1
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN DATA KEMISKINAN DENGAN BERTUMPU PADA KEBIJAKAN SERTA RUANG DAN
PELUANG PIHAK LAINNYA
Hamonangan Ritonga, Ph.DBadan Pusat Statistik
Disampaikan pada Workshop Nasional : Database partisipatif dan pemanfaatannya untuk pemetaan sosial ekonomi
interaktif dan Sistem Informasi dan Administrasi Desa/Kelurahan Jakarta, 27 Februari 2014
2
Pendahuluan (1):Manajemen Pembangunan dari Perspektif Data Statistik
Politik Pembangunan
Administrasi Pembangunan
Perumusan Kebijakan
Penentuan Kebijakan Implementasi
Issu pembangu
nan
ANALISIS SITUASI:Gambaran obyektif
dan kebutuhan masyarakat
Indikator Keberhasilan
Perencanaan:Desain,
anggaran,dan prosedur MONEV
Monitoring Evaluasi
Prioritas pembangun
an
Renstra KL/Daerah/Des
a
Disepakati Kebijakan, program, kegiatan
Implementasi kegiatan
PostOn Going
33
Peran Data Statistik dalam Pembangunan • Dalam pelaksanaan pembangunan yang baik, penentuan suatu
kebijakan dan pembuatan suatu keputusan yang berdasarkan “fakta” (evidence based policy decision taking and policy-making ) menjadi suatu keharusan.
• Dengan tuntutan kebijakan dan pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta, maka data yang dikumpulkan harus valid (sahih) dan reliable (dapat diandalkan atau dipercaya)
• Sistim Statistik Nasional sesuai UU Statistik No. 16 tahun 1997:
1) BPS bertanggung jawab atas statistik dasar,
2) K/LNK bertanggung jawab atas statistik sektoral,
3) Lembaga penelitian (termasuk perguruan tinggi) mengumpulkan statistik khusus.
44
SangatMiskin
Miskin
Hampir Miskin
Kluster-1 (Berbasis keluarga)
1.Beasiswa2.Jemkesmas
3.Raskin4.PKH5.BLT
6.Bantuan Sosial
Kluster-2 (Berbasis
komunitas)
Program Pemberdayaan
Masyarakat(PNPM)
Kluster-3 (Berbasis
UMKM)
Kredit Mikro (KUR)
Kluster-41. Perumahan2. Transportasi
3. Air bersih4. Listrik untuk rakyat miskin
5. Nelayan miskin *)6. Kelompok rentan di perkotaan*)
KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI
Meningkatkan
kesejahteraan dan
perluasan
kesempatan kerja
Percepatan
Penanggulangan
Kemiskinan
2014: 8-10 %
Revisi: 9-10,5
SangatMiskin
*
Miskin
Hampir Miskin
Program Anti-Kemiskinan di Indonesia
Sumber: BAPPENAS 2011
5
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN DATA KEMISKINAN DI INDONESIA
DATA KEMISKINAN MAKRO(tersedia sejak tahun 1976)
DATA KEMISKINAN MIKRO
1. Metodologi: Konsep: Basic Needs Approach Didasarkan pada Garis
Kemiskinan: Makanan (2100 kkal per kapita perhari ) + Non Makanan Esensial
1. Metodologi: Pendekatan Non-Moneter Didasarkan pada Indeks atau
PMT dari ciri-ciri RT miskin (variabel non-moneter) yg dapat dikumpulksn dengan mudah
2. Sumber data: Susenas (sampel) Sampai 2010: 68.000
rumahtangga Sejak 2011: 300.000 rumah
tangga, triwulanan
2. Sumber data: Nasional: 2005 (PSE05), 2008
(PPLS08), 2011 (PPLS2011) Lokal: Kalsel (1999); DKI (2000),
Jatim (2001)
3. Data menunjukkan jumlah penduduk miskin di setiap daerah berdasarkan ESTIMASI
Estimasi terendah sampai tkt KAB/KOTA
3. Data menunjukkan jumlah RT Sasaran (Menurut Kategori atau ranking) - by name by address
4. Pemanfaatan: Berguna untuk target geografis,
tidak operasional untuk program bantuan langsung kepada rumah tangga
Berguna untuk indikator kinerja
4. Pemanfaatan: Berguna untuk target sasaran
rumah tangga secara langsung, seperti Program Perlindungan Sosial (BLT, PKH, Raskin, Jamkesmas, dsb)
7
PENGUKURAN KEMISKINAN MAKRO DI INDONESIA
Konsep yang dipakai (BPS) dan juga beberapa negara lain adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach)
“ Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran)”
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan, yang diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) setiap tahun.
8
KOMPONEN GARIS KEMISKINAN (GK):
1.GK Makanan => setara dengan pemenuhan kebutuhan kalori 2100 kkal per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi
2.GK Non Makanan => kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan (51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan)
●
Tidak Miskin
Miskin
Sangat Miskin (kronis)
Hampir Miskin
●
●
●●
● ● A
●
● B ●●
Garis Kemiskinan (beda tiap provinsi)GK Nasional 2013 = Rp. 271.626GK NTB 2013 = Rp. 262.128GK DKI Jakarta 2013 = Rp. 410.865
●●
●
●
●●
●
Catatan: Metode ini digunakan BPS sejak 1998
9
Jenis-Jenis Komoditi untuk Penghitungan Garis Kemiskinan Makanan
BERAS DAGING BABI NANGKA MUDA GULA PASIR
BERAS KETAN DAGING AYAM RAS BAWANG MERAH GULA MERAH
JAGUNG PIPILAN DAGING AYAM KAMPUNG CABE MERAH TEH
TEPUNG TERIGU TETELAN CABE RAWIT KOPI
KETELA POHON TELUR AYAM RAS KACANG TANAH GARAM
KETELA RAMBAT TELUR ITIK/MANILA TAHU KEMIRI
GAPLEK SUSU KENTAL MANIS TEMPE TERASI/PETIS
TONGKOL/TUNA SUSU BUBUK MANGGA KERUPUK
KEMBUNG BAYAM SALAK MIE INSTANT
TERI BUNCIS PISANG AMBON ROTI MANIS
BANDENG KACANG PANJANG PEPAYA KUE KERING
MUJAIR TOMAT SAYUR MINYAK KELAPA KUE BASAH
DAGING SAPI DAUN KETELA POHON KELAPA ROKOK KRETEK FILTER
10
Jenis-Jenis Komoditi untuk PenghitunganGaris Kemiskinan Non-Makanan
Jenis-Jenis Komoditi untuk PenghitunganGaris Kemiskinan Non-Makanan
PERUMAHAN BENSIN HANDUK/IKAT PINGGANG
LISTRIK POS DAN BENDA POS PERABOT RUMAH TANGGA
AIR PENGANGKUTAN PERKAKAS RUMAHTANGGA
MINYAK TANAH FOTO ALAT DAPUR/MAKAN
KAYU BAKAR PAKAIAN JADI LAKI2 DEWASA ARLOJI/JAM DINDING
OBAT NYAMUK, BATERAI PAKAIAN JADI PEREMPUAN DEWASA TAS
BARANG KECANTIKAN KEPERLUAN MENJAHIT MAINAN ANAK
PERAWATAN KULIT/MUKA ALAS KAKI PBB
KESEHATAN TUTUP KEPALA PUNGUTAN LAIN
PEMELIHARAAN KESEHATAN SABUN CUCI PERAYAAN HARI AGAMA
PENDIDIKAN BAHAN PEMELIHARAAN PAKAIAN UPACARA AGAMA
PERLENGKAPAN MANDI PAKAIAN JADI ANAK-ANAK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
1111
Tahun Garis Kemiskinan Makanan
Garis Kemiskinan
NonMakanan
Garis Kemiskinan
% Konsumsi Makanan
2008 135.270 47.366 182.636 74,07
2009 147.339 59.923 200.262 73,57
2010 155.615 56.111 211.726 73,50
2011 171.834 61.906 233.740 73,52
2012 182.796 65.910 248.707 73,50
2013 199.691 71.935 271.626 73,52
Perkembangan Garis Kemiskinan di Indonesia (Rupiah/ Kapita/Bulan)
Perkembangan Garis Kemiskinan di Indonesia (Rupiah/ Kapita/Bulan)
12
34.0
49.5 48.0
38.7 37.9 38.4 37.3 36.1 35.139.3 37.2 35.0 32.5 31.0 30.0 29.1 28.1
17.4724.2323.43
19.14 18.41 18.20 17.42 16.66 15.97 17.75 16.58 15.42 14.15 13.33 12.49 11.96 11.400
10
20
30
40
50
60
Jumlah Pend. Miskin (Juta Org) % Pend. Miskin
Tren Data Kemiskinan di Indonesia 1996-2013Tren Data Kemiskinan di Indonesia 1996-2013
13
Karakteristik Kemiskinan di Indonesia: (1) Masih banyak penduduk miskin dan rentan miskin
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2009 2010 2011 2012
VP P NP U
11,96 % (29,13 juta penduduk sangat miskin dan hampir miskin
10,83% (26,39 juta penduduk hampir miskin)
1. Sangat Miskin (VP) < 0,8*PL 2. Miskin (P) ≤ 1*PL 3. Hampir Miskin (NP) : 1*PL - 1,2*PL 4. Tidak Miskin (U): > 1,2*PL
14
Karakteristik Kemiskinan di Indonesia: (2 ) Perbedaan Provinsi Tinggi
Karakteristik Kemiskinan di Indonesia: (2 ) Perbedaan Provinsi Tinggi
14
15
Komoditi
Makanan
Kota (%)
Desa
(%)
Beras 25,88 33,97
Rokok 8,82 7,48
Telur 3,50 2,57
Gula Pasir 2,65 3,67
Mi Instant 2,67 2,28
Tempe 2,26 1,97
Bawang merah 2,24 2,49
Daging ayam ras 2,20 1,57
Tahu 2,20 1,57
Komoditi
Bukan
Makanan
Kota (%)
Desa (%)
Perumahan 9,70 7,36
Listrik 3,57 2,05
Pendidikan 3,06 1,68
Bensin 2,37 1,93
Angkutan 2,13 1,25
15
Karakteristik Kemiskinan di Indonesia: (3 ) Beberapa komoditi berkontribusi tinggi terhadap GK 2013
16
Penduduk miskin 2013:
28.07 juta (11.37 %)
63.2% di Pedesaan
57.8 % bekerja di sektor pertanian
Jumlah ART: 4.82 orang Tamat SD/Buta Huruf Jam kerja pendek Pekerjaan utama: Sektor informal
Kondisi rumah:Tidak ada listrikTidak ada fasilitas WCTidak ada air bersihLuas lantai per kapita< 8 m2Kualitas lantai, dinding, dan atap rendah
Karakteristik kemiskinan di Indonesia: (4)Sebagian besar hidup di pedesaan, tidak produktif, dan
kondisi rumah tidak baik
17
DATA KEMISKINAN MIKRO
1.Pendataan Sosial Ekonomi Tahun 2005 (PSE05)
•Variabel: variabel umum (karakteristik rumah tangga)•Rangking RTS: Indeks dengan bobot lokal•Pelaksana Pendataan: BPS
18
Tujuan,Instrumen, Metodologi dan Kriteria RTS Tujuan,Instrumen, Metodologi dan Kriteria RTS
18
• Tujuan: Mendapatkan Rumah Tangga Sasaran (RTS ) menurut nama dan alamat KRT untuk BLT, Raskin dan Jamkesmas
• Instrumen pendataan– Kuesioner 14 Variabel pembeda kemiskinan, dengan kesesuaian tinggi [> 83%]
dengan kriteria garis kemiskinan
• Pendataan Kemiskinan Ada partisipasi Ketua RT/Dusun/SLS– Tahap 1: meminta Ketua RT membuat daftar rumahtangga layak diberi bantuan – Tahap 2: mendata rumahtangga tersebut dengan instrumen pendataan
• Kriteria Rumah Tangga Sasaran (1)– Cakupan: rumahtangga sangat miskin (RTSM), miskin (RTM), hampir miskin – Dibuat indeks kemiskinan ≡ I RTM = Σi Wi Xi, dimana
Xi = 0 (tidak miskin) atau 1 (sifat miskin) W adalah matrix koefisien dengan dimensi 450 kab/kota kali 14 variabel Kategori: RTSM (I RTM = 0,80-1,00); RTM (I RTM =0,60-0,79); RTHM (I RTM <0,60)
19
Variabel Kemiskinan Non-Moneter
Variabel Kemiskinan Kriteria1. Luas lantai per anggota rumah tangga/keluarga < 8m²
2. Jenis lantai rumah Tanah/papan/kualitas rendah
3. Jenis dinding rumah Bambu, papan kualitas rendah
4. Fasilitas tempat buang air besar (jamban) Tidak punya
5. Sumber air minum Bukan air bersih
6. Penerangan yang digunakan Bukan listrik
7. Bahan bakar yang digunakan Kayu/arang
8. Frekuensi makan dalam sehari Kurang dari 2 kali sehari
9. Kemampuan membeli daging/ayam/susu dalam seminggu Tidak
10. Kemampuan membeli pakaian baru bagi setiap ART Tidak
11. Kemampuan berobat ke puskesmas/poliklinik Tidak
12. Lapangan pekerjaan kepala rumah tangga Petani gurem, nelayan, pekebun
13. Pendidikan kepala rumah tangga Blm pernah sekolah/Tidak tamat SD
14. Kepemilikan aset/barang berharga minimal Rp. 500.000,- Tidak ada
20
RTS Hasil PSE 2005 Menurut Kategori
Kategori Miskin Rumahtangga Sasaran (RTS)
Jumlah %
RTSM 3.894,3 20,4
RTM 8.237,0 43,1
RTHM 6.969,6 36,5
Total 19.100,9 100,0
22
DATABASE KEMISKINAN MIKRO
2. Pendataan Perlindungan Sosial Tahun 2008 (PPLS08)
BADAN PUSAT STATISTIK
Variabel: 23 variabel umum (karakteristik rumah tangga dan individu)
Rangking RTS: Model Proxy Means Test (Regressi)Pelaksana Pendataan: BPS
23
Tujuan dan Informasi yang dikumpulkan ● Tujuan:
Menghasilkan RTS untuk Program Perlindungan Sosial: PKH, Raskin, Jamkesmas
● Informasi yang dikumpulkan: data individu:
- Nama dan alamat kepala rumah tangga, jumlah keluarga, dan jumlah anggota rumah tangga, dan hubungan denga kepala rumah tangga ,
- Jenis kelamin, umur, status perkawinan, kepemilikan kartu identitas,
- Partisipasi sekolah, kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki, ijazah tertinggi yang dimiliki,
- Jenis cacat, penyakit kronis/menahun yang diderita,
- Lapangan usaha dari pekerjaan utama dan status pekerjaan utama.
● Informasi yang dikumpulkan: data rumah tangga- Status penguasaan tempat tinggal, luas lantai, jenis dinding, jenis atap, sumber
air minum, cara memperoleh air minum, sumber penerangan utama, bahan bakar utama, dan tempat pembuangan air tinja.
23
24
Metodologi Pendataan [1]
24
• Tahap 1: Ada partisipasi Ketua RT/Dusun/SLS–Daftar RTS-BLT [pre-printed] setiap RT/Dusun/SLS terendah
dilakukan verifikasi dengan negative list => DROP INCLUSION ERROR
–Daftar RTS hasil nominasi RT/Dusun/SLS terendah untuk penyisiran RTS baru untuk verifikasi dengan metode sama => INCLUDE EXCLUSION ERROR
–Sekaligus perbaikan alamat jika ada mutasi• Tahap 2:
–RTS layak hasil Tahap I dilakukan pencacahan• Updating variabel rumah tangga• Keterangan pokok demografi dan sosial ekonomi individu semua
anggota rumah tangga
25
Metodologi Pendataan [2]
25
• Pengolahan Data:– Metode ban berjalan: pencacahan dan pengolahan parallel– Petugas Task Force melakukan pengecekan lapangan dan
sekaligus membawa dokumen hasil pencacahan ke BPS kabupaten/kota untuk pengolahan
– Membuat prediksi pendapatan/pengeluaran per kapita setiap RTS dengan PMT [Proxy Mean Test] per kabupaten/kota
• Tahap 3:– RTS dengan pengeluaran/kapita < 1,2*GK lolos verifikasi – RTS dengan pengeluaran/kapita > 1,2*GK dilakukan verifikasi
lapangan untuk memastikan kelayakan– RTS lolos verifikasi difinalkan pengolahannya
26
PENENTUAN RTS: PROXY MEAN TEST
26
• Prediksi pengeluaran per kapita RTS berdasarkan keterangan karakteristik sosial ekonomi dan keberadaan dan kemudahan akses pada fasilitas sosial dasar
• Model matematika yang secara statistika diuji validitas, kecocokan [fit], dan signifikansinya [minimum error]
Ykap=∑[aijXij+ bikYik] = a1X1 +….+ anXn + b1Y1 +….+ bmYm
Ykap = pengeluaran per kapita a, b = koeffisien persamaan/model; i = 1, 2, …, 489; j = 1, 2, … n; k = 1, 2, … m. X = variabel sosial ekonomi, Y = variabel keberadaan fasilitas dan jarak ke fasilitas [puskesmas, SMP]
489 model berbeda untuk setiap kabupaten/kota
27
RTS Hasil PPLS 2008 Menurut Kategori
Kategori Rumahtangga Sasaran (RTS)
RTS
Jumlah %
RTSM 2.989,9 17,1
RTM 6.828,8 39,1
RTHM 7.665,3 43,8
Total 17.484,0 100,0
28
Contoh Data RTS Menurut Nama KRT dan Alamat : RT 003 RW 02 Desa “X”, Kab. “Y”
Catatan: Sangat Miskin : Pengeluaran/kapiya/bulan: < 0,8 GK (Rp.190.000) Miskin: Pengaluaran/kapita/bulan = 0,80 -1,00 GK
Hampir Miskin: Pengeluaran/Kapita/bulan: 1,00-1,20 GK
29
DATA KEMISKINAN MIKRO
3. Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 (PPLS2011)
BADAN PUSAT STATISTIK
Variabel: 26 variabel umum (keterangan rumahtangga dan anggota rumahtangga)
Rangking RTS: Model Proxy Means TestPelaksana: BPS
30
Basis Data Terpadu untuk
Program Bantuan Sosial
RT Sangat MiskinRT Miskin
RT Hampir Miskin
BLTBLT
JamkesmasJamkesmas
RaskinRaskin
Pengalaman berbagai pentargetan sebelumnya
INPUT
TARGET
Tujuan:Menyusun Basis Data Terpadu Nasional (40 % termiskin)
Proses Pendataan
2011
Proses Pendataan
2011
Proses Pendataan
2011
Proses Pendataan
2011
PROSES PENDATAAN (Dilakukan 3 tahun
sekali terakhir 2008, berikutnya 2011)
PROSES PENDATAAN (Dilakukan 3 tahun
sekali terakhir 2008, berikutnya 2011)
Dilaksanakan terintegrasi oleh BPS
Sebagai basis data nasionalSebagai sumber data bagi penerima semua program
penanggulangan kemiskinan/perlindungan sosial
TNP2K MELAKUKAN KENDALI MUTU SISTEM PENTARGETAN
Survei penduduk digunakan untuk mempertajam sasaran rumah tangga yang menjadi sasaran proses pendataan
PKHPKH
Program LainProgram Lain
31
Informasi yang dikumpulan dalam PPLS 2011 Keterangan Individu Keterangan Rumahtangga
Nama Kepemilikan rumah tinggalUmur Luas lantaiJenis kelamin Jenis lantai terluasStatus perkawinan Jenis dinding terluasHubungan dengan kepala rumah tangga dan keluarga
Jenis atap terluas
Kepemilikan kartu identitas Sumber air minumKecacatan Cara memperoleh air minumPenyakit kronis Sumber penerangan utamaKeterangan kehamilan Bahan bakar utama memasakPartisipasi sekolah Kepemilikan jambanPendidikan tertinggi Kepemilikan asset Lama sekolah Kepesertaan dalam program KB dan program klaster 1Mempunyai pekerjaan
Lapangan usaha
Status pekerjaan
32
Metodologi Pendataan PPLS 2011●Cakupan:
- Wilayah: 33 Provinsi, 497 Kabupaten/Kota 6.699 Kecamatan, 77.062 desa/kelurahan, ± 1,2 juta Satuan Lingkungan Setempat Terkecil (SLS): Rukun Tetangga, Dukuh, Jorong, dsb
- Calon rumahtangga untuk di survei : ± 26 juta (42,5% penduduk)Petugas: Pencacah Lapangan (PCL)= 99.365 orang;
Pengawas (PML) = 16.706 Orang
● Mekanisme Pendataan Ada partisipasi warga miskin- verifikasi keberadaan 26 juta calon rumahtangga terindikasi rentan
miskin (sangat miskin, miskin, dan hampir miskin) untuk di survei pada Ketua SLS:RT, Dukuh, Jorong, dsb.
- konsultasi di ruang tertutup dengan 3 rumahtangga miskin => menambah rumahtangga miskin yang belum dicakup [exclusion error]
- penyisiran pada saat pendataan calon rumah tangga untuk menambah rumahtangga miskin yang belum dicakup [exclusion error]
- pencacahan pada calon rumah tangga sasaran: => Komputer akan membuang rumahtangga mampu, misalnya PNS, Polri, TNI, Pegawai BUMN/BUMD, dan rumahtangga mampu lainnya [inclusion error]
33
Tahapan Pendataan
Prelisted RTS per
SLS
RTS miskin
Konfirmasi keberadaan RTS pada Ketua RT
Konsultasi tambahan RTS
KONSULTASI DENGAN RTS MISKIN
Keliling SLS, SWEEPING
Updated lists RTS
1 2
3
Ketua RT
Database PPLS 2011
Data Entry
Validasi dan kompilasi propinsi
Kompilasi Pusat
Evaluasi final
kelayakan RTS
34
Pengurutan Rumah Tangga Sasaran (RTS)
' 'ˆ ˆˆexpij ij ij ijy x β z θ
Pengurutan RTS: menggunakan model Proxy Means Test (PMT), yaitu Regresi pengeluaran per kapita dengan variabel non moneter, termasuk Wealth Index. Diperoleh Perkiraan pengeluaran perkapita setiap RTS.Formula Pengurutan RTS sebagai berikut:
Dimana:yij = pengeluaran konsumsi per capita pada rumahtangga i des j
α = intercept β = pekiraan koefisien karakteristik rumahtangga (Susenas 2011) Xij = vector karakteristik rumahtannga ke i pada desaj θ = perkiraan koefisien variabel wealth index (PPLS 2011) Zj = vector variabel wealth index (PPLS 2011)
εij = kesalahan model
35
RTS Hasil PPLS 2011 Menurut Kategori
Kategori Rumahtangga Sasaran (RTS)
RTS
Jumlah %
RTSM 2.721,6 10,8
RTM 3.744,8 14,8
RTHM 6.406,8 25,4
RT Rentan Lainnya 12.346,6 49,0
Total 25.219,8 100,0
36
Contoh Data Cakupan RTS Menurut KRT dan Alamat: RT 002 RW 02, Desa”X”, Kab. “Y”
Catatan: Sangat Miskin: Pengeluaran/kapita/bulan < 0,8 GK (GK 2011= Rp. 226.000) Miskin: Pengeluaran/kapita/bulan = 0,80-1.00 GK Hampir Miskin: Pengeluaran/kapita/bulan = 1,00-1,20 GK
37
Keterbatasan Pendataan BPS untuk Perencanaan dan Evalusi Pembangunan Tingkat Desa/Kelurahan (1)
1. Sesuai UU Statistik No. 16 tahun 1997, BPS mempunyai tugas menyediakan statistik dasar (angka ringkasan atau agregat) untuk perencanaan pembangunan tingkat wilayah atau targer sasaran geografis dan evaluasi kinerja hasil pembangunan, bukan untuk menyediakan keterangan individu atau data mentah unit observasi;
2. Meskipun BPS melakukan pengumpunan data secara menyeluruh atau sensus (sensus penduauk untuk tahun bekahiran 0, sensus pertanian untuk tahun berakhiran 3, dan sensus ekonomi) penyajiannya paling rendah hanya memungkinkan sampai tingkat desa.
3. Data terendah lainnya yang dihasilkan BPS pada tingkat desa/kelurahan adalah hasil Pendataan Potensi Desa setiap 3 tahun, tetapi hanya menyajikan data potensi dan profil desa, dan tidak mencakup data individu penduduk.
38
Keterbatasan Pendataan BPS untuk Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Tingkat Desa/Kelurahan (2)
4. Dalam pendataan kemiskinan mikro (PSE 2005, PPLS 2008, dan PPLS 2011), BPS hanya melakukan pengumpulan dan pengolahan; sedangkan penyajiannya adalah oleh Kementerian atau Lembaga yang berwenang, misalnya PPLS 2011 oleh TNP2K.
5. Dalam pengumpulan data kemiskinan, BPS hanya melibatkan masyarakat dan pemimpin di tingkat desa secara terbatas untuk maksud meminimalkan kesalahan inclusion error akibat nepotisme (elite capture) dan moral hazard, serta exclusion error.
6. Dalam pengumpulan data kemiskinan mikro, untuk alasan keterbandingan antar wilayah BPS menggunakan variabel oprasional umum, tidak memasukkan variabel lokal spesifik.
39
Keterbatasan Data Kemiskinan BPS
BPS biasanya melakuka pemantauan statistik dengan variabel-variabel operasional yang dirancang dengan asumsi seragam tentang organisasi sosial setempat,
Database kemiskinan Database kemiskinan mikro yang dihasilkan BPS menggunakan variabel umum dan seragam untuk semua, dan tidak memperhatikan variabel spesifik lokal.
Informasi statistik yang benar-benar menggambarkan kondisi lokal, dengan budaya berbeda secara lebar diantara populasi penduduk Indonesia, sangat tidak tersedia.
Diperlukan pendekatan berbasis komunitas, tetapi perlu
fasilitator karena rawan elite capture atau moral hazard
40
Peluang Partisipasi Pihak Lainnya1. Untuk mengembangkan strategi penanggulangan kemiskinan
yang efektif di tingkat desa/kelurahan, tidak hanya diperlukan identifikasi runahtangga/penduduk miskin, tapi juga penyebab kemiskinan serta dampaknya.
2. Penyebab dan dampak kemiskinan berbeda antar wilayah, tergantung perbedaan organisasi sosial diantara wilayah/daerah;
3. Dalam monitoring kemiskinan, perlu diperhatikan perubahan status kesejahteraan dari individu/keluarga oleh pihak lainnya; melalui partisipasi warga.
4. Perlu verifikasi data yang dihasilkan BPS, dan kedepan desa/kelurahan dapat mengembangkan sendiri kemiskiskinan partisipatif, didukung oleh fasilitator yang kompeten dan dapat dikaitkan dengan kriteria standar nasional.
5. Berdasarkan hsil Uji Coba BPS, bekerja sama dengan WB dan LSM Mitra Samya (2009), metode terbaik adalah Metode Hibrida
41
Hasil Uji Coba Pendataan Kemiskinan Mikro Kerjasama BPS, WB, dan LSM Mitra Samya (2009)
INDIKATOR METODE
PMT KOMUNITAS(Ada fasilitator)
HIBRIDA(Kombinasi )
1. Waktu Pelaksanaan Relatif Cepat Relatif Lama, karena harus tunggu kuota
Relatif Cepat
2. Objektifitas Konsep Obyektif Kurang Obyektif Obyektif
3. Komplain Massa Relatif Banyak Relatif Tidak Ada Relatif Kecil
4. Akurasi Data Akurat Sangat akurat untuk yang paling miskin, tapi kurang akurat untuk diatas sangat miskin
Sangat Akurat
5. Kriteria Sama antar wilayah
Beda antar kecamatan, desa, RT
Sama antar wilayah
6. Pemeringkatan Bisa dibandingkan antar kec, Desa, RT
Tidak bisa dibandingkan antar kecamatan
Bisa dibandingkan antar kec. Desa, RT