1
hhh
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN
DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG
JURNAL
Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika
Disusun Oleh
Atik Mardiyah
202012027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
2
3
4
5
6
7
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN
DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG
Atik Mardiyah1, Tri Nova Hasti Yunianta2, Kriswandani3
Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 1Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail: [email protected]
2Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail: [email protected] 3Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan negatif signifikan antara kecemasan dalam menghadapi ujian dengan
hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang.
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 2 Banyubiru sebanyak 140
siswa yang terbagi dalam lima kelas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 85 siswa
yang diambil secara simple random sampling. Teknik pengumpulan datanya dengan
menggunakan angket kecemasan dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan
adalah teknik korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh
nilai koefisien korelasi sebesar r = -0.169 dengan taraf signifikansi sebesar 0,061 (p <
0,05) artinya terdapat hubungan negatif tidak signifikan antara kecemasan dalam
menghadapi ujian dengan hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 2
Banyubiru Kabupaten Semarang. Berdasarkan analisis tampak bahwa kecemasan
menghadapi ujian memberi sumbangan sebesar 2,86 % terhadap hasil belajar matematika
dan 97,14 % dari faktor lainnya.
Kata Kunci: kecemasan menghadapi ujian, hasil belajar matematika
PENDAHULUAN
Menurut Abdurrahman (2003: 279), matematika merupakan bahasa simbolis untuk
mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia untuk
berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Peranan matematika
memang tidak dapat dipisahkan dari permasalahan kehidupan sehari-hari karena
matematika merupakan sarana untuk berpikir logis. Cockroft dalam Abdurrahman (2003:
253) menyatakan bahwa alasan mengapa perlu mempelajari matematika yaitu (1)
matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi
memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) matematika merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) matematika dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) matematika dapat meningkatkan
8
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran akan keruangan; dan (6) matematika
dapat memberikan kepuasan terhadap usaha untuk memecahkan masalah yang
menantang.
Matematika merupakan pelajaran utama dalam setiap jenjang sekolah dasar dan
menengah. Mitos bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan
menakutkan masih berkembang dalam masyarakat (Rofida, 2009). Siswa yang kurang
berhasil dalam pelajaran matematika akan menimbulkan kecemasan dibandingkan
dengan mata pelajaran lainnya. Sarason dan Sarason (1999) mengungkapkan bahwa
kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan karena adanya
ketidakpastian mengenai suatu hal, serta adanya ancaman terhadap kegagalan. Kecemaan
itu sendiri dapat ditunjukkan secara fisik dan psikis ditunjukkan oleh gejala-gejala seperti
detak jantung bertambah keras, pencernaan terganggu, pusing, gemetar, khawatir, gugup,
nafas terengah-engah, mulut kering dan berkeringat (Tjandararini dan Dradjat dalam Ika,
2011).
Kecemasan umumnya terjadi pada saat ada kejadian atau peristiwa tertentu, maupun
dalam menghadapi suatu hal misalnya seorang siswa cemas ketika menghadapi ujian
matematika. Kecemasan dapat dialami siapapun dan dimanapun, termasuk juga oleh
siswa SMP Negeri 2 Banyubiru. Berdasarkan hasil observasi awal, pada saat ujian bidang
studi matematika, baik siswa maupun siswi tersebut mengalami kecemasan pada saat
ujian terlihat dari beberapa siswanya yang kurang percaya diri dalam mengerjakan soal-
soal ujian, bertanya kepada temannya, tengak-tengok dalam mengerjakan sehingga siswa
tersebut pada satu kesempatan mengganggu teman disekitarnya. Ujian adalah salah satu
faktor yang dapat menimbulkan kecemasan pada siswa. Siswa dinyatakan berhasil
apabila memenuhi syarat kelulusan dengan nilai yang cukup dan dinyatakan gagal apabila
tidak memenuhi syarat kelulusan. Hal ini dapat mengakibatkan kekhawatiran dan rasa
was-was (rasa takut akan sesuatu hal yang belum pasti).
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Slameto dalam Ika (2011), ada beberapa
faktor yang dapat menimbulkan kecemasan dalam menghadapi tes, baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor eksternal bisa berupa hal-hal yang berhubungan dengan materi
pelajaran, seperti materi pelajaran yang sulit, penyampaian materi yang kurang jelas,
keterbatasan buku-buku penunjang, tuntutan dari orangtua agar bisa memperoleh nilai
yang maksimal, dan konsekuensi yang harus diterima apabila gagal dalam tes tersebut.
9
Faktor internal yang mempengaruhi adalah kepribadian siswa itu sendiri. Kecemasan
yang dihadapi oleh siswa dalam menghadapi ujian ini akan berdampak pada stress, takut
kegagalan, kehilangan motivasi, dan sebagainya. Senada dengan pendapat tersebut Retno
(2010) menyatakan bahwa siswa yang mengalami kecemasan menghadapi ujian
khususnya ujian matematika cenderung merasa takut saat mencoba mengerjakan suatu
ujian, tentang kemungkinan kegagalan dan tentang ketidakmampuan diri mereka untuk
mengerjakan soal tersebut. Amwalina (2005) menyatakan kecemasan ujian merupakan
suatu keadaan yang disadari oleh individu berupa ketakutan, kekhawatiran,
ketidaktentuan, perasaan tertekan dan terancam menghadapi kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi pada masa yang akan datang, yaitu lulus atau tidaknya dalam ujian.
Kecemasan tersebut, terutama sekali akan terjadi saat siswa menghadapi ujian sebab ujian
merupakan suatu tolak ukur bagi keberhasilan siswa dalam menempuh proses
pendidikannya ke jenjang selanjutnya (Supriyantini, 2010). Tjandrarini dalam Amwalina
(2005) menambahkan bahwa kecemasan menghadapi ujian hampir selalu disebabkan
karena beberapa penilaian yang salah tentang ujian mengakibatkan keadaan tersebut tentu
sangat tidak menyenangkan dan menganggu. Bayangan kegagalan dan harapan
keberhasilan datang silih berganti, dan hal itu tentu saja akan menambah atau
meningkatkan kecemasan. Keadaan ini membutuhkan penyelesaian secara tepat dan
memuaskan sehingga siswa akan merasa percaya diri, namun pada kenyataannya tidak
semua masalah dapat diselesaikan oleh setiap siswa bahkan ada yang dihindari oleh para
siswa tersebut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil yang akan mereka capai dalam
belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh murid dalam bidang studi tertentu yang diukur dengan
menggunakan uji tes standar adalah sebagai pengukur keberhasilan belajar seseorang
(Slameto, 2003:52). Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur seberapa jauh pencapaian
siswa dalam menguasai materi yang diberikan selama kegiatan belajar mengajar lebih
lanjut. Pengukuran hasil belajar di sekolah dilakukan dengan pemberian ujian yang
dilaksanakan untuk semua materi yang telah diberikan dan dilaksanakan pada tiap akhir
semester. Hal ini akan menimbulkan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor, salah satunya adalah faktor internal dan faktor eksternal (Slameto, 2003). Faktor
10
internal adalah faktor yang timbul dari dalam sebagai contoh jasmaniah yang meliputi
kesehatan, cacat tubuh. Kelelahan yang juga ikut menjadi bagian dari faktor internal.
Faktor eksternal yang merupakan faktor hasil belajar yang terakhir dimana dipengaruhi
oleh keadaan yang dialami di luar tempat belajar yang biasa dilihat pada keluarga,
sekolah, serta masyarakat. Hal tersebut dikemukakan oleh Clark dalam Sudjana (2010:29)
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%
dipengaruhi oleh lingkungan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rofida (2010), Rizal (2011) dan Eti
Nurhayati (2009) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif yang
signifikan antara kecemasan menghadapi ujian terhadap hasil belajar. Disisi lain
penelitian yang dilakukan oleh Septianingrum (2013) dan Leonard bersama Supardi
(2010) yang menemukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kecemasan siswa
terhadap hasil belajar matematika. Hal ini menunjukkan hasil yang berbeda memberikan
pemikiran bahwa memahami berbagai hal yang dapat mempengaruhi perbedaan hasil
penelitian tersebut. Menurut Kirkland dalam Slameto (2003) membuat kesimpulan
mengenai hubungan antara tes, kecemasan, dan hasil belajar yaitu tingkat kecemasan
yang sedang biasanya mendorong belajar, sedangkan tingkat kecemasan yang tinggi
mengganggu belajar. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian di SMP Negeri 2
Banyubiru yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan negatif signifikan
antara kecemasan dalam menghadapi ujian dengan hasil belajar matematika siswa kelas
IX SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk
menyelidiki hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Korelasi antara variabel
tersebut adalah hubungan antara tingkat kecemasan menghadapi ujian (X) dengan hasil
belajar matematika (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri
2 Banyubiru sebanyak 140 siswa yang terbagi dalam lima kelas. Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 85 siswa yang diambil secara simple random sampling. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat kecemasan siswa dan siswi SMP Negeri 2
Banyubiru dalam menghadapi ujian pada bidang studi matematika semester genap Tahun
ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket
kecemasan dan dokumentasi. Angket kecemasan menghadapi ujian diacu, diadaptasi dan
11
dimodifikasi dari skala kecemasan menghadapi ujian (Dradjat dan Tjandrarini dalam Ika,
2011) sedangkan data tentang hasil belajar matematika diperoleh dari dokumentasi hasil
ujian try out tingkat Kabupaten Semarang. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa item
yang valid dan tidak valid pada aspek fisiologis dan aspek psikologis.
Tabel 1
Indikator dan Nomor Item Yang Valid Dan Gugur
Angket Kecemasan Menghadapi Ujian Matematika
No. Indikator No Butir Item F U
1 Fisiologis 1, 2, 3, 4*, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12*, 13, 14, 15*, 16,
17, 18, 19, 20, 21*, 22
18 4
2 Psikologis 23, 24*, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32*, 33, 34, 35,
36*, 37, 38, 39, 40, 4*1, 42, 43, 44*, 45, 46, 47*, 48,
49, 50, 51, 52*, 53, 54, 55, 56, 57
28 7
Jumlah 46 11
Jumlah Keseluruhan 57
Tanda (*) menunjukkan nomor item yang tidak valid.
Metode analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson Product Moment
dengan bantuan SPSS 21.00 for windows.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data variabel tingkat kecemasan siswa diukur dengan menggunakan angket yang
terdiri dari 46 pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai 4. Skor tertinggi setiap
pernyataan adalah 4 dan skor terendah adalah 1 sedangkan secara teoritik skor tertingggi
adalah 184 (4 × 46) dan skor trendah adalah 46 (1 × 46). Data dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa 85 responden (siswa) yang diteliti menunjukkan skor tingkat
kecemasan yang dicapai siswa SMP Negeri 2 Banyubiru.
Tabel 2
Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian
Interval Kategori f (%)
116 ≤ x ≤ 184 Tinggi 30 35,29%
46 ≤ x ≤ 116 Rendah 55 64,71%
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat mengenai tingkat kecemasan menghadapi ujian.
Hasil penelitian menunjukan 35,29 % responden atau sebanyak 30 siswa cenderung
12
berada pada kategori cemas atau mengalami kecemasan yang tinggi dan sisanya yaitu
sebesar 64,71 % responden atau sebanyak 55 siswa SMP Negeri 2 Banyubiru berada pada
kategori tidak cemas atau mengalami kecemasan yang rendah.
Tabel 3
Data Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Matematika
N Min Max Mean Std. Dev
Hasil Belajar Matematika 85 10 83 45.06 13.480
Data pada Tabel 3 bahwa hasil belajar matematika yang terdiri dari 85 responden,
dapat diketahui nilai terendah hasil belajar matematika adalah 10. Nilai tertinggi hasil
belajar adalah 83 dengan nilai rata-rata hasil belajar matematika adalah 45,06 serta
standar deviasi 13,48.
Tabel 4
Tingkatan Hasil Belajar Matematika
Interval Kategori f (%) Max Min
58,7 ≤ x ≤ 83 Tinggi 15 17,65%
83 10 34,4 ≤ x ≤ 58,7 Sedang 58 68,23%
10 ≤ x ≤ 34,4 Rendah 12 14,12%
Berdasarkan Tabel 4 bahwa hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti di kelas
IX berkenaan dengan hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Banyubiru, dimana
hasil belajar siswa tertinggi memperoleh nilai sebesar 83, sedangkan untuk hasil belajar
siswa terendah memperoleh nilai 10. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hasil
belajar siswa SMP Negeri 2 Banyubiru dalam kategori yang tinggi, yaitu sebanyak 15
siswa (17,65%), dalam kategori sedang sebanyak 58 siswa (68,23%), serta untuk kategori
lainnya yaitu 12 siswa (14,12%) berada pada level hasil belajar yang rendah atau kurang
memuaskan.
Uji korelasi penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan negative
signifikan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian dengan hasil belajar
matematika. Tabel 5 dapat dilihat mengenai hasil uji korelasi.
13
Tabel 5
Data Hasil Uji Korelasi Tingkat Kecemasan dengan Hasil Belajar
Kecemasan dalam
Menghadapi ujian
Hasil Belajar
Matematika
Kecemasan dalam
Menghadapi ujian
Pearson Correlation 1 -.169
Sig. (1-tailed) .061
N 85 85
Hasil Belajar Matematika
Pearson Correlation -.169 1
Sig. (1-tailed) .061
N 85 85
Berdasarkan Tabel 5 hasil sampel yang dipilih peneliti dikelas IX A, IX C dan IX C
Negeri 2 Banyubiru tahun pelajaran 20015/2016. Hasil penelitian diperoleh terdapat
hubungan negatif tidak signifikan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten
Semarang. Berdasarkan koefisien korelasi sebesar r = -0,169 dengan signifikan 0,061
maka koefisien korelasi dinyatakan kedalam “Korelasi Sangat Rendah”. Berdasarkan
analisis tampak bahwa kecemasan menghadapi ujian memberi sumbangan sebesar 2,86%
terhadap hasil belajar matematika dan 97,14% faktor lainnya.
Pembahasan
Tingkat kecemasan siswa merupakan salah satu bentuk tingkat emosi siswa yang
merupakan suatu respons fisiologis dan psikologis yang terjadi sebelum dan sedang
merespon ujian yang ditandai oleh adanya gangguan pada konsentrasi pikiran, percaya
diri, gemetaran dan gangguan mental, kegelisahan secara fisik dan rasa sakit, serta
ekspresi perilaku terhadap ujian. Tingkat kecemasan siswa bergerak antara rendah,
sedang dan tinggi (Azwar, 2003:149). Data yang diperoleh tentang tingkat kecemasan
menghadapi ujian pada kategori cemas atau cenderung mengalami tingkat kecemasan
yang tinggi sebanyak 35,29 % responden atau sebanyak 30 siswa dan pada kategori
rendah sebanyak 64,71 % dari 85 siswa. Hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti
di kelas IX berkenaan dengan hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Banyubiru,
dimana hasil belajar siswa tertinggi memperoleh nilai sebesar 83 dan sedangkan untuk
hasil belajar siswa terendah memperoleh nilai 10. Berdasarkan hasil penelitian
14
menunjukan hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Banyubiru cenderung dalam
kategori sedang sebanyak 58 siswa (68,23%).
Peningkatan kecemasan siswa diikuti oleh peningkatan nilai hasil belajar siswa
sampai mencapai puncaknya pada tingkat kecemasan sedang dan pada tingkat
kecemasan tinggi nilai hasil belajar siswa semakin menurun. Hal ini sesuai pendapat
yang dikemukakan oleh Ahiri (2007: 25) bahwa siswa yang mencapai skor tinggi pada
skala tingkat kecemasan memiliki nilai yang lebih rendah dalam tes hasil belajar.
Selanjutnya dikatakan pula bahwa siswa yang berhasil dalam ujian adalah siswa-siswa
yang memiliki taraf kecemasan yang sedang sedangkan siswa yang memiliki taraf
kecemasan yang tinggi akan berhubungan dengan rendahnya nilai ujian yang
diperolehnya. Hubungan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian dengan hasil
belajar matematika siswa dinyatakan dalam bentuk analisis korelasi menunjukkan bahwa
hasil analisis data diperoleh nilai r = -0.169 dengan signifikan 0,061 (p > 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif tidak signifikan antara kecemasan
menghadapi ujian dengan hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 2
Banyubiru Kabupaten Semarang. Hasil ini menujukkan bahwa semakin tinggi
kecemasan maka semakin rendah hasil belajar yang diperoleh. Demikian sebaliknya,
semakin rendah kecemasan siswa maka semakin tinggi hasil belajar yang akan diperoleh.
Berdasarkan analisis tampak bahwa kecemasan menghadapi ujian matematika memberi
sumbangan sebesar 2,86% terhadap hasil belajar siswa dan 97,14% faktor lainnya. Meski
demikian, hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Rizma Rofida (2010),
penelitian Rizal (2010) dan Eti Nurhayati (2009) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
negatif antara tingkat kecemasan menghadapi ujian dengan hasil belajar siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang
dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil analisis data diperoleh nilai r = -
0.169 dengan signifikan 0,061 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
negatif tidak signifikan antara kecemasan menghadapi ujian dengan hasil belajar
matematika siswa kelas IX SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang. Hasil ini
menujukkan bahwa semakin tinggi kecemasan maka semakin rendah hasil belajar yang
diperoleh. Demikian sebaliknya, semakin rendah kecemasan siswa maka semakin tinggi
hasil belajar yang akan diperoleh. Berdasarkan analisis tampak bahwa kecemasan
15
menghadapi ujian memberi sumbangan sebesar 2,86 % terhadap hasil belajar matematika
dan 97,14 % faktor lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan, maka peneliti
memberikan saran untuk siswa, guru, dan penelitian selanjutnya. Bagi siswa yang
sebaiknya mempersiapkan diri dengan baik sebelum menghadapi ujian terutama
pelajaran matematika seperti belajar sebelum ujian, latihan soal-soal yang kiranya sulit,
mengikuti les tambahan disekolah maupun di luar sekolah, dan lain sebagainya. Bagi
guru diharapkan dapat memberikan pelayanan lebih baik lagi terhadap siswa, seperti
memberikan motivasi, pembelajaran di kelas yang menarik, latihan-latihan soal terutama
dalam membantu siswa yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan hasil belajar
yang rendah. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dengan tema yang
sama, disarankan untuk meneliti tentang kecemasan terhadap ujian nasional, ujian akhir
sekolah atau juga tentang jenjang yang lebih tinggi seperti masuk ke universitas negeri
maupun swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Depdikbud
Ahiri, Jafar. 2007. Kecemasan Tes Vesus Ketidakwajaran Skor Tes: Konsep,Riset, dan
Praktis. Kendari: Unhalu Press
Amwalina. 2005. Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Kecemasan
Menghadapi Ujian Nasional. Jurnal. Diunduh pada tanggal 9 Oktober 2015.
Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Azwar, Syaifudin. 2003. Penyususnan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ika. Fitrianingsih, I. 2011. Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Nasional Matematika
pada siswa SMA NEGERI 2 SALATIGA. Skripsi (tidak diterbitkan)
Leonard dan Supardi. 2010. Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa Pada Matematika, dan
Kecemasan Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal: Indraprasta PGRI
Nurhayati. Eti. 2009. Pengaruh Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal. Cirebon: Program Studi Pendidikan
Matematika STAIN
Sarason dan Sarason. 1999. Stress, Anxiety, and cognitive interfence : teactions to test.
website: http://www.psych.uw.edu/research/sarason/files/ReactionsToTests.pdf.
Diunduh pada tanggal 12 November 2015
Septianingrum, Rahayu. 2013. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Siswa Dalam
Menghadapi Tes Matematika Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Tengaran. Skripsi: UKSW
16
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Supriyantini, M. Si. 2010. Perbedaan Kecemasan Dalam Mengahadapi Ujian Antara
Siswa Program Reguler Dengan Siswa Program Akselerasi. Skripsi. Diunduh
tanggal 15 Maret 2016
Retno. A. E. 2010. Pengaruh Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua, Minat Belajar
dan Kecemasan Menghadapi Tes Matematika terhadap Prestasi belajar
Matematika. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Diunduh tanggal: 5 Februari
2016
Rizal. 2010. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian
Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Raha1. Jurnal.
Diunduh tanggal 21 Oktober 2015
Rofida, Rizma. 2009. Hubungan Antara Kecemasan Terhadap Pelejaran Matematika
Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII dan VIII SMP Negeri 01
Susukan. Skripsi: UKSW (tidak diterbitkan)