HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI
(KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN, ZAT BESI, DAN
VITAMIN C) DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI
TINGKAT I DAN II PROGRAM STUDI GIZI
DI STIKES PERINTIS PADANG
TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Gizi
STIKes Perintis
Oleh :
TRIA WIDIYA SARI
NIM : 1513211040
PROGRAM STUDI SARJANA GIZI
STIKES PERINTIS PADANG
2019
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah dan Tuhanmulah yang maha mulia, Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5) Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?(QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS : Al-Mujadilah 11)
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman baru, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,
Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai Di penghujung awal perjuanganku. Segala puji bagi-Mu ya Allah atas segala Rahmat dan
Karunia-Mu Yang Maha besar, aku hanya sebuah debu yang tidak berguna yang senantiasa selalu mengharap kasih-Mu. Pintu telah
engkau bukakan, jalan telah engkau perlihatkan. Aku mohon pada-Mu ya Allah tuntunlah aku dan keluargaku ke jalan-Mu yang lurus,
agar kami mampu menuju surga-Mu.
Ya Allah, Berikanlah aku ilmu untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugrahkan kepadaku dan kepada orang tuaku, seizinmu aku telah berhasil
melewati semua ini. Dengan kesabaran dalam penantian selama 4 tahun berbuah sangat manis. Tidak terfikir olehku akan sanggup melewati semua ini dalam kekecewaan dan keterpurukan aku terus berjuang
demi meraih sebuah impian yang aku cita-citakan.
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin.. Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi
nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal
bagiku untuk meraih cita-cita besarku. Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan do’a
dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu aku bersimpuh dihadapan orang tuaku tercinta. Terimalah sepenggal keberhasilan ini sebagai buah dari
do’a – do’a mu sebagai mutiara emas berlian dari keringatmu dan permata dari tetes air mata mu untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,
nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan
hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.,, Ayah,.. Ibu...ini adalah bukti kecil sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua
pengorbananmu dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa
hingga segalanya.. Maafkan anakmu masih saja menyusahkanmu.. Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tangaku
menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku,
membimbingku dengan baik.. ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Ayah (MARIJO) dan Ibu (SUKATI)...Terimakasih.... .........”we always loving you”......
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang
kalian impikan dariku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan do’a dan restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasihku.
Kepada Masku (Agus Setiawan & Risdianto)...”Bro, Adekmu yang paling bandel dan premannya mak & bapak ini bisa wisuda juga kan..[(^,^)> Makasih yaa buat segala dukungan do’a dan khususnya makasih buat bantuan dana. sekarang giliran adekmu ini membantu adek kecil (Aldi Saputra), semangat belajarnya bro. Tidak terkecuali untuk mbak Nanik Suryanawati & mas Syahril Effendi yang selalu memberi motivasi, nasehat, perhatian dan semuanya, kata – kata tidak cukup untuk mengungkapkan rasa terimakasihku untuk kalian berdua. Serta terimakasih yang sebanyak - banyaknya untuk keluargaku yang membantu dalam segala hal dan tidak bisa aku sebutkan satu persatu, karena terlalu banyak syeeeekaliiii. hehhehe
... i love you all” :* ... "Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan
bantuan Tuhan dan orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat
terbaik (siap di HALALIN : Evi Anggraeni, Peni Okta Sari, Dina Safari, Dian Selistio, Dia Putri Ariska, Siska Ratu Miranda)”..
Tanpamu sahabat, aku tak pernah berarti,,tanpamu aku bukan siapa-siapa yang
takkan jadi apa-apa”, buat sahabatku yang berasa seperti saudara selama Berada di Padang : evi (Koprol) & dan Peni (Penos) sahabat bagaikan saudara perempuan terdekat denganku, beribu – ribu terimakasih ku ucapkan padamu, keluh kesah suka duka kita selalu curahkan bersama, hingga ghibah pun kita juaranya. Hahah. , Dina (dinuik) sahabat yang sold out duluan kepelaminan, alhamdullilah, Dian adalah sahabat yang pertama aku temui saat PKKMB (awal masuk kuliah), dengan gayanya yang tertutup seribu bahasa, namun baik orangnya. Tidak lupa pula ucapan banyak – banyak terimakasih untuk sahabatku Dia (Tukiyem) & untuk siska (Cikuik)sahabat yang awal kuliah juga menjadi salah satu teman pertamaku. Suka cita selama kurang
lebih 4 tahun kita lalui bersama,, kini giliranku untuk terbang tinggi mengejar kalian dan mimpi-mimpi yang pernah kita rangkai. Semoga kita semua bisa bertemu kembali dengan kesuksesan dan sejuta kebahagian. Aamiin..
----“I love & Miss you Friend”------- Spesial buat teman – teman Sitiung terimakasih atas segala bantuan dan
motivasinya, kalian adalah obat pelipur lara hatiku yang selalu menghiburku dalam keadaan terjatuh, spesial do’a untuk kalian semua semoga cepat terkejar target kalian untuk cepat wisuda.. Amiiin ya robbal’alamin...Kalian semua bukan hanya menjadi
teman, kakak dan adik yang baik, kalian adalah saudara bagiku!! Spesial buat seseorang dihati “Bos-Qu” (Rahasia nama, wkwk) !!......
Terimakasih untuk do’a, motivasi, nasehat, dukungan, canda tawa, dan semua-semuanya yang pernah terlewatkan bersama dan tercurah untukku. Untukmu
seseorang di relung hatiku percayalah bahwa hanya ada satu namamu yang selalu kusebut-sebut dalam benih-benih do’aku dan ku ceritakan kepada keluarga serta orang
– orang terdekatku,, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insyallah jodohnya kita bertemu atas ridho dan izin Allah S.W.T. Aamiin ya Roball ‘alamin.
Buat kakak dan adik kos GL : kak (Netty, Eja, Lisna, Shanti, Nining, Devi) “Jadi juo awak pakai toga di Tahun 2019, makasih udah mau menjadi kakak sekaligus
saudara yang selalu memotivasiku untuk membuat skripsi, dan mampu melawan rasa malas, capek. Adik (Jihan, Ika, Ilmi, Ulan, Meta) dan teman kos yang lain,
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, makasih buat semuanya selama ini. Tidak lupa spesial buat one, bunda, pak om, etek, om anto yang selama ini baik dan perhatian denganku. Dan terimakasih kuucapkan Kepada Teman
sejawat Saudara seperjuangan S1 GIZI 2015. Maaf jika selama kurang lebih 4 tahun bersama banyak kesalahan dan ke khilafan yang telah aku perbuat.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat
arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya.
Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi. Never give up!
Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang” Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kalian semua, setetes ilmu yang tak berarti apa – apa bila dibandingkan dengan Cinta dan Kasih Sayang yang mengalir terus menerus tak
berhenti. . Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan.. Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,
kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.
Skripsi ini kupersembahkan.
-By” Tria Widiya Sari, S.Gz
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : TRIA WIDIYA SARI
NIM : 1513211040
Tempat/Tanggal Lahir : Bukit Sari, 28 Maret 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Email : [email protected]
Jumlah Saudara : 3 (Tiga)
Anak Ke : 3 (Tiga)
Nama orang tua
Ayah : Marijo
Ibu : Sukati
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Tani
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Bukit Sari Kec. Jujuhan Ilir
Kab.Bungo Provinsi Jambi
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK Islam Bakti : Tamat Tahun 2003
2. SDN 188 Bukit Sari : Tamat Tahun 2009
3. SMPN 1 Jujuhan Ilir : Tamat Tahun 2012
4. SMAN 2 BATANG HARI : Tamat Tahun 2015
5. S-1 Gizi STIKes Perintis Padan : Tamat Tahun 2019
III. KEGIATAN PBL
1. PBL (Table Menner) di Hotel Novotel Bukit Tinggi
2. PBL di PT Aerofood ACS Garuda , Jakarta
3. PBL di RS Muhammadiyah (AL-Islam), Bandung
4. PBL di PT Yakult Indonesia Persada, Sukabumi
5. PBL di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
6. PBL di Poltekes Kemenkes Denpasar, Bali
7. PKL di RS Raden Mattaher Jambi
8. PKL di Hotel Ina Muara, Padang
9. PKL di Hotel Pangeran Beach, Padang
10. PKL di AA Catering, Padang
11. PMPKL Terpadu di Jorong Padang Kandih Nagari Tujuh Koto
Talago Kecamatan Guguak Kabupaten 50 Kota
PROGRAM STUDI GIZI STIKES PERINTIS
SKRIPSI, JULI 2019
TRIA WIDIYA SARI
NIM : 1513211040
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI
(KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, ZAT BESI, DAN VITAMI C)
DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI TINGKAT I DAN II PROGRAM
STUDI GIZI DI STIKES PERINTIS PADANG TAHUN 2019
x + VII BAB + 64 Halaman + 21 Tabel + 2 Gambar + 9 Lampiran.
ABSTRAK
Mahasiswa/i merupakan sebagian dari masyarakat Indonesia khususnya
sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup sehat sesuai
dengan visi Indonesia sehat 2025 dengan status gizi yang baik pula. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi
(karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C) dengan status gizi mahasiswi
tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang.
Desain Penelitian ini cross sectional yang dilakukan pada Januari sampai
Mei 2019 dengan jumlah populasi 105 orang. Pengambilan sampel menggunakan
rumus lemeshow sehingga didapatkan sampel sebanyak 45 orang, yang diambil
dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari prodi gizi STIKes
Perintis, hasil kuesioner, dan wawancara langsung dengan responden. Data diolah
menggunakan uji Chi-square dengan program SPSS.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mahasiswi yang memiliki status
gizi normal (60%), pengetahuan baik (47%), asupan karbohidrat cukup (27%),
asupan protein cukup (53%), asupan lemak cukup (44%), asupan zat besi cukup
(16%), dan asupan vitamin c cukup (22%). Hubungan pengetahuan gizi dengan
status gizi (p > 0,05) Hubungan asupan karbohidrat dengan status gizi (p < 0,05)
Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan protein
dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan lemak dengan status gizi (p >
0,05), hubungan asupan zat besi dengan status gizi (p > 0,05) hubungan asupan
vitamin c dengan status gizi (p > 0,05)
Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan gizi, asupan protein,
lemak, zat besi, dan vitamin c dengan status gizi, sedangkan asupan karbohidrat
terdapat hubungan yang signifikan dengan status gizi mahasiswi tingkat I dan II
program studi gizi di STIKes Perintis Padang. Oleh karena itu mahasiswi perlu
memperhatikan asupan zat gizi terutama karbohidrat dengan cara pola makan yang
seimbang agar tercapainya status gizi normal atau baik.
Kata kunci : Asupan Zat Gizi, Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Status Gizi
Sumber Literatur : 35 kepustakaan (2000 - 2018)
STIKES PIONEER NUTRITION STUDY PROGRAM
THESIS, JULY 2019
TRIA WIDIYA SARI
NIM: 1513211040
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE OF NUTRITION AND NUTRITION
OF NUTRITION (CARBOHYDRATES, PROTEIN, FATS, IRON
SUBSTANCES, AND VITAMI C) WITH I AND II NUTRITIONAL
STATUS IN NUTRITION STUDY PROGRAM IN PADANG PERINTIS
STIKES IN 2019
x + VII CHAPTER + 64 Pages + 21 Tables + 2 Pictures + 9 Attachments.
ABSTRACT
Students are part of the Indonesian community, especially as the next
generation of the nation is expected to have healthy living behavior in accordance
with the vision of a healthy Indonesia 2025 with good nutritional status. The
purpose of this study was to determine the relationship between knowledge of
nutrition and intake of nutrients (carbohydrate, protein, fat, iron, and vitamin C)
with the nutritional status of the first and second grade students of the Nutrition
Study Program at the Pioneer University of Padang.
The study design was cross sectional conducted in January to May 2019
with a population of 105 people. Sampling uses the lemeshow formula so that a
sample of 45 people was obtained, taken by simple random sampling technique.
Data was obtained from the Pioneer Study Program nutrition study program,
questionnaire results, and direct interviews with respondents. Data was processed
using Chi-square test with SPSS program.
From the results of this study it is known that female students have normal
nutritional status (60%), good knowledge (47%), sufficient carbohydrate intake
(27%), adequate protein intake (53%), sufficient fat intake (44%), substance intake
enough iron (16%), and sufficient vitamin C intake (22%). Relationship between
nutrition knowledge and nutritional status (p>0,05) Relationship between
carbohydrate intake and nutritional status (p<0,05) Relationship between protein
intake and nutritional status (p>0,05), relationship between protein intake and
nutritional status (p>0,05), the relationship between fat intake and nutritional
status (p>0,05), relationship between iron intake and nutritional status (p>0,05)
relationship between vitamin c intake and nutritional status (p>0,05)
It was concluded that there was no correlation between nutritional
knowledge, protein, fat, iron, and vitamin C intake with nutritional status, while
carbohydrate intake had a significant relationship with the nutritional status of first
and second grade students in the nutrition study program at Pioneering Padang
STIKes. Therefore, students need to pay attention to the intake of nutrients,
especially carbohydrates, by means of a balanced diet in order to achieve normal
or good nutritional status.
Keywords: Nutrition Intake, Nutrition Knowledge, Diet, and Nutritional Status
Literature Source: 35 literature (2000 - 2018)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
Proposal penelitian dengan judul :“Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan
Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi, dan Vitamin C) dengan
Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes
Perintis Padang Tahun 2019”. Shalawat dan salam kami junjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia
ini.
Dalam proses penyusunan skripsi penelitian ini penulis mendapat bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yang pada akhirnya memberikan
banyak manfaat dan hikmah, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed selaku Ketua STIKes Perintis
Padang.
2. Ibu Widia Dara, SP.MP selaku Ketua Program Studi S-1 Gizi STIKes
Perintis Padang.
3. Bapak Dezi Ilham, M.Biomed selaku dosen pembimbing 1 yang telah
meluangkan waktu, memberi petunjuk, ilmu, nasehat dan bimbingan
selama masa penelitian dan penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Widia Dara, SP. MP selaku dosen pembimbing II Skripsi yang telah
meluangkan waktu, memberi petunjuk, ilmu, nasehat, bimbingan selama
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Rahmita Yanti, M.Kes selaku penguji dalam skripsi atas saran dan
masukkan yang diberikan
ii
6. Dosen beserta staf Prodi S-1 Gizi yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis serta pihak – pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Skripsi ini.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan
semangat dan motivasi serta bantuan kepada penulis baik berupa moril
maupun materil serta do’a yang tulus sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
8. Teman – teman yang telah membantu dalam penelitian ini dan tidak lupa
teman – teman seperjuangan S1 Gizi STIKes Perintis Padang.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penyusunan Skripsi ini, untuk itu diharapkan kritik dan sarannya demi
kesempurnaan tulisan ini.
Padang , 23 Juli 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................... .....................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3.Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.1.1. Tujuan Umum..................................................................................5
1.1.2. Tujuan Khusus.................................................................................5
1.2. Manfaat Penelitian......................................................................................6
1.2.1. Bagi Peneliti.....................................................................................6
1.2.2. Bagi Institusi Pendidikan.................................................................6
1.2.3. Bagi Responden...............................................................................6
1.3. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Remaja ......................................................................................................... 8
2.1.1. Definisi Remaja..................................................................................8
2.1.2. Perkembangan pada Masa Remaja.....................................................8
2.1.3. Karakteristik Remaja..........................................................................9
iv
2.2. Status Gizi ................................................................................................. 10
2.1.1. Definisi Status Gizi..........................................................................10
2.2.2. Klasifikasi Status Gizi......................................................................11
2.2.3. Penilaian Status Gizi........................................................................11
2.3. Pengetahuan Gizi......................................................................................15
2.3.1. Pengertian Pengetahuan...................................................................15
2.3.2. Tingkat Pengetahuan........................................................................16
2.3.3. Pengertian Pengetahuan Gizi...........................................................17
2.3.4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan..........................18
2.3.5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan....................................................19
2.4. Asupan Zat Gizi........................................................................................20
2.4.1. Asupan Karbohidrat.........................................................................20
2.4.2. Asupan Protein.................................................................................21
2.4.3. Asupan Lemak.................................................................................22
2.4.4. Asupan Zat Besi (Fe).......................................................................23
2.4.5. Asupan Vitamin C............................................................................24
BAB III : KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Teori .......................................................................................... 26
3.2. Kerangka Konsep.......................................................................................27
3.3. Definisi Operasional..................................................................................28
3.4. Hipotesa....................................................................................................29
BAB IV : METODE PENELITIAN
4.1.Desain Penelitian........................................................................................30
4.2.Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................30
4.3.Populasi dan Sampel..................................................................................30
4.3.1. Populasi.............................................................................................30
4.3.2. Sampel...............................................................................................31
4.4.Instrumen Penelitian...................................................................................32
4.5.Pengumpulan Data.....................................................................................32
4.6.Pengolahan dan Analisa Data.....................................................................33
4.6.1. Pengolahan Data...............................................................................33
v
4.6.2. Analisa Data......................................................................................34
4.7.Etika Penelitian..........................................................................................35
BAB V : HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Penelitian......................................................................38
5.2. Karakteristik Responden............................................................................39
5.3. Analisis Univariat.......................................................................................39
5.3.1. Distribusi Status Gizi........................................................................39
5.3.2. Distribusi Pengetahuan Gizi.............................................................40
5.3.3. Distribusi Asupan Zat Gizi...............................................................41
5.4. Analisis Bivariat.........................................................................................45
5.4.1. Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi.....................................45
5.4.2. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi.........................46
5.4.3. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi................................47
5.4.4. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi.................................48
5.4.5. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi..............................49
5.4.6. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi...........................50
BAB IV : PEMBAHASAN
6.1. AnalisaUnivariat........................................................................................51
6.1.1. Distribusi Status Gizi........................................................................51
6.1.2. Distribusi Pengetahuan Gizi.............................................................52
6.1.3. Distribusi Asupan Zat Gizi...............................................................53
6.2. Analisis Bivariat.........................................................................................55
6.4.1. Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi.....................................56
6.4.2. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi.........................57
6.4.3. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi................................58
6.4.4. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi.................................58
6.4.5. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi..............................59
6.4.6. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi...........................60
6.3. KeterbatasanPenelitian..............................................................................61
BAB VII : PENUTUP
vi
7.1.Kesimpulan.................................................................................................62
7.2.Saran...........................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Ambang Batas IMT ................................................................. 14
Tabel 2.2 Kebutuhan Karbohidrat Perempuan menurut Kelompok Umur. ........... 21
Tabel 2.3 Kebutuhan Protein Perempuan menurut Kelompok Umur. ................... 22
Tabel 2.4 Kebutuhan Lemak Perempuan menurut Kelompok Umur. ................... 23
Tabel 2.5 Angka Kecukupan Zat Besi (Fe) yang dianjurkan untuk Perempuan .... 24
Tabel 2.6 Angka Kecukupan Vitamin C yang dianjurkan untuk Perempuan........25
Tabel 2.7 Penelitian Terkait...................................................................................25
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pada Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019...........39
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Status Gizi............................................................40
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi..................................................41
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Asupan Karbohidrat..............................................42
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Asupan Protein.....................................................42
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Asupan Lemak......................................................43
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Asupan Zat Besi...................................................44
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Asupan Vitamin C................................................45
Tabel 5.9 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi pada Mahasiswi
Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun
2019............................................................................................................45
Tabel 5.10 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi pada Mahasiswi
Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun
2019............................................................................................................46
Tabel 5.11 Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi pada Mahasiswi
Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun
2019............................................................................................................47
Tabel 5.12 Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi pada Mahasiswi
Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun
2019............................................................................................................48
viii
Tabel 5.13 Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi pada Mahasiswi
Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun
2019............................................................................................................49
Tabel 5.14 Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi pada Mahasiswi
Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun
2019............................................................................................................50
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Teori ...................................................................................... 26
Gambar 2 Kerangka Konsep. ................................................................................. 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Pengolahan Data
Lampiran 2 : Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Form Antropometri (Status Gizi Remaja Menggunakan Imt)
Lampiran 5 : Kuesioner Pengetahuan Gizi
Lampiran 6 : Kuesioner Asupan Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi,
Vitamin C)
Lampiran 7 : Hasil Perhitungan Sampel
Lampiran 8 : Master Tabel
Lampiran 9 : Dokumentasi
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama
yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kualitas SDM, faktor kesehatan dan gizi memegang
peranan yang penting, karena orang tidak akan mampu mengembangkan
kemampuan secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak memiliki status
kesehatan dan gizi yang optimal. Untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut
maka harus dilakukan upaya-upaya yang saling berkesinambungan (Depkes,
2011).
Remaja adalah transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa disertai
mengalami beberapa perubahan (Santrock, 2007). Dalam mengalami perubahan,
remaja menghadapi berbagai masalah terkait dengan perubahan fisik, kecukupan
gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang dapat mempengaruhi
kesehatan (IDAI, 2015). Maka dari itu, masa remaja merupakan masa yang lebih
membutuhkan banyak nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan
(Soetjiningsih, 2004). Akibat adanya perubahan biologis, psikologis dan masalah
kecukupan gizi pada remaja menimbulkan beberapa masalah kesehatan (Indartanti,
2014).
Remaja termasuk kelompok yang rentan mengalami masalah gizi. Seiring
dengan peningkatan populasi remaja di Indonesia, masalah gizi remaja perlu
2
mendapatkan perhatian khusus karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi dewasa (Pudjiadi,
2005).
Status gizi merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan asupan
makanan dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, faktor ekonomi sosial, faktor kognitif,
faktor biologis, faktor gaya hidup, dan status kesehatan. Dalam upaya peningkatan
status gizi pada hakikatnya harus dimulai sedini mungkin (Mardayanti, 2008).
Menurut WHO Tahun 2014, di Negara Asia Selatan yang memiliki angka
tertinggi kejadian kurang gizi yaitu India 43,5% pada Tahun 2006, sedangkan pada
Tahun 2011 di negara Bangladesh 36,8% dan pada Tahun 2013 sebanyak 31,6% di
Pakistan yang mengalami kejadian kurang gizi. Untuk negara di Afrika dengan
proporsi tinggi diantaranya adalah Chad pada Tahun 2010 sebanyak 30,3%, di
Niger sebanyak 37,9% pada Tahun 2012, dan di Nigeria pada Tahun 2013
sebanyak 31%.
Data Survey Riskesdas Tahun 2013 menyatakan prevalensi kurus pada
remaja di Indonesia sebanyak 9,4% (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus),
sedangkan prevalensi kurus di Sumatra Barat sebanyak 7%, di Kota Padang
prevalensi kurus sebanyak 9,1% (1,8% sangat kurus dan 7,4% kurus) (Kemenkes
RI, 2013).
Masalah gizi disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat
tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi dan menu seimbang dan
kesehatan (Almatsier, 2009). Era globalisasi yang menjadi ciri khas adalah
3
pesatnya perdagangan dan industri, pangan, jasa dan informasi yang akan
mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat, terutama di
perkotaan (Khosman, 2004).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Oktaviani 2012) menyatakan
proporsi kejadian gizi lebih pada remaja perempuan (52,6%) lebih tinggi dari pada
laki-laki (47,4%). Perempuan mempunyai kecenderungan lebih besar untuk
mengalami gizi lebih (IMT tinggi). Remaja perempuan lebih banyak menyipan
kelebihan energinya sebagai lemak simpanan, sedangkan laki-laki menggunakan
kelebihan energinya untuk mensintesis protein.
Pengetahuan gizi akan mempengaruhi kebiasaan makan atau perilaku
makan suatu masyarakat (Emilia, E, 2008). Apabila penerimaan perilaku baru
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku
tersebut dapat berlangsung lama (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku
itu tidak disadari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.
Seperti halnya juga pada remaja apabila mempunyai pengetahuan yang baik
tentang gizi diharapkan mempunyai status gizi yang baik pula (Notoadmodjo,
2007).
Selain pengetahuan, asupan makanan yang tidak seimbang dapat
mempengaruhi status gizi remaja, seperti kebiasaan hanya menyukai satu atau dua
jenis makanan tertentu, jarang sarapan pagi, kurang makanan berserat seperti
sayuran maupun buah, dan lebih cenderung makan makanan cepat saji atau
makanan instan yang merupakan kebiasaan yang tidak sehat (Kurniasih, 2010).
4
Asupan zat gizi untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal tidak hanya dipenuhi dari energi yang berasal dari zat gizi makro, namun
juga diperlukan dari zat gizi mikro. Vitamin merupakan zat organik yang
kompleks dan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil namun tidak dapat
dibentuk oleh tubuh (Almatsier, 2009). Zat gizi mikro lain yang penting pada masa
pertumbuhan dan perkembangan yaitu zat besi dan vitamin c. Zat besi berperan
untuk mengangkut oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh termasuk otak.
Kekurangan zat besi (Fe) dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan, fungsi
kognitif, memperlambat perkembangan psikomotor, letih, lesu, dan pusing
(Muchtar, 2000).
Penelitian yang dilakukan oleh Haq pada Tahun 2014 juga menunjukan
bahwa dalam sehari sebagian besar remaja (67,8%) memiliki frekuensi makan
kurang dari 3 kali sehari. Ketidakseimbangan konsumsi dan kebutuhan zat gizi
pada dasarny berawal dari pemahaman yang keliru dan perilaku gizi yang sakag
sehingga menimbulkan masalah gizi pada remaja (Mury, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Bhandari, 2016) didapatkan
hasil adanya hubungan antara status gizi dengan pola konsumsi. Lebih dari
seperempat wanita di Teratai mengalami status gizi kurang. Mayoritas dari wanita
tersebut mengkonsumsi sekali dalam sehari, sayur tiga kali sehari, daging dan
buah sekali dalam seminggu. Sekitar 30% dari total sampel mengkonsumsi susu
produk turunan susu sekali sehari.
Berdasarkan observarsi pada 20 orang mahasiswi tingkat I dan II program
studi gizi di STIKes Perintis Padang, dari 20 orang tersebut ada 8 orang memiliki
5
pengetahuan yang baik dengan status gizi kurang, dan dari 12 orang memiliki
asupan zat gizi rata – rata kurang. Dari pengamatan peneliti, banyak mahasiswi
yang perilaku makannya tidak teratur, dan kurang memperhatikan kesehatan
dikarenakan banyaknya kegiatan di kampus dan rasa malas.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berniat melakukan
penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Zat Gizi
(Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi, dan Vitamin C) dengan Status Gizi
Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun
2019”
1.2.Rumusan Masalah
Apakah ada Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Zat Gizi
(Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi, dan Vitamin C) dengan Status Gizi
Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun
2019 ?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan Gizi dan Asupan Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi,
dan Vitamin C) dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi
Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi pada mahasiswi tingkat I dan
II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
6
b. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan gizi pada mahasiswi tingkat
I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
c. Diketahuinya distribusi frekuensi asupan zat gizi (Karbohidrat, Protein,
Lemak, Zat besi, dan Vitamin C) pada mahasiswi tingkat I dan II program
studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
d. Diketahuinya hubungan status gizi dengan pengetahuan gizi pada
mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang
Tahun 2019
e. Diketahuinya hubungan status gizi dengan Asupan Zat Gizi (karbohidrat,
Protein, Lemak, Zat Besi, dan Vitamin C) pada mahasiswi tingkat I dan II
program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperdalam
pengetahuan peneliti tentang hubungan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi
(karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin c) dengan status gizi pada
remaja putri.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan bahan masukan dalam proses belajar mengajar serta dapat
dijadikan sebagai dasar pertimbangan dan menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.
1.4.3. Bagi Responden
7
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk meningkatkan
status gizi dan pengetahuan gizi serta memperbaiki asupan zat gizi terutama untuk
karbohidrat, protein, lemak, zat besi dan vitamin C untuk mengantisipasi status
gizi kurang pada remaja putri.
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan
asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C) pada
mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun
2019. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di STIKes Perintis Padang, data yang digunakan adalah
data primer yang diperoleh secara langsung dengan pengukuran tinggi badan dan
penimbangan berat badan untuk melihat status gizi, dan dengan teknik wawancara
yang diperoleh dari jawaban pengisian kuesioner oleh responden tentang asupan
zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin C) dan pengetahuan tentang
gizi pada remaja putri
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Remaja
2.1.1. Definisi Remaja
Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan manusia,
masa peralihan dari kanak-kanak kemasa dewasa yang meliputi perubahan
psikologik, perubahan biologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar
masyarakat, masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10 - 13 Tahun dan
berakhir pada usia 18 – 22 Tahun (Notoatdmojo, 2007).
WHO (2006) mendefinisikan remaja sebagai bagian dari siklus kehidupan
antara usia 10 – 19 Tahun. Remaja berada diantara dua masa kehidupan, dengan
beberapa masalah gizi yang sering terjadi pada anak-anak dan dewasa.
2.1.2. Perkembangan pada Masa Remaja
Menurut Depkes (2007), dalam proses penyesuaian diri menuju
kedewasaan. Ada 3 tahap perkembangan remaja, yaitu :
1) Masa Remaja Awal (10-13 Tahun)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran – heran akan perubahan –
perubahan yang terjadi pada tubunya sendiri dan dorongan yang menyertai
perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran – pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebih –
lebihan ini ditambah dengan berkurangnya terhadap ego yang menyebabkan para
9
remaja awal ini sulit dimengerti orang dewasa. Pada rentang usia remaja awal
mulai tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa ingin
bebas, serta memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berfikir imajinasi (abstrak).
2) Masa Remaja Tengah (14-16 Tahun)
Pada rentang usia remaja tengah mulai timbul rasa ingin mencari jati diri,
mulai tertarik dengan lawan jenis dan timbulmya perasaan cinta yang mendalam,
kemampuan berfikir imajinasi mulai berkembang, serta berkhayal mengenai hal
yang berkaitan dengan seks.
3) Masa Remaja Akhir 17 - 19 Tahun)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal, yaitu : minat yang makin mantap terhadap intelek,
egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang – orang lain dan dalam
pengalaman – pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang tidak akan
berubah lagi. Egosentrisme (terlalu memuaskan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum.
2.1.3. Karakteristik Remaja
Ketika seseorang memasuki usia remaja banyak hal yang mempengaruhi
kebiasaan makan seperti meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial. Pola
dan gaya hidup yang membuat remaja cenderung lebih menyukai makanan diluar
rumah bersama teman sebayanya. Di kota besar sering kita lihat kelompok-
10
kelompok remaja yang makan dirumah makan siap saji (fast food). Dan pada
kelompok remaja putri lebih sering mempraktikkan diet dengan cara yang kurang
tepat seperti melakukan pembatasan makan atau mengurangi frekuensi makan
untuk mencegah kegemukan. Kebanyakan remaja mempunyai kebiasaan makan
yang kurang baik.
Pada umumnya remaja putri mengkonsumsi Junk food sehingga asupan
lemak, gula, garam (Natrium)mdan protein lebih besar dari pada yang diperlukan.
Survei mengenai asupan zat gizi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa remaja
lebih cenderung mendapatkan asupan vitamin A, kalsium, dan desi lebih sedikit
dari yang dianjurkan (Endrianova, 2014).
2.2.Status Gizi
2.2.1. Definisi Status Gizi
Status gizi merupakan ukuran atau gambaran mengenai kondisi tubuh
seseorang yang dapat dilihat dari konsumsi makanan dan zat gizi yang digunakan
di dalam tubuh. Konsumsi makanan adalah makanan atau energi yang masuk ke
dalam tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan zat-zat gizi lainnya (Nix,
2005).
Definisi lain mengatakan bahwa status gizi dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih. Status gizi yang merupakan
suatu ukuran mengenai kondisi ubuh seseorang dapat dilihat dari makanan yang
dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh (Almatsier, 2005).
Pada dasarnya status gizi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal berupa asupan zat-zat makanan yang masuk kedalam tubuh,
11
aktivitas yang dilakukan sehari-hari, penyerapan dan penggunaan zat gizi, serta
pola konsumsi sehari-hari. Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi adalah
faktor ekonomi seperti pendapatan keluarga, pengetahuan tentang gizi,
ketersediaan bahan makanan, pemeliharaan kesehatan dasar dan keluarga, serta
pelayanan kesehatan setempat, faktor sosial budaya seperti kebiasaan makan dan
larangan mengkonsumsi bahan makanan tertentu (Riyadi, 2001).
2.2.2. Klasifikasi Status Gizi
Klasifikasi status gizi menurut Sunita Almatsier (2009) sebagai berikut:
a) Status Gizi Buruk, Keadaan status gizi tingkat berat yang diakibatkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan
terjadi dalam waktu yang cukup lama.
b) Status Gizi Kurang, Keadaan tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih
zat-zat gizi esensial.
c) Status Gizi Baik atau Optimal, Keadaan ini terjadi bila tubuh memperoleh
cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik. Serta perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.
d) Status Gizi Lebih, Keadaan yang terjadi bila memperoleh zat-zat gizi agar
berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis dan membahayakan.
2.2.3. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan penjelasan dari data yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau
12
individu ang memiliki risiko status gizi kurang ataupun lebih (Hatriyanti dan
Triyanti, 2007).
a. Penilaian Status Gizi secara Langsung
a) Antropometri
Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh
seseorang. Antropometri merupakan penilaian status gizi yang berhubungan
dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang
(Supariasa, 2002). Menurut Gibson (2005) metode antropometri sangat berguna
untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein.
Parameter antropometri merupakan penilaian dasar dari status gizi.
Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status
gizi anak yaitu Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB), Berat Badan menurut Umur (BB/U), dan Indeks Masa Tubuh
menurut Umur (IMT/U) (Supariasa, dkk, 2014).
a) Indeks TB/U
Pertumbuhan skeletal digambarkan dengan pertumbuhan Tinggi badan
yang merupakan parameter antropometri. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti
berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu
singkat. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan
umur, pengaruh defisiensi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang
cukup lama. Indeks TB/U selain memberikan gambaran status gizi masa lampau,
13
juga berkaitan sangat erta dengan tingkat ekonomi (Beaton dan Bengoa, 1973
dalam Supariasa, dkk, 2014).
b) Indeks BB/TB
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan dakan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indks BB/TB merupakan
indikatotor yang baik untuk menilai status gizi saaat ini, karena berat badan
memiliki hubungan linear dengan tinggi badan.
c) Indeks BB/UU
Indeks BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat diukur karena
mudah berubah pada anak, indeks ini merupakan cara yang sangat baku digunakan
untuk mengukur pertumbuhan. Indeks BB/U adalah pengukuran yang dilakukan
secara total berat badan, termasuk lemak, tulang, dan otot, dari beberapa macam
indeks antropometri, indeks ini merupakan indikator yang paling umum
digunakan.
d) Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
Pada anak dan remaja status gizi diperoleh dari perbandingan IMT dan
umur, indikator IMT/U merupakan indikator yang paling baik untuk mengukur
keadaan status gizi yang menunjukkan keadaan status gizi masa lalu dan masa
kini. IMT adalah rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh seseorang.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu (WHO, 2007).
14
Rumus IMT :
IMT =Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m)²
Tabel 2.1 Kategori Ambang Batas IMT
Jenis Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal >18,0 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Sumber : Depkes (2014)
b) Klinis
Pemeriksaan kliinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di
mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh
(kelenjar tiroid). Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi
berdasarkan perubahan yang terjadi dan berhubungan erat dengan asupan gizi yang
kurang maupun berlebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
c) Biokimia
Pemeriksaan biokimia disebut juga pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan tersebut digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi
(Baliwati, 2004).
d) Biofisik
Pemeriksaan bifisik adalah salah satu penilaian status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat
digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2002).
15
b. Penilaian Status Gizi Tidak Langsung
1) Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi yang
dilihat dari data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif mengetahui frekuensi
makan dan cara seseorang ataupun keluarga dalam memperoleh makanan sesuai
dengan kebutuhan gizi, sedangkan data kuantitatif mengetahui jumlah dan jenis
makanan yang dikonsumsi (Baliwati, 2004).
2) Statistik Vital
Statistik vital merupakan metode penilaian status gizi melalui data
mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka
penyebab kesakitan dan kematian, angka kematian menurut umur tertentu, angka
penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi, dan statistik pelayananan
kesehatan (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
3) Faktor Ekologi
Faktor ekologi merupakan penilaian status gizi dengan menggunakan
faktor ekologi kerena adanya masalah gizi yang terjadi akibat interaksi beberapa
faktor ekologi, seperti faktor fisik, lingkungan dan budaya, dan faktor biologis
(Supariasa, 2002).
2.3. Pengetahuan Gizi
2.3.1. Pengertian Pengetahuan
Notoadmodjo (2007) menyatakan pengetahuan (knowlegde) merupakan
hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang yang didapatkan dari objek
melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, dan sebagainya), sehingga
16
menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek.
Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal termasuk
mengingat kembali suatu kejadian yang pernah dialami, baik secara sengaja
maupun tidak disengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau
pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, 2007).
2.3.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap
suatu yang sperifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Maka dari itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Cotohnya, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan protein, Zat Besi
danvitamin C pada penderita anemia.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang suatu objek yang diketahui, yang dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar. Contohnya, menyimpulkan, meramalakan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
17
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi ini
dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, metode, rumus, prinsip, dn
menggunakan rumus statistik dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus
pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah
kesehatan dan kasus yang diberikan.
d. Analisa (Analysis)
Analisis atau kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-kompenen, namun masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, mengelompokkan, memisahkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhn yang baru.
Misalnya dapat menyusun, mengkiaskan, menyesuaikan, merencanakan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan autifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoadmodjo, 2007).
2.3.3. Pengertian Pengetahuan Gizi
18
Pengetahuan gizi merupakan hasil tahu seseorang mengenai sesuatu yang
berkaitan dengan gizi. Pengetahuan gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah
satunya adalah pendidikan mengenai gizi. Karena pengetahuan tentang gizi sangat
bermanfaat dalam menentukan apa yang akan kita konsumsi setiap harinya. Maka
dari itu seseorang bisa menyesuaikan tingkat kebutuhan zat gizi yang sesuai untuk
melakukan aktifitas dan produktifitas sehari-hari sehingga dapat dicapai kesehatan
yang optimal (Paul, 2011).
2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu
(Notoadmodjo, 2007) :
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk, mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut menerima informasi. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari medi massa.
2. Media Massa/ Informasi
Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan yang berisi sugestiyang dapat mengarahkan opini seseorang. Informasi yang
19
diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan.
3. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisiyang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi juga akan mempengaruhi
tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan.
4. Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan sangat berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam diri individu yang berada di
lingkungan tersebut.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahun yang diperoleh.
6. Usia
Usia sangat mempengaruhi terhadap daya terima dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia maka akan semakin berkembang pula daya terima dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diterimanya semakin membaik.
7. Keyakinan
20
Keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu keyakinan bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik
keyakinan yang sifatnya positif maupun negatif.
2.5.3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan angket atau wawancara
yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau ukur dapat
disesuaikan drngan tingkat-tingkat tersebut (Devianti, 2011).
Skor yang sering digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan
jenjang dalam penelitian biasanya ditulis dengan persentase (Nursalam, 2008).
2.4.Asupan Zat Gizi
Asupan zat gizi adalah tingkat kecukupan energi bahan makanan yang
dikonsumsi dalam 24 jam terakhir dilihat dari total zat gizi dan dibandingkan
dengan AKG, kurang jika 70-80 %, sedang 80-90 %, baik ≥100 %, dan defisit jika
<70 % AKG (Supariasa, 2002).
Pada masa remaja kebutuhan nutrisi atau gizi perlu mendapatkan perhatian
lebih karena (Savitri Sayogo, 2006) :
a. Kebutuhan nutrisi yang meningkat dikarenakan adanya peningkatan
pertumbuhan fisik dan perkembangan
b. Berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan pada masa ini
berpengaruh pada kebutuhan dan asupan gizi.
21
c. Kebutuhan khusus gizi perlu diperhatikan pada kelompk remaja yang
mengalami kehamilan, gangguan perilaku makan, restriksi makan,
aktifitas olahraga, konsumsi alkohol dan obat-obatan maupun hal-hal
lain yang biasa terjadi pada remaja.
2.4.1. Asupan Karbohidrat
Karbohidrat adalah satu zat gizi penting yang memberikan energi cukup
besar bagi tubuh untuk bekerja dan berfungsi dengan baik. Konsumsi karbohidrat
harus seimbang antara pemasukan dan pengeluaran energi yang tidak digunakan
akan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak, akibatnya banyak orang yang
tubuhnya menjadi obesitas karena kelebihan energi dan akan berlanjut dengan
timbulnya masalah kesehatan (Graham, 2010).
Karbohidrat di dalam tubuh merupakan salah satu sumber energi utama.
Dari ketiga sumber energi yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat
merupakan sumber energi yang paling murah (Soeditama, 2008). Fungsi utama
karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh. Pangan sumber
karbohidrat misalnya, serealia, biji-bijian, gula dan buah-buahan umumnya
menyumbang paling sedikit 50% atau setengah kebutuhan energi keseluruhan.
Proporsi asupan karbohidrat yang disarankan untuk anak usia sekolah adalah 45-
65% karbohidrat dari kebutuhan energi perhari (Almatsier, 2009).
Tabel 2.2 Kebutuhan Karbohidrat Perempuan menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur (Tahun) Total Kebutuhan (g/hari)
Anak-anak (10– 12 Tahun) 275 g
Usia (13 – 18 Tahun) 292 g
Usia (19 – 29 Tahun) 309 g
Usia (30 – 49 Tahun) 323 g
22
Usia (>50 Tahun) 285 g
Sumber : Kemenkes RI, 2013
2.4.2. Asupan Protein
Asupan protein merupakan jumlah protein dan intake protein yang
dikonsumsi dalam waktu tertentu sesuai standar angka kecukupan zat gizi (AKG).
Protein merupakan zat pembangun jaringan, membentuk struktur tubuh,
transportasi oksigen, pertumbuhan, membentuk sistem kekebalan tubuh,. Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat lain yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh, protein berfungsi sebagai
pondasi sel pada manusia.protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Beberapa enzim, hormon,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler adalah protein, sumber
protein yang baik yaitu berasal dari protein hewani dan nabati (Almatsier, 2003).
Protein berfungsi dalam pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh. Protein
juga berperan dalam proses pengangkutan zat-zat gizi termasuk besi dari saluran
cerna kedalam darah, dari darah menuju kejaringan-jaringan, dan melalui
membran sel kedalam sel-sel, sehingga apabila kekurangan protein akan
menyebabkan gangguan dalam absorbsi dan transportasi zat-zat gizi. Hemoglobin,
pigmen darah yang berwarna merah dan berfungsi sebagai pengangkut oksigen
dan karbondioksida adalah ikatan protein (Almatsier, 2004).
Tabel 2.3 Kebutuhan Protein Perempuan menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur (Tahun) Total Kebutuhan (g/hari)
Anak-anak (5 – 11 Tahun) 49 – 56 g
Remaja (12 – 25 Tahun) 62 – 72 g
Dewasa (26 – 45 Tahun) 62 – 65 g
Lansia (41 – 65 Tahun) 65 g
Manula (>65 Tahun) 62 g
23
Sumber : Kemenkes RI, 2013
2.4.3. Asupan Lemak
Lemak merupakan komponen struktural dari semua sel-sel tubuh yang di
butuhkan untuk fungsi tubuh. Lemak terdiri dari trigliserida, fosfolipid dan sterol
yang masing-masing memiliki fungsi khusus bagi kesehatan manusia (Hidayat,
2008).
Menurut sumbernya kita membedakan lemak nabati dan lemak hewani.
Lemaak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak
hewani berasal dari binatang, termasuk ikan, telur dan susu. Kedua jenis lemak ini
berbeda dalam jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung
lebih banyak asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih
rendah dan dalam suhu kamar berbentuk cair, minyak lemak hewani mengandung
asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang
mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk padat. Lemak berbentuk inilah yang
biasa oleh orang awam disebut lemak atau gaji (Almatsier, 2004).
Tabel 2.4 Kebutuhan Lemak Perempuan menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur (Tahun) Total Kebutuhan (g/hari)
Usia (10 – 12 Tahun) 67 g
Usia (13 – 15 Tahun) 71 g
Usia (16 – 18 Tahun) 71 g
Usia (19 – 29 Tahun) 75 g
Usia (30 – 49 Tahun) 60 g
Usia ( > 50 Tahun) 53 g
Sumber : Kemenkes RI, 2013
2.4.4. Asupan Zat Besi (Fe)
Asupan zat besi selain di dapat dari makanan adalah melalui suplemen
tablet zat besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat
24
besi besi, yaitu ibu hamil, wanita usia subur, anak sekilah, dan balita. Makanan
yang banyak mengandung zat besi, yaitu daging, terutama hati dan jeroan, aprikol,
prem kering, telur, kacang polong kering, kacang tanah, dan sayuran berdaun
hijau. Pemberian suplemen tablet zat besi pada golongan rawan tersebut dilakukan
karena kebutuhan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makanan saja
tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut (Pusdiknakes, 2003).
Almatsier (2004) menyatakan bahwa zat besi (Fe) merupakan mikro
elemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis
(pembentukan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin (Hb). Sel darah merah
diperlukan untuk mengangkut oksigen keseluruh jaringan tubuh, sedangkan
oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja
meningkat dan tubuh tidak cepat lelah. Zat besi yang terdapat dalam semua sel
tubuh berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, diantaranya dalam
produksi sel darah merah.
Tabel 2.5 Angka kecukupan Zat Besi (Fe) yang dianjurkan untuk perempuan
Golongan Umur Zat Besi (Fe) (mg/org/hari)
10 – 12 Tahun 20
13 – 15 Tahun 26
16 – 18 Tahun 26
19 – 29 Tahun 26
Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG), 2013
2.4.5. Asupan Vitamin C
Vitamin C merupakan zat gizi yang telah dikenal secara luas dan berperan
dalam meningkatkan absorpsi zat besi (Husnaini, 1989 dalam Almatsier, 2001).
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada pangan nabati, yaitu sayur dan
buah terutama yang asam-asam seperti jeruk, nenas, pepaya gandaria, dan tomat.
25
Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi non hem sampai empat kali lipat,
yaitu dapat mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
diabsorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar
dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan (Almatsier, 2009).
Tabel 2.6 Angka kecukupan Vitamin C yang dianjurkan untuk perempuan
Golongan umur Vitamin C (mg/org/hari)
10 – 12 Tahun 50
13 – 15 Tahun 65
16 -18 Tahun 75
19 – 29 Tahun 75
Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG), 2013
2.7. Penelitian Terkait
N
o
Nama Peneliti dan
Tahun Penelitian
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1. Rahmawati, Suci
(2018)
Hubungan pengetahuan gizi,
asupan energi dan aktivitas
fisik dengan status gizi pada
mahasiswa prodi D-IV analis
Kesehatan di STIKes Perintis
Padang Tahun 2018
Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan antara asupan energi
dengan status gizi, sedangkan
pengetahuan dan aktifitas fisik
tidak ada hubungan dengan status
gizi.
2. Erpridawati, DD
(2012)
Hubungan pengetahun tentang
gizi dengan status gizi siswa
SMP di Kecamatan Kerjo
Kabupaten Karanganyar
Hasil penelitian menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan
tentang gizi dengan status gizi
siswa SMP di Kecamatan Kerjo
Kabupaten Karanganyar.
3. Karim, MA (2017) Hubungan asupan makanan,
aktivitas fisik dengan status
gizi peserta didik kelas VII
SMP N 5 Sleman
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa asupan gizi memiliki
hubungan positif dan signifikan
terhadap status gizi dengan
koefisien korelasi sebesar 0,359
yang memiliki interpretasi nilai
kolerasi rendah tingkat
26
signifikansi 0,005 < 0,05.
4. Tanti, MY (2013) Hubungan pengetahuan gizi
dengan kebiasaan makan
peserta didik kelas XI jasa
boga di SMK N 6 Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengetahuan gizi berada
pada kategori cukup yaitu dari 58
orang (69%).
5. Kuswari, Mury
(2018)
Hubungan Asupan zat gizi
dan status gizi Remaja Putri di
SMK Ciawi Bogor
Hasil penelitian menunjukan
terdapat hubungan yang signifikan
antara asupan energi, protein,
karbohidrat dengan status gizi
27
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1.Kerangka Teori
Sumber : Apriadji, 1986 modifikasi Mardatillah 2008,Rahmawati 2018
Gambar 1 : Kerangka Teori
Asupan Zat Gizi :
• Karbohidrat
• Protein
• Lemak
• Zat Besi
• Vitamin C
Status Gizi
Individu
• Pengetahuan Gizi
• Sikap Makan
• Praktek Makan
Biologis
• Umur
• Jenis Kelamin
28
3.2.Kerangka Konsep
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan gizi dan
asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C) dengan status
gizi mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang
Tahun 2019.
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 2 : Kerangka Konsep
Pengetahuan Gizi
Asupan Zat Gizi
-Karbohidrat
- Protein
-Lemak
- Zat Besi
-Vitamin C
Status Gizi
29
3.3.Definisi Operasional
N
o
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Status Gizi Keadaan Proporsi tubuh
sebagai akibat konsumsi
makanan dan
penggunaan zat gizi
(Nix, 2005)
Untuk
berat
badan
Timbangan
digital dan
untuk
tinggi
badan
Microtoice
IMT (Indeks
Masa Tubuh)
dengan
Menimbang
berat badan
dan mengukur
tinggi badan
Kurus : <18,5
Normal : 18,5
– 25
Gemuk : >25
(Depkes,
2014)
Ordinal
2 Pengetahuan
Gizi
Tingkat pengetahuan
remaja putri mengenai
anemia berdasarkan
persentase jawaban
yang benar dalam
kuesioner (Nurhayati,
2005)
Kuesioner Wawancara
dan kemudian
menjumlahka
n seluruh
pertanyaan
yang benar
kemudian
dipersentasek
an
Tidak Baik ≤
75 % jawaban
benar
Baik > 75%
jawaban
benar
(Arikunto,
2010)
Ordinal
3 Asupan Zat
Gizi • Karbohidrat adalah
suatu makanan yang
mengandung protein
yang dikonsumsi sehari-
hari dibandingkan
dengan AKG yang
dianjurkan dan dikali
100% (WNKPG, 2004)
Kuesioner Wawancara
menggunakan
Formulir food
recall 24 jam
Kurang
(<80% AKG
2004)
Cukup (≥80%
AKG 2004)
(Depkes RI)
Ordinal
• Protein adalah suatu
makanan yang
mengandung protein
yang dikonsumsi sehari-
hari dibandingkan
dengan AKG yang
dianjurkan dan dikali
100% (WNKPG, 2004)
Kuesioner Wawancara
menggunakan
Formulir food
recall 24 jam
Kurang
(<80% AKG
2004)
Cukup (≥80%
AKG 2004)
(Depkes RI)
Ordinal
30
• Lemak adalah suatu
makanan yang
mengandung protein
yang dikonsumsi sehari-
hari dibandingkan
dengan AKG yang
dianjurkan dan dikali
100% (WNKPG, 2004)
Kuesioner Wawancara
menggunakan
Formulir food
recall 24 jam
Kurang
(<80% AKG
2004)
Cukup (≥80%
AKG 2004)
(Depkes RI)
Ordinal
• Zat besi adalah suatu
makanan yang
mengandung zat besi
yang dikonsumsi sehari-
hari dibandingkan
terhadap angka
kecukupan gizi yang
dianjurkan (WNKPG,
2004)
Kuesioner Wawancara
menggunakan
Formulir food
recall 24 jam
Kurang
(<80% AKG
2004)
Cukup (≥80%
AKG 2004)
(Depkes RI)
Ordinal
• Vitamin C adalah
suatu makanan yang
mengandung vitamin C
yang dikonsumsi sehari-
hari dibandingkan
terhadap angka
kecukupan gizi yang
dianjurkan (WNKPG,
2004)
Kuesioner Wawancara
menggunakan
Formulir food
recall 24 jam
Kurang
(<80% AKG
2004)
Cukup (≥80%
AKG 2004)
(Depkes RI)
Ordinal
3.4.Hipotesa
Berdasarkan kerangka konsep, peneleliti membuat hipotesis sebagai
berikut:
Ha : Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi pada mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Ha : Ada hubungan antara asupan zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi,
dan Vitamin C) dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program
studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik yang merupakan jenis penelitian kuantitatif
dengan melakukan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan desain cross
sectional yaitu untuk melihat hubungan antara variabel dependent (status gizi) dan
variabel independent (pengetahuan gizi dan asupan zat gizi (karbohidrat, protein,
lemak, zat besi, dan vitamin C)) yang diteliti dalam waktu yang bersamaan.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Perintis Padang. Yang berada diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya, Kota
Padang. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
bulan Mei 2019.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan untuk penelitian (Nursalam, 2013). Populasi penelitian ini adalah
mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi yaitu program studi D3 gizi tingkat I
sebanyak 10 orang dan S1 gizi sebanyak 35 orang, tingkat II program studi D3 gizi
sebanyak 23 orang dan S1 gizi sebanyak 37 orang. Mahasiswi tingkat I dan II
program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019 yaitu sebanyak 105
remaja putri.
32
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian kecil atau perwakilan dari seluruh populasi yang
akan diteliti (Notoadmodjo, 2012). Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus
Lemeshow adalah sebagai berikut (Siregar, 2014):
n =(ZI − α/2)2x P(1 − P)N
d² (N − 1) + (Z1 − α/2)2x P(1 − P)
Keterangan rumus:
n = Besar sampel ( 45 orang)
N = Jumlah populasi (105 orang)
d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang dinginkan 10% = ( 0,1 )
Z = Tingkat Kepercayaan 95% nilai Z1-α/2² = 1,96
P = Proporsi yang diinginkan 29,8% =0,298
Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 45 0rang, yaitu dari D3 dan S1 gizi angkatan 2018 dan 2017.
a). D3 gizi angkatan 2018 : 10
105x 45 = 4 orang
b). D3 gizi angkatan 2017 : 23
105x 45 = 9 orang
c). S1 gizi angkatan 2018 : 35
105x 45 = 15 orang
d). S1 gizi angkatan 207 : 37
105x 45 = 17 orang
a. Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi tingkat I dan II
program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019 adalah 45 orang yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
33
b. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random
sampling, dimana setiap populasi menjadi kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel (Notoadmodjo, 2010).
c. Kriteria Sampel
Sampel yang diteliti pada penelitian ini yang memenuhi dua kriteria, yaitu :
1. Kriteria Inklusi
a) Mahasiswi prodi gizi tingkat I dan II di STIKes Perintis Padang
b) Responden berusia < 20 tahun
c) Bersedia menjadi responden pada saat penelitian
d) Mampu berbahasa Indonesia dengan baik
2. Kriteria Eksklusi
a) Tidak bersedia menjadi responden saat penelitian
b) Tidak mampu berkomunikasi dengan baik
c) Sampel tidak berada di tempat pada saat penelitian atau dalam keadaan
sakit.
4.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan di gunakan pada penelitian ini adalah
pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan menggunakan alat yaitu
mikrotoice dan timbangan digital, kuesioner (food recall 24 jam) dan wawancara
untuk pengumpulan data primer serta data dari prodi gizi untuk pengumpulan data
sekunder.
4.5. Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawncara meliputi data
pengetahuan gizi dan assupan zat gizi pada mahasiswi prodi S1 Gizi semester 2
34
dan 4 STIKes Perintis Padang. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti. Data primer
dalam penelitian ini meliputi pengetahuan gizi responden dan asupan zat gizi yang
dikonsumsi sehari-hari. Data primer ini diperoleh dengan cara pengisian kuesioner
dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di dalam kelas Data asupan zat gizi
responden menggunakan food recall 24 jam. Untuk data tentang status gizi
responden dilakukan pengukuran dan penimbangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh peneliti sebagai suatu penunjang dalam
penelitian didapatkan dari prodi gizi STIKes Perintis Padang. Data yang diambil
meliputi daftar jumlah dan nama mahasiswa.
4.6. Pengolahan dan Analisa Data
4.6.1. Pengolahan data
Data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara akan dikelola
dan didistribusikan sesuai dengan variabel penelitian, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Editing (Penyunting Data)
Pada tahap ini diperiksa kembali untuk meneliti semua kuesioner jawaban
responden. Tujuannya adalah untuk melengkapi data yang masih kurang maupun
memeriksa kesalahan untuk diperbaiki yang berguna bagi pengolahan data.
35
b. Cooding (Pengkodean)
Dalam tahap ini dilakukan klasifikasi jawaban dengan cara menandai
masing-masing jawaban dengan kode-kode tertentu (angka). Pada variabel
independen yaitu pengetahuan gizi diberi kode 1 mahasiswi dengan pengetahuan
baik dan pada pengetahuan kurang diberi kode 2, serta untuk asupan zat gizi
(karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin C) untuk mahasiswi yang asupannya
cukup diberi kode 1 dan untuk mahasiswi yang asupannya kurang diberi kode 2.
Pada variabel dependent yaitu status gizi kurang diberi kode 1 untuk mahasiswi
yang status gizinya normal diberi kode 2 dan untuk mahasiswi yang status gizinya
lebih diberi kode 3.
c. Entry Data
Data dari hasil pengetahuan gizi, asupan zat gizi (karbohidrat, protein,
lemak, zat besi, dan vitamin C) dan status gizi dimasukkan kedalam master tabel,
untuk menghindari kesalahan dalam memasukkan data, kemudian data di input
satu persatu dengan melihat kode sesuai dengan jawaban masing-masing
pertanyaan.
d. Cleaning (Pembersihan)
Pada tahap ini data yang telah di entry di cek kembali untuk memastikan
bahwa data telah bersih dari kesalahan dan siap untuk dianalisa. Kesalahan yang
mungkin terjadi adalah pada saat mengentri ke komputer.
4.6.2. Analisa Data
Setelah dilakukan pengolahan data, selanjutnya data di analisa dengan
menggunakan dua cara sebagai berikut :
36
a. Analisa Univariat
Analisa ini digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel yang diteliti, variabel independent yaitu pengetahuan gizi,
dan asupan zat gizi, untuk variabel dependent yaitu status gizi pada mahasiswi.
b. Analisa Bivariat
Analisa ini merupakan analisis dari variabel independent yang diduga
berhubungan dengan variabel dependent. Uji yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Chisquare (X2) dengan derajat kemaknaan 95% dengan α
= 0,05, jika p ≤0,05 maka hipotesa nol ditolak berarti ada hubungan variabel yang
diamati, dan sebaliknya jika p > 0,05 maka tidak ada hubungan yang bermakna.
Analisis data dilakukan menggunakan komputerisasi menggunakan program
SPSS.
4.7.Etika Penelitian
Terdapat 3 macam prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data
yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti, yaitu : (Nursalam, 2016)
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari eksploitasi
Responden harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau
informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat
merugikan responden. Partisipasi responden dalam penelitian ini harus
dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan.
b. Risiko (benefits ratio)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang
akan berakibat bagi responden pada setiap tindakan.
37
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
a) Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to self determination)
Setiap responden dalam penelitian ini harus diperlakukan secara
manusiawi. Responden dapat memutuskan bersedia atau tidak sebagai responden
dalam penelitian, karena responden memiliki hak untuk menolak tanpa adanya
sangsi apapun diberikan oleh peneliti.
b) Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas
dasar informasi (Informed consent)
Saat dilakukan penelitian, responden harus mendapatkan informasi secara
lengkap tentang tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan dan mempunyai hal
untuk menolak menjadi responden. Pada informed consent, perlu dicantumkan
bahwa daya yang telah diperoleh hanya digunakan untuk pengembangan ilmu.
c) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to
full disclosure)
Peneliti harus memberikan penjelasan kepada responden secara rinci serta
akan bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu pada responden.
3. Prinsip Keadilan (right to justice)
a. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Responden mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dirahasiakan, sehingga perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia
(confidentiality).
38
b. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)
Sebelum, selama, dan sesudah keikutsertaanya dalam penelitian,
responden harus diperlakukan secara adil oleh peneliti dan tanpa adanya
diskriminasi apabila responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.
39
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Penelitian
Yayasan Perintis berdiri sejak tanggal 21 Juli 1988 dengan AKTA No. 88.
Tujuannya adalah membantu dalam melaksanakan upaya pendidikan tenaga
kesehatan. Sebagaimana diketahui tidak semua tamatan SMA/sederajat berminat
pada pendidikan kesehatan yang mempunyai kesempatan kuliah di perguruan
tinggi kesehatan di bawah Departemen Kesehatan.
Pada awal berdiri sekolah yang dikelola Yayasan Perintis adalah Sekolah
Menengah Analis Kesehatan (SMAK) di Padang pada Tahun 1988. Kemudian
pada Tahun 1989 di dirikan Akedemi Keperawatan (AKPER) PERINTIS
Bukittinggi.
Enam tahun kemudian SMAK sikonverensi ke sekolah Akademik Analis
Kesehatan (AAK) setara DIII sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan
RI No. HK 00.06.13.5945. pada Tahun 1995 melalui izin dari MENDIKBUD R1
No. SK. 082/D/O/1995 berdiri Akademi Gizi (AKZI). Kemudian pada Tahun
1997 Yayasan Perintis mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI).
Pada Tahun 2006 melalui Kepmendiknas No. 162/D/O/2006 dikeluarkan
izin dua program yaitu S1 Keperawatan dan DIII Kebidanan. Kemudian pada
Tahun 2007 melalui Kepmendiknas No. 17/D./2007 untuk program studi S1 Gizi
dan DIV Analis Kesehatan. Pada tahun 2013 dikeluarkan oleh kemendiknas Izin
Profesi Ners.
40
5.2. Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I dan II prodi
Gizi di STIKes Perintis Padang yang berjumlah 45 orang dengan perincian seperti
yang terlihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pada Mahasiswi Tingkat I Dan
II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang 2019
Angkatan Prodi f %
Tingkat I D3 Gizi 4 8
S1 Gizi 15 33
Tingkat II D3 Gizi 9 20
S1 Gizi 17 39
JUMLAH 45 100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mahasiswi program studi S1
gizi tingkat II merupakan jumlah terbesar yaitu 39%, sedangkan mahasiswi
program studi D3 gizi tingkat I merupakan jumlah terkecil yaitu 8%.
5.3. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
masing-masing variabel yang diteliti meliputi status gizi, pengetahuan gizi,
asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C).
5.3.1 Distribusi Status Gizi
Setelah dilakukan penimbangan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB),
status gizi mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis
Padang. Berdasarkan indeks BB/TB dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini :
41
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Mahasiswi Tingkat I dan II Program
Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Status Gizi f %
Kurus 8 18
Normal 27 60
Lebih 10 22
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat dari 45 orang responden, sebanyak 33
orang (18%) memiliki status gizi kurang, lebih dari separuh responden dengan
status gizi normal sebanyak 27 orang (60%) dan hampir separuh responden
memliki status gizi lebih sebanyak 10 orang (22%). Rata – rata status gizi
mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi adalah normal, yang dimaksudkan
status gizi kurang adalah IMT <18,5, status gizi normal adalah IMT >18,5 dan
status gizi lebih adalah IMT >25.
5.3.2. Distribusi Pengetahuan Gizi
Pengukuran pengetahuan status gizi responden dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang didisi langsung oleh responden terlebih dahulu,
sebelum pengisian kuesioner dijelaskan terlebih dahulu cara pengisian kuesioner.
Pengetahuan dikategorikan menjadi baik apabila responden menjawab pertanyaan
dengan jumlah soal yang benar diatas 15 soal (>75%) dan tidak baik dibawah 16
soal (≤ 75%). Hasil pengkatagorian pengetahuan gizi dapat dilihat pada tabel 5.3
dibawah ini :
42
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi pada Mahasiswi Tingkat I dan II
Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Pengetahuan Gizi f %
Baik 37 82
Tidak Baik 8 18
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 5.3 dilihat dari 45 orang responden sebanyak 37 orang
(82%) memiliki pengetahuan gizi baik dan sebanyak 8 orang (18%) memiliki
pengetahuan gizi tidak baik. Rata – rata pengetahuan gizi mahasiswi tingkat I dan
II program studi gizi adalah baik.
5.3.3. Distribusi Asupan Zat Gizi
Pengukuran asupan zat gizi responden dilakukan dengan wawancara
menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan zat gizi yang di amati yaitu
karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin c. Asupan zat gizi dikategorikan
menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang (<80%).
1. Distribusi Asupan Karbohidrat
Pengukuran asupan zat karbohidrat pada responden dilakukan dengan
wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan zat gizi
dikategorikan menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang
(<80%). Hasil asupan karbohidrat dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini :
43
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Asupan Karbohidrat pada Mahasiswi Tingkat I dan II
Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan Karbohidrat f %
Cukup 12 27
Kurang 33 73
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 12
orang (27%) memiliki asupan karbohidrat yang cukup dan sebanyak 33 orang
(73%) memiliki asupan karbohidrat yang kurang . Rata – rata kebutuhan asupan
karbohidrat mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi adalah < 309 gr/hari.
Sedangkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) karbohidrat sebanyak 309 gr/hari.
2. Distribusi Asupan Protein
Pengukuran asupan protein pada responden dilakukan dengan wawancara
menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan zat gizi dikategorikan menjadi
cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang (<80%). Hasil asupan
protein dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini :
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Asupan Protein pada Mahasiswi Tingkat I dan II
Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan Protein f %
Cukup 24 53
Kurang 21 47
Jumlah 45 100
44
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 24
orang (53%) memiliki asupan protein yang cukup dan sebanyak dan sebanyak 21
(47%). Rata – rata kebutuhan asupan protein mahasiswi tingkat I dan II program
studi gizi adalah ≥ 72 gr/hari. Sedangkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) protein
sebanyak 72 gr/hari.
3. Distribusi Asupan Lemak
Pengukuran asupan zat karbohidrat pada responden dilakukan dengan
wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan lemak
dikategorikan menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang
(<80%). Hasil asupan protein dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini :
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Asupan Lemak pada Mahasiswi Tingkat I dan II
Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan Lemak f %
Cukup 20 44
Kurang 25 56
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 20
orang (44%) memiliki asupan lemak yang cukup dan sebanyak 25 orang (56%)
memiliki asupan lemak yang kurang. Rata – rata kebutuahan asupan lemak
mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi adalah < 75 gr/hari. Sedangkan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) lemak sebanyak 75 gr/hari.
45
4. Distribusi Asupan Zat Besi
Pengukuran asupan zat besi pada responden dilakukan dengan wawancara
menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan zat besi dikategorikan
menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang (<80%). Hasil
asupan protein dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah ini :
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Asupan Zat Besi pada Mahasiswi Tingkat I dan II
Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan Zat Besi f %
Cukup 7 16
Kurang 38 84
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 7
orang (16%) memiliki asupan zat besi yang cukup dan 38 orang (84%) memiliki
asupan zat besi yang kurang. Rata – rata kebutuahan asupan zat besi mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi adalah 15 gr/hari, sedangkan Angka Kecukupan
Gizi (AKG) zat besi sebanyak 26 gr/hari.
5. Distribusi Asupan Vitamin C
Pengukuran asupan vitamin C pada responden dilakukan dengan
wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan vitamin C
dikategorikan menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang
(<80%). Hasil asupan protein dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini :
46
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Asupan Vitamin C pada Mahasiswi Tingkat I dan II
Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan Vitamin C f %
Cukup 10 22
Kurang 35 78
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 10
orang (22%) memiliki asupan vitamin C yang cukup dan sebanyak 35 orang
(78%) memiliki asupan Vitamin C yang kurang. Rata – rata kebutuhan asupan
Vitamin C mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi adalah < 75 gr/hari,
sedangkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) vitamin C sebanyak 75 gr/hari.
5.4. Analisis Bivariat
5.4.1 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi remaja putri tingkat
I dan II program studi gizi Stikes Perintis Padang
Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel 5.9:
Tabel 5.9
Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi pada Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Pengetahuan
Gizi
Status Gizi Total
P
value Kurang Normal Lebih
f % f % f % f %
Baik 6 13,4 22 48,9 9 20 37 82,2 0,701
Tidak Baik 2 4,4 5 22,2 1 2,2 8 17,8
Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100
47
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan
pengetahuan tidak baik (4,4%) lebih rendah, sementara itu diantara responden
dengan status gizi normal pengetahuan tidak baik sebesar (22,2%) lebih tinggi,
sedangkan untuk status gizi lebih dengan pengetahuan tidak baik sebanyak
(2,2%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p value sebesar
0,701 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan
pengetahuan gizi dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi
gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
5.4.2 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat
I Dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel
5.10 :
Tabel 5.10
Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi pada Mahasiswi
Tingkat I Dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan
Karbohidrat
Status Gizi Total
P
value Kurang Normal Lebih
f % f % f % f %
Cukup 6 13,3 3 6,7 3 6,7 2 26,7 0,002
Kurang 2 4,4 24 53,3 7 15,6 33 73,3
Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan
asupan karbohidrat yang kurang (4,4%) lebih rendah, sementara itu diantara
responden dengan status gizi normal dengan asupan karbohidrat kurang sebesar
(53,3%) lebih tinggi, sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan karbohidrat
48
kurang sebanyak (15,6%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p
value sebesar 0,002 (p < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan
asupan karbohidrat dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II prograam
studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
5.4.3. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I
Dan II Program Studi Gizi di Stikes Perintis Padang
Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel 5.11:
Tabel 5.11
Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi pada Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan
Protein
Status Gizi Total
P
value Kurang Normal Lebih
f % f % f % f %
Cukup 5 11,1 12 26,7 7 15,6 24 53,3 0,326
Kurang 3 6,7 15 33,3 3 6,7 21 46,7
Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan
asupan protein yang kurang (6,7%) lebih rendah, sementara itu diantara responden
dengan status gizi normal dengan asupan protein kurang sebesar (33,3%) lebih
tinggi, sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan protein kurang sebanyak
(26,7%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p value sebesar
0,326 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan asupan
protein dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
49
5.4.4. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat II
dan II Program Studi Gizi di Stikes Perintis Padang
Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel 5.12 :
Tabel 5.12
Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi pada Mahasiswa Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan
Lemak
Status Gizi Total
P
value Kurang Normal Lebih
f % f % f % f %
Cukup 4 8,9 12 26,7 4 8,9 20 44,4 0,914
Kurang 4 8,9 15 33,3 6 13,3 25 55,6
Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100
Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan
asupan lemak yang kurang (8,9%) lebih rendah, sementara itu diantara responden
dengan status gizi normal dengan asupan lemak kurang sebesar (33,3%) lebih
tinggi, sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan lemak kurang sebanyak
(13,3%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p value sebesar
0,914 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan asupan
lemak dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
50
5.4.5. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel 5.13:
Tabel 5.13
Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi pada mahasiswi tingkat I dan
II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan Zat
Besi
Status Gizi Total
P
value Kurang Normal Lebih
f % f % f % f %
Cukup 1 2,2 4 8,9 2 4,4 6 13,3 0,896
Kurang 7 15,6 23 51,1 8 17,8 39 86,7
Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100
Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan
asupan zat besi yang kurang (15,6%), sementara itu diantara responden dengan
status gizi normal dengan asupan zat besi kurang sebesar (51,1%) lebih tinggi,
sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan zat besi kurang sebanyak
(17,8%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p value sebesar
0,896 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan asupan
zat besi dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
51
5.4.6. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di Stikes Perintis Padang
Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel
5.14:
Tabel 5.14
Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi pada Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Asupan
Vitamin C
Status Gizi Total
P
value Kurang Normal Lebih
f % f % f % f %
Cukup 1 2,2 5 11,1 4 8,9 10 22,2 0,289
Kurang 7 15,6 22 48,9 6 13,3 35 77,8
Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100
Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan
asupan vitamin c yang kurang (15,6%) , sementara itu diantara responden dengan
status gizi normal dengan asupan vitamin c kurang sebesar (48,9%) lebih tinggi,
sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan vitamin c kurang sebanyak
(13,3%) lebih rendah. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p
value sebesar 0,289 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada
hubungan asupan vitamin c dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II
Program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.
52
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1. Analisa Univariat
Hasil pembahasan tentang hubungan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi
(karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin c) dengan status gizi pada
mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun
2019 adalah sebagai berikut :
1. Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh dari
separuh mahasiswi memiliki status gizi normal 27 orang (60%). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa angka status gizi mahasiswi tingkat I dan II progrram studi
gizi STIKes Perintis Padang tergolong pada status gizi normal. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Husnah (2012) yang mengatakan bahwa
status gizi mahasiswa selain jurusan gizi memiliki status gizi kurang sebanyak 7
responden (14,89%), mahasiswa dengan status gizi normal sebanyak 31 responden
(65,96%), mahasiswa dengan status gizi pre obese sebanyak 6 responden
(12,77%) dan mahasiswa dengan status gizi obese sebanyak 3 responden (6,38%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahmawati (2018)yang
mengungkapkan bahwa status gizi mahasiswa D-IV Analis Kesehatan di Stikes
Perintis memiliki status gizi kurang sebanyak 27 responden (30,3%), mahasiswa
dengan status gizi normal sebanyak 69 responden (69,7%).
53
Hasil penelitan yang telah dilakukan menyatakan bahwa status gizi kurus
dari 45 orang responden sebanyak 18% dan Data dari Dinas Kesehatan Provinsi
Barat Tahun 2019, di Kota Padang menyatakan terdapat 999 remaja dengan status
gizi kurus dengan prevelensi yaitu 7,1%. Status gizi kurang masih dalam keadaan
masalah kecil, sedangkan untuk masalah gizi lebih dalam penelitian ini
menyatakan bahwa dari 45 orang responden sebanyak 22% dan Data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Barat Tahun 2019, di Kota Padang menyatakan terdapat 1055
remaja dengan status gizi lebih dengan prevelensi yaitu 25,4%. Status gizi lebih
banyak terjadi pada usia remaja diakibatkan asupan yang berlebihan, kurangnya
aktifitas dan lain sebagainya, sementara untuk status gizi normal dalam keadaan
yang baik yairu dari 45 orang responden sebanyak 60%, dan Data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Barat Tahun 2019, di Kota Padang menyatakan rata –rata
status giziter remaja dalam keadaan normal.
2. Pengetahuan Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih
seperuh mahasiswi memiliki pengetahuan baik 37 orang (82,2%). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa angka pengetahuan gizi mahasiswi tingkat I dan II
program studi gizi di STIKes Perintis Padang tergolong pada kategori baik. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Guratmaningsih pada
remaja putri di Brebes Tahun 2007 yang mempunyai tingkat pengetahuan gizi
tinggi sebesar 68.6%.
54
Pengetahuan gizi yang baik disebabkan karena perhatian mahasiwi dalam
belajar sangat tinggi, tetapi hampir separuh pengetahuan gizi mahasiswi tingkat I
dan II pragram studi gizi di STKes Perintis Padang tidak baik 20 orang (44,4%),
hal ini terjadi karena pengetahuan gizi bukan hal mudah untuk dipahami, Krena
banyak terdapat berbagai istilah asing. Selain itu pengaruh belajar juga ikut
mempengaruhi kemampuan mahasiswi dalam penegtahuan gizi tersebut.
3. Asupan Zat Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019
1) Asupan Karbohidrat Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi
Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih dari
separuh mahasiswi memiliki asupan karbohidrat yang kurang sebanyak 33 orang
(73,3%), sedangkan yang memiliki asupan karbohidrat cukup sebanyak 12 orang
(26,7%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Muchlisa (2013) yang
menyatakan bahwa asupan karbohidrat yang kurang (53,1%) sebanyak dan
asupan karbohirat yang cukup sebanyak (46,9%).
Angka kecupan gizi untuk karbohidrat diusia 18 – 25 tahun yaitu sebesar
309 gr/hari. Sedangkan jenis karbohidrat yang dikonsumsi responden dilihat dari
hasil food recall 24 jam yaitu mie instan, mie bakso, dan lain sebagainya.
Responden juga banyak yang tidak melakukan sarapan di pagi hari.
55
2) Asupan Protein Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh hampir
separuh mahasiswi memiliki asupan protein yang kurang sebanyak 21 orang
(46,7%), sedangkan yang memiliki asupan protein cukup sebanyak 24 orang
(53,3%). Hasil penelitian ini sesui dengan penelitian Rahim (2011) yang
mengatakan bahwa asupan protein yang kurang pada 21 responden (42%), dan
asupan protein cukup pada 29 responden (58%).
Angka kecupan gizi untuk protein diusia 18 – 25 tahun yaitu sebesar 72
gr/hari. Sedangkan jenis protein yang dikonsumsi responden dilihat dari hasil food
recall 24 jam yaitu protein nabati seperti tahu dan tempe, sedangkan untuk protein
hewani yaitu ayam, ikan laut dan ikan air tawar.
3) Asupan Lemak Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih dari
separuh mahasiswi memiliki asupan lemak yang kurang sebanyak 25 orang
(55,6%), sedangkan yang memiliki asupan lemak yang cukup sebanyak 20 orang
(44,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Muchlisa (2013) yang
menyatakan bahwa asupan karbohidrat yang kurang (3,1%) sebanyak dan asupan
karbohirat yang cukup sebanyak (96,9%).
Asupan lemak yang kurang disebabkan karena jumlah porsi dan frekuensi
makan responden yang kurang sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan
56
lemak responden. Angka kecupan gizi untuk lemak diusia 18 – 25 tahun yaitu
sebesar 75 gr/hari. Sedangkan jenis lemak yang dikonsumsi responden dilihat dari
hasil food recall 24 jam yaitu melalui ikan, ayam, gorengan.
4) Asupan Zat Besi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih dari
separuh mahasiswi memiliki asupan zat besi yang kurang sebanyak 38 orang
(84%), sedangkan yang memiliki asupan zat besi yang cukup sebanyak 7 orang
(16%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Darmalis (2004) yang
menyatakan bahwa asupan zat besi kurang sebanyak (67,4%) dan asupan zat besi
cukup sebanyak (32,6%) pada mahasiswa akademi gizi Perintis Padang.
Angka kecupan gizi untuk zat besi diusia 18 – 25 tahun yaitu sebesar 26
gr/hari. Sedangkan jenis zat besi yang dikonsumsi responden dilihat dari hasil
food recall 24 jam yaitu melalui ikan, ayam dan tidak mengkonsumsi buah –
buahan dan sayuran.
5) Asupan Vitamin C Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKes Perintis Padang Tahun 2019
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih dari
separuh mahasiswi memiliki asupan vitamin C yang kurang sebanyak 35 orang
(77,8%), sedangkan yang memiliki asupan vitamin C yang cukup sebanyak 10
orang (22,2%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yanti (2008) yang
57
menyatakan bahwa asupan vitamin C yang kurang sebesar (50,8%) dan asupan
vitamin C yang cukup sebesar (49,2%).
Angka kecupan gizi untuk vitamin C diusia 18 – 25 tahun yaitu sebesar 75
gr/hari. Sedangkan jenis zat besi yang dikonsumsi responden dilihat dari hasil
food recall 24 jam hanya sebagian mahasiswi yang mengkonsumsi buah dan
sayuran sehingga kebutuhan vitamin C tidak tercukupi.
5.2. Analisa Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I
dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)
yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan gizi dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi
gizi di STIKes Perintis Padang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amaliah
(2005) dan Sari (2005) yang menemukan tidak ada hubungan bermakna antara
pengetahuan gizi dengan status gizi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2018) yang tidak menemukan adanya
bukti hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan status gizi.
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gordon Lanser (2002) yang
menemukan adanya hubungan yang bermakna atara pengetahuan gizi dengan
status gizi.
Asumsi peneliti terhadap tidak terdapatnya hubungan yang bermakna
antara pengetahuan gizi dengan status gizi kemungkinan terjadi karena
58
pengetahaun gizi pada responden hampir seluruhnya bersifat homogen, yakni
memiliki pengetahuan gizi yang baik, hanya beberapa responden yang memiliki
pengetahuan gizi yang tidak baik. Pengetahuan gizi ternyata tidak berhubungan
dengan status gizi, hal tersebut terjadi karena dengan pengetahuan gizi yang tinggi
saja tidak cukup untuk mengubah kebiasaan makannya, masih ada banyak faktor
lain yang lebih berperan seperti teman sebaya dan besar uang saku untuk
memperoleh makanan dan lain sebagainya.
2. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
1) Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Mahasiswi
Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I
dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p < 0,05)
yang menggambarkan terdapat hubungan yang bermakna antara asupan
karbohidrat dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi
di STIKes Perintis Padang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muchlisa
(2013) yang menemukan adanya hubungan antara asupan karbohidrat dengan
status gizi. Berbeda dengan hasil penelitian Klau, dkk (2013) dan Rahmawati
(2017) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan
karbohidrat dengan status gizi.
Asumsi peneliti dari tidak terdapatnya hubungan antara asupan karbohidrat
dengan status gizi kemungkinan terjadi karena asupan karbohidrat yang di
konsumsi sangatlah sedikit, sehingga cadangan karbohidrat di dalam tubuh tidak
59
ada. Sebagian besar responden memperoleh karbohidrat kompleks dari konsumsi
nasi. Asupan karbohidrat sederhana diperoleh dari konsumsi sayur. Sebagian
besar responden jarang dan bahkan tidak pernah mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks dan sederhana lainnya, seperti susu dan buah.
2) Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I
dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)
yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan
protein dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Yuliansih (2007) yang menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan atara asupan protein dengan status gizi. Penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian Klau, dkk (2013) yang menyatakan tidak ada
hubungan asupan protein dengan status gizi. Berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dewi (2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan
protein dengan status gizi.
Asumsi peneliti terhadap tidak terdapatnya hubungan yang bermakna
antara asupan protein dengan status gizi disebabbkan makanan yang mengandung
protein yang setiap hari dikonsumsi oleh sebagian besar responden adalah tahu,
telur, dan ikan. Porsi makan responden terhadap makanan yang mengandung
protein dapat dikatakan cukup, dalam 1 kali makan responden dapat
mengkonsumsi tempe dan/atau tahu, ikan, dan telur setiap harinya.
60
3) Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I
dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I
dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)
yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan
lemak dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang.
Asumsi peneliti tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antar asupan
lemak dengan status gizi karena lemak sendiri dapat di simpan sebagai energi
apabila tidak digunakan. Dan lemak banyak terdapat dalam bahan makanan yang
bersumber dari hewani seperti daging, jeroan, ayam, ikan, dan sebagainya,
sedangkan minyak digunakan untuk memasak atau menggoreng. Banyak
mahasiswa menyukai makanan yang di goreng dan berlemak tinggi.
4) Hubungan Zat Besi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II
Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I
dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)
yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan zat
besi dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi
(2015) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan
status gizi. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia dkk
(2010) menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh pada pertumbuhan atau
61
status gizi seseorang, sehingga ada hubungan antara asupan zat besi dengan status
gizi.
Asumsi peneliti terhadap tidak terdapatnya hubungan antara asupan zat
besi dengan status gizi dikarenakan asupan yang dikonsumsi mahasiswi sangatlah
banyak tetapi tidak beraneka ragam, asupan zat besi didapatkan dari makanan dan
tablet zat besi sendiri. Kabutuhan zat besi didalam tubuh remaja tidaklah besar
sehingga asupan zat gizi dapat terpenuhi.
5) Hubungan Vitamin C dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II
Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I
dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)
yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan
vitamin c dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faisal
M (2010) yang menyatakan bahwa fungsi vitamin C berperan dalam
penyembuhan luka, patah tulang, pendarahan bawah kulit, dan pendarahan gusi.
Dengan demikian menyebabkan tidak ada hubungan asupan vitamin c dengan
status gizi. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi
(2012) yang menyatakan tidak ada hubugan antara asupan vitamin c dengan status
gizi.
Asumsi peneliti terhadap tidak adanya hubungan antara asupan vitamin c
dengan status gizi karena banyak mahasiswi mengkonsusmsi makanan snack
62
ringan, tidak mengkonsumsi buah dan sayur, tetapi asupan vitamin c masih
dipenuhi dari minuman sperti jus, minuman tinggi vitamin c.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Pengambilan data responden dilakukan dengan cara mengisi kuesioner
yang diisi oleh responden sendiri, setelah melakukan pengisian kuesioner oleh
responden dilakukan pengukuran tinggi badan (BB) menggunakan microtoice dan
ditimbang berat badannya menggunakan timbangan digital. Untuk mengukur
pengetahuan gizi responden, peneliti menggunakan kuesioner.
Pengukuran asupan zat gizi (Karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin
c) responden, peneliti menggunakan food recall 24 jam. Pada metode food recall
ini sangat tergantung pada daya ingat responden, dan ketepatan enumerator dalam
menaksir jumlah makanan yang dikonsumsi dan kemampuan enumerator dalam
menggali informasi dari responden, sehingga akan menimbulkan recall biasa.
Namun hal tersebut menjadi kejenuhan bagi responden sehingga jawaban yang
diperoleh kadang tidak memuaskan atau asal menjawab saja.
Tidak dianalisi data pendukung seperti data sosial ekonomi keluarga,
pendidikan orang tua, dan lingkungan subjek sehingga tidak diketahui pengaruh
faktor lain yang mempengaruhi status gizi.
63
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan :
1. Kurang dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang memiliki status gizi kurang (17,8 %) dan status
gizi lebih (22,2 %).
2. Kurang dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang memiliki pengetahuan gizi yang tidak baik (17,8
%).
3. Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang memiliki asupan karbohidrat yang kurang (73,3
%). Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang memiliki asupan protein yang cukup (53,3 %).
Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang memiliki asupan lemak yang kurang (55,6 %).
Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang memiliki asupan zat besi yang kurang (84 %).
Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di
STIKes Perintis Padang memiliki asupan vitamin c yang kurang (77,8 %).
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status
gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis
Padang.
64
5. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan karbohidrat dengan
status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes
Perintis Padang. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan
protein dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi
gizi di STIKes Perintis Padang. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara asupan lemak dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II
program studi gizi di STIKes Perintis Padang. Tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara asupan zat besi dengan status gizi pada mahasiswi
tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang. Tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara asupan vitamin c dengan status
gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis
Padang.
6.2. Saran
1. Tingkat pengetahuan pada gizi seimbang setiap mahasiswa perlu
ditingkatkan lagi agar dapat mendapatkan dan memberikan informasi
mengenai gizi seimbang pada remaja dan mempublikasikannya dengan
harapan status gizi yang jauh lebih baik dapat tercapai.
2. Mahasiswi perlu memperhatikan pola konsumsi makan yang sesuai
dengan gizi seimbang terutama untuk karbohidrat, protein, lemak dan zat
gizi lainnya guna mencapai status gizi yang baik, sehingga dapat
menunjang kegiatan pembelajaran sehari – hari terutama untuk proses
tumbuh kembang.
65
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meneliti mengenai faktor lain
yang tidak di teliti dalam penelitian ini seperti variabel sosial ekonomi dan
faktor predisposisi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
AKG. 2013. Angka Kecukupan Gizi Energi, Protein, Lemak, Mineral dan Vitamin
yang di Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Lampiran Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013.
Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Almatsier, S. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama .
Almatsier, S.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Arisman. (2007). Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Ajar Ilmu Gizi. ECG: Jakarta
Baliwati, YF., Ali Khosman C. & Meti, D (2004). Pengantar Pangan dan Gizi.
Penebar Swadaya: Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: Departemen Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta
: Departemen Kesehatan.
Depkes RI. (2011). Pedoman Pemantauan Konsumsi Gizi. Jakarta: Depkes RI.
Emilia, E., 2008. Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek pada
Gizi Remaja. Diakses 12 Juli 2019. http://repository.ipb.ac.id/
Gibson, RS. (2005). Prnciples of Nutritional Assesment. Skripsi: Unuversitas
Negeri Semarang
Hidayat, A.A. 2008. Ilmu Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
IDAI. (2015). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia jilid II.
Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia 2014: Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2014. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia 2015: Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia 2019: Jakarta.
Khosman, Ali. (2003). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. Rajagrafindo.
Persada : Jakarta
Kurniasih, D. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Kompas
Gramedia.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES) Nasional Tahun 2018.
Badan Penelitian Kesehatan Kementrian Kesehatan RI: Jakarta
Mardayanti, P. (2008). Hubungan faktor-faktor resiko dengan status gizi pada
siswa kelas 8 di SLTPN 7. Skripsi UI. Bogor
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu : Yogyakarta
Muchtar, D.H. (2000). Six Pillars of Positive Parenting. Cicero Publishing:
Jakarta Nursalam. (2016). Metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Nix. (2005). William’s Basic Nutrition & Theraphy. China: Mosby Inc.
Notoadmodjo, S. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta
Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.
Pudjiadi. (2005). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Pusdiknakes. (2003). Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes.
Santrock, John W. (2007). Adolescene, elevent edition. Erlangga : Jakarta
Sayogo, S. (2006). Gizi Remaja Putri. FKUI: Jakarta
Soetjiningsih. (2004). Tubuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung
Seto : Jakarta
Supariasa & I Dewa Nyoman, et .al. (2002). Penilaian Status Gizi. ECG: Jakarta
WHO. (2006). Effect of Breastfeeding on Infant and Child Mortality due to
Infectous Desease in Less Developed Countries a Pooled Analysis. The
Lancet Journal, 415 (5), 355.
WHO. 2007. Growth Reference 5-19 Years for Adolescents. Available from:
URL: HYPERLINK http://www.who.int
HASIL PENGOLAHAN DATA
A. Analisa Univariat
Frequencies
Statistics
STATUS_
GIZI
PENGETAHUAN_
GIZI
ASUPAN_KARB
OHIDRAT
ASUPAN_PR
OTEIN
ASUPAN_
LEMAK
ASUPAN_
ZATBESI
ASUPAN_VIT
AMINC
N Valid 45 45 45 45 45 45 45
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
STATUS_GIZI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KURANG 8 17.8 17.8 17.8
NORMAL 27 60.0 60.0 77.8
LEBIH 10 22.2 22.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Pengetahuan_Gizi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 37 82.2 82.2 82.2
Tidak Baik 8 17.8 17.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
ASUPAN_KARBOHIDRAT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid CUKUP 12 26.7 26.7 26.7
KURANG 33 73.3 73.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
ASUPAN_PROTEIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid CUKUP 24 53.3 53.3 53.3
KURANG 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
ASUPAN_LEMAK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid CUKUP 20 44.4 44.4 44.4
KURANG 25 55.6 55.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
ASUPAN_ZATBESI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid CUKUP 7 15.6 15.6 15.6
KURANG 38 84.4 84.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
ASUPAN_VITAMINC
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid CUKUP 10 22.2 22.2 22.2
KURANG 35 77.8 77.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
B. Analisis Bivariat
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN_GIZI * STATUS_GIZI
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
ASUPAN_KARBOHIDRAT * STATUS_GIZI
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
ASUPAN_PROTEIN * STATUS_GIZI
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
ASUPAN_LEMAK * STATUS_GIZI
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
ASUPAN_ZATBESI * STATUS_GIZI
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
ASUPAN_VITAMIN_C * STATUS_GIZI
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
PENGETAHUAN_GIZI * STATUS_GIZI
Crosstabulation
Status_Gizi
Total Kurang Normal Lebih
Pengetahuan_Gizi Baik Count 6 22 9 37
Expected Count 6.6 22.2 8.2 37.0
% of Total 13.3% 48.9% 20.0% 82.2%
Tidak Baik Count 2 5 1 8
Expected Count 1.4 4.8 1.8 8.0
% of Total 4.4% 11.1% 2.2% 17.8%
Total Count 8 27 10 45
Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0
% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .709a 2 .701
Likelihood Ratio .747 2 .688
Linear-by-Linear Association .686 1 .407
N of Valid Cases 45
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,42.
ASUPAN_KARBOHIDRAT * STATUS_GIZI
Crosstab
STATUS_GIZI
Total CUKUP KURANG 3
ASUPAN_KARBOHIDRAT CUKUP Count 6 3 3 12
Expected Count 2.1 7.2 2.7 12.0
% within ASUPAN_KARBOHIDRAT
50.0% 25.0% 25.0% 100.0%
% of Total 13.3% 6.7% 6.7% 26.7%
KURANG Count 2 24 7 33
Expected Count 5.9 19.8 7.3 33.0
% within ASUPAN_KARBOHIDRAT
6.1% 72.7% 21.2% 100.0%
% of Total 4.4% 53.3% 15.6% 73.3%
Total Count 8 27 10 45
Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0
% within ASUPAN_KARBOHIDRAT
17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 12.955a 2 .002
Likelihood Ratio 12.141 2 .002
Linear-by-Linear Association 3.485 1 .062
N of Valid Cases 45
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2,13.
ASUPAN_PROTEIN * STATUS_GIZI Crosstab
STATUS_GIZI
Total CUKUP KURANG 3
ASUPAN_PROTEIN CUKUP Count 5 12 7 24
Expected Count 4.3 14.4 5.3 24.0
% within ASUPAN_PROTEIN
20.8% 50.0% 29.2% 100.0%
% of Total 11.1% 26.7% 15.6% 53.3%
KURANG Count 3 15 3 21
Expected Count 3.7 12.6 4.7 21.0
% within ASUPAN_PROTEIN
14.3% 71.4% 14.3% 100.0%
% of Total 6.7% 33.3% 6.7% 46.7%
Total Count 8 27 10 45
Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0
% within ASUPAN_PROTEIN
17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.243a 2 .326
Likelihood Ratio 2.285 2 .319
Linear-by-Linear Association .191 1 .662
N of Valid Cases 45
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,73.
ASUPAN_LEMAK * STATUS_GIZI Crosstab
STATUS_GIZI
Total CUKUP KURANG 3
ASUPAN_LEMAK CUKUP Count 4 12 4 20
Expected Count 3.6 12.0 4.4 20.0
% within ASUPAN_LEMAK 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%
% of Total 8.9% 26.7% 8.9% 44.4%
KURANG Count 4 15 6 25
Expected Count 4.4 15.0 5.6 25.0
% within ASUPAN_LEMAK 16.0% 60.0% 24.0% 100.0%
% of Total 8.9% 33.3% 13.3% 55.6%
Total Count 8 27 10 45
Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0
% within ASUPAN_LEMAK 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square .180a 2 .914
Likelihood Ratio .180 2 .914
Linear-by-Linear Association .175 1 .676
N of Valid Cases 45
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,56.
ASUPAN_ZAT BESI * STATUS_GIZI Crosstab
STATUS_GIZI
Total CUKUP KURANG 3
ASUPAN_ZATBESI CUKUP Count 1 4 2 7
Expected Count 1.2 4.2 1.6 7.0
% within ASUPAN_ZATBESI 14.3% 57.1% 28.6% 100.0%
% of Total 2.2% 8.9% 4.4% 15.6%
KURANG Count 7 23 8 38
Expected Count 6.8 22.8 8.4 38.0
% within ASUPAN_ZATBESI 18.4% 60.5% 21.1% 100.0%
% of Total 15.6% 51.1% 17.8% 84.4%
Total Count 8 27 10 45
Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0
% within ASUPAN_ZATBESI 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .219a 2 .896
Likelihood Ratio .212 2 .899
Linear-by-Linear Association .197 1 .657
N of Valid Cases 45
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,24.
ASUPAN_VITAMIN_C * STATUS_GIZI Crosstab
STATUS_GIZI
Total CUKUP KURANG 3
ASUPAN_VITAMIN_C CUKUP Count 1 5 4 10
Expected Count 1.8 6.0 2.2 10.0
% within ASUPAN_VITAMIN_C
10.0% 50.0% 40.0% 100.0%
% of Total 2.2% 11.1% 8.9% 22.2%
KURANG Count 7 22 6 35
Expected Count 6.2 21.0 7.8 35.0
% within ASUPAN_VITAMIN_C
20.0% 62.9% 17.1% 100.0%
% of Total 15.6% 48.9% 13.3% 77.8%
Total Count 8 27 10 45
Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0
% within ASUPAN_VITAMIN_C
17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.480a 2 .289
Likelihood Ratio 2.310 2 .315
Linear-by-Linear Association 2.063 1 .151
N of Valid Cases 45
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,78.
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Mahasiswi Tingkat I dan II
Di
STIKes Perintis Padang
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa program studi
S1-Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang:
Nama : Tria Widiya Sari
Nim : 1513211040
Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan gizi
dan Asupan Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi, Vitamin C)
dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di
STIKkes Perintis Padang Tahun 2019”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan adik-adik
responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya untuk
keperluan penelitian. Apabila adik-adik menyetujui, maka dengan ini saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan jawab pertanyaan
yang saya ajukan.
Atas kesediaan adik-adik sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.
Peneliti
(Tria Widiya Sari)
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur : Tahun
Tempat/tgl lahir :
Menyatakan bahwa membantu Mahasiswa jurusan Gizi Stikes Perintis
Padang dalam melaksanakan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Gizi
dan Asupan Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Gizi, Vitamin C)
dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes
Perintis Padang Tahun 2019” Saya menyadari penelitian ini tidak akan berakibat
buruk kepada diri saya maka jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar-
benarnya dan akan di rahasiakan.
Demikian persetujuan ini saya buat agar di pergunakan sebagaimana
semestinya.
Padang, 2019
Responden
A. FORM ANTROPOMETRI (STATUS GIZI REMAJA MENGGUNAKAN IMT)
PETUNJUK : Isilah data berikut sesuai dengan kolom yang telah disediakan
Berat Badan Kg
Tinggi Badan Cm
Umur Tahun
IMT =........... (diisi oleh peneliti)
Rumus :
𝐼𝑀𝑇 =Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)²
B. KUESIONER PENGETAHUAN GIZI
No. Responden :
Nama Responden :
Tempat/tgl lahir :
Umur : Tahun
No Hp :
Hari/Tanggal :
PETUNJUK PENGISIAN
Disilang (x) jawaban yang tepat untuk memberikan skor pada pilihan yang telah
disediakan.
1. Susunan menu makanan yang bergizi dan seimbang, yaitu :
a. Roti dan susu (0)
b. Nasi, pergedel tempe, tahu, dan pepaya (0)
c. Nasi, ikan, tahu, sayur sop, dan jeruk (1)
2. Makanan yang bergizi menurut anda
a. Makanan yang beraneka ragam (1)
b. Makanan yang mahal (0)
c. Makanan yang menarik (0)
3. Mengkonsumsi fast food atau makanan instan adalah
a. Tidak berbahaya jika dikonsumsi setiap hari (0)
b. Tidak merugikan kesehatan jika dikonsumsi tidak setiap hari (1)
c. Baik, tetapi sesekali (0)
4. Zat gizi yang membantu penyerapan zat besi
a. Lemak (0)
b. Vitamin C (1)
c. Mineral (0)
5. Barikut ini makanan sumber protein yang terdapat pada lauk nabati adalah.
a. Tahu, tempe, susu kedele, kacang hijau (1)
b. Tempe, ikan, tahu, brokoli (0)
c. Tahu, tempe, daging sapi, susu (0)
6. Tanin yang terdapat dalam teh dan kopi sangat banyak mengandung
a. Vitamin A (0)
b. Zink (0)
c. Vitamin (1)
7. Apakah yang dimaksud dengan zat besi
a. Zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan protein dalam tubuh (0)
b. Zat gizi yang diperlukan tubuh dalam pembentukan darah/Hb
(1)
c. Sebagai zat pengatur dan pembangun dalam tubuh (0)
8. Buah apakah yang banyak mengandung Vitamin C
a. Jeruk, mangga, dan jambu biji (1)
b. Apel, anggur, dan durian (0)
c. Jeruk, anggur, dan jambu air (0)
9. Kebutuhan karbohidrat dalam sehari untuk usia 19 – 29 tahun adalah...
a. 309 gr/hari (1)
b. 209 gr/hari (0)
c. 409 gr.hari (0)
10. Zat gizi apa sajakah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia?
a. Karbohidrat, protein, nabati, energi, mineral dan air (0)
b. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air (1)
c. Karbohidrat, protein, lemak, nabati, mineral dan air (0)
11. Konsumsi energi yang berlebih akan disimpan dalam bentuk
a. Tenaga (0)
b. Energi (0)
c. Lemak (1)
12. Kebutuhan Vitamin C dlaam ehari untuk usia 19 – 29 tahun adalah...
a. 85 gr/hari (0)
b. 75 gr/hari (1)
c. 95 gr/hari (0)
13. Kegemukan lebih mudah dialami remaja karena kelebihan :
a. Karbohidrat dan lemak (1)
b. Lemak dan mineral (0)
c. Protein dan lemak (0)
14. Kebutuhan gizi seseorang dapat terpenuhi dengan cara
a. Membiasakan sarapan pagi (0)
b. Mengkonsumsi makanan siap saji (0)
c. Mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam (1)
15. Slah satu gangguan makan yang terjadi pada remaj adalah
a. Ostheoporosis (0)
b. Anemia (1)
c. Bulimia Nervosa (0)
16. Kebutuhan protein dalam sehari usia 19 – 29 tahun adalah...
a. 62 -72 gr/hari (1)
b. 72 – 82 gr/hari (0)
c. 52 – 62 gr/hari (0)
17. Manfaat protein adalah....
a. Sumber energi utama (0)
b. Membantu pembentukan sel darah merah (0)
c. Untuk pertumbuhan (1)
18. Manfaat dari lemak adalah...
a. Pelindung organ tubuh (0)
b. Memelihara suhu tubuh (1)
c. Pertumbuhan tulang dan gigi (0)
19. Bahan makanan apa saja yang mengandung banyak lemak
a. Coklat (0)
b. Margarin/mentega (1)
c. Tahu (0)
20. Kebutuhan lemak dalam seharu usia 19 – 29 tahun adalah...
a. 95 gr/hari (0)
b. 75 gr/hari (1)
c. 85 gr/hari (0)
C.KUESIONER ASUPAN ZAT GIZI (KARBOHIDRAT, PROTEIN,
LEMAK, ZAT BESI, DAN VITAMIN C)
FORMULIR FOOD RECALL 1X24 JAM
Waktu
Makan
Nama makanan Bahan makanan Banyaknya
Jenis URT Gram
Pagi/jam
Makanan
selingan
(snack)/jam
Siang/jam
Makanan
selingan
(snack)/jam
Malam/jam
Ket :
URT : Ukuran Rumah Tangga, misalnya : Piring, mangkok, sendok, berapa
potong
Hasil Perhitungan Sampel
Rumus : n = (ZI−α/2)2x P(1−P)N
d² (N−1)+(Z1−α/2)2x P(1−P)
= (1,96)2x 0,298(1−0,298)105
(0,1)2 (105−1)+(1,96)2x 0,298(1−0,298)
= 3,8416 x 0,2091 x 105
(0,01)(104)+3,8416x 0,2091
= 84,344
1,843
= 45 0rang
N = Jumlah populasi (105 orang)
d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang dinginkan 10% = ( 0,1 )
Z = Tingkat Kepercayaan 95% nilai Z1-α/2² = 1,96
P = Proporsi yang diinginkan 29,8% =0,298
MASTER TABEL
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI (KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, ZAT BESI, VITAMIN C)
DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI TINGKAT I DAN II PROGRAM STUDI GIZI
DI STIKES PERINTIS PADANG TAHUN 2019
No Nama Umur IMT Status
Gizi
Pengetahuan
Gizi
Asupan Zat Gizi
Karbohidrat (309 gr/hari) Protein (72 gr/hari) Lemak (75 gr/hari) Zat Besi (26 gr/hari) Vitamin C (75 gr/hari)
% Kategori Asupan % Kategori Asupan % Kategori Asupan % Kategori Asupan % Kategori Asupan % Kategori
1 Gl 19 26,48 Lebih 85 Baik 253,3 81,9 Cukup 85,1 118 Cukup 64,3 85,7 Cukup 21,3 81,9 Cukup 67,2 89,6 Cukup
2 N 18 19,1 Normal 90 Baik 199 64,4 Kurang 81,1 112 Cukup 21,3 28,4 Kurang 2,4 9,2 Cukup 7,1 9,4 Kurang
3 Nl 19 24,39 Normal 80 Baik 157,3 50,9 Kurang 79,05 109 Cukup 31,2 41,6 Kurang 5,9 22,6 Kurang 8,8 11,7 Kurang
4 Gd 19 19,4 Normal 95 Baik 83,3 26,9 Kurang 24,5 34 Kurang 14,6 19,5 Kurang 1,8 6,9 Kurang 0,6 0,8 Kurang
5 Nm 18 23,68 Normal 85 Baik 51,6 16,6 Kurang 76,5 106 Cukup 71,3 95,1 Cukup 23,9 91,9 Cukup 0,6 0,8 Kurang
6 A 19 21,19 Normal 80 Baik 117,8 38,1 Kurang 63,5 88,1 Cukup 72,4 96,5 Cukup 21,1 81,1 Cukup 2 2,6 Kurang
7 Aa 19 20,96 Normal 95 Baik 245,3 79,3 Kurang 83,9 116 Cukup 67 89,3 Cukup 5,9 22,6 Kurang 8 10,6 Kurang
8 I 19 25,15 Lebih 80 Baik 107 34,6 Kurang 70 97,2 Cukup 36,1 48,1 Kurang 3,7 14,2 Kurang 3,2 4,2 Kurang
9 Rm 18 35,4 Lebih 95 Baik 226,9 73,4 Kurang 89,6 124 Cukup 54,7 72,9 Kurang 6,1 23,4 Kurang 11,8 15,7 Kurang
10 Rt 18 24 Normal 80 Baik 101,1 32,7 Kurang 31,7 44 Kurang 26,2 34,9 Kurang 2,6 10 Kurang 27 36 Kurang
11 Pm 19 18,9 Normal 95 Baik 256,9 83,1 Cukup 67 93 Cukup 36,4 48,5 Kurang 3,5 13,4 Kurang 2,5 3,3 Kurang
12 Ip 19 21,3 Normal 90 Baik 62,2 20,1 Kurang 24,6 34,1 Kurang 22,3 29,7 Kurang 2,4 9,2 Kurang 13,3 17,7 Kurang
13 Ra 18 18,3 Normal 80 Baik 85,1 27,5 Kurang 22,3 30,9 Kurang 18,4 24,5 Kurang 1,9 7,3 Kurang 13,1 17,4 Kurang
14 M 19 18,47 Normal 95 Baik 75,3 24,3 Kurang 47,3 65,6 Kurang 73,3 97,7 Cukup 9,5 36,5 Kurang 6,1 8,1 Kurang
15 Nv 18 23,6 Normal 90 Baik 41,2 13,3 Kurang 9 12,5 Kurang 2,6 3,47 Kurang 1 3,8 Kurang 4,8 6,4 Kurang
16 Lw 18 21,64 Normal 90 Baik 137,8 44,5 Kurang 94,3 130 Cukup 79,6 106 Cukup 7,5 28,8 Kurang 2 2,6 Kurang
17 Sp 19 15,15 Kurang 95 Baik 281,8 91,1 Cukup 43,2 60 Kurang 29,4 39,2 Kurang 4,4 16,9 Kurang 16 21,3 Kurang
18 Dn 19 31,1 Lebih 80 Baik 299,6 96,9 Cukup 86 119 Cukup 83,1 111 Cukup 23,1 88,8 Cukup 0,6 0,8 Kurang
19 Vn 18 18,2 Normal 80 Baik 148,1 47,9 Kurang 49,1 68,1 Kurang 65,8 87,7 Cukup 7 26,9 Kurang 64 85,3 Cukup
20 Ta 19 25,35 Lebih 95 Baik 232 75 Kurang 47,9 66,5 Kurang 37,6 50,1 Kurang 3,8 14,6 Kurang 12,5 16,6 Kurang
21 Rl 19 21,2 Normal 95 Baik 231,8 75 Kurang 75,3 104 Cukup 104,8 140 Cukup 5,1 19,6 Kurang 4,5 6 Kurang
22 M 28 20 Normal 90 Baik 109,9 35,5 Kurang 23,1 32 Kurang 19,7 26,3 Kurang 4,1 15,7 Kurang 0 0 Kurang
23 H 19 24,5 Normal 95 Baik 275,7 89,2 Cukup 58,9 81,8 Cukup 85,5 114 Cukup 5,3 20,3 Kurang 189,6 252 Cukup
24 Am 19 20,4 Normal 80 Baik 277,4 89,7 Cukup 65 90,2 Cukup 63,5 84,7 Cukup 3 11,5 Kurang 4 5,3 Kurang
25 Yo 18 17,7 Kurang 80 Baik 368,5 119,2 Cukup 68,7 95,4 Cukup 84,5 113 Cukup 6,4 24,6 Kurang 18 24 Kurang
26 Hw 19 15,8 Kurang 75 T. Baik 116,2 37,6 Kurang 33,8 46,9 Kurang 28,4 37,9 Kurang 4,4 16,9 Kurang 14,3 19 Kurang
27 Ns 19 23,8 Kurang 75 T. Baik 255,5 82,6 Cukup 64,3 89,3 Cukup 66,2 88,3 Cukup 3,7 14,2 Kurang 3,9 5,2 Kurang
28 Dj 18 20,9 Normal 75 T. Baik 118,8 38,4 Kurang 30,1 41,8 Kurang 18,2 24,3 Kurang 2,4 9,2 Kurang 8 10,6 Kurang
29 Sa 18 18,6 Normal 80 Baik 150,1 48,5 Kurang 43,9 60,9 Kurang 23,4 31,2 Kurang 3 11,5 Kurang 0 0 Kurang
30 Rr 18 29,7 Lebih 75 T. Baik 113,9 36,8 Kurang 23,9 33,1 Kurang 18,6 24,8 Kurang 2,6 10 Kurang 16,2 21,6 Kurang
31 Ak 19 18,4 Normal 65 T. Baik 88,7 28,7 Kurang 29,8 41,3 Kurang 23,3 31,1 Kurang 2,2 8,4 Kurang 0 0 Kurang
32 Id 19 18,6 Normal 65 T. Baik 96,5 31,2 Kurang 37,8 52,5 Kurang 61,1 81,5 Cukup 2,1 8 Kurang 63,5 84,6 Cukup
33 Rs 18 32,4 Lebih 80 Baik 131,1 42,4 Kurang 31,8 44,1 Kurang 36,9 49,2 Kurang 2,6 10 Kurang 7,9 10,5 Kurang
34 Tr 18 22,9 Normal 80 Baik 106,8 34,5 Kurang 35,3 49 Kurang 24,2 32,3 Kurang 3 11,5 Kurang 7,7 10,2 Kurang
35 Nh 19 28,5 Lebih 80 Baik 95,3 30,8 Kurang 83,3 115 Cukup 76,5 102 Cukup 6,2 23,8 Kurang 68,5 91,3 Cukup
36 Ru 19 20,5 Normal 80 Baik 87,5 28,3 Kurang 38,3 53,1 Kurang 27,5 36,7 Kurang 2,8 10,7 Kurang 3,4 4,5 Kurang
37 Nb 18 16,21 Kurang 90 Baik 113,7 36,7 Kurang 36,8 51,1 Kurang 32,8 43,7 Kurang 5,4 20,7 Kurang 46,8 62,4 Kurang
38 Aa 19 20,65 Normal 75 T. Baik 129,8 42 Kurang 34 47,2 Kurang 54,8 73,1 Kurang 22,3 85,7 Cukup 78 104 Cukup
39 Ct 18 30,7 Lebih 80 Baik 98,7 31,9 Kurang 67,4 93,6 Cukup 67,8 90,4 Cukup 5 19,2 Kurang 65,3 87 Cukup
40 Rd 19 17,98 Kurang 90 Baik 288,1 93,2 Cukup 79 109 Cukup 62,1 82,8 Cukup 2,9 11,1 Kurang 69,5 92,6 Cukup
41 Lm 19 32,4 Lebih 85 Baik 294,8 95,4 Cukup 67,8 94,1 Cukup 39,7 52,9 Kurang 2,5 9,6 Kurang 77,4 103,2 Cukup
42 Br 19 21,12 Normal 75 T. Baik 117,9 38,1 Kurang 70,4 97,7 Cukup 64,9 86,5 Cukup 6,7 25,7 Kurang 13,2 17,6 Kurang
43 Ns 18 17,45 Kurang 80 Baik 252,4 81,6 Cukup 64,9 90 Cukup 61,6 82,1 Cukup 5,1 19,6 Kurang 0 0 Kurang
44 Tw 19 15,34 Kurang 90 Baik 264,2 85,5 Cukup 62,3 86,5 Cukup 27,4 36,5 Kurang 6,3 24,2 Kurang 16,7 22,2 Kurang
45 Ea 18 18,12 Normal 85 Baik 152,9 49,4 Kurang 59,4 82,5 Cukup 69,1 92,1 Cukup 7 26,9 Kurang 68,3 91 Cukup
DOKUMENTASI PENELITIAN
Melakukan Penimbangan Berat Badan (BB)
Melakukan Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Pengisian Kuesioner Pengetahuan Gizi
Pengisian Food Recall 24 Jam