronomina penghubung
Selanjutnya, Putrayasa (2008: 51-53) membagi pronomina atau kata ganti
atas:
a. Berdasarkan ada tidaknya anteseden:
1) Pronomina intratekstual
2) Pronomina ekstratektual
20
b. Berdasarkan jelas tidaknya referennya:
1) Pronomina takrif
2) Pronomina tak takrif
Pembagian pronomian atau kata ganti juga dijelaskan Hakim dkk. (2011 :
27-38) bahwa ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yaitu:
1. Pronomina persona
2. Pronomina penunjuk
3. Pronomina penanya
Menurut Putrayasa (2008: 69) terdapat tiga macam pronomina penunjuk
dalam bahasa Indonesia, yaitu:
1. Pronomina penunjuk umum.
2. Pronomina penunjuk tempat
3. Pronomina penunjuk ihwal.
2.6 Pembagian Bentuk Pronomina Persona
2.6.1. Pronomina persona pertama
Pronomina persona adalah pronomina yang mengacu pada orang.
Pronomina persona dapat mengacu pada diri pribadi (pronomina persona
pertama), atau mengacu pada orang yang diajak bicara (pronomina persona
kedua), atau mengacu pada orang yang dibicarakan (pronomina persona ketiga).
Ketiga pronomina ini dapat berbentuk tunggal dan jamak. Pronomina pertama
berupa saya, aku, daku dan jamak berupa kami (ekslusif) dan kita (inklusif).
Pronomina persona kedua tunggal berupa engkau, kamu, anda, dikau, kau-, -mu;
dan jamak berupa kalian atau kamu sekalian, anda sekalian. Pronomina persona
21
ketiga tunggal berupa ia, dia, beliau, -nya; dan jamak berupa mereka. Hakim dkk
(2011: 27-28).
Di antara pronomina itu, ada yang mengacu pada jumlah satu atau lebih
dari satu. Ada bentuk yang bersifat eksklusif, ada yang bersifat inklusif, dan ada
yang bersifat netral. Berikut ini adalah pronomina persona yang disajikan dalam
bagan. Alwi dkk (2003 : 249).
Persona
Makna
Tunggal Jamak
Netral Eksklusif Inklusif
Pertama Saya,aku,aku,
ku-, -ku
kami kita
Kedua engkau,kamu,
Anda,dikau,
kau-, -mu
kalian, kamu,
Sekalian, anda
sekalian
Ketiga Ia, dia, beliau,
-nya mereka
Sebagian besar pronomina persona bahasa Indonesia memiliki lebih dari
dua wujud. Hal ini disebabkan oleh budaya bangsa yang sangat memperhatikan
hubungan sosial antara manusia. Tata krama dalam kehidupan bermasyarakat kita
menuntut adanya aturan yang serasi dan sesuai dengan martabat masing-masing.
Pada umumnya ada tiga parameter yang dipakai sebagai ukuran : (1) umur, (2)
status sosial, dan (3) keakraban.
Secara budaya orang yang lebih muda diharapkan menunjukkan rasa
hormat kepada yang lebih tua. Sebaliknya, orang yang lebih tua diharapkan seperti
22
itu tercermin dalam pemakaian pronomina dalam bahasa kita. Pronomina saya,
misalnya, lebih umum dipakai dari pada aku oleh orang muda terhadap orang tua.
(Alwi dkk, 2003:251), menjelaskan bahwa pronomina persona, ada yang
mengaacu pada jumlah lebih dari satu (jamak). Selanjutnya, dijelaskan pula
bahwa pronomina persona pertama dalam bahasa Indonesia yang mengacu ke
tunggal adalah saya, aku, dan daku, sedangkan pronomina pertama yang mengacu
kejamak adalah kami.
a) Saya
Alwi, dkk (2003:251), menyatakan bahwa, pada umumnya dalam pemakaian
sehari-hari orang merasa pemakaian kata aku agak kasar, sedangkan orang yang
mempergunakan kata saya terasa lebih halus. Alwi, dkk (2003:251) menjelaskan
bahwa, kata ganti saya untuk mengganti diri si pembaca, dapat digunakan oleh
siapa saja kepada siapa saja.
Selanjutnya, Alwi dkk, (2003:251) menjelaskan bahwa, saya adalah
bentuk yang formal dan umumnya dipakai dlalam tulisan atau ujaran resmi seperti
pidato sambutan atau ceramah. Kata saya dapat dipakai bersama dengan preposisi.
Contoh:
a. Kecuali saya
b. Mengenai saya
c. Seperti saya
d. Buat saya
e. Bersama saya
f. Sekitar saya
23
selain contoh tersebut saya juga dipakai juga untuk menyatakan hubungan
pemilik dan diletakan di belakang kata benda yang dimilikinya.
Contoh:
a. Baju saya
b. Sepatu saya
c. Rumah saya
d.Suami saya
e. Uang saya
b) Aku
Alwi, dkk (2003:251) mengemukakan bahwa, bentuk aku digunakan
kepada orang yang lebih rendah status atau kedudukan sosialnya dan dalam
situasi-situasi tertentu. Selanjutnya dijelaskan bahwa, kata aku dipakai apabila kita
berkata-kata dengan orang lebih mudah atau lebih rendah status sosialnya dari
pada kita. Bentuk pertama aku lebih banyak dipergunakan dalam pembicaraan
batin dan dalam situasi yang tidak formal serta lebih banyak menunjukkan
keakraban pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca. Karena itu,
bentuk itu sering ditemukan dalam cerita puisi, dan dalam percakapan sehari-hari.
Selain itu, kata aku dapat digunakan bersama dengan proposisi.
Contoh:
a. Buat aku
b. Seperti aku
c. Bersama aku
24
Pronomina persona aku mempunyai variasi bentuk yaitu –ku dan dipakai
dalam bentuk kontruksi pemilikan dan dijelaskan pada kata yang di depannya.
Contoh:
a. Sahabatku
b. Ayahku
c. Mobilku
Selain itu, bentuk –ku dapat dipakai bersam preposisi. Berikut contohnya:
a. Bagiku
b. Buatku
c. Kepadaku
d. Sekitarku
f. Tengtangku
c) Kami
Alwi, dkk (2003:252) mengemukakan bahwa, bentuk kami yang tidak saja
mengacu kepada orang pertama jamak, dapat pula dipakai dalam corak bahasa
resmi. Selanjutnya, Alwi, dkk (2003:252) menjelaskan bahwa, pronomina persona
atau kata ganti orang yang berkategori jamak, salah satunya adalah bentuk kami.
Bentuk kami bersifat ekslusif artinya pronomina yang mengacu pada pembicara
atau penulis dan orang lain di pihak lain tetapi tidak mencakupi orang lain di
pihak pendengar atau pembacanya. Berikut ini contohnya.
a. Kami telah menyetujui keputusan itu.
b. Kami bersama mendengar berita itu.
25
d) Kita
Selain bentuk kami sebagai pronomina persona pertama yang
berkategorikan jamak, adapula bentuk kita. bahwa, bentuk kita untuk menyatakan
diri dan yang diajak bicara termasuk yang di dalamnya, dapat dipakai siapa saja,
kepada siapa saja, dalam situasi apa saja. Bentuk kita dalam menyatakan
hubungan pemilikan atau pemakainya dengan preposisi, bentuknya tetap sama.
Berikut disajikan contohnya:
a. Harapan kita
b. Bersama kita
c. Buat kita
d. Kesempatan kita
2.6.2 Pronomina Persona Kedua
Sehubung dengan kata ganti orang kedua atau pronomina persona kedua,
Alwi, dkk (2003:253) menjelaskan bahwa, persona kedua tunggal mmpunyai
beberapa wujud, yakni engkau, kamu, Anda, dikau, kau- dan –mu, berikut ini
adalah kaidah pemakaiannya.
a. Persona kedua engkau, kamu, dan –mu dipakai oleh:
1. Orang tua terhadap orang muda yang telah dikenal dengan baik dan lama,
seperti pada contoh berikut
a. Kamu sudah bekerja, „kan?
b. Pukul berapa kamu berangkat ke sekolah, Nak?
26
2. Orang yang status sosialnya lebih tinggi, seperti pada contoh berikut.
a. Apakah hasil rapat kemarin sudah kamu ketik, Lisa?
b. Mengapa engkau kemarin tidak masuk?
3. Orang yang mempunyai hubungan akrab, tanpa memandang umur atau
status sosial. (Dalam hal-hal tertentu situasi percakapan ikut berperang
pula.) perhatikan contoh berikut
a. Kapan kerbaumu akan kamu carikan rumput?
b. Baru jadi kepala seksi sebulan, kenapa rambutmu sudah beruban?
Kata yang mengganti orang yang diajak bicara. Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa kata ganti orang kedua yaitu bentuk engkau dan kamu
keduanya berkategori tunggal. Selanjutnya, Alwi, dkk (2003:253) menjelaskan
bahwa, bentuk pronomina persona kedua adalah engkau, kamu, anda, dikau, kau,-
dan mu-.
a) Engkau dan Kamu
Bentuk pronomina persona kedua berkategori tunggal yaitu engkau dan
kamu. Menurut pemakaiannya, Alwi, dkk (2003:253) mengemukakan bahwa,
bentuk engkau untuk menyatakan dari orang yang sudah akrab, orang yang lebih
rendah status atau kedudukan sosialnya atau dalam situasi-situasi tertentu. Ia
menambahkan pula bahwa bentuk kamu dipergunakan kepada orang yang sudah
akrab, orang yang lebih muda, dan orang lebih rendah status atau kedudukan
sosialnya. Berikut disajikan contohnya.
a. Kamu harus belajar.
b. Apakah kamu sudah makan.
27
c. Engkau harus patuh.
d. Seharusnya engkau diam saja.
Selanjutnya, Alwi, dkk (2003:254) mengemukakan bahwa, pronomina
persona kedua yang memiliki bentuk terikat hanya engkau dan kamu bentuk
terikat yang kedua yang memiliki bentuk terikat hanya engkau dan kamu bentuk
terikat yang dimaksud adalah kau- dan mu-. Berikut disajikan contohnya:
a. Kauingkari
b. Kauhabiskan
c. Makananmu
d. Bukumu
b) Anda
Pronomina anda dapat dipakai (1) dalam hubungan tak pribadi sehingga
anda tidak di arahkan pada satu orang khusus (2) hubungan bersemuka, tetapi
pembicara tidak ingin bersikap terlalu formal ataupun terlalu akrab. Berikut
disajikan contohnya.
a. Anda tidak perlu kuatir.
b. Penampilan anda sangat manarik.
c. Apa anda menyukai pertunjukan ini.
Selain bentuk tunggal, terdapat pula pronomina persona kedua yang
terbentuk jamak. Pronomina persona kedua yang berbentuk jamak ini adalah (1)
kalian, dan (2) persona kedua ditambah dengan sekalin yaitu anda sekalian atau
kamu sekalian. Pemakaian kamu sekalian atau anda sekalian sama dengan
28
pemakaian untuk pronomina dasarnya, kamu dan anda. Berikut disajikan
contohnya.
a. Kalian tidak boleh keluar kamar,
b. Kamu sekalian harus mengikuti peraturan yang ada.
c. Semua terserah pada anda sekalian.
2.6.3 Pronomina Persona Ketiga
Alwi, dkk (2003:255) mengemukakan bahwa, pronominal persona ketiga
adalah kata yang menggantikan diri orang yang dibicarakan. Ia menguraikan pula
bahwa yang termasuk orang ketiga atau persona ketiga yaitu ia, dia, -nya, beliau,
mereka, mendiang, dan almarhum atau almarhuma.
Selanjutnya, Alwi, dkk (2003:255) menjelaskan bahwa, yang termasuk
pronomina persona atau kata ganti orang ketiga yaitu dia dan mereka. Sedangkan,
Alwi, dkk (2003:255) mengemukakan bahwa, pronomina persona ketiga tunggal
dua macamnya, yakni (1) ia, dia, -nya dan beliau. Selain persona ketiga yang
disebut di atas, Ada pada persona ketiga tunggal dua macamnya, yakni mereka.
a) Ia, dia, atau –nya
Alwi, dkk (2003:255) menjelaskan bahwa, meskipun ia, dan dia dalam
banyak hal berfungsi sama, namun masing-masing memiliki kendala tertentu.
Menurut Alwi, dkk (2003:255), kata ganti orang ketiga atau persona ketiga yaitu
ia, apabila mendapat tekanan (dipentingkan) maka yang dipakai adalah kata dia.
Berikut disajikan contohnya.
a. Dia pergi besama kami.
b. Ia pintar sekali.
29
c. Hadiah ini untuk dia.
d. Baju itu telah ia beli minggu lalu.
b) Mereka
Alwi, dkk (2003:257) menjelaskan bahwa, pronomina persona ketiga
yang berkategori jamak ialah mereka ditambahkan pula bahwa disamping arti
jamaknya, bentuk mereka berbeda dengan pronomina persona yang berkategori
tunggal dalam acuannya. Pada umumnya mereka hanya dipakai untuk insan.
Sedangkan, Alwi, dkk (2003:257) mengemukakan bahwa, kata ganti orang ketiga
atau pronomina persona ketiga yang berkategori jamak ialah mereka. Berikut
disajikan contohnya.
a. Mereka sudah dewasa
b. Mereka telah lulus ujian
c. Hadiah ini dipersenbahkan
Untuk menunjukkan rasa hormat, pronomina beliau dipakai alih-alih dia.
Sebaliknya, orang tua mungkin akan merasa senang memakai sapaan seperti adik
daripada kamu bila menyapa orang muda yang tidak begitu dikenalnya atau yang
bukan bawahannya.
2.7 Fungsi Pronomina Persona
Alwi, dkk (2003:27) mengemukakan bahwa, fungsi pronomina persona
adalah subjek dan objek. Sejanjutnya dikatakan pula bahwa pronomina persona
atau kata ganti menurut fungsinya di dalam kalimat ialah segala kata yang
mungkin menduduki subjek objek, seperti halnya fungsi kata benda dalam
kalimat.
30
Berdasarkan pendapat tersebut, kita mendapatkan gambaran sejauh mana
fungsi pronomina persona dalam bentuk sebuah kalimat, pada umumnya fungsi
pronomina persona dalam kalimat adalah sebagai subjek dan objek. Sehingga
dalam menganalisisnya dengan mudah kita dapat menggambarkan fungsi
pronomina persona dalam tata kalimatnya.
31
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
3.1 Metode dan Jenis Penelitian
3.1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif yang mengandung arti bahwa penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta
yang ada dan fenomena secara empiris masih hidup pada masyarakat penuturnya
(Sudaryanto, 1992: 62).
3.1.2 Jenis Penelitian
Jenis penilitian ini termasuk penelitian lapangan. Maksudnya peneliti
langsung ke lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang sesuai
dengan masalah penelitian.
3.2. Data dan Sumber Data
3.2.1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data lisan berupa tuturan
yang bersumber dari informan yang memiliki hubungan dengan masalah
penelitian ini. Data-data itu diperoleh dari tuturan-tuturan langsung para penutur
asli.
32
3.2.2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil tuturan yang dituturkan
penutur asli (selaku informan). Untuk menjaga kelestarian data dalam penelitian
ini, maka yamg menjadi informan adalah mereka yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Penutur asli bahasa Kambowa yang ucapannya fasih dan jelas.
2. Jarang meninggalkan daerah atau lokasi bahasa yang diteliti dalam waktu yang
lama.
3. Informan yang tidak berpendidikan, sekurang-kurangnya berumur 40 tahun
(karena pengalamannya), sedangkan informan yang berpendidikan sekurang-
kurangnya berumur 20 tahun.
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen kunci artinya jika data
dianggap belum lengkap maka peneliti sebagai penutur asli dapat
mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan. Catatan lapangan digunakan untuk
mencatat konteks tuturan. Alat bantu ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data tentang Pronomina Persona Bahasa Muna (BM) dialek Kabowa.
Penelitian ini membuat pula hal-hal yang berhubungan dengan identitas
informan. Adapun identitas informan yang dimaksud dalam uraian yaitu berupa
keterangan atau identitas informan yang memuat nama, alamat, jenis kelamin,
umur, pekerjaan dan pendidikan.
33
3.4 Metode dan Teknik Pengumpula Data
3.4.1. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dari penelitian ini adalah digunakan metode
simak dan metode cakap. Metode simak yaitu metode yang digunakan untuk
memperoleh data dengan cara menyimak setiap pembicaraan informan. Metode
cakap yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh data lisan dengan cara
mengadakan kontak langsumg dengan informan. Kontak langsung yang dimaksud
adalah kontak langsung secara verbal.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sah deperlukan metode dan teknik
pengumpulan data. Teknik Pengumpulan data di lapangan dapat diperoleh dari:
1. Studi pustaka, dilakukan dengan mencatat, memeriksa atau mengkaji sejumlah
data atau kalimat yang diperlukan dari buku-buku, kamus dan tulisan yang
dapat mewakili keakuratan data.
2. Teknik rekam yang merupakan teknik lanjutan dari teknik pancingan.
3. Teknik intropeksi dan elisitas digunakan, karena peneliti adalah penutur asli
Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa.
3.5. Metode dan Teknik Analisis Data
3.5.1. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data yang terkumpul penelitian menggunakan
metode padan. Dengan pertimbangan bahwa penelitian menentukan satuan
lingual yang benar- benar disesuaikan, dicocokkan, disamakan atau dipadankan
34
dengan bahasa yang bersangkutan tentang perilaku pronomina persona bahasa
Muna (BM) dialek Kambowa.
3.5.2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pilah
unsur langsung (PUL). Teknik pilah unsur langsung adalah teknik memilih
selanjutnya dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk
satuan lingul yang lebih besar. Teknik dalam metode analisis distribusi ini, yakni
teknik diagram pohon yang dianut oleh kaum generatif tranformasi. Teknik
analisis diagram pohon yang dipergunakan oleh kaum generatif tranformasi,
menggunakan simbol-simbol kategori kata.
Teknik top down dalam menganalisis pronomina persona Bahasa Muna
(BM) dialek Kambowa tampak seperti berikut ini.
Inoi apoma wae habu.
1T makan di dapur.
„ Saya makan di dapur‟
Analisisnya.
Inoi apoma wae habu.
S P K
(Inoi) (apoma) (wae habu)
Saya makan di dapur
Pada kalimat tersebut, Inoi apoma wae habu pronomina persona pertama
terletak pada kata Inoi „saya‟ berfungsi sebagai subjek.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian. Data-data yang dianalisis
pada prinsipnya merupakan deskripsi yang menyeluruh tentang fungsi kategori
dan peran pronomina persona bahasa Muna (BM) dialek Kambowa. Ini
dimaksudkan untuk melihat fungsi kategori dan peran pronomina persona bahasa
Muna (BM) dialek Kambowa. Untuk lebih jelasnya uraian-uraian tersebut dapat
dikemukakan berikut ini.
4.1 Pronomina Persona Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa
Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu
kepada orang. Pronomina persona bahasa Indonesia tidak berbeda jauh dengan
bahasa daerah. Khususnya bahasa Muna (BM) dialek Kambowa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat penjelasan berikut ini.
4.1.1 Fungsi Kategori dan Peran Pronomina Persona Bahasa Muna (BM)
dialek Kambowa
Pronomina persona pertama tunggal adalah yang mengacu pada diri
sendiri. Berdasarkan data penelitian ini, fungsi kategori dan peran pronomina
persona pertama tunggal bahasa Muna (BM) dialek Kambowa. Pronomina
36
persona pertama tunggal terdiri dari Inoi, noi, ae-, dan ku. fungsi kategori dan
peran pronomina tersebut dapat dilihat dalam penjelasan berikut.
1. Pronomina Persona Pertama Tunggal (1T) Inoi, ‘saya’
Fungsi kategori dan peran pronomina persona dalam bahasa Muna (BM)
dialek Kambowa dapat ditunjukkan oleh data berikut ini.
(1) Inoi aenahu kenta. (3.B.26)
Saya 1T. memasak ikan.
„Saya memasak ikan‟.
Analisis.
Inoi aenahu kenta
F S P O
K N (PP1T) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Saya memasak ikan
(2) Inoi aeholi kenta. (3.A.8)
Saya 1T. membeli ikan.
„Saya membeli ikan‟.
Analisis.
Inoi aeholi kenta
F S P O
K N (PP1T) V (ae) N
P Pelaku tindakan tujuan
Saya membeli ikan
37
(3) Inoi amaeamo.
Saya 1T. sudah malu.
„Saya sudah malu‟.
Analisis.
Inoi amaeamo
F S P
K N V (a)
P Pelaku tindakan
Saya sudah malu
(4) Inoi alumao wae dhaoa. (3.A.7)
Saya 1T. Lumao wae dhaoa.
„Saya pergi ke pasar‟.
Analaisis.
Inoi alumao wae dhaoa
F S P Ket
K N (PP1T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Saya pergi ke pasar
(5) Inoi ahawo wae lambu. (3.A.9)
Saya 1T balik rumah.
„Saya balik ke rumah‟.
38
Analisis.
Inoi ahawo wae lambu
F S P Ket
K N (PP1T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuann
Saya balik ke rumah
(6) Inoi arato waniniraneo. (3.B.15)
Saya 1T datang tadi pagi
„Saya datang tadi pagi
Analisis.
Inoi arato waniniraneo
F S P K
K N (PP1T) V lokatif
P Pelaku tindakan temporal
Saya tiba tadi pagi
(7) Inoi apoma sanggara (3.A10)
Saya 1T. makan pisang goreng
„Saya makan pisang goreng
39
Analisis.
Inoi apoma sanggara
F S P O
K N (PP1T) V N (PP1T)
P Pelaku sandang tujuan
Saya makan pisang goreng
Dari data analisis tersebut, pada kalimat inoi alumao wae dhaoa yang
merupaka pronomina persona pertama tunggal terletak pada kategori inoi „saya‟
yang berfungsi sebagai subjek. Begitupula dengan data (1-4). Sedangkan analisis
kedua pada kalimat Saya balik ke rumah, kategori inoi „saya‟ menduduki fungsi
sebagai objek. Begitu pula juga dengan data (5-7).
Dalam fungsinya sebagai subjek, inoi cenderung diikuti oleh bentuk atau
perverbal noi- yang berfungsi sebagai pemarkah subjek dan pembatas. Di samping
itu, pereverbal dapat berperan subjektif. Kehadiran persona inoi pada kontruksi
kalimat sifatnya opsional. Maksudnya fungsi inoi sewaktu-waktu tidak
dibutuhkan kehadirannya dalam kalimat dan bisa digantikannya dengan proklitik
noi. Dalam bahasa lisan, pronomina bentuk bebas cenderung dilepaskan saja jika
pronomina bebas dalam konteks itu tidak mendapatkan penekanan makna pelaku.
2. Persona Pertama Tunggal (1T) ‘Noi-’
Pronomina persona pertama tunggal Inoi mempunyai variasi kategori
proklitik yang berwujud noi-. Distribusi pengumpulan proglitik noi dalam bahasa
Muna (BM) dialek Kambowa, kategori tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.
40
(8) Noi lumao wae kabhere. (3.A.12)
1T pergi ke kebun.
„saya pergi ke kebun‟.
Analis.
Noi lumao wae kabhere
F S P Ket
K N (PP1T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Saya pergi ke kebun
(9) Noi aetiri tae kabhere. (3.A.13)
Saya 1T. tidur di kebun.
„saya tidur di kebun‟.
Analisis.
Noi aetiri tae kabhere
F S P Ket
K N (PP1T) V (ae) 1T Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Saya tidur di kebun
(10) Noi apoma kenta. (3.A.11)
Saya 1T. makan ikan.
„Saya makan ikan‟.
41
Analisis.
Noi apoma kenta
F S P O
K N (PP1T) V (a) 1T N
P Pelaku sandang tujuan
Saya makan ikan
Dari data analisistersebut, pada kalimat noi apoma kenta yang
merupakan persona pertama tunggal yang terletak pada bentuk noi „saya‟ yang
merupakan proklitik inoi berfungsi sebagai subjek. Begitu juga dengan data (8-
10). Kedu-duanya mempunyai makna yang sama yaitu „saya‟ hanya saja kategori
inoi sewaktu-waktu bisa tidak dipakai dalam kalimat dengan menggunakan noi,
tetapi kategori noi bisa dipakai mana kala 1 (satu) dari dari inoi dilepaskan.
3. Persona Pertama Tunggal (1T) ‘Ae’
Selain kategori proklitik noi, pronomina persona bahasa Muna (BM)
dialek Kambowa juga mempunyai variasi kategori proklitik ae- yangmerupakan
distribusi dari bentuk inoi. Kategori tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.
(11) Ae tudha po. (3.B.3)
1T lempar mangga.
„saya melempar mangga;
42
Analisis.
Ae tudha poo
F S P O
K N (PP1T) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Saya melempar mangga
(12) Aeala yoe. (3.A.15)
1T ambil air.
„Saya ambil air;
Analisis.
Ae ala yoe
F S P O
K N (PP1T) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Saya ambil air
(13) Aeaso kenta. (3.A.14)
1T aso kenta.
„saya jual ikan;
43
Analisis.
Ae aso kenta
F S P O
K N(PP1T) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Saya jual ikan
Dari data analisis tersebut tampak pada kalimat (11-13) yang merupakan
kategori proklitik yang berwujud ae- yang diletakkan didepan kata kerja yang
merupakan variasi kategori dari inoi. Dari data tersebut tampak bahwa perverbal
ae- dapat berfungsi sebagai subjek.
4. Persona Pertama Tunggal (1T) ‘-ku’
Kaategori – ku merupakan enklitik dari distribusi persona inoi. Bentuk
entlitik – ku dapat dilihat pada dada berikut ini.
(14) Rambangaku neholi baju buhou. (3.A.17)
Temanku 1T. membeli baju baru.
„ Teman saya membeli baju baru;
Analisis.
Rambangaku neholi baju buhou
F S P O
K N V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Teman saya membeli baju baru
44
(15) Inaku lao wae dhaoa. (3.B.4)
Ibu 1T. pergi ke pasar.
Ibu saya pergi ke pasar;
Analisis.
Inaku lao wae dhaoa
F S P Ket
K N V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Ibu saya pergi ke pasar
(16) Noala dhoiku. (3.A.16)
3T mengambil uang saya 1T.
„Dia mengambil uang saya;
Analisis.
No ala dhoiku
F S P O
K N V N (PP1T)
P Pelaku tindakan tujuan
Dia mengambil unang saya
Dari data analisis (14-16) tersebut, tampak bentuk enklitik yang
berwujud -ku yang diletakkan dibelakang kata benda, yang merupakan variasi
bentuk dari Inoi. Dalam bahasa lisan kategori enklitik ku bisa berfungsi sebagai
objek juga pronomina bebas dalam konteks itu menekankan makna pelaku.
45
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pronomina persona
pertama tunggal memiliki kategori Inoi, noi, ae, dan ku. Kategori tersebut,
memiliki kedudukan fungsi sebagai sebagai subjek dan objek pada kalimat.
4.1.2 Fungsi Kategori dan Peran Pronomina Persona Pertama Jamak (1J)
Pronomina persona pertama jamak bersifat ekslusif yang mengacu
pembicaraan atau penulisan dan orang lain dipihak lain tetapi tidak mencukupi
orang lain dipihak pendengar atau pembacanya. Berdasarkan data penelitian ini,
kategori fungsi dan peran pronomina persona pertama jamak bahasa Muna (BM)
dialek Kambowa. Pronomina persona pertama jamak terdiri dari insami, -mami,
intano, dan nto. Bentuk pronomina tersebut berikut fungsinya dapat dilihat dalam
penjelesan berikut.
2. Pronomina Persona Pertama Jamak (1J) Insami ‘kami’
Fung si kategori dan peran pronomina persona dalam bahasa Muna (BM)
dialek Kambowa dapat ditunjukan oleh data berikut.
(17) Insami lumao wae dhaoa. (3.A.19)
1J pergi ke pasar.
„ Kami pergi ke pasar‟.
Analisis.
Insami lumao wae dhaoa
F S O Ket
K N V P
P Pelaku tindakan tujuan
Kami pergi ke pasar
46
(18) Insami puma nasi. (3.B.5)
1J. makan nasi.
„Kami makan nasi‟.
Analisis.
Insami puma nasi
F S P O
K N V N
P Pelaku sandang tujuan
Kami makan nasi
(19) Insami lumao wae sikola. (3.A.20)
1J pergi ke sekolah
„kami pergi ke sekolah‟.
Analisis.
Insami lumao wae sikola
F S O Ket
K N V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Kami pergi ke sekolah
(20) Insami taepontade tenda. (3.A.18)
Kami 1J. mendirikan tenda.
„ Kami mendirikan tenda‟.
47
Analisis.
Insami taepontade tenda
F S P(PP1J) O
K N V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Kami mendirikan tenda
(21) Anoa nohondo insami. (3.A21)
Dia 3T. lihat 1J. kami
„ Dia lihat kami‟.
Analisis.
Anoa nohondo insami
F S P O
K N V N (PP1J)
P Pelaku tindakn tujuan
Dia melihat saya
(22) Anoa noholoi insami. (3.B.6)
Dia 3T. Panggil 1J.
„ Dia memangil kami‟.
48
Analisis.
Anoa noholoi insami
F S P O
K N V N (PP1J)
P Pelaku tindakan tujuan
Dia memangil kami
(23) Anoa nolarangi insami. (3.A.22)
Dia 3J. melarang 1J
„Dia melarang kami‟.
Analisis.
Anoa nolarangi insami
F S P O
K N V N (PP1J)
P Pelaku tindakan tujuan
Dia melarang kami
Dari data analisis tersebut, tampak dari kalimat (17-20) dengan analisis
Insami tae pontade tenda tersebut, bahwa insami merupakan pronomina persona
pertama jamak yang berfungsi sebagai subjek. Sedangkan Insami pada data
kalimat (21-23) dengan analisis Anoa nohondo insami merupakan pronomina
persona pertama jamak yang berfungsi sebagai objek. Pronomina persona Insami
mempunyai variasi bentuk yang berwujud-mami
49
3. Persona Pertama Jamak (1J) ‘-mami ’
Bentuk entlitik –mami merupakan distribusi dari Insami. Bentuk enklitik
–mami dapat ditunjukakan pada data berikut ini.
(24) Lambu mami. (3.B.7)
Lambu 1J.
„Rumah kami‟.
Analisis.
Lambu mami
F S O
K N V
P Tujuan Posesif
Rumah kami
(25) Sekolah mami. (3.A.24)
Sekolah 1J.
„Sekolah kami‟.
Analisis.
Sekolah mami
F S P
K N V
P Tujuan posesif
Sekolah kami
50
(26) Motoromami dhoasoe. (3.A.23)
Motoro 1J dijual.
„ Motoro kami dijual‟.
Analisis.
Motoro mami dhoasoe
F S P O
K N V (PP1J) N
P tujuan pelaku tindakan
Motor kami dijual
Dari data analisis tersebut, tampak data kalimat (24-26) tersebut,
merupakan variasi bentuk enklitik dari insami-mami tidak terlepas dari kata
nomina atau kata yang berada didepanya. Apabila bentuk –mami berdiri sendiri
maka dia tidak mempunyai makna. Kategori enklitik –mami merupakan lesapan
dari distribusi ikami.
4. Persona Pertama Jamak (1J) intano ‘kita’
Pronomina persona pertama jamak intano mempunyai sifat inklusif,
artinya intano dalam bahasa Muna (BM) dialek Kambowa mencakup pembicara
penulis, dan pendengar. Kategori intano dapat ditunjukan dengan data seagai
berikut.
(27) Intano taepontade lambu. (3.A.25)
Kita 1J. mendirikan rumah.
„kita mendirikan rumah‟.
51
Analisis.
Intano taepontade lambu
F S P O
K N (PP1J) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Kita mendirikan rumah
(28) Intano taepekadhinto lambu. (3.A.2)
Kita 1J. membersihkan.
„Kita membersihkan rumah‟.
Analisis.
Intano taepekadhinto lambu
F S P O
K N (PP1J) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Kita membersihkan rumah
(29) Intano tanumonto bola (3.B.8)
Kita 1J. nonton bola
„Kita nonton bola‟.
52
Analisis.
Intano tanumonto bola
F S P O
K N (PP1J) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Kita menonton bola
5. Persona Pertama Jamak (1J) ‘-Nto’
Kategori enklitik –nto merupakan distribusi dari intano. Kategori
enklitik –Nto dapat ditunjukkan dengan data sebagai berikut.
(30) Nipomanto. (3.A.3)
Makanan1J.
„Makanan kita‟.
Analisis.
Nipoma nto
F
K
P Sandang Posesif
Makanan kita
(31) Jagaihe peta-ta andinto. (3.B.9)
Jaga baik-baik adik 1J.
„Jaga baik-baik adik kita‟.
53
Analisis.
Jagaihe peta-ta andinto
F S P O
K N V N (PP1J)
P Tindakan tindakan tujuan
Jaga baik-baik adik kita
(32) No lao wae lambunto. (3.A.26)
3T pergi ke rumah 1J
„Dia pergi ke rumah kita‟.
Analisis.
No lao wae lambunto
F S P O
K N (3T) V N (PP1J)
P Pelaku tindakan tujuan
Dia pergi ke rumah kita
Dari data analisis terseut, tampak data kalimat (30-32) dengan analisis No
lao wae lambunto tersebut, -nto merupakan variasi bentuk enklitik dari intan.
Bentuk – nto tidak bisa berdiri sendiri kecuali dengan kata benda yang melekat
didepannya, maka bentuk –nto mempunyai makna. Bentuk enklitik – nto dalam
bahasa lisan merupakan pronomina bebas dalam kontek itu mendapatkan
penekanan makna pelaku.
54
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pronomina persona
pertama jamak memiliki kategori Insami, -mami, intano dan -Nto. Kategori
tersebut, memiliki kedudukan fungsi sebagai subjek dan objek pada kalimat
4.1.3 Kategori Fungsi dan Peran Pronomina Persona Kedua Tunggal (2T)
Pronomina persona yang mengacu pada orang yang diajak bicara adalah
pronomina persona kedua. Berdasarkan penelitian ini ditemukan fungsi kategori
dan peran pronomina persona kedua dalam bahasa Muna (BM) dialek Kambowa.
Pronomina persona kedua tunggal terdiri Indutu, ko, dan o-, -o. Kategori
pronomina tersebut berikut fungsinya dapat dilihat dalam penjelasan berikut.
3. Pronomina Persona Kedua Tunggal (2T) Indutu ‘kamu’
Pronomina persona kedua tunggal indhutu mempunyai sifat inklusif,
artinya indutu dalam bahasa Muna (BM) dialek Kambowa mencakup pendengar
dengan pembicara. Fungsi indutu dapat ditunjukan dengan data sebagai berikut.
(33) Indutu jagai andimu. (3.A.4)
2T. Jaga adikmu
„Kamu jaga adikmu‟.
Analisis.
Indutu jagai andimu
F S P O
K N V N
P Pelaku tindaka tujuan
Kamu jaga adikmu
55
(34) Indutu lao meparakisa wae ruma saki. (3.B.10)
2T pergi periksa ke ruma sakit.
„Kamu pergi periksa ke ruma sakit‟.
Analisis.
Indutu lao meparakisa wae ruma saki
F S P O
K N (PP2T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Kamu pergi periksa ke ruma sakit
(35) Indutu mewanoi piri. (3.A.28)
2T mencuci piring.
„Kamu mencuci piring‟.
Analisis.
Indutu mewanoi piri
F S P O
K N V N
P Pelaku tindakan tujuan
Kamu mencuci piring
(36) Indutu lao wae dhaoa. (3.A.27)
2T pergi ke pasar.
„Kamu pergi ke pasar‟.
56
Analisis.
Indutu lao wae dhaoa
F S P Ket
K N V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Kamu pergi ke pasar
(37) A bantuko. (3.A.29)
1T bantu 2T
„Saya bantu kamu‟.
Analisis.
A bantu ko
F S P O
K N (1T) V O (PP2T)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya bantu kamu
(38) Agirangko. (3.B.11)
1T marahi 2T.
„Saya marahi kamu‟.
57
Analisis.
A girang ko
F S P O
K N (1T) V O (PP2T)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya marahi kamu
(39) Abhe-bhengko. (3.A.30)
1T pukul 2T.
„Saya pukul kamu‟.
Analisis.
A bhe-bheng ko
F S P O
K N (1T) V O (PP2T)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya pukul kamu
Dari data analisis tersebut, tampak data kalimat (33-36) dengan analisis
Indutu lao wae dhaoa tersebut, bahwa Indutu merupakan pronomina persona
kedua tunggal yang berfungsi sebagai subjek. Sedangkan Indutu pada data kalimat
(37-39) dengan analisis Abantu ko merupakan pronomina persona kedua
tunggalyang berfungsi sebagai objek.
58
4. Persona Kedua Tunggal (2T) ‘ko-‘
Bentuk proklitik Ko- merupakan distribusi dari Indutu. Kategori proklitik
ko- dapat ditunjukkan dengan data sebagai berikut.
(40) Ko moma hae? (3.A.31)
2T makan apa?
Kamu makan apa‟?
Analisis.
Ko moma hae
F S P O
K N (PP2J) V N
P Pelaku sandang
Kamu makan apa
(41) Ko minahao ndehamai? (3.A.32)
2T dari mana?
„Kamu dari mana?
Analisis.
Ko minahao ndehamai
F S P O
K N (PP2T) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Kamu dari mana
59
(42) Ko moma hae ? (3.A.33)
2T makan apa?
„Kamu makan apa‟?
Analisis.
Ko moma hae
F S
K N (PP2T)
P Pelaku sandang
Kamu minum apa
Dari data analisis trsebut, tampak data kalimat (40-42) tesebut,
merupakan variasi kategori proklitik indhutu, ko- pada kata yang ada didepannya.
Kata yang ada didepannya adalah verba dan kategori proklitik ko- hanya
digunakan untuk kalimaat tanya.
5. Persona Kedua Tunggal (2T) ‘o- dan –o’
Dalam bahasa Muna (BM) dialek Kambowa indhutu mempunyai variasi
kategori o- dan –o. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan dengan data sebagai berikut.
(43) Omorohu kopi. (3.B.12)
2T minum kopi.
„Kamu minum kopi‟.
60
Analisis.
O morohu kopi
F S P O
K N (PP2T) V N
P Peran sandangg tujuan
Kamu minum kopi
(44) Omewanoi piri. (3.A.35)
2T mencuci piring.
„Kamu mencuci piring‟.
Analisis.
O mewanoi piri
F S P O
K N (PP2T ) V P
P Pelaku tindakan tujuan
Kamu mencuci piring
(45) Olumao wae dhaoa. (3.A.34)
2T pergi ke pasar.
„Kamu pergi ke pasar‟.
61
Analisis.
O lumao wae dhaoa.
F S P O
K N (PP2T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Kamu pergi ke pasar
(46) Aembali adha dhoimu. (3.A.36)
1T bisa pinjam uang 2T.
„Saya bisa pinjam uang kamu‟.
Analisis.
Aembali adha dhoimu
F S P O
K N (mbali) V O (dhoimu PP2T)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya pinjam uang kamu
(47) Aeadha bhajumu. (3.B.13)
1T.pinjam baju 2T.
„Saya pinjam baju kamu‟.
62
Analisis.
Ae adha bhajumu
K S P O
F N V N
P Pelaku tindakan tujuan
Saya pinjam baju kamu
(48) Aeholi kentamu (3.A.37)
1T. beli ikan 2T.
„Saya beli ikan kamu‟.
Analisis.
Ae holi kentamu
F S P O
K N (PP1T) V N
P Pelaku tindakan tujuan
Saya beli ikan kamu
Dari data analisis tersebut, tampak data kalimat (43-45) dengan analisis
Olumao wae dhaoa tersebut, bahwa kategori proklitik o- merupaka promina
persona kedua tunggal yang berfungsi sebagai subjek. Sedangkan data kalimat
(46-48) dengan analisis Aembali adha dhoimu merupakan pronomina persona
kedua tunggal yang berfungsi sebagai objek mana kala dalam konteks bahasa lisan
63
mndapatkan penekanan makna pelaku. Kedua persona tersebut tidak bisa berdiri
sendiri tanpa dilekati kata nomina atau verba. Pada proklitik o- bisa menduduki
objek apabila Indutu dilesapkan.
4.1.4 Fungsi kategori dan Peran Pronomina Persona Kedua Jamak (2J)
Pronomina persona kedua jamak bersifat ekslusif yang mengacu pada
pendengar atau orang lain dipihak lain tetapi tidak mencakup pembicara.
Berdasarkan data penelitian ini, fungsi kategori dan peran pronomina persona
pertama tunggal bahasa Muna (BM) dialek Kambowa. Pronomina persona
pertama jamak terdiri dari Insimiu, ngkomiu-, -ngkomiu, dan Kobhari-bharing
ngkomiu. Bentuk pronomina tersebut berikut fungsinya dapat dilihat dalam
penjelasan berikut.
4. Pronomina Persona Kedua Jamak (2J) insimiu ‘kalian’
Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa juga mempunyai bentuk pronomina
persona yang berbentuk Insimiu, seperti yang dideskripsikan dengan data sebagai
berikut.
(49) Insimiu kaindai koe motehi . (3.A.5)
2J anak-anak jangan takut 1T.
„Kalian anak-anak jangan takut‟.
Analisis.
Insimiu kaindai koe motehi
F S P Ket
K N (PP1J) V Prep
P Pelaku pelaku tindakan
Kalian anak-anak jangan takut
64
(50) Insimiu lao dhe dhaoa. (3.A.43)
2J lao dhe dhaoa.
„Kalian pergi di pasar‟.
Analisis.
Insimiu lao dhe dhaoa
F S P Ket
K N (PP1J) V Prep
P Pelaku tindaka tujuan
Kalian pergi di pasar
(51) Insimiu meseli kabhere. (3.B.16)
2J menggali tanah.
„Kalian menggali tanah‟.
Analisis.
Insimiu meseli kabhere
F S P Ket
K N (PP1J) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Kalian menggali tanah
(52) Insimiu metiri dhe tenda. (3.A.42)
2J tidur di tenda.
„Kalian tidur di tenda‟
65
Analisisnya.
Insimiu metiri dhe tenda
F S P Ket
K N (PP1J) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Kalian tidur di tenda
(53) Aholoi ngkomiu. (3.A.44)
1T memanggil 2J
„Saya memanggil kalian‟.
Analisis.
A holoi ngkomiu
F S P O
K N (1T) V N (PP2J)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya memanggil kalian
(54) Ahumukumu ngkomiu. (3.B.19)
1T. hukum 2J.
„saya hukum kalian‟.
Analisis.
A humukumu ngkomiu
F S P O
K N (1T) V N (PP2J)
P Pelaku tindakan penderita
66
Saya hukum kalian
(55) Ahumoloi ngkomiu. (3.A.45)
1T. panggi 2J.
„Saya memanggil kalian‟.
Analisis.
A humoloi ngkomiu
F S P O
K N (1T) V N (PP2J)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya memanggil kalian
Dari data analisis tersebut, tampak dari kalimat (55-58) dengan analisis
Insimiu metiri dhe tenda tersebut, bahwa Insimiu merupakan pronomina persona
kedua jamak yang berfungsi sebagai subjek. Sedangkan ngkomiu pada data
kalimat (59-61) dengan analisis Aholoi ngkomiu merupakan pronomina persona
kedua jamak yang berfungsi seagai objek.
5. Persona Kedua Jamak (2J) ‘ngkomiu’
Pronomina persona Insimiu mempunyai bentuk proklitik ngkomiu- dapat
ditunjukkan oleh data sebagai berikut.
(56) Ngkomiu poma hae? (3.B.18)
2J makan apa
„kalian makan apa?‟
67
Analisis.
Ngkomiu poma hae
F S P
K N (PP2J) V
P Pelaku sandang
Kalian makan apa
(57) Ngkomiu mehae (3.A.47)
2J bikin apa
„kalian bikin apa‟
Analisis.
Ngkomiu mehae
F S P
K N (PP2J) V
P Pelaku
Kalian bikin apa
(58) Ngkomiu porohu hae? (3.A.46)
2J minum apa?
„Kalian minum apa?‟
Analisis.
Ngkomiu porohu hae
F S P
K N (PP2J) V
P Pelaku tujuan
68
Kalian minum apa
Dari data data analisis tersebut, tampak data kalimat (62-64) tersebut,
merupakan variasi kategori proklitik dari Insimiu, ngkomiu- pada kata yang ada
didepanya yang berfungsi sebagai subjek. Kata yang ada didepanya adalah verba
dan kategori proklitik ngkomiu- boleh hadir dalam kedudukanya sebagai subjek
apabila 1 dari kategori insimiu dilepaskan. Kategori proklitik ngkomiu- biasanya
digunakan untuk kalimattanya.
5. Persona Kedua Jamak (2J) ‘-ngkomiu’
Pronomina persona insimiu mempunyai kateori enklitik -ngkomiu dapat
ditunjukkan oleh data sebagai berikut.
(59) Aparakisa ngkomiu (3.A.49)
1T periksa kalian 2J.
„Saya periksa kalian‟
Analisis.
Aparakisa ngkomiu
F S P
K N V
P Tindakan tujuan
Saya periksa kalian
(60) Agira tengkomiu (3.B.17)
1T marah sama 2J
„Saya marah sama kalian‟
69
Analisis.
Agira tengkomiu
F S O
K N N (PP2J)
P Tindakan tujuan
Saya marah sama kalian
(61) Noi aholoi ngkomiu (3.A.48)
Saya 1T.memanggil 2J
„Saya memenggil kalian‟
Analisis.
Noi aholoi ngkomiu
F S P O
K N (1T) V N (PP2J)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya memanggil kalian
Dari data analisis tersebut, tampak data kalimat (65-67) tersebut,
merupakan variasi kateori enklitik dari insimiu , -ngkomiu pada kata yang ada
dibelakangnya yang berfungsi sebagai objek. Kata yang ada dibelakangnya
adalah verba dan bentuk enklitik -ngkomiu boleh harir dalam kedudukannya
sebagai objek, apa bila 1 dari kategori insimiu dilepaskan.
70
6. Persona Kedua Jamak (2J) ‘Kobhari-bhari ngkomiu’
Persona kobhari-bhari ngkomiu merupakan salah satu kategori pronomina
persona yang sama maknanya dengan kata Insimiu. Tetapi kategori kobhari-
bhari ngkomiu berdiri sendiri tidak sama halnya dengan proklitik ngkomiu dan
enklitik ngkomiu yang merupakan distribusi dari persona insimiui. Kategori
kobhari-bhari ngkomiu dapat ditunjukkan oleh data sebagai berikut.
4.1.5 Fungsi kategori dan Peran Pronomina Persona Ketiga Tunggal (3T)
Pronomina persona yang mengacu pada orang yang dibicarakan adalah
pronomina persona ketiga. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bentuk
dan fungsi pronomina persona ketiga dalam bahas Muna (BM) dialek Kambowa.
Pronomina persona pertama jamak terdiri Anoa, no-, -no, dan –e. Bentuk
pronomina tersebut berikut fungsinya dapat dilihat dalam penjelasan berikut.
5. Pronomina Persona Ketiga Tunggal (3T) Anoa ‘dia’
Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa juga mempunyai pronomina persona
yang kategori anoa, seperti yang dideskripsikan dengan data sebagai berikut.
Analisisnya.
(62) Anoa nengkora ndekuri (3.B.21)
3T duduk di sofa
„Dia duduk di sofa‟.
Analisis.
Anoa nengkora ndekurusi
F S P O
K N V N
P Pelaku tindakan tujuan
Dia duduk di sofa
71
(63) Anoa nolao wae dhaoa. (3.A.53)
Dia 3T. pergi ke pasar
„Dia pergi ke pasar‟
Analisis.
Anoa nolao wae dhaoa
F S P Ket
K N (PP3T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Dia pergi ke pasar
(64) Anoa tiri wae kamara (3.A.54)
3T tidur dikama
„Dia tidur di kamar‟
Analisis.
Anoa tiri wae kamara
F S P Ket
K N (PP3T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Dia tidur di kamar
(65) Anoa netiri wae kamara. (3.A.52)
Dia 3T. tidur di kamar
„Dia tidur di kamar‟
72
Analisis.
Noa netiri wae kamara
F S P Ket
K N (PP3T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Dia tidur di kamar
(66) Noi atumpu Noa. (3.A.55)
Saya 1T. suruh 3T
„ Saya menyuruh dia‟
Analisis.
Noi atumpu anoa
F S P O
S N (1T) V O (PP3T)
P Pelaku tindakan sasaran
Saya menyuruh dia
(67) Ahondo Noa (3.B.22)
1T lihat 3T
„Saya melihat dia‟
Analisis.
A hondo Noa
F S P O
K N (1T) V O (PP3T)
P Pelaku tindakan sasaran
Saya melihat dia
73
(68) Noi aintagi Noa (3.A.56)
Saya 1T. menunggu 3T
„Saya menunggu dia‟
Analisis.
Noi aintagi Noa
F S P O
K N (1T) V O (PP3T)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya menunggu dia
Dari data analisis tersebut, tampak data kalimat (71-74) dengan analisis
Noa ne tiri wae kamara tersebut, bahwa Anoa „dia‟ merupakan pronomina
persona ketiga tunggal yang berfungsi sebagai subjek. Sedangkan Noa „dia‟ pada
data kalimat (75-77) dengan analisis noi atumpu anoa merupakan pronomina
persona kedua jamak yang berfungsi sebagai objek.
6. Persona Ketiga Tunggal (3T) ‘no- dan –no’
Dalam bahasa Muna (BM) dialek Kambowa, anoa mempunyai variasi
kategori no- dan –no. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan dengan data sebagai
berikut.
(69) No porohue kobhari-bharie kamporohuno (3.A.6)
3T minum semua minumannya 3T
„Dia minum semuanya minumanya‟
74
Analisis.
No porohue kobhari-bharie kamporohuno
F S P O
K N V Prep
P Pelaku dan sandang tujuan
Dia minum semuanya minumanya
(70) No tangasa nebhaho wae minanga (3.B.23)
3T sedang mandi di sungai
„Dia sedang mandi di sungai‟
Analisis.
No tangasa nebhaho wae minanga
F S P Ket
K N (PP3T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Dia sedang mandi di sungai
(71) No lao wae dhaoa (3.A.57)
3T pergi ke pasar
„Dia pergi ke pasar‟
Analisis.
No lao wae dhaoa
F S P O
K N (PP3T) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Dia pergi ke pasar
75
(72) Inoi aeadha bokuno (3.A.58)
Saya 1T. pinjam buku 3T
„ Saya pinjam buku dia‟
Analisis.
Inoi aeadha bokuno
F S P O
K N V N (PP3T)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya pinjam bukunya
(73) Inoi akaraja wae tokono (3,B.24)
saya1T. kerja di toko
„Saya kerja di tokoh dia‟
Analisis.
Inoi akaraja wae tokono
F S O P
K N V N (PP3T)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya kerja di tokoh dia
(74) A toni wae kampono (3.A.59)
1T singah di kampung 3T
„Saya singgah di kampung dia‟
76
Analisis.
A toni wae kampono
F S P Ket
K N (1T) V N (PP3J)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya singgah di kampung dia
Dari dat analisis tersut, tampak data kalimat (78-80) dengan analisis No
la waedhaoa tersebut, bahwa bentuk proklitik no- merupakan pronomina persona
ketiga tunggal yang berfungsi sebagai subjek. Sedangkan enklitik –no pada data
kalimat (81-83) dengan analisis Inoi aeadha bokuno merupakan pronomina
persona ketiga tungal yang berfungsi sebagai objek mana kala dalam konteks
bahasa lisan mendapatkan penekanan makna pelaku. No merupakan distribusi dari
Noa yang keduanya mempunyai makna yang sama yaitu „dia‟. Akan tetapi,
didalam konteks kehidupan sehari-hari pengunaan no yang sering digunakan.
7. Persona Ketiga Tunggak (3T) ‘-e’
Kategori enklitik –nto merupakan distribusi dari intano. Kategori enklitik
–Nto dapat ditunjukkan dengan data sebagai berikut.
(75) Ahondoe (3.A.61)
1T liha. 3T
„Saya lihat dia‟
77
Analisis.
A hondoe
F S P
K N (1T) V
P Pelaku sasaran
Saya lihat dia
(76) Agirae (3.B.25)
1T gira 3T
„Saya marahi dia‟
Analisis.
A gira e
F S P O
K N (1T) V (PP3T) N
P Pelaku tindakan tujuan
Saya marahi dia
(77) Atumpue (3.A.60)
1T suruh 3T
„Saya suruh dia‟
Analisis.
A tumpu e
F S P O
K N (1T) V (PP3T) N
P pelaku tindakan tujuan
Saya suruh dia
78
Dari data analisis terebut, tampak data kalimat (84-86) dengan analisis
Atumpue. –e merupakan variasi kategori enklitik dari Noa, -e pada dasarnya
adalah verbal yang melekat pada kata kerja. Dalam bahasa lisan, pronomina bebas
kategori –e dalam konteks penggunaanya sehari-hari akan mendapatkan penekan
makna pelaku.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pronomina perona
ketiga tungal memiliki kategori Anoa, no-, -no, –e. Kategori tersebut, memiliki
kedudukan fungsi sebagai subjek dan objek pada kalimat.
4.1.6 Fungsi kategori dan Peran Pronomina Persona Ketiga Jamak (3J)
Pronomina persona ketiga jamak bersifat ekslusif yang mengacu pada
pendengar atau orang lain dipihak lain tetapi tidak mencakup pembicara.
Berdasarkan data penelitian ini, fingsi kategori dan peran pronomina persona
pertama tunggal bahasa Muna (BM) dialek Kambowa. Pronomina persona
pertama jamak terdiri dari Andoa .kategori pronomina tersebut fungsinya dapat
dilihat dalam penjelasan sebagai berikut.
6. Pronomina Persona Ketiga Jamak (3J) Andoa ‘Mereka’
Bahasa Muna (BM) dialek Kambowa juga mempunyai pronomina
persona yang berbentuk Andoa, seperti yang dideskripsikan dengan data sebagai
berikut.
(78) Andoa tangasa dholao wae dhaoa (3.B.1)
3J sedang 3J. pergi ke pasar
„Mereka sedang pergi ke pasar‟
79
Analisis.
Andoa tangasa dholao wae dhaoa
F S P Ket
K N (PP3J) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Mereka sedang pergi ke pasar
(79) Andoa tangasa dhengkora dhe kurusi (3.A.63)
Mereka sedang 3J duduk di kursi
„Mereka sedang duduk di kursi‟
Analisis.
Andoa tangasa dhengkora dhe kurusi
F S P Ket
K N (PP3J) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Mereka sedang duduk di kursi
(80) Andoa tangasa dhekampeadhari (3.A.62)
Mereka sedang 3J. belajar
„Mereka sedang belajar
Analisis.
Andoa tangasa kampeadhari
F S P Ket
K N (PP3J) V Prep
P Pelaku tindakan tujuan
Mereka sedang belajar
80
(81) Aholoi andoa (3.A.64)
1T panggil 3J
„Saya memanggil mereka
Analisis.
F A holoi andoa
K S P O
N (1T) V N (PP3J)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya memangil mereka
(82) Alarangi andoa (3.A.65)
1T. larang 3J
„Saya larang mereka‟
Analisis.
A larangi andoa
F S P O
K N (1T) V N (PP3J)
P Pelaku tindakan tujuan
Saya larang mereka
(83) Noadhari andoa (3.B.2)
3T ajar 3J
„Dia mengajar mereka‟
81
Analisis.
No adhari andoa
F S P O
K N (PP3T) V N (PP3J)
P Pelaku tindakan tujuan
Dia mengajar mereka
Dari data analisis tersebut, tampak data kalimat (87-89) dengan analisis
Andoa dhe kampeadhari tersebut, bahwa Andoa „mereka‟ merupakan pronomina
persona ketiga tunggal yang berfungsi sebagai subjek. Sedangkan (90-92)
dengan analisis Andoa „dia‟ pada data kalimat (90-92) dengan analisis Aholoi
andoa merupakan pronomina persona kedua jamak yang berfungsi sebagai
objek.
4.2. Relevansi Hasi Penelitiaan dengan Pembelajaran di Sekolah
Penataan kurikulum pembelajaran bahasa, sastra, dan budaya daerah perlu
dilakukan secara konseptual. Demikian juga pemerkayaan bahan-bahan
pembelajaran disekolah, termasuk pula pemerkayaaan bahan-bahan bacaan
bermuatan lokal perlu dilakukan. Termasuk juga didalamnya pembelajaran bahasa
kedua, bahasa Indonesia, bahasa ketiga,bahasa Inggris, berbasis lokal, merupakan
langkah yang sangat strategis (Mbete, 2009: 9).
Dalam penyusunan kurikulum muatan lokal, sekolah tidak akan terlepas
dari kurikulum bahasa Indonesia. Pemahaman terhadap struktur bahasa daerah
dapat terjadi karena adanya pemahaman tentang struktur bahasa Indonesia. Oleh
82
karena itu, jika berpedoman pada kurikulum bahasa Indonesia maka pembahasan
unsur-unsur Sintaksis (frasa, klausa, dan kalimat) merupakan bagian yang
mendasar.
Pronomina persona dalam struktur bahasa Indonesia biasanya
berkedudukan sebagai subjek, objek, predikat, dan keterangan atau komplemen
(pelengkap). Demikian pula bahasa Muna (BM) dialek Kambowa sebagaimana
pemaparan yang terdapat dalam pendahuluan, bahasa Muna (BM) dialek
Kambowa menjadi pengantar di kelas-kelas permulaan. Maka penggunaan saya,
kita, kami, kalian semua, kamu, dia, beliau dan mereka biasa disubtitusi dengan
inoi, intano, insami ,insimiu, indutu, anoa, dan andoa.
Oleh kerena itu, pembelajaran mulok di sekolah harus di bimbing oleh
guru yang dapat berbasa Muna dan memiliki kompetensi yang mantap tentang
bahasa Kambowa itu sendiri, maka strategi belajar mengajar yang dapat dilakukan
guru adalah guru memperkenalkan konsep umum dari pronomina persona bahasa
Kambowa untuk mempermudah pemahaman siswa.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa relevansi hasil penelitian ini
dengan pembelajaran disekolah.
1. Bahan informasi bagi guru tentang pronomina persona yang merupakan
pelajaran mulok khususnya bahasa Muna (BM) dialek Kambowa.
2. Bahan informasi bagi siswa tentang kaitan bahasa Muna (BM) dialek
Kambowa yang mempunyai media komunikasi bahasa daerah Kambowa.
3. Untuk penerapan pengajaran mengenai kata ganti (Pronomina Persona hasil
penelitian, baik dari segi bentuk maupun fungsi dari kata ganti itu sendiri
83
sehingga siswa dapat membandingkan pronomina persona bahasa Indonesia
dan bahasa Muna (BM) dialek Kambowa. pembelajaran bahasa Indonesia.
84
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan
beberapa simpulan yang merupakan penemuan-penemuan yang diperoleh dari
hasil penelitian.
Adapun penemuan itu berupa fungsi kategori dan peran pronomina bahasa
Muna (BM) dialek Kambowa yang terdiri atas pronomina persona pertama
tunggal dan jamak, pronomina persona kedua tunggal dan jamak, dan pronomina
persona ketiga tunggal dan jamak.
1. Pronomina persona pertama Inoi, -noi, -ae, dan -ku yang berarti bentuk
tunggal sedangkan insami, -mami, -intano, dan -nto. merupakan bentuk
jamak.
2. Pronomina persona kedua insimiui-, -ngkomiu, dan -kobhari-bharingkomiu,
yang berarti bentuk tunggal sedangkan, indutu, -ko, dan –o. merupakan bentuk
jamak.
3. Pronomina persona ketiga andoa, -no, dan e. yang berarti bentuk tunggal
sedangkan insimiu merupakan bentuk jamak.
85
5.2 Saran
Untuk membina dan melestarikan bahasa-bahasa daerah pada umumnya
dan bahasa Muna (BM) dialek Kambowa pada khususnya, maka penulis
menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
1. Bahasa-bahasa daerah tersebut harus dibina, dilestarikan dan
didokumentasikan supaya tetap terjaga keasliannya, sehingga dapat
diwariskan pada generasi yang akang datang.
2. Peneliti ini hanya tentang fungsi kategori dan peran pronominal persona
bahasa Muna (BM) dialek Kambowa, disisi lain masih banyak yang perlu
dikaji atau diteliti mengenai beberapa aspek kebahasaan yang terdapat dalam
bahasa Muna (BM) dialek Kambowa belum dilakukan.
3. Hendaknya dilakukan penelitian lanjutan tentang masalah lain yang
berhubungan dengan bahasa Muna (BM) dialek Kambowa.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad & Abdullah. 2013. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga
Alwi, Hasan, dkk, 2003 Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional
Chaer, Abdul, 1993 Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2003. Seputar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta
Fatimah, 2002. Metode Linguistik (Ancangan Metode Penelitian dan Kajian).
Bandung: Eresco
Hakim, Zainuddin, dkk, 2011. Tata Bahasa Kontrastif Bahasa Massenrempulu.
Hokuto Publishing Inc. Kyoto
Kridalaksana, Harimurti, 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Kadir, dkk. 1996. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Mawasangka. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Marafad, La Ode Sidu. 2012. Sintaksis Bahasa Indonesia. Kendari: Universitas
Halu Oleo Press
Marafat, La Ode Sidu. 2004. Pronomina Persona Bahasa Muna. Bandung
Universitas Pajajaran
Marafad, La Ode Sidu & Nurmala Sari. 2013. Mutiara Bahasa: Seluk-Beluk
Bahasa dan Uraiannya. Yogyakarta: Pustaka Puitika
Mulyono, Iyo, 2013. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi Teori dan Sejemput
Problematik Terapannya. Bandung : Yrama Widya
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi: Bentuk Derivasional dan
Infleksional. Bandung: Refika Aditama
Rahardi, Kunjana, 2001. Serpih-Serpih Masalah Kebahasaindonesiaan.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Rahardi, Kunjana. 2005. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Erlangga
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik . Yokyakarta: Gajah Mada University Press.
Soegianto. 1986. Politik Bahasa Nasiona II. Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
Zainudin, dkk 2011. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
88
Lampiran 1 (Data Rekaman 1)
Tula-tulano Kadhadi Ouea Nopoma Mie
Mahinduluno ini obuea itu omie dhuka. Aindo robine lumaono metopano
wae minanga. Tanohindhutumo holeo najumamduablasmo menaho nahumawo.
Nomenene dhointagie mene nahuwawo-hawo , amano tompa tonina
nounduihemo. Nohalupiemo amano robhine ndhehae. Amano ndehae neowa bhisa
ronomo nopekiri aho nokolilinu wae toniha wae karuku karopehanokalambeno
nhehae netopa. Kalaohando amano robhine ndumalano ini tebhisa tadhoratomo
wae minanga. Bhisa dhehae nounduihemo wae minanga katopahano robhine ini.
Nopenamo bhisa nde mie kapoworahano. Mie kapoworahaonoini sakotuhuhano
mie pata nihondo. Angko mie ndehae obuea inkedheho neajo manosia. Nopenamo
obhisaini, pogauno: “Mena umaindo omie orobhine kolilinuno ndheini?”.
Nobhobalo mie nipenanoini, pogauno: Mena ingka. Aido tiniowando ini angko
ingka obhembe”. Nopena dhuka bhisa ndehae pogauno: “Nehamaimo
ndehamaimo humadha bhembe ndehae?”. Nobhobalo dhuka mie nipenanoini
pogauno: “Hampumo dhosumbele ingka “. Nepinsalomo bhisa ndehae pogauno:
“Ingka hondoeho nembali humadha?”. Mate-mateno nopohondoiane gara
robhinemo ndhehae nisumbeledho taomo potuno. Menamo, bhisa nhehae
nopogauamo amano robhineini pogauno: “ Ale noalae kotuhu buea gara
kalambemuini.”. Mie nipenano bhisa garaini ndhehae obuea obuea ndhehae.
Nipenano bhisa ndhe hae amano robhineini pogauno: “ Nomohaekano alae buea
kalambeku? Gara bueaini nokapatuli dhuka te mie?”. Nobhobalo bhisa ndhehae
89
pogauno: “Minsuano ingke ndhehae angko angko kalambemuini nokonahie
bhembe. Gara kalambemuini aeho mena nasumahaja. Mena namalae sahajano
gara? Kowise nohondo bhembe ajono pasae kadadi pohondodo bueaini‟‟.
Dhohawomo wae lambudho amno robhine nialano buea ndhehae te bhisaini.
Kaaindohanomo jamanini tula-tulano nomohurihaonomo obuea nopoma mie itu
ingke ndhehae dhuka pogaundo sega. Omieini lahae pata sumahajano. Samena
nakosahaja omieini neajomo kadhadhi. Gara robhine nhehae pogaundo mena
nasumhaja.
MENAMO.
90
Terjemahan
Cerita Kejadian Buaya Makan Manusia
Dahulu kala buaya itu serupa manusia juga. Ada seorang perempuan yang
pergi menui dikali. Lama ia pergi tak kunjung lama hingga tengah hari sekitar
pukul 12 siang. Setelah lama ditunggu kepulangannya yang tak kunjung tiba itu,
akhirnya ayah perempuan ini menyusul anaknya itu dikali tempatnya mencuci. Ia
pergi mencari anaknya dikali. Ayah perempuan ini membawa serta seorang yang
pintar kebatinan atau kurang lebih diseut dukun/ orang pintar karena ia berpikir
anaknya kesasar dan hilang di tengah hutan yang menjadi rute perjalanan menuju
kali tersebut. Dalam perjalanan mencari anaknya bersama seorang pintar (dukun)
ini, tibalah mereka dikali tempatperempuan yang tak kunjung pulang itu ditempat
ia mencuci namun, tidak ada seorang pun yang dijumpai disana. Akhirnya dukun
ini mulai turun dikali tempat perempuan yang yang tak kunjung pulang itu
ditempat ia mencuci. Namun, tidak ada seorang pun yang dijumpai disana.
Akhirnya dukun ini mulai turun dikali untuk bertanya secara kebhatinan dengan
seseorang yang ditumpainya secara kebatinan. Rupanya orang yang dijumpai oleh
dukun tersebut adalah jelmaan daripada seekor buaya. Kata dukun: “Apakah kita
melihat ada seorang wanita yang kesasar di sini?”. Seorang jelmaan buaya ini
menjawab: Tidak ada. Ada sesuatu yang dibawa ke sini tapi tapi hanyalah
seekorkambing .”. Dukun: “Dimanakah suatu yang dimaksidkan Oleh seorang
jelmaan dari pada buaya tersebut,alangkah kagetnya seorang yang pintar (dukun)
ini ternyata yang sudah disembelih itu adalah seorang anak perempuan yang telah
mereka cari itu dan tinggal kepalanya saja. Akhirnya dukun ini kembali ke darat
91
dan memberitahu ayah si anak perempuan malang itu bahwa anaknya telah hilang
dimakan buaya. Dukun: “Ternyata anak gadismu hilang karena telah diambil dan
dimakan oleh buaya.” Ayah perempuan: “Mengapa begitu? Apakah buaya sejahat
itu kepada manusia?” Dukun: “Tidak tapi hanya karena anak gadismu dikira
seekor kambing oleh mereka. Mungkin anak gadismu itu tidak bersahadat
sehingga ia terlihat seperti hewan (kaming). Bukan terlihat sebagai manusia.”
Makah pulanglah kedua orang ini (si ayah perempuan hilang dan seorang pintar
itu) ke rumah masing-masing. Begitulah cerita kejadian manusia dimakan buaya
karena dikira ia seekor hewan hanya karena ia tidak bersyahadat. Kalau manusia
tidak bersyahadat, maka ia terlihat seperti hewan. Begitu pula yang terjadi dengan
perempuan yang hilang tersebut karena ia tidak bersyahadat sehingga terlihat
seperti kambing oleh seekoe buaya dan memakanya.
SELESAI
92
Lampiran 2
DATA
A. Data Rekaman dan Catat
1. Inoi lumao wae dhaoa. (3.A.7)
2. Inoi holi kenta. (3.A.8)
3. Inoi maeamo. (3.A.1)
4. Inoi ahawo wae lambu . (3.A.9)
5. Inoi apoma sanggara. (3.A10)
6. Noi apoma kenta. (3.A.11)
7. Noi lumao wae kabhere. (3.A.12)
8. Noi aetiri tae kabhere. (3.A.13)
9. Aeaso kenta. (3.A.14)
10. Aeala yoe. (3.A.15)
11. Noala neala dhoiku. (3.A.16)
12. Rambangaku neholi baju buhou. (3.A.17)
13. Insami taepontade tenda. (3.A.18)
14. Insami lumao wae dhaoa. (3.A.19)
15. Insami lumao wae dhaoa. (3.A.20)
16. Anoa nohondo insami. (3.A21)
17. Anoa nolarangi insami. (3.A.22)
18. Motoro mami dhoasoe. (3.A.23)
19. Sekolah mami. (3.A.24)
20. Intano taepekadhinto lambu. (3.A.2)
21. Intano taepontade lambu. (3.A.25)
93
22. No lao wae lambunto. (3.A.26)
23. Nipomanto. (3.A.3)
24. Indutu lao wae dhaoa. (3.A.27)
25. Indutu mewanoi piri. (3.A.28)
26. Indutu jagai andimu. (3.A.4)
27. A bantuko. (3.A.29)
28. Abhe-bhengko. (3.A.30)
29. Ko moma hae? (3.A.31)
30. Ko minahao ndehamai? (3.A.32)
31. Ko moma hae? (3.A.33)
32. Olumao wae dhaoa. (3.A.34)
33. Omewanoi piri. (3.A.35)
34. Aembali adha dhoimu. (3.A.36)
35. Aeholi kentamu (3.A.37)
36. Insimiu metiri dhe tenda. (3.A.42)
37. Insimiu lao dhe dhaoa. (3.A.43)
38. Insimiu kaindai koe motehi . (3.A.5)
39. Aholoi ngkomiu. (3.A.44)
40. Ahumoloi ngkomiu. (3.A.45)
41. Ngkomiu porohu hae? (3.A.46)
42. Ngkomiu mehae (3.A.47)
43. Noi a holoi ngkomiu (3.A.48)
44. Aparakisa ngkomiu (3.A.49)
94
45. Anoa ne tiri wae kamara. (3.A.52)
46. Anoa no lao wae dhaoa. (3.A.53)
47. Anoa tiri wae kamara (3.A.54)
48. Noi a tumpu Noa. (3.A.55)
49. Noi aintagi Noa (3.A.56)
50. No lao wae dhaoa (3.A.57)
51. No porohue kobhari-bharie kamporohu (3.A.6)
52. Inoi aeadha bokuno (3.A.58)
53. A toni wae kampono (3.A.59)
54. Atumpue (3.A.60)
55. Ahondoe (3.A.61)
56. Andoa dhe kampeadhari (3.A.62)
57. Andoa tangasa dhengkora dhe kurusi (3.A.63)
58. Aholoi andoa (3.A.64)
59. Alarangi andoa (3.A.65)
B. Data Buatan
1. Inoi aenahu kenta. (3.B.26)
2. Inoi arato wanini raneo (3.B.15)
3. Ae tudha po. (3.B.3)
4. Inaku nolao wae dhaoa. (3.B.4)
5. Insami puma nasi. (3.B.5)
6. Anoa noholoi insami. (3.B.6)
7. Lambu mami. (3.B.7)
95
8. Intano tanumonto bola (3.B.8)
9. Jagaihe peta-ta andinto. (3.B.9)
10. Indutu lao meparakisa wae ruma saki. (3.B.10)
11. Agirangko. (3.B.11)
12. Omorohu kopi. (3.B.12)
13. Aeadha bhajumu. (3.B.13)
14. Insimiu meseli kabhere. (3.B.16)
15. Ahumukumu ngkomiu. (3.B.19)
16. Ngkomiu poma hae? (3.B.18)
17. Agira tengkomiu (3.B.17)
18. Anoa nengkora ndekuri (3.B.21)
19. Ahondo Noa (3.B.22)
20. No tangasa nebhaho wae minanga (3.B.23)
21. Inoi akaraja wae tokono (3,B.24)
22. Agirae (3.B.25)
23. Andoa tangasa dholao wae dhaoa (3.B.1)
24. Noadhari andoa (3.B.2)
96
Lampiran 3
DATA KLASIFIKASI
A. Pronomina Persona Pertama Tunggal
(1) Inoi lumao wae dhaoa.
1T 1T Lumao wae dhaoa.
„Saya pergi ke pasar‟.
(2) Inoi aeholi kenta.
1T saya membeli ikan.
„Saya membeli ikan‟.
(3) Inoi amaeamo.
1T. Sudah malu.
„Saya sudah malu‟.
(4) Inoi aenahu kenta.
1T memasak ikan.
„Saya memasak ikan‟.
(5) Inoi ahawo wae lambu.
3T mendenar 1T.
„Dia mendenar saya‟.
(6) Inoi arato wanini raneo.
3T memukul 1T.
„Dia memukul saya;
97
(7) Anoa nohondo kanau.
3Tlihat1T.
„Dia melihat saya;
(8) Noi apoma kenta.
1T makan ikan.
„Saya makan ikan‟.
(9) Noi lumao wae kabhere.
1T pergi ke kebun.
„Saya pergi ke kebun‟.
(10) Noi aetiri tae kabhere.
1T tidur di kebun.
„Saya tidur di kebun‟.
(11) Aeaso kenta.
1Taso kenta.
„Saya jual ikan;
(12) Ae tudha po.
1T lempar mangga.
„Saya melempar mangga;
(13) Aeala yoe.
1Tambil air.
„Saya ambil air;
98
(14) Noala neala dhoiku.
3T mengambil uang saya1T.
„Dia mengambil uang saya;
(15) Rambangaku neholi baju buhou.
Teman1T 3T membeli baju baru.
„ Teman saya membeli baju baru;
(16) Inaku nolao wae dhaoa.
Ibu1T 3Tpergi ke pasar.
Ibu saya dia pergi ke pasar;
B. Pronomina Persona Pertama Jamak
(17) Insami tae pontade tenda.
1J mendirikan tenda.
„ Kami mendirikan tenda‟.
(18) Insami lumao wae dhaoa.
1J pergi ke pasar.
„ Kami pergi ke pasar‟.
(19) Insami puma nasi.
1J 1T makan nasi.
„Kami saya makan nasi‟.
(20) Insami lumao wae dhaoa.
1J pergi ke sekolah
„kami pergi ke sekolah‟.
(21) Anoa nohondo insami.
99
3T lihat 1J.
„ Dia lihat kami‟.
(22) Anoa noholoi insami.
3T Panggil 1J.
„ Dia memangil kami‟.
(23) Anoa nolarangi insami.
3J melarang 1J
„Dia melarang kami‟.
(24) Motoro mami dhoasoe.
Motoro1J dijual.
„Motoro kami dijual‟.
(25) Sekolah mami.
Sekolah 1J.
„Sekolah kami‟.
(26) Lambu mami.
Lambu 1J.
„ Ruma mami‟.
(27) Intano tanumonto bola
1J nonton bola
„Kita nonton bola‟.
(28) Intano taepekadhinto lambu.
1J membersihkan.
„Kita membersihkan rumah‟.
100
(29) Intano taepontade lambu.
1J mendirikan rumah.
„ kita menbirikan rumah‟.
(30) No lao wae lambunto.
3T pergi ke rumah.
„Dia pergi ke rumah kita‟.
(31) Jagaihe peta-ta andinto.
Jaga baik-baik adik 1J.
„Jaga baik-baik adik kita‟.
(32) Nipomanto.
Makanan 1J.
„Makanan kita‟.
C. Pronomina Persona Kedua Tunggal
(33) Indutu lao wae dhaoa.
2T pergi ke pasar.
„Kamu pergi ke pasar‟.
(34) Indutu lao meparakisa wae ruma saki.
2T pergi periksa ke ruma sakit.
„Kamu pergi periksa kerumah sakit‟.
(35) Indutu mewanoi piri.
2T mencuci piring.
„Kamu mencuci piring‟.
(36) Indutu jagai andimu
101
2T Jaga adikmu.
„Kamu jaga adikmu‟.
(37) A bantuko.
1T bantu 2T
„Saya bantu kamu‟.
(38) Agirangko.
1Tmarahi2T.
„Saya marahi kamu‟.
(39) Abhe-bhengko.
1Tpukul2T.
„Saya pukul kamu‟.
(40) Ko moma hae?
2T makan apa?
Kamu makan apa‟?
(41) Ko minahao ndehamai?
2T dari mana?
„Kamu dari mana?
(42) Ko moma hae?
2T makan apa?
„Kamu minum apa‟?
(43) Omorohu kopi.
2T minum kopi.
„Kamu minum kopi‟.
102
(44) Omewanoi piri.
2T mencuci piring.
„Kamu mencuci piring‟.
(45) Olumao wae dhaoa.
2T lu 2T ke pasar.
„Kamu pergi ke pasar‟.
(46) Aembali adha dhoimu.
1Tbisa pinjam uang2T.
„Saya bisa pinjam uang kamu‟.
(47) Aeadha bhajumu.
1T pinjam baju2T.
„Saya pinjam baju kamu‟.
(48) Aeholi kentamu
1Tbeli ikan 2T.
„Saya beli ikan kamu‟.
D. Pronomina Persona Kedua Jamak
(49) Insimiu kaindai koe motehi .
2J anak-anak jangan takut 1T.
„Kalian anak-anak jangan takut‟.
(50) Insimiu lao dhe dhaoa.
2J lao dhe dhaoa.
„Kalian pergi di pasar‟.
103
(51) Insimiu meseli kabhere.
2J menggali tanah.
„Kalian menggali tanah‟.
(52) Insimiu metiri dhe tenda.
2J tidur di tenda.
„Kalian tidur di tenda‟
(53) Aholoi ngkomiu.
1Tmemanggil 2J
„Saya memanggil kalian‟.
(54) Ahumukumu ngkomiu.
1T hukum2J.
„saya hukum kalian‟.
(55) Ahumoloi ngkomiu.
1T panggi l2J
„Saya memanggil kalian‟.
(56) Ngkomiu poma hae?
2J makan apa?
„kalian makan apa?‟
(57) Ngkomiu mehae
2J bikin apa
„kalian bikin apa‟
104
(58) Ngkomiu porohu hae?
2J minum apa?
„Kalian minum apa?‟
(59) Aparakisa ngkomiu
1T periksa kalian 2J.
„Saya periksa kalian‟
(60) Agira tengkomiu
1T marah sama 2J
„Saya marah sama kalian‟
(61) Noi a holoi ngkomiu
1T memanggil 2J
„Saya memenggil kalian‟
E. Pronomina Persona Ketiga Tunggal
(62) Anoa nengkora ndekuri
3T tidur di sofa
„Dia duduk di sofa‟.
(63) Anoa no lao wae dhaoa.
3T pergi ke pasar
„Dia pergi ke pasar‟
(64) Anoa tiri wae kamara
3T tidur di kama
„Dia tidur di kamar‟
105
(65) Anoa ne tiri wae kamara.
3T tidur di kamar
„Dia tidur di kamar‟
(66) Noi a tumpu Noa.
1T 1Tsuruh 3T
„ Saya menyuruh dia‟
(67) Ahondo Noa
1T lihat 3T
„Saya melihat dia‟
(68) Noi aintagi Noa
1T 1Tmenunggu 3T
„Saya menunggu dia‟.
(69) No porohue kobhari-bharie kamporohu
3T minum semua minuman
„Dia minum semuanya minumanya‟
(70) No tangasa nebhaho wae minanga
3T sedang mandi di sungai
„Dia sedang mandi di sungai‟
(71) No lao wae dhaoa
3T pergi ke pasar
„Dia pergi ke pasar‟
106
(72) Inoi aeadha bokuno
1T pinjam buku3T
„ Saya pinjam buku dia‟
(73) Inoi akaraja wae tokono
1T 1T kerja di toko
„ Saya kerja di tokoh dia‟
(74) A toni wae kampono
1T singah di kampung 3T
„Saya singgah di kampung dia‟.
(75) Ahondoe
1T liha3T
„Saya lihat dia‟
(76) Agirae
1T gira 3T
„Saya marahi dia‟
(77) Atumpue
1T suruh 3T
„Saya suruh dia‟
F. Pronomina Persona Ketiga Jamak
(78) Andoa tangasa dholao wae dhaoa
3J sedang pergi ke pasar
„Mereka sedang pergi ke pasar‟
(79) Andoa tangasa dhengkora dhe kurusi
107
3J sedang duduk di kursi
„Mereka sedang duduk di kursi‟
(80) Andoa dhe kampeadhari
3J sedang belajar
„Mereka sedang belajar
(81) Aholoi andoa
1T holoi 3J
„Saya memanggil mereka‟
(82) Alarangi andoa
1T larang 3J
„Saya larang mereka‟
(83) Noadhari andoa
3T ajar 3J
„Dia mengajar mereka‟.
108
Lampiran 4
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Saindu
Umur : 49 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
2. Nama : La Madu
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan Kepala Desa
3. Nama : Voli
Umur : 47 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
4. Nama : Wa Hanadia
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani