Download - Hid Rome Tri
1
PERT. III - SISIPAN 2014
SELAMAT PAGI ……80 Menit Kedepan
Kita Memasuki Pertemuan - III (ke tiga)
MATA KULIAH HIDROLOGI TERAPAN
Pertemuan III
2
MK. HIDROLOGI TERAPAN
Pertemuan III (Ke tiga)
HIDROMETRI
Pertemuan III
3
PENGERTIAN UMUM :
HIDROMETRI Hidro : Air ; Metric : Mengukur Hidrometri : Ilmu Untuk Mengukur Air / Ilmu untuk
mengumpulkan data-data dasar yang digunakan dalam analisis hidrologi.
Dibatasi hanya untuk pengukuran di : SUNGAI Data yang utama : TMA (tinggi muka air) dan Debit.
Rating Curve /lengkung debit : Grafik yang menggambarkan hubungan antara TMA dan Q pada suatu penampang sungai.Mengapa perlu Rating Curve? Pengukuran debit tidak dapat dilakukan secara menerus
sehingga sulit menentukan debit pada keadaan tertentu. Pengukuran TMA lebih mudah dilakukan. Sehingga perlu adanya konversi tma menjadi debit
Rating Curve
Pertemuan III
4
RATING CURVE :
Lengkung debit (rating curve) adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara tma (tinggi muka air) vs debit pada suatu penampang sungai/saluran.
Grafik ini berguna untuk mengetahui debit sungai hanya dengan pengamatan tma-nya.
Cara pembuatan rating curve dengan pembacaan tma pada peilskaal dan menghitung debit sungai/saluran saat yang sama kemudian di plot pada grafik.
Banyaknya data diatur agar diperoleh grafik yang bisa mencakup debit sungai/tinggi sungai minimum-maksimum (biasanya dilakukan pada musim kemarau dan penghujan).
Pertemuan III
Pertemuan III 5
STASIUN PENGUKURAN (GAUGING STATION):
JARINGAN STASIUN HIDROMETRI Jaringan Pengukuran Dasar (basic network) Jaringan Pengukuran Sekunder (secondary network) Jaringan Pengukuran Khusus (project network, special
network) Pemilihan LOKASI, DISTRIBUSI, JUMLAH, DAN KOMBINASINYA
tergantung : Kebutuhan akan data Tujuan pengumpulan data Biaya yang tersedia Tenaga terdidik yang tersedia Sifat-sifat aliran Iklim Kaitan dengan program jangka pendek/panjang.
Pertemuan III 6
JARINGAN PENGUKUR HIDROMETRI MINIMUM :
Pertemuan III 7
Khusus stasiun pengukuran TMA dan DEBIT :
Syarat yang harus dipertimbangkan : Pemilihan pada bagian sungai yang lurus Arus sungai sejajar dan sedikit turbulensi Panampang sungai yang stabil Pemilihan tempat yang benar, dilihat dari sistem sungai
dan programnya Di sebelah hilir pertemuan sungai Tempat yang cocok bagi manajemen pada masa
mendatang Sensitivity tinggi Mudah didatangi Tidak terpengaruh backwater curve Tidak terjadi peluapan (overflow) Tidak diganggu tanaman air.
Pertemuan III 8
Papan Duga dan Pencatat Tinggi Muka Air Automatic (AWLR)
Pengukuran TMA dilakukan dengan :1. Dengan Papan duga (staff gauge)2. Dengan alat ukur Automatic : Automatic Water
Level Recorder (AWLR).
Pertemuan III 9
PAPAN DUGA (staff gauge) :
Papan duga :1. Dibuat dari : papan kayu, aluminium atau bahan lain yang
diberi skala ukuran (umumnya cm) dipasang pada lokasi yang dipilih.
2. Murah biayanya dan pemasangannya.
Pemasangan papan duga :3. Diikatkan BM yang telah ada4. Dipasang pada penyangga yang kokoh misal : pilar jembatan
dll. Sehingga tidak mudah bergeser.5. Diusahakan tidak langsung pada arah arus sungai, karna
dapat rusak adanya sampah dan kesulitan pembacaan.6. Papan duga agar mencakup TMA minimum dan TMA
maksimum
Pertemuan III 10
PEMASANGAN PAPAN DUGA (staff gauge) :
Pertemuan III 11
PEMASANGAN PAPAN DUGA (staff gauge) :
Pertemuan III 12
JENIS PAPAN DUGA (staff gauge) :
Papan Duga Vertikal Merupakan satu papa duga yang
dipasang vertikal
Papan Duga Miring Dipasang pada saluran yang
mempunyai kemiringan Skala harus miring sesuai
kemiringan
Papan Duga Bertingkat Tidak memungkinkan dipasang
1 papan duga. Harus merupakan satu
kesatuan.
Pertemuan III 13
Pembacaan Papan Duga :
Pembacaan papan duga Mudah Jam-jaman atau harian Tergantung dari Kebutuhan, makin pendek intervalnya
makin banyak informasi yang diperoleh, makin mahal.
Kelemahan Papan Duga Ketelitian Tinggi sulit dicapai, karena sangat tergantung
dari pengamatnya (kondisi badan, kesadaran, kepandaian).
Jam-jaman atau harian (tidak kontinue) Pada sungai-sungai yang sensitif, interval pembacaan
terlalu lama, akan banyak informasi yang hilang, mis debit banjir.
Pertemuan III 14
Pembacaan Papan Duga :
Pertemuan III 15
PENCATAT TMA AUTOMATIC :
Untuk mengatasi kelemahan Papan Duga digunakan Pencatat TMA Outomatic dengan AWLR. Paling banyak digunakan tipe floating Biaya pembuatan mahal Untuk mengurangi adanya gelombang diperlukan adanya stilling
well supaya air tenang Pengukuran kontinu
KELEMAHAN AWLR. Kesalahan Pemasangan Tidak bekerjanya alat-alat dengan baik (tergantung spare part) Adanya endapan yang menyebabkan alat tidak dapat bekerja
dengan baik.Kesalahan-kesalahan sering dapat dilihat dan diketahui oleh pengamat yang berpengalaman dari catatan (record) yang diperoleh.
Pertemuan III 16
AWLR :
Pertemuan III 17
AWLR :
Pertemuan III 18
ALAT PENCATAT TMA KHUSUS
ALAT PENCATAT TMA KHUSUS
Alat pencatat tinggi muka air khusus digunakan hanya untuk mencatat tinggi muka air maksimum selama periode pemasangan
Dipasang pada tempat-tempat yang sulit didatangi
Tidak diperoleh gambaran yang jelas tentang hidrografnya
Ada 2 Jenis :1. Griffin gauge : papan duga dengan
cat khusus yang luntur bila terkena air
2. Bottle gauge : menggunakan pipa dan dihubungkan dengan botol untuk mengetahui tma maksimum.
Gb. Griffin gauge
Pertemuan III 19
PENGUKURAN DEBIT
PENGUKURAN DEBIT : Dilakukan pada waktu-waktu tertentu (jam, musim, dan pengukuran
khusus misalnya saat banjir) Intensitas pengukuran tergantung dari : tujuan pengukuran,
kepekaan sungai dan ketelitian yang ingin dicapai.
CARA PENGUKURAN :1. Pengukuran tidak langsung (indirect measurement)
a. Velocity Head Rodb. Trupple ripple meterc. Pitot meterd. Pengapung / floate. Area Velocity method
2. Pengukuran langsung (direct measurement)a. Volumetric methodb. Bangunan pengukur (hydraulic structure)
Pertemuan III 20
Pengukuran Tidak Langsung :
1. Velocity Head Rod: Sederhana dan mudah dibuat Yang mengukur perlu pengalaman
Kecepatan dihitung dengan :
Pertemuan III 21
Pengukuran Tidak Langsung :
2. Trupp’s ripple meter :
Pertemuan III 22
Pengukuran Tidak Langsung :
3. Pipa pitot
Pertemuan III 23
Pengukuran Tidak Langsung :
3. Pengapung1. Digunakan darurat/ tidak ada cara yang lebih baik.2. Hasilnya kasar karena kecepatan yang diperoleh adalah kecepatan permukaan
Cara :3. Tetapkan 2 titik di hulu masingt masing di sebalah kiri dan kanan sungai
sehingga kalau ditarik tegak lurus aliran sungai.4. Cara 1 di sebelah hilir pada jarak 30 – 70 m.5. Pelampung dilempar beberapa meter sebelah hilir titik 1 dan dicatat waktu
menempuh jarak antara titik 1 dan 2 6. Kecepatan dapat diketahui.
Kecepatan yang diperoleh dikalikan faktor :K = 0,85 – 1 untuk “rod float”K = 0,6 untuk kedalaman kuran dari 0,5 mK = 0,90 – 0,95 untuk kedalaman lebih dari 4 m
Pertemuan III 24
Pengukuran Tidak Langsung :
4. AREA VELOCITY METHOD Menggunakan Current
meter. Ada 2 tipe : Sumbu
mendatar dan sumbu vertikal
Prinsip pengukuran dengan menghitung jumlah putaran baling-baling dalm waktu yang sudah ditentukan.
V = an + bV = kecepatann = jumlah putaran a,b = konstanta alat (sudah
ditetapkan)
Pertemuan III 25
Cara Pengukuran Area Velocity Method:
Pengukuran dilakukan :1. Pengukuran satu titik (one point measurement)
2. Pengukuran dua titik (two point measurement)
3. Pengukuran tiga titik (three point measurement)
4. Pengukuran lima titik (five point measurement)
5. Pengukuran lebih dari lima titik
Pertemuan III 26
Metode Perhitungan Debit:
Perhitungan dilakukan dengan :1. Mid Section Method
Pertemuan III 27
Metode Perhitungan Debit:
2. Mean Section Method
Pertemuan III 28
Pelaksanaan Pengukuran :
1. Merawas/ Wading /Nyemplung : dengan menggunakan batang pengukur (rod). Kedalaman maksimum 1 m.
2. “Boat gauging” dengan menggunakan perahu apabila wading terlalu dalam atau arus terlalu kuat
3. Pengukuran dari Jembatan dimana kabel current meter digantungkan pada jembatan
4. Dengan Cableway : dengan merentangkan kabel melintang sungai dan pengukuran dilakukan dengan memakai kabel ini sebagai “jembatan” untuk current meternya.
Pertemuan III 29
Gambar-gambar :
Pertemuan III 30
Gambar-gambar :
Merawas Boat gauging
Pertemuan III 31
Gambar-gambar :
Pengukuran dari Jembatan
Cableway
Pertemuan III 32
Terima Kasih