Download - Ika Mardiatul Ulfa Hal. 24-33
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 24
PERBEDAAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI ASI EKSKLUSIF
DENGAN PENGGANTI ASI PADA BAYI USIA 6-9 BULAN DI WILAYAH
KERJAPUSKESMAS PEKAUMAN
TAHUN 2012
Ika Mardiatul Ulfa1, Nurhamidi2 1. Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
2. Poltekkes Banjarbaru Kalimantan Selatan
ISSN : 2086 – 3454
VOL 11. NO 11 EDISI 07 JULI 2013 HAL (24 - 33)
ABSTRAK
Angka kesakitan diare sekitar 200-400 diantara 1000 penduduk setiap
tahunnya. Di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta
kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) penderita ini adalah anak
dibawah umur 5 tahun Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan kejadian
diare pada bayi ASI Eksklusif dengan Pengganti ASI pada bayi usia 6-9 bulan.
Populasi penelitian adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi berumur 6-9
bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif dan Pengganti Asi yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Pekauman dan yang menjadi sampel adalah sebagian dari
populasi dengan teknik Purposive Sampling berjumlah 66 bayi. Metode Penelitian
ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional,
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan alat yaitu
pedoman wawancara, kemudian diuji dengan uji Chi Square. Hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan kejadian diare bayi ASI Eksklusif dan Pengganti
ASI, hal ini dapat dilihat bahwa bayi dengan pengganti asi lebih banyak
mengalami diare yaitu dengan jumlah responden 24 bayi (72,7%). ada perbedaan
kejadian diare pada bayi ASI Eksklusif dengan Pengganti ASI pada bayi usia 6-9 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Pekauman 2012.
Kata Kunci : Diare, ASI Eksklusif dengan Pengganti ASI
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 25
PENDAHULUAN
Diare sampai saat ini masih
menjadi masalah utama di
masyarakat yang sulit untuk
ditanggulangi. Dari tahun ke tahun
diare tetap menjadi salah satu
penyakit yang menyebabkan
mortalitas dan malnutrisi pada anak.
Menurut data World Health
Organization (WHO) pada tahun
2009, diare adalah penyebab
kematian kedua pada anak dibawah 5
tahun. Secara global setiap tahunnya
ada sekitar 2 miliar kasus diare
dengan angka kematian 1.5 juta
pertahun.(WHO,2009) .
Pemberian makanan pada
bayi dan anak usia 0-24 bulan yang
optimal menurut Global Strategy on
Infant and Young Child Feeding
(WHO/Unicef, 2002) adalah:
menyusui bayi segera setelah lahir;
memberikan ASI eksklusif yaitu
hanya ASI saja tanpa makanan dan
minuman lain sampai bayi berumur 6
bulan; memberikan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang
tepat dan adekuat sejak usia 6 bulan;
dan tetap meneruskan pemberian
ASI sampai usia anak 24 bulan. Pada
tahun 2005, 80% bayi di Indonesia
tidak lagi menyusu sejak 24 jam
pertama sejak mereka lahir, dimana
seharusnya ibu memberikan ASI
yang merupakan makanan utama
yang sangat diperlukan bayi .
Setiawan pada (2005) dari
hasil penelitian menyebutkan 64 %
bayi yang diberi ASI Eksklusif tidak
mengalami diare. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan
antara pemberian ASI eksklusif
dengan kejadian diare. Penelitian
Setiawan(2005) menyebutkan bahwa
semakin lama bayi diberi ASI secara
eksklusif semakin kecil
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 26
kemungkinan bayi untuk terkena
kejadian diare.( Setiawan,2005) .
Berdasarkan hasil studi
pendahuluan di Puskesmas
Pekauman dari 5 orang responden, 3
bayi yang diberikan Asi Eksklusif
tidak pernah mengalami diare
sedangkan 2 bayi yang diberikan
Pengganti ASI 1 bayi diantaranya
mengalami diare dengan frekuensi 3
x (kali) dalam kurun waktu 6 bulan.
Dari hasil wawancara yang diperoleh
diatas peneliti belum mengetahui
secara pasti apakah terdapat
perbedaan kejadian diare pada bayi
ASI Eksklusif dengan Pengganti
ASI. Tujuan melakukan penelitian
untuk mengetahui perbedaan diare
pada bayi ASI Eksklusif dengan
Pengganti ASI pada bayi usia 6-9
bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekauman Tahun 2012.
BAHAN DAN METODE
Populasi penelitian adalah
seluruh ibu-ibu yang mempunyai
bayi berumur 6-9 bulan yang
mendapatkan ASI Eksklusif dan
Pengganti Asi yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Pekauman
dan yang menjadi sampel adalah
sebagian dari populasi dengan teknik
Purposive Sampling berjumlah 66
bayi. Metode Penelitian ini
menggunakan metode survei analitik
dengan pendekatan cross sectional,
pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara menggunakan alat yaitu
pedoman wawancara, kemudian diuji
dengan uji Chi Square. . Variabel
penelitian ini adalah ASI Eksklusif,
pengganti ASI (variabel independen)
dengan kejadian diare pada bayi
(variabel dependen). Jenis data yang
diperoleh berupa data primer yang
diperoleh secara langsung dari orang
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 27
tua bayi yang berumur 6-9 bulan
dengan metode wawancara
menggunakan pedoman wawancara.
Analisis data didapatkan secara
analitik dan untuk melihat adanya
hubungan diuji dengan uji Chi
Square.
HASIL
Tabel 1.1 Distribusi Kejadian Diare Pada Bayi Usia 6-9 Bulan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Tahun 2012.
Kejadian Diare n % Diare 6 18.2
Tidak Diare 27 81.8 Jumlah 33 100
(Sumber Data : Data Primer,2012)
Berdasarkan tabel 1.1 diatas
menunjukkan bahwa pada bayi usia
6-9 bulan dengan pemberian ASI
Eksklusif yang mengalami diare
(18,2%)
Tabel 1.2 Distribusi Usia Kejadian Diare Bayi ASI Eksklusif
Usia Diare (bulan) n % 1 2 33,3 2 1 16,7 3 0 0 4 2 33,3 5 0 0 6 1 16,7
(Sumber Data : Data Primer,2012)
Berdasarkan tabel 1.2 diatas
menunjukkan bahwa bayi yang
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 28
diberi ASI Eksklusif terbanyak
mengalami diare pada usia 1 bulan
dan 4 bulan (33,3%).
Tabel 1.3 Distribusi Kejadian Diare Pada Bayi Usia 6-9 Bulan Dengan Pemberian Pengganti ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Tahun 2012.
Kejadian Diare n % Diare 24 72.7
Tidak Diare 9 27.3 Jumlah 33 100
(Sumber Data : Data Primer,2012)
Berdasarkan tabel 1.3 diatas
menunjukkan bahwa pada bayi usia
6-9 bulan dengan pemberian
Pengganti ASI yang mengalami
diare (72,7%).
Tabel 1.4 Distribusi Usia Kejadian Diare Bayi Pengganti ASI
Usia Diare (bulan) n % 1 2 8,3 2 1 4,2 3 7 29.2 4 5 20.8 5 5 20.8 6 4 16.7
Jumlah 24 100
(Sumber Data : Data Primer,2012)
Berdasarkan tabel 1.4 diatas
menunjukkan bahwa bayi yang
diberi Pengganti ASI terbanyak
mengalami diare pada usia 3 bulan
(29,2%).
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 29
Tabel 1.5 Distribusi Perbedaan Kejadian Diare Bayi ASI Eksklusif dengan Pengganti ASI pada bayi usia 6-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Tahun 2012
Konsumsi Bayi Kejadian Diare Jumlah Diare Tidak Diare
N % n % n % ASI 6 18,2 27 81,8 33 100 Pengganti ASI 24 72,7 9 27,3 33 100 Jumlah 30 45,45 36 54,55 66 100
(Sumber : Data Primer, 2012)
Berdasarkan tabel 1.5 diatas
menunjukkan bahwa bayi dengan
pengganti asi lebih banyak
mengalami diare (72,7%).
Berdasarkan hasil analisis dengan uji
statistic Chi-Square didapatkan nilai
probabilitas (p) = 0.000 dan nilai α =
0,05 yang berarti nilai p < α, Ho =
ditolak, Ha = diterima maka ada
perbedaan kejadian diare pada bayi
ASI Eksklusif dengan Pengganti ASI
pada bayi usia 6-9 bulan di Wlayah
Kerja Puskesmas Pekauman Tahun
2012.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk
melihat perbedaan kejadian diare
pada bayi ASI Eksklusif dengan
Pengganti ASI pada bayi usia 6-9
bulan di Puskesmas Pekauman tahun
2012.
1. Kejadian diare pada bayi usia
6-9 bulan dengan pemberian
ASI Eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Pekauman
tahun 2012.
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan
bahwa pada bayi usia 6-9 bulan
dengan pemberian ASI Eksklusif
yang mengalami diare (18,2%). Hal
ini bisa disebabkan kejadian diare
pada bayi dapat dipengaruhi oleh
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 30
beberapa faktor antara lain salah
satunya pemberian ASI eksklusif
pemberian ASI eksklusif pada bayi
sampai berusia 4-6 bulan, akan
memberikan kekebalan kepada bayi
terhadap berbagai macam penyakit
karena ASI adalah cairan yang
mengandung zat kekebalan tubuh
yang dapat melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi bakteri,
virus, jamur dan parasit. Oleh karena
itu, dengan adanya zat anti infeksi
dari ASI, maka bayi ASI eksklusif
dapat terlindung dari penyakit diare.
(Dina,2005).
Hasil penelitian menunjukkan
bayi yang mendapatkan ASI
Eksklusif dari 33 bayi hanya 6 bayi
yang mengalami diare, ini
dikarenakan komposisi yang
terkandung dalam ASI yaitu salah
satunya Lactobacillus yang berfungsi
menghambat pertumbuhan
mikroorganisame seperti bakteri
E.Coli yang dapat menyebabkan
diare pada bayi. Bayi yang
mendapatkan ASI Eksklusif yang
mengalami diare, hal ini bisa
disebabkan bayi mengalami infeksi
dari luar misalnya ibu kurang
menjaga personal hygiene pada
payudara, sehingga hal ini dapat
berpengaruh pada bayi.
2. Kejadian diare pada bayi usia
6-9 bulan dengan pemberian
Pengganti ASI di wilayah
kerja Puskesmas Pekauman
tahun 2012.
Berdasarkan tabel 1.3
menunjukkan bahwa pada bayi usia
6-9 bulan dengan pemberian
Pengganti ASI yang mengalami
diare (72,7%). Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Puspaningrum
(2006), didapatkan hasil bahwa
persentase bayi Pengganti ASI lebih
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 31
sering mengalami diare
dibandingkan bayi ASI Eksklusif
(Puspaningrum,2006). Sebagian
besar ibu-ibu memberikan ASI
sebagai sumber utama nutrisi bayi,
tetapi bayi juga bisa menerima air
dan minuman (misalnya air yang
berwarna/ berasa, teh, cairan infus )
,jus buah-buahan, cairan rehidrasi
oral dan cairan ritual (dalam jumlah
terbatas) ASI sebagai sumber utama
nutrisi bayi hal ini disebut ASI
Predominan. Sedangkan ibu-ibu
yang lain memberikan ASI Partial
yaitu Bayi diberi ASI dan Susu
Formula dalam jumlah 50%-50%
(Dyah,2006)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu-ibu masih
kurang kesadarannya untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya, mungkin hal ini bisa
disebabkan kurangnya informasi
mengenai pentingnya pemberian ASI
Eksklusif, padahal bayi yang disusui
dengan ASI Eksklusif dapat
menerima antibody dari ASI yang
akan melindunginya dari penyakit.
3. Perbedaan kejadian diare
pada bayi usia 6-9 bulan
dengan pemberian ASI
Eksklusif dan Pengganti ASI
di wilayah kerja Puskesmas
Pekauman tahun 2012.
Berdasarkan hasil uji statistic
dengan menggunakan uji Chi-Square
pada tabel 1.5 menunjukkan adanya
perbedaan kejadian diare bayi ASI
Eksklusif dan Pengganti ASI, hal ini
dapat dilihat bahwa bayi dengan
pengganti asi lebih banyak
mengalami diare yaitu dengan
jumlah responden 24 bayi (72,7%).
Makanan terbaik bagi bayi
sebenarnya bukanlah susu formula
tetapi ASI Eksklusif. ASI Eksklusif
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 32
adalah makanan terbaik yang harus
diberikan pada bayi karena
didalamnya terkandung hamper
semua zat gizi yang dibutuhkan oleh
bayi. Tidak ada yang dapat
menggantiakn ASI karena ASI
didesain khusus untuk bayi,
sedangkan komposisi susu sapi (susu
sapi segar atau susu formula yang
sudah diformulasikan khusus untuk
bayi), sangat berbeda sehingga tidak
dapat menggantiakan ASI (Yuliarti:
2010). Hasil penelitian menunjukkan
bayi yang diberikan Pengganti ASI
berupa susu formula lebih banyak
mengalami diare, hal ini bisa
disebabkan dalam proses
pengolahannya dapat beresiko
terkontaminasi karena bisa terjadi
ibu kurang menjaga kebersihan botol
dan dotnya yang seharusnya direbus
sebelum digunakan untuk menjamin
kebersihannya. Sedangkan pada
proses pemberian ASI bayi dapat
langsung disusukan tanpa harus
menggunakan dot, kecuali bagi ibu
yang bekerja. Kadang-kadang
kesalahan kecil waktu
mempersiapkan susu formula ini,
bisa membuat bayi mengalami diare.
Karena bayi yang diberikan susu
formula tidak mempunyai kekebalan
terhadap penyakit, misalnya diare.
Hasil analisis dengan uji statistic
Chi-Square didapatkan nilai
probabilitas (p) = 0.000 dan nilai α =
0,05 yang berarti nilai p < α, Ho =
ditolak, Ha = diterima Ada
perbedaan kejadian diare pada bayi
dengan pemberian ASI Eksklusif
dengan pemberian Pengganti ASI
pada bayi usia 6-9 bulan di
Puskesmas Pekauman tahun 2012.
DAFTAR PUSTAKA
1. Akademi Kebidanan Sari Mulia. 2011. Pedoman
Perbedaan Kejadian Diare Pada Bayi ASI Ekslusif dengan Pengganti ASI 33
Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Banjarmasin.
2. Arifin S dkk. 2010. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Banjarmasin.
3. Dewi VNL. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
4. Dinkes Kota Banjarmasin.2011.Laporan Tahunan 2011.Banjarmasin.
5. Hidayat AA. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
6. Kristiyanasari W. 2009. ASI, Menyusui, & Sadari.Yogyakarta. Nuha Medika.
7. Notoatmojo S. 2005. Metedeologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
8. Notoatmojo S. 2010. Metedeologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
9. PERSAGI. 2009. Kamus Gizi. Jakarta: PT.Kompas Media Nusantara.
10. Prabantini D. 2010. A to Z Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: ANDI.
11. Proverawati A dkk. 2010. ASI dan Menyusui. Yogyakarta. Nuha Medika.
12. Purnamasari UD. 2006. dyah-purnamasari.blog.unsoed.ac.id/files/.../ASI-EKSKLUSIF-PDF.p....Diakses tanggal 21 Juni 2012.
13. Puspaningrum C. 2006. http: // litbangstikesalirsyad.files.wordpress.com /2008/01/ perbedaan-frek-diare.pdf. Diakses tanggal 15 Maret 2012.
14. Sanusi. 2011. http://sanusingawi.wordpress.com/2011/04/15/skripsi-keperawatan-diare/. Diakses tanggal 7 Maret 2012.
15. Suraatmaja S. 2005. Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto.
16. Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi & Anak.Yogyakarta. Nuha Medika.
17. Roesli U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.