Download - Hukum bisnis : hukum persaingan usaha
Hukum Hukum Persaingan UsahaPersaingan Usaha
A I Yudhakusuma
Undang-undang No. 5 Tahun Undang-undang No. 5 Tahun 19991999
• Mengenai Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
• Undang-undang ini disahkan tanggal 5 Maret 1999
• Sering diberi nama lain sebagai “Undang-Undang Antimonopoli”
TTujuan pembentukan UU No. ujuan pembentukan UU No. 5 / 1999 sebagaimana Pasal 35 / 1999 sebagaimana Pasal 3
• Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
• Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil
• Mencegah praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha
• Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha
TTujuan dari hukum persaingan ujuan dari hukum persaingan usaha terkait dengan obyek usaha terkait dengan obyek
yang dilindungiyang dilindungi• Melindungi pelaku usaha terutama pelaku usaha yang
tidak dominan
• Melindungi konsumen dari ekonomi biaya tinggi dimana konsumen dihindari dari mengeluarkan biaya (tinggi) yang tidak sesuai dengan kualitas produk yang diterima
TTujuan dari hukum persaingan ujuan dari hukum persaingan usaha terkait dengan obyek usaha terkait dengan obyek
yang dilindungiyang dilindungi• Melindungi negara dari inefisiensi kegiatan ekonomi
yang dapat mengurangi kesejahteraan nasional
• Melindungi proses persaingan usaha itu sendiri dalam arti melindungi sistem mekanisme pasar yang wajar yang didasarkan kepada berlakunya hukum alamiah penawaran dan permintaan agar tidak terganggu oleh suatu tindakan pelaku usaha maupun kebijakan Pemerintah
Definisi dalam UU No. Definisi dalam UU No. 5/19995/1999
• Praktek Monopoli
Penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang atau atas penggunaan jasa tertentu oleh suatu pelaku atau suatu kelompok pelaku usaha
• Persaingan Usaha Tidak Sehat
Persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha
Sifat dalam pelanggaranSifat dalam pelanggaranDalam pelanggaran yang ditetapkan pengaturan persaingan memiliki dua sifat yang pasti berkaitan (salah 1 atau ke 2 nya) dalam pengaturan undang-undang, yaitu larangan yang bersifat :
•Rule of Reason•Per Se Rule
Definisi Definisi Rule of ReasonRule of Reason dan dan Per Se RulePer Se Rule
• Rule of Reason
Prinsip yang akan digunakan untuk menentukan perbuatan tertentu melanggar atau tidak. Didasarkan pada akibat yang muncul dari perbuatan yaitu menghambat persaingan atau melahirkan kerugian pada pelaku usaha lain
• Per Se Rule
Prinsip yang menentukan larangan yang jelas dan tegas tanpa mensyaratkan adanya pembuktian mengenai akibat-akibatnya atau kemungkinan akibat adanya persaingan
Materi dari UU No. 5/1999Materi dari UU No. 5/1999Secara umum, UU No. 5/1999 ini mengandung 6 (enam) bagian pengaturan yang terdiri dari :
•Perjanjian yang dilarang•Kegiatan yang dilarang•Posisi dominan•Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)•Penegakan hukum•Ketentuan lain-lain
Perjanjian yang dilarangPerjanjian yang dilarangYang termasuk kategori perjanjian yang dilarang ialah sebagai berikut :
1.Oligopoli2.Penetapan harga (price fixing)3.Pembagian wilayah4.Pemboikotan5.Kartel6.Trust7.Oligopsoni8.Integrasi vertikal (vertical integration)9.Perjanjian tertutup (exclusive dealing)10.Perjanjian dengan luar negeri
DefinisiDefinisi• OligopoliPerjanjian untuk menguasai produksi dan/atau pemasaran
barang atau menguasai penggunaan jasa oleh 2 s.d. 3 pelaku atau kelompok usaha tertentu (menguasai >75% pangsa pasar satu jenis barang/jasa tertentu)
• Penetapan harga (price fixing)Perjanjian di antara pelaku usaha yang seharusnya bersaing,
tetapi melakukan koordinasi (kolusi) untuk mengatur harga
• Pembagian wilayahPerjanjian di antara pelaku usaha yang seharusnya bersaing,
tetapi justru berbagi wilayah untuk pemasaran masing-masing
DefinisiDefinisi•Pemboikotan
Perjanjian di antara beberapa pelaku usaha untuk :
a)Menghalangi masuknya pelaku usaha baru (entry barrier)
b)Membatasi ruang gerak pelaku usaha lain untuk menjual atau membeli suatu produk
•Kartel
Perjanjian di antara pelaku usaha yang seharusnya bersaing, sehingga terjadi koordinasi (kolusi) untuk mengatur kuota produksi, dan/atau alokasi pasar. Kartel juga bisa dilakukan untuk penetapan harga (menjadi price fixing)
DefinisiDefinisi• Trust
Perjanjian kerja sama di antara pelaku usaha dengan cara menggabungkan diri menjadi perseroan lebih besar, tetapi eksistensi perusahaan masing-masing tetap ada
• Oligopsoni
Perjanjian untuk menguasai penerimaan pasokan barang/jasa dalam suatu pasar oleh 2 s.d. 3 pelaku atau kelompok usaha tertentu
DefinisiDefinisi• Integrasi vertikal (vertical integration)Perjanjian di antara perusahaan-perusahaan yang berada dalam satu
rangkaian jenjang produksi barang tertentu, namun semuanya berada dalam kontrol satu tangan (satu afiliasi), untuk secara bersama-sama memenangkan persaingan secara tidak sehat
• Perjanjian tertutup (exclusive dealing)Perjanjian di antara pemasok dan penjual produk untuk memastikan
pelaku usaha lainnya tidak diberi akses memperoleh pasokan yang sama atau barang itu tidak dijual ke pihak tertentu
• Perjanjian dengan luar negeriSemua bentuk perjanjian yang dilarang tidak hanya dilakukan
antarsesama pelaku usaha dalam negeri, tetapi juga dengan pelaku usaha dari luar negeri karena dapat mengakibatkan praktek monopoli
Kegiatan yang dilarangKegiatan yang dilarangYang termasuk kategori kegiatan yang dilarang ialah sebagai berikut :
1.Monopoli
2.Monopsoni
3.Penguasaan pasar
4.Persekongkolan/konspirasi
DefinisiDefinisi• Monopoli
Kegiatan menguasai atas produksi dan/atau pemasaran barang atau menguasai penggunaan jasa oleh satu pelaku atau kelompok pelaku usaha tertentu.
• Monopsoni
Kegiatan menguasai atas penerimaan pasokan barang/jasa dalam suatu pasar oleh satu pelaku atau satu kelompok pelaku usaha tertentu.
DefinisiDefinisi• Penguasaan PasarAda beberapa kegiatan yang termasuk kategori kegiatan penguasaan
pasar yang dilarang :a) Menolak/menghalangi masuknya pelaku usaha baru (entry barrier)b) Menghalangi konsumen berhubungan dengan pelaku usaha
saingannyac) Membatasi peredaran/penjualan barang/jasa pelaku usaha laind) Melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha laine) Menjual rugi (banting harga)
a) PersekongkolanKegiatan (konspirasi) dalam rangka memenangkan suatu persaingan
usaha secara tidak sehat, dalam bentuk :a) Persekongkolan untuk memenangkan tenderb) Persekongkolan mencuri rahasia perusahaan sainganc) Persekongkolan merusak kualitas/citra produk saingan
Posisi dominanPosisi dominanPosisi dominan ialah keadaan di mana pelaku atau kelompok usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti dalam pasar yang bersangkutan – sehingga, pelaku atau kelompok usaha yang berkaitan dengan pangsa pasar yang di kuasai dapat menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu secara dominan
Posisi dominanPosisi dominanNamun, posisi dominan tidak serta merta merupakan pelanggaran. Yang penting, posisi dominan ini tidak disalahgunakan. Perilaku penyalahgunaan posisi dominan dinyatakan dalam Pasal 25 Ayat (1) yaitu jika pelaku usaha secara langsung atau tidak langsung :
1.Menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas
2.Membatasi pasar dan pengembangan teknologi
3.Menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar yang bersangkutan
Komisi Pengawas Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)Persaingan Usaha (KPPU)
KPPU berkedudukan di Jakarta, tetapi boleh membuka perwakilan di ibukota provinsi. Organisasi KPPU hanya terdiri dari anggota dan sekretariat. Jumlah anggota seluruhnya (termasuk seorang ketua dan seorang wakil) paling sedikit sembilan orang. Keanggotaan KPPU periode yang pertama (2000–2005) ada 11 orang, dan mereka masih mungkin dipilih untuk satu periode berikutnya
Kewenangan dan tugas Kewenangan dan tugas KPPUKPPU
Kewenangan :1.Menerima laporan dari masyarakat/pelaku usaha2.Melakukan penelitian tentang dugaan pelanggaran UU No. 5/19993.Melakukan penyelidikan/pemeriksaan4.Menyimpulkan hasil penyelidikan/pemeriksaan5.Memanggil pelaku usaha yang diduga melanggar6.Memanggil & menghadirkan saksi, saksi ahli, dll7.Meminta keterangan instansi pemerintah8.Mendapatkan, meneliti, menilai alat bukti9.Memutuskan dan menetapkan kerugian10.Memberitahu keputusan ke pihak-pihak lain11.Menjatuhkan sanksi administratif
Kewenangan dan tugas Kewenangan dan tugas KPPUKPPU
Tugas :
1.Menilai perjanjian di antara pelaku usaha
2.Menilai kegiatan pelaku usaha
3.Menilai ada tidaknya penyalahgunaan posisi dominan
4.Memberi saran pertimbangan atas kebijakan Pemerintah
5.Menyusun pedoman dan publikasi
6.Memberi laporan kerja secara berkala kepada Presiden dan DPR
7.Mengambil tindakan sesuai kewenangannya
SanksiSanksiUU No. 5 Tahun 1999 juga mengatur tentang sanksi. Ada tiga jenis sanksi yang diintroduksi dalam undang-undang ini, yaitu :
1.Tindakan administratif
2.Pidana pokok
3.Pidana tambahan
Yang berwenang dalam memberikan sanksi tindakan administratif hanya lembaga KPPU. Sementara pidana pokok dan pidana tambahan dijatuhkan oleh lembaga lain, dalam hal ini peradilan
Tingkatan administratifTingkatan administratifYang dimaksud dengan tindakan administratif adalah:1.Penetapan pembatalan perjanjian2.Perintah untuk menghentikan integrasi vertikal3.Perintah untuk menghentikan kegiatan yang terbukti menyebabkan praktek monopoli dan anti-persaingan dan/atau merugikan masyarakat4.Perintah untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan5.Penetapan pembatalan penggabungan/peleburan badan usaha/pengambilalihan saham6.Penetapan pembayaran ganti rugi7.Pengenaan denda dari 1 milyar s.d. 25 milyar rupiah
Sekalipun hanya berwenang menjatuhkan sanksi tindakan administratif, kewenangan KPPU itu bersinggungan dengan semua pasal dalam UU No. 5 Tahun 1999. Artinya, semua pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 1999 dapat dijatuhkan sanksi tindakan administratif
Pidana pokokPidana pokok
Pidana tambahanPidana tambahanYang termasuk pidana tambahan, yaitu :
1.Pencabutan izin usaha
2.Larangan menduduki jabatan direksi/komisaris dari 2 tahun s.d. 5 tahun
3.Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian pihak lain
Posisi Hukum Persaingan Usaha dalam Posisi Hukum Persaingan Usaha dalam
Pembidangan Hukum Konvensional Pembidangan Hukum Konvensional Kekhasan yang sangat menonjol dari hukum persaingan usaha dalam kerangka hukum ekonomi adalah kondisi karakteristik substansialnya yang melingkupi seluruh aspek dari bidang-bidang hukum yang selama ini dikenal (hukum perdata dan hukum publik) di dalam sistem hukum nasional
Atas dasar itu, maka hukum persaingan usaha dalam konteks pembidangan hukum konvensional dapat dilihat sebagaimana skema lingkaran hukum persaingan usaha* di bawah ini
*Diadopsi dan disempurnakan dari skema yang dibuat oleh Agus Brotosusilo (Agus Brotosusilo, Pengantar Hukum Ekonomi, Kertas Kerja, Disajikan pada diskusi antar bagian di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 25 Oktober 1994)
Terimakasih atas Terimakasih atas perhatiannyaperhatiannya