Download - Hukum Lingkungan Internasional
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
1/41
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
2/41
DISKUSI KELOMPOK IV
HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL
Wiyan Wirawan
Riza Fauziah Djazuli
Muhamad Rifqi Zamzami
Maya Anggraeni R P
Nurul Husni Setiani
Siti Maesarokh
Wandi Gunadi Gunawan
Muhammad Kahfi
Latif Purnama Wijaya
Riza Amir Faisal
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
3/41
POKOK BAHASAN :
SUMBER HUKUM
LINGKUNGAN
INTERNASIONAL
PENCEMARAN LINGKUNGAN
OLEH PERUSAHAAN
INTERNASONAL
PRINSIP-PRINSIP HUKUM
INTERNASIONAL UNTUK
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
4/41
SUMBER HUKUM LINGKUNGAN
INTERNASIONAL
A.Hukum Lingkungan Internasional
Berdasarkan pembentukannya, Hukum Internasionalterbagi dua :
Hukum Kebiasaan
Internasional (Internasional
Customary Law
)
Hukum Konvensi
Internasional (Convetional
Internasional Law
)
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
5/41
Hukum Kebiasaan Internasional (Internasional
Customary Law
)
Jauh sebelum dikeluarkanya Deklarasi Stockholm 1972, Hukum Kebiasaan Internasional juga
telah mengatur pencegahan pencemaran lingkungan. Misalnya, prinsip sic utere tuo ut
alienum non laedas
atau di kenal juga dengan prinsip
good ne ighborliness
melarang
penggunaan teritorial suatu negara bila menimbulkan gangguan atau kerugian pada teritorial
negara lain.
Masyarakat Internasional dalam perkembanganya lebuh cenderung untuk membentuk suatu
perjanjian Internasional, karena dengan adanya kesepakatan bersama, di harapkan masing-
masing negara peserta lebih memiliki rasa tanggung jawab moril yang lebih tinggi untuk
mematuhi isi perjanjian yang telah disepakati sendiri. Dengan demikian, akan ada suatu
pengharapan bahwa hukum internasional akan lebih punya makna bila dibentuk berdasarkan
perjanjian yang di kenal dengan Hukum Konvensi Internasional.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
6/41
Hukum Konvensi Internasional
Convetional
Internasional Law
)
Perkembangan hukum konvensi di bidang pengelolaan dan
perlindungan lingkungan internasional cenderung dimulai dengan
membuat perangkat hukum lunak (
soft law
), seperti deklarasi dan
resolusi dan kemudian baru di ikuti dengan pembuatan hukum keras
(hard law) seperti konveksi dan protokol.
Masyarakat internasional telah berhasil membentuk beberapa
deklarasi dan konvensi nternasional untuk mengatur pengelolaan
lingkungan hidup, baik yang mengatur tentang pencemaran laut
maupun pencemaran udara daan atsmofer.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
7/41
LANJUTAN...
Deklarasi dan konvensi internasional tentang
pengelolaan lingkungan hidup :
Hukum lunak (
soft law
)
Deklarasi Stockholm
Deklarasi Rio
Deklarasi Nairobi
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
8/41
Deklarasi Stockholm
Deklarasi Stockholm 1979 merupakan pilar perkembangan
hukum lingkungan international modern, artinya semenjak
saat itu hukum lingkungan berubah sifatnya dari use-
oriented
menjadi
environment-oriented
Setelah berumur
sepuluh tahun, ternyata banyak negara tidak melaksankan
Deklarasi Stockholm dan 109 Rekomendasinya.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
9/41
Deklarasi Nairobi 1982 dibuat sebagai himbauan kepada masyarakat
internasional untuk secara konsekuen dan serius menerapkan prinsip-prinsip
dalam Deklarasi Stockholm. Hal ini dilakukan mengingat selama masa sepuluh
tahun sebelumnya, hanya sebagai kecil negara yang mengimpletmentasikan
prinsip-prinsip itu ke dalam hukum nasional mereka.
Deklarasi Nairobi ternyata juga tidak berhasil meningkatkan kepatuhan
masyarakat internasioanl. Salah satu faktor penyebab adalah sengketa antara
Utara dan Selatan tentang tugas dan tanggung jawab mereka dalam
pengelolaan lingkungan.
Deklarasi Nairobi
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
10/41
Deklarasi Rio
Deklarasi Rio lahir sebagai pengendali pertikaian antara negara maju
dan negara berkembang terutama dalam melihat siapa harus berbuat
apa. Di samping itu, Deklarasi Rio dibuat untuk menghadapi
persoalan lingkungan global yang marak menjadi pembicaraan dunia,
yaitu global warming dan global climate change. Deklarasi ini sangat
penting bagi pengelolaan lingkungan karena secara tegas menerima
prinsip
Sustainable Development.
Di samping itu, Deklarasi ini juga
mengukuhkan beberapa prinsip hukum lingkungan baru.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
11/41
LANJUTAN...
Hukum keras (
Hard Law
)
Perlindungan lingkungan laut
Bahan Beracun Berbahaya
Konservasi Alam
Perlindungan atsmofer
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
12/41
Perlindungan lingkungan laut
Konvensi Paris 1974
Konvensi ini aslinya bernama the 1974 Paris Convetion for Prevention of Marine
Pollution from Land-Based Sources. Konvensi ini terdiri atas 29 pasal dan 2 Annex yang
mewajibkan negara-negara peserta untuk secara individu atau bersama-sama mencegah
terjadinya pencemaran laut dari bahan-bahan pencemar yang bersumber dari darat.
Konvensi London 1976
Nama asli dari konvensi ini adalah Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage
Resulting from Exploration and Exploitation of Seabed Mineral Resourcesyang ditetapkan
di London pada tahun 1976.
Konvensi Hukum laut 1982
Konvensi Hukum Laut 1982 memang tidak secara khusus mengatur tentang pencemaran
lingkungan. Akan tetapi, konvensi ini pada Bab XII-nya, mengatur secara umum tentang
pencegahan pencemaran laut (
marine pollution
).
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
13/41
Perlindungan atsmofer
Konvensi Wima 1985
Preambul dari Konvensi ini menunjukan kesadaran masyarakat internasional atas ancaman
yang sedang timbul terhadap atsmofer dunia. Konvensi ini merupakan hard law tetapi
memuat soft regulation artinya Konvensi ini tidak memuat tentang standar yang harus
dipenuhi dalam rangka membatasi zat perusak ozon. Sekalipun demikian, ia dapat dijadikan
fondasi untuk melakukan kerja sama dalam melindungi lapisan ozon yang terbukti telah
menipis.
Konvensi tentang Perubahan Iklim 1992
Konvensi ini dirancang untuk mengatur tentang pemakaian gas rumah kaca (greenhouse
gases
) seperti CO
2
, CH
4
, N
2
O, HFC
S
, PFC
S
, dan SF
6
yang merupakan penyebabnya
terjadi global warming dan global climate change. Tujuan akhir dari konvensi ini adalah
untuk menstabilkan kosentrasi gas rumah kaca pada suatu level, yang mencegah akibat
merusak dari gas rumah kaca pada sistem iklim
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
14/41
Konservasi Alam
CITES 1973
Konvensi ini dibuat pada tahun 1973 dan ditandatangani oleh 21 negara
dengan nama aslinya the Convention on Internasional Trade in Endangreed
Species.
Konvensi ini bertujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati
melalui pelarangan perdagangan spesies tertentu secara internasional.
Konvensi keanekaragaman Hayati
Konvensi ini mengatur perlindungan keanekaragaman hayati, baik secara ex
situ
maupun
in situ
serta
equal sharing
antara sesama negara anggota.
Menurut Konvensi ini, negara mempunyai sovereign right atas sumber daya
biologisnya, tetapi negara juga mempunyai kewajiban untuk melindungi dan
melestarikan sumber daya biologis yang terdapat di teritorialnya
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
15/41
Bahan Beracun Berbahaya
Konvensi ini dibuat untuk mengatur pelarangan perdagangan
suatu negara anggota lainnya. Konvensi ini hanya
membolehkan perdagangan dan perpindahan limbah B3
hanya untuk keperluan daur ulang atau untuk keperluan
bahan baku industri tertentu dengan suatu syarat bahwa
negara asal bersedia menerima kembali sisa limbah B3
tersebut kalau dari pemakaiannya masih meninggalkan limbah
B3.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
16/41
PRINSIP-PRINSIP HUKUM INTERNASIONAL
UNTUK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
1.General Prohibition to Pollute Principle
Prinsip ini menentukan bahwa pada
prinsipnya suatu negara dilarang untuk
melakukan tindakan di dalam negerinya
sedemikian rupa sehingga menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan di
tingkat global.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
17/41
2. The Good Neighbourliness Principle
Prinsip ini menentukan bahwa suatu negaradi
dalamnya tidak boleh melakukan tindakan di
dalam negerinya sedemikian rupa sehingga
menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan pada negara lain.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
18/41
3. The Prohibition of Abuse of Rights
Prinsip ini menentukan bahwa negara tidak
boelh menyalahgunakan haknya utnuk
melakukan tindakan yang pada akhirnya
dapat menjelaskan terjadinya kerusakan
lingkungan secara global.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
19/41
4. The Duty to Prevent Pinciple
Prinsip ini menentukan bahwa setiap negara
berkewajiban untuk mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan dan tidak boleh melakukan
peniaan terjadinya kerusakan lingkungan yang
bisa berasal dari kejadian di dalam negerinya dan
kemudian menyebabkan terjadinya kerusakan
lingkungan.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
20/41
5. The Duty to Inform Principle
Prinsip ini menentukan bahwa setiap negara
harus melakukan kerja sama Internasional dalam
mengatasi kerusakan lingkungan global melalui
kerjasama internasional dengan saling
memberikan informasi tentang penyebab
kerusakan dan cara menanggulangi kerusakan
lingkungan global.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
21/41
6. The Duty to Negotiate and Cooperate
Principle
Prinsip ini menentukan bahwa negara harus
bekerja sama dan melakukan negoisasi untuk
menyelesaikan kasus lingkungan yang menyangkut
dua negara atau lebih. Prinsip ini merupakan
penjabaran penyelesaian sengketa secara damai
dalam hukum Internasional.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
22/41
7.
Intergenerational Equity Principle
Prinsip ini diterjemahkan sebagai prinsip
keadilan antar generasi. Prinsip ini
menentukan bahwa generasi sekarang tidak
boleh melakukan eksploitasi lingkungan dan
sumber daya alam sedemikian ruapa sehingga
generasi mendatang tidak memperoleh
kesempatan yang sama.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
23/41
PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH
PERUSAHAAN INTERNASONAL
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
24/41
PT. Freeport Indonesia Perusahaan Penghasil Emas Dan Tembaga
Terbesar Di Dunia
PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang
mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold
Inc.(AS). Perusahaan ini adalah pembayar pajak terbesar kepada
Indonesia dan merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia
melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan
eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing tambang Erstberg
(dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan
Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
25/41
Freeport Indonesia sering
dikabarkan telah melakukan
penganiayaan terhadap para
penduduk setempat. Selain
itu, pada tahun 2003
Freeport Indonesia mengaku
bahwa mereka telah membayar
TNI untuk mengusir para
penduduk setempat dari
wilayah mereka. Menurut
laporan New York Times pada
Desember 2005, jumlah
yang telah dibayarkan antara
tahun 1998 dan 2004
mencapai hampir 20 juta
dolar AS.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
26/41
Selama ini hasil bahan
yang di tambang tidak-
lah jelas karena hasil
tambang tersebut di
kapal-kan ke luar
indonesia untuk di
murnikan sedangkan
molybdenum dan
rhenium adalah
merupakan sebuah hasil
samping dari pemrosesan
bijih tembaga.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
27/41
Dahulu di tengah masyarakat ada
mitologi menyangkut manusia sejati,
yang berasal dari sebuah Ibu, yang
menjadi setelah kematiannya berubah
menjadi tanah yang membentang
sepanjang daerah Amungsal (Tanah
Amugme), daerah ini dianggap
keramat oleh masyarakat setempat,
sehingga secara adat tidak diijinkan
untuk dimasuki.
Sejak tahun 1971, Freeport
Indonesia, masuk ke daerah keramat
ini, dan membuka tambang Erstberg.
Sejak tahun 1971 itulah warga suku
Amugme dipindahkan ke luar dari
wilayah mereka ke wilayah kaki
pegunungan.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
28/41
Kontroversi
Menurut karyawan dan bekas karyawan Freeport, selama bertahun-
tahun James R. Moffett, seorang ahli geologi kelahiran Louisiana
(Amerika Serikat), yang juga adalah pimpinan perusahaan ini,
dengan tekun membina persahabatan dengan Presiden Soeharto, dan
kroni-kroninya. Ini dilakukannya untuk mengamankan usaha
Freeport. Freeport membayar ongkos-ongkos mereka berlibur,
bahkan biaya kuliah anak-anak mereka, termasuk membuat
kesepakatan-kesepakatan yang memberikan manfaat bagi kedua
belah pihak.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
29/41
LANJUTAN...
Surat-surat dan dokumen-dokumen lain yang diberikan kepada New York
Times oleh para pejabat pemerintah menunjukkan, Kementerian Lingkungan
Hidup telah berkali-kali memperingatkan perusahaan ini sejak tahun 1997,
Freeport melanggar peraturan perundang-undangan tentang lingkungan
hidup. Menurut perhitungan Freeport sendiri, penambangan mereka dapat
menghasilkan limbah/bahan buangan sebesar kira-kira 6 miliar ton (lebih
dari dua kali bahan-bahan bumi yang digali untuk membuat Terusan
Panama). Kebanyakan dari limbah itu dibuang di pegunungan di sekitar lokasi
pertambangan, atau ke sistem sungai-sungai yang mengalir turun ke dataran
rendah basah, yang dekat dengan Taman Nasional Lorentz, sebuah hutan
hujan tropis yang telah diberikan status khusus oleh PBB.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
30/41
New York Times berkali-kali
meminta izin kepada
Freeport dan pemerintah
Indonesia untuk
mengunjungi tambang dan
daerah di sekitarnya karena
untuk itu diperlukan izin
khusus bagi wartawan.
Semua permintaan itu
ditolak. Freeport hanya
memberikan respon secara
tertulis.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
31/41
Menyadap e-mail
Menurut seorang pejabat dan dua bekas pejabat perusahaan yang
terlibat dalam mengembangkan suatu program rahasia, Freeport
selama ini menyadap e-mail para aktivis lingkungan yang melawan
perusahaan ini untuk memata-matai apa yang mereka lakukan.
Freeport menolak mengomentari hal ini. Freeport bergandengan
tangan dengan perwira-perwira intelijen TNI, mulai menyadap
korespondensi e-mail dan percakapan telepon lawan-lawan aktivis
lingkungannya.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
32/41
Kasus Peristiwa
http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/Kasus%20Peristiwa%20Pt.Freeport.docxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/Kasus%20Peristiwa%20Pt.Freeport.docxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/Kasus%20Peristiwa%20Pt.Freeport.docxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/Kasus%20Peristiwa%20Pt.Freeport.docx -
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
33/41
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi ,Dan
Lingkungan Yang Ditimbulkan PTFI
Kasus PT. Freeport dengan masyarakat dan buruh pegawai
sama-sama bersitegang, tidak adanya kesepakatan diantara
semua pihak terkait membuat masalah semakin
berkepanjangan. Pemerintah yang sedang asyik dengan
politik dan pencitraan, seakan menganggap ini sebagai lahan
mencari nafkah.
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
34/41
Pembahasan mengenai kasus ini dalam menghadapi krisis internal
antara Perusahaan dan Karyawan, dan krisis Eksternal anata
Perusahaan dan Masyarakat.
Berbicara mengenai kesenjangan sosial dalam masyarakat,
merupakan pembahasan yang tidak akan pernah habisnya. Akan ada
banyak hal terkait dengan masalah sosial, karena berbagai
hambatan pasti silih berganti. Salah satu contohnya saat ini yang
lagi memanas adalah konflik PT. Freeport dengan para pekerja
yang mandek kerja yang sebenarnya hanya meminta kenaikan gaji
dan masyarakat Papua yang butuh rasa aman dan nyaman.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
35/41
Adanya misscommunication antara Satpam PT. Freeport
Indonesia dan Polisi dengan pengaman dari PT Grup 4
Securicor yang mengenakan perlengkapan keamanan
lengkap, pada Rabu, 21 September 2011. Satuan
pengamanan bayaran tersebut yang keluar dari dalam
terminal pekerja Gorong-gorong bersitegang dengan Satpam
dan Polisi yang berjaga-jaga. Menurut Wakil Komandan
Kepolisian Resor Mimika, Komisaris Polisi Mada Indra
Laksanta, hanya terjadi misscommunication.Mereka berniat
membantu pengamanan tapi tidak ada komunikasi dan
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
36/41
Berbagai kekerasan yang terjadi di Papua semakin
membuat rakyat Papua sengsara. Langkah represif
aparat kepolisian, justru semakin membuat situasi
mencekam. Polisi sebagai pengaman dan pelindung
masyarakat justru menjelma menjadi momok yang
menakutkan serta menjadi musuh masyarakat, dan
seakan mati-matian menjaga dan melindungi
kepentingan Freeport.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
37/41
Bukan
tidak mungkin jika pada akhirnya yang juga saat ini banyak
pemberontakan di Papua dilakukan oleh orang Papua yang memperjuangkan
kemerdekaan dan ingin memisahkan diri dengan Indonesia. Jika keadaan ini
tidak diperhatikan betul baik oleh Pemerintah, pihak Freeport, Kepolisian,
dan masyarakat.
Karena, adanya keinginan hidup yang layak mereka melakukan aksi yang
sebenarnya ingin mengajak Pemerintah untuk memperhatikan nasib rakyat
Papua. Serta mengubah cara pandang pemerintah pusat terhadap masyarakat
Papua perlu diubah. Selama ini rakyat Papua sering dipandang sebagai orang
yang memberontak dan pendukung tindakan separatisme. Bukan hanya
meng-anak emaskan Freeport dan mengesampingkan masyarakat Papua.
LANJUTAN...
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
38/41
LANJUTAN...
Elemen-elemen terkait
Pemerintah Pusat
ESDM
KEMENAKERTRANS
DPR
DPRD
Gubernur
Walikota
Bupati
TNI dan POLRI
Buruh dan Masyarakat Papua
LSM
Negara lain yang terkait, Amerika, Australia, Inggris
http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/Kasus%20Peristiwa%20Pt.Freeport.docxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/Kasus%20Peristiwa%20Pt.Freeport.docxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/Kasus%20Peristiwa%20Pt.Freeport.docx -
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
39/41
WAIT...
KEEP CALM
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
40/41
-
8/10/2019 Hukum Lingkungan Internasional
41/41
SEKIAN