Judi Januadi Endjun
RSPAD Gatot Soebroto DitkesadFK UPN VETERAN
2009http://assets.cambridge.org/97805218/31895/cover/9780521831895.jpg
Memahami patofisiologi dan aspek klinik hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebagai suatu sindroma komplikasi kehamilan
Dapat mengaplikasikan pengelolaannya dengan benar sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan janin
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
① Menyebutkan pembagian HDK② Mendefinisikan masing-masing bagian HDK③ Menyebutkan pembagian teori patofisiologi PE-E④ Menjelaskan masing-masing teori patofisiologi PE-E⑤ Mengidentifikasi & menjelaskan perubahan-
perubahan organ & sistem faal tubuh yang penting pada PE-E
⑥ Menjelaskan pencegahan PE⑦ Mengidentifikasi gejala dan tanda klinik PE-E⑧ Mengidentifikasi diagnosis PE-E⑨ Melaksanakan pengelolaan klinik PE-E⑩ Melaksanakan pemberian obat pada perawatan PE-E⑪ Memutuskan sikap terhadap kehamilan pada PE-E
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
⑫ Mengidentifikasi sindroma HELLP⑬ Mengidentifikasi diagnosis sindroma HELLP⑭ Menjelaskan pembagian sindroma HELLP⑮ Melaksanakan pengelolaan medikamentosa pada
sindroma HELLP⑯ Memutuskan sikap terhadap kehamilan pada
sindroma HELLP⑰ Mendefinisikan hipertensi kronik dalam kehamilan
(HKDK)⑱ Mengidentifikasi diagnosis HKDK⑲ Menjelaskan pembagian HKDK⑳ Melaksanakan pengelolaan klinik HKDK㉑ Memutuskan sikap terhadap kehamilan pada HKDK
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) atau
Preeklampsia-eklampsia (PE-E)
PE = sindrom dari proses implantasi
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Pembagian klasifikasi
Penjelasan pembagian klasifikasi
Penjelasan tambahan
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Berdasar Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 (Am Fam Physician,64:263-70) :
◦ Hipertensi kronik◦ PE-E◦ Hipertensi kronik dengan superimposed PE◦ Hipertensi gestasional
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
HT kronik : HT < 20 mgg atau pertama kali didiagnosis > 20 minggu dan menetap sampai 12 minggu postpartum
PE : HT > 20 mgg + proteinuria E : PE + kejang dan atau koma
HT kronik dengan superimposed PE : HT kronik + tanda PE atau proteinuria
HT Gestasional = transient hypertension : HT tanpa proteinuria, HT menghilang 3 bulan postpartum atau hamil dengan tanda PE tanpa proteiuria
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
HT ≥ 140/90 mmHg (minimal dilakukan 2 x dg interval 4 jam)
Proteinuria dipstick ≥ 1+ atau ≥ 300 mg protein/24 jam
Edema generalisata (anasarka)
Faktor risiko : edema anasarka, peningkatan BB > 0,57 kg/minggu
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
① Primigravida, primipaternitas② Hiperplasentosis : mola hidatidosa, gemelli, DM,
hidrops fetalis, makrosomia ③ Umur yang ekstrim : < 18 atau > 40 tahun
④ Riwayat keluarga pernah PE/E⑤ Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah
ada sebelum hamil⑥ Obesitas⑦ Penyakit lain : PCO, Rhematoid arthritis, SLE,
sarkoidosis atau sklerosis multipel
http://medreader.blogspot.com/2007/07/health-tip-risk-factors-for.html
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
E/ belum diketahui dengan jelas, teori-teori :① Kelainan vaskularisasi plasenta② Iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi
endotel③ Intoleransi imunologik ibu dan janin④ Adaptasi kardiovaskular genetik⑤ Defisiensi gizi⑥ Inflamasi⑦ Abnormal angiogenesis, terutama
ketidakseimbangan nisbah sFlt-1:PLGF**) Levine RJ et al.Urinary placental growth factor and risk of preeclampsia. JAMA 2005;293:77-85
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
http://www.medscape.com/content/2004/00/49/55/495537/495537_fig.html
http://www.medscape.com/content/2004/00/49/55/495537/495537_fig.html
http://www.uth.tmc.edu/bmb/faculty/rodney-kellems.html
A. Uterina dan A. Ovarika A. Arkuata, A. Radialis, A. Basilaris, A.
Spiralis Invasi trofoblas ke dalam lapisan otot a.
spiralis degenerasi lapisan otot dilatasi arteri spiralis
Invasi trofoblas ke jaringan sekitar a. spiralis jaringan matriks menjadi gembur distensi dan dilatasi lumen : tekanan darah, resistensi vaskular, sirkulasi uteroplasenter
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
HDK : tidak terjadi invasi sel trofoblas Lapisan otot a. spiralis kaku dan keras Dampak iskemi plasenta
Diameter rata-rata a. spiralis normal : 500 mikron ; HDK : 200 mikron
10 kali aliran darah ke utero plasenta
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Peroksida lemak sebagai oksidan pada HDK
Disfungsi sel endotel
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Invasi trofoblas kegagalan remodeling a. spiralisiskemia plasenta terbentuk oksidan / radikal bebas radikal hidroksil sangat toksis thd membran sel endotel asam lemak tak jenuh peroksida lemak merusak membran sel, nukleus dan protein sel endotel
Radikal bebas = senyawa penerima elektron atau atom/molekul yg mempunyai elektron yg tidak berpasangan
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
HDK peroksida lemak antioksidan (vit. E) dominasi peroksida lemak sangat toksik sirkulasi tubuh merusak membran endotel yg banyak mengandung asam lemak tidak jenuh
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Gangguan metabolisme PG Prostasiklin (PGE2) : vasodilator kuat
Agregasi trombosit pada endotel tromboksan (TXA2) : vasokonstriktor kuat. HDK : TXA2 > PGE2 vasokontriksi
Glomerular endotheliosis : perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus
permeabilitas kapiler produksi vasopresor (endotelin) : Kadar
NO (vasodilator) < endotelin faktor koagulasi
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Primigravida > multigravida Multipara menikah lagi > Seks oral Lamanya perioda hubungan seks dengan
saat kehamilan
HLA-G (human leukocyte antigen-protein G) : penting dalam modulasi respons imun ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta)
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
HLA-G : melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel Natural Killer (NK) ibu
HLA-G : mempermudah invasi trofoblast ke dalam desidua (prakondisi)
HLA-G : merangsang produksi sitikon mempermudah terjadinya reaksi inflamasi
HDK ekspresi HLA-G menghambat invasi trofoblast
Immune-maladaptation HDK : Helper cell <
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Hamil normal : pembuluh darah refrakter thd vasopresor krn dilindungi oleh prostasiklin
HDK kepekaan terhadap vasopresor (sudah terjadi pd kehamilan trimester 1)
Prediksi HDK pada kehamilan 20 minggu
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Faktor keturunan dan familial dgn model gen tunggal
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya HDK secara familial dibandingkan genotip janin
Ibu dengan PE : 26% anak wanita mengalami PE; hanya 8% anak menantu mengalami PE
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Defisiensi gizi HDK Contoh : Perang Dunia ke II
Minyak ikan (termasuk minyak hati halibut) banyak asam lemak tak jenuh menghambat produksi TXA2 menghambat aktivasi trombosit mencegah vasokontriksi risiko PE
Suplementasi kalsium PE
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
http://www.medscape.com/viewarticle/408837_4
Plasenta stres oksidatif proses apoptosis & nekrotik debris trofoblas lepas sirkulasi darah rangsang utama proses inflamasi aktivasi endotel & makrofag/granulosit reaksi sistemik inflamasi timbul gejala PE
PE : stres oksidatif Redman : aktivitas lekosit sangat tinggi =
kekacauan adaptasi dari proses inflamasi intravaskular pada kehamilan
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Volume plasenta HipertensiFungsi ginjal Elektrolit Tekanan osmotik
koloid plasma / tekanan onkotik
Koagulasi dan fibrinolisis
Viskositas darah Hematokrit Edema Hematologik Hepar Neurologik Kardiovaskular Paru Janin
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Normal : hipervolemia (32 – 34 minggu)
HDK : 30 – 40% volume plasma (hipovolemia) disertai vasokontriksi HT
PE sangat peka terhadap pemberian cairan IV yang terlalu cepat dan banyak : balans cairan ketat !!
PE sangat peka terhadap kehilangan darah
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Tanda terpenting diagnosis HDK Diastolik : resistensi perifer Sistolik : besaran curah jantung
PE : reaktivitas vaskular dimulai pd kehamilan 20 minggu
HT dideteksi umumnya pd trimester II
TD labil dan mengikuti irama sirkadian normal
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
PER : TD normal beberapa hari PP PEB : TD normal 2 – 4 minggu PP
TD terutama tergantung pada : curah jantung, volume plasma, resistensi perifer dan viskositas darah
Vasospasme menyeluruh HT ≥ 140/90 mmHg, selang 6 jam
Diastolik : Korotkoff’s phase VIlmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Diastolik 90 mmHg ✚ proteinuria berkorelasi kuat dengan AKP
Kenaikan TD hanya sebagai tanda waspada
MAP tidak berkorelasi dengan besaran proteinuria
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Hipovolemia sirkulasi ginjal oliguria anuria
Kerusakan sel glomerulus permeabilitas membran basalis kebocoran proteinuria (terjadi pada akhir kehamilan)
Endotel glomerulus membengkak ✚ deposit fibrin Glomerular Capillary Endotheliosis
Nekrosis tubulus ginjal GG akut nekrosis korteks ginjal ireversibel
Vasospasme vaskular kerusakan intrinsik jaringan ginjal
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Sebelum HT : gejala penyakit ginjal Tanpa HT : penyulit kehamilan Tanpa diastolik ≥ 90 mmHg : ISK atau
anemia Syarat diagnostik PE
Cara ukur :◦ Urin dipstik : 100 mg/L atau +1, minimal 2x
periksa urin acak dg interval 6 jam◦ ≥ 300 mg/24 jam (ESBACH)
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc
Hipovolemia sirkulasi ginjal filtrasi glomerulus sekresi asam urat
Iskemia jaringan juga asam urat
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Mekanisme = asam urat
Kreatinin plasma ≥ 1 mg/cc
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Hipovolemia sirkulasi ke ginjal oliguria anuria
Oliguria ≈ beratnya PE
Pemberian cairan IV hanya karena oliguria TIDAK DIBENARKAN
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Normal : kadar elektrolit total
PE : kadar elektrolit total = hamil normal
PEB + Hipoksia gangguan keseimbangan asam basa
Eklampsia asidosis laktat + kompensasi hilangnya CO2 kadar bikarbonat
Na dan K = hamil normal (tidak perlu garam)Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Normal : hamil 8 minggu osmolaritas serum dan tekanan onkotik
PE : kebocoran protein & permeabilitas vaskular tekanan onkotik
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Trombositopenia
FDP Antitrombin III Fibronektin
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Ditentukan oleh : volume plasma, molekul makro (fibrinogen), dan hematokrit
PE viskositas darah resistensi perifer sirkulasi ke organ
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Normal : hipervolemia hematokrit meningkat lagi pada trimester III akibat peningkatan produksi urin
PE : hipovolemia hematokrit = beratnya PE
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Banyak interpretasi 40% pada hamil normal 60% pada hamil dengan hipertensi 80% pada hamil dengan hipertensi dan
proteinuria
Etiologi : hipoalbuminemia atau kerusakan endotel kapiler
Patologi : edema nondependen pada muka dan tangan atau edema anasarka (BB cepat)
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Vasospasme hipovolemia hematokrit
Hipoalbuminemia
Spasme arteriole hemolisis mikroangiopati Kerusakan endotel arteriole hemolisis
destruksi eritrosit
Viskositas darah Trombositopenia : < 100.000 sel/ml
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Vasospasme, iskemia, dan perdarahan
Perdarahan sel periportal lobus perifer nekrosis sel hepar enzim hepar perluasan perdarahan di bawah kapsula Glisson subkapsular hematom nyeri epigastrium ruptur hepar
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Hiperperfusi otak vasogenik edema nyeri kepala
Spasme arteri retina & edema retina gangguan visus : pandangan kabur, skotomata, amaurosis (kebutaan tanpa jelas adanya kelainan) dan ablasio retinae
Hiperrefeksi Kejang eklamptik : etiologi ?, faktor : edema,
vasospasme, dan iskemia serebri Perdarahan intrakranial
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
HT cardiac afterload
Hipovolemia cardiac preload
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Risiko besar terjadi edema paru
Etiologi edema paru :◦ Gagal jantung kiri◦ Kerusakan sel endotel kapiler paru◦ diuresis
CVP tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari PCWP (TBKP)
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Perfusi uteroplasenta, hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan endotel pembuluh darah plasenta morbiditas & mortalitas janin
Dampak PE&E pada janin : ◦ IUGR◦ Oligohidramnion◦ Prematuritas◦ Solusio plasentae
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Upaya untuk mencegah terjadinya PE pada wanita hamil yang memiliki risiko terjadinya PE
Cara : non medikal dan medikal
Non medikal : tirah baring, minyak ikan kaya asam lemak tidak jenuh (Omega-3, PUFA), antioksidan (vit E, C, beta karoten, CoQ10, N-asetil sistein, asam lipoik), & elemen logam berat (Zn, Mg, Calsium)
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Medikal : Kalsium 1500 – 2000 mg/hari; Zinc 200 mg/hari; Magnesium 365 mg/hari; antitrombotik : aspirin dosis < 100 mg/hari atau dipiridamole; atau antioksidan
Medikal : belum ada bukti kuat dan sahih
Kebanyakan dari uji tsb memiliki sensitivitas buruk, nilai prediksi positif buruk dan tidak untuk pemakaian rutin pada praktek klinik
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Preeklampsia PER PEB Eklampsia Sindroma HELLP Hipertensi kronik
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Penyulit kehamilan akut Berdasar gejala klinik : PER dan PEB Gambaran klinik bervariasi luas dan sangat
individual
Urutan gejala secara teoritik : edema, hipertensi, dan proteinuria
HT dan proteinuria merupakan gejala terpenting
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
PER = sindrom spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel
Diagnosis : HT (TD ≥ 140/90 mmHg) + Proteinuria (≥+1 atau ≥300 mg/24 jam) dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu (edema muka, lengan, perut atau anasarka)
Sibai dkk: proteinuria ≥ 300 mg/24 jam**) Ghulmiyyah LM, Sibai BM. Gestational hypertension-preeclampsia and eclampsia, 2007
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Manajemen umum : sikap terhadap penyakit dan kehamilannya (konservatif atau aktif)
Tujuan utama perawatan PE : mencegah kejang, perdarahan intrakranial, gangguan fungsi organ vital, dan melahirkan bayi sehat
Rawat jalan : tirah baring (miring kiri), diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya, dan roboransia pranatal
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Rawat inap : tidak ada perbaikan TD & proteinuria dw 2 minggu dan ada ≥ 1 gejala PEB.
Pemeriksaan saat rawat inap : anamnesis, PF dan Lab, Kesejahteraan janin (USG, Doppler, ICA, NST 2x/minggu), dan konsultasi spesialistik
Perawatan obstetrik yi sikap thd kehamilannya
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Perawatan Obstetrik : bila < 37 minggu dan normotensif konservatif hingga aterm (hamil > 37 minggu ≈ Williams (preterm 22 - ≤ 37 minggu); induksi pada 40 minggu; dan bila perlu percepat kala II
AAN: 2 kali per minggu evaluasi TD, protein urin dan tanda impending eklampsia (Sibai dkk, 2007)
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Ghulmiyyah LM dkk,2007
Definisi : ≥ 160/110 mmHg + proteinuria > 5 gram/24 jam atau 4+
Kriteria PEB : ≥ 1 gejala berikut◦ Oliguria : < 500 cc/24 jam◦ Kreatinin plasma◦ Gangguan visus dan serebral◦ Nyeri epigastrium atau regangan kapsula Glisson◦ Edema paru dan sianosis◦ Hemolisis mikroangiopatik◦ Trombosit < 100.000 sel/mm3 atau trombositopeni terjadi
dengan cepat◦ Gangguan fungsi hati : SGOT, SGPT◦ IUGR◦ Sindroma HELLP
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Pembagian PEB : tanpa atau disertai impending eklampsia
Impending eklampsia : nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif TD
Perawatan dan pengobatan : cegah kejang, antihipertensi, pengelolaan cairan, pelayanan suportif thd penyulit organ yg terlibat, dan saat yg tepat untuk persalinan
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Monitoring selama di RS : pemeriksaan sangat teliti; observasi harian tanda klinik : nyeri kepala, gangguan visus, nyeri epigastrium, dan kenaikan cepat BB ; dan pemeriksaan : BB, proteinuria, TD, Lab, USG, dan NST
Manajemen umum perawatan PEB : sikap terhadap penyakit dan kehamilannya
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Rawat inap dan tirah baring miring ke kiri !!! Pengelolaan cairan Jenis cairan :
◦ RD 5% atau NaCl : < 125 cc/jam, atau◦ Dekstrosa 5% : setial 1 L diselingi RL 500 cc 60
– 125 cc/jam
Pasang Foley Catheter : oliguria < 30 cc/jam atau < 500 cc/hari
Antasida Diet cukup protein, rendah KH, L, & garam
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Antikejang : MGSO47H2O (pilihan pertama), diasepam, fenitoin
MgSO4 menghambat transmisi neuromuskular (perlu kalsium) menghambat atau asetilkolin pada rangsang serat saraf
MgSO4 Mg menggeser Ca shg tidak terjadi aliran rangsang
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Loading dose : initial dose 4 gram MgSO4, IV (40% dalam 10 cc) selama 15 menit
Maintenance dose : infus 6 gram MgSO4 dalam larutan RL/6 jam atau 4 – 5 gram, IM selanjutnya 4 gram IM tiap 4 – 6 jam
Syarat pemberian MgSO4 !! Hentikan bila ada tanda intoksikasi atau 24
jam PP atau 24 jam pasca kejang terakhir
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Tersedia antidotum MgSO4 yi kalsium glukonas 10% = 1 gram (10% dalam 10 cc), IV, dalam 3 menit
Refleks patella positif kuat
RR > 16 x/menit dan tidak ada tanda-tanda distres pernafasan
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Sediaan MgSO4 40% dalam 25 cc◦ = 10 gram◦ 1 gram = 2,5 cc◦ 2 gram = 5 cc◦ 12 gram = 30 cc 500 cc = 530 cc 28 tts/mnt
Sediaan MgSO4 20% dalam 25 cc◦ = 5 gram
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Dosis terapeutik : 4-7 mEq/L (4,8-8,4 mEq/L) Refleks tendon (-) : 10 mEq/L (12 mEq/L) Henti nafas : 15 mEq/L (18 mEq/L) Henti jantung : > 30 mEq/L (>36 mEq/L)
Bl refrakter thd MgSO4, beri tiopental sodium, sodium amobarbital, diasepam, atau fenitoin
50% disertai efek rasa panas Risiko kematian ibu
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Diuretikum : bila terdapat edema paru, gagal jantung kongestif atau anasarka. Obat : furosemida memperberat hipovolemia, memperburuk perfusi uteroplasenta, hemokonsentrasi, dehidrasi janin, dan BB janin
Antihipertensi : Belfort ≥ 160/110 mmHg dan MAP ≥ 126 mmHg≥
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Lini pertama : Nifedipin, 10 – 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit, maksimal 120 mg/24 jam (tidak boleh diberikan sublingual, hanya boleh PER ORAL)
Lini kedua : Sodium nitropruside, 0,25 μg, IV/Kg/menit, infus, ditingkatkan 0,25 μg, IV, Kg/5 menit; atau Diazokside, 30 – 60 mg, IV/5 menit atau IV, infus 10 mg/menit/di titrasi
USA : hidralazinIlmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Williams Obstetrics (2005): aktif atau konservatif
Konservatif : ≤ 37 minggu tanpa tanda impending eklampsia dan keadaan janin baik
Aktif : lihat keadaan ibu, janin, dan laboratorium
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
IBU : ≥ 37 minggu, impending eklampsia, gagal konservatif (klinis dan lab memburuk), suspek solusio plasentae, inpartu, ketuban pecah dan perdarahan.
JANIN : fetal distress, IUGR, NST nonreassuring dengan profil biofisik abnormal, oligohidramnion.
LABORATORIUM : tanda sindroma HELLP khususnya trombositopeni cepat
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
SSP : perdarahan intrakranial, trombosis vena sentral, hipertensi ensefalopati, edema serebri, edema retina, makular atau retinal detachment, dan kebutaan korteks.
GIT-Hepatik : subskapular hematom hepar, ruptur kapsul hepar
Ginjal : GGA, NTA Hematologik : DIC, trombositopenia, hematom luka
operasi Kardiopulmonar : edema paru kardiogenik atau
nonkardiogenik, depresi atau arrest pernafasan, henti jantung, iskemia miokardium
Lain-lain : asites, edema laring, hipertensi tidak terkendali
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
IUGR Solusio plasenta Prematuritas RDS IUFD Kematian neonatal Perdarahan intraventrikular NEC CP
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Ghulmiyyah LM dkk, 2007
Perbaikan KU Terminasi kehamilan Antikejang Antihipertensi
Perawatan waktu kejang, perawatan koma, dan pegobatan obstetrik
Prognosis
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Perdarahan otak Hipertensi Lesi otak Kelainan metabolik Meningitis Epilepsi iatrogenik
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Definisi : PE/E + HELLP
Diagnosis : awal (malaise, lemah, nyeri kepala, mual, muntah mirip infeksi virus); tanda dan gejala PE; hemolisis intravaskular (LDH, AST & bilirubin indirek); disfungsi hepatosit (ALT, AST, LDH); Trombosit ≤ 150.000/ml
Semua ibu hamil dg nyeri kuadran atas abdomen pertimbangkan menderita sindroma HELLP
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Kelas 1 : trombosit ≤ 50.000/ml, LDH ≥ 600 IU/L, AST dan atau ALT ≥ 40 IU/L
Kelas 2 : trombosit > 50.00 - ≤ 100.000/ml, LDH ≥ 600 IU/L, AST dan atau ALT ≥ 40 IU/L
Kelas 3 : trombosit > 100.000/ml - ≤ 150.000/ml, AST dan atau ALT ≥ 40 IU/L
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Trombotik angiopati
Kelainan konsumptif fibrinogen :◦ Acute fatty liver of pregnancy◦ Hipovolemia berat / perdarahan berat◦ Sepsis
Kelainan jaringan ikat : SLE
Penyakit ginjal primer
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Sesuai terapi PE/E
Cek trombosit/12 jam, bila < 50.000/ml atau terdapat koagulopati konsumptif cek waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, dan fibrinogen
Dexamethasone rescue (double dose) bila trombosit < 100.000/ml atau trombosit 100.000 – 150.000/ml disertai eklampsia, hipertensi berat atau nyeri epigastrium
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Antepartum : 10 mg, IV, tiap 12 jam
Postpartum : 10 mg, IV, tiap 12 jam, 2 kali kemudian diikuti 5 mg, IV, tiap 12 jam, 2 kali
Dihentikan bila : trombosit > 100.000/ml; LDH, disertai perbaikan tanda dan gejala klinik PE/E
Transfusi trombosit bl < 50.000/ml Antioksidan
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Terminasi kehamilan
Per vaginam atau SC ( bila trombosit < 50.000/ml transfusi trombosit; bila < 40.000/ml transfusi darah segar)
Bisa juga plasma exchange + FFP menghilangkan sisa-sisa hemolisis mikroangiopati
RD 5% bergantian RL 5% : 100 ml/jam, diuresis minimal 20 ml/jam
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Mortalitas ibu : 24% gagal kardiopulmonar, gangguan pembekuan darah, perdarahan otak, ruptur hepar, dan kegagalan organ multipel
Mortalitas perinatal : cukup tinggi ec preterm
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
http://www.nmh.org/nmh/adam/adamencyclopedia/graphics/images/en/19797.jpg
Ghulmiyyah LM dkk, 2007
HKDK = HT sudah ada sebelum hamil atau TD ≥ 140/90 mmHg < 20 minggu
E/ : 90% primer (idiopatik) atau 10% sekunder (penyakit ginjal, vaskular kolagen, endokrin, dan pembuluh darah
Ciri-ciri : umur > 35 th; TD sangat tinggi; umumnya multipara; umumnya ditemukan kelainan jantung, ginjal dan DM; obesitas; obat antihipertensi sebelum hamil; dan HT menetap postpartum
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Bl mpo monoterapi untuk HT dan TD terkendali tidak berpengaruh buruk
Risiko solusio plasentae (2 atau3 x) atau superimposed PE
HK yg diperberat oleh kehamilan :◦ Mendadak TD kmd proteinuria◦ Sistolik > 200 mmHg & diastolik > 130 mmHg
oliguria & gangguan ginjal
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
PJT atau IUGR
Partus preterm
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
α-Metildopa◦ α-2 reseptor antagonis◦ Dosis awal 3 x 500 mg per hari (maksimal 3 gram)
Calcium channel blockers ◦ Nifedipine, dosis 30 – 90 mg per hari
Diuretik Thiazide◦ Tidak diberikan karena mengganggu volume
plasma
Ilmu Kebidanan Sarwono P, Ed 4, 2008
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Edisi ke IV, 2008
Panduan pengelolaan preeklampsia eklampsia, HKFM
SPM Dep. OBGIN RSPAD. Preeklampsia-eklampsia, 2008
Williams Obstetrics, Edisi 22, 2005 Management of High-Risk Pregnancy, an
evidence-based approach, 5th ed, 2007
TERIMA KASIH
JJE-2008