HUBUNGAN ANTARA HAFALAN AL-QUR`AN
DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR`AN HADITS
SISWA MTS ASY-SYUKRIYYAH CIPONDOH
TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
FIFI LUTFIAH
NIM: 106011000091
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
HUBUNGAN ANTARA HAFALAN AL-QUR`AN
DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR`AN HADITS
SISWA MTS ASY-SYUKRIYYAH CIPONDOH
TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan
Untuk memenuhi syarat mencapai
Gelar Sarjana Tarbiyah
Oleh
Fifi Lutfiah
NIM: 106011000091
Di bawah bimbingan
Dr.H. Abdul Madjid Khon, MA
NIP: 19580707.198703.1.005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Fifi Lutfiah
NIM : 106011000091
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Hubungan antara Hafalan Al-Qur`an dengan Prestasi
Belajar Al-Qur`an Hadits Siswa MTs Asy-syukriyyah
Cipondoh Tangerang
Dosen Pembimbing : Dr. H. Abdul Madjid Khon, M. Ag
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2011
Penulis
( Fifi Lutfiah )
NIM 106011000091
i
ABSTRAK
FIFI LUTFIAH, NIM : 106011000091, “HUBUNGAN ANTARA HAFALAN
AL-QUR`AN DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR`AN HADITS SISWA
MTS ASY-SYUKRIYYAH CIPONDOH TANGERANG, SKRIPSI, JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Kata kunci : Korelasi, Hafalam Al-Qur`an, Prestasi Belajar, Al-Qur`an Hadits
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur`an
Hadits di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei dengan
pendekatan korelasional yang di laksanakan di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh
Tangerang dengan melibatkan siswa kelas VII, VII dan IX yang mengikuti
kegiatan hafalan Al-Qur`an. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, angket, dan studi dokumenter. Analisis data menggunakan analisis
korelasional dengan teknik korelasi rumus product moment.
Hasil penelitian yang diperoleh untuk menjawab rumusan masalah adalah:
1. Penerapan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh yang
diterapkan sesuai dengan hasil observasi dan berdasarkan hasil angket
tergolong cukup baik, hal ini dapat dilihat dari analisis data melalui skor rata-
rata diperoleh sebesar 59.436 yang berada dalam klasifikasi diantara 51 – 75,
maka dari itu dapat diketahui bahwa penerapan hafalan Al-Qur`an siswa MTs
Asy-Syukriyyah termasuk kategori sedang atau cukup baik.
2. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-
Syukriyyah Cipondoh setelah melalui kegiatan hafalan Al-Qur`an berada pada
kategori baik dengan siswa mencapai belajar tuntas sebanyak 37 siswa.
3. Adanya hubungan antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa
pada bidang studi Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh
dengan interpretasi kuat atau tinggi. Hal ini dapat diketahui dari hasil
formulasi statistik product moment dengan hasil 0,85 yang terletak antara 0,70
– 0,90 pada tabel angka korelasi “r”
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji atas keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah
menciptakan manusia dalam kesempurnaan. Segala syukur atas kasih sayang dan
bimbingan Allah Azza Wa Jalla yang telah memberikan kenikmatan dunia sebagai
ladang untuk menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian
dan keingkaran syahadah yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan.
Allahumma shalli `ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah
untuk sebaik-baik makhluk ciptaan yang mewarisi kebenaran Ibarahim, tongkat
penuntun Musa, kasih sayang Isya, kebenaran Daud, dan kearifan Sulaiman, yang
menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar Al-
Islam.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan
yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan Allah SWT
dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan
kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bahrissalim, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Drs. Sapiudin Shidik, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Dr. Abdul Madjid Khon, M. Ag., Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran
dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.
5. Para Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis
mengikuti perkuliahan.
6. Teristimewa untuk Ayahanda Umar Sa`id dan Ibunda kamsinah yang telah
melimpahkan segenap kasih sayangnya yang tak terhingga. Hanya Allah SWT
yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik
untuk kalian.
iii
7. Kakak-kakakku tercinta Halimi dan Wiwi, Saeropi dan Rina, Jaenal Abidin
dan Yayah, Mahyudin dan Mumun, Agus dan Empip Khofifah, Mirkotus
Su`ud dan Munaimah yang telah memberikan dukungan moral dan material,
do`a dan senyuman yang menyemangati penulis untuk tabah dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi.
8. Komarudin, terima kasih atas kesediaan untuk selalu menunggu, dan motivasi
yang membuat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
pula atas kasih sayangnya.
9. Kepala Sekolah MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang bapak Mamat
Rahmat, guru-guru dan pegawai di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh yang telah
banyak sekali membantu selama proses penelitian
10. Siswa-siswi MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh yang telah bersedia memberikan
sedikit waktunya untuk menjadi sampel.
11. Teman-teman kelas C PAI yang menjadi partner selama proses perkuliahan
12. Teman-teman kosan Titi, Tita, Ka Neki, dan Cucum yang setia menemani
penulis dalam suka maupun duka selama masa perkuliahan
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do`a yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah
Ilmu Pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, Juli 2011
penyusun
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ABSTRAKSI ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................... 5
1. Identifkasi Masalah .............................................................. 5
2. Pembatasan Masalah ............................................................ 5
3. Rumusan Masalah ................................................................ 6
C. Definisi Operasional ................................................................ 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 8
BAB II KEJIAN TEORI ......................................................................... 9
A. Hafalan Al-Qur`an .................................................................... 9
1. Pengertian Hafalan Al-Qur`an ........................................... 9
2. Hukum Menghafal Al-Qur`an ........................................... 11
3. Niat Menghafal Al-Qur`an ................................................ 14
4. Syarat-syarat dan Etika Menghafal Al-Qur`an .................. 15
5. Metode Menghafal Al-Qur`an ........................................... 18
B. Sistem Pengajaran Al-Qur`an Hadits ....................................... 21
1 Pengertian Pelajaran Al-Qur`an Hadits ............................. 21
2. Kedudukan dan Fungsi Al-Qur`an Hadits ......................... 21
3. Tujuan dan Fungsi Pelajaran Al-Qur`an Hadits ................ 23
4. Standar Kompetensi Pelajaran Al-Qur`an Hadits ............. 25
5. Metode Pembelajaran Al-Qur`an Hadits ........................... 26
v
6. Pendekatan Pelajaran Al-Qur`an Hadits ............................ 32
7. Evaluasi ............................................................................. 33
C. Prestasi ...................................................................................... 35
1. Pengertian Belajar ............................................................. 35
2. Pengertian Prestasi Belajar ................................................ 36
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar .......... 38
D. Kerangka Berpikir .................................................................... 44
E. Hipotesis ................................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 46
B. Metode Penelitian .................................................................... 46
C. Variabel Penelitian ................................................................... 47
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 47
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 48
F. Teknik Analisis Data ................................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 55
A. Gambaran Umum MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh
Tangerang ................................................................................. 55
B. Pelaksanaan Kegiatan Hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah
Cipondoh Tangerang ................................................................ 61
C. Deskripsi Data .......................................................................... 62
D. Pengolahan dan Analisis data ................................................... 75
BAB V PENUTUP .................................................................................... 81
A. Kesimpulan ............................................................................... 81
B. Saran ......................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Hafalan Al-Qur`an ............................................. 49
Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket Hafalan Al-Qur`an ..................................... 51
Tabel 3.3 Klasifikasi Skor Angket Hafalan Al-Qur`an ................................. 52
Tabel 3.4 Interpretasi Data ............................................................................ 53
Tabel 4.1 Struktur Organisasi MTs Asy-Syukriyyah Tahun 2009/2010 ....... 58
Tabel 4.2 Perkembangan siswa MTs Asy-Syukriyyah Tahun 2009/2010 .... 59
Tabel 4.3 Data Keadaan Guru MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang . 60
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Menurut Jumlah dan Kondisi ..................... 61
Tabel 4.5 Apakah kegiatan hafalan Al-Qur’an dapat menggangu
pelajaran anda yang lain ............................................................... 62
Tabel 4.6 Apakah tujuan atau niat anda untuk menghafal Al-Qur’an
selalu ikhlas .................................................................................. 63
Tabel 4.7 Apakah anda merasa beribadah kerika hafalan Al-Qur’an ........... 63
Tabel 4.8 Apakah dengan menghafal Al-Qur’an anda merasa terjauh dari
sifat madzmumah atau tercela ...................................................... 64
Tabel 4.9 Apakah anda selalu meluangkan waktu untuk menghafal Al-
Qur’an setelah selesai shalat lima waktu ...................................... 64
Tabel 4.10 Apakah anda tidak pernah merasa jenuh dalam menghafal Al-
Qur’an ........................................................................................... 65
Tabel 4.11 Apakah anda merasa menghafal Al-Qur`an itu penting ............... 65
Tabel 4.12 Apakah anda sering mengulang hafalan Al-Qur`an di rumah ...... 66
Tabel 4.13 Apakah orang tua anda mengetahui perkembangan hafalan Al-
Qur’an anda .................................................................................. 66
Tabel 4.14 Apakah dengan menghafal Al-Qur`an, anda merasa
mempunyai pedoman hidup ......................................................... 67
Tabel 4.15 Apakah anda pernah merasa iri melihat hafalan teman anda
bertambah ..................................................................................... 67
vii
Tabel 4.16 Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah mengikuti
kegiatan hafalan Al-Qur’an khususnya pada mata pelajaran Al-
Qur`an Hadits ................................................................................ 68
Tabel 4.17 Apakah anda selalu melisankan dan menghafalkan Al-Qur`an
dengan ingatan .............................................................................. 68
Tabel 4.18 Apakah anda sudah hafal semua surat dalam Al-Qur`an ............. 69
Tabel 4.19 Sebelum memulai hafalan Al-Qur`an, apakah anda memilih
metode yang cocok terlebih dahulu .............................................. 69
Tabel 4.20 Apakah pembimbing hafalan Al-Qur`an anda selalu memberi
motivasi ketika menyetorkan hafalan ........................................... 70
Tabel 4.21 Apakah anda selalu mengikuti metode hafalan Al-Qur’an yang
pembimbing anda berikan ketika hafalan ..................................... 70
Tabel 4.22 Apakah pembimbing anda selalu memperhatikan dan
mengevaluasi hafalan Al-Qur`an anda disekolah ......................... 72
Tabel 4.23 Kaitan hafalan Al-Qur`an dengan pelajaran Al-Qur`an Hadits ..... 72
Tabel 4.24 Hasil nilai pelajaran Al-Qur`an Hadits setelah mengikuti hafalan
Al-Qur`an ...................................................................................... 72
Tabel 4.25 Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Siswa dari Angket Hafalan
Al-Qur`an ...................................................................................... 72
Tabel 4.26 Daftar Nilai Siswa dalam Mata Pelajaran AL-Qur`an Hadits Semester
Ganjil ............................................................................................. 73
Table 4.27 Daftar Nilai Angket Siswa tentang Hafalan Al-Qur`an. ............... 75
Tabel 4.28 Analisis Korelasi Variabel X (Hafalan Al-Qur`an) dan variabel Y
(Prestasi Belajar Siswa) ................................................................. 77
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Hafalan Al-Qur`an
Lampiran 2 Lembar Berita Wawancara
Lampiran 3 Tabel Perhitungan Uji Korelasi Product Moment Variabel X dan
Variabel Y
Lampiran 4 Tabel Hasil Perhitungan Angket Hafalan Al-Qur`an
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur`an dan hadits merupakan dua sumber ajaran Islam dan
pedoman hidup bagi umat Islam. Keduanya mengajarkan prinsip-prinsip dan
tata aturan kehidupan yang harus dijalankan oleh umatnya, tidak hanya terkait
dengan tata hubungan manusia dengan Rabbnya (Hablun Minallâh) tetapi
juga tata aturan dalam kehidupan dengan sesama manusia (Hablun Minannâs).
Al-Qur`an sebagaimana yang di kutip oleh Dr. H. Abdul Madjid
Khon, M.Ag dalam bukunya Praktikum Qira`at adalah kalam Allah yang
mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan)
diturunkan kepada penghulu para nabi dan rasul (yaitu Muhammad SAW)
melalui malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan kepada
kita secara mutawatir, dinilai ibadah membacanya, yang dimulai dari surah
Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nâs.1
Al-Qur`an adalah kitab mu`jizat di mana Allah SWT hendak
menantang seluruh umat manusia untuk mencoba membuat tandingan yang
serupa dengannya. Namun mereka tampaknya lemah dan tidak mampu. Allah
berfirman dalam QS Al-Thur/52 ayat 33-34:
“Ataukah mereka mengatakan; Dia (Muhammad) lah yang membuat-
buatnya, padahal merekalah yang tidak beriman.maka hendaklah mereka
1 Abdul Madjid Khon, Praktikum Qira`at, (Jakarta: Amzah, 2008), Cet.1, h. 2
2
membuat seperti Al-Qur`an itu jika mereka orang-orang yang benar (dari
tuduhan itu) (Al-Thur/52:33-34)2
Allah juga telah menjamin terjaga kemurnian kitab-Nya, sebagaimana
dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur`an dan
sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya” (Al-Hijr/15: 9)3
Hadits merupakan sumber yang kedua setelah Al-Qur`an. Fungsi dari
hadits sebagai penjelas dari apa-apa yang terdapat di dalam Al-Qur`an. Hadits
merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, atau taqrîr (persetujuan) ataupun sifat darinya dan juga
pengakuan beliau terhadap pekerjaan atau perkataan orang lain.
Hadits shahih yang berasal dari Rasulullah SAW sendiri juga tidak
diragukan kebenarannya, karena segala perkataan, perbuatan, taqrir
(persetujuan ) ataupun sifatnya bukan berasal dari hawa nafsu dirinya,
melainkan semuanya berasal dari wahyu Allah. Hal ini telah dijelaskan di
dalam Al-Qur`an surat Al-Najm ayat 3-4, Allah berfirman:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).”(al-Najm/53: 3-4)
Al-Qur`an dan Hadits seperti sisi mata uang yang tak terpisahkan,
karena keduanya berisikan petunjuk bagi manusia menuju jalan yang benar,
yang dalam hal ini adalah Islam.
Al-Qur`an diturunkan oleh Allah di tengah-tengah bangsa Arab yang
pada waktu itu kebanyakan masih buta huruf. Meskipun begitu, mereka
mempunyai satu keistimewaan yaitu ingatan yang sangat kuat. Melihat
kenyataan seperti itu maka disarankan suatu cara yang selaras dengan keadaan
2 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Bandung: PT Syamil Cipta
Media, 2005),h. 525 3 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan..., h. 262
3
itu dalam menyiarkan dan memelihara Al-Qur`an. Nabi Muhammad SAW
menganjurkan dan memerintahkan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur`an
setiap kali diturunkan serta memerintahkan para ahli untuk menulisnya.
Dengan cara hafalan dan tulisan para ahli itulah Al-Qur`an dapat senantiasa
terpelihara di masa Nabi Muhammad SAW.
Usaha-usaha untuk menghafal Al-Qur`an oleh sebagian umat Islam
terus berlanjut dan hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan
memelihara kemurnian Al-Qur`an. Meskipun dalam salah satu ayat Al-Qur`an
Allah telah menegaskan dan memberikan jaminan tentang kesucian dan
kemurnian Al-Qur`an selama-lamanya.
Namun secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam
untuk selalu menjaga dan memeliharanya, salah satunya adalah dengan
menghafalkannya. Dengan demikan belajar Al-Quran adalah merupakan
kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, demikian juga
mengajarkannya.Sebagaimana telah disebutkan dalam satu hadits:
“Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang mempelajari Al-
Qur`an dan mengajarkannya.” (HR.Bukhari)4
Belajar Al-Quran itu dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu belajar
membacanya sampai lancar dan baik menurut kaedah-kaedah yang berlaku
dalam qiraat dan tajwid. Belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan
maksud-maksud yang terkandung di dalamnya, dan yang terakhir
menghafalnya di luar kepala.
Mengajarkan Al-Qur`an hendaklah dimulai sejak dini, sebab masa
kanak-kanak adalah masa awal perkembangan manusia sehingga nilai-nilai
yang terkandung di dalam Al-Qur`an akan tertanam kuat dalam dirinya dan
akan menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya di dunia ini. Selain itu
pembelajaran ajaran Al-Qur`an yang dimulai sejak dini akan lebih mudah
karena pikiran anak masih bersih dan ingatan anak masih kuat.
4 Imam Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, terj.dari Shahih Bukhari
Juz VI oleh Achmad Sunarto, (Semarang: CV. Asy Syifa`,1993), Cet 1, h. 61
4
Salah satu pembelajaran Al-Qur`an yang dimulai sejak dini adalah
Tahfidzul Qur`an, yaitu proses mempelajari Al-Qur`an dengan cara
menghafalkan ayat-ayat Al-Qur`an.
Dalam kehidupan masyarakat yang modern sekarang ini, banyak
sekali masyarakat yang lebih memilih putra putri mereka masuk pada lembaga
pendidikan formal dengan pelajaran umum lebih dominan dibanding
memasukkan putra putrinya pada lembaga pendidikan formal (Madrasah)
dengan pelajaran agama sebanding pelajaran umum.
Dijelaskan pula bahwa Pancasila dan Undang-Undang merupakan
falsafah dan dasar hukum negara Indonesia. Juga menjadi landasan bagi
Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian setiap tingkah laku manusia
sadar atau tidak sadar selalu didasarkan dan diwarnai oleh nilai-nilai yang
bersumber dari falsafah dan dasar hidupnya. Salah satunya adalah Pendidikan
Agama Islam yang merupakan salah satu disiplin ilmu dari beberapa ilmu
yang lainnya.
Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Mahmud Yunus
adalah “Mendidik anak-anak, pemuda pemudi dan orang tua atau dewasa
supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan
berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang
sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah SWT dan berbakti
kepada bangsa dan tanah airnya dan sesama umat manusia”.5
Untuk menjadikan muslim yang sejati, beriman teguh, beramal shaleh
dan berakhlak mulia tidaklah mudah, semua itu butuh proses pembiasaan yang
intensif. Kebanyakan lembaga pendidikan atau sekolah yang sudah merasa
berhasil dan sukses mencapai tujuan pendidikan dengan menjalankan kegiatan
belajar mengajar sesuai kurikulum yang menjadi pedoman. Secara akademik,
banyak yang merasa berhasil tapi apakah mereka sudah merasa yakin anak
didiknya mampu bersikap dengan baik dan benar ketika berdiri di tengah-
tengah masyarakat? Hal itulah yang sebenarnya menjadi harapan semua orang.
5 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Hidakarya
Agung, 1989), h. 13
5
Melihat fenomena itu, usaha yang dilakukan lembaga pendidikan MTs
Asyukriyah Cipondoh Tangerang adalah berusaha untuk mencetak lulusan
yang sukses atau berhasil dalam aspek akademik maupun non akademik.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi keberhasilan itu, salah satunya
adalah membiasakan siswa siswi MTs Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang
berakhlak dan berfikir secara Qur`ani. Yang mana di sini guru mata pelajaran
Al-Quran Hadits menerapkan metode hafalan Al-Qur`an yaitu hafalan Juz
`Amma. Dengan diselenggarakannya program tersebut di sekolah maka
diharapkan siswa siswi dapat mengikutinya dengan baik sebagai penunjang
dalam belajar bidang studi Al-Qur`an Hadits sehingga hasil belajar atau
prestasi dalam bidang studi tersebut bisa meningkat dengan adanya program
hafalan Al-Qur`an dan juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari baik di lingkungan Madrasah maupun lingkungan masyarakat.
Dari latar belakang itulah penulis tertarik untuk meneliti Bagaimana
hubungan antara Hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada
bidang studi Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
timbulah beberapa pertanyaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Peranan hafalan Al-Qur`an pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits.
b. Faktor-faktor yang mendukung prestasi belajar Al-Qur`an Hadits.
c. Prestasi belajar para siswa di MTs Asy-Syukriyyah pada mata pelajaran
Al-Qur`an Hadits.
d. Pelaksanaan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah.
e. Manfaat hafalan Al-Qur`an terhadap mata pelajaran Al-Qur`an Hadits.
6
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di kemukakan, maka
penulis hanya akan membatasi pada masalah hafalan Al-Qur`an. Maksud
hafalan Al-Qur`an pada skripsi ini yaitu hafalan Juz `Amma dan prestasi
belajar Al-Qur`an Hadits yang diambil dari nilai raport siswa semester 1
meliputi kelas VII,VIII dan IX di Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah
Cipondoh, Tangerang.
3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Bagaimana penerapan hafalan Al-Qur`an siswa di Madrasah
Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang?
b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits
di Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang?
c. Apakah ada hubungannya antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi
belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits di Madrasah
Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang?
C. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang maksud dari skripsi
ini yaitu “Hubungan antara hafalan Al-Qur`an dengan Prestasi Belajar
siswa pada bidang studi Al-Qur`an dan Hadits Madrasah Tsanawiyah
Asy-Syukriyyah Cipondoh, Tangerang”. Dan untuk memudahkan
gambaran yang konkrit tentang hal-hal yang akan dibahas, penulis
menjelaskan maksud dari skripsi ini meliputi:
1. Hafalan Al-Qur`an
Tahfidz (hafalan) berasal dari bahasa Arab dari – يحفظ – حفظ
yang mempunyai arti memelihara, menjaga dan menghafal atau تحفيظا
usaha terus-menerus dan berulang-ulang untuk meresapkan Al-Qur`an
ke dalam pikiran dengan sengaja,sadar dan bersungguh-sungguh agar
selalu ingat,sehingga dapat mengungkapkan kembali di luar kepala.
7
Al-Qur`an menurut istilah adalah kalam Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Ruhul
Amin (Malaikat) Jibril dan dinukilkan kepada kita dengan jalan
mutawatir (berkesinambungan), yang dinilai ibadah karena
membacanya diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat Al-Nas.6
Juz `Amma merupakan bagian dari kumpulan surah-surah yang
terdapat dalam Al-Qur`an yang dimulai surah An-Naba` sampai surah
An-Nas.
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah jenjang dasar pada
pendidikan formal di Indonesia setara dengan sekolah menengah
pertama yang pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama.
Pendidikan Madrasah Tsanawiyah ditempuh dalam waktu 3 tahun,
mulai dari kelas 7 sampai kelas 9
3. Prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”,
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang diartikan
“hasil yang dicapai dari yang telah ditetapkan”.7 Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia arti prestasi adalah “hasil yang telah dicapai (dari
yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebaginya)”.8
Bidang studi adalah pengelompokan sejumlah materi pelajaran
yang sejenis atau memiliki ciri yang sama (mata pelajaran yang satu
dengan yang lain berkorelasi satu dengan yang lain). Bidang studi Al-
Qur`an Hadits adalah bidang studi yang berisikan materi pelajaran
tentang Al-Qur`an dan Hdits.
6 Achmad Yaman Syamsudin, Cara Mudah Menghafal Al-Qur`an (Solo: Insan Kamil,
2007) h. 15 7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke-1, h. 700 8 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia..., h. 700
8
Jadi, yang penulis maksud di sini adalah hasil yang dicapai oleh
peserta didik dalam bidang studi Al-Qur`an Hadits.
Adapun maksud dari keseluruhan judul di atas adalah
bagaimana hubungan Hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar
bidang studi Al-Qur`an Hadits siswa Madrasah Tsanawiyah Asy-
Syukriyyah Cipondoh, Tangerang.
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut diatas maka peneliti mengemukakan
tujuan dari penelitian ini antara lain adalah untuk:
a. Untuk mengetahui penerapan program hafalan Al-Qur`an siswa
Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang
b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa
Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang?
c. Untuk mengetahui hubungannya pelaksanaan hafalan Al-Qur`an siswa
semester 1 (Ganjil) Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh
Tangerang dengan prestasi belajar pada bidang studi Al-Quran Hadits?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritis dengan penelitin ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pendidikan,
khususnya kajian Pendidikan Agama Islam.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan oleh peneliti
lain sebagai bahan acuan dan pembanding dalam mengkaji lebih lanjut
tentang hafalan Al-Qur`an dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar siswa terutama pada bidang studi Al-Qur`an Hadits.
c. Secara praktis dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi instansi pendidikan terkait pada umumnya dan
9
Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh, Tangerang pada
khususnya, dalam usaha penyempurnaan kegiatan hafalan Al-Qur`an
demi tercapainya peningkatan prestasi belajar siswa dalam Pendidikan
Agama Islam, terutama pada bidang studi Al-Qur`an Hadits.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Hafalan Al-Quran
1. Pengertian Hafalan Al-Quran
Kata “tahfidz” berasal dari bahasa Arab تحفيظا – يحفظ – حفظ1 yang
artinya memelihara, menjaga dan menghafal. Tahfidz (hafalan) secara
bahasa (etimologi) adalah lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit
lupa. Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata hafal
berarti “telah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran). Dan dapat
mengucapkan kembali diluar kepala (tanpa melihat buku). Menghafal
(kata kerja) berarti berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu
ingat.”2
Tahfidz adalah bentuk masdar dari Haffadza yang memiliki arti
penghafalan dan bermakna proses menghafal. Sebagaimana lazimnya
suatu proses menulis suatu tahapan, teknik atau metode tertentu. Tahfidz
adalah proses menghafal sesuatu ke dalam ingatan sehingga dapat
diucapkan di luar kepala dengan metode tertentu. Sedangkan orang yang
menghafal Al-Qur`an disebut hafidz/huffadz atau hamil/Hamalah Al-
Qur`an.
1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), Cet. Ke-3
h. 105 2 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-
1 h. 291
11
Secara istilah menurut Abdur Rabi Nawabudin, hafal mengandung
dua pokok, yaitu hafal seluruh Al-Qur`an serta mencocokkannya dengan
sempurna dan senantiasa terus menerus dan sungguh-sungguh dalam
menjaga hafalan dari lupa.3
Dalam kaitannya dengan hal ini menghafal Al-Qur`an,
memeliharanya serta menalarnya haruslah memperhatikan beberapa unsur
pokok sebagai berikut:
a. Menghayati bentuk-bentuk visual, sehingga bisa diingat kembali
meski tanpa kitab.
b. Membaca secara rutin ayat-ayat yang dihafalkan.
c. Penghafal Al-Qur`an dituntut untuk menghafal secara keseluruhan
baik hafalan maupun ketelitian.
d. Menekuni, merutinkan dan melindungi hafalan dari kelupaan.4
Sedangkan pengertian Al-Qur`an menurut bahasa adalah bentuk
masdar dari qoro`a ( أقر ) artinya bacaan, berbicara tentang apa yang tertulis
dan padanya melihat dan menelaah.5
Menurut istilah Al-Qur`an adalah kalam Allah SWT yang
diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat dan
membacanya adalah ibadah.6
Begitu juga menurut Ibn Subki Al-Qur`an adalah lafadz yang
diturunkan kepada Muhammad SAW, mengandung mukjizat setiap
suratnya dan membacanya ibadah.7
Sedangkan menurut Achmad Yaman Syamsudin, Lc dalam
bukunya Cara Mudah Menghafal Al-Qur`an, yang mengutip dari
Dr.Muhammad Mahmud Abdullah bahwa Al-Qur`an adalah kalam Allah
SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
Ruhul Amin (Malaikat) Jibril dan dinukilkan kepada kita dengan jalan
3 Abdur Rabi Nawabudin, Taknik Menghafal Al-Qur`an, (Bandung: CV. Sinar Baru,
1991), h.24 4 Abdurrab Nawabudin, Teknik Menghafal Al-Qur’an…, h. 27
5 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 46
6 Amir Syarifudin, Ushul Fiqh..., Jilid 1, h. 47
7 Amir Syarifudin, Ushul Fiqh..., Jilid 1, h. 47
12
mutawatir (berkesinambungan), yang dinilai ibadah karena membacanya
diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas.8
Jadi menghafal Al-Qur`an adalah proses penghafalan Al-Qur`an
secara keseluruhan, baik hafalan maupun ketelitian bacaannya serta
menekuni, merutinkan dan mencurahkan perhatiannya untuk melindungi
hafalan dari kelupaan. Sedangkan hafalan Al-Qur`an yang dimaksud
dalam skripsi ini adalah hanya proses menghafal Al-Qur`an pada juz 30
saja.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa hakikat dari hafalan
adalah bertumpu pada ingatan. Berapa lama waktu untuk menerima
respon, menyimpan dan memproduksi kembali tergantung ingatan masing-
masing pribadi. Karena kekuatan ingatan antara satu orang akan berbeda
dengan orang lain.
2. Hukum Menghafal Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah kitab suci bagi pemeluk agama Islam, sebagai
pedoman hidup dan sumber-sumber hukum, tidak semua manusia sanggup
menghafal dan tidak semua kitab suci dapat dihafal kecuali kitab suci Al-
Qur`an dan hamba-hamba yang terpilihlah yang sanggup menghafalnya.9
Hal ini telah dibuktikan dalam firman Allah SWT:
“kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih
di antara hamba-hamba kami.” (Q.S Al-Fathir/35:32)
Al-Qur`an sebagai dasar hukum Islam dan pedoman hidup umat,
disamping diturunkan kepada hambanya yang terpilih, Al-Qur`an
diturunkan melalui ruhul Amin Jibril As dengan hafalan yang berangsur-
angsur sesuai dengan kebutuhan umat di masa itu dan di masa yang akan
8Achmad Yaman Syamsudin, Cara Mudah Menghafal Al-Qur`an (Solo: Insan Kamil,
2007) h. 15 9 Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an…, h.35
13
datang. Selama dua puluh tiga tahun Nabi Muhammad SAW menerima
wahyu Al-Qur`an dari Allah melalui Jibril As tidak melalui tulisan
melainkan dengan lisan (hafalan).10
Hal ini telah dibuktikan dengan firman Allah SWT:
“kami akan membacakan (Al-Qur`an) kepadamu (Muhammad
SAW) maka kamu tidak akan lupa” (Q.S. Al-A`la/87: 6).
“janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur`an
karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.” (Q.S. Al-Qiyamah/75: 16)
“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya. Dan
janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur`an
sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku,
tambahkanlah ilmu kapadaku.”(Q.S. Thahaa/20: 114)
”Dan sesungguh, telah kami mudahkan Al-Qur`an untuk
peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Q.S.
Al-Qomar/54: 17)
Ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa Al-Qur`an
diturunkan dengan hafalan (lisan) bukan dengan tulisan, setelah nabi
Muhammad SAW menerima bacaan dari Jibril As, nabi dilarang
10
Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 35
14
mendahuluinya agar supaya nabi lebih mantap hafalannya. Oleh karena itu
sebagai dasar bagi orang-orang yang menghafal Al-Qur`an adalah:
a. Al-Qur`an itu diturunkan secara hafalan
b. Mengikuti Nabi Muhammad SAW
c. Melaksanakan anjuran Nabi Muhammad SAW11
Atas dasar inilah para ulama dan Abdul Abbas Ahmad bin
Muhammad Al-Jurjani, berkata dalam kitab Al-Syafi`i bahwa” hukum
menghafal mengikuti Nabi Muhammad SAW adalah fardhu kifayah”.12
Dalam arti bahwa umat Islam harus ada (bukan harus banyak) yang
hafal mengikuti Nabi Muhammad SAW untuk menjaga nilai mutawatir.
Apabila hal ini tidak dilakukan maka seluruh umat Islam menanggung
dosa, dan ketetapan hukum seperti itu tidak berlaku pada kitab-kitab
samawi yang lain.13
Al-Zarkasyi dalam Al-Burhan berkata,”teman-teman kami
menyatakan bahwa mengajarkan Al-Qur`an adalah fardhu kifayah
sebagaimana menghafalkannya. Tujuannya sebagaimana dikatakan al-
Juwaini adalah agar jangan sampai kemutawatiran Al-Qur`an terputus,
sehingga tidak ada jalan (bagi musuh) untuk mengganti atau
menyelewengkannya.14
Sedangkan dalam Nihảyat Al-Qaul Al-Mufid
Syeikh Muhammad Makki Nashr yang dikutip oleh W Hafidz Ahsin
mengatakan:
“sesungguhnya menghafal Al-Qur`an di luar kepala hukumnya fardhu
kifayah”.15
11 Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 37
12 Muhaimin Zen,Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 37
13 Fahd bin Abdurrahman Ar Rumi, Ulumul Qur`an ( Yogyakarta: Titihan Ilahi Press,
1997), h.100 14
Yusuf al-Qardhawi, Menumbuhkan Cinta Kepada Al-Qur`an, Terj. dari Kayfa
Nata`amalu ma`a Al-Qur`an al-`Azhim oleh Ali Imron, (Yogyakarta: Mardhiyah Press,2007), Cet.
1, h. 74 15
W Hafidz Ahsin, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Jakarta: Bumi Aksara
,1994), cet. 1, h. 24-25
15
Dengan demikian jelaslah bahwa menghafal Al-Qur`an hukumnya
adalah fardhu kifayah, fardhu kifayah sebagaimana yang dimaksud ulama
yaitu apabila suatu pekerjaan di suatu wilayah tidak ada yang mengerjakan
maka semua orang yang ada di wilayah tersebut kena (berdosa) semua.
Karena tidak melaksanakan perbuatan tersebut.
3. Niat Menghafal Al-Qur`an
Segala perbuatan yang dikerjakan manusia harus dilakukan atas
dasar ikhlas karena Allah SWT semata, hal ini berdasarkan firman Allah
SWT:
“padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah, dengan ikhlas
menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan ) agama, dan juga agar
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah
agama yang lurus (benar).(Q.S. Al-Bayyinah/98:5)
Para penghafal Al-Qur`an harus bersungguh-sungguh memperbaiki
niat dan tujuannya, karena suatu amal yang tidak berdasarkan atas
keikhlasan, tidak berarti apa-apa di sisi Allah SWT. Menghafal Al-Qur`an
adalah termasuk perbuatan yang baik dan merupakan ibadah yang mulia,
maka harus disertai dengan niat dan tujuan ikhlas yaitu mencari rida Allah
SWT dan mencari kebahagiaan di akhirat.16
Maka dari itu tidaklah
dibenarkan bagi para penghafal Al-Qur`an mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Mencari popularitas atau berniat menjadikannya sebagai sarana
mencari nafkah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
16
M. Taqiyul Islam Qori`, Cara mudah menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Gema Insani
Press, 1998), h.14
16
“pelajarilah Al-Qur`an dan mohonlah kepada Allah SWT
dengan Al-Qur`an itu sebelum Al-Qur`an dipelajari oleh orang-orang
yang hendak mencari dunia. Sebab Al-Qur`an itu akan dipelajari oleh
tiga jenis orang yaitu orang yang mempelajri Al-Qur`an untuk
mencari kebahagiaan (popularitas), orang yang mempelajari Al-
Qur`an untuk mencari makan dan orang yang mempelajari Al-Qur`an
untuk mencari rida Allah SWT”. (HR. Abu Hakim)
b. Berniat mencari imbalan dunaiwi dari Al-Qur`an. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW:
“Bacalah Al-Qur`an sebelum datang sekelompok orang yang
membacakan Al-Qur`an seperti orang yang sedang mengadakan
undian,. Mereka mengharapkan hasil yang cepat (imbalan duniawi),
dan mengharapkan imbalan yang lambat (pahala akhirat).” (HR. Abu
Daud dari Jabir)17
Jadi, sebelum menghafal Al-Qur`an sebaiknya seseorang yang
akan menghafal Al-Qur`an meluruskan niat dan tujuan terlebih dahulu
agar dalam menghafal Al-Qur`an diberi kemudahan dan mendapat rida
Allah SWT.
4. Syarat-syarat dan Etika Menghafal Al-Qur`an
Menghafal Al-Qur`an bukan merupakan suatu ketentuan hukum
yang harus dilakukan orang yang memeluk agama Islam. Oleh karena itu
menghafal Al-Qur`an tidaklah mempunyai syarat-syarat yang mengikat
sebagai ketentuan hukum. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang
17
A`idh bin Abdullah Al-Qarni, 391 Hadits Pilihan, (Jakarta: Darul Haq, 2007), Cet. Ke-
1, h.199-200
17
calon penghafal Al-Qur`an adalah syarat-syarat yang berhubungan dengan
naluri insaniyah semata.18
Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Niat yang ikhlas
Niat yang ikhlas dan matang bagi calon penghafal Al-Qur`an
sangat diperlukan, sebab apabila sudah ada niat yang matang dari
calon penghafal berarti ada hasrat dan kalau kemauan sudah tertanam
dilubuk hati tentu kesulitan apapun yang menghalanginya akan
ditanggulangi.19
Keikhlasan menghafal Al-Qur`an harus sudah dipertahankan
dengan terus menerus. Hal ini akan menjadi motifator yang sangat kuat
untuk mencapai sukses dalam menghafal Al-Qur`an.20
b. Menjauhi sifat madzmumah
Sifat madzmumah adalah suatu sifat tercela yang harus dijauhi
oleh setiap orang muslim, terutama di dalam menghafal Al-Qur`an.
Sifat madzmumah ini sangat besar pengaruhnya terhadap orang-orang
penghafal Al-Qur`an. Karena Al-Qur`an adalah kitab suci bagi umat
Islam yang tidak boleh dinodai oleh siapapun dan dengan bentuk
apapun.21
Diantara sifat-sifat tercela tersebut yang harus dijauhi seorang
anak yang menghafal Al-Qur`an adalah khianat, bakhil, pemarah,
memencilkan diri dari pergaulan, iri hati, sombong, dusta, ingkar, riya,
banyak makan, angkuh, meremehkan orang lain, penakut, dan
sebagainya.22
Sifat-sifat tercela tersebut mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati anak yang
sedang dalam proses menghafal Al-Qur`an. Apalagi pada usia remaja
18
Muhaimin Zen, Tata Cara atau problematika menghafal Al-Qur`an..., h. 239 19
Muhaimin Zen, Tata Cara atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h.240 20
Abdul Aziz Abdur Rouf, Kiat Sukses Menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Dzilal Pess,
1996), h.75 21
Muhaimin Zen, Tata Cara atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h.240 22
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.53
18
cepat sekali terpengaruh baik pengaruh dari lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
c. Motivasi atau dukungan orang tua
Motivasi atau dukungan orang tua sangat penting bagi anak
karena mereka juga ikut menentukan keberhasilan anak dalam
menghafal Al-Qur`an.
d. Memiliki keteguhan dan kesabaran
Dalam proses menghafal Al-Qur`an akan banyak sekali ditemui
berbagai macam kendala, mungkin jenuh, mungkin gangguan
lingkungan karena bising dan gaduh. Mungkin gangguan batin atau
mungkin karena menghadapi ayat-ayat tertentu yang mungkin
dirasakan sulit menghafalnya dan lain sebagainya. Terutama dalam
menjaga kelestarian menghafal Al-Qur`an .23
Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal Al-
Qur`an itu seperti perumpamaan orang yang memiliki seekor unta
yang sedang ditambatkan. Jika ia ingin untanya itu tetap di tempat,
maka ia harus menjaga dan menahannya, dan kalau sampai dilepas
maka unta itu akan lari.” (HR. Bukhari-Muslim).24
Untuk melestarikan hafalan Al-Qur`an perlu keteguhan dan
kesabaran. Karena kunci utama keberhasilan menghafal Al-Qur`an
adalah ketekunan menghafal dan mengulang ayat-ayat yang telah
dihafalnya. Itu sebabnya Rasulullah SAW selalu menekankan agar
para penghafal Al-Qur`an bersungguh-sungguh dalam menjaga
hafalannya.25
Jadi siapa pun memiliki peluang untuk menjadi hafidz Al-
Qur`an 30 juz atau sebagiannya selama ia bersabar, bersemangat dan
tidak putus asa, cepat atau lambat.
23
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.50 24
Husaini A. Madjid Hasyim, Syarah Riyadhus Shalihin, terj. Dari Riyadhus Shalihin
oleh Mu`ammal Hamidy dan Imron A. Manan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993), Cet. Ke-1, h. 339 25
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.51
19
e. Istiqamah
Yang dimaksud dengan istiqamah adalah konsisten terhadap
hafalannya. Seorang penghafal Al-Qur`an harus senantiasa menjaga
efesiensi waktu, berarti seorang penghafal akan menghargai waktu
dimanapun dan kapanpun saja waktu luang.26
Dari Abu Sa`id Al- Khudri r.a dari Nabi SAW beliau bersabda:
“Barang siapa selalu disibukkan dengan membaca Al-Qur`an
dan dzikir kepadaku, maka ia akan kuberi anugerah yang baik, yang
diberikan kepada orang-orang yang memohon kepadaku.”(H.R.
Tirmidzi dan Al-Baihaqi)27
Sang penghafal dianjurkan memiliki waktu-waktu khusus, baik
untuk menghafal materi baru maupun untuk mengulang
(Muraja`ah/takrir),yang waktu tersebut tidak boleh diganggu oleh
kepentingan yang lain.28
5. Metode Menghafal Al-Qur`an
Banyak sekali metode-metode yang mungkin bisa dikembangkan
dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal Al-Qur`an. Dan
bisa memberikan bantuan kepada para penghafal dalam mengurangi
kepayahannya menghafal Al-Qur`an, metode-metode tersebut adalah:
a. Metode Wahdah
Metode ini digunakan dengan cara menghafal satu persatu ayat-
ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap
26
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.51 27
Husaini A. Madjid Hasyim, Syarah Riyadhus Shalihin, terj. Dari Riyadhus Shalihin
oleh Mu`ammal Hamidy dan Imron A. Manan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993), Cet. Ke-1, h. 337 28
Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Bandung: Mujahid Press,
2004), h. 54
20
ayat biasa dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kali atau lebih.
Sehingga mampu membentuk pola dalam bayangannya. Setelah
benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya.
Dengan cara yang sama, demikian seterusnya hingga mencapai satu
muka. Setelah ayat-ayat dalam satu muka telah dihafal, maka giliran
menghafal urutan-urutan ayat dalam satu muka.29
b. Metode Kitabah
Kitabah artinya menulis. Pada metode ini penghafal terlebih
dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas
yang telah disediakan. Kemudian ayat tersebut dibacanya sehingga
lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalnya. Menghafalnya bisa
dengan metode wahdah atau dengan metode yang berkali-kali
menuliskannya sehingga ia dapat sambil memperhatikan dan sambil
menghafalnya dalam hati.30
c. Metode Sima`i
Sima`i artinya mendengar. Yaitu mendengarkan sesuatu bacaan
untuk dihafalnya. Metode ini sangat efektif bagi penghafal tuna netra
atau anak-anak yang masih kecil dibawa umur yang belum mengenal
tulis baca Al-Qur`an. Metode ini dilakukan dengan dua alternatif:
1) Mendengarkan dari guru yang membimbingnya, terutama bagi
penghafal tuna netra atau anak-anak
2) Merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya kedalam
pita kaset sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.31
d. Metode Gabungan
Metode ini adalah gabungan antara metode wahdah dan metode
kitabah yakni penghafal menghafalkan ayat-ayat sampai hafal betul.
Kemudian setelah selesai penghafal mencoba menulis ayat tersebut
yang sudah dihafalnya diatas kertas. Jika ia mampu memproduksi
29
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.83 30
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.64 31
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.65
21
kembali ayat-ayat tersebut dalam tulisan berarti dia bisa melanjutkan
ayat seterusnya32
e. Metode Jama`
Yaitu cara menghafal yang dilakukan secara kolektif, yakni
ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif atau bersama-sama
dipimpin oleh seorang instruktur. Pertama instruktur membacakan
satu ayat atau beberapa ayat dan siswa bisa menirukan secara
bersama-sama.33
Sedangkan menurut Drs.H.A. Muhaimin Zen dalam bukunya
Problematika Menghafal Al-Qur`an bahwa metode menghafal Al-Qur`an
yaitu ada dua macam:
a) Metode Tahfidz
Yaitu menghafal materi baru yang belum pernah dihafal dan
diperdengarkan kepada guru. Metode ini dipakai setiap kali
bimbingan. Santri harus mendengarkan hafalannya kepada guru,
kemudian guru membacakan materi baru kepada santri atau santri
membaca sendiri dihadapan guru dengan melihat Al-Qur`an yang
kemudian dihafalkan dengan pengarahan guru.34
b) Metode Takriri
Adalah mengulang materi hafalan yang sudah diperdengarkan
kepada guru. Pelaksanaan metode ini adalah setiap kali masuk. Santri
memperdengarkan hafalan ulang kepada guru dan guru tidak memberi
materi baru kepada santri. Sedangkan guru hanya bertugas mentashih
hafalan dan bacaan yang kurang benar.35
Dari beberapa metode yang telah dijelaskan metode yang
diterapkan di MTs Asy-Syukriyyah diantaranya yaitu menggunakan
metode wahdah, tahfidz dan takriri. Karena menurut pembimbing
hafalan Al-Qur`an ke tiga metode tersebut lebih mudah bagi siswa
32
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.65 33
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.66 34
Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 249 35
Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 250
22
untuk menghafal Al-Qur`an dan selalu mengingat hafalannya
dikarenakan setiap pelaksanaan hafalan Al-Qur`an para siswa
diharuskan mengulang hafalan yang telah di perdengarkan kepada
guru sebelum memulai hafalan Al-Qur`an.
B. Sistem Pengajaran Al-Qur`an Hadits
1. Pelajaran Al-Qur`an Hadits
Bidang studi Al-Qur`an dan Hadits termasuk kedalam kelompok
bidang studi agama sebagaimana halnya dengan bidang studi aqidah
Akhlak, Fiqih dan Sejarah kebudayaan Islam.36
Pelajaran Al-Qur`an Hadits menurut Departemen Agama RI, dalam
buku pedoman Al-Qur`an Hadits yaitu:
Pelajaran Al-Qur`an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran
pendidikan agama Islam pada setiap madrasah yang dimaksudkan
untuk memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan
pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati
isi yang terkandung dalam Al-Qur`an Hadits yang diharapkan
dapat diwujudkan dalam perilaku yang memancarkan iman dan
taqwa kepada Allah swt sesuai dengan ketentuan Al-Qur`an
Hadits.37
Jadi pelajaran Al-Qur`an Hadits termasuk bagian dari pelajaran
pendidikan agama Islam yang terdapat pada setiap madrasah-madrasah.
Sedangkan pada sekolah-sekolah umum tidak ada jam pelajaran tersendiri
untuk Al-Qur`an Hadits, yang ada pelajaran tersebut disatukan kedalam
pelajaran pendidikan agama.
36
Udin Saripudin Winata dan Rustana Adi Winata, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1998), Cet.
Ke-6, h. 191 37
Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits, (Jakarta: Direktorat
Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 2
23
2. Kedudukan dan Fungsi Al-Qur`an Hadits
Al-Qur`an adalah sumber ajaran islam yang pertama dan utama
yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia sekaligus
menerangkan maksud dan tujuan pokok diturunkannya Al-Qur`an,
diantaranya yaitu:
a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang
tersimpul dalam keimanan akan keesaan tuhan dan kepercayaan akan
kepastian adanya hari pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan
norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan
dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam
hubungannya dengan tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain
yang lebih singkat, “Al-Qur`an adalah petunjuk bagi seluruh manusia
ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia
maupun di akhirat”.38
Kedudukan Hadits sebagai sumber ajaran Islam sesudah Al-
Qur`an, hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur`an surat Al-Hasyr/59 ayat 7 :
…..
“…apa yang di berikan rasul kepadamu, maka ambil (terima) lah, dan
apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah…” (Al-Hasyr/59:7)
Sedangkan Hadits adalah sumber ajaran setelah Al-Qur`an. Hadits
berfungsi sebagai sumber ajaran Islam sesudah Al-Qur`an,disebabkan
karena:
a. Hadits berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada dalam
kitabullah.
38
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-18, h. 40.
24
b. Hadits berfungsi sebagai penafsir atau perinci atau juga pentaqyid
terhadap hal-hal yang mutlaq atau pentakhsis terhadap ayat-ayat yang
`am (umum).
c. Hadits dapat menerapkan dan membentuk hukum tersendiri yang tidak
disebutkan dalam kitabullah.39
3. Tujuan dan fungsi pelajaran Qur`an Hadits
a. Tujuan pelajaran Al-Qur`an Hadits
Keberhasilan manusia dalam menjalani kehidupannya tidak
terlepas dari usaha dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Tanpa
adanya suatu tujuan, maka dia akan berjalan meraba-raba dan tak tentu
arah tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang dituju, yaitu yang akan
dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha. Seiring dengan pendapat
tersebut, Dr. Zakiyah Darajat mengatakan bahwa tujuan adalah suatu
yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.40
Melihat objek pembahasan Al-Qur`an Hadits, dapat dikatakan
bahwa Al-Qur`an Hadits merupakan bentuk dari suatu pendidikan
Islam. Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya
sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai
dan mewarnai corak kepribadiannya.41
Adapun tujuan dari pendidikan
Islam adalah “perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi manusia
didik yang oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada
hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman , bertaqwa dan
berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi
hamba Allah SWT, yang taat.42
Dasar ajaran Islam adalah Al-Qur`an dan Hadits. Dengan
menyadari pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta
39
Mudhafar Mughni, ushul fiqh 1, (Jakarta: Lingkar Studi Islam Publishing, 2003), cet.
Ke-1, h. 45. 40
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-3, h. 29 41
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h.12 42
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam…, h.224
25
untuk mewujudkan pendidikan Islam yang paripurna, maka pelajaran
Al-Qur`an Hadits sebagai salah satu dari bagian pendidikan agama
juga mengemban misi pembinaan kepribadian siswa ke arah pribadi
utama menurut norma-norma agama.
Sedangkan pembelajaran Al-Qur`an dan Hadits bertujuan untuk
memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,
menulis, membiasakan dan menggemari membaca Al-Qur`an dan
Hadits serta menanamkan pengertian pemahaman, penghayatan isi
kandungan ayat-ayat Al-Qur`an dan Hadits. Untuk mendorong,
membina, dan membimbing akhlak dan perilaku peserta didik dengan
berpedoman kepada isi kandungan ayat-ayat Al-Qur`an dan Hadits.43
Dalam kurikulum dan hasil belajar Al-Qur`an Hadits Madrasah
Tsanawiyah disebutkan dengan rinci bahwa tujuan yang hendak
dicapai dari pendidikan Al-Qur`an Hadits adalah:
a. Agar siswa bersemangat untuk membaca Al-Qur`an Hadits dengan
benar.
b. Mempelajari, memahami dan meyakini kebenarannya.
c. Mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung di dalamnya
sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek
kehidupannya.44
Dari pernyataan di atas terlihat bahwa tujuan pengajaran Al-
Qur`an Hadits mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Aspek kognitif meliputi pengetahuan, konsep atau fakta
yaitu dimana siswa diharapkan dapat membaca dan memahami isi dari
Al-Qur`an tersebut. Afektif meliputi personal dan kepribadian atau
sikap, yaitu dimana siswa diharapkan dapat meyakini dan meresapi apa
yang telah ia dapat membentuk kepribadiannya sesuai petunjuk Al-
Qur`an. Sedangkan aspek psikomotorik meliputi kelakuan dan
keterampilan, yaitu dimana siswa diharapkan dapat merealisasikan
43
Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits…, h. 2 44
Depag, Kurikulum dan Hasil Belajar, (Jakarta: Departemen Agama, 2003), h.3
26
amalan-amalan yang telah didapatnya dari membaca dan memahami
Al-Qur`an dalam kehidupan sehari-hari.
Tampak pula ada relevansi antara tujuan pelajaran Al-Qur`an
Hadits dengan tujuan Islam, dengan ini semakin membuktikan bahwa
Al-Qur`an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang
harus ada dan wajib diikuti oleh setiap murid.
b. Fungsi pelajaran Al-Qur`an Hadits
Setiap mata pelajaran pasti memiliki fungsi tersendiri, sedangkan
fungsi dari pelajaran Al-Qur`an Hadits yaitu:
1) Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik dalam
membaca dan menulis Al-Qur`an Hadits.
2) Mendorong, membimbing dan membina kegemaran dan kemauan
untuk membaca Al-Qur`an Hadits.
3) Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan kandungan ayat-ayat Al-Qur`an Hadits dalam perilaku
peserta didik sehari-hari.
4) Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada
jenjang yang setingkat lebih tinggi.45
4. Standar Kompetensi Pelajaran Al-Qur`an Hadits
Standar kompetensi pelajaran Al-Qur`an Hadits berisi sekumpulan
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh mata
pelajaran Al-Qur`an Hadits. Adapun kemampuan-kemampuan tersebut
meliputi:
a. Mampu menerapkan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur`an.
b. Mampu mamahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang akhlak terhadap ibu
bapak dan sesame manusia serta memahami Hadits tentang perintah
bertaqwa dan berbuat baik sesame manusia.
c. Mampu memahami sejarah turunnya Al-Qur`an, memahami ayat-ayat
Al-Qur`an tentang persatuan dan persaudaraan, memahami arti hadits
45
Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits…, h. 2
27
dan macam-macamnya, dan memahami hadits-hadits tentang meyakini
kebenaran dan istiqamah.
d. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang syaitan sebagai musuh
manusia, berlaku dermawan, dan memahami hadits-hadits tentang cinta
kepada Allah dan Rasul.
e. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang semangat keilmuan,
tentang makanan yang halal dan baik, dan memahami hadits-hadits
tentang perintah menuntut ilmu dan keutamaan orang yang menuntut
ilmu.
f. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang sabar dan tabah
menghadapi cobaan, tentang bersikap konsekuen dan jujur, serta
memahami hadits-hadits tentang taat kepada Allah, Rasul dan
pemerintah.
5. Metode pembelajaran Al-Qur`an Hadits
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “meta” dan
“hodos”, “meta” berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan atau cara”.
Asal kata metode mengandung pengertian suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan.46
Metode sangatlah berperan di dalam proses belajar mengajar, guna
meraih tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Salah satu aspek
keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar adalah adanya kemampuan
guru dalam menguasai dan memilih berbagai metode yang tepat dalam
mengajar. Metode yang tepat guna akan menunjang kelancaran jalannya
proses belajar mengajar, sehingga materi pelajaran yang disampaikan
dapat berproses secara efisien dan efektif menuju tujuan pendidikan.
Metode pengajaran yang dipakai dalam memberikan materi
pelajaran Al-Qur`an Hadits adalah sebagai berikut:
46
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 61
28
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui
penerangan dalam penuturan secara lisan oleh seorang guru terhadap
sekelompok murid. Dalam pelaksanaan metode ceramah, seorang guru
dapat mempergunakan alat-alat Bantu untuk menjelaskan uraiannya.
Alat utama penghubung guru dengan murid adalah bahasa lisan
(berbicara).
Adapun kabaikan metode ceramah yaitu:
1) Guru dapat menguasai seluruh arah pembicaraan dalam kelas.
2) Organisasi kelas sederhana berarti guru tak perlu mengadakan
pengelompokan murid.
3) Hal-hal yang penting dan mendesak dapat segera disampaikan.
4) Melatih murid menggunakan pendengarannya dengan baik dan
menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.
Kelemahan-kelemahan dari metode ceramah, yaitu:
1) Guru tidak dapat mengetahui sampai dimana murid telah memahami
keterangan-keterangan guru.
2) Dalam diri murid dapat terbentuk konsep yang lain dari pada kata-
kata yang dimaksudkan oleh guru.
3) Murid cenderung bersifat pasif.
4) Murid sukar mengkonsentrasikan perhatiannya terhadap keterangan
guru, terutama pada siang dan sore hari.47
Contoh metode ceramah yaitu guru menjelaskan isi kandungan ayat Al-
Qur`an.
b. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan
jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru
yang menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar mengajar melalui
47
Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Singo
Abadi Inti, 1982), h. 8-9
29
Tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa
diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat
memulai pelajaran.,pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran.
Bilamana metode Tanya jawab ini dilakukan secara tepat akan dapat
meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif.
Keunggulan-keunggulan dari metode ini:
1) Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa kea rah berpikir
secara aktif.
2) Siswa terlatih berani mengemukakan pertanyaan atau mebjawab atas
pentanyaan yang diajukan oleh guru.
3) Dapat mengaktifkan retensi siswa terhadap pelajaran yang telah lalu.
Sedangkan kelemahan-kelemahan metode ini adalah:
1) Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat
dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang
timbul dati siswa.
2) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana
terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenaan dengan
sasaran yang dibicarakan.
3) Jalannya pengajaran kurang dapat terkordinir secara baik, karena
timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak
dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun siswa.48
Contohnya yaitu guru menanyakan mufrodat ayat al-Qur`an yang telah
ditulis di papan tulis.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode penyampaian bahan
pengajaran dengan jalan mendiskusikan bahannya sehingga
menimbulkan pengertian serta perubahan sikap dari murid.49
Kelebihan-kelebihan dari metode ini, adalah:
48
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), cet. Ke-1, h. 43-44. 49
Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Garis-Garis Besar Program
Pengajaran, (Jakarta: Departemen Agama, 1980), h. 46
30
1) Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan
perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang
dibicarakan.
2) Dapat menjalin hubungan social antar individu siswa sehingga
menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan
sistematis.
3) Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara
aktif mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam kelas.
4) Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan memahami
aturan-aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi
kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai
pendapat orang lain.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu:
1) Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam
diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut
bertanggung jawab terhadap hasil diskusi.
2) Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu
yang terlalu panjang.
3) Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat
mereka secara ilmiah atau sistematis.50
d. Metode Resitasi
Metode resitasi biasanya disebut metode pekerjaan rumah, karena
siswa diberim tugas-tigas khusus di luar jam pelajaran. Sebenarnya
penekanan metode ini terletak pada jam pelajaram berlangsung dimana
siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data
yang dapat ditemukan di laboratorium,perpustakaan, pusat sumber
belajar, dan sebagainya.
Adapun kelebihan metode ini adalah:
1) Siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya
sehingga memperkuat daya retensi mereka.
50
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam…, h. 37-38
31
2) Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa
melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif.
3) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu:
1) Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan
pekerjaan yang diberikan kepada siswa justru dikerjakan oelh orang
lain.
2) Guru sering mengalami kesukaran dalam pemberian tugas yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
3) Bilamana tugas terlalu dipaksakan dapat menimbulkan terganggunya
kestabilan mental dan pikiran siswa.51
e. Metode kerja kelompok
Metode ini dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik
merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokan sesuai dengan
kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran
tertentu dengan system gotong royong.
Keunggulan yang ada pada metode ini adalah:
1) Ditinjau dari segi pedagogis; kegiatan kelompok akan dapat
meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti: kerjasama,
toleransi, dan lain-lain.
2) Ditinjau dari psikologi; timbul persaingan yang positif antar
kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok.
3) Ditinjau dari segi social, anak yang pandai dalam kelompok tersebut
dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan
tugas.
Adapun kelemahannya adalah:
1) Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks
dibanding dengan metode lainnya.
2) Bilamana guru kurang control maka akan terjadi persaingan yang
negative antar kelompok.
51
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam…, h. 47-48
32
3) Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh
segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas
akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam
kelompok tersebut.
f. Metode Drill
Metode ini sangat popular dikalangan guru-guru, karena
pelaksanaannya tidak menimbulkan banyak kesukaran. Pelaksanaannya
merupakan pemberian latihan dari suatu kegiatan belajar yang perlu
dilaksanakan secara intensif oleh murid-murid.
Metode ini merupakan siuatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu berupa suatu ketangkasan
atau keterampilan terhadap apa yang pernah dipelajari.
Kebaikan-kabaikan metode ini adalah:
1) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan
metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksana.
2) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak
konsentarsi dalam pelaksanaanya.
3) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit menjadi lebih otomatis.
Adapun kelemahan-kelemahannya adalah:
1) Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak
dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas.
2) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
3) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak
ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respons secara
otomatis tanpa menggunakan intelegensi.
4) Menggunakan verbalisme, karena murid-murid lebih banyak dilatih
menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.
Dari beberapa metode pembelajaran Al-Qur`an Hadits yang telah
dijelaskan , berdasarkan hasil penelitian bahwa metode pembelajaran
33
Al-Qur`an Hadits yang digunakan di MTs Asy-Syukriyyah yaitu
metode ceramah, tanya jawab dan drill (latihan) karena metode tersebut
menurut guru bidang studi Al-Qur`an Hadits sangat efektif dalam
proses belajar mengajar sehingga materi mudah dipahami siswa.
6. Pendekatan Pelajaran Al-Qur`an Hadits
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pelajaran al-
Qur`an Hadits, diantaranya yaitu:
a. Keimanan, yaitu mendorong peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah swt sebagai sumber
kehidupan.
b. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekan dan
merasakan hasil-hasil pengamalan isi al-Qur`an Hadits dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap
dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran islam yang
terkandung dalam al-Qur`an Hadits serta di contohkan oleh para ulama.
d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
al-Qur`an Hadits dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta
didik, sehungga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami
dengan penelaran.
e. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam
menghayati kandungan al-Qur`an Hadits sehingga lebih terkesan dalam
jiwa peserta didik.
f. Fungsional, menyajikan materi al-Qur`an Hadits yang memberikan
manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti
luas.
g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memeranlan
guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai
cerminan dari individu yang mengamalkan isi al-Qur`an Hadits.
34
7. Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
“evaluation”, dalam bahasa Arab “Al-Taqdir”, dalam bahasa Indonesia
berarti “penilaian”. Dengan demikian evaluasi secara bahasa diartikan
sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.52
Sedangkan menurut
istilah adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program.53
Evaluasi bersifat sebagai suatu control terhadap pekerjaan yang
telah digariskan terlaksana atau tidak atau juga untuk mengetahui sampai
dimanakah bahan-bahan yang diberikan dapat dimengerti. Dengan kata
lain, sudah seberapa jauh terdidik dapat menerimanya. Sehingga dengan
demikian pendidik dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Adapun tujuan evaluasi dapat dirumuskan sebagai usaha untuk
mengetahui sampai dimana tujuan dapat atau untuk mengetahui sebarapa
banyak terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada anak sebagai akibat
dari proses belajar.
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan. Oleh karena itu ragamnya pun banyak mulai dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu:
a. Pre Test dan Pots Test
Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan
post test yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa
atas materi yang telah diajarkan.
52
Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama ,…h. 10-12 53
Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: rajawali Press, 2003), h. 1
35
b. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat menyerupai dengan pre test. Tujuannya
untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang
mendasari materi baru yang akan diajarkan.
c. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang
belum dikuasai siswa. Instrument evaluasi ini di titikberatkan pada
bahasan tertentu yang di pandang telah membuat siswa mendapatkan
kesulitan.
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan
pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya
untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostic
yakni untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
e. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum
yang di lakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini
dilakukan pada setiap akhir semester atau akhit tahun.
f. UN (Ujian Nasional)
UN (Ujian Nasional) pada prinsipnya sama dengan sumatif dalam
arti alat penentu kenaikan status siswa. Namun UN yang mulai di
berlakukan pad tahun 2005 itu di rancang untuk siswa yang telah
menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu yakni
jenjang SD/MI dan seterusnya.
C. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu
akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar
36
pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama
yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu
perubahan dalam dirinya.
Menurut Slameto belajar adalah “suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.”54
Menurut Sardiman belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga,
psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya,
yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.55
Menurut Dr.Mulyati dalam bukunya Psikologi Belajar bahwa
belajar adalah suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan
peningkatan diri atau perubahan perubahan diri melalui latihan-latihan
dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena
peristiwa kebetulan.56
Kemudian menurut Hamalik mendefinisikan belajar proses
perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang
dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil yakni
terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu.57
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah
menyerap pengetahuan. Belajar adalah tingkah laku yang mengalami
perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik
fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan
54
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), h. 2 55
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar dan mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,
1986}, h.21 56
Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005), h.5 57
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1997), cet. Ke 3, h.141
37
suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun
sikap.58
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada
seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik
pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan
dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
2. Pengertian prestasi belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya
untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung.
Adapun prestasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
hasil yang telah di capai dari usaha yang telah dilakukan dan
dikerjakan.59
.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian
prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian
belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang
berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari
pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan
sehubungan dengan prestasi belajar.
Pengertian prestasi belajar yang terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
58
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),
Cet. Ke-19, h. 85 59
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet.
Ke-1 h. 787
38
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.60
Selanjutnya Surtatinah Tirtonegoro mengatakan bahwa prestasi
belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.61
Sedangkan menurut S.Nasution prestasi belajar adalah
“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan
berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga
aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan
prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi
target dalam ketiga kriteria tersebut.”62
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai
(angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah
menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi
belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat
dalam periode tertentu. Dengan demikian prestasi belajar yang sudah
diperoleh erat hubungannya dengan cita-cita yang ditanamkan oleh guru
kepada anak didik. Hal ini mengandung pengertian bahwa potensi
belajar merupakan manifestasi dari kemampuan yang bersangkutan, dan
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik
dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal).
60
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke-1, h. 700 61
Surtatinah Tirtonegoro, Anak Super Normal dan Program Pendidikannya,
(Jakarta:Bina Aksara,2006), h. 43 62
S, Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jamera, 1982), h. 17
39
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.
Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar siswa.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar untuk mencapai
prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara
lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor
yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari
luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu
itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern
yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya
intelegensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga
seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya.
Oleh karen itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan
suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
40
Slameto mengatakan “tingkat intelegensi yang lebih tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi
yang rendah.”63
Muhibbin berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin
tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin
besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya semakin
rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin
kecil peluangnya untuk meraih sukses.”64
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik
atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat
penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki
seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah mengatakan
“bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan
tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan.”65
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian
tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang
dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai
tinggi rendahnya prestasi belajar terutama belajar bidang-bidang
studi tertentu. Dalam proses belajar terutama keterampilan, bakat
memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan
prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa
anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
63
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka
Cipta,1995), h. 56 64
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Rosdakarya, 1995), h. 134 65
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan..., h. 135
41
1) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang
dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai
dengan rasa sayang.
Slameto mengemukakan bahwa minat adalah
“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang,” 66
Kemudian Sardiman mengemukakan minat adalah “suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan
atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”67
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar
pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran
yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan
karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah
minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah
siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk
melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi
terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan
sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan
keinginannya.
2) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena
hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa
untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam
66
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka
Cipta,1995), h. 57 67
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986}, h. 76
42
belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat
ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar
seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk
belajar.
Menurut M. Utsman Najati motivasi adalah kekuatan
penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup,
dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju
tujuan tertentu.68
Menurut Alisuf Sabri bahwa motivasi adalah segala sesuatu
yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau
mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.69
Sedangkan Sardiman mengatakan bahwa “motivasi adalah
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin
melakukan sesuatu.”70
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
a. Motivasi instrinsik
Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya
kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar.
b. Motivasi ekstrinsik
Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan
motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang
menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus
berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk
mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan
68
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, psikologi suatu pengantar (dalam
perspektif Islam), (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. 1, h. 132 69
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV.
Pedoman Ilmu Jaya, 2006), cet. Ke-4, h. 129 70
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar,( Jakarta: CV. Rajawali, 1986), h.77
43
adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif
dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk
membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat
melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan
belajar secara aktif.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya
dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto faktor
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “ keadaan keluarga,
keadaan sekolah dan keadaan lingkungan masyarakat.”71
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga
adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang
sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat
menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,
negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat
seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa
aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah mengatakan: “Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
71
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka
Cipta,1995), h.60
44
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan
bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi
pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan
akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah
merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal
ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik
antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha
meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu
ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang
serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua
dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat
belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat
dan keadaan yang baik untuk belajar
2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar
siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa,
alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan
siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
3) Lingkungan Masyarakat
Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah
satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar
siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan
alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
45
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk
kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang
anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-
kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang
siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang
rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan
membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar
sebagaimana temannya.
D. Kerangka Berpikir.
Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya yang
dituangkan dalam raport. Namun prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Al-Qur`an Hadits bukan hanya dilihat dari nilai raport tetapi juga perubahan
perilaku maupun perubahan kepribadian, karena seseorang di katakan berhasil
jika menguasai teori maupun praktek.
Pendidikan merupakan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa,
mata pelajaran Al-Qur`an Hadits mempunyai peranan dan kedudukan yang
sangat penting dalam meningkatkan kepribadian dan membangun manusia
seutuhnya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sehubungan dengan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar maka perlu diadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung terhadap
peningkatan mutu pendidikan dan prestasi belajar.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pendidikan agama
Islam, maka dapat diawali dengan memperhatikan prestasi belajar siswa.
Sehubungan dengan peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam,
Madrasah Tsanawiyah Asyukriyah Cipondoh khususnya guru bidang studi al-
Qur`an Hadits menerapkan program hafalan Al-Qur`an khususnya juz `amma
karena ayat-ayat dalam juz `amma itu banyak terdapat dalam materi
pembelajaran Al-Qur`an Hadits. Kewajiban menghafal Al-Qur`an merupakan
46
upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang Al-
Qur`an guna meningkatkan prestasi belajar bidang studi Al-Qur`an Hadits.
Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam
kandungan sampai meninggal dunia mengalami proses tahap demi tahap
pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari
aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap.
Sebab tidak satupun makhluk ciptaan Tuhan ini yang dapat yang mencapai
kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa berlangsung melalui proses.
Akan tetapi suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan
adalah proses yang terarah dan bertujuan untuk mengarahkan anak didik
kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai
adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagaimana individual
dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepadanya.
E. Hipotesis
Hipotesa yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesa Alternatif (Ha)
Ada hubungan yang signifikan antara hafalan Al-Qur`an (Juz
`Amma) dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits
di Madrasah Tsanawiyah Asyukriyyah Cipondoh, Tangerang.
2. Hipotesis Nihil (Ho)
Tidak ada hubungan yang signifikan antara hafalan Al-Qur`an (Juz
`Amma) dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits
di Madrasah Tsanawiyah Asyukriyyah Cipondoh, Tangerang.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Asy-Syukriyah Cipondoh
Tangerang. Alamatnya: Jl.Hasyim Asyari No 60 km.3 poris pelawad
Cipondoh Tangerang 15122, Telp. (021) 5521340.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010-
2011 pada bulan Januari 2011.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
dengan pendekatan korelasional. Survei adalah pengamatan atau penyelidikan
yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap
suatu persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu.1 Metode survei
merupakan penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan
menggunakan kuisioner atau angket sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Sedangkan pendekatan koresional adalah pendekatan dalam penelitian yang
1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-
4, h. 29
48
pada pelaksanaannya menggunakan tehnik analisis yang dinamakan
korelasi. Tehnik analisa korelasional adalah tehnik analisa statistik mengenai
hubungan antara dua variabel atau lebih.2 Tehnik ini digunakan untuk
mengukur kuat lemahnya pelaknaaan hafalan al-Qur`an dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al-Qur`an hadits.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menguji hubungan hafalan Al-Qur`an
dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa MTs Asy-Syukriyah Cipondoh
Tangerang.
1. Variabel bebas (independent variable) adalah hafalan Al-Qur`an
2. Variable terikat (dependent variable) adalah prestasi belajar Al-Qur`an
Hadits siswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber
data penelitian.3 Adapun dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi
adalah seluruh siswa/siswi Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyah
Cipondoh, Tangerang kelas VII, VIII, dan IX tahun ajaran 2010/2011 yang
berjumlah 55 0rang yang terdaftar pada semester 1 (ganjil) tahun ajaran
2010/2011.
2. Sampel
Sampel adalah jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.4
Salah satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah bahwa sampel
2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000),
h. 175 3 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group,
2005) Cet. Ke- 1, h. 99
4 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 54
49
harus diambil dari bagian populasi. Dalam penelitian ini sampel yang
diambil adalah dari populasi terjangkau. Berdasarkan survei yang telah
dilakukan, diketahui bahwa jumlah siswa/siswi di MTs Asy-Syukriyah
kurang dari 100 maka sampel diambil semua, berdasarkan penjelasan Prof.
Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik,dikatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi.5
E. Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan tehnik sebagai berikut:
1. Angket (kuisioner)
Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi
mengenai kegiatan hafalan Al-Qur`an siswa dalam proses belajar Al-Qur`an
Hadits.
Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai empat
kemungkinan jawaban yang berjumlah genap ini dimaksud untuk
menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak
mempunyai jawaban yang jelas.
Penyusunan angket hafalan Al-Qur`an mengacu kepada aspek-
aspek kegiatan hafalan Al-Qur`an, sikap dan motivasi, kemampuan siswa,
kompetensi pembimbing dan hasil belajar yang terdiri dari 20 item dengan
perincian sebagai berikut:
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2002) Cet. Ke- 5, h.112
50
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Hafalan al-Qur`an
Variable X Indikator Nomor Angket
Posistif
(+)
Negatif
(-)
1. Aktifitas
hafalan Al-
Qur`an
1.1. Pendapat siswa tentang
kegiatan hafalan Al-Qur`an
1.2. Tujuan siswa mengikuti
hafalan Al-Qur`an
1.3. Manfaat kegiatan hafalan
Al-Qur`an
1.4. Waktu kegiatan hafalan Al-
Qur`an
2
3
4
5
1
2. Sikap dan
Motivasi
2.1. Sikap siswa dalam
melaksanakan hafalan Al-
Qur`an
2.2. Perasaan siswa mengikuti
kegiatan hafalan Al-Qur`an
2.3. Rutinitas siswa di rumah
2.4. Motivasi orang tua
2.5. Motivasi siswa
7
8
9
10,11,12
6
3. Kemampuan
Siswa
3.1. Kemampuan siswa dalam
hafalan Al-Qur`an
3.2. kemampuan siswa dalam
memilih metode hafalan
Al-Qur`an
13,14
15
4. Kompetensi
Pembimbing
4.1. Aktifitas pembimbing
dalam kegiatan hafalan Al-
Qur`an
16
51
4.2. Metode penyampaian
hafalan Al-Qur`an yang
digunakan pembimbing
4.3. Kompetensi pembimbing
terhadap materi hafalan Al-
Qur`an
17
18
5. Pengaruh
Hasil
Belajar
5.1. Kaitan Kegiatan Hafalan
Al-Qur`An Terhadap
Pelajaran Al-Qur`An
Hadits
5.2. Hasil Nilai Pelajaran Al-
Qur`An Hadits setelah
mengikuti kegiatan hafalan
Al-Qur`an
19
20
2. Observasi
Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan dengan
pengamatan dan pencatatan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi
sekolah atau deskripsi lokasi penelitian yang dilaksanakan di MTs Asy-
Syukriyah Cipondoh Tangerang.
3. Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh
data yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang
diperoleh melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah,
guru bidang studi Al-Qur`an Hadits dan pembimbing hafalan Al-Qur`an.
4. Studi Dokumenter
Studi dokumenter diperlukan untuk mencari data tentang prestasi
belajar siswa yaitu nilai raport pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits
semester ganjil 2010/2011.
52
F. Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data
tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi
juga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai
berikut:
1. Editing
Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah
editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang
kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari
kekeliruan dan kesalahan.
2. Scoring
Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya penulis
memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket.
Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah:
Tabel 3.2
Skor Jawaban Angket Hafalan Al-Qur`an
Positif (+) Negatif (-)
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu 4 Tidak pernah 1
Sering 3 Kadang-kadang 2
Kadang-kadang 2 Sering 3
Tidak pernah 1 Selalu 4
Setelah itu, untuk mengetahui besar prosentase jawaban angket dari
responden, dengan urmus berikut ini:
%100xN
FP
Diketahui:
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
53
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase
Ketentuan skala persentase yang digunakan adalah:
100 % = Seluruhnya
85 % - 99 % = Hampir seluruhnya
68 % - 84 % = Sebagian besar
51 % - 67 % = Lebih dari setengah
50 % = Setengah
34 % - 49 % = Hampir setengah
17 % - 33 % = Sebagian kecil
0 % = tidak ada
Kemudian hasil seluruh jawaban siswa dengan melihat rata-rata
jumlah skor, dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Skor Angket Hafalan Al-Qur`an
Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban
25 – 50 Rendah
51 – 75 Sedang
76 – 100 Tinggi
Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah
ada. Karena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara
hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa, maka
yang dipakai adalah rumus “r” product moment. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:
])(][)([
))((
222 YYNXXN
YXXYNrxy
54
Diketahui:
xyr = Angka indeks korelasi “r” product moment
N = Number of Cases
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
X = Jumlah seluruh skor X
Y = Jumlah seluruh skor Y
Setelah diperoleh angka indeks product moment korelasi “r”, maka
dilakukan interpretasi secara sederhana dengan mencocokan hasil
penelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di
bawah ini:
Table 3.4
Interpretasi Data
Besarnya “r”
product
moment
Interpretasi
0.0 - 0.20
0.20 - 0.40
0.40 - 0.70
0.70 - 0.90
0.90 - 1.00
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variabel X dan variabel Y)
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat
atau tinggi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi
55
Selanjutnya untuk menentukan data penelitian ini signifikan atau
tidak, interpretasi juga menggunakan tabel nilai “r” (rt), dengan terlebih
dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom (df) yang
rumusnya adalah:
df = N - nr
df : degrees of freedom
N : Number of Casees
Nr : Banyaknya variabel (hafalan Al-Qur`an dan prestasi belajar siswa)
Rumus selanjutnya adalah untuk mencari kontribusi variabel X
terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100 %
KD : Koefisien Determination (kontribusi variable X terhadap variable Y)
r : Koefisien korelasi antara variable X dan Y
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTS Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang
1. Sejarah Berdirinya MTS Asy-syukriyyah
Berawal dari tahun 1980, berupa pengajian biasa yang berlangsung
pada malam hari dengan kajian Al-Qur`an dan tajwid di sebuah surau kecil
ternyata semakin lama semakin diminati oleh masyarakat sekitar yang
menginginkan putra-putrinya memiliki pengetahuan tentang Al-Qur`an. Dan
semakin lama pengajian tersebut semakin bertambah jumlah muridnya dan
akhirnya Bapak H. Djaman (Alm) berniat untuk mendirikan sekolah yang
berlatar pendidikan agama Islam. Alhamdulillah berkat perjuangan beliau
yang gigih dan sifat kedermawanannya beliau mewakafkan sebidang tanah
dengan luas ± 3.400 m2. dari lahan inilah kemudian dibangun tiga lokal ruang
belajar untuk para murid menimba ilmu agama dan mengasah keterampilan.
Mereka mendapat bimbingan langsung dari Bapak H. Djaman, namun karena
usia yang semakin senja akhirnya pengelolaan pengajian tersebut yang
merupakan cikal bakal berdirinya Madrasah Tsanawiyah dilimpahkan kepada
putranya bernama H. Acep Abdul Syukur, Lc.
Dengan semangat dakwah yang tinggi, H. Acep Abdul Syukur, Lc
terus mengembangkannya sehingga pada tahun 1987 dimulailah penggarapan
pondasi gedung dengan lokal yang lebih banyak untuk menampung
banyaknya murid yang berminat untuk belajar di madrasah tersebut. Sejalan
dengan digulirkannya surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri (Menteri
57
Agama, Pendidikan dan Menteri Dalam Negeri) yang mengatur pengelolaan
pendidikan agama yang harus diselaraskan dengan kurikulum pemerintah.
Maka pendidikan di madrasah Asy-Syukriyyah harus berjalan seperti
pendidikan umum lainnya yang mengajarkan tidak hanya pengetahuan agama,
tapi juga dilengkapi dengan pengetahuan umum walaupun waktu belajar
masih tetap sore hari.
Selanjutnya untuk memperkuat posisi Asy-Syukriyyah sebagai
lembaga yang diakui sebagai lembaga pendidikan yang resmi, pada tanggal 14
Januari 1987 didirikanlah yayasan dengan nama yayasan Asy-Syukriyyah di
hadapan akta notaris:Roni H. Gunawan, SH. Dengan nomor 20 tahun 1987.
Menyusul kemudian diterbitkannya izin operasional Madrasah Tsanawiyah
Asy-Syukriyyah pada tanggal 12 September 1988 oleh kantor Departemen
Agama Kabupaten Tangerang dengan nomor izin operasi : Mi-
04/PP.005/2946/1988 dengan nomor statistik : 212280502022 dan diangkatlah
H. Moch Djailani, HD sebagai ketua madrasah yang pertama.1
2. Adapun Visi, Misi dan Tujuan MTS Asy-Syukriyyah
a. Visi:
Membentuk generasi cerdas, kreatif dan berakhlak mulia dalam sistem
pendidikan Islam yang kafah
b. Misi:
1) Menjadikan Islam sebagai landasan hidup.
2) Mengintegrasikan nilai Islam kedalam bangunan kurikulum.
3) Melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam
mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
4) Mengutamakan nilai ukhuwah dalam semua interaksi antar warga
sekolah.
5) Membangun budaya 4 Rasa; Rawat, Rapih, Ringkas, Asri dan
Damai.
6) Menjamin seluruh proses kegiatan sekolah untuk selalu
berorientasi pada mutu.
1 Hasil Observasi di MTS. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, pada tgl 11 Februari 2011
58
7) Menumbuhkan Budaya profesionalisme yang tinggi di kalangan
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Tujuan
Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan sebuah pendidikan
yang berkualitas, MTs Asy-Syukriyyah terus membenahi diri dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang
pendidikan.
Adapun tujuan didirikannya madrasah tersebut antara lain :
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara rutinitas dan
efektif.
2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
3) Mendorong siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat
dikembangkan secara optimal.2
3. Letak Geografis
Sekolah MTs Asy-Syukriyyah berada pada kecamatan Cipondoh, Jl.
KH. Hasyim Ashari Km.3 kelurahan Poris Plawad Indah Kecamatan
Cipondoh Tangerang. Letaknya yang cukup strategis dan mudah
dijangkau oleh kendaraan roda dua dan roda empat, di belakang sekolah
terdapat perumahan penduduk dan di depan sekolah jalan raya yang cukup
luas, sehingga memudahkan transportasi siswa ke sekolah.3
4. Keadaan Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah
a. Struktur Organisasi
Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi di lembaga
Madrasah Tsanawiyah yang memiliki kebijakan-kebijakan penuh dalam
mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar meskipun demikian ia juga
memiliki tanggung jawab kepada Yayasan. Dalam menjalankan
kepemimpinannya, kepala sekolah dibantu olek staf yang ditunjuk, yaitu 2
orang wakil kepala sekolah serta Tata Usaha yang mengatur kegiatan
2 Hasil Observasi di MTS. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, pada tgl 11 Februari 2011
3 Hasil Observasi di MTS. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, pada tgl 11 Februari 2011
59
administrasi sekolah. Adapun struktur organisasi di Madrasah Tsanawiyah
Asy-Syukriyyah adalah sebagai berikut:4
Tabel 4.1
Struktur Organisasi
MTS Asy-Syukriyyah
Tahun Pelajaran 2008/2013
4 Achmad Fadillah, A.Md, Kaur Tata Usaha MTS. Asy-Syukriyyah, Data atau Arsip
Madrasah, tgl 11 Februari 2011
Kepala Sekolah
Mamat Rahmat
Wakasek Bid.Kesiswaan
Abdul Roup, S.Pd.I
Wakasek Bid.Sarana
Prasarana
Dede Suryati, S.Pd
Wakasek
Bid.Kurikulum
Arsyad, S.Pd
Anggota
Dewan Guru
Staff Tata Usaha
Sopian
Pembantu Umum
H. Asdi
60
b. Keadaan Siswa
Dalam perkembangannya, Madrasah Tsanawiyah Asy-syukriyyah
tidak hanya dipenuhi oleh siswa dari cipondoh saja namun juga oleh siswa
yang berasal dari luar wilayah cipondoh. Hal ini menandakan bahwa
keberadaan Madrasah ini cukup baik perkembangannya di mata
masyarakat. Jumlah siswa yang meningkat dari tahun ke tahun merupakan
indikator perkembangannya, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Perkembangan siswa MTs Asy-Syukriyyah tahun 2009-2010
NO Siswa kelas Jumlah Siswa
1 Kelas VII 16 Orang
2 Kelas VIII 24 Orang
3 Kelas IX 15 Orang
Jumlah 55 Orang
c. keadaan Guru
Guru merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar serta sebagai pigur sentral dalam mengemban amanat yang
sangat mulia disuatu lembaga pendidikan. Guru juga turut berperan aktif
dalam pengembangan sumber daya manusia yang sangat potensial di
dalam mengoptimalisasikan hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian
guru sebagai salah satu unsur pendidikan harus dapat berperan lebih aktif
serta melaksanakan tugasnya sebagai tenaga profesional sesuai dengan
perkembangan.
Tenaga pengajar selain bertugas mengajar di kelas, pada umumnya
guru di MTS Asy-Syukriyyah mendapat tugas tambahan, seperti mendapat
tugas sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah ,urusan kurikulum dan
urusan sarana prasarana, dan lain-lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran berikut ini.5
5 Al-Achmad Fadillah, A.Md, Kaur Tata Usaha MTS. Asy-Syukriyyah, Data atau Arsip
Madrasah, tgl 11 Februari 2011
61
Tabel 4.3
Data keadaan Guru MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang
No Nama Pengajar Mata Pelajaran Pendidikan
Terakhir
1 Mamat Rahmat Pend. Kewarganegaraan SMA
2 Anshori Fahmi, S.Ag Sejarah Kebudayaan Islam Sarjana
3 Bahrudin Naviza Bahasa Arab SMA
4 Dede Suryati, S.Pd Bahasa Indonesia Sarjana
5 Dra. Esti Suryati Fiqih Sarjana
6 Dra. Kartini Matematika Sarjana
7 Drs. Mahmud Al-Qur`an Hadits Sarjana
8 Drs. Ma`mun Adung Sejarah Sarjana
9 Drs. Nasirul Haq Matematika Sarjana
10 Nurjanah, S.Ag Bahasa Arab Sarjana
11 Drs. Ocip Abdul Rosyid Fisika Sarjana
12 Drs. Poniman Aryanto IPS Sarjana
13 Arsyad, S.Pd Sains (Fisika) Sarjana
17 Siti Romlah, S.Pd Bahasa Inggris Sarjana
18 Abdul Rouf, S.PdI Aqidah Akhlak Sarjana
19 Dra. Hj. Sri Sulastri Al-Qur`An Hadits Sarjana
20 Diana, S.pd Sains (Biologi) Sarjana
21 Farida Kesuma Dewi, S.KOM TIK Sarjana
22 Sawanih Penjaskes SMA
23 Ida Farida, S. Pd IPS Sarjana
24 Hj. Siti Mukhlisoh Bahasa Arab Sarjana
62
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang terdapat di MTs Asy-Syukriyyah
Cipondoh Tangerang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana menurut jumlah dan kondidi
No Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1 Ruang Belajar 3 Baik
2 Lab. Komputer 1 Baik
3 Perpustakaan 1 Baik
4 Lapangan Olah Raga 1 Baik
5 Kantin 1 Baik
6 Ruang Kantor Kepala Sekolah 1 Baik
7 Ruang Kantor Tata Usaha 1 Baik
8 Ruang Guru 1 Baik
9 Musholla 1 Baik
10 Kamar Mandi / WC 3 Baik
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua jenis rang
dalam kondisi baik.
B. Pelaksanaan kegiatan Hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah
Cipondoh Tangerang
Kegiatan hafalam Al-Qur`an yang dilakuakn di Mts Asy-Syukriyah
termasuk kegiatan belajar mengajar dan merupakan bagian dari pelajaran Al-
Qur`an Hadits yang diusulkan oleh guru bidang studi pelajaran tersebut karena
terangkum di dalamnya usaha menciptakan lulusan yang terbaik dengan
memiliki hafalan Al-Qur`an sebagai pedoman dan suatu usaha praktek
pembiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa membedakan
antara lulusan madrasah dan sekolah umum.
Adapun kegiatan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah
dilaksanakan pada hari jum`at, untuk putri dari pukul 11.00 – 12.30 dan untuk
63
putra setelah selesai shalat jum`at sedangkan pelaksanaannya digabung dalam
satu kelas. Materi yang diberikan dalam hafalan Al-Qur`an yaitu semua surat
Al-Qur`an yang terdapat dalam Juz`Amma atau Juz 30 dan untuk kelas IX di
tambah dengan surat-surat pilihan, seperti Al-Mulk, Al-Waqi`ah, dan lain-
lain. Kegiatan hafalan Al-Qur`an diawali dengan membaca secara bersama-
sama surat-surat dalam Juz`Amma yang sudah dihafal, kemudian semua siswa
menyetorkan hafalan Al-Qur`an satu persatu sampai semua siswa
menyetorkan hafalannya.
C. Deskripsi Data
Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing,
maka langkah berikutnya menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dengan
menggunakan rumus prosentase. Berikut ini peneliti sajikan hasil prosentase
jawaban.
Tabel 4.5
Apakah kegiatan hafalan Al-Qur`an dapat mengganggu pelajaran anda
yang lain
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
0
1
18
36
0 %
1.82 %
32.73 %
65.45 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 0 % siswa menjawab
menghafal Al-Qur`an selalu mengganggu pelajaran yang lain, 1.82 % siswa
menjawab sering, 32,73 % siswa menjawab kadang-kadang dan 65.45 %
siswa menjawab tidak.
64
Tabel 4.6
Apakah tujuan atau niat anda untuk menghafal Al-Qur`an selalu ikhlas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
2 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
32
17
6
0
58.18 %
30.91 %
10.91 %
0 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 58.18 % siswa
menjawab menghafal Al-Qur`an selalu ikhlas , 30.91 % siswa menjawab
sering, dan 10.91 % siswa menjawab kadang-kadang.
Tabel 4.7
Apakah anda merasa beribadah ketika hafalan Al-Qur`an
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
3 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
28
13
13
1
50.90 %
23.64 %
23.64 %
1.82 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 50.90 % siswa
menjawab selalu merasa beribadah ketika hafalan Al-Qur`an, 23.64 % siswa
menjawab sering dan kadanga-kadang dan 1.82 % siswa menjawab tidak.
65
Tabel 4.8
Apakah dengan menghafal Al-Qur`an anda merasa terjauh dari sifat
madzmumah atau tercela
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
4 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17
11
20
7
30.91 %
20 %
36.36 %
12.73 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 30.91 % siswa
menjawab menghafal Al-Qur`an sering merasa terhindar dari sifat
madzmumah, 20 % siswa menjawab sering, 36.36 % siswa menjawab kadang-
kadang dan 12.73 % siswa menjawab tidak.
Tabel 4.9
Apakah anda selalu meluangkan waktu untuk menghafal AL-Qur`an setelah
selesai shalat lima waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
5 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10
19
24
2
18.18 %
34.55 %
43.64 %
3.63 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 18.18 % siswa
menjawab selalu meluangkan waktu untuk mengahafal Al-Qur`an setelah
selesai shalat 5 waktu, 34.55 % siswa menjawab sering, 43.64 % siswa
menjawab kadang-kadang dan 3.63 % siswa menjawab tidak.
66
Tabel 4.10
Apakah anda tidak pernah merasa jenuh dalam menghafal Al-Qur`an
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
6 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
1
14
20
20
1.82 %
25.46 %
36.36 %
36.36 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1.81 % siswa menjawab
selalu tidak merasa jenuh menghafal Al-Qur`an, 25.46 % siswa menjawab
sering, 36.36 % siswa menjawab kadang-kadang dan tidak.
Tabel 4.11
Apakah anda merasa menghafal Al-Qur`an itu penting
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
7 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
21
23
5
6
38.18 %
41.82 %
9.09 %
10.91 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 38.18 % siswa
menjawab menghafal Al-Qur`an itu selalu penting, 41.82 % siswa menjawab
sering, 9.09 % siswa menjawab kadang-kadang dan 10.91 % siswa menjawab
tidak.
67
Tabel 4.12
Apakah anda sering mengulang hafalan Al-Qur`an di rumah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
8 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18
20
17
0
32.73 %
36.36 %
30.91 %
0 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 32.73 % siswa
menjawab selalu mengulang hafalan Al-Qur`an di rumah, 36.36 % siswa
menjawab sering, 30.91 % siswa menjawab kadang-kadang.
Tabel 4.13
Apakah orang tua anda mengetahui perkembangan hafalan Al-Qur`an anda
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
9 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
30
13
8
4
54.54 %
23.64 %
14.55 %
7.27 %
Jumlah 55 100 %
Dari ntabel di atas dapat diketahui bahwa 54.54 % siswa
menjawab orang tua selalu mengetahui perkembangan hafalan Al-Qur`an,
23.64 % siswa menjawab sering, 14.55 % siswa menjawab kadang-kadang
dan 7.27 % siswa menjawab tidak.
68
Tabel 4.14
Apakah dengan menghafal Al-Qur`an, anda merasa mempunyai
pedoman hidup
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
10 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
32
15
5
3
58.18 %
27.27 %
9.09 %
5.46 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 58.18 % siswa
menjawab dengan hafalan Al-Qur`an selalu merasa mempunyai pedoman
hidup, 27.27 % siswa menjawab sering, 9.09 % siswa menjawab kadang-
kadang dan 5.46 % siswa menjawab tidak.
Tabel 4.15
Apakah anda pernah merasa iri melihat hafalan Al-Qur`an teman anda
bertambah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
11 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
21
19
10
5
38.18 %
34.55 %
18.18 %
9.09%
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 38.18 % siswa
menjawab selalu merasa iri melihat hafalan Al-Qur`an teman bertambah,
34.55 % siswa menjawab sering, 18.18 % siswa menjawab kadang-kadang
dan 9.09 % siswa menjawab tidak.
69
Tabel 4.16
Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah mengikuti kegiatan
hafalan Al-Qur`an khususnya pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
12 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14
22
17
2
25.46 %
40 %
30.91 %
3.63 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 25.46 % siswa
menjawab motivasi belajarnya selalu meningkat setelah mengikuti kegiatan
hafalan Al-Qur`an khususnya pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits, 40 %
siswa menjawab sering, 30.91 % siswa menjawab kadang-kadang dan 3.63 %
siswa menjawab tidak.
Tabel 4.17
Dalam menghafal Al-Qur`an, apakah anda selalu melisankan dan
menghafalkan dengan ingatan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
13 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13
18
20
4
23.64 %
32.73 %
36.36 %
7.27%
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 23.64 % siswa
menjawab dalam menghafal Al-Qur`an selalu melisankan dan menghafal
dengan ingatan, 32.73 % siswa menjawab sering, 36.36 % siswa menjawab
kadang-kadang dan 7.27 % siswa menjawab tidak.
70
Tabel 4.18
Apakah anda sudah hafal semua surat dalam Al-Qur`an
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
14 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5
21
22
7
9.09 %
38.18 %
40 %
12.73 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 9.09 % siswa menjawab
selalu hafal semua Al-Qur`an, 38.18 % siswa menjawab sering, 40 % siswa
menjawab kadang-kadang dan 12.73 % siswa menjawab tida
Tabel 4.19
Apakah anda selalu memilih metode yang cocok terlebih dahulu
ketika menghafal Al-Qur`an
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
15 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8
12
22
13
14.55 %
21.81 %
40 %
23.64 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 14.55 % siswa
menjawab selalu memilih terlebih dahulu metode yang cocok dalam
menghafal Al-Qur`an, 21.81 % siswa menjawab sering, 40 % siswa menjawab
kadang-kadang dan 23.64 % siswa menjawab tidak.
71
Tabel 4.20
Apakah pembimbing hafalan Al-Qur`an anda selalu memberi
motivasi ketika menyetorkan hafalan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
16 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
23
21
11
0
41.82 %
38.18 %
20 %
0 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 41.82 % siswa
menjawab pembimbing hafalan selalu memberi motivasi ketika menyetorkan
hafalan, 38.18 % siswa menjawab sering, dan 20 % siswa menjawab kadang-
kadang.
Tabel 4.21
Apakah anda selalu mengikuti Metode hafalan Al-Qur`an yang
pembimbing anda berikan ketika hafalan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
17 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14
13
18
10
25.46 %
23.63 %
32.73 %
18.18 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 25.46 % siswa
menjawab selalu mengikuti metode hafalan Al-Qur`an yang pembimbing
berikan etika hafalan, 23.63 % siswa menjawab sering, 32.73 % siswa
menjawab kadang-kadang dan 18.18 % siswa menjawab tidak.
72
Tabel 4.22
Apakah pembimbing anda selalu memperhatikan dan mengevaluasi
hafalan Al-Qur`an anda di sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
18 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
25
16
7
7
45.45 %
20.09 %
12.73 %
12.73 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 45.45 5 siswa
menjawab pembimbing selalu memperhatikan dan mengevaluasi hafalan Al-
Qur`an di sekolah, 20.09 % siswa menjawab sering, 12.73 % siswa menjawab
kadang-kadng dan tidak.
Tabel 4.23
Kaitan kegiatan hafalan Al-Qur`an dengan pelajaran Al-Qur`an
Hadits
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
19 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
22
19
10
4
40 %
34.55 %
18.18 %
7.27 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 40 % siswa menjawab
hafalan Al-Qur`an selalu membantu dalam proses belajar di kelas, terutama
pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits, 34.55 % siswa menjawab sering, 18.18
% siswa menjawab kadang-kadang dan 7.27 % siswa menjawab tidak.
73
Tabel 4.24
Hasil nilai pelajaran Al-Qur`an Hadits setelah mengikuti hafalan Al-
Qur`an
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
20 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
6
28
19
2
10.91 %
50.91 %
34.55 %
3.63 %
Jumlah 55 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 10.91 % siswa
menjawab selalu mendapatkan atau memperoleh nilai yang baik dalam mata
pelajaran Al-Quir`an Hadits setelah mengikuti hafalan Al-Qur`an, 50.91 %
siswa menjawab sering, 34.55 % siswa menjawab kadang-kadang, dan 3.63 %
siswa menjawab tidak.
Setelah hasil angket dihitung jumlah skor dibagi dengan jumlah
responden (3269 : 55), maka hasil yang diperoleh adalah 59.436. dengan
demikian, jumlah skor rata-rata tingkat hafalan Al-Qur`an MTs Asy-
Syukriyyah Cipondoh Tangerang adalah cukup baik.
Dari hasil angket diketahui bahwa jumlah skor jawaban siswa
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.25
Klasifikasi jumlah skor jawaban siswa dari angket hafalan Al-Qur`an
klasifikasi Jumlah siswa Keterangan jumlah skor
jawaban
25-50 1 siswa Rendah
51-75 54 siswa Sedang
76-100 - Tinggi
74
Jadi, tingkat hafalan Al-Qur`an menurut pendapat siswa dianggap
sedang atau baik, yakni antara 51-75, sebanyak 54 siswa.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa diambil dari daftar nilai siswa pada buku daftar
nilai (legger), prestasi belajar yang diambil oleh penulis adalah nilai raport
siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut:
Tabel 4.26
Daftar Nilai Siswa Dalam Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits Semester 1
No Nama Responden Nilai
1 Atikah Kusumondari 75
2 Ayub Ashraaf 70
3 Danu Yusuf 70
4 Marwah 65
5 Mira Fajriana 70
6 M. Riziq 70
7 Nia Maslaha 70
8 Nisrina Nurunnisa 75
9 Nuraini Zulfah 80
10 Nurzen Syururi 65
11 Rizaldo Bagus Dinata 65
12 Safa 65
13 Sri Uswatun Hasanah Hasna 75
14 Winda Suryaning Hana 75
15 Yoga Adhitia Agestiarto 70
16 Nadia Ariesta Mulyawati 70
17 Ahmad Robiani 65
18 Anis Rohimah 65
19 Dedi Maelani 70
20 Dede Yunengsih 70
75
21 Della Alyssa 70
22 Diana 70
23 Duni 60
24 Ega Aditya 60
25 Heni Krisnawati 70
26 Muhammad Ataibi Ali Mas`ud 60
27 Muhammad Nur 65
28 Muhammad Dezan 65
29 Muhammas Ilhamudin 70
30 Nurhikmah 70
31 Nursaidah 70
32 Rahmat Ilham 70
33 Rahmawati 65
34 Rani Hafsari 70
35 Ririk cahya P 65
36 Riza Ghifani 65
37 Rizki Taufik Rumona 65
38 Salsabilla 65
39 Sarah Mardianti 65
40 Siti Nurhaizah 65
41 Ari Kurniawan 80
42 Dwi Julistia Ningsih 85
43 Dwi Septilia Ningsih 85
44 Faruq Imadudin 85
45 Haru Al Rasid 80
46 Jamaluddin 85
47 M. Hilmy Anshari 80
48 M. Raja Fadillah.S 80
49 Muhammad Fatha Rizqi 80
50 Nur Indah Aini 80
76
51 Raden gagah Suharto 80
52 Randi Fikri Bachtiar 80
53 Rheza Rhazaqa 80
54 Riska Mustopa 80
55 Tiara Nurul 85
∑ N = 55 ∑ Nilai=3950
Jumlah nilai keseluruhan bidang studi Al-Qur`an Hadits siswa/siswi
MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang yang diteliti adalah 3950. Setelah
jumlah nilai 3950 dibagi dengan jumlah responden yang berjumlah 55 orang,
maka nilai rata-rata siswa/siswi MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang
dalam bidang studi Al-Qur`an Hadits adalah 71.82. dengan demikian, nilai
rata-rata prestasi belajar siswa dalam bidang studi Al-Qur`an Hadits di MTs
Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang adalah baik. Hasil tersebut bila
ditafsirkan sesuai dengan hasil belajar siswa (raport), nilai 70 ke atas berarti
lulus.
Tabel 4.27
Daftar Nilai angket Siswa tentang hafalan Al-Qur`an
No Nama Responden Nilai
1 Atikah Kusumondari 78
2 Ayub Ashraaf 80
3 Danu Yusuf 68
4 Marwah 80
5 Mira Fajriana 76
6 M. Riziq 69
7 Nia Maslaha 70
8 Nisrina Nurunnisa 65
9 Nuraini Zulfah 65
10 Nurzen Syururi 66
11 Rizaldo Bagus Dinata 69
12 Safa 78
77
13 Sri Uswatun Hasanah Hasna 79
14 Winda Suryaning Hana 78
15 Yoga Adhitia Agestiarto 79
16 Nadia Ariesta Mulyawati 78
17 Ahmad Robiani 71
18 Anis Rohimah 61
19 Dedi Maelani 71
20 Dede Yunengsih 70
21 Della Alyssa 79
22 Diana 75
23 Duni 75
24 Ega Aditya 83
25 Heni Krisnawati 80
26 Muhammad Ataibi Ali Mas`ud 79
27 Muhammad Nur 74
28 Muhammad Dezan 78
29 Muhammas Ilhamudin 76
30 Nurhikmah 76
31 Nursaidah 75
32 Rahmat Ilham 69
33 Rahmawati 68
34 Rani Hafsari 70
35 Ririk cahya P 76
36 Riza Ghifani 69
37 Rizki Taufik Rumona 79
38 Salsabilla 76
39 Sarah Mardianti 74
40 Siti Nurhaizah 74
41 Ari Kurniawan 70
42 Dwi Julistia Ningsih 84
78
43 Dwi Septilia Ningsih 89
44 Faruq Imadudin 70
45 Haru Al Rasid 79
46 Jamaluddin 68
47 M. Hilmy Anshari 66
48 M. Raja Fadillah.S 80
49 Muhammad Fatha Rizqi 70
50 Nur Indah Aini 81
51 Raden gagah Suharto 70
52 Randi Fikri Bachtiar 70
53 Rheza Rhazaqa 76
54 Riska Mustopa 85
55 Tiara Nurul 78
∑ N = 55 ∑ Nilai=4092
D. Pengolahan dan Analisis Data
Untuk menguji data antara skor angket hafalan Al-Qur`an dengan
prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa, terlebih dahulu dikorelasikan kedua
variabel tersebut, seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.28
Analisis Korelasi Variabel X (Hafalan Al-Qur`an) dan Variabel Y (Presatasi
Belajar Siswa)
No X Y X2 Y
2 XY
1 62 75 3844 5625 4650
2 64 70 4096 4900 4480
3 54 70 2916 4900 3780
4 64 65 4096 4225 4160
5 61 70 3721 4900 4270
6 55 70 3025 4900 3850
79
7 65 70 4225 4900 3920
8 52 75 2704 5625 3900
9 52 80 2704 6400 4160
10 53 65 2809 4225 3445
11 55 65 3025 4225 3575
12 62 65 3844 4225 4030
13 63 75 3969 5625 4725
14 62 75 3844 5625 4650
15 63 70 3969 4900 4410
16 62 70 3844 4900 4340
17 57 65 3249 4225 3705
18 49 65 2401 4225 3185
19 57 70 3249 4900 3990
20 56 70 3136 4900 3920
21 63 70 3969 4900 4410
22 60 70 3600 4900 4200
23 60 60 3600 3600 3600
24 66 60 4356 3600 3960
25 64 70 4096 4900 4480
26 63 60 3969 3600 3780
27 59 65 3481 4225 3835
28 62 65 3844 4225 4030
29 61 70 3721 4900 4270
30 61 70 3721 4900 4270
31 60 70 3600 4900 4200
32 55 70 3025 4900 3850
33 54 65 2916 4225 3510
34 56 70 3136 4900 3920
35 61 65 3721 4225 3965
36 55 65 3025 4225 5575
80
37 63 65 3969 4225 4095
38 61 65 3721 4225 3965
39 59 65 3481 4225 3835
40 59 65 3481 4225 3835
41 56 80 3136 6400 4480
42 67 85 4489 7225 5695
43 71 85 5041 7225 6035
44 56 85 3136 7225 4760
45 63 80 3969 6400 5040
46 54 85 2916 7225 4590
47 53 80 2809 6400 4240
48 64 80 4096 6400 5120
49 56 80 3136 6400 4480
50 65 80 4225 6400 5200
51 56 80 3136 6400 4480
52 56 80 3136 6400 4480
53 61 80 3721 6400 4880
54 68 80 4624 6400 5440
55 62 85 3844 7225 5270
∑ 3269 3950 196.516 286.500 236.920
])(][)([
))((
222 YYNXXN
YXXYNrxy
])3950(286500.55][)3269(196516.55[
)3950)(3269(920.236.55
22
]1560250015757500][1068636110808380[
550.912.12600.030.13
155000.122019
118050
81
01891294500
118050
34,137524
118050
858,0
Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan
variabel Y sebesar 0,858 itu berarti korelasi tersebut bertanda positif.
Untuk melihat interpretasi terhadap angka indeks korelasi product
moment secara kasar atau sederhana terletak pada angka 0,70-0,90 yang
berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan variabel X dan
variabel Y itu signifikan atau tidak, maka “r” hasil perhitungan dibandingkan
dengan “r” tabel. Sebelum membandingkannya, maka terlebih dahulu dicari
“df” atau “db” nya dengan rumus df = N-nr. Berdasarkan tabel di atas, siswa
yang diteliti atau yang menjadi sampel penelitian disini adalah 55 orang.
Dengan demikian N = 55. variabel yang dicari korelasinya adalah variabel X
dan variabel Y; jadi nr = 2. maka dengan mengacu kepada rumus di atas,
dengan mudah dapat kita peroleh df-nya yaitu : df = 55-2 = 53. Dengan “df”
sebesar 53, dikonsultasikan dengan tabel nilai “r”, baik pada taraf signifikan
5% maupun pada taraf signifikan 1%.
Dengan melihat “rt” diperoleh hasil sebagai berikut:
Pada taraf signifikan 5% = 0,250
Pada taraf signifikan 1% = 0,325
82
Ternyata “rxy
“ atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” baik pada
taraf signifikan 5% maupun 1% yaitu (0.858>0,250/0,325). Dengan demikian
hipotesa nol (Ho) ditolak, sedangkan hipotesa alternatif (Ha) diterima. Ini
berarti bahwa terdapat hubungan/korelasi yang positif dan signifikan antara
hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa.
Kemudian untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedua variabel
tersebut maka dapat di hitung dengan menggunakan rumus Koefisien
Determinasi, yaitu KD = r2x 100% = 0,74 x 100% = 74%. Dan hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar Al-Qur`an
Hadits siswa ditentukan atau dipengaruhi oleh hafalan Al-Qur`an sebesar
73,61%, maka 26,39% lagi ditentukan oleh faktor lain.
Berdasarkan uraian statistik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian menunjukan terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara
hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-
Qur`an Hadits sebesar 73,61%.
Kegiatan hafalan Al-Qur`an memiliki peran untuk membantu siswa
dalam kegiatan belajar terutama pada bidang studi Al-Qur`an Hadits, karena
disamping materi pelajaran bidang studi tersebut diambil dari potongan ayat
Al-Qur`an yang terdapat pada juz`amma, juga dapat meningkatkan daya ingat
dan memberi ketenangan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, seperti yang dikemukakan
sebelumnya yaitu bahwa prestasi belajar Al-Qur`an Hadits dapat dipengaruhi
83
oleh kegiatan hafalan Al-Qur`an. Hal ini memberikan implikasi bahwa
hubungan keduanya terbentuk seperti garis lurus yang saling berhubungan
dan bekerja sama, dalam arti jika kegiatan hafalan Al-Qur`an ditingkatkan
maka prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa juga meningkat. Implikasi
praktis yang dapat dilakukan adalah upaya peningkatan kegiatan hafalan Al-
Qur`an dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa.
Secara umum dapat digambarkan respon siswa terhadap kegiatan
hafalaan Al-Qur`an menunjukan bahwa respon siswa terhadap kegiatan
hafalan Al-Qur`an mencapai rata-rata 59,45 dan termasuk dalam kategori
cukup baik. Hasil pengamatan selama kegiatan hafalan Al-Qur`an
menunjukan bahwa terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh siswa
selain dapat meningkatkan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa,
diantaranya sebagai sarana dan media menambah ilmu, dapat membantu
siswa untuk menjaga hafalannya yang telah dikuasai agar tidak mudah lupa
dan lalai, dapat memperbaiki kualitas hafalan, dapat saling memperdengarkan
hafalan dan bacaan masing-masing, dan dapat diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi terdapat beberapa faktor kendala atas penentu
keberhasilan kegiatan hafalan Al-Qur`an seperti: pengelolaan kelas yang
belum optimal, waktu yang disediakan untuk kegiatan hafalan Al-Qur`an
kurang, dan masih rendahnya kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur`an.
Hal ini menyebabkan belum secara keseluruhan kegiatan hafalan Al-Qur`an
memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kegiatan hafalan Al-Qur`an yang dilaksanakan di MTs Asy-Syukriyyah
merupakan kegiatan penunjang pembelajaran Al-Qur`an Hadits siswa yang
dilaksanakan pada hari Jumat pukul 11 sampai 12.30 untuk putri dan
setelah selesai shalat Jumat untuk putra. Materi hafalan Al-Qur`an yaitu
semua juz 30 (Juz `Amma) untuk kelas VII dan VIII sedangkan untuk
kelas IX ada tambahan materi yaitu surat-surat pilihan seperti Al-Mulk,
Al-Waqi`ah dan lain-lain.
2. Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada responden dikatakan
bahwa kegiatan hafalan Al-Qur`an mencapai rata-rata 59,436. dengan
demikian sesuai dengan data yang ada, hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-
Syukriyyah Cipondoh Tangerang adalah berada pada rata-rata sedang atau
cukup baik.
3. Nilai rata-rata prestasi hasil belajar Al-Qur`an Hadits siswa MTs Asy-
Syukriyyah Cipondoh Tangerang tergolong baik.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hafalan Al-Qur`an
dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa MTs Asy-Syukriyyah
Cipondoh Tangerang. Terlihat kontribusi kecenderungan kegiatan hafalan
85
Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa ditunjukan oleh hasil koefisien
korelasi sebesar 0,858 dengan kontribusi sebesar 73,61 % terhadap prestasi
belajar siswa dan 26,39 % ditentukan oleh faktor lain.
B. Saran
1. Kepada pihak sekolah penulis meminta agar dapat memberikan tambahan
waktu untuk kegiatan hafalan Al-Qur`an sehingga kegiatan tersebut dapat
tercapai secara optimal.
2. Bagi pihak guru penulis menghimbau agar terus memperhatikan hafalan
Al-Qur`an siswa dan terus meningkatkan bimbingannya agar tujuan
hafalan Al-Qur`an yang ditargetkan dapat tercapai dengan baik.
3. Kepada orang tua penulis menghimbau agar lebih memberikan motivasi
atau dorongan kepada anak tentang arti penting membaca dan menghafal
ayat-ayat Al-Qur`an di rumah serta mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa tertarik dan senang untuk menghafal dan
menambah terus hafalannya karena mampu tidaknya seorang anak dalam
membaca dan menghafal Al-Qur`an merupakan tanggung jawab orang tua
juga.
86
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khubawi, Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir, Durratun Nashihin,
(Surabaya: Haromain Jaya, 2005).
Al-Qarni, A`idh bin Abdullah, 391 Hadits Pilihan (Jakarta: Darul Haq, 2007), Cet.
Ke-1.
Al-Qardhawi, Yusuf, Menumbuhkan Cinta Kepada Al-Qur`an, Terj. dari Kayfa
Nata`amalu ma`a Al-Qur`an Al-`Azhim oleh Ali Imron, (Yogyakarta:
Mardhiyah Press,2007), Cet. 1.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3.
Ar Rumi, Fahd bin Abdurrahman, Ulumul Qur`an, ( Yogyakarta: Titihan Ilahi
Press, 1997).
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2005) Cet. Ke- 1.
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Bandung: PT Syamil Cipta
Media, 2005)
, Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits, (Jakarta: Direktorat Kelembagaan
Agama Islam, 2004).
___, Kurikulum dan Hasil Belajar, (Jakarta: Departemen Agama, 2003)
Derajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-3
Hafidz, Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Jakarta: Bumi
Aksara ,1994), Cet. 1.
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1997), Cet. Ke 3.
Hasyim, Husaini A. Madjid, Syarah Riyadhus Shalihin, terj. dari Riaydhus
Shalihin oleh Mu`ammal Hamidy dan Imron A. Manan, (Surabaya: PT Bina
Ilmu, 1993), Cet. Ke-1.
Khon, Abdul Madjid, Praktikum Qira`at, (Jakarta: Amzah, 2008), Cet. ke 1
KTSP, Al-Qur`an Hadits. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan), Madrasah Tsanawiyah.
Mansyur, Moehammad, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, (Jakarta:
PT. Singo Abadi Inti, 1982).
87
Mughni, Mudhafar, ushul fiqh 1, (Jakarta: Lingkar Studi Islam Publishing, 2003),
Cet. Ke-1.
Muhammad bin Ismail, Imam Abdullah, Shahih Bukhari, terj.dari Shahih Bukhari
Juz VI oleh Achmad Sunarto, (Semarang: CV. Asy Syifa`,1993), Cet 1
Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005).
Nawabudin, Abdurrab, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Bandung: Cv. Sinar
Baru,1991).
Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Garis-Garis Besar Program
Pengajaran, (Jakarta: Departemen Agama, 1980)
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),
Cet. Ke-19
Qari`, M. Taqiyul Islam, Cara mudah menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Gema Insani
Press, 1998).
Rouf, Abdul Aziz Abdu, Kiat Sukses Menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Dzilal Pess,
1996). S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), cet. Ke-4.
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
cet. Ke-4.
S, Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jamera, 1982),
Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV.
Pedoman Ilmu Jaya, 2006), cet. Ke-4.
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar dan mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,
1986).
Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, psikologi suatu pengantar
(dalam perspektif Islam), (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. 1.
Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-18.
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka
Cipta, 1995).
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Rosdakarya, 1995).
Syamsudin, Achmad Yaman, Cara Mudah Menghafal Al-Qur`an (Solo: Insan
Kamil, 2007)
88
Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh Jilid I (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1997).
Sujiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: rajawali Press, 2003).
Sugianto, Ilham, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Bandung: Mujahid Press,
2004).
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke-1.
Tirtonegoro, Surtatinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya,
(Jakarta:Bina Aksara,2006).
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Press, 2002), cet. Ke-1.
Winata, Udin Saripudin dan Rustana Adi Winata, Perencanaan Pengajaran,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan
Universitas Terbuka, 1998), Cet. Ke-6.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), Cet.
Ke-3.
, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989).
Zen, Muhaimin, Tata Cara atau Problematika Menghafal Al-Qur`an (Jakarta:
Pustaka Al-husna, 1985).
Lampiran 1
Nama : No. Responden :
Kelas : Jenis Kelamin :
Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan berilah tanda cek list (√)
pada kolom jawaban sesuai dengan pendapat kamu.
Alternativ jawaban dan skor yang disediakan adalah sebagai berikut:
Untuk skor jawaban pertanyaan positif adalah sebagai berikut:
Selalu (S) : 4 Kadang-kadang (KK) : 2
Sering (SR) : 3 Tidak pernah (TP) : 1
Adapun skor jawaban pertanyaan negatif adalah sebagai berikut:
Selalu (S) : 1 Kadang-kadang (KK) : 3
Sering (SR) : 2 Tidak pernah (TP) :4
No Pertanyaan dan pernyataan S SR KK TP
1 Apakah kegiatan hafalan Al-Qur`an dapat
mengganggu pelajaran anda yang lain?
2 Apakah tujuan atau niat anda untuk menghafal Al-
Qur`an selalu ikhlas?
3 Apakah anda merasa beribadah ketika hafalan Al-
Qur`an?
4 Apakah dengan menghafal Al-Qur`an anda merasa
terjauh dari sifat madzmumah atau tercela?
5 Apakah anda selalu meluangkan waktu untuk
menghafal Al-Qur`an setelah selesai shalat 5
waktu?
6 Apakah anda tidak pernah merasa jenuh dalam
menghafal Al-Qur`an?
7 Apakah anda merasa menghafal Al-Quran itu
penting?
8 Apakah anda sering mengulang hafalan al-Qur`an
di rumah?
9 Apakah orang tua anda mengetahui perkembangan
Lampiran 1
hafalan Al-Qur`an anda?
10 Apakah dengan menghafal Al-Qur`an, anda
merasa mempunyai pedoman hidup
11 Apakah anda pernah merasa iri melihat hafalan
teman anda bertambah
12 Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah
mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an khususnyqa
pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits
13 Dalam menghafal Al-Qur`an, apakah anda selalu
melisankan dan menghafalkan dengan ingatan
14 Apakah anda sudah hafal semua surat dalam Al-
Qur`an?
15 Sebelum memulai hafalan Al-Qur`an, apakah anda
memilih-milih metode yang cocok terlebih dahulu
16 Apakah pembimbing hafalan Al-Qur`an anda
selalu memberi motivasi ketika menyetorkan
hafalan
17 Apakah anda selalu mengikuti metode hafalan Al-
Qur`an yang pembimbing anda berikan ketika
hafalan
18 Apakah pembimbing anda selalu memperhatikan
dan mengevaluasi hafalan Al-Qur`an anda di
sekolah?
19 Apakah Kegiatan Hafalan Al-Qur`An Membantu
Anda Dalam Kegiatan Proses Belajar Di Kelas,
Terutama Pada Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits
20 Apakah anda selalu mendapatkan atau
memperoleh nilai yang baik dalam mata pelajaran
Al-Qur`an Hadits setelah mengikuti kegiatan
hafalan Al-Qur`an
Lampiran 2
LEMBAR BERITA WAWANCARA
Hari :
Tanggal :
Interview :
Tempat :
Pertanyaan
1. Apa yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an?
2. Sejak kapan keiatan hafalan Al-Qur`an diadakan di MTs Asy-Syukriyyah?
3. Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan hafalan Al-Qur`an di MTs
Asy-Syukriyyah?
4. Metode apa yang digunakan dalam penyampaian materi hafalan Al-Qur`an di
MTs Asy-Syukriyyah?
5. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan hafalan Al-Qur`an yang diadakan
di MTs Asy-Syukriyyah?
6. Adakah mamfaat dengan diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an di MTs
Asyu-Sykriyyah baik oleh siswa maupun guru bidang studi Al-Qur`an Hadits?
7. kapan waktu dilaksanakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an?
8. Adakah perubahan terhadap prestasi belajar Al-Qur`an Hadits setelah
diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an?
9. Adakah hambatan dalam penyampaian kegiatan hafalan Al-Qur`an di MTs
Asy-Syukriyyah baik yang dirasakan oleh guru pembimbing maupun siswa?
10. Upaya apa saja yang dilakukan pembimbing kegiatan hafalan Al-Qur`an,
terutama bagi siswa yang sulit menerima materi hafalan Al-Qur`an?
Lampiran 2
Jawaban :
1. Dengan diadakannya hafalan Al-Qur`an diharapkan setelah lulus dari MTs
Asy-Syukriyyah siswa bisa hafal Juz `Amma dengan lancar sehingga dapat
membedakan antara sekolah madrasah dengan sekolah umum dan siswa pun
bisa menambah bacaannya dalam shalat.
2. Sejak 3 tahun terakhir berdirinya MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang.
3. Materi hafalan yang ditargetkan untuk saat ini baru juz 30 untuk kelas VII dan
VIII sedangkan untuk kelas IX ada tambahan dengan surat-surat pilihan
seperti Al-Mulk, Al-Waqi`ah dan lain-lain.
4. Metode yang digunakan adalah metode wahdah yaitu dengan cara menghafal
satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya dan kemudian satu
persatu menyetorkan hafalannya ke pembimbing hafalan Al-Qur`an.
5. Respon siswa terhadap kegiatan hafalan Al-Qur`an bagus, mereka merasa
senang karena dengan adanya kegiatan tersebut siswa dapat terbantu dalam
belajar pelajaran Al-Qur`an Hadits karena materi Al-Qur`annya lebih banyak
diambil dari Juz `Amma.
6. Ada, beberapa manfaat dengan diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an
diantaranya yaitu siswa dan guru sama-sama dapat memiliki hafalan dan dapat
bertambah hafalannya setiap Minggu.
7. Waktu dilaksanakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an setiap hari Jumat, untuk
putri jam 11-12.30 dan untuk putra setelah selesai melaksanakan shalat Jumat.
8. Ada, sejak diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an prestasi belajar Al-Qur`an
Hadits siswa menjadi meningkat karena dibiasakan menghafal Al-Qur`an
yang ayat-ayatnya banyak terdapat di materi pelajaran Al-Qur`an Hadits.
9. Ada, hambatan tersebut diantaranya ada beberapa anak yang belum bisa baca
Al-Qur`an sehingga sulit untuk menghafal begitu pun waktu yang disediakan
tidak cukup untuk anak-anak menyetorkan hafalannya.
10. Upaya yang dilakukan pembimbing diantaranya memberi waktu lebih banyak
untuk hafalan dan meminta orang tua membimbingnya di rumah.
Lampiran 2