HUBUNGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN KREATIF DENGAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS III
Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
Nama : Hemas Putri Kusdesiana
NIM : 2016820237
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Hemas Putri Kusdesiana (2016820237)
HUBUNGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN KREATIF DENGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS III
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh minimnya keinginan siswa
untuk menulis karangan kreatif dan mengerjakan soal cerita matematika
yang telah diberikan sebagai bentuk tugas sekolah karena siswa masih
beranggapan bahwa menulis dan mengerjakan soal cerita itu hal yang
menyulitkan dan membosankan. Terlebih siswa lebih menyukai hal-hal
yang dianggap menyenangkan daripada menulis karangan dan
mengerjakan soal cerita. Fenomena ini menunjukkan bahwa kecilnya
minat mengarang dan mengerjakan soal cerita sampai saat ini. Sehingga
peneliti tertarik untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara
kemampuan menulis karangan kreatif dengan kemampuan pemahaman
soal cerita pada siswa kelas III di sekolah dasar. Jenis penelitian yang
digunakan ialah kuantitatif dengan metode korelasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang siginifikan antara
kemampuan menulis karangan kreatif dengan kemampuan pemahaman
soal cerita pada siswa kelas III. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa jika siswa sering berlatih menuangkan ide kedalam tulisan untuk
mengarang serta berlatih dalam mengisi soal cerita maka akan berguna
dalam kehidupan sehari-hari terlebih jika guru juga sering memotivasi
maka siswa akan memiliki tingkat penguasaan dan wawasan yang lebih
tinggi karena siswa akan lebih sering terlibat dengan menulis karangan
kreatif dan pemahaman soal cerita.
Kata kunci: Menulis, Karangan Kreatif, Pemahaman Soal Cerita.
Daftar Pustaka 51 (2005-2020)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk
Ibuku Helma dan Bapakku Edy Kusno Widodo
dan adikku yang senatiasa
mengiringi langkah dengan melimpahkan
kasih sayang, untaian do‟a dan pengorbanan
viii
MOTTO
Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memanfaatkannya dengan baik,
maka ia akan memanfaatkanmu
-HR. Muslim
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas
segala berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Hubungan Kemampuan Menulis Karangan Kreatif
Dengan Kemampuan Soal cerita pada siswa kelas III”. Skripsi ini
sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini cukup sering penulis temui berbagai
hambatan dan rintangan, tapi berkat bimbingan, pertolongan, nasihat
serta saran dari semua pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan
penbuatan skripsi ini. Walaupun begitu, peneliti menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu peneliti
menerima berbagai saran dan kritik yang membangun agar di masa yang
akan datang tulisan ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini
peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini terutama pada:
x
1. Bapak Dr. Iswan, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti studi fakultas ini.
2. Bapak Azmi Al-Bahij, M.Si. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universits Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan motivasi
dan arahan kepada peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.
3. Ibu Mas Roro Diah Wahyu Lestari, M.Pd selaku dosen pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu, selalu sabar memberikan
arahan serta dukungan demi kelancaran selama penyusunan
proposal penelitian sehingga dapat selesai dengan tepat pada
waktunya.
4. Orang tua tercinta (Ibu dan Bapak) serta adik yang telah
memberikan semangat yang tidak ternilai berupa materil serta
moral dan juga yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan
selama awal perkuliahan sampai pada penulisan skirpsi.
5. Teman-teman seperjuangan kelas ESD 2016 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan untuk
cepat menyelesaikan proposal penelitian ini dan juga menjadi
tempat untuk saling bertukar pikiran antara satu sama lain.
6. Teman seperbimbingan dan seperjuangan, terimakasih atas
motivasi yang diberikan serta dukungan dan supportnya.
xi
7. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak
kekurangan. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat dan berguna
bagi yang membaca dan mempelajarinya.
Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb
Jakarta, 04 Agustus 2021
Penulis
Hemas Putri Kusdesiana
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
PAKTA INTEGRITAS .......................................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
A. Kajian Teori ....................................................................................................... 10
1. Kemampuan Pemahaman Soal Cerita .......................................................... 10
2. Kemampuan Menulis Karangan Kreatif ......................................................... 18
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 33
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 36
B. Metode Penelitian ............................................................................................ 37
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .......................... 38
D. Populasi dan Sampel...................................................................................... 40
E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian .............................................................. 41
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 46
xiii
G. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 53
A. Deskripsi Data .................................................................................................. 53
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................................. 53
2. Deskripsi Responden ........................................................................................ 53
3. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................................. 53
B. Hasil Analisis Data .......................................................................................... 56
1. Uji Coba Instrumen ........................................................................................... 56
2. Uji Prasyarat Analisis ........................................................................................ 58
a. Uji Normalitas ..................................................................................................... 58
b. Uji Homogenitas ................................................................................................ 59
3. Uji Hipotesis ....................................................................................................... 60
C. Interpretasi Hasil Penelitian ......................................................................... 61
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 64
A. Kesimpulan ............................................................................................ 64
B. Saran ...................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN ........................................................................................................ 71
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 …………………………………………………………………….. 36
Tabel 3.2 ............................................................................................... 41
Tabel 3.3 ............................................................................................... 42
Tabel 3.4 ............................................................................................... 50
Tabel 4.1 ............................................................................................... 52
Tabel 4.2 ............................................................................................... 53
Tabel 4.3 ............................................................................................... 55
Tabel 4.4 ............................................................................................... 55
Tabel 4.5 ……………………………………………………………………...56
Tabel 4.6 ……………………………………………………………….……..57
Tabel 4.7 ………………………………………………………………….…..57
Tabel 4.8 ……………………………………………………………………...58
xv
DAFTAR BAGAN
BAGAN 2.1 …………………………………………………………………… 35
BAGAN 3.1 …………………………………………………………………… 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan ialah usaha manusia (pendidik) dengan
bertanggung jawab mengarahkan anak untuk menjadi dewasa baik
sebagai makhluk individual maupun makhluk sosial dengan cara
belajar. Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan
bekal utama. Aktivitas belajar mengajar ialah proses manusiawi
yang sangat halus bagi sensivitas serta keahlian dalam perihal
ikatan sesama manusia. Hubungan ini termasuk hubungan yang
lemah sebab keresahan terdapat di siswa ataupun tuntutan berasal
dari pendidik ataupun rasa keterikatan pada pendidik. Perilaku
yang dibutuhkan ialah kalau pendidik sanggup mendapatkan
pengajar bagaikan bahan ilmu sehingga wajib dihormati. Dalam hal
ini keberhasilan proses Pendidikan ditetapkan oleh pola kedekatan
antara guru serta siswa dalam kelas.
Bagian kemampuan Bahasa yang utama dimiliki siswa
adalah kemampuan menulis. Abu Hurairah radhiallahu
„anhu berkata,
2
Artinya: “Tidak ada seorang pun dari shahabat Nabi Shallallahu
„Alaihi Wasallam yang paling banyak (meriwayatkan)
hadits dari Beliau (Shallallahu „Alaihi Wasallam) selain
aku, kecuali dari Abdullah bin Amr, karena ia dahulu
menulis, sedangkan aku tidak menulis.” (HR. Bukhari
no.113)
Menulis bukan sekedar berhubungan dengan penggunaan
tata Bahasa serta tanda baca tetapi sistem yang dapat
menumbuhkan kemampuan dalam berpikir kreatif. Seorang bisa
cakap menulis jika berlatih dengan giat. Perihal ini disebabkan
keterampilan menulis ialah suatu perkembangan dengan latihan
secara terus menerus. Menulis tidak semata-mata menulis tangan,
tetapi menulis bisa diartikan mengungkapkan yang dipahami serta
lebih dari itu menulis bisa mencerna hal yang sudah didapat.
Keahlian menulis bisa menambah rasa percaya diri serta
menyokong timbulnya kreativitas.
Pada hakikatnya keahlian berbahasa siswa SD belum setara
dengan yang diinginkan. Aspek lainnya memengaruhi pada tingkat
keahlian mengarang merupakan media pendidikan yang
dipergunakan pendidik, semacam media foto yang kurang
bervariatif serta telah lama. Pada hakikatnya, menulis merupakan
pengutaraan materi memakai Bahasa secara tertulis. Dengan
memaparkan pemikiran kedalam sebuah tulisan dimaksudkan
untuk menyampaikan, memberitakan, menceritakan, dan
3
menyakinkan untuk pembaca supaya mengerti yang berlangsung di
kejadian atau suatu aktivitas.
Kita kerap mendengar sebutan menulis ataupun mengarang,
bisa jadi bayangannya terpaut pada suatu yang tidak menarik
menjenuhkan serta apalagi membosankan. Pada realitasnya, siswa
yang terampil menulis tidak hendak hadapi kesusahan dan
menuntas tugas sekolah semacam menata cerita, laporan tertulis
serta membuat karangan. Tetapi Sebagian besar siswa masih
mengganggap kalau aktivitas menulis memanglah banyak
menghasilkan tenaga, waktu dan atensi yang serius.
Menulis memiliki fungsi yang sangat berarti untuk manusia.
Menulis ialah bagian fasilitas komunikasi bagaikan halnya
berdialog. Tetapi, dalam implementasi pemakaian Bahasa dalam
menulis berbeda dengan komunikasi lisan. Perihal ini disebabkan
Bahasa dipakai secara fungsional ialah konsumsi Bahasa bagaikan
media interaksi serta transaksi. Dengan demikian, aktivitas menulis
menuntut kemahiran serta keahlian mengendalikan memakai
Bahasa, bekerja dengan tahap-tahap terorganisir, gagasan secara
sistematis dan mengatakan secara tertulis. Keahlian siswa wajib
dideteksi secepatnya. Ide-ide kreatif yang dipunyai anak kadang-
kadang tidak dapat dituangkan dengan baik. Pada dasarnya
keahlian membaca serta menulis sangat memegang peranan
berarti pada kehidupan manusia sebab pengetahuan apapun tidak
4
terlepas dari membaca serta menulis. Tidak mempunyai keahlian
itu, hingga pengetahuan apa juga yang dikasihkan hendak percuma
serta tidak berguna, memikirkan dikala ini ialah masa globalisasi
yang banyak menuntut bermacam keahlian. Cere (dalam Yarmi
2008, perihal 9, vol 3) melaporkan menulis ialah komunikasi.
Berikutnya dikatakan kalau di dalam komunikasi ada 4 faktor, ialah
menulis ialah (1) wujud ekspresi diri; (2) suatu yang universal di
informasikan; (3) ketentuan serta tingkah laku; serta (4) menulis
ialah suatu metode belajar.
Keahlian berbahasa meliputi aktivitas membaca, menulis,
menyimak serta berdialog. Keempat keahlian inilah bagaikan modal
siswa dalam berbicara tiap hari. Keahlian yang peneliti fokuskan
dalam penyusunan ini, ialah keahlian menulis. Menulis karangan
tidak cuma terdapat pada pelajaran Bahasa Indonesia, namun
mata pelajaran lain juga siswa melaksanakan aktivitas menulis
karangan. Pada mata pelajaran matematika, spesialnya
pemecahan permasalahan yang berhubungan dengan soal cerita.
Aktivitas menulis karangan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan imajinasi siswa supaya meningkatkan uraian dalam
soal cerita matematika. Supaya menguasai permasalahan tersebut
siswa sebaiknya membaca soal dengan teliti serta berulang-ulang
untuk menguasai arti kata demi kata serta kalimat dalam soal cerita
tersebut. Perihal ini diperlukan dengan teliti serta berulang-ulang
5
untuk menguasai arti kata demi kata serta kalimat dalam soal cerita
tersebut. Perihal ini diperlukan kemampuan kosa kata serta
keahlian membaca uaraian yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru wali
kelas III di SD Negeri bambu Apus 02 ada sebagaian peristiwa
yang berhubungan dengan kesalahan siswa dalam menulis
karangan. Semacam kekeliruan dalam penyusunan huruf kapital,
tanda baca, pemilihan kata yang kurang tepat dalam sebagian
kalimat, kesinambungan kalimat serta minimnya kepekaan siswa
dalam menuntaskan tugas.
Riset yang sejenis dilakukan sebelumnya oleh Dian
Wahyuningsih pada tahun 2013 yang bertajuk “Pengembangan
Pemahaman Soal Cerita Matematika Melalui Tutor Sebaya
Berbantuan Alat Peraga Sekolah Dasar”. Soal cerita merupakan
salah satu materi yang tersulit diserap siswa. Nilai rata-rata ulangan
cenderung rendah. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan pemahaman tersebut untuk memperbaiki hasil
belajar yang diperoleh siswa. Dengan cara memperbaiki setiap
proses pembelajaran yang dilakukan, diharapkan kemampuan
mengembangkan pemahaman soal cerita dapat meningkat.
Sehingga dapat disimpulkan dengan mengubah soal cerita menjadi
kalimat matematika yang mudah untuk dipahami dan diselesaikan
sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal
6
matematika yang berbentuk kalimat-kalimat cerita. (Wahyuningsih,
2013 : 1).
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas maka peneliti
beranggapan bahwa kemampuan menulis kreatif sangat perlu
diajarkan dan dilatih sejak dini. Karena dengan menulis siswa dapat
mengetahui banyak kosa kata dan paham dengan kata-kata
sampai siswa bisa menuntaskan soal cerita matematika lebih
mudah dan menyukai pelajaran matematika, maka dari itu peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kemampuan
Menulis Karangan Kreatif dengan Kemampuan Soal Cerita Pada
Siswa Kelas III”.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurang minat siswa dalam menulis karangan dan mengerjakan
soal cerita matematika.
2. Rendahnya hasil kemampuan menulis dengan penulisan yang
baik dan benar.
3. Rendahnya pemahaman siswa dalam menyelesaikan
pemahaman soal cerita dengan baik dan benar.
4. Kurangnya siswa dalam mengekspresikan dan menuliskan kata-
kata ke dalam sebuah karangan.
5. Kurangnya ketelitian dan kepekaan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita matematika.
7
6. Pemikiran siswa bahwa mata pelajaran matematika dan Bahasa
Indonesia itu sulit dan menakutkan.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada :
1. Kemampuan siswa dalam menulis karangan kreatif Bahasa
Indonesia.
2. Kemampuan siswa dalam pemahaman soal cerita matematika.
3. Penelitian dilakukan di sekolah dasar di SD Negeri Bambu
Apus 02 pada kelas III dengan jumlah siswa 70 orang.
D. Rumusan Masalah
1. “Apakah terdapat hubungan antara kemampuan menulis
karangan kreatif dan kemampuan pemahaman soal cerita pada
siswa kelas III SD Negeri Bambu Apus 02?”
2. “Bagaimana tingkat hubungan antara kemampuan menulis
karangan kreatif dengan kemampuan pemahaman soal cerita
pada siswa kelas III SD Negeri Bambu Apus 02?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka tujuan penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui adanya hubungan kemampuan menulis
karangan kreatif pada siswa kelas III SD Negeri Bambu Apus
02.
8
2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan
kemampuan pemahaman soal cerita pada siswa kelas III SD
Negeri Bambu Apus 02.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan secara baik akan menghasilkan
informasi yang akurat, rinci serta terpercaya sehingga dapat
memberikan manfaat yang besar bagi peneliti sendiri serta orang
lain. Peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
serta pengetahuan bagi guru dan mahasiswa tentang
hubungan kemampuan menulis karangan kreatif dengan
kemampuan pemahaman soal cerita pada siswa kelas III.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Sekolah:
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
sekolah mengenai hubungan kemampuan menulis karangan
kreatif dengan kemampuan pemahaman soal cerita pada
siswa
b. Bagi Peneliti:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan memberikan pengalaman belajar
9
serta dapat dijadikan sebagai penerapan yang diperoleh di
bangku kuliah.
c. Bagi Universitas Muhammadyah Jakarta:
Memberikan sumbangan pemikiran serta perbaikan
serta sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
khususnya bagi kalangan akademisi program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Pemahaman Soal Cerita
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah suatu dasar seseorang yang dengan
sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara
efektif atau behasil. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
(dalam Hidayat, 2016, 8), mampu berarti kuasa (sanggup
melakukan sesuatu). Tidak hanya penjelasan kamus, mampu
juga mempunyai persamaan kata yaitu dapat ataupun bisa.
Jadi, Kemampuan adalah kecakapan atau potensi
seseorang inidividu untuk menguasai keahlian dalam
melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
b. Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah proses intelektual yang
kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu
penguasaan makna kata dan berpikir tentang suatu konsep.
Bagi Soedarso (dalam Arifanti, 2013,14), Membaca
pemahaman menurut ialah kemampuan membaca untuk
memahami ide pokok, detail yang penting. Melansir pendapat
Dalman (dalam Santoso serta Rochmiyati, 2016,vol 3,hal 115),
11
membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif
(mencari untuk memahami), sehubungan dengan tingkat
pemahaman.
Jadi dapat disimpulkan membaca pemahaman ialah
aktivitas membaca untuk memahami isi bacaan, dalam hal
yang bersifat tersirat maupun tersurat dalam teks tersebut.
c. Soal Cerita
1) Pengertian Soal Cerita
Menurut Retna dkk (dalam Wahyuddin, 2016,9, 151),
Soal cerita matematika berperan dalam aktivitas sehari-hari
siswa karena mengedepankan permasalahan kehidupan.
Menurut Arya (2013,66), Soal cerita ialah soal matematika
yang menggunakan Bahasa verbal bersangkutan dengan
kehidupan.
Dalam matematika, soal cerita berkaitan dengan kata-
kata atau rangkaian kalimat yang mengandung konsep-
konsep matematika. Menurut Sweden dkk (dalam
Winarni,2015,hal 122), soal cerita adalah soal yang
diungkapkan dalam bentuk cerita yang diambil dari
pengalaman-pengalaman siswa yang berkaitan dengan
konsep-konsep matematika.
12
Jadi, bisa dikatakan soal cerita ialah soal matematika
yang diungkapkan dengan kalimat yang berhubungan
melalui kehidupan tiap hari.
2) Karakteristik Soal Cerita
Bagi Lia (dalam Sholihah, 2018,9), soal cerita memiliki
karakteristik yaitu:
a) Soal dalam wujud uraian yang memuat beberapa konsep
matematika sehingga siswa ditugaskan untuk merinci
konsep-konsep yang tercantum dalam soal tersebut.
b) Umumnya uraian soal ialah aplikasi konsep matematika
dalam kehidupan sehari-hari/ kondisi nyata/ real world,
sehingga siswa seakan-akan mengalami kenyatan yang
sesungguhnya.
c) Siswa dituntut memahami materi tes serta dapat
mengungkapkannya dalam Bahasa tulisan yang baik dan
benar.
d) Baik untuk menarik ikatan antara pengetahuan yang
sudah dipunyai siswa dengan materi yang sedang
dipikirkannya.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
matematika tidak selamanya berjalan lancar dan efektif,
13
tetapi seringkali mengalami gangguan-gangguan. Akibat
adanya gangguan tersebut mengakibatkan rendahnya
kemampuan belajar terhadap materi pelajaran yang
disampaikan guru.
Menurut Suryabrata (dalam Noverma, 2016,vol 3, 79)
mengungkapkan ada 2 faktor:
a) Faktor internal adalah fisiologis dan psikologis. Misalnya:
kecerdasan, motivasi, prestasi dan kemampuan kognitif.
b) Faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan
instrumental. Misalnya: sekolah, guru, kurikulum dan
model pembelajaran.
4) Langkah-langkah Menulis Soal Cerita
Menurut Ngalimun (2018,129) yaitu:
a) Menentukan tujuan tes.
b) Menentukan kompetensi yang akan diujikan.
c) Menentukan materi yang akan diujikan.
d) Menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan
kompetensi, materi dan bentuk penilaiannya (tes tertulis,
bentuk pilihan ganda, uraian, dan tes praktik).
e) Menyusun kisi-kisinya.
f) Menulis butir soal.
g) Memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif.
h) Merakit soal menjadi perangkat tes.
14
i) Menyusun pedoman pemskorannya.
j) Uji coba bentuk soal.
k) Analisis butir soal secara kuantitatif dari data empiric
hasil uji coba, dan
l) Perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.
5) Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita
Bagi Polya (dalam Fitriyah,2016,23), dalam penyelesaian
suatu masalah terdapat 4 langkah yaitu:
a) Menguasai masalah
Tanpa menguasai masalah siswa kemungkinan tidak
sanggup menyelesaikan masalah dengan benar. Target
evaluasi pada sesi pemahaman masalah yaitu siswa
mampu menganalisis soal.
b) Merencanakan Penyelesaian
Langkah ini diperlukan untuk melihat ikatan antara data
dan kondisi yang tersedia dengan data yang dicari. Siswa
bisa menuliskan rumus apa saja yang hendak dipakai
ataupun bisa menuliskan cara penyelesaian.
c) Menyelesaikan Masalah
Langkah ini siswa dapat mengaplikasikan apa yang
diketahui kedalam rumus serta menyelesaikan yang telah
ditulis dan menghitungnya, sehingga apa yang ditanyakan
terjawab.
15
d) Memeriksa / meninjau Kembali
Dalam hal ini hasil pengerjaan yang diperoleh harus
diperiksa atau dikoreksi kembali untuk menentukan apakah
pengerjaan itu sesuai dengan yang diinginkan dalam
masalah dengan teliti dan yakin serta menuliskan kata jadi
pada akhir pengerjaan soal.
Pembelajaran matematika selama ini belum berhasil
meningkatkan pemahaman siswa cenderung menghafal
konsep-konsep tanpa memahami maksud isinya. Menurut
Polya dalam (Safitri dkk, 2017,vol 8,156), mengelompokkan
jenis pemahaman sebagai berikut :
a) Pemahaman Mekanikal, yaitu mengingat dan
menerapkan sesuatu secara rutin atau perhitungan
sederhana.
b) Pemahaman Induktif, yaitu menerapkan sesuatu dalam
kasus sederhana atau kasus serupa.
c) Pemahaman Rasional, yaitu membuktikan kebenaran
sesuatu.
d) Pemahaman Intuitif, yaitu memperkirakan kebenaran
sesuatu dengan pasti (tanpa ragu-ragu) sebelum
menganalisa lebih lanjut.
16
6) Permasalahan Soal Cerita
Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha
menciptakan suatu cerita untuk menerapkan konsep yang
sedang dipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-hari.
Menurut Utami (2018,vol 5,189), mengungkapkan
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita,
diantaranya:
a) Siswa kurang memahami masalah (menuliskan apa yang
di ketahui dan apa yang ditanyakan) ketika diberikan
permasalahan terutama dalam bentuk soal cerita.
b) Siswa kesulitan ketika mengubah soal cerita ke bentuk
matematika.
c) Kurang menguasai keterampilan berhitung sehingga
terjadi kesalahan yang seharusnya dapat dihindari.
7) Contoh Soal Cerita
Berikut contoh soal cerita matematika pada buku tematik
kelas III yaitu soal yang berkaitan dengan jam atau waktu.
Contoh soal :
Siti bangun tidur pukul 05.00 kemudian Siti mandi,
ibadah, serta melakukan persiapan berangkat sekolah yang
berjalan selama 1 jam. Artinya, pukul 06.00 Siti siap pergi
sekolah. Jika Siti pergi sekolah pukul 06.00 pagi, Siti tiba di
17
sekolah pukul 07.00. Jadi lamanya kepergian Siti ke
sekolah adalah 1 jam.
Pertanyaan:
a) Siti mulai belajar pukul 07.00 lalu Siti selesai belajar
pukul 12.00 berapa lama siti belajar?
Jawaban:
a) Jika Siti belajar pukul 07.00 serta tuntas pukul 12.00
berarti 12.00-07.00 = 5 jam Siti belajar di sekolah.
Indikator dari pembelajaran soal cerita matematika ini
menyesuaikan dengan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
Pada penelitian ini saya akan mengambil materi kelas III
Tema 8 Subtema 4.
18
2. Kemampuan Menulis Karangan Kreatif
a. Pengertian Menulis
Menulis ialah cara kreatif mengubah gagasan ke dalam
lambang-lambang tulisan serta menulis kegiatan merekam ide
serta pokok pikiran dalam bentuk tulisan. Semi (dalam Samosir,
2016, 1).
Menulis dalam karya tulis sama seperti mengarang. Menulis
adalah keseluruhan rangkaian aktivitas seseorang dalam
mencurahkan serta memaparkan Bahasa tulis untuk dipahami
19
dan dimengerti oleh orang lain Gie (dalam Zulela dan Shaleh,
2003 : 27).
Menurut Tarigan (dalam zakuan, 2016 : 4), menulis
merupakan kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang Bahasa yang dipahami sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas disimpulkan
menulis ialah lukisan visual tentang pikiran, perasaan, serta ide
memakai tulisan untuk keperluan komunikasi atau
menyampaikan pesan.
b. Pengertian Menulis Kreatif
Menulis kreatif artinya tulisan hasil ciptaan seseorang yang
bersifat baru atau karya asli seperti yang memenuhi langkah
kaidah yang telah ditentukan.
Bagi Olso (dalam Zulela serta Shaleh, 2003 : 30),
mengatakan bahwa kreatif adalah kemampuan mencipta
sesuatu yang baru. Jadi, menulis kreatif adalah melaksanakan
kegiatan menulis dengan menciptakan/ menghasilkan tulisan
yang baru, hasil ciptaan si penulis.
Menurut Kurniawan (dalam Armariena, 2017, vol 7, hal
100), menyatakan menulis kreatif merupakan pembentukan
keadaan yang ingin diraih pada pembelajaran, yaitu situasi
20
belajar yang sanggup membuat siswa kreatif dalam menulis
karyanya.
Menurut (Yarmi, 2014, 10), Menulis kreatif ialah
kesanggupan atau kekuatan yang dipunyai oleh individu untuk
mencipta ide atau pesan dengan tertulis hingga orang lain
dapat memahami isinya.
Berdasarkan beberapa pendapat menulis kreatif dapat
disimpulkan tulisan yang berdasarkan dari pengalaman, fantasi
dan imajinasi anak yang diolah menjadi karya kreatif berupa
tulisan yang indah.
c. Tujuan Menulis kreatif
Setiap tulisan mempunyai beberapa tujuan, antaranya
untuk memberitahukan serta mengungkapkan perasaan atau
emosi. Menurut Sukirno (dalam Wardhani, 2017, 17), tujuan
menulis kreatif adalah :
1) Menceritakan suatu peristiwa.
2) Melaporkan sesuatu atau mengisahkan kejadian.
3) Melukiskan tindak-tanduk manusia dengan sebuah
peristiwa guna memunculkan daya khayal / imajijasi
pembaca.
Pengklasifikasian lain mengenai tujuan menulis ini
dilakukan oleh Tarigan dalam (Cahyani, 2012, 75), sebagai
berikut:
21
1) Tujuan Penerangan (informational purpose)
Tulisan ini bertujuan memberi informasi atau keterangan
atau penerangan kepada pembaca.
2) Tujuan Kreatif (creative purpose)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.
Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan
melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai nilai artistik,
atau nilai kesenian.
3) Tujuan Pemecahan Masalah (problem solving purpose)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan
masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan,
menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat
pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan tujuan
menulis kreatif ialah mendeskripsikan sesuatu kepada
pembaca agar dapat mengeluarkan ide atau gagasan sesuai
pemikiran kreativitas penulis.
d. Aspek Penilaian Keterampilan Menulis
Menurut Brown (dalam Fitriani,2013,39), penilaian terhadap
tulisan hendaknya mencakup beberapa hal diantaranya :
content (isi / gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi),
grammar (tata Bahasa dan pola kalimat), vocabulary (pilihan
22
kata dan kosakata) dan mechanics (pemakaian ejaan dan
penulisan kata). Menurut Brown (dalam Fitriani 2013:39), aspek
penilaian keterampilan menulis ialah :
1) Diksi atau Pilihan Kata
Menurut Gorys (dalam Fitriani,2013,39), mengemukakan
bahwa kemampuan memilih kata ialah kemampuan untuk
membedakan secara tepat nuansa-nuansa kata sesuai
dengan situasi dan nilai. Jadi penguasaan kosakata yang lebih
banyak.
2) Struktur Kalimat
Penggunakan kalimat–kalimat efektif dapat memudahkan
pembaca menangkap maksud tulisan. Mc. Crimmon (dalam
Fitriani 2013,40), memberi 4 ciri-ciri kalimat efektif, yaitu
kesatuan, kehematan, penekanan dan kevariasian.
3) Pembentukan Paragraf
Menurut Saddhono (dalam Fitriani,2013,40), paragraf
merupakan satu kesatuan yang utuh untuk menyampaikan
suatu maksud. Agar karangan mudah ditangkap oleh
pembaca, maka perlu disusun dalam bentuk paragraf.
4) Penggunaan Ejaan
Menurut Saddhono (dalam Fitriani,2013,40), karangan
disusun menggunakan Bahasa tulis yang berbeda dengan
Bahasa lisan. Ejaan diperlukan untuk menghindari timbulnya
23
kesalahan pemahaman karena dapat membantu menjelaskan
maksud serta makna kalimat. Penggunaan ejaan meliputi dua
hal pokok yaitu:
(a) Ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi
seperti kata dasar, kata ulang, kata majemuk, partikel dan
kata berimbuhan dituliskan,
(b) Pemakaian tanda baca dalam kalimat.
Tanda baca yang biasa digunakan diantaranya:
(a) Tanda titik, sebagai tanda kalimat telah selesai. Tanda titik
dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
(b) Tanda koma, pokok tugasnya untuk menyatakan jeda
sejenak, menyekat hubungan yang perlu dijelaskan dan
menyekat frase sejenis atau setara.
(c) Tanda titik dua, untuk menegaskan keterangan atau
penjelasan sebagai tambahan sesuatu yang telah
disebutkan dalam kalimat.
(d) Tanda seru dan tanda tanya, tanda seru untuk
menyatakan perasaan yang kuat seperti perintah, tak
percaya, dan terkejut. Sedangkan tanda tanya digunakan
pada akhir kalimat tanya.
24
e. Langkah-langkah Menulis
Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu
proses kreatif, menulis harus mengalami proses yang secara
sadar dilalui dan lihat pula hubungan satu dengan yang lain.
Untuk menjadikan sebuah tulisan diperlukan tahap-tahap
untuk dalam tulisan. Menurut pandangan (Dalman, 2014,15),
tahap menulis terbagi 3 yaitu:
1) Tahap Prapenulisan (Persiapan)
Tahap ini merupakan tahap pertama, tahap persiapan atau
prapenulisan adalah ketika pembelajar menyiapkan diri,
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan
fokus, mengolah informasi yang dihadapinya, berdiskusi,
membaca, dan mengamati.
Pemilihan tema adalah langkah awal yang dilakukan
penulis dalam prapenulisan. Tema adalah pokok pikiran
pengarang yang merupakan patok uraian dalam suatu tulisan.
Untuk penulis pemula sebaiknya, mencari tema yang paling
dikuasai atau yang paling disukai agar nantinya dalam proses
penulisannya dapat dengan mudah mengembangkan
tulisannya.
Pada tahap prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih
topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan
25
dan informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide
atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan.
2) Tahap Penulisan
Pada tahap prapenulisan kita telah menentukan topik dan
tujuan karangan, mengumpulkan informasi yang relevan, serta
membuat kerangka karangan, mengumpulkan informasi yang
relevan serta membuat kerangka karangan.
Menurut Munirah (2019,17), pada tahap menulis ini penulis
mengembangkan karangannya sebaiknya terlepas dari
pemahaman kerangka sebagai miniature kerangka sehingga
karangan tersebut mengembalikan pembaca pada ide inti
karangan.
Jadi, dapat disimpulkan pada tahap penulisan inilah,
sebuah gagasan menjadi suatu karangan yang utuh, penulis
harus memilih kata-kata dan Bahasa yang baik sehingga
dapat dimengerti oleh para pembaca.
3) Tahap Pascapenulisan (Revisi)
Tahap ini merupakan tahap penghalus dari penyempurnaan
buram yang kita hasilkan. Kegiatannya terdiri atas
penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan adalah
pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti
ejaan, pungtasi, diksi, pengkalimatan, pengalinean, gaya
26
Bahasa, pencatatan, kepustakaan, dan konversi penulisan
lainnya.
Menurut Dalman (2014,19), Kegiatan penyuntingan dan
perbaikan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
(a) Membaca keseluruhan karangan.
(b) Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki atau memberi
catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan,
disempurnakan serta
(c) Melakukan perbaikan sesuai dengan dengan temuan saat
penyuntingan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tahap pascapenulisan
(Revisi) merupakan tahap terakhir dalam menyusun sebuah
karangan. Dengan tahap revisi ini, kita harus meneliti secara
keseluruhan dari hasil tulisan, apakah perlu ada perbaikan
baik tanda baca, ejaan kalimat, maupun paragraf. Jika tidak
ada maka selesailah tulisan tersebut.
f. Jenis-jenis Karangan
1) Karangan Narasi
a) Pengertian Narasi
Menurut Gillie dkk (dalam zulela dan Shaleh, 2003,32),
Narasi adalah mengarang, menceritakan, serta
27
pengungkapan penulis tentang ide gagasan yang baru
disampaikan pada pembaca.
Menurut Zainurrahman (dalam Sudarmi, 2016, 27),
Narasi ialah tulisan yang berupa fiksi. Narasi tidak hanya
bersifat fiktif, tetapi ada bersifat faktual seperti rangkaian
sejarah, serta hasil wawancara naratif.
Menurut Muslich (dalam Sumarsih, 2016,20), Narasi
ialah karangan yang mengisahkan suatu secara kronologis
berdasarkan kumpulan kejadian.
Jadi dapat disimpulkan karangan narasi ialah suatu
cerita yang mejabarkan peristiwa dari waktu ke waktu
secara sistematik dan terperinci.
b) Ciri-ciri Karangan Narasi
Menurut Nuristo (dalam Muharipin, 2017,49, vol 11),
mengatakan ciri-ciri narasi adalah:
(1) Narasumber dari fakta atau sekedar fiksi,
(2) Berupa rangkaian peristiwa,
(3) Bersifat menceritakan .
c) Jenis-jenis Karangan Narasi
Menurut Keraf (dalam Ariyanto,2009,20), karangan
narasi dibedakan menjadi dua yaitu karangan narasi
ekspositoris dan karangan narasi sugestif. Berikut uraian
28
mengenai perbedaan narasi ekspositoris dan narasi
sugestif, yaitu:
(1) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris bersifat khas atau khusus yang
terjadi satu kali yang menyampaikan informasi mengenai
berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ekspositoris dapat
bersifat khas dan bersifat generalisasi. Narasi yang bersifat
khas atau khusus menceritakan suatu peristiwa yang khas
yang hanya terjadi satu kali.
(2) Narasi Sugestif
Menurut Keraf (dalam ariyanto 2009,21), narasi sugestif
merupakan karangan yang berusaha memberi makna atas
peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman.
Berikut perbedaan pokok antara narasi ekspositoris dan
narasi sugestif yaitu: Tabel 2.1
No Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif
1 Memperluas
pengetahuan.
Menyampaikan suatu makna
atau suatu amanat yang
tersirat.
2 Menyampaikan
informasi.
Menimbulkan daya khayal.
3 Didasarkan pada
penalaran untuk
mencapai kesepakatan.
Penalaran hanya berfungsi
sebagai alat untuk
menyampaikan makna,
sehingga kalau perlu
29
penalaran dapat dilanggar.
4 Bahasanya lebih
condong ke Bahasa
informatif dengan
metitik beratkan pada
penggunaan kata-kata
denotative.
Bahasanya lebih condong ke
Bahasa figuratif dengan
menitikberatkan pada
penggunaan kata-kata
konotatif.
2) Karangan Eksposisi
a) Pengertian Eksposisi
Eksposisi merupakam suatu bentuk tulisan yang sering
digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan
berusaha tidak mempengaruhi pembaca.
Menurut Ramlan (dalam Dewi, 2016, vol 1, 3),
eksposisi ialah paparan. Setelah membaca, pembaca dapat
mengerti apa yang disampaikan oleh penulis dalam
paparan tersebut.
Menurut Ibrahim (2009,146), Kata Eksposisi yang
berasal dari Bahasa Latin yang berarti membuka atau
Memulai.
Jadi, karangan eksposisi ialah suatu karangan yang
menerangkan serta membagikan pengertian kepada
pembaca berkenaan suatu peristiwa atau objek agar
pembaca mendapat informasi baru.
30
b) Ciri-ciri Karangan Eksposisi
Menurut Kosasih (dalam Dewi, 2016, vol 1, 3), dalam
karangan eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Paparan bersifat informasi,
(2) Informasi masalah bersifat objektif,
(3) Tidak mempengaruhi pembaca,
(4) Penjabaran dinyatakan dengan bukti konkret (tidak
mengada-ada), dan
(5) Keterangan bersifat logis dan sistematis.
3) Karangan Deskripsi
a) Pengertian Karangan Deskripsi
Menurut Marahimin (2005, 45), Deskripsi adalah
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu
benda, tempat, suasana atau keadaan.
Menurut Semi (dalam Risdianti, 2018, 21), deskripsi
ialah karangan yang bertujuan menyampaikan detail
tentang objek hingga memberi pengaruh pada sensivitas
serta imajinasi pembaca, bagaikan mereka ikut melihat,
merasakan langsung objek tersebut.
Menurut Widyamartaya (dalam Bariah, 2017, 28),
deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dengan
maksud memunculkan di depan mata angan-angan
31
pembaca segala sesuatu yang dilihat serta didengar oleh
pengarang.
Berdasarkan penjelasan dapat simpulkan karangan
deskripsi ialah karangan melukiskan kesan pengamatan,
perasaan dan pengalaman penulisnya.
b) Ciri-ciri Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi disajikan secara detail dan
terperinci tentang suatu objek yang ditulis. Menurut Semi
(dalam Soleha, 2014, vol 12, 128), ciri-ciri tulisan deskripsi
berikut:
(1) Karangan deskripsi menunjukkan detail serta rincian
tentang objek.
(2) Karangan deskripsi bersifat mempengaruhi emosi.
(3) Karangan deskripsi mencakup objek yang dapat diindra
oleh pancaindera.
c) Jenis-jenis Karangan Deskripsi
Menurut Suparno (dalam Asmarine, 2016, vol 4, 13),
berdasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang
diungkapkan dalam deskripsi, yakni orang dan tempat.
(1) Deskripsi Orang
Jika akan menulis karangan deskripsi orang, tentukan
hal-hal yang menari dari orang yang akan di deskripsikan.
Beberapa aspek dari deskripsi orang terdiri atas:
32
(a) Deskripsi keadaan fisik.
(b) Deskripsi keadaan sekitar.
(c) Deskripsi watak atau tingkah perbuatan.
(d) Deskripsi gagasan-gagasan tokoh.
(2) Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting
dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas
dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan selalu
mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah
peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat
terjadinya peristiwa.
4) Karangan Argumentasi
a) Pengertian Karangan Argumentasi
Menurut Dalman (dalam Monica 2016, 21), karangan
argumentasi berupa nonfiksi, logis, bahasanya baku, serta
tidak ambigu bertujuan untuk pembuktian suatu kebenaran
Menurut finoza (2005,227), karangan argumentasi
adalah untuk menyakinkan pembaca agar menerima atau
mengambil suatu doktrin, perilaku dan tingkah laku tertentu.
Jadi disimpulkan karangan argumentasi ialah karangan
yang mencurahkan ide serta gagasan dengan menyertakan
alasan untuk menyakinkan orang lain.
33
b) Ciri-ciri Karangan Argumentasi
Ciri-ciri yang membedakan antara karangan
argumentasi dengan karangan lainnya ialah karangan
argumentasi merupakan karangan ilmiah memiliki Bahasa
yang rasional dan objektif. Berikut adalah ciri-ciri karangan
Argumentasi menurut Artati dalam (Baan, 2016, 32),:
(1) Mencakup bukti serta kebenaran.
(2) Disertai dengan alasan yang kuat.
(3) Menyajikan analisis rasional (berdasarkan fakta).
B. Kerangka Berpikir
Menulis karangan kreatif merupakan kegiatan berimajinasi
dan berkhayal sesuai dengan alur pikiran serta keinginan dengan
cara menuangkan kedalam bentuk kata-kata tulisan. Dengan siswa
sering berlatih mengarang siswa dapat melatih keterampilan
berbahasa, mengembangkan ide dan pikiran secara terbuka dan
luas.
Soal cerita ialah soal matematika yang disuguhkan bentuk
cerita atau narasi. Soal cerita dapat melatih siswa berpikir secara
analisis dan dapat mengasah kemampuan menggunakan tanda
operasi hitung yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian serta
pembagian serta prinsip atau rumus matematika.
Berdasarkan pandangan tersebut, bisa dikatakan menulis
karangn kreatif memiliki kontribusi yang positif terhadap
34
kemampuan pemahaman soal cerita pada siswa. Jika digambarkan
dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut;
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dirumuskan
hipotesis berikut:
Ho : Tidak ada hubungan kemampuan menulis karangan kreatif
dengan kemampuan soal cerita matematika.
Ha : Ada hubungan kemampuan menulis karangan kreatif dengan
kemampuan soal cerita matematika.
Kemampuan menulis karangan
kreatif
Kemampuan pemahaman
soal cerita matematika
Siswa bisa mengarang ke
dalam bentuk tulisan dengan
baik
Siswa bisa memahami dan
menjawab soal dengan cara
dan hasil yang benar
Menulis karangan kreatif memiliki kontribusi hubungan yang
positif terhadap kemampuan pemahaman soal cerita matematika
Kemampuan menulis karangan kreatif dengan kemampuan
pemahaman soal cerita kelas III
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang digunakan tempat penelitian yakni Sekolah
Dasar Negeri Bambu Apus 02, beralamat jalan Arwana RT 04/02
Komp. Depag Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian yakni di awal semester tahun
ajaran 2020/2021 bulan Agustus sampai oktober 2020. Untuk lebih
jelasnya keterangan waktu bisa di lihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Waktu penelitian
No Kegiatan
2019 2020 2021
1
1 12 1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 1 8 9
1 Pengajuan
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Observasi
4 Seminar
Proposal
5 Pelaksanaan
Penelitian
6 Analisis Data
7 Laporan
Penelitian
37
8 Ujian Skripsi
9 Revisi
B. Metode Penelitian
Secara universal bisa dipahami arti penelitian kuantitatif
merupakan penelitian memanfaatkan angka-angka yang diolah
menggunakan penghitungan statistic dan dijadikan sebagai data.
Menurut Muijs dalam (Suharsaputra, 2014, 49), metode
penelitian Kuantitatif adalah cara yang dimaksudkan guna
menerangkan fenomena dengan memakai data-data numerik, setelah
itu dianalisis yang biasanya memakai statistik.
Metode yang digunakan ialah kuantitatif korelasi. Menurut
Nasehudin dkk (2002, 57), penelitian korelasional ialah penelitian
yang bertujuan mencari hubungan antar variabel ataupun pengaruh
antara variabel satu terhadap variabel lain.
Keterangan :
X1 : Menulis Karangan Kreatif
Y1 : Pemahaman Soal Cerita.
X1 Y1
Bagan 3.1
38
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
Menurut Mutiara (dalam Siyoto,2015,50), variabel
merupakan satu hal yang jadi fokus perhatian yang membagikan
pengaruh serta memiliki nilai (velue). Variabel dibagi menjadi 2
yakni:
a. Variabel Bebas (Independen Variable)
Menurut Karlinger (dalam Siyoto,2015,52), variabel bebas
merupakan variabel yang memiliki pengaruh ataupun jadi
penyebab perubahannya ataupun munculnya variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini merupakan menulis kreatif (X).
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Menurut Robbins (dalam Noor,2017,49), Variabel terikat
ialah aspek utama yang mau dijelaskan ataupun diprediksi
serta dipengaruhi oleh sebagian aspek lain. Variabel terikat
pada penelitian ini merupakan soal cerita (Y).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari menulis kreatif dan variabel soal
cerita diantaranya yaitu:
39
a. Menulis Karangan Kreatif
1) Definisi Konseptual
Menurut Kasmadi dan Sunariah (2013,81), Definisi
Konseptual ialah penjabaran singkat, atau akhir keputusan yang
menimbulkan suatu topik bahasan tertentu secara konsep.
Menulis karangan kreatif merupakan usaha kegiatan
menuangkan ide, gagasan atau pemikiran kedalam bentuk
tulisan dalam rangka mengembangkan kemampuan potensi
yang ada di dalam diri.
2) Definisi Operasional
Menurut Effendi (2012,51), Definisi Operasional ialah
komponen penelitian yang menginformasikan bagaimana metode
menghitung variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah
semacam petunjuk pelaksaan bagaimana mengukur suatu variabel.
Definisi operasional pada variabel menulis karangan kreatif
adalah untuk melihat adakah hubungan menulis karangan kreatif
dengan pemahaman soal cerita dengan pengukuran menggunakan
tes.
b. Soal Cerita
1) Definisi Konseptual
Menurut Laily (2014,57,vol 3), soal cerita matematika
adalah soal cerita berbentuk kalimat verbal sehari-hari arti asal
40
konsep serta ungkapnnya bisa dijelaskan dalam simbol serta
kedekatan matematika.
2) Definisi Operasional
Definsi operasional pada variabel soal cerita matematika
adalah berfungsi untuk mengasah kemampuan dan latihan dalam
menjawab atau mengerjakan soal cerita matematika.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Hermawan (2019, 61), populasi ialah sekumpulan
individu yang diminati peneliti, sekumpulan individu yang bertaut.
Populasi pada penelitian ini ialah siswa kelas III di SDN Bambu Apus
02 dengan jumlah 70 siswa.
2. Sampel
Menurut Hermawan (2019, 62), sampel ialah sebagian dari
subjek populasi. Teknik pengambilan sampel yakni teknik sampel
jenuh. Menurut Sugiyono (2007, 124), sampling jenuh ialah cara
penentuan sampel jika seluruh populasi dipakai sebagai
sampel. Jadi, jumlah sampel yang diambil oleh peneliti
sebanyak 70 siswa.
41
E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen Variabel X
Kisi-kisi instrument pada variabel X yaitu Menulis Karangan
Kreatif menggunakan uraian. Berikut kisi-kisi instrument variabel X
(menulis karangan kreatif) dibawah ini:
Tabel 3.2
kisi-kisi instrument variabel X
Variabel Aspek Indikator Bentuk
soal Butir Soal
Jumlah
Menulis Karangan
Kreatif
Diksi atau pilihan kata
Pilihan kata Uraian 1
1
Banyaknya kosa kata yang digunakan
Menyesuaikan topik bahasan
Struktur kalimat
Mudah dipahami
Teratur
Pembentukan paragraf
Peletakan alinia paragraph
Penggunaan huruf kapital diawal paragraph
Penggunaan ejaan
Tanda baca
Terdapat kata berimbuhan
Penggunaan kata majemuk
Menurut Saddhono (2012:110)
Penilaian :
Skala terbesar : 5
Banyaknya aspek : 4
42
Skor total : 100
Skala
X
Skor
setiap
skala
Hasil
X
Jumlah
aspek
Hasil
Akhir
5 5 25 4 100
4 5 20 4 80
3 5 15 4 60
2 5 10 4 40
1 5 5 4 20
SKOR PENILAIAN VARIABEL
No Aspek 5 4 3 2 1
1
Diksi Jika terdapat 100 lebih kosa kata
dalam karangan.
Jika terdapat 80-100
kosa kata dalam
karangan.
Jika terdapat 50-80
kosa kata dalam
karangan.
Jika terdapat 25-50
kosa kata dalam
karangan.
Jika terdapat 1-
25 kosa kata dalam karangan.
2
Struktur Kalimat
Jika kalimat dalam karangan memiliki 4 aspek kalimat efektif yaitu Kesatuan
(kejelasan atau keutuhan gagasan dalam kalimat), kehematan (terhindarnya pemakaian kata,
Jika kalimat dalam
karangan memiliki 3
aspek
Jika kalimat dalam
karangan memiliki 2
aspek
Jika kalimat dalam
karangan memiliki 1
aspek
Jika kalimat dalam
karangan tidak
memiliki aspek
43
frase/bentuk lainnya yang dalam konteks tertentu kehadirannya tidak diperlukan, penekanan (suatu perlakuan penonjolan ide pokok kalimat) dan kevariasian. (upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan kata adalah sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan.
3
Pembentu-kan
Paragraf
Jika terdapat: huruf kapital diawal, awal kalimat menjorok ke dalam, jika terdapat paragraf ke dua harus berkesinam- bungan dengan paragraph awal dan terdapat lebih dari 2 paragraf.
Jika terdapat: huruf kapital diawal, awal kalimat menjorok ke dalam, jika terdapat paragraf ke dua harus berkesinam- bungan dengan paragraph awal dan terdapat 2
Jika terdapat: huruf kapital diawal, awal kalimat menjorok ke dalam, jika terdapat paragraf ke dua harus berkesinam- bungan dengan paragraph awal dan terdapat 1
Jika tidak ada huruf
kapital diawal
kalimat, awal
kalimat tidak
menjorok kedalam, berkesinam-bungan
antar kedua
paragraf dan
terdapat 2 paragraf.
Jika tidak ada huruf
kapital diawal
kalimat, awal
kalimat tidak
menjorok kedalam,
berkesinam-bungan
antar kedua paragraf
dan terdapat 1 paragraf.
44
paragraf.
paragraf.
4
Pengguna- an Ejaan
Jika terdapat: Jika didalam karangan memiliki 4 tanda baca yaitu tanda titik, tanda koma, tanda seru, dan tanda titik dua.
Jika terdapat: Jika didalam karangan memiliki 3 tanda baca.
Jika terdapat: Jika didalam karangan memiliki 2 tanda baca.
Jika terdapat: Jika didalam karangan memiliki 1 tanda baca.
Jika terdapat: Jika didalam karangan tidak ada satu pun tanda baca.
2. Kisi Kisi Instrumen Variabel Y
Kisi-kisi instrument pada variabel Y yaitu Soal cerita
matematika yang menggunakan tes Subjektif (Uraian). Berikut kisi-kisi
instrument variabel Y (soal cerita) dibawah ini:
Tabel 3.3
kisi-kisi instrument variabel Y
Variabel Aspek Indikator Bentuk
soal
Butir
soal
Jumlah
soal
Pemahaman
soal cerita
Karakteristik
Soal Cerita
siswa mampu
memiliki
konsep-
konsep yang
terkandung
dalam soal
Uraian 1,2,3,4,
5,6,7,8,
9,10
10
Siswa mampu
mengaplikasi
konsep
matematika
dalam
Uraian
45
kehidupan
sehari-hari/
keadaan
nyata/ real
world,
Siswa dituntut
menguasai
materi tes dan
bisa
mengungkap-
kannya dalam
Bahasa tulisan
yang baik dan
benar.
Uraian
Siswa dapat
menarik
hubungan
antara
pengetahuan
yang telah
dimiliki siswa
dengan materi
yang sedang
dipikirkannya.
Uraian
Menurut Lia (dalam Sholihah, 2018, perihal 9)
Penilaian :
Skala terbesar : 10
Indikator : 4
Skor Total : 100
46
SKOR PENILAIAN VARIABEL Y
NO Aspek yang dinilai
Skor Tiap
Nomor
Deskripsi
1 Karakteristik Soal Cerita
10 Jika jawaban siswa memakai cara yang berstruktur dan menulis hasil akhir yang benar serta memakai kata jadi di akhir kalimat jawaban untuk menjelaskan jawaban.
8 Jika jawaban siswa memakai cara tetapi hasil kurang tepat/salah.
Jika jawaban siswa benar tetapi tidak memakai cara untuk menentukan jawaban.
1 Jika jawaban siswa tidak memakai cara dan jawaban salah.
0 Jika siswa tidak menjawab sama sekali.
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Firdaus dkk (2018,103), Teknik pengumpulan data ialah cara
penting dalam penelitian, sehingga membutuhkan cara pengumpulan
data yang benar supaya bisa memperoleh data yang cocok.
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipakai ialah
wawancara dan tes uraian. Penjabaran mengenai keduanya yakni
sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang selalu
berhubungan komunikasi dengan orang. Peneliti menggunakan teknik
47
wawancara guna untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang
responden.
Menurut Sugiyono (2007,hal 194), wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, serta
mengetahui hal responden lebih mendalam.
2. Tes
Pengumpulan data dalam penelitian dapat dilaksanakan dengan tes
atau pengujian. Menurut Nasehudin,dkk (2012,120), tes ialah prosedur
sistematik dalam wujud tugas yang distandardisasikan yang diberikan
kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan atau dijawab baik dalam
bentuk tertulis maupun perbuatan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes dengan bentuk tes
uraian untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menulis karangan
kreatif atau menjawab soal cerita matematika.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian ialah sebuah cara untuk memeriksa,
mengubah, serta membuat permodelan data dengan bertujuan guna
menemukan informasi yang bermanfaat. (Mukhtazar 2020,85).
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Menurut Tuckman (dalam Wagiran 2013,281), validitas
berhubungan dengan sejauh mana suatu alat diukur. Dengan kata lain
48
validitas berkenaan pada ketepatan alat ukur tersebut semacam
menafsirkan seberapa jauh instrument penelitian tersebut telah
menggambarkan isi yang diinginkan.
b. Uji Reliabilitas
Menurut ramadhani (2019,127), Uji Reliabilitas ialah alat uji untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten jika
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat ukur yang sama juga.
Keterangan :
= reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya
soal
= jumlah varians butir
= varians total
Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan angka cronbach
alpha dengan ketentuan nilai cronbach alpha minimal adalah 0,6.
Artinya jika nilai cronbach alpha yang didapatkan lebih besar dari 0,6
maka dapat disimpulkan kuesioner tersebut reliable, sebaliknya jika
cronbach alpha lebih kecil dari 0,6 maka tidak reliabel.
49
2. Uji Coba Prasyaratan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah suatu
populasi berasal dari distribusi normal atau tidak. Menurut Hidayati
dkk (2019,77), uji normalitas ialah uji prasyarat untuk melakukan
Teknik analisis statistika parametrik. Pada penelitian ini menggunakan
uji Kolmogorov smirnov. Menurut Sarwono dkk (2012,47), uji
Kolmogorov Smirnov ialah prosedur untuk menentukan apakah
distribusi nilai pada variabel ordinal berbeda secara signifitkan pada
dua sampel yang tidak berhubungan/independent.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni : jika
nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari α
= 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari varians yang sama (homogen) atau tidak. Menurut
Hidayati dkk (2019,83), Uji homogenitas adalah uji prasyarat yang
digunakan untuk mengetahui jenis data yang akan diuji mempunyai
varians atau tidak. varians pada penelitian ini menggunakan uji
levene. Rumus uji levene :
F hitung : ( )∑
( ̅̅ ̅ ̅̅ ̅̅ )
( )∑ ( ̅̅ ̅)
50
Keterangan :
N = Jumlah seluruh sampel
n = Jumlah tiap kelompok
K = Jumlah kelompok sampel
= Nilai perbedaan sampel terhadap mean kelompoknya
= Nilai perbedaan d antar kelompok terhadap mean
perbedaan d antar kelompok.
c. Uji Linearitas
Menurut Duli (2019,127), uji linearitas dipakai guna
menggambarkan apakah model yang dibangun memiliki hubungan
linear atau tidak. Uji linearitas dapat diaplikasikan guna
mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang
diidentifikasikan secara teori cocok atau tidak dengan hasil observasi.
Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas,
yaitu:
1) Probabilitas Sig. >0,05, berarti tidak terdapat perbedaan kelinieran
antara variabel independent (variabel bebas) dengan variabel
dependen (variabel terikat).
2) Probabilitas Sig. <0,05, berarti terdapat perbedaan kelinieran
antara variabel independent (variabel bebas) dengan variabel
dependen (variabel terikat).
51
3. Uji Hipotesis
Menurut Qudratullah (2017,10), uji hipotesis ialah suatu prosedur yang
digunakan untuk menguji kevalidan hipotesis statistic suatu populasi
dengan menggunakan data dan sampel populasi. Uji hipotesis
merupakan bagian terpenting dalam statistika inferensi, karena
berdasarkan uji tersebut suatu keputusan atau pemecahan
permasalahan dan suatu penelitian dapat terselesaikan.
Teknik uji hipotesis yang digunakan adalah uji Korelasi Pearson SPSS
dengan rumus :
∑
[∑
][∑
]
√[ ∑ [∑
]
][ ∑ [∑
]
]
r = koefisien korelasi pearson
∑ = jumlah nilai xy
∑ = jumlah nilai x
∑ = jumlah nilai y
n = besar sampel
Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka signifikan, yaitu:
1) <0,05 = maka berkorelasi
2) >0,05 = maka tidak berkorelasi
Selain itu, terdapat tingkat hubungan dalam mengukur suatu variabel
diantaranya:
52
Nilai r Keterangan
r < 0,2 Hubungan sangat lemah
0,2 < r < 0,4 Hubungan lemah
0,4 < r < 0,7 Hubungan cukup kuat
0,7 < r < 0,9 Hubungan kuat
0,9 < r < = 1.0 Hubungan sangat kuat
Tabel 3.4
Tingkat Hubungan Korelasi
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bambu Apus
02 Jl. Arwana RT 04/02 Komp. Depag Bambu Apus, Pamulang Tangerang
Selatan, Provinsi Banten 15415.
Penelitian ini berjalan saat pemerintah memberlakukan kegiatan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk para siswa serta guru sehingga
peneliti melakukan pengambilan sample dengan cara menyebarkan soal
penelitian melalui pesan singkat Whatsapp yang digunakan pula oleh guru
untuk melakukan pembelajaran online pada siswanya.
2. Deskripsi Responden
Penelitian ini dilakukan di kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Bambu Apus
02. Populasi siswa yang ada disekolah tersebut berjumlah 70 siswa terdiri
dari empat kelas. Dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh.
Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebesar jumlah populasi.
3. Deskripsi Hasil Penelitian
Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu kemampuan
menulis karangan kreatif (X) serta kemampuan pemahaman soal cerita
(Y).
Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Peneliti melakukan penelitian
guna melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan dalam tingkat
54
kemampuan menulis karangan kreatif dengan kemampuan pemahaman
soal cerita matematika. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan lembar soal uraian mengenai karangan kreatif dengan 1
pertanyaan dan lembar soal uraian mengenai soal cerita dengan 10
pertanyaan.
Berdasarkan hasil soal uraian yang diberikan siswa melalui pesan
singkat Whatsapp dengan jumlah responden sebanyak 70 siswa di SD
Negeri Bambu Apus 02.
a. Variabel Kemampuan Menulis Karangan Kreatif (X).
Berikut adalah tabel skor penilaian variabel (X) menulis kreatif.
Tabel 4.1
Hasil penilaian skor Menulis Karangan Kreatif kelas III SDN Bambu Apus 02
No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai
1 100 11 80 21 85 31 95 41 85 51 95 61 85
2 90 12 85 22 95 32 85 42 90 52 90 62 95
3 75 13 90 23 85 33 90 43 85 53 85 63 85
4 90 14 85 24 90 34 85 44 85 54 90 64 90
5 80 15 85 25 95 35 90 45 90 55 90 65 90
6 90 16 90 26 90 36 90 46 95 56 100 66 90
7 90 17 75 27 95 37 90 47 90 57 85 67 85
8 80 18 90 28 90 38 85 48 90 58 85 68 90
55
9 85 19 95 29 95 39 90 49 100 59 100 69 95
10 85 20 90 30 100 40 95 50 90 60 95 70 85
∑=
Nilai tertinggi = 100
Nilai terendah = 75
b. Variabel Kemampuan Pemahaman Soal Cerita (Y).
Tabel 4.2
Hasil penilaian skor Pemahaman Soal Cerita kelas III SDN Bambu Apus 02.
No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai No
resp
Nilai
1 79 11 87 21 88 31 88 41 86 51 86 61 85
2 78 12 88 22 85 32 89 42 89 52 87 62 85
3 77 13 79 23 86 33 83 43 88 53 84 63 88
4 84 14 85 24 87 34 89 44 89 54 90 64 88
5 84 15 89 25 88 35 86 45 88 55 89 65 86
6 82 16 84 26 83 36 89 46 90 56 86 66 90
7 84 17 82 27 88 37 86 47 89 57 85 67 86
8 86 18 78 28 84 38 85 48 86 58 87 68 87
9 85 19 83 29 87 39 88 49 88 59 87 69 87
10 84 20 87 30 89 40 78 50 87 60 86 70 89
56
∑=
Nilai tertinggi = 90
Nilai terendah = 77
B. Hasil Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument dilaksanakan guna melihat apakah instrument yang
ada sudah layak guna dijadikan bahan penelitian karena baik buruknya
suatu instrument sangat berpengaruh untuk data yang didapat serta
sangat berpengaruh untuk bobot penelitian itu sendiri.
a. Uji Validitas
Validasi instrument dalam penelitian ini menggunakan validasi ahli
dengan 2 dosen, dosen pertama validasi ahli untuk variabel X dengan
dosen Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia FIP UMJ yakni Drs.
Ahmad Muttaqillah, M,Pd. Hasil dari uji validitas soal uraian berdasarkan
ahli teori (dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FIP UMJ)
yang akan diuji cobakan pada siswa dinyatakan valid. Jadi validasi
dilakukan hanya dengan satu kali pertemuan.
Dosen kedua validasi ahli untuk variabel Y dengan dosen
Pendidikan Matematika FIP UMJ yakni Muhammad Hayyun M.Pd. Hasil
dari uji validitas soal uraian berdasarkan ahli teori (dosen Pendidikan
Matematika FIP UMJ) yang akan diuji cobakan pada siswa dinyatakan
valid. Jadi validasi dilakukan hanya dengan satu kali pertemuan.
57
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yang dipakai peneliti yakni memakai teknik alpha
cronbach dengan memanfaatkan perhitungan SPSS (statistical package
for the social scienses) V.20. suatu instrument dibilang reliabel kalau
angka α > 0,6. Uji reliabilitas ini menggunakan 10 soal uraian untuk
variabel (X) dan 1 soal uraian untuk variabel (Y) yang sudah dinyatakan
valid Ketika diuji validitas.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, maka didapatkan hasil pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.3
Hasil uji reliabilitas variabel (X)
Reliability Statistic
Cronbach‟s Alpha N of Items
.750 4
Hasil uji reliabilitas variabel x dapat dilihat pada tabel 4.3 yakni jika
nilai > 0,6 maka instrument dikatakan reliabel. Perhitungan instrument
untuk variabel X yakni 0,750 > 0,6 maka instrument dinyatakan reliabel.
Tabel 4.4
Hasil uji reliabilitas variabel (Y)
Reliability Statistic
Cronbach‟s Alpha N of Items
.703 10
58
Hasil uji reliabilitas variabel x dapat dilihat pada tabel 4.3 yakni jika
nilai > 0,6 maka instrument dikatakan reliabel. Perhitungan instrument
untuk variabel X yakni 0,703 > 0,6 maka instrument dinyatakan reliabel.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas pada pengujian ini memakai Uji Kolmogorov-
Smirnov. Data dibuktikan berdistribusi normal jika signifikasi sebesar
0,05. Hasil uji normalitas menggunakan SPSS versi 20 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan uji normalitas data diambil dari tabel 4.5 Kolmogorv-
Smirnov yang dilangsungkan dengan memakai SPSS Versi 20. SD Negeri
Bambu Apus 02 memiliki nilai signifikasi sebesar 0,737. Berarti bisa
dikatakan jika angka sekolah tersebut lebih dari 0,05 (0,737 > 0,05) yang
artinya sekolah tersebut berdistribusi normal.
Kolmogorov-
Smirnov Nilai
Sig. Hipotesis Keputusan
N K-S Sig.
70 0,684 0,737 0,05 H diterima Normal
Jika Sig < maka H ditolak, = 0,05
Jika Sig > maka H diterima, = 0,05
59
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam pengujian memakai uji Levene. Data
dinyatakan homogeny jika angka signifikasi sebesar 0,05. Hasil dari uji
homogenitas menggunakan SPSS versi 20 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Homogenitas
H
Hasiil uji homogenitas pada tabel 4.6 bisa dibuktikan dengan
diketahui nilai Signifikansi (Sig.) sebesar 0.240 karena nilai Signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka data tersebut bersifat homogeny.
c. Uji Linearitas
Data dinyatakan linearitas jika nilai Sig. lebih dari 0,05. Uji
Linearitas dipakai guna apakah model yang dibangun memiliki hubungan
linear atau tidak.
Levene
statistic Df1 Df2 Sig. Hipotesis Keputusan
1,392 1 138 138 H
diterima
Homogen
Jika Sig < maka H ditolak, = 0,05
Jika Sig > maka H diterima, = 0,05
60
Tabel 4.7
Hasil Uji Linearitas
Hasil uji Linearitas pada tabel 4.7 bisa dibuktikan dengan diketahui
nilai Signifikansi (Sig.) sebesar 0.863 karena nilai Signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka data tersebut bersifat Linear.
3. Uji Hipotesis
Hasil uji normalitas serta uji homogenitas data menunjukkan bahwa
sample berasal dari populasi berdistribusi normal serta populasi homogeny.
Setelah pengaplikasian kedua uji tersebut, data dianalisis menggunakan
pengajuan hipotesis data. Berikut data statistic SD Negeri Bambu Apus 02.
Tabel 4.8
Hasil Uji Hipotesis
Pemahaman
soal cerita
Menulis
karangan
kreatif
Pemahaman
soal cerita
Pearson
Correlation
1 .332
Df F Sig. Hipotesis Keputusan
Linearity 1 46.969 .000
H
diterima
Hubungan
linier
Deviation
from
Linearity
11 .643 .785
Jika Sig < maka H ditolak, = 0,05
Jika Sig > maka H diterima, = 0,05
61
Sig. (2-tailed) .005
N 70 70
Menulis
karangan
kreatif
Pearson
Correlation
.332 1
Sig. (2-tailed) .005
N 70 70
Berdasarkan tabel 4.8 yang menjelaskan tentang grup statistic
SD Negeri Bambu Apus 02 berjumlah 70 siswa. Nilai Sig. (2-tailed)
didapat 0,005 < 0,05 yang artinya jika nilai lebih kecil dari 0,05 maka
terdapat korelasi/hubungan signifikan antara kemampuan menulis
karangan dengan pemaham soal cerita.
Selain melihat nilai signifikasi, terdapat nilai dalam mengukur
tingkat hubungan pada suatu variabel nilai pearson correlation
sebesar 0,332 dapat dikatakan bahwa tingkat hubungan termasuk
dalam kategori lemah. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis karangan kreatif berhubungan positif dengan kemampuan
pemahaman soal cerita.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian serta analisis statistik telah dilaksanakan di
SDN Bambu Apus 02 sampel penelitian ini ialah siswa kelas III dengan
jumlah 70 siswa. Pengumpulan data yang digunakan peneliti yakni
pengisian soal uraian.
62
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji pada
instrument soal uraian dengan uji validitas serta reabilitas untuk
menguji kelayakan suatu instrument soal uraian yang hendak disebar
Ketika penelitian. Uji validitas yang dilakukan peneliti menggunakan uji
validitas ahli Bahasa dan matematika. Validator ahli Bahasa dan
matematika yakni Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan. Hasil validasi
menyatakan bahwa instrument soal uraian valid untuk dijadikan alat
pengumpulan data. Setelah instrument dinyatakan valid, kemudian
dilakukan uji coba instrument selanjutnya yakni uji reliabilitas. Dalam uji
reliabilitas pada variabel X sebesar 0,750 > 0,6 dan variabel Y sebesar
0,703 > 0,6 maka instrument penelitian dinyatakan reliabel.
Berdasarkan data yang diperoleh bisa dikatakan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis karangan kreatif lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan pemahaman soal cerita, hal ini
dapat dikatakan bahwa siswa lebih menyukai menulis karangan dengan
bebas sesuai dengan imajinasi mereka. Dengan berimajinasi, siswa
dapat bebas menuangkan ide atau pemikiran sendiri ke dalam tulisan.
Hal ini dapat dikatakan berhubungan karena dengan siswa sering
berlatih menulis karangan kreatif maka siswa akan banyak mengenal
kosa kata. Jika siswa sudah mengenal banyak kosa kata maka akan
memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika.
Karena siswa dapat memahami soal cerita tersebut. Dengan
memahami siswa akan mudah menjawab soal cerita dengan baik dan
63
benar sesuai dengan prosedur atau cara yang telah ditentukan, selain
itu siswa juga akan memperoleh hasil yang sesuai apabila siswa
mengerjakan dengan baik dan benar.
Berdasarkan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis menujukkan
bahwa menulis karangan kreatif berhubungan dengan pemahaman
soal cerita pada siswa kelas III pada SDN Bambu Apus 02 yang
mendapatkan nilai probabilitas sebesar 0,005 dimana nilai probabilitas
tersebut lebih kecil dari 0,05. Sehingga dari pembahasan yang telah
dipaparkan sesuai dengan hasil dari semua uji data yang telah
dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang
sudah dilakukan pada kelas III di SDN Bambu Apus 02 terdapat
hubungan antara kemampuan menulis karangan kreatif dengan
kemampuan pemahaman soal cerita.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, hasil observasi, hasil analisis data
yang disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapatnya hubungan yang signifikan antara kemampuan
menulis karangan kreatif dengan pemahaman soal cerita pada
siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Bambu Apus 02 dengan
nilai Sig. atau probabilitas menunjukkan 0,005 < 0,05.
2. Pada nilai signifikasi, terdapat nilai dalam mengukur tingkat
hubungan pada suatu variabel nilai pearson correlation sebesar
0,332 dapat dikatakan bahwa tingkat hubungan termasuk dalam
kategori lemah. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis
karangan kreatif berhubungan positif dengan kemampuan
pemahaman soal cerita.
B. Saran
Bersumber pada uji lapangan yang dilaksanakan oleh peneliti,
peneliti mengajukan saran yang diharapkan berguna untuk
kedepannya, diantaranya:
65
1. Untuk Guru
Diharapkan guru dapat memotivasi dan membantu siswa
dalam mengarang dan melatih siswa dalam mengerjakan soal
cerita.
2. Untuk Siswa
Siswa diharapkan dapat menumbuhkan minat dalam 2
kemampuan yakni kemampuan menulis karangan kreatif dan
pemahaman soal cerita agar menambah wawasan agar berguna
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Untuk Sekolah
Sekolah diharapkan bisa lebih mengasah kemampuan siswa
dalam menulis karangan kreatif dan pemahaman soal cerita
dengan mendukung minat dan bakat siswa dan memberikan
fasilitas yang terbaik untuk siswa.
4. Untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melaksanakan penelitian
lebih lanjut berhubungan dengan menulis karangan kreatif dan
pemahaman soal cerita di sekolah dasar dapat dijadikan acuan.
Sehingga diharapkan dapat berguna untuk mengetahui sejauh
mana hubungan menulis karangan kreatif dengan pemahaman
soal cerita kelas III Sekolah Dasar.
66
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Zakuan. (2016). Konsep Penilaian Berbasis Kelas. Purwokerto :
Bebook Publisher.
Arifanti, Rina. (2013). Keefektifan Strategi Question-Answer Relationship
(QAR) Dalam Pembelajaran Pemahaman Siswa kelas VIII Smp
Negeri 2 TEMPEL. SKRIPSI.
Armariena, Dian Nuzulia. (2017). Penulisan Cerpen Berbasis Kearifan Lokal
Sumatera Selatan dengan Metode Image Streaming dalam Proses
Kreatif Mahasiswa. Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.7(1).
Ariyanto. (2009). Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Siswa Kelas VIII SMP Kanistus Kalasan,
Sleman, Yogyakarta. Skripsi.
Arya, Osaka. (2015). Matematika Otak Kanan. Jember : PT. Gramedia
Asmirane. (2016). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi
Melalui Model Pembelajaran Menulis Think-Talk-Write (TTW)
Dengan Media Visual pada Siswa Kelas IV SDN INPRES 3 TAUSE.
Jurnal Bahasatodea. 4(2).
Baan, Dr. Anastasia. (2016). Pengaruh Penggunaan Wall chart dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa
kelas X-1 SMA Negeri 1 SESEAN. Jurnal Perspektif. 1(1).
Bariah. (2017). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Menulis Karangan
Sederhana melalui Model Mind Mapping. SKRIPSI.
Cahyani, Isah. (2012). PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS
KARAKTER DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTAL LEARNING.
BANDUNG : CV Nurani.
Dalman, (2014). KETERAMPILAN MENULIS. JAKARTA : PT Raja Grafindo
Persada.
Dewi, Andi Susi Suriana Puspita. (2016). Kemampuan Menulis Paragraf
Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Konowe Selatan. Jurnal Humanika.
1(16).
67
Duli, Nikolaus. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif : Beberapa Konsep
Dasar untuk Penulisan Skripsi & Analisis Data dengan SPSS.
Sleman :CV Budi Utama.
Effendi, Sofian. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.
Fitriani, Aprilia Nur. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
Sederhana melalui Picture and Picture dengan Gambar Seri pada
Siswa kelas III SDN Petompon 01 Semarang. SKRIPSI.
Fitriyah, Niskha N. (2016). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Kesalahan Siswa kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada
Materi Segi Empat Melalui PBL. SKRIPSI.
Finoza, Limuddin. (2005). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi
Insan Media.
Firdaus & Zamzam Fakhry. (2018). Aplikasi Metodologi Penelitian. Sleman :
Deepbulish.
Hermawan, Iwan. (2019). Metode Riset Kuantitaif, Kualitatif, dan Mixed
Metode. Kuningan : Hidayat Qur‟an Kuningan.
Hidayat, Yahya. (2016). Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Menggunakan Media Cerita Bergambar pada Siswa
Kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto Semester II Pada Tahun
Ajaran 2015/2016. SKRIPSI.
Hidayati, Tri,dkk. (2019). Statistik Terapan Aplikasi Untuk Riset Skripsi,
Tesis dan Disertasi Menggunakan SPSS, Amos dan Excel. Jakarta:
PT Alex Media Komputindo.
Ibrahim, Nini. (2009). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Depok :
Uhamka Press.
Kasmadi dan Sunariah. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung : Alfabeta.
Laily, Indah Faridah. (2014). Hubungan Kemampuan Membaca
Pemahaman dengan Kemampuan Memahami Soal Cerita
Matematika Sekolah Dasar. Jurnal Eduma. 3(1).
Marahimin, Ismail. (2005). Menulis Secara Populer. Jakarta : PT Dunia
Pustaka Jaya.
Monica, Intan Cahya Pratama. (2016). Kemampuan Menulis Argumentasi
pada Siswa Kelas X SMA Negeri Bandar Lampung. Skripsi.
68
Muharipin. (2017). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Melalui Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas III Semester 2 SDN
1 Wanasaba tahun pelajaran 2015/2016. Jurnal Mabasan. 11(1).
Mukhtazar. (2020). Prosedur Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Absolute
Media.
Munirah. (2015). Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf. Sleman :
Deepublish.
Nasehudin, Toto Syatori. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta :
Pustaka Setia.
Ngalimun. (2018). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta :
Parama Ilmu.
Noor, Dr. Juliansyah. (2017). Metodologi Penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi
dan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana.
Novferma, N. (2016). Analisis Kesulitan dan Sel-Efficacy Siswa SMP dalam
Pemecahan Masalah Matematika Berbentuk Soal Cerita. Jurnal
Riset Pendidikan Matematika.3(1).
Qudratullah, Farhan Muhammad. (2017). Statistic Non Parametrik Terapan
: Contoh Kasus dan Aplikasi dengan IBM SPSS. Yogyakarta : CV
Andi Offset.
Ramadhani, Herlambang. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif :
Beberapa Konsep Dasar untuk Penulisan Skripsi & Analisis Data
dengan SPSS. Sleman : CV Budi Utama.
Risdianti, Rizky. (2018). Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
Deskripsi Melalui Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Learning)
Pada Siswa Kelas V di SDIT Titian Ilmu Kota Bekasi. Skripsi.
Safitri, Fihrin Luqiyya, dkk. (2017). Analisis Pemahaman Matematis Siswa
kelas VIII B SMP Negeri 8 Jember Berdasarkan Polya dengan
Pemberian Scaff Folding Pokok Bahasan Kubus dan Balok. Jurnal
Kadikma. 8(2).
Samosir, Astuti,dkk. (2016). Menulis. Tangerang : PT Pustaka Mandiri.
Santoso, Wiji,dkk. (2016). Peningkatan Kemampuan Membaca
Pemahaman dengan Teknik Cloze Test Pada Siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Tempel. Jurnal Caraka. 3(1).
69
Sarwono, Jonathan,dkk. (2012). Statistik Terapan Aplikasi Untuk Riset
Skripsi, Tesis dan Disertasi Menggunakan SPSS, Amos, dan Excel.
Jakarta : PT Alex Media Komputindo.
Sholihah, Mar‟atush. (2018). Analisis Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Kelas VIII MTS
Laboraturium UIN-SU.Skripsi.
Siyoto,Dr.Sandu,dkk. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta :
Literasi Media Publishing.
Sudarmi. (2016). Upaya Meningkatkan Menulis Narasi dengan Metode
Mind Mapping pada Siswa Kelas V SDN Cakung Barat 08 Jakarta
Timur. Skripsi.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendakatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Tindakan. Bandung: Refika Aditama.
Sumarsih. (2016). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana
Melalui Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN Kramat Pela 07
Jakarta Selatan. Skripsi.
Soleha, Srie Yoharti,dkk. (2014). Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan
Teknik Pemandangan Indah Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
Percobaan (SDNP) Cileunyi, Kabupaten Bandung. Jurnal
Metalinga.12(1).
Utami, Ratna Widiati,dkk. (2018). Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Kesalahan Siswa kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada
Materi Segiempat Melalui PBL. Faktor Jurnal Ilmu Pendidikan. 5(6).
Wagiran. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan : Teori dan
Implementasi. Yogyakarta : CV Budi Utama.
Wahyuddin. (2016). Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika ditinjau dari Kemampuan Verbal. Jurnal Tadris
Matematika.9(2).
Wahyuningsih, Dian. (2013). Pengembangan Pemahaman Soal Cerita
Matematika Melalui Tutor Sebaya Berbantuan Alat Peraga Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar.1(1).
70
Wardhani, Erlita Cahya Widha. (2017). Peningkatan Kemampuan Menulis
Teks Biografi Menggunakan Metode Pengajaran Langsung pada
Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Puworedjo Tahun Pelajaran
2016/2017. Skripsi.
Winarni, Endang, dkk. (2015). Matematika Untuk PGSD. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Yarmi, Gusti. (2014). Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Melalui
Pendekatan Whole Language dengan Teknik Menulis Jurnal. Jurnal
Perspektif Ilmu Pendidikan. 28(1).
Zulela, Saleh. (2013). Terampil Menulis di Sekolah Dasar. Tangerang : PT
Pustaka Mandiri.
71
LAMPIRAN
72
Lampiran 1
73
Lampiran 2
74
75
Lampiran 3
76
Lampiran 4
SDN BAMBU APUS 02
77
Lampiran 5
78
Lampiran 6
79
Lampiran 7
80
Lampiran 8
INSTRUMENT PENELITIAN VARIABEL X
Variabel Aspek Indikator Soal Bentuk Soal
Butir Soal
Jumlah Soal
Menulis Karangan
Kreatif
Diksi atau pilihan kata
Pilihan Kata Saya bisa merinci konsep yang terkandung didalam soal seperti menjelaskan dan menjabarkan ide atau gagasan kedalam tulisan.
uraian 1 1
Banyaknya kosa kata
yang digunakan
Menyesuaikan topik bahasan
Struktur Kalimat
Mudah dipahami
Teratur
Pembentukan paragraph
Peletakan Alinea
paragraph
Penggunaan huruf kapital
diawal paragraph
Penggunaan ejaan
Tanda Baca
Terdapat kata berimbuhan
Penggunaan kata majemuk
81
Lampiran 9
INSTRUMENT PENELITIAN VARIABEL Y
Variabel Aspek Indikator Soal Bentuk
soal
Butir
soal
Jumlah
soal
Pemahaman
Soal Cerita
Karakteristik
Soal Cerita
Siswa mampu
memiliki
konsep-
konsep yang
terkandung
dalam soal
Saya bisa merinci
konsep yang
terkandung di
dalam soal seperti
membedakan
ribuan, ratusan,
dan puluhan
Uraian 1 10
Saya bisa
mengaplikasi
konsep
matematika dalam
kehidupan sehari-
hari
2
Saya bisa
menjumlahkan
soal dengan baik
dan benar
3
Siswa mampu
mengaplikasi
Saya bisa
mengaplikasikan
4
82
konsep
matematika
dalam
kehidupan
sehari-hari /
keadaan
nyata,
sehingga
siswa seakan-
akan
menghadapi
kenyataan
yang
sebenarnya.
konsep
matematika
kedalam
kehidupan sehari-
hari
saya bisa
mengaplikasian
konsep
matematika ke
dalam dunia nyata
5
Siswa dituntut
menguasai
materi tes dan
bisa
mengungkap-
kannya dalam
Bahasa tulisan
yang baik dan
benar.
Saya bisa
menguasai materi
tes dengan baik
6
Saya bisa
mengungkapkan
soal cerita dalam
Bahasa tulisan
yang baik dan
benar
8
83
siswa mampu
menarik
hubungan
antara
pengetahuan
yang telah
dimiliki siswa
dengan materi
yang sedang
dipikirkannya.
Siswa dituntut
untuk membagi
rata bibit yang ada
dengan baik dan
benar.
10
Siswa dituntut
untuk
menjumlahkan
soal dengan baik
dan benar
7
Siswa dituntut
untuk menjawab
soal pembagian
dengan baik dan
benar
9
84
Lampiran 10
SOAL URAIAN KARANGAN
Identitas Responden
Nama : …………………………….
Kelas : …………………………….
1. Buatlah karangan yang bertema “Keluarga” dengan menggunakan
Bahasa yang baik dan benar.
85
Lampiran 11
SOAL CERITA
Identitas Responden
Nama : …………………………….
Kelas : …………………………….
1. Kanaya memiliki uang ribuan sebanyak 3 lembar dan 4 koin ratusan.
Dimas memiliki 4 lembar uang ribuan dan 5 koin ratusan, berapakah
jumlah uang Kanaya dan Dimas?
2. Ibu membawa 6 keranjang, masing-masing keranjang berisi 9 buah
mangga, berapakah jumlah mangga itu?
3. Dimas anak baik, dia mempunyai kelereng sebanyak 100 butir, dia ingin
memberikan kelereng itu kepada 4 temannya dengan sama rata.
Berapakah jumlah yang diterima masing-masing temannya?
4. Sebuah perkebunan memberikan 155 bibit pohon mangga untuk Udin
dan 5 orang temannya. Pemilik perkebunan ingin memberikan bibit
kepada 5 anak dengan sama rata. Berapa bibit pohon yang diterima oleh
setiap anak?
5. Pada sebuah kebun peternakan terdapat 10 bebek. Bebek memiliki 2
kaki yang berselaput. Jika ada 10 bebek maka berapakah jumlah kaki
bebek secara keseluruhan?
6. Budi dan ibu pergi membeli sepatu. Sesampainya disana Budi
menemukan sepatu bola kesukaan Budi berwarna merah. Budi langsung
86
membeli sepatu bola itu dengan harga Rp. 457.000. bagaimanakah
penulisan Rp. 457.000 secara benar?
7. Fitri memiliki uang ribuan sebanyak 7 lembar dan 2 koin ratusan. Adul
memiliki uang ribuan sebanyak 4 lembar dan 6 koin ratusan. Berapakah
jumlah uang Fitri dan Adul?
8. Pada hari minggu Ayah mengajak Siti untuk membeli sepeda baru untuk
Siti. Sesampai disana Siti terkejut melihat banyak sepeda warna warni
yang sangat cantik. Akhirnya Siti memutuskan untuk membeli sepeda
warna pink yang memiliki keranjang di depannya dengan harga Rp.
750.000. Bagaimanakah penulisan Rp. 750.000 secara benar?
9. Panji mempunyai 30 kelereng dengan berbagai macam warna. Lalu
disaat bermain panji membagi rata kelerengnya kepada 5 0rang
temannya. Berapakah kelereng yang didapat pada tiap orang temannya?
10. Sebuah perkebunan memberikan 210 bibit pohon jambu untuk Tono dan
4 orang temannya. Pemilik ingin memberikan bibit kepada 5 anak
dengan sama rata. Berapa bibit pohon yang diterima setiap anak?
87
Lampiran 12
Tabel Reliabilitas Menulis Karangan Kreatif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.750 4
88
Lampiran 13
Tabel Reliabilitas Pemahaman Soal Cerita
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.703 10
89
Lampiran 14
Tabel Normalitas Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 7.60892109
Most Extreme
Differences
Absolute .082
Positive .078
Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .684
Asymp. Sig. (2-tailed) .737
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
90
Lampiran 15
Test of Homogeneity of Variances
Score
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
1.392 1 138 .240
ANOVA
Score
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups 1894.464 1 1894.464 22.981 .000
Within
Groups 11376.357 138 82.437
Total 13270.821 139
91
Lampiran 16
Tabel Linieritas
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
menulis karangan
kreatif * pemahaman
soal cerita
70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%
Report
menulis karangan kreatif
pemahaman soal
cerita
Mean N Std.
Deviation
50 80.00 1 .
60 80.75 4 3.594
65 78.00 2 2.828
70 83.58 12 8.754
75 86.13 16 7.473
80 83.92 12 8.826
85 90.14 7 8.783
90 87.50 10 8.031
95 91.17 6 5.811
Total 85.71 70 8.067
ANOVA Table
Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
Between Groups Menulis Karangan Kreatif Pemahaman Soal Cerita Within Groups Total
(combined) Linearity Devianton From Linearitiy
693.762 495.484
198.278
3796.524 4490.286
8 1
7
61 69
86.720 495.484
28.325
62.238
1.393 7.961
.455
.218
.006
.863
92
Measures of Association
R R Squared
Eta Eta Squared
Menulis karangan kreatif Pemahaman soal cerita
.332
.110
.393
.155
93
Lampiran 17
Tabel Uji Korelasi
Correlations
pemahama
n soal cerita
menulis
karangan
kreatif
pemahaman soal
cerita
Pearson
Correlation 1 .332**
Sig. (2-tailed) .005
N 70 70
menulis karangan
kreatif
Pearson
Correlation .332** 1
Sig. (2-tailed) .005
N 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
94
Lampiran 18
95
96
97
98
99
100
Lampiran 19
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Hemas Putri Kusdesiana
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Studi : PGSD
NIM : 2016820237
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 17 desember 1997
Email : [email protected]
Nomor Telepon/HP : 081224216616
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD CIPUTAT IX SMP 17
Tangerang
Selatan
SMAN 06
Tangerang
selatan
Jurusan IPS
Tahun masuk –
lulus
2004 – 2010 2010 – 2013 2013 – 2016