ii
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
GAYA HIDUP KOMUNITAS DAN EKSPRESI SPASIAL
DI RUANG JALAN
SKRIPSI
SITI NUR JANNAH
0706269445
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS INDONESIA
JULI/2011
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
iii
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
GAYA HIDUP KOMUNITAS DAN EKSPRESI SPASIAL
DI RUANG JALAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
SITI NUR JANNAH
0706269445
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS INDONESIA
JULI/2011
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
iv
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Siti Nur Jannah
NPM : 0706269445
Tanggal : 8 Juli 2011
Tanda Tangan :
………………………..
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
v
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :Nama : Siti Nur JannahNPM : 0706269445Program Studi : ArsitekturJudul Skripsi : Gaya Hidup Komunitas dan Ekspresi Spasial di
Ruang Jalan
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana Arsitektur pada Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ahmad Gamal S.Ars., M.C.P.
(…………………………………)
Penguji : Prof. Dr. Ir. Abimanyu Takdir Alamsyah M.S
(………………………………….)
Penguji : Ir. Antony Sihombing MPD., Ph.D.
(…………………………………..)
Penguji : Mohammad Nanda Widyarta B.Arch., M.Arch.
(…………………………………..)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 8 Juli 2011
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
vi
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan
hidayah-Nyalah, skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi yang
berjudul Gaya Hidup Komunitas dan Ekspresi Spasial di Ruang Jalan ini diajukan
sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Arsitektur. Dalam proses penyusunan
skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak
cukup sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ahmad Gamal S.Ars., M.C.P. selaku pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. Abimanyu Takdir Alamsyah M.S, Ir. Antony Sihombing MPD.,
Ph.D., dan Mohammad Nanda Widyarta B.Arch., M.Arch. selaku penguji
yang banyak memberikan saran dan masukan terhadap isi skripsi ini.
3. Klub motor BTMC(Bandung Thunder Motor Club) dan komunitas Skateboard
Bandung yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang
penulis perlukan.
4. Johni Musiasa sebagai suami penulis yang selalu siap siaga menemani dan
membantu penyusunan skripsi ini.
5. Orang tua penulis terutama ibu yang banyak memberikan dukungan moril dan
materil.
6. KFC Cikini yang selalu siap 24 jam untuk menjadi rumah kedua dalam
penyusunan skripsi saat rumah pertama mati lampu.
7. Teman sebimbingan Azalia Maritza dan Evita Nidyasari yang banyak
memberikan saran dan masukan terhadap isi skripsi penulis.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
vii
Universitas Indonesia
8. Teman-teman Arsitektur 07 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang
juga banyak memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT berkenan membalas semua pihak
yang telah membantu. Pribahasa mengatakan ‘Tak ada gading yang tak retak’, hal
ini juga berlaku sama terhadap penulis. Oleh karena itu itu penulis mohon maaf
atas kesalahan yang terjadi dalam proses penyusunan skripsi ini terutama dalam
teknik penulisan maupun isi yang kurang dipahami. Semoga skripsi ini membawa
manfaat untuk memahami secara lebih luas dan mendalam mengenai ilmu
Arsitektur.
Depok, 8 Juli 2011
Siti Nur Jannah
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
viii
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Siti Nur Jannah
NPM : 0706269445
Program Studi : Arsitektur
Departemen : Arsitektur
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Gaya Hidup Komunitas dan Ekspresi Spasial di Ruang Jalan
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty
Nonekskluusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 8 Juli 2011
Yang Menyatakan
(Siti Nur Jannah)
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
ix
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Siti Nur JannahProgram Studi : ArsitekturJudul : Gaya Hidup Komunitas dan Ekspresi Spasial di Ruang Jalan
Gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapankelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yangberlaku. Gaya hidup di sini merupakan perilaku individu-individu dalammengkonsumsi barang atau waktu luang. Perilaku dan gaya hidup yang samamenjadikan individu tersebut tergabung dalam sebuah komunitas dan melakukanekspresi dan interaksi dengan komunitasnya.
Ruang publik jalan menjadi salah satu tempat kegiatan komunitasberlangsung. Dengan latar belakang gaya hidup tertentu, komunitas memilikiekspresi dalam menggunakan ruang atau ekspresi spasial yang berbeda satu samalain. Ekspresi tersebut dilakukan di ruang jalan karena ruang publik lainnyadisinyalir tidak dapat menampung kebutuhan komunitas tersebut. Maka bentukekspresi penggunaan ruang atau ekspresi spasial dari sebuah kelompok hidupmenjadi kualitas ruang jalan yang memenuhi kebutuhan komunitas untukberekspresi dan berinteraksi.
Kata kunci: gaya hidup, komunitas, ekspresi spasial, ruang jalan
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
x
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Siti Nur JannahStudy Program: ArchitectureTitle : Community Lifestyle and Spatial Expression in Street Space
Lifestyle is a blend of self-expression needs and expectations of the groupagainst a person in the act based on the prevailing norms. Lifestyle here is thebehavior of individuals in consuming goods and leisure. Same behaviors andlifestyles make a person involved in a community and do the expression andinteraction with the community.
Street public space becomes one of community activities take place.Against the backdrop of a certain lifestyle, the community has an expression inuse of space or spatial expression which differ from each other. Expression wasperformed in street space because other public spaces was allegedly unable toaccommodate the needs of the community. Then the form of expression the use ofspace or spatial expression of a group of life become quality street spaces thatmeets the needs of the community to express and interact.
Key words: lifestyle, community, spatial expression, street space
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Komunitas dan Ruang Publik ...................................................................... 2
1.3 Ruang Jalan sebagai Ruang Publik .............................................................. 3
1.4 Pemahaman Bentuk Ekspresi Spasial .......................................................... 4
BAB 2 GAYA HIDUP, KOMUNITAS DAN RUANG PUBLIK ................. 6
2. 1 Gaya Hidup Komunitas ............................................................................ 6
2. 2 Ekspresi Spasial dan Budaya Tontonan .................................................... 9
2. 3 Gaya Hidup Komunitas dalam Ruang Publik Jalan .................................. 12
2. 4 Kualitas Ruang Publik Jalan ..................................................................... 15
2. 5 Kerangka Berfikir Ekspresi Spasial .......................................................... 18
BAB 3 METODE PEMBAHASAN .............................................................. 21
3.1 Pengamatan Langsung ................................................................................. 21
3.2 Wawancara ................................................................................................. 22
3.3 Kuesioner .................................................................................................... 23
3.4 Pengolahan Data ......................................................................................... 24
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
xii
Universitas Indonesia
BAB 4 ANALISA KASUS ............................................................................. 26
4. 1 Kegiatan Komunitas di Ruang Publik Jalan .............................................. 26
4. 2 Tumbuhnya Komunitas Gaya Hidup di Ruang Publik Jalan ...................... 30
4. 3 Karakteristik Kualitas Ruang Komunitas Klub Motor ................................. 33
4. 4 Karakteristik Kualitas Ruang Komunitas Skateboard .................................. 41
BAB 5 KESIMPULAN .................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Jalan Dago yang mencontohkan adanya fenomenaruang jalan sebagai ruang publik ................................................... 3
Gambar 2. Skema kerangka berfikir menemukan ekspresi spasial ................ 20
Gambar 3. Durasi pengamatan dan detail kegiatan survey ............................ 22
Gambar 4. Skema Metode Pengumpulan Data .............................................. 25
Gambar 5. Titik-titik aktifitas di Jalan Dago pada malam minggu. ............... 27
Gambar 6. Klub motor yang berkumpul di trotoar di depanrumah seseorang ......................................................................... 28
Gambar 7. Beberapa gambar komunitas di ruang publik jalan ...................... 30
Gambar 8. Kegiatan komunitas saat car free day .......................................... 32
Gambar 9. Klub BTMC yang melakukan pertemuan rutindi depan Gedung Sate ................................................................. 34
Gambar 10. Gambaran wilayah geografis Gedung Sate .................................. 34
Gambar 11. Menunjukkan ekspresi ruang dari memajangatribut komunitas ........................................................................ 36
Gambar 12. Menunjukkan sebuah seremonial yang dilakukansaat datang dan pergi dari tempat berkumpul ............................... 38
Gambar 13. Spanduk klub motor Thunder yang membuat merekalebih terekspos di jalan ................................................................ 39
Gambar 14. Skater Day, Juni 2010 ................................................................. 41
Gambar 15. Skateboard merupakan gaya hidup .............................................. 42
Gambar 16. Pemain skateboard yang penampilannya ditontonteman sesama skater dan khalayak disekitarnya .......................... 44
Gambar 17. Ruang-ruang publik yang biasa digunakan untukberlatih skateboard ...................................................................... 46
Gambar 18. Posisi taman Cikapayang yang strategis terletakdi persimpangan yang menghubungkan enam arah jalan ............. 46
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
xiv
Universitas Indonesia
Gambar 19. Sketsa Taman Cikapayang dan penyebaranPenggunanya .............................................................................. 47
Gambar 20. Rintangan buatan yang ditambahkan ........................................... 48
Gambar 21. Jalur lintasan pemain skateboard seperti panggungpertunjukkan ............................................................................... 49
Gambar 23. Blok tanaman yang dijadikan haling rintanguntuk meluncur ........................................................................... 50
Gambar 22. Seorang skater yang beraksi menjadi pusatperhatian khalayak ...................................................................... 50
Gambar 24. Berbagai macam fasilitas publik yang dimaknaisebagai halang rintang................................................................. 51
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
1
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan yang terjadi di jalan raya cukup banyak dan sering kita jumpai.
Mayoritas masyarakat setiap hari melalui jalan raya untuk berkegiatan dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan atau tanpa kendaraan. Ruang jalan saat ini juga
familiar dengan kegiatan nongkrong. Kegiatan yang dilakukan dua orang atau
lebih ini memakai ruang dengan mengobrol, tertawa bersama, menggoda orang
lain atau bahkan hanya sekedar mengamati dan menonton orang-orang yang
beraktifitas di sekitarnya (Fernando, 2011). Namun sepertinya interaksi di ruang
jalan tersebut tidak hanya diwarnai oleh kegiatan mengobrol, tertawa, menggoda
dan menonton saja, tapi kegiatan yang lebih ekspresif seperti bernyanyi,
berolahraga maupun beratraksi.
Kehidupan ruang jalan memperlihatkan beberapa kegiatan masyarakat
yang beragam dan berlangsung di sebuah jalan raya di Bandung yakni Jl.Dago
atau Jl. Ir. Juanda(Fauzia et all, 2006). Jalan ini merupakan salah satu jalan utama
di kota Bandung yang memiliki beberapa jenis kegiatan interaksi dan beberapa
jenis kegiatan yang cukup ekspresif. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut adalah
kegiatan komunitas olahraga seperti football freestyle, serta olahraga ekstrim
seperti skateboard dan sepeda BMX(Bicyle Motorxross). Dikota Bandung juga
terkenal dengan komunitas otomotif yang banyak jenisnya. Beberapa komunitas
yang disebut dengan ’geng motor’ cukup terkenal dengan keliaran dan
kebrutalannya. Sedangkan komunitas ’klub motor’ merupakan komunitas yang
cukup tertib dan disiplin.
Kegiatan komunitas yang penulis sebutkan di atas adalah beberapa contoh
kegiatan yang cukup menarik perhatian khalayak di ruang jalan. Sebenarnya
masih banyak kegiatan yang juga menarik di ruang jalan seperti acara musik
pinggir jalan. Namun penulis lebih tertarik dengan kegiatan beberapa komunitas
yang mengekspresikan dirinya di dalam ruang jalan dengan cara yang berbeda-
beda. Hal ini dimungkinkan karena karakteristik yang berbeda-beda pula dari
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
2
Universitas Indonesia
setiap komunitas. Beberapa komunitas mendeskripsikan dirinya dalam beberapa
situs bahwa komunitas mereka merupakan bagian dari gaya hidup mereka. Seperti
tagline ’skateboard is my life’(Damar, 2011) merupakan sebuah pandangan yang
memperlihatkan bahwa skateboard bukan hanya atribut yang dibawa untuk
sekedar nongkrong-nongkrong, tapi merupakan sebuah atribut yang
mempengaruhi cara berperilaku, berfikir, dan berpenampilan.
Dapat terlihat bahwa penggunaan ruang jalan kini tidak hanya untuk
media bersirkulasi tapi juga berfungsi sebagai ruang publik yang dapat menumbuh
kembangkan sebuah gaya hidup tertentu yang diketahui lewat ekspresi
penggunaan ruang atau yang dapat disebut sebagai ekspresi spasial bersama
kelompoknya. Jadi, secara sederhana penulis tertarik untuk dapat menguraikan
secara mendalam mengenai ekspresi-ekspresi penggunaan ruang yang didasari
oleh karakteristik dan motif-motif tertentu yang merupakan bagian dari gaya
hidup suatu komunitas.
1.2 Komunitas dan Ruang Publik
Kegiatan ekspresi gaya di ruang publik sebenarnya memiliki motivasi
tertentu di mana` motivasi itu menentukan bentuk ekspresi penggunaan ruang atau
ekspresi spasial dari sebuah komunitas. Komunitas yang menggunakan ruang
jalan untuk berekspresi datang dengan keunikan dan karakteristik kelompok yang
berbeda satu sama lain. Keunikan ini dapat berupa atribut dan penampilan yang
menjadikan komunitas dikenali dengan gaya hidup tertentu. Dengan begitu, saat
komunitas ini memasuki ruang jalan, mereka akan menjadi perhatian orang-orang
di sekitarnya sehingga salah satu tujuan berekspresi di sini diperkirakan karena
mereka ingin memperlihatkan kepada orang-orang tentang gaya apa yang mereka
miliki, kegiatan apa yang dapat mereka lakukan dan perasaan seperti apa yang
mereka rasakan dengan gaya tersebut. Oleh karena itu komunitas-komunitas
tersebut memilih ruang-ruang di mana ekspresi mereka mudah dilihat dan
ditonton oleh orang lain.
Ruang publik jalan dipilih sebagai lokasi yang strategis dan familiar agar
kegiatan komunitas-komunitas yang ada dapat ditonton khalayak. Ruang publik
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
3
Universitas Indonesia
ini memiliki kualitas ruang yang mungkin saja tidak dimiliki ruang publik lainnya
sehingga ruang ini menjadi pilihan ruang berekspresi bagi sebagian komunitas.
Dapat dinyatakan dalam sebuah rumusan sederhana bahwa komunitas dan ruang
publik memiliki sebuah keterkaitan yang cukup erat di mana komunitas
membutuhkan ruang publik sebagai media berekspresi dikarenakan ruang publik
tersebut memiliki kualitas yang memang dibutuhkan untuk berekspresi.
1.3 Ruang Jalan sebagai Ruang Publik
Ruang publik
merupakan konsep ruang
yang dipelajari di disiplin
ilmu Arsitektur secara luas.
Keberadaan ruang publik
merupakan perwujudan
dari kebutuhan manusia
untuk berinteraksi dengan
manusia lainnya di tempat
umum. Ruang publik yang
akan penulis telaah di sini
merupakan ruang publik
jalan yang memfasilitasi
kegiatan interaksi yang
lebih bersifat bebas dan
liar. Ruang jalan yang
pada awalnya dikenal
hanya sebagai media
bersirkulasi ternyata
memiliki sebuah kegiatan
lain di dalamnya yakni
kegiatan interaksi sosial
dari kelompok-kelompok
Gambar 1. Jalan Dago yang mencontohkan adanyafenomena ruang jalan sebagai ruang publik
Sumber: Fauzia et,all.(2006)
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
4
Universitas Indonesia
hidup tertentu. Seperti yang terlihat pada gambar di samping merupakan contoh
dari sebuah jalan utama di kota Bandung yakni Jalan Dago. Dari gambar tersebut
terlihat bahwa ruang jalan digunakan sebagai ruang publik atau ruang berinteraksi
khalayak disekitarnya. Bentuk interaksi yang terjadi di ruang jalan berupa
interaksi antara komunitas dan khalayak sebagai penonton sehingga kegiatan
komunitas yang memiliki motivasi memamerkan dan menyebarkan sesuatu di sini
dapat terpenuhi.
Batasan pembahasan ruang akan terfokus pada kualitas ruang publik jalan
yang memungkinkan terjadinya pameran dan penyebaran gaya hidup tersebut.
Dalam studi kasus, penulis mengambil contoh beberapa komunitas di jalan-jalan
utama di kota Bandung. Penulis juga melakukan pengumpulan data-data berupa
pengamatan langsung, penyebaran kuesioner, dan wawancara mengenai ekspresi
dalam menggunakan ruang jalan dan kegiatan lainnya, kualitas ruang yang
memungkinkan kegiatan komunitas menjadi hal yang menarik untuk ditonton,
serta tempat tersebut sebagai media dan berkembangnya sebuah gaya hidup.
1.4 Pemahaman Bentuk Ekspresi Spasial
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mencapai sebuah pemahaman
mengenai ruang publik jalan dan sekitarnya yang tidak hanya digunakan sebagai
sarana sirkulasi tetapi juga digunakan sebagai sarana berekspresi komunitas
tertentu. Ruang jalan dengan segala kehidupan dan problematikanya mampu
menumbuh kembangkan sebuah gaya hidup yang berasal dari masyarakat.
Pemahaman berikutnya bertujuan untuk mengetahui dan menjabarkan kualitas
ruang di ruang jalan yang mendukung pameran dan penyebaran gaya hidup serta
faktor-faktor yang mendukung kualitas ruang tersebut terjadi.
Pemahaman selanjutnya yang ingin dicapai adalah mengenai kegiatan
berekspresi dimana kegiatan tersebut memiliki beberapa variasi yang berbeda
secara keruangan. Oleh karena itu di sini juga akan dicari sebuah pemahaman
mengenai ruang berekspresi secara keruangan yang bentuk-bentuknya dapat
dipelajari sebagai sebuah bentuk yang berhubungan dengan karakteristik dan gaya
hidup sebuah kelompok. Ekspresi penggunaan ruang atau ekspresi spasial dalam
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
5
Universitas Indonesia
sebuah ruang terutama ruang jalan dapat menjadi sebuah kualitas ruang bagi
ruang jalan itu sendiri, di mana ekspresi spasial tersebut belum tentu dapat di
lakukan di tempat lain.
Skripsi ini diharapkan dapat menjadi sebuah media bagi penulis yang
berlatar belakang mahasiswa Arsitektur untuk dapat memperluas pemahaman
mengenai ruang publik jalan sebagai ruang bereskspresi komunitas. Dengan
begitu, penulis akan lebih memahami mengenai gaya hidup yang berkembang di
masyarakat terutama di ruang publik jalan yang identik dengan gaya hidup
jalanan. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari, penulis
akan belajar untuk mempelajari teori-teori ruang publik dan gaya hidup dengan
contoh kasus nyata sehingga penulis berharap akan mendapat sebuah pemahaman
baru yang akan menambah wawasan mengenai hal terkait. Diharapkan wawasan
ini juga berguna bagi penulis dan pembaca untuk mempertimbangkan berbagai hal
nyata pada proses perancangan di ruang publik jalan.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
1
Universitas Indonesia
BAB 2
GAYA HIDUP, KOMUNITAS DAN RUANG PUBLIK
2. 1 Gaya Hidup Komunitas
Awal mula berkembangnya gaya hidup sebuah1 komunitas1 dapat kita
telusuri dari proses perburuan gaya hidupnya. Menurut Ibrahim(2009), khalayak
senantiasa mencari ‘figur-figur’ untuk ditiru dan diidolakan. Mereka meniru gaya
dengan membolak-balik majalah mode untuk menemukan gaya busana yang
sedang trendi atau meniru model rambut yang sedang digemari oleh idola-idola
mereka saat itu. Tujuannya untuk membuat penampilan mereka semakin menarik
di mata khalayak lainnya. Maka dengan berbagai cara mereka membeli atau
membuat hal-hal yang dapat memperbaiki penampilannya tersebut. Dengan
demikian, perburuan gaya hidup adalah perburuan penampilan diri yang
merupakan kegiatan konsumtif khalayak.
Perburuan gaya hidup merupakan fenomena untuk memburu identitas
seseorang dengan berbagai macam cara yang kemudian perburuan ini menjadi
sebuah kegiatan konsumsi yang dilakukan seseorang. Menurut Sobel gaya hidup
adalah setiap cara kehidupan yang khas dan karena ke-khas-an itu suatu gaya
hidup dapat dikenali (dalam Ibrahim 2009). Chaney turut menambahkan bahwa
gaya hidup yang dimaksud biasanya dijalankan bersama sekelompok orang
tertentu. Saat itu Sobel menekankan bahwa cara menjalani kehidupan terutama
terdiri dari perilaku-perilaku “ekspresif” dan menurut Chaney dalam sejarah
Amerika perilaku semacam itu lebih terfokus pada konsumsi barang dan jasa.
Konsumsi yang dimaksud di sini merupakan seluruh tipe aktifitas sosial
yang dilakukan setiap orang sehingga dari aktifitas tersebut dapat dipakai untuk
mencirikan dan mengenalinya. Aktifitas di sini juga termasuk aktifitas dalam
1 Banyak arti dari komunitas namun komunitas yang dimaksud disini bukan komunitas yangterbentuk karena kesamaan wilayah seperti komunitas di RT, RW atau daerah tertentu, tapimerupakan komunitas yang disatukan karena kesamaan cara dan gaya hidupnya. Beberapa artikomunitas dapat dilihat di Collins Cobuild English Dictionary.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
2
Universitas Indonesia
menghabiskan waktu luang dengan cara-caranya sendiri sehingga hal tersebut
memiliki makna tersendiri bagi dirinya. Zablocki dan Kanter (dalam Ibrahim,
2009) menyatakan bahwa “Eksperimentasi gaya hidup telah berlangsung diantara
orang-orang yang peran ekonomi dan pekerjaanya tidak lagi menghadirkan
seperangkat nilai yang koheren dan bagi mereka yang identitasnya dapat
dimunculkan dalam realisme konsumsi dari pada produksi” (1976:280). Pekerjaan
yang merupakan proses produksi seseorang kurang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi gaya hidup karena terkadang pekerjaan merupakan sebuah
kewajiban untuk dilakukan, bukan sebuah cara untuk menikmati kehidupan.
Bagaimana seseorang menghabiskan waktu luang mereka di setiap sore ataupun di
akhir pekan setelah bekerja dapat menghadirkan seperangkat nilai yang bermakna
bagi identitas seseorang. Dapat disimpulkan juga bahwa seseorang dapat dikenali
gaya hidupnya dari cara ia mengkonsumsi sesuatu, bukan dari cara ia
memproduksi sesuatu. Salah satu fenomena yang dapat menggambarkan kegiatan
konsumsi dan gaya hidup diruang jalan menurut Fitrianto (2007) adalah ruang
dengan konsep city walk yang merupakan ruang berjalan dengan deretan toko-
toko yang dapat dinikmati untuk menghabiskan waktu di sore hari atau akhir
pekan sambil berbelanja dan melakukan kegiatan lainnya.
Konsumsi seseorang juga dapat mempengaruhi nilai kehadirannya dalam
kelompok. Jika dalam sebuah ruangan mayoritas orang sudah memiliki sebuah
produk dengan jenis tertentu dan hanya beberapa orang saja yang tidak
memilikinya, maka orang-orang yang tidak memiliki barang tersebut akan
tersisihkan. Dapat dikatakan pula bahwa sebuah gaya hidup baru dapat muncul
akibat dari sebuah produsen yang memproduksi produk tertentu sehingga muncul
sebuah gaya hidup baru akibat produk tersebut.
Salah satu fenomena yang dapat menggambarkan peristiwa tersebut pada
saat ini adalah fenomena Blackberry. Masyarakat perkotaan terutama pekerja
kantoran hampir sebagian besar memiliki telepon genggam dengan merek
Blackberry. Apabila dalam sebuah kantor mayoritas pekerja memiliki telepon
genggam dengan merek tersebut dan hanya sebagian kecil yang tidak
memilikinya, maka kaum minoritas akan dengan sendirinya merasa tersisihkan.
Hal ini dikarenakan mayoritas orang yang memiliki Blackberry dengan
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
3
Universitas Indonesia
sendirinya akan membuat kelompok sosial baru yang memanfaatkan fitur
Blackberry Messenger misalnya, bahkan di mall-mall pun mereka dapat
berkumpul di Blackberry Lounge. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa
Blackberry merupakan sebuah syarat untuk dapat diterima dengan baik dalam
sebuah kelompok.
Dari fenomena tersebut dapat terlihat bahwa gaya hidup tidak berbicara
mengenai karakteristik individu, tetapi mengenai karakteristik kelompok hidup.
Zablocki dan Kanter (dalam Ibrahim, 2009) menyatakan bahwa gaya hidup dapat
didefinisikan:”gaya hidup termasuk sejauh anggota mirip satu sama lain dan
berbeda dari orang lain baik dalam distribusi pendapatan yang dapat dibuang
maupun motivasi yang mendasari distribusi seperti itu”. Kemiripan di sini dapat
dimengerti sebagai cara mereka dalam mengkonsumsi sesuatu dan
mengekspresikan dirinya. Dengan adanya kemiripan-kemiripan tersebut,
munculah kelompok-kelompok gaya hidup yang dapat membentuk komunitas
tertentu sehingga memunculkan paket dari gaya hidup tertentu.
Gaya hidup anak skateboard yang identik dengan atribut papan skate-nya,
tipikal dengan gaya anak punk, dengan baju kelonggaran dan topi dimiringkan ke
samping. Selera musik mereka juga identik dengan musik-musik metal dan
underground. Hal ini dilatari dari cara menghabiskan waktu mereka yang lebih
banyak digunakan di jalan raya yang cukup keras dan menantang. Oleh karena itu
dalam hal penampilan dan gaya hidup lainnya pun terkesan lebih bergaya, bebas,
keras, bahkan agak nyeleneh. Dalam perkembanganya, gaya hidup anak
skateboard bisa saja diciri-cirikan seperti gaya di atas sebagai sebuah gaya hidup
kelompok yang dipaketkan. Nantinya paketan gaya tersebut akan menjadi sumber
dalam mengeksplorasi isu-isu tertentu seperti yang dikatakan Borden(2001)
mengenai paketan gaya hidup anak skateboard, “The huge skateboarding
subculture that revolves around graphically designed clothes and boards, music,
slang and moved provides a rich resource for exploring issues of gender, race,
class, sexuality and the family”.
Amstrong menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal) (dalam Dunixi, 2009).
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
4
Universitas Indonesia
Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari dalam diri seseorang berupa
sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif dan persepsi.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri seseorang yang berupa
kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan budaya. Dalam konteks gaya
hidup berkelompok ini, faktor eksternal yakni kelompok referensilah yang paling
mempengaruhi sikap dan perilaku di dalam kelompok. Kelompok referensi
menurut Nugrahani (dalam Dunixi, 2009) yakni kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok di mana
individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan
kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok di mana
individu tidak menjadi anggota di dalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh
tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
Pengaruh langsung dari kelompok referensi didapat berdasarkan
pengalaman dan pengamatan yang sering dilakukan bersama sehingga membentuk
memori kolektif. Memori tersebut merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan
bersama hingga kegiatan-kegiatan tersebut membentuk ingatan yang terekam dari
setiap anggota komunitas dan kemudian menjadi bagian dalam diri anggota yang
berpengaruh pada tindakan-tindakan dari setiap anggota. Pengaruh tidak langsung
merupakan sebuah upaya dari individu untuk mencari idola-idola dari gaya hidup
yang mereka geluti. Perilaku dari kelompok yang kita idolakan akan menjadi
pedoman kita dalam bertingkah laku di kehidupan sehari-hari.
Dapat disimpulkan bahwa gaya hidup dalam sebuah komunitas,
merupakan gaya hidup yang kegiatan dalam mengkonsumsi sesuatu dan dalam
menghabiskan waktu luangnya, lebih banyak dilakukan secara berkelompok
sehingga pengalaman yang dilakukan bersama akan membentuk sebuah memori
yang mempengaruhi sikap individu.
2. 2 Ekspresi Spasial dan Budaya Tontonan
Gaya hidup merupakan bentuk ekspresi diri setiap orang. Cara khusus
yang dipakai seseorang untuk mengekspresikan dirinya merupakan bagian dari
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
5
Universitas Indonesia
usaha orang tersebut dalam pencarian gaya hidupnya. Menurut Susanto (dalam
Dunixi,2009) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan
harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma
yang berlaku. Setiap orang butuh untuk mengekspresikan dirinya karena hal itu
termasuk kebutuhan mental seseorang.
Gestalt (dalam Kusumarini, 2003) mengungkapkan bahwa ekspresi
menunjuk kepada wajah tampak luar dari seseorang dan perilaku yang memberi
kesan terhadap apa yang dirasakan, dipikirkan dan dicita-citakan. Informasi
semacam itu dapat dihimpun dari muka dan wajah seseorang, cara berbicara,
berpakaian, menata rumah, memegang pena atau kuas, dan apapun yang dilakukan
olehnya. Demikian pula dengan interpretasi yang berbeda terhadap kejadian-
kejadian maupun objek-objek.
Secara spesifik bila dihubungkan dengan objek-objek, seperti ruang
konkrit, maka perbedaan interpretasi tersebut akan jelas terasa dan tertangkap.
Kusumarini mencontohkan seseorang yang berada dalam gereja di Meggen
Luzern, Swis (dominasi bahan alam yang transparan sehingga efek cahayanya
mendominasi ruangan), dalam masjid Mihrimah, Istambul (tidak jauh berbeda
dengan gereja Roma sehingga menimbulkan suasana damai) dan dalam gedung
Merz (yang menunjukan bentuk-bentuk yang serba bebas, keras dan tajam) akan
memiliki interpretasi yang berbeda satu sama lain karena bentuk fisiknya yang
berbeda-beda. Hal ini bisa saja terlihat dari gelagat atau perilaku orang tersebut di
dalam ruangan tersebut.
Interpretasi yang berbeda dapat pula didapatkan dari latarbelakang dan
karakteristik orang yang berbeda-beda. Dapat dibayangkan jika beberapa orang
seperti anak TK, anak SMA dan seseorang yang sudah bekerja di tempatkan
dalam sebuah ruangan seperti masjid. Maka interpretasi dan perlakuan yang
berbeda terhadap ruang dapat kita lihat perbedaanya. Anak TK mungkin akan
memperlakukannya sebagai tempat bermain maka ia akan berlari-lari di dalam
masjid. Sedangkan anak SMA dengan jiwanya yang labil mungkin akan
mengggap masjid terlalu sunyi, maka saat di masjid ia akan mendengarkan mp3-
nya dan bermain game di handphone-nya, sedangkan seorang pekerja yang
dewasa mungkin akan lebih khusuk dan tertib dalam berdoa di dalam masjid.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
6
Universitas Indonesia
Secara sederhana dua contoh di ataslah yang disebut sebagai ekspresi spasial.
Dalam pengertiannya sendiri dapat disimpulkan bahwa ekspresi spasial adalah
hasil pemaknaan dan pemahaman seseorang terhadap ’ruang’ baik secara visual,
fisikal, psikologikal dan perilaku.
Ekspresi spasial yang dilakukan bersama-sama kelompok
mengindikasikan hal yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa ia dan
kelompoknya ingin menyampaikan sesuatu secara eksplisit kepada khalayak.
Tujuan inilah yang membuat ekspresi dari sebuah kelompok atau komunitas
ditonton oleh khalayak. Maka dari pernyataan tersebut munculah budaya
tontonan.
Budaya tontonan berasal dari kata culture of spectacle (dalam bahasa
Inggris). Kata spectacle sendiri dipinjam dari bahasa Prancis lama yang
merupakan refleksi dari bahasa latin spectaculum yang berarti “a show” (sebuah
pertunjukkan) dan berasal dari kata spectare yang berarti “ to view, watch”
(melihat, menonton). Kata spectacle juga pergeseran dari kata specere yang
berarti “to look at” (memandang) (dalam Online Etymological Dictionary).
Melihat atau menonton menjadi sebuah budaya yang dilakukan setiap orang
sebagai sarana informasi untuk menginterpretasikan sesuatu. Menonton orang lain
berekspresi membuat kita memiliki informasi tertentu mengenai orang tersebut.
Seseorang yang menghabiskan waktu luangnya di jalanan dan berekspresi
dengan atribut hobinya seperti sepeda, skateboard maupun motor, dapat menjadi
perhatian bagi khalayak yang melintas di tempat tsb. Dengan demikian kegiatan
ekspresi seperti yang telah disebutkan diatas lekat dengan yang namanya ruang
jalan, dan orang-orang yang melakukan ekspresi tersebut kerap menjadi ‘artis’
dari ruang jalan tersebut.
Menjadi seseorang yang ditonton dan terkenal, mungkin akan membuat
kita menjadi seorang panutan atau idola yang memiliki penggemar yang meng-
elu-elukanya setiap saat kita tampil. Untuk itu kita harus tetap menciptakan citra
yang baik dalam berekspresi entah dari tindakan maupun penampilan diri. Citra
seorang idola akan terus diperbaiki dengan bergaya dan berdandan karena
penampilan diri bisa menjadi segala-galanya dalam gaya hidup. Chaney (dalam
Ibrahim,2009) mengungkapkan bahwa ‘penampilan’ menjadi salah satu situs yang
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
7
Universitas Indonesia
penting bagi gaya hidup. Hal-hal yang terlihat akan menjadi lebih penting dari
maknanya. Gaya dan disain menjadi lebih penting dari pada fungsi. Gaya
menggantikan substansi. Kulit akan mengalahkan isi. Kamu bergaya maka kamu
ada, jika tidak bergaya maka siap-siap dianggap tidak ada atau mungkin
dilecehkan.
Mengekspresikan diri kita ke dalam penampilan atau penampakan luar dari
diri kita merupakan salah satu hal yang penting dari gaya hidup. Dalam buku
Lifestyle disebutkan bahwa retorika epistemologis budaya orang Eropa telah
bergantung pada metafor-metafor visual sejak Yunani Klasik. Epistemologis
(Ibrahim, 2009) yang berarti teori, berasal dari bahasa Yunani theoria yang
berarti ‘look at’ atau ‘seeing’ (melihat). Dalam penggunaan modern, kata-kata
tersebut menggabungkan pemahaman penglihatan dengan cahaya yang disebut
‘illumination’ (pencerahan). Sesuatu yang dilihat secara visual, memantulkan
cahaya ke dalam penglihatan seseorang sehingga penglihatan tersebut menjadi
sumber daya untuk mengkomunikasikan dan mengangkat makna.
Dalam gaya hidup, penampilan adalah hal yang utama sehingga tidak
heran jika industri penampilan menjadi salah satu industri yang paling
berkembang dari gaya hidup. Industri penampilan atau fashion menjadi sebuah
sebuah gaya yang terus berubah dan diperbaharui serta merupakan salah satu
bentuk ekspresi diri. Ekspresi dalam suatu hal juga mempengaruhi ekspresi diri
dalam penampilanya. Seperti halnya pada komunitas sepeda dan skateboard yang
identik dengan anak punk sehingga penampilannya pun terkesan punk .
Dengan demikian, ekspresi diri merupakan kebutuhan setiap orang untuk
melihat dan dilihat oleh orang lain sehingga setiap orang dapat menunjukkan
keberadaanya di muka bumi secara utuh. Ekspresi diri juga menjadi gaya hidup
khalayak yang pengaplikasianya berbeda, namun terkadang mirip satu sama lain,
sehingga ekspresi tertentu menimbulkan gaya hidup tertentu pula.
2. 3 Gaya Hidup Komunitas dalam Ruang Publik Jalan
Aktifitas dan gaya hidup komunitas juga dapat diamati secara arsitektural.
Tidak semua tempat dapat digunakan oleh sebuah komunitas untuk beraktifitas.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
8
Universitas Indonesia
Komunitas klub motor, klub sepeda dan skateboard misalnya, lebih memilih
melakukan aktifitasnya di area jalan raya dan sekitarnya. Bagi komunitas tersebut,
jalan raya kini tidak hanya menjadi sebuah tempat melintas atau bermain dengan
atribut-atribut yang dimilikinya seperti motor, sepeda dan skateboard, namun
lebih dari itu jalanan juga menjadi ruang mereka untuk berkumpul dan bertemu
satu sama lain. Jalanan menjadi ruang publik yang sangat intim bagi setiap
anggota komunitas.
Dalam kegiatan komunitas yang ingin mengembangkan koloninya menjadi
sebuah komunitas yang lebih besar, ruang jalan merupakan sebuah ruang yang
dalam kegiatan atraksinya dapat dilihat oleh banyak orang. Kegiatan melihat
merupakan sebuah kegiatan yang menarik dilakukan di jalanan. Dalam buku Life
Between Building (1990), mahasiswa arsitektur Royal Danish Academy of Fine
Art melakukan investigasi di pedestrian di Kopenhagen tentang apa yang
membuat orang yang melintas di tempat tersebut berhenti dan apa yang ia lihat.
Mereka mencatat bahwa orang-orang akan cenderung berhenti jika melihat
sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas manusia. Seseorang yang membuat
gambar mural disebuah dinding akan membuat orang berkerumun saat ia
melakukan kegiatan menggambarnya, namun saat pekerjaan gambarnya selesai,
maka orang-orang cenderung hanya melewati gambar tersebut. Begitu juga
dengan musik yang dibunyikan dari sebuah loudspeaker sebuah studio rekaman
yang tidak mendatangkan reaksi apa-apa, namun saat ada pemusik yang bernyanyi
secara live seketika itu juga tercipta sebuah pertunjukan yang hidup dan ramai.
Budaya menonton atau melihat di jalanan menjadi sebuah kegiatan yang
memiliki kesenangan tersendiri. Seperti yang diceritakan oleh David Engwicht
(1999, p.43) dalam bukunya Reclaiming Street, ia mengemukakan bahwa jalanan
merupakan tempat bermain. Tempat bermainnya orang dewasa dalam bentuk di
mana sebagian dari mereka menjadi objek pembicaraan sebagian lainnya.
Sebagian orang yang menonton mempelajari gerak tubuh, penampilan, maupun
perilaku orang lain sehingga mereka dapat membuat sebuah cerita baru tentang
orang tersebut.
Untuk itu sebuah komunitas yang melakukan kegiatannya di tempat
umum, terutama di jalanan, kemungkinan mereka untuk dapat dilihat dan dikenali
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
9
Universitas Indonesia
oleh orang lain cukup besar. Dengan beraktifitas di jalanan dengan atraksi mereka
dan kegiatan komunalnya tersebut, telah mengenalkan sebuah gaya hidup jalanan
yang dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain juga. Dengan begitu, kebutuhan
sebuah komunitas untuk berekspresi atau hanya mencari kesenangan semata dapat
terpenuhi sekaligus memperbesar kesempatan untuk dapat memperbanyak jumlah
dan dampak keberadaan komunitas tersebut terhadap lingkungan sekitar.
Ruang jalan yang begitu akrab dengan kegiatan komunitas dapat menjadi
sebuah tempat yang bermakna dan memiliki arti tertentu. “A space is a physical
description of a piece of land, whereas a “place” connotes an emotional
attachment to the piece of land” (PPS, 2008). Sebuah ruang merupakan gambaran
fisik dari sebidang tanah, sedangkan sebuah ‘tempat’ berkonotasi dengan ikatan
emosional dari bidang tanah tersebut. Oleh karena itu penggunaan ruang yang
disertai oleh keterikatan emosi di dalamnya dapat menjadi sebuah tempat khusus
yang sangat bermakna bagi penggunanya. Keterikatan emosi ini dapat terbentuk
dari intensitas dalam menggunakan ruang, cara penggunaan ruang dan perilaku
dalam menanggapi kebutuhan di ruang tersebut dengan memberi pengaruh di
dalamnya. Proses ini dapat dikategorikan sebagai placemaking.
Dalam bukunya, PPS juga menyebutkan bahwa jika seseorang menikmati
sebuah tempat untuk kegiatan sosial khusus maupun atribut fisiknya dan diizinkan
untuk mempengaruhi tempat tersebut dengan mengambil keputusan di dalamnya,
maka kita telah melihat placemaking yang asli yang sedang berlangsung. Cara
mempengaruhi sebuah ruang menjadi sebuah tempat yang bermakna dapat
dilakukan dengan banyak cara. Dalam bukunya PPS mengembangkan 11 prinsip
placemaking yang salah satu poinnya adalah “ the community is the expert”.
Artinya dalam membuat sebuah ruangan menjadi lebih baik dan bermakna,
komunitas atau orang-orang yang sering menggunakan ruang itulah yang paling
mengetahui apa yang diperlukan untuk memenuhi aspek tersebut. Placemaking
adalah sebuah proses untuk memicu terciptanya tempat tujuan yang cukup vital di
ruang publik – yakni sejenis tempat di mana orang akan merasakan ikatan yang
kuat dengan komunitasnya dan berkomitmen membuat hal-hal di tempat tersebut
menjadi lebih baik. Dengan kata lain, sebuah komunitas yang berkegiatan di ruang
publik akan senantiasa memiliki sebuah tempat khusus untuk dimaknai sebagai
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
10
Universitas Indonesia
tempat berkegiatannya. Walaupun ruang tersebut bukanlah ruang yang awalnya
diperuntukan untuk komunitas berkegiatan, namun setelah komunitas tersebut
menginvasi salah satu ruang di jalan, mereka dapat memaknainya sebagai tempat
berkegiatan yang cocok bagi komunitas. Ruang jalan yang digunakan untuk
berkegiatan akan memiliki sebuah keterikatan dengan komunitas sebagai
penggunanya saat ruang tersebut digunakan secara berulang.
2. 4 Kualitas Ruang Publik Jalan
Di dalam Urban Open Space(2003), Mark Francis, arsitek Steve Carr,
Psikolog Lingkungan Leane Rivlin, dan perancang Andrew Stone mengajukan
tiga dimensi umum untuk sebuah ruang terbuka publik yang baik yakni,
kebutuhan hak dan arti. Sebuah ruang publik yang baik, secara responsif harus
dapat menaungi kebutuhan penggunanya. Sebuah ruang publik akan menjadi
sebuah ruang publik yang sukses jika ruang tersebut dapat menampung kebutuhan
penggunanya, baik untuk berkumpul, berelaksasi, bersenang-senang di tempat
tersebut, atau untuk mencari tantangan dan petualangan yang baru setiap saat.
Sebuah ruang publik yang baik juga harus memberikan hak kebebasan bagi
penggunanya. Kebebasan untuk mengakses tempat tersebut kapan saja dan
kebebasan untuk berekspresi di tempat tersebut. Dengan adanya kebebasan dalam
mengakses dan berekspresi ini, maka akan menimbulkan rasa nyaman dalam
berkegiatan di tempat tersebut. Rasa nyaman tersebut yang akan membuat
seseorang atau sekelompok orang bertahan dalam menggunakan ruang publik ini.
Begitu juga dalam pemaknaan ruangnya, sebuah ruang publik akan disebut
sebagai ruang publik yang berhasil jika keberadaan orang-orang di dalamnya
dapat memberikan arti tersendiri bagi orang yang melakukannya dan bagi orang di
sekelilingnya.
Salah satu ruang publik yang banyak digunakan orang untuk berkegiatan
adalah jalan dan daerah pejalan kaki atau trotoar. Ruang jalan yang fungsi
utamanya merupakan ruang sirkulasi kini tidak hanya digunakan orang untuk
melintas, tapi juga untuk kegiatan berkumpul yang disebutkan sociologist Ray
Oldenburg (dalam Bohl, 2002) sebagai “ruang ketiga” . Ruang ketiga yang
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
11
Universitas Indonesia
dimaksud yakni tempat perkumpulan komunitas tradisional yang ditemukan diluar
rumah (“ruang pertama” kita) dan tempat bekerja (“ruang kedua” kita), atau juga
seperti yang disebut perancang urban Jan Gehl (1987) sebagai “kehidupan
diantara gedung-gedung” yang merupakan segala ruangan yang menaungi
kegiatan di luar ruangan.
Menurut Banua (2003) dalam Bali Post, ruang jalan dapat dikategorikan
pula menjadi ruang publik karena beberapa hal, pertama, keberadaannya dapat
diakses semua pihak dan berhubungan langsung dengan aktivitas keseharian
masyarakat. Dengan kata lain, hampir setiap warga memiliki persinggungan yang
erat dengan ruang jalan, baik hanya sebagai pelintas-batas (pejalan kaki di trotoar,
pengendara di jalan raya), maupun untuk suatu aktivitas (menunggu di halte,
joging di sepanjang jalan), dan seterusnya. Hal ini merupakan faktor yang paling
penting dalam kesuksesan sebuah ruang publik agar ruang tersebut banyak
digunakan oleh masyarakat. Kedua, ruang sirkulasi sebenarnya merupakan
tempat berinteraksi warga kota, baik bagi pejalan kaki yang saling menyapa atau
apapun yang dapat menampilkan watak sebuah kota. Dari sini, ketertiban,
keamanan dan kenyamanan kota dapat terbina dan terasakan. Ketiga, di dalam
ruang jalan ini publik jauh lebih mandiri sebab masyarakat tidak berlabel sekadar
"pengunjung", melainkan subjek langsung yang aktif mengisi dan merespons
ruang dengan segala fenomenanya. Dengan adanya kegiatan komunitas yang
dilakukan di ruang publik ini, jalanan tidak hanya menjadi sebuah tempat
berinteraksi yang sederhana di mana orang-orang bertemu atau berpapasan saja,
tapi juga digunakan sebagai sebuah ruang berinteraksi yang cukup kompleks di
mana sebuah komunitas dapat beratraksi, berekspresi dan mencari kesenangan
dalam berbagai cara sehingga memberikan dampak yang lebih besar seperti
memberhentikan orang-orang yang melintas atau menarik pedagang-pedagang
makanan untuk berdagang di ruang jalan ini.
Terdapat sebuah kualitas lain di mana jalanan menjadi sebuah ruang
publik yang sangat diminati oleh komunitas-komunitas seperti otomotif, sepeda,
dan skateboard. Sebuah kualitas yang tidak bisa didapatkan dari ruang publik lain,
yakni dorongan mental. Di dalam The Experience of Place, Tony Hiss
(Engwicht, 1999, p. ) mendiskusikan penelitian dari Dr. Marian Diamond dan
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
12
Universitas Indonesia
koleganya di Universitas California di Berkeley. Penelitian tersebut berupa tikus-
tikus muda yang ditempatkan di sebuah lingkungan yang kaya akan mainan dan
teman bermain. Dalam beberapa hari otak-otak tikus tersebut mulai tumbuh lebih
besar dan berkembang sementara lapisan luar otak dari tikus yang terbatasi oleh
lingkungan yang miskin akan menyusut. Menurut Dr. Diamond, tikus-tikus yang
berada di dalam lingkungan yang subur tidak hanya memiliki otak yang semakin
berkembang, tetapi mereka menjadi lebih rajin dan lebih baik saat berlari di jalan
berliku-liku. “Faktor utama adalah rangsangan,” kata Dr.Diamond. “Sel-sel syaraf
didisain untuk menerima rangsangan”(p.38).
Jalanan adalah gambaran dari “lingkungan yang subur” penuh dengan
karakter-karakter, tindakan dan pergerakan. Rangsangan-rangsangan ini penting
untuk mental anak-anak dan remaja-remaja yang sering menghabiskan waktu
bermainnya di jalanan. Jika mendiskusikan mengenai klub motor, sepeda BMX
dan skateboard di mana ketiganya dapat beraktifitas secara ekstrim dengan
atributnya masing-masing, maka ruang jalan merupakan ruang yang pas untuk
mereka dapat memacu adrenalin dan memperoleh kesenangan dari tantangan-
tantangan yang ada di ruang jalan dengan segala macam perpaduan aktifitasnya.
“Daya tarik jalanan dan kualitasnya merupakan pesaing yang cukup kuat sehingga
ruang-ruang sekelas taman bermain yang merupakan ruang publik terencana
tersebut harus didisain dengan sangat baik untuk dapat membandingi kesuksesan
jalanan-jalanan di sebuah kota yang penuh dengan kehidupan dan petualangan”
(Jane Jacobs p.84-85 , dalam Engwitch, 1999 ).
Kualitas lain yang membuat ruang jalan menjadi ruang publik yang sangat
berkesan adalah karena jalan juga merupakan sarana edukasi yakni sebagai
sekolah kehidupan. Jalan merupakan sebuah ruang di mana kehidupan nyata
terjadi. Bagi setiap orang terutama anak-anak, jalanan dapat diumpamakan seperti
sebuah ruang kehidupan yang setiap tempat dan jalan-jalan kecilnya dapat di
eksplorasi. Dengan mengeksplorasi langsung, kita akan belajar dari kehidupan
jalanan mengenai problematika-problematika yang terjadi di dunia nyata.
Dengan demikian kualitas ruang jalan dan trotoar sebagai ruang publik
merupakan sebuah kualitas yang dinamis di mana kualitasnya dapat terus berubah
dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Kualitas seperti inilah yang
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
13
Universitas Indonesia
dapat merangsang penggunanya menciptakan inovasi-inovasi dan ide-ide kreatif
yang baru dalam mencari kesenangan maupun kebutuhan relaksasi. Seperti yang
dikatakan Allan B. Jacobs dalam buku Great Streets (disebutkan dalam
Khrisno.A, 2011), ruang jalan berfungsi sebagai ruang interaksi sosial
penduduknya, menciptakan ide ide kreatif, dan revolusi sosial bahkan jalan-jalan
tersebut merangsang penduduknya untuk beraktifitas dan berkegiatan bersama.
Allan juga menyebutkan bahwa jalan yang baik memiliki kualitas spasial yang
baik sehingga merangsang untuk beraktifitas urban dan bersosialisasi di atasnya.
Dengan begitu kualitas fisik yang merupakan aspek spasial jalan juga menentukan
baik tidaknya aktifitas yang terpicu di atasnya. Sebuah ruang publik yang baik
secara spasial maupun non-spasial dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya
kerap menciptakan sebuah kehidupan sosial yang hidup dan penuh semangat.
Aspek spasial tersebut dapat berupa fasilitas dan bentuk fisik dari ruang
jalan itu sendiri. Lengkap tidaknya fasilitas sebuah ruang publik akan membuat
penggunanya semakin nyaman dalam berkegiatan. Selain itu fasilitas-fasilitas
seperti lampu jalan, kursi taman, tempat sampah maupun toilet umum akan
membuat ruang publik jalan lebih terawat dan terhindar dari berbagai kerusakan
karena dengan begitu orang-orang cenderung tidak akan membuang sampah atau
buang air kecil sembarangan di tempat umum. Bentuk fisik dari ruang jalan
tersebut juga berpengaruh terhadap pemakaian ruang jalannya. Semakin besar
ruang jalan manusianya yakni pedestrian, maka semakin besar pula kesempatan
untuk melakukan aktifitas komunal dengan jumlah yang cukup besar di ruang
tersebut. Ruang jalan kendaraan bermotor yang mungkin saja terlalu besar juga
memiliki kemungkinan untuk diintervensi untuk kegiatan selain melintas seperti
parkir atau berjualan. Dengan begitu, sebuah ruang publik sudah seharusnya
memperhatikan terlebih dahulu kebutuhan dari penggunanya baik secara fisik
maupun non-fisik sebelum mengembangkan ruang publik tersebut.
2. 5 Kerangka Berfikir Ekspresi Spasial
Gaya hidup komunitas merupakan sebuah gaya hidup dalam sebuah
kelompok di mana dalam berperilaku dan bersikap seolah-olah harus
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
14
Universitas Indonesia
mendapatkan persetujuan dari kelompoknya karena di dalam kelompok tersebut
memiliki sebuah kode etik dan tatanan nilai tertentu. Dalam perkembangannya
komunitas tersebut ingin memperbesar koloninya dengan menyebarkan dan
memperlihatkan gaya hidupnya kepada khalayak dalam bentuk kegiatan
berekspresi.
Kegiatan ekspresi dalam menggunakan ruang atau ekspresi spasial ini
dapat berbeda satu sama lain, bergantung dari motivasi dan gaya hidup komunitas
sebagai sebuah kelompok hidup. Kegiatan berekspresi di ruang jalan
memperlihatkan adanya keinginan agar kegiatan tersebut dilihat oleh khalayak
sehingga kegiatan tersebut menjadi sebuah tontonan yang menarik. Kegiatan
berekspresi yang dilakukan di ruang jalan dapat memiliki makna tertentu yang
mengubah ruang tersebut sebagai tempat berkegiatan yang menyenangkan. Hal ini
dimungkinkan karena adanya kualitas ruang jalan yang yang mewadahi
bermacam-macam kegiatan didalamnya.
Gaya hidup adalah kegiatanmengkonsumsi barang atau
waktu luang secaraberkelompok sehingga
membentuk kelompok interaksitertentu di ruang publik
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
15
Universitas Indonesia
Komunitas melakukan kegiatandi ruang publik jalan agar dapat
dilihat atau ditonton olehkhalayak
Bagaimana bentukekspresi dalam
menggunakan ruangatau ekspresispasialnya?
Motivasi atau visiseperti apa yang
mendasari bentukekspresi spasial
berbeda satu samalain?
Bentuk-bentuk ekspresi spasialyang terjadi merupakan kualitasruang yang dimiliki ruang jalan
dimana kegiatan berekspresitersebut diwadahi di ruang
publik ini.
Gambar 2. Skema kerangka berfikir menemukan ekspresi spasialSumber: Ilustrasi pribadi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
1
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PEMBAHASAN
Metode pembahasan akan dilakukan berdasarkan pertanyaan yang akan
dicari jawabannya. Pertanyaan tersebut yakni meliputi pertanyaan mengenai gaya
hidup yang banyak berkembang di jalan, ekspresi gaya sebuah komunitas yang
merupakan gaya hidupnya, kualitas ruang publik jalan, dan ekspresi spatial atau
penggunaan ruang dari komunitas di ruang publik. Untuk lebih mudah
memahami pembahasannya, penulis mengambil contoh dua komunitas yang
berbeda bentuk ekspresinya yakni komunitas motor yang memperlihatkan
gayanya dengan mendisplay motornya sebagai atribut dan komunitas skateboard
yang melakukan perform dengan atributnya yakni skateboard. Beberapa
pembahasan di atas akan penulis pelajari dengan cara-cara berikut:
3.1 Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung penulis lakukan kurang lebih dalam dua bulan yakni
Maret dan April. Penulis melakukan pengamatan langsung ke kota Bandung
terutama pada saat akhir pekan karena beberapa komunitas seperti klub motor
melakukan kegiatan komunitasnya yang berupa kopi darat pada malam minggu.
Sedangkan komunitas lainnya yakni komunitas skateboard berlatih lebih sering
yakni setiap hari pada sore hari. Penulis mengamati kedua komunitas tersebut di
akhir pekan secara bergantian setiap minggunya. Jika hujan, maka pengamatan
akan dialihkan ke minggu depannya. Waktu efektif penulis gunakan pada hari
Sabtu, karena kedua komunitas tersebut akan lebih banyak jumlahnya pada hari
Sabtu.
Dalam proses pengamatan ini, penulis menggunakan kamera digital untuk
mengambil foto-foto kegiatan komunitas secara nyata. Dalam beberapa waktu
penulis juga merekam kegiatan-kegiatan penting dalam sebuah video. Pada saat
melaukan pengamatan penulis merekam kegiatan dalam waktu kurang lebih dua
jam. Penulis juga mencatat mengenai kegiatan mereka, baik secara fisik maupun
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
2
Universitas Indonesia
suasananya. Adakah pola-pola dari kelompok sosial mereka di tempat
tersebut?Bagaimana mereka beradaptasi dan menggunakan ruang tersebut untuk
lebih mengakomodasi kegiatan mereka?
Berikut adalah jadwal observasi penulis di kota Bandung.
Sabtu\Bulan Februari Maret April5 12 19 26 5 12 19 26 2 9 16 23 30
15.0016.00
17.00
18.0019.00
20.0021.00
22.0023.00
24.00
3.2 Wawancara
Penulis melakukan wawancara untuk mendalami perihal komunitas secara
nyata dan lebih terbuka. Diharapkan komunitas yang diwawancarai dapat lebih
jujur dan bebas untuk bercerita dengan nyaman mengenai hal-hal yang ditanyakan
Mengelilingi jalan-jalanutama di kota Bandungdan merekam kegiatan-kegiatan beberapakomunitas di pinggirjalan.
Mengamati,mewawancarai komunitasBTMC dan menyebarkuesioner
Mengamati komunitassepeda BMX danskateboard dan sedikitmengobrol-ngobrol, danmemutuskan untukmendalami komunitasskateboard karena tempatlatihannya yang sangatvariatif.
Mengamati,mewawancarai komunitasskateboard dan menyebarkuesioner.
Pada sore hari mengamatikegiatan skateboarddisebuah tempat dankegiatan sekelilingnya.Pada malam harimengamati BTMC dariprosesi awalnya sampaibeberapa jam kedepan.
Gambar 3. Durasi pengamatan dan detail kegiatan surveySumber: Ilustrasi pribadi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
3
Universitas Indonesia
penulis. Hal pertama yang penulis tanyakan yakni mengenai latar belakang
komunitas itu sendiri. Hal ini menjadi penting untuk ditanyakan karena latar
belakang mereka juga yang menentukan keberadaan mereka saat ini dengan image
atau pencitraan yang sekarang. Latar belakang tersebut terdiri dari awal mulanya
komunitas itu terbentuk dan terdiri dari siapa saja anggota kelompoknya apakah
pekerja ataukah pelajar dan mahasiswa. Menurut penulis latar belakang anggota
itu sendiri akan mencitrakan komunitas itu apakah sifatnya lebih kalem dan pasif
dalam berekspresi ataukah lebih brutal dan aktif dalam menggunakan ruang.
Pertanyaan selanjutnya yang terpenting adalah mengenai ruang kegiatan
itu dimana pemilihan ruangnya sendiri akan menjadi penting untuk mengetahui
motif-motif atau faktor-faktor tertentu yang membuat mereka nyaman dalam
berkegiatan di ruang jalan. Faktor-faktor tersebut juga akan menjadi sebuah
kualitas ruang jalan yang kemungkinan akan dicari oleh berbagai komunitas untuk
berkegiatan di sebuah tempat. Selanjutnya pertanyaan terpenting lainnya adalah
mengenai budaya tontonan dan gaya atau style mereka sebagai sebuah
komunitas. Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui motivasi komunitas
berkegiatan di ruang publik terutama yang berhubungan dengan motivasi dan
gaya hidup sebagai sebuah kelompok. Menurut penulis hal ini cukup berpengaruh
terhadap perilaku dalam menggunakan ruang itu sendiri. Beberapa gagasan
tersebut akan ditanyakan dalam beberapa pertanyaan yang bervariasi dan fleksibel
sehingga memudahkan penulis untuk memahami dan memasukannya di dalam
analisa penulis.
3.3 Kuesioner
Kuesioner ini akan digunakan untuk pengambilan data yang lebih spesifik.
Secara general, kuesioner ini akan berisikan tentang karakteristik dari setiap
individu atau kelompok. Individu atau kelompok seperti apa yang cenderung
sudah memiliki rasa untuk menyatakan keberadaannya di depan umum? Apakah
pelajar SMP, SMA, mahasiswa, atau pekerja kantoran? Pekerja kantoran pun
dengan range umur berapa?Apakah di bawah 30 tahun atau 25 tahun? Perihal data
diri tersebut akan lebih meyakinkan penulis mengenai latar belakang secara lebih
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
4
Universitas Indonesia
menyeluruh karena latar belakang kali ini didapatkan dari bermacam-macam
orang sehingga latar belakang yang penulis dapatkan dari wawancara akan
semakin meyakinkan penulis disertai angka-angka yang lebih signifikan dari
proses penyebaran kuesioner ini. Kesioner yang disebar memiliki beberapa bagian
pertanyaan yakni mengenai kegiatan dan budaya tontonan atau nongkrong,
mengenai kualitas ruang, interaksinya dan mengenai data personal.
Penulis menyebar kuesioner ke kedua komunitas dengan jumlah yang
dapat mewakili atau setidaknya memberi gambaran tentang keadaan komunitas itu
sendiri. Penulis menyebar 20 eksemplar kuesioner ke komunitas motor Thunder,
karena memang komunitas ini sifatnya tunggal, hanya ada satu di Bandung dan
memiliki anggota yang cukup banyak, sehingga jumlah 20 sudah dapat
memberikan gambaran. Kemudian penulis menyebar 10 eksemplar ke komunitas
skateboard karena komunitas ini terdiri dari banyak sekali tim skater yang sifatnya
lebih terpisah-pisah. Dan karena keterbatasan waktu pengamatan pula, maka
penulis hanya dapat mewawancarai satu tim skater saja. Walaupun tidak banyak,
tapi setidaknya dari sini saya akan mengetahui hal-hal yang lebih akurat yang
nantinya juga akan berguna dalam menganalisa dan menginterpretasikan kasus.
3.4 Pengolahan Data
Data-data yang penulis analisa adalah data berupa foto, video serta hasil
wawancara dan kuesioner. Dari beberapa foto dan video yang ingin dilaporkan
terlihat kurang jelas karena banyak diambil pada malam hari. Untuk itu foto-foto
yang ingin ditampilkan penulis tracing ulang menggunakan fotoshop atau penulis
ubah menjadi sketsa sederhana. Mengenai kegiatan yang terjadi, penulis membuat
sketsa dari ruang kegiatannya dan menggambarkan beberapa pergerakan, kegiatan
serta luasan fisik dari ruang berkumpul tersebut. Dari data-data kuesioner, penulis
membuat presentase mengenai aktifitas dan penggunaan ruang di tempat tersebut.
Kemudian dari segi keruangannya saya juga akan membuat presentase tentang
tanggapan komunitas tersebut terhadap tempat tersebut. Setelah itu mengenai
interaksi kegiatan tsb di ruang itu penulis akan membuat peringkatnya. Setelah
semua data dibuat dalam bentuk angka, barulah dapat dibuat suatu kesimpulan
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
5
Universitas Indonesia
tertentu yang nantinya kesimpulan tersebut juga akan dikuatkan oleh hasil
wawancara.
Secara sederhana metode pengumpulan data pada skripsi ini dapat
dipahami dari bagan berikut ini:
Metode Pengumpulan Data
Observasi Wawancara Kuesioner
Capture foto darivideo, tracing danedit foto
Memilahgagasan penting
Tabulasi
Analisa & Sintesis
Interpretasi
Gambar 4. Skema Metode Pengumpulan DataSumber: Ilustrasi pribadi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
1
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISA KASUS
4. 1 Kegiatan Komunitas di Ruang Publik Jalan
Untuk membuat sebuah ruang publik yang baik dan berhasil seperti yang
saya sebutkan sebelumnya, yakni diperlukan sebuah ruang yang dapat memenuhi
kebutuhan penggunanya, memberikan rasa kebebasan dan kesempatan untuk
memaknai tempat (lihat hal 15). Dapat kita lihat pula saat ini bahwa ruang jalan
yang fungsi awalnya merupakan ruang yang diperuntukan untuk sirkulasi banyak
berubah menjadi fungsi lainnya. Masyarakat menggunakan jalan raya tidak hanya
sebagai media sirkulasi tetapi juga berinteraksi satu sama lain.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah, jalanan penuh dengan
aktifitas-aktifitas individu maupun kelompok. Hal ini memperlihatkan bahwa
jalanan juga diminati sebagai ruang publik di mana masyarakat dapat berinteraksi
dengan leluasa dan dapat mengangkat makna dari ruang jalan ini. Untuk itu, ruang
jalan juga dituntut untuk lebih beradaptasi menerima perubahan aktifitas di
dalamnya.
Pemetaan dari gambar di bawah (Fauzia et.all, 2006), menunjukkan
keberagaman aktifitas di Jl.Dago terutama pada Sabtu malam. Diantara aktifitas-
aktifitas tersebut yakni aktifitas dari klub-klub otomotif yang memiliki kesamaan
jenis dari mobil maupun motor. Mereka biasanya menempati jalan masuk dari
sebuah gedung, trotoar, atau di manapun tempat-tempat yang mencukupi untuk
kendaraan mereka berkumpul. Selain itu terdapat pula orang-orang yang
menyukai nongkrong di jalan ini, mereka biasanya nongkrong karena keramaian
dan kepadatan orang-orang yang suka untuk menghabiskan waktu dan
berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan nongkrong ini biasanya dilakukan di
ruang-ruang terbuka yang agak luas seperti taman, tempat parkir maupun trotoar.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
2
Universitas Indonesia
Gambar 5. Titik-titik aktifitas di Jalan Dago pada malam minggu.Sumber: Fauzia,et all :2006
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
3
Universitas Indonesia
Infrastruktur yang lengkap terkadang juga menjadi alasan untuk
nongkrong di suatu tempat. Ketersedian tempat yang dapat diduduki dan lampu
jalan misalnya menjadi alasan seseorang untuk nongkrong. Di persimpangan
Cikapayang misalnya, di daerah ini terdapat sebuah taman kecil di mana orang-
orang suka duduk-duduk pada sore dan malam hari. Namun saat malam hari
tempat ini menjadi semakin ramai, sehingga orang-orang memilih untuk
berkumpul di tempat lain. Terutama komunitas-komunitas tertentu yang
membutuhkan tempat yang lebih sunyi untuk mengobrol dan ruang yang cukup
luas untuk memarkit tempat mereka. Tetapi kemudian tidak menjadi hal yang
signifikan sejak orang-orang rela untuk duduk di mana saja tempat aktifitas
tersebut berlangsung. Seperti halnya klub-klub motor yang suka berkumpul setiap
malam minggu, mereka berkumpul di trotoar-trotoar, memarkirkan motor mereka
di pinggir jalan, dan duduk bersama dengan alas atau tanpa alas di bawah pohon
atau di tempat lainnya. Pada gambar di bawah ini terdapat gambar siluet dari
sebuah klub motor yang berkumpul di depan rumah seseorang, beberapa dari
orang tersebut berbincang sambil berdiri dan beberapa sudah duduk di trotoar.
Gambar 6 . klub motor yang berkumpul di trotoar di depan rumah seseorangSumber: Dokumentasi pribadi yang telah diolah kembali
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
4
Universitas Indonesia
Di jalan ini juga terdapat fenomena warung-warung tenda yang beroperasi
pada malam hari dengan harga yang rasional dan jenis makanan yang bervariasi.
Sejak krisis ekonomi, jalanan menjadi sebuah tempat untuk kegiatan komersial
karena dianggap sebagai tempat yang strategis. Kegiatan anak muda lainnya di Jl.
Dago ini yakni penampilan dari musik-musik jalanan yang biasanya dilakukan di
persimpangan jalan. Bukan hanya anak-anak jalanan yang bernyanyi demi
mendapatkan uang, tapi juga mahasiswa-mahasiswa yang bernyanyi demi
menggalang dana untuk kegiatan tertentu. Kegiatan lainnya yang berada di jalan
Dago ini adalah kegiatan yang bersifat olahraga seperti skateboard dan sepeda
BMX. Kegiatan ini biasa dilakukan di trotoar taman Cikapayang yang cukup lebar
untuk beratraksi. Satu kegiatan lain yang menarik adalah penampilan dari stasiun
radio yang siaran di jalanan sehingga memeriahkan suasana. Dalam jurnal
Creative Culture and Public Space(2006), dikatakan bahwa beberapa tahun
terakhir pemerintah membatasi ruang gerak stsiun radio yang siaran di jalanan ini
karena siarannya memicu kemacetan. Komunitas-komunitas yang berkumpul di
jalanan Dago ini melakukan aktifitas pada malam hari mulai dari jam 21.00
sampai tengah malam ataupun dini hari, sehingga perselisihan dengan pemilik
privat pun dapat dihindari.
Keanekaragaman kegiatan-kegiatan diatas memperlihatkan bahwa jalanan
merupakan sebuah ruang kehidupan publik yang menjadi ruang berkumpulnya
masyarakat untuk berinteraksi satu dengan lainnya. Variasi kegiatan ini
merupakan dampak dari perkembangan sebuah jalan utama di sebuah kota. Jl.
Dago merupakan salah satu jalan utama di kota Bandung dengan aksesibilitas
yang cukup tinggi dan waktu aktif transportasi publiknya yang berlangsung
selama 24 jam sehingga jalanan ini dapat dijadikan salah satu gambaran
kehidupan kota Bandung yang hidup siang dan malam.
Sebenarnya fenomena ini tidak hanya terjadi di Jalan Dago tetapi juga di
jalan-jalan utama di Bandung dan kota-kota besar lainnya. Beberapa komunitas
yang banyak ditemui di beberapa jalan utama di Bandung yakni komunitas
otomotif, sepeda BMX dan skateboard. Tidak dapat dipungkiri bahwa kumpulnya
komunitas-komunitas ini di jalanan adalah karena atribut-atribut mereka seperti
motor, sepeda dan papan skateboard tersebut sangat lazim digunakan di jalan raya.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
5
Universitas Indonesia
Jadi sebenarnya tidak ada tempat yang paling baik dan paling cocok jika kegiatan
komunitas mereka yang tidak hanya melintas seperti bercengkrama, ataupun
melakukan kegiatan-kegiatan ekspresif lainnya dilakukan di sekitar area jalan
raya seperti taman di sudut jalan ataupun di trotoar. Hal ini terjadi karena jalanan
sudah menjadi gaya hidup mereka. Cara komunitas tersebut menghabiskan waktu
dan menciptakan bermacam-macam kreativitaspun dilakukan di jalanan.
4. 2 Tumbuhnya Komunitas Gaya Hidup di Ruang Publik Jalan
Ruang publik jalan merupakan sebuah ruang yang juga sangat lazim
digunakan untuk media promosi. Promosi di sini maksudnya mengenalkan
berbagai macam gaya hidup atau jati diri ke khalayak dengan berbagai cara dan
motivasi dalam melakukannya. Motivasi tersebut diantaranya yakni motivasi
ingin dihargai, diapresiasi, dan motivasi untuk memperbesar komunitasnya.
Ruang jalan digunakan beberapa komunitas untuk mengekspresikan ‘gaya’-nya
dengan bebas sehingga khalayak dapat memperhatikan dan menonton komunitas
tersebut dengan bebas pula. Dengan kebebasan ber-ekspresi di ruang jalan
tersebut, mereka akan mendapatkan kesempatan lebih besar pula untuk
mendapatkan apresiasi ataupun penghargaan dari khalayak sekitar yang menonton
atau memperhatikan.
Ruang publik jalan menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya gaya
hidup dikarenakan jalanan memiliki sebuah kualitas ruang yang belum tentu
dimiliki oleh ruang publik lainnya. Jalanan memiliki aksesibilitas dan rasa
Gambar 7. Beberapa gambar komunitas di ruang publik jalan. Kiri-kanan : komunitas sepeda, motor, danskateboard yang menjadikan kehidupan jalanan sebagai gaya hidupnya.
Sumber: Wahid, 2008
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
6
Universitas Indonesia
demokratis yang cukup tinggi. Setiap orang akan dengan bebas mengakses area
jalan dan dengan bebas berekspresi karena secara umum tidak ada peraturan
khusus yang melarang atau mengatur akan kegiatan komunal secara ketat.
Tumbuhnya banyak komunitas di ruang publik jalan salah satunya
dikarenakan ruang publik yang secara khusus disediakan untuk berinteraksi sudah
tidak dapat menampung kebutuhan ruang yang semakin bertambah dan
berkembang di ruang tersebut. Di kota Bandung, ruang publik kota yang secara
khusus digunakan untuk menampung berbagai macam kegiatan warganya. Hanya
terdapat beberapa stadion seperti Saparua dan Sabuga yang lebih menampung
kegiatan-kegiatan yang bersifat olahraga. Sedangkan untuk komunitas lainnya
mencari tempat-tempat lainnya yang dapat menampung kegiatan dan jumlah
komunitas mereka di ruang-ruang publik lainnya seperti trotoar, ruang dibawah
jalan layang, taman sudut dipersimpangan, dan lain-lain.
Salah satu kesempatan yang sekarang banyak berkembang pun juga turut
berpartisipasi dalam menumbuhkan gaya-gaya komunitas tertentu di ruang jalan.
Fenomena ini familiar disebut dengan car free day. Car free day awalnya
merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi polusi udara dengan melarang
kendaraan bermotor melewati jalan-jalan tertentu pada waktu tertentu. Event ini
dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk merasakan ruang jalan tanpa kendaraan
bermotor dengan berbagai macam kegiatan. Salah satunya car free day terdapat
di Jalan Dago, Bandung, setiap hari minggu pagi. Pada acara tersebut masyarakat
sering memanfaatkan momen ini untuk berolahraga seperti jalan santai maupun
berlari-lari kecil. Acara ini juga terbuka untuk olahraga bersepeda, skateboard,
roller blade, maupun skuter.
Untuk memeriahkan acara ini pula biasanya banyak dari lembaga atau
komunitas tertentu yang menggelar acara musik, baik secara live maupun tidak.
Menurut penulis terkadang malah memicu untuk menimbulkan polusi suara
karena acara musik yang digelar hampir berjarak kira-kira setiap 15-20 meter. Jadi
untuk seseorang yang ingin refreshing dengan mencari ketenangan di acara ini
sangat tidak direkomendasikan.
Selain dijadikan sebagai ajang berinteraksi di ruang publik, acara ini juga
dijadikan sebagai ajang pamer ’gaya’. Banyak sekali komunitas yang berkumpul
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
7
Universitas Indonesia
di acara ini yang memiliki gaya maupun karakteristik yang khas. Diantara
komunitas-komunitas tersebut terdapat komunitas sepeda yang terdiri dari sepeda
BMX(Bicycle Motor Xross), Pixie, Ontel, dll yang penulis tidak ketahui jenis
sepedanya. Terdapat pula komunitas skateboard, football free style, komunitas
musik jalanan,musik tradisional, komunitas drummer cilik, tari modern, tari
tradisional, tari jalanan seperti break dance, komunitas angjing, dll. Beberapa
komunitas menarik perhatian khalayak untuk melihat secara sekilas, berhenti dan
menonton komunitas yang beratraksi, memberikan tepuk tangan, bersorak dan
memotret hal-hal yang unik serta menarik.
Dapat terlihat bahwa gambar di
samping menunjukkan beberapa kegiatan
komunitas yang dilakukan di ruang
publik jalan khususnya pada event car
free day. Tiga kegiatan tersebut menarik
minat khalayak untuk menonton dan
memotretnya. Mereka mendefinisikan
gaya mereka berdasarkan atribut atau
keahlian yang mereka miliki. Seperti
yang penulis lihat dalam sebuah blog
mengenai sepeda, komunitas di dalamnya
memiliki slogan “sepedaku adalah
gayaku”, dan seperti itu pula seolah-olah
yang diperlihatkan oleh gambar dis
amping yang di’pamer’kan kepada
khalayak tentang gaya mereka.
Dari gambar tersebut, dapat
dilihat pula bahwa ada beberapa cara
komunitas untuk memamerkan gaya
hidup mereka. Cara yang pertama yakni
beratraksi atau perform. Cara ini
digunakan untuk komunitas yang
Gambar 8. kegiatan komunitas saat car freeday.Atas-bawah: Break dance, drummer
cilik, komunitas sepeda .Sumber: Dokumentasi pribadi, Maret
2011.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
8
Universitas Indonesia
menggunakan keahlian dan kemampuan mereka untuk menunjukkan komunitas
kelompok mereka. Cara inilah yang biasanya membuat khalayak berkumpul dan
bersorak untuk melihat atraksi komunitas tersebut. Sedangkan cara yang kedua
yakni memajang atau display. Cara ini memikat orang lain untuk melihat lebih
dekat jika tertarik dengan atribut yang dipajang. Dengan cara ini pula sebuah
komunitas menampilkan sisi terbaik dari atribut komunitas ini sehingga khalayak
tertarik untuk melihat bahkan mengabadikannya dengan kamera.
Kedua cara untuk memamerkan gaya hidup tersebut merupakan ekspresi
secara keruangan dalam sebuah ruang publik. Ekspresi gaya ini digunakan
beberapa komunitas dengan motivasi-motivasi tertentu. Motivasi tersebut secara
umum merupakan sebuah upaya agar kegiatan komunitas tersebut dapat dilihat
oleh orang lain. Untuk itu pemilihan ruang kegiatannyapun merupakan ruang-
ruang yang dilalui oleh banyak orang maupun kendaraan. Untuk motivasi yang
lebih detail dan karakteristik ruang dapat dilihat pada studi kasus dibawah ini.
4. 3 Karakteristik Kualitas Ruang Komunitas Klub Motor
Di kota Bandung banyak sekali klub motor dari berbagai jenis. Mulai dari
motor yang tergolong skutermatik sampai motor besar sekelas Harley Davidson.
Ada juga klub motor dengan visi dan tujuan tertentu seperti Bandung Touring
Motor Club. Menurut DetikBandung (2010) jumlah anggota klub dan geng motor
di kota Bandung sudah mencapai angka 30 ribu orang. Banyak pula diantaranya
yang belum terdaftar karena masih berstatus pelajar. Dengan jumlah tersebut
cukup memperlihatkan bahwa kegiatan menggunakan motor secara berkelompok
di kota ini menjadi sebuah gaya hidup yang berkembang pesat. Sepertinya
produsen motor tidak perlu takut barangnya tidak laku karena setiap jenis atau
merek tertentu yang mereka keluarkan memiliki penggemarnya masing-masing
yang membentuk komunitas tertentu.
Hampir setiap malam ada saja klub-klub motor yang berkumpul di ruang-
ruang jalan. Gaya hidup mereka, mereka tunjukkan dengan mengendarai motor
bersama-sama menuju beberapa tempat untuk sekedar nongkrong atau melakukan
kegiatan lainnya. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi klub motor paling keren
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
9
Universitas Indonesia
dan paling disegani di jalanan. Oleh karena hal itu, beberapa contoh ekspresi
spasial akan terlihat guna yang ada disekitarnya.
Salah satu komunitas motor yang penulis amati adalah klub motor BTMC
(Bandung Thunder Motor Club). Klub motor ini merupakan komunitas pemilik
motor Thunder yang sering melakukan kegiatan seperti touring, modifikasi motor,
acara bakti sosial, dan lain-lain. Klub ini juga melakukan acara pertemuan
mingguan atau yang biasa disebut kopi darat setiap malam minggu di jalanan
depan Gedung Sate, Bandung. Tujuan dari pertemuan rutin ini memang untuk
bertemu, bersilaturahim, menyambut serta berkenalan denggan anggota baru dan
mendiskusikan acara-acara yang mau mereka adakan.
Seperti yang terlihat pada gambar disamping, terlihat bahwa terdapat
sebuah komunitas klub motor yang
melakukan kegiatan aktifitas
komunitasnya di depan jalan masuk
Gedung Sate yang merupakan kantor
Gubernur kota Bandung. Menurut
komunitas motor Thunder ini, mereka
berkumpul di tempat ini karena tempat
ini dinilai strategis untuk tempat
berkumpul di kota Bandung. Alasan
ini didapat karena Gedung Sate dinilai
sebagai landmark kota Bandung sehingga kebanyakan orang awam akan lebih
mudah untuk dapat menemukan
lokasi ini. Secara geografis, Gedung
Sate terletak di salah satu jalan
utama di Bandung, yakni Jl.
Dipenogoro. Di depannya terdapat
lapangan Gazibu dan komplek
perkantoran.
Berdasarkan kuesioner yang
telah disebar ke komunitas motor
Gambar 9. klub BTMC yang melakukanpertemuan rutin didepan Gedung Sate.
Sumber: Dokumentasi pribadi, April,2011
Gambar 10. Gambaran wilayah geografisGedung Sate
Sumber: Ilustrasi pribadi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
10
Universitas Indonesia
tersebut, 82% dari mereka menyebutkan bahwa tempat di depan Gedung Sate ini
merupakan tempat yang strategis untuk berkumpul dan melakukan kegiatan
komunitas. Sedangkan 58% dari anggota klub menyebutkan menyukai tempat ini
karena dekat dengan pusat keramaian. Berdasarkan hasil pengamatan penulis,
pusat keramaian yang terdapat di area tersebut merupakan area pasar tumpah yang
berlokasi di lapangan Gazibu. Pada malam minggu area Lapangan Gazibu dan
jalanan di depan Gedung Sate akan cukup ramai oleh orang-orang yang berbelanja
dan nongkrong-nongkrong.
Penulis juga mengamati bahwa kegiatan yang mereka lakukan di ruang
jalan ini merupakan salah satu upaya untuk memperbesar komunitas mereka
dengan memasarkan gaya hidup yang mereka lakukan. ’Thunder adalah gayaku’
mungkin itu slogan yang ingin diungkapkan oleh komunitas ini. Barisan motor
Thunder sengaja di pajang di tempat-tempat yang terlihat di pinggir jalan untuk
memperlihatkan kepada khalayak mengenai kemegahan dan keanggunan motor
ini.
Kegiatan komunitas yang dilakukan di ruang publik membuat komunitas
ini menjadi objek tontonan khalayak yang juga berkegiatan di daerah sekitarnya.
Dampak dari fenomena ini diharapkan akan lebih banyak lagi orang-orang yang
mau bergabung ke komunitas ini. Terlihat pula dari hasil perolehan kuesioner di
mana 86% menyatakan bahwa kegiatan mereka yang menjadi tontonan dan
perhatian khalayak diharapkan agar khalayak tertarik untuk bergabung dan
mengetahui lebih jauh mengenai komunitas ini. Sedangkan 14 % lainnya ingin
dilihat karena ingin dianggap ada dan menonjol dari sekitarnya. Oleh karena itu,
dengan banyaknya orang yang melihat komunitas motor Thunder yang
berkegiatan di tempat ini, maka akan menjadi sebuah kebanggan pula bila
akhirnya menjadi bagian dari sebuah komunitas motor Thunder yang
keberadaannya diakui di kalangan masyarakat.
Untuk menarik perhatian khalayak, mereka melakukan ekspresi spasial
atau ekspresi dalam menggunakan ruang yang sedemikian rupa sehinga
keberadaan mereka menjadi menonjol di tengah-tengah keramaian kehidupan
jalan. Ekspresi spasial komunitas ini menggunakan atribut motor Thunder -yang
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
11
Universitas Indonesia
merupakan jiwa dari komunitas- sebagai benda yang menjadi daya tarik utama
untuk diperlihatkan dan ditonton.
Gambar diatas merupakan sebuah sketsa sederhana yang menunjukkan
tempat berkumpulnya komunitas BTMC pada Sabtu malam. Tempat ini terletak di
pinggir jalan Gedung Sate yang selalu ramai dengan kendaraan yang melintas.
Mereka biasa berkumpul di daerah gerbang yang jarang dibuka tepatnya dibawah
pohon besar yang ada di daerah tersebut. “Sudah mendapat jatahnya memang di
spot yang ini”, sebut MP ketua BTMC. Sejak didirikan pada tahun 2005 yang lalu
klub ini selalu menempati daerah ini karena daerah lainnya sudah digunakan oleh
klub lain atau para pedagang.
Berdasarkan pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa pemakaian ruang
atau ekspresi spasial yang digunakan oleh komunitas ini yakni dengan memajang
atau mempertontonkan motornya yang di bariskan secara rapih di pinggir jalan.
Gambar 11. Menunjukkan ekspresi ruang dari memajang atribut komunitas.Sumber: Sketsa pribadi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
12
Universitas Indonesia
Sedangkan anggota komunitas itu sendiri malah berkerumun di daerah yang
terpisah dengan motornya. Mereka duduk-duduk di bawah pohon di atas trotoar
dengan alas maupun tanpa alas. Dapat terlihat jelas alasan komunitas untuk tidak
memarkirkan motor mereka sejajar dengan tempat mereka duduk atau searah jam
3 agar motor-motor tersebut dapat terlihat jelas dari sisi jalan raya di mana
kendaraan dan khalayak berlalu lalang. Tepat di depannya terdapat Gazibu yang
diisi dengan kegiatan pasar tumpah mulai pada hari Sabtu malam sampai Minggu
siang. Oleh karena itu, saat komunitas ini berkumpul pada Sabtu malam,
diseberangnya sudah banyak khalayak yang nongkrong-nongkrong sesudah
berbelanja atau setelah menikmati panganan-panganan tenda kaki lima yang ada
di dalamnya. Dengan begitu, posisi peletakan motor Thunder yang dijejerkan ke
arah jam 12 cukup menarik perhatian khalayak yang ada di depannya.
Menurut ilmu pemasaran, tujuan memajang atau mendisplay adalah untuk
menarik minat konsumen dan terciptanya pembelian (Faisal, 2009). Pada
komunitas ini tujuan memajang adalah untuk memperbesar jumlah komunitas
dengan lebih banyak orang yang dapat bergabung. Walaupun kegiatannya adalah
kegiatan berdiskusi, mengobrol atau modifikasi, namun ajakan untuk
mengkonsumsi barang juga terasa di sini. Hal ini disebabkan karena khalayak
yang diajak bergabung mempunyai syarat untuk memiliki motor Thunder. Maka
secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kegiatan memajang merupakan
kegiatan komunitas yang merupakan bagian dari gaya hidup. Hal ini bertujuan
untuk memberi tahu kepada khalayak bahwa kegiatan konsumsi atau membeli
motor Thunder merupakan sebuah pilihan yang hebat untuk dapat berkendara di
jalanan, selain mendapatkan teman untuk bergaya. Maka tidak heran jika
komunitas ini 75% nya adalah pekerja yang sudah memiliki gaji sendiri
sedangkan 25% lagi adalah mahasiswa. Hal ini disebabkan karena komunitas ini
membutuhkan uang yang tidak sedikit untuk memenuhi keperluan gaya hidup
masing-masing anggotanya.
Kegiatan men-display di ruang publik jalan adalah salah satu contoh
ekspresi spasial dari komunitas yang konsumtif dalam membelanjakan uangnya
untuk keperluan bergaya dalam hal ini motor Thunder beserta modifikasinya.
Kegiatan ini memakai ruang jalan agar mudah dilihat dan ditonton oleh khalayak
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
13
Universitas Indonesia
baik yang melintas maupun yang juga berkegiatan di ruang tersebut. Selain itu,
ketersediaan ruang jalan sebagai ruang publik yang mudah diakses, gratis dan
tanpa syarat memungkinkan klub motor untuk menciptakan tempat komunitas
sendiri yang dapat menimbulkan keterikatan antara ruang jalan, motor dan
anggota komunitas. Hal ini juga dinyatakan dari perolehan kuesioner dimana
62,5% menyatakan sangat setuju jika di tempat tersebut mereka merasa dapat
menciptakan sebuah tempat berkumpul yang cukup intim untuk berkegiatan. Hal
ini disebabkan anggota komunitas menempati tempat tersebut dari awal komunitas
ini berdiri dan dalam durasi yang cukup lama 3-4 jam setiap minggunya. Bahkan
sampai tengah malam saat tidak banyak lagi orang-orang yang berkegiatan di
tempat tersebut, mereka lebih merasa memiliki tempat tersebut.
Tempat berkumpul ini merupakan tempat yang cukup intim dan bermakna
bagi komunitas Thunder, maka dalam menggunakannyapun mereka memiliki
kegiatan khusus seperti sebuah ritual saat datang dan meninggalkan tempat ini.
Mereka seolah-olah menganggap tempat ini sebagai panggung atau etalase dimana
motor mereka akan dipajang, maka saat datang dan pergi meninggalkan tempat
berkumpul mereka melakukannya dengan sangat rapih dan teratur seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 12. Menunjukkan sebuah seremonial yang dilakukan saat datang dan pergi dari tempatberkumpul
Sumber: Sketsa pribadi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
14
Universitas Indonesia
Untuk menunjukkan bahwa mereka tergabung dalam sebuah komunitas,
maka saat waktu-waktu berkumpul, komunitas motor Thunder ini selalu
mengendarai motornya secara bersama-sama atau konvoi. Pada waktu datang,
klub motor ini bertemu terlebih dahulu di depan gedung sekertariat pada jam
tertentu, setelah anggota yang datang cukup banyak maka klub motor ini pergi ke
lokasi pertemuan bersama-sama. Begitu juga jika ada anggota yang terlambat,
maka grup konvoi akan dibuat beberapa kloter. Jarang sekali terlihat, anggota klub
yang datang sendiri-sendiri ke tempat pertemuan. Saat memasuki tempat
pertemuan-pun klub motor ini langsung memarkirkan dan memajang motor
mereka secara rapih. Dari pada memarkir motor dengan gerakan mundur satu-
persatu, mereka memarkirkan motor mereka dengan sedikit mengambil jalan
memutar seperti yang terlihat pada gambar. Hal yang sama terlihat pada prosesi
mereka saat pergi dari lokasi pertemuan. Motor yang dipajang diambil secara
rapih dan meninggalkan lokasi bersama-sama secara rapih dengan dikomandoi
satu orang yang memantau lalu lintas disekitarnya. Hal diatas memperlihatkan
salah satu cara dari sebuah komunitas menunjukkan gaya hidup-nya kepada
khalayak sebagai sebuah kelompok bergaul yang kompak, yang selalu menjaga
citra-nya didepan publik sebagai kelompok yang positif, namun tetap disegani
oleh sebagian kelompok.
Upaya untuk
menunjukkan keberadaan
mereka di depan publik
juga semakin dikukuhkan
dengan spanduk yang
dipajang di depan motor-
motor mereka. Disini dapat
terlihat bahwa spanduk
menjadi salah satu media
dalam memasarkan identitas
mereka ke khalayak.
Spanduk sendiri yang
biasanya memuat informasi
Gambar 13. Spanduk klub motor Thunder yangmembuat mereka lebih terekspos di jalan
Sumber: Dokumentasi pribadi, Maret 2011
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
15
Universitas Indonesia
atau ajakan mengenai sesuatu, sangat efektif untuk menarik minat orang untuk
melihat dan mengetahui lebih jauh tentang informasi didalamnya. Seperti yang
terlihat pada gambar diatas, klub motor Thunder yang menaruh spanduk didepan
motor mereka menjadi lebih terekspos di jalanan terutama oleh orang-orang yang
melintas. Seperti yang juga dialami oleh penulis saat melintas di jalanan menjadi
lebih sadar akan keberadaan klub motor ini.
Ruang jalan pada malam hari menjadi cukup ramai oleh orang-orang dan
cukup terang oleh lampu-lampu dari kendaraan bermotor yang melintas. Untuk
itu, walaupun tempat komunitas ini berkumpul tidak diterangi cahaya lampu
sedikitpun atau kurangnya fasilitas umumpun, tidak menghalangi niat mereka
untuk tetap bergaya di malam hari. Kerelaan mereka untuk duduk dimana saja
atau tidak duduk sama sekali saat berdiskusi tetap menjadikan komunitas motor
ini menjadi sebuah komunitas yang dapat menciptakan sebuah ruang yang hidup
dengan adanya interaksi. Kurangnya fasilitas publik ditempat ini bukanlah sebuah
hal yang signifikan untuk tidak melakukan kegiatan komunitas di tempat ini.
SudahMemfasilitasidengan baik?
Fasilitas yang SeharusnyaDitambahkan
Belum 60% Toilet Umum 23%Sudah 40% Lampu Jalan 23%
Tempat Duduk 18%MemperlebarPedestrian 14%Tempat jajan/makan 14%Tempat Sampah 4%Pelebaran Jalan 4%
di tempat ini, selama masih
ada jalan raya, kegiatan
komunitas ini akan tetap terjadi.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat terlihat bahwa tindakan
placemaking terjadi di ruang ini. Ruang yang terlihat hanya sebuah trotoar dan
area gerbang pada siang hari, dapat berubah menjadi sebuah ruang komunitas
pada malam hari disertai sebuah panggung atau etalase yang memajang sederet
motor Thunder yang merupakan jantung atau bagian penting dari komunitas
Tabel tersebut menunjukkan
bahwa kebutuhan fasilitas yang
seharusnya ditambahkan
memiliki presentasi yang tidak
begitu jauh berbeda satu sama
lain. Hal ini menjadikan
kebutuhan tersebut menjadi
kebutuhan sekunder yang ada
atau tidaknya fasilitas tersebutTabel 1. Survey fasilitas ruang jalan kepada klub BTMC
Sumber: Survey lapangan, Maret 2011.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
16
Universitas Indonesia
tersebut. Sebuah pemasaran gaya hidup juga terjadi di tempat ini saat mereka
memajang motor di pinggir ruang jalan yang cukup ramai sebagai sebuah ekspresi
spasial yang mereka lakukan untuk menarik perhatian khalayak. Ekspresi spasial
seperti ini dilakukan oleh sebuah komunitas yang memiliki gaya hidup konsumtif
dalam membelanjakan uangnya untuk kepentingan motor mulai dari perawatan
sampai modifikasi-modifikasinya. Upaya memajang tersebut mereka lakukan agar
khalayak juga tertarik untuk mengkonsumsi motor sebagai bagian dari gaya
hidupnya. Kesimpulan dari fenomena ini bahwa ekspresi spasial dari komunitas
konsumtif seperti BTMC ini berupa kegiatan memajang atau display yang
kemudian ekspresi ini menjadi sebuah kualitas yang dimiliki ruang publik jalan
untuk berinteraksi di dalamnya.
4. 4 Karakteristik Kualitas Ruang Komunitas Skateboard
Pada masa sekarang olahraga skateboard menjadi olahraga yang cukup
digemari oleh kalangan anak muda. Skateboard menjadi salah satu olahraga
ekstrim yang cukup populer khususnya di daerah perkotaan. Olahraga ini berasal
dari Amerika, tepatnya California dimana tempat peselancar-peselancar hebat
awalnya berada. Saat air laut sedang surut, mereka mencari cara lain untuk dapat
berselancar di darat maka kegiatan berselancar di darat dengan papan yang
awalnya dikenali sebagai
sidewalk surfing, kini
dikenali dengan nama
skateboard (Akbar,2010).
Di Indonesia,
olahraga ini dikelola dan
dikembangkan oleh ISA
(Indonesia Skateboarding
Asosiation). Organisasi ini
menjadi forum bagi skater
(sebutan orang yang
bermain skateboard) untuk
Gambar 14. Skater Day, Juni 2010Sumber : Mxsbrxw, 2010 (Youtube)
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
17
Universitas Indonesia
dapat mengembangkan minat tentang skateboard dan membantu para skater untuk
memainkan olahraga ini secara profesional. Forum ini selalu mengadakan
kejuaraan setiap tahun yang berskala nasional di berbagai kota besar di Indonesia.
Kantor pusatnya terdapat di dua kota besar yakni Jakarta dan Bandung. Hal ini
membuktikan bahwa kedua kota tersebut merupakan kota-kota dengan jumlah
skater dengan perkembangan paling cepat di Indonesia. Di kota Bandung olahraga
ini cukup digemari oleh anak muda, lihat saja kegiatan skater day di Bandung dari
foto berikut, diikuti oleh ribuan skater dari segala penjuru kota Bandung.
Bagi beberapa orang, skateboard memiliki makna tersendiri yang mungkin
berbeda satu sama lain. Bagi Damar Krisetyo Wicaksono, skateboard dapat
mengenalkan arti sebuah semangat dan tekad. Melalui skateboard, Damar
memiliki semangat untuk berekspresi dan tekad untuk serius berekspresi di
olahraga ini. Lain Damar, lain pula dengan Agung Kw, baginya skateboard adalah
olahraga yang tidak sekedar trend atau model sesat tapi sebuah aktifitas yang
dikerjakan dengan jiwa dan niat yang kuat, olahraga ini bukanlah kegiatan
untuk’nongkrong’ ataupun untuk menarik perhatian wanita. Dan Pras Tyo
Sastrowardoyo atau yang biasa disebut Tyo menuturkan bahwa baginya
skateboard merupakan inspirasi dan motivasi untuk menjalani hidup, ”skate is my
life” paparnya (Damar, 2011). Dapat dikatakan bahwa bagi sebagian
orang, kini skateboard bukan hanya olahraga semata, tapi merupakan sebuah gaya
hidup yang mempengaruhi perilaku, pemikiran dan penampilan sehari-hari.
Skateboard merupakan salah satu tipe gaya hidup yang bukan merupakan
perilaku konsumtif terhadap suatu barang tapi lebih besar ke dalam tipe konsumsi
waktu luang. Berdasarkan kuesioner, komunitas ini menghabiskan waktu untuk
bermain skateboard rata-rata 3-5 jam setiap harinya. Seseorang yang menjadikan
kegiatan ini sebagai gaya hidupnya akan mengalihkan waktunya kapanpun dia
sempat untuk bermain skateboard. Kegiatan mengkonsumsi barang kurang terasa
di sini sehingga kewajiban untuk mengeluarkan uangpun menjadi minim. Maka
Gambar 15. Skateboard merupakangaya hidup.
Sumber: skateboarding graphic,www.profilebrand.com
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
18
Universitas Indonesia
tidak heran jika anggota komunitas ini 50%nya terdiri dari pelajar dibawah 20
tahun, sedangkan 40% berumur 20-25 tahun dan 10 % berumur diatas 25 tahun.
Jika melihat karakteristik anggota dari komunitas yang kebanyakan masih
remaja, maka tidak heran pula jika beberapa orang menganggap olahraga ini
identik dengan anak-anak nakal. Hal ini disebabkan anak-anak yang
berkecimpung masih dalam taraf labil dan ingin mencari suatu kegiatan yang
dapat menyalurkan hasrat sebagai seorang remaja. Menurut Dhani B. (2010),
Skateboard dimanapun di dunia ini dianggap sebagai perilaku nakal dari anak
muda. Padahal apa yang disebut sebagai kenakalan tersebut tidak lebih dari upaya
mereka untuk mencari perhatian dan kebutuhan untuk diakui keberadaannya
sebagai seorang manusia. Hal ini juga terlihat dari hasil perolehan kuesioner yang
secara implisit menyatakan bahwa 53 % dari mereka ingin keberadaanya diakui
dan diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya. Sedangkan 46.7% menyatakan
bahwa melakukan kegiatan ini karena ingin menambah teman. Hal ini juga
membuktikan bahwa skateboard merupakan salah satu cara agar seseorang dapat
diterima di dalam sebuah kelompok. Maka tidak jarang beberapa dari anggota
komunitas skateboard yang termotivasi menggeluti olahraga ini karena ajakan
teman atau karena melihat video-video temannya yang melakukan atraksi
gerakan-gerakan skateboard.
Dari motivasi tersebut, pemain skateboard melakukan caranya sendiri
untuk menarik perhatian khalayak. Cara ini mereka lakukan di ruang-ruang publik
agar kegiatan mereka dapat dilihat atau ditonton. Cara tersebut merupakan
kegiatan bermain skateboard dimana kegiatan yang dilakukanya di ruang publik
itu merupakan sebuah bentuk ekspresi dalam menggunakan ruang atau ekspresi
spasial.
Dari hasil pengamatan penulis, komunitas skateboard yang penulis amati
melakukan kegiatan latihan secara berkelompok di ruang publik jalan. Walaupun
olahraga ini dilakukan secara individu, namun pada kenyataanya akan selalu
dilakukan bersama-sama secara berkelompok. Hal ini sangat efektif untuk dapat
saling mengontrol gerakan satu sama lain dan mempelajari teknik-teknik baru.
Kegiatan bermain skateboard dengan teknik dan manuver-manuver yang hebat
menjadi sebuah tontonan yang menarik perhatian khalayak dan dapat memicu
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
19
Universitas Indonesia
adanya apresiasi seperti tepuk tangan atau pujian. Kegiatan seperti ini dapat kita
kategorikan sebagai kegiatan performance atau pertunjukkan. Pertunjukkan
adalah sebuah kegiatan untuk menampilkan sesuatu dalam sebuah permainan
(dalam Merriam-Webster's Collegiate Dictionary).
Saat melakukan pertunjukkan di ruang publik komunitas ini juga menjadi
tontonan yang menarik untuk khalayak di sekitarnya. Bagi pemain skateboard
muncul sebuah kepercayaan diri yang cukup tinggi saat penampilan aksi mereka
ditonton oleh orang lain. Seperti yang tercermin dalam kuesioner tentang perasaan
yang dialami skater jika kegiatannya ditonton khalayak, 46% menjawab makin
percaya diri, 31% cuek, 13 % gugup, 11% malu.
Kepercayaan diri dari skater bisa menjadi semakin tinggi saat khalayak
atau teman-teman mereka sendiri memberikan apresiasi dalam berbagai bentuk.
Pada suatu waktu saat penulis mengamati komunitas skateboard perform di
Taman Cikapayang, di sana terdapat orang-orang yang sedang nongkrong, dan
komunitas lain yakni football free style yang juga sedang berlatih. Saat seorang
skater beraksi dengan sangat baik, beberapa orang di sekelilingnya bertepuk
tangan, dan beberapa orang lagi mengeluarkan pujiannya seperti ”alus euy”
(Bahasa Sunda yang artinya ’bagus loh!’). Dari hasil kuesioner sendiri 62.5 %
Gambar 16. Pemain skateboard yang penampilannya ditonton teman sesama skater dankhalayak disekitarnya.
Sumber : Dokumentasi Pribadi(telah diolah kembali), April 2011.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
20
Universitas Indonesia
anggota skater mengaku sangat senang jika atraksi mereka ditonton orang lain.
Menurut mereka dengan perform di tempat umum bersama komunitas, mereka
dapat mengenalkan kepada khalayak sebuah kegiatan yang menarik dan sebuah
cara untuk menyalurkan ekspresi secara positif. Seperti yang kita ketahui bahwa
olahraga ekstrim ini terkadang dipandang sebelah mata oleh beberapa kalangan
khalayak. Untuk itu dalam beratraksi dan ditonton oleh khalayak 62.5% dari
mereka mengharapkan apresiasi yang baik dari khalayak dan dapat terus dianggap
keberadannya sebagai sebuah komunitas yang positif. Sedangkan 37.5 % dari
mereka mengharapkan dengan banyaknya khalayak yang melihat aktifitas mereka
di ruang-ruang publik, maka akan banyak pula orang-orang yang tertarik
bergabung di komunitas ini sehingga komunitas ini akan lebih berkembang dan
diperhatikan keberadaan serta kebutuhannnya untuk berekspresi lebih baik lagi.
Komunitas skateboard yang penulis amati merupakan komunitas yang ada
di kota Bandung. Dibanding kota lainnya, fasilitas untuk kegiatan seperti ini di
kota Bandung yakni skatepark sebenarnya sudah dibangun di daerah perbukitan
Gegerkalong yang disebut Buqiet. Namun karena letaknya di bukit dan jalan
akses menuju ke tempat tersebut adalah tanjakan yang cukup tinggi, maka hal ini
membuat anggota-anggota komunitas ini agak malas untuk berlatih di tempat ini.
Selain itu skatepark ini pun diakses dengan biaya retribusi sebesar Rp. 15,000 per
kunjungan (Syauki,2010). Menurut penulis, biaya ini juga cukup memberatkan
karena untuk anggota-anggota pemula yang juga biasa bermain di
GOR(Gelanggang Olahraga) Saparua, biasanya mereka ditarik retribusi Rp.1000
per kunjungan, namun hal ini pun biasanya mereka akali dengan masuk lewat
warung sekitar yang berhubungan dengan area luar dan area GOR. Dapat
dikatakan kedua lokasi tersebut merupakan lokasi yang diperuntukan secara
khusus untuk olahraga ekstrim seperti ini, tetapi karena lokasinya pun cukup jauh
dari pusat kota, maka komunitas-komunitas yang berlatih setiap hari ini,
cenderung berlatih di tempat-tempat yang mudah dijangkau seperti taman sudut
Cikapayang, trotoar yang cukup besar di Jl. Asia Afrika, dan Jl. Merdeka juga Jl.
Wastukencana yang biasanya pada sore hari jalan tersebut ditutup untuk
kendaraan (Toni, 2008). Sedangkan untuk lokasi-lokasi khusus seperti Buqiet dan
GOR Saparua tersebut, biasanya akan ramai digunakan saat menjelang kejuaraan.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
21
Universitas Indonesia
Dari foto-foto diatas, terlihat bahwa daerah ruang jalan seperti trotoar dan
taman sudut lebih mendominasi terjadinya kegiatan perform yang merupakan
salah satu bentuk penyebaran gaya hidup di ruang publik. Salah satu ruang publik
yang sangat familiar untuk komunitas skateboard ini berlatih setiap harinya yakni
Taman Cikapayang di persimpangan
Jalan Dago. Taman kecil yang
berukuran + 20x25 meter ini cukup
ramai digunakan oleh warga sekitar
sebagai wadah berkumpul atau meeting
point. Ruang ini juga merupakan ruang
melintas bagi pejalan kaki untuk
mengakses Jl. Juanda, Jl. Badak Singa
dan Jl. Cikapayang. Alasan dipilihnya
lokasi ini untuk perform, yakni 50%
dari anggota komunitas skateboard
mengatakan bahwa lokasi ini
merupakan lokasi yang sangat strategis. Aspek strategis di sini dapat terlihat
bahwa taman Cikapayang ini terletak di lokasi persimpangan jalan yang
menghubungkan enam arah jalan yakni Jl. Cikapayang, Jl. Badak Singa, Surapati,
Dipati Ukur, Ir H. Djuanda ke arah Utara dan Ir. H.Djuanda ke arah Selatan.
Aspek strategis tersebut menjadikan area ini mudah diakses oleh siapa pun
dari berbagai penjuru. Selain itu, 25 % dari anggota komunitas menyukai ruang-
ruang publik yang cukup luas untuk perform dan 25 % lagi menyukai ruang-ruang
publik yang memiliki tantangan atau rintangan tersendiri untuk ditaklukan dan
Gambar 17: ruang-ruang publik yang biasa digunakan untuk berlatih skateboard. Kiri-kanan:Monumen Pancasila, trotoar Wastukencana, trotoar Jl. Asia Afrika, taman Cikapayang.
Sumber: Ranggaxx video di Youtube, 2010
Gambar 18. Posisi taman Cikapayang yangstrategis terletak di persimpangan yang
menghubungkan enam arah jalan.Sumber:Ilustrasi pribadi, 2011
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
22
Universitas Indonesia
untuk mendukung teknik-teknik skateboard tersebut seperti tangga, railling
tangga, turunan, bangku taman, dan lain-lain.
Gambar 19. Sketsa Taman Cikapayang dan penyebaran penggunanyaSumber: Skesa pribadi, 2011
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
23
Universitas Indonesia
Gambar di atas merupakan sketsa sederhana dari Taman Cikapayang.
Terlihat bahwa taman ini memiliki dua akses langsung yang berhadapan dengan
jalan raya, dengan begitu semua kegiatan yang berlangsung di area ini juga dapat
diperhatikan langsung oleh pengguna jalan raya. Jika dilihat pada gambar
mengenai persebaran orang-orangnya, dapat terlihat pula bahwa saat melakukan
perform, komunitas ini cukup mendominasi area tengah taman, dengan begitu
sebagian besar lorong taman ini sudah menjadi sebuah panggung atraksi temporer
bagi komunitas ini. Orang-orang yang ’nongkrong’ di daerah ini pun mempunyai
kecenderungan untuk tidak mengganggu jalannya kegiatan perform tersebut
sehingga mereka tidak mau mengganggu dengan tidak berjalan di area tengah di
mana komunitas ini perform. Penulis sendiri saat melakukan observasi pun merasa
agak segan untuk berjalan menyusuri lorong ini saat komunitas ini berlatih.
Perasaan ini muncul karena adanya perasaan takut tertabrak oleh skater ataupun
takut mengganggu jalannya atraksi yang sedang berlangsung.
Tahap persiapan dari pertunjukkan ini berlangsung cukup cepat.
Komunitas datang bersama-sama sebagai sebuah kelompok, dan beberapa orang
terlihat datang secara terpisah. Kemudian mereka mengeluarkan beberapa properti
seperti railing dan tanjakan kecil untuk membantu permainan mereka. Properti ini
diletakkan di ruang jalan di mana mereka akan berlatih. Ukuran dari properti itu
sendiri tidak terlalu besar sehingga penggunaanya sendiri hanya bisa dilakukan
Gambar 20: Rintangan buatan yangditambahkan.
Sumber: Dokumentasi pribadi, April2011
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
24
Universitas Indonesia
oleh satu orang. Dengan diletakkannya properti tersebut, maka lengkaplah sebuah
panggung pertunjukkan yang akan digunakan komunitas skateboard ini untuk
menarik perhatian khalayak.
Pada gambar di atas juga terdapat titik-titik hijau yang merupakan
kumpulan dari komunitas lain yakni komunitas football free style. Terlihat pada
gambar tersebut bahwa pembagian ruang dari kedua komunitas dalam berekspresi
tidak mengalami persinggungan yang berarti karena kebutuhan ruang ekspresi dari
masing-masing komunitas memang berbeda. Sebaliknya dua komunitas tersebut
menjadi inspirasi satu sama lain, saling memberikan tepuk tangan dan pujian saat
seseorang dari kedua komunitas melakukan sebuah manuver yang mulus. Dari
antusias khalayak dan sesama komunitas, skateboard terlihat lebih menarik
perhatian karena manuver yang dilakukan secara bergantian sehingga setiap
pemain menjadi daya tarik.
Saat beratraksi, mereka seolah-olah sudah memiliki waktu masing-masing
untuk tampil. Maka dalam menggunakan ruang atau panggung yang disediakan
mereka menggunakanya secara bergantian satu persatu. Cara ini membuat setiap
pemain skateboard yang tampil menjadi daya tarik dalam ruang tersebut. Setiap
pemain yang menghasilkan gerakan yang mulus langsung mendapatkan apresiasi
Gambar 21: Jalur lintasan pemain skateboard seperti panggung pertunjukkanSumber : Sketsa pribadi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
25
Universitas Indonesia
dari sekitarnya. Hal ini membuat setiap
pemain yang melakukan atraksi merasa
menjadi pusat perhatian karena keahliannya
ditonton oleh khalayak.
Dapat dilihat pula pada gambar di
atas, area ini merupakan area yang cukup
fleksibel untuk melakukan gerakan-gerakan
yang rumit. Seperti yang kita ketahui,
olahraga ini merupakan olah raga ekstrim
yang membutuhkan berbagai macam halang
rintang untuk meluncur. Ruang publik ini
cukup fleksibel untuk menampung hal
tersebut. Tidak hanya menggunakan properti
yang sudah dibawa, nyatanya blok tanaman
yang ada di tengah ruang jalan juga digunakan skater untuk gerakan-gerakan
skateboard. Hal ini menunjukkan bahwa properti-properti alami yang disediakan
di ruang publik merupakan hal yang skateable atau dapat dijadikan media luncur
bagi seorang skater.
Pemaknaan tersebut menunjukkan bahwa terjadi sebuah tindakan
placemaking didalamnya. Pengguna ruang yakni skater dapat menjadi arsitek bagi
tempat yang mereka ciptakan sendiri. Bentukan fisik yang bagi orang orang awam
merupakan fasilitas publik seperti kursi taman, trotoar, anak tangga, pagar taman
dan lain-lain dapat dipandang berbeda oleh seorang skater. Mereka dapat
memaknai media tersebut sebagai sesuatu yang dapat dijadikan media untuk
meluncur yang berupa obstacle atau
halang rintang. Saat seorang skater
dapat melewati halang rintang tersebut,
maka timbul kebanggaan dan
kesenangan tersendiri dalam dirinya
Gambar 22. Seorang skater yang beraksimenjadi pusat perhatian khalayak.
Sumber: Dokumentasi pribadi, April 2011
Gambar 23. Blok tanaman yangdijadikan haling rintang untuk
meluncur.Sumber: Ranggaxx video di Youtube,
2010 (telah diolah kembali)
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
26
Universitas Indonesia
yang membuat media dalam ruangan tersebut menjadi tempat cukup berkesan
dalam melakukan manuver. Seperti yang dikatakan Borden (dalam Blake, 2001)
”For the skater, space is not imposed by the architect or planner; it comes out
from the body, centrifugally”. Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa bagi
seorang skater, sebuah ruang bukanlah hal-hal yang berkenaan dengan arsitek atau
perancang tetapi tercipta dari interaksi dan gerak tubuh seorang skater dengan
lingkungannya.
Dari beberapa pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa skateboard
merupakan gaya hidup dalam mengkonsumsi waktu luang. Sebagian besar waktu
yang seorang skater habiskan pada sore hari atau pada hari libur, dialokasikan
untuk bermain skateboard. Maka dalam bermain skateboard, mereka memiliki
lebih banyak waktu untuk bereksperimen dengan banyak gerakan-gerakan di
berbagai tempat. Gerakan-gerakan yang mereka lakukan di ruang publik
merupakan gerakan ekspresif yang terkadang sangat menyita ruang dan perhatian
khalayak. Oleh karena itu, ekspresi dalam menggunakan ruang atau ekspresi
spasial dari komunitas ini tergolong kedalam sebuah performance atau
pertunjukkan. Kelak ekspresi spasial ini menjadi sebuah kualitas ruang dalam
ruang publik itu sendiri terutama ruang jalan. Ekspresi spasial yang juga familiar
dilakukan di daerah ruang jalan dan sekitarnya ini menjadikan ruang jalan sebuah
ruang dengan kualitas ruang yang menjadikan ruang jalan sebagai ruang
berinteraksi yang maksimal bagi komunitas-komunitas dan khalayak.
Gambar 24: berbagaimacam fasilitas
publik yangdimaknai sebagaihalang rintang.
Sumber: Ranggaxxvideo di Youtube,2010 dan diolah
kembali
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
1
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN
Kegiatan di ruang jalan tidak hanya semata-mata kegiatan berlalu lintas
tapi juga kegiatan lain yang cukup bervariasi. Kegiatan tersebut terdiri dari
kegiatan berdagang dan kegiatan bertemu atau berinteraksi. Diantara kegiatan
interaksi tersebut, terdapat kegiatan komunitas yang merupakan bagian dari gaya
hidupnya dan menarik untuk dipelajari karena caranya dalam menggunakan ruang
berbeda satu sama lain. Penggunaan ruang tersebut merupakan bentuk ekspresi
spasial yang dilakukan berdasarkan motif-motif tertentu dari komunitas. Ekspresi
spasial merupakan bentuk pemaknaan dan pemahaman terhadap ruang yang
diwujudkan baik secara visual, fisikal, psikologikal dan perilaku. Ekspresi yang
dilakukan bersama komunitas atau kelompok menjadi sebuah bentuk ekspresi
untuk menarik perhatian khalayak.
Kegiatan komunitas di ruang publik merupakan aplikasi dari gaya hidup.
Seperti yang sudah dijelaskan, gaya hidup komunitas terdiri dari kegiatan
mengkonsumsi barang atau kegiatan dalam menghabiskan waktu luang yang
dilakukan secara bersama-sama. Kegiatan tersebut merupakan sebuah bentuk
ekspresi diri yang dilakukan bersamaan di ruang publik. Sebuah visi atau tujuan
yang ingin ditunjukkan sebuah komunitas kepada khalayak dengan caranya
masing-masing tergantung dari latar belakang komunitas. Kegiatan ekspresi
ditunjukkan dalam sebuah ruang publik merupakan sebuah bentuk pemaknaan dan
pemahaman dari interpretasi penggunanya di ruang tersebut. Maka hal ini
mengindikasikan sebuah kegiatan placemaking juga terjadi di dalamnya. Kegiatan
tersebut merupakan sebuah cara yang orisinil dari sebuah komunitas terhadap
sebuah ruang sehingga menjadi sebuah tempat berkumpul yang cukup intim hanya
bagi komunitas tersebut.
Maka peristiwa tumbuhnya gaya hidup, terjadinya kegiatan ekspresi
spasial sangat mungkin dilakukan di ruang publik terutama ruang jalan karena
beberapa faktor seperti kemudahannya untuk diakses, tidak adanya peraturan
mengikat dalam menggunakan ruang dan khalayak yang bukan berlabel
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
2
Universitas Indonesia
pengunjung sehingga khalayak cukup bebas dalam menggunakan ruang. Selain itu
kehidupan ruang jalan yang cukup liar dan menantang membuat pengguna di
dalamnya termasuk komunitas untuk dapat lebih beradaptasi dan berinovasi dalam
menggunakan ruang jalan sebagai ruang berinteraksi komunitas.
Komunitas motor adalah komunitas dengan gaya hidup konsumtif dalam
membelanjakan uangnya di mana sebagian uangnya banyak dialokasikan untuk
kebutuhan memperbaiki, merawat dan memodifikasi motor. Kegiatan komunitas
dilakukan untuk saling berbagi perihal motor tersebut. Motor merupakan atribut
untuk bergaya, maka dalam melakukan kegiatan berkumpul di ruang publik,
komunitas ini berekspresi dengan memajang atau mendisplay motor-motor dari
setiap anggota. Ekspresi spasial yang ditunjukkan yakni dengan memajang motor
tersebut di pinggir jalan raya di mana banyak orang akan melihatnya. Pemilihan
tempatnya sendiri dipilih tempat yang familiar dan strategis contohnya di depan
Gedung Sate yang terkenal sebagai landmark-nya kota Bandung.
Sebuah ekspresi spasial juga ditunjukkan dengan kegiatan ceremonial
yang dilakukan saat datang dan pergi dari tempat pertemuan. Ekspresi ini berupa
pertunjukkan singkat saat memajang atau membariskannya dan saat membawa
motor-motor tersebut pulang. Mereka mengendarainya secara konvoi dengan
pengaturan yang sangat rapih dan disiplin dalam memajang dan membawanya
pergi. Ekspresi-ekspresi spasial tersebut membentuk sebuah image atau pencitraan
sebagai sebuah klub motor yang disiplin, kompak dan keren. Tujuannya
dilakukannya ekspresi seperti itu, agar khalayak yang melihat tertarik untuk
memiliki motor dengan jenis tersebut dan juga ikut bergabung ke komunitas
tersebut. Hal ini membuat komunitas motor mereka akan lebih besar dan
menonjol dari komunitas lainnya sehingga menambah loyalitas anggota terhadap
motornya dan kelompoknya.
Sedangkan skateboard adalah komunitas dengan gaya hidup konsumtif
dalam menghabiskan waktu luangnya dimana sebagian besar waktu luang pecinta
skater dihabiskan untuk bermain skateboard. Kegiatan komunitas yang lebih
banyak dilakukan anak remaja ini dilakukan di ruang publik jalan untuk
mendapatkan perhatian, pengakuan khalayak dan apresiasi akan keberadaan
mereka. Ekspresi diri yang dilakukan seorang skater, tidak jauh-jauh dari bermain
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
3
Universitas Indonesia
skateboard. Ekspresi tersebut dilakukan di ruang-ruang publik di manapun tempat
yang memungkinkan untuk bermain. Tempat-tempat tersebut meliputi jalan raya,
trotoar, taman, atau di mana saja tempat-tempat yang terdapat tangga, railling,
turunan, tanjakan atau halang rintang lainnya yang dapat dimanfaatkan. Jika
kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah kelompok, maka akan
menjadi sebuah pertunjukkan untuk menarik perhatian khalayak.
Jika klub motor berekspresi menggunakan motornya, maka komunitas
skateboard berekspresi dengan kemampuan dirinya sendiri bergerak dan meluncur
dengan papan. Kegiatan ekspresi tersebut dilakukan di ruang publik
menggunakan potensi yang ada dari ruang tersebut atau ruang yang
memungkinkan dengan menambahkan beberapa properti di dalamnya. Cara
tersebut merupakan salah satu bentuk ekspresi spasial yang mereka lakukan.
Selain itu dalam berekspresi mereka selalu menata jalur luncur mereka seperti
layaknya sebuah panggung pertunjukkan. Mereka bergerak bergantian layaknya
sebuah peran yang sudah mengetahui kapan gilirannya untuk tampil. Dengan
banyaknya waktu yang dihabiskan untuk berlatih, maka banyak pula bentuk-
bentuk ekspresi spasial yang mereka lakukan, namun kesemuanya itu dapat
dikategorikan sebagai sebuah bentuk pertunjukkan atau performance. Layaknya
sebuah pertunjukkan ekspresi jenis ini di ruang publik ditujukan untuk dapat
menuai apresiasi dari orang-orang yang menonton sehingga gaya hidup dengan
skateboard tersebut akan menambah kebanggan dan rasa percaya diri dalam
bersosialisasi dengan yang lainnya.
Ekspresi spasial display ataupun performance merupakan ekspresi-
ekspresi gaya hidup yang mungkin dilakukan di ruang jalan. Sebenarnya kedua
komunitas di atas melakukan kedua bentuk ekspresi spasial tersebut, hanya saja
terdapat bentuk yang lebih dominan. Kedua bentuk ekspresi tersebut menjadi
sebuah kualitas ruang jalan untuk komunitas berinteraksi. Tidak menutup
kemungkinan untuk bentuk ekspresi lainnya karena penulis hanya mempelajari
dua komunitas saja. Namun sekali lagi terbukti bahwa ruang-ruang publik yang
ada sekarang terutama di Kota Bandung tidak dapat lagi menampung semua
kebutuhan kelompok komunal dalam berinteraksi. Maka beberapa komunitas
dengan dua ekspresi spasial tersebut melakukannya di ruang publik jalan.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Jay. (2010, Desember 29). Jatuh Bangun Sejarah Skateboard. Juni 4,2011. Masa Lampau Selalu Aktual: http://www.majalah-historia.com/majalah/historia/berita-383-jatuh-bangun-sejarah-skateboard.html
Banua, Raudal T.(2003, Januari 26). Ruang Publik Sepanjang Jalan,Mungkinkah?. Maret 15, 2011. Bali Post:http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2003/1/26/ars1.html
Blake, Andrew. (2001,Juni 27). Skateboarding, Space and the City; by IainBorden. Juni 30, 2011. The Independent review:http://www.independent.co.uk/arts-entertainment/books/reviews/skateboarding-space-and-the-city-by-ian-borden-752806.html
Bohl, Charles C. (2002). PlaceMaking Developing Town Centers, Main Street,and Urban Villages. Washington, DC: ULI-the Urban Land Institue
Borden, Iain. (2001). Skateboarding, Space and the City, Architecture and theBody. United Kingdom: Biddles Ltd., King’s Lynn.
Budiana, Riswan. (2010, Desember 24). Wow! Jumlah Anggota Geng Motor diJabar Capai 50 Ribu. Juni 4,2011. detikBandung:http://bandung.detik.com/read/2010/12/24/132559/1532201/486/wow-jumlah-anggota-geng-motor-di-jabar-capai-50-ribu
Dhani B.,Arman. (2010, Juni 1). Skateboard, Budaya Pop Tandingan. April15,2011. TerumbuKarya:http://terumbukarya.blogspot.com/2010_06_01_archive.html
Dunixi. (2009,November 26). Gaya Hidup Hedonis Remaja Modern. Februari 20,2011. Dunixian Online: http://blog.dunixi.com/gaya-hidup-hedonis-remaja-modern/
Engwicht, David.(1999). Street Reclaiming, Creating Livable Street and VibrantCommunities. Canada: Gabriola Island BC
Faisal, Muttaqin. (2009, Mei 17). Teknik Display Produk. Juni 5,2011. Mix-MaxMarketing: http://online1pemasaran.blogspot.com/2009/05/teknik-display-produk.html
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
Fauzia et,all.(2006, Juli). Creative Culture and Public Space: Street as a Spacefor Creative Culture Community. Makalah dalam International Seminaron Urban Culture / Arte-Polis: Creative Culture and the Making of Place /Bandung.
Fernando, Rafael.(2011,Januari 12). Nongkrong. Mei 22,2011.http://refa-tulisan.blogspot.com/2011/01/nongkrong.html
Fitrianto, Aditya W. (2007, Maret 13).Ruang Terbuka Alternatif. Juni 2, 2011.Berbagi Ilmu: http://ayahasna.blog.com/tag/ruang-terbuka-alternatif/
Francis, Mark. (2003). Urban Open Space, Designing For User Need.Washington,DC: Island Press
Gehl, Jan. (1990).Life Between Building. Kopenhagen:Danish Architectural Press
Ibrahim, Idi Subandy. (2009). Lifestyle Sebuah Pengantar Komprehensif DavidChaney. Yogyakarta: Jalasutra
Khrisno.A,P. (2011, April 19). KeukenBDG x jongArsitek! : SurpriseStove#03 +Park(ing) Day @Braga. April 20,2011. Jongarsitek:http://jongarsitek.com/2011/04/19/keukenbdg-x-jongarsitek/
Kusumarini, Yusita. (2003).Ruang Sebagai Media Ekspresi dan Apresiasi. JurnalDimensi Interior, Vol 1, No.1, 29-45
PPS. (2008).A Guide to Neighborhood Placemaking in Chicago. New York:Author
Syauki, Hanif. (2011, Februari 10). Meluncur di Buqiet Skatepark. Mei 16,2011.Cokistory: http://hanief.org/meluncur-di-buqiet-skatepark
Wahid, Toni. (2008,Desember 7). Jump baby, jump !. Mei 13, 2011. Weblog ToniWahid: http://mypotret.wordpress.com/2008/12/07/jump-baby-jump/
Wicaksono, Damar Krisetyo. (2011, April 24).Adrenaline SkateboardingPurworejo.Mei 15,2011. http://adrenalineskateboarding.wordpress.com/
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
SURVEY INTERAKSI KOMUNITAS DALAM SEBUAH RUANG PUBLIKSTUDI KASUS KOMUNITAS BANDUNG
Ruang publik (Jalan & Pedestrian) secara umum tidak hanya diperuntukan untuk tempat melintas,namun dalam perkembangannya juga menjadi tempat berkumpul komunitas-komunitas sosial. Andadapat membantu kami untuk lebih memahami kebutuhan ruang jalan berdasarkan penggunanya. Andadapat menjawab pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan terbuka sehingga mempermudah kami dalamproses analisanya.
Terima Kasih untuk bantuan dan waktu anda yang sangat berharga.
Mengenai kegiatan komunitas1. Dalam seminggu berapa kali anda melakukan kegiatan hobi anda?
a. Seminggu 1-2 kalib. Seminggu 3-4 kalic. Setiap harid. …………………………..
2. Dalam setiap melakukan kegiatan hobi anda, berapa lama waktu yang anda habiskan?
a. 1 jamb. 2 jamc. 3 jamd. 4 jame. Diatas 5 jamf. ………………………….
3. Kegiatan apa yang biasanya anda lakukan di komunitas hobi anda?
a. Berdiskusi d. ……………………………………….b. Beratraksic. Bersilaturahim/nongkrong
Lampiran 1
Contoh Kuesioner yang disebarkan ke komunitas Skateboard dan Motor Thunder
ARSITEKTUR UNIVERSITAS INDONESIA
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
4. Apa motivasi terbesar anda mengikuti kegiatan komunitas ini?
a. Ingin menambah teman d. …………………………….b. Ingin menambah keahlian khususc. Ingin dianggap eksis
5. Apa yang anda dapatkan dengan mengikuti kegiatan komunitas ini?
a. Temanb. Uangc. Pengalamand. Gengsie. ………………………..
6. Apakah kegiatan komunitas anda mempengaruhi gaya berpakaian dan penampilan anda sehari-hari?
a. Yab. Tidak
7. Kalau bisa anda deskripsikan, gaya dan penampilan anda adalah gaya penampilan yang seperti apa?
a. Santai d. Alimb. Punk e. Gaulc. Atletis f. ………………………………
8. Apa yang anda rasakan jika kegiatan komunitas hobi anda menjadi tontonan dan perhatian oranglain?a. Makin percaya diri e. …………………………………..b. Gugupc. Cuekd. Biasa saja
9. Menurut anda apa dampaknya jika kegiatan komunitas anda di tempat umum ditonton orang lain?a. Agar anda dan kegiatan anda dianggap eksis didaerah tsbb. Agar ada yang memberikan apresiasi (tepuk tangan) saat anda beratraksic. Agar lebih banyak orang yang bergabung pada kegiatan komunitas andad. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Mengenai ruang jalan tempat berkegiatan
10. Dimana biasanya anda berkumpul/berlatih komunitas hobi anda? (Sebutkan nama tempat)a. …………………………………..b. …………………………………..c. …………………………………..
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
11. Menurut anda tempat-tempat seperti apa yang biasanya dipilih untuk berlatih/berkumpul?a. Luas d. Sepib. Datar / Rata e. Strategisc. Ramai f. …………………………………
12. Bagaimana anda menjangkau tempat-tempat tersebut?a. Jalan kaki e. Dengan skateboardb. Dengan angkot f. Dengan sepedac. Dengan motor g. …………………………………d. Dengan mobil
13. Dari beberapa tempat berkumpul/latihan, tempat mana yang paling anda sukai? …............................Mengapa?a. Pedestrian atau jalan untuk melintasnya cukup luasb. Dekat dengan pusat keramaianc. Makanan atau jajananya enakd. Mudah dijangkaue. Dapat melakukan bermacam-macam kegiatan di tempat tsb
14. Apakah tempat-tempat latihan yang sekarang sudah membuat anda nyaman berlatih?a. Sudah (lanjut no.16)b. Belum (lanjut no.15)
15. Fasilitas apa yang seharusnya ditambahkan untuk membuat anda lebih nyaman dalam berkegiatanbersama komunitas anda di tempat umum?a. Toilet umum e. Tempat jajan dan makanb. Tempat sampah f. Memperlebar jalan atau pedestrianc. Lampu jalan g. ……………………………………………………….d. Tempat duduk h. ……………………………………………………….
Sejauh manakah anda setuju atau tidak setuju dengan masing-masing pertanyaan berikut mengenaikualitas kegiatan dan ruang yang anda rasakan saat melakukan kegiatan di tempat yang andasukai… (lingkari jawabanmu)
16. Saya menyukai jika kegiatan saya 1 2 3 4 5ditonton oleh orang lain…………….
Sangatsetuju
Agaksetuju
Sedangsedang
Agak tdksetuju
Sgt tdksetuju
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
17. Saya lebih menyukai jika orang lain 1 2 3 4 5memberi tepuk tangan dan teriakan saatsaya beratraksi……………..
18. Didalam komunitas ini saya dapat menemukan 1 2 3 4 5jati diri dan kebanggan diri saya…………..
19. Saya lebih menyukai berkumpul dengan komunitas 1 2 3 4 5Saya pada malam hari……………….
20. Di tempat latihan, saya suka membawa properti 1 2 3 4 5Tambahan untuk digunakan saat berlatih..………..
21. Saya lebih menyukai tempat latihan yang menyatu 1 2 3 4 5dengan tempat umum seperti jalan raya…………..
22. Saya lebih menyukai tempat latihan khusus seperti 1 2 3 4 5Gedung olahraga…………………………
Mengenai data diri
23. Gender anda adalah:a. Priab. Wanita
24. Pekerjaan:a. Pelajar/Mahasiswab. Pekerjac. Tidak bekerja
25. Umur anda adalah:a. Dibawah 20 thnb. 20 – 25 tahunc. 25 – 30 tahund. 30 – 35 tahune. 35 – 40 tahunf. Diatas 40 tahun
Terima Kasih Atas Bantuanya yang Sangat Berharga
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
LAMPIRAN 2
Laporan wawancara Klub BTMC(Bandung Thunder Motor Club)
26 Maret 2011
Pada malam minggu sekitar jam 23.30 saya yang sudah menunggu sekitar
setengah jam ditempat ‘kopi darat’ akhirnya dipersilakan bergabung ke komunitas
ini untuk melakukan sesi wawancara dan menyebar kuesioner. Sembari beberapa
orang yang masih mengisi kuesioner, sayapun mulai mewawancarai ketua klub ini
yang bernama Muhammad Prayoga (MP). MP menyebutkan bahwa klub ini
pertama kali berdiri pada 15 Januri 2005 oleh beberapa orang yang menganggap
perlunya komunitas untuk sharing mengenai perilah motor tsb mulai dari
kekuatan mesin sendiri sampai modifikasinya. Jumlah anggotanya yang terdaftar
sampai saat ini sekitar 330 orang dan beberapa orang diantaranya dari Garut,
Tasik, Ciamis, dan Sumedang. Mengenai syarat keanggotaannya cukup mudah
yakni memiliki motor Thunder dan awalnya klub ini tidak boleh diikuti oleh anak
sekolah, namun dua tahun terakhir akhirnya klub ini juga menerima anak sekolah
dengan alasan takut mereka terjerat ke ‘geng’ motor yang sifatnya kurang baik.
Akhirnya sampai saat ini sudah ada dua anak sekolah yangmenjadi anggoya klub
BTMC.
MP menyebutkan bahwa komunitas ini sangat peduli dengan kegiatan
sosial, maka setiap ada bencana alam atau setiap bulan Ramadhan, klub motor ini
rutin mengadakan bakti sosial. Selain itu kegiatan yang berhubungan langsung
dengan Thunder itu sendiri yakni kegiatan modifikasi. Kegiatan yang rutin
dilakukan ini pun pernah dilombakan di ajang modifikasi motor berskala nasional
dan mendapat juara 2. Kemudian kegiatan rutin lainnya yakni touring. Waktu
pengadaannya sendiri tidak tentu namun setiap kali touring selalu membawa
bendera BTMC. Track record dari touring sendiri baru disekitar pulau Jawa
seperti Ujung Genteng dan Bromo, lalu pulau Sumatra tepatnya Lampung. Dan
terakhir tentunya acara rutin mingguan yakni kopi darat yang diadakan setiap
malam minggu didepan Gedung Sate.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
“Alasan Gedung Sate dijadikan tempat berkumpul, karena disini itu salah
satu ‘central’nya kota Bandung” sebut MP. Jadi bagi orang-orang yang mungkin
melihat situs BTMC dan ingin mengikuti kumpul-kumpul kopi darat seperti ini
tidak akan sulit dicari, karena tempat ini adalah salah satu landmark-nya kota
Bandung sebutnya. Selain itu daerah ini juga strategis, karena mudah dijangkau,
motor dari mana area mana saja dapat dengan mudah menjangkau tempat ini.
Untuk spot-nya sendiri dari dulu memang sudah ‘mendapat jatah’ ditempat ini,
karena tempat lainnya sudah ditempati oleh klub motor lainnya, atau pedagang-
pedagang yang sudah lama berada ditempat tsb. Jadi sudah sejak lama mereka
memang tidak berpindah dari spot tsb. Tanggapannya mengenai tempat ini
memang kurang memadai untuk tempat berkumpul terutama pada saat anggota
klub yang hadir cukup banyak, itu akan membuat lalu lintas sedikit macet.
Dari sisi kegiatan, MP menyebutkan bahwa kegiatan utama di acara kopi
darat ini ialah kegiatan berdiskusi. Semua hal yang berkaitan dengan kegiatan
komunitas seperti bakti sosial, modifikasi dan touring semuanya diperbincangkan
disini. Sedangkan seorang bapak yang berumur 40 tahunan menambahkan bahwa
kegiatan yang ia lakukan bersama teman-temannya disini juga merupakan ajang
silaturahim. Penulis melihat saat datang dan pergi dari tempat ini, komunitas ini
selalu melakukan kegiatan konvoi, saat ditanyakan kegiatan ini berguna untuk
dapat menunjukkan kekompakan, kedisiplinan dan kebersamaan sebuah
kelompok. Selain itu kegiatan juga berguna sebagai ajang promosi untuk
menunjukkan pada masyarakat bahwa komunitas ini selalu kondusif. Maka
sebelum datang kelokasi kopi darat tsb, mereka berkumpul di depan kantor
sekertariat BTMC yang terletak di jalan Jl.PHH Mustofa No. 54a Bandung.
Saat ditanya mengenai prinsip dan ideologi dari komunitasnya itu sendiri,
MP menjawab bahwa ideologi kelompok mereka dapat dapat dilihat dari logo
komunitas mereka. Terdapat logo sayap dan linggkaran disitu yang artinya sayap
merupakan sesuatu yang sifatnya bebas untuk dapat kemana saja menjadi seorang
penjelajah dan lingkaran yang artinya penjelajah-peenjelajah tersebut dinaungi
dalam satu lingkaran menjadi sebuah kesatuan yang erat.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
Tabulasi Kuesioner Klub BTMC
Tabel Kegiatan
Intensitas berkunjung Kegiatan yangdilakukan
Datangbersama siapa?
Dampak MenjadiTontonan
Seminggu 1x 85% Diskusi 60% Teman 47% Banyak yangikut Bergabung 86%Seminggu 2x 6.50% Silaturahim 33% Sendiri 42%
Dua minggu1x 6.50% Nongkrong 7% Pacar 11% Dianggap Eksis 14%
Tabel 2. RuangJalan
Deskripsi TempatYang Disukai Dari Tempat ini?
Strategis 82% Dekat Pusat Keramaian 58%Enak BuatNongkrong 12% Mudah Dijangkau 21%
Luas 6% Pedestrian Luas 11%Parkir Bebas 5%Bisa Melakukan Apa Saja 5%
Tabel Fasilitas
Sudah Memfasilitasidengan baik?
Fasilitas yang Seharusnya Ditambahkan
Belum 60% Toilet Umum 23%Sudah 40% Lampu Jalan 23%
Tempat Duduk 18%Memperlebar Pedestrian 14%Tempat jajan/makan 14%Tempat Sampah 4%Pelebaran Jalan 4%
Tabel Data DiriGender Pekerjaan UmurPria 94% Pekerja 75% 20 - 25 thn 37.50%Wanita 6% Mahasiswa 25% 25 - 30 thn 25%
30 - 35 thn 18.75%35 - 40 thn 6.25%> 40 thn 6.25%< 20 thn 6.25%
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
Kualitas Ruang (Dalam Persen)
No. KualitasSangatSetuju
AgakSetuju
Sedangsedang
Agk tdksetuju
Sgt Tdksetuju
1Saya suka melakukankegiatan/nongkrong di tempatini… 81 19
2Saya lebih suka ke tempat inipada malam hari dari pada sianghari… 69 6 25
3Ditempat ini saya dapat dudukdimanapun saya mau, di bahutrotoar, atau pot-pottanaman… 25 12.5 44 12.5 6
4
Saya suka menambahkantempat duduk, menggelar tikaruntuk duduk, membawapropertyuntuk melakukan atraksi….. 27 27 20 6 20
5Kegiatan saya dan teman-temanmembuat orang lain danpedagang berkumpul…. 62.5 18.75 18.75
6
Ditempat ini seolah-olah sayadan teman-teman mempunyairuang kegiatan komunitas yangkamiciptakan sendiri…. 62.5 18.75 18.75
7Saya dan teman-teman sukamencari tempat-tempat dudukyang dekat denganpedagang makanan… 37.5 43.75 18.75
8
Saya dan teman-teman lebihmenyukai Berkumpul di tempat-tempat yang diterangicahaya lampu jalan yangmemadai… 43.75 43.75 12.5
9
Saya dan teman-teman sukamelakukan kegiatan ditempatini karena jalan ataupedestriannya lebih luas dariyang lain… 62.5 18.75 18.75
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
Lampiran 3
Laporan Wawancara Komunitas Skateboard Bandung
9 April 2011
Saya datang ke lokasi latihan komunitas skateboard di taman Cikapayang.
Disana sudah terdapat sekelompok pemuda yang sedang bermain skateboard. Saat
saya wawancarai, Rhino salah satu anggotanya menceritakan bahwa komunitas
skateboard mereka adalah tim kecil bernama DM Skate Team. Tim skateboard
terdiri dari beberapa orang ada sekitar 10-15 orang yang sering latihan bersama.
Perlu diketahui pula bahwa skateboard di Indonesia tergabung dalam
ISA(Indonesia Skateboarding Association). Memang olahraga ini sifatnya lebih
individual, namun dalam melakukan latihan akan lebih baik dan menyenangkan
jika latihan bersama timnya. Jadi tim skateboard disebuah kota terdiri dari banyak
tim yang biasanya tergabung karena teman dekat, teman sekolah atau teman
kuliah. Seperti tim kelompok Rhino yang tergabung karena asas pertemanan ini.
Mereka biasa berlatih setiap hari setelah pulang sekolah di berbagai
macam tempat tergantung mood mereka hari itu. Mereka biasa bermain ditempat-
tempat yang mudah dijangkau dan sifatnya fleksibel. Namun yang terpenting
adalah mereka akan lebih menyukai jika terdapat rintangan-rintangan yang dapat
mereka manfaatkan. Rhino dan teman-temannya mengaku tertarik untuk
berkecimpung di olahraga ini karena melihat video yang diperlihatkan teman-
temanya terdahulu. Dan mereka bisa mendapat kesenangan dan tantangan dengan
bermain skateboard ini.
Mengenai gaya berpakaian mereka, Rhino mengaku sedikit banyak
dipengaruhi oleh Merek-merek outfit yang biasanya mensponsori kegiatan
mereka dan membiayai mereka menjadi seorang professional. Outfit-outfit
tersebut seperti Bilabong, Rusty, Volcom,Quiksilver, Oakley, dll. Rhino
menceritakan bahwa seseorang skater yang handal dapat dapat mendapatkan
sponsor yang akan membiayaianya setiap bulan dan mengirimnya ke ajang-ajang
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
kompetisi skateboard. Sebagai gantinya seorang skater harus selalu memakai
outfit yang sudah diberikan kepadanya entah topi, pakaian atau sepatu.
Mengenai motivasi mereka berlatih diruang publik, Rhino menceritakan
bahwa ia dan teman-temannya ingin memperlihatkan kepada khalayak, bahwa
skateboard adalah salah satu bentuk kegiatan yang positif, keberadaan mereka
dapat dianggap dan tidak dipandang sebelah mata lagi.
Tabulasi Kuesioner Komunitas Skateboard
Kegiatan KomunitasIntensitas melakukan
kegiatanDurasi setiap
melakukan kegiatan Kegiatan yang dilakukanSetiap Hari 62.50% Diatas 5 jam 62.50% Beratraksi 50%Tidak tentu 25% + 3 jam 37.50% nongkrong 28.60%Seminggu 3-4kali 12.50% Berdiskusi 21.40%
Motivasi melakukan kegiatanYang didapat denganmelakukan kegiatan
Yang dirasakan jikakegiatannya menjadi
tontonan
Menambah teman 46.70% Pengalaman 34.80%Makinpercaya diri 46%
Menambah keahlian 26.70% Teman 26% cuek 31%Mencari kesenangan 10.70% Gengsi 21.70% Gugup 13%Mencari kebanggaan diri 8.70% Kesenangan 13% Malu 11%Dianggap eksis 7.20% Uang 4.50%
Ruang JalanTempat seperti apa
yang dipilihMenjangkau tempat
kegiatan Alasan menyukai tempat kegiatan
Strategis 50%Denganskateboard 50%
Fleksibilitas tinggi, dapatmelakukan bermacam-macam kegiatan 47%
Luas 25%Denganmotor/mobil 50% Trotoarnya cukup luas 11%
Terdapatrintangan 25% Dekat pusat keramaian 11%
Mudah dijamgkau 11%Makanan/jajanannya enak 11%
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011
FasilitasSudah memfasilitasidengan baik?
Fasilitas yang seharusnyaditambahkan
Belum 57% Lampu jalan 27%Sudah 43% Rintangan 27%
Toilet umum 15%Tempat duduk 15%Tempat sampah 15%
Data DiriGender Pekerjaan Umur
Pria 100% Pelajar/Mahasiswa 60% < 20 thn 50.00%Wanita Pekerjaan 30% 20 - 25 thn 40%
Profesional 10% 25 - 30 thn 10.00%
Kualitas Ruang (Dalam Persen)
No. KualitasSangatSetuju
AgakSetuju
Sedangsedang
Agk tdksetuju
Sgt Tdksetuju
1 Saya menyukai jika kegiatan sayaditonton oleh orang lain….. 62,5 25
2Saya lebih menyukai jika oranglain memberi tepuk tangan danteriakan saat saya beratraksi….. 37,5 12,5 37,5 12,5
3Didalam komunitas ini sayadapat menemukan jati diri dankebanggan diri saya……... 100
4Saya lebih menyukai berkumpuldengan komunitas saya padamalam hari…… 5,5 28,5 57
5Di tempat latihan, saya sukamembawa property tambahanuntuk digunakan saat berlatih….. 43 43 14
6Saya lebih menyukai tempatlatihan yang menyatu dengantempat umum seperti jalanraya….. 28,5 14,5 28,5 28,5
7Saya lebih menyukai tempatlatihan khusus seperti GedungOlahraga….. 14 14 72
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
www.docu-track.com Clic
k to buy N
OW!PDF-XChange
www.docu-track.com
Gaya hidup..., Siti Nur Jannah, FT UI, 2011