Hakman Pawiran Sarim Heri Suryadi MMAP-UNIB
Dosen Pengasuh Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko & Dr. Zakaria, M.Pd. Publikasi di http://hakmantenera.files.wordpress.com
Pag
e1 P
rakt
ik M
an
aje
men
Sa
tua
n P
end
idik
an
Hakman Pawiran Sarim Heri Suryadi MMAP-UNIB
Dosen Pengasuh Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko & Dr. Zakaria, M.Pd. Publikasi di http://hakmantenera.files.wordpress.com
Pag
e2 P
rakt
ik M
an
aje
men
Sa
tua
n P
end
idik
an
MODEL MANAJEMEN PKBM BERBASIS KEMITRAAN UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN
KEUANGAN, KESISWAAN DAN SARANA PRASARANA DI PKBM MERPATI
KECAMATAN PUTRI HIJAU KABUPATEN BENGKULU UTARA
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003, dikenal dalam tiga jalur yaitu jalur pendidikan informal, jalur
pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal, dimana antara jalur-jalur tersebut
saling melengkapi dalam mengembangkan sumberdaya manusia.
Pendidikan nonformal sebagaimana tercantum dalam pasal 26 ayat ayat 4,
diuraikan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim dan
satuan pendidikan yang sejenis.
Satuan pendidikan nonformal yang saat ini berkembang pesat adalah Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), yang pada awal rintisannya didirikan di tingkat
kecamatan kemudian menyebar ke tiap desa atau kalurahan. Pada awal berdirinya
PKBM merupakan tempat belajar bagi warga masyarakat di sekitar PKBM itu berada.
PKBM didirikan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Kegiatan
utama PKBM adalah membelajarkan masyarakat melalui berbagai layanan program
pendidikan luar sekolah. Dimana berdirinya PKBM diilhami oleh gagasan pusat belajar
masyarakat (community learning center) yang terdapat di berbagai negara maju sejak
sekitar enampuluhan, serta adanya kebijakan tentang broad based learning.
UNESCO (1993), mendefinisikan PKBM sebagai tempat belajar yang terorganisasi
dimana orang-orang dapat belajar. Sebagai institusi yang didirikan oleh, dari dan untuk
masyarakat, PKBM memiliki potensi sebagai institusi yang mandiri.
Sebagai institusi mandiri PKBM dihadapkan dengan banyak permasalahan,
sebagaimana permasalahan yang dialamai oleh PKBM Merpati diantaranya:
(1) Keuangan, sarana prasarana dan kesiswaan yang belum sesuai dengan norma,
standar, prosedur dan kriteria (NSPK), (2) keuangan, sarana prasarana dan kesiswaan
Hakman Pawiran Sarim Heri Suryadi MMAP-UNIB
Dosen Pengasuh Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko & Dr. Zakaria, M.Pd. Publikasi di http://hakmantenera.files.wordpress.com
Pag
e3 P
rakt
ik M
an
aje
men
Sa
tua
n P
end
idik
an
yang tidak sesuai NSPK menyebabkan mutu pembelajaran rendah, kurang mampu
bersaing dan prestasi PKBM rendah, (3) keterpenuhan NSPK memerlukan manajemen
yang khas, dan (4) diduga model kemitraan merupakan solusi untuk mengatasi masalah
keuangan, sarana prasarana dan kesiswaan di PKBM.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Masalah manajemen apa yang dihadapi PKMB ?
2. Bagaimana Solusinya ?
3. Bagaimanakah model manajemen PKBM yang efektif ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mendeskripsikan masalah manajemen yang dihadapi oleh PKBM.
2. Untuk merumuskan bagaimana solusi masalah manajemen yang dihadai PKBM.
3. Untuk merumuskan model manajemen sekolah PKBM yang efektif.
D. MANFAAT PEMBAHASAN
1. Bagi Mahasiswa, mengetahui dan memahami masalah manajemen yang dihadapi,
solusi dan model yang digunakan PKBM paling efektif.
2. Bagi PKBM, sebagai masukan dalam menerapakan model manajemen yang efektif
melalui pengetahuan terhadap masalah manajemen yang dihadapi, solusi dan model
yang digunakan.
3. Bagi wali murid dan masyarakat sekitar, memberikan dukungan moril dan materil
terhadap kerja PKBM
4. Bagi pemerintah, membuat produk baru berupa perundang-undangan yang berpihak
terhadap PKBM.
E. METODE
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Hakman Pawiran Sarim Heri Suryadi MMAP-UNIB
Dosen Pengasuh Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko & Dr. Zakaria, M.Pd. Publikasi di http://hakmantenera.files.wordpress.com
Pag
e4 P
rakt
ik M
an
aje
men
Sa
tua
n P
end
idik
an
II. PEMBAHASAN
No Permasalahan Solusi Inovatif 1. KEUANGAN
a. Minimnya anggaran untuk honor tenaga pengajar.
Musyawarah bersama unsur terkait seperti; pengurus yayasan, pengurus PKBM, wali warga belajar, masyarakat dan pemerintah setempat. Dari musyawarah tersebut mengambil kesimpulan : (1) diadakannya donatur, (2) arisan wali warga belajar, (3) penjualan produk warga belajar dan PKBM, (4) pengajuan profosal dana ke pihak perusahaan perkebunan, tambang, dan pengusaha perniagaan, (5) menjalankan list sukarela pada hal layak ramai (6) melakukan kegiatan-kegiatan, misalnya pelatihan atau workshop sehari (keterampilan sulam benang, membuat kue dan lainnya).
b. Rendahnya anggaran untuk kelengkapan sarana-prasarana
1. Menyelenggarakan program kursus dan magang kerampilan misalnya : meubel, las, dan keterampilan lain yang secara langsung dapat dimanfaatkan PKBM sebagai pendukung sapras.
2. Mencari donatur yang dapat memberikan barang jadi ataupun bahan baku.
3. Mengupayakan bahan-bahan yang tidak layak pakai menjadi dapat dimanfaatkan, melalui permohonan kepada warga belajar, perusahaan ataupun pemerintah setempat
c. Tidak adanya anggaran yang
dipergunakan untuk perawatan sarana-prasarana
1. Mencari donatur tetap dan donatur
tidak tetap. 2. Penjadwalan perawatan alat melalui
pemberdayaan warga belajar dan masyarakat lingkungan sekitar.
3. Gotong royong kebersihan bersama terjadwal oleh yayasan, pkbm, dan masyarakat sekitar.
4. Menjalankan list
Hakman Pawiran Sarim Heri Suryadi MMAP-UNIB
Dosen Pengasuh Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko & Dr. Zakaria, M.Pd. Publikasi di http://hakmantenera.files.wordpress.com
Pag
e5 P
rakt
ik M
an
aje
men
Sa
tua
n P
end
idik
an
2. Sarana Prasarana a. Terbatasnya ketersediaan media
pembelajaran. 1. Pengadaan media pembelajaran
melalui donatur. 2. Pembuatan media pembelajaran
melalui penugasan kepada warga belajar.
3. Pengajuan media pembelajaran kepada instansi terkait misalnya Dinas pendikan Kabupaten, Propinsi dan kementerian pendidikan pusat.
b. Disfungsi dan kerusakan sarana prasarana,
1. Pemanfaatan sarana secara optimal, 2. Melakukan service berkala yang
melibatkan yayasan, pkbm, warga belajar dan masyarakat sekitar.
3. Pembuatan administrasi sarana yang baik.
c. Minimnya tempat dan peralatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi warga belajar.
1. Optimalisasi rencana strategis terkait dengan perencanaan, pelaksaan, kontrol, evaluasi dan pelaporan terkait sarana dan prasarana. Perencanaan melalui penetapan waktu, pelaksana dan sumber pendukung lainnya.
2. Musyawarah bersama unsur terkait seperti; pengurus yayasan, pengurus PKBM, wali warga belajar, masyarakat dan pemerintah setempat. Dari musyawarah tersebut mengambil kesimpulan : (1) Dapat digunakannya sarana umum seperti masjid, lapangan dan lainnya oleh warga belajar dan pihak PKBM, (2) Dibolehkannya penggunaan peralatan-peralatan milik desa (pemerintah setempat) yang dapat mendukung pengembangan skill warga belajar seperti handtraktor desa, tenis meja, seragam dan alat kesenian desa, dan sejenisnya.
3. Bekerjasama dengan pihak sekolah Formal, untuk dapat menggunakan lab. Komputer, lapangan basket, perpustakaan sekolah dan lainnya.
4. Mencari donatur, dan sumber lain misalnya wakip.
Hakman Pawiran Sarim Heri Suryadi MMAP-UNIB
Dosen Pengasuh Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko & Dr. Zakaria, M.Pd. Publikasi di http://hakmantenera.files.wordpress.com
Pag
e6 P
rakt
ik M
an
aje
men
Sa
tua
n P
end
idik
an
3. Kesiswaan ( warga belajar) a. Rendahnya jumlah warga belajar di
BKBM 1. Optimalisasi sosialisasi dan publikasi,
berkenaan dengan penerimaan warga belajar baru. Pemasangan poster dan spanduk.
2. Adanya kemitraan dengan mass media cetak dan elektronik, mengenai seputar penerimaan warga belajar, ekspos kegiatan, dan informasi positip lainnya berkenaan dengan PKBM.
3. Penggunaan media internet dalam menyampaikan berbagai informasi yang memiliki daya jangkau lebih luas, baik ditingkat lokal, nasional dan internasional.
b. Kurangnya rasa percaya diri warga belajar terhadap PKBM
1. Meningkatkan rasa percaya diri masyarakat melalui arahan dan motivasi dari berbagai pihak terkait bahwa PKBM sebagai salah satu pendidikan non formal yang diakui pemerintah dalam UU, pembentukan life skill baik secara individu maupun kelompok.
2. Memberikan pemahaman kepada warga belajar bahwa PKBM sebagai lembaga pendidikan non formal memiliki posisi yang sama dengan pendidikan formal yaitu sebagai lembaga yang mencerdaskan anak bangsa.
3. Membiasakan warga belajar d