perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SKRIPSI
Oleh
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011
(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)
SISWOKO
K6407047
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Oleh
SISWOKO
K6407047
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011
(Kompetensi Dasar :Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi telah ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pesetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. ES. Ardinarto,MPd Drs.Hassan Suryono, SH,MPd,MH
NIP. 19460727 198003 1 001 NIP. 19560515 198503 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 27 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs.Machmud Al Rasyid,SH,MSi 1 ……………
Sekertaris : Drs.H.Utomo,MPd 2. ……………
Anggota I : Drs.ES Ardinarto,MPd 3. ……………
Anggota II : Drs.Hassan Suryono,SH,MPd,MH 4. ……………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah,MPd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Siswoko. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA
SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN
2010/2011(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha
Pembelaan Negara). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang
positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun
ajaran 2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha
pembelaan negara)
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran
2010/2011 yang berjumlah 146 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling sejumlah 48 siswa
(dibulatkan). Teknik pengumpulan data menggunakan angket yaitu jenis angket
tertutup berbentuk pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah
koefisien Product Moment, uji keberartian hubungan dan regresi sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan yang positif
dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan
kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran
2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
negara), yang dibuktikan dengan besarnya rxy lebih besar rtabel atau 0,374 > 0.284,
sedangkan signifikansi atau keberartian hubungan kedua variabel dibuktikan dengan
harga t hitung lebih besar t tabel atau 2,735 > 1,684. Sumbangan (kontribusi) variabel X
terhadap variabel Y sebesar 14,02 % dan sisanya ditentukan faktor lain. Kemudian
mengenai naik turunnya atau besar kecilnya kemampuan civic virtue dapat diprediksi
melalui persamaan garis Ŷ = 32,063 + 0,371X.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Siswoko.CORRELATION BETWEEN STUDENTS PERCEPTION ABOUT
TEACHER PROFESIONAL COMPETENCE WITH CIVIC VIRTUE ABILITY
TOWARD STUDENT’S OF GRADE ELEVEN SMP NEGERI 4 TAWANGSARI
IN ACADEMIC YEAR 2010/2011(Basic Competence: Menampilkan Peran Serta
Dalam Usaha Pembelaan Negara). Thesis, Surakarta : Teacher Training and
Education faculty. Surakarta Sebelas Maret University, December 2010.
The aim of this research is to find out whether or not there is significant
positive correlation between students perception about teacher profesional
competence with civic virtue ability to eleven grade students SMP Negeri 4
Tawangsari in academic year 2010/2011(Basic Competence: Menampilkan Peran
Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)
This research is used quantitative correlation method. The population is all
students of grade eleveen SMP Negeri 4 Tawangsari in academic year 2010/2011.
That all the number of students are 146. The technique of sampling used by the writer
in this research is proporsional random, numbered 48 students. The technique of
collecting data is used questionaire which in the form of multiple choice. The data
analysis technique that is used is that the coeficien of product moment, meaningful
test relation and simple regression.
Based on the result of this research, it can be concluded that there is
positive and significant correlation between students perception about teacher
profesional competence with civic virtue ability to eleven grade students SMP Negeri
4 Tawangsari in academic year 2010/2011 (basic competence: menampilkan peran
serta dalam usaha pembelaan negara ), that is proved with rxy more than rtable or
0,374 > 0,284, meanwhile the significant or meaningful relation of both variable is
proved with price tcount more than ttable or 2,35 > 1,684. The contribution of X
variable about statistic ability of civic virtue can be predict through the line
equivalent Ŷ = 32,063 + 0,371X.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
”Objek pendidikan adalah pembentukan karakter. Dan tujuan pendidikan yang luhur
bukanlah pengetahuan, melainkan tindakan.”
( Herbert Spencer )
”Ilmu itu bagaikan air jernih yang mengalir, apabila disampaikan dengan disertai
pengamalan”
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Ayah dan ibu tercinta,yang tak
henti-hentinya memeras keringat
demi membahagiakan kedua
putranya
Adik tersayang, teruslah belajar
Seluruh kerabat dan keluarga
Teman-teman seperjuangan PPKn
terutama angkatan 2007, terima
kasih atas kenangannya
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ayah dan ibu tercinta, yang tak henti-
hentinya memeras keringat demi
membahagiakan kedua putranya
Adik tersayang, teruslah belajar
Seluruh kerabat dan keluarga
Teman-teman seperjuangan PPKn
terutama angkatan 2007, terima kasih
atas kenangannya
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul ”Hubungan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru
Dengan Kemampuan Civic Virtue Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari
Tahun Ajaran 2010/2011(Kompetensi Dasar :Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha
Pembelaan Negara)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari prasyarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Selama penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, MPd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
penulisan skripsi;
2. Drs. Saiful Bachri, MPd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
yang telah memberikan persetujuan skripsi;
3. Dr. Sri Haryati, MPd, Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
4. Drs. ES. Ardinarto,MPd, Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan,arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan dengan lancar;
5. Drs. Hassan Suryono, SH MPd MH, Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan,arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan dengan lancar;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Rima Vien PH, SH, MH, Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan,arahan serta motivasi dalam belajar;
7. Suyono,SH,MH, Kepala bidang Penelitian dan Pengembangan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo yang telah
memberikan izin penelitian untuk penyusunan skripsi;
8. Drs. Sriyono, Kepala SMP Negeri 4 Tawangsari yang telah memberikan izin
penelitian untuk penyusunan skripsi;
9. Drs. Santoso, Guru Pendidikan Kewarganegaran SMP Negeri 4 Tawangsari yang
dengan sabar dan senang hati membantu dalam pengumpulan data yang penulis
perlukan dalam penyusunan skripsi;
10. Siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari yang telah membantu dalam
pengumpulan data yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi;
11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis berdoa, semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini, mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan karena keterbatasan
penulis. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun
diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat
menambah wawasan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta, Desember 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
ABSTRAC .................................................................................................................. vi
MOTTO .................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah..................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 7
1. Tinjauan Tentang Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Profesional
Guru ....................................................................................................... 7
a. Pengertian Persepsi Siswa ................................................................. 7
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi .................................... 8
c. Pengertian Kompetensi Guru ............................................................ 10
d. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ......................................... 12
e. Definisi Konseptual Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru ............................................................................... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
f. Definisi Operasional Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru ................................................................................ 14
2. Tinjauan Tentang Kemampuan Civic Virtue.......................................... 14
a. Pengertian Kemampuan .................................................................... 14
b. Pengertian Civic Virtue ..................................................................... 15
1) Civic Disposition .......................................................................... 15
2) Civic Commitments ....................................................................... 16
c. Kompetensi Dasar Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha
Pembelaan Negara ............................................................................. 17
1) Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara ................................ 17
2) Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara Di Lingkungan ....... 19
d. Definisi Konseptual Kemampuan Civic Virtue ................................. 21
e. Definisi Operasional Kemampuan Civic Virtue ................................ 21
B. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 22
C. Hipotesis ...................................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI .......................................................................................... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 25
1. Tempat Penelitian................................................................................... 25
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 25
B. Metode Penelitian ........................................................................................ 26
1. Pengertian Metode Penelitian ................................................................ 26
2. Jenis-Jenis Metode Penelitian ................................................................ 26
C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 27
1. Populasi Penelitian ................................................................................. 27
2. Sampel Penelitian ................................................................................... 28
3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................................. 29
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 30
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 38
1. Menyusun Tabulasi ................................................................................ 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 39
3. Menguji Hipotesis .................................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 45
A. Deskripsi Data ............................................................................................. 45
B. Uji Prasyaratan Analisis .............................................................................. 48
1. Uji Normalitas Data ............................................................................... 48
2. Uji Linier dan Keberartian Regresi Linier ............................................. 48
C. Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 50
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................. 54
A. Kesimpulan ................................................................................................. 54
B. Implikasi ...................................................................................................... 54
C. Saran ............................................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 56
LAMPIRAN .............................................................................................................. 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 25
Tabel 2. Skala Jawaban dan Bobot menurut Skala Likert ......................................... 35
Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................................... 38
Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun 2010 ............... 45
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Siswa Mengenai
Kompetensi Profesional Guru (X) ............................................................. 47
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemampuan Civic Virtue (Y) ............ 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir ........................................................................ 23
Gambar 2. Grafik Histrogram Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru (X) ............................................................................... 47
Gambar 3. Grafik Histrogram Data Kemampuan Civic Virtue (Y) .......................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Responden Uji Coba Angket .......................................... 60
Lamipran 2. Kisi-kisi Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru .................................................................................. 61
Lampiran 3. Kisi-kisi Uji Coba Angket Kemampuan Civic Virtue
(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha
Pembelaan Negara) .............................................................................. 62
Lampiran 4. Angket Uji Coba Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional
Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue
(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha
Pembelaan Negara) .............................................................................. 64
Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Penilaian Angket Siswa Mengenai
Kompetensi Profesional Guru .............................................................. 78
Lampiran 6. Contoh Perhitungan Validitas Angket Variabel Persepsi Siswa
Mengenai Kompetensi Profesional Guru(X) dan Perhitungan
Reliabilitas Angket Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru(X) ............................................................................. 84
Lamipran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Penilaian Angket Kemampuan Civic
Virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha
Pembelaan Negara) .............................................................................. 86
Lampiran 8. Contoh Perhitungan Validitas Angket Variabel Kemampuan Civic
Virtue dan Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Kemampuan
Civic Virtue .......................................................................................... 96
Lampiran 9. Daftar Nama Responden Angket Penelitian ........................................ 98
Lampiran 10.Kisi-kisi Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional
Guru (X) ............................................................................................... 100
Lampiran 11. Kisi-kisi Angket Kemampuan Civic Virtue
(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Pembelaan Negara) ............................................................................. 101
Lampiran 12. Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru
Dengan Kemampuan Civic Virtue
(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha
Pembelaan Negara) ............................................................................ 103
Lampiran 13. Pengubahan Data Mentah Menjadi Data Baku / Menaikkan Data
Ordinal Menjadi Data Interval ............................................................ 113
Lampiran 14. Data Induk Penelitian ......................................................................... 116
Lampiran 15. Uji Normalitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru (X) .......................................................................... 118
Lampiran 16. Uji Normalitas Variabel Kemampuan Civic Virtue .......................... 121
Lampiran 17. Uji Linieritas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ................... 124
Lampiran 18. Uji Keberartian Regresi Linier Variabel Persepsi Siswa
Mengenai Kompetensi Profesional Guru Dengan Kemampuan
Civic Virtue(Y) ................................................................................... 127
Lampiran 19. Uji Korelasi Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ............. 131
Lampiran 20. Menghitung Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel (X)
Terhadap Variabel (Y) ........................................................................ 133
Lampiran 21. Uji Keberartian Koefisien Kerelasi Variabel Persepsi Siswa
Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan
Civic Virtue(Y) ................................................................................... 133
Lampiran 22. Regresi Sederhana Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ............... 134
Lampiran 23 Form Pengajuan Judul Skripsi ............................................................ 142
Lampiran 24. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .......................................... 143
Lampiran 25. Surat Keputusan Dekan Ijin Skripsi ................................................... 144
Lampiran 26. Surat Ijin Research/Try Out Kepada Rektor ...................................... 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 27. Surat Permohonan Penelitian Kepada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo ................. 146
Lampiran 28. Surat Izin Penelitian / Survey Penelitian Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo ................. 147
Lampiran 29. Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMP Negeri 4 Tawangsari ... 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia.Hal ini berdasarkan Pasal 3 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka dibutuhkan tenaga pendidik
salah satunya yakni guru. Berdasarkan pasal 1 Undang Undang Nomor 14
ik
profesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menen al tersebut ini
menunjukkan bahwa kompetensi profesional dari seorang guru sangat
menentukan mutu pendidikan.
Dalam kompetensi profesional guru, seorang guru dituntut untuk
memiliki kemampuan penguasaan materi yang luas dan mendalam yang
memungkinkan peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas
sebagai suatu profesi maka guru wajib untuk menguasai kompetensi profesional.
Sementara itu berdasarkan Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, disebutkan bahwa salah
satu ruang lingkup kompetensi profesional adalah mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.Berdasarkan hal tersebut maka
kompetensi profesional seorang guru dalam hal ini kemampuan guru dalam
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengembangkan materi pembelajaran dituntut untuk kreatif dalam mengajar. Hal
ini dapat terlihat dari cara guru mengajar dengan melakukan variasi dalam setiap
kegiatan belajar. Lebih lanjut kreatifitas guru dalam mengembangkan materi
pelajaran menciptakan suasana yang kondusif dan dapat mencapai hasil belajar
yang optimal. Mengingat arti penting kompetensi profesional dalam mencapai
keberhasilan belajar maka kompetensi profesional wajib dimiliki oleh guru.
Namun pada saat ini masih diketemukan guru yang berpandangan bahwa
mengajar berarti menyampaikan materi pembelajaran, cenderung untuk bersikap
konservatif atau cenderung mempertahankan cara mengajar dengan hanya sekedar
menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini penulis ketahui berdasarkan
wawancara dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama
Negeri 4 Tawangsari. Dari wawancara tersebut diketahui bahwa guru hanya
sekedar menyampaikan materi pelajaran tanpa menggunakan mengolah materi
pelajaran secara kreatif sehingga menjadi monoton dan membosankan.
Sebaliknya, guru yang berpandangan bahwa mengajar adalah upaya memberi
kemudahan belajar, selalu mempertanyakan apakah tugas mengajar yang
dilaksanakan sudah berupaya memberi kemudahan bagi peserta didik untuk
belajar. Guru yang demikian itu biasanya selalu melihat hasil belajar peserta didik
sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tugas. Hasil belajar peserta didik
dijadikan balikan untuk menilai keberhasilan dirinya dalam mengajar.
Berdasarkan balikan itu selalu diupayakan untuk memperbaiki, sehingga kualitas
atau mutu keberhasilannya selalu meningkat.
Yogyakarta dalam Kegiatan Belajar Men
Pendidikan Kota Yogyakarta (JP2KY) awal tahun 2010 menunjukkan, 75 persen
guru peserta penelitian belum menmggunakan media pembelajaran dalam
-benda yang ada di dalam kelas saja belum banyak
dimanfaatkan untuk alat bantu mengajar, apalagi menyiapkan media pembelajaran
Yogyakarta(www.m.kompas.com/news/read/data,25 Mei 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Para guru sepatutnya menyadari, bahwa menduduki jabatan profesional
sebagai guru, tidak semata-mata menuntut pelaksanaan tugas sebagaimana
adanya, tetapi juga memperdulikan apa yang seharusnya dicapai dari pelaksanaan
tugasnya. Dengan adanya keperdulian terhadap apa yang seharusnya dicapai
dalam melaksanakan tugas, dapat diharapkan tumbuh sikap inovatif, yaitu
kecenderungan untuk selalu berupaya memperbaiki hasil yang selama ini telah
dicapai, sehingga tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya selalu
dilaksanakan dan diupayakan untuk selalu meningkat.
Selain itu guru masih kurang mengikuti perkembangan teknologi,
dengan adanya berbagai perkembangan dalam dunia pendidikan dapat
meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik. Informasi mengenai hal itu banyak
diperoleh dari berbagai literatur, buku-buku teks, majalah, jurnal, pemberitaan
berbagai media massa, dan dari hasil teknologi informasi dan komunikasi.
Pendidikan biasanya menuntut tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai dan mendukung. Sarana dan prasarana itu tidak harus berupa berbagai
peralatan yang canggih, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan yang
memungkinkan untuk diwujudkan. Betapa pun lengkap dan canggihnya sarana
yang tersedia, jika masih ada masalah-masalah seperti gurunya konservatif tidak
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi serta motivasi untuk
meningkatkan kinerja lemah, maka ada kecenderungan pengadaan sarana dan
prasarana kurang bermanfaat. Sebaliknya, jika masalah-masalah itu dapat diatasi,
sarana dan prasarananya terbatas, maka tidak akan mendukung keberhasilan
pendidikan atau pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk menjadi guru yang profesional
maka dituntut untuk yang bukan hanya menguasai Proses Belajar Mengajar tetapi
juga penguasaan pengetahuan yang luas dan mendalam sesuai bidangnya untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kemajuan pendidikan selain itu
penguasaan terhadap IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi) sangat diperlukan
dalam menunjang keberhasilan belajar siswa.
Fenomena guru kurang profesional diatas pada guru Pendidikan
Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Tawangsari, hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
diketahui setelah penulis melakukan observasi dan wawancara dengan siswa
sekolah tersebut dan dari observasi dan wawancara tersebut penulis
menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menegah
Pertama Negeri 4 Tawangsari kurang memiliki kompetensi profesional. Hal ini
ditunjukkan dapat ditunjukkan dengan guru kurang dapat mengolah materi
pelajaran secara kreatif, guru cenderung berpandangan bahwa mengajar hanya
menyampaikan materi pelajaran hal ini dikarenakan pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan tidak dimasukkan dalam ujian nasional, sehingga tanggung
jawab guru Pendidikan Kewarganegaraan tidak berat seperti mata pelajaran lain
yang dimasukkan dalam ujian nasional. sehingga kegiatan belajar menjadi
monoton dan siswa kurang aktif dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan serta
siswa cenderung menggagap sepele pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Padahal keberhasilan belajar siswa harus dilihat dari kemampuan kognitif,afektif
dan psikomotorik.
Tak terkecuali dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang
mana salah satu kemampuan siswa dalam belajar Pkn yakni kemampuan afektif,
dalam hal ini kemampuan civic virtue. Hal ini dapat terwujud dalam penaatan
terhadap tata tertib sekolah. Namun pada kenyataannya di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 4 Tawangsari masih diketemukan siswa yang melakukan
pelanggaran tata tertib sekolah misalnya memakai celana dibawah lutut, merokok
di lingkungan sekolah. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kemampuan civic
virtue siswa. sehingga kompetensi profesional kemungkinan memberikan
dampak terhadap kemampuan civic virtue siswa.
Dengan adanya tuntutan guru untuk memiliki kompetensi profesional
sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, maka seharusnya guru Pendidikan
Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Tawangsari mengolah
materi pelajaran secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Hal ini dapat dilakukan dengan penyampaian materi pelajaran yang bervariasi
dengan pengembangan model pembelajaran yang tepat dapat menciptakan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang
optimal.
Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian
mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue dengan
judul u
dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4
Tawangsari tahun ajaran 2010/2011(Kompetensi dasar : menampilkan peran
.
B. Indetifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat penulis
indentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kompetensi profesional guru yang rendah menjadi penghambat
keberhasilan belajar.
2. Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru kemungkinan
berhubungan dengan kemampuan afektif siswa.
3. Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru kemungkinan
berpengaruh dengan kemampuan civic virtue.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan peneliti agar penelitian lebih terarah,
terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Dari sekian
permasalahan yang sebagaimana tersebut diatas. Peneliti membatasi pada masalah
nomor 3, yaitu Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
kemungkinan berpengaruh dengan kemampuan civic virtue.
Agar mengarah pada permasalahan yang diteliti, dibawah ini
dikemukakan pembatasan sebagai berikut:
1. Subyek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah Siswa Kelas IX SMP
Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah:
a. Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (sebagai variabel X)
b. Kemampuan civic virtue (sebagai variabel Y)
c. Kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
negara (sebagai materi acuan untuk mengukur kemampuan civic virtue)
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas maka dapat peneliti
merumuskan masalah : Adakah hubungan yang positif dan signifikan persepsi
siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue
pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran
2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
negara)?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan persepsi
siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue
pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran
2010/2011(kompetensi dasar: menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
negara).
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dan bagi masyarakat pada umumnya mengenai hubungan persepsi siswa
mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Menjadi pedoman dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya
yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan pada siswa agar giat belajar untuk mendapatkan
keberhasilan belajar.
b. Memberikan masukan pada siswa untuk membangun kemampuan civic
virtue.
c. Memberikan masukan pada guru untuk meningkatkan kompetensi
profesional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru
a. Pengertian Persepsi Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,2005:647)
menyatakan bahwa ersepsi berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari
sesuatu dan juga berarti proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca indranya El Zul Fajri,dkk dalam Kamus Lengkap
Selain itu menurut Gitosudarmo yang dikutip oleh Sopiah (2008 : 18) :
hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam
memahami informasi tentang lingkungannya,baik lewat pengelihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
pengamatan dan penilaian seseorang terhadap objek,peristiwa dan realitas
kehidupan,baik itu melalui proses kognisi atau afeksi untuk membentuk
mempengaruhi pengolahan pengalaman dan belajar dalam kehidupan terus-
menerus, meningkatkan keaktifan,kedinamisan dan kesadaran terhadap
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
tanggapan langsung atas sesuatu yang berupa penilaian baik lewat
pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman terhadap
objek,peristiwa dan realitas kehidupan.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dari pengertian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa persepsi
berkaitan dengan pemberian makna/penilaian mengenai sesuatu dengan panca
indra. Dengan demikian seseorang akan mempunyai persepsi yang beraneka
ragam terhadap suatu objek. Hal ini dapat dipahami mengingat stimulus yang
sama sekalipun dapat mengakibatkan penglihatan yang berbeda terhadap suatu
objek.
Hal ini terjadi pula pada siswa mengenai pembelajaran guru, yang mana
guru mengajar maka siswa akan memberikan persepsi dari apa yang ditangkap
oleh indranya. Melalui persepsi itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul
dapat berupa tindakan-tiundakan yang mengarah tercapainya kemampuan
dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan persepsi siswa adalah
tanggapan langsung atas sesuatu yang berupa penilaian melalui panca indra
baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman
terhadap objek,peristiwa dan realitas kehidupan dalam proses belajar siswa.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Sondang P. Siagian secara umum dapat dikatakan bahwa
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang: Pertama: diri
orang yang bersangkutan sendiri. Kedua: sasaran persepsi tersebut. Ketiga:
faktor situasi (Sondang P. Siagian,1989: 100-105).
Sedangkan menurut Gitosudarmo yang dikutip oleh Sopiah (2008 : 18-
19) menyebutkan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi
persepsi,diantaranya:
a) Ukuran, dimana semakin besar atau semakin kecil ukuran suatu objek
fisik maka akan semakin dipersepsikan
b) Intensitas, dimana semakin tinggi tingkat intensitas suatu stimulus maka
semakin besar kemungkinannya untuk dipersepsikan
c) Frekuensi, dimana semakin sering frekuensi suatu stimulus maka akan
semakin dipersepsikan orang.
d) Kontras, dimana stimulus yang kontras/mencolok dengan lingkungannya
akan semakin dipersepsi orang.
e) Gerakan, dimana stimulus dengan gerakan yang lebih banyak akan
dipersepsikan orang dibanding stimulus yang gerakannya kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
f) Perubahan, dimana stimulus yang berubah-ubah akan menarik untuk
diperhatikan dibandingkan stimulus yang tetap.
g) Baru, dimana suatu stimulus baru akan lebih menarik perhatian orang
disbanding stimulus lama
h) Unik, dimana semakin unik suatu objek atau kejadian maka akan
semakin menarik orang lain untuk memperhatikannya.
Selain itu menurut Miftah Thoha (1994: 150) mengemukakan bahwa:
persepsi antara lain : proses belajar (learning), mo
Berdasarkan hal tersebut maka dapat asumsikan bahwa persepsi
memiliki kaitan dengan belajar siswa. Sedangkan menurut Sopiah (2008:22)
mengemukakan bahwa :
Teori sosial tentang belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan
melalui suatu pengamatan dan pengalaman secara langsung. Proses belajar
seseorang pada umumnya dialami melalui pengamatan yang dilakukan
terhadap lingkungan, misalnya guru, orang tua, teman, tasan, tayangan
TV,mendengarkan radio dan seterusnya.
Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:25) yang mengutip
belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls
Dari uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi dapat dikaitkan
dalam proses belajar siswa mengenai sesuatu yang ditangkap melalui
pancaindra, salah satunya pengamatan terhadap guru dalam proses
pembelajaran sebagai sasaran persepsi.
c. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Syaiful Sagala
pada hakekatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-
nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direfleksikan dalam kebiasaan
atakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pengetahuan,keterampilan,nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
Sedangkan menurut Kiymet Selvi dalam tulisan yang berjudul Teachers'
Competencies Cultura yang termuat dalam International Journal of
Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no. 1/2010 mengatakan bahwa
Competencies are defined as the set of knowledge, skills, and experience
necessary for future, which manifests in activities
sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diperlukan untuk masa depan, yang mewujud dalam kegiatan).
Sejalan dengan itu Gupta yang dikutip oleh Kiymet Selvi dalam
International Journal of Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no.
1/2010
attitudesvalues, motivations and beliefs people need in order to be successful
(kompetensi didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, sikap,
nilai-nilai, motivasi dan keyakinan orang butuhkan untuk menjadi sukses
dalam kompetensi kerja).
Selain itu menurut McAshan yang dikutip oleh Mulyasa (2006 : 38)
mengemukakan bahwa kompetensi :
capability or capabilities that a person achieves, which become part of his or
her being to the exent he or or she can satisfactorlly perform particular
dalam hal ini kompetensi
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai
oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif,afektif dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya.
Sejalan dengan itu, Frich & Crunkilton dalam Mulyasa (2006 : 38)
penguasaan terhadap suatu
tugas,keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk dapat
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Abdurrahman Kilic dalam International Journal of Instruction January
2010 Vol.3, No.1 dalam http://www.e-iji.net/dosyalar/iji_2010_1_5.pdf
mengemukakan:
Teachers who will guide the youth and will be a factor in shaping the future
should possess adequate competencies to perform their duties. When we
speak of teacher competencies, what we mean is the competencies that make
as knowledge transmitters and skill models anymore; but, as facilitators in
the process of learning and in creating a learning-conducive environment
(Guru yang akan membimbing pemuda dan akan menjadi faktor dalam
membentuk masa depan harus memiliki kompetensi yang memadai untuk
melakukan tugas mereka.. Ketika kita berbicara tentang kompetensi guru,
apa yang kita maksud adalah kompetensi yang membuat seorang guru yang
efekt Guru tidak dipandang sebagai
pemancar pengetahuan dan keterampilan model lagi, tetapi, sebagai
fasilitator dalam proses belajar dan menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.)
Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Gu ompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
Menurut Broke dan Stone dalam Mulyasa (2006: 25) mengemukakan
bahwa kompetensi guru sebagai
behavior appears to be entirely meaningful dalam hal ini yang berarti
kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru
yang penuh arti.
Sementara Charles dalam Mulyasa (2006: 25) mengemukakan bahwa
competency as rational performance which satisfactorily meets the objective
dalam hal ini kompetensi merupakan perilaku yang
rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan. Selain itu menurut Mulyasa (2006 :26) mengartikan bahwa :
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Dari uraian diatas dapat diambil pengertian kompetensi guru adalah
kemampuan yang harus dimiliki guru yang meliputi perpaduan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak agar dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,afektif
dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas
keprofesionalan.
d. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru dalam pasal pasal 7 berbunyi :
Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-
kurangnya meliputi penguasaan :
a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu; dan
b.konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan,
yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu.
Kemudian menurut Mulyasa (2008 :135) mengatakan bahwa ruang
lingkup kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut:
a.Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya;
b.Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik;
c. Mampu menagani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya;
d.Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi;
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,media dan
sumber belajar yang relevan;
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran;
g.Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;
h.Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Sedangkan menurut Suryadi yang dikutip Buchari Alma (2009: 133)
mengatakan bahwa untuk menjadi profesional seorang guru dituntut memilki
lima hal :
a.Guru mempunyai komitmen pada siswa dan Proses Belajar Mengajar
(PBM)
b.Guru menguasai secara mendalam mata pelajaran yang diajarkannya
c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar melalui berbagai cara
evaluasi
d.Guru mampu berpikir sistematis
e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya
Menurut Ade Cahyana dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2010:
87-88) mengatakan bahwa:
Pada prinsipnya guru yang profesional adalah guru yang dapat menjalankan
tugasnya secara profesional,yang memiliki ciri-ciri antara lain :a) ahli
dibidang teori dan pratek keguruan; b) senang memasuki organisaasi profesi
keguruan; c) memiliki latar pendidikan keguruan yang memadai; d)
melaksanakan kode etik guru; e)memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab;
f) memiliki semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat; g) bekerja
atas panggilan hati nurani.
Selain itu menurut Oemar Hamalik (2009 :38) mengatakan bahwa guru
dinilai kompeten secara profesional, apabila:
a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-
baiknya
b.Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil
c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
(tujuan instuksional) sekolah
d.Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar
dan belajar dalam kelas.
Berdasarkan Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa kompetensi profesional
guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yakni sebagai berikut :
a. Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
b.Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d.Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
Sedangkan jabaran kompetensi profesional untuk guru PKn pada
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK adalah sebagai berikut:
1) Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
a) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
b) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan
kewarganegaraan (civic skills)
c) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu
a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
a) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
b) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif
a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus
b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan
d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi
b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
profesional guru Pendidikan Kewaganegaraan merupakan kemampuan guru
dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam serta
penguasaan dalam konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni
yang relevan sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic
skills) serta dapat menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
e. Definisi Konseptual Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional
Guru
Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru adalah suatu penilaian /
tanggapan siswa melalui panca indra tentang kemampuan guru dalam
menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan :
1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu; dan
2) konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan,
yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu.
f. Definisi Operasional Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional
Guru
Berdasarkan definisi konseptual maka definisi operasional persepsi siswa
mengenai kompetensi profesional guru yakni sebagai berikut:
1) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
2) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan
(civic skills)
3) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan
4) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
5) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
6) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
7) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
8) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
9) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
10) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
11) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.
12) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
13) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
14) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan
diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Tinjauan Tentang Kemampuan Civic Virtue
a. Pengertian Kemampuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,2005:546)
sedangkan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (El Zul Fajri,dkk,2003
: 546) menyatakan bahwa
Dari pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan
merupakan kesanggupan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu dalam hal ini
di dalam diri siswa mengenai proses pembelajaran guru Pkn.
b. Pengertian Civic Virtue
Civic Virtue menurut Quigley dalam Udin S. Winataputra dan Dasim
Budimansyah (2007 : 60) adalah itizen to set aside
private interests and personal concerns for the sake of the common good
atau kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan umum di
atas kepentingan pribadi. Menurut Branson (1999 : 8) mengatakan bahwa
civic education yakni pengetahuan kewarganegaraan(civic
knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skills), dan watak
kewargaranegaraan (civic dispositions
Civic Virtue merupakan domain psikososial individu yang secara
substantif memiliki dua unsur, yaitu
1. Civic Dispositions
to the healthy functioning and common good of the democratic system
atau sikap dan kebiasaan berpikir warganegara yang menopang
berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum
dari sistem demokrasi. civility atau keadaban (hormat pada orang lain dan
partisipatif dalam kehidupan masyarakat), individual responsibility atau
tanggung jawab individual, self-discipline atau disiplin diri, civic-
mindednes atau kepekaan terhadap masalah kewargaan, open-mindedness
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(terbuka, skeptis, mengenal ambiguitas), compromise (prinsip konflik dan
batas-batas kompromi), toleration of diversity atau toleransi atas
keberagaman, patience and persistence atau kesabaran dan ketaatan,
compassion atau keterharuan, generosity atau kemurahan hati, and loyalty
to the nation and its priciples atau kesetiaan pada bangsa dan segala
aturannya.
2. Civic Commitments
yakni kesediaan warga negara untuk mengikatkan diri dengan sadar
kepada ide dan prinsip serta nilai fundamental demokrasi konstitusional,
popular souvereignty,
constitutional government, the rule of law, separation of powers, checks
and balances, minority rights, civilian control of the military, separation
of church and state, power of the purse, federalism, common good,
individual rights (life, liberty: personal, political, economic, and the
pursuit of happiness), justice, equality (political, legal, social, economic),
diversity, truth, and patriotism. Kesemua itu adalah kedaulatan rakyat,
pemerintahan konstitusional, prinsip negara hukum, pemisahan kekuasaan,
kontrol dan penyeimbangan, hak-hak minoritas, kontrol masyarakat
terhadap meliter, pemisahan negara dan agama, kekuasaan anggaran
belanja, federalisme, kepentingan umum, hak-hak individual yang
mencakup hak hidup, hak kebebasan (pribadi, politik, ekonomi,dan
kebahagiaan), keadilan, persamaan (dalam bidang politik, hukum, sosial,
ekonomi), kebhinekaan, kebenaran, dan cinta tanah air.
Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan civic
virtue adalah kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan
umum di atas kepentingan pribadi yang meliputi sikap dan kebiasaan serta
komitmen terhadap ide dan prinsip fundamental demokrasi konstitusional
negara.
Selain itu menurut Supardiyo dalam
http://supardiyo.wordpress.com/2009/ 06/15/pendidikan-kewarganegaraan/
mengatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Salah satu
kebajikan atau akhlak kewarganegaraan yang terpancar dari nilai-nilai
Pancasila mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan
kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif,
solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.
Sejalan dengan hal tersebut, Udin Saripudin Winataputra dan Sumanah
Saripudin dalam
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/075/j75_01.pdf menyatakan
bahwa :
atau kebajikan atau akhlak kewarganegaraan. Kabajikan itu
sepenuhnya harus terpancar dari nilai-nilai Pancasila yang secara substantif
mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling
percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat
kemasyarakatan multikultural. Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu
diyakini akan saling memupuk dengan kehidupan atau
atau masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan
Pancasila. Dengan kata lain, tumbuh dan berkembangnya masyarakat madani-
Pancasila bersifat interaktif dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak
kewarganegaraan (civic virtue) yang merupakan unsur utama dari budaya
kewarganegaraan yang ber-Pancasila (civic culture).
Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa civic virtue merupakan nilai nilai kebajikan/akhlak
kewarganegaraan yang merupakan unsur utama dari budaya kewarganegaraan
yang terpancar dari nilai-nilai pancasila mencakup keterlibatan aktif
warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran,
kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.
c. Kompetensi Dasar Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan
Negara
Kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
negara,dapat dijabarkan sebagai berikut:
Standar Kompetensi : Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara
Kompetensi Dasar : Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
negara
Indikator : Menunjukkan sikap dengan berpartisipasi dalam kegiatan
bela negara di lingkungannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dalam Buku Sekolah Elektonik (BSE) pengarang A.T.Sugeng
Priyanto,dkk.(2008.24-31) materi peran serta dalam usaha pembelaan negara,
diuraikan sebagai berikut :
1) Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara
Keikutsertaan setiap warga negara dalam usaha pembelaan negara
bukan hanya merupakan hak tetapi juga kewajiban yang harus dipenuhi.
Tingkatan kewajiban tersebut bervariasi sesuai dengan kedudukan dan
tugas masing-masing.
Upaya membela negara yang paling nampak diperankan oleh TNI
sejak perang kemerdekaan sampai masa reformasi saat ini. Contoh-contoh
tindakan upaya membela negara yang dilakukan TNI antara lain
menghadapi ancaman agresi Belanda, menghadapi ancaman gerakan
federalis dan separatis APRA, RMS, PRRI/PERMESTA, Papua merdeka,
separatis Aceh (GSA), melawan PKI, dan DI/TII. Demikian pula POLRI
telah melakukan upaya membela negara terutama yang berkaitan dengan
ancaman yang menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat seperti
kerusuhan, penyalahgunaan narkotika, konflik komunal, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut jika dibiarkan akan menggangu keselamatan bangsa dan
negara. Sekarang mari kita kaji contoh-contoh tindakan yang menunjukkan
upaya membela negara yang dilakukan warga negara selain TNI dan
POLRI
Dilihat dari aspek historis perjuangan bangsa indonesia, terdapat
beberapa contoh tindakan usaha pembelaan negara yang dilakukan
komponen rakyat diantaranya:
a) Kelaskaran yang kemudian dikembangkan menjadi barisan cadangan
pada periode perang kemerdekaan ke-I
b) Pada periode perang kemerdekaan ke-II ada organisasi Pasukan
Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi pelajar (Mobpel)
sebagai bentuk perkembangan dari barisan cadangan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c) Pada tahun 1958 1960 muncul oganisasi Keamanan Desa (OKD) dan
Organisasi Perlawanan Rakyat (OPR) yang merupakan bentuk
kelanjutan Pager Desa;
d) Pada tahun 1961 dibentuk Pertahanan sipil, perlawanan rakyat,
Keamanan rakyat sebagai bentuk penyempurnaan dari OKD/ OPR
e) Perwira Cadangan yang dibentuk sejak tahun 1963.
f) Kemudian berdasarkan UURI Nomor 20 Tahun 1982 tentang
Ketentuan ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik
Indonesia (telah diganti dengan UURI Nomor 3 Tahun 2002) ada
organisasi yang disebut Rakyat Terlatih dan anggota Perlindungan
Masyarakat (LINMAS).
Selain itu, terdapat pula tindakan upaya membela negara yang
dilakukan secara berencana melalui organisasi profesi, seperti antara lain
Tim SAR untuk mencari dan menolong korban bencara alam, PMI, dan
para medis. Selain melalui kegiatan organisasi profesi, tindakan upaya
membela negara dapat dilakukan melalui sekolah (khususnya melalui
PKN) misalnya pembinaan sikap dan prilaku nasionalisme, patriotisme,
dan membela kebenaran dan keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945.
2) Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara Di Lingkungan
Berdasarkan Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi :
-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menegaskan bahwa
ertahanan negara berfungsi untuk
mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Sedangkan yang dimaksud
dengan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan pertahanan, bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah
merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menjadi tanggung
jawab segenap bangsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Adapun bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga
lingkungannya antara lain melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan
(Siskamling),ikut serta menanggulangi akibat bencana alam, ikut serta
mengatasi kerusuhan masal, dan konflik komunal. Dalam kehidupan
masyarakat terdapat organisasi yang berkaitan dengan keselamatan
masyarakat yaitu
a) Perlindungan Masyarakat (Linmas)
Linmas mempunyai fungsi untuk menanggulangi akibat bencana
perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun memperkecil
akibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda
b) Keamanan Rakyat (Kamra)
Keamanan rakyat merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam
bidang keamanan dan ketertiban masyarakat
c) Perlawanan Rakyat (Wanra)
Wanra merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang
pertahanan
d) Pertahanan Sipil (Hansip)
Hansip merupakan kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan pokok
unsur-unsur perlindungan masyarakat dimanfaatkan dalam
menghadapi bencana akibat perang dan bencana alam serta menjadi
sumber cadangan nasional untuk menghadapi keadaan luar biasa
Partisipasi dalam penyelenggaraan pertahanan negara dapat
diwujudkan dalam tindakan upaya bela negara seperti tersebut diatas.
Dengan demikian, partisipasi warga negara dalam membela lingkungan
tidak lain merupakan bagian dari usaha pembelaan negara.
d. Definisi Konseptual Kemampuan Civic Virtue
Kemampuan civic virtue adalah kesanggupan / kemauan dari warganegara
untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Kemampuan civic virtue dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta
dalam usaha pembelaan negara diartikan sebagai nilai kebajikan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
hal kesanggupan / kemauan dari siswa untuk menempatkan kepentingan
umum di atas kepentingan pribadi dalam kompetensi dasar menampilkan
peran serta dalam usaha pembelaan negara.
e. Definisi Operasional Kemampuan Civic Virtue
Berdasarkan definisi konseptual diatas maka definisi operasional kemampuan
civic virtue dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha
pembelaan negara adalah sebagai berikut :
1) Civic dispositions ( Karakter Kewarganegaraan ) dalam bela negara
a) Tanggung jawab individual sebagai warga negara
b) Disiplin diri dalam berpartisipasi membela negara
c) Kehendak mendahulukan kepentingan bersama
d) Kemauan untuk berkompromi demi kepentingan umum
e) Kesabaran dalam menghadapi konflik
f) Toleransi trerhadap keberagaman
g) Solidaritas dalam membela negara
h) Setia pada negara dan segala aturannya
2) Civic commitments ( Komitmen Kewarganegaraan ) dalam bela negara
a) Keadilan dalam bertindak
b) Menjunjung kesetaraan
c) Keberanian membela kebenaran
d) Rela berkorban
e) Semangat kebersamaan
f) Cinta tanah air
3. Tinjauan Tentang Hubungan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru dengan Kemampuan Civic Virtue
Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh
sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi ditentukan pula oleh
kompetensi guru yang mengajar dan membimbing siswa. Dalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa seorang guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dituntut untuk menguasai empat kompetensi guru, salah satunya adalah
kompetensi profesional. yakni guru dituntut untuk memilki kemampuan yang luas
dan mendalam yang memungkinkan membimbing perserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Siswa dikatakan
berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan belajar. Kemampuan siswa
dalam belajar merupakan kecakapan seorang peserta didik yang dimiliki dari hasil
apa yang telah dipelajari yang ditunjukkan melalui hasil belajarnya. Ada tiga
ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.
Menurut teori Rangsang Balas untuk menerangkan sikap (stimulus-
response theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat (reiforcement-
theory) yang dikemukan oleh Daryl Beum dalam Sarlito Wirawan Sarwono
(2008:19-23) terdapat empat asumsi dasar yakni:
a. Setiap tingkah laku, baik yang verbal maupun sosial, merupakan suatu hal
yang bebas dan berdiri sendiri, bukan merupakan refleksi (menggambarkan)
sikap, sistem kepercayaan, dorongan,kehendak, ataupun keadaan-keadaan
tersembunyi lainnya dalam diri individu.
b. Rangsang dan tingkah laku-balas adalah konsep-konsep dasar untuk
menerangkan suatu gejala tingkah laku.
c. Prinsip-prinsip hubungan rangsang-balas sangat bervariasi tergantung
lingkungan.
d. Dalam analisis tentang tingkah laku perlu dihindari diikutisertakannya
keadaan-keadaan internal yang terjadi pada waktu tingkah laku itu timbul.
Berdasarkan asumsi-asumsi dasar tersebut, Beum menyatakan bahwa
dalam interaksi sosial terjadi dua macam hubungan fungsional,pertama adalah
hubungan fungsional dimana terdapat kontrol penguat (reinforcement control),
yaitu jika tingkah laku balas (response) ternyata menimbulkan penguat
(reinforcement) yang bersifat ganjaran (reward). Dalam hal ini ada-tidaknya atau
banyak sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Hubungan fungsional yang kedua terjadi jika tingkah laku-balas hanya
mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu. Hubungan fungsional ini
hanya terjadi jika terdapat kontrol diskriminatif (discriminative control) yang
menimbulkan tingkah laku tertentu sebelum mendapatkan ganjaran (reward). Hal
ini disebut tact, kemudian tact lama-lama menjadi kepercayaan (belief) yang
selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor internal.
Kumpulan kepercayaan terhadap suatu hal akan menyebabkan timbulnya
sikap (attitude) tertentu. Semakin besar kepercayaan orang lain kepada seseorang
maka akan semakin kuat pengaruhnya untuk mengubah tingkah laku atau sikap
orang lain tersebut.
Berdasarkan teori diatas maka dapat dihubungkan dengan proses belajar
siswa di kelas. Ketika guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi dari
apa yang ditangkap oleh indranya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.
Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan tindakan yang mengarah tercapainya
kemampuan dalam belajar. Hal ini terdapat kontrol penguat (reinforcement
control), yang menimbulkan penguat (reinforcement) dari diri siswa terhadap guru
mengenai kemampuan guru yang berupa ganjaran yakni tindakan-tindakan kearah
pencapaian kemampuan belajar. Dalam hal ini kemampuan guru yang dimaksud
adalah penguasaan kompetensi profesional sedangkan kemampuan belajar siswa
adalah kemampuan afektif sehingga ada-tidaknya atau banyak sedikitnya
rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas siswa dalam pencapaian
keberhasilan belajar.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi
siswa terhadap guru akan dapat mengarah pada pencapaian keberhasilan belajar
siswa. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah aspek afektif,
sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic virtue siswa.
Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi
professional guru berhubu ngan dengan kemampuan civic virtue siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Kerangka Berfikir
Siswa belajar merupakan suatu proses menuju perubahan internal yang
bermula dari kemampuan kemampuan yang lebih rendah hingga meningkat
pada kemampuan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan proses yang dinamis.
Proses belajar dan hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola struktur
dan isi kurikulumnya akan tetapi ditentukan pula oleh kompetensi guru yang
mengajar dan membimbing siswa. Melalui pancaindra, siswa akan dapat
mempersepsikan mengenai hal-hal yang ditangkap melaui indranya itu. Persepsi
siswa akan memberikan respon melaui tindakan-tidakan yang mengarah
tercapainya keberhasilan belajar.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga
belajar para siswa akan maksimal,dalam hal ini kompetensi yang dimaksud adalah
kompetensi profesional yang mana dalam kompetensi ini guru dituntut untuk
memilki kemampuan yang luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
perserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan. oleh karena itu, kompetensi profesional guru sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil suatu gambaran bahwa
persepsi siswa dalam belajar mempunyai hubungan dengan kemampuan siswa
dalam belajar. Salah satu persersi siswa dalam belajar yakni persepsi mengenai
kompetensi profesional guru dan kompetensi professional guru akan berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar.
Oleh karena itu,guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi
dari apa yang ditangkap oleh inderanya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.
Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan tindakan yang mengarah tercapainya
kemampuan dalam belajar. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah
aspek afektif, sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic
virtue siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai
kompetensi professional guru berkaitan dengan kemampuan civic virtue siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Berdasarkan hal tersebut maka dapat digambarkan kerangka berpikir
sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir
Keterangan :
X = Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
Y = Kemampuan civic virtue
Dari gambar tersebut diatas dapat dijabarkan bahwa guru dalam
mengajar akan mendorong siswa akan memberikan persepsi dari apa yang
ditangkap oleh pancaindranya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.Reaksi
yang muncul dapat berupa tindakan tindakan yang mengarah tercapainya
keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat ditunjukkan
dengan salah satu indikatornya adalah kemampuan afektif, dalam hal ini
diwujudkan dalam kemampuan civic virtue.
Oleh karena itu semakin tinggi persepsi siswa mengenai kompetensi
profesional guru maka semakin tinggi kemampuan civic virtue siswa. Begitu pula
dengan sebaliknya, apabila semakin rendah persepsi siswa mengenai kompetensi
profesional guru maka semakin rendah kemampuan civic virtue siswa.
C. Hipotesis
suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistic
X
Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kal
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, penulis merumuskan hipotesis
kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX
Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran
2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMP
Negeri 4 Tawangsari, alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah :
a. Pihak SMP Negeri 4 Tawangsari memberikan respon yang baik sehingga
mempermudah penelitian.
b. Lokasi tersebut tidak begitu jauh dengan tempat tinggal penulis, sehingga
mempermudah penulisan maupun penghematan biaya, waktu dan tenaga dan
lebih mempercepat serta memperlancar jalannya penelitian terutama dalam
pengumpulan data yang diperlukan.
2. Waktu Penelitian
Untuk melaksanakan penelitian ini membutuhkan waktu sekitar 7 (tujuh)
bulan yaitu mulai April 2010 sampai dengan Oktober 2010, secara rinci dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1 : Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan 2010
Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt
1 Pra Penelitian
2 Pengajuan Judul
3 Penyusunan Proposal
4 Ijin Penelitian
5 Pengumpulan Data
6 Analisis Data
7 Penyusunan Laporan
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Metode Penelitian
1. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Saifuddin Azwar (2010:1) menyatak
(research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu
ecara umum
metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan Sedangkan menurut Husnaini Usman dan Purnomo
mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-
Selain itu Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2005:1) mengemukakan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan
menganalisis data sampai menyususn laporan yang digunakan peneliti guna
mencapai tujuan dan kegunaan tertentu.
2. Jenis - Jenis Metode Penelitian
Menurut Saifu
pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu (a) penelitian
menjelaskan bahwa :
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-
dengan pendekatan kualitaif lebih menekankan analisisnya pada proses
penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antar fenomena yang diamati, demngan menggunakan logika
ilmiah
Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini termasuk dalam
penelitian dengan pendekatan kuantitatif sebab dalam penelitian ini penulis
menekankan analisis pada data yang berupa angka yang diolah dengan metoda
statistika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Selain itu menurut Sumadi Suryabrata (1997: 15) penelitian dapat dibagi
sebagai berikut :
1. Penelitian histories,
2. Penelitian deskriptif,
3. Penelitian perkembangan,
4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan,
5. Penelitian korelasional,
6. Penelitian kausal komparatif,
7. Penelitian eksperimental sungguhan,
8. Penelitian eksperimen semu, dan
9. Penelitian tindakan.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitian korelasional. Menurut Yatim Riyanto yang dikutip Nurul Zuriah (2006:
Sejalan dengan itu, menurut Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar
(200
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi /
Sedangkan karateristik penelitian korelasional menurut Nurul Zuriah
(2006 : 56) yakni antara lain:
1. menghubungkan dua variabel atau lebih
2. besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi
3. dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi sebagaimana dalam
penelitian eksperimen
4. datanya bersifat kuantitatif
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif korelasional, yang mana dalam penelitian ini data bersifat
kuantitatif/ angka dengan mencari hubungan antara variabel dengan variabel lain.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
yang hendak dikenai ge
Selain itu menurut Sugiyono (2010:117) mengemukakan bahwa
opulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan kharakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan
yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-
gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
Berdasarkan pengertian tersebut diatas,yang dimaksud dengan populasi
adalah keseluruhan subyek/obyek penelitian yang memiliki karateristik tertentu
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan kemudian dikenai generalisasi
hasil penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari Tahun
Ajaran 2010/2011 yakni berjumlah 146 siswa, yang terdiri atas 5 kelas.
2. Sampel Penelitian
Menurut
Hadari Nawawi (2007:152-
gai bagian dari populasi
m
Sedangkan menurut
Riduwan (2010
mempunyai ciri ciri atau keadaan elain itu menurut
.
Dari pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel
adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri ciri tertentu yang akan diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Menurut Gay yang dikutip oleh Consuelo G. Sevilla,dkk (1993: 163)
mengatakan bahwa:
m yang dapat diterima berdasarkan tipe
penelitian, sebagai berikut:
1. Penelitian deskriptif 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang
sangat kecil diperlukan minimum 20 persen.
2. Penelitian kolerasi 30 subyek
3. Penelitian ex post facto atau penelitian kasual komparatif 15 subyek
per kelompok
4. Penelitian eksperimen 15 subyek per kelompok. Beberapa ahli percaya
bahwa 30 subyek per kelompok dapat dipertimbangkan sebagai ukuran
minimum
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134) mengatakan
bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100,lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
a. kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan dana
b. sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian
yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan
lebih baik.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mengambil sampel sebesar
33 % dari populasi. Hal ini dikarenakan kelebihan pengambilan jumlah sampel itu
lebih baik daripada kekurangan sampel. Dan dari hasil perhitungan yang penulis
lakukan adalah sebesar 33% X 146 = 48.18 dibulatkan menjadi 48. Jadi sampel
dalam penelitian ini sebanyak 48 siswa dan hal ini sudah memenuhi kreteria
seperti yang diungkapan Gay tersebut diatas.
3. Teknik Pengambilan Sampel
eknik sampling
eknik pengambilan sampel atau teknik sampling
adalah suatu cara mengambil sampel ya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pada penelitian ini sampling yang digunakan adalah proporsional
random sampling. Peneliti menggunakan teknik proporsional sampling karena
sampel yang diambil dari sub-sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya jumlah dari sub populasi itu, sehingga untuk besarnya sampel dari tiap-
tiap sub populasi bisa berbeda. Sedangkan random sampling karena semua
individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Dalam pengambilan sampel tersebut menggunakan perhitungan
sebagai berikut:
Jumlah siswa setiap kelas x jumlah sampel
Jumlah populasi
Berdasarkan hal tersebut, maka rincian pengambilan dan besarnya
sampel adalah sebagai berikut :
Kelas A = 32/146 X 48 = 10,52 dibulatkan menjadi 11 Siswa
Kelas B = 31/146 X 48 =10,19 dibulatkan menjadi 10 Siswa
Kelas C = 27/146 X 48 = 8,87 dibulatkan menjadi 9 Siswa
Kelas D = 28/146 X 48 = 9,20 dibulatkan menjadi 9 Siswa
Kelas E = 28/146 X 48 = 9,20 dibulatkan menjadi 9 Siswa
Jumlah total sampel = 11 + 10 + 9 + 9 + 9 = 48 Siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel bebas
(independent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada
variabel lainnya, disimbolkan dengan (X) Iqbal Hasan mengatakan
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya
peneliti akan meneliti 2 variabel, yaitu:
a. Variabel Bebas (independent variable): Persepsi Siswa Mengenai
Kompetensi Profesional Guru ( X )
b. Variabel Terikat (dependent variable): Kemampuan Civic Virtue ( Y )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Instrumen Penelitian
Sugiyon nstrumen penelitian
diguna
penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket.
a. Pengertian Angket atau Kuesioner
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) meng uesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
uesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket/kuesioner
adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden
mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan angket untuk mendapatkan data kedua variabel yakni variabel
persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dan variabel
kemampuan civic virtue.
b. Macam-macam Angket / Kuesioner
Dalam suatu kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa :
Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut
pandangan :
a. Dipandang dari cara menjawab maka ada :
1. Kuesioner terbuka yaitu kuesioner yang memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2. Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :
1. Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya .
2. Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Dipandang dari bentuknya maka ada :
1. Kuesioner pilihan ganda , yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner
tertutup.
2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner terbuka.
3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan
tanda check .
4. Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai
dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini menggunakan jenis
angket tertutup berbentuk pilihan ganda karena dalam angket sudah tersedia
alternatif jawaban pernyataan dimana responden tinggal memilih salah satu
dari beberapa alternatif jawaban.
c. Langkah-langkah Penyusunan Angket / Kuesioner
Adapun dalam penyusunan angket dalam penelitian ini menggunakan
prosedur Suharsimi Arikunto (2006 : 225) yakni sebagai berikut :
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
Adapun dalam penyusunan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data mengenai hubungan persersi siswa mengenai kompetensi
profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX
Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran 2010/2011.
2) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
Dalam penelitian ini variabel yang dijadikan sasaran kuisioner adalah
persersi siswa mengenai kompetensi profesional guru sebagai variabel (X)
sedangkan kemampuan civic virtue sebagai variabel (Y).
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan
tunggal.
Adapun variabel dalam penelitian ini dijabarkan dengan indikator sebagai
berikut:
Variabel (X) persersi siswa mengenai kompetensi profesional guru yaitu :
15) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
16) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan
kewarganegaraan (civic skills)
17) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan
18) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
19) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
20) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
21) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
22) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
23) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
24) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
25) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
26) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
27) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
28) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
Variabel (Y) kemampuan civic virtue dalam kompetensi menampilkan
peran serta dalam usaha pembelaan negara yaitu :
a. Civic dispositions ( Karakter Kewarganegaraan)
i. Tanggung jawab individual sebagai warga negara
ii. Disiplin diri dalam berpartisipasi membela negara
iii. Kehendak mendahulukan kepentingan bersama
iv. Kemauan untuk berkompromi demi kepentingan umum
v. Kesabaran dalam menghadapi konflik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
vi. Toleransi trerhadap keberagaman
vii. Solidaritas dalam membela negara
viii. Setia pada negara dan segala aturannya
b. Civic commitments ( Komitmen Kewarganegaraan)
1. Keadilan dalam bertindak
2. Menjunjung kesetaraan
3. Keberanian membela kebenaran
4. Rela berkorban
5. Semangat kebersamaan
6. Cinta tanah air
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk
menetukan teknik analisisnya.
Data dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data ordinal. Namun dalam
pengolahan data tersebut, penulis ubah menjadi data yang berskala interval
untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien korelasi antar kedua
variabel dengan alasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari
korelasi/hubungan antara variabel X dengan variabel Y, data dalam
penelitian ini berupa data ordinal dan biasa menggunakan statistik non
parametris. Oleh karena itu penulis mengubah data orndinal menjadi data
interval yang menggunakan statistik parametris.
d. Melakukan Uji Coba Angket
Sebelum angket digunakan sebagai alat ukur, maka angket tersebut perlu
diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba angket dilakukan pada siswa kelas IX
SMP Negeri 4 Tawangsari dengan jumlah responden 30 siswa. Untuk daftar
responden dapat dilihat pada lampiran 1. Kisi-kisi uji coba angket variabel
Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat dilihat pada
lampiran 2. Sedangkan untuk kisi-kisi uji coba angket variabel kemampuan
civic virtue dapat dilihat pada lampiran 3. Kemudian untuk uji angket uji coba
kedua variabel dapat dilihat pada lampiran 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
e. Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2010 :133) menyatakan bahwa
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga bila alat ukur
.
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan dalam penelitian
administrasi, pendidikan dan sosial. Antara lain adalah:
1) Skala Likert
2) Skala Guttman
3) Rating Scale
4) Semantik Deferensial
(Sugiyono, 2010:134)
Dari keempat skala tersebut peneliti menggunakan skala Likert. Dengan
skala likert, maka variabel akan dijabarkan menjadi indikator yang kemudian
indikator tersebut dijadikan tolak ukur dalam menyusun item-item instrumen.
Skala Likert sesungguhnya mempunyai tingkat kesetujuan responden
terhadap pernyataan pendapat dalam angket, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Skala Jawaban dan Bobot menurut Skala Likert
Jawaban Item Positif Item Negatif
Bobot Bobot
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
Dalam penelitian ini peneliti memodifikasi opsi jawaban menjadi 4 (empat)
tingkat, dengan menghilangkan alternatif jawaban netral. Modifikasi terhadap
skala Likert ini dimaksudkan untuk menghindari hilangnya banyak data atau
informasi yang disebabkan sikap netral responden terhadap pernyataan dengan
memilih alternatif jawaban netral.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Untuk itu, maka pemberian skor untuk masing-masing alternatif jawaban
baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif adalah sebagai berikut :
1) Untuk skor penyataan positif, diberi skor sebagai berikut :
Jawaban Skor
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
2) Untuk skor penyataan negatif diberi skor sebagai berikut :
Jawaban Skor
Sangat setuju 1
Setuju 2
Tidak setuju 3
Sangat tidak setuju 4
Instrumen penelitian berupa angket digunakan untuk mendapatkan data.
Data merupakan hal yang sangat penting guna membuktikan kebenaran
hipotesis yang dirumuskan. Maka data yang dikehendaki dalam setiap
penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif. Untuk
itu instrumen yang digunakan haruslah merupakan instrumen yang baik.
ng baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan
rel ).
Uji coba angket meliputi analisis validitas dan realibilitas.sebagai
berikut:
1) Uji Validitas
Menurut aliditas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (Content
Validity) yakni untuk menguji validitas butir-butir instrumen setelah
dikonsultasikan dengan ahli selanjutnya diujicobakan dan dianalisis item
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dengan menghitung korelasinya kemudian dibandingkan dengan nilai
korelasi dalam tabel.
Setelah instrumen diuji cobakan kemudian dihitung tingkat
validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang
diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau
tidak.Untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji dengan
rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam
Suharsimi Arikunto (2006: 170):
rxy =2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
: Skor masing-masing item
: Skor total
: Jumlah penelitian X dan Y
2 : Jumlah kuadrat dari X
2 : Jumlah kuadrat dari Y
N : Jumlah subjek
Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap butir(item) dalam
angket tersebut maka perhitungannya dikonsultasikan dengan r tabel
Product Moment pada taraf signifikasi 5% dengan N = 30 adalah 0,361
dengan ketentuan :
Bila rhitung r tabel berarti valid
Bila rhitung < r tabel berarti tidak valid
Variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
terdiri dari 54 item. Dari hasil perhitungan item yang valid sebanyak 36
item dan item yang tidak valid sebanyak 18 item.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sedangkan untuk variabel kemampuan civic virtue terdiri dari 90
item. Dari hasil perhitungan item yang valid sebanyak 64 item dan item
yangtidak valid sebanyak 26 item.
2) Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini,pengujian reabilitas dilakukan dengan Test-
retest (stability) yakni dengan cara mencobakan instrument beberapa kali.
Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut
sudah dinyatakan reliabel. Untuk menguji reliabel angket, penulis
menggunakan Alpha, menurut Suharsimi Arikunto
Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
Alpha sebagai berikut :
r11 = 2
2
11
t
b
k
k
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir soal
: Jumlah varians butir
2
t : Varians total
Setelah harga r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga
r tabel. Sedangkan besarnya tingkat reliabilitas ditentukan dengan interpretasi
nilai r dari Suharsimi Arikunto (2006 : 276) sebagai berikut :
Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas uji coba angket untuk
variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat dilihat
pada lampiran 5 dan contoh perhitungan validitas dan reliabilitas dapat
dilihat pada lampiran 6.
Sedangkan untuk hasil uji coba angket variabel kemampuan civic
virtue dapat dilihat pada lampiran 7 dan contoh perhitungan validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 8.
E. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Tabulasi
Penyusunan tabulasi data berdasarkan pada angket yang akan disebarkan
keresponden, kemudian nilai item-item dalam angket direkap menjadi satu dalam
daftar tabulasi. Kegiatan tabulasi tersebut antara lain:
a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor
b. Mengubah jenis data. Jenis kedua data variabel dalam penelitian ini adalah jenis
data ordinal. Namun kedua data ordinal tersebut, penulis ubah menjadi data
interval untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien korelasi antar
kedua variabel dengan alasan bahwa dalam penelitian ini bertujuan untuk
mencari korelasi/hubungan antara variabel X dengan variabel Y, data dalam
penelitian ini berupa data ordinal dan biasa menggunakan statistik non
parametris. Oleh karena itu penulis mengubah data ordinal menjadi data interval
yang menggunakan statistik parametris. Pengubahan data ordinal menjadi data
interval dilakukan dengan cara mengubah skor mentah menjadi skor baku atau
menaikkan data ordinal menjadi data interval dengan rumus sebagai berikut :
S
TXX
1050
keterangan :
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
X = Mean skor kelompok
S = Deviasi standar skor kelompok( Saifuddin Azwar, 2009 : 156)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji
Chi-Kuadrat.
Langkah-langkah perhitungan Chi-Kuadrat.dari Riduwan (2010: 180-
182) adalah sebagai berikut :
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai Rentangan (R)
3) Mencari Banyaknya Kelas (BK)
4) Mencari nilai panjang kelas (i)
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
6) Mencari rata rata (mean)
7) Mencari simpangan baku ( standard deviasi)
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0.5
b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :
Z = s
xBatasKelas
c) Mencari luas 0 Z dari Tabel Kurve Normal dari 0 Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-
angka 0 Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka
baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk
angka yang berbeda pada pbaris paling tengah ditambahkan dengan
angka pada baris berikutnya
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas
tiap interval dengan jumlah responden(n)
9) Mencari chi-kuadrat hitung (2
hitung )dengan rumus :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
k
i fe
fefo
1
2
2
10) Membandingkan 2
hitung dengan 2
tabel
Dengan membandingkan 2
hitung dengan nilai 2
tabel untuk =0,05 dan
derajad kebebasan (dk) = k, dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
jika 2
hitung 2
tabel artinya Distribusi data Tidak Normal dan
jika 2
hitung < 2
tabel artinya data berdistribusi normal
b. Uji Linearitas
Menurut Hassan Suryono (2005:86) uji ini dimaksudkan untuk
engetahui apakah model persamaan linier persamaan yang kita peroleh
Dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Riduwan
(2010 :150-151) yaitu sebagai berikut :
1) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE )
k
En
YYJK
2
2
2) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)
JKTC = JKRes - JKE
3) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC )
RJKTC =
4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE )
RJKE =
5) Mencari nilai Fhitung dengan rumus :
Fhitung =
6) Menentukan Keputusan Pengujian Linieritas
Jika Fhitung < Ftabel maka tolak Ho artinya data berpola Linier
JKE
RJKTC
n - k
JKE
k - 2
JKTC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Jika Fhitung > Ftabel maka terima Ho artinya data berpola tidak Linier
dengan taraf signifikan ( ) = 0,05
Ftabel = F ( 1
= F( 1 0.05 ) ( K-2, n - k) (dkTC, dkE)
7) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Jika Fhitung < Ftabel artinya data berpola Linier
Jika Fhitung > Ftabel artinya data berpola tidak Linier
c. Uji Regresi Linier
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara
sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang
berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar
kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian ini salah
satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y)
apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis
karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat variabel
bebas(X) terhadapvariabel terikat (Y).
Adapun langkah-langkah perhitungan regresi adalah sebagai berikut:
1) Membuat Ho dan Ha dalam bentuk kalimat
2) Membuat Ho dan ha dalam bentuk statistik
3) Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik
4) Memasukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus:
22
.
XXn
YXXYnb a =
n
XbY .
5) Mencari Jumlah Kuadrat Regresi a aregJK
aregJK = N
iY2
6) Mencari Jumlah Kuadrat Regresi b/a abregJK /
abregJK / = N
YiXiXiYi
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
7) Mencari Jumlah Kuadrat Residu resJK
resJK = aregabreg JKJKY /
2
8) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Regresi a aregRJK
aregRJK = aregJK
9) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi b/a abregRJK /
abregRJK / = abregJK /
10) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Residu resRJK
2n
JKRJK res
res
11) Menguji signifikan regresi dengan rumus :
res
abreg
hitungRJK
RJKF
/
Jika tabelhitung FF maka tolak Ho, artinya signifikan dan tabelhitung FF
maka terima Ho, artinya tidak signifikan.
Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05
12) Membandingkan hitungF dengan tabelF
13) Membuat kesimpulan
3. Menguji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang penulis ajukan diterima atau tidak diterima
kebenarannya.
a. Uji Koefisien Korelasi
Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis ada tidaknya
hubungan antara variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional
guru (X) dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah dengan korelasi
Product Moment., dengan ketentuan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Ha : Ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional
guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar : menampilkan
peran serta dalam usaha pembelaan negara)
Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi
profesional guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar :
menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara)
Rumus Product Moment dari Person yakni sebagai berikut :
rxy =2222 YYNXXN
YXXYN
(Riduwan, 2010 : 136)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = Skor masing-masing item variabel X
Y = Skor masing-masing item variabel Y
= jumlah skor X
= jumlah skor Y
= jumlah dari hasil perkalian X dan Y
2 = jumlah skor X yang dikuadratkan
Y2
= jumlah skor Y yang dikuadratkan
N = jumlah responden
Bila rxy rtabel pada taraf signifikan 5% maka nilai hubungan antara
variabel X dengan variabel Y dikatakan ada hubungan, sebaliknya bila rxy <
rtabel maka nilai hubungan antara variabel X dengan variabel Y dikatakan
tidak ada hubungan. Ketentuan r tidak lebih dari harga ( -1 < r < +1 ).
Apabila nilai r = -1 artinya kolerasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak
ada kolerasi; dan r = 1 berarti kolerasinya sangat kuat.
b. Uji Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel X terhadap Variabel Y
Besarnya sumbangan ( kontribusi) variabel X terhadap Y adalah :
KP =R2 = r
2 X 100%
(Riduwan, 2010: 136)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Keterangan
KP = Nilai Koefisien Determinan
R = Nilai Koefisien Korelasi
c. Uji Signifikasi atau Keberartian Koefisien Korelasi
Untuk mencari makna hubungan antara variabel X terhadap Variabel Y,
maka hasil korelasi Product Moment tersebut diuji dengan uji signifikasi
dengan rumus :
21
2
r
nrt
(Riduwan, 2010 : 137)
Keterangan
t = Uji keberartian
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
Penentuan pengambilan keputusan uji keberartian koefisien korelasi
adalah jika t hitung t Tabel maka koefisien korelasinya signifikan atau berarti.
Sebaliknya jika t hitung < t Tabel maka koefisien korelasinya tidak signifikan
atau tidak berarti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
F. Diskripsi Data
Deskripsi data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yakni data umum
dan data khusus. Kedua adapun kedua deskripsi data tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Data Umum
a. Batas Wilayah
SMP Negeri 4 Tawangsari berlokasi di Desa Grajegan Kecamatan
Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Adapun batas wilayah SMP Negeri 4
Tawangsari sebagai berikut :
Utara : Perumahan Desa Grajegan
Selatan : Ladang perkebunan warga Desa Grajegan
Barat : Makam Desa Grajegan
Timur : Perumahan Desa Grajegan
b. Jumlah dan Umur Siswa
Jumlah keseluruhan siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun
ajaran 2010/2011 sebanyak 146 siswa dan rata-rata berumur 15 tahun. Terdiri
dari 80 siswa laki-laki dan 66 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dibawah
ini disajikan tabel yang memuat jumlah siswa yang diperinci berdasarkan
kelasnya :
Tabel 4: Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun 2010
No KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 A 13 19 32
2 B 14 17 31
3 C 17 10 27
4 D 19 9 28
5 E 17 11 28
JUMLAH 80 66 146
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Data Khusus
Deskripsi data khusus dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu
persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru sebagai variabel bebas (X)
dan kemampuan civic virtue sebagai variabel terikat (Y) dalam hal ini
mengggunakan salah satu kompetensi dasar yakni menampilkan peran serta dalam
usaha pembelaan negara.
Kedua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan angket yang
diisi oleh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011
sebanyak 48 siswa yang dipilih secara acak menjadi responden. Untuk daftar
nama responden angket penelitian dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan kisi-
kisi angket dalam penelitian ini untuk variabel persepsi siswa mengenai
kompetensi profesional guru (X) terdapat dalam lampiran 10 dan kisi-kisi angket
variabel kemampuan civic virtue (Y) dapat dilihat dalam lampiran 11.
Sedangkan untuk angket penelitian kedua variabel terdapat dalam
lampiran 12. Karena kedua data dalam penelitian ini berjenis data ordinal, maka
untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien antar kedua variabel dengan
alasan bahwa dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi/hubungan
antara variabel X dengan variabel Y, data dalam penelitian ini berupa data ordinal
dan biasa menggunakan statistik non parametris. Oleh karena itu penulis
mengubah data ordinal menjadi data interval yang menggunakan statistik
parametris.Pengubahan data ordinal menjadi data interval dilakukan dengan
mengubah skor mentah menjadi skor baku. Sedangkan untuk perhitungan
pengubahan data ordinal menjadi data interval dapat dilihat dalam lampiran 13.
Berikut penulis sajikan gambaran hasil perhitungan setelah diadakan
penelitian:
a. Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X)
Untuk mendapatkan data persepsi siswa mengenai kompetensi
profesional guru penulis telah membuat angket yang terdiri dari 54 item. Dari
angket yang telah diujicobakan maka diperoleh 36 item yang memenuhi syarat
validitas dan reliabilitas, sehingga siap untuk digunakan mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penelitian terhadap 48 siswa yang menjadi anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
sampel dari 146 jumlah populasi. Adapun hasil tersebut dapat dilihat dalam
lampiran 14.
Berdasarkan data hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : skor
terendah 8 dan skor tertinggi 68; R = 68-8 = 60; BK= 1 + 3,3 Log 48 = 7; i =
R/BK = 60/7 = 8,5 = 9; Mean (X) = 49,96; Standar Deviasi (SD) = 10,05;
Median (Me)= 49 dan Modus (Mo) = 47,49 dan 57. Bentuk distribusi frekuensi
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Siswa Mengenai
Kompetensi Profesional Guru (X)
No Kelas
Interval
Frekuensi
( f )
Nilai Tengah
(Xt) X
2 Xt f. Xt
1 8-16 1 12 144 12 144
2 17-25 0 21 441 0 0
3 26-34 1 30 900 30 900
4 35-43 8 39 1521 312 12168
5 44-52 18 48 2304 864 41472
6 53-61 15 57 3249 855 48735
7 62-68 5 65 4225 325 21125
Dari distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat grafik histogram berikut ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
8--16 17-25 26-34 35-43 44-52 53-61 62-68
Kelas Interval
Fre
ku
en
si
Gambar 2. Grafik Histrogram Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Guru (X)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Data Kemampuan Civic Virtue
Untuk mengukur kemampuan civic virtue penulis menggunakan salah
satu kompetensi dasar PKn SMP kelas IX yakni Menampilkan Peran Serta
Dalam Usaha Pembelaan Negara. Data diperoleh dengan menggunakan angket
yang terdiri dari 90 item. Dari angket yang telah diujicobakan diperoleh 54
item yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.
Berdasarkan data hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : skor
terendah 30 dan skor tertinggi 73; R = 73-30 = 43; BK= 1 + 3,3 Log 48 = 7;
i=R/BK= 43/7 = 6,14 = 6; Mean(X)=50,54; Standar Deviasi (SD)=9,98;
Median (Me) = 52,5 dan Modus (Mo) = 46. Bentuk distribusi frekuensi dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemampuan Civic Virtue (Y)
No Kelas
Interval
Frekuensi
( f )
NilaiTengah
(Xt) X
2 Xt f. Xt
1 30-35 4 32,5 1056,25 130 4225
2 36-41 4 38,5 1482,25 154 5929
3 42-47 13 44,5 1980,25 578,5 25743,25
4 48-53 7 50,5 2550,25 353,5 17851,75
5 54-59 9 56,5 3192,25 508,5 28730,25
6 60-65 9 62,5 3906,25 562,5 35156,25
7 66-73 2 69,5 4830,25 139 9660,5
Dari distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
30-35 36-41 42-47 48-53 54-59 60-65 66-73
Kelas Interval
Fre
kue
nsi
Gambar 3. Grafik Histrogram Data Kemampuan Civic Virtue (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
G. Uji Persyaratan Analisis
Uji prasyarat yang dipakai untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan uji normalitas data, linieritas data dan keberartian
regresi linier. Apabila data yang dianalisis menujukkan data normal,linier dan
regresi linier, maka ananlisis data dapat dilanjutkan untuk menguji hipotesis.
3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisa bersal dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian
ini menggunakan rumus chi-kuadrat, dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika 2
hitung 2
tabel artinya distribusi data tidak normal dan
Jika 2
hitung < 2
tabel artinya data berdistribusi normal
Adapun hasil perhitungan sebagai berikut :
a. Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X)
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 2
hitung sebesar -7,58
sedang 2
tabel untuk derajad kebebasan (dk) = k-1= 7-1 = 6 sebesar 12,592.
maka 2
hitung lebih kecil dari 2
tabel atau -7,58 < 12,592.
Dengan demikian data tentang persepsi siswa mengenai kompetensi
profesional guru berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya lihat
pada lampiran 15.
b. Data Kemampuan Civic Virtue (Y)
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 2
hitung sebesar -23,592
sedang 2
tabel untuk derajad kebebasan (dk) = k-1= 7-1 = 6 sebesar 12,592.
maka 2
hitung lebih kecil dari 2
tabel atau -23,592 < 12,592.
Dengan demikian data tentang kemampuan civic virtue berdistribusi
normal. Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 16.
4. Uji Linier dan Keberartian Regresi Linier
Uji linieritas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model
persamaan yang diperoleh cocok atau tidak. Sedangkan uji keberartian regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dimaksudkan untuk mengetahui apakah model linier dari data yang dianalisis
mempunyai hubungan yang berarti.
a. Uji Linieritas
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
1) JKE = 54135,33
2) JKTC = -5004
3) RJKTC = 200,16
4) RJKE = 2577,87
5) Fhitung = 0,0776
6) Ftabel = 2,05
Ketentuan keputusan pengujian :
Jika Fhitung < Ftabel maka tolak Ho artinya data berpola Linier
Jika Fhitung > Ftabel maka terima Ho artinya data berpola tidak Linier
Dari hasil tersebut diketahui Fhitung sebesar 0,078 dan telah
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikasi sebesar 5% diperoleh
Ftabel sebesar 2,05 sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel atau 0,078 <
2,05
Dengan demikian data tentang persepsi siswa mengenai kompetensi
profesional guru dengan kemampuan civic virtue berpola linier.Untuk
perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 17.
b. Uji Keberartian Regresi Linier
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
1) JKreg(a) = 122008,33
2) JKreg(b/a) = 668,14
3) JKres = 4095,331
4) dkreg = 1
5) dkres = 1
6) RJKreg(a) = 122008,33
7) RJKreg(b/a) = 668,14
8) RJKres = 89,029
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
9) Fhitung = 7,425
10) Ftabel = 4,05
Ketentuan keputusan pengujian :
Jika tabelhitung FF maka tolak Ho, artinya signifikan
Jika tabelhitung FF maka terima Ho, artinya tidak signifikan.
Dari hasil tersebut diketahui Fhitung sebesar 7,425 dan telah
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikasi sebesar 5%,db
pembilang = 1 dan db penyebut = n-2 = 48-2 = 46 diperoleh Ftabel sebesar 4,05
sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel atau 7,425 > 4,05.
Dengan demikian keberartian regresi data tentang persepsi siswa
mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue adalah
signifikan/berarti.Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 18.
H. Pegujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan merupakan langkah untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis diterima apabila fakta-fakta empiris
atau data yang telah terkumpul mendukung pernyataan hipotesis yang telah
diajukan. Dan sebaliknya ditolak apabila fakta-fakta empiris atau data yang telah
terkumpul tidak mendukung pernyataan hipotesis yang telah diajukan.
Ha : Ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar : menampilkan peran
serta dalam usaha pembelaan negara)
Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi
profesional guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar :
menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara)
d. Uji Koefisien Korelasi
Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis ada tidaknya
hubungan antara variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional
guru (X) dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah dengan korelasi Product
Moment. Dengan ketentuan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Jika rxy rtabel Ha diterima, artinya ada hubungan
Jika rxy < rtabel Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan
Dari hasil perhitungan diperoleh rxy sebesar 0,374. Hasil tersebut
dikonsultasikan dengan rtabel dengan N = 48 pada taraf signifikasi 5%
diperoleh rtabel sebesar 0,284. Oleh karena rxy lebih besar dari rtabel atau 0,374 >
0,284 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara persepsi siswa
mengenai kompetensi profesional guru(X) dengan variabel kemampuan civic
virtue(Y). Karena nilai rxy positif maka hubungannya bersifat positif.
Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 19.
e. Uji Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel X terhadap Variabel Y
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai sumbangan
(kontribusi) variabel X terhadap variabel Y adalah 14,02 % dan sisanya
85,98% ditentukan oleh faktor lain. Untuk perhitungan selengkapnya lihat
pada lampiran 20.
f. Uji Signifikasi atau Keberartian Koefisien Korelasi
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh t hitung sebesar 2,735 dan
hasil perhitungan dikonsultasikan dengan t tabel dengan taraf signifikasi 5%
diperoleh t tabel sebesar 1,684. Dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika t hitung t tabel artinya signifikan
Jika t hitung < t tabel artinya tidak signifikan
Dengan demikian, karena t hitung lebih besar t tabel atau 2,735 > 1,684 maka
korelasi variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (X)
dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah signifikan atau berarti.
Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 21.
I. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan diketahui ada hubungan yang positif dan
signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
dengan kemampuan civic virtue (kompetensi dasar : menampilkan peran serta
dalam usaha pembelaan negara). Dan mengenai naik turunnya atau besar
kecilnya persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat
diprediksi melalui persamaan ).
Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh
sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi sebagian besar
ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
siswa.Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
disebutkan bahwa seorang guru dituntut untuk menguasai empat kompetensi
guru, salah satunya adalah kompetensi profesional yang mana guru dituntut
untuk memilki kemampuan yang luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing perserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga
belajar para siswa akan maksimal,dalam hal ini kompetensi yang dimaksud
adalah kompetensi professional. Oleh karena itu, kompetensi profesional guru
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan
belajar. Kemampuan siswa dalam belajar merupakan kecakapan seorang
peserta didik yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang
ditunjukkan melalui hasil belajarnya. Ada tiga ranah (aspek) yang terkait
dengan kemampuan siswa dalam belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif,
ranah psikomotorik.
Ketika guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi dari apa
yang ditangkap oleh inderanya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.
Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan tindakan yang mengarah
tercapainya kemampuan dalam belajar. Hal ini sejalan dengan teori
Rangsang-Balas untuk menerangkan sikap yakni dalam interaksi sosial
terdapat hubungan fungsional dimana terdapat kontrol penguat (reinforcement
control), yaitu jika tingkah laku balas (response) ternyata menimbulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
penguat (reinforcement) yang bersifat ganjaran (reward). Dalam hal ini ada-
tidaknya atau banyak sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah
laku-balas. Selain itu terdapat pula hubungan fungsional yang terjadi jika
tingkah laku-balas hanya mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu.
Hal ini akan menimbulkan kepercayaan yang akan mempengaruhi sikap atau
tingkah laku orang lain.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi siswa
terhadap guru akan dapat mengarah pada pencapaian keberhasilan belajar
siswa. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah aspek afektif,
sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic virtue
siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi
professional guru berkaitan dengan kemampuan civic virtue siswa.
Kemampuan civic virtue termasuk dalam aspek afektif. Oleh karena itu
kemampuan civic virtue merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar
siswa. Didalam civic virtue terkadung maksud untuk menerapkan nilai-nilai
kebajikan siswa sebagai warga negara untuk menempatkan kepentingan umum
diatas kepentingan pribadi. Dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak
kewarganegaraan (civic virtue) yang merupakan unsur utama dari budaya
kewarganegaraan yang ber-Pancasila (civic culture) akan memupuk siswa
untuk dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang madani. Hal ini sejalan
dengan pendapat Udin Saripudin Winataputra dan Sumanah Saripudin dalam
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/075/j75_01.pdf mengatakan
bahwa Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu diyakini akan saling
memupuk dengan kehidupan civic community atau civil society atau
masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan Pancasila
demikian persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru ikut
menyumbangkan dalam penguasaan kemampuan civic virtue siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
J. Kesimpulam
Berdasarkan pengujian hipotesis dan hasil analisis data yang penulis
lakukan, maka kesimpulan dari seluruh proses penelitian adalah ada hubungan
yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi
profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011(Kompetensi
Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara).
Hal ini didasarkan pada analisis data yaitu hasil rxy = 0,374 dan
dikonsultasikan dengan rtabel dengan N = 48 pada taraf signifikasi 5% diperoleh
rtabel sebesar 0,284. Ternyata rxy lebih besar rtabel atau 0,374 > 0,284. Dengan
demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Sedangkan signifikasi atau
keberartian hubungan kedua variabel dibuktikan dengan t hitung lebih besar t tabel
atau 2,735 > 1,684. Sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap Y adalah 14,02
% dan sisanya 85,98% ditentukan oleh faktor lain. Mengenai naik turunnya atau
besar kecilnya persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat
1X.
K. Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian yang dikemukan diatas
maka dapat diperoleh implikasi sebagai berikut :
1. Teoritis
Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif
dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
dengan kemampuan civic virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta
Usaha Pembelaan Negara). Dengan adanya hubungan yang positif dan signifikan
maka implikasi teoritisnya adalah semakin tinggi persepsi siswa mengenai
kompetensi profesional guru maka semakin tinggi kemampuan civic virtue siswa.
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Begitu pula dengan sebaliknya,semakin rendah persepsi siswa mengenai
kompetensi profesional guru maka semakin rendah kemampuan civic virtue siswa.
2. Praktis
Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata persepsi siswa
mengenai kompetensi profesional guru berhubungan dengan kemampuan civic
virtue siswa(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Usaha Pembelaan
Negara). Maka implikasinya praktisnya adalah perlu adanya upaya peningkatkan
kompetensi profesional guru untuk meningkatkan keberhasilan belajar khususnya
dalam hal ini adalah aspek afektif terutama kemampuan civic virtue siswa.
L. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah penulis sampaikan
diatas, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Siswa
Hendaknya siswa lebih giat belajar dalam hal ini khususnya aspek afektif,
Karena siswa belajar tidak hanya dituntut untuk penguasaan kemampuan
kognitif saja. Namun selain itu masih ada juga penguasaan kemampuan afektif
dalam hal ini kemampuan civic virtue.
2. Guru
Guru hendaknya meningkatkan penguasaan kompetensi guru dalam hal ini
kompetensi profesional guru sehingga dapat meningkatkan keberhasilan
belajar siswa dalam hal ini khususnya dalam penguasaan kemampuan civic
virtue.
3. Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan penataran kepada guru agar dapat
meningkatkan kualitasnya. Dengan semakin meningkatnya kualitas guru
tentunya akan dapat mendorong tercapainya keberhasilan belajar secara
optimal dalam hal ini khususnya dalam penguasaan kemampuan civic virtue.