GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK
TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN
DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh :
DEDAH UMILAH MASWATU
1114128
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul : “Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik Tentang Efek
Samping Kontrasepsi Suntik Progestin Di Puskesmas Gamping 1 Sleman
Yogyakarta”.
Karya Tulis Penelitian ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan
bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan
setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jendral Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi (D-3) Kebidanan
Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
3. Liberty Barokah, M.Keb selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Lily Yulaikhah, M.Keb selaku pembimbing yang dengan sabar telah memberi
pengarahan, bimbingan dan motivasi, serta dorongan penuh kepada penulis
dalam menyusun Karya Tulis Imilah.
5. drg. Ratih Susial selaku kepala Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Kepala Dukuh yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Dosen-dosen Stikes Jendral Achmad Yani yang telah memberikan motivasi
dan dukungan.
8. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan
doa kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu tersusunya Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar
harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta, Mei 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
INTISARI ............................................................................................................... ix
ABSTACT ............................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ...................................................................................... 8
B. Kerangka Teori .................................................................................... 25
C. Kerangka Konsep ................................................................................ 26
D. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 27
B. Lokasi dan waktu Penelitian ............................................................... 27
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 27
D. Variabel Penelitian .............................................................................. 29
E. Devinisi Operasional ........................................................................... 29
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................................. 29
G. Validitas dan Reabilitas ....................................................................... 31
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................................ 33
I. Etika Penelitian ................................................................................... 34
J. Jalannya Penelitian .............................................................................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 38
B. Pembahasan ......................................................................................... 43
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 48
B. Saran .................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Definisi Operasional 29
Tabel 2.2 Kisi-Kisi Kuesioner penelitian 31
Tabel 2.3 Distribusi Karakteristik Respon dan Berdasarkan Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Jumlah Anak, lama Penggunaan KB suntik Progestin,
Keluhan Yang Dirasakandan Penggunaan KB lain 39
Tabel3.1 Tabulasi silang tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Tentang efek
samping 40
Tabel3.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Efek Samping kontrasepsi
suntik progestin secara khusus 42
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Kerangka Teori ..................................................................................... 25
Gambar 2. Kerangka konsep .................................................................................. 26
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 2. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Izin Uji Validitas
Lampiran 4. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
Lampiran 6. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 7. Lembar Permohonan menjadi Responden
Lampiran 8. Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 9. Kuesioner Penelitian
Lampiran 10. kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 12. Hasil Penelitian
Lampiran 13. Jadwal Penelitian
Lampiran 14. Lembar Bimbingan
ix
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK
TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN
DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang : Indonesia memiliki jumlah penduduk yang relatif banyak
sekitar 255,4 juta pada tahun 2015. Program keluarga berencana yang ada di
Indonesia ada berbagai macam diantaranya adalah kontrasepsi suntik progestin.
Kontrasepsi suntik progestin adalah kontrasepsi dengan pengguna terbanyak di
Yogyakarta terutama di kabupaten Sleman (46,1%). Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan di Puskesmas Gamping 1 pada tanggal 12 januari 2016, terdapat angka
drop out sebanyak 39 orang yang disebabkan karena adanya efek samping dari
KB suntik progestin ini.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor Keluarga Berencana (KB)
suntik tentang efek samping kontrasepsi suntik progestin.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional yang menggunakan data primer. Jumlah sampel yang
digunakan 55 responden dari 124 populasi dengan teknik pengambilan sampel
Purposive Sampling berdasarkan pertimbangan tertentu. Alat pengambilan sampel
menggunakan kuesioner tertutup dan analisa menggunakan univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan akseptor Keluarga Berencana (KB) suntik
tentang efek samping kontrasepsi suntik progestin mayoritas berpengetahuan
cukup yaitu 34 responden (61,8%), dengan tingkat pengetahuan akseptor KB
suntik progestin terhadap macam-macam efek samping mayoritas baik yaitu 31
responden (56,4%), tingkat pengetahuan akseptor Keluarga Berencana suntik
progestin terhadap gejala dan keluhan efek samping mayoritas dalam criteria
Cukup yaitu 34 responden (61,8%), dan tingkat pengetahuan akseptor KB suntik
progestin penanganan efek samping mayoritas dalam criteria Baik yaitu 40
responden (72,7%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan akseptor Keluarga Berencana suntik tentang
efek samping kontrasepsi suntik progestin mayoritas cukup yaitu 34 responden
(61,8%).
Saran : Bidan diharapkan lebih aktif dalam memberikan penyuluhan atau
konseling pada ibu akseptor KB suntik progesti.
Kata Kunci : Pengetahuan,Kontrasepsi, Suntik Progestin
1 Mahasisiwa Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta
2 Dosen Prodi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta
x
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ACCEPTOR KNOWLEDGE STUDY
ABOUT SIDE EFFECTS CONTRACEPTION IN PROGESTIN
IN PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA
ABSTRACTS
Background :Indonesia has a relatively large population of around 255.4 million
in the year 2015. Family planning programs that exist in Indonesia there are
various kinds of contraceptives such as progestin. Progestin injectable
contraception is the most common contraceptive in Yogyakarta, especially in
Sleman District (46.1%). Preliminary study results conducted at Puskesmas
Gamping 1 on 12 January 2016, there was a drop out rate of 39 people who
caused because of the side effects of KB inject this progestin.
Objective : Know the level of knowledge of family planning acceptor (KB)
injecting about side effect of progestin injection.
Research Method : This type of research is descriptive quantitative with cross
sectional approach using primary data. The number of samples used 55
respondents from 124 populations with Purposive Sampling sampling technique
based on certain considerations. The sampling tool uses a closed questionnaire
and univariate analysis.
Research Result : The level of knowledge of family planning acceptor (KB)
injecting about side effect of progestin injection mostly knowledgeable enough
that is 34 respondent (61,8%), with knowledge level of acceptor of family
planning of progestin injection to all kinds of side effect of majority either that is
31 respondent (56,4 %), Knowledge level of family planning acceptor injecting
progestin against symptom and complaint of majority side effect in sufficient
criterion that is 34 respondent (61,8%), and knowledge level of acceptor of family
planning of progestin injection handling of majority side effect in good criteria
that is 40 respondent (72, 7%).
Conclusion : Midwives are expected to be more active in providing counseling or
counseling to women injecting progesti contraception.
Keywords : Knowledge, Contraception, Progestin Injections
1 Midwifery Student (D-3) Stikes General A. Yani Yogyakarta
2 Study Department of Midwifery (D-3) Stikes General A. Yani Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan
adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya
pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan penduduk di
Indonesia semakin nyata. Jumlah penduduk di Indonesia meningkat dari 237,6
juta di tahun 2010 menjadi 255,4 juta di tahun 2015. Diperkirakan penduduk
Indonesia pada tahun 2019 mencapai 268 juta (BPS, 2015).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentangPerkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga Berencana,dan
Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program Keluarga Berencana
(KB)adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengaturkehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksiuntuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Profil Kesehatan
Indonesia, 2015). Pemerintah melalui lembaga Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) tengah menjalankan program Metode Kontrasepsi
Efektif Terpilih (MKET) meliputi IUD, Implant, MOP, dan MOW. Pengguna
MKET di Indonesia sendiri masih rendah, di Yogyakarta sendiri pengguna MKET
cukup banyak yaitu sebanyak 77,2% sedangkan pengguna non MKET sebanyak
22,8%(BKKBN, 2016).
Pada tahun 2015 peserta KB aktif di Indonesia berdasarkan jenis alat
kontrasepsi didapatkan data PUS yang menggunakan alat kontrasepsi suntik
sebanyak (47,78%), pil (23,6%), IUD (10,73%), implant (10,58%), MOW
(3,49%), kondom (3,16%), MOP (0,65%), serta diikuti dengan adanya peserta KB
baru di tahun 2015 dengan PUS yang menggunakan alat kontrasepsi suntik
sebanyak (49,93%), pil (26,36%), IUD (6,81%), Implant (9,63%), MOW (1,64%),
kondom (5,47%), dan MOP (0,16). Berdasarkan data tersebut diharapkan program
2
pemerintah dapat tercapai agar dapat menekan laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia (BKKBN, 2016).
Berdasarkan data DINKES DIY tahun 2015 didapatkan jumlah
keseluruhan PUS di Kabupaten/Kota DIY sebanyak 537.917 dengan pengguna
KB Aktif sebanyak 428.420 (79,6%) dan pengguna KB baru sebanyak 31.783
(5,9%). Dari data keseluruhan Kabupaten/Kota di DIY didapatkan data dengan
Jumlah PUS terbanyak 154.640 adalah di Kabupaten Sleman dengan jumlah
peserta KB baru sebanyak 6.644 (4,3%), dan pengguna KB aktif sebanyak
128.440 (83,1%). Dari jumlah PUS tersebut didapatkan data pengguna KB Aktif
dengan alat kontrasepsi IUD sebanyak (27,7%), MOP (0,6%), MOW (4,3%),
Implant (5,6%), Kondom (6,9%), Suntik (46,1%), Pil (8,8%), dan pengguna KB
baru dengan alat kontrasepsi IUD (23,5%), MOP (0,2%), MOW (0,8%), Implant
(6,1%), Kondom (3,1%), Suntik (60,1%), Pil (6,1%).
Di Kabupaten Sleman terdapat 17 Kecamatan dan 25 Puskesmas, dari
17 Kecamatan di Kabupatern Sleman didapatkan data dari DINKES DIY(2015),
jumlah PUS terbanyak adalah di Kecamatan Depok (16.953), Gamping (13.659),
dan Kalasan (11.928). dari jumlah PUS di masing-masing Kecamatan tersebut
jumlah pengguna KB suntik pada kecamatan Kalasan sebanyak 5.527 akseptor,
Depok sebanyak 5.462 akseptor dan Gamping sebanyak 5.322 akseptor.
Berdasarkan data tersebut Gamping merupakan Kecamatan dengan pengguna KB
suntik terbanyak ke 3 dari 2 kecamatan lainnya, namun dari ketiga Kecamatan
tersebut, Gamping merupakan Kecamatan dengan pengguna KB baru paling
sedikit yaitu 424 akseptor, Depok 709, dan Kalasan 642 akseptor.
Di Kecamatan Gamping terdapat 2 Puskesmas yaitu Puskesmas
Gamping 1 dan Puskesmas Gamping 2. Dari kedua Puskesmas tersebut
Puskesmas Gamping 1 memiliki akseptor KB suntik terbanyak 2.539 (46,5%) dan
Puskesmas Gamping 2 sebanayak 2.517 (43,0%) dari data tersebut dapat dilihat
bahwa pengguna KB suntik di Puskesmas Gamping 1 lebih banyak dibandingkan
dengan Puskesmas Gamping 2 (DINKES DIY, 2015). Namun data dari
puskesmas Gamping 1 tahun 2015-2016 terdapat penurunan jumlah akseptor
droop out sebanyak 39 akseptor.
3
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kontrasepsi hormonal jenis KB
suntik semakin banyak digunakan kerena kerjanya yangsangat efektif,
pemakaiannya yang praktis, harga yang relatif murah dan aman. Kontrasepsi
suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan memasukan
cairan atau obat berupa suntikan hormonal kedalam tubuh (Anggraeni, 2011).
Namun semua metode kontrasepsi termasuk kontrasepsi suntik mempunyai efek
samping. Efek samping tersebut harus diketahui oleh akseptor sebelum
memakainya, untuk itu pengetahuan sangatlah penting untuk akseptor KB
sebelum menggunakan KB yang diinginkan (Sulistiyawati, 2011). Pengetahuan
adalah hasil dari tahu seseorang melakukan pengindraan suatu objek. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi
perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran
dan sikap yang positif maka perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaranakan berlangsung lama (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu
tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama
(Notoatmodjo, 2012).
Beberapa pengguna KB suntik sampai saat ini belum mengetahui efek
samping yang akan muncul setelah dilakukan penyuntikan kurang lebih 1 bulan
ibu baru menyadari bahwa ada perbedaan yang terjadi dalam dirinya contohnya
siklus haid mulai berubah, penambahan/penurunan berat badan, timbulnya
jerawat, mual dan muntah, rambut rontok, pusing, dan adanya perdarahan bercak
(George dkk, 2012). Mengingat metode kontrasepsi suntik merupakan salah satu
cara KB yang efektif, terpilih dan banyak jumlah penggunanya, namun masih
banyak juga didapatkan akseptor kontrasepsi suntik yang mengalami efek
samping sehingga para akseptor mengalami kekhawatiran, kecemasan yang
berlebihan, maka sebaiknya sebelum menggunakan kontrasepsi suntik progestin
akseptor harus mengetahui dan memahami tentang efek samping yang
ditimbulkannya sehingga tidak menimbulkan drop out bagi akseptor kontrasepsi
suntik (Handayani, 2011). Seperti yang terjadi di Puskesmas Gamping 1, data
yang didapatkan dari puskesmas Gamping 1 tahun 2015 akseptor yang
4
menggunakan KB suntik progestin sebanyak 601 akseptor dan di tahun 2016
menurun menjadi 562 akseptor.Penurunan akseptor pengguna suntik progestin ini
disebabkan karena akseptor merasa tidak nyaman terhadap efek samping yang
disebabkan oleh KB suntik progestin seperti meningkatnya berat badan, gangguan
haid, keputihan, dll.
Berdasarkan hasilstudi pendahuluan yang dilakukan penulis
denganmembandingkan keluhan efek samping akseptor dari KB IUD, Implant,
dan suntik progestin yang dilakukan di Puskesmas Gamping 1 pada tanggal12
Januari 2017 dengan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan
kunjungan ulang KB sebanyak 15 akseptor, penulis melakukan pengamatan dan
wawancara terkaitdengan keluhan yang dirasakan Ibu. Didapatkan hasil dari 3
orang pengguna kontrasepsi IUD sebanyak 2 orang mengeluh perdarahan haid
lebih banyak dan 1 orang mengeluh nyeri saat haid, dari 5 orang pengguna
Kontrasepsi Implan 2 orang mengeluh sering pusing dan 3 orang mengeluh
naiknya berat badan, dan dari 7 orang pengguna kontrasepsi suntik progestin 2
orang mengeluh mengalami gangguan haid, 1 orang mengeluh sering pusing, 1
orang mengeluh keputihan, dan 3 orang mengeluh adanya kenaikan berat badan.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis dapat
disimpulkan bahwa dari ketiga alat kontrasepsi tersebut memiliki efek samping
masing-masing, namun kontrasepsi suntik progestin lebih banyak diminati dan
keluhan yang dialami ibu juga lebih banyak. Sedangkan berdasarkan tingkat
pengetahuan, dari 7 akseptor penguna KB suntik, 5 (71,42%) orang mengatakan
mengetahui efek samping KB suntik setelah beberapa bulan menggukannya, dan
itupun hanya mengetahui 2 (25%) dari 8 efek samping saja yaitu gangguan haid
dan meningkatnya berat badan. Sedangkan 2 (28,57%) akseptor lainya sudah tahu
sebelum menggunakan KB suntik namun tetap menggunakan KB suntik progestin
karena biayanya yang terjangkau.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan penelitian
dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana
Suntik Tentang Efek Samping Kontrasepsi Suntik Progestin di Puskesmas
Gamping 1 Sleman, Yogyakarta”.
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah
penelitian adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Akseptor
Keluarga Berencana Tentang Efek Samping Kontrasepsi Suntik ProgestinDi
Puskesmas Gamping 1?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor Keluarga Berencana (KB)
suntik tentang efek samping kontrasepsi suntik progestin.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor tentang macam-macamefek
samping kontrasepsi suntikprogestin.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor tentang gejala dan keluhan dari
efek samping kontrasepsi suntik progestin.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor tentang penanganan dari efek
samping kontrasepsi suntik progestin.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengubah wawasan dan
pengetahuan dibidang keluarga berencana terutama pengetahuan ibu tentang
efek samping kontrasepsi suntik progestin.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bidan Puskesmas Gamping 1
Hasil penelitian diharapakan dapat menambah informasi untuk
selanjutnya dapat digunakan Bidan Puskesmas Gamping 1 sebagai acuan
untuk melakukan kegiatan separti penyuluhan, konseling yang dilakukan
bidan puskesmas, dll.
6
b. Bagi Ibu Akseptor KB Suntik progestin
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi dan
meningkatkan pengetahuan bagi ibu mengenai efek samping KB suntik
progestin.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah wawasan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
E. Keaslian Penelitian
1. Butar dan Mafluha (2015) yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Akseptor
KB Suntik 3 Bulan Tentang Gangguan Menstruasi Di BPS Hj. Sofiah K.S,
SST Perum 2 Tangerang”. Metode penelitian ini adalah deskriptif, dengan
desain cross sectional, dimana lokasi penelitian adalah BPS Hj. Sofiah K.S,
SST Perum 2 Tangerang dengan jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
ibu yang menggunakan KB suntik 3 bulan dengan besar sampel 40 responden
(Total Populasi), sumber data adalah data primer dan analisa data
menggunakan univariant. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada tema
penelitian, variabel penelitian, desain penelitian, analisa data dan sumber data
yang akan diambil. Sedangkan perbedaannya ada pada metode penelitian, dan
tempat penelitian.
2. Pratiwi, Syahredi dan Erkadius (2014) yang berjudul “Hubungan Antara
Penggunaan Kontrasepsi hormonal suntik DMPA Dengan Peningkatan Berat
Badan di Puskesmas Lapai Kota Padang”. Penelitian ini merupakan penelitian
analitik observasional dengan rancangan cross sectional, sampel penelitian
ini adalah akseptor yang telah menggunakan kontrasepsi DMPA minimal 8
kali, dengan jumlah 40 akseptor. Analisa data dilakukan secara bivariant
dengan menggunakan uji T. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada
tema penelitian, dan rancangan penelitian. Sedangkan perbedaanya ada pada
variabel penelitian, desain penelitian, jumlah sampel, tempat penelitian, dan
analisa data.
7
3. Amalia (2012) yang berjudul “Penanganan Efek Samping Kontrasepsi Suntik
3 Bulan Oleh Ibu Primipara Di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang
Tahun 2012”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi fenomenologi, yang dilakukan Di Wilayah Kerja Puskesmas
23 Ilir Palembang, informan seleksi penelitian ini menggunakan teknik
sampling purposive dengan teknik sampling yang digunakan adalah
convenience sampling, metode penelitian ini menggunakan tehnik wawancara
mendalam (indepth interview) dan catatan lapangan (field note). Persamaan
dengan penelitian ini adalah tema penelitian, dan variabel penelitian.
Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah desain penelitian, tempat
penelitian, teknik sampling penelitian, dan metode penelitian.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gamping 1 Sleman
Yogyakarta yang terletak di jalan Wates km 5, Delingsari, Ambar Ketawang
Gamping, Sleman, Yogyakarta dengan luas tanah 945 dan luas bangunan
36.800 . Puskesmas Gamping 1 adalah sarana kesehatan milik pemerintah
kabupaten Sleman yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan fasilitas kesehatan.
Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta memiliki 22 orang
tenaga kerja dengan rincian 3 orang medis (2 dokter umum dan 1 dokter gigi),
12 orang perawat dan bidan (5 perawat dan 7 bidan), 1 orang farmasi, 1 orang
gizi, 2 orang teknisi medis, 2 orang sanitasi dan 1 orang kesehatan
masyarakat dengan drg. Ratih Susial sebagai ketua Puskesmas Gamping 1
Sleman Yogyakarta. Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta mempunyai
moto “Bersama Kami Menuju Sehat” dengan visi “Menjadi Pusat Kesehatan
Masyarakat Unggulan Yang Diminati Masyarakat Dalam Pelayanan
Kesehatan”.
Adapun pelayanan-pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas
Gamping 1 Sleman Yogyakarta adalah pelayanan lansia, pengobatan umum,
UGD, pelayanan gigi, konsultasi gizi, ruang pojok ASI, laboratorium,
pelayanan KB, pelayanan KIA dan pelayanan obat. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan april 2017 dengan sasaran penelitian adalah ibu
akseptor KB suntik progestin, penelitian ini dilakukan dengan membagikan
kuesioner pada ibu yang berkunjung ke puskesmas untuk melakukan
kunjungan ulang KB suntik progestin dan peneliti juga melakukan penelitian
secara door to door pada wilayah kerja puskesmas gamping 1 untuk
memenuhi sampel yang telah ditentukan.
39
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa
karakteristik responden yang mempengaruhi tingkat pengetahuan akseptor
KB suntik tentang efek samping kontrasepsi suntik progestindi puskesmas
Gamping 1 Sleman Yogyakarta dan karakteristik yang digunakan dari 55
responden dinilai berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak,
lama pengguanan KB suntik progestin dan keluhan yang dirasakan.
Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah Anak, lama Penggunaan KB
suntik Progestin, dan Keluhan Yang Dirasakan.
Karakteristik Jumlah Presentasi
(%)
Umur :
20-35 tahun
>35 tahun
40
15
72,7
27,3
Total 55 100
Pendidikan :
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
1
14
36
4
1,8
25,5
65,5
7,3
Total 55 100
Pekerjaan :
IRT
Swasta
Wiraswasta
Tani/Buruh
PNS
18
25
3
7
2
32,7
45,5
5,5
12,7
3,6
Total 55 100
Jumlah Anak :
1 anak
2-4 anak
5/lebik
25
25
5
45,5
45,5
9,1
Total 55 100
Lama Penggunaan KB :
<1 tahun
1-5 tahun
>5 tahun
5
39
11
9,1
70,9
20,0
Total 55 100
40
Keluhan :
Tidak ada Keluhan
Perubahan berat badan
Gangguan Haid
Pusing dan Sakit Kepala
4
23
26
2
7,3
47,3
41,8
3,6
Total 55 100
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik berdasarkan
umursebagian besar 20-35 tahun yaitu 40 respnden (72,7%), berdasarkan
pendidikan sebagian besar berpendidikan SMA yaitu 36 responden (65,5%),
berdasarkan pekerjaan sebagian besar berpekerjaan swasta yaitu 25 responden
(45,5%), berdasarkan jumlah anak sebagian besar anak berjumlah 2-4 anak
yaitu 25 responden (45,5%), berdasarkan lama penggunaan KB sebagian
besar sudah menggunakan KB selama 1-5 tahun yaitu 39 responden (70,9%)
dan berdasarkan keluhan sebagian besar mengeluh gangguan haid yaitu 26
responden (41,8%).
3. Analisa Gambaran Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik tentang efek
samping kontrasepsi suntik progestinsecara khusus.
Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik tentang efek samping
kontrasepsi suntik progestin secara khusus dapat dijabarkan menjadi macam-
macam efek samping kontrasepsi suntik progestin, gejala dan keluhan dari
efek samping kontrasepsi suntik progestin, dan penanganan dari efek samping
kontrasepsi suntik progestin.
Gambaran Tingkat pengetahuan akseptor pada efek samping
kontrasepsi suntik progestin secara khusus dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
efek samping kontrasepsi suntik progestin
Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping F (%) Total
F
Pengetahuan Efek Samping
Baik 17 30,9 55
Cukup 34 61,8
Kurang 4 7,3
Macam-Macam Efek Samping
Baik 31 56,4 55
Cukup 8 14,5
Kurang 16 29,1
41
Gejala dan Keluhan Efek samping
Baik 12 21,8 % 55
Cukup 34 61,8 %
Kurang 9 16,4 %
Penanganan Efek Samping
Baik 40 72,7 % 55
Cukup 13 23,6 %
Kurang 2 3,6 %
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa gambaran tingkat
pengetahuan akseptor KB suntik progestin terhadap efek samping di
Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta sebagian besar dalam kriteria
cukup yaitu 34 responden (61,8%) dan sebagian kecil dalam kriteria kurang
yaitu 4 responden (7,3%).
Sebagian besar gambaran tingkat pengetahuan akseptor KB suntik
progestin terhadap macam-macam efek samping di Puskesmas Gamping 1
sleman Yogyakarta dalam kriteria Baik yaitu 31 responden (56,4%) dan
sebagian kecil dalam kriteria cukup yaitu 8 responden (14,5%).
Sebagian besar gambaran tingkat pengetahuan akseptor KB suntik
progestin terhadap gejala dan keluhan efek samping di Puskesmas Gamping 1
sleman Yogyakarta dalam kriteria cukup yaitu 34 responden (61,8%) dan
sebagian kecil dalam kriteria kurang yaitu 9 responden (16,4%).
Sebagian besar gambaran tingkat pengetahuan akseptor KB suntik
progestin penanganan efek samping di Puskesmas Gamping 1 sleman
Yogyakarta dalam kriteria baik yaitu 40 responden (72,7%) dan sebagian
kecil dalam kriteria kurang yaitu 2 responden (3,6%).
3. Tabulasi Silang Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik
Tentang Efek Samping Kontrasepsi Suntik ProgestinDi Puskesmas Gamping
1 Sleman Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dari 55 responden didapatkan hasil
tingkat pengetahuan tentang efek samping KB suntik progestin pada ibu yang
dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
42
Tabel 4.3 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik
Tentang Efek Samping Kontrasepsi Suntik Progestin.
Karakteristik Responden
Pengetahuan Tentang Efek Samping KB Suntik
Progestin
Baik Cukup Kurang Total
F % F % F % f %
Umur
20-35 Tahun 14 25,5 24 43,6 2 3,6 40 72,7
>35 Tahun 3 5,5 10 18,2 2 3,6 15 27,3
Pendidikan
SD 0 0 1 1,8 0 0 1 1,8
SMP 4 7,3 8 14,5 2 3,6 14 25,5
SMA 11 20,0 23 41,8 2 3,6 36 65,5
Perguruan Tinggi 2 3,6 2 3,6 0 0 4 7,3
Pekerjaan
IRT 5 9,1 12 21,8 1 1,8 18 32,7
Swasta 8 14,5 15 27,3 2 3,6 25 45,5
Wiraswasta 0 0 2 3,6 1 1,8 3 5,5
Tani/Buruh 2 3,6 5 9,1 0 0 7 12,7
PNS 2 3,6 0 0 0 0 2 3,6
Jumlah Anak
1 Anak 6 10,9 16 29,1 3 5,5 25 45,5
2-4 Anak 10 18,2 15 27,3 0 0 25 45,5
5/Lebih 1 1,8 3 5,5 1 1,8 5 9,1
Lama KB
< 1 Tahun 0 0 5 9,1 0 0 5 9,1
1-5 tahun 15 27,3 21 38,2 3 5,5 39 70,9
>5 Tahun 2 3,6 8 14,5 1 1,8 11 20,0
Jumlah 17 30,9 34 61,7 4 7,2 55 100
Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat pengetahuan cukup pada umur 20-35 tahun yaitu
sebanyak 24 responden (43,6%),dengan sebagian besar pendidikan terahir ibu
adalah SMA yang berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 responden
(41,8%), sebagian besar ibu bekerja sebagai pegawai swasta dengan
pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (27,3%), sebagian besar ibu yang
jumlah anaknya 1 sebanyak 16 responden (29,1%) berpengetahuan cukup,
sebagian besar ibu yang lama penggunaan KB suntik progestinnya 1-5 tahun
berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 responden (38,2%), dan sebagian
43
besar ibu berpengetahuan cukup mengeluh adanya efek samping gangguan
haid saat menggunakan KB suntik progestin sebanyak 18 akseptor (32,7%).
B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik Tentang Efek
Samping Kontrasepsi Suntik Progestin.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa gambaran tingkat
pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik progestin di Puskesmas Gamping
1 Sleman Yogyakarta sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup
yaitu sebanyak 34 responden (61,8%). Pengetahuan adalah hasil dari tahu
seseorang melakukan pengindraan suatu objek dan pengetahuan atau kognitif
yang merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang overt behavior(Notoatmodjo, 2012).
Banyaknya responden yang memiliki pengetahuan cukup
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah umur dan pendidikan.
Menurut Budiman (2013), usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirannya sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik. Seperti yang terlihat dalam hasil penelitian bahwa
sebagian besar responden berumur 20-35tahun yaitu sebanyak 24 responden
(43,6%) berpengetahuan cukup, dimana pada usia tersebut responden telah
memiliki pengalaman, kematangan dalam berfikir dan daya tangkap yang
baik sehingga membantu responden dalam menerima pengetahuan.
Selain itu pengetahuan juga dipengaruhi oleh pendidikan menurut
Budiman (2013), pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah (baik formal
maupun nonformal), berlangsung seumur hidup. Penelitian ini sejalan dengan
Butar dan Mafluha (2015) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Akseptor
KB Suntik 3 bulan Tentang Gangguan Menstruasi di BPS Hj. Sofiah K.S,
SST Perum 2 Tanggerang” dalam penelitiannya Butar dan Mafluha
mengatakan tingkat pengetahuan akseptor tentang efek samping KB suntik
44
dari 40 responden didapatkan hasil 20 responden (50%) yang pendidikannya
SMA berpengetahuan cukup, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan formal ibu, maka semakin mudah ia menyerap informasi
mengenai efek samping KB suntik 3 bulan dengan baik dan benar. Penelitian
ini sejalan karena hasil yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan Butar
dan Mafluha sebagian besar respondennya berpengetahuan cukup, yang mana
sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu terdapat 21 (41,8%) ibu dengan
pendidikan SMA berpengetahuan cukup dan ada kesamaan karakteristik yaitu
umur dan pendidikan.
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Macam-Macam efek samping
kontrasepsi suntik progestin.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan akseptor
tentang macam-macam efek samping kontrasepsi suntik progestin adalah
sebagian besar baik yaitu 31 responden (56,4%) dan sebagian kecil
berpengetahuan cukup yaitu 8 responden yaitu (14,5%).
Menurut Suratun dkk (2008), efek samping saat menggunakan
kontrasepsi suntik progestin adalah terjadinya gangguan haid, perubahan
berat badan, keputihan, sakit kepala, jerawat, dan rambut rontok. Hal tersebut
terjadi karena adanya hormon progestin di dalam kontrasepsi suntik tersebut
(Saifudin, 2010). Dalam penelitian ini sebagian besar efek samping yang
dirasakan ibu adalah gangguan haid yaitu 26 responden (47,3%).
Pengetahuan mengenai macam-macam efek samping dalam
penelitian ini menunjukan bahwa para akseptor KB suntik progestin sudah
tahu dan paham tentang macam-macam efek samping KB suntik progestin.
Hal ini didukung dengan adanya kemampuan ibu dalam menjawab kuesioner
tentang macam-macam efek samping KB suntik progestin yang sudah banyak
benar, walaupun pendidikan ibu SMP 4 (7,3%) dari 14 ibu memiliki
pengetahuan baik dibandingkan dengan ibu yang pendidikannya perguruan
tinggi yaitu 2 (3,6%) berpengetahuan cukup, selain itu juga ibu mendapat
informasi mengenai efek samping dari bidan di puskesmas saat melakukan
kunjungan ulang. Hal ini sejalan dengan teori dari Notoatmodjo (2010) yang
45
mengatakan Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika
ia mendapatkan informasi yang baik maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang, (Notoatmodjo, 2010).Dengan mengetahui macam-
macam efek samping dari KB suntik progestin, maka responden mengerti
bahwa gangguan haid, perubahan berat badan, sakit kepala, dan timbulnya
jerawat adalah efek samping yang normal dirasakan ibu.
3. GambaranTingkat Pengetahuan tentang gejala dan keluhan efek
samping kontrasepsi suntik progestin.
Hasil penelitian menujukan bahwa tingkat pengetahuan tentang
gejala dan keluhan efek samping kontrasepsi suntik progestin sebagian besar
cukup baik yaitu 34 responden (61,8%) dan sebagian kecil berpengetahuan
kurang yaitu 9 responden (16,4%).
Menurut Suratun dkk, (2008) penggunaan KB suntik progestin
dapat menyebabkan gejala dan keluhan terhadap efek samping KB suntik
progestin seperti Amenore, badan terasa letih, lesu, adanya cairan putih yang
keluar dari kemaluan, timbul bintik-bintik merah pada wajah, menurunya
gairah seksual, adanya peningkatan dan penurunan berat badan, pusing dan
rontoknya rambut. Hal ini merupakan efek samping yang normal selama tidak
berlebihan.
Salah satu sebab cukupnya pengetahuan akseptor KB suntik
progestin adalah adanya pengalaman yang didapat ibu dari lamanya ibu
menggunakan KB suntik progestin. Dalam penelitian ini terdapat 21 (38,2%)
dari 55 responden yang menggunakan KB suntik progestin dengan lama 1-5
tahun berpengetahuan cukupdan ibu yang jumlah anaknya 2-4 sebanyak 15
(27,3%) berpengetahuan cukup.Hal ini membuktikan semakin lama dan
berpengalaman ibu menggunakan KB suntik progestin semakin paham ibu
bagaimana tanda dan gejala efek samping dari KB suntik progestin yang
dirasakan ibu. Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2012), yang mengatakan
bahwa pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman yang mana
pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
46
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan.
4. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Penanganan Efek Samping
Kontrasepsi Suntik Progestin.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
akseptor tentang penanganan efek samping kontrasepsi suntik progestin
adalah sebagian besar baik yaitu 40 responden (72,7%) dan sebagian kecil
berpengetahuan kurang yaitu 2 responden (3,6%).
Menurut Budiman (2013), pengetahuan juga dipengaruhi oleh
informasi dan lingkungan yang mana Informasi adalah “that of which one is
apprised or told: nintelligece, news” (Oxford English Dictionary).
Informasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (Undang-
Undang Teknologi Informasi) dan lingkungan adalah segala sesuatu yang
ada disekitar individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan
sosial.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu yang
berpengetahuan cukup adalah bekerja sebagai karyawan swasta yaitu 15
responden (27,3%) dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (IRT) yaitu
5 responden (9,1%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Butar
dan Mufliha (2015) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Akseptor KB
Suntik 3 bulan Tentang Gangguan Menstruasi di BPS Hj. Sofiah K.S, SST
Perum 2 Tanggerang” dalam penelitiannya Butar dan Mafluha mendapatkan
hasil 13 (44,8%) ibu yang bekerja berpengetahuan cukup. Menurut Butar
dan Mafluha (2015) hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja di luar
rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai
informasi mengenai penanganan efek samping KB suntik 3 bulan, seperti
media masa dan teman-teman di lingkungan kerja.
47
Penanganan efek samping sangatlah penting karena jika tidak
dilakukan penanganan segera, pada ibu yang mengalami efek samping dapat
menyebabkan efek samping berlebih (Handayani, 2010).
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis masih memiliki keterbatasan
hal ini disebabkan karenapenulis mengalami kesulitan dalam proses pengisian
kuesioner saat di Puskesmas gamping 1 yang disebabkan oleh sebagian besar ibu
meminta untuk dibacakan dan diisikan kuesionernya, karena alasan sibuk dan
anaknya rewel. Sehingga jika ada akseptor lain yang melakukan kunjungan ulang
di Puskesmas Gamping 1 penulis tidak bisa melakukan pengisian kuesioner secara
bersamaan dan hanya mendapat sedikit responden untuk 1 harinya.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta dapat
disimpulan bahwa :
1. Tingkat pengetahuan akseptor Keluarga Berencana (KB) suntik tentang efek
samping kontrasepsi suntik progestin sebagian besar cukup baik yaitu 34
responden (61,8%).
2. Tingkat pengetahuan akseptor tentang macam-macam efek samping
kontrasepsi suntik progestin sebagian besar baik yaitu 31 responden (56,4%).
3. Tingkat pengetahuan akseptor tentang gejala dan keluhan dari efek samping
kontrasepsi suntik progestin sebagian besar cukup baikyaitu 34 responden
(61,8%).
4. Tingkat pengetahuan akseptor tentang penanganan dari efek samping
kontrasepsi suntik progestin sebagian besar baik yaitu 40 responden (72,7%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka disarankan hal-hal
sebagai berikut :
1. Bagi Bidan Puskesmas Gamping 1
Bidan diharapkan dapat lebih aktif dalam memberikan informasi
seperti dalam penyuluhan dan konseling di puskesmas Gamping 1.
2. Bagi Ibu akseptor KB suntik progestin
Ibu akseptor yang belum mengetahui informasi tentang kontrasepsi
khususnya tentang efek samping kontrasepsi suntik agar dapat lebih aktif
untuk bertanya kepada tenaga kesehatan yang terdekat dan juga lebih giat
mengikuti penyuluhan tentang kesehatan agar dapat membantu program
pemerintah khususnya dalam hal penekanan jumlah pertambahan jumlah
penduduk dan berperan dalam program KB.
49
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
acuan dalam melaksanakan penelitian lanjutan, sehingga dalam penelitian
selanjutnya dapat menembah faktor lain yang sekiranya dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan terhadap efek samping KB suntik progestin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Budiman, Riyanto Agus (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
DINKES, 2015. Rekapitulasi Penggunaan KB Provinsi DIY. Yogyakarta :
DINKES Provinsi DIY.
Handayani Sri (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Hariyanto Bambang, Riefmanto (2013). Bandung Controversies And Consensius
In Obstetrcs Dan Gynecology. Jakarta: Sagung Seto.
Hidayat, A. (2007). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Selemba Medika
Kementrian Kesahatan RI, (2016). Lampiran Profil Kesehatan Indonesia 2015
tentang cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif menurut jenis
kontrasepsi tahun
2015.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf. Diakses pada
tanggal 8 januari 2017 pukul 21.00 WIB.
Notoatmodjo S, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
____________, (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Saifudin, A.B. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 3.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Suratun, dkk (2008). Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.
Sugiono, (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
_______, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatiif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
_______, (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatiif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Zaroh Asri Hikmatus, (2015). Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perubahan
Indeks Masa Tubuh Pada Akseptor Kontrasepsi Hormonal Suntik Tiga
Bulan. Jurnal.Unair.ac.id. Diakses Tanggal 25 November 2016 pukul
18.00 WIB.
LAMPIRAN
Lampiran 9
KUESIONER
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KELUARGA
BERENCANA (KB) SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI
SUNTIK PROGESTIN DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN
YOGYAKARTA
Petunjuk :
1. Isilah identitas ibu secara lengkap dan benar.
2. Bacalah dengan teliti pertanyaan sebelum ibu menjawab.
3. Berilah jawaban yang benar menurut pengetahuan ibu.
Berilah tanda ( ) pada kotak di sebelah kanan pada jawaban yang ibu anggap
benar.
A. Identitas Responden
1. Nama ibu :
2. Umur ibu :
3. Pendidikan terahir :
4. Pekerjaan ibu :
5. Jumlah anak :
6. Lama Penggunaan Kb Suntik 3 bulan :
7. Keluhan yang dirasakan :
8. Apakah menggunakan KB lain selain Kb suntik 3 bulan? YA/TIDAK
Alasan : ..................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
B. Kuesioner Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Efek
Samping Kontrasepsi Suntik Progestin di Puskesmas Gamping I Sleman,
Yogyakarta
No Pernyataan Benar Salah
Jenis Efek samping KB suntik Progestin
1 Kontrasepsi KB suntik 3 bulan dapat mengakibatkan
ibu mengalami gangguan haid.
2 Gangguan haid yang terjadi pada ibu yang
menggunakan KB suntik 3 bulan masih dalam batas
normal.
3 Ibu yang menggunakan KB suntik 3 bulan
kemungkinan besar bisa menyebabkan jerawat pada
wajah.
4 Efek samping dari KB suntik 3 bulan kemungkinan
rendah akan menyebabkan depresi dan itu adalah tidak
normal.
5 Tidak semua ibu yang menggunakan KB suntik 3
bulan mengalami depresi.
6 Keputihan merupakan efek samping dari KB suntik 3
bulan.
7 Keputihan yang gatal dan berbau pada ibu yang
menggunakan KB suntik 3 bulan adalah normal.
8 Pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan berat badan.
9 Pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3
bulan, sebagian besar mengalami efek samping
pusing/sakit kepala berat.
Gejala dan keluhan efek samping KB suntik Progestin
10 Gejala dari efek samping gangguan haid ibu yang
menggunakan KB suntik 3 bulan, haidnya kadang tidak
teratur atau tidak terjadi haid.
11 Ibu yang menggunakan KB suntik 3 bulan tidak akan
mengalami perdarahan di luar haid
12 Bintik-bintik merah/bernanah di wajah (jerawat) bukan
salah satu gejala efek samping KB suntik 3 bulan.
13 Gejala pusing dan sakit kepala hebat yang dirasakan
ibu hingga tidak bisa beraktifitas adalah keadaan yang
tidak normal saat menggunakan KB suntik 3 bulan.
14 Gejala penurunan berat badan saat menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan merupakan efek samping
yang wajar.
15 Keluarnya cairan lendir jernih, dari kemaluan
(keputihan) pada aksepptor KB suntik 3 bulan bersifat
sementara dan akan hilang dengan sendirinya.
16 Ibu yang mengalami keputihan dngan warna kehijauan
dan berbau saat menggunakan KB suntik 3 bulan
merupakan gejala efek samping yang normal
17 Rambut rontok merupakan gejala dari efek samping
menggunakan KB suntik 3 bulan yang berbahaya jika
dibiarkan.
18 Depresi yang disebabkan oleh KB suntik 3 bulan dapat
menyebabkan ibu sering merasa mudah lelah, letih,
lesu, dan malas untuk berktifitas seprti biasanya.
19 Letih, lesu, dan mudah lelah saat menggunakan KB
suntik 3 bulan adalah gejala awal dari gangguan haid.
Penanganan fek samping KB suntik progestin
20 Ibu yang mengalami perdarahan bercak (<8 hari)
sebaiknya melakukan konsultasi dengan bidan di
puskesmas atau BPM terdekat.
21 Ibu yang mengalami penurunan gairah seksual saat
menggunakan KB suntik 3 bulan sebaiknya tidak perlu
konsul ke bidan apalagi ke psikolog, karena dapat
membuat ibu trauma.
22 Apabila pemberian obat tidak mengurangi rasa sakit
dan sakit kapala bertambah berat, ibu tidak perlu
mengganti KB lain, karena hal tersebut normal.
23 Apabila keputihan disertai rasa gatal, cairan berwarna
kuning kehijauan dan berbau tidak sedap, dapat
diberikan pengobatan dan menghentikan pemakaian
KB suntik 3 bulan sementara waktu.
24 Apabila ibu merasa mudah lelah, lesu, dan tidak
bersemangat untuk melakukan aktifitas, sebaiknya Ibu
melakukan diet ketat agar ibu merasa lebih baik.
25 Jerwat yang timbul di wajah dan di badan tidak perlu di
beri penanganan
26 Ibu yang mengalami kenaikan berat badan dianjurkan
untuk melakukan diet dengan memperbaiki pola makan
sehari-hari seperti banyak mengkonsumsi buah,
sayuran hijau dan disertai olahraga yang cukup.
27 Ibu yang mengalami kenaikan berat badan
diperbolehkan mengkonsumsi makanan jenis apapun.
28 Apabila rambut ibu rontok selama menggunakan KB
suntik 3 bulan, sebaiknya ibu tetap melanjutkan
pemakaian KB suntik 3 bulan, karena rambut rontok
akan hilang dengan sendirinya.