GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
PERAWATAN PAYUDARA DI PUSKESMAS
GIRISUBO GUNUNG KIDUL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
IRMA WAHYUNI
1114027
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara Di
Puskesmas Girisubo, Gunung Kidul”.
Usulan penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan bantuan
berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan
terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Prodi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal
Achmad Yani Yoyakarta.
3. Yuli Astuti, S.ST selaku koordinator Karya Tulis Ilmiah.
4. Ika Fitria Ayuningtyas, S.SiT, M.Kes, selaku dosen pembimbing usulan
penelitian yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada peneliti.
5. Dr. Tri Sunarsih, S.ST, M.Kes selaku penguji usulan penelitian yang telah
meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran.
6. Sugondo, S.ST, MM selaku Kepala Puskesmas serta petugas Puskesmas Girisubo
Gunung Kidul khusunya bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang telah
membantu dalam terlaksananya usulan penelitian ini.
7. Kader posyandu yang telah membantu dalam usulan penelitian.
8. Kedua orangtua dan keluarga yang selalu memberikan do’a dan semangat.
9. Teman-teman mahasiswa Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
dan semua pihak yang membantu terselesaikannya tugas ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semua,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan
penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua. Dengan
keterbatasan waktu yang ada penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam karya tulis
ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan masukan yang bisa
menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis harapkan.
Yogyakarta, Juni 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
INTISARI ......................................................................................................... x
ABSTRACT ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
B. Kerangka Teori............................................................................ 21
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 22
D. Pertanyaan Penelitian….. ............................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................. 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 23
C. Populasi dan subjek penelitian .................................................... 23
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 24
E. Definisi Operasional ................................................................... 25
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .......................................... 25
G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 27
H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data .............................. 28
I. Etika Penelitian .......................................................................... 31
J. Jalannya Penelitian ..................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 33
B. Pembahasan ................................................................................. 36
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 40
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 41
B. Saran ............................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ........................................................................... 5
Tabel 3.1 Definisi Opeasional .......................................................................... 25
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................... 27
Tabel 4.1 Tabulasi Silang ................................................................................. 34
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas ..................................... 35
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Langkah Pertama Perawatan Payudara ........................................ 18
Gambar 2.2 Langkah Kedua Perawatan Payudara ........................................... 18
Gambar 2.3 Langkah Ketiga Perawatan Payudara ........................................... 19
Gambar 2.4 Langkah Keempat Perawatan Payudara ....................................... 20
Gambar 2.5 Kerangka Teori ............................................................................. 21
Gambar 2.6 Kerangka Konsep ......................................................................... 22
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar konsultasi
Lampiran 2. Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran 3. Lembar persetujuan responden
Lampiran 4. Lembar kuesioner
Lampiran 5. Lembar kunci jawaban kuesioner
Lampiran 6. Surat ijin Bupati Gunung Kidul untuk studi pendahuluan
Lampiran 7. Surat ijin Kantor Kesatuan Bangsa Gunung Kidul untuk studi
pendahuluan
Lampiran 8. Surat ijin Puskesmas Girisubo Gunung Kidul untuk studi pendahulan
Lampiran 9. Surat ijin Bupati Gunung Kidul untuk penelitian
Lampiran 10. Surat ijin Puskesmas Girisubo Gunung Kidul untuk penelitian
Lampiran 11. Surat ijin KPMPT Gunung Kidul untuk penelitian
Lampiran 12. Karakteristik responden
Lampiran 13. Tabulasi silang karakteristik ibu dengan tingkat pengetahuan
Lampiran 14. Frekuensi distribusi berdasarkan karakteristik
Lampiran 15. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
x
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
PERAWATAN PAYUDARA DI PUSKESMAS
GIRISUBO GUNUNG KIDUL
Irma Wahyuni¹, Ika Fitria Ayuningtyas²
INTISARI
Latar Belakang : Masa nifas adalah masa yang rentan terjadi masalah kesehatan
diantaranya adalah infeksi masa nifas. Infeksi yang sering terjadi adalah mastitis.
Mastitis dapat terjadi karena ASI yang tidak lancar dan kurangnya perawatan diri ibu
terhadap payudara. Di Puskemas Girisubo Gunung Kidul banyak ibu nifas yang
mengalami masalah ASI seperti ASI tidak lancar. Angka pemberian ASI tertinggi di
Gunung Kidul adalah di Puskesmas Playen II sebesar 78,0% dan yang terendah
adalah Puskesmas Girisubo Gunung Kidul that 37,0%. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan payudara.
Tujuan : Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di Puskesmas Girisubo Gunung
Kidul. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 36 ibu nifas. Metode sampel
adalah purposive sampling. Analisis deskriptifprosentase.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian perawatan
payudara di Puskesmas Girisubo adalah cukup yaitu 12 responden atau 37,5%,
pengetahuan tentang tujuan perawatan payudara adalah baik yaitu 17 responden atau
53,1%, pengetahuan tentang waktu pelaksanaan perawatan payudara adalah kurang
yaitu 19 responden atau 59,4%, pengetahuan ibu nifas tentang teknik perawatan
payudara adalah cukup yaitu 18 responden atau 56,3%.
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di
Puskesmas Girisubo Gunung Kidul sebagian besar adalah cukup.
Kata Kunci : Ibu nifas, Perawatan payudara, Tingkat pengetahuan
1 Mahasiswa (D-3) Kebidanan STIKES A.YaniYogyakarta
2 DosenSTIKES A.Yani Yogyakarta
xi
DESCRIPTION LEVEL OF KNOWLEDGE MATERNAL POST PARTUM
ABOUT THE BREAST CARE IN PUSKESMAS
GIRISUBO GUNUNG KIDUL
Irma Wahyuni¹, Ika Fitria Ayuningtyas²
ABSTRACT
Background : puerperium is period of helth problems are vulnerable among
postpartum infection. Postpartum infection is mastitis. Mastitis occured caused
due to milk not fluent and because the less maternal post partum of breast care.
Maternal postpartum at Puskesmas Girisubo Gunung Kidul have many problem
that is milk not fluent. Gighest rate of giving ASI at Gunung Kidul at Puskesmas
Playen II that 78,0% and lowest at Puskesmas Girisubo Gunung Kidul that 37,0%.
This is caused less knowledge maternal postpartum about the breast care
Objective :Toknow the description level of knowledge maternal post partum
about the breast care in Puskesmas Girisubo Gunung Kidul.
Methods : This studyis a quantitativedescriptive research. Population of this
research is allpost partum mother at Puskesmas Girisubo Yogyakarta. The total
population in this study is36 post partum mother. The sample method is purposive
sampling. Percentage descriptive analysis.
Results : The level of knowledge about the understanding of maternal postpartum
breast care in Puskesmas Girisubo is enaugh that 12 respondents or 37,5%,
knowledge about breast care is a good goal that 17 responden or 53,1%,
knowledge og breast care implementation time is less that 19 respondents or
59,4%, and knowledge of breast care technique is enaugh that 18 respondents or
56,3%.
Conclusion : Thelevel of knowledge maternal post partum about the breast care
in Puskesmas Girisubo Gunung Kidul is enaugh.
Keywords : Post partum mother, Breast care, Level of knowledge
1Student(D-3) Midwifery STIKES A.YaniYogyakarta
2 Teacher STIKES A.Yani Yogyakarta
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Marmi, 2014).
Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan psikis maupun fisik, salah
satunya adalah perubahan pada payudara yang berfungsi untuk produksi
ASI dan menyusui bayi. Masa nifas sering terjadi masalah-masalah dalam
pemberian ASI (Bahiyatun, 2009).
Pada masa nifas dapat terjadi masalah kesehatan diantaranya
infeksi masa nifas. Infeksi yang sering terjadi adalah mastitis. Mastitis
merupakan peradangan pada payudara yang disebabkan oleh kuman
terutama staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu. Mastitis
juga dapat disertai dengan kanker payudara yang menyebabkan jalannya
penyakit menjadi lebih cepat (Prawirohardjo, 2009).
Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
2015 menyebutkan bahwa terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan
ASI sebanyak 35.985 atau (15,60 %) ibu nifas, serta pada tahun 2015 ibu
nifas yang mengalami Bendungan ASI sebanyak 77.231 atau (37, 12 %)
ibu nifas (Kemenkes RI, 2015).
Pemerintah melalui Departemen Kesehatan memberikan kebijakan
sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu nifas, yakni kunjungan masa nifas
minimal 4 kali. Tujuan kebijakan tentang kunjungan nifas yaitu untuk
menangani berbagai masalah yang timbul pada masa nifas seperti masalah
ASI yang tidak lancar (Rahmawati, 2009).
Peran bidan dalam masa nifas diantaranya adalah memberikan KIE
tentang perawatan payudara, memberikan panyuluhan kepada ibu nifas
agar tetap menjaga kesehatan payudara yang bertujuan agar
dapatmengurangi dan mengatasi masalah ASI yang tidak lancarsehingga
ibu dapat menyusui bayinya secara eksklusif (Suherni dkk, 2009)
2
Menurut Dinas Kesehatan Yogyakarta tahun 2015, cakupan ASI
eksklusif dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan walaupun belum
sesuai target Rencana Strategis Dinas kesehatan Yogyakarta dan Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Yogyakarta. Cakupan pemberian ASI
eksklusif di provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2015 tertinggi di
Kabupaten Kota Yogyakarta sebesar 81% dan cakupan ASI terendah di
Gunung Kidul sebesar 58,5% (Profil Kesehatan Kab/kota DIY,
2015).Persentase Pemberian ASI Eksklusif di Gunung Kidul tertinggi di
Puskesmas Playen II sebesar 78,0% sedangkan terendah di Puskesmas
Girisubo sebanyak 37,0 % (Dinkes Gunung Kidul, 2016).
Payudara merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan laktasi.Timbulnya permasalahan menyusui khususnya pada
masa nifasdi karenakan kurangnya informasi tentang perawatan payudara
dan ibu tidak segera menyusui dengan berbagai alasan yaitu karena ASI
tidak lancar (Suradi, 2008).
Perawatan payudaraperlu dilakukan untuk menghindari terjadinya
bendungan ASI. Perawatan payudara ini dilakukan pada payudara yang
tidak mengalami kelainan. Perawatan payudara pada ibu menyusui
dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore sejak hari kedua setelah
persalinan(Saryono, 2010). Perawatan payudara dilakukan karena
mempunyai beberapa manfaat diantaraya memelihara kebersihan payudara
agar terhindar dari infeksi, meningkatkan produksi ASI dengan
merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan, mencegah
bendungan ASI atau pembengkakan payudara, melenturkan dan
menguatkan puting, mengetahui secara dini kelainan puting susu dan
melakukan usaha untuk mengatasinya, dan persiapan psikis ibu menyusui
(Pramitasari, 2009).
Hasil wawancara pada tanggal 13 Januari 2017 kepadasalah satu
bidan di Puskesmas Girisubo Gunung Kidul mengatakan bahwa di
Puskesmas Girisubo memang sudahmelakukan konseling tentang
perawatan payudara namun tidak memberikan demonstrasi atau contoh
3
secara langsung. Menurut bidan terdapat 5 ibu nifas yang datang ke
Puskesmas mengeluh ASI tidak lancar dan takut bayi tidak mendapatkan
makanan yang cukup sehingga memberikan makanan tambahan untuk
bayinya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Girisubo Gunung Kidul pada tanggal 13 Januari 2017, dari 8 ibu nifas
yang diwawancarai tentang perawatan payudara dan bagaimana cara
melakukan perawatan payudara didapati 5 ibu nifas tidak mengetahui dan
3 ibu nifas mengetahui tentang perawatan payudara. Terdapat 3ibu
nifasmengatakan mengalami kesulitan menyusui karena ASI yang tidak
lancar. Berdasarkan uraian diatas dan dari pertimbangan peneliti, maka
peneliti mengambil judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Payudara Di Puskesmas Girisubo, Gunung Kidul”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah ‘’Bagaimana Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara di Puskesmas
Girisubo, Gunung Kidul?’’
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan payudara di Puskesmas GirisuboGunung Kidul.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
pengertian perawatan payudara di Puskesmas Girisubo Gunung
Kidul.
b. Diketahuinya gambarantingkat pengetahuan ibu nifas tentang
tujuan perawatan payudara di Puskesmas Girisubo Gunung Kidul.
4
c. Diketahuinya gambarantingkat pengetahuan ibu nifas tentang
waktu pelaksanaan perawatan payudara di Puskesmas
GirisuboGunung Kidul.
d. Diketahuinyagambarantingkat pengetahuan ibu nifas tentang
teknik perawatan payudara di Puskesmas Girisubo Gunung Kidul.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat memberi manfaat dan menambah wawasan
khususnya dalam bidang ilmu kebidanan tentang perawatan payudara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi tenaga kesehatan Puskesmas Girisubo Gunung Kidul
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
peningkatan pemberian asuhan kebidanan pada ibu nifas tentang
perawatan payudara.
b. Bagi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk bahan referensi baru
bagi para pengunjung perpustakaan Stikes A. Yani dalam
menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa serta
pembaca khususnya mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat memberikan masukan dan tambahan pustaka
dalam penelitian selanjutnya agar dapat dijadikan tolak ukur untuk
penelitian selanjutnya.
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama/Judul Metode Hasil Persamaan dan perbedaan
Retnowati
(2011)Tingkat
pengetahuan
tentang
perawatan
payudara pada
ibu nifas di RB
Puskesmas Kebak
Kramat 1
Metode
penelitian
deskriptif
kuantitatif
dan
menggunak
an
accidental
sampling
Diketahuinya
ibu nifas yang
memiliki
tingkat
pengetahuan
yang kategori
baik sebanyak
5 responden
(27,28%),
kategori cukup
sebanyak 9
responen
(50,00%), dan
kategori
kurang
sebanyak 4
responden
(22,22%).
Sama-sama dengan tema yang
diangkat tentang tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan payudara, jenis
penelitian, variabel penelitian.
Perbedaan terletak pada jumlah
sampel, teknik pengambilan
sampel, waktu dan tempat
penelitian.
Indah Nugrahani
(2015) Tingkat
pengetahuan ibu
nifas tentang
perawatan
payudara di BPM
Mulia Petirsari
Pracimantoro
Wonogiri
Menggunak
an
penelitian
deskriptif
dan
menggunak
an teknik
purposive
sampling
Diketahuinya
tingkat
pengetahuan
baiksebanyak
4 responden
(12,9%),
pengetahuan
cukup
sebanyak 20
responden
(64,5%), dan
pengetahuan
kurang
sebanyak 7
responden
(22,6%)
Sama-sama dengan tema yang
diangkat tentang tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan payudara, jenis
penelitian, teknik pengambilan
sampel, dan variabel penelitian.
Perbedaan terletak pada jumlah
sampel, waktu dan tempat
penelitian.
Ardiani
Pramudhita
(2013) Tingkat
pengetahuan ibu
nifas tentang
perawatan
payudara di
Polindes Desa
Metode
penelitian
deskriptif
dan
menggunak
an
accidental
sampling
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
sebanyak 5
responden
(17%)
mempunyai
pengetahuan
Sama-sama dengan tema yang
diangkat tentang tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan payudara, jenis
penelitian, variabel penelitian.
Perbedaan terletak pada jumlah
sampel, teknik pengambilan
sampel, waktu dan tempat
6
Girikerto
Kecamatan Sine
Kabupaten Ngawi
baik, sebanyak
18 responden
(60%)
mempunyai
pengetahuan
cukup, dan 7
responden
(23%)
mempunyai
pengetahuan
kurang.
penelitian.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Pnelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5-25 Mei 2017 dengan
responden ibu nifas sebanyak 32 responden di Unit Pelayanan
Terpadu (UPT) Puskesmas Girisubo. Puskesmas Girisubo terletak di
dusun Duwet, desa Jeruk Wudel, Kecamatan Girisubo dengan luas
wilayah sebesar 98,2 𝑘𝑚2 yang terletak di daerah pegunungan pada
110°21’ - 110°50’ Bujur Timur dan 7°46’ - 8°09’ Lintang Selatan.
Puskesmas Girisubo ini memiliki wilayah kerja sebanyak 8 desa
diantaranya desa Jeruk Wudel, Tileng, Nglindur, Jepitu, Balong,
Pucung, Songbanyu, dan Karang Ngawen.
UPT Puskesmas Girisubo merupakan puskesmas dengan
pelayanan rawat jalan, gawat darurat 24 jam dan rawat inap. Jenis
layanan meliputi poli umum, poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)/KB
(Keluarga Berencana), poli gigi, poli MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit dan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda),
pemeriksaan laboratorium, apotek dan UGD (Unit Gawat Darurat).
Pelayanan yang diberikan di puskesmas girisubo khususnya pada ibu
nifas dilakukan di poli KIA/KB, pelayanan yang diberikan hanya
sebatas konseling tentang perawatan payudara saja dan tidak di
berikan demonstrasi secara langsung sehingga tidak banyak ibu nifas
di Puskesmas Girisubo yang mengetahui tentang perawatan payudara.
selain itu, di Puskesmas ini belum ada kelas khusus ibu nifas.
34
2. Tabulasi Silang
Tabel 4.1 tabulasi silang karakteristik responden dengan tingkat
pengetahuan ibu nifas.
No Karakteristik
Responden
Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
Total
Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
Umur
1 <20 tahun 0 0,0 1 3,1 0 0,0 1 3,1
2 20-35 tahun 7 21,9 16 50,0 6 18,8 29 90,6
3 >35 tahun 0 0,0 2 6,2 0 0,0 2 6,2
Jumlah 7 21,9 19 59,4 6 18,8 32 100,0
Pendidikan
1 Tidak sekolah 0 0,0 0 0,0 0, 0,0 0 0,0
2 SD/sederajat 0 0,0 0 0,0 2 6,2 2 6,2
3 SLTP/sederajat 1 3,1 8 25,0 3 9,4 12 37,5
4 SLTA/sederajat 5 15,6 9 28,1 0 0,0 14 43,8
5 Perguruan
Tinggi
1 3,1 2 6,2 1 3,1 4 12,5
Jumlah 7 21,9 19 59,4 6 18,8 32 100,0
Pekerjaan
1 Bekerja 6 18,8 13 40,6 3 9,4 22 68,8
2 Tidak Bekerja 1 3,1 6 18,8 3 9,4 10 31,2
Jumlah 7 21,9 19 59,4 6 18,8 32 100,0
Sumber : Data Primer (2017)
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 19 responden
(59,4%) dengan mayoritas umur 20-35 tahun sebanyak 16 responden
35
(50,0%), tingkat pendidikan SLTA/sederajat 9 responden (28,1%),dan
responden sebagian besar bekerja sebanyak 13 responden (40,6%).
3. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara
a. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara. No Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Jumlah
F %
1 Pengertian perawatan payudara
Baik
Cukup
Kurang
11
12
9
34,4
37,5
28,1
Jumlah 32 100,0
2 Tujuan perawatan payudara
Baik
Cukup
Kurang
17
8
7
53,1
25,0
21,9
Jumlah 32 100,0
3 Waktu perawatan payudara
Baik
Cukup
Kurang
6
7
19
18,8
21,9
59,4
Jumlah 32 100,0
4 Teknik perawatan payudara
Baik
Cukup
Kurang
7
18
7
21,9
56,3
21,9
Jumlah 32 100,0
Sumber : Data Primer (2017)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang pengertian perawatan payudara sebagian
besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 12 responden (37,5%),
tingkat pengetahuan tentang tujuan perawatan payudara paling banyak
dalam kategori baik yaitu sebanyak 17 responden (53,1%), tingkat
pengetahuan tentang waktu pelaksanaan perawatan payudara paling
36
banyak dalam kategori kurang yaitu sebanyak 19 responden (59,4%),
dan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik perawatan payudara
paling banyak dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 responden
(56,3%).
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 responden dalam penelitian ini sebagian
besar berpengetahuan cukupyaitu 16 responden (50,0%) dengan rentang
usia 20-35 tahun. Sama halnya dengan hasil penelitian Indah Nugrahani
(2015) tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Payudara” sebagian besar responden berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak
22 responden (71,0%). Dalam hal ini usia dapat mempengaruhi
pengetahuan, hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2012) mengatakan
bahwa usia yang semakin bertambah akan membuat daya tangkap yang
lebih tinggi sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin tinggi. Ibu
yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum dikatakan matang dan
belum siap dalam menghadapi masa nifas. Sedangkan ibu yang berumur
20-35 tahun disebut sebagai masa reproduksi, dimana masa ini ibu telah
mampu untuk menghadapi peran dirinya sebagai serang ibu, sesuai dengan
Ariani (2014).
Berdasarkan tabel 4.1 pendidikan dalam penelitian ini sebagian
besar tingkat SMA sebesar SLTA/sederajat yaitu 9 responden (28,1%),
Dalam hal ini pendidikan tentu mempengaruhi pengetahuan. Dalam teori
Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa Jika tingkat pendidikan seseorang
tinggi, maka akan lebih mudah menerima informasi sehingga pengetahuan
yang dimiliki lebih banyak sehingga Jika tingkat pendidikan seseorang
tinggi, maka akan lebih mudah menerima informasi sehingga pengetahuan
yang dimiliki lebih banyak. Sebaliknya seseorang yang tingkat
pendidikannya kurang maka akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru. Sama halnya dengan
37
pengetahuan ibu nifas, semakin tinggi tingkat pendidikan maka ibu dapat
lebih mudah mengerti dan memahami tentang perawatan payudara.
Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden dalam penelitian
ini adalah ibu nifas yang bekerja yaitu sebanyak 13 responden (40,6%).
pekerjaan merupakan kegiatan yang menyita waktu namun harus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia sesuai teori Notoatmodjo
(2012). Namun walaupun bekerja, ibu nifas memiliki pengetahuan cukup
tentang perawatan payudara, hal ini dikarenakan jarang berinteraksi
dengan ibu-ibu yang lain, walaupun demikian ibu masih bisa mendapatkan
informasi dengan bebagai cara seperti dari internet dan berbagai sumber
informasi lainnya.
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Girisubo Gunung
Kidul tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara
dengan jumlah responden 32 ibu nifas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 19
responden (59,4%). Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang pengertian perawatan payudara diperoleh
pengetahuan cukup sebesar 12 responden (37,5%), pengetahuan baik
tentang tujuan perawatan payudara sebanyak 17 responden (53,1%),
pengetahuan tentang waktu pelaksanaan perawatan payudara sebagian
besar berpengetahuan kurang yaitu 19 responden (59,4%), tentang teknik
melakukan perawatan payudara sebagian besar dalam kategori cukup
sebanyak 18 respnden (56,3%). Dengan itu tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara dapat diartikan berpengetahuan cukup, hal ini
didukung hasil penelitian sebelumnya olehArdiani Pramudhita (2013)
tentang”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Payudara’’didapatkan bahwa ibu nifas memiliki pengetahuan cukup
sebesar 18 respnden (60,0%). Pengetahuan merupakan hasil dari rasa
keingintahuan manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan
harkat hidup sehingga kehidupan menjadi baik sesuai dengan Ariani
(2014). Tingkatan-tingkatan pengetahuan diatas dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2012) yang
38
menuliskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu
faktor pendidikan, paritas, Usia, dan pekerjaan.
Perawatan payudara merupakan kebutuhan perawatan diri yang
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan dan memperlancar pengeluaran
ASI. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Pramitasari (2009) bahwa
Perawatan payudara dilakukan bertujuan untuk miningkatkan produksi
ASI, menjaga kebersihan payudara, mencegah bendungan/pembengkakan
pada payudara, menguatkan puting susu, dan deteksi dini kelainan pada
payudara.
Berdasarkan tabel 4.2 pengetahuan ibu nifas tentang pengertian
perawatan payudara sebagian besar cukup yaitu 12 responden (37,5%)
tetapi masih ada responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 9 responden atau 28,1%. Kurangnya pengetahuan responden
karena responden masih banyak menjawab salah pada pernyataan
kuesioner nomor 2 yang menyatakan bahwa perawatan payudara disebut
juga dengan breast care. Hal ini terbukti dari 32 responden hanya 16
responden yang menjawab benar. Responden yang menjawab salah
dikarenakan kurangnya informasi yang didapat. Selain itu hal ini juga
dapat dikarenakan kurangnya rasa ingin tahu dari pasien, tak sedikit pula
dari responden beranggapan perawatan payudara tidak perlu dilakukan
karena tidak ada masalah apapun pada payudara.
Berdasarkan hasil penelitian tentang tujuan perawatan payudara
didapati sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu 17
responden (53,1%) tetapi masih ada responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 7 responden. Hal ini disebabkan karena
responden masih banyak yang menjawab salah pada pernyataan nomor 6
yang menyatakan perawatan payudara dapat mencegah terjadinya puting
susu lecet saat menyusui. Hal ini terbukti dari 32responden terdapat 9
responden menjawab salah. Responden yang menjawab salah dikarenakan
responden kurang aktif dalam mencari informasi tentang perawatan
payudara. Pengetahuan yang kurang dipengaruhi oleh pendidikan.
Pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan seseorang
39
terhadap nilai-nilai baru sesui teori Notoatmodjo (2012). Selain faktor itu
ada faktor yang lain misalnya kemauan untuk melakukan perawatan
payudara secara mandiri.
Hasil penelitian yang dilakukan tentang waktu pelaksanaan
perawatan payudara sebagian besar kurang yaitu 19 responden (59.4%).
Hal ini disebabkan karena responden masih banyak menjawab salah
pernyataan nomor 8 yang menyatakan perawatan payudara dapat
dilakukan setelah mandi. Teori Marmi (2014) mengatakan perawatan
payudara adalah suatu perawatan diri yang dapat dilakukan sebelum
mandi.Pengetahuan responden yang kurang dipengaruhi oleh pengalaman.
Pengalaman merupakan guru yang baik dan merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan hal ini sesua dengan teori
Notoatmodjo (2012). Pengetahuan kurang tentang waktu pelaksanaan
perawatan payudara disebabkan karena responden tidak pernah melakukan
perawatan payudara sehingga tidak mengetahui kapan waktu yang tepat
untuk melakukan perawatan payudara.
Berdasarkan penelitian diketahui gambaran tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang teknik melakukan perawatan payudara di Puskesmas
Girisubo sebagian besar responden memliki pengetahuan cukup yaitu 18
responden atau 56,3% dan masih terdapat responden yang memiliki
pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena responden menjawab salah
pada pernyataan yang menyatakan bahwa dalam melakukan perawatan
payudara ada empat langkah yang harus dilakukan. Sebagian besar
responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan payudara
dikarenakan responden sudah banyak yang mengetahui tentang perawatan
payudara karena sudah mendapatkan informasi dari petugas kesehatan,
membaca maupun dari internet. Petugas kesehatan sudah memberikan
konseling tentang perawatan payudara namun tidak secara langsung
mengajarkan atau mencontohkan. Peran serta bidan maupun keluarga
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan ibu khususnya
tentang perawatan payudara.
40
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kesulitan penelitian
Kendala dalam penelitian ini yaitu tidak dapat mengumpulkan
responden dalam satu waktu sehingga harus mendatangi responden
langsung.
2. Kelemahan Penelitian
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang bersifat
tertutup dan responden hanya dapat menjawab benar dan salah,
sehingga tidak dapat mengukur lebih dalam bagaimana jawaban dari
responden.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat
diambil kesimpulan sebaga berikut :
a. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di
Puskesmas Girisubo Gunung Kiduldalam kategori cukup sebanyak 19
responden (59,4%).
b. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian perawatan
payudara di Puskesmas Girisubo Gunung Kidul cukup sebanyak 12
responden (37,5%).
c. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tujuan perawatan payudara di
Puskesmas Girisubo Gunung Kidul baik sebanyak 17 responden
(53,1%).
d. Pengetahuan ibu nifas tentang waktu pelaksanaan perawatan
payudara di Puskesmas Girisubo Gunung Kidul kurang sebanyak 19
responden (59,4%).
e. Pengetahuan ibu nifas tentang teknik melakukan perawatan payudara
di Puskesmas Girisubo Gunung Kidul cukup sebanyak 18 responden
(56,3%).
B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan Puskesmas Girisubo Gunung Kidul
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi tenaga
kesehatan Puskesmas Girisubo Gunung Kidul terutama bagi bidan
agar lebih berupaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu
khususnya tentang perawatan payudara pada ibu nifas dengan
memberikan pendidikan kesehatan berupa konseling serta
memberikan demonstrasi bagaimanacara/teknik melakukan
perawatan payudara.
42
2. Bagi Perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Dari hasil penelitian ini sebaiknya perpustakaanmenambah referensi
khusunya tentang perawatan payudara.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknyapeneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan variabel
lain selain umur, pendidikan, pekerjaan dan meneliti dengan
berbagai faktor lainnya seperti sumber informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
Pramudhita,Ardiani (2013) Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Payudara di Plindes Desa Girikerto Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi
Ariani, Ayu. (2014) Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi.Yogyakarta : Nuha Medika.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Bahiyatun (2009). Buku Ajar Asukan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
Budiman, dan Riyanto, Agus. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Dinkes Kabupaten Gunung Kidul. Profil Kesehatan Gunung Kidul 2016.
Yogyakarta : Dinkes Gunung Kidul.
Dinkes Kota Yogyakarta. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta 2015. Yogyakarta :
Dinkes Yogyakarta
Hidayat, Aziz Alimul (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 201. Jakarta : Kemenkes
Kumala, Feti& Rini, Susilo (2016) Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based
Practice. Yogyakarta : Deepublish
Marmi (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Peurperium Care.
Yogyakarta : PustakaPelajar
Nugrahani, Indah (2015) Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Payudara Di BPM Mulia Petirsari Pracimantoro Wonogiri. KTI
Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta.
Pitriani, Risa. Andriani, Rika (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Normal. Yogyakarta : Deepubish.
Pramitasari dan Saryono (2009). Perawatan Payudara. Yogyakarta : Mitra
Cendekia.
Pramudhita, Ardiani. (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Payudara di Polindes Desa Girikerto Kecamatan Sine Kabpaten Ngawi.
KTI. Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Nasional dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Puataka Sarwono
Prawirihardjo.
Rahmawati, Anita, Widyasih, Hesty, Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas.
Edisi 3. Yogyakarta :Fitramaya.
Retnowati. (2011). Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara Pada Ibu
Nifas Di RB Puskesmas Kebak Kramat 1.
Saryono (2010). Perawatan Payudara. Yogyakarta : Nuha Medika
Sugiyono, (2015)Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
:Alfabeta.
Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : Andi Offset.
Sunarsih (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Suprihartini, Nindi, Eka. (2016). Gambaran Tingkat Pngetahuan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Payudara di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. KTI
Kebidanan Stikes Achmad Yani Yogyakarta.
Suradi, Rulina. (2008). Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta : Perkumpulan
Perinatologi
Suwarjana, Ketut. (2016) Statistik Kesehatan. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET
INSTRUMENT PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
PERAWATAN PAYUDARADI PUSKESMAS GIRISUBO,
GUNUNG KIDUL
A. Petunjuk
Silahkan tulis identitas dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
memberi tanda (√) pada jawaban yang dipilih !
B. Identitas
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
� < 20 tahun
� 20-35 tahun
� > 35 tahun
4. Pendidikan terakhir :
� Tidak sekolah atau tidak tamat SD
� SD/sederajat
� SLTP/sederajat
� Perguruan tinggi
5. Pekerjaan :
� Bekerja
� Tidak bekerja
6. Apakah sebelumnya pernah mendapatkan informasi tentang perawatan
payudara?
� Ya
� Tidak
Jika “Ya” darimana mendapatkan informasi tersebut?
� Tenaga kesehatan
� Keluarga
� Media elektronik/(TV, radio dll)
� Media masa (Majalah, leaflet, brosur dll)
7. Apakah sebelumnya pernah melakukan perawatan payudara?
� Ya
� Tidak
C. Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi jawaban yang benar pada
klom yang sudah disediakan dengan memberi tanda (√)
No Pernyataan Benar Salah
1 Perawatan payudara merupakan kebuthan
perawatan diri yang di perlukan untuk
meningkatkan kesehatan
2 Perawatan payudara disebut juga dengan Breast
Care
3 Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum
melahirkan tetapi juga setelah melahirkan
4 Perawatan payudara dilakukan dengan cara
pengurutan
5 Pemijatan pada daerah payudara akan merangsang
kelenjar-kelenjar air susu untuk produksi ASI
6 Perawatan payudara dapat mencegah terjadinya
puting susu lecet saat menyusui.
7 Perawatan payudara akan membuat payudara bersih
sehingga terhindar dari infeksi.
8 Perawatan payudara dapat dilakukan setelah mandi
9 Perawatan payudara dapat dilakukan sendiri atau
dengan bantuan orang lain
10 Nifas hari ke 1-2 adalah waktu yang tepat untuk
melakukan perawatan payudara
11 Dalam melakukan perawatan payudara ada 4
langkah yang harus dilakukan
12 Sebelum pengurutan, terlebih dahulu
membersihkan puting susu dengan menggunakan
baby oil selama ± 5 menit
13 Pada saat membersihkan puting susu tidaak
diperbolehkan untuk menggunakan minyak kelapa.
14
Untuk membersihkan puting susu cukup dengan
menggunakan sabun.
15 Teknik perawatan payudara dapat menggunakan
satu tangan saja.
16 Langkah pertama dalam perawatan payudara yaitu
melakukan gerakan spiral yang dilakukan memutar
menuju puting susu.
17 Pengurutan dapat dilakukan dengan menggunakan
satu tangan saja.
18
Berikut adalah langkah bertama dalam melakukan
perawatan payudara
19 Gerakan memutar tanpa memberikan penekanan
adalah cara yang benar dalam melakukan
perawatan payudara.
20 Saat melakukan gerakan memutar pada payudara
dimulai dari pangkal payudara menuju puting susu.
21 Perawatan payudara boleh dilakukan hanya pada
satu payudara saja.
22
Berikut merupakan gerakan memutar pada
perawatan payudara
23 Pada langkah ketiga, payudara hanya diangkat dari
bawah menggunakan kedua tangan.
24 Pengurutan yang benar dalam langkah ketiga yaitu
dimulai dari tengah payudara ke arah atas.
25 Posisi awal pada langkah keempat yaitu tangan
berada di bagian atas dan bawah payudara.
26 Pada langkah keempat, perawatan payudara
dilakukan tanpa perlu menyangga salah satu dari
payudara.
27 Pada langkah keempat, melakukan pengurutan
dengan menggunakan sisi kelingking.
28 Pada pemijatan terakhir, kedua tangan diluncurkan
secara bersamaan kearah puting susu dengan cara
memutar tangan.
29 Setiap gerakan pada perawatan payudara dilakukan
masing-masing 30 kali.
30 Setelah selesai penguruta, payudara dikompres
dengan air hangat dan dingin secara bergantian
selama ± 5 menit kemudian dikeringkan dengan
menggunakan handuk.
31 Semua gerakan perawatan payudara bermanfaat
untuk melancarkan reflek pengeluaran ASI dan
meningkatkan volume ASI pada ibu menyusui.
Kunci jawaban kuesioner
1. Benar 17. Benar
2. Benar 18. Benar
3. Benar 19. Salah
4. Benar 20. Benar
5. Benar 21. Salah
6. Benar 22. Benar
7. Benar 23. Salah
8. Salah 24. Benar
9. Benar 25. Benar
10. Benar 26. Salah
11. Benar 27. Benar
12. Benar 28. Benar
13. Salah 29. Benar
14. Salah 30. Benar
15. Salah 31. Benar
16. Benar