HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN
PENGETAHUAN LABEL GIZI DENGAN MEMBACA LABEL
GIZI PRODUK PANGAN KEMASAN PADA KONSUMEN DI 9
SUPERMARKET WILAYAH KOTA TANGERANG
SELATAN TAHUN 2016
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
WIDIA OKTAVIANA
1112101000094
PEMINATAN GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
i
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATPEMINATAN GIZI MASYARAKATSkripsi, Maret 2017
WIDIA OKTAVIANA, NIM : 1112101000094
Hubungan antara Karakteristik Individu dan Pengetahuan Label Gizidengan Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9Supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016xvii+ 99 halaman, 18 tabel, 2 bagan, 2 gambar, 3 lampiran
ABSTRAKLabel gizi pada produk kemasan merupakan salah satu informasi nilai gizi
yang tertera pada kemasan tujuannya sebagai fasilitas dalam memilih produkkemasan yang sehat dan sesuai kebutuhan kepada konsumen (BPOM, 2005).Akan tetapi, membaca label gizi masih mendapat perhatian yang kurang darikonsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristikindividu dan pengetahuan label gizi dengan membaca label gizi produk pangankemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun2016. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel sebanyak161 konsumen yang diambil secara Kuota Sampling.
Hasil penelitian bahwa 54,7% (112 responden) responden jarang membacalabel gizi pada produk kemasan. Adapun jenis zat gizi pada label gizi yang dibacaoleh responden, diantaranya sering membaca vitamin. Hanya ingin tahu adalahalasan responden membaca label gizi, produk makanan seperti mie instan adalahyang sering dibeli konsumen,sedangkan pada konsumen yang tidak membacalabel gizi,beralasan karena konsumen tidak paham/tidak mengerti terkait labelgizi. Adapun hasil statistik bivariat, diketahui bahwa terdapat hubungan signifikanantara tingkat pendidikan dan pengetahuan label gizi terhadap membaca label giziproduk pangan kemasan.
Saran untuk BPOM dan LSM, dapat bekerjasama dalam meningkatkanpenyuluhan dan penyebaran poster gizi produk kemasan sebagai upayamemperhatikan label gizi pada kemasan kepada masyarakat
Kata Kunci: Membaca label gizi, Karakteristik individu, Pengetahuan labelgizi, Konsumen, Supermarket
Daftar Bacaan: 54 (1997-2016)
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCESSYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTAPROGRAME STUDY OF PUBLIC HEALTH SCIENCEPUBLIC HEALTH NUTRITION CONCENTRATIONUndergraduate Thesis, March 2017
WIDIA OKTAVIANA, NIM : 1112101000094
Relation of Individual Characteristic and Knowledge Nutrition Labeling withReading Nutrition Labeling Product Packed by Consumers of nineSupermarket in City South Tangerangxvii + 99 pages, 18 tables, 2 charts, 2 images, 3 attachments
ABSTRACTThe nutritional label on the product packaging is one of information
amounts of nutrients listed on the packaging of its purpose as a facility inchoosing packaging products are healthy and appropriate to the needs ofconsumers (BPOM, 2005). However, reading nutrition labels still receive lessattention from consumers.
This study aims to determine the relationship between individualcharacteristics and knowledge by reading the nutrition label nutrition label on thepackaging of food products consumers in the supermarket 9 South TangerangCity area in 2016. This study used a cross-sectional study design. A sample of 161consumers taken by quota sampling.
The results of the study that 54.7% (112 respondents) of respondentsrarely read the nutritional label on the product packaging. The types of nutrientsin nutritional labeling is read by the respondents, including frequent reading ofvitamins. Just want to know is the reason the respondent to read nutrition labels,food products such as instant noodles are often bought by consumers, whileconsumers who prefer not to read nutrition labels, reasoned because consumersdo not understand / do not understand the associated nutritional labels. Theresults of the bivariate statistics, it is known that there is a significant relationshipbetween the level of education and knowledge of nutrition labels to read thenutrition labels of food products packaging.
Suggestions for BPOM and NGOs, can collaborate in improvingnutritional counseling and dissemination of posters packaging products in aneffort to pay attention to nutrition labels on the packaging to the community
Keywords: Reading Nutrition labeling, Individual Characteristic, KnowledgeNutrition Labeling, Consumen, SupermarketBibliography: 54 (1997-2016)
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Widia Oktaviana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat,tanggal lahir : Palembang, 10 Oktober 1993
Agama : Islam
Alamat Rumah : Desa Bailangu Barat, Kecamatan Sekayu, Kota Sekayu
Palembang Sumatera Selatan
Alamat Sekarang : Gang Leman, No.80A/RT 03 RW 08 Kelurahan Pisangan
Kesamatan Ciputat Tangerang Selatan 15419
Email : [email protected]
Telepon : 0812-7299-8693
Pendidikan Formal
Periode 1999-2005 : SD N 3 Desa Bailangu Kecamatan Sekayu :
Periode 2005-2008 : SMP N 7 Desa Bailangu Kecamatan Sekayu
Periode 2008-2011 : MA Negeri MODEL Sekayu
Periode 2012-2017 :S1 Peminatan Gizi, Program Studi Kesehatan Masyarakat
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
Periode 2013-2014 : Bendahara As-Shoff Musi Banyuasin
Pengalaman Kerja
Periode 2015 : Pengalaman Belajar Lapangan di PKM Pondok Pucung
Periode 2016 : Magang di Puskesmas Cisauk Tangerang
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Karakteristik
Individu dan Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca Label Gizi Produk
Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermarket Wilayah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016” dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M. Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, PhD selaku Kepala Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS selaku Pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan
laporan skripsi
4. Ibu Dela Aristi, MKM selaku Pembimbing 2 yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan laporan skripsi
5. Ibu Mukhalidah Hanun, MKM selaku Dosen Gizi yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan
laporan skripsi
6. Ibu Febrianti, M.Si, bpk Dr. M. Farid Hamzens, Msi dan ibu Fitrianna
Cahyaningrum, M.Gz selaku penguji, terimakasih atas kritik dan saran
yang membangun sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lebih
baik.
viii
7. Umak (ibu) Romlah sekaligus menjadi ayah yang telah membesarkan,
memberikan kepercayaan, dukungan, kasih sayang, kesabaran,
mendo’akan dan segalanya yang umak punya hingga saya bisa sampai
pada tahap ini. Terimakasih mak, You’re My Always Sunshine
8. Kakak Sutan Syarif Hidayat, Ayuk Pratiwi Ulandari dan Adik Bella
Agustina yang tak henti-hentinya memberikan dukungan semangat, kasih
sayang, materi, kepercayaan, dan selalu mendoa’kan. Terimakasih atas
segalanya
9. Keluarga Besar, Alm. Kakek Arifin Abbas yang telah memberikan
dukungan materi dan kepercayaan, kepada Paman, bibi yang telah
memberikan pengalaman semasa kuliah
10. Teman-teman Kesmas angkatan 2012, Peminatan Gizi 2012 khususnya
(Tuti, Evi, Riska, Pradita, Ajeng, Ani, Andini, Cece, Tyas) serta
Keluarga As-Shoff Muba sebagai rumah kedua bagi saya. Terimakasih
atas dukungan, ilmu, kritik, saran dan pengalaman.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dari awal
perkuliahan hingga skripsi yang tak bisa disebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap,
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya.
Jakarta, Maret 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISTILAH
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah lembaga pemerintah non
departemen yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Informasi Nilai Gizi adalah daftar kandungan zat gizi pangan pada label pangan
sesuai dengan format yang dibakukan
Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau
membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan
maupun tidak.
Pedagang besar (Wholesale) adalah perdagangan secara besar dimana aktivitas
utamanya adalah sebagai distributor jual beli
Satuan Metrik adalah satuan berat atau isi/volume antara lain gram atau mililiter
Supermarket adalah supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang
menjual segala kebutuhan sehari-hari. Kata yang secara harfiah yang diambil
dari bahasa Inggris ini artinya adalah pasar yang besar. Barang barang yang
dijual di supermarket biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari hari.
Ritel (retail) adalah melakukan aktivitas penjualan kepada konsumen akhir
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................... iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR......................................................................................... vii
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 7
D. Tujuan.......................................................................................................... 8
1. Tujuan Umum.......................................................................................... 8
2. Tujuan Khusus......................................................................................... 8
E. Manfaat........................................................................................................ 9
1. Bagi Prodi Kesehatan Masyarakat........................................................... 9
2. Bagi Peneliti .......................................................................................... 10
F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 11
A. Membaca Label Gizi pada Produk Pangan Kemasan ............................... 11
1. Pengertian Label Pangan ....................................................................... 11
2. Informasi Nilai Gizi............................................................................... 12
3. Peraturan lain dalam Label Kemasan Pangan ....................................... 14
xi
4. Dampak Membaca Label Gizi............................................................... 17
B. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Membaca Label Gizi Pangan
Kemasan .................................................................................................... 19
1. Karakterisk Individu.............................................................................. 20
2. Pengetahuan mengenai Label Gizi ........................................................ 23
3. Faktor lain.............................................................................................. 25
C. Kerangka Teori.......................................................................................... 26
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 28
A. Kerangka Konsep ...................................................................................... 28
B. Definisi Operasional.................................................................................. 30
C. Hipotesis Penelitian................................................................................... 33
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 34
A. Desain Penelitian....................................................................................... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 34
1. Populasi ................................................................................................. 34
2. Sampel ................................................................................................... 35
D. Perhitungan Sampel................................................................................... 35
E. Teknik Pengambilan Sampel..................................................................... 37
F. Sumber Data Penelitian ............................................................................. 37
G. Instrumen Penelitian.................................................................................. 37
H. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 38
I. Cara Pengumpulan Data............................................................................ 39
J. Pengolahan Data........................................................................................ 39
K. Analisis Data ............................................................................................. 41
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 42
A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................................... 42
B. Analisis Univariat...................................................................................... 44
xii
1. Gambaran Distribusi Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan
pada Konsumen di 9 Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan
tahun 2016 ............................................................................................. 44
2. Gambaran Distribusi Karakteristik Individu pada Konsumen
Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan .................................... 49
3. Gambaran Distribusi Pengetahuan Label Gizi pada Konsumen di 9
Supermaket Wilayah Kota Tangerang Selatan...................................... 50
C. Analisis Bivariat ........................................................................................ 51
1. Hubungan Usia dengan Membaca Label Produk Pangan Kemasan ..... 52
2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Membaca Label Gizi Produk Pangan
Kemasan ................................................................................................ 53
3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Membaca Label Produk Pangan
Kemasan ................................................................................................ 53
4. Hubungan Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca Label Gizi Produk
Pangan Kemasan ................................................................................... 54
BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................... 56
A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 56
B. Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9
Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016 ..................... 56
1. Jenis Zat Gizi yang sering dibaca .......................................................... 58
2. Alasan Membaca Label Gizi ................................................................. 59
3. Tipe Produk yang sering dibeli.............................................................. 60
4. Pengaruh Membaca Label Gizi terhadap Pembelian............................. 60
5. Alasan tidak Membaca Label Gizi ........................................................ 61
C. Faktor yang berhubungan dengan Membaca Label Gizi Produk Pangan
Kemasan pada Konsumen di 9 Supermaket wilayah Kota Tangerang
Selatan tahun 2016 .................................................................................... 62
xiii
1. Hubungan antara Usia dengan Membaca Label Gizi Produk Pangan
Kemasan ................................................................................................ 62
2. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Membaca Label Gizi Produk
Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermaket wilayah Kota
Tangerang Selatan tahun 2016 .............................................................. 64
3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Membaca Label Gizi
Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermaket wilayah
Kota Tangerang Selatan tahun 2016...................................................... 66
4. Hubungan antara Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca Label Gizi
Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermaket wilayah
Kota Tangerang Selatan tahun 2016...................................................... 68
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 70
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 70
B. SARAN ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 73
LAMPIRAN......................................................................................................... 80
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional.................................................................................... 30
4.1 Perhitungan Besar Sampel Minimum ......................................................... 36
5.1 Distribusi Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumendi 9 Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan.................................... 44
5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Zat Gizi yang di baca pada Produk PanganKemasan ...................................................................................................... 45
5.3 Distribusi Kapan Membaca Label Gizi pada Produk Pangan Kemasan ...... 46
5.4 Distribusi Alasan Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan.............. 46
5.5 Distribusi Tipe Produk Pangan Kemasan yang sering di beli oleh Konsumendi 9 Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016................. 47
5.6 Pengaruh Membaca Label Gizi terhadap Pembelian Produk PanganKemasan ...................................................................................................... 48
5.7 Distribusi Alasan Konsumen tidak Membaca Label Gizi Produk PanganKemasan di 9 Supermarket Wilayah kota Tangerang Selatan Tahun 2016 48
5.8 Distribusi Usia pada Konsumen di 9 Supermaket Wilayah Kota TangerangSelatan.......................................................................................................... 49
5.9 Distribusi Jenis Kelamin pada Konsumen di 9 Supermaket Wilayah KotaTangerang Selatan ....................................................................................... 49
5.10 Distribusi Tingkat Pendidikan pada Konsumen di 9 Supermaket WilayahKota Tangerang Selatan............................................................................... 50
5.11 Distribusi Pengetahuan Label Gizi pada Konsumen di 9 SupermaketWilayah Kota Tangerang Selatan ................................................................ 50
5.12 Distribusi Jawaban pada masing-masing pertanyaan pengetahuan mengenaiLabel Gzi ..................................................................................................... 51
5.13 Hubungan Usia dengan Membaca Label Produk Pangan Kemasan ............ 52
5.14 Hubungan Jenis Kelamin dengan Membaca Label Produk Pangan Kemasan..................................................................................................................... 53
5.15 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Membaca Label Produk PanganKemasan ...................................................................................................... 54
5.16 Hubungan Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca Label Gizi ProdukPangan Kemasan.......................................................................................... 54
xv
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teori......................................................................................... 273.1 Kerangka Konsep ..................................................................................... 29
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman2.1 Contoh Informasi Nilai Gizi pada Label Kemasan ................................. 135.1 Gambar Lokasi Penelitian ....................................................................... 42
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner PenelitianLampiran 2 Output Uji Validitas dan ReliabilitasLampiran 3 Output Analisis Univariat dan Bivariat
1
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Label gizi pada produk kemasan merupakan salah satu informasi
nilai gizi yang tertera pada kemasan tujuannya adalah sebagai fasilitas
dalam memilih produk kemasan yang sehat dan sesuai kebutuhan kepada
konsumen (BPOM, 2005). World Health Organization (WHO) menyatakan
dalam “WHO Global Stategy on Diet, Physical Activity and Health”
pelabelan gizi pada kemasan merupakan kunci informasi yang memfasilitasi
konsumen dalam memilih makanan sehat (WHO, 2010).
Perhatian terhadap label gizi kemasan masih sangat rendah.
Penelitian Castillo (2015) yang dilakukan terhadap 299 konsumen di lima
Supermarket kota Madrid menyatakan bahwa 56,2% penduduknya tidak
membaca label kemasan pangan sebagai keputusan sebelum membeli
produk pangan. Didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nurhasanah (2013) menyatakan 51,6% penduduk DKI Jakarta memiliki
tingkat perilaku yang rendah mengenai pembacaan label gizi. Penelitian
serupa juga dilakukan oleh Devi (2013) terhadap konsumen pasar swalayan
di Kota Semarang, diperoleh lebih dari 50% (71,4%) responden tidak
menggunakan informasi gizi sebagai bahan pertimbangan sebelum membeli
makanan kemasan.
Rendahnya perhatian terhadap label gizi akan berdampak pada
ketidakseimbangan asupan gizi seperti lemak, gula dan garam yang
2
akhirnya pada jangka panjang akan menimbulkan masalah kesehatan berupa
penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi dan kardiovaskular
(Kemenkes, 2014). Menurut data Survei Diet Total tahun 2014, secara
Nasional Penduduk Indonesia memiliki asupan zat gizi tertinggi pada
lemak, gula dan garam. Sebanyak 4,8%, 18,3% dan 26,5% penduduk
mengkonsumsi gula, natrium dan lemak melebihi pesan yang ditentukan
oleh Permenkes nomor 30 tahun 2013. Yaitu mengonsumsi gula >50 gr,
natrium > 2000 mg dan lemak 67 gr perorang/hari (Kemenkes, 2014).
Berdasarkan proporsi asupan zat gizi menurut Provinsi, penduduk Banten
dengan rerata asupan garam (21%), gula (2,1%) dan lemak (62,9%). Rerata
konsumsi tersebut lebih tinggi pada wilayah perkotaan dibandingkan
pedesaan.
Label gizi merupakan informasi terkait gizi yang dicantumkan pada
produk pangan kemasan. Adapun informasi yang dicantumkan seperti kadar
persen karbohidrat, protein, lemak, natrium, vitamin, mineral serta
turunannya (BPOM, 2016). Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI
Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 BAB III pasal 6 tahun 2011 tentang
Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan bahwa pangan
olahan yang mencantumkan klaim dalam label dan iklan harus memenuhi
persyaratan asupan persaji tidak lebih dari: 13 gr lemak total, 4 gr lemak
jenuh, 60 mg kolesterol dan 480 mg natrium perkemasan produk pangan
(BPOM, 2011).
Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa konsumen yang lebih
sering membaca label gizi pada kemasan adalah hanya pada kelompok
3
konsumen yang peduli terhadap pola diet, kesehatan dan penyakit (Platkin
dkk., 2014; Singh, 2015; Volkova & Mhurchu, 2015). Terhadap status
kesehatannya, konsumen akan lebih memperhatikan dan mengerti label gizi
seperti konsumen dengan penyakit kardiovaskular kaitannya dengan asupan
lemak jenuh, hipertensi kaitannya dengan konsumsi natrium (Wardhani,
2016), diabetes kaitannya dengan konsumsi gula dan kanker usus kaitannya
dengan konsumsi serat (Malik dkk., 2012; Hauner dkk., 2012). Beberapa
penelitian menyatakan jenis lemak jenuh (31,4%), serat (25,7%), dan
sodium (20,7%) , sangat jarang dibaca oleh konsumen pada produk pangan
kemasan (Godwin, L. Sandria, 2006). Hasil penelitian Godwin dkk., (2006)
yang menyatakan responden tidak pernah membaca jenis lemak jenuh
(31,4%), serat (25,7%), dan sodium (20,7%). Hasil penelitian Besler, (2012)
yang menyatakan bahwa responden merasa penting untuk melihat
kandungan vitamin (76,8)%, protein (75,8%) dan energi (74,8%). Berbeda
dengan hasil penelitian Castillo (2015) dan Kasapila (2011) yang
menyatakan bahwa 54,8% responden selalu membaca jenis zat adiktif,
lemak, gula dan garam.
Merujuk dari hasil penelitian Devi dkk., 2013; Gongora dkk., 2012;
Castillo dkk., 2015; Grunert dkk., 2010; Nurhasanah, 2013; Zahara, 2009,
terdapat hubungan antara karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan) dan pengetahuan label gizi dengan membaca label gizi pangan
kemasan.
Faktor usia dan jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik
individu yang berhubungan dengan membaca informasi nilai gizi pada label
4
kemasan. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa semakin bertambahnya
usia semakin meningkatnya jumlah konsumen yang membaca informasi
nilai gizi untuk memilih produk makanan kemasan yang sehat (Devi dkk.,
2013). Kelompok usia yaitu 18-65 tahun (71%) cenderung lebih tinggi
persentase dalam membaca label informasi nilai gizi pangan kemasan
(Gongora dkk., 2012). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin 44,9%
perempuan lebih sering membaca informasi nilai gizi pangan kemasan
dibandingkan dengan laki-laki (29,8%) (Castillo dkk., 2015). Terdapat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan membaca
label gizi pada kemasan pangan (P<0,05)
Dilihat berdasarkan tingkat pendidikan (Castillo dkk., 2015) 39,5%
responden yang selalu membaca informasi nilai gizi label pangan kemasan
memiliki tingkat pendidikan tinggi. Sejalan dengan penelitian Gongora dkk.,
(2012) terdapat hubungan yang signifikan antara responden dengan tingkat
pendidikan SMA/sederajat hingga sarjana dengan membaca label gizi
(P<0,05). Penelitian Besler dkk., (2012) terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan konsumen dengan membaca label gizi pada
kemasan pangan.
Pengetahuan mengenai label gizi sangat mempengaruhi seseorang
untuk membaca label sebagai perilaku mencari informasi mengenai gizi
pada kemasan. Mengerti atau memahami isi label gizi pada kemasan
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi konsumen untuk membaca
label kemasan. Hasil penelitian Grunert & Wills (2007) menyatakan bahwa
konsumen tidak banyak yang memahami maksud dari persen, istilah dan
5
standar label gizi itu sendiri. Hasil dari beberapa penelitian yang
menyatakan bahwa rata-rata pemahaman konsumen masih sangat rendah,
terdapat 32% menjawab benar zat gizi apa saja yang tertera pada label gizi
tersebut (Mhurchu, 2007), akan tetapi konsumen tidak mengerti dan
memahami label gizi tersebut.
Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota dengan
kemajuan perindustrian sangat pesat, terlihat dari maraknya persaingan
dalam pasar (BPS Tangerang Selatan, 2015). Pasar modern merupakan
pasar yang saat ini menjadi pilihan masyarakat luas, baik dari kalangan
bawah hingga kalangan atas dapat menikmati layanan yang ada di pasar
modern (Lisa, 2008 dalam Aramiko, 2011). Supermarket adalah salah satu
pasar modern yang menjual produk makanan dan alat rumah tangga secara
ritel dengan luas lahan bangunan sekitar 400 m2 – 5000 m2 (PP nomor 112,
2007). Perkembangan dan kemajuan pasar modern terlihat dibeberapa kota
besar, salah satunya adalah Kota Tangerang Selatan yang memiliki jumlah
supermarket yang terdapat di wilayah Kota Tangerang Selatan sekitar ±32
buah (BPS, 2016). Adapun dari 32 Supermarket yang tersebar di masing-
masing wilayah kecamatan dengan kriteria supermarket penyedia secara
ritel maupun wholesale.
Adapun hasil penelitian Castillo dkk.,(2015), Devi (2013), Grunert
dkk., (2010) dan Murchu (2007) menunjukkan bahwa rata-rata konsumen
yang berbelanja di supermarket memiliki perhatian dan pemahaman yang
kurang terhadap label gizi pada setiap produk Kemasan. Berdasarkan hasil
studi pendahuluan terhadap 30 orang pengunjung di beberapa minimarket
6
wilayah Ciputat didapatkan bahwa sekitar 53% pengunjung tidak membaca
label gizi pada produk kemasan sebelum menempatkan produk kemasan
kedalam keranjang belanja konsumen. Dari hasil studi pendahuluan
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di beberapa
supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan untuk menggambarkan
masyarakat Kota Tangerang Selatan dalam membaca label gizi pada produk
kemasan pangan, dengan judul penelitian ” Hubungan antara Karakteristik
Individu dan Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca Label Gizi Produk
Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermarket Wilayah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Diketahui dari hasil survei konsumsi makanan bahwa penduduk
Indonesia mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam, gula dan
lemak melebihi batas yang ditentukan. Konsumsi makanan dengan tinggi
gula, garam dan lemak, diperoleh dari makanan olahan berupa makanan
kemasan. Sulitnya mengatur pola makan dari makanan yang dikemas
menjadi salah satu faktor tidak seimbangnya asupan zat gizi, sehingga
membaca label gizi merupakan salah satu cara untuk mencegah kelebihan
akan zat gizi tertentu. Sebagaimana yang tercantum dalam Pedoman Gizi
Seimbang (PGS) bahwa membaca label gizi yang terdapat pada pangan
kemasan merupakan salah satu langkah dalam mewujudkan pola makan
seimbang dan memperoleh status gizi yang sehat.
Akan tetapi, perhatian terhadap label gizi yang ada pada label
makanan kemasan masih sangat rendah, hanya enam persen masyarakat
7
yang memperhatikan label pada kemasan. Dilihat berdasarkan hasil
penelitian Asmaiyar, Devi dan Nurhasanah mengenai membaca label
pangan di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Kota Makasar dan DKI
Jakarta serta berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh
peneliti diketahui bahwa hampir sebagian besar konsumen tidak membaca
label gizi pada kemasan yaitu lima puluh tiga persen. Adapun faktor yang
mempengaruhi dengan tidak membaca label gizi adalah faktor karakteristik
responden dan pengetahuan responden mengenai label gizi. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara karakteristik Individu,
pengetahuan label gizi dengan membaca label gizi kemasan pada konsumen
di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut yang menjadi
pertanyaan dalam penelitian:
1. Bagaimana gambaran distribusi membaca label gizi produk pangan
kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016?
2. Bagaimana gambaran distribusi jenis zat gizi yang sering dibaca,
motivasi membaca, tipe produk pangan yang sering dibeli, pengaruh
terhadap pembelian produk, dan alasan tidak membaca produk pangan
kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016?
3. Bagaimana gambaran distribusi karakteristik individu (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan) dalam membaca label gizi produk
8
pangan kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016?
4. Bagaimana gambaran pengetahuan label gizi pada konsumen di 9
supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016?
5. Bagaimana hubungan antara karakteristik individu (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan) dengan membaca label gizi produk
pangan kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016?
6. Bagaimana hubungan antara pengetahuan label gizi dengan membaca
label gizi produk pangan kemasan pada konsumen di 9 supermarket
wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Hubungan antara Karakteristik Individu dan
Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca Label Gizi Produk Pangan
Kemasan pada Konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a). Diketahuinya gambaran distribusi membaca label gizi produk
pangan kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016
b). Diketahuinya gambaran distribusi jenis zat gizi yang sering
dibaca, motivasi membaca, tipe produk pangan yang sering dibeli,
9
pengaruh terhadap pembelian produk, dan alasan tidak membaca
produk Pangan Kemasan pada konsumen di 9 supermarket
wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
c). Diketahuinya gambaran distribusi karakteristik individu (usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan) pada konsumen di 9
supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
d). Diketahuinya gambaran pengetahuan label gizi pada konsumen di
9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
e). Diketahuinya hubungan antara karakteristik individu (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan) dengan membaca label gizi produk
pangan kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016
f). Diketahuinya hubungan antara pengetahuan label gizi dengan
membaca label gizi produk pangan kemasan pada konsumen di 9
supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
E. Manfaat
1. Bagi Prodi Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai pentingnya membaca label gizi, dalam upaya untuk lebih
memperhatikan dan membaca label informasi nilai gizi pada pangan
kemasan sebelum membeli produk pangan kemasan. Sebagai lembaga
pembangunan kesehatan, khususnya bagi prodi Kesehatan Masyarakat
dapat lebih mengembangkan upaya promotif berupa penyebaran
10
poster/pamflet/ atau sosialisasi/penyuluhan mengenai label gizi pada
produk pangan kemasan.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman bagi peneliti dalam pengembangan ilmu kesehatan
masyarakat dimana dituntut untuk meningkatkan upaya Pencegahan
(Preventive) dan Promosi (Promotive).
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik individu dan pengetahuan label gizi dengan membaca label gizi
produk pangan kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota
Tangerang Selatan tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian dengan
desain studi Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan
sampel menggunakan pendekatan Non-probability sampling dengan teknik
Quota Sampling. Data primer dikumpulkan dengan teknik wawancara
dengan pedoman kuesioner pada variabel membaca label gizi produk
pangan kemasan (jenis zat gizi yang sering dibaca, motivasi membaca, tipe
produk pangan yang sering dibeli, pengaruh terhadap pembelian produk,
dan alasan tidak membaca), variabel karakteristik individu (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan) dan variabel pengetahuan label gizi.
Selanjutnya data tersebut akan di analisis menggunakan uji Chi-Square
untuk mendapatkan gambaran dan hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen.
11
2BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Membaca Label Gizi pada Produk Pangan Kemasan
1. Pengertian Label Pangan
Label pangan pada kemasan adalah setiap keterangan mengenai
pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk
lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan
pada atau merupakan bagian kemasan pangan. Adapun kemasan pangan
adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus
pangan baik yang bersentuhan dengan pangan maupun tidak (BPOM,
2011). Tujuan pelabelan dalam pangan kemasan yaitu memberikan
informasi tentang isi produk, sebagai sarana komunikasi produsen dan
konsumen, memberikan petunjuk yang tepat untuk konsumen dan
memberikan rasa aman pada konsumen (BPOM, 2011).
Menurut UU No. 18 tahun 2012 tentang pangan pasal 97 ayat (3)
bahwa pelaku usaha yang memproduksi pangan di dalam negeri untuk
diperdagangkan, wajib mencantumkan label di dalam dan/atau pada
kemasan pangan, baik ditulis atau dicetak dengan menggunakan bahasa
Indonesia serta memuat paling sedikit keterangan mengenai hal berikut,
yaitu: nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi
bersih (Netto), nama dan alamat pihak yang memproduksi atau meng-
impor, halal bagi yang dipersyaratkan, tanggal dan kode produksi, tanggal,
12
bulan dan tahun kadaluarsa, nomor izin edar bagi pangan olahan dan asal
usul bahan pangan tertentu.
Pencantuman informasi nilai gizi diwajibkan pada label pangan
yang memuat keterangan tertentu, yaitu: (BPOM, 2005)
a). Disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin,
mineral dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan
b). Dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dibidang mutu dan gizi pangan, wajib
ditambahkan vitamin, mineral dan atau zat gizi lainnya
2. Informasi Nilai Gizi
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah daftar kandungan zat gizi
pangan kemasan, sesuai dengan format yang dibakukan. Berikut adalah
contoh informasi nilai gizi berdasarkan ketentuan Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM, 2005).
a). Jenis zat gizi yang dicantumkan
Zat gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan
yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat,
air dan komponen lain yang: memberikan energi, diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan/ atau pemeliharaan kesehatan; bila
kekurangan atau kelebihan dapat menyebabkan perubahan
karakteristik biokimia dan fisiologis tubuh (BPOM, 2016)
Beberapa penelitian yang menyatakan bahwa konsumen akan
lebih sering membaca jenis zat gizi tertentu saja, yang dinilai penting
13
untuk diketahui. Penelitian Castillo dkk., (2015) konsumen
supermarket di wilayah Madrid, Spanyol, dari 116 responden yang
selalu membaca label gizi pada produk pangan kemasan terdapat
54,8% membaca zat adiktif (pewarna, perasa dll), 49,5% membaca
lemak, 24,1% membaca gula dan garam. Penelitian serupa juga yang
menyatakan bahwa dari 60 orang responden yang membaca label gizi,
sebagian besar membaca jenis lemak dan sodium 86,6%, dan gula
70% (Kasapila, 2011).
Berikut adalah format pelabelan kandungan gizi pada kemasan
berdasarkan format yang telah ditetapkan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM, 2005)
Sumber: BPOM, 2005
Gambar 2.1 Contoh Informasi Nilai Gizi pada Label Kemasan
INFORMASI NILAI GIZI
Takaran saji ....... (URT) .......... (g/ml)Jumlah Sajian per Kemasan : ............JUMLAH PER SAJIANEnergi Total ... kkal Energi dari Lemak .....kkal
% AKG*Lemak Total ..... g ........%Protein ..... g ........%Karbohidrat Total ..... g ........%Natrium ..... mg ........%Vitamin A .......%Zat Besi .......%*Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih
Mengandung 5 mg omega-3 per sajian
14
1. Takaran Saji
Bagian pertama yang bisa dilihat adalah takaran saji dan jumlah
sajian per kemasan. Takaran saji adalah jumlah pangan olahan yang
wajar dikonsumsi dalam satu kali makan, dinyatakan dalam satuan
metrik atau satuan metrik dan ukuran rumah tangga yang sesuai
dengan pangan olahan tersebut (BPOM, 2015). Takaran saji
mempengaruhi jumlah asupan kalori dan semua nutrisi yang
tercantum pada label. Takaran saji dicantumkan sesuai dengan
ukuran rumah tangga seperti miligram (ml), gram (gr), sendok teh,
sendok makan, sendok takar, gelas, botol, kaleng, mangkuk/cup,
bungkus, sachet, keping, potong, iris (BPOM, 2005) .
2. Nutrisi
Acuan Label Gizi (ALG) adalah acuan untuk pencantuman
keterangan mengenai kandungan gizi pada label produk pangan
sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan golongan
usia dan jenis kelamin. Persen AKG dari kandungan nutrisi yang ada
pada label gizi kemasan akan dikatakan rendah jika ≤ 5% dan tinggi
jika ≥ 20% (BPOM, 2011).
3. Peraturan lain dalam Label Kemasan Pangan
Standar adalah spesifikasi atau persyaratan teknis yang dibakukan,
termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua
pihak yang terkait dengan keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP Nomor 28 tahun 2004).
15
Label pangan kemasan memiliki standar dan aturan yang telah ditentukan.
Standar label pangan kemasan yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki sertifikat mutu pangan
Sertifikasi mutu pangan adalah rangkaian kegiatan penertiban
sertifikasi terhadap pangan yang telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan (PP Nomor 28 tahun 2004). Sedangkan sertifikat mutu
pangan adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga
sertifikasi/laboratorium yang telah diakreditasi yang menyatakan bahwa
pangan tersebut telah memenuhi kriteria tertentu dalam standar mutu
pangan yang bersangkutan (PP Nomor 28 tahun 2004).
b. Memiliki batasan produksi pangan dikonsumsi (kedaluwarsa/expaired)
(BPOM, 2011)
c. Perusahaan produksi baik produksi impor maupun ekspor memiliki
standar dan sertifikat produksi oleh badan penanggungjawab pangan
(UU RI Nomor 18 tahun 2012)
d. Klaim kandungan gizi pada label kemasan. Setiap pangan olahan yang
dikemas harus memiliki klaim pangan kemasan yang diatur dalam
BPOM, RI (2016). Klaim adalah segala bentuk uraian yang
menyatakan, menyarankan atau secara tidak langsung menyatakan
perihal karakteristik tertentu suatu pangan yang berkenaan dengan asal-
usul, kandungan gizi, sifat, produksi, pengolahan, komposisi atau faktor
mutu lainnya (BPOM, 2016)
16
1. Klaim Gizi
Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor
HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim
dalam Label dan Iklan Pangan Olahan BAB I Ketentuan Umum
Pasal 5 ayat (1), klaim kandungan gizi adalah klaim yang
menggambarkan kandungan zat gizi dalam pangan . Adapun yang
dimaksud dengan klaim gizi yaitu kandungan gizi yang ada
didalam pangan olahan dan perbandingan zat gizi. Pada BAB III
mengenai klaim bagian pertama pasal 5, klaim sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 2 ditetapkan dengan memperhatikan
termasuk namun tidak terbatas pada jenis, jumlah dan peranan zat
gizi atau komponen dalam pangan kemasan, jenis pangan, jumlah
pangan yang wajar dikonsumsi sehari, pola konsumsi gizi
seimbang dan keadaan kesehatan masyarakat. Pada Paragraf 1
bagian ke tiga mengenai Klaim Kandungan Zat Gizi pasal 9, klaim
“rendah ... (nama komponen pangan)” atau “bebas ... (nama
komponen pangan)” hanya boleh digunakan pada pangan olahan
yang telah mengalami proses tertentu sehingga kandungan zat gizi
atau komponen pangan tersebut menjadi rendah atau bebas dan
harus sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur.
2. Klaim kesehatan
Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor
HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim
dalam Label dan Iklan Pangan Olahan BAB I Ketentuan Umum
17
Pasal 5 ayat (1), klaim kesehatan yang dimaksud adalah mengenai
fungsi zat gizi dan fungsi lain dalam zat gizi. Klaim fungsi zat gizi
adalah klaim gizi yang menggambarkan peran fisiologis zat gizi
untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi normal tubuh.
Misalnya pangan olahan yang mencantumkan klaim fungsi zat gizi
sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan “sumber”.
Sedangkan klaim fungsi lain adalah klaim yang berkaitan dengan
efek khusus yang menguntungkan dari pangan atau komponen
pangan dalam diet total terhadap fungsi atau aktifitas biologis
normal dalam tubuh, klaim tersebut berkaitan dengan efek positif
untuk memperbaiki fungsi tubuh atau memelihara kesehatan
(BPOM, 2011).
3. Klaim penurunan risiko penyakit
Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor
HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim
dalam Label dan Iklan Pangan Olahan BAB I Ketentuan Umum
Pasal 5 ayat (1), klaim penurunan risiko penyakit adalah klaim
yang menghubungkan konsumsi pangan atau komponen pangan
dalam diet total dengan penurunan risiko terjadinya suatu penyakit
atau kondisi kesehatan tertentu.
4. Dampak Membaca Label Gizi
Berdasarkan pedoman pencantuman informasi nilai gizi pada label
kemasan tahun 2005, label gizi adalah daftar kandungan zat gizi pangan
pada kemasan yang ditetapkan berdasarkan acuan Angka Kecukupan Gizi
18
(AKG). Zat gizi tersebut merupakan substansi pangan yang memberikan
energi, diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan
kesehatan. Akan tetapi jika terjadi kekurangan atau kelebihan zat gizi
tersebut dapat menyebabkan perubahan biokimia dan fisiologis tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian (Castillo dkk., 2015) zat gizi yang
sering menjadi perhatian responden dalam membaca informasi nilai gizi
pada pangan kemasan yaitu 49,5% lemak, 41,5% lemak jenuh, dan hanya
24,1% yang memperhatikan kandungan natrium. Hal serupa juga terjadi
pada hasil penelitian berdasarkan masing-masing negara bagian Eropa
yang menyatakan bahwa informasi nilai gizi yang biasa diperhatikan oleh
responden jenis zat gizi seperti 39,6% kalori, 38 % lemak, dan 9,0%
natrium (Grunert, Wills, & Fernández-Celemín, 2010)
Hasil penelitian Mediani (2014) menyatakan bahwa responden
dengan rata-rata usia >20 tahun akan lebih memperhatikan kandungan zat
gizi protein, vitamin, lemak dan gula pada kemasan dan tidak pernah atau
jarang memperhatikan akan kandungan natrium, serat pangan, dan
kolesterol. Hasil penelitian tersebut serupa juga dengan hasil penelitian
Nurhasanah (2014) bahwa rata-rata konsumen supermarket di wilayah
DKI Jakarta lebih memperhatikan kandungan lemak sedangkan
berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap konsumen pada minimarket
wilayah Tangerang Selatan, rata-rata 50% dari konsumen tidak pernah
membaca dan memperhatikan kandungan natrium, kolesterol, dan serat
pada produk kemasan. Adapun alasan responden yang tidak membaca
label gizi produk pangan kemasan sebagian besar menyatakan tidak paham
19
atau mengerti, tidak cukup waktu untuk membaca dan tidak merasa
penting (Castillo dkk., 2015).
B. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Membaca Label Gizi Pangan
Kemasan
Membaca label pangan merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan untuk mencapai gizi seimbang (Kemenkes, 2014). Perhatian
terhadap label gizi kemasan masih sangat rendah. Penelitian Castillo (2015)
yang dilakukan terhadap 299 konsumen di lima Supermarket kota Madrid
menyatakan bahwa 56,2% penduduknya tidak membaca label kemasan
pangan sebagai keputusan sebelum membeli produk pangan. Didapatkan
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhasanah (2013) menyatakan
51,6% penduduk DKI Jakarta memiliki tingkat perilaku yang rendah
mengenai pembacaan label gizi. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Devi
(2013) terhadap konsumen pasar swalayan di Kota Semarang, diperoleh
lebih dari 50% (71,4%) responden tidak menggunakan informasi gizi
sebagai bahan pertimbangan sebelum membeli makanan kemasan.
Merujuk dari hasil penelitian Devi dkk (2013); Gongora dkk (2012);
Castillo dkk (2015); Grunert dkk (2010); Nurhasanah (2013); Zahara
(2009), terdapat faktor-faktor yang berkaitan dengan membaca label gizi
pangan kemasan pada konsumen yaitu seperti usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan pengetahuan label gizi serta faktor lain yaitu motivasi
membaca dan tipe produk kemasan.
20
1. Karakterisk Individu
a. Usia
Usia merupakan salah satu karakteristik individu yang paling
sering digunakan. Secara biologis, usia menurut Kemenkes RI (2013)
usia remaja/dewasa 19-64 tahun dan lanjut usia 65 tahun keatas
merupakan usia yang matang dalam menentukan informasi yang dapat
mempengaruhi suatu tindakan kesehatan. Individu yang berumur akan
lebih memperhatikan zat gizi yang dimakan untuk peningkatan derajat
kesehatannya. Menurut Grossman dan Nayga (2003) dalam Zahara
(2009) menyatakan penurunan status kesehatan terjadi bersamaan
dengan peningkatan usia. Hal ini juga dibenarkan pada penelitian
Satoto dkk (1997) mengenai faktor risiko penyakit degeneratif bahwa
semakin bertambahnya usia maka akan semakin rentan terhadap
penyakit. Oleh sebab itu pada individu yang lebih tua akan lebih
berhati-hati terhadap makanan yang mereka makan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi dkk
(2013) menyatakan variabel usia menjadi faktor resiko dengan nilai
OR 0,804, dimana terdapat hubungan positif antara usia dengan
praktek pemilihan makanan kemasan. Semakin dewasa usia
responden, semakin baik pula praktek responden dalam pemilihan
makanan kemasan. Responden yang termasuk kategori baik dalam
praktek pemilihan makanan kemasan yaitu pada usia dewasa 20-45
tahun (57,6%). Penelitian serupa menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel usia dengan membaca label
21
gizi pada konsumen (pvalue <0,05), dimana usia 33-49 tahun akan
lebih sering mengecek atau membaca label gizi (Besler dkk., 2012).
Berbeda dengan hasil penelitian Gongora dkk (2012) yang
menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia
responden dengan membaca label informasi nilai gizi (pvalue =0,749)
b. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang
menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan diri. Dimana menurut
Mitchell (1993) dalam Muttohharoh (2013) memaparkan faktor yang
mempengaruhi kepercayaan terhadap suatu informasi yaitu salah
satunya adalah jenis kelamin yang mampu memberikan dampak
terhadap penggunaan label pangan. Hal ini didukung pula oleh hasil
penelitian Castillo dkk (2015) dan Gongora dkk (2012) dimana
persentase laki-laki lebih sedikit dalam memperhatikan label pangan.
Yaitu dari 178 jumlah responden perempuan hanya 80 (44,9%)
diantaranya selalu membaca label informasi nilai gizi pangan kemasan
sedangkan 121 jumlah laki-laki sisanya hanya 36 (29,8%) yang selalu
membaca label informasi nilai gizi pangan kemasan. Terdapat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan membaca label
gizi pada konsumen (pvalue=0,029).
Hasil penelitian Devi dkk (2013) yang mengelompokkan laki-
laki dan perempuan dengan jumlah sama rata yaitu 50% laki-laki dan
50% perempuan, didapatkan hasil bahwa praktek pemilihan makanan
kemasan dengan benar lebih tinggi persentase pada perempuan 61,8%
22
dibandingkan dengan laki-laki 35,3% dengan pvalue =0,029 terdapat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan
praktek pemilihan makanan. Berbeda dengan hasil penelitian
Nurhasanah (2013) yang menyatakan membaca label informasi nilai
gizi pada kategori kurang sebanyak 50.8% laki-laki dan 53.8%
perempuan dengan pvalue =0,875 yang artinya tidak terdapat
hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku membaca
label informasi nilai gizi.
c. Tingkat Pendidikan
Dilihat berdasarkan tingkat pendidikan (Castillo dkk., 2015),
39,5% responden yang selalu membaca informasi nilai gizi label
pangan kemasan memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu pendidikan
sarjana atau S1 sederajat. Penelitian serupa juga menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan memperkaya
pengetahuan yang dimiliki (Devi dkk., 2013). Penelitian serupa juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan dengan membaca label pangan kemasan dengan pvalue
=0,001 (Gongora dkk., 2012). Sedangkan menurut hasil penelitian
Nurhasanah (2013) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan dengan membaca label informasi gizi dengan
pvalue = 0,311.
23
2. Pengetahuan mengenai Label Gizi
Pengetahuan mengenai informasi nilai gizi merupakan suatu hal
penting dan wajib untuk diketahui oleh konsumen, hal ini disebabkan oleh
pengetahuan konsumen akan mempengaruhi tindakan untuk berperilaku
membaca informasi nilai gizi pada label produk kemasan sehingga
tindakan tersebut akan menjadi upaya untuk berperilaku hidup sehat.
Kewajiban konsumen dalam membaca label pangan merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam menciptakan keamanan pangan bagi konsumen.
Hal tersebut tercantum pada pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No.8 tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen mengenai kewajiban konsumen
yaitu membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur
pemakaian atau pemanfaatan barang dan atau jasa demi keamanan dan
keselamatan.
Menurut Notoadmodjo (2010) seseorang akan mendapatkan
pengetahuan pada batas level-level tertentu, seperti:
1. Tahu (know), merupakan kemampuan memanggi kembali
materi yang telah ada sebelumnya
2. Memahami (comprehension), merupakan kemampuan
menginterpretasikan suatu objek yang telah diketahui
3. Aplikasi (application), merupakan kemampuan
mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui pada situasi lain
4. Analisis (analysis), merupakan kemampuan menjabarkan dan
kemudian menghubungkan antar objek yang terdapat dalam
satu bagian yang telah diketahui
24
5. Sintesis, merupakan kemampuan menyusun objek baru dari
objek-objek yang telah ada
6. Evaluasi (evaluation), merupakan kemampuan menilai suatu
objek tertentu
Menurut Dricoutis, Lazaridis dan Nayga (2003) dalam Zahara
(2009) pengetahuan gizi akan mempermudah memahami manfaat dan
membaca label makanan secara efisien. Hal tersebut juga dinyatakan oleh
Setijowati dkk (2010) dalam Ayu (2014) pengetahuan konsumen
mengenai label gizi akan membentuk sikap konsumen dalam membaca
dan memahami label gizi yang terdapat pada produk kemasan sehingga
konsumen dapat menentukan pilihan produk yang tepat. Hasil penelitian
Singh dan Nivi (2015) menyatakan konsumen harus memiliki kemampuan
membaca, menginterpretasikan serta mengevaluasi suatu informasi nilai
gizi dalam membuat keputusan untuk memilih produk kemasan yang
sehat.
Menurut Grunert (2010); Borra (2006); Castillo (2015) tingkat
ingin tahu (interest) konsumen terhadap label gizi masih rendah, dimana
rata-rata konsumen berada pada level pemahaman mengenai label gizi
yang masih kurang. Hasil dari beberapa penelitian yang menyatakan
bahwa rata-rata pengetahuan mengenai label gizi pada konsumen masih
sangat rendah, terdapat 32% menjawab benar zat gizi apa saja yang tertera
pada label gizi tersebut (Mhurchu, dkk. 2007), akan tetapi konsumen tidak
mengerti dan memahami label gizi tersebut. Penelitian Gongora (2012)
menyatakan dari 43% konsumen yang tidak mengerti mengenai istilah dan
25
merasa bingung saat menginterpretasikan informasi tersebut dan masih
kurang yakin informasi yang sebenarnya.
Sejalan dengan hasil penelitian Grunert dan Will (2007) bahwa
konsumen tidak banyak memahami maksud dari persen, istilah dan standar
label gizi itu sendiri, ini merupakan faktor utama konsumen tidak
membaca label gizi pada kemasan. Hasil penelitian Ayu (2014)
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
berupa pemahaman mengenai isi label gizi dengan membaca label gizi
dengan pvalue =0,006. Hasil penelitian Ayu (2014), responden selalu
membaca label gizi, namun tidak menjadikan label gizi sebagai penentuan
dalam memilih produk kemasan yang akan dikonsumsi. Hal tersebut
diduga berkaitan dengan konsumen kurang memahami kandungan gizi
yang baik bagi tubuhnya.
3. Faktor lain
a. Alasan Membaca Label
Membaca label gizi merupakan salah satu motivasi untuk
mencapai kesehatan atau mempertahankan kesehatan, salah satunya
dengan menjaga keseimbangan zat gizi bagi tubuh. Menurut penelitian
Castillo dkk., (2015), Azman & Sahak, (2014) responden membaca
label gizi untuk memilih produk yang sehat sebelum membuat
keputusan untuk membelinya, memperhatikan jenis zat gizi tertentu
karena terdapat alergi dan masalah kesehatan lainnya.
26
b. Tipe Produk Makanan
Bentuk kemasan juga menyesuaikan jenis produk makanan dan
minuman tersebut. Jenis produk pangan kemasan diperoleh dari bahan
makanan olahan maupun makanan yang tidak diolah. Pangan olahan
adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode
tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan, termasuk pangan olahan
tertentu, bahan tambahan pangan, pangan produk rekayasa genetika
dan pangan iradiasi (BPOM, 2011).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan bahwa jenis makanan
adalah produk yang sering di beli oleh konsumen. Serupa dengan
penelitian Kasapila, (2011) bahwa konsumen lebih sering membeli
produk makanan, minuman dan makanan ringan, dimana jenis
makanan yang berlemak dan minyak, susu dan produk susu, jenis
salad, makanan yang diperkaya nilai gizi nya, soft drink dan jus, sereal
sarapan dan makanan kaleng.
C. Kerangka Teori
Kerangka teori ini menggunakan modifikasi hasil penelitian yang
telah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka diatas. Menurut Castillo dkk.,
(2015); Feigenbaum (1989)., Ericsson & Kintsch (1995), Charnes dkk.,
(2001), Jacoby dkk., (1974) dalam Miller dan Diana (2015); Grunert, dkk.
(2010) bahwa variabel karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan serta pengetahuan mengenai label gizi merupakan faktor
yang berhubungan dengan membaca label informasi nilai gizi pada pangan
kemasan. Konsumen yang membaca label gizi pada produk kemasan akan
27
membuat perencanaan pola makan seimbang dengan tujuan menghindari
dari kelebihan asupan zat gizi yang dapat menyebabkan penyakit tidak
menular.
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Castillo dkk. (2015); Feigenbaum (1989).,Ericsson &
Kintsch (1995)., Charnes dkk., (2001).,Jacoby dkk (1974) dalam Miller dan
Diana (2015); Grunert, dkk. (2010)
Karakteristik Individu
Usia
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan
Pengetahuanlabel gizi
Membaca LabelGizi Produk
Kemasan
Perencanaan polamakan seimbang
Penyakit tidakmenular
28
3 BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini mengacu pada kerangka teori yang dimodifikasi
dari hasil penelitian Castillo dkk.,(2015); Feigenbaum (1989).,Ericsson &
Kintsch (1995)., Charnes dkk., (2001).,Jacoby dkk (1974) dalam Miller dan
Diana (2015);Grunert dkk., (2010). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui adanya hubungan antara karakteristik individu dan pengetahuan
label gizi dengan membaca label gizi produk kemasan pada konsumen di 9
supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016. Adapun variabel
dependen yaitu membaca label gizi pada produk kemasan dan variabel
independen pada penelitian ini yaitu karakteristik individu (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan) dan pengetahuan label gizi.
Alasan meneliti variabel karakteristik individu merupakan faktor yang
berhubungan secara langsung dalam menentukan membaca atau tidaknya
suatu label gizi pada kemasan yang memberikan pengaruh kuat dalam
keputusan membeli sehingga akan berdampak pada pola makan yang
seimbang. Variabel pengetahuan mengenai label gizi merupakan faktor
yang berhubungan dengan membaca label gizi, dimana seseorang memiliki
pengetahuan mengenai label gizi maka akan membaca dan memahami isi
informasi yang ada pada label gizi.
Variabel perencanaan pola makan seimbang dan penyakit tidak
menular menjadi variabel yang tidak diteliti karena diperlukan penelitian
29
saat konsumen berada dirumah untuk melihat lebih lanjut mengenai pola
makan yang direncanakan oleh konsumen terhadap produk kemasan yang
dipilih oleh konsumen. Sedangkan untuk variabel penyakit tidak menular
memerlukan diagnosis atau pengukuran secara langsung.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Karakteristik IndividuUsiaJenis KelaminTingkat Pendidikan
Membaca Label Gizi
pada Produk Pangan
Kemasan
Pengetahuanlabel gizi
30
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Instrumen Hasil Ukur Skala Ukur
1 Membaca label gizi
pada produk
pangan kemasan
Frekuensi responden dalam
membaca label gizi produk
pangan kemasan dengan
deskripsi alasan membaca
label gizi
Wawancara Kuesioner 0. Tidak Pernah
1. Jarang
2. Sering
3. Selalu
Ordinal
2 Jenis zat gizi yang
sering dibaca
Frekuensi responden dalam
membaca jenis zat gizi pada
label gizi produk pangan
kemasan
Wawancara Kuesioner 0. Tidak Pernah
1. Jarang
2. Sering
3. Selalu
Ordinal
31
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Instrumen Hasil Ukur Skala Ukur
3 Tipe produk
pangan yang sering
dibeli
Jenis produk kemasan yang
dibeli dalam bentuk kemasan
kaleng, botol, plastik dan
sejenisnya yang memiliki
label gizi
Wawancara Kuesioner
Jenis produk makanan Nominal
4 Pengaruh terhadap
pembelian produk
Mempengaruhi pembelian
pada produk makanan
Wawancara Kuesioner 0. Tidak
1. YaNominal
5 Alasan tidak
membaca produk
pangan kemasan
Tanggapan mengapa tidak
membaca label gizi pada
produk kemasan
Wawancara Kuesioner 1. Tidak merasa penting
2. Tidak cukup waktu
membaca
3. Tidak paham/tidak
mengerti
Nominal
6 Usia Lamanya hidup responden
yang dihitung dari tanggal
lahir sampai tanggal saat
Wawancara Kuesioner1. 18-35 Tahun
2. 36-50 TahunOrdinal
32
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Instrumen Hasil Ukur Skala Ukur
dilakukan penelitian 3. 51-64 Tahun
7 Jenis kelamin Ciri yang membedakan
responden yang satu dengan
lain berdasarkan bentuk fisik
atau tubuh yang dimiliki
Wawancara Kuesioner
1. Laki-laki
2. PerempuanNominal
8 Tingkat pendidikan Jenjang pendidikan tertinggi
yang pernah dicapai dalam
pendidikan formal
Wawancara Kuesioner 1. Rendah
2. Tinggi
(Nurhasanah, 2013)
Ordinal
9 Pengetahuan label
gizi
Kemampuan responden untuk
menentukan segala sesuatu
yang diketahui dan diperoleh
mengenai label gizi yang
tertera pada label kemasan
pangan
Wawancara Kuesioner 0. Tidak Baik (Jika nilai skor
< median)
1. Baik (Jika nilai skor ≥
median)
(Nurhasanah, 2013)
Ordinal
33
C. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan) dengan membaca label gizi produk pangan kemasan pada
konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun
2016
2. Ada hubungan antara pengetahuan label gizi dengan membaca label
gizi produk pangan kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah
Kota Tangerang Selatan tahun 2016
34
4 BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang
bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik individu
(usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) dan pengetahuan label gizi dengan
membaca label gizi produk pangan kemasan pada konsumen di 9
supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016. Penelitian ini
menggunakan desain potong lintang (Cross Sectional) dimana data pada
variabel dependen dan variabel independen diambil secara bersamaan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 9 supermarket yang tersebar di wilayah
Kota Tangerang Selatan yaitu Giant Pamulang, Carrefour Pamulang,
Superindo Pamulang, Tiptop Ciputat, Ramayana Robinson Ciputat, Aneka
Buana Ciputat, Superindo Ciputat Timur, Hero Bintaro dan Giant SPM
Bintaro. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November tahun 2016. .
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang membeli
produk kemasan pada bulan November tahun 2016 di Supermarket
Giant Pamulang, Carrefour Pamulang, Superindo Pamulang, Tiptop
Ciputat, Ramayana Robinson Ciputat, Aneka Buana Ciputat, Superindo
35
Ciputat Timur, Hero Bintaro dan Giant SPM Bintaro wilayah Kota
Tangerang Selatan. Kriteria pengambilan lokasi penelitian yaitu dengan
dilakukan dengan metode proporsive sample, dimana supermarket
dipilih berdasarkan penyedia jasa jual beli secara ritel dan memiliki
beberapa cabang pada kecamatan wilayah Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti dan dianggap
mewakili sebuah populasi penelitian. Sampel diambil dari konsumen
yang ada di masing-masing supermarket dengan memenuhi kriteria
sebagai berikut: :
1. Berusia ≥ 18 tahun
2. Responden bertempat tinggal di Kota Tangerang Selatan
3. Berbelanja di supermarket tersebut
4. Produk pangan yang dibeli merupakan produk yang memiliki label
gizi
D. Perhitungan Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
uji beda 2 proporsi (Hastono, 2011). Perhitungan menggunakan Sample Size
aplikasi komputer. Adapun rumus perhitungan besar sampel yang
dibutuhkan untuk penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
n = (Z1-α/2√2P(1-P) + Z1-β √ P1 (1- P1) + P2 (1- P2))2
( P1- P2)2
36
Keterangan:
N = Besar sampel
Z1-α/2 = Derajat kemaknaan (CI 95%, α=5%)
Z1-β = Kekuatan (power) uji 90%
P1 = Proporsi membaca label informasi nilai gizi pada
responden yang berjenis kelamin perempuan (Ayu, 2014)
P2 = Proporsi membaca label informasi nilai gizi pada
responden yang berjenis kelamin laki-laki (Ayu, 2014)
Tabel 4.1 Perhitungan Besar Sampel Minimum
Variabel Independen P1 P2 N Sumber
Usia 0,277 0,723 25 Besler dkk., (2014)
Jenis Kelamin 0,353 0,618 73 Ayu (2014)
Tingkat Pendidikan 0,322 0,677 40 Castillo dkk., (2015)
Pengetahuan label gizi 0,585 0,020 12 Mhurchu dan
Delvina (2007)
Perhitungan besar sampel minimum diatas menggunakan software
Sample Size, maka diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebesar 73 responden. Adapun uji dalam penelitian ini adalah menggunakan
uji beda dua proporsi, maka besar sampel minimum dikalikan 2, sehingga
didapatkan bahwa jumlah sampel 73 x 2 146 orang, dengan estimasi
adanya sampel yang Drop-out maka jumlah sampel tersebut di tambah 10%
160,6 dibulatkan 161 sampel. Artinya responden diambil sebanyak 161
konsumen pada 9 (sembilan) Supermarket.
37
E. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik Non-Probability Sampling-
dengan metode Quota Sampling yaitu dimana pengambilan sampel secara
kuota ini dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel yang
diperlukan, anggota populasi manapun dapat diambil hingga kuota sampel
terpenuhi (Elfrindri, dkk. 2011). Dari 161 sampel akan dibagi pada 9
(sembilan) supermarket, sehingga masing-masing supermarket dapat
diambil sampel. Adapun jumlah sampel pada masing-masing supermarket
yaitu 18 sampel yang tersebar di Giant Pamulang, Carrefour Pamulang,
Superindo Pamulang, Tiptop Ciputat, Ramayana Robinson Ciputat, Aneka
Buana Ciputat, Superindo Ciputat Timur, Hero Bintaro dan Giant SPM
Bintaro wilayah Kota Tangerang Selatan.
F. Sumber Data Penelitian
Data primer yang diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara
dengan pedoman kuesioner pada variabel karakteristik individu (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan) dan pengetahuan label gizi.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat ukur pengumpulan data agar
memperkuat hasil penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang disusun secara terstruktur berdasarkan teori dan hasil
penelitian terdahulu. Berisikan pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden dengan tujuan untuk memperoleh data demografi responden
meliputi variabel membaca informasi nilai gizi label pangan kemasan,
38
variabel karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan), dan
pengetahuan label gizi. Adapun pada pertanyan untuk menentukan frekuensi
membaca label gizi, dikategorikan sebagai berikut selalu (jika membaca 3
tipe produk pangan kemasan), sering (jika membaca 2 tipe produk pangan
kemasan), jarang (jika membaca 1 tipe produk pangan kemasan) dan tidak
pernah (jika membaca 0 tipe produk pangan kemasan). Frekuensi membaca
produk kemasan ditentukan setiap responden setelah berbelanja.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai cara ukur yang
digunakan dalam memperoleh data pada setiap valiabel. Sebelum
memperoleh data, kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2014) sedangkan reliabilitas adalah suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010).
Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian diperlukan untuk
mendapatkan instrumen sebagai alat ukur untuk mengukur ke valid-an
instrumen sehingga instrumen dapat digunakan beberapa kali pada objek
penelitian. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dapat
menghasilkan penelitian yang valid dan reliabel.
Adapun cara untuk mendapatkan uji validitas dan reliabilitas,
kuesioner di uji menggunakan aplikasi SPSS 16 (Analyze-scale-Reliability
Analysis). Kuesioner dikatakan valid atau shahih apabila korelasi setiap poin
39
pertanyaan memiliki nilai positif dan nilai t hitung > nilai t tabel (Sugiyono,
2014). Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan didapatkan bahwa dari
nilai t hitung (r untuk N : 30 = 0,361) > nilai t tabel pada masing-masing
item pertanyaan. Sedangkan uji reliabilitas yang dilihat dari nilai
Cronbach's Alpha yaitu 0,974 dimana nilai tersebut realibititasnya tinggi.
I. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
cara wawancara langsung menggunakan dengan pedoman kuesioner kepada
konsumen yang membeli produk kemasan pada saat konsumen berbelanja
atau setelah berbelanja.
J. Pengolahan Data
Proses pengolahan data, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan
peneliti yaitu,
1. Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian
formulir atau kuesioner, apakah jawaban yang ada dikuesioner sudah
lengkap, jelas, relevan dan konsekuen.
2. Coding adalah pemberian kode (sandi) pada variabel dan data yang
telah terkumpul melalui lembar instrument. Biasanya untuk setiap
variabel diberi kode dengan huruf, dan data diberi kode dengan angka.
Indikator untuk setiap variabel diberi indeks sesuai dengan variabel
yang bersangkutan.
3. Cleaning merupakan mengumpulkan data kuesioner dari responden
atau ketika memeriksa lembar kuesioner. Periksa kembali lembar
40
kuesioner apakah jawaban responden atau hasil observasi yang ganda
atau belum dijawab, jika ada sampaikan kepada responden untuk diisi
atau diperbaiki jawaban pada kuesioner tersebut.
4. Processing meliputi pemprosesan data dengan cara meng-entry data ke
dalam program komputer
5. Manajemen data, proses manipulasi atau merubah bentuk data dari
bentuk numerik menjadi bentuk kategorik. (Gulo, 2002 )
Variabel membaca label gizi pada produk pangan kemasan dinilai
berdasarkan frekuensi membaca label gizi. Penelitian dilakukan dengan
memberikan nilai satu (0) pada jawaban tidak pernah, nilai dua (1) pada
jawaban jarang, nilai tiga (2) pada jawaban sering dan nilai empat (3) pada
jawaban selalu untuk mengetahui frekuensi membaca jenis zat gizi pada
label gizi produk kemasan pangan.
Variabel usia pada penelitian ini konsumen dengan golongan usia
dewasa yaitu dewasa usia ≥18 tahun. Untuk variabel tingkat pendidikan
dikategorikan meliputi pendidikan rendah pada kelompok tidak sekolah,
sekolah dasar (SD/sederajat), dan sekolah menengah pertama
(SMP/sederajat). Sedangkan untuk tingkat pendidikan tinggi pada kelompok
sekolah menengah atas (SMA/sederajat) dan diploma/akademi/perguruan
tinggi.
Variabel pengetahuan mengenai gizi pada konsumen diukur dengan
menggunakan 10 (sepuluh) pertanyaan mengenai fungsi label gizi, zat gizi
yang wajib dicantumkan, arti AKG natrium, akibat konsumsi Tinggi
natrium, takaran saji, lemak total, pesan AKG 2000 kkal, penyebab diabetes,
41
dan tindakan pada kemasan dengan kandungan tinggi. Variabel pengetahuan
ini dinilai dengan memberikan jawaban pilihan, dengan memberikan nilai 0
pada jawaban salah dan nilai 1 pada jawaban benar. Adapun pengkategorian
variabel pengetahuan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu baik (jika ≥ nilai
median) dan tidak baik (jika < nilai median).
K. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer
SPSS versi 16,0. Adapun analisis data yang dilakukan yaitu analisis
univariat dan analisis bivariat.
1. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran distribusi
yaitu variabel dependen (membaca label gizi produk pangan kemasan)
dan variabel independen (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pengetahuan label gizi)
2. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidak terdapat
hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen
dengan Uji Chi-Square dengan derajat kepercayaannya 95%. Jika P-
value <0,05 maka hasil perhitungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara statistik menunjukkan adanya
hubungan. Sedangkan jika P-value ≥0,05 maka hasil perhitungan
secara statistik tidak menunjukkan adanya hubungan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
42
5 BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Gambar 5.1 Gambar Lokasi Penelitian dilihat melalui Google Earth
Kota Tangerang Selatan terletak dibagian timur Provinsi Banten,
sebelah utara berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota
Tangerang, sebelah Timur berbatasan langsung dengan Provinsi DKI
Jakarta dan Kota Depok, sebelah selatan barat berbatasan dengan Kabupaten
Tangerang. Luas wilayah Kota Tangerang Selatan sebesar 147,19 km2
dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Pondok Aren dengan luas 2.988
ha atau 20,30 persen dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan,
sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas
1.480 ha atau 10,60 persen.
Kota Tangerang Selatan merupakan kota yang memiliki
pertumbuhan dan perkembangan dalam Industri Perdagangan yang pesat,
terlihat dimana pusat-pusat perdagangan kecil maupun besar berada disetiap
wilayah kecamatan, baik itu penyedia jasa dalam bentuk ritel. Saat ini
43
penyedia jasa ritel seperti supermarket menjadi pilihan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alasan paling utama adalah kenyamanan
dan kepercayaan konsumen. Supermarket merupakan salah satu bentuk
pasar modern yang menjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga
termasuk kebutuhan sehari-hari dengan penjualan sekitar 5000-25000 item
(PP nomor 112 tahun 2007). Terdapat beberapa Supermarket sebagai
penyedia jasa ritel seperti Giant Pamulang, Carrefour Pamulang, Superindo
Pamulang, Tiptop Ciputat, Ramayana Robinson Ciputat, Aneka Buana
Ciputat, Superindo Ciputat Timur, Hero Bintaro dan Giant SPM Bintaro
yang dijadikan sebagai tempat pengambilan sampel dalam penelitian.
Supermarket Giant Pamulang terletak di Pamulang Square Jalan
Siliwangi Raya RT 001/RW 007, Pamulang Barat. Supermarket Carrefour
Pamulang terletak di Jalan Siliwangi No.9, Pamulang Barat, Pamulang Kota
Tangerang Selatan. Supermarket Superindo Pamulang terletak di Jalan
Siliwangi, Blok SH No. 13, Pamulang Permai, Kota Tangerang Selatan.
Supermarket Tiptop Ciputat di Jalan RE Martadinata No. 5, Ciputat,
Kota Tangerang Selatan. Supermarket ini berdiri sejak tahun 1992.
Supermarket Ramayana Robinson Ciputat terletak di Jalan Dewi Sartika
No.1, Cipayung, Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Supermarket Aneka Buana Ciputat Timur terletak di Jalan Cirendeu
Raya. Cirendeu Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Supermarket
Superindo Ciputat Timur terletak di Jalan Wr Supratman, Kelurahan
Cempaka Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
44
Supermarket Hero Bintaro terletak di Bintaro Plaza, Lt. 1, Sektor
3A, Jalan Bintaro Utama No.3, Pd. Karya, Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan. Supermarket Giant SPM Bintaro terletak di Bintaro Utama Raya
Sektor II, RW 8, Rengas, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
B. Analisis Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini menggambarkan distribusi
frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen
(membaca label gizi) dan variabel independen (usia, jenis kelamin,
pendidikan) pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang
Selatan tahun 2016.
1. Gambaran Distribusi Membaca Label Gizi Produk Pangan
Kemasan pada Konsumen di 9 Supermarket wilayah Kota
Tangerang Selatan tahun 2016
Berikut ini merupakan distribusi frekuensi membaca label gizi
produk pangan kemasan pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota
Tangerang Selatan yaitu:
Tabel 5.1Distribusi Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumen
di 9 Supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Membaca Label GiziFrekuensi
N %Tidak Pernah 24 14,9
Jarang 88 54,7Sering 46 28,6Selalu 3 1,9Total 161 100
Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa dari 161
konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan, sebagian
45
besar konsumen jarang membaca label gizi pada produk kemasan yaitu
54,7%.
a. Distribusi jenis zat gizi yang dibaca
Berikut ini merupakan distribusi frekuensi jenis zat gizi yang
sering dibaca responden yaitu:
Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Jenis Zat Gizi yang dibaca pada Produk
Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermarket wilayah KotaTangerang Selatan tahun 2016
Jenis Zat GiziTidak
Pernah Jarang Sering Selalu
N % N % N % N %Lemak 14 8,7 5 3,1 29 18 1 0,6
Lemak jenuh 27 16,8 12 7,5 10 6,2 0 0Karbohidrat 25 15,5 6 3,7 17 10,6 1 0,6
Protein 22 13,7 7 4,3 19 11,8 1 0,6Gula 21 13 8 5 17 10,6 3 1,9
Natrium atau Garam 27 16,8 6 3,7 13 8,1 3 1,9Serat 23 14,3 13 8,1 12 7,5 1 0,6
Vitamin (A, C, B, D dll) 5 3,1 7 4,7 27 16,8 10 6,2Mineral (fe, kalsium dll) 15 9,3 10 6,2 18 11,2 6 3,7
Bahan pengawet,pewarna
28 17,4 6 3,7 12 7,5 3 1,9
Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dari 49 responden yang sering dan
selalu membaca label gizi, diketahui bahwa distribusi frekuensi jenis zat
gizi yang dibaca pada label gizi pada konsumen sebagian besar tidak
pernah membaca jenis bahan pengawet (17,4%), lemak jenuh (16,8%)
dan natrium/garam (16,8%). Jenis zat gizi yang jarang dibaca yaitu serat
(8,1%), dan gula (5%). Jenis zat gizi yang sering dibaca adalah lemak
(18%), vitamin (16,8%), protein (11,8%), mineral (11,2%), dan
karbohidrat (10,6%).
46
b. Distribusi alasan membaca label gizi
Berikut ini merupakan distribusi frekuensi alasan membaca pada
setiap responden, dengan memilih beberapa item alasan yaitu:
Tabel 5.3Distribusi Alasan Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada
Konsumen di 9 Supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Item alasanFrekuensi Jumlah
alasanN5 alasan 3 154 alasan 2 83 alasan 13 392 alasan 21 421 alasan 10 10Total 49 114
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa dari 49 konsumen
yang sering dan selalu membaca label gizi, sebagian besar responden
menanggapi dengan 2 alasan. Adapun total alasan yang diperoleh pada
penelitian ini adalah 114 alasan.
Berikut alasan yang sering dijadikan alasan responden dalam
membaca label gizi adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4Distribusi Alasan Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada
Konsumen di 9 Supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Alasan Membaca Label GiziFrekuensiN %
Mengontrol berat badan 7 4,3Saya menjaga keseimbangan diet 17 10,6
Fokus terhadap komposisi atau bahan makanan tertentu 9 5,6Mengerti informasi nilai gizi dari produk kemasan 11 6,8
Memilih ukuran porsi yang sesuai 4 2,5Mementingkan kondisi kesehatan saya 21 13
Saya sangat memperhatikan makanan untuk anak saya 18 11,2Saya sangat memperhatikan makanan untuk suami saya 2 1,2
Hanya ingin tahu kandungan zat gizi 23 13,7Berdasarkan tabel 5.4 diatas, diketahui bahwa sebagian besar
konsumen karena hanya ingin tahu terhadap kandungan zat gizi
47
(13,7%), mementingkan kondisi kesehatan diri (13%) dan
memperhatikan makanan untuk anak (11,2%).
c. Distribusi Tipe Produk Pangan Kemasan yang sering dibeli
Berikut ini merupakan distribusi frekuensi tipe produk pangan
kemasan yaitu:
Tabel 5.5Distribusi Tipe Produk Pangan Kemasan yang sering dibeli oleh
Konsumen di 9 Supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Tipe Produk Pangan KemasanFrekuensi
N %Sarapan (Sereal,jenis bubur dll) 19 11,8
Jenis makanan kaleng (Ham, cornet dll) 12 7,5Mie Instan 27 16,8
Jenis minuman Yogurt,Jus buah-buahan 19 11,8Jenis minuman berkarbonasi
(coca-cola, sprite,kopi,teh, dll)14 8,7
Jenis susu (bubuk, kental manis, skim dll) 37 23Cemilan (snack) 28 17,4
Biskuit kering yang asin 14 8,7Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 49 konsumen
yang sering dan selalu membaca label gizi, sebagian besar tipe produk
pada jenis makanan kemasan yang sering dibeli konsumen yaitu mie
instan (16,8%), jenis minuman yaitu susu (bubuk, kental manis, skim
dll) (23%), dan jenis makanan ringan/cemilan (17,4%)
d. Distribusi pengaruh membaca label gizi terhadap pembelian produk
pangan kemasan
Berikut ini merupakan distribusi frekuensi pengaruh membaca
label gizi terhadap pembelian produk pangan kemasan.
48
Tabel 5.6Pengaruh Membaca Label Gizi terhadap Pembelian Produk Pangan
Kemasan pada Konsumen di 9 Supermarket wilayah Kota TangerangSelatan tahun 2016
Pengaruh PembelianFrekuensiN %
Tidak Membaca 112 69,6Tidak 16 9,9
Ya 33 20,5Total 161 100
Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 49 konsumen
yang sering dan selalu membaca label gizi, sebagian besar memilih
membaca label gizi berpengaruh terhadap pembelian produk pangan
kemasan (20,5%).
e. Distribusi Alasan Konsumen tidak Membaca Label Gizi
Berikut ini merupakan distribusi frekuensi alasan konsumen
yang jarang dan tidak pernah membaca label gizi pada produk pangan
kemasan.
Tabel 5.7Distribusi Alasan Konsumen tidak Membaca Label Gizi Produk Pangan
Kemasan di 9 Supermarket wilayah kota Tangerang SelatanTahun 2016
Alasan Tidak Membaca Label GiziFrekuensiN %
Membaca Label 49 30,4Tidak Merasa Penting 24 14,9
Tidak Cukup Waktu Membaca 36 22,4Tidak Paham/tidak Mengerti 52 32,3
Total 161 100Berdasarkan tabel 5.7 diatas, diketahui bahwa dari 112
konsumen yang tidak pernah dan jarang membaca label gizi produk
pangan kemasan, sebagian besar beralasan karena konsumen tidak
paham/tidak mengerti terkait label gizi (32,3%).
49
2. Gambaran Distribusi Karakteristik Individu pada Konsumen di 9
Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan
a. Usia
Berikut ini distribusi frekuensi usia pada responden di 9
supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan yaitu
Tabel 5.8Distribusi Usia pada Konsumen di 9 Supermarket wilayah
Kota Tangerang Selatan tahun 2016
UsiaFrekuensiN %
18-35 Tahun 96 59,635-50 Tahun 56 34,851-64 Tahun 9 5,6
Total 161 100Berdasarkan tabel 5.8 diatas diketahui bahwa dari 161
konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan,
sebagian besar termasuk pada kelompok usia 18-35 tahun yaitu
59,6%.
b. Jenis Kelamin
Berikut ini distribusi frekuensi jenis kelamin pada
responden di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan yaitu
Tabel 5.9Distribusi Jenis Kelamin pada Konsumen di 9 Supermarket
wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Jenis KelaminFrekuensiN %
Laki-laki 34 21,1Perempuan 127 78,9
Total 161 100Berdasarkan tabel 5.9 diatas diketahui bahwa dari 161
konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan,
50
sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu
78,9%.
c. Tingkat Pendidikan
Berikut ini distribusi frekuensi tingkat pendidikan pada
responden di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan yaitu
Tabel 5.10Distribusi Tingkat Pendidikan pada Konsumen di 9 Supermarket
wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Tingkat PendidikanFrekuensiN %
Pendidikan rendah 27 16,8Pendidikan tinggi 134 83,2
Total 161 100Berdasarkan tabel 5.10 diatas diketahui bahwa dari 161
konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan,
sebagian besar masuk kategori pendidikan tinggi yaitu 83,2%.
3. Gambaran Distribusi Pengetahuan Label Gizi pada Konsumen di 9
Supermaket Wilayah Kota Tangerang Selatan
Berikut ini distribusi frekuensi pengetahuan membaca label gizi
produk pangan kemasan pada konsumen dinilai berdasarkan kategori
nilai tengah (median) yaitu tidak baik jika nilai skor < median dan
berpengetahuan baik jika nilai skor ≥ median. Adapun hasil analisis
secara statistik adalah sebagai berikut:
Tabel 5.11Distribusi Pengetahuan Label Gizi pada Konsumen di 9 Supermaket
Wilayah Kota Tangerang Selatan
PengetahuanFrekuensiN %
Tidak Baik 74 46Baik 87 54Total 161 100
51
Berdasarkan tabel 5.11 diatas diketahui bahwa dari 161
konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan, sebagian
besar berpengetahuan baik yaitu 54%. Adapun distribusi jawaban benar
dan jawaban salah pada masing-masing pertanyaan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.12Distribusi Jawaban pada masing-masing pertanyaan pengetahuan
mengenai Label Gizi
PertanyaanBenar Salah
N % N %Fungsi label gizi 109 67,7 52 32,3
Zat gizi yang wajib ada 35 21,7 126 78,3Maksud AKG Natrium pada Gambar 43 26,7 118 73,3
Akibat Konsumsi Tinggi Natrium 104 64,6 57 35,4Jumlah Takaran Saji 122 75,8 39 24,2Jumlah Lemak Total 105 65,2 56 34,8
Akibat Konsumsi Tinggi Lemak 62 38,5 99 61,5Maksud Pesan AKG 2000 kkal 23 14,3 138 85,7
Penyebab Diabetes 112 69,6 49 30,4Tindakan pada Kemasan Tinggi Gula 74 46 87 54
Berdasarkan tabel 5.12 diatas, diketahui bahwa distribusi
jawaban konsumen yang sebagian besar dijawab dengan benar yaitu
jumlah takaran saji (75,8%), penyebab diabetes (69,6%) dan fungsi
label gizi (67,7%), dan distribusi jawaban yang sebagian besar dijawab
salah yaitu maksud pesan AKG 2000 kkal (85,7%), zat gizi yang wajib
ada (78,3%) dan maksud AKG natrium pada gambar (73,3%).
C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengukur sejauh mana
hubungan kemaknaan antara variabel independen dengan variabel dependen
secara statistik. Adapun variabel independen (usia, jenis kelamin,tingkat
pendidikan, pengetahuan label gizi) dan variabel dependen (membaca label
52
gizi). Berdasarkan hasil uji Chi-Square, dikatakan ada hubungan antar
variabel jika nilai p-value <0,05 dan tidak berhubungan jika nilai p-value
≥0,05. Berikut adalah hasil analisis bivariat pada penelitian ini, antara lain:
1. Hubungan Usia dengan Membaca Label Produk Pangan Kemasan
Hasil analisis antara usia terhadap membaca label gizi produk
pangan kemasan yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.13Hubungan usia dengan Membaca Label Produk Pangan Kemasan pada
Konsumen di 9 Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Usia
Membaca Label GiziTotal P-
ValueTidak
Pernah Jarang Sering Selalu
N % N % N % N % N %18-35 Tahun 13 13,5 52 54,2 29 30,2 2 2,1 96 100
0,58635-50 Tahun 8 14,3 33 58,9 15 26,8 0 0 56 10051-64 Tahun 3 33,3 3 33,3 3 3,3 0 0 9 100
Total 24 14,9 88 54,7 47 29,2 3 1,2 161 100Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.13 diatas, diketahui
bahwa konsumen dengan usia antara 18-35 tahun lebih sering membaca
label gizi produk pangan kemasan (30,2%), sedangkan konsumen yang
tidak pernah membaca label gizi yaitu pada kelompok usia 51-64 Tahun
(33,3%). Dilihat berdasakan nilai P-value yaitu 0,586 (P>0,05) dapat
diartikan bahwa pada α= 5% tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara usia dengan membaca label gizi pada konsumen di 9 supermarket
wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
53
2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Membaca Label Gizi Produk
Pangan Kemasan
Hasil analisis mengenai hubungan antara jenis kelamin dengan
membaca label gizi produk pangan kemasan sebagai berikut:
Tabel 5.14Hubungan Jenis Kelamin dengan Membaca Label Produk Pangan Kemasan
pada Konsumen di 9 Supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan
JenisKelamin
Membaca Label GiziTotal P-
ValueTidak
PernahJarang Sering Selalu
N % N % N % N % N %Laki – laki 8 23,5 20 58,8 6 17,6 0 0 34 100
0,188Perempuan 16 12,6 68 53,5 41 32,3 2 1,9 127 100Total 24 14,9 88 54,7 47 29,2 2 1,9 161 100
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.14 diatas, diketahui
bahwa konsumen dengan jenis kelamin perempuan (32,3%) lebih sering
membaca label gizi dibandingkan dengan laki-laki (17,6%) dengan nilai
P-value yang didapat yaitu 0,188. Nilai P-value tersebut >0,05 dapat
diartikan bahwa pada α= 5% tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara jenis kelamin dengan membaca label gizi pada konsumen di 9
supermarket wilayah kota Tangerang Selatan tahun 2016.
3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Membaca Label Produk
Pangan Kemasan
Hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan
dengan membaca label gizi produk pangan kemasan sebagai berikut:
54
Tabel 5.15Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Membaca Label Produk Pangan
Kemasan pada Konsumen di 9 Supermarket wilayah KotaTangerang Selatan
TingkatPendidikan
Membaca Label GiziTotal P-
ValueTidak
Pernah Jarang Sering Selalu
N % N % N % N % N %Rendah 11 40,7 12 44,4 4 14,8 0 0 27 100
0,000Tinggi 13 9,7 76 56,7 43 32,1 2 2,2 134 100Total 24 14,9 88 54,7 47 29,2 2 1,2 161 100
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.15 diatas, diketahui
bahwa konsumen dengan pendidikan tinggi (32,1%) lebih sering
membaca label gizi dibandingkan responden dengan pendidikan rendah.
nilai p=0,000 (P>0,05) dapat diartikan bahwa pada α= 5% terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan membaca
label gizi pada konsumen di 9 supermarket wilayah kota Tangerang
Selatan tahun 2016.
4. Hubungan Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca Label Gizi
Produk Pangan Kemasan
Hasil analisis mengenai hubungan antara pengetahuan dengan
membaca label gizi produk pangan kemasan sebagai berikut:
Tabel 5.16Hubungan Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca Label Gizi Produk
Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermarket Wilayah KotaTangerang Selatan
Pengetahuan
Membaca Label GiziTotal P-
ValueTidak
PernahJarang Sering Selalu
N % N % N % N % N %Tidak Baik 16 21,6 42 56,8 15 20,3 1 1,4 74 100
0,046Baik 8 9,2 46 52,9 32 36,8 1 1,1 87 100Total 24 14,9 88 54,7 47 29,2 3 1,9 161 100
55
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.16 diatas, diketahui
bahwa konsumen dengan pengetahuan baik (36,8%) lebih sering
membaca label gizi dibandingkan konsumen dengan pengetahuan tidak
baik (20,3%). Nilai p-value=0,046 (P<0,05) dapat diartikan bahwa pada
α=5% terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dengan
membaca label gizi pada konsumen di 9 supermarket wilayah kota
Tangerang Selatan tahun 2016.
56
6 BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi
keterbatasan penelitian.
1. Tidak adanya pencatatan terhadap pernyataan responden dalam
mendukung variabel yang di lihat hubungannya misalnya keterangan
responden yang tidak mengerti apa itu natrium, alasan responden yang
sebagian besar membaca kandungan vitamin pada kemasan
B. Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9
Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Label gizi pada produk kemasan adalah daftar kandungan zat gizi
pangan pada kemasan yang ditetapkan berdasarkan acuan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduk
Indonesia (Kemenkes, 2014). Adapun kegunaan zat gizi dalam produk
pangan tersebut sebagai substansi pangan yang memberikan energi,
diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan
(Kemenkes, 2014).
Membaca label gizi pada produk kemasan merupakan kewajiban
masyarakat sebagai konsumen untuk mengetahui dan dapat mencegah
kelebihan suatu zat gizi yang dianjurkan (UU RI Nomor 8 Tahun 1999 pasal
5). Semua keterangan yang rinci pada label kemasan sangat membantu
konsumen untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam makanan
57
tersebut sehingga konsumen dapat memperkirakan bahaya yang mungkin
terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi karena punya penyakit tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian yang melihat gambaran membaca label
gizi pada konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang Selatan
tahun 2016 didapatkan bahwa pad 4 kategori membaca label gizi, konsumen
di 9 supermarket tersebut banyak pada kategori jarang membaca label gizi
pada produk kemasan yaitu sebesar 54,7%. Jika dianalisis lebih lanjut
menjadi 2 kategorik pernah dan tidak pernah membaca label gizi, diperoleh
responden yang pernah membaca label gizi 30,4% dan tidak membaca lebih
sebanyak 69,6%. Persentase tersebut memperlihatkan sebagian besar
konsumen tidak pernah membaca label gizi. Sejalan dengan hasil penelitian
Liu dkk., (2015) yang menyatakan bahwa konsumen jarang menggunakan
label gizi pada produk kemasan (55,5%).
Dilihat berdasarkan hasil statistik untuk memperoleh alasan respoden
yang tidak pernah dan jarang membaca label gizi, diketahui bahwa (lihat
pada tabel 5.4) sebagian besar konsumen tidak paham/mengerti mengenai
label gizi itu sendiri. Alasan konsumen karena tidak paham/mengerti ini
didukung dengan hasil statistik pada variabel pengetahuan (lihat tabel 5.14),
dimana rata-rata konsumen menjawab salah pada pertanyaan terkait label
gizi yaitu zat gizi yang wajib ada (78,3%), maksud AKG natrium pada
gambar (73,3%), maksud pesan AKG 2000 kkal (85,7%) dan tindakan pada
kemasan tinggi gula (54%). Hal ini dapat menggambarkan bahwa responden
yang jarang membaca label gizi dikarenakan responden tidak
paham/mengerti mengenai label gizi dan pengetahuan terkait label gizi.
58
1. Jenis Zat Gizi yang sering dibaca
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 49 responden yang
sering dan selalu membaca label gizi, sebagian besar tidak pernah
membaca jenis bahan pengawet (87,6%), natrium/garam (87%), lemak
jenuh (87%). Jenis zat gizi yang jarang dibaca yaitu serat (7,5%), dan
gula (5%). Jenis zat gizi yang sering dibaca adalah vitamin (16,8%),
protein (11,8%), mineral (11,2), dan karbohidrat (10,6%). Berdasarkan
hasil statistik (lihat tabel 5.12), dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden menjawab salah mengenai maksud AKG natrium pada
gambar, sedangkan jika dilihat dari hasil statistik pada tabel 5.4
mengenai alasan responden membaca label gizi yaitu saya sangat
mementingkan makanan untuk anak saya dan pada tipe produk yang
sering dibeli dilihat tabel 5.5 yaitu jenis susu. Dari jawaban responden,
peneliti berasumsikan bahwa responden yang menjawab vitamin
sebagai zat gizi yang sering dilihat karena responden lebih melihat pada
kandungan makanan kemasan dengan tinggi vitamin seperti kandungan
vitamin pada kemasan susu.
Sejalan dengan hasil penelitian Godwin dkk., (2006) yang
menyatakan responden tidak pernah membaca jenis lemak jenuh
(31,4%), serat (25,7%), dan sodium (20,7%). Hasil penelitian Besler,
(2012) yang menyatakan bahwa responden merasa penting untuk
melihat kandungan vitamin (76,8)%, protein (75,8%) dan energi
(74,8%). Berbeda dengan hasil penelitian Castillo (2015) dan Kasapila
59
(2011) yang menyatakan bahwa 54,8% responden selalu membaca jenis
zat adiktif, lemak, gula dan garam.
2. Alasan Membaca Label Gizi
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden
memilih dengan 5 item alasan membaca label gizi dan paling sering
memilih 2 item alasan. Alasan yang sering muncul yaitu hanya ingin
tahu (13,7%), mementingkan kondisi kesehatan diri (13%),
memperhatikan makanan untuk anak (11,2%) dan menjaga
keseimbangan diet (10,6%). Sekedar ingin tahu terhadap produk
kemasan tertentu menjadi alasan yang digunakan oleh konsumen dalam
membaca label gizi. Pada penelitian ini, sebagian besar konsumen
membaca label gizi pada produk kemasan karena konsumen ingin
mengetahui zat gizi apa saja yang akan mereka dapatkan jika
mengkonsumsi produk tersebut. Konsumen mengaku bahwa label gizi
sangat berperan pada produk pangan karena konsumen dapat menilai
suatu produk dari kandungan gizi. Akan tetapi responden belum dapat
menjelaskan apa fungsi dari kandungan zat gizi tersebut yang dapat
dilihat pada tabel 5.12.
Sejalan dengan hasil penelitian (Azman & Sahak, 2014; Castillo
dkk., 2015) yang menyatakan bahwa mengetahui kandungan produk
dan alergi terhadap kandungan zat gizi tertentu adalah alasan yang
sering digunakan oleh konsumen yang membaca label gizi (81,3% dan
9,4%).
60
3. Tipe Produk yang sering dibeli
Tipe produk kemasan yang sering konsumen beli dan konsumsi
pada tipe makanan yaitu mie instan (16,8%), sarapan (sereal,jenis
bubur dll) (11,2%), tipe minuman yaitu jenis susu (bubuk, kental
manis, skim dll) (23%), jenis minuman yogurt, jus buah (11,8%),
sedangkan pada tipe makanan ringan yaitu snack/cemilan (17,4%).
Tipe produk makanan yang sering dibeli ini merupakan produk yang
biasa dikonsumsi sehari-hari oleh keluarga maupun konsumen itu
sendiri. Pada tipe makanan responden lebih banyak memilih mie
instan sebagai tipe makanan yang sering dibeli, sebagaimana yang
dijelaskan oleh responden bahwa mie instan merupakan makanan
yang disukai atau digemari oleh keluarga mereka. Tipe minuman
seperti susu merupakan tipe minuman yang sering dikonsumsi oleh
keluarga konsumen, karena susu sangat berperan penting bagi
kesehatan. Sedangkan pada tipe makanan ringan seperti snack/cemilan
yang sering dibeli. Sejalan dengan penelitian Kasapila, (2011) bahwa
konsumen lebih sering membeli produk makanan, minuman dan
makanan ringan, dimana jenis makanan yang berlemak dan minyak,
susu dan produk susu, jenis salad, makanan yang diperkaya nilai gizi
nya, soft drink dan jus, sereal sarapan dan makanan kaleng.
4. Pengaruh Membaca Label Gizi terhadap Pembelian
Diketahui bahwa dari 49 konsumen yang membaca label gizi,
sebagian besar memilih membaca label gizi berpengaruh terhadap
pembelian produk pangan kemasan (20,5%). Hal ini dapat dipengaruhi
61
oleh keingintahuan responden terhadap kandungan zat gizi pada
produk kemasan. Serupa dengan hasil penelitian Mensah dkk., (2012)
dan Singh (2015) bahwa membaca label gizi ketika responden
memutuskan untuk membeli produk kemasan (37,2%). Hasil
penelitian diketahui bahwa dari 49 responden yang membaca label
gizi berpendapat bahwa label gizi pada kemasan penting untuk dibaca
sebelum membeli suatu produk kemasan pangan. Hal ini berbeda
dengan hasil penelitian Besler (2012) yang menyatakan bahwa 27,9%
responden tidak peduli ada atau tidak adanya label gizi pada kemasan
yang mereka beli.
5. Alasan tidak Membaca Label Gizi
Hasil jawaban kuesioner yang disebarkan pada responden
diperoleh keterangan bahwa konsumen yang tidak pernah dan jarang
membaca label gizi disebabkan karena beberapa alasan yaitu 32,3%
tidak paham/tidak mengerti, 22,4% tidak cukup waktu untuk
membacanya dan 14,9% tidak merasa penting untuk membaca label
gizi tersebut. Hasil statistik ini didapat berdasarkan wawanca langsung
dengan konsumen menggunakan kuesioner. Akan tetapi dapat
dilakukan cross check pada pertanyaan mengenai pengetahuan label
gizi.
Jika dilihat dari hasil statistik pada tabel 5.12 bahwa rata-rata
responden yang menjawab benar dan salah pada masing-masing item
pertanyaan, responden tidak tahu apa fungsi dari label gizi itu sendiri,
jenis zat gizi yang wajib ada dan tidak mengerti maksud dari AKG
62
natrium pada kemasan, dan jika dilihat pada tabel 5.4, alasan
konsumen dalam membaca label sekedar ingin mengetahui apasaja
kandungan gizi yang ada pada produk kemasan.
Hal tersebut tidak berbeda dari hasil penelitian yang ditemukan
oleh Gongora dkk., (2012 yang menyatakan bahwa rata-rata
responden pada penelitian beralasan tidak mengerti mengenai label
gizi itu sendiri dan pada penelitian Castillo dkk., (2015) bahwa 43,8%
konsumen jarang membaca label gizi, dengan alasan 38,9% tidak
memiliki cukup waktu untuk membacanya, 27,1% merasa tidak
tertarik untuk membacanya, 8,3% tidak mengerti label gizi tersebut.
C. Faktor yang Berhubungan dengan Membaca Label Gizi Produk
Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermaket wilayah Kota
Tangerang Selatan tahun 2016
1. Hubungan antara Usia dengan Membaca Label Gizi Produk
Pangan Kemasan
Usia merupakan salah satu faktor yang sering digunakan untuk
melihat sejauh mana individu tersebut dapat menentukkan
kesehatannya. Secara biologis, usia dibagi kedalam beberapa
kelompok usia remaja/dewasa 19-64 tahun dan lanjut usia 65 tahun
keatas, dimana usia tersebut merupakan usia yang matang dalam
menentukan informasi yang dapat mempengaruhi suatu tindakan
kesehatan (Kemenkes RI 2013).
63
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar
konsumen pada kelompok usia 18-35 tahun yaitu 59,6%. Responden
yang didapat ini lebih banyak pada usia tersebut merupakan usia
dewasa awal dimana usia yang mencari informasi kesehatan guna
mempertahankan kesehatan mereka. Menurut Grossman dan Nayga
(2003) dalam Zahara (2009) menyatakan penurunan status kesehatan
terjadi bersamaan dengan peningkatan usia. Hal ini juga dibenarkan
pada penelitian Satoto dkk (1997) mengenai faktor risiko penyakit
degeneratif bahwa semakin bertambahnya usia maka akan semakin
rentan terhadap penyakit. Oleh sebab itu pada individu yang lebih tua
akan lebih berhati-hati terhadap makanan yang mereka makan.
Responden yang didapat rata-rata adalah ibu yang sedang berbelanja
kebutuhan sehari-hari. Kelompok usia 18-35 tahun lebih sering
membaca label gizi produk pangan kemasan dibandingkan kelompok
usia 35 tahun keatas. Dilihat berdasarkan p-value =0,586 tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan membaca label
gizi.
Penelitian ini sejalan juga dengan hasil penelitian Devi dkk
(2013), Nurhasanah (2013) yang menyatakan bahwa 57,6% usia
dewasa (20-45 tahun) termasuk dalam kategori baik dalam membaca
label kemasan. Berbeda dengan hasil penelitian Besler dkk (2012)
bahwa kelompok usia 33-49 tahun akan lebih mengecek label gizi
sebelum dikonsumsi oleh konsumen. Hasil penelitian Gongora dkk
(2012) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan
64
antara usia responden dengan membaca label informasi nilai gizi (p-
value =0,749).
Berdasarkan alasan yang didapat pada konsumen yang
membaca label gizi pada produk kemasan yang dilihat pada tabel 5.4,
sebagian besar menyatakan sekedar ingin mengetahui kandungan gizi
pada suatu kemasan, mementingkan kondisi kesehatan saya dan
memperhatikan kesehatan anak. Dapat disimpulkan bahwa konsumen
yang membaca label gizi rata-rata adalah konsumen hanya ingin
mengetahui apa yang terkandung pada produk kemasan, karena rentan
usia responden pada penelitian ini adalah usia dewasa awal dapat
dipastikan bahwa sebagian besar responden belum ada risiko penyakit
yang perlu menjadi perhatian yang serius. Saran peneliti selanjutnya
untuk fokus pada usia dewasa tengah dan akhir sehingga dapat melihat
usia yang rentan terhadap kesehatan dengan upaya untuk mereka
terhadap konsumsi makanan.
2. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Membaca Label Gizi
Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermaket
wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Hasil penelitian diketahui persentase responden yang berjenis
kelamin laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan perempuan yakni
sebesar 21,1% dibandingkan responden perempuan yaitu 78,9%. Hal
ini dikarenakan sebagian besar konsumen yang banyak ditemukan dan
sering berbelanja kebutuhan sehari-hari adalah konsumen perempuan.
65
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
kepedulian terhadap kesehatan diri. Dimana menurut Mitchell (1993)
dalam Muttohharoh (2013) memaparkan faktor yang mempengaruhi
kepercayaan terhadap suatu informasi yaitu salah satunya adalah jenis
kelamin yang mampu memberikan dampak terhadap penggunaan label
pangan. Hasil penelitian Castillo dkk (2015) dan Gongora dkk (2012)
dimana persentase laki-laki lebih sedikit dalam memperhatikan label
pangan. yaitu dari 178 jumlah responden perempuan hanya 80
(44,9%) diantaranya selalu membaca label informasi nilai gizi pangan
kemasan sedangkan 121 jumlah laki-laki sisanya hanya 36 (29,8%)
yang selalu membaca label informasi nilai gizi pangan kemasan.
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa responden
dengan jenis kelamin perempuan (32,3%) lebih sering membaca label
gizi dibandingkan dengan laki-laki (17,6%) dengan nilai P-value yang
didapat yaitu 0,188. Nilai P-value tersebut >0,05 dapat diartikan
bahwa pada α= 5% tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
jenis kelamin dengan membaca label gizi pada konsumen di 9
supermarket wilayah kota Tangerang Selatan tahun 2016. Serupa juga
pada penelitian Nurhasanah (2013), yang menyatakan membaca label
informasi nilai gizi pada kategori kurang sebanyak 50.8% laki-laki
dan 53.8% perempuan dengan p=0,875 yang artinya tidak terdapat
hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku membaca
label informasi nilai gizi. Hal ini dapat berkaitan dengan fakta
lapangan bahwa laki-laki jarang dapat ditemukan ditempat
66
perbelanjaan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan laki-laki tidak
membaca label gizi. Ini dapat dibuktikan pada hasil temuan
dilapangan dilihat dari hasil statistik yaitu pada tabel 5.14, ada
kecenderungan bahwa distribusi perempuan untuk membaca label gizi
tidak jauh berbeda dibandingkan dengan laki-laki. Dilihat dari tabel
5.14 yang menghubungkan antara jenis kelamin dengan membaca
label gizi produk pangan kemasan sekitar 32,3% perempuan lebih
sering membaca label gizi sedangkan laki-laki 17,6%.
Hasil penelitian bertentangan dengan hasil penelitian (Castillo
dkk., 2015) yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan
anatar laki-laki dan perempuan dalam membaca label gizi. Hal ini
kemungkinan dapat disebabkan karena distribusi responden yang
kurang heterogen, dimana perempuan jauh lebih banyak jumlahnya
(127 responden) dibandingkan laki-laki (34 responden). Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nurhasanah (2013) yang
tidak terhadap hubungan antara jenis kelamin dengan membaca label
gizi. Saran terhadap peneliti selanjutnya yaitu meng-heterogenkan
jenis kelamin atau menghomogenkan salah satunya misalnya hanya
pada konsumen perempuan atau pada konsumen laki-laki.
3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Membaca Label
Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 Supermaket
wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Menurut Lin W (2005) dan Nayga (1996) dalam Cannoosamy
(2014) pendidikan mempengaruhi tingkat pengertahuan seseorang.
67
Dimana level pendidikan yang tinggi selalu berhubungan dengan
tingkat pengetahuan mengenai gizi, dan individu dengan pendidikan
yang tinggi akan lebih banyak terpapar mengenai kesehatan serta
infomasi mengenai gizi.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa responden dengan
pendidikan tinggi (32,1%) lebih sering membaca label gizi
dibandingkan responden dengan pendidikan rendah. nilai p=0,000
(P>0,05) dapat diartikan bahwa pada α= 5% terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan dengan membaca label gizi.
serupa dengan hasil penelitian Castillo dkk., (2015) dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan, bahwa 39,5% responden yang selalu
membaca informasi nilai gizi label pangan kemasan memiliki tingkat
pendidikan tinggi yaitu pendidikan sarjana atau S1 sederajat.
Penelitian serupa juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan dengan membaca label pangan
kemasan dengan p=0,001 (Gongora dkk., 2012). Sedangkan menurut
hasil penelitian Nurhasanah (2013) tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan dengan membaca label informasi
gizi dengan p-value = 0,311. Pada penelitian MacArthur dkk., (2016)
pemilihan calorie, low fat, low sugar dan low salt lebih banyak di
gunakan pada kelompok konsumen dengan pendidikan tinggi, akan
tetapi ini tidak memiliki hubungan yang signifikan.
68
4. Hubungan antara Pengetahuan Label Gizi dengan Membaca
Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9
Supermaket wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2016
Menurut Dricoutis, Lazaridis dan Nayga (2003) dalam Zahara
(2009) pengetahuan gizi akan mempermudah memahami manfaat dan
membaca label makanan secara efisien. Hal tersebut juga dinyatakan
oleh Setijowati dkk., (2010) dalam Ayu (2014) pengetahuan
konsumen mengenai label gizi akan membentuk sikap konsumen
dalam membaca dan memahami label gizi yang terdapat pada produk
kemasan sehingga konsumen dapat menentukan pilihan produk yang
tepat. Hasil penelitian Singh dan Nivi (2015) menyatakan konsumen
harus memiliki kemampuan membaca, menginterpretasikan serta
mengevaluasi suatu informasi nilai gizi dalam membuat keputusan
untuk memilih produk kemasan yang sehat.
Diketahui bahwa konsumen dengan pengetahuan baik (36,8%)
lebih sering membaca label gizi dibandingkan konsumen dengan
pengetahuan tidak baik. Adapun nilai p-value =0,046 (P<0,05)
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
membaca label gizi. Pada penelitian ini rata-rata konsumen
berpengetahuan baik terhadap label gizi pada kemasan. Sejalan juga
dengan hasil penelitian Jannah (2010), Devi (2013), Nurhasanah
(2013) konsumen dengan pengetahuan baik akan lebih sering
membaca label gizi, sebaliknya konsumen dengan pengetahuan tidak
baik jarang membaca label gizi produk pangan kemasan. Sejalan
69
dengan hasil penelitian Grunert dan Will (2007) bahwa konsumen
tidak banyak memahami maksud dari persen, istilah dan standar label
gizi itu sendiri, ini merupakan faktor utama konsumen tidak membaca
label gizi pada kemasan.
Jika dilihat dari hasil jawaban responden yang benar rata-rata
responden dapat membaca takaran saji yang ada pada kemasan,
mengetahui penyebab diabetes dan mengetahui fungsi dari label gizi.
Akan tetapi masih ada responden yang menjawab dengan salah
mengenai pesan AKG 2000 kkal, zat gizi yang wajib dan maksud dari
AKG Natrium pada kemasan. Berdasarkan hasil temuan dilapangan
bahwa masih banyak konsumen yang mengkonsumsi produk kemasan
dengan tinggi Natrium, dapat dilihat pada tabel 5.5. dimana konsumen
banyak membeli produk kemasan mie instan, cemilan atau makanan
ringan, makanan kaleng, minuman yogurt dan jenis minuman cola.
Tipe produk yang mengandung natrium jika dijumlahkan berdasarkan
tipe produk yang sering dibeli oleh konsumen yaitu sekitar 70,9%. Hal
ini dapat dilihat bahwa masih tinggi nya tingkat konsumsi produk
kemasan tinggi natrium pada konsumen.
70
7 BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Hubungan Antara
Karakteristik Individu dan Pengetahuan Label Gizi Dengan Membaca Label
Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9 supermarket Wilayah
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 didapatkan keseimpulan sebagai
berikut:
1. Sebagian besar konsumen di 9 supermarket wilayah Kota Tangerang
Selatan jarang untuk membaca Label Gizi pada produk pangan
kemasan
2. Jenis zat gizi yang sering di baca oleh konsumen adalah jenis
vitamin, protein, mineral dan karbohidrat. Sebagian besar konsumen
memilih dua alasan dalam membaca label gizi produk kemasan,
adapun hanya ingin tahu dan mementingkan kondisi kesehatan saya
merupakan alasan atau alasan utama konsumen dalam membaca
label gizi dan selanjutnya mementingkan kesehatan diri dan anak
menjadi alasan yang dipilih selanjutnya oleh konsumen
3. Sebagian besar tipe produk pada jenis makanan kemasan yang sering
dibeli konsumen yaitu mie instan, jenis minuman yaitu susu (bubuk,
kental manis, skim dll), dan jenis makanan ringan/cemilan.
Membaca label gizi pada produk pagan kemasan lebih banyak
mempengaruhi konsumen pada pembelian. Sebagian besar beralasan
71
karena konsumen tidak paham/tidak mengerti terkait label gizi dan
karena tidak cukup waktu untuk membaca label gizi
4. Usia responden pada penelitian ini yaitu terdapat kelompok usia 18-
35 Tahun. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan
dibandingkan laki-laki. Rata-rata responden memiliki tingkat
pendidikan tinggi (tamat SMA/Sederajat dan sarjana) dan memiliki
pengetahun baik
5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan jenis
kelamin responden dengan membaca label gizi pada produk pangan
kemasan
6. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan
pengetahuan mengenai label gizi dengan membaca label gizi pada
produk pangan kemasan
B. SARAN
Ditinjau berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan, terdapat
beberapa saran yang peneliti ajukan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga Gizi Indonesia
Pentingnya edukasi dan promosi kesehatan terkait bidang gizi pada
produk pangan kemasan, sehingga peran lembaga dalam bidang
preventif dan promotif untuk meningkatkan sosialisasi baik itu
penyuluhan, penyebaran poster dan seminar pengenalan mengenai
pentingnya label gizi produk kemasan. Hal ini dapat bekerjasama
dengan BPOM atau lembaga terkait lainnya untuk memberikan
informasi berupa cara membaca serta memahami informasi gizi
72
tersebut sebagai upaya untuk lebih memperhatikan label gizi pada
kemasan bagi masyarakat
2. Bagi peneliti lain
Dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel penelitian
yang belum diteliti seperti persepsi terhadap label produk kemasan
dan variabel perencanaan makanan terhadap produk kemasan
sehingga dapat mengetahui perilaku konsumen terhadap produk
kemasan yang dikonsumsi. Serta dapat melibatkan peran aktif
supermarket yang diharapkan dapat membantu dalam promosi untuk
membaca label gizi kemasan.
73
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S 2010, Prinsip Dasar Ilmu Gizi.. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Aramiko, S 2011, ‘Dampak Pasar Ritel Modern terhadap Pasar dan Pedagang
Ritel Tradisional di Kota Tangerang Selatan dan Upaya
Penanggulangannya’, Skripsi, Universitas Islam Negeri. Jakarta
Arikunto, S, 2010, Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi), Rineka Cipta, Jakarta
Asmaiyar, 2004, ‘Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Konsumen
Membaca Label Produk Pangan di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Tahun 2003’, Skripsi, Universitas Indonesia. Jakarta
Ayu, E 2014,’Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Konsumen akan Nutrition
Labeling terhadap Minat Beli Produk Makanan Kemasan pada Kelompok
Usia 30 tahun di wilayah Kudus’ Skripsi, Universitas Kristen Satya
Wacana. Jakarta
Azman, N, & Sahak, S, Z, 2014. ‘Nutritional Label and Consumer Buying
Decision: A Preliminary Review’, Procedia - Social and Behavioral
Sciences, Vol. 130, No. -, pp. 490–498.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2014, ‘Buku Survei Konsumsi
Makanan Individu dalam Studi Diet Total Penduduk Indonesia’, Jakarta:
Kemenkes, RI
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI, Riskesdas dalam Angka
Provinsi Banten 2013. Jakarta: Kemenkes, RI Kemenkes, RI (2013).
74
Badan Pengawas Obat dan Makanan 2016, Tentang Acuan Label Gizi. Jakarta:
Kepala BPOM RI
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia 1999, Tentang Label dan
Iklan Pangan. Jakarta: Kepala BPOM RI
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia 2005, Tentang Pedoman
Pencantuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan. Jakarta: Kepala
BPOM RI
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia 2011, Tentang
Tatalaksana Pendaftaran Pangan Olahan. Jakarta: Kepala BPOM RI
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia 2012, Tentang
Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan. Jakarta: Kepala
BPOM RI
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, 2015, Tentang
Pengawasan Takaran Saji Pangan Olahan. Jakarta: Kepala BPOM RI
Besler, H,T, Zehra, B, & Muhemmed F, U, 2012, ‘Consumer Understanding and
Use of Food and Nutrition Labeling in Turkey. Journal of Nutrition
Education and Behavior, Vol 44 No. 6, pp. 584–591.
Borra, S, 2006. ‘Consumer Perspectives on Food Labels’, The American Journal
Clinical Nutrition, Vol. 83 (suppl), hal. 1235S.
BPKN Depdag RI, (2007). Hasil Kajian Badan Perlindungan Konsumen Nasional
(BPKN) di Bidang Pangan terkait Perlindungan Konsumen. Jakarta:
Kementerian Perdagangan
75
BPS, 2015, Statistik Daerah Kota Tangerang Selatan. BPS Kota Tangerang
Selatan
Cannoosamy, K, Pugo, P, & Jeewon, R, 2014, ‘Consumer Knowledge and
Attitudes Toward Nutritional Label’, Journal of Nutrition Education and
Behavior, Vol -, Number -, pp. 1-7
Castillo, L, P, Royo, B, M, A, & Moya, G, A, 2015, ‘Information search
behaviour, understanding and use of nutrition labeling by residents of
Madrid, Spain’, Journal Public Health, Vol. 129 No. 3, pp. 226–236.
Devi, V, C, Sartono, A, & Isworo, T, J, 2013, ‘Konsumen di Pasar Swalayan
ADA Setiabudi Semarang’, Jurnal Gizi Universitas Semarang, Vol. 2, No.
2, hal. 1–12
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 2014, Angka
Kecukupan Energi (AKG) Bagi Bangsa Indonesia 2014’, Jakarta: Kemenkes
RI
Disperindag, Kota Tangsel, 2016, Kabar Kota Tangerang Selatan Daftar Pusat
Perbelanjaan di wilayah Kota Tangerang Selatan. [online]. (diupdate 20
Maret 2014) http://www.korantangsel.com/2013/03/daftar-pusat-
perbelanjaan-kota.html [diakses 12 April 2016]
Elfindri, Hasnita, E, Abidin, Z, Machmud, R, & Emiyasna K, 2011. Metodologi
Penelitian Kesehatan, Cetakan ke-1, Baduose Media, Jakarta
Godwin, L,S, Leslie S, H, & Cindy, T, 2006, ‘Evaluating the Nutrition Label: Its
Use in and Impact on Purchasing Decision by Consumers’, Journal of Food
and Distribution Research, Vol. 37, No. 1, pp. 76-80
76
Gongora, V, D, Salvador, V, Guadalupe, R, Marcia, C, Veronica, R & Sergio, M,
2012, ‘ Use and Understanding of The Nutrition Information Panel of Pre-
packaged Foods in a Sample of Mexican Consumers’, Salud Publica de
Mexico, Vol. 54, No. 2, pp. 158–166
Grunert, K, G, Laura, F, Josephine, M, Stefan, S, Liliya, N, 2010, ‘Use and
Understanding of Nutrition Information on Food Labels in Six European
Countries’, Journal of Public Health, Vol. 18, No. 3, pp. 261–277.
Gulo, W 2002, Metode Penelitian. PT Grasindo, Jakarta
Hastono, S 2011, Statistik Kesehatan, Rajawali Press, Jakarta
Hauner, H, Angela,B, Heiner, B, Anja, B, Anette, B, Eva, L, Jakob, L, Matthias,
S, Daniela, S & Gunther, W, 2012, ‘Evidance-Based Guideline of the
German Nutrition Society: Carbohydrate Intake and Prevention of Nutrition
Related Disease’, Annals of Nutrition & Metabolismc, Vol. 60, No. 1, pp. 1-
58
Jannah, W, 2013, ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Membaca
Label Informasi Nilai Gizi Produk Pangan Kemasan pada Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta’, Skripsi,
Universitas Syarif Hidayatullah. Jakarta
Kasapila, W & Shawa, P, 2011, ‘Use and Understanding of Nutrition Labels
Among Consumers in Lilongwe (Malawi)’, African journal of Food,
Agriculture, Nutrition and Development, Vol. 11. No.5, pp. 5171-5186
77
Liu, R, Hoefkens, C & Wim, V, 2015, ‘Chinese Consumers ’ Understanding and
Use of a Food Nutrition Label and Their Determinants’, Journal Food
Quality and Preference, Vol. 41, No. -, pp. 103-111
MacArthur, R, L, Yuehua, W & Xuqiao, F, 2016, ‘Influence of Age and
Education on Nutritional Knowledge and Dietary Choices among Chinese
Consumer in Shenyang China’, Journal Mal J Nutrition, Vol. 22, No.1, pp.
17-28
Malik, V, S & Frank, B,H, 2012, ‘Sweeteners and Risk of Obesity and Type 2
diabetes: The Role of Sugar-Sweetened Beverages’, Journal Curr Diab Rep,
Vol. 12, No.-, pp. 195-203
Mediani, N, 2013, ‘Pengetahuan, Persepsi, Sikap dan Perilaku Membaca Label
Informasi Gizi pada Mahasiswa’, Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Mhurchu, N, C, & Delvina, G, 2007, ‘Nutrition Labels and Claims in New
Zealand and Australia: a Review of Use and Understanding’, Australian and
New Zealand Journal Public Health, Vol. 31,No. 2, pp.105–112.
Miller, L, M, S, & Diana, L, C, 2015, ‘The Effects of Nutrition Knowledge on
Food Label Use. A Review of the Literature’, Journal Appetite, Vol. 92, No.
-, pp. 207–216.
Muttohharoh, 2013, ‘Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Membaca Label Informasi Nilai Gizi, Komposisi dan Kadaluarsa pada Ibu
yang memiliki Anak di TK Fatahillah Depok Tahun 2013’, Skripsi,
Universitas Indonesia. Jakarta
Notoadmodjo, S, 2010, ‘Metodologi Penelitian’, Rineka Cipta, Jakarta
78
Nurhasanah, 2013, ‘Hubungan Persepsi dan Perilaku Konsumen di DKI Jakarta
Terhadap Label Gizi Pangan dengan Status Gizi dan Kesehatan’, Skripsi,
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Permenkes, 2013. Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak
serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.
Jakarta: Kemenkes, RI
PerPres No 112 Tahun 2007, Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Jakarta: Kementerian
Republik Indonesia
Platkin, C, Ming, C, Y, Kumberly, H, Ellen, W, W, Chang, Y, Ho, J, T &
Victoria, H, C, 2014, ‘The Effect of Menu Labeling with Calories and
Exercise Equivalents on Food Selection and Consumption’, Journal BioMed
Central, Vol. 1, No. 21, pp. 1-7
PP No 28 Tahun 2004, Tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Jakarta:
Kementerian Republik Indonesia
PP No 41 Tahun 2014, Tentang Pedoman Gizi Seimbang, Jakarta: Kemenkes RI
Riskesdas Indonesia 2013, Tentang Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013,
Jakarta: Kemenkes RI
Satoto, dkk, 1997, ‘Masalah Gizi Lebih dan Penyakit Kardiovaskular
Aterosklerosis’. Prosiding Widia Karya Nasional Pangan dan Gizi VII,
Semarang
Setiawati, 2009, ‘Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Petugas
Kesehatan Melakukan Hand Hygiene dalam Mencegah Infeksi Nosokomial
79
di Ruang Perinatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta’, Tesis,
Universitas Indonesia. Jakarta
Singh, A & Nivi, S, 2015, ‘Effect of Food Label Information on consumers
Purchase Decision’, Acme Intellects International Journal of Research in
Management, Social Sciences & Technology, Vol. 11, No. 11, pp. 1-9
UU RI No 8 Tahun 1999, Tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta: Kementerian
Republik Indonesia
Volkova, E & Cliona, M 2015, ‘The Influence of Nutrition Labeling and Point-of-
Purchase Information on Food Behaviours’,Journal Curr Obesity Rep, Vol.
4, No. -, pp.19–29
WHO. Global Strategy on Diet, Physical Activity and Health. Diakses pada 25
Juli 2016 (online) http://www.who.int/dietphysicalactivity/en/
Zahara, S & Triyanti, 2009, ‘Kepatuhan Membaca Label Informasi Zat Gizi di
Kalangan Mahasiswa’, Skripsi, Universitas Indonesia. Jakarta
80
LAMPIRAN
81
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Saya Widia Oktaviana mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Imu Kesehatan UIN Syarifhidayahtullah Jakarta. Saat ini
saya sedang mengadakan penelitian mengenai Hubungan antara Karakteristik
Individu dan Pengetahuan Gizi dengan Membaca Label Gizi Produk Pangan
Kemasan pada Konsumen di 9 Supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016. Dengan ini saya meminta bantuan saudara untuk mengisi kuesioner
penelitian ini.
Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(INFORM CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Tempat Tinggal :
No. Handphone :
Saya telah membaca dan memahami penjelasan dari peneliti mengenai penelitian
yang berjudul “Hubungan antara Karakteristik Individu dan Pengetahuan Gizi
dengan Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan pada Konsumen di 9
supermarket Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016”. Saya yakin bahwa
peneliti akan menjaga kerahasian identitas dan jawaban saya sebagai responden.
Oleh karena itu, saya menyatakan secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian
ini.
Tangerang Selatan, ..............2016
Responden
(_______________)
82
Bagian A Karakteristik Responden
B. Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan
B1. Seberapa sering Saudara Membaca Label Gizi pada Produk Pangan
Kemasan?
1 2 3 4
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
(Jika memilih jawaban “1” dan “2” lanjut ke nomer 7)
No Keterangan
Kode
(Disii
Peneliti)
A1 Nama
A2 Usia ................ Tahun
A3 Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan [ ]
A4 Pendidikan terakhir 0. Tidak sekolah
1. Tamat SD/Sederajat
2. Tamat SMP/Sederajat
3. Tamat SMA/Sederajat
4. Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat
[ ]
Merupakan salah satulabel yang tertera padakemasan, yangberisikan kandunganzat gizi dalam pangantersebut.
83
B2. Jenis Informasi Gizi apa yang saudara baca?
Tidak
pernahJarang Sering Selalu
Lemak 1 2 3 4
Lemak jenuh 1 2 3 4
Karbohidrat 1 2 3 4
Protein 1 2 3 4
Gula 1 2 3 4
Natrium atau garam 1 2 3 4
Serat 1 2 3 4
Vitamin (A, C, B, D dll) 1 2 3 4
Mineral (fe, kalsium dll) 1 2 3 4
Bahan pengawet, pewarna dll 1 2 3 4
B3. Apa alasan Saudara dalam Membaca Label Gizi pada Produk Pangan
Kemasan? Jawaban boleh lebih dari 1 (satu)
a. mengontrol berat badan [ ]
b. saya menjaga keseimbangan diet [ ] ( sebutkan ..........................
c. fokus terhadap komposisi atau bahan makanan tertentu [ ]
d. mengerti informasi nilai gizi dari produk kemasan [ ]
e. memilih ukuran porsi yang sesuai [ ]
f. mementingkan kondisi kesehatan saya [ ]
g. saya sangat memperhatikan makanan untuk anak saya [ ]
h. saya sangat memperhatikan makanan untuk suami/istri saya [ ]
i. hanya ingin tahu [ ]
B4. Pada tipe produk pangan kemasan, mana yang sering saudara beli dan
konsumsi? Jawaban boleh lebih dari 1 (satu)
a. Biskuit kering yang asin [ ]
b. Sereal atau jenis bubur [ ]
c. Jenis minuman Yogurt [ ]
d. Jenis makanan kaleng (Ham, cornet dll) [ ]
e. Mie Instan [ ]
84
f. Makanan ringan/ cemilan (snack) [ ]
g. Jenis minuman ringan (coca-cola, sprite,kopi,teh dll) [ ]
h. Jenis susu (bubuk, kental manis, skim dll) [ ]
B5. Apakah dengan membaca label gizi produk pangan kemasan dapat
mempengaruhi saudara dalam pemilihan produk yang akan dibeli?
a. Tidak
b. Ya
B6. Mengapa saudara tidak Membaca Label Gizi pada produk pangan kemasan?
a. Karena tidak merasa penting
b. Karena tidak memiliki cukup waktu untuk membacanya
c. Karena tidak paham dan tidak mengerti fungsinya
c. Lainnya (sebutkan.................................)
C. Pengetahuan Label Gizi
NO Pertanyaan
Kode
(Diisi
Peneliti)
C1
Gambar 1
Apakah fungsi label informasi gizi pada produk kemasan bagi konsumen?
a. Untuk memberikan informasi mengenai kandungan gizi pada produk
kemasan
b. Untuk memenuhi syarat sebagai produk kemasan
c. Untuk memberikan keuntungan bagi konsumen karena memilih
produk kemasan yang tepat
d. Tidak tahu
[ ]
85
C2 Apakah jenis zat gizi yang wajib di cantumkan pada produk pangan
kemasan?
a. Lemak Total, Protein, Karbohidrat dan Natrium
b. Protein, Karbohidrat dan vitamin
c. Gula, Lemak, Protein dan karbohidrat
d. Tidak tahu
[ ]
C3 Persen (%) AKG pada kemasan adalah Angka Kecukupan Gizi yang
diperoleh jika mengkonsumsi Pangan kemasan, yang dinyatakan dalam
persentase. Apa yang dimaksud dengan %AKG pada kandungan Natrium
(Lihat Gambar 1) ?
a. %AKG Natrium tersebut rendah jika dikonsumsi
b. %AKG Natrium tersebut sedang jika dikonsumsi
c. %AKG Natrium tersebut tinggi jika dikonsumsi
d. Tidak tahu
[ ]
C4 Apa yang akan timbul jika saudara mengkonsumsi Natrium atau garam
secara berlebih?
a. Akan menyebabkan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung
b. Akan menyebabkan penyakit hipertensi (darah tinggi)
c. Akan menyebabkan penyakit diabetes (kencing manis)
d. Tidak tahu
[ ]
C5
Gambar 2
Berapa jumlah Takaran saji yang terkandung persajian pada produk
kemasan (Lihat Gambar 2)?
a. 60 gr
b. 70 gr
c. 80 gr
d. Tidak tahu
[ ]
86
C6 Jika saudara mengkonsumsi 2 kemasan seperti contoh pada Produk kemasan
(Lihat Gambar 2) dalam sehari, berapa jumlah lemak total yang diperoleh?
a. 60 gr
b. 70 gr
c. 80 gr
d. Tidak tahu
[ ]
C7 Penyakit apakah yang disebabkan oleh timbunan lemak yang berlebih pada
tubuh?
a. Penyakit Jantung
b. Diabetes
c. Hipertensi
d. Tidak tahu
[ ]
C8 Apa yang dimaksud dengan pesan berikut *Persen AKG Berdasarkan
Kebutuhan Energi 2000 kkal, Kebutuhan Energi Anda Mungkin Lebih Tinggi
atau Lebih Rendah (Lihat Gambar 2)?
a. Kebutuhan energi saya 2000 kkal sehari maka %AKG tersebut tinggi
bagi saya
b. Kebutuhan energi saya lebih dari 2000 kkal maka %AKG tersebut
cukup bagi saya
c. Kebutuhan energi saya lebih rendah dari 2000 kkal maka %AKG
tersebut kurang bagi saya
d. Tidak tahu
[ ]
C9 Penyakit Diabetes merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
konsumsi makanan/minuman yang berlebih. Mengandung apakah jenis
makanan /minuman yang dimaksud?
a. Makanan/minuman dengan tinggi Lemak
b. Makanan/minuman dengan tinggi Gula
c. Makanan/minuman dengan tinggi Garam
d. Tidak tahu
[ ]
C10 Apa yang akan saudara lakukan, jika mengetahui kandungan gula pada
produk kemasan (Lihat Gambar 2)?
a. Membatasi konsumsi produk tersebut
b. Tidak Mengonsumsi Pangan lainnya
c. Menambah konsumsi produk lainnya
d. Tidak tahu
[ ]
87
Lampiran 2 Output Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Membaca Label Gizi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variablesin the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
.982 .989 30
Item-Total Statistics
ScaleMean if
ItemDeleted
ScaleVariance if
ItemDeleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if
ItemDeleted
pernahkahmembacalabelgizi 17.67 484.299 .778 . .982
Lemak 18.87 461.016 .863 . .981
Lemakjenuh 19.07 474.409 .878 . .981
Karbohidrat 19.17 481.040 .921 . .981
Protein 18.93 464.685 .885 . .981
Gula 18.83 459.937 .930 . .981
Natriumataugaram 19.03 471.137 .927 . .981
Vitamin 18.63 447.137 .936 . .981
Mineral 18.83 459.385 .941 . .981
BTP 19.03 472.447 .895 . .981
Kpnmembaca 19.07 474.961 .945 . .981
mengontrolBB 19.07 474.271 .965 . .981
KeseimbanganDiet 19.10 476.921 .935 . .981
Fokuskomposisi 19.00 470.897 .976 . .981
Mengertiinformasi 19.00 471.379 .964 . .981
Memilihukuranporsi 19.07 474.892 .947 . .981
Membeliproduksehat 19.27 487.789 .935 . .981
Perhatianutkanak 19.23 486.116 .896 . .981
Perhatianutksuami 19.00 471.379 .964 . .981
Hanyaingintahu 19.03 473.275 .951 . .981
88
Item-Total Statistics
ScaleMean if
ItemDeleted
ScaleVariance if
ItemDeleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if
ItemDeleted
Biskuit 19.17 480.626 .934 . .981
Sereal 19.13 478.671 .935 . .981
Yogurt 19.07 475.168 .940 . .981
Jeniskalengan 19.17 481.592 .903 . .981
Mieinstant 19.27 487.444 .950 . .981
Cemilan 19.27 487.857 .932 . .981
Jenisminuman 19.17 481.109 .918 . .981
Jenissusu 19.13 480.051 .893 . .981
Mempengaruhipemilihanproduk
19.17 481.937 .892 . .981
Variabel Pengetahuan Label Gizi
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
.611 .622 10
Item-Total Statistics
ScaleMean if
ItemDeleted
ScaleVarianceif ItemDeleted
CorrectedItem-Total
Correlation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Fungsilabelgizi 12.87 3.637 .341 .331 .571
Jeniszatgiziygwajib 13.43 3.978 .263 .243 .591
PersenAKG 13.27 3.926 .172 .116 .612
Akibatkonsumsinatrium 13.00 3.517 .365 .375 .564
Takaransaji 12.83 3.730 .304 .309 .580
lemaktotal2kemasan 12.87 3.706 .300 .270 .581
akibatkonsumsilemaknerlebih
13.27 3.513 .418 .489 .551
ArtipersenAKGberdsrkankebutuhanenergi
13.47 3.913 .377 .267 .574
Penyebabdiabetes 12.90 3.817 .221 .336 .601
tindakanpadakandungangula
13.20 3.959 .134 .353 .623
89
Lampiran 3 Output Analisis Univariat dan Bivariat
Analisis Univariat
1. Gambaran Membaca Label Gizi
Frekuensi_Membaca
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak Pernah 24 14.9 14.9 14.9
Jarang 88 54.7 54.7 69.6
Sering 47 29.2 29.2 98.8
Selalu 2 1.2 1.2 100.0
Total 161 100.0 100.0
a. Jenis Zat gizi yang sering dibaca
Lemak
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 14 8.7 8.7 78.3
Jarang 5 3.1 3.1 81.4
Sering 29 18.0 18.0 99.4
Selalu 1 .6 .6 100.0
Total 161 100.0 100.0
lemakjenuh
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 27 16.8 16.8 86.3
jarang 12 7.5 7.5 93.8
Sering 10 6.2 6.2 100.0
Total 161 100.0 100.0
karbohidrat
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 25 15.5 15.5 85.1
Jarang 6 3.7 3.7 88.8
Sering 17 10.6 10.6 99.4
Selalu 1 .6 .6 100.0
Total 161 100.0 100.0
90
protein
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 22 13.7 13.7 83.2
Jarang 7 4.3 4.3 87.6
Sering 19 11.8 11.8 99.4
Selalu 1 .6 .6 100.0
Total 161 100.0 100.0
Gula
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 21 13.0 13.0 82.6
jarang 8 5.0 5.0 87.6
Sering 17 10.6 10.6 98.1
Selalu 3 1.9 1.9 100.0
Total 161 100.0 100.0
Natrium_Garam
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 27 16.8 16.8 86.3
Jarang 6 3.7 3.7 90.1
Sering 13 8.1 8.1 98.1
Selalu 3 1.9 1.9 100.0
Total 161 100.0 100.0
Serat
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 23 14.3 14.3 83.9
Jarang 13 8.1 8.1 91.9
Sering 12 7.5 7.5 99.4
Selalu 1 .6 .6 100.0
Total 161 100.0 100.0
91
Vitamin
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 5 3.1 3.1 72.7
Jarang 7 4.3 4.3 77.0
Sering 27 16.8 16.8 93.8
Selalu 10 6.2 6.2 100.0
Total 161 100.0 100.0
Mineral_zatbesi_kalsium_dll
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 15 9.3 9.3 78.9
jarang 10 6.2 6.2 85.1
Sering 18 11.2 11.2 96.3
Selalu 6 3.7 3.7 100.0
Total 161 100.0 100.0
BahanPengawet_Pewarna
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Tidak Membaca 112 69.6 69.6 69.6
Tidak Pernah 28 17.4 17.4 87.0
Jarang 6 3.7 3.7 90.7
Sering 12 7.5 7.5 98.1
Selalu 3 1.9 1.9 100.0
Total 161 100.0 100.0
b. Alasan Membaca Label Gizi
Mengontrol_BB
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 154 95.7 95.7 95.7
Ya 7 4.3 4.3 100.0
Total 161 100.0 100.0
92
Keseimbangan_Diet
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 144 89.4 89.4 89.4
Ya 17 10.6 10.6 100.0
Total 161 100.0 100.0
FokusKomposisi
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 152 94.4 94.4 94.4
Ya 9 5.6 5.6 100.0
Total 161 100.0 100.0
PahamInformasi
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 150 93.2 93.2 93.2
Ya 11 6.8 6.8 100.0
Total 161 100.0 100.0
MemilihUkuranPorsi
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 157 97.5 97.5 97.5
Ya 4 2.5 2.5 100.0
Total 161 100.0 100.0
MembeliProduksehat
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 140 87.0 87.0 87.0
Ya 21 13.0 13.0 100.0
Total 161 100.0 100.0
Untuk_Anak
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 143 88.8 88.8 88.8
Ya 18 11.2 11.2 100.0
Total 161 100.0 100.0
93
Untuk_Suami
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 159 98.8 98.8 98.8
Ya 2 1.2 1.2 100.0
Total 161 100.0 100.0
HanyainginTahu
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 138 85.7 85.7 85.7
Ya 23 14.3 14.3 100.0
Total 161 100.0 100.0
c. Tipe Produk yang sering dibeli
BiskuitkeringAsin
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 147 91.3 91.3 91.3
Ya 14 8.7 8.7 100.0
Total 161 100.0 100.0
Sereal_Bubur
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 142 88.2 88.2 88.2
Ya 19 11.8 11.8 100.0
Total 161 100.0 100.0
Yogurt_Jusbuah
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 142 88.2 88.2 88.2
Ya 19 11.8 11.8 100.0
Total 161 100.0 100.0
Kalengan_Ham_Kornet
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 149 92.5 92.5 92.5
Ya 12 7.5 7.5 100.0
Total 161 100.0 100.0
94
Mie_instan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 134 83.2 83.2 83.2
Ya 27 16.8 16.8 100.0
Total 161 100.0 100.0
Cemilan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 133 82.6 82.6 82.6
Ya 28 17.4 17.4 100.0
Total 161 100.0 100.0
Jenisminuman_Cola_Sprite_Kopi_Teh
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 147 91.3 91.3 91.3
Ya 14 8.7 8.7 100.0
Total 161 100.0 100.0
Jenis_susu
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 124 77.0 77.0 77.0
Ya 37 23.0 23.0 100.0
Total 161 100.0 100.0
d. Pengaruh terhadap Pembelian
Pengaruhmembaca_Pembelian
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak pernah 112 69.6 69.6 69.6
Tidak 16 9.9 9.9 79.5
Ya 33 20.5 20.5 100.0
Total 161 100.0 100.0
95
e. Alasan tidak Membaca Label Gizi
Tidakmerasapenting
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 137 85.1 85.1 85.1
Ya 24 14.9 14.9 100.0
Total 161 100.0 100.0
Tidakcukupwaktumembaca
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 125 77.6 77.6 77.6
Ya 36 22.4 22.4 100.0
Total 161 100.0 100.0
TidakPahamdanTidakMengerti
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak 109 67.7 67.7 67.7
Ya 52 32.3 32.3 100.0
Total 161 100.0 100.0
2. Gambaran Usia
Urutan_Usia
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 18-35 96 59.6 59.6 59.6
36-50 56 34.8 34.8 94.4
51-64 9 5.6 5.6 100.0
Total 161 100.0 100.0
3. Gambaran Jenis Kelamin
JenisKelamin
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Laki-Laki 34 21.1 21.1 21.1
Perempuan 127 78.9 78.9 100.0
Total 161 100.0 100.0
96
4. Gambaran Tingkat Pendidikan
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak Tamat Sekolah 1 .6 .6 .6
Tamat SD/Sederajat 5 3.1 3.1 3.7
Tamat SMP/Sederajat 21 13.0 13.0 16.8
Tamat SMA/Sederajat 93 57.8 57.8 74.5
Tamat PerguruanTinggi/Sederajat
41 25.5 25.5 100.0
Total 161 100.0 100.0
5. Gambaran Pengetahuan
kategoripengetahuan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid tidak baik 74 46.0 46.0 46.0
baik 87 54.0 54.0 100.0
Total 161 100.0 100.0
97
Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Usia dengan Membaca Label Gizi
Urutan_Usia * Frekuensi_Membaca Crosstabulation
Frekuensi_Membaca
TotalTidak Pernah Jarang Sering Selalu
Urutan_Usia
18-35 Count 13 52 29 2 96
% withinUrutan_Usia
13.5% 54.2% 30.2% 2.1% 100.0%
36-50 Count 8 33 15 0 56
% withinUrutan_Usia
14.3% 58.9% 26.8% .0% 100.0%
51-64 Count 3 3 3 0 9
% withinUrutan_Usia
33.3% 33.3% 33.3% .0% 100.0%
Total Count 24 88 47 2 161
% withinUrutan_Usia
14.9% 54.7% 29.2% 1.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 4.676a 6 .586
Likelihood Ratio 4.974 6 .547
Linear-by-Linear
Association1.084 1 .298
N of Valid Cases 161
a. 6 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,11.
98
2. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Membaca Label Gizi
JenisKelamin * Frekuensi_Membaca Crosstabulation
Frekuensi_Membaca
TotalTidakPernah Jarang Sering Selalu
JenisKelamin Laki-Laki Count 8 20 6 0 34
% withinJenisKelamin
23.5% 58.8% 17.6% .0% 100.0%
Perempuan Count 16 68 41 2 127
% withinJenisKelamin
12.6% 53.5% 32.3% 1.6% 100.0%
Total Count 24 88 47 2 161
% withinJenisKelamin
14.9% 54.7% 29.2% 1.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 4.790a 3 .188
Likelihood Ratio 5.215 3 .157
Linear-by-LinearAssociation
4.752 1 .029
N of Valid Cases 161
a. 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is ,42.
3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Membaca Label Gizi
Kat_Pendidikan * Frekuensi_Membaca Crosstabulation
Frekuensi_Membaca
TotalTidak Pernah Jarang Sering Selalu
Kat_Pendidikan
PendidikanRendah
Count 11 12 4 0 27
% withinKat_Pendidikan
40.7% 44.4% 14.8% .0% 100.0%
PendidikanTinggi
Count 13 76 43 2 134
% withinKat_Pendidikan
9.7% 56.7% 32.1% 1.5% 100.0%
Total Count 24 88 47 2 161
% withinKat_Pendidikan
14.9% 54.7% 29.2% 1.2% 100.0%
99
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 17.843a 3 .000
Likelihood Ratio 15.049 3 .002
Linear-by-LinearAssociation
12.705 1 .000
N of Valid Cases 161
a. 3 cells (37,5%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is ,34.
4. Hubungan antara Pengetahuan dengan Membaca Label Gizi
benarkategoripengetahuan * Frekuensi_Membaca Crosstabulation
Frekuensi_Membaca
TotalTidakPernah Jarang Sering Selalu
kategoripengetahuan
tidakbaik
Count 16 42 15 1 74
% withinbenarkategoripengetahuan
21.6% 56.8% 20.3% 1.4% 100.0%
baik Count 8 46 32 1 87
% withinbenarkategoripengetahuan
9.2% 52.9% 36.8% 1.1% 100.0%
Total Count 24 88 47 2 161
% withinbenarkategoripengetahuan
14.9% 54.7% 29.2% 1.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 8.000a 3 .046
Likelihood Ratio 8.140 3 .043
Linear-by-LinearAssociation
6.995 1 .008
N of Valid Cases 161
a. 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is ,92.