HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
DR. TAMSIK UDIN, M.PD PGMI- FITK-IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2016 M/1437 H
PERTEMUAN II
Tri Satya & Dasa Dharma Pramuka
Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
menjalankan pancasila.
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. Menepati Dasa Dharma
Dasa Dharma Pramuka
Pramuka itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin Berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
PERTEMUAN III
Sejarah Gerakan Pramuka di Dunia
Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia adalah rangkuman mengenai sejarah dimana berdirinya
gerakan pramuka yang dimulai dari sejak masa saat Indonesia dijajah Belanda sehingga bernama
"Hindia-Belanda". Yang berisi :
1 Masa Hindia Belanda
2 Masa Bala Tentara Dai Nippon
3 Masa Republik Indonesia
4 Kelahiran Gerakan Pramuka
o 4.1 Sejarah Pramuka Indonesia
o 4.2 Kelahiran Gerakan Pramuka
o 4.3 Gerakan Pramuka Diperkenalkan
5 Pranala luar
1
2
Masa Hindia Belanda
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam
pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan
kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya
dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang
Bhinneka.
Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders
Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir
besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders
Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders
Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas
dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama
menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo;
Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti
menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale
Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch
Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu
Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah
Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu
Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)
pada bulan April 1938.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama
kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu
Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu
Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu
Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders
Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan
Masehi Indonesia (KMI).
3
Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa
perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati
diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan
dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Masa Bala Tentara Dai Nippon
"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa
Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan
Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan, dilarang berdiri.
Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat
kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya.Karena Pramuka merupakan suatu organisai
yang menjungjung tinggi nilai persatuan.Oleh karena itulah bangsa jepang tidak mengijinkan
Pramuka tetap lahir di bumi pertiwi.
Masa Republik Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan
berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan
Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi
kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan
Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan
hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan
dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai
satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada
peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung
Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap
Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air
dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini
mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu
Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga
bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan
bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu
Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
4
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan
kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan
terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi
kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6
September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan
satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1
Februari 1947 itu berakhir sudah.
Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No.
2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-dakan konfersensi di Ja-
karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu
Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri
terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO
(Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama
menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan
Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955,
Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar
agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan.
Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada
dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal
ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik
"Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI
menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di
Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan
kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
5
PERTEMUAN III
Sejarah Gerakan Pramuka di indonesia
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya
Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun
1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan
di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota
perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960,
tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam
ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang
kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan
pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk
mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa
Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri
Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu
sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal
5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan
susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961
tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini
terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan
Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran
6
Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan
Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana
Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN
PRAMUKA 2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,
tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan
bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan
Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan
Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak
sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai
HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan
diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada
tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR
GERAKAN PRAMUKA. 4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka
untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-
Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14
Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi
Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu
Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis
Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45,
yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang
dan dalam Kwarnasri 8 orang.
7
Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14
Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17
orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi
anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen
TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14
Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di
Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan
pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di
Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji
Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada
Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
PERTEMUAN IV
Dasar , Tujuan dan Fungsi Gerakan Pramuka
A Dasar
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.
2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka.
3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji
kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda Karana.
4) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka.
5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
8
Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam
menjalankan tatalaksana organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka yang harus dituangkan
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
1) Faktor – faktor penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
(Kepres RI No. 24 Tahun 2009 dan SK Kwarnas 203 Tahun 2009) ialah :
a) Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil dan
makmur material maupun spiritual, dan beradab.
b) Kesadaran bertanggungjawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c) Upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan dengan sasaran meningkatkan sumber
daya kaum muda dalam mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan keutuhan :
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ideologi Pancasila
Kehidupan rakyat yang rukun dan damai
Lingkungan hidup di bumi nusantara
2) Fungsi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, sebagai :
a) Landasan hukum dalam pengambilan kebijakan Gerakan Pramuka.
b) Pedoman dan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepramukaan.
B. TUJUAN KEGIATAN PRAMUKA
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
1) memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,
disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan
rohani;
2) menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan.
Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013,
lampiran III dijelaskan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan
pendidikan adalah untuk:
1) Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
2) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya.
9
C. FUNGSI KEGIATAN PRAMUKA
Dengan landasan uraian tujuan di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda. Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan
yang menyenangkan dan mengandung pendidikan.Karena itu permainan harus mempunyaitujuan
dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja.
2) Pengabdian bagi orang dewasa. Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan,
tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian.Orang dewasa
mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian
tujuan organisasi.
3) Alat bagi masyarakat dan organisasi. Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan
organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan
pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya. Mengacu Permendikbud RI
Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa
fungsi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir yaitu.
1) Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung
perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan
pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
2) Fungsi sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial,
praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
3) Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks,
menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik.
Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih
menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
4) Fungsi persiapan karir, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.
10
PERTEMUAN V
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka setelah disempurnakan
PERTEMUAN VI
Kiasan Dasar Gerakan Pramuka
Kiasan Dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang disanjung
dan didambakan. Kiasan Dasar dalam Gerakan Paramuka diambil dari romantika sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kiasan ini mengambil hal-hal yang terkait dengan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik pada masa lalu maupun perjuangan pembangunan
pada masa sekarang.
11
12
Kiasan Dasar, digunakan sebagai salah satu unsur terpadu dalam pendidikan kepramukaan.
Penggunaannya dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan
perkembangan peserta didik sehingga sehingga akan mendorong kreatifitas dan keikutsertaan
peserta didik dalam setiap kegiatan pendidikan kepramukaan. Juga difungsikan untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air karena dilaksanakan berdasarkan sejarah dan budaya bangsa
Indonesia.
Romantika Perjuangan Bangsa Indonesia
Pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga mengalami
banyak kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat dijajah oleh bangsa asing. Perjuangan
dan pemberontakan bangsa Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya percuma saja,
karena belum adanya persatuan dan kesatuan bangsa.
Kiasan Dasar Pramuka dari Romantika Perjuangan Bangsa
Romantika sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mendasari kepramukaan di Indonesia.
Termasuk dalam penggunaan berbagai istilah di kepramukaan. Berikut ini adalah contoh kiasan
dasar jenjang keanggotaan dalam Gerakan Pramuka yang didasarkan pada periodesasi
perjuangan bangsa Indonesia.
Jenjang keanggotaan pramuka paling awal dinamakan SIAGA. Siaga merupakan anggota
pramuka berusia 7 - 10 tahun. Kelahiran Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menjadi
tonggak Kebangkitan Nasional. Ini pun menandai dimulailah perjuangan baru,
perjuangan MENYIAGAKAN rakyat.
Jenjang keanggotaan pramuka setelah siaga adalah Penggalang, yaitu usia 11 - 15 tahun
dinamakan PENGGALANG. Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi
salah satu tonggak sejarah dalam upaya PENGGALANGAN persatuan dan kesatuan
bangsa yang dipelopori oleh para pemuda-pemudi di seluruh Indonesia.
Jenjang keanggotaan pramuka selanjutnya adalah Penegak, yaitu pramuka berusia 16-20
tahun. Penegak sendiri diambil dari kata "Tegak" dimana perjuangan bangsa Indonesia
akhirnya membawa hasil dengan TEGAKNYA Negara Kesatuan Republik Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945.
Jenjang keanggotaan selanjutnya adalah Pandega, yaitu pramuka dengan usia 21-25
tahun. Tegaknya Negara Republik Indonesia harus dilanjutkan dengan perjuangan dalam
mengelola atau MEMANDEGANI negara Indonesia di bidang pembangunan.
Pembina Pramuka adalah pramuka dewasa usia 25 tahun lebih yang terlibat aktif di
Gugusdepan sebagai pendidik dan pembimbing adik-adik anggota muda pramuka.
Pembangunan fisik maupun non fisik perlu terus di-BINA dan dikembangkan dalam
rangka mengantarkan bangsa Indonesia menuju kemajuan dan kemakmuran.
13
Penggolongan dan tingkatan Tanda Kecakapan Umum dalam Gerakan Pramuka pun dapat
dilandasi dengan kiasan dasar. Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu,
tingkatan Kecakapan Umum Pramuka dapat dinyatakan:
Tingkatan SKU Pramuka Siaga terdiri atas Mula, Bantu, dan Tata; DIMULAI dengan
pembangunan yang membutuhkan BANTUAN dan kesadaran yang tinggi dan
membutuhkan PENATAAN yang baik.
Tingkatan SKU Pramuka Penggalang terdiri atas Ramu, Rakit, dan Terap; pembangunan
diawali dengan MERAMU (bahan) yang ada, kemudian kita RAKIT (susun) setelah itu
baru kita TERAPKAN (praktekan).
Tingkatan SKU Pramuka Penegak terdiri atas Bantara dan Laksana; pembangunan
tersebut kemudian membutuhkan BANTARA-bantara (ajudan, pengawas, kader)
pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang sanggup MELAKSANAKAN
pembangunan bangsa.
Tingkatan SKU Pramuka pandega; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu
yang MEMANDEGANI (mengelola, memanage) pembangunan tersebut.
Itulah contoh penerapan kiasan dasar pramuka yang diambilkan dari romantika sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Pelaksanaan kiasan dasar haruslah menantang, menyenangkan, dan
menarik bagi peserta didik namun juga harus memperhatikan usia, tradisi, dan kondisi psikologis
anggota pramuka tersebut.
PERTEMUAN VII
Administrasi Gudep Gerakan Pramuka
PENGANTARSalah satu tolok ukur sebuah organisasi berjalan secaraterorganisir dengan
baik adalah sistem administrasi yangdijalankan.Namun, seringkali hal yang berhubungan
denganadministrasi dianggap sebagai formalitas, bahkan seringdiremehkan. Padahal
sistem administrasi yang baik akansangat membantu dan mutlak dibutuhkan jika
sebuahorganisasi ingin maju. Lebih-lebih bagi Dewan Ambalanyang setiap tahun
berganti kepengurusan.Secara khusus, administrasi menjadi tanggung jawabkerani
(sekretaris) dewan ambalan. Karena banyaknyatugas keadministrasian, sebaiknya kerani
membentukbidang tersendiri untuk mengelola keadministrasian.
PENGERTIAN ADMINISTRASIadministrasi dalam arti sempit adalah segala
sesuatuyang berhubungan dengan proses tulis menulis /ketatausahaan.Menurut KBBI,
Administrasi adalah usaha dankegiatan yang meliputi penetapan tujuan sertapenetapan
cara-cara penyelenggaraan pembinaanorganisasi.
KEGUNAAN ADMINISTRASIAdministrasi yang baik sangat berguna antara lain
untuk:1) Pedoman pelaksanaan program kerja selama satu periode.2) Mengetahui
perkembangan dewan ambalan.3) Mengetahui perkembangan anggota ambalan, seperti
keaktifan atau pencapaian SKU.4) Data/arsip sejarah ambalan sebagai bahan masukan
pembuatan program kerja ke depan.
14
AKTIFITAS ADMINISTRASI DI GUGUS DEPAN1. Surat menyurat2. Kearsipan3.
Penyusunan Laporan4. Penyajian Data Satuan/Gugus Depan
1. Surat MenyuratSebagai Alat komunikasi dalam bentuk tertulis yangdisampaikan
kepada pihak lain, dalam bentuk warta/berita.Dalam menyusun surat ada berbagai macam
bentuk surat,bentuk surat dapat dipilih sesuai kebiasaan ataukebutuhan satuan.Bagian-
bagian dalam bagan surat :a. Kepala Surat/headingb. Tanggal suratc. Nomor suratd.
Lampirane. Perihalf. Alamat dalam, kepada yang ditujug. Salam pembukah. Isi Surati.
Salam Penutupj. Nama Jabatan, Penanggung jawab suratk. Tembusanl. Initial.
2. KearsipanAdalah proses pengaturan dan penyimpanan surat-surat secara sistimatis,
sehingga bila dibutuhkan akandapat diketemukan dengan cepat dan tepat.Surat yang
masuk maupun keluar disimpan dalamsuatu file atau filing kabinet yang disusun
secarateratur.Ada berbagai macam sistim penyimpanan, antaralain :1. Sistim Abjad2.
Sistim Subyek3. Sisitim Geografis4. Sistim Nomor5. Sistim Kronologis
3. Penyusunan Laporan Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban tertulis,
yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam hal mengetahui hasil yang dicapai dan
pengambilan keputusan selanjutnya. Berikut ini sistimatika/ batang tubuh laporan yang
sering dipergunakan :1. Pendahuluan 5. Sistim penyelengaraan a. Menyangkut latar
belakang 6. Faktor Pendukung dan b. Masalah pokok laporan Permasalahan yang c.
Sistimatika pelaporan dihadapi2. Dasar hukum 7. Kesimpulan3. Maksud dan Tujuan
kegiatan 8. Saran4. Waktu dan tempat pelaksanaan 9. Lampiran/sumber kegiatan bahan.
4. Penyajian Administrasi dan Data Satuan/Gugus DepanAdministrasi dan data di gugus
depan sangatbermanfaat bagi seorang pembina maupunanggota, yaitu :1. Mempermudah
dalam tata kerja maupun mengambil keputusan.2. Sebagai gambaran/visualisasi gugus
depan.3. Sumber Pustaka dan sebagai bahan pembanding.4. Dapat melaksanakan
pendidikan dan kegiatan sesuai yang direncanakan.5. Mengetahui kemampuan dan
perkembangan yang dimiliki anggota Pramuka.6. Sebagai alat mencapai tujuan Gerakan
Pramuka
JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPANBuku pegangan
pengurusBerisi tentang semua hal yang perlu diketahui olehpengurus dewan ambalan/
racana, khususnya yangmenjadi pengurus harian (ketua, sekretaris, bendaharadan ketua
bidang-bidang). Termasuk di dalamnya, tatalaksana/ AD-ART, job description atau
pembagiantugas, time shcedule program kerja dan petunjukpengelolaan
kesekretariatan.Buku induk anggotaBerisi data pribadi semua anggota, seperti curiculum
vitae/data diri, penilaian keaktifan berkala, pencapaian SKU(syarat kecakapan umum)
atau SKG (syarat kecakapanpramuka garuda), dll.
JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPANBuku catatan harian/log
bookBerisi catatan semua kejadian penting dalam ambalan. Lebihbaik jika dilengkapi
dengan dokumentasi kegiatan. Dari bukuini tercatat kronologis semua kegiatan baik kecil
maupunbesar yang telah dilaksanakan oleh ambalan.Buku risalah
rapat/pertemuan/NotulaBerisi data dan hasil setiap rapat yang diadakan baik
olehpengurus harian, rapat bidang atau rapat pleno yang diikutioleh seluruh anggota
ambalan. Meskipun ada banyakbidang, sebaiknya buku risalah rapat tetap menjadi
satu.Buku arsip surat masuk dan keluar serta buku ekspedisiUntuk mencatat surat-surat
15
yang masuk serta yang keluar.Buku ekspedisi adalah catatan ketika ambalan
menugaskanpengurusnya untuk mengirim surat keluar.
JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPANBuku inventaris dan
peminjaman barangInventarisasi sebaiknya dilakukan secara berkala minimalsetiap bulan
dan hasilnya dicatat dalam buku ini.Peminjaman barang inventaris sebaiknya disediakan
memokhusus yang harus disetujui oleh pihak yang berwenang(misalnya kerani atau staff
kesekretariatan bagian inventaris).Buku catatan keuanganCatatan keuangan yang dikelola
oleh juru uang (bendahara)dan setiap bulan dilaporkan secara terbuka dalam
rapatpengurus harian.Buku tamuUntuk mencatat setiap ada pengunjung bukan
anggotaambalan/racana yang memiliki keperluan tertentu. Misalnyamemasukkan surat
edaran, meminjam alat, study bandingatau keperluan lainnya.
JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPANSelain itu, juga perlu
pengarsipan setiap surat masuk ataukeluar, proposal kegiatan dan laporan
pertanggungjawabankegiatan. Organisasi yang memperhatikan administrasinyadengan
baik, pasti dalam kegiatan di lapangan berjalandengan baik juga.
ADMINISTRASI : SISTEM PERENCANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORANProposal kegiatan• Merupakan alat guna mengefektifkan dan
mengefisienkan Kegiatan Kepramukaan berupa proses penyusunan perencanaan yang
digunakan secara berkelanjutan.• Bentuk proposal disusun berdasarkan sistematika
sebagai berikut :
ADMINISTRASI : SISTEM PERENCANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORANPelaporan Kegiatan• Laporan merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban tertulis yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam hal
mengetahui hasil yang dicapai dan pengambilan keputusan selanjutnya.• Pelaporan
kegiatan rutin mengacu pada sistematika sebagai berikut :
CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Program Kerja Tahunan: 1. Penyusunan
Program Kerja 2. Penerimaan Tamu Ambalan 3. Dst. Program Latihan Mingguan
CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Buku Induk
CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Buku Catatan Rapat/Pertemuan/Notula Notulen
CONTOH-CONTOH FORMAT DATA 1. Buku Inventaris.2. Buku Catatan Harian/Log
CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Buku catatan keuangan.
CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Buku ekspedisi.
PERTEMUAN VII
AD/ART GERAKAN PRAMUKA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2009
TENTANG
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR
GERAKAN PRAMUKA
16
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka diperlukan
Anggaran Dasar yang mencerminkan aspirasi, visi, dan misi seluruh Gerakan Pramuka
Indonesia, sehingga secara efektif dapat dijadikan landasan kerja Gerakan Pramuka Indonesia;
b. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana dimaksud pada butir a, telah dilaksanakan
penyempurnaan atas Anggaran Dasar Gerakan Pramuka melalui pembahasan dalam Musyawarah
Nasional Gerakan Pramuka 2003 yang berlangsung dari tanggal 15 sampai dengan 18 Desember
2008 di Cibubur , Jakarta;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
dipandang perlu mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dihasilkan dan
ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 pada tanggal 15 sampai dengan
18 Desember 2008 di Cibubur , Jakarta, dengan Keputusan Presiden;
Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR
GERAKAN PRAMUKA.
Pasal 1
Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagaimana terlampir dalam Keputusan
Presiden ini.
Pasal 2
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pendanaan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka.
Bantuan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara cq. Bidang Kementrian Negara yang bertanggung jawab di
bidang kepemudaan dan olah raga.
Bantuan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasal 3
Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka Keputusan Presiden Nomor 104 Tahun 2004
tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 15 September 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya,
SEKRETARIAT KABINET RI
17
Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Hukum,
Ttd
Dr. M. Imam Santoso
(Cap Sekretariat Kabinet RI)
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 24 Tahun 2009
TANGGAL : 15 September 2009
ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
PEMBUKAAN
Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil
dan spiritual serta beradab merupakan adicita bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga
sejak berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita itu pulalah yang merupakan
dorongan para Pemuda Indonesia melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Untuk lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan, dan dengan jiwa dan semangat
Sumpah Pemuda inilah Rakyat Indonesia berjuang untuk kemerdekaan nusa dan bangsa
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini merupakan
karunia dan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan
bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia
mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria
yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke medan juang bahu-membahu dengan para
pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia dalam menegakkan dan mandegani Negara
Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya.
Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara
mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan
kemitraan yang bertanggung jawab.
Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional,
dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas
Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui
kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, ewujudkan masyarakat
madani, dan melestarikan keutuhan:
– negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika;
– ideologi Pancasila;
– kehidupan rakyat yang rukun dan damai;
– lingkungan hidup di bumi nusantara.
18
Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut, Gerakan Pramuka
menyelenggarakan pendidikan nonformal, melalui kepramukaan, sebagai bagian pendidikan
nasional dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian di atas, maka disusunlah
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU
Pasal 1
Nama, Status, dan Tempat
(1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana.
(2) Gerakan Pramuka berstatus badan hukum.
(3) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Pasal 2
Waktu
(1) Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai
kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional Indonesia.
(2) Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus.
BAB II
ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI,
Pasal 3
Asas
Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.
Pasal 4
Tujuan
Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental,
moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi:
a. manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:
1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan tinggi
moral
2) tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya
3) kuat dan sehat jasmaninya
b. warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang
dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
19
pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Pasal 5
Tugas Pokok
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda
guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab,
mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.
Pasal 6
Fungsi
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan non formal, di luar sekolah dan di luar
keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem
Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, dan Motto
Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan
perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.
BAB III
SIFAT, UPAYA DAN USAHA
Pasal 7
Sifat
(1) Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.
(2) Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak
membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
(3) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian dari salah satu
organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
(4) Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi
kaum muda, khususnya pendidikan non formal di luar sekolah dan di luar keluarga.
(5) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan
kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
Pasal 8
Upaya dan Usaha
(1) Segala upaya dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan
Pramuka.
(2) Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak, mental,
emosional, jasmani dan bakat serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui
berbagai kegiatan kepramukaan.
(3) Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan Gerakan Pramuka, diadakan
20
(2) prasarana dan sarana yang memadai berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana,
komunikasi, dan kerjasama.
BAB IV
SISTEM AMONG, PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN,
KODE KEHORMATAN, METODE KEPRAMUKAAN, MOTTO
DAN KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
Pasal 9
Sistem Among
(1) Sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka berlandaskan Sistem Among.
(2) Sistem Among merupakan proses pendidikan yang membentuk anggota Gerakan Pramuka
berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam kerangka saling ketergantungan antar manusia.
(3) Dalam Sistem Among, pendidik dituntut bersikap dan berperilaku:
a. Ing ngarso sung tulodo ;
b. Ing madyo mangun karso;
c. Tut wuri handayani.
Pasal 10
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
(1) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang
membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.
(2) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses
pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.
(3) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan
kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.
Pasal 11
Prinsip Dasar Kepramukaan
(1) Prinsip Dasar Kepramukaan melipiti nilai dan norma dalam Kehidupan seluruh anggota
Gerakan Pramuka.
(2) Nilai dan norma dimaksud mencakup :
a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
c. peduli terhadap diri pribadinya;
d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
(3) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai:
a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka;
b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka;
c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka;
d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka;
e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.
21
Pasal 12
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. sistem berregu;
d. kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
rohani dan jasmani peserta didik;
e. kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan;
f. sistem tanda kecakapan;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. kiasan dasar.
Pasal 13
Kode Kehormatan Pramuka
(1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral
yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan
Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2) Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam
kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta
ditaati demi kehormatan dirinya.
(3) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan
usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu:
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma;
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan
Dasadarma;
c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega dan Dasadarma;
d. Kode Kehormatan Pramuka Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan Dasadarma.
Pasal 14
Motto Gerakan Pramuka
(1) Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan
setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri
untuk mengamalkan Kode Kehormatan.
(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :
“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan.”
Pasal 15
Kiasan Dasar
Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar bersumber pada
sejarah perjuangan dan budaya bangsa.
22
BAB V
ORGANISASI
Pasal 16
Anggota
(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia yang terdiri atas:
a. Anggota biasa :
1) Anggota muda : Siaga, Penggalang dan Penegak dan Pandega
2) Anggota Dewasa : Pembina Pramuka, Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina
Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan,
Pembantu Andalan, Anggota Majelis Pembimbing
b. Anggota kehormatan: orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada Gerakan Pramuka
(2) Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugusdepan sebagai anggota tamu.
Pasal 17
Hak dan Kewajiban
(1) Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban.
(2) Hak dan kewajiban tersebut akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 18
Pramuka Utama
Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama.
Pasal 19
Jenjang Organisasi
Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:
a. Anggota muda Gerakan Pramuka dihimpun dalam gugusdepan dan anggota dewasa dihimpun
di Kwartir.
b. Gugusdepan-gugusdepan dikoordinasikan oleh Kwartir Ranting yang meliputi suatu wilayah
Kecamatan/Distrik.
c. Ranting-ranting dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Cabang meliputi wilayah
Kabupaten atau Kota.
d. Cabang-cabang dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Daerah meliputi wilayah Propinsi.
e. Daerah-daerah dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Nasional meliputi wilayah
Republik Indonesia.
f. Di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk gugusdepan di bawah
pembinaan Kwartir Nasional.
Pasal 20
Kepengurusan
(1) Di tingkat Gugusdepan Gerakan Pramuka dipimpin oleh pembina gugusdepan.
(2) Di tingkat Ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir
23
Ranting.
(3) Di tingkat Cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir
Cabang.
(4) Di tingkat Daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir Daerah.
(5) Di tingkat Nasional Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir
Nasional.
(6) Pergantian Pengurus Gerakan Pramuka dilaksanakan pada waktu musyawarah.
(7) Kepengurusan baru dalam jajaran Ranting sampai dengan Nasional terdiri dari unsur
Pengurus lama dan Pengurus baru.
Pasal 21
Satuan Karya Pramuka
(1) Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Saka juga memotivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif
sehingga memberi bekal bagi kehidupannya, untuk melaksanakan pengabdiannya kepada
masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan
perkembangan pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
(2) Saka di tingkat Kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan Saka. Pimpinan Saka adalah
bagian integral dari Kwartir.
Pasal 22
Dewan Kerja
Dewan Kerja merupakan bagian integral dari Kwartir yang berfungsi sebagai wahana kaderisasi
kepemimpinan, dan bertugas mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.
Pasal 23
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka
(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari Kwartir
dan berfungsi sebagai wadah pendidikan dan pelatihan anggota Gerakan Pramuka.
(2) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka berada di tingkat Cabang, Daerah, dan
Nasional.
Pasal 24
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka merupakan bagian integral Kwartir dan
berfungsi sebagai wadah Penelitian dan pengembangan Gerakan Pramuka.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka berada di tingkat Daerah dan Nasional.
Pasal 25
Bimbingan
(1) Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil,
dan finansial oleh Majelis Pembimbing Nasional yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia
dengan beranggotakan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian
24
kepada Gerakan Pramuka.
(2) Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil,
dan finansial oleh Majelis Pembimbing Daerah yang diketuai oleh Gubernur beranggotakan
pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian dan kepedulian
terhadap kepada Gerakan Pramuka.
(3) Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil,
dan finansial oleh Majelis Pembimbing Cabang yang diketuai oleh Bupati/ Walikota dengan
beranggotakan pejabat pemerintah kabupaten/ kota dan tokoh masyarakat yang memiliki
perhatian dan kepedulian kepada Gerakan Pramuka.
(4) Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil,
dan finansial oleh Majelis Pembimbing Ranting yang diketuai oleh Camat/Kepala Distrik dengan
beranggotakan pejabat pemerintah kecamatan/ distrik dan tokoh masyarakat yang memiliki
perhatian dan kepedulian kepada Gerakan Pramuka.
(5) Gugusdepan diberi bimbingan dalam bentuk nasehat tentang organisasi dan program serta
bantuan materi dan keuangan oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan yang diketuai dari dan oleh
anggota dengan berangg otakan orang tua anggota muda dan tokoh masyarakat di lingkungan
gugusdepan.
(6) Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dalam bentuk nasehat tentang organisasi dan
program serta bantuan materi dan keuangan oleh Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka
yang diketuai oleh seorang ketua yang dipilih dari dan oleh anggota dengan beranggotakan
pejabat pemerintah dan/ atau pemerintah daerah dan tokoh masyarakat.
Pasal 26
Pemeriksaan Keuangan
(1) Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk
Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.
(2) Lembaga Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan memeriksa keuangan Kwartir.
(3) a. Personalia Lembaga Pemeriksa Keuangan terdiri atas 5 (lima) orang anggota Gerakan
Pramuka ditambah seorang staf yang memiliki kompetensi dalam bidang keuangan.
b. Lembaga Pemeriksa Keuangan dibantu oleh Akuntan Publik.
(4) Lembaga Pemeriksa Keuangan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Penyelenggaraan.
BAB VI
MUSYAWARAH DAN REFERENDUM
Pasal 27
Musyawarah
(1) Musyawarah Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka, di tingkat
kwartir/ satuan/ gudep
(2) Musyawarah Gerakan Pramuka di Tingkat Nasional, daerah dan cabang diselenggarakan 5
(lima) tahun sekali.
25
(3) Musyawarah Gerakan Pramuka di Tingkat ranting dan gugusdepan diselenggarakan 3 (tiga)
tahun sekali.
(4) Pimpinan Musyawarah Gerakan Pramuka adalah suatu presidium yang dipilih oleh
musyawarah tersebut.
(5) Acara pokok dan ketentuan lain dalam Musyawarah Gerakan Pramuka diatur dalan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Pasal 28
Referendum
Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dapat
menyelenggarakan suatu referendum.
BAB VII
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN
Pasal 29
Pendapatan
Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari:
a. Iuran anggota;
b. Bantuan majelis pembimbing;
c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
d. Bantusn Pemerintah/ Pemerintah Daerah melaui APBN/ APBD yang tidak mengikat dan
disesuaikan dengan kemampuan negara/ keuangan daerah.
e. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku maupun dengan Kode Kehormatan Pramuka.
f. usaha dana, badan usaha/koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka.
Pasal 30
Kekayaan
(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan tidak bergerak serta hak milik
intelektual
(2) Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap harus diputuskan berdasarkan
hasil Rapat Pleno Pengurus Kwartir dan persetujuan Mabi.
BAB VIII
ATRIBUT
Pasal 31
Lambang
Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.
26
Pasal 31
Bendera
Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua, warna
dasar putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah berwarna merah, di atas dan di bawah
lambang Gerakan Pramuka terdapat garis merah sepanjang “panjang bendera” dan di sisi tiang
terdapat garis merah sepanjang “lebar bendera”.
Pasal 33
Panji
Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang
dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 448 Tahun
1961, tanggal 14 Agustus 1961.
Pasal 34
Himne
Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya Darma Pramuka.
Pasal 35
Pakaian Seragam dan Tanda-tanda
Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin, anggota Gerakan
Pramuka menggunakan pakaian seragam beserta tanda-tandanya.
BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 36
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
(1) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka.
(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 37
Pembubaran
(1) a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
yang khusus diadakan untuk itu.
b. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah
daerah.
c. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul pembubaran Gerakan Pramuka dinyatakan
sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.
d. Usul pembubaran Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui dengan
27
suara bulat.
(2) Jika Gerakan Pramuka dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda milik Gerakan
Pramuka ditetapkan oleh Musyawarah Nasional yang mengusulkan pembubaran itu.
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 38
Perubahan Anggaran Dasar
(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang
dihadiri oleh utusan daerah sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.
(2) Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika
disetujui oleh sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah suara yang hadir.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 39
Penutup
Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang
diselenggarakan di Komplek Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur Jakarta pada tanggal 15
sampai dengan 18 Desember 2008.
Jakarta, 18 Desember 2008.
Presidium Munas Gerakan Pramuka Tahun 2008
Ketua
ttd
Dr. Amoroso Katamsi, Sp. Kj. MM
Sekretaris, Anggota
Ttd ttd
Ir. M. Arfandy Idris. Prof.Dr.Ir. H. Isril Berd. SU
Anggota Anggota
Ttd ttd
Yoseph Pangkur Soong, SH Drs. H. Adang Rukhiyat, M.Pd
28
Salinan sesuai dengan aslinya,
Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Hukum
ttd
Dr. M. Imam Santoso
(Cap Sekretariat Kabinet RI)
PERTEMUAN IX
P3K Pramuka
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu
kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan merupakan seperangkat
ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama
kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang
Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan
perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta
lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain
yang mengalami kecelakaan.
Materi Pokok
1. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera
dilakukan nafas buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah
dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai
berikut :
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat
dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan
tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung
29
korban dan meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit.
b. P3K bagi korban sengatan listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam
keadaan kering
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat
beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas
buatan sampai bantuan medis datang
c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa
kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya
kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya
sudah dicuci dan disetrika.
Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju
kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus
menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya
daripada resiko infeksi.
2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan
membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka,
dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu
diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua
yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan pertama mengurangi shok
1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan
shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi
tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan
berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
2) Tanda-tanda Shok
a) Denyut nadi cepat tapi lemah
b) Merasa lemas
c) Muka pucat
d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien
menggigil
e) Merasa haus
f) Merasa mual
g) Nafas tidak teratur
h) Tekanan darah sangat rendah
3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a) Menghentikan pendarahan.
30
b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c) Memberi nafas buatan
d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
4) Langkah – langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh,
dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya
d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut,
dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
- 1 sendok teh garam dapur
- ½ sendok teh tepung soda kue
- 4-5 gelas air
- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang
kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
f) Cepat-cepat panggil dokter
e. P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah tulang
a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang
membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban.
Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai
dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan
korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah
dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- hentikan pendarahan serius yang terjadi
- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- upayakan lalu lintas udara tetap lancer
- jika diperlukan buatlah nafas buatan
- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala
untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba
memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya.
31
a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan(gb 1)
gb1-pth-lengn-bwh• Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga
lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di
dada
• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk
membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-
ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu) (gb 2)gb-2-pth-lengn-atas
• Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar
lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan
handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai
lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil
dokter
• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut,
sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
f. Pembalut dan pembalutan
1) Pembalut
Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan (gb 3)gb3-pmbltn-kepala2
a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan
f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan
yang cidera.
32
2. Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat,
dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1) Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki,
pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2) Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan :
secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih,
dsb.
3) Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga,
mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
4) Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan
tentang gizi.
5) Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan
pada saat berkemah
6) Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.
Posted in: materi pramuka
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
PERTEMUAN X
KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN
Spiritual, Emosional, Sosial
I. PENDAHULUAN
1. Keterampilan kepramukaan merupakan materi yang diperoleh seorang Pramuka dari kegiatan
yang diikutinya. Keterampilan ini menjadi bekal pengetahuan praktis yang siap dimanfaatkan
sewaktu-waktu.
2. Penguasaan pengetahuan keterampilan ini disesuaikan dengan golongan usia Pramuka, lamanya
seorang anggota pramuka mengikuti kegiatan kepramukaan, serta kualitas Pembina Pramuka
dalam memberikan materi tersebut.
II. MATERI POKOK
1. Keterampilan kepramukaan merupakan kebutuhan yang harus dimiliki peserta didik.
Masyarakat berasumsi bahwa setiap anggota pramuka pasti memiliki pengetahuan keterampilan
yang dapat dipergunakan sebagai bekal mengatasi segala permasalahan dalam hidupnya sehari-
hari.
2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut Pembina Pramuka dituntut memiliki seperangkat
pengetahuan kepramukaan yang dapat diterapkan kepada peserta didik.
2. Keterampilan kepramukaan menurut ranah pengembangannya dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
33
a. Keterampilan spiritual
b. Keterampilan emosional
c. Keterampilan sosial
d. Keterampilan intelektual
e. Keterampilan fisik
4. Keterampilan spiritual, ialah keterampilan yang membentuk sikap dan perilaku pramuka dalam
kesehariannya yang mencerminkan perwujudan dari:
a. Pengamalan aturan/hukum agama yang dianutnya
b. Pengamalan Prinsip Dasar Kepramukaan
c. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
d. Pengamalan Pancasila
5. Keterampilan emosional ialah keterampilan atau kecerdasan menata hati, menata emosi
sehingga yang bersangkutan menjadi pramuka yang:
a. Cermat dalam menghadapi masalah
b. Bijak dalam mengambil keputusan
c. Sabar
d. Tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap
e. Menghormati lawan bicaranya
f. Sopan
g. Santun dalam berbicara dan bertindak
h. Hormat kepada orang-tua dan orang yang lebih tua.
6. Keterampilan sosial ialah keterampilan dalam bergaul atau berinteraksi dengan orang lain
antara lain. Dalam pergaulan tersebut diharapkan seorang anggota pramuka dapat:
a. Belajar dari orang lain.
b. Mengubah perilaku diri yang tidak baik menjadi perilaku yang baik.
c. Mempengaruhi orang lain sehingga orang lain menjadi baik.
d. Belajar memimpin dan dipimpin.
e. Keterampilan memberikan pertolongan pada orang lain di antaranya: Pertolongan Pertama
pada kecelakaan, meliputi (a) keterampilan kesehatan lapangan; (b) keterampilan dapur umum;
(c) keterampilan evakuasi; (d) keterampilan penyelamatan (Search and Rescue – SAR).
f. Keterampilan tentang kesehatan lingkungan: (a) perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga,
(b) perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah; (c) perilaku hidup bersih dan sehat di
tempat umum; (d) perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja. (e) perilaku hidup bersih dan
sehat di institusi kesehatan.
g. Keterampilan tentang pengamanan masyarakat: (a) keterampilan tentang tempat kejadian
perkara (TKP); (b) keterampilan pemadam kebakaran; (c) keterampilan konservasi air. (d)
keterampilan pengamanan hutan; (e) keterampilan lalulintas. (f) keterampilan melindungi
diri/self defense.
7. Keterampilan intelektual adalah keterampilan kecerdasan otak yang dapat dilatih lewat:
a. Permainan kim.
34
b. Berbagai permainan untuk memecahkan masalah misalnya jigsaw, segi empat/tiga berantakan;
nusantara-1; penyelamatan presiden, dll.
c. Perpaduan dengan keterampilan fisik dapat dilakukan melalui tali-temali misalnya membuat
woogle, anyaman ketupat, simpul anyam dsb.
8. Keterampilan fisik ialah keterampilan yang secara fisik menjadi kebutuhan peserta didik
sebagai bekal mengatasi tantangan dan rintangan. Keterampilan fisik yang hendaknya diberikan
kepada pramuka adalah:
a. Tali-temali, di antaranya:
Simpul – ialah iakatan pada tali. Jenisnya:
(1) Simpul ujung tali
Untuk menjaga agar tali tidak terurai.
(2) Simpul mati
Simpul untuk menyambung Dua tali yang sama besar
(3) Simpul anyam
Simpul untuk menyambungDua tali yang Tidak sama besarnya
(4) Simpul anyam berganda
Simpul untuk menyambung tali yang tidak sama besarnya dalam kondisi basah atau kering
(5) Simpul erat
Untuk memulai suatu ikatan
(6) Simpul pangkal
Digunakan untuk
permulaan ikatan
(7) Simpul tiang
Untuk mengikat leher
binatang agar tidak terjerat
sewaktu binatang bergerak
(8) Simpul tarik
Digunakan untuk menuruni
tebing atau pohon
dan tidak akan kembali
ke atas.
(9) Simpul kursi
Untuk mengangkat dan
menurunkan orang atau
barang.
(10) Simpul kembar
Untuk menyambung dua tali
yang sama besar dalam
kondisi licin atau basah
(11) Simpul jangkar
Untuk membuat
tandu darurat, atau tali
timba
35
Ikatan (1) Ikatan palang
Ikatan untuk membentuk
Palang yang bersudut 900
(2) Ikatan silang
Ikatan untuk membentuk
tongkat bersilangan
dan talinya membentuk
diagonal.
PERTEMUAN XI
KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN
Peta, Sandi, Menaksir, Mengenal Alam
b. Memahami peta, kompas dan cara penggunaannya.
(1) Membaca peta topografi
(2) Membuat peta pita
(3) Membuat panorama sketsa
(4) Memahami kompas dan cara penggunaannya.
c. Isyarat dan sandi
(1) Membaca dan mengirim isyarat dengan semaphore.
(2) Membaca dan mengirim isyarat dengan morse, dengan menggunakan: peluit, bendera, senter,
dan pesawat telegraph.
d. Menaksir
(1) Menaksir tinggi (menara, pohon, rumah, dll)
(2) Menaksir lebar sungai
(3) Menaksir arus sungai
(4) Menaksir berat.
e. Keterampilan mengenal alam
- Kabut.
(1) Kabut tipis merata – pertanda cuaca baik;
(2) Terang benderang di pagi hari pertanda cuaca buruk;
(3) kabut di gunung-gunung pertanda akan turun hujan;
(4) udara sejuk dan berembun di pagi hari pertanda akan turun hujan di siang hari.
- Matahari
(1) Matahari terbit berwarna kemerah-merahan dan diliputi garis-garis awan hitam pertanda akan
ada hujan.
(2) Matahari terbit berwarna kemerahan yang terang pertanda cuaca baik.
(3) Matahari terbit kemerahan dan dicampuri garis-garis awan kekuning-kuningan pertanda akan
hujan lebat.
(4) Matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan pertanda akan ada hujan.
(5) Warna merah pada saat matahari terbenam pertanda akan terjadi angin yang cukup kencang.
36
- Binatang.
(1) Semut. Mereka akan tetap di liangnya bila cuaca akan buruk, tetapi akan keluar dari liangnya
dan berjalan mondar-mandir bila cuaca akan tetap baik.
(3) Ayam. Mereka akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan menandakan bahwa
hujan tidak akan berlangsung lama; tetapi bila ayam-ayam tersebut berteduh saat hujan maka
pertanda bahwa hujan akan berlangsung lama.
(4) Lalat. Mereka akan tetap hinggap di tembok apabila akan turun hujan, dan akan beterbangan bila
cuaca cerah.
(5) Cacing. Bila pada malam hari menimbun tanah berbutir-butir di kebun pertanda akan datang
hujan, dan bila cacing keluar dari liangnya menandakan hujan akan turun lama.
(6) Tanda-tanda Cuaca akan buruk.
· Kucing duduk dengan membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki
depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
· Burung-burung. Mereka membasahi bulunya dengan paruhnya.
· Burung-burung Laut. Beterbangan menuju daratan.
III. PENUTUP
Keterampilan kepramukaan merupakan ciri khas seorang anggota Pramuka yang hendaknya
dipelajari, dipahami, dan dikuaasai oleh setiap anggota Pramuka, baik dia sebagai Siaga,
penggalang, Penegak, Pembina, Pamong Saka, Pelatih, maupun Andalan.
PERTEMUAN XII
Semaphore, Api unggun, Wade Games, Karya ilmiah
PERTEMUAN XIII
KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN
Upacara dalam Gerakan Pramuka
Tata Cara Upacara Pramuka
Siaga
1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan
memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk
mempersiapkan upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara
pembukaan
37
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma
4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para
siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk
lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya.
kemudian membentuk lingkaran besar
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan
siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima
kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki
lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem
6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil
Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan
penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa
kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan
bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak
putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya
dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin
barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.
9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka
seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta
upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
38
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran
tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.
Penggalang
1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin regu memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan regu memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan
penggalang yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan
dalam upacara pembukaan.
2. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks
Pancasila, teks Dasa Darma
3. Acara Pokok
Pratama memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab
Siaaaap oleh para penggalang), kemudian pratama membuat kode angkare sambil meniup pluit
dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penggalang membentuk barisan berbentuk
angkare menurut regunya masing-masing.
4. Penjemputan Pembina Upacara
pratama/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara pratama menjemput pembina dengan
ucapan "kak, upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sudah bisa dimulai, kakak
dipersilahkan." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih" kemudian pratama kembali ke
tempat semula dan pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera.
5. Upacara dimulai
salah seorang dari pembina maju satu langkah ke depan menandakan upacara dimulai.
penghormatan kepada pembina dipimpin oleh pratama dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
Laporan dari pratama kepada pembina bahwa upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan,
kemudian pradana kembali ke barisan regunya dan wakil yang tadinya menempati tempatnya
kembali ke tempat yang paling kiri dari regunya
39
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pembina memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas
bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pembina dan diikuti oleh
seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup
dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh Pembina doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai Selesai berdo'a maka selesailah upacara dilanjutkan dengan kegiatan
lainnya.
Penegak
1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin sangga memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan sangga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan
penegak yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam
upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
40
Seluruh anggota ambalan dalam sangganya masing-masing membentuk barisan bersaf
pradana mengecek persiapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang
sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
4. Acara Pokok
Pradana memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab
Siaaaap oleh para penegak), kemudian pradana membuat kode bersaf sambil meniup pluit
dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penegak membentuk barisan bersaf menurut
sanggaya masing-masing.
Laporan tiap-tiap pinsa (pimpinan sangga) kepada pradana. dalam hal ini pinsa melaporkan nama
sangga dan jumlah anggota yang hadir.
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
pradana/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pradana menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan ambalan
sudah bisa dimulai apakah kakak sudi membukanya." kemudian pembina mengatakan
"Terima kasih", saya bersedia." kemudian pradana mengantar pembina memasuki barisan
dan menempatkannya di barisan paling kanan. setelah itu pradana kembali ketempat
semula.
6. Pengibaran Bendera Merah Putih.
pradana memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan
"petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pradana dan diikuti
oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pradana menjemput pembina untuk maju ke depan
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara pembiana membacakan teks Pancasila
diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh Sulung
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka
41
seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta
upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pradana doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Catatan : Apabila pembina tidak hadir atau tidak
bersedia maka upacara tetap berlanjut dan tugas pembina diambil alih oleh pradana.
PERTEMUAN XIV
Ujian Praktek Bina Satuan
PERTEMUAN XV
Ujian Praktek Bina Satuan
PERTEMUAN XVI
Ujian Akhis Semester (Perkemahan Bersama)
Referensi :
Boden Powel. (1954). Mengembara Menuju Bahagia. Yayasan Pendidikan Masyarakat.
Jakarta.
Boden Powel. (1982). Memandu Untuk Putera. De Nederlandse Padvinders.
Sumardiyanto. (2005). Buku Ajar Mata Kuliah Kepramukaan. Fakultas Pendidikan
Olahraga dan
Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugito,S.Kom (2010). Panduan Administrasi Gudep
Kwarnas. (1987). Kursus Dasar B. Jakarta.
Kwarnas. (2001). Gerakan Pramuka. Jakarta.
Kwarnas. Permainan Siaga Putera. Bumi Restu. Jakarta.
Kwarnas (1983) Kursus Orientasi Gerakan Pramuka. Jakarta
Takijoedin. (1977). Tuntunan Pemimpin Regu. Ganaco NV. Bandung.
Tamsik Udin (1987). Pendapat Mahasiswa FIP IKIP Bandung teerhadap Kepramukaan
(Skripsi).
Tamsik Udin (2006). Pembinaan Disiplin dalam Pramuka (Tesis).
HANDOUT
A. IDENTITAS MATAKULIAH
1. Nama Matakuliah : PERENCANAAN PEMBELAJARAN
2. Kode Matakuliah : -
3. Semester/SKS : V
4. Jurusan/Fakultas : PGMI/FITK
5. Jenis Matakuliah : Wajib
6. Prasyarat : -
7. Dosen : DR. Tamsik Udin,M.Pd
B. BAGAIAN ISI
Pertemuan ke 1 : Desain Pembelajaran dan Kinerja Guru
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Mahasiswa mengetahui Pengertian Pembelajaran dan Ruang Lingkup
Pembelajaran
b. Mahasiswa memahami Rambu – Rambu Desain Pembelajaran
c. Mahasiswa memahami Kinerja Guru dalam Mendesain Pembelajaran
d. Mahasiswa membuat Perencanaan dan Desain Pembelajaran
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian dan Ruang Lingkup Pembelajaran
b. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
c. Rambu – rambu Desain Pembelajaran
d. Kinerja Guru dalam Mendesain Pembelajaran
e. Pentingnya Perencanaan dan Desain Pembelajaran
f. Fungsi Perencanaan dan Desain Pembelajaran
Pertemuan ke 2 :Program Tahunan
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Mahasiswa Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.
b. Mahasiswa Mengetahui pengertian dan fungsi program tahunan.
c. Mahasiswa Memahami bagaimana langkah-langkah penyusunan program
tahunan.
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
b. esensi Program Tahunan
b. Fungsi Program Tahunan
c. Langkah-langkah Menyusun Program Tahunan
Pertemuan ke 3 : Strategi , Media, Evaluasi Pembelajaran dan Kalender
Pendidikan.
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Mahasiswa mengetahui pengertian strategi, media dan evaluasi pembelajaran
b. Mahasiswa memahami perbedaan strategi, media dan evaluasi pembelajaran
c. Mahasiswa memahami kriteria pemilihan strategi, metode dan evaluasi
d. Mahasiswa mempraktekkan membuat kalender pendidikan
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Strategi, Media dan Evaluasi Pembelajaran.
b. Perbedaan Strategi, Media dan Evaluasi
c. Kriteria pemilihan Strategi, Media dan Evaluasi Pembelajaran
d. Mengenal Kalender Pendidikan
e. Perubahan Standar Isi KTSP Menjadi Kurikulum 2013
f. Praktik Menyusun Kalender Pendidikan dan Silabus
Pertemuan ke 4 : Langkah-langkah Perumusan KD,indikator dan materi
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud Kompetensi dasar.
b. Mahasiswa memahami langkah-langkah perumusan Kompetensi Dasar.
c. Mahasiswa memahami apa yang dimaksud Indikator.
d. Mahasiswa mempraktekkan langkah-langkah perumusan Indikator.
e. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud Materi Pokok Pembelajaran.
f. Mahasiswa mempraktekkan langkah-langkah perumusan Materi Pokok
Pembelajaran.
2. Uraian singkat Materi :
a. Perumusan Kompetensi Dasar
b. Perumusan Indikator
c. Perumusan Materi Pembelajaran
Pertemuan ke 5 : Model – Model Desain Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran :
a. mengetahui apa itu model desain pembelajaran,
b. apa saja model pembelajaran, pola model desain pembelajaran,
c. peredaan dari model pembelajarannya.
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Model Desain
b. Macam-Macam Desainpembelajaran
c. Pola-Pola Pengembangan Desain Pembelajaran
b. Perbedaan Model-Model Pembelajaran
Pertemuan ke 6 : Dasar Sistem Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Untuk mengetahui pengertian pendekatan system.
b. Untuk mengetahui konsep sistem pengajaran.
c. Untuk mengetahui ciri-ciri sistem pengajaran.
d. Untuk memahami masalah – masalah pengajaran dan cara pemecahannya
e. Bagaiman strategi dasar merancang sistem pengajaran.
f. Untuk mengetahui aplikasi pendekatan sistem dalam pembelajaran
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Pendekatan system
b. Konsep Sistem Pengajaran
c. Ciri-ciri Sistem Pengajaran
d. Masalah – Masalah Pengajaran dan Pemecahannya
e. Strategi Dasar Merancang Sistem Pengajaran
f. Aplikasi Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran
Pertemuan ke 7 : Silabus
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Dapat mengetahui pengertian silabus pembelajaran.
b. Dapat mengetahui prinsip-prinsip pengembangan silabus.
c. Dapat mengetahui tahapan-tahapan pengembangan silabus.
d. Dapat mengetahui komponen dan format silabus.
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Silabus
b. Prinsip Pengembangan Silabus
c. Tahap Pengembangan Silabus
d. Komponen dan Format Silabus
Pertemuan ke 8 : Kurikulum 2013
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Untuk mengetahui Kurikulum 2013.
b. Untuk mengetahui Konsep dasar kurikulum 2013.
c. Untuk mengetahui Kerangka Dasar kurikulum 2013.
d. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum 2013.
e. Untuk Mengetahui kekurangan dan kelebihan kurikulum 2013.
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Kurikulum 2013
b. Konsep Dasar Kurikulum 2013
c. Kerangka Dasar Kurikulum 2013
d. Karakteristik Kurikulum 2013
e. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Pertemuan ke 9 : Program Semester
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Mengetahui Pengertian Program Semester!
b. Mengetahui Fungsi Program Semester!
c. Mengetahui Langkah-langkah Penyusunan Program Semester!
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Program Semester
b. Fungsi Program Semester
c. Langkah-langkah Penyusunan Program Semester
Pertemuan ke 10 : Pekan Efektif
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Untuk mengetahui pengertian pekan efektif.
b. Untuk mengetahui cara menghitung pekan efektif.
c. Untuk mengetahui rincian pekan efektif.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah pekan efektif.
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Pekan Efektif
b. Cara menghitung pekan efektif
c. Rincian Pekan Efektif
d. Langkah-langkah punyusunan pekan efektif
Pertemuan ke 11 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Mengetahui pengertian RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
b. Mengetahui komponen-komponen dari RPP.
c. Mengetahui penyusunan RPP.
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
c. C.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan ke 12 : Penilaian Autentik
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Mengetahuipengertian penilaian autentik
b. Mengetahuikriteria penilaian autentik
c. Mengetahuijenis-jenis penilaian autentik
2. Uraian singkat Materi :
a. PengertianPenilaianAutentik
b. KriteriaPenilaianAutentik
c. Jenis- JenisPenilaianAutentik
d. PenilaianKinerja
e. PenilaianProyek
f. PenilaianPortofolio
g. PenilaianTertulis
Pertemuan ke 13 : Pendekatan Saintifik
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Untuk mengetahui pengertian pendekatan saintifik
b. Untuk mengetahui langkah-langkah pendekatan saintifik
c. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pendekatan saintifik
2. Uraian singkat Materi :
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
b. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik
c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik
C. REFERENSI
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2011. Perencanaan pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Anisah Izzaty, Inovasi dalam Bidang Kurikulum 2013 dan mutu Pendidikan.,dalam
Http//Izzatyalmuhyi.blogspot.com (on line) diakses pada tanggal 10 november
2015
Arifin Zainak. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya
Arsyad Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
B. Uno Hamzah. 2010. Perencanaan Pembelajaran.( Jakarta: Bumi Aksara).
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Jakarta.
Bahri dan Zain, Aswan.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Marimba.
Darwin, Syah. 2007. Perencanaan System Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas. 2006. Panduan
Pengembangan RPP. Jakarta: Depdiknas
E. Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
cet.ke-2.
E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Fahrul Razi, Perencanaan Pembelajaran, hlm 101-107
Fahrul Razi, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 96-100
Firdaus. 2006. Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Depag RI.
Hamid, Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 126
Harijanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Kasful, Anwar Dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP.
Bandung: Alfabeta.
Kaufirman. 1972. Educational Planning System.
Kunandar, 2013, Penilaian Autentik, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Kunandar, Penilaian Autentik ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013),Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: Rosdakarya.
Masnur Muslich, 2007, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta : PT Bumi
Aksara,
Muhammad Nuh, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 213 SD Kelas
IV(Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjminan Mutu Pendidikan, 2013),
Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya,
2013
Mulysa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, h. 7
Prof. Dr. Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bumi Aksara: Jakarta
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka. 2005.
Rukhiyat, Adang, Paradigma Baru Hubungan Guru dengan Murid, Jakarta: Uhamka
Press. 2003.
Saiful Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Sanjaya Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakaata : Kencana.
Sanjaya, Wina (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Perdana
Media Group.
Sanjaya, Wina, M.Pd, 2010, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : kencana prenada media
group.
Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah,S.Pd, 2010, Perencanaan
Pembelajaran, Malang: UIN Maliki Press.
Sutikno Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Pospect
Uno, Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
W. Gulo, 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo.
Wina Sanjaya, 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
www.izzatulfikriyah.blogspot.com/d-winur.blogspot.com
Http://Deni3wardana.Wordpress.Com/2007/08/13/Bagaimana-Cara-Menyusun-Ktsp-
Dan-Silabus-Yang-Benar/
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=116404&val=5323&title=STRATE
GI,%20MEDIA%20DAN%20EVALUASI%20PEMBELAJARAN
http://edu-articles.com/pengembangan-silabus/
http://rickyzet.blogspot.co.id/2012/03/masalah-dan-upaya-pemecahan-masalah.html
http://www.sdnleuwimunding3.sch.id/2010/10/pengertian-silabus-dan-
pengembangannya.html
https://ka5sodo.wordpress.com/2011/04/11/sistem-pengajaran/
Cirebon, 18 Agustus 2016
Gugus Mutu Jurusan Dosen Pengampu, Dosen Pengampu,
Ttd ttd
Idah Faridah Laily, M.Pd DR. Tamsik Udin,M.Pd NIP. 198210212011012015 NIP. 196302071992031002
Mengetahui dan Mensyahkan,
Ketua jurusan PGMI
ttd
Syibli Maufur, M.Pd Nip.19740528200801101
42