-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
1/9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sehat fisik, mental dan sosial. Salah satu
bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
adalah dengan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas serta memberikan
pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat (Depkes, 2010).
Salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai
Milennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 adalah dengan
menurunkan angka kematian bayi dan anak-anak yaitu dengan menggalakan
kegiatan pelayanan kesehatan berupa imunisasi yang di berikan pemerintah
bagi masyarakat. Kegiatan imunisasi adalah kegiatan prioritas Kementrian
Kesehatan bagi masyarakat dalam usaha melindungi anak dari kesakitan dan
kematian akibat penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I)
(Depkes, 2006).
Menurut laporan WHO (World Health Organization) pada 2002, lembaga
ini memperkirakan terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta yang disebabkan
oleh karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan meskipun telah
diperoleh kemajuan dalam pemberian imunisasi kepada anak, ternyata pada
tahun 2008 terdapat hampir 24 juta anak atau hampir 20 % dari bayi lahir
-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
2/9
2
setiap tahunnya di seluruh dunia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap
(WHO, 2009).
Jumlah kasus difteri rawat jalan di Indonesia selama 3 tahun paling banyak
dari golongan usia 15-44 tahun (37,42%). Pasien pertusis yang dirawat inap
paling banyak dari kalangan bayi dan anak-anak (60,28%) dari seluruh pasien
rawat inap. Hal ini mendukung pendapat bahwa bayi dan anak-anak
merupakan golongan usia yang rentan terhadap penyakit pertussis. Pasien
tetanus yang dirawat inap paling banyak dari golongan usia diatas 45 tahun
(44,16%) (Azis Alimul Hidayat, 2009).
Penyebab utama kematian bayi adalah tetanus (9,8 %) bersama dengan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi lainnya seperti difteri, pertusis
dan campak. Angka ini menjadi 13 % atau sekitar 34.690 bayi setiap
tahunnya. Angka ini belum termasuk anak-anak yang sembuh tapi
meninggalkan cacat seumur hidup, sehingga menjadi bebab bagi keluarga dan
masyarakat (Achmadi, 2006).
Upaya program imunisasi merupakan salah satu program pemerintah
dalam upaya untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh.
Hal tersebut tertuang dalam kebijakan pemerintah melalui Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1059/Menkes/SK/XI/2005 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Dalam keputusan Menteri Kesehatan
tersebut dinyatakan bahwa imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk
mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus
dilaksanakan terus menerus, memyeluruh dan dilaksanakan sesuai standar
-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
3/9
3
sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata
rantai penularan (Depkes RI, 2005).
Dengan berkembangnya imunisasi maka angka kesakitan dan kematian
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi perlu terus di tingkatkan
untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi sehingga penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat di kendalikan (Depkes, 2006).
Program imunisasi diselenggarkan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan
upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia
dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977,
upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam
rangka pencegahan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imuniasi
(PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus dan hepatitis
B (Rusmadi, 2010).
Rata-rata angka imunisasi di Indonesia hanya 72 %. Artinya, angka
dibeberapa daerah sangat rendah. Ada sekitar 2,400 anak di Indonesia
meninggal setiap hari termasuk yang meninggal karena sebab-sebab yang
seharusnya dapat dicegah. Misalnya tuberkulosis, campak, pertussis, difteri
dan tetanus (Prof. DR. A.H. Markum, 2002).
Pengetahuan sebagai salah satu kendala penyebab rendahnya cakupan
imunisasi harus mendapatkan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, dimana
tingkat pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap mereka tentang
imunisasi. Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah keseluruhan fakta,
kebenaran azas dan ketenangan yang diperoleh manusia. Pengetahuan
-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
4/9
4
menunjukan pada pada hal-hal yang diketahui (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan seseorang tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori,
prinsip dan prosedur yang secara probabilitas bayesin adalah benar atau
berguna. Pengetahuan sesorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain pendidikan, media dan keterpaparan informasi (Nelson, 2000).
Pemberian imunisasi harus didasari dengan adanya pemahaman yang baik
dari orang tua tentang imunisasi meliputi pengertian, jenis imunisasi, tujuan
imunisasi dan efek samping imunisasi (Supartini, 2004).
Banyaknya yang tidak datang ke posyandu untuk imunisasi berikutnya
atau datang tidak sesuai dengan waktu pemberiannya karena ibu-ibu takut
setelah bayi mereka mendapatkan suntikan DPT akan terjadi demam,
kemerahan dan bengkak pada bekas suntikan. Hal ini dikarenakan
pengetahuan ibu yang kurang tentang imunisasi. Padahal jika bayi tidak
mendapatkan imunisasi DPT bayi tersebut akan rentan terserang batuk rejan,
tetanus, hepatitis B bahkan berakhir dengan kecacatan dan kematian (Sri
Rejeki, 2009).
Berdasarkan data dapat diketahui bahwa cakupan imunisasi DPT secara
nasional pada tahun 2012 adalah sebesar 77,9 %. Di mana hal ini masih
dibawah angka yang diharapkan yaitu sebesar 90 %. Di Kalimantan Timur
sendiri pencapaian cakupan imunisasi DPT baru mencapai 67,8 % (Riset
Kesehatan Daerah, 2010).
-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
5/9
5
Di Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri pada tahun 2013 mempunyai
jumlah bayi sebesar 12.808 bayi dan jumlah cakupan imunisasi DPT pada
tahun 2013 sebesar 94 % (Profil Dinkes Kutai Kartanegara).
Sedangkan dari data Kecamatan Loa Kulu, hingga bulan Desember 2013
memiliki jumlah bayi sebesar 523 bayi dengan cakupan imunisasi DPT
sebesar 87,4 % (Puskesmas Loa Kulu, 2013).
Dimana pencapaian vaksin DPT Hb pada Polindes Sentuk ini hanya 45%
masih sangat kurang apabila dibandingkan dengan standar pelayanan minimal
sebesar 90 %.
Dari studi pendahuluan yang di lakukan di Polindes Sentuk Desa Sungai
Payang Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara tentang
pengetahuan ibu tentang imunisasi dan pengetahuan ibu tentang ketepatan
pemberian imunisasi DPT Hb pada anaknya masih sangat kurang.
Berdasarkan wawancara yang di lakukan pada 10 orang ibu yang memiliki
anak usia di bawah 12 bulan, 6 diantaranya berpengetahuan kurang. Dari 6
orang yang pengetahuannya kurang tersebut 5 diantaranya tidak tepat dalam
pemberian imunisasi DPT Hb dan 1 orangnya lagi tepat dalam pemberian
imunisasi DPT Hb. Sedangkan 4 orang lainnya berpengetahuan baik, 3
diantaranya mengimunisasikan anaknya tepat dengan waktu yang telah
dijadwalkan dan 1 orang diantaranya mengimunisasikan anaknya tidak tepat
pada waktunya.
Berdasarkan latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan
-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
6/9
6
ketepatan pemberian imunisasi DPT Hb kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan
di wilayah kerja Polindes Sentuk Desa Sungai Payang Kecamatan Loa Kulu
pada tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang
imunisasi dengan ketepatan pemberian imunisasi DPT Hb kombinasi pada
bayi usia 2-11 bulan di wilayah kerja Polindes Sentuk Desa Sungai Payang
Kecamatan Loa Kulu pada tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi
dengan ketepatan pemberian imunisasi DPT Hb kombinasi pada bayi 2-11
bulan di Wilayah Kerja Polindes Sentuk Desa Sungai Payang tahun 2014.
2.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus merupakan rincian dan penjabaran dari tujuan
umum yang telah ada. Adapun tujuan khusus dari karya tulis ilmiah ini
adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pada
bayi.
-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
7/9
7
b. Untuk mengetahui tentang ketepatan pemberian imunisasi DPT Hb
kombinasi pada bayi 2-11 bulan di Polindes Sentuk.
c.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi
dengan ketepatan pemberian imunisasi DPT Hb kombinasi pada bayi
2-11 bulan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu
Menambah pengetahuan para ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan
tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap sehingga ibu dapat menyikapi
dengan baik pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi dan
meningkatkan kekebalan tubuh anak yang di imunisasi.
2.
Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan mengenai
pentingnya ketepatan jadwal pemberian imunisasi DPT Hb kombinasi
pada bayi. Selain itu juga dengan pengetahuan yang baik dapat
meningkatan cakupan pemberian imunisasi di wilayah tersebut.
3.
Bagi Masyarakat Umum
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada masyarakat
umum tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi 0-
12 bulan dan pentingnya memberikan imunisasi tepat sesuai dengan
jadwal pemberiannya agar dapat meningkatan kualitas hidup yang lebih
baik.
-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
8/9
8
4. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana
pemahaman atau kemampuan untuk memahami pembelajaran yang
diterima selama perkuliahan. Selain itu, karya tulis ini diharapkan dapat
menambah bahan referensi bagi perpustakaan dan sebagai bahan acuan
untuk penelitian selanjutnya.
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis mengenai pentingnya pemberian imunisasi DPT Hb kombinasi
sesuai dengan ketepatan jadwalnya pada bayi yang benar sesuai dengan
ilmu pengetahuan yang ada serta dapat mengimplementasiakan langsung
pada lahan praktik.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup dari penelitian ini adalah :
1.
Jenis Penelitian : Deskriftif Analitik dengan rancangan cross sectional
2.
Objek Penelitian : Ibu yang memiliki bayi usia 2-11 bulan
3.
Subjek Penelitian : Pengetahuan ibu tentang imunisasi
4. Lokasi Penelitian : Polindes Sentuk, Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa
Kulu
5. Waktu Penelitian : April 2014
-
8/10/2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dpt Hb Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dpt Hb Pada Bayi
9/9
9
6. Alasan Penelitian : Kurangnya pengetahuan para ibu tentang imunisasi
sehingga kurangnya pemberian imunisasi sesuai dengan ketepatan
waktunya
F. Anggapan Dasar
Dalam sebuah penelitian, peneliti harus bisa menjelaskan permasalahan
secara jelas. Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M. Sc. Ed. didalam buku
Metodologi Penelitian yang disusun oleh Arikunto menyatakan bahwa
anggapan dasar atau prosulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh penyelidik (Arikunto, 2006).
Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang imunisasi semakin tinggi
ketepatan cakupan pemberian DPT Hb kombinasi
2. Semakin rendah pengetahuan ibu tentang imunisasi semakin rendah
ketepatan cakupan pemberian DPT Hb kombinasi.