i
SKRIPSI
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI
KELAS V SDN MERTAK KESAMBIK DESA BEBER KECAMATAN BATUKLIANG
KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
OLEH
WARNI MURTI NIM. 15.1.13.12.0.030
PROGRAM KUALIFIKASI S1 GURU PAI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2017
i
ii
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI
KELAS V SDN MERTAK KESAMBIK DESA BEBER KECAMATAN BATUKLIANG
KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH
WARNI MURTI NIM. 15.1.13.12.1.030
PROGRAM KUALIFIKASI S1 GURU PAI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2017
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh WARNI MURTI 15.1.13.12.1.030 dengan judul :
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI
KELAS V SDN MERTAK KESAMBIK DESA BEBER KECAMATAN BATUKLIANG
KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dimunaqasahkan
Disetujui tanggal ...........................................
Pembimbing I Pembimbing II
iii
iv
Mertak Kesambik,
NOTA DINAS
Hal : Munaqasah Skripsi
Kepada
Yth. Rektor UIN Mataram
Di –
Mataram
Assalamu’alaikum Wr, Wb
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan dengan petunjuk, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : WARNI MURTI
NIM : 151 13121030
Program Studi : PAI
Judul : Penggunaan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas V SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqasah Skripsi
Fakultas Tarbiyah UIN Mataram, untuk itu kami berharap agar skripsi ini
dapat segera dimunaqasahkan.
Demikian dan atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Warni Murti
NIM : 15113121030
Fakultas / Prodi : Tarbiyah / PAI
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul:
“Penggunaan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran PAI Kelas V SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017, adalah
asli merupakan karya tulis dan susunan saya sendiri.
Apabila di kemudian hari ternyata terbukti skripsi ini tidak asli atau
merupakan jiplakan atau saduran, maka saya bersedia dikenakan sanksi, baik
sanksi akademis maupun sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Mertak Kesambik, .................
Yang Menyatakan
v
vi
vi
vii
vii
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada semua pihak yang telah
memberikan motivasi., bimbingan, doa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Terima kasih kepada :
1. Keluarga besar yang menjadi inspirasiku yakni Ayahanda dan ibunda
tercinta yang tidak pernah bosan dan selalu menemaniku dalam doa.
2. Suamiku tercinta yang telah memberi dukungan dan membantuku baik
materil maupun spiritual
3. Kepada semua Dosen yang telah mengajarkan arti ketinggian dari sebuah
Ilmu.
4. teman-teman seperjuanganku.
5. Almamaterku Tercinta.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, peneliti panjatkan karena dengan
IjinNya jualah, Skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Visual Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas V SDN
Mertak Kesambik Tahun Pelajaran 2016/2017”, dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam peneliti haturkan kepada Baginda Rasululloh SAW semoga
peneliti dan kita semua mendapat syafaat beliau di hari kemudian, amiiin.
Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan kerjasama yang baik antara
peneliti dengan observer serta berbagai pihak, untuk itu ijinkanlah penulis
menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Abdul Fattah,M.Fil.I sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak
M.Taisir, M.Ag selaku Dosen Pembimbing II.
2. Bapak Ketua Program Kualifikasi S1 Guru PAI Universitas Islam Negeri
(UIN) Mataram
3. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin,M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri (UIN) Mataram
4. Bapak Dr.H.Mutawalli, M.Ag selaku Rektor Univertsitas Islam Negeri (UIN)
Mataram
5. Bapak Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Pendidik beserta karyawan Tata Usaha
SDN Mertak Kesambik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bantuan dalam pengumpulan data.
Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu peneliti mengaharapkan koreksi konstruktif dan saran-saran perbaikan
dari berbagai pihak demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Akhirnya peneliti
berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam upaya
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI khususnya dan
mata pelajaran yang lainnya pada umumnya. Semoga setiap gerak langkah kita
mendapat ridho dari Allah SWT, Amin.
Mertak Kesambik,…………2017
Peneliti
Warnimurti
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ................................................................................... i HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN SKIPSI ........................................................ v PENGESAHAN........................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi ABSTRAK ................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Sasaran Tindakan .............................................................................. 6 C. Rumusan Masalah ............................................................................ 6 D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 8
A. Kajian Teoritis .................................................................................. 8 B. Kajian Teori .................................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................... ................................ 32
A. Setting Penelitian ............................................................................... 32 B. Sasaran Penelitian .............................................................................. 32 C. Rencana Tindakan ............................................................................... 32 D.Metode Pengumpulan Data ................................................................. 38 E. Pelaksanaan Tindakan ........................................................................ 40 F. Cara Pengamatan ................................................................................ 41 G. Analisis Data ..................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........... ................. 44 A. Deskripsi Setting Penelitian .......................................................... 44 B. Hasil Penelitian ............................................................................. 52 C. Pembahasan .................................................................................. 71
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 74 A. Kesimpulan............................................................................................ 74
B. Saran............................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
xi
xi
xii
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia yang selalu ingin berkembang dan berubah. Pendidikan mutlak ada
dan selalu diperlukan selama kehidupan itu ada. Hal ini senada dengan batasan
mengenai pendidikan, yaitu usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan
berencana dengan maksud mengubah tigkah laku manusia kearah yang
diinginkan1. Sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja, teratur dan
berencana, sudah barang tentu apa yang namanya pendidikan tidak dapat
dilakukan secara sambil lalu dan serampangan2.
Rumusan mengenai sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
proses pendidikan dan pembelajaran senantiasa mengacu pada tujuan
Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional dan tentang
pendidikan standar nasional3. Pendidikan mengemban suatu misi yang teramat
penting yaitu membentuk manusia seutuhnya yang memiliki semangat
kebangsaan cinta tanah air dan mampu mengisi partisipasi dalam
pembangunan dan mewujudkan masyarakat yang berkepribadian, adil dan
makmur4.
1 Anonim, Manajmen Berbasis Sekolah , (Bandung: Rosda Karya, 2003), h.98 2 UU No.20 Tahun 2003 3PP Nomor 19 tahun 2005 4 Batang Tubuh UUD 1945
1
2
Untuk mewujudkan cita-cita itu maka usaha mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui pendidikan semakin digalakkan. Salah satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah rendahnya mutu lulusan
Sekolah. Diantara penanda lulusan mutu lembaga pendidikan dinyatakan
dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan tolak ukur
keberhasilan seorang siswa dalam mengemban ilmu di bidang pendidikan.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran,
jenis tugas, dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Sejalan dengan uraian ini, Yunus mengungkapkan sebagai berikut :
Bahwasannya media pengajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman….orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lama bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya5. Selain itu Ibrahim menjelaskan betapa pentingnya media pengajaran
karena media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
5 Yunus, Pembelajaran di Kelas, (Bandung: Rosda Karya, 1942) h. 78
3
gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka membantu
memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan
pelajaran6.
Media pengajaran memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang
besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan
informasi, dan (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi,
media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan7.
Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para
siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab,
melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material). Pencapaian
tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi. Dalam proses belajar
mengajar seorang guru harus mempunyai kemampuan mengajar secara
professional dan terampil dalam menggunakan metode dan media yang tepat
dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus menguasai materi yang
akan disampaikan dan juga harus pandai menciptakan situasi dan kondisi
belajar mengajar yang menarik. Demikian juga peserta didik harus memiliki
kemauan dan kemampuan belajar yang tinggi serta harus berperan aktif dalam
mengikuti proses belajar mengajar sehingga menjadi pribadi yang berkualitas.
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas,
lembaga pendidikan berusaha meningkatkan kualitas dan proses hasil
pembelajaran. Usaha-usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran antara
6 Ibrahim, Metode Pembelajaran, (Surabaya: Pustaka Insani, 1946.), h. 432 7 Daytori, Belajar dan Pemblajaran , (Bandung: Rosda Karya, 2000) , h. 21
4
lain mengembangakan media pembelajaran, menerapkan media
pembelajaran, serta memilih dan menetapkan jenis media pembelajaran yang
akan digunakan. Pengembangan dan penerapan media pembelajaran
diharapkan dapat memberikan motivasi belajar terhadap siswa sehingga
berdampak pula pada prestasi belajarnya.
Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
lembaga pendidikan harus mampu menerapkan media pendidikan yang sudah
ada. Media pembelajaran yang diterapkan oleh lembaga pendidikan sekarang
ini belum didaya gunakan secara optimal, melihat kenyataan yang ada di
lapangan yaitu di SDN Mertak Kesambik, guru jarang sekali bahkan tidak
pernah sama sekali menggunakan media pendidikan dalam proses belajar
mengajar di kelas, karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah.
Padahal alat dan media sudah ada yang disediakan oleh sekolah tersebut
namun kendala sumber daya manusia dalam mengoprasionalkan media
terutama media teknologi sangat kurang8. Sehingga dalam proses belajar
mengajar di kelas yang hanya menggunakan metode ceramah dan guru
sebagai satu-satunya sumber belajar tanpa adanya media, maka komunikasi
antara guru dan siswa tidak akan berjalan secara lancar. Hal ini terkait dengan
permasalahan dalam proses belajar mengajar. Permasalahan yang dihadapi
suasana kelas ramai, penjelasan guru membosankan, siswa kesulitan
8 Observasi di SDN Mertak Kesambik, 17 Januari 2017
5
memahami pesan-pesan verbal, materi cenderung bersifat umum, dan kadang-
kadang penyampaian guru terlalu cepat9.
Sering dijumpai banyak siswa merasa enggan menerima pelajaran dari
seorang guru, karena merasa bosan. Dan tidak sedikit siswa mengeluh dengan
mata pelajaran PAI, mereka merasa bahwa pelajaran PAI merupakan
pelajaran yang kurang disukai, karena pelajaran PAI tidak hanya menulis dan
menghafal, tetapi harus faham dengan sesuatu yang dipelajari.
Berdasarkan observasi dan diskusi antara beberapa orang guru dan
Kepala Sekolah yang dilakukan peneliti di SDN Mertak Kesambik hasil
pembelajaran hampir kurang maksimal khususnya mata pelalajaran PAI. Hal
ini bisa dilihat pada nilai rata-rata pelajaran PAI semester I tahun ajaran
2016/2017 yaitu 56, dengan prosentase siswa sebanyak 70% yang nilainya
dibawah 70 dan 30% diatas 70 . Hasil ini masih dibawah KKM yaitu 7010.
Menurut Peneliti proses belajar mengajar seharusnya melibatkan
peran siswa dalam menggali potensi belajar siswa salah satunya yaitu dengan
cara menggunakan media visual yaitu LCD (Liquid Crystal Display), karena
metode ini dapat sebagai perantara penyampaian pesan untuk dikembangkan
dan didayagunakan seoptimal mungkin. Selain itu media merupakan wadah
yang dapat menyalurkan pesan yang oleh sumber pesan atau pemberi pesan
ingin diteruskan atau disampaikan kepada penerima pesan. Dalam
penyampaian pesan pembelajaran, guru tentunya menginginkan agar pesan
9 H. Muslim, SH, Wawancara, SDN Mertak Kesambik, Januari 2017 10 Saprudin, A.Ma, Guru Agama SDN Mertak Kesambik, 17 Januari 2017
6
yang disampaikan dapat diterima dengan jelas, mudah dimengerti siswa,
konkrit dan tahan lama dalam ingatan siswa
Sehubunngan dengan hal diatas peneliti mencoba melakukan
penelitian dengan judul Penggunaan media visual dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas V SDN Mertak Kesambik Desa
Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah tahun Pelajaran
2016/2017.
B. Sasaran Tindakan
Sasaran penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Mertak
Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
yang berjumlah 37 siswa Tahun Pelajaran 2016/2017.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimnanakah Penggunaan media pembelajaran visual dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas V SDN Mertak Kesambik
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah tahun
Pelajaran 2016/2017?.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk meningkatkan kinerja Guru pada Pembelajaran PAI
b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa SDN Mertak Kesambik Desa
Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah.
7
2. Manfaat dan Hasil Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Meningkatkan Khazanah keilmuan dan untuk memajukan
pendidikan terutama terkait proses pembelajaran PAI .
b. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa
– Membangkitkan motivasi belajar siswa
– Menumbuhkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan dari
guru.
– Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat.
2. Bagi guru
– Memudahkan dalam menyampaikan materi.
– Menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi guru.
– Mengembangkan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Meningkatkan kualitas sekolah.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Media Visual
1.1 Pengertian Media Visual
Secara harafiah kata “Media” berasal dari bahasa Latin, yang
merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau alat
(sarana) untuk mencapai sesuatu. Media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi11.
Media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan
dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat
mempengaruhi efektifitas program instruksional12. Selain itu media juga
diartikan sebagai sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat
mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya13.
Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media
merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, sehingga dapat terjadi proses belajar
pada dirinya. Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat
11 Association for Education and Communication Technology (AECT) 12 Ruminiati . Education Association (NEA) 13 Koyo K dan Zulkarimen Nst (1983)
8
9
belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
Sedangkan Visual merupakan suatu hal yang dapat dilihat dengan
indra penglihatan yaitu mata14. Visual dalam pelaksanaan pembelajaran
yang dimaksud adalah pembelajaran yang dapat dilihat berupa gambar
bergerak yang dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik dari
pelaksanaan pembelajaran sebelumnya.
Jadi media visual adalah bentuk bahan pembelajaran yang didesain
dalam bentuk visual atau dengan kata lain dapat dilihat secara langsung oleh
pengguna15. Guru dapat memperlihatkan gambar ataupun benda-benda yang
sesuai dengan materi yang diajarkan agar siswa menjadi tertarik dan aktif
dalam pembelajaran.
1.2 Macam-macam Media Visual
Adapun macam-macam media visual antara lain 16:
a) Media yang tidak diproyeksikan
a) Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus
dihadirkan di ruang kelas tetapi siswa dapat melihat langsung ke
obyek. Kelebihan dari media visual ini adalah dapat memberika
pengalaman nyata bagi siswa.
14 Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif , (Yogyakarta:
2009), h.26
16 DEPDIKNAS, Manajmen peningkatan mutu berbasis sekolah ,( Jakarta:2002), h.56
10
b) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang
merupakan representasi atau pengganti dari benda yang
sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala terentu.
c) Media Grafis Tergolong Media Visual yang menyalurkan pesan
melalui symbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah
menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran dan
mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan
jika hanya di lakukan melalui penjelasan verbal.
b) Media proyeksi
a) Transparasi OHP (overhead projector) merupakan alat bantu mengjar
tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa. Guru
dapat bertatap muka dengan siswa tanpa harus membelakangi siswa.
Teknik pembuatan transparasi yaitu mengambil dari bahan cetak
dengan teknik tertentu membuat diri secara manual.
b) Film bingkai/ slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35
mm dan diberi bingkai 2x2 inci.
1.3 Fungsi Media visual
Beberapa fungsi dari media visual antara lain17 :
a) Berperan sebagai komponen yang membantu mempermudah /
memperjelas materi atau pesan pembelajaran dalam proses
pembelajaran.
b) Membuat pembelajaran menjadi menarik
17 Nanang H. Strategi Pembelajaran (Bandung: Refika aditama, 2010) , h.56
11
c) Membuat pembelajaran lebih realistis / obyektif
d) Menjangkau sasaran yang luas
e) Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata
1.4 Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar metode dan media pengajaran
sangat berpengaruh sekali terhadap hasil belajar siswa, dimana kedua
aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu
akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih
ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media,
antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan
siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran
termasuk karakteristik siswa.
Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi
utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
Media pendidikan atau alat peraga memegang peranan penting
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien,
karena dengan media ini bahan pelajaran akan mudah diserap oleh siswa.
Pada mulanya media pendidikan hanyalah sebagai alat bantu dalam
kegiatan belajar mengajar, tetapi sekarang sudah menjadi bagian yang
integral dalam proses belajar mengajar. Yaitu sebagai sarana yang dapat
menyampaikan informasi dalam rangka mendorong motivasi belajar siswa,
12
sehingga dengan demikian diharapkan apa yang dipelajari siswa mudah
untuk dimengerti dan dipahami.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Hasil penelitian secara nyata
membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat membantu proses
belajar mengajar dikelas, terutama meningatkan prestasi belajar siswa18.
Media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu19. Disamping membangkitkan motivasi dan minat
siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi20.
Berdasarkan pendapat para ahli hasil belajar melalui indera
pandang dan indera dengar atau melalaui audio-visual mempunyai
perbedaan yang signifikan, mereka menyimpulkan bahwa: “Kurang lebih
70% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya
5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi melalui indera lainnya.
Sementara itu pendapat lain menyatakan perolehan hasil belajar melalui
18 Sudarman Danim, Tujuan Pembelajaran, (Bandung:Rosda Karya,2000 ), h.23 19 Hamalik, Keterampilan dalam Belajar , (Surabaya: Balai nPustaka, 2005),
h.36 20 Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Rosda Karya, 2008), h. 88
13
indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar 13%, dan melalui
indera lainnya sekitar 12%”21 .
Media pengajaran paling besar pengaruhya bagi indera dan lebih
cepat menjamin pemahaman Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama
tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya
dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengar22.
Senada dengan itu, Ibrahim juga menyatakan bahwa media pengajaran
membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid
dan memperbaharui semangat mereka membantu memantapkan
pengetahuan pada benak siswa serta menghidupkan pelajaran.
1.5 Prinsip-prinsip Media Visual dalam Pembelajaran
Seperti yang sudah dijelaskan diatas media visual sangat banyak
penggunaan media visual. Kita harus ingat bahwa manusia, khususnya
siswa dapat menyerap suatu materi apabila materi yang diberikan dikemas
dalam bentuk yang menarik dan mengesankan sehingga materi yang
mereka simak akan terus diingat. Untuk itu hadirkanlah media khususnya
media visual dalam jenjang pendidikan tertentu.
Supaya pembelajaran dapat bermakna bukan hanya media yang
menjadi faktor pendukungnya tetapi peranan guru atau pendidik sebagai
motivator dan fasilitator menjadi faktor yang sangat penting. Karena
pendidik harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk
menumbuh kembangkan kreativitas siswa sehingga akan terasa bermakna
21 Slameto, Psikologi Pendidikan ,(Bandung: ,Rosda Karya, 2003) , h. 17 22 Yunus, Pembelajaran di Kelas ,(Bandung: Rosda Karya, 1942) , h. 56
14
dalam pembelajaran. Secara garis besar prinsip-prinsip media visual
dikategorikan sebagai berikut23:
a) Ketepatan dalam memilih media visual dimana menyebabkan proses
pembelajaran menjadi lancar dan materi yang disampaikan dapat
dipahami oleh peserta didik.
b) Buatlah media visual agar efektif yaitu bentuk media visual yang
sederhana agar mudah dipahami.
c) Media visual yang dipilih harus sesuai dengan pembelajaran yang ingin
dicapai
d) Media visual harus bersifat fleksibel sehingga tidak menyulitkan peserta
didik dalam memahami mater
e) Gunakan dua gambar unruk mrembedakan dua konsep yang berbeda
f) Keterangan gambar harus dicantumkan secara garis besar dan
penggunaan warna harus realistis.
2. Hasil Belajar
2.1 Pengertian Hasil
Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional. Yang dimaksudkan adalah proses
dalam kegiatan belajar mengajar. Setelah mengalami belajar siswa
berubah perilakunya dibanding sebelumnya.
23 Nanang H. Strategi Pembelajaran (Bandung: Refika aditama, 2010) , h.63
15
Hasil dan bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti24. Tingkah laku
memiliki unsur subjektif dan unsure motoris. Unsur subjektif adalah unsur
rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa
seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya,
sedangkan rohaniahnya tidak bisa dilihat.
2.2.2 Pengertian Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga
dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya25. Belajar didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat
seseorang mengalami perubahan tingkah laku, sebagai hasil dari
pengalaman yang diperolehnya26.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
belajar sebagai suatu usaha seseorang untuk mengubah tingkah lakunya
melalui pengalaman dan interaksi dnegan lingkungan yang dilakukan secara
sadar, terarah dan bertujuan. Jadi belajar adalah suatu proses perubahan
24 Oemar Hamalik, Keterampilan dalam Belajar , (Surabaya:Balai nPustaka,
2005), h.45 25 Slameto, Psikologi Pendidikan , (Bandung: Rosda Karya, 2003) , h. 21 26 Gagne, The Condition Of Learning, (Bandung: Rosda Karya, 2010), h. 33
16
tingkah laku yang menyeluruh dari pengalamannya sendiri, dan sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.
2.2 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan ”Belajar”. Hasil belajar adalah suatu
perubahan perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif,
efektif dan psikomotorik. Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak
aspek yang dicapai meliputi pengetahuan, pemahaman tentang konsep,
kemampuan menerapkan konsep, menyenangi dan memberi respon positif
terhadap suatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu
kegiatan tertentu. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai
oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf,
kata atau simbol27.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan perilaku individu secara keseluruhan baik secara
kognitif, afektif maupun psikomotorik setelah mengikuti proses belajar
mengajar dimana tingkat keberhasilan itu ditandai dengan skala nilai berupa
huruf, kata ataupun simbol. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar,
kita dapat mengukur atau mengevaluasi dengan melakukan tes prestasi
belajar. Tes hasil belajar dapat digolongkan sebagai berikut :
27 Dymiati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
1999), h. 110
17
1) Tes kecepatan ( speed test )
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam hal
kecepatan berfikir atau ketrampilan, baik bersifat spontanitas maupun
hafalan dan pemahaman.
2) Tes kemampuan ( power test )
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam
mengungkapkan kemampuannya dengan tidak dibatasi secara ketat oleh
waktu yang disediakan.
3) Tes hasil belajar ( achievment test )
Tes ini biasa berbentuk tes harian ( formatif ) maupun tes akhir
semester ( sumulatif ) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar.
4) Tes kemampuan belajar ( gains / achievment test )
Tes ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal. Biasanya
berbentuk pre-test dan tes akhir post-tes.
5) Tes diagnosis
Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kesulitan yang
dihadapi siswa dalam belajar. Kemudian mencari solusinya.
6) Tes formatif
Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar
yang telah dicapai oleh siswa program pembelajaran tertentu.
18
7) Tes sumatif
Tes yang menentukan keberhasilan seseorang siswa dalam
menempuh pelajaran atau sekumpulan materi. Misalnya ujian kenaikan
kelas dan Ujian Nasional (UN).
Dari ketujuh tes prestasi belajar diatas yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam penelian ini adalah tes formatif
karena tes ini dilaksanakan setelah proses belajar mengajar untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan yang dicapai oleh siswa28.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam suatu proses belajar
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar, yaitu berasal dari diri orang yang belajar dan ada pula dari luar
dirinya. Adapun faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal dan faktor
eksternal29 :
a. Faktor internal ( yang berasal dari dalam diri )
1. Kesehatan
Faktor kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seorang siswa selalu
tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, maka
dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk mengikuti proses
pembelajaran. Demikian pula halnya kesehatan rohani (jiwa) kurang
28 Dymiati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
h. 114 29 M. Dalyono, Belajar Menggunakan Panca Indra(Jakarta:PT.Rineka Cipta,1984),
h. 43
19
baik, misalnya mengalami gangguan fikiran, perasaan kecewa karena
konflik dengan seseorang, orang tua atau karena sebab lainnya, hal ini
dapat mengganggu atau mengurangi semangat untuk belajar. Dengan
demikian, maka hasil belajar dapat tercapai apabila kondisi fisik maupun
mental sehat, sehat secara lahir maupun batin.
2. Faktor intelegensi dan bakat
Intelegensi adalah kemampuan atau daya serap otak dalam
memahami materi pengajaran yang di berikan. Intelegensi juga merupakan
kecepatan dalam proses menerima apa yang di informasikan, khususnya
dalam sebuah dasar atau cikal bakal potensi yang di bawa sejak lahir,
bakat yang mengarahkan dan membawa seseorang kepada yang ia sukai,
sehingga dengan adanya bakat tersebut, maka seseorang akan lebih mudah
untuk di arahkan dan di bina untuk lebih maju.
3. Faktor minat dan motivasi
Minat dan motivasi merupakan dua aspek psikis yang juga besar
pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Minat dapat timbul karena
daya tarik dari luar dan juga dari dalam (hal sanubari). Minat timbul juga
karena adanya berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk
menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin
hidup senang dan bahagia. Motivasi yang berasal dari dalam diri
(intrinsic), yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya
karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang
20
bersal dari luar (ekstrinsic), yaitu dorongan yang datang dari luar diri
(lingkungan), misalnya orang tua, guru, teman-teman dan masyarakat.
4. Faktor cara belajar
Cara belajar juga mempengaruhi hasil belajar seseorang. Cara
belajar juga dipengaruhi oleh kesehatan, apabila kesehatan terganggu
maka akan memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun
teknik-teknik belajar yang harus diperhatikan, menurut M. Dalyono, antara
lain : cara membaca, cara menulis, cara menggaris bawahi, cara
meringkas, cara membuat kesimpulan, waktu belajar, tempat belajar,
fasilitas belajar dan penggunaan media belajar.
b. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri)
1. Keluarga
Keluarga ialah komunitas sosial terkecil yang terdiri atas ayah, ibu
dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni. Faktor keluarga sangat
besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar karena dengan
adanya pengaruh orang tua dalam sebuah keluarga, maka anak-anak akan
lebih disiplin dan termotivasi dalam belajar. Adapun faktor dari orang tua
tersebut, antara lain : tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar
kecilnya penghasilan orang tua, cukup atau kurang perhatian dan
bimbingan orang tua pada anak, rukun atau tidaknya kedua orang tua
(harmonis), tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut
mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
21
2. Sekolah
Sekolah juga turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak,
seperti : kompetensi atau kualitas guru, metode mengajarnya, kurikulum
yang digunakan, fasilitas atau media pembelajaran, kondisi ruangan atau
kelas, jumlah murid per kelas, tata tertib, perpustakaan dan seluruh sarana
maupun prasarana sekolah. Semua itu turut mempengaruhi berhasil atau
tercapainya prestasi belajar anak di sekolah. Faktor sekolah merupakan
faktor eksternal yang paling dominan yang mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa.
3. Masyarakat
Situasi dan kondisi masyarakat juga menentukan pencapaian hasil
belajar anak. Seperti lingkungan tempat tinggal anak adalah orang-orang
yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi
dan moralnyo baik. Hal ini tentunya akan mendorong anak untuk lebih giat
belajar.
Berdasarkan pendapat diatas, faktor internal maupun eksternal
mempengaruhi proses pembelajaran, khususnya dalam mencapai
keberhasilan (prestasi). Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
meliputi : cara belajar, motivasi, intelengensi dan kesehatan siswa. Faktor
eksternal siswa, yaitu : sekolah (faktor eksternal yang paling dominan),
keluarga dan lingkungan masyarakat tempat siswa berdomisili. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar secara garis besar dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu :
22
a) Motivasi untuk belajar
Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul
dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku. Motivasi belajar
memegang peranan yang cukup besar terhadap pencapaian hasil belajar
karena berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai dari proses
belajar.
b) Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan pembelajaran adalah arah atau sasaran yang hendak
dituju oleh proses pembelajaran. Karena tujuan pengaruhnya kepada
apa yang hendak dicapi atau suatu gambaran tentang hasil akhir dari
suatu kegiatan.
c) Situasi yang mempengaruhi proses belajar.
2.5 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Telah disepakati oleh ahli pendidikan bahwa guru merupakan
kunci dalam proses belajar mengajar. Bila hal ini dilihat dari segi nilai
lebih yang dimiliki oleh guru dibandingkan dengan siswanya. Nilai lebih
ini dimiliki oleh guru terutama dalam ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
guru bidang studi pengajarannya. Walaupun demikian nilai lebih itu tidak
akan dapat diandalkan oleh guru, apabila ia tidak memiliki teknik-teknik
yang tepat untuk mentransferkan kepada siswa.
Disamping itu kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang
sangat kompleks, karena itu sangat sukar bagi guru Pendidikan Agama
Islam bagaimana caranya mengajar dengan baik agar dapat meningkatkan
23
hasil belajar siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam. Untuk
merealisasikan keinginan tersebut, maka ada beberapa prinsip umum yang
harus dipengang oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan
tugasnya. prinsip-prinsip umum yang harus dipengang oleh guru
Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai
berikut30:
1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa.
2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya.
3. Guru hendaknya menyesuaikan bahan pelajaran yang diberikan dengan
kemampuan siswa.
4. Guru hendaknya menyesuaikan metode mengajar dengan pelajarannya.
5. Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam belajar.
6. Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya dengan kata-kata
belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada murid.
7. Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa.
8. Guru terikat dengan texs book.
9. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan
pengetahuan, melainkan senantiasa membentuk kepribadian siswanya.
Sehubungan dengan upaya meningkatkan hasil belajar siswa
ada dua prinsip yang harus diperhatiakn oleh guru sebagai berikut31:
30 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru
Algesindo,2000), h.20 31 Thomas F. Saton, Teori Pendidikan, ( Jakarta:Rineka Cipta,2006) , h.56
24
1. Menyelidiki dengan jelas dan tegas apa yang diharapkan dari pelajaran
untuk dipelajari dan mengapa ia diharapkan mempelajarinya.
2. Menciptakan kesadaran yang tinggi pada pelajaran akan pentingnya
memiliki skill dan pengetahuan yang akan diberikan oleh program
pendidikan itu.
Dari prinsip-prinsip umum di atas, menunjukkan bahwa peranan guru
Pendidikan Agama Islam dalam mengajar Pendidikan Agama Islam dapat
dikatakan sangat dominan, begitu pula dalam meningkatkan hasil belajar
siswa tampaknya guru yang mengetahui akan kemampuan siswa-siswanya
baik secara individual maupun secara kelompok, guru mengetahui persoalan-
persoalan belajar dan mengajar, guru pula yang mengetahui kesulitan-
kesuliatan siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam dan bagaimana
cara memecahkannya.
3. Pembelajaran PAI kelas V
3.1 Pengertian Pembelajaran PAI
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang ditambah awalan pem
dan akhiran an. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan guru
dalam mengadakan hubungan interaksi dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran”32. PAI adalah nama dari mata pelajaran yang
diajarkan pada jenjang SD sederajat, SMP sederajat dan SMA sederajat33.
Pembelajaran yang ditetapkan guru banyak memungkinkan siswa
belajar proses (learning by process), bukan hanya belajar produk (learning
32 Ibid, h. 76. 33 Tim Arafah, PAI untuk Sekolah Dasar KelasV , (Semarang: Aneka Ilmu,
2007), h.7
25
by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi
kognitif. Sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya
tujuan belajar baik segi kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotorik
(keterampilan). Oleh karena itu, metode pembelajaran diarahkan untuk
mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak menekankan pada
pembelajaran melalui proses.
Menurut Lukmanul Hakim, ”untuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif itu perlu direncanakan metode pembelajaran yang tepat. Aktivitas guru mengajar tercermin dalam menempuh metode pembelajaran, sedangkan aktivitas siswa belajar tercermin dalam menggunakan isi khasanah pengetahuan dalam memecahkan masalah dan menyatakan gagasan dalam bahasa sendiri.”34 Keaktifan dalam pembelajaran tercermin dari kegiatan yang
dilakukan oleh guru maupun siswa dengan menggunakan ciri-ciri berikut
ini:
a. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat
perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi.
b. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan
mengalami, menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap.
c. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi
yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
d. Guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan) dalam
koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar (instruktur)
yang mendominasi kegiatan di kelas.
34 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran , (Bandung : CV Wacana
Prima, 2008), h. 155.
26
e. Biasanya menggunakan berbagai metode, media, dan alat secara
bervariasi.35
Jadi, pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru ketika
berinteraksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif.
3.2 Materi Pembelajaran PAI Kelas V
Adapun materi pembelajaran PAI Kelas V adalah sebagai berikut36:
1) Semester I terdiri dari :
Pelajaran 1 Surah Al-Lahab dan Al-Kafirun
Pelajaran 2 Kitab ALLOH SWT
Pelajaran 3 Kisah Nabi
Pelajaran 4 Meneladani Perilaku Terpuji
Pelajaran 5 Azan dan Iqamah
2) Semester II terdiri dari :
Pelajaran 6 Surah Al-Maun dan Al-Fil
Pelajaran 7 Para Rasul dan ALLOH SWT
Pelajaran 8 Kisah Sahabat Nabi
Pelajaran 9 Meneladani Perilaku Terpuji
Pelajaran 10 PuasaWajib
35 Ibid, h. 154-155 36 Tim Arafah, PAI untuk Sekolah Dasar KelasV, (Semarang: Aneka Ilmu, 2007),
h.9
27
3.3 Tujuan Pembelajaran PAI Kelas V
Adapun tujuan dari pembelajaran PAI kelas V adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Pembelajaran materi Surah Al-Maun dan Al Fil adalah sebagai
berikut:
Siswa dapat mengambil pelajaran berharga sesuai dengan isi
kandungan ayat tersebut.
Siswa dapat mengembangkan pesan moral yang terdapat dalam arti
dari masing-masing ayat.
Siswa dapat menerapkan sikap sesuai dengan arti dari ayat tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Pembelajaran materi Para Rasul Alloh SWT adalah sebagai
berikut:
Siswa dapat mengetahui dan menyebutkan nama-nama Rasul Alloh
SWT.
Siswa dapat menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dan para
Rasul.
Siswa dapat membedakan Nabi dan Rasul
c. Tujuan Pembelajaran materi Kisah Sahabat Nabi adalah sebagai berikut:
Siswa dapat menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar r.a.
Siswa dapat menceritakan Khalifah Umar bin Khattab r.a
d. Tujuan Pembelajaran materi Puasa Wajib adalah sebagai berikut:
Siswa dapat menyebutkan ketentuan-ketentuan Puasa Ramadhan.
Siswa dapat menyebutkan hikmah Puasa
28
e. Tujuan Pembelajaran materi Akhlaq Terpuji adalah sebagai berikut:
Siswa dapat menerapkan akhlaq terpuji dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya
Siswa dapat mengembangkan nilai-nilai ajaran agama sesuai ajaran
agama yang dianutnya
Siswa dapat menjadi model penerapan akhlaq terpuji dalam
kehidupan sehari-hari37.
3.4 Metode Pembelajaran PAI
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode
pembelajaran PAI, terdapat hal hal yang perlu diperhatikan antara lain38:
a. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat
kecerdasan, kematangan dan perbedaan individu lainnya.
b. Tujuan yang hendak dicapai jika tujuannya pembinaan daerah kognitif
maka metode yang lain kurang tepat digunakan
c. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi
lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar maka metode diskusi agak
sulit digunakan apalagi ruangan yang tersedia cukup kecil. Apalagi
metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara
guru.
37Tim Arafah, PAI untuk Sekolah Dasar KelasV, (Semarang: Aneka Ilmu, 2007) , h.
32 38 http/www. Wordpress. Tgl 18 Januari 2017.
29
Selama ini metode pembelajaran PAI di kelas hanya
menggunakan model seperti biasa. Adapun metode yang dimaksud
adalah:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode dengan hanya
menggunakan suara tanpa alat maupun media pembelajaran, dimana
hanya guru yang aktif di kelas dan siswa hanya menjadi pendengar
setia39. Metode ceramah merupakan metode yang kurang efektif dalam
pelaksanaan pembelajaran karna siswa mendapat bahan belajar dari
satu sumber saja.
2. Metode Diskusi
Metode Diskusi adalah Diskusi adalah suatu proses tukar
pikir, pendapat atau pengalaman antara dua orang atau lebih untuk
memecahkan masalah40. Adapun jenis-jenis teknik diskusi kelompok
antara lain41:
a. Panel atau kelompok kecil antara 3 sampai 6 orang mendiskusikan
suatu subjek tertentu, mereka duduk dalam susunan seni melingkar
dihadapkan pada suatu kelompok besar perserta. Anggota kelompok
besar ini dapat diundang untuk turut berpartisipasi suatu kelompok
besar peserta lainnya. Yang duduk sebagai penulis ialah orang yang ahli
39 Nanang Fattah, Pendidikan di Indonesia, , ( Jakarta:Rineka
Cipta,2006), h.8 40 Djamarah, Problem based insruction ( Jakarta: Algesindo,2002) ,
h.13 41 Rostiyah, Keterampilan Dalam Belajar (, Surabaya: Balai Pustaka,
1985), h. 62
30
dalam bidangnya.
b. Whole group, suatu diskusi dimana anggota kelompok yang
melaksanakan tidak lebih dari 15 orang.
c. Buzz-group, suatu kelompok besar dibagi menjadi 2 sampai 8
kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta
melaporkan hasil diskusi itu pada kelompok besar.
d. Symposium, tehnik ini menyerupai panel, hanya sifatnya lebih formal
seorang anggota symposium harus menyiapkan prasarana menurut
pandangannya sendiri terlebih dahulu.
3. Metode Penugasan
Metode Penugasan adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode
ini biasanya diberikan karena bahan pelajaran terlalu banyak sementara
waktu yang tersedia sedikit. Artinya, banyak bahan pelajaran yang tersedia
dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai dengan
waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang digunakan oleh guru
untuk mengatasinya.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan
mengenai mata pelajaran tertentu, atau satu perintah yang baru dibahas
dengan diskusi dan perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga
berupa tugas tertulis maupun lisan, dapat ditugaskan untuk mengumpulkan
sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan terhadap sesuatu42. Diharapkan bila
42 Syaiful, Model-model Pembelajaran ,(Bandung: Rosda Karya1997), h. 56
31
guru memberikan tugas pada siswa, harus dicek apakah sudah dikerjakan
atau belum. Kemudian perlu dievaluasi, karena akan memberikan motivasi
belajar siswa.
Tugas dapat juga berupa perintah, kemudian siswa mempelajari
bersama teman atau sendiri dan menyusun laporan. Kemudian setelah
pembelajaran selesai siswa akan diberi tugas yang akan dikerjakan secara
berkelompok dan perorangan tergantung pada tugas yang akan diberikan
oleh guru. Selanjutnya guru mengadakan evaluasi, apakah dalam
pembelajaran terjadi perubahan yaitu peningkatan hasil belajar. Karena
sebelumnya guru jarang memanfaatkan metode resitasi dengan berbagai
alasan.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Seting penelitian ini adalah di SDN Mertak Kesambik terletak di
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah.
B. Sasaran Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitan ini adalah peserta didik kelas V SDN Metak
Kesambik terletak di Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 37 orang
siswa.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitan ini adalah penggunaan media pembelajaran visual
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Mertak Kesambik
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah tahun
Pelajaran 2016/2017.
B. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus, masing-masing siklus
terdiri dari beberapa komponen, yaitu tahap persiapan, perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring, refleksi, evaluasi dan revisi
dan kesimpulan hasil. Prosedur penelitan yang diterapkan dalam penelitian ini
32
33
dapat dilihat pada langkah-langkah penelitian yang diilustrasikan dalam
siklus yang terdapat pada gambar 1 dibawah ini43.
Gambar 1. Gambar Langkah-langkah PTK
43 Mardalis, Metodologi Riset(, Yogyakarta:BPFE-UI,2004), h.67
34
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
1). Menetapkan alternatif upaya peningkatan kualitas pembelajaran PAI yaitu
dengan mencoba melakukan perbaikan proses pembelajaran di kelas
dengan menggunkan media visual.
2). Menyusun rancangan tindakan yang akan dilaksanakan di kelas. Setelah
mengidentifikasikan dan merumuskan permasalahan pembelajaran yang
dihadapi, kemudian memutuskan pola perbaikan yang akan digunakan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan rancangan tindakan
yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini rancangan tindakan yang akan
dilaksnakan adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan media
visual. Pada tahap ini dilakukan persiapan, penerapan yang meliputi:
a). Penentuan pembatasan materi yang akan diberikan.
b). Membuat skenario pembelajaran dengan berbagai metode sesuai
dengan bahan/materi yang akan disampaikan yakni berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
d). Menyusun tes awal dan tes akhir
e). Menyusun lembar observasi dalam kaitannya dengan keterampilan
mengajar dengan media visual, baik untuk panduan observasi kinerja
guru maupun panduan observasi kinerja siswa SDN Mertak Kesambik
pada kelas V.
35
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media visual. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam
bentuk siklus, tiap siklus dengan materi yang berbeda. Sebelum pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan, dilakukan kegiatan
pengamatan terhadap model pembelajaran sebelumnya serta mengamati
bagaimana keterlibatan siswa selama pembelajaran dilaksanakan. Kegiatan
ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media visual langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi : siswa diminta untuk memahami materi prilaku terpuji
melalui media visual
b. Motivasi : Guru memberikan pertanyaan tentang materi nprilaku terpuji
yang ditayangkan melalui media visual
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikaan penjelasan tentang materi prilaku terpuji melalui
media visual
b. Setelah selesai pelajaran guru melakukan tanya jawab.
c. Setelah selesai tanya jawab guru membrikan tugas kepada siswa.
d. Masing-masing siswa mengumpulkan tugas kepada guru.
3. Kegiatan Akhir
a. Refleksi
b. Penilaian
36
c. Observasi
Melaksanakan observasi dalam kaitannya dengan keterampilan
mengajar dengan media visual, baik berdasarkan panduan observasi kinerja
guru maupun panduan observasi kinerja siswa SDN Mertak Kesambik pada
kelas V selama proses pembelajaran secara terus dari awal pembelajaran
siklus I sampai selesai.
d. Refleksi
Pada kegiatan ini dilakukan analisis hasil observasi kemudian hasil
observasi didiskusikan dengan guru PAI mengenai hal-hal yang berkenaan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Hasil analisis berupa masukan-masukan
yang digunakan untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus
berikutnya. Kemudian melaksanakan evaluasi. Pada tahap pelaksanaan
evaluasi digunakan dua macam evaluasi, yaitu (1) evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran menggunakan media visual pada pelajaran PAI selama kegiatan
berlangsung, (2) evaluasi terhadap keterlibatan siswa yang dilakukan melalui
observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, diperoleh temuan tingkat
keberhasilan menggunakan media visual. Kemudian lembar observasi di
jadikan dasar membuat penilaian terhadap permasalahan yang muncul di
kelas. Hasil tes dan observasi yang peneliti temukan dalam penenitian
kemudian lapangan dapat dijadikan sebagai dasar melakukan perencanaan
ulang untuk penyempurnaan, merivisi rancangan yang akan dilaksanakan
pada tindakan selanjutnya sehingga akan mencapai hasil yang optimal.
37
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai
berikut:
1). Mengakji ulang dan melakukan perbaikan proses pembelajaran selama
siklus satu (I) dengan menggunkan media visual .
2). Menyusun rancangan ualang yaitu;
a). Penentuan pembatasan materi yang akan diberikan.
b). Membuat skenario pembelajaran dengan berbagai metode sesuai dengan
bahan/materi yang akan disampaikan yakni berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
d). Menyusun tes awal dan tes akhir
e). Menyusun lembar observasi dalam kaitannya dengan keterampilan
mengajar belajar, baik untuk panduan observasi kinerja guru maupun
panduan observasi kinerja siswa SDN Mertak Kesambik pada kelas V.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana pelaksanaan tindakan siklus I peneliti melaksanakn
tindakan pembelajaran sesuai rancangan yang telah di susun.
1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media visual sesuai
dengan bahan/materi yang akan disampaikan yakni berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Melaksanakan tes awal dan tes akhir
38
c. Observasi
Seperti pada siklus I peneliti melaksanakan observasi dalam
kaitannya dengan keterampilan mengajar, baik berdasarkan panduan
observasi kinerja guru maupun panduan observasi kinerja siswa SDN
Mertak Kesambik pada kelas V selama proses pembelajaran secara terus-
menerus dari awal pembelajaran siklus I sampai selesai.
d. Refleksi
Sebagaimana siklus pertama peneliti mengkaji hasil yang diperoleh
yakni hasil tes, hasil observasi selanjutnya di evaluasi. Hasil evaluasi di
jadikan sebagai bahan untuk melihat keberhasilan keseluruhan kegiatan ada
siklus II. Jika pada tahap siklus II telah mencapai tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan target yang ingin di capai maka tindakan di anggap berhasil
dan tentunya pelaksanaan tindakan selesai pada siklus II, tetapi kalau belum
berhasil maka tentu akan di lanjut pada siklus selanjutnya.
C. Metode Pengumpulan Data
1) Tes awal (pre test)
Test adalah merupakan alat pengukur, disamping mempunyai
manfaat juga mempunyai ciri - ciri yang sedemikian rupa sehingga bisa di
pergunakan secara tepat. Berdasarkan dari uraian di atas, maka disini
peneliti akan mengemukakan beberapa pendapat para ahli yang
berhubungan dengan masalah test ini. test adalah “seperangat rangsangan
(stimulan) yang di berikan kepada seseorang dengan maksud untuk
39
mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor
angka"44.
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian tentang pengertian
pre test dan post test, maka perlu kiranya di jelaskan dari masing - masing
penilaian tersebut. Menurut para ahli, pre test adalah " test pada siswa
sebelum pelajaran di mulai atau sebelum proses pengajaran di
laksanakan45 ". Dengan demikian sesuai dengan prinsip ini,
penyelenggaraan pre test yang di lakukan guru, di samping untuk
mengetahui kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran,
sebaiknya di pergunakan pula untuk mencari informasi yang berguna
untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
2) Tes akhir (Post test).
Tes akhir adalah tes yang di berikan setelah proses pengajaran
berakhir46. Post test di lakukan bila suatu unit atau bagian bahan pelajaran
selesai di ajarkan melalui satuan pelajaran. Maka fungsi dari pada post -
test adalah untuk mengukur sampai sejauh mana keefektifan pelaksanaan
program pengajaran. Dengan post test kita dapat mengetahui kondisi
murid tentang pengetahuan dan keterampilanya setelah melalui proses
mengajar dan belajar cengan mempedomani hasil test tersebut.
44 Margono, Metodologi Research , (Jakarta: Rineka Cipta,2006), h. 170 45 Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung: Sinar baru
algensindo,2000), h.37 46Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung:Sinar Baru
Algesindo,2000), h.40
40
3) Observasi
a) Observasi terhadap aktivitas guru, observasi ini dilakukan untuk
melihat sejauh mana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang
dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran di kelas (Persiapan
Mengajar, menguasai materi, membimbing siswa menyimpulkan
materi dan evaluasi)47 .
b) Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajarn
dikelas setiap kali mengikuti satuan pelajaran (pengetahuan dialami,
dipelajari dan ditemukan oleh siswa, siswa melakukan sesuatu untuk
memahami materi pelajaran, siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
pemikirannya, siswa berfikir reflektif)48.
D. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP
pelajaran PAI dengan menggunakan Media visual yang sesuai dengan materi
yang disampaikan.
47 Margareta N, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung, Tinta Emas Publishing,2008),h.35 48 Ibid,h.40
41
E. Cara Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
yaitu pada proses pembelajaran PAI dengan menggunakan media visual yang
tepat. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah :
a. Peneliti memonitor siswa selama proses pembelajaran.
b. Peneliti menilai hasil yang dicapai setelah proses pembelajaran.
F. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Untuk menganalisis tingkat
keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar
mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi
berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
1. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kuantitatif, untuk memperoleh data dari hasil penelitian yang
dilakukan maka data yang diperoleh dianalisis dengan mencari:
a. Ketuntasan Individu
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas
apabila siswa memperoleh nilai ≥ 60.
b. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan belajar klasikal dikatakan telah tercapai apabila
target pencapaian ≥ 85% dari jumlah siawa dalam kelas bersangkutan
42
yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar individu. Hal ini
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
KK = z
x x100%
Keterangan:
KK = Ketuntasan klasikal
x = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 60
z = Jumlah siswa yang ikut tes
Ketuntasan klasikal tercapai jika KK ≥ 85% dengan nilai siswa
minimal mencapai 60.49
c. Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas dipergunakan persamaan:
R = N
X
Dimana: R = Nilai rata-rata kelas
∑X = Jumlah nilai yang diperoleh siswa
N = Banyak siswa yang ikut tes.50
Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah tercapainya
ketuntasan belajar baik secara individu maupun secara klasikal, dalam
proses pembelajaran PAI dengan penggunaan media visual sebagai media
pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
PAI SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang
Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.
49 Mulhamah, “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Pokok Bahasan
Fungsi Komposisi dengan Metode Discovery” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2009), h. 43. 41 Wawan Nurkancana dan PPN. Sunartana, Evaluasi Hasil Belajar. (Surabaya: Usaha
Nasional,1990), h. 173.
43
2. Refleksi
Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan untuk
dianalisis pada tahap ini, kemudian peneliti menganalisis ketuntasan hasil
belajar siswa pada siklus pertama. Jika terdapat masalah pada siklus
pertama seperti banyak siswa yang tidak tuntas, dan peneliti sebagai
pengajar masih terdapat padanya kekurangan-kekurangan pada saat proses
belajar mengajar berlangsung, maka dari hasil proses refleksi ini digunakan
sebagai bahan untuk melakukan revisi dan perbaikan pada perencanaan dan
proses pada siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang,
tindakan ulang, dan pengamatan ulang sampai permasalahan dapat teratasi.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
SDN Mertak Kesambik berdiri pada tanggal 23 November 1980,
yang terletak di Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok
Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun yang pernah menjabat
sebagai kepala sekolah di SDN Mertak Kesambik adalah:
Tahun 1980 s/d 1984 : Haji Ramli
Tahun 1984 s/d 1988 : Suarmin.
Tahun 1988 s/d 1992 : H.L.M. Ishak
Tahun 1992 s/d 1996 : Yuk HM Yunus
Tahun 1996 s/d 2000 : H.M.Suharto,S.Pd
Tahun 2004 s/d 2008 : H.Amin,S.Pd
Tahun 2008 s/d 2012 : M. Dirman,S.Pd
Tahun 2012 s/d 2016 : H.Amin,S.Pd
Tahun 2016 s/d Sekarang : H.Sanusi, H.Yakub, S.Pd
44
45
Visi dan Misi SDN Mertak Kesambik:
a. Visi
Terwujudnya generasi yang siap pakai (berwawasan IPTEK dan
IMTAQ) yang turut bertanggungjawab atas terwujudnya tatanan
masyarakat yang diridhoi oleh allah SWT.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan bimbingan secara efektif,
sehingga setiap siswa berkembang secara optimal.
2) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap allah allah SWT.
3) Meningkatkan kedisiplinan dan etika pergaulan sesama warga dan
sekolah.
4) Meningkatkan mutu pendidik.51
2. Letak Geografis SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
Letak geografis yang dimaksud adalah gambaran umum lokasi
lingkungan SDN Mertak Kesambik yang berlokasi di Desa Beber
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah.
Letak SDN Mertak Kesambik ini cukup strategis, karena
bersebelahan dengan jalan raya dan pemukiman penduduk yang
memudahkan para siswa dan siswi untuk bersekolah, dan secara tidak
langsung letak lingkungan fisik sekitarnya berpengaruh terhadap suasana
dan jalannya proses belajar mengajar.
51 Papan data SDN Mertak Kesambik, Dokumentasi, 07 April 2017
46
Luas tanah yang dimiliki oleh SDN Mertak Kesambik sampai
sekarang yaitu 10002 HA.
Adapun letak SDN Mertak Kesambik sebagai berikut:
Sebelah Timur :Jalan Raya
Sebelah Barat : Perkampungan Warga
Sebelah Utara : Perkampungan Warga
Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk52
3. Sarana dan Prasarana SDN Mertak Kesambik Desa Beber
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
Untuk memperlancar proses pembelajaran di SDN Mertak
Kesambik, maka SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah dilengkapi oleh fasilitas atau
sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan.
Adapun fasilitas penunjang tersebut dapat dipaparkan dalam tabel 01
sebagai berikut:
52 Buku Panduan data SDN Mertak Kesambik, Dokumentasi, 07 April 2017
47
Tabel 01 Keadaan Fasilitas atau Sarana dan Prasarana SDN Mertak Kesambik
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/201753
No Nama Bangunan/Barang Jumlah 1
2
3
4
5
6
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Ruang Teori/Kelas
Ruang Perpustakaan
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang Laboratorium
Kamar Mandi/Wc Guru
Kamar Mandi/Wc Siswa
Rumah Penjaga Sekolah
Mesin Ketik
Rak Buku
Meja Guru Dan Tata Usaha
Kursi Guru Dan Tata Usaha
Meja Siswa
Kursi Siswa
Tempat Parkir
Lapangan Upacara
3
-
1
1
1
-
1
1
-
1
1
10
24
110
110
1
1
4. Struktur Organisasi SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
Sebagai suatu lembaga, maka struktur organisasi harus ada sebagai
gambaran terorganisasinya pembagian tugas dalam lembaga atau organisasi
tersebut, demikian pula dalam lembaga pendidikan sebab pengorganisasian
dan pengkoordinasian mutlak dibutuhkan demi efektifitas dan efisiensi kerja
53 Buku Register SDN Mertak Kesambik, Dokumentasi, 07 April 2017
48
untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang ditetapkan, untuk lebih jelasnya
struktur organisasi SDN Mertak Kesambik sebagai berkut:54
54 Papan data SDN Mertak Kesambik, Dokumentasi, 07 April 2017
KOMITE
Guru Kelas I
SISWA
KEPALA SEKOLAH
Sahrul H, S.Pd.I
H.M. AKMAL H.Sanusi, H.Yakub,S.Pd
Guru Kelas II
Guru Kelas III
Guru Kelas IV
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
Ilham,S.Pd M.Saidi,S.Pd
Leni K,S.Pd
M.Sanusi,S.Pd.I
H.Muslim,SH
49
5. Keadaan Guru dan Pegawai SDN Mertak Kesambik Desa Beber
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam pelakasanaan proses
pembelajaran. Guru berkewajiban mengerjakan dan menjelaskan materi
pembelajaran, membimbing, mengarahkan siswa ke arah pencapaian tujuan
pengajaran yang telah direncanakan, dalam hal ini dibutuhkan kemampuan
guru pendidik umum maupun guru agama, oleh karena itu kapasitas dan
kualitas guru merupakan faktor yang sangat penting. Mengenai keadaan guru
di SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten
Lombok Tengah tahun Pelajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 02 Nama Dewan Guru SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/201755
No Nama L/P Status Pendidikan
Maple I 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
H.Sanusi,H.Yakub,S.Pd
Sahrul H,S.Pd.I
M.Sanusi, S.Pd.I
Muslim, SH
Saprudin, S.PdI
M.Saidi,S.Pd
Ilham, S.Pd
Sri Ratna D, S.Pd.I
Ahmad Junaidi, S.Pd
Khairunnisa
L
L
L
L
P
L
L
P
LP
KPSK
GT
GT
GT
GT
GT
GTT
GTT
GTT
GTT
SI/Ekonomi
SI/Ekonomi
SI/Ekonomi
S I B.Indo
S I PAI
D II PGSD
SI/B.Indo
SI/B.Indo
SI/Biologi
S1/AP
Prakarya
Guru Kelas I
Guru Kelas II
Guru Kelas III
PAI
Guru Kelas IV
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
IPA
Prakarya
55 Buku Laporan SDN Mertak Kesambik, Dokumentasi, 07 April 2017
50
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru SDN Mertak Kesambik
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah memiliki latar
belakang pendidikan dan disiplin ilmu yang sama dengan profesi yang diemban
dalam lembaga SDN Mertak Kesambik, dan rata-rata dari para guru SDN Mertak
Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
berkualifikasi S1. Dengan kondisi tersebut, proses pendidikan dapat dilaksanakan
sesuai dengan program yang ditentukan sebelumnya dan akan mengarah pada
tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan oleh lembaga.
Selain dari itu juga, SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah memiliki beberapa pegawai dan tata
usaha. Hal ini berguna untuk memperlancar aktivitas kantor dan menyukseskan
program pembelajaran. Maka SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah memiliki pegawai yang mempunyai
kapabilitas terhadap tugasnya masing-masing.
Table 03 Nama Pegawai SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/201756
No Nama Bidang atau tugas 1
2
3
Yulianti
Aini
Rosmayanti
Tata usaha
Tata Usaha
Tata Usaha
56 Buku Laporan SDN Mertak Kesambik, Dokumentasi, 07 April 2017
51
6. Keadaan Siswa SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
Siswa merupakan subyek dari proses pembelajaran, oleh karena itu
kualitas siswa sangat diutamakan, kenyataan membuktikan bahwa jumlah
siswa lebih sedikit dalam proses pembelajaran akan semakin terkontrol dan
berkualitas, sebaliknya jumlah siswa yang terlalu banyak akan tidak efktif
dalam proses pembelajaran yang berlangsung disebabkan karena tidak
terkontrol oleh guru sebagai tenaga pengajar. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa jumlah siswa dan siswi SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak
133 siswa terdiri dari 54 siswa dan 79 siswi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 04 Data Kelas dan Siswa SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/201757
No Kelas Jenis kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
I
II
III
IV
V
VI
8
8
8
8
12
10
12
9
15
15
11
18
20
17
23
23
37
28
Total 54 79 133
57 Buku Register SDN Mertak Kesambik, Dokumentasi, 07 April 2017
52
7. Gambaran Umum Tentang Aktifitas Belajar Siswa SDN Mertak Kesambik
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
Adapun gambaran umum tentang aktivitas belajar siswa SDN Mertak
Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
adalah sebagai berikut:
1. Proses belajar mengajar antara guru (peneliti) dan siswa berjalan sesuai
dengan tata tertib yang telah ditetapkan sekolah.
2. Interaksi terus diciptakan antara guru dan siswa dalam hal aktifitas proses
belajar mengajar maupun di luar proses belajar mengajar.
3. Kedisiplinan selalu diterapkan kepada seluruh siswa SDN Mertak Kesambik
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
4. Kerapian didalam maupun diluar kelas selalu diperhatikan oleh pihak SDN
Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok
Tengah.58
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dilakukan
untuk mengetahui Penggunaan media visual dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PAI kelas V SDN Mertak Kesambik Desa Beber
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah tahun Pelajaran
2016/2017.
58 Sumber data, Observasi di SDN Mertak Kesambik, 8 April 2017
53
Penggunaan media visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI kelas V SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah tahun Pelajaran 2016/2017, Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus, yakni siklus pertama secara garis besar
terdapat beberapa tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), (4) evaluasi, dan (5) refleksi. Siklus
pertama dimulai dari tanggal 07 s/d 10 April 2017, dan siklus kedua dimulai
tanggal 14 s/d 17 April 2017.
Adapun data-data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas
ini berasal dari data hasil evaluasi dan data hasil observasi pada setiap siklus
yang telah direncanakan. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi yakni berupa
data kuantitatif dan data yang diperoleh dari hasil observasi berupa data
kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi ini berupa skor/nilai akhir
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar menggunakan media
visual Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi PAI Siswa Kelas V
Di SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017 yang diukur dengan ketuntasan
belajar siswa secara individu dan klasikal. Sedangkan data kualitatif ini
diperoleh dari hasil observasi yang memberikan gambaran tentang kegiatan
siswa dan guru pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dengan
menggunakan media visual Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang
Studi PAI Siswa Kelas V di SDN Mertak Kesambik Tahun Desa Beber
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Pelajaran 2016/2017.
54
1. Data Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan yang
dipersiapkan oleh guru bidang studi PAI dan peneliti sebagai observer
(pengamat) meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir)
2) Soal-soal Evaluasi (terlampir )
3) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
4) Lembar Observasi Aktivitas Guru
5) Menyiapkan Media Pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan yakni pada hari Jumat, Sabtu dan Senin yang terdiri dari
tanggal 07, 08 dan 10 April 2017. Pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Jumat tanggal 07 April 2017 dengan materi sifat terpuji para
Nabi yang diajarkan melalui media visual yang sesuai dengan materi
yang diajarkan oleh guru (peneliti) sebagai guru yang mengajar.
Pada pertemuan pertama ini dilakukan observasi mengenai
kegiatan siswa dan kegiatan guru selama proses pembelajaran
berlangsung yang dilakukan oleh guru. Semua hasil pengamatan yang
telah dilakukan peneliti (pengamat) tentang kekurangan-kekurangan
tindakan yang ada pada pertemuan pertama akan dilakukan perbaikan
pada pertemuan yang kedua pada siklus I.
55
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 08 April 2017,
dengan melanjutkan materi sifat terpuji para Nabi yang telah diajarkan pada
hari sebelumnya, yang berlangsung selama 2 x 45 menit. Pelaksanaan
tindakannya sama seperti pada pertemuan pertama namun, ada hal-hal pokok
yang diperbaiki yakni mengenai kekurangan-kekurangan yang ada pada
pertemuan pertama, seperti yang disarankan oleh observer (pengamat).
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 10 April 2017 dengan
mengadakan ulangan (evaluasi) dan membahas soal-soal ulangan yang telah
dijawab dan dikumpulkan oleh siswa selama 2 x 40 menit. Evaluasi ini
bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah
disampaikan sebelumnya. Segala kekurangan yang terjadi pada siklus I harus
sudah direvisi dan direfleksi kembali untuk melanjutkan tindakan pada siklus
berikutnya, jika pada siklus I ketuntasan belajar belum tercapai.
c. Observasi
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil Observasi di diperoleh dari pengamatan langsung di dalam
kelas yang dilakukan oleh peneliti sebagai observer (pengamat), dengan
mengisi lembar observasi aktivitas siswa yang telah dipersiapkan
sebelumnya oleh guru yang mengajar bersama peneliti. Tujuannya untuk
menilai kelangsungan dari proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
siswa. Observasi terhadap aktivitas siswa ini dilakukan dengan mengamati
perilaku siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Segala
aktivitas yang nampak pada diri siswa ditandai dengan tanda chek list
56
dalam lembar observasi aktivitas siswa sesuai dengan indikator/deskriptor
yang muncul. Hasil observasi aktivitas siswa secara rinci dapat dilihat
pada table dibawah ini.
Table 05 Data Observasi aktivitas siswa SDN Mertak Kesambik Desa Beber
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017
Keterangan No Kegiatan Ya Tidak 1 Memperhatikan penjelasan guru √ 2 Mendengarkan dengan aktif √ 3 Membaca dengan aktif √ 4 Berlatih dengan soal -soal √ 5 Berpikir kreatif √ 6 Berpikir Kritis √ 7 Mengemukakan pendapat √ 8 Menjelaskan √ 9 Berdiskusi √ 10 Mempresentasi laporan √ 11 Mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajaran √
12 Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran
√
13 Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-katanya sendiri
√
Dari hasil observasi kegiatan siswa di atas maka terdapat beberapa
kekurangan-kekurangan yang muncul pada aktivitas belajar siswa pada
siklus I ini yakni:
a) Masih banyak siswa yang tidak mempehatikan penjelasan guru dalam
proses pembelajaran.
b) Masih banyak siswa yang tidak mampu berfikir kritis tentang materi
yang diajarkan
57
c) Masih banyak siswa yang tidak mampu mengemukakan pendapat dalam
mengikuti proses pembelajaran seperti banyaknya siswa yang malu
bertanya kepada teman maupun gurunya, malu menjawab dan malu
untuk maju didepan kelas.
d) Masih banyak siswa yang tidak bias menjelaskan materi yang sudah
dijelaskan.
e) Masih banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugas berupa laporan
terkait materi
f) Masih banyak siswa ada yang tidak bisa menyimpulkan materi yang
bsudah diajarkan oleh guru.59
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai observer, untuk mengamati peneliti dengan mengisi
lembar observasi aktivitas guru yang telah dipersiapkan oleh peneliti
dengan tujuan melihat jalannya proses pembelajaran di dalam kelas.
Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan dengan mengamati prilaku
guru (peneliti) pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dapat
dilihat pada table di bawah ini.
59 Siswa kelas V tahun Pelajaran 2016/2017, Observasi, 07 April 2017
58
Table 06 Data Observasi Guru SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017
Keterangan No Kegiatan Ya Tidak 1 Menyiapkan RPP √ 2 Menyiapkan media yang akan digunakan dalamn
proses belajar mengajar √
3 Menentukan materi yang akan disampaikan √ 4 Menayangkan media visual kepada siswa sesuai
materi √
5 Guru menjelaskan tujuan dari media visual √ 6 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya √
7 Menjelaskan materi setelah peggunaan media visual
√
8 Pemberian tugas √ 9 Melakukan penilaian √ 10 Memberikan kesimpulan √
Adapun kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I untuk
aktivitas guru diantaranya sebagai berikut:
a) Guru tidak menjelaskan tujuan dari metode yang akan digunakan kepada
siswa dalam proses pembelajaran
b) Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang diberikan melalui media visual.
c) Guru tidak menjelaskan secara rinci tujuan dari metode yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran
d) Guru tidak memberikan dan menjelaskan kesimpulan kepada siswa dalam
proses pembelajaran.60
60 Observasi, Mertak Kesambik, 07 April 2017
59
d. Evaluasi
Setelah melakukan proses belajar mengajar sebanyak dua kali pertemuan
pada siklus I, maka pada pertemuan ketiga dari siklus I guru memberikan soal-
soal evaluasi/ulangan kepada siswa. Kemudian guru membahas ulang soal-soal
tersebut secara bersama-sama, setelah soal-soal tersebut dijawab dan
dikumpulkan oleh siswa. Evaluasi berlangsung selama 2 x 45 menit (2 jam
pelajaran). Bentuk soal evaluasinya berupa soal objektif dengan jumlah soal
sebanyak 20 butir soal dengan tingkat kesukaran soal yang berbeda-beda yakni
mulai dari soal yang mudah, sedang dan sulit. Penentuan jumlah skor masing-
masing soal mempunyai nilai 5 jika benar dan nilai 0 jika salah. Jawaban siswa
kemudian diperiksa dengan skor tertinggi 100 jika semua jawaban siswa benar
dan terendah 0 jika siswa tidak menjawab sama sekali. Melalui analisis
evaluasi belajar nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar siswa, dapat dilihat
pada tabel berikut:
60
Tabel 07 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I Siswa Kelas V SDN Mertak Kesambik Desa Beber
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.61
No Nama Nilai Tuntas
Ya Tidak 1 Harnawati 70 2 Muslaini 80 3 M. suharlan 60 4 Siti Zubaeda 55 5 Sahruni Rosilawati 70 6 Sukriadi 60 7 Tanwir 45 8 Yuliatun 75 9 Yanis Yani 60 10 M. Fauzi 70 11 M. habibi 75 12 M. Yunus 70 13 M. Syafi’i 75 14 Sopiaturrahmah 70 15 M. Subaedi 80 16 Yuliani 80 17 Joni Iskandar 70 18 Saparudin 75 19 M. fajri 80 20 Munawir Haris 70 21 Siti Fatimah 65 22 Siti Mujjadalah 75 23 Jaelani 85 24 Sri Hardianti 75 25 Khaerul Imroni 60 26 Taufik hidayat 70 27 Farida 75 28 Irma N 60 29 Melisa Ivani 75 30 Badri 70 31 Badarudin 80 32 Baharudin 75 33 Elisa SP 50
61 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I Siswa Kelas V SDN Mertak Kesambik.
Hasil Analisis Tes, 10 April 2017
61
34 Nindi M 55 35 Gina mulyani 50 36 Ema Malini 70 37 Nila Kusumawati 65
Jumlah 2545 Nilai Rata-rata 68,78
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SDN Mertak Kesambik
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran
2016/2017 Sebagai berikut:
1) Nilai Rata-rata Kelas :68,78
2) Jumlah Siswa :37
3) Jumlah Siswa yang Tuntas :26
4) Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas :11
5) Jumlah Siswa yang Tidak Ikut Evaluasi :0
6) Persentase Ketuntasan Klasikal :70,27%
Adapun persentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas yang
diperoleh siswa pada evaluasi I dari siklus I sebesar 70,27% dengan nilai rata-
rata kelas sebesar 68,78 dari 37 siswa yang mengikuti tes dengan perhitungan
sebagai berikut:
a) Ketuntasan Klasikal
kk = x/z x 100%
kk = 26/37 x 100%
= 70,27%
62
b) Nilai Rata-rata Kelas
R = ∑X/N
R = 2545/37
= 68,78
e. Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap siklus, pada tahap ini peneliti bersama-
sama guru mengkaji pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I, yakni
ketika peneliti sebagai guru yang mengajar sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan guru bidang studi sebagai observer. Hasil
refleksi digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki dan menyempurnakan
proses belajar mengajar pada siklus berikutnya.
Persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I
sebesar 70,27%, ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar yang
diperoleh siswa belum mencapai hasil yang diharapkan, karena persentase
ketuntasan belajar secara klasikal dikatakan berhasil apabila target pencapaian
≥ 85% dari jumlah siswa dalam kelas yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan
belajar individu. Berdasarkan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan pada siklus I, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, adapun perbaikan-perbaikan
yang harus dilakukan antara lain:
a. Perbaikan untuk siswa pada siklus I
1) Siswa harus memperhatikan secara seksama penjelasan yang diberikan
oleh guru di dalam kelas terutama terkait tugas yang diberikan.
63
2) Siswa harus menumbuhkan motivasi dalam diri mereka sendiri dengan
cara bertanya dan menjawab setiap pertanyaan dalam proses belajar
mengajar
3) Siswa harus memiliki minat belajar dengan cara selalu beradaptasi
dengan lingkungan sekolah baik diluar kelas maupun di dalam kelas
b. Perbaikan untuk kegiatan guru pada siklus I
1) Guru harus menguasai secara matang materi yang akan dipelajari, agar
materi tersebut selesai dibahas sebelum jam pelajaran berakhir.
2) Guru harus lebih optimal dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
agar, tujuan yang disampaikan guru menjadi lebih fokus.
3) Guru harus memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif untuk
berani maju di depan kelas dengan memberikan penilaian atau
penghargaan, sehingga siswa menjadi lebih aktif.62
4) Guru harus lebih menguasai kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai semaksimal mungkin.
5) guru harus bisa memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih serius
belajar dan lebih menguasai siswa dengan baik dengan tidak diam pada
satu tempat akan tetapi secara menyeluruh.
6) Meminta siswa mempelajari materi yang akan dipelajari dengan cara
meberikan pinjaman buku paket kepada siswa sehingga siswa menjadi
lebih paham terhadap materi yang akan disampaikan.63
62 Siswa Kelas V tahun Pelajaran 2016/2017, Observasi. Mertak Kesambik, 07 April 2017.
63 Observasi, , Mertak Kesambik, 07 April 2017
64
2. Data Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum siklus
penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Persiapan ini meliputi:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Soal-soal Evaluasi
3) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
4) Lembar Observasi Aktivitas Guru
5) Menyiapkan Media Pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Proses belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan yakni pada hari Selasa, Rabu, Kamis yang terdiri dari tanggal 25,
26 dan 27 April 2017. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Selasa tanggal
25 April 2017, adapun materi yang diajarkan berlangsung selama 2 x 45
menit atau 2 jam pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan oleh
peneliti sebagai guru yang mengajar. Pada pertemuan pertama juga
dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan guru pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung yang dilakukan oleh observer (pengamat)
yakni guru bidang studi yang dipilih oleh peneliti.
Semua hasil pengamatan tentang kekurangan-kekurangan tindakan
pada pertemuan kedua siklus II dicatat oleh pengamat. Dan kegiatan pada
65
siklus kedua ini berupa kegiatan sebagaimana yang telah dilakukan pada
siklus pertama, tetapi sudah dilakukan perbaikan-perbaikan atau tambahan-
tambahan berdasarkan hambatan atau kegagalan yang dijumpai pada siklus
pertama. Pada siklus I siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 10 orang akan diberikan bimbingan khusus pada saat proses
pembelajaran pada siklus II.
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu tanggal 26 April 2017,
adapun materi yang akan dibahas pada pertemuan kedua yakni melanjutkan
materi serta menyelesaikan tugas yang telah dibuat guru, yang berlangsung
selama 2 x 45 menit. Pada pertemuan kedua ini juga dilakukan observasi
aktivitas siswa dan guru.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 April
2017, dengan memberikan tes ulangan/soal-soal evaluasi kepada siswa
secara individu yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas pada
minggu sebelumnya. Dan pada pertemuan ketiga ini, guru bersama dengan
siswa membahas ulang soal-soal evaluasi yang telah dijawab dan
dikumpulkan oleh siswa, yang berlangsung selama 2 x 45 menit.
c. Observasi
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yang dilakukan guru
bidang studi sebagai observer dengan mengisi lembar observasi yang telah
dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti yang bertujuan untuk melihat
jalannya proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas.
66
Observasi terhadap aktivitas siswa ini dilakukan dengan mengamati
perilaku siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Segala
aktivitas yang nampak pada siklus II ini diberi tanda rumput pada lembar
observasi aktivitas siswa sesuai dengan indikator/deskriptor yang muncul.
Hasil analisis tentang aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada
table di bawah ini.
Table 08 Data Observasi aktivitas siswa Siklus II SDN Mertak Kesambik Desa Beber
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017
Keterangan No Kegiatan Ya Tidak 1 Memperhatikan penjelasan guru √ 2 Mendengarkan dengan aktif √ 3 Membaca dengan aktif √ 4 Berlatih dengan soal -soal √ 5 Berpikir kreatif √ 6 Berpikir Kritis √ 7 Mengemukakan pendapat √ 8 Menjelaskan √ 9 Berdiskusi √ 10 Mempresentasi laporan √ 11 Mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajaran √
12 Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran
√
13 Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-katanya sendiri
√
67
Dari hasil observasi kegiatan siswa yang dilakukan pada siklus II
ini, terjadi peningkatan yang baik dari aktivitas belajar siswa antara lain:
a) Hampir semua siswa sudah memperhatikan penejelasan guru dalam
proses pembelajaran.
b) Hampir siswa sudah mampu berfikir kritis tentang materi yang
diajarkan
c) Sudah banyak siswa yang mampu mengemukakan pendapat dalam
mengikuti proses pembelajaran seperti banyaknya siswa yang malu
bertanya kepada teman maupun gurunya, malu menjawab dan malu
untuk maju didepan kelas.
d) Sudah banyak siswa yang sudah bisa menjelaskan materi yang sudah
dijelaskan.
e) Sudah banyak siswa yang mau mengumpulkan tugas
a) Sudah banyak siswa yang bisa menyimpulkan materi yang bsudah
diajarkan oleh guru.64
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh guru
pendamping yakni guru bidang studi sebagai observer (pengamat), yang dipilih
oleh peneliti untuk mengamati peneliti dengan mengisi lembar observasi
aktivitas guru yang telah dipersiapkan oleh peneliti dengan tujuan melihat
jalannya proses pembelajaran di dalam kelas. Observasi terhadap aktivitas guru
64 Siswa kelas V tahun Pelajaran 2016/2017, observasi, 26 April 2017
68
dilakukan dengan mengamati prilaku guru (peneliti) pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung dapat dilihat pada table di bawah ini.
Table 09 Data Observasi Guru SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017
Ketrangan No Kegiatan Ya Tidak 1 Menyiapkan RPP √ 2 Menyiapkan media yang akan digunakan dalamn
proses belajar mengajar √
3 Menentukan materi yang akan disampaikan √ 4 Menayangkan media visual kepada siswa sesuai
materi √
5 Guru menjelaskan tujuan dari media visual √ 6 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya √
7 Menjelaskan materi setelah peggunaan media visual
√
8 Pemberian tugas √ 9 Melakukan penilaian √ 10 Memberikan kesimpulan √
Perbaikan yang nampak dilakukan oleh guru pada siklus II dapat
dilihat sebagai berikut:
a) Guru sudah menyiapkan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran
b) Guru sudah menyiapkan materi secara matang, ini terlihat dari guru tidak
menyiapkan ringkasan materi yang diajarkan sehingga materinya belum
selesai dibahas, waktunya sudah kehabisan.
c) Guru sudah optimal dalam penggunaan media pembelajaran
d) Guru sudah optimal dalam menyampaikan tujuan pembelajaran ini terlihat
dari tidak fokusnya tujuan yang disampaikan.
69
e) Guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan melalui media pembelajaran.
f) Setelah menjelasakan materi menggunakan media, guru sudah bisa
menjelaskan lebih lanjut tentang materi yang disampaikan.
g) Guru sudah memberikan tugas kepada siswa hal ini terlihat dari setelah
selesai materi guru langsung menyelesaikan proses belajar mengajar.
h) Di dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode, guru
sudah memberikan penilaian baik keaktifan maupun penilaian kegiatan
selama berlangsungnya pembelajaran.
i) Interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa sudah terjalin dengan
baik.65
d. Evaluasi
Setelah melakukan proses belajar mengajar sebanyak dua kali pertemuan
pada siklus II, maka pada pertemuan ketiga dari siklus II guru memberikan
soal-soal evaluasi/ulangan kepada siswa. Kemudian guru membahas ulang
soal-soal tersebut secara bersama-sama, setelah soal-soal tersebut dijawab dan
dikumpulkan oleh siswa. Evaluasi berlangsung selama 2 x 45 menit (2 jam
pelajaran). Bentuk soal evaluasinya berupa soal objektif dengan jumlah soal
sebanyak 20 butir soal dengan tingkat kesukaran soal yang berbeda-beda yakni
mulai dari soal yang mudah, sedang dan sulit. Penentuan jumlah skor masing-
masing soal mempunyai nilai 5 jika benar dan nilai 0 jika salah. Jawaban siswa
kemudian diperiksa dengan skor tertinggi 100 jika semua jawaban siswa benar
65 Observasi, Mertak Kesambik, 26 April 2017
70
dan terendah 0 jika siswa tidak menjawab sama sekali. Melalui analisis
evaluasi belajar nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar siswa, dapat dilihat
pada table berikut:
Tabel 09 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II Siswa Kelas V SDN Mertak
Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok TengahTahun Pelajaran 2016/2017.66
No Nama Nilai Tuntas
Ya Tidak 1 Harnawati 80 2 Muslaini 90 3 M. suharlan 85 4 Siti Zubaeda 55 5 Sahruni Rosilawati 85 6 Sukriadi 80 7 Tanwir 85 8 Yuliatun 90 9 Yanis Yani 90 10 M. Fauzi 85 11 M. habibi 80 12 M. Yunus 95 13 M. Syafi’i 85 14 Sopiaturrahmah 80 15 M. Subaedi 100 16 Yuliani 100 17 Joni Iskandar 80 18 Saparudin 80 19 M. fajri 80 20 Munawir Haris 95 21 Siti Fatimah 85 22 Siti Mujjadalah 85 23 Jaelani 90 24 Sri Hardianti 80 25 Khaerul Imroni 90 26 Taufik hidayat 85 27 Farida 90 28 Irma N 85
66 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II Siswa kelas V SDN Mertak Kesambik.
Analisis Hasil Tes, 27 April 2017
71
29 Melisa Ivani 80 30 Badri 85 31 Badarudin 90 32 Baharudin 80 33 Elisa SP 60 34 Nindi M 80 35 Gina mulyani 95 36 Ema Malini 95 37 Nila Kusumawati 80
Jumlah 3150 Nilai Rata-rata 85,13
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SDN Mertak
Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
Tahun Pelajaran 2016/2017 Sebagai berikut:
1) Nilai Rata-rata kelas :85,13
2) Jumlah Siswa :37
3) Jumlah Siswa yang Tuntas :35
4) Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas :2
5) Jumlah Siswa yang Tidak Ikut Evaluasi :0
6) Persentase Ketuntasan Klasikal :95%
Adapun persentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas yang
diperoleh siswa pada evaluasi II dari siklus II sebesar 95% dengan nilai
rata-rata kelas sebesar 85,13 dari 37 siswa yang mengikuti tes dengan
perhitungan sebagai berikut:
a) Ketuntasan Klasikal
kk =n/n x 100%
kk = 35/37 x 100%
= 95%
72
b) Nilai Rata-rata Kelas
R = ∑X/N
= 3150/37
= 85,13
Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa persentase ketuntasan
klasikal meningkat dari siklus sebelumnya, ini bearti proses pembelajaran pada
siklus II sudah dikatakan tuntas.
e. Refleksi
Adapun refleksi yang dilakukan pada siklus II adalah guru memberikan
penjelasan kepada siswa cara membuat kesimpulan atau menarik suatu
kesimpulan dari materi yang telah diajarkan, sehingga siswa paham dalam
menyimpulkan suatu materi.
Dilihat dari persentase ketuntasan yang diperoleh siswa pada siklus II
yakni sebesar 95% dengan nilai rata-rata 85,13 dari 37 siswa yang mengikuti
tes, maka hasil belajar yang diperoleh siswa sudah mencapai hasil yang
diharapkan, karena persentase ketuntasan belajar secara klasikal dikatakan
berhasil apabila target pencapaian ≥ 85% dari jumlah siswa dalam kelas sudah
memenuhi kriteria ketuntasan belajar individu.67
Dengan demikian Penggunaan media visual pada mata pelajaran PAI
kelas V SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten
Lombok Tengah tahun Pelajaran 2016/2017 dapat meningkatkan ketuntasan
67 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2002), h.
77.
73
hasil belajar PAI siswa kelas V SDN Mertak Kesambik tahun Pelajaran
2016/2017.
C. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research) yang telah ditetapkan yaitu diawali dengan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi sampai dengan refleksi yang
telah dipaparkan pada hasil penelitian.
Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan yakni pada hari Selasa,Rabu dan Kamis yang terdiri dari tanggal 25,
26 dan 27 April 2017. Pembelajaran dengan menggunakan media visual
sebagai media pembelajaran ini menekankan kepada pemakaian media
pembelajaran berupa media visual.
Perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap
dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan
pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner dalam Arsyad,
ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive),
pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh
‘pengalaman’ (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.68
Dalam proses pembelajaran ini guru (peneliti) meminta beberapa orang
siswa untuk mendeskripsikan materi tentang Sifat Terpuji Para Nabi, setelah
terlebih dahulu guru yang menjelaskan materi tersebut. Pada pembelajaran
68 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 7.
74
dengan menggunakan metode media visual ini, guru membimbing siswanya
dengan penuh perhatian, baik kepada siswa yang memiliki kemampuan yang
lamban maupun kepada siswa yang memiliki kemampuan yang cepat. Mereka
diberikan kesempatan yang sama untuk mendiskripsikan Sifat Terpuji Para
Nabi tersebut tanpa melihat tingkat kecerdasan masing-masing siswa. Akan
tetapi semua siswa akan tetap diberikan latihan dan soal evaluasi yang sama
dan dikerjakan secara individu.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh pada siklus I, pada pokok
bahasan Sifat Terpuji Para Nabi, persentase ketuntasan yang diperoleh siswa
kelas V SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten
Lombok Tengah tahun Pelajaran 2016/2017sebesar 70,27% dengan nilai rata-
rata sebesar 68,78 dari 37 siswa yang mengikuti pembelajaran dan evaluasi
hasil belajar, akan tetapi yang tuntas sebanyak 26 orang. Hasil persentase pada
siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal yang diharapkan yaitu ≥
85%. Hasil observasi pada siklus I untuk aktifitas siswa dapat dikatakan cukup
baik sedangkan untuk aktivitas guru dapat dikatakan baik, walaupun masih
terdapat beberapa kekurangan-kekurangan yang muncul pada aktivitas siswa
dan guru, namun dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya.
Sedangkan pada siklus II pada pokok bahasan Sifat Terpuji Para Nabi,
persentase ketuntasan yang diperoleh siswa kelas V SDN Mertak Kesambik
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah tahun
Pelajaran 2016/2017sebesar 95% dengan nilai rata-rata sebesar 85,13 dari 37
siswa yang mengikuti pembelajaran dan evaluasi hasil belajar, akan tetapi yang
75
tuntas sebanyak 35 orang. Hasil persentase pada siklus II sudah mencapai
ketuntasan belajar klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85%.
Jadi, guru harus memperhatikan strategi belajar mengajar yang dapat
mengaktifkan siswa, dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa
sehingga, siswa menjadi lebih bergairah dalam belajar dan menjadikan proses
pembelajaran menjadi lebih bermakna, dan guru harus memperhatikan materi
atau bahan ajar yang sesuai dengan strategi yang digunakan. Selain itu, guru
juga harus memperhatikan keadaan individu, seperti minat, kemampuan, dan
latar belakangnya.
Dengan demikian penggunaan media visua masalah sebagai media
pembelajaran akan memberikan kontribusi yang sangat tinggi dalam proses
belajar mengajar di sekolah karena, guru memberikan kesempatan kepada
setiap individu untuk mengalami langsung proses pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa. Ketercapaian ketuntasan belajar pada siklus I dan II menunjukkan
bahwa Penggunaan media visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI kelas V SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah tahun Pelajaran 2016/2017 dapat
meningkatkan ketuntasan hasil belajar PAI siswa kelas V SDN Mertak
Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah
tahun Pelajaran 2016/2017.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa penggunaan media pembelajaran visual dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Bidang Studi PAI Siswa Kelas V Di SDN Mertak Kesambik Desa
Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran
2016/2017 mengalami peningkatan persenatase ketuntasan Prestasi belajar
secara klasikal pada tiap-tiap siklus, dimana pada siklus I persentase yang
didapat sebesar 70,27% dengan rata-rata sebesar 68,78 dari jumlah siswa 37
orang sedangkan yang tuntas sebanyak 26 orang siswa.
Sedangkan pada siklus II meningkat persentase yang didapat sebesar
95% dengan nilai rata-rata sebesar 85,13 dari jumlah siswa 37 orang
sedangkan yang tuntas sebanyak 35 orang siswa. Ini berarti telah mencapai
target yang ideal yakni ≥ 85%. Dan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I
dengan kategori kurang baik, dan mengalami peningkatan pada siklus II
dengan kategori baik, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator keberhasilan
penelitian tindakan ini telah tercapai baik secara individu maupun secara
klasikal, dengan aktivitas belajar siswa minimal kategori baik dalam proses
pembelajaran PAI.
76
77
5.2 Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan
Batukliang Kabupaten Lombok Tengah agar selalu mengambil kebijakan
untuk menerapkan media dalam proses pembelajaran, baik media jadi,
media buatan, maupun media yang sudah tersedia di alam.
2. Kepada guru PAI dan guru yang lainnya hendaknya melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti yang
diharapkan.
3. Bagi siswa, diharapkan selalu menumbuhkan rasa percaya diri/mental
yang kuat, dan saling menghargai pendapat orang lain bukan malah
menertawainya.
4. Kepada peneliti lain disarankan untuk melanjutkan penelitian tentang
penerapan metode pembelajaran menggunakan media visual sebagai media
pembelajaran.
78
DAFTAR PUSTAKA Anonim, Manajmen Berbasis Sekolah, Bandung: Rosda Karya, 2003.
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 2002.
Association for Education and Communication Technology (AECT)
Daytori, Belajar dan Pemblajaran, Bandung: Rosda Karya, 2000.
DEPDIKNAS, Manajmen peningkatan mutu berbasis sekolah, Jakarta, 2002.
Djamarah, Problem based instruction, Jakarta: Algesindo, 2002.
Dymiati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran,, Jakarta: Rineka Cipta,1999
Gagne, The Condition Of Learning, Bandung: Rosda Karya, 2010
Hamalik, Keterampilan dalam Belajar, Surabaya: Balai Pustaka, 2005
Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif , Yogyakara, 2009
http/www. Wordpress. Tgl 18 Januari 2017.
Ibrahim, Metode Pembelajaran, Surabaya: Pustaka Insani, 1946.
Koyo K dan Zulkarimen Nst (1983)
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran , Bandung : CV Wacana Prima, 2008
M. Dalyono, Belajar Menggunakan Panca Indra, Jakarta:PT.Rineka Cipta, 1984
Mardalis, Metodologi Riset, Yogyakarta:BPFE-UI, 2004.
Margono, Metodologi Research , Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.
Nanang Fattah, Pendidikan di Indonesia, Jakarta:Rineka Cipta, 2006
Nanang H., Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama, 2010.
79
Oemar Hamalik, Keterampilan dalam Belajar, Surabaya: Balai Pustaka, 2005
PP Nomor 19 tahun 2005
Rostiyah, Keterampilan Dalam Belajar, Surabaya: Balai Pustaka, 1985
Ruminiati . Education Association (NEA)
Slameto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2003.
Sudarman Danim, Tujuan Pembelajaran, Bandung:Rosda Karya, 2000.
Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Rosda Karya, 2008
Syaiful, Model-model Pembelajaran, Bandung: Rosda Karya, 1997
Thomas F. Saton, Teori Pendidikan , Jakarta:Rineka Cipta, 2006.
Tim Arafah, PAI untuk Sekolah Dasar KelasV, Semarang: Aneka Ilmu, 2007
UU No.20 Tahun 2003
Yunus, Pembelajaran di Kelas, Bandung: Rosda Karya, 1942
80
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS I DAN SIKLUS II
Asal Sekolah : SDN Mertak Kesambik Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : V / 2 Standar Kompetensi : 9. Membiasakan perilaku terpuji Kompetensi Dasar : 9.2 Meneladani perilaku Para Nabi Allah SWT Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan) Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat meneladani prilaku terpuji para Nabi menegakkan ajaran Islam 2. Siswa dapat meneladani jiwa kepemimpinan Para
Nabi Allah SWT Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa
hormat dan perhatian ( respect ) , Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ), Ketulusan (Honesty ), Integritas ( integrity ) , Peduli ( caring ) dan Jujur ( fairnes ).
Materi Pembelajaran : Prilaku Terpuji Para Nabi Allah SWT Metode Pembelajaran: 1. Siswa diberikan pembelajaran menggunakan media
yaitu media visual berupa CD tentang kisah prilaku terpuji para Nabi Allah SWT
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi : siswa diminta untuk memahami materi prilaku terpuji
melalui media visual
b. Motivasi : Guru memberikan pertanyaan tentang materi nprilaku terpuji
yang ditayangkan melalui media visual
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikaan penjelasan tentang materi prilaku terpuji melalui
media visual
81
b. Setelah selesai pelajaran guru melakukan tanya jawab.
c. Setelah selesai tanya jawab guru membrikan tugas kepada siswa.
d. Masing-masing siswa mengumpulkan tugas kepada guru.
3. Kegiatan Akhir
a. Refleksi
b. Penilaian
Alat / Sumber Belajar: 1. Teks kisah kisah prilaku terpuji para Nabi Allah SWT
2. Buku Pendidikan Agama Islam
3. Buku-buku kisah Sahabat Nabi
4. Kaset/CD tentang tentang kisah sahabat Nabi
5. Pengalaman guru
Mengetahui, Guru Pendidikan Agama Islam
(Saprudin,S.PdI)
…….……..,…………………20……. Peneliti
(Warni Murti)
82
LAMPIRAN 2
Soal siklus I dan siklus II
1. Janji Nabi Adam a.s kepada Allah SWT adalah a. Tidak melakukan kesalahan lagi b. Akan mengulangi kesalahann di dunia c. Mengakui kesalahan yang telah dilkukan d. Melestarikan alam dunia
2. Setiap orang yang berbuat kesalahan harus a. Putus asa b. Beralasan c. Bertobat d. menangis
3. Semenjak kecil Nabi Muhammad SAW bersifat rajin dan … a. Mandiri b. Boros c. Manja d. Merepotkan orang tua
4. Tobatnya Nabi Adam a.s disebut Tobat a. Nasuha b. Bohong c. Pura-pura d. Mengulang lagi
5. Bertobat artiunya ………..perbuatan yang dilakukannya a. Mengulangi b. Menyesali c. Membiarkan d. Membanggakan
6. Sikap seorang mukmim terhadap prilakuy Nabi Muhammad SAW seharusnya a. Menyaksikannya b. Meneladani c. Membicarakannya d. Memperhatikannya
7. Nabi Muhammad SAW dipercaya mengembala Kmbing karena memiliki sifat a. Diam b. Banyak bicara c. Bertanggung jawab d. Disiplin
83
8. Nabi Muhammad memiliki sifat Amanah Yang artinya a. Dapat dipercaya b. Jujur c. Bertanggung jawab d. Disiplin
9. Nabi Adam a.s melanggar larangan Allah disebabkan tipu daya a. Malaikat b. Iblis c. Manusia d. Jin
10. Mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT. kepada Nabi Musa a.s adalah … a. Kekayaannya b. Kedudukannya c. Budi pekertinya d. Ketamanannya
11. Berikut ini yang merupakan prilaku terpuji … a. Pemarah b. Pemalas c. Penyabar d. Pemberontak
12. Nabi Musa a.s dikenal memiliki sifat a. Angkuh b. Penakut c. Kejam d. Pemberani
13. Prilaku yang patut diteladani dari Nabi Isa a.s antara lain a. Dapat menyembuhkan penyakit b. Sombong karena punya ilmu c. Takut menghadapi musuh d. Berani membela kebenaran
14. Sifat wajib yang dimiliki nabi dan rasxul allah SWT yang berarti cerdas adalah a. Siddiq b. Amanh c. Fathonah d. Tabligh
15. Prilaku terpuji atau juga disebut a. Akhlaqul mazmumah b. Akhlaqul marhamah c. Akhlaqul mahmudah
84
d. Akhlaqul mahfudah 16. Tablig artinya
a. Jujur b. Cerdas c. Dapat dipercaya d. menyampaikan
17. Rasul bersifat siddiq artinya a. Jujur b. Cerdas c. Amanah d. Dapat dipercaya
18. Lanufarriqu maksudnya a. Tidak boleh membantah b. Wajib beriman kepada rasul c. Tidak boleh membedakan d. Wajib meneladani prilaku
19. Perilaku yang tidak dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW adalah a. Patah semangat b. Percaya diri c. Jujur d. Hemat
20. Berikut yang bukan merupakan sifat terpuji yang dimiliki oleh para Nabi adalah a. Mendapat rahmat b. Mendapat figur teladan c. Mendapat pahala d. Mengerti adanya kehidupan akhirat
85
LAMPIRAN 3
Jawaban soal siklus I dan Siklus II
1. C
2. C
3. A
4. A
5. B
6. B
7. C
8. A
9. B
10. C
11. C
12. D
13. D
14. A
15. B
16. D
17. B
18. D
19. A
20. B
2
3
4
5
6
7